11
weighting system atas multifactor yang terlibat dan dianggap penting tersebut. Dalam MFEP seluruh kriteria yang menjadi faktor penting dalam melakukan
pertimbangan diberikan pembobotan weighting yang sesuai.
Dalam MFEP, hal yang harus dilakukan pertama kali adalah penentuan faktor- faktor yang dianggap penting. Langkah selanjutnya adalah membandingkan faktor-
faktor tersebut untuk mendapatkan faktor mana yang paling penting, kedua terpenting, dan seterusnya. Langkah selanjutnya adalah memberikan pembobotan kepada faktor-
faktor yang digunakan dimana total pembobotan harus sama dengan 1.
Langkah selanjutnya adalah mengisikan nilai untuk setiap faktor yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan. Dari data-data yang akan diproses,
nilai yang dimasukkan dalam proses pengambilan keputusan merupakan nilai objektif, yaitu antara 0-1. Dari hasil perhitungan, Metode MFEP menentukan bahwa alternatif
dengan nilai tertinggi adalah solusi terbaik berdasarkan kriteria yang telah di pilih.
Penggunaan metode MFEP dapat direalisasikan dengan contoh berikut: Nbe = Nbf x Nef
Tne = Nbe1+Nbe2+Nbe3,… Keterangan :
Nbe : Nilai Bobot Evaluasi Nef : Nilai Evaluasi Faktor
Nbf : Nilai Bobot Faktor Tne : Total Nilai Evaluasi
2.5. Metode ELECTRE
ELimination Et Choix Traduisant la RealitE ELECTRE adalah suatu metode
outranking berdasarkan analisis concordance kesesuaian. Kelebihan utamanya
adalah ELECTRE dibutuhkan dalam ketidakjelasan dan ketidakpastian. Salah satu kekurangan ELECTRE adalah proses dan hasilnya sulit dijelaskan dalam istilah
awam. Selanjutnya, karena menggunakan cara penggabungan preferensi maka alternatif yang tidak sesuai dengan kriteria tidak ditampilkan. Metode outranking
Universitas Sumatera Utara
12
menyebabkan kekuatan dan kelemahan dari suatu alternatif tidak dapat diidentifikasikan secara langsung dan hasil serta dampak tidak akan langsung
diverifikasi Konidari Mavrakis. 2007. ELECTRE telah digunakan dalam masalah transportasi, ekonomi, pengelolaan air, energy dan lingkungan. Seperti pada metode-
metode sistem pendukung keputusan lainnya, ELECTRE juga membutuhkan ketidakjelasan dan ketidakpastian dimana banyak aplikasi yang memerlukan hal
tersebut Mark V. Hester P.T. 2013.
Menurut Janko dan Bernoider 2005, ELECTRE merupakan salah satu metode pengambilan keputusan multikriteria berdasarkan pada konsep outranking dengan
menggunakan perbandingan berpasangan dari alternatif-alternatif berdasarkan setiap kriteria yang sesuai. Metode ELECTRE digunakan pada kondisi dimana alternatif
yang kurang sesuai dengan kriteria dieliminasi, dan alternatif yang sesuai dapat dihasilkan. Dengan kata lain, electre digunakan untuk kasus-kasus dengan banyak
alternatif namun hanya sedikit kriteria yang dilibatkan Setiyawati, dkk. 2014.
Suatu alternatif dikatakan mendominasi alternatif yang lainnya jika satu atau lebih kriterianya melebihi dibandingkan dengan kriteria dari alternatif yang lain dan
sama dengan kriteria lain yang tersisa Kusumadewi, dkk. 2006.
2.5.1. Langkah – langkah Metode ELECTRE
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penyelesaian masalah menggunakan metode
ELECTRE adalah sebagai berikut Kusumo, 2013:
Langkah 1: Normalisasi matriks keputusan Setiap atribut diubah menjadi nilai yang compareable. Setiap normalisasi r
ij
dapat dilakukan dengan persamaan 2.1:
√∑
i = 1,2,3, m dan j = 1,2,3, n 2.1
Sehingga didapat matriks R hasil normalisasi.
[ ]
Universitas Sumatera Utara
13
Keterangan: R: normalized decision matrix matriks yang telah dinormalisasi
m: alternatif n: kriteria
r
ij
: normalisasi pengukuran pilihan dari alternatif ke-i dalam hubungannya dengan kriteria ke-j.
Langkah 2: Pembobotan pada matriks yang telah dinormalisasi Setelah dinormalisasi, setiap kolom dari matriks R dikalikan dengan bobot-bobot
W
j
. Sehingga, weighted normalized matrix ditulis dalam persamaan 2.2:
[ ] [
]
dimana W adalah
[ ]
dan
∑
2.2 Keterangan:
W
j
: bobot-bobot yang ditentukan oleh pembuat keputusan V: weighted normalized matrix
Langkah 3: Menentukan concordance dan discordance set Kumpulan kriteria J dibagi menjadi dua subsets, yaitu concordance dan discordance.
Bilamana sebuah kriteria dalam suatu alternatif termasuk concordance adalah: C
kl =
{ }
2.3 Sebaliknya, komplementer dari subset ini adalah
D
kl =
{ }
2.4 Keterangan:
k dan l : pasangan alternatif dimana k,l=1,2,3,…,m dan k1
Langkah 4: Hitung matriks concordance dan discordance a.
Concordance Untuk menentukan nilai dari elemen-elemen pada matriks concordance adalah
dengan menjumlahkan bobot-bobot yang termasuk dalam subset concordance:
Universitas Sumatera Utara
14
C
kl
= ∑
2.5
Sehingga matriks concordance yang dihasilkan adalah: [
]
b. Discordance
Untuk menentukan nilai dari elemen-elemen pada matriks discordance adalah dengan membagi maksimum selisih nilai kriteria yang termasuk dalam subset
discordance dengan maksimum selisih nilai seluruh kriteria yang ada, secara
matematisnya adalah sebagai berikut: d
kl
=
{ }
{ }
2.6
Selanjutnya diperoleh matriks discordance: [
]
Langkah 5: Menentukan matriks dominan concordance dan discordance a.
Concordance Matriks dominan concordance dapat dibangun dengan bantuan nilai threshold,
yaitu dengan membandingkan setiap nilai elemen matriks concordance dengan nilai threshold.
c
kl
c 2.7
Dengan nilai threshold c adalah:
c =
∑ ∑
2.8 Nilai setiap elemen matriks F sebagai matriks dominan concordance ditentukan
sebagai berikut: f
kl
= 1, jika c
kl
c dan f
kl
= 0, jika c
kl
c 2.9
Universitas Sumatera Utara
15
b. Discordance
Untuk membangun matriks dominan discordance juga menggunakan bantuan nilai threshold
, yaitu: d =
∑ ∑
2.10 Nilai setiap elemen untuk matriks G sebagai matiks dominan discordance
ditentukan sebagai berikut: g
kl
= 1, jika d
kl
d dan g
kl
= 0, jika d
kl
d 2.11
Langkah 6: Menentukan aggregate dominance matrix Langkah selanjutnya adalah menentukan aggregate dominance matrix sebagai matriks
E, yang setiap elemennya merupakan perkalian antara elemen matriks F dengan elemen matriks G, sebagai berikut:
e
kl
= f
kl
x g
kl
2.12
Langkah 7: Eliminasi alternatif yang less favorable Matriks E memberikan urutan pilihan dari setiap alternatif, yaitu bila e
kl
= 1 maka alternatif A
k
merupakan pilihan yang lebih baik daripada A
l
sehingga baris dalam matriks E yang memiliki jumlah E
kl
= 1 paling sedikit dapat dieliminasi. Dengan demikian alternatif terbaik adalah yang mendominasi alternatif lainnya.
2.6. Analisis Algoritma