kepemimpinan gaya team berasumsi bahwa orang akan menghasilkan sesuatu apabila mereka memperoleh kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang berarti.
Selain itu, dalam kepemimpinan gaya team terdapat kesepkatan untuk melibatkan anggota
organisasi dalam
pengambilan keputusan
dengan maksud
mempergunakan kemampuan mereka untuk memperoleh hasil yang terbaik yang mungkin dapat dicapai.
2.3.2.2 Teori X dan Y dan Implikasi Terhadap Sistem Komunikasi Organisasi
Teori ini dikemukakan oleh Douglas Mc. Gregor 1967, yang memiliki pandangan berbeda mengenai manusia yaitu pada dasarnya manusia bersifat
negative Teori X, dan bersifat positif Teori Y. Mc. Gregor menyimpulkan bahwa pandangan seorang manajer tentang sifat manusia didasarkan pada
pengelompokkan asumsi tertentu dan manajer tersebut cenderung membentuk perilakunya terhadap bawahan sesuai dengan asumsi tersebut. Dalam teori X,
terdapat empat asumsi, diantaranya : 1. Bawahan tidak suka bekerja dan bilamana mungkin, akan berusaha
menghindarinya 2. Karena bawahan tidak suka bekerja, mereka harus dipaksa, dikendalikan,
atau diancam dengan hukuman 3. Bawahan akan mengelakkan tanggung jawab dan sedapat mungkin hanya
mengikuti perintah formal 4. Kebanyakan bawahan mengutamakan rasa aman agar tidak ada alasan
untuk dipecat dan hanya menunjukkan sedikit ambisi
Sedangkan, dalam teori Y diasumsikan bahwa : 1. Bawahan memandang bahwa pekerjaan sama alamiahnya dengan istirahat
dan bermain 2. Seseorang yang memiliki komitmen pada tujuan akan melakukan
pengarahan dan pengendalian diri 3. Seseorang yang biasa-biasa saja dapat belajar untuk menerima, bahkan
mencari tanggung jawab 4. Kreativitas yaitu kemampuan untuk membuat keputusan yang baik
pendelegasian wewenang dan tanggung jawab Teori ini memusatkan bagaimana seorang pemimpin memotivasi orang-
orang dengan tipe X dan Y sehingga mampu berkontribusi dalam organisasi. Tipe X yang cenderung malas bekerja dan menyukai diperintah, mungkin akan
membutuhkan saluran
komunikasi yang
formal, dimana
pemimpin menginstruksikan berbagai perintah secara formal. Berbeda dengan tipe Y, antara
pemimpin dengan bawahan akan lebih sering berkomunikasi secara informal atau partisipatif. Hal ini dilakukan karena kedua belah pihak sudah saling memahami
dan bawahan memiliki pengalaman yang sudah baik. Motivasi yang diberikan kepada tipe X, mungkin akan cenderung dengan
pemberian hukuman yang tegas, sehingga berbagai peraturan tertulis sebagai media komunikasi akan sangat dibutuhkan. Sedangkan untuk tipe Y, komunikasi
akan sangat mempengaruhi karena motivasi yang diberikan lebih cenderung kepada aktualisasi diri untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan atau
kebijakan dalam organisasi.
2.3.2.3 Teori Kepemimpinan Situasional dan Implikasi Terhadap Sistem Komunikasi Organisasi