Keabsahan Data Identifikasi Kebutuhan Belajar Gelandangan Remaja Di Kawasan Pasar Johar Semarang.

diisi tetapi belum mempunyai waktu. Surat yang dikirim itu hanya sekedar mengingatkan Suharsimi, 2006:226. Kuesioner atau angket yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Angket terbuka yang berupa Kartu Sistem Kebutuhan Belajar Masyarakat SKBM. Kartu SKBM ini dapat dibagi menjadi ada dua macam, yaitu kartu SKBM untuk sasaran calon warga belajar atau kelompok sasaran dan kartu SKBM untuk sasaran orang tua dan tokoh masyarakat pimpinan formal dan informal. Untuk sasaran dalam penelitian ini adalah gelandangan remaja yang berada di kawasan pasar Johar Semarang dan berusia antara 12-22 tahun. Kuesioner angket dibagikan kepada responden setelah dilakukan wawancara sebelumnya dengan responden.

3.7 Keabsahan Data

Teknik pemeriksaan keabsahan merupakan suatu strategi yang digunakan untuk memeriksa keabsahan data atau dokumen yang didapatkan atau diperoleh dari penelitian, supaya hasil penelitiannya benar-benar dapat dipertanggungjawabkan dari segala segi Moleong, 2002: 171. Kriteria keabsahan data diterapkan dalam rangka dalam membuktikan temuan hasil dilapangan dengan kenyataan yang diteliti dilapangan. Teknik-teknik yang digunakan untuk melacak atau membuktikan kebenaran atau taraf kepercayaan data tersebut bisa melalui ketekunan pengamatan di lapangan persistent observation, triangulasi tringualation, pengecekan dengan teman sejawat peer debriefing, analisis terhadap kasus- kasus negative negative case analysis, referensi yang memadai reverencial adequacy, dan pengecekan anggota member chek. Beberapa berbagai teknik teknik tersebut, peneliti menggunakan teknik pengamatan lapangan dengan triangulasi pada penelitian pendidikan anak di lingkungan keluarga gelandangan. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu diluar data tersebut untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Denzin dalam Moleong, 2009: 330 membedakan empat macam triangulasi yakni sumber, metode, penyelidik, dan teori. Jadi triangulasi berarti cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan- perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konsteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan. Dengan kata lain bahwa triangulasi, peneliti dapat me-recheck temuannya dengan jalan membandingkannya dengan berbagai sumber, metode, peneliti, dan teori. Triangulasi sumber menggunakan pertimbangan bahwa untuk memperoleh data yang benar-benar valid, informasi dari subyek harus dilakukan cross check dengan subyek lain serta informan lain. Informasi yang diperoleh diusahakan dari narasumber yang betul-betul mengetahui tentang gelandangan remaja yang dijadikan subyek penelitian. Informasi yang diberikan oleh salah satu subyek dalam menjawab pertanyaan peneliti akan di cek ulang dengan jalan menanyakan ulang pertanyaan yang sama kepada subyek yang lain serta menanyakan pula pada informan. Informan dalam penelitian ini ada dua orang, informan yang pertama yaitu penjual buah yang berada dekat dengan tempat berkumpulnya gelandangan remaja dan informan kedua yaitu tukang parkir yang setiap hari menyaksikan para gelandangan mencari uang di jalanan . Apabila kedua jawaban yang diberikan sama maka jawaban itu dianggap sah. Triangulasi Metode, menurut Patton dalam Moleong 2010: 331 terdapat 2 dua strategi, yaitu : 4.6.1 Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian dengan beberapa teknik pengumpulan. 4.6.2 Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama. Dalam penelitian ini triangulasi metode menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi, dan kuesioner yaitu dengan SKBM Sistem Kebutuhan Belajar Masyarakat. Trigulasi Peneliti, ialah dengan jalan memanfaatkan peneliti untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Pemanfaatan pengamatan lainnya ialah dapat membantu mengurangi ”kemencengan” data. Triangulasi Teori, adalah membandingkan teori yang ditemukan berdasarkan kajian lapangan dengan teori-teori yang telah ditemukan oleh para pakar ilmu sosial sebagaimana yang telah diuraikan dalam bab landasan teori yang telah ditemukan . Teori yang digunakan sebagai pembanding untuk mengetahui kebutuhan gelandangan adalah teori kebutuhan dari Maslow dan Sudjana. Pada penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi teori yaitu peneliti melakukan cross check dengan mengecek apakah data yang ditemukan di lapangan sesuai dengan teori-teori yang sudah ada. Triangulasi sumber informasi dari subyek harus dilakukan cross check dengan subyek lain serta informan lain, yang menjadi informan lain dalam penelitian ini adalah Tukang parkir, penjual buah, dan teman sesama gelandangan. Triangulasi metode menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi, dan kuesioner yaitu dengan SKBM Sistem Kebutuhan Belajar Masyarakat.

3.8 Analisis Data