METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PERUMAHAN R

(1)

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pekerjaan :

Pembangunan Rumah Khusus di Papua XX

(SNVT-RUSUS16-115)


(2)

Proyek ini merupakan Paket Pekerjaan Pembangunan Rumah Khusus, Pelaksanaan Metoda dan koordinasi yang tepat dalam pelaksanaan proyek ini sangat perlu diperhatikan demi tercapainya hasil yang Cepat, tepat, dan sesuai dengan teknis yang sudah di anjurkan dalam gambar maupun RKS.

I.1 Perencanaan Lapangan (Site Planning) & Strategi Pelaksanaan di Lapangan

Sebelum melakukan pelaksanaan lapangan, perencanaan lapangan (Site Planning) merupakan hal yang sangat penting, hal ini dibuat untuk mengatur penempatan peralatan, stok material dan sarana penunjang lainnya yang di gunakan dalam pelaksanaan pembangunan Proyek misalnya direksi keet, gudang stok material di lapangan dll.

Dalam menempatkan barang dan material kebutuhan pelaksanaan, baik di gudang maupun di halaman terbuka, dalam hal ini masih dalam lokasi proyek (Site).

Sistem Pengaturan perencanaan lapangan disini bertujuan agar :

1. Memudahkan pelaksanaan di lapangan, dalam hal ini tidak mengganggu mobilisasi Proyek, baik didalam lapangan sendiri maupun mobilisasi yang dilakukan dari luar lapangan.

2. Menjamin keamanan di dalam Site.

3. Menjamin terpeliharanya kesehatan dan keselamatan kerja dilapangan.

4. Memudahkan pemeriksaan dan penelitian bahan oleh Direksi/konsultan pengawas dilapangan.

5. Terjaminnya kebersihan lapangan, dalam hal ini supaya tidak mengganggu proses pelaksanaan di lapangan dan tidak mengganggu pelaksanaan teknis lapangan.

6. Barang-barang atau hal-hal yang tidak diperlukan dilapangan agar di singkirkan dari lapangan agar tidak mengganggu proses pekerjaan dilapangan.

Hal lain yang perlu diperhatikan juga dalam pelaksanaan ini yaitu Listrik Kerja dilapangan, apakah itu berasal dari PLN setempat atau Genset, tapi sebaiknya harus disediakan genset, selain untuk menghindari keterbatasan daya listrik yang dapat menghambat


(3)

pekerjaan dilapangan. Sedangkan dari sisi strategi pelaksanaan dari data pekerjaan yang kami dapatkan, terlihat bahwa pekerjaan ini merupakan Rumah 1 lantai. Oleh karena itu strategi pelaksanaan pekerjaan harus disesuaikan dengan kondisi lahan yang sudah ada dengan tahapan-tahapan pelaksanaan volume pekerjaan serta waktu pelaksanaan yang dimintakan pemilik sesuai dengan kontrak.

Dari data waktu pelaksanaan yang cukup pendek, maka strategi pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah melakukan kegiatan secara parallel, artinya kegiatan dilakukan sesuai dengan kondisi lokasi pekerjaan dimana pekerjaan dapat dilaksanakan secara serentak. Oleh karena itu tiap kegiatan di masing-masing lokasi dialokasikan sumber daya yang dibutuhkan sesuai dengan time schedule dan pada network planning yang kami rancang.

I.2. Management dan Administrasi Proyek.

Penanganan pekerjaan proyek ini ditangani oleh tenaga-tenaga terampil yang sudah berpengalaman dalam proyek-proyek Bangunan dan Bangunan Penanganan Pemukiman sehingga bila dilihat dari kualitas maupun keberhasilan pekerjaan akan benar-benar terjamin, sesuai dengan apa yang diharapkan oleh semua pihak/terutama dari pihak Pemilik/owner dalam hal ini yaitu dari pihak kementerian Perumahan Rakyat. Disamping itu pelaksana-pelaksana lapangan yang dilibatkan dalam proyek ini merupakan tenaga-tenaga yang profesional dan sudah berpengalaman di bidangnya dan memiliki produktivitas dalam melaksanakan proyek ini.

a. Struktur Organisasi.

Pelaksanaan proyek dikelola oleh suatu tim managemen yang profesional yang dipimpin oleh Project Manager (PM), Site Manager, Engineering dan pelaksana lapangan serta staff yang terlibat yang sesuai dengan bidang pekerjaannya. Hal ini untuk mempermudah dalam pelaksanaan di lapangan baik secara administratif maupun secara teknis lapangan.

b. Koordinasi Lapangan.

Dalam hal ini kepala proyek (Project Manager) memimpin semua kegiatan yang berlangsung pada proyek tersebut, baik itu di bidang administrasi proyek maupun di bidang teknik hal ini bertujuan agar pekerjaan di lapangan dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan rencana lapangan, adapun pembagian tugas lapangan ini dibagi berdasarkan keahlian dan profesi masing-masing seperti uraian di bawah ini :


(4)

 Untuk masalah engineering dan quantity surveyor, kepala proyek dibantu oleh bagian teknik beserta staffnya.

 Kendala dan solusi masalah lapangan

Laporan ini disampaikan kepada konsultan pengawas atau pemberi tugas paling lambat senin sore pada minggu berikutnya, untuk dimintakan persetujuaannya, dalam bentuk buku terjilid sebanyak 5 (lima) set.

 Laporan Bulanan, dilampirkan :  Kemajuan pekerjaan mingguan  Bar Chart dan Curve S

 Struktur Organisasi  Photo Dokumentasi

 Kendala dan solusi masalah lapangan  Hasil Testing yang dilakukan

 Shop drawing yang telah disetujui

Laporan ini disampaikan kepada konsultan pengawas atau pemberi tugas paling lambat per tanggal 10 bulan berikutnya, untuk dimintakan persetujuannya, dalam bentuk buku terjilid sebanyak 5 (lima) set.

 Asbuild-drawing

Berupa gambar pelaksanaan pekerjaan yang mencakup, gambar lokasi, lay out masing-masing lokasi, potongan memanjang, potongan melintang, gambar


(5)

potongan dan gambar detail, dengan skala yang ditentukan. Gambar disampaikan dalam bentuk hard copy berupa 1 (satu) set kalkir ukuran A3, 3 (tiga) set copy gambar ukuran A3 dan 1 (satu) soft copy dalam bentuk CD atau flash disk.

Gambar ini disampaikan kepada konsultan pengawas atau pemberi tugas setelah pekerjaan selesai atau paling lambat sebelum serah terima kedua, untuk dimintakan persetujuannya.

 Album Photo Dokumentasi 100 %, yang terdiri dari Photo 0 %, 50 % dan 100 %.

 Urusan keuangan, administrasi umum dan personalian, dalam hal ini kepala proyek dibantu oleh personalian di bidangnya dan bagian keuangan dan staffnya.

 Urusan logistik dan peralatan di lapangan, pimpinan proyek dibantu oleh staff logistik dan peralatan. Untuk mencapai tujuan proyek yang lebih cepat.

 Urusan keamanan dan keselamatan kerja di lapangan Quality kontrol dan bagian K3 harus berperan aktif demi kelancaran proyek tersebut.

Secara organisasi dan keterlibatan team yang tersebut di atas Project Manager dan Site Manager bertanggung jawab secara penuh dalam pelaksanaan proyek ini. Dan diharapkan dengan sistem tersebut, maka proyek akan berjalan dengan lancar dan pencapaian proyek dapat dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan dengan mutu yang diharapkan.


(6)

Tahapan pelaksanaan administrasi proyek dilakukan dengan urutan sebagai berikut :

 Ijin Memasuki Lokasi

Ijin ini disampaikan kepada konsultan pengawas atau pemberi tugas, untuk dimintakan persetujuannya.

 Ijin Pelaksanaan, dilampirkan :  Shop drawing

 Hasil Pengukuran Lapangan dengan potongan melintang per 20 m, dan setiap elevasi-elevasi dan ukuran-ukuran yang diperlukan

 Ijin Material

Ijin ini disampaikan kepada konsultan pengawas atau pemberi tugas, untuk dimintakan persetujuannya.

 Laporan Harian, berisi :

 Jenis dan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan  Jenis dan volume material yang akan digunakan

 Jumlah tenaga kerja, yang terdiri dari pekerja, Tukang, Kepala Tukang, Mandor dan staff Kantor Lapangan.

 Jumlah dan jenis peralatan yang digunakan  Kondisi cuaca

Laporan ini disampaikan kepada konsultan pengawas atau pemberi tugas, untuk dimintakan persetujuannya.

 Laporan Mingguan, berisikan dan dilampiri :  Kemajuan pekerjaan mingguan

 Bar Chart dan Curve S  Struktur Organisasi


(7)

 Photo Dokumentasi

II.

PERSIAPAN

II.1. Pembuatan Papan Nama Proyek

.

Metode Pelaksanaan

Pada lokasi proyek dipasang 1 (satu) buah papan nama proyek dari bahan triplek ukuran 4 ft X 8 ft X 9 mm, dengan tiang dari kayu kaso ukuran 4 X 6 cm. Papan nama proyek ditempatkan di lokasi yang muda dilihat sesuai dengan persetujuan direksi/pengawas lapangan. Pekerjaan ini dikerjakan dalam jangka waktu 1 hari kalender, dengan rincian sebagai berikut:

Tenaga Kerja:

 Tukang kayu = 1 orang  Tukang Cat = 1 orang  Pekerja = 1 orang Peralatan

 Gergaji, palu, sendok semen, pacul, sekop, ember dll. II.2. Pekerjaan Pemasangan Bouwplank

A.

Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank

Pemasangan Bouwplank/Pengukuran dimulai sesudah lokasi pekerjaan bersih dari semak-semak dan lainnya. Tiang bouwplank harus terpasang kuat, papan ketam halus dan lurus pada sisi atasnya, tiap sudut harus siku. Untuk kayu bouwplank tiang kayu digunakan kayu 5/7 cm dan papan bouwplank bagian atasnya diserut rata dan bersih agar permukan peil bangunan yang telah ditentukan sama permukaannya.

B. Pekerjaan Bowplank

Sebelum melakukan pekerjaan bouwplank, kegiatan yang harus dilakukan adalah pengukuran dan bila perlu perataan permukaan tanah. Tujuan utama dari pengukuran adalah membuat pola bangunan dalam ukuran yang sesungguhnya sesuai gambar denah


(8)

rencana. Hasil dari pengukuran tersebut, harus kita simpan dan Tujuan pekerjaan bouwplank:

 Untuk menentukan elevasi lantai dari permukaan tanah, kurang lebih 0,00.

 Untuk membantu presisi dan akurasi bangunan yang akan didirikan.

 Dapat membantu dalam pasangan dinding bata dari as ke as.

Gambar pekerjaan bouwplank

Bouwplank diletakkan kurang lebih satu meter arah luar dari as bangunan atau pada posisi yang dirasa aman terutama akibat galian pondasi.

II.3. Pembuatan kantor kerja lapangan atau direksi keet, Los Kerja, Gudang dan Tempat penyimpanan material.

Fasilitas-fasilitas tersebut di atas disetujui oleh konsultan pengawas dengan ketentuan yang tertera dalam BOQ yang di tawarkan adapun ketentuan-ketentuan yang dari pekerjaan ini adalah :

 Luas Kurang lebih 32 M2 ( 4 m X 8 m ) dengan rangka kayu, atap asbes/seng gelombang, dinding dan pintu serta plafon terbuat dari triplek, lantai plesteran dan jendela naco seperlunya.

 Peralatan-peralatan keet terdiri dari : meja rapat, meja kursi, meja kerja biasa, white board dan keperluan lain demi mendukung pekerjaan proyek ini.


(9)

II.4. Penyediaan Air kerja dan Listrik Kerja.

Air kerja di lapangan menggunakan air sumur pompa di lokasi proyek atau suply dari luar dan untuk listrik kerja diperoleh dari sambungan sementara PLN setempat selama pembangunan dengan cadangan dari generator set (GENSET).

II.4. Mobilisasi Peralatan.

Mobilisasi peralatan meliputi pengiriman dan penempatan semua peralatan yang diperlukan di lapangan. Peralatan ditempatkan sedemikian rupa sehingga mampu melayani/mendukung pelaksanaan pekerjaan yang berada dalam jangkauannya.

III.

PEKERJAAN STRUKTUR

A. PEKERJAAN TANAH & PONDASI. 1. Galian Tanah Bawah Pondasi.

Untuk membuat pondasi diperlukan pekerjaan galian tanah. Pada umumnya lapisan tanah dipermukaan setebal ± 50 cm adalah lapisan tanah humus yang sangat labil dan tidak mempunyai daya dukung yang baik. Oleh karena itu dasar pondasi tidak boleh diletakkan pada lapisan tanah humus ini. Untuk menjamin kestabilan pondasi dan memperoleh daya dukung tanah yang cukup besar, maka dasar pondasi harus diletakkan pada kedalaman lebih dari 50 cm dari permukaan tanah sampai mencapai lapisan tanah asli yang keras. Lebar galian tanah untuk memasang pondasi dibuat secukupnya saja asal sudah dapat untuk memasang pondasi, karena tanah yang sudah terusik sama sekali akan berubah baik sifatnya maupun kekuatannya.

Bentuk tampang galian dapat bermacam-macam, tergantung jenis tanahnya. Bila jenis tanahnya merupakan tanah lepas (misal pasir), maka luas tampangnya akan semakin besar. Atau dapat dikatakan bahwa luas tampang sangat dipengaruhi oleh sudut longsornya.


(10)

2. Urugan Pasir Bawah Pondasi.

Sebelum pasangan batu kali untuk pondasi dilaksanakan, maka harus didahului dengan menebarkan pasir urug sebagai alas pondasi setebal kurang lebih 5 sampai dengan 10 cm dan batu kosong satu lapis sepanjang galian pondasi, kemudian dipadatkan.

3. Pekerjaan Pondasi Batu Kosong.

Pekerjaan batu kosong adalah pekerjaan pasangan batu yang tidak menggunakan adukan semen dan pasir, pasangan batu kosong disusun dibawah pondasi yang berfungsi untuk mengatasi gerakan dinamis tanah sehingga tidak merusak pondasi dan bangunan struktur diatasnya.

Syarat-syarat dan Langkah kerja.

 Pasir urug dicela-cela batu harus disiram dengan air, sampai pasir betul-betul mengisi cela-cela batu kali.

 Pemakaian ukuran batu kali harus variatif.

 Susunan batu kali dibuat berdiri, dengan ketebalan sekitar 20 cm dan dikunci dengan batu yang ukurannya lebih kecil.  Batu kali jangan blondos, tetapi batu pecah dengan tujuan

agar bidang sentuh antar permukaan batu belah lebih luas.

4. Pekerjaan Pondasi Menerus Batu Kali, Spesi 1 Pc : 4 Ps

Pondasi batu kali adalah pondasi yang menggunakan batu kali sebagai bahan utamanya. Pondasi ini biasanya dibangun menerus mengelilingi denah bangunan yang berfungsi mendistribusikan beban dinding dan kolom supaya beban bangunan tersebar merata. Pondasi batu populer digunakan di kali cukup banyak dan relatif murah. Pondasi batu kali pada umumnya berbentuk trapesium dengan ukuran tinggi sesuai dengan gambar kerja.


(11)

 Pondasi harus diletakkan pada tanah keras, dan sesuai dengan gambar kerja yang telah disetujui oleh direksi pengawas.

 Tahap pengerjaan konstruksi awal adalah tahap pengerjaan pondasi. Walaupun disebut tahap pengerjaan pondasi, dalam tahap ini tidak hanya pondasi saja yang dikerjakan, tetapi juga beberapa pekerjaan lain seperti penggalian dan pemasangan jalur pipa air bersih dan air kotor, serta septic tank yang sebenarnya juga merupakan “pondasi” sebagai sistem utilitas yang akan menjamin keberlangsungan aktivitas di rumah anda nanti.

 Tahap pengerjaan pondasi ini harus mendapat perhatian khusus karena pada tahap inilah semua bagian-bagian dasar yang merupakan tempat keseluruhan konstruksi rumah anda bertumpu. Pada tahap ini, pastikan anda menggunakan bahan-bahan yang baik dengan ukuran yang tepat karena pondasi yang kuat adalah syarat rumah yang kuat.

 Sistem pemasangan pondasi yang tepat dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar pekerjaan pondasi.

 Pemasangan pondasi harus di hindarkan pada tanah lembek dan berdampingan dengan tanah keras, sebaiknya di


(12)

pasang dengan kondisi tanah dengan kekerasan tanah yang merata, hal ini untuk menghindari patahan pada pondasi.

Gambar pekerjaan pondasi.

5. Pekerjaan Pasang Sloof 15/20.

Lingkup pekerjaan ini ialah Pekerjaan Pengecoran beton bekisting, pekerjaan pengecoran. Pekerjaan ini harus ditempatkan seperti yang ditempatkan pada gambar kerja di lapangan.

Metode Pemasangan.

 Sebelum proses pengecoran sloof dilakukan, maka dipastikan patok-patok di lapangan sudah tersetting dengan baik. Hal ini agar menjaga kerapian dan ukuran sloof.

 Setelah Patok sudah tersetting dengan baik maka papan bekisting di pasang sesuai dengan besaran sloof yang akan di pasang dilapangan.

 Setelah poin di atas selesai dilakukan besi beton sloof dirakit sesuai dengan gambar yang telah di anjurkan dan sudah di setujui oleh direksi/konsultan pengawas.


(13)

 Pada arah pertumbuhan, besi beton sloof disediakan overstek sepanjang 60 cm dan dibungkus dengan adukan dari campuran 1PC : 10 pasir dengan dimensi yang sama dengan dimensi sloof.

 Material pengecoran sloof sebaiknya di aduk menggunakan Beton Molen hal ini untuk mendapatkan kualitas beton yang baik dan rata.

 Pastikan bahwa jarak pembesian sudah tersetting dengan rapi sehingga dan sesuai dengan gambar shop drawing. Material yang bisa di Pakai.

 Besi Beton.  Semen.  Pasir Beton.

 Split ukuran 2 – 3 Cm.

Gambar pengecoran sloof.

6. Pekerjaan Urugan Tanah Kembali yang Dipadatkan

Urugan tanah kembali pondasi dilaksanakan setelah pembuatan pondasi, galian dilaksanakan dengan terlebih


(14)

dahulu tanah dibersihkan dari lapisan tanah humus dan lapisan organik, kemudian permukaan tanah dikasarkan dan dibasahi dengan air agar timbunan mudah monolit dengan tanah dasar. Bahan timbunan diambil dari hasil galian setempat yang dipilih dan disetujui oleh Direksi/Pengawas. Pada saat penimbunan dilaksanakan secara berlapis-lapis didapatkan, tebal lapisan pertama dengan lapisan selanjutnya 20 cm dan dipadatkan lapis demi lapis hingga mencapai garis elevasi rencana. Pemadatan dilakukan dengan memakai stamper/Hand Compector.

7. Pekerjaan Roolag Pasangan Bata

Pondasi roolag pasangan bata berfungsinya bukan menyalurkan beban bangunan, melainkan untuk menyeimbangkan posisi lantai agar tidak terjadi amblas pada ujung lantai. Dengan kata lain fungsinya sama dengan sloof gantung namun roolag bata tidak sekuat sloof gantung. Pondasi roolag bata terbuat t dari tumpukan bata yang dirangkai dengan adukan beton.

B. PEKERJAAN DINDING & RANGKA BANGUNAN.

1. Pekerjaan Pasang Kolom 12 X 12.

Pasang rangka tulangan kolom tepat pada besi stek yang telah disediakan pada sloof. Besi stek harus berada didalam rangka tulangan kolom. Lakukan pengukuran agar rangka beton ini berdiri dengan tegak lurus dan ditahan sementara dengan menggunakan kaso 5/7, bersamaan dengan ini lakukan pekerjaan pasangan conblock.


(15)

Dengan ukuran kolom 12 X 12 cm dan lebar pasangan conblock 10 cm, agar kolom dapat dibentuk dengan baik, bekisting kolom harus dibuat seperti gambar di bawah. Untuk kolom tengah, bekisting dibuat dengan bentuk 2 buah huruf “U” yang digabungkan di tempat dimana beton segar akan dicurahkan. Untuk kolom sudut, bekisting dibuat dengan bentuk huruf “G” dan huruf “F”.

Gambar bekisting kolom.  Pekerjaan Pembesian.

Pekerjaan pembesian ini dibuat untuk pekerjaan pondasi tapak, sloof, kolom, balok, plat lantai, ringbalk dan tangga beton serta beton bertulang yang lainnya, pemotongan dan pembentukan dilakukan berdasarkan table bar-bending, pembengkokan dilakukan sesuai dengan syarat-syarat PBI 71. Contoh besi yang digunakan sebelumnya akan disampaikan kepada pemberi tugas untuk dimintakan persetujuannya.

Material yang digunakan :

 Untuk besi beton dengan diameter < 10 mm, U-24  Untuk besi beton dengan diameter < s/d 12 mm, U-32  Untuk besi beton dengan diameter > 13 mm ( Ulir ),


(16)

Tulangan pokok dan sengkang diikat kokoh dengan menggunakan kawat beton, dan posisinya berada sesuai dengan jarak dan ketebalan selimut beton, posisi besi harus dijaga agar tidak miring atau tidak stabil pada saat pengecoran beton dilakukan

Untuk penyambungan dan pertemuan pembesian dilakukan overlap

sebesar 40 d, d = diameter besi, bagian bengkokan sepanjang 6d dan membentuk sudut 45ᴼ. Pembesian dirakit dengan mengikat tulangan pokok dengan sengkang, menggunakan kawat beton. Pemasangan dilakukan sesuai dengan penempatan pada gambar kerja.

Semua pembesian yang terpasang diberi tahu-tahu beton dengan kualitas yang setara beton yang akan digunakan, untuk menentukan tebal selimut beton.

Alat yang digunakan :

 Mesin potong besi untuk diameter 16 mm keatas (barcutter)

 Gunting besi s/d diameter 14 mm  Alat pembengkok besi.

2. Kolom Praktis 11 X 11.

Kolom praktis adalah kolom yang berfungsi membantu kolom utama dan juga sebagai pengikat dinding agar dinding stabil,


(17)

pekerjaan kolom praktis dipasang bersamaan dengan pasangan bata yaitu tiap 9-12 m2.

Langkah kerja kolom praktis adalah sebagai berikut :  Memasang rangkaian tulangan secara vertical

 Memasang bekisting dimasing-masing sisi rangkaian tulangan dengan jarak tulangan terluar dengan bekisting ±2 cm.

 Kemudian masukan adukan beton secara bertahap dan ditusuk-tusuk dengan tongkat besi sampai padat. Pelaksanaan tersebut dilakukan setiap tinggi antara 90 cm – 120 cm, supaya hasil cetakan tidak ada yang keropos.

3. Pekerjaan Pasangan Dinding ½ Bata Merah.

Pekerjaan pasangan dinding bata merupakan kunci utama dari semua pekerjaan finishing karena itu pekerjaan ini harus dikerjakan dengan tepat dan cermat karena jika pekerjaan ini tidak bagus maka akan berdampak buruk terhadap pekerjaan atau sebagian besar terhadap pekerjaan finishing lainnya.

Misalnya jika dinding miring akan sangat mengganggu pekerjaan plafon, penempatan posisi kusen pintu dan jendela dan jika tidak bisa terpasang dengan baik akan sangat berakibat fatal terhadap pekerjaan lainnya.

Perhatian dan pengawasan sangat penting dalam pelaksanaan pekerjaan dinding, karena bahan ini menggunakan dalam jumlah yang banyak serta melibatkan tenaga kerja yang banyak juga. Managemen bahan dan tenaga yang baik sangat berpengaruh sekali terhadap hasil pekerjaan ini.

Mengingat pekerjaan dinding ini sangat kasat mata, maka untuk itu pengawasan terhadap mutu pekerjaan juga harus diperhatikan yaitu dengan melakukan ceklist secara bertahap, untuk item pekerjaan dinding sehingga hasil akhir pekerjaan ini sesuai dengan spesifikasi atau menjadi lebih baik.

Adapun kesalahan yang biasanya terjadi dalam sistem pemasangan pasangan Batako ini yang perlu mendapat perhatian khusus dan perlu di hindarkan yaitu :


(18)

 Dinding tidak vertical/Miring.  Tebal dinding tidak sama.

 Sudutan/pertemuan dinding tidak siku.  Dinding/Acian retak.

Oleh karena itu pemasangan ini perlu di cermati untuk menghindari kesalahan tersebut, bahan, material, dan metode pemasangan yang akan dilakukan untuk mencegah kesalahan tersebut yaitu :

a. Bahan yang dibutuhkan : Batu bata lokal, Pasir pasang, Semen, Besi beton, Air.

b. Bahan yang dibutuhkan : Concrete Mixer, Water pass, benang, jidar alumunium & unting-unting.

c. Metode Pekerjaan pemasangan.

Pekerjaan bata ini dimulai setelah pekerjaan beton struktur selesai dilakukan. Sebelum melakukan pekerjaan lokasi harus di bersihkan dari kotoran-kotoran maka akan dimulai pekerjaan.

Langkah-langkah :

 Marking center Line Pasangan bata di setiap ruangan/ lantai beton (Marking Awal).

 Marking pasangan bata setebal pasangan bata.

 Buat marking pinjaman sejauh 50 cm, tergantung dari sistem markingan dari pasangan bata 2 sisi.

 Pasang profil kayu atau besi untuk acuan kedua sisi pasangan bata yang akan di pasang kemudian cek verticality kayu dengan pondulum (unting-unting).  Pasang Benang secara horizontal dari acuan ke acuan

untuk setiap 2 lapis bata.

 Pasangan tulangan untuk kolom praktis setiap 12 m2 atau dinding dengan jarak 4 m atau sesuai dengan gambar.


(19)

 Rendam bata dalam air.

 Adukan mortar (adukan) untuk pasangan bata dengan komposisi : umum ( 1 Pc : 5 Pasir ), Trassram ( 1 Pc : 3 Pasir ).

 Mortar awal berfungsi sebagai perataan awal.

 Pasangan Bata lapis pertama. Cek posisi pasangan terhadap marking, jika sesuai dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya sesuai benang acuan sesuai ketinggian 1 m, tebal spesi pada pasangan di usahakan 1 – 1.5 cm (tergantung gradasi pasir).

 Lanjutkan pemasangan setiap tinggi 1 meter.

 Untuk pasangan bata yang bertemu dengan kolom struktur, apabila ketinggian bata sudah mencapai 1.6 m dipasang angkur dari kolom kepasangan bata (2 buah dengan jarak vertikal 500mm).

 Pada pertemuan pasangan bata dengan balok struktur biasanya diatasnya di pasang steyroform guna menghindari retak akibat lendutan struktur.

4. Pekerjaan Ringbalk 10/15, Campuran 1Pc:@Ps:3Krl

Ring balok adalah bagian dari struktur bangunan seperti balok yang terletak diatas dinding bata, yang yang berfungsi sebagai pengikat pasangan bata dan juga untuk meratakan beban dari struktur yang berada diatasnya, seperti beban yang diterima oleh kuda-kuda.

Pemasangan Ring balok maksimum 4 meter dari sloof, idealnya 3 meter. Dimensi ring balok yang biasa digunakan adalah lebar


(20)

15 cm dan tinggi 15 cm dengan tulangan pokok (besi beton) 4 diameter 8 mm dengan begel diameter 6 – 15 cm.

Langkah kerja.

 Pertama siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk pemasangan ring balok.

 Untuk melakukan acian hal yang paling penting adalah memasang mal ring balok tersebut.

 Lakukan pengadukan beton.

 Pada saat melakukan pengecoran balok usahakan adukan beton sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

 Apabila pengecoran sudah selesai, biarkan beton mengeras.

5. Pekerjaan Pasang Sopi-sopi

Pekerjaan sopi-sopi hampir bersamaan dengan pembuatan balok cincin atau ringbalk pada dinding tulangan antara ringbalk dengan tulangan sopi-sopi harus tersambung. Setelah tulangan sopi-sopi berdiri tegak, pasang tali pada ujung tulangan sopi-sopi hingga terbentuk segitiga yang menjadi panduan untuk membuat sopi-sopi.

Selanjutnya susun beton pracetak untuk menjadi dinding pada sopi-sopi sekaligus mengecor tulangan sopi-sopi yang berada di tengahnya. Pekerjaan terakhir dari pembuatan sopi-sopi adalah mengecor tulangan atas pada sopi-sopi sehingga membentuk segitiga yang kaku.

6. Pekerjaan Dak Beton, Tebal 7 cm.

Pekerjaan dak beton umumnya sma dengan pekerjaan kolom atau balok yang merupakan komponen struktur bertulang. Sebelum melakukan pekerjaan ini terlebih dahulu


(21)

kita harus mengetahui dimensi dak beton y6ang akan dicor. Setelah mengetahui dimensi dak beton kita juga perlu mengetahui komposisi beton yang akan digunakan. Pemakaian beton itu sendiri dimaksudkan untuk pekerjaan struktural. Biasanya pekerjaan struktural memakai beton mutu yang telah ditentukan oleh konsultan pengawas atau direksi lapangan. Langkah kerja.

 Pertama siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk pemasangan dak beton.

 Untuk melakukan acian hal yang paling penting adalah memasang mal dak beton tersebut.

 Lakukan pengadukan beton.

 Pada saat melakukan pengecoran balok usahakan adukan beton sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

 Apabila pengecoran sudah selesai, biarkan beton mengeras.

IV. PEKERJAAN ARSITEKTUR

A. Pekerjaan Lantai

1. Pekerjaan Rabat Beton Lantai Tebal 5 cm. Lingkup pekerjaan.

Pekerjaan ini meliputi pengadaan barang peralatan dan semua pekerja yang berhubungan dengan pekerjaan penyelesaian lantai sesuai dengan gambar kerja dan RKS.

Pemborong diharuskan memberikan contoh-contoh bahan lantai yang akan dipasang, khususnya untuk di seleksi kualitas, warna, tekstrur, bahan lantai untuk mendapat persetujuan dari direksi lapangan.

Pemborong harus menyediakan jaminan tertulis dari produsen/sub kontraktor kepada pemilik proyek untuk setiap


(22)

masing – masing penggunaan bahan lantai dengan jangka waktu jaminan minimal 5 (lima) tahun.

Pekerjaan lantai yang akan di laksanakan adalah sebagi berikut :  Pekerjaan Lantai Rabat Beton 1 : 3 : 5.

 Lantai Rabat Beton 1 : 3 : 5

 Lantai beton tumbuk 1 : 3 : 5 dengan tebal 5 cm

 Permukaan harus rata sebelum di gunakan floor hardner

 Floor hardner digunakan durafax – grace atau setara.  Tata cara penggunaannya sesuai brosur untuk itu.

2. Pekerjaan Urugan Pasir di bawah lantai

Sebelum pemasangan keramik lantai terlebih dahulu di pasang urugan pasir yang berfungsi menstabilkan permukaan tanah asli dan menyebarkan beban, dengan ketebalan 5-10 cm.

 Pada permukaan urugan tanah diberi urugan pasir padat setebal 5-10 cm.

 Pasir diratakan dengan menggunakan alat pemadat dan selalu dikontrol ketebalan dari pasir tersebut.

 Pasir dibasahi dengan air agar pasir benar-benar padat dan rata.

3. Pekerjaan Urugan Tanah di Bawah Lantai

Sebelum pemasangan keramik lantai terlebih dahulu di pasang urugan tanah yang berfungsi menstabilkan permukaan tanah asli dan menyebarkan beban, dengan ketebalan yang relatif.

 Pada permukaan tanah asli diberi urugan tanah padat.  Tanah diratakan dan di padatkan dengan menggunakan

alat pemadat dan selalu dikontrol ketebalan dari tanah tersebut.

 Tanah kemudian dibasahi dengan air agar pasir benar-benar padat dan rata.

4. Pekerjaan Lantai Keramik 30 X 30

Tahap-tahap pekerjaan lantai keramik 30 x 30 sebagai berikut :  Lantai dasarnya dibersihkan dari debu/kotoran dan

disiram terlebih dahulu sebelum ditebar adukan pasangan keramik.

 Rendam terlebih dulu keramik di dalam air sampai jenuh sebelum dipasang.

 Buat adukan untuk pasangan keramik.

 Tebar adukan secara merata untuk menghindarkan terjadi rongga.

 Pasang keramik kepalaan untuk tanda star awal pemasangan pada adukan yang sudah ditebar dengan


(23)

dengan perekat acian. Kemudian dilanjutkan pemasangan keramik lantai lainnya dengan acuan kepalaan pasangan keramik yang telah dibuat.

 Pada saat pemasangan, tekan keramik atau pukul dengan palu karet untuk mendapatkan permukaan lantai keramik yang rata.

 Cek kerataan permukaan dengan menggunakan waterpass.

 Setelah pemasangan lantai keramik selesai, biarkan beberapa saat untuk mengeluarkan udara yang ada dalam adukan pasngan lantai keramik

 Selanjutnya di lanjutkan dengan pekerjaan finishing.

 Dan terakhir adalah pekerjaan pembersihan lantai keramik dari kotoran.

5. Pekerjaan Keramik 20 X 20 untuk kamar mandi

Tahap-tahap pekerjaan lantai keramik 20 x 20 untuk kamar mandi sebagai berikut :

 Lantai dasarnya dibersihkan dari debu/kotoran dan disiram terlebih dahulu sebelum ditebar adukan pasangan keramik.

 Rendam terlebih dulu keramik di dalam air sampai jenuh sebelum dipasang.

 Buat adukan untuk pasangan keramik.

 Tebar adukan secara merata untuk menghindarkan terjadi rongga.

 Pasang keramik kepalaan untuk tanda star awal pemasangan pada adukan yang sudah ditebar dengan dengan perekat acian. Kemudian dilanjutkan pemasangan keramik lantai lainnya dengan acuan kepalaan pasangan keramik yang telah dibuat.

 Pada saat pemasangan, tekan keramik atau pukul dengan palu karet untuk mendapatkan permukaan lantai keramik yang rata.

 Cek kerataan permukaan dengan menggunakan waterpass.

 Setelah pemasangan lantai keramik selesai, biarkan beberapa saat untuk mengeluarkan udara yang ada dalam adukan pasngan lantai keramik

 Selanjutnya di lanjutkan dengan pekerjaan finishing.

 Dan terakhir adalah pekerjaan pembersihan lantai keramik dari kotoran.

6. Pekerjaan Pasang Batu Alam Andesit 3 x 40 Vernish Batu Alam Tahap-tahap pekerjaan Pasang Batu Alam andesit 3 x 40 vernish batu alam sebagai berikut :

 Permukaan dinding dibersihkan dari kotoran/debu dan di siram terlebih dahulu sebelum ditebar adukan pasangan batu andesit.


(24)

 Pasang benang untuk untuk membantu mendapatkan pasangan batu yang lurus.

 Buat campuran untuk melekatkan batu andesit.  Rendam batu andesit terlebih dahulu dalam air.

 Buat kepalaan untuk menjadi acuan pemasangan batu andesit berikutnya.

 Kemudian letakkan batu andesit pada permukaan dinding dengan acuan pasangan kepalaan batu andesit yang telah dibuat.

 Tekan dengan tangan atau pukul dengan palu karet agar mendapatkan permukaan pemasangan batu andesit yang rata.

 Batu andesit di pasang pada dinding sanpai ketinggian yang direncanakan.

 Cek kerataan permukaan dengan menggunakan waterpass.

 Setelah pemasangan batu andesit selesai, biarkan beberapa saat untuk mengeluarkan udara yang ada dalam adukan pasangan batu andesit

 Selanjutnya di lanjutkan dengan pekerjaan finishing.

 Dan terakhir adalah pekerjaan pembersihan pasangan batu andesit dari kotoran.

7. Pekerjaan Pasang Batu Alam Andesit 20 x 40 Vernish Batu Alam Tahap-tahap pekerjaan Pasang Batu Alam andesit 20 x 40 vernish batu alam sebagai berikut :

 Permukaan dinding dibersihkan dari kotoran/debu dan di siram terlebih dahulu sebelum ditebar adukan pasangan batu andesit.

 Pasang benang untuk untuk membantu mendapatkan pasangan batu yang lurus.

 Buat campuran untuk melekatkan batu andesit.  Rendam batu andesit terlebih dahulu dalam air.

 Buat kepalaan untuk menjadi acuan pemasangan batu andesit berikutnya.

 Kemudian letakkan batu andesit pada permukaan dinding dengan acuan pasangan kepalaan batu andesit yang telah dibuat.

 Tekan dengan tangan atau pukul dengan palu karet agar mendapatkan permukaan pemasangan batu andesit yang rata.

 Batu andesit di pasang pada dinding sanpai ketinggian yang direncanakan.

 Cek kerataan permukaan dengan menggunakan waterpass.


(25)

 Setelah pemasangan batu andesit selesai, biarkan beberapa saat untuk mengeluarkan udara yang ada dalam adukan pasangan batu andesit

 Selanjutnya di lanjutkan dengan pekerjaan finishing.

 Dan terakhir adalah pekerjaan pembersihan pasangan batu andesit dari kotoran.

B. PEKERJAAN PLAFON DAN ATAP

1. Pekerjaan Plafon Kalsiboard 3.5 mm dan assesoris + Rangka Holow 40.40 2 mm.

Plafond kalsiboard adalah bagian konstruksi yang merupakan lapis pembatas antara rangka bangunan dengan rangka atapnya, sehingga bisa dikatakan bagian tinggi bangunan dibawah rangka atapnya. Plafond Kalsiboard adalah bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi sebagai langit-langit bangunan. Pada dasarnya plafond dibuat dengan maksud untuk mencegah cuaca panas atau dingin agar tidak langsung masuk ke dalam rumah setelah melewati atap.

Langkah kerja.

 Pelaksanaan pekerjaan plafond dilaksanakan setelah dudukan untuk alat penggantung/pengait rangka plafond telah selesai dikerjakan dan tertutup dengan atap atau dak beton.

 Pemasangan rangka plafond ditimbang rata air untuk mendapatkan permukaan plafond yang rata air.

 Konstruksi rangka plafond dalam satu ruang telah selesai dilaksanakan baru penutup atau lembaran plafond dapat dipasangkan

 Jarak antara paku atau sekrup minimal 10 mm dan maksimal 16 meter.

 Sambungan antara lembar plafond yang terpasang serapat mungkin lalu dilapisi dengan base bond dan paper tape dari produk yang sama dengan plafond.

 Pemasangan list plafond dipasang pada setiap permukaan antara dinding dan plafond dengan cara pemasangan menggunakan paku atau sekrup.

2. Pasangan List Plafond

Pengertian list plafond adalah bagian dari plafond yang berfungsi untuk menutupi bagian tepi plafond itu sendiri sehingga lebih expose.

Langkah kerja.

 Ukur panjang area yang ingin dipasang list. Pastikan ukurannya tepat karena jika meleset beberapa cm saja bisa berpengaruh pada saat pemasangan list yang lain (terutama bagian sambungan sudut).


(26)

 Setelah itu potong list yang akan dipasang sesuai dengan ukuran tadi dengan menggunakan cutter atau gergaji besi.

 Selanjutnya buatlah “perekat” dari compound untuk menempelkan list pada dinding yang akan dipasang.  “perekat” yang sudah jadi selanjutnya dioleskan ke list

yang telah dipotong tadi. Oleskan perekat tersebut secara merata agar semua bagian list dapat menempel pada dinding dan plafond secara merata.

 Kemudian tempelkan list yang sudah diolesi “perekat” tersebut ke dinding dan plafond yang akan dipasang. Ratakan list tersebut sesuai dengan ukuran tadi (usahakan diberi tanda tempat yang akan ditempeli list).  Setelah list tertempel pada dinding dan plafond,

selanjutnya rapikan bagian atas dan bawah list dengan kape karena biasanya pada saat penempelan, ada bekas “perekat” yang keluar. Perapihan dapat dilakukan dengan amplas atau kape.

Pada sambungan list, usahakan agar tidak sampai keliatan. Caranya dengan menambah “perekat” atau membuat motif-motif yang seolah-olah list tersebut keliatan sambung-menyambung.

3. Pasangan Atap Metal

Atap metal adalah atap yang terbuat dari bahan metal Zincalume yang ringan namun kuat dan tidak membebani konstruksi bangunan.

Langkah kerja.

Pemasangan atap metal yang harus diperhatikan adalah bagian atas dan bawah atap tidak bisa terbalik dalam pemasangannya sebab ada SOK nya. Sehingga pemasangan lembaran pada sayap kanan dengan pemasangan lembaran pada sayap kiri atap.

Cara Pengerjaan

4. Rangka Baja Ringan

Baja ringan adalah baja yang berkualitas tinggi dan ringan, namun kekuatan baja tersebut tidak kalah dengan baja

konvensional. Ketebalan pada baja ringan ditentukan oleh fungsinya.

Langkah kerja.

 Tahap persiapan

Menyiapkan rencana pemasangan atap dan peletakan kuda-kuda kemudian mengecek peralatan kerja dan peralatan keselamatan kerja.


(27)

Mengatur permukaan ring balok supaya rata dan siku dengan menggunakan alat waterpass, kemudian memastikan rangka dasar ring balok mengikat semua bagian bangunan dan mengukur jarak yang dibutuhkan antara kuda-kuda dan meteran, langkah terakhir dari levelling dan marking yaitu memberikan tanda untuk meletakkan kuda-kuda supaya sesuai dengan rancangan gambar atap yang sudah dibuat.

 Perakitan dan pemasangan kuda-kuda

Kuda-kuda harus dipasang secara hati-hati dan sesuai dengan nomor ring balok kemudian memastikan sisi kanan dan kiri pada rangka kuda-kuda tidak terbalik dan setelah itu mengencangkan ring balok supaya posisi kuda-kuda tidak berubah, langkah selanjutnya :

a. Memeriksa semua jarak antara kuda-kuda b. Memastikan kedataran (levelling kuda-kuda) c. Memasang balok nok

d. Memasang bracing (pengikat) sebagai penguat. e. Memasang reng

f. Memasang gording tambahan setelah kuda-kuda terakhir yang menumpuh pada ring balok

g. Kemudian memasang ceillng battens untuk memperkuat ikatan antara kuda-kuda.

 Tahap akhir pemasangan

Memeriksa kembali apakah pemasangan kuda-kuda sudah sesuai dengan gambar, kedataran nok pada semua sisi atap dan memastikan overhang sudah terpasang dengan benar atau belum.

5. Pasangan Bubungan Metal

Bubungan adalah pertemuan dari dua bidang atap yang merupakan garis miring menyudut .

Langkah kerja.

 Tentukan tinggi ukuran tinggi pasangan genteng metal bubungan

 Pasang benang pada dua buah profil, sesuaikan tinggi pemasangan

 Mulailah pemasangan genteng metal bubungan dimulai dari ujung garis atap.

6. Pasangan Listplank Kayu

Listplank adalah bila papan atau beton yang dibuat untuk menahan air hujan dan penutup rangka atap bagian luar. Listplank bisa terbuat dari papan, beton cor dan lain sebagainya.


(28)

 Tentukan model pemasangan listplank yang akan dikerjakan

 Pasang listplank tersebut secara memanjang sesuai dengan kebutuhan atap dan perencanaan yang telah dibuat.

 Perhatikan jarak pemasangan antara sekrup yang

sebaiknya tidak terlalu jauh agar ikatanya semakin kuat (idealnya jarak 20 – 30 cm) dan dipasang memanjang mengikuti listplank tersebut.

 Sesudah listplank berhasil dipasang, kemudian masing-masing sekrup dan sambungan diberikan dempul.

C. PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA 1. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA

Lingkup Pekerjaan

Termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan – bahan yang diperlukan, peralatan termasuk alat – alat bantu dan pengangkutan yang di perlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini sehingga dapat di capai hasil pekerjaan yang maksima, meliputi :

1.1Pekerjaan Daun Pintu Panel Kayu  Metode pengerjaan

Meliputi semua pekerjaan seperti memasang, memahat, menyetel, membuat lidah-lidah, spony dan lain-lain pekerjaan yang diperlukan untuk menyambung kayu dengan baik.

Menyediakan plat-plat logam, sekrup-sekrup, paku-paku, dan lain-lain untuk keperluan pelaksanaan.

Pekerjaan kayu di proyek ini adalah penyediaan bahan pembuatan dan pemasangan untuk, kusen lengkap dengan pintunya untuk ruangan-ruangan yang sesuai dengan gambar kerja.

 Bahan-bahan

 Bahan kayu kelas II dan kayu kelas I  Rangka kayu dengan kualitas baik

 Pintu panil julusi kayu Kayu kanfer dengan rangka tepi kayu kanfer, melamin.

 Menggunakan list kayu setebal 1cm mengelilingi seluruh ketebalan pintu, dengan finishing cat.

 Semua permukaan daun pintu panil difinishing cat.

 Pelaksanaan

 Harus di lakukan pengukuran di tempat pemasangan, bila terdapat kelainan-kelainan agar


(29)

segera di laporkan ke direksi lapangan untuk mendapat persetujuan perubahan-perubahannya.  Pemborong harus membuat gambar rencana,

pembuatan ini bertujuan untuk meminta persetujuan terlebih dahulu dari direksi lapangan.

 Di atas kusen pintu dan jendela, untuk yang lebih lebar dari 0.08 m harus di pasang balok beton bertulang (latei). Untuk yang lebih kecil dari 1.00 m harus di pasang bat rollag dengan adukan 1Pc : 3P.  Pekerjaan Alat Perlengkapan Pintu & Jendela

Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan daun pintu/daun jendela seperti kunci, engsel dan alat-alat Bantu lainnnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan sempurna

b. Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh pemasangan pada daun pintu kayu, dan triplek.

 Bahan-bahan dan Persyaratan Bahan

a. Semua hardware yang di gunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam buku spesifikasi teknis bila terjadi perubahan atau penggantian hardware akibat dari pemilihan merek, pemborong wajib melaporkan hal tersebut kepada pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

b. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus di lakukan pengujian secara kasar dan halus.

c. Tanda pengenal anak kunci harus di pasang sesuai dengan pintunya.

d. Pemborong wajib membuat shop drawing (Gambar Detail Pelaksaan) berdasarkan gambar dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan dilapangan.

Didalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau detail-detail khusus yang belum tercakup secara lengkap di dalam gambar dokumen kontrak sesuai dengan standar spesifikasi pabrik.

e. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh konsultan pengawas/perencana.


(30)

Untuk panel-panel pada umumnya menngunakan engsel pinti merek lokal, warna standar, di pasang sekurang-kurangnya 3 buah untuk setiap daun dengan menggunakan sekrup kembang dengan warna yang sama dengan warna engsel yang di pasang harus diperhitungkan menurut beban berat daun pintu, tiap engsel memikul maksimal 20 kg.

 Persyaratan pelaksanaan

 Engsel atas di pasang ± 28 cm (as) dari permukaan atas pintu.

 Engsel bawah di pasang ± 35 cm (as) dari permukaan bawah pintu.

 Engsel dipasang tengah-tengah antara kedua engsel tersebut.

 Untuk pintu bawah dipasang ± 28 cm dari permukaan pintu, engsel bawah dipasang antara kedua engsel tersebut.

 Penarik pintu (door pull) dipasang 105 cm (as) dari permukaan lantai.

Pemasangan lockcase, handle dan backplate serta door closer harus rapi, lurus dan sesuai dengan letak posisi yang telah di tentukan oleh pengawas apabila hal tersebut tidak tercapai, pemborong wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya.

1.2Pekerjaan kayu Bahan

 Kayu tang dipakai harus menggunakan kayu kelas I dan kelas II sesuai dengan PKKI 1961 (NI-5) lampiran 1, kayu berkualitas baik, tua, kering dan tidak terdapat kayu mudahnya (spint) sesuai dengan pasal III PKKI mutu A.  Kelembapan kayu yang dipakai untuk pekerjaan kayu

yang didalam danpekerjaan kayu pintu harus kurang dari 16% dan untuk pekerjaan kayu kasar harus kurang dari 18%.

Kelembapan tersebut dikirim ke tempat pekerjaan dan harus konstan sampai bangunan selesai.

 Selama pelaksanaan, mutu kekeringan kayu harus dijaga dengan menyimpan ditempat kering, terlindung dari panas dan hujan.

 Aica aibon sebagai bahan perekat digunakan untuk menempelkan lembar tripleks.

Macam dan Lingkup Pekerjaan.

Konstruksi dan macam-macam pekerjaan menggunakan jenis kayu seperti di bawah ini :


(31)

 Pekerjaan rangka atap

 Kuda-kuda/Gording : kayu kelas II 5/10  Kaso : kayu kelas II 5/7  Papan lisplank : kayu kelas II 2/20  Struktur dan Rangka Dinding

 Kolom : kayu kelas II 10/10  Ringbalk : kayu kelas II 10/10  Balok anak : kayu kelas II 6/12 2. Pekerjaan Pemasangan Kaca Tebal 3 mm

Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya mempunyai ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses-proses tarik tembus cahaya, tarik, gilas dan pengambangan (float glass).

Langkah kerja.

 Menyediahkan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehinngga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

 Pekerjaan kaca meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam detail gambar.

3. Pekerjaan Pasang Jendela Roster

Fungsi utama dari roster adalah sebagai lubang angin untuk menciptakan sistem sirkulasi udara yang lebih baik. Jika jendela berfunsi sebagai media atau jalan untuk udara yang akan masuk ke dalam ruang, roster berguna sebagai jalan untuk keluarnya. Cara pemasangan jendela roster

 Siapkan alat dan bahan kemudian rentangkan benang berjarak dari separuh tebal jendela roster

 Pasang angker pada jendela roster secukupnya kemudian dirikan jendela roster dan tentukan tinggi kedudukannya  Atur kedudukan jendela roster sehingga berdiri tegak

menggunakan unting – unting

 Pasang skur sehingga kedudukan jendela roster stabil dan kokoh

 Cek kembali kedudukan jendela roster apakah sudah sesuai pada tempatnya kemudian bersihkan tempat di sekelilingnya.

4. Pekerjaan Pasang BV

BV berfungsi sebagai ventilasi lebih sederhana dibandingkan dengan jendela. Biasanya berukuran lebih kecil dari jendela yaitu 40 X 60 cm dan ventilasinya tidak dapat di buka. BV biasanya dipasang di kamar mandi dan tempat-tempat yang membutuhkan ventilasi udara dan sinar matahari masuk.

Cara pemasangan BV

 Siapkan alat dan bahan kemudian rentangkan benang berjarak dari separuh tebal BV


(32)

 Atur kedudukan BV menggunakan unting-unting dan benang agar tersusun rapi

 Berikan adukan mortar agar BV dan dinding saling mengikat

 Ratakan adukan mortar tersebut menggunakang cepang (sendok perata)

 Cek kembali kedudukan BV apakah sudah sesuai pada tempatnya kemudian bersihkan tempat di sekelilingnya.

D. PEKERJAAN PELESTERAN

1. Pekerjaan Plesteran Dinding 1 PC : 4 Ps, tebal 15 mm

Setelah pekerjaan pasangan bata telah selesai dan telah di cek kebenarannya maka pekerjaan dilanjutkan dengan pekerjaan plesteran. Pekerjaan dilaksanakan pada saat pasangan bata berumur minimal 3 hari.

Tahapan pekerjaan :

 Siram permukaan bata sampai dengan permukaan jenuh.

 Buat kepalaan dan cek sudutan/kesikuan dari dinding serta posisinya.

 Buat kamprotan tipis setebal 0,5 – 1 cm untuk menghindari penyusutan yang berlebihan.

 Plesteran dilakukan setelah pasangan bata berumur 3 hari.

 Setelah plesteran setengah kering (1/2 Matang) di ratakan dengan jidar aluminium (pemakaian roskam sebaiknya di hindari).

 Lakukan pengecekan kembali setelah selesai di plester.

 Plesteran harus di siram sebanyak 2 kali sehari dalam satu minggu, hal ini untuk menghindari retak rambut pada dinding bata sebelum berlanjut pada tahap acian.


(33)

Setelah pekerjaan plesteran telah selesai dan telah di cek kebenarannya maka pekerjaan dilanjutkan dengan pekerjaan acian.

Tahapan pekerjaan :

 Lakukan kuring pasangan bata dengan di siram setiap hari, guna menjaga penyusutan yang berlebihan.  Lakukan pengacian dengan komposisi 2 Pc : 3 kapur

dengan steel trower dan ratakan dengan jidar alumunium. Pemakaian kapur juga diperuntungkan untuk menghindari retak rambut pada permukaan dinding.

 Siram permukaan plesteran sampai dengan jenuh air sebelum pekerjaan acian.

 Untuk mengurangi pori-pori, gosok permukaan dengan kertas semen.

Curing permukaan acian minimal 1 kali sehari dalam waktu selama 3 hari.

3. Pekerjaan Plesteran Plesteran Ciprat 1 SP : 2 PP

Setelah pekerjaan pasangan bata telah selesai dan telah di cek kebenarannya maka pekerjaan dilanjutkan dengan pekerjaan plesteran. Pekerjaan dilaksanakan pada saat pasangan bata berumur minimal 3 hari.

Tahapan pekerjaan :

 Siram permukaan bata sampai dengan permukaan jenuh.


(34)

 Buat kepalaan dan cek sudutan/kesikuan dari dinding serta posisinya.

 Buat kamprotan tipis setebal 0,5 – 1 cm untuk menghindari penyusutan yang berlebihan.

 Plesteran dilakukan setelah pasangan bata berumur 3 hari.

 Metode plesteran dilakukan dengan cara diciprat menggunakan mesin pompa beton (mortar)

 Setelah plesteran setengah kering (1/2 Matang) di ratakan dengan jidar aluminium (pemakaian roskam sebaiknya di hindari).

 Lakukan pengecekan kembali setelah selesai di plester.

 Plesteran harus di siram sebanyak 2 kali sehari dalam satu minggu, hal ini untuk menghindari retak rambut pada dinding bata sebelum berlanjut pada tahap acian.

E. PEKERJAAN PENGECATAN

1. Pekerjaan Cat Tembok

Pekerjaan pengecatan dilakukan apabila permukaan acian pada dinding tidak basah lagi akibat penguapan air dari pasngan dinding.

Tahapan pelaksanaan pengecatan dilaksanakan sebagai berikut :  Permukaan dinding dibersihkan dari debu dan kotoran

menggunakan kain kasa.

 Permukaan dinding dihaluskan dengan menggunakan amplas.  Permukaan dinding ditutup dengan menggunakan plamir.


(35)

 Permukaan plamir dihaluskan dengan amplas sehingga pori-pori tembok terisi dengan baik.

 Untuk pengecatan bahan besi, terlebih dahulu permukaannya dibersihkan dengan amplas.

 Cat dasar diberi pada permukaan tembok dan besi dengan satu lapis, dan permukaanya dihaluskan dengan amplas.  Cat tembok atau cat besi diberi pada permukaan tembok atau

besi sehingga permukaannya terlihat rata dan halus. Material yang digunakan :

 Cat tembok : setara SNI Alat yang digunakan

 Kuas  Roll Paint 2. Pekerjaan Cat Plafond

Cara mengecat plafond sama dengan pengecatan pada tembok. Jenis cat yang digunakan adalah cat tembok. Hanya bedanya adalah plafond terletak di bagian atas dalam posisi mendatar, sehingga diperlukan cara khusus dalam pengecatan plafond.

Pelaksanaan pekerjaan pengecatan plafond

 Pastikan permukaan plafond sudah dalam keadaan rata.

 Proteksi area kerja dengan plastik terutama pada bagian lantai dan pintu pintu/jendela untuk menghindari tumpahan cat.

 Permukaan plafond dibersihkan dahulu dari debu dan kotoran dengan amplas.

 Kemudian permukaan plafond diberi lapisan dasar sealer ( untuk pengikat cat).

 Setelah diberi lapisan sealer, dilakukan pengecatan finish untuk permukaaan plafond minimal 2 (dua) lapis dengan menggunakan jenis cat emultion.

 Pengulangan cat dilakukan setelah lapisan cat sebelumnya telah kering.

3. Pekerjaan Cat Kayu

Cat kayu berfunsi untuk mempertahankan kayu dari cuaca dan panas matahari sehingga memperpanjang umur kayu itu sendiri. Langkah kerja.

 Bersihkan bidang yang akan dicat dari kotoran yang menempel, gunakan kapek kayu, dan haluskan dengan amplas ukuran sedang.

 Bersihkan permukaan kayu dari debu bekas amplas menggunakan kain ball politur (kain limbah kaos)

 Lakukan pengecatan dengan cat dasar kayu yang diencerkan dengan thinner. Cat dasar gunanya untuk melapisi permukaan kayu agar plamur kayu menempel dengan baik dan menyatu, sehingga dalam waktu yang lama cat finishing


(36)

tidak retak dan mengelupas. Kayu yang akan dicat harus benar-benar kering (kayu oven). Kayu yang kurang kering hasil pengecatannya kurang baik, dan pada jangka waktu tertentu akan retak-retak dan keriput.

 Menutup cat dasar dengan plamur kayu. Kerjakan pekerjaan plamur kayu dengan teliti dan rapi agar permukaannya benar-benar rata dan menutup pori-pori kayu. Mengerjakan pekerjaan ini setelah cat dasar minimum 2 hari.

 Permukaan kayu yang sudah diplamur, kemudian diamplas dengan amplas ukuran sedang. Pekerjaan ini dilakukan setelah lapisan plamur kayu benar-benar kering (2 hari). Apabila masih ada yang terlewat (pori-pori kayu masih terlihat), lakukan plamur ulang.

 Setelah lapisan plamur sudah diamplas, benar-benar halus dan rata, tidak ada yang terlewat, lakukan pengecatan masih menggunakan cat dasar yang diencerkan dengan thinner (lebih encer dari campuran no. 1).

 Pengecatan dengan cat finishing (3X), atau 3 lapis. Lakukan setelah cat dasar benar-benar kering. Setiap lapisan dicat dengan cat yang dicampur thinner sehingga cat tidak mengental. Setelah beberapa saat cat di dalam kaleng akan mengental, lakukan pengenceran ulang dengan thinner secukupnya, jangan terlalu encer dan jangan terlalu kental.

V. PEKERJAAN MEP

A. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

Instalasi listrik dipasang sesuai dengan gambar wiring pada gambar kerja, kabel ditarik pada sparing yang telah tersedia sesuai dengan data kabel pada gambar.

Sambungan kabel dilakukan pada pertemuan sudut pada bangunan atau pada titik-titik sambungan kabel pada kabel penerangan luar. Untuk sambungan pada kabel tanam diberi paku skun dan dibungkus dengan sealant ex 3M, sedangkan pada bangunan ditutup dengan isolatip yang tahan panas. Penempatan panel, stop kontak, saklar, meter Kwh, titik lampu dipasang dengan kuat sesuai gambar kerja.

Test commissioning dilakukan dengan test nyala, baik untuk lampu penerang dalam bangunan maupun pada penerangan jalan.

B. PEKERJAAN PLUMBING

Plumbing adalah semua pekerjaan yang berhubungan dengan pelaksanaan, pemeliharaan, perawatan instalasi air, baik di perumahan maupun di gedung.

Plumbing mempunyai fungsi dan tujuan, adapun fungsi dan tujuannya sebagai berikut : Menciptakan suatu bangunan yang memenuhi kesehatan dan sanitasi yang baik.


(37)

dengan suatu sistem pemipaan yang dapat mengalirkan air bersih ketempat tempat yang dituju dan membuang air kotor ke saluran pembuang tanpa mencemari bagian penting lainnya dengan tidak melupakan kenyamanan dan keindahan,adapun pekerjaan plumbing adalah sebagai berikut :

1. Instalasi Air Bersih

Instalasi saluran air bersih merupakan perencanaan pembangunan alur air bersih dari sumber air melalui komponen penyalur dan penyambungnya ke bak-bak penampungan air maupun kran-kran yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan air dalam kehidupan sehari-hari.

 Hal yang perlu diketahui terlebih dahulu adalah denah Plumbing serta Diagram Isometri dimana dapat diketahui jalur-jalur instalasi pipa itu diletakkan.

 Pemasangan pipa dilaksanakan setelah pasangan bata dan sebelum pekerjaan plesteran dan acian, fungsi untuk menghindari bobokan yang menyebabkan keretakan dinding. (Untuk instalasi dalam bangunan).

 Untuk pemasangan di luar bangunan seperti pipa saluran air hujan dikerjakan setelah pekerjaan plesteran diselesaikan.  Pipa yang melewati plat dak atau balok atau kolom beton

harus dipasang sparing atau pemipaan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan pengecoran.

 Pipa yang posisi/letaknya sudah betul segera ditutup dengan plug/dop yang tidak mudah lepas (menghindari kotoran/adukan masuk sehingga terjadi penyumbatan).  Hindari belokan pipa/ knik pipa dengan pembakaran.

 Posisi pipa pada kamar mandi harus disesuaikan dengan saniter

 Rencana instalasi air bersih diletakkan pada perempatan nat keramik / as keramik, simetris dengan luas keramik.

 Setelah instalasi terpasang segera diadakan test tekanan pipa.

2. Kran Air

Memasang Kran tembok sebenarnya sangat mudah, tapi ada beberapa hal yang harus diperhatikan


(38)

 Hal yang pertama adalah sebelum kita mamasang kran pastikan bahwa instalasi tembok dan pipa sudah benar-benar selesai dikerjakan hal ini untuk menghidari Kran anda rusak oleh benturan dan goresan.

 Hal yang kedua adalah pastikan air yang akan dialirkan sudah besih dari kotoran maupun sisa material bangunan. Biasa dilakukan dengan mengalirkan air ke intalasi pipa beberapa saat. Hal ini berfungsi untuk menjamin kebersihan air serta menghidari kran anda tersumbat.

 Hal yang ketiga adalah pastikan Kran yang akan anda pasang memiliki tipe drat yang sama. Pada umumnya adalah tipe drat PT1/2 atau PJ1/2. Bila ternyata beda dan anda sudah terlanjur membeli Kran tersebut anda bisa menggunakan Joint atau Connector yang dua dratnya sesuai dengan unjung kran dan ujung pipa.

Selanjutnya cara memasang kran air

 Lilitkan seal tape pada drat kran yang akan dipasang. Hal ini untuk mencegah supaya sambungan tidak bocor saat dialiri air.

 Pasang Kran ke pipa searah jarum jam

 Periksalah sambungan kran dari kebocoran dengan mengaliri air pada instalasi.

3. Floor Drain Stainless

Floor Drain adalah saringan pada tempat masuknya air bekas di kamar mandi / toilet ke dalam pipa saluran pembuangan. Umumnya floor drain terbuat dari bahan stainless steel tetapi ada juga yang terbuat dari bahan cast iron / besi cor dan bahan plastik / PVC. Adapun langkah-langkah masangan floor drain adalah sebagai berikut :

 Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai dengan gambar untuk itu.

 Floor drain yang dipasang telah diseleksi dengan baik, tanpa cacat dan telah disetujui oleh Pemilik Pekerjaan.

 Pada tempat-tempat yang telah dipasang floor drain, penutup lantai harus dilubangi dengan rapih, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan ukuran floor drain tersebut.

 Hubungan saringan metal dengan beton/lantai menggunakan perekat beton kedap air.

 Setelah floor drain terpasang, pasangan harus rapi waterpass, dibersihkan dari noda-noda semen dan tidak ada kebocoran.

4. Pasangan Kloset Jongkok

Kloset adalah tempat buang air besar, biasanya terbuat dari porselen dan dipasang di dalam kamar kecil.

Adapun langkah-langkah pemasangan kloset jongkok adalah sebagai berikut :


(39)

 Sebagai langkah awal adalah mempersiapkan lubang pengeluaran atau saluran feset ke arah septic tank (sekarang banyak digunakan sebagai alat penampungan dan peresapan kotoran, beda dengan zaman dulu yang masih menggunakan sungai bagi warga yang tinggal di pesisir sungai. atau kakus sebagai lubang sementara-red). Gunakan pipa PVC atau sejenisnya dengan ukuran 3 – 4 Inchi, gunakan kualitas standar, misalnya Wavin atau GGG. Sebenarnya pemasangan pipa-pipa ini harus telah disiapkan semenjak pembuatan pondasi rumah, jika membangun rumah baru. Jika belum terpakai, tutup ujungnya dengan kantong plastik yang kuat dan tahan lama.  Menentukan posisi kloset yang telah di tetapkan dalam gambar denah rumah, atau mengubah posisinya dengan resiko memindahkan atau memasang pipa saluran pembuangan baru.

 Hal penting yang harus diperhatikan adalah posisi pipa pada bagian kloset harus lebih tinggi dari septic tank, sehingga kotoran cepat mengalir ke tempat peresapannya. Untuk kloset jongkok posisinya harus lebih tinggi dari lantai kamar mandi atau keramik.

 Sebaiknya letakkan kloset pada sebelah kiri bak penampungan air, sehingga mudah ketika istinja’. Sediakan ruangan sebesar 80 cm persegi untuk menaruh kloset duduk. Ukuran ini dapat lebih besar sesuai dengan ketersediaan ruang kamar mandi dan kenyamanan seseorang yang akan menggunakan WC.

 Pemasangan kloset duduk dapat dilakukan setelah pemasangan keramik lantai kamar mandi atau sebelumnya. Dua versi ini silakan Anda pilih mana yang lebih mudah.  Pasang batu bata sebagai penopang dan dinding bagian

bawah kloset. Gunakan adukan pasir dan semen 3 : 1. Susun batu bata dengan rapat pada bagian pinggir atau dinding. Buat lekukan berbentuk kotak dengan ukuran lebih kecil dari kloset sebagai penampung ke arah lubang pipa. Dinding lubang ini harus diplester dengan adukan semen dan pasir 1 : 2, kemudian diaci agar tidak terjadi rembesan ke pori-pori tanah.

 Posisi lubang pipa dapat diletakkan di bagian depan atau bawah kloset, atau belakang. Semua arah dapat di gunakan.  Pasang keramik terlebih dahulu agar terbentuk corak

keramik yang baik. Kemudian letakkan kloset di atasnya menggunakan aci atau adukan 1: 2. Pada bagian pinggir atau tepi kloset di tutup dengan naad.


(40)

 Kelebihan pemasangan kloset setelah proses pasang keramik adalah Anda tidak perlu lagi menggunakan waterpas sebagai peratanya. Dengan catatan pasangan keramik sudah datar, atau jika pun miring sedikit, usahakan ke arah depan, dan kanan kiri rata. Jika pemasangan kloset jongkok dilakukan sebelum memasang keramik, Anda harus menggunakan waterpas untuk mengukur sifat datarnya. 5. Instalasi Air Kotor

Instalasi air kotor adalah Instalasi air bekas atau air buangan yang berasal dari kegiatan sehari-hari rumah tangga, yaitu semua jenis air buangan rumah tangga yang berasal dari : mandi, dapur, mencuci, kakus, dan lain sebagainya.

Umum :

 Air kotor,WC,Urinoir disalurkan ke septictank.

 Air bekas,westafel dan floor drain disalurkan langsung ke saluran luar.

 Jaringan pembuangan air di dalam gedung dilengkapi dengan pipa udara (vent).

 Semua pipa baik pipa air bersih maupun air kotor masuk ke shaft yang disediakan,perletakan pipa-pipa disesuaikan dengan kondisi shaft sehingga memudahkan pemasangan dan perbaikan bila ada perubahan.

 Pipa – pipa di dalam shaft,harus diberi penguat,support dan access door untuk maintenance.

 Penggantung pipa harus terpasang kuat pada jaringan instalasi air bersih air buangan,pipa udara dan pipa talang datar.

 Pipa floor clean out,water closet,floor drain dan perlengkapan sanitair harus dipasang penggantung yang kuat.

Metode Pelaksanaan:

 Dilantai dasar pipa talang tegak harus diberi bantalan yang kuat.

 Sambungan – sambungan antara pipa PVC diberi solvent cement dari kwalitas baik yang disetujui oleh pengawas.  Bila terjadi pertemuan antara pipa PVC dan pipa ABS atau

fitting logam,maka menggunakan sambungan ulir atau flend dengan fitting antara lain faucet elbow valve socket faufet socket dan lain –lain dan sambungan tersebut diberi lem khusus.

 Semua ujung pipa atau fitting yang terakhir yang tidak dilanjutkan lagi harus ditutup doop atau plug dengan bahan material yang sama.


(41)

 Pipa – pipa sebelum disambung harus ditest dahulu terhadap kebocoran hal ini dilakukan sebelum pekerjaan finishing dilaksanakan.

 Pipa PVC untuk saluran air bekas dan air kotor yang tertanam di tanah pada saat jarak 3 m harus diberikan pondasi bantalan beton 1 pc + 3 ps + 5 krl,pondasi ini juga dipasang pada bagian sambungan pipa percabangan dan belokan.

 Pipa tegak (riser ) harus diberikan bantalan beton pondasi pada bagian pertemuan antara pipa tegak dan datar dilantai dasar.

6. Pekerjaan Pembuatan Septik Tank Lengkap dengan Resapan

Septic tank, adalah bak untuk menampung air limbah yang digelontorkan dari WC (water closet), konstruksi septic tank ada disekat dengan dinding bata dan diatasnya diberi penutup dengan pelat beton dilengkapi penutup kontrol dan diberi pipa hawa T dengan diameter ø1 ½“, sebagai hubungan agar ada udara / oksigen ke dalam septictank sehingga bakteri – bakteri menjadi subur.

Metode Pelaksanaan :

 Buat ukuran septic tank dengan memperkirakan kapasitas penghuni rumah

 Ukuran pipa pembuangan dari WC harus berukuran besar, yaitu 4 inchi, jangan banyak belokan atau memakai elbow, agar kotoran mengalir dengan lancar bebas hambatan.  Pipa pembuangan harus memiliki kemiringan yang cukup,

sehingga kotoran cepat mengalir ke septic tank ketika di dorong oleh air siraman.

 Sediakan saluran udara agar tidak “meledak”, dan saluran pembuangan air melimpah pada ruang resapan septic tank, sehingga jika cairan atau air resapan penuh dapat mengalir keluar mengurangi tekanan udara yang tersumbat.

 Buat galian tanah sedalam 1,5 meter, lebar 1,3 meter, dan panjang 2,2 meter. Tanah galian dibuang disekitar lubang terlebih dahulu, atau jika tidak memadai tempatnya, dapat dibuang ditempat lain. Galian harus tegak lurus sehingga memudahkan ketika memasang dinding batu bata.

 Pasang bagian dasar dengan pasangan satu bata, beri alas dengan nat adukan semen dan pasir. Pasangan berikutnya adalah pola setengah bata sebagaimana memasang dinding rumah. Dinding dan lantai septic tank sebaiknya diplester kecuali pada ruangan resapan.


(42)

 Jika pemasangan batu bata telah selesai, sisakan sekitar 12 cm dari permukaan tanah untuk cor beton.

 Siapkan besi behel 8 mm sebanyak 5 batang, potong menjadi seukuran lebar dan panjang septic tank, bariskan dan susun dengan jarak 10 cm, kemudian diikat dengan kawat.

 Siapkan papan pada bagian atas pasangan bata, letakkan anyaman besi tadi, tutup sisi luar dengan papan setebal 10 cm.

 Lakukan pengecoran dengan menggunakan semen, pasir, dan koral. Perbandingan 1 : 2 : 3. Ketebalan coran maksimal adalah 10 cm. Beri lubang pada bagian atas ruang limbah cair dan pasang dengan tutup yang terbuat dari pipa PVC  Tahap berikutnya adalah menyambung semua pipa

pembuangan limbah padat dari kloset ke septic tank. Timbun dengan tanah.

 Usahakan letak kloset harus lebih tinggi dari septic tank, agar kotoran dapat dengan mudah masuk ke dalam septic tank.

7. Sumur Bor Dangkal + Jet Pump

Sumur bor adalah salah satu jenis sumur buatan yang dibuat dengan bantuan alat bor untuk mencapai kedalaman sumur yang cukup sehingga akan bertemu dengan sumber air tanah yang melimpah. Metode Pelaksanaannya sebagai berikut :

 Siapkan peralatan untuk membuat sumur bor.

 Bersihkan area yang akan dijadikan lokasi sumur bor.

 Kemudian gali lokasi sumur bor kira-kira seukuran 50 x 50 cm dengan kedalaman 50 cm.

 Masukkan pipa pengebor ke dalam tanah kemudian rongga pada besi dialiri air dengan menggunakan pompa air.

 Kemudian putar pipa sampai menembus kedalaman tanah menggunakan bantuan mesin pengebor.

 Setelah selesai pengeboran, sekarang pemasangan Pipa, pipa yang paling besar lebih dulu ditanam untuk menopang tanah supaya tidak ambruk, kemudian pipa-pipa kecil

ditanam didalam pipa besar tadi.

 Setelah itu dilanjutkan dengan pemasangan pompa air. 8. Pekerjaan Pembuatan Bak Kontrol

Bak kontrol merupakan bak berlubang lengkap dengan tutup di atasnya yang umumnya perlu ditempatkan pada belokan saluran atau pada saluran tertutup setiap panjang sekian meter. Selain itu bak kontrol juga perlu ditempatkan jika ada perubahan ukuran


(43)

saluran dan perubahan kemiringan saluran. Fungsi dari bak kontrol adalah untuk untuk mempermudah perawatan dan mencegah terjadinya sumbatan pada saluran air. Dengan adanya bak kontrol kita akan dengan mudah mengetahui bagian mana saluran yang tersumbat dan dapat segera mengatasinya. Metode Pelaksanaannya sebagai berikut :

Metode Pelaksanaan

 Tentukan titik mana yang akan dibuatkan bak control.

 Besi berfungsi sebagai tiang pondasi pada bak kontrol agar lebih kuat dan tahan lama, setalah pondasi besi sudah terpasang lanjut ke pemasangan.

Bisa Pakai Bata Merah / Batako untuk menjadi dinding pada bak kontrol, panjang, lebar, & tinggi sesuai dengan saluran yang akan terhubung ke bak kontrol. tetapi posisi bak kontrol harus lebih besar dari saluran air.

Setelah dinding terpasang maka lakukan lah perapihan pada dinding bak kontrol agar terlihat lebih rapi dan buat tutup bak kontrol nya juga jika suatu saat bermasalah pada saluran air sangat lah mudah untuk mengecek nya.  Sebetulnya yang sangat efektif bak kontrol dibersihkan 2


(44)

FLOW CHART PEKERJAAN PLUMBING

NOTE

Dalam pekerjaan bobokan harus koordinasi dengan Sipil untuk start point keramik dinding dan lantai toilet.

START

PEKERJAAN PERSIAPAN

 Lahan Kerja

 Fasilitas Kerja

 Material Yang Telah Disetujui

 Shop Drawing yang Telah Disetujui

 Tenaga Kerja

PEKERJAAN PABRIKASI

 Gantungan Pipa

 Pembuatan Ulir Pipa

 Pengecatan Dasar

PEKERJAAN MARKING

 Jalur Pipa

 Titik Sanitary

PEKERJAAN BOBOKAN

 Jalur Pipa ke Titik Sanitary

 Jalur Pipa Tembus Dinding

PEKERJAAN INSTALASI

 Pasangan Gantungan

 Jalur Pipa Tembus Dinding

PERBAIKAN

Pengetesan Pipa

Pemasangan : - Pompa

- Tangki No

Yes

- Pemasangan Valve - Pemasangan Aksesor

Sanitary

No

PERBAIKAN

TESTING

Yes

TEST COMMISSIONING


(45)

METODE PELAKSANAAN SYSTEM K3

Rencana penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dalam pelaksanaan suatu proyek merupakan hal yang utama yang harus dipersiapkan dengan tujuan supaya semua yang terlibat dalam pekerjaan yang berada di lokasi pekerjaan terlindungi keselamatannya, terjaga kesehatannya, dan merasa aman dalam melaksanakan tugasnya. Selain hal tersebut diatas, sasaran dari penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah agar semua bahan dan material, alat dan mesin prduksi terjamin keamanannya mulai dari mobilisasi, penyimpanan, pemakaian, maupun setelah dipergunakan, dengan menggunakan prosedur/tahapan yang benar.

Untuk keperluan itu PT. MITRA INFRASTRUKTUR SEJAHTERA akan memberikan suatu makalah/dokumen tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3K) yang terbaik dalam pekerjaan ini. Adapun prosedur/tahapan yang akan kami terapkan dalam pelaksanaan pekerjaan nantinya, sangat memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. ASPEK KESELAMATAN (SAFETY) PEKERJAAN KONSTRUKSI

Ada beberapa hal yang harus kami lakukan dalam rangka menerapkan prinsip-prinsip kerja sesuai dengan ketentuan K3 di lingkungan proyek antara lain :

1. Memenuhi Kelengkapan Administrasi K3.

2. Penyusunan Rencana Safety Plan (Rencana K3) untuk proyek. 3. Melaksanakan Kegiatan K3 di Lapangan.

4. Pelatihan Program K3.

5. Perlengkapan dan Peralatan Penunjang K3. 6. Penataan Lingkungan Proyek.

Memenuhi Kelengkapan Administrasi K3, terdiri dari :  Mendaftarkan Proyek ke Depnaker Setempat.

 Pendaftaran dan Pembayaran Asuransi Tenaga Kerja (ASTEK).  Pendaftaran dan Pembayaran Asuransi lainnya, misalnya

CAR,PA bila disyaratkan dalam proyek.

 Izin dari Kantor Kimpraswil tenaga pengguna jalan/jembatan yang menuju lokasi untuk lalu lintas alat berat.

 Keterangan layak pakai untuk alat berat/ringan memerlukan rekomendasi dari Depnaker atau instansi berwenang.

 Pemberitahuan kepada pemerintah/lingkungan setempat.  Penyusunan Safety Plan (Rencana Mutu K3) untuk proyek,

antara lain :


(46)

 Gambar Proyek

 Pokok perhatian untuk K3

 Risiko kecelakaan dan pencegahan (risiko yang mungkin terjadi di proyek tersebut).

 Tata cara pengoperasian peralatan.  Alamat instansi terkait.

Melaksanakan Kegiatan K3 di lapangan :  Kerjasama dengan instansi yang terkait K3.  Pengawasan pelaksanaan K3, meliputi :

 Safety patrol.  Safety supervisor.  Safety meeting.

 Pelaporan serta penanganan kecelakaan  Pelatihan Program K3, meliputi :

 Pelatihan secara umum, materi pelatihan bersifat umum yaitu panduan tentang K3 proyek misalnya :

 Pedoman praktis pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja pada proyek bangunan gedung.

 Penanganan, Penyimpanan dan Pemeliharaan Material.  Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan

Finishing luar.

 Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal.

 Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan Finishing dalam.

 Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan Bekisting

 Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan Pembersihan.

 Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan Sementara.

 Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan Rangka Baja.

 Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan Struktur Khusus.

 Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan Pembetonan.

 Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan Pondasi.

 Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan Pembongkaran,dll.

Perlengkapan dan Peralatan Penunjang K3 :  Promosi Program K3

 Pemasangan bendera K3.  Pemasangan sign board K3.  Saran peralatan K3 terdiri dari :


(47)

 Yang melekat pada orang : 1. Topi Keras (Helm)

Topi Keras (Helm) sangat berguna untuk melindungi kepala dari benda-benda yang mungkin jatuh, untuk itu topi keras (helm) harus dipilih yang baik mutunya. 2. Sepatu Lapangan

Sepatu kerja digunakan untuk melindungi kaki dari luka akibat terjepit, benda-benda tajam dan sejenisnya. Penggunaaan sepatu juga harus sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan.

3. Sarung Tangan untuk Pekerjaan Tertentu

Sarung tangan digunakan untuk menghindarkan kulit tanagan dari luka akibat serpihan besi, batu-batu tajam atau cairan semen dari adukan. Penggunaan sarung tangan harus sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan.

4. Masker Pengaman untuk gas beracun untuk pekerjaan tertentu

Penutup hidung (masker) digunakan pada saat bekerja pada daerah berdebu atau yang mengndung unsur kimia seperti debu semen yang dapat menimbulkan gangguan pada pernapasan.

5. Kacamata Las Goggle

Kacamata harus digunakan paada saat melakukan pekerjaan-pekerjaan khusus, seperti memecah batu, mengelas, menggerinda, dan sebagainya.

6. Pelindung Telinga

Pelindung telinga harus digunakan pada lingkungan pekerjaan yang bising dan dapat menyebabkan gangguan pendengaran.

Sarana peralatan lingkungan :

 Tabung Pemadam Kebakaran pada ruang-ruang antara lain Kantor Proyek,Gudang bahan bakar, Gudang material/peralatan, Ruang genset, Mess karyawan, Barak pekerja dan tiap lantai bangunan proyek.

 Pagar pengaman yang terdiri dari pagar/railing yang kuat dan tali warna kuning sebagai pembatas/peringatan.

 Penangkal petir.

 Pemeliharan jalan kerja dan jembatan kerja.  Jaringan pengaman pada bangunan tinggi.  Pagar pengaman lokasi proyek.

Rambu-rambu Peringatan Yang berfungdi untuk :  Peringatan bahaya dari atas.

 Peringan bahaya benturan kepala.  Peringatan bahaya longsoran.  Peringatan bahaya api/kebakaran.


(48)

 Peringatan tersengat listrik.  Penunjuk ketinggian.

 Penunjuk jalur instalasi listrik kerja sementara.  Penunjuk batas ketinggian penumpukan material.  Larangan memasuki ke areal tertentu.

 Larangan membawa barang-barang berbahaya.  Penunjuk untuk melapor (keluar masuk proyek).  Peringatan untuk memakai alat pengaman kerja.

 Peringatan ada alat/mesin yang berbahaya (untuk lokasi tertentu).

 Peringatan/larangan untuk masuk ke lokasi genset/power listrik.

2. PENATAAN LINGKUNGAN PROYEK

 Lay Out planning (Perencanaan tata letak)

Pekerjaan konstruksi termasuk pekerjaan berat, pekerjaan kasar serta banyak pekerjaan yang harus dilaksanakan di suatu tempat dengan menggunakan berbagai peralatan dan semua jenis pekerjaan pada waktu umumnya harus disesuaikan dalam waktu yang sangat singkat. Walaupun demikian pekerjaan konstruksi disamping memerlukan tenaga yang banyak memerlukan pula konsentrasi pikiran dan kesabaran yang tinggi,tuntutan tersebut tidak terdukung oleh situasi yang serba sibuk, kompleks, berat, kasar, kotor dan mudah timbul tindakan emosional. Oleh karena itu banyak orang yang memperhatikan tentang prokduvitas dan K3 menapung pekerja dalam barak-barak hunian atau asrama.

Oleh sebab itu kotraktor wajib menyediakan barak/bedeng/asrama untuk pekerja, dengan pertimbangan faktor transport dan tersedianya lahan, maka barak/bedeng biasanya di buat pada lahan pekerja proyek. Dalam menentukan lokasi barak perlu dipertimbangkan beberapa sebgai berikut :

1. Penempatan barak/bedeng/asrama perlu adanya pemisahan yang tegas dengan lahan kerja.

2. Fakto-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan tata letak adalah :

 Dimensi (Ukuran).

 Gerakan manusia dan alat, suara (kebisingan).  Getaran,cahaya dan sirkulasi udara.

 House keeping

Sarana kebersihan dan kerapihan untuk program K3 adalah :  Penyediaan air bersih yang cukup.

 Penyediaan toilet/WC yang bersih.

 Penyediaan musholla yang bersih dan terawat.  Penyediaan toilet/WC untuk pekerja proyek.

 Penyediaan bak sampah pada lokasi yang diperlukan.  Pembuatan saluran pembuangan limbah.


(49)

 Kerapihan penempatan alat-alat kerja di lapangan setelah dipakai (scaffolding, pipe support, pipa, jack base, concrete vibrator, lampu-lampu penerangan, dan lain-lain).

3. Standar Peralatan Kerja Manual A. TUJUAN

Tujuan instruksi kerja ini adalah untuk memberikan suatu petunjuk kerja instruktif tentang bagaimana menggunakan Alat Kerja Manual.

B. APLIKASI

Instruksi ini berlaku untuk memberikan petunjuk cara pemakaian Alat Kerja Manual untuk antara lain pekerjaan kayu, pekerjaan besi, pekerjaan mekanikal elektrikal, pekerjaan beton, pekerjaan pasangan dan lainnya dengan aman.

C. PROSEDUR

1. Ketentuan Umum

1.1Cara kerja Penggunaan alat kerja manual adalah harus aman bagi pekerjaan dan orang lain.

1.2Hasis pekerjaan sesuai dengan spesifikasi mutu dan keselamatan.

1.3 Tersedia alat pelindung diri dalam kondisi baik dan digunakan selama pelaksanaan kerja.

1.4Alat kerja harus aman untuk dipergunakan untuk keselamatan pekerja dan orang lain.

1.5Tenaga kerja yang menggunakan alat harus paham prinsip-prinsip K3 atas kecelakaan akibat alat kerja tersebut.

2. Gambar Alat

2.1 Pekerjaan Pembesian :


(1)

 Yang melekat pada orang : 1. Topi Keras (Helm)

Topi Keras (Helm) sangat berguna untuk melindungi kepala dari benda-benda yang mungkin jatuh, untuk itu topi keras (helm) harus dipilih yang baik mutunya. 2. Sepatu Lapangan

Sepatu kerja digunakan untuk melindungi kaki dari luka akibat terjepit, benda-benda tajam dan sejenisnya. Penggunaaan sepatu juga harus sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan.

3. Sarung Tangan untuk Pekerjaan Tertentu

Sarung tangan digunakan untuk menghindarkan kulit tanagan dari luka akibat serpihan besi, batu-batu tajam atau cairan semen dari adukan. Penggunaan sarung tangan harus sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan.

4. Masker Pengaman untuk gas beracun untuk pekerjaan tertentu

Penutup hidung (masker) digunakan pada saat bekerja pada daerah berdebu atau yang mengndung unsur kimia seperti debu semen yang dapat menimbulkan gangguan pada pernapasan.

5. Kacamata Las Goggle

Kacamata harus digunakan paada saat melakukan pekerjaan-pekerjaan khusus, seperti memecah batu, mengelas, menggerinda, dan sebagainya.

6. Pelindung Telinga

Pelindung telinga harus digunakan pada lingkungan pekerjaan yang bising dan dapat menyebabkan gangguan pendengaran.

Sarana peralatan lingkungan :

 Tabung Pemadam Kebakaran pada ruang-ruang antara lain Kantor Proyek,Gudang bahan bakar, Gudang material/peralatan, Ruang genset, Mess karyawan, Barak pekerja dan tiap lantai bangunan proyek.

 Pagar pengaman yang terdiri dari pagar/railing yang kuat dan tali warna kuning sebagai pembatas/peringatan.

 Penangkal petir.

 Pemeliharan jalan kerja dan jembatan kerja.  Jaringan pengaman pada bangunan tinggi.  Pagar pengaman lokasi proyek.

Rambu-rambu Peringatan Yang berfungdi untuk :  Peringatan bahaya dari atas.

 Peringan bahaya benturan kepala.  Peringatan bahaya longsoran.  Peringatan bahaya api/kebakaran.


(2)

 Peringatan tersengat listrik.  Penunjuk ketinggian.

 Penunjuk jalur instalasi listrik kerja sementara.  Penunjuk batas ketinggian penumpukan material.  Larangan memasuki ke areal tertentu.

 Larangan membawa barang-barang berbahaya.  Penunjuk untuk melapor (keluar masuk proyek).  Peringatan untuk memakai alat pengaman kerja.

 Peringatan ada alat/mesin yang berbahaya (untuk lokasi tertentu).

 Peringatan/larangan untuk masuk ke lokasi genset/power listrik.

2. PENATAAN LINGKUNGAN PROYEK

 Lay Out planning (Perencanaan tata letak)

Pekerjaan konstruksi termasuk pekerjaan berat, pekerjaan kasar serta banyak pekerjaan yang harus dilaksanakan di suatu tempat dengan menggunakan berbagai peralatan dan semua jenis pekerjaan pada waktu umumnya harus disesuaikan dalam waktu yang sangat singkat. Walaupun demikian pekerjaan konstruksi disamping memerlukan tenaga yang banyak memerlukan pula konsentrasi pikiran dan kesabaran yang tinggi,tuntutan tersebut tidak terdukung oleh situasi yang serba sibuk, kompleks, berat, kasar, kotor dan mudah timbul tindakan emosional. Oleh karena itu banyak orang yang memperhatikan tentang prokduvitas dan K3 menapung pekerja dalam barak-barak hunian atau asrama.

Oleh sebab itu kotraktor wajib menyediakan barak/bedeng/asrama untuk pekerja, dengan pertimbangan faktor transport dan tersedianya lahan, maka barak/bedeng biasanya di buat pada lahan pekerja proyek. Dalam menentukan lokasi barak perlu dipertimbangkan beberapa sebgai berikut :

1. Penempatan barak/bedeng/asrama perlu adanya pemisahan yang tegas dengan lahan kerja.

2. Fakto-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan tata letak adalah :

 Dimensi (Ukuran).

 Gerakan manusia dan alat, suara (kebisingan).  Getaran,cahaya dan sirkulasi udara.

 House keeping

Sarana kebersihan dan kerapihan untuk program K3 adalah :  Penyediaan air bersih yang cukup.

 Penyediaan toilet/WC yang bersih.

 Penyediaan musholla yang bersih dan terawat.  Penyediaan toilet/WC untuk pekerja proyek.

 Penyediaan bak sampah pada lokasi yang diperlukan.  Pembuatan saluran pembuangan limbah.


(3)

 Kerapihan penempatan alat-alat kerja di lapangan setelah dipakai (scaffolding, pipe support, pipa, jack base, concrete vibrator, lampu-lampu penerangan, dan lain-lain).

3. Standar Peralatan Kerja Manual A. TUJUAN

Tujuan instruksi kerja ini adalah untuk memberikan suatu petunjuk kerja instruktif tentang bagaimana menggunakan Alat Kerja Manual.

B. APLIKASI

Instruksi ini berlaku untuk memberikan petunjuk cara pemakaian Alat Kerja Manual untuk antara lain pekerjaan kayu, pekerjaan besi, pekerjaan mekanikal elektrikal, pekerjaan beton, pekerjaan pasangan dan lainnya dengan aman.

C. PROSEDUR

1. Ketentuan Umum

1.1Cara kerja Penggunaan alat kerja manual adalah harus aman bagi pekerjaan dan orang lain.

1.2Hasis pekerjaan sesuai dengan spesifikasi mutu dan keselamatan.

1.3 Tersedia alat pelindung diri dalam kondisi baik dan digunakan selama pelaksanaan kerja.

1.4Alat kerja harus aman untuk dipergunakan untuk keselamatan pekerja dan orang lain.

1.5Tenaga kerja yang menggunakan alat harus paham prinsip-prinsip K3 atas kecelakaan akibat alat kerja tersebut.

2. Gambar Alat

2.1 Pekerjaan Pembesian :


(4)

2.2 Pekerjaan Kayu

GERGAJI

2.3 Pekerjaan Pasangan

SENDOK SEMEN GEROBAK DORONG

SEKOP

2.4 Pekerjaan M & E Pekerjaan Plumbing


(5)

KUNCI TOOL KIT

D. TRANSPORTASI MATERIAL DAN PERALATAN I. TUJUAN

Tujuan instruksi kerja ini adalah untuk memberikan suatu petunjuk kerja instruktif tentang metode kerja transportasi material proyek atau lainnya secara umum.

II. APLIKASI

Instruksi kerja ini berlaku untuk semua pekerjaan transport material arah horizontal secara manual atau menggunakan


(6)

peralatan bantu baik alat berat atau alat sederhana. Alat yang di pakai antara lain :

1. Alat sederhana : Hand Pallet, kerekan dan lain-lain. 2. Alat berat : Dump Truck, Treiller, dan lain-lain.

Jayapura, 06 Maret 2017

PT. MITRA INFRASTRUKTUR SEJAHTERA

Ir. Nursalam Syamsuddin Direktur