Pengaruh kinerja terhadap hubungan antara anggaran pelatihan dengan laba perusahaan Pengaruh kinerja terhadap hubungan antara anggaran pengembangan dengan laba perusahaan

85 dan substitusi dari produk yang dijual. Pengetahuan yang baik dan skill yang baik akan mempermudah salesman mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

4.6.4 Pengaruh kinerja terhadap hubungan antara anggaran pelatihan dengan laba perusahaan

Berdasarkan hasil SPSS, hasil penelitian pada tabel 4.12 menunjukkan bahwa nilai signifikansi kinerja mempengaruhi hubungan antara anggaran pelatihan dengan laba perusahaan sebesar 0.055 0.05, sehingga kinerja tidak mempengaruhi hubungan antara pelatihan dengan laba perusahaan. Jumlah total penjualan perusahaan yang digunakan sebagai indikator kinerja adalah Rp 252.814.106.327 pada tahun 2012, Rp 227.229.899.832 pada tahun 2013, Rp 282.032.966.069 pada tahun 2014. Anggaran pelatihan yang dianggarkan perusahaan sebesar Rp161.377.000 pada tahun 2012, Rp 164.280.000 pada tahun 2013, dan Rp 170.425.000 pada 2014. Dari data di atas dapat dilihat dalam 3 tahun terjadi penurunan total penjualan pada tahun 2013 sedangkan anggaran pelatihan yang disusun perusahaan tetap meningkat setiap tahunnya, hal ini bisa saja disebabkan karena, perusahaan dalam menyusun anggaran lebih melihat Universitas Sumatera Utara 86 laba pada tahun sebelumnya atau jumlah karyawan pada perusahaan. Umumnya pelatihan ditujukan kepada karyawan baru. Karyawan baru ada yang belum memiliki pengalaman kerja, ada juga yang telah memiliki pengalaman kerja, namun biasanya karyawan baru pada perusahaan adalah karyawan yang belum memiliki pengalaman bekerja, sehingga dalam menyusun anggarannya perusahaan menganggap bahwa semua karyawan baru belum memiliki pengalaman atau kinerja.

4.6.5 Pengaruh kinerja terhadap hubungan antara anggaran pengembangan dengan laba perusahaan

Berdasarkan hasil SPSS, hasil penelitian pada tabel 4.12 menunjukkan bahwa nilai signifikansi kinerja mempengaruhi hubungan antara anggaran pengembangan terhadap laba perusahaan sebesar 0.002 0.05 dan nilai koefisiennya 1.08, sehingga kinerja mempengaruhi hubungan secara positif antara anggaran pengembangan dengan laba perusahaan, namun kinerja memperlemah hubungan antara anggaran pengembangan dengan laba perusahaan. Dapat dilihat dari tabel 4.11 nilai koefisiennya 59.239 menjadi 1.08 setelah dimasukkan variabel moderasi. Jumlah total penjualan perusahaan yang digunakan sebagai indikator kinerja adalah Rp 252.814.106.327 pada tahun 2012, Rp Universitas Sumatera Utara 87 227.229.899.832 pada tahun 2013, Rp 282.032.966.069 pada tahun 2014. Anggaran pengembangan dianggarkan sebesar Rp 143.511.000 pada tahun 2012, Rp 146.925.000 pada tahun 2013, dan Rp 153.042.000 pada tahun 2014. Menurut Jackson, Schuler, dan Werner 2009:211 Pengembangan merupakan aktivitas-aktivitas yang dimaksudkan untuk meningkatkan kompetensi untuk jangka panjang sebagai antisipasi atas kebutuhan masa datang. Perusahaan menganggarkan sejumlah dana yang digunakan untuk membangun kualitas SDM, karena penting bagi perusahaan untuk dapat selalu menjadi yang utama diindustri yang sedang dijalani. Perubahan pasar yang kian dinamis, menuntut perusahaan untuk terus meningkatkan skill karyawan. Kinerja mempengaruhi hubungan antara anggaran dan laba perusahaan, namun kinerja memperlemah hubungan antara anggaran pengembangan dan laba peusahaan, hal ini dikarenakan anggaran yang dikeluarkan perusahaan untuk pengembangan karyawan sekarang, namun hasilnya atau kinerja karyawan akan kelihatan pada saat yang akan datang. Oleh karena itu, kinerja akan memperlemah hubungan antara anggaran pengembangan dengan laba perusahaan. Universitas Sumatera Utara 88 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Karakteristik Tujuan Anggaran Terhadap Kinerja Dengan Sikap Aparat Pemerintah Daerah Sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris Pada Pemerintah Kabupaten Nias)

0 42 126

Pengaruh Penilaian Kesehatan Bank Terhadap Pertumbuhan Laba Pada BPR Di Sumatera Utara

1 50 86

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN BUDAYA DAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERASI.

0 3 22

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN PELIMPAHAN WEWENANG SEBAGAI VARIABEL MODERASI (Survey Pada Perusahaan Tekstil di Dati II Karanganyar).

0 2 12

Pengaruh Anggaran Pelatihan dan Anggaran Pengembangan Terhadap Laba Perusahaan dengan Kinerja Karyawan Bagian Penjualan Sebagai Variabel Moderasi Pada Dealer Sepeda Motor di Sumatera Utara

0 0 11

Pengaruh Anggaran Pelatihan dan Anggaran Pengembangan Terhadap Laba Perusahaan dengan Kinerja Karyawan Bagian Penjualan Sebagai Variabel Moderasi Pada Dealer Sepeda Motor di Sumatera Utara

0 0 2

Pengaruh Anggaran Pelatihan dan Anggaran Pengembangan Terhadap Laba Perusahaan dengan Kinerja Karyawan Bagian Penjualan Sebagai Variabel Moderasi Pada Dealer Sepeda Motor di Sumatera Utara

0 0 9

Pengaruh Anggaran Pelatihan dan Anggaran Pengembangan Terhadap Laba Perusahaan dengan Kinerja Karyawan Bagian Penjualan Sebagai Variabel Moderasi Pada Dealer Sepeda Motor di Sumatera Utara

0 0 36

Pengaruh Anggaran Pelatihan dan Anggaran Pengembangan Terhadap Laba Perusahaan dengan Kinerja Karyawan Bagian Penjualan Sebagai Variabel Moderasi Pada Dealer Sepeda Motor di Sumatera Utara

0 0 4

Pengaruh Anggaran Pelatihan dan Anggaran Pengembangan Terhadap Laba Perusahaan dengan Kinerja Karyawan Bagian Penjualan Sebagai Variabel Moderasi Pada Dealer Sepeda Motor di Sumatera Utara

0 0 8