Total fosfor dalam pakan hendaknya disesuaikan dengan organisme yang akan dipelihara. Bahan baku yang memiliki ketersediaan fosfor yang tinggi
lebih baik digunakan; Gunakan bahan yang memiliki kecernaan tinggi guna mengurangi limbah
organik dari pakan; Perbaikan stabilitas pakan melalui penggunaan binder yang efisien serta
teknologi pembuatan pakan yang baik; Penggunaan sumber protein alternatif selain tepung ikan perlu pengkajian
lebih lanjut; Hindari penggunaan bahan baku asing exotic feedstuff yang kemungkinan
mengandung zat yang dapat menghambat pertumbuhan, kecuali ada metode tertentu untuk mendeteksi dan menghilangkan zat tersebut dalam
pakan.
1.3 Pendekatan Sistem Budidaya yang Berkelanjutan
Dalam hal usaha budidaya yang berkelanjutan, maka dari sisi nutrisi dan teknologi pakan terdapat beberapa issu penting, yaitu :
a. Diperlukan adanya upaya untuk mengurangi biaya pakan Pakan merupakan faktor produksi terbesar dari suatu usaha budidaya, dan
ketersedian pakan yang ekonomis cost-effective feed masih menjadi kendala utama. Oleh karena itu, formula pakan harus dibuat sedemikian rupa sehingga
menjadi sesuatu yang murah, seperti mengurangi ketergantungan bahan baku impor dengan memanfaatkan ketersediaan bahan baku lokal.
b. Alternatif penggunaan bahan pengganti tepung ikan Dalam pembuatan pakan, tepung ikan merupakan bahan yang paling banyak
digunakan. Peningkatan produksi hasil budidaya yang diikuti dengan penurunan produksi tepung ikan, diperlukan adanya alternatif pengganti sumber protein
tersebut. Harga tepung ikan semakin mahal dan ketersediaan semakin langka sebagai akibat dari kebutuhan tepung ikan meningkat serta kompetisi dengan
produksi sektor pakan lain. Di negara-negara Asia misalnya, kebutuhan produk perikanan cenderung meningkat seiring dengan peningkatan populasi penduduk
yang pada gilirannya ketersediaan tepung ikan semakin menurun. Untuk beberapa spesies akuakultur, penggunaan bahan nabati dan limbah hasil
pengolahan by-product sebaiknya digunakan untuk menghasilkan pakan yang murah. Beberapa diantaranya menjadi sumber bahan baku potensial oleh karena
kadar protein yang tinggi serta kandungan abu yang rendah seperti pada tepung daging. Demikian pula halnya dengan bahan baku berupa biji-bijian dan kacang-
kacangan. Penerapan bioteknologi memungkinkan untuk memperoleh bahan baku dengan kadar nutrisi yang cukup baik.
c. Penggunaan pakan supplemen Pakan komersial disamping lebih mahal, juga mengandung nutrien yang melebihi
dari apa yang dibutuhkan oleh ikan. Pakan tersebut diformulasikan tanpa mempertimbangkan padat tebar serta ketersediaan pakan alami di tambak.
Konsep penggunaan pakan tambahan berarti masih terdapat ketergantungan terhadap sediaan pakan yang tumbuh secara alami di tambak atau kolam untuk
mensuplai sebagian nutrien yang diperlukan oleh kultivan. Produktivitas alami dari suatu media budidaya semakin penting, dan pemahaman lebih jauh di bidang
ini dapat membantu terciptanya sistem pemberian pakan yang efisien. d. Integrasi antara pakan, pengelolaan pakan dan kesadaran lingkungan
Sisa pakan dan hasil metabolik lainnya merupakan sumber polutan utama pada suatu sistem produksi budidaya. Oleh karena itu, pakan yang dibuat hendaknya
ramah lingkungan environment-friendly. Komposisi nutrisi, keseimbangan nutrien, tingkat kecernaan, dan kestabilan pakan merupakan faktor yang dapat
berpengaruh terhadap kualitas air media budidaya.
II. PENGELOLAAN PAKAN