Teknik Lot For Lot LFL Teknik Fixed Period Requirement FPR Teknik Fixed Order Quantity FOQ

a. Teknik Lot For Lot LFL

Teknik menggunakan konsep pemesanan yang dilakukan dengan pertimbangan minimasi dari ongkos simpan. Biasanya digunakan untuk jenis item yang mempunyai hargaunit sangat mahal, juga pada kebutuhan yang bersifat samadengan jumlah yang dibutuhkan dalam suatu periode kebutuhan bersih. Tabel 2.2 Contoh Lotting dengan Lot for lot Periode 1 2 3 4 5 6 7 8 Kebutuhan bersih 20 50 60 80 40 40 40 60 Jumlah pesan 75 75 75 75 75 75 Persediaan 55 5 20 15 50 10 45 60 Teguh Baroto, 2002

b. Teknik Fixed Period Requirement FPR

Teknik ini mengembangkan konsep pemesanan dengan interval tetap, tetapi jumlah yang dipesan bervariasi. Jumlah yang dipesan merupakan penjumlahan dari permintaan pada periode-periode yang tercakup. Tabel 2.3 Contoh lotting dengan FPR Periode 1 2 3 4 5 6 7 8 Kebutuhan bersih 20 50 60 80 40 40 40 60 Jumlah pesanan 70 140 80 100 Persediaan 50 0 80 0 40 0 60 0 Teguh Baroto, 2002

c. Teknik Fixed Order Quantity FOQ

Teknik ini menggunakan kuantitas pemesanan yang tetap, dimana ukuran kuantitas pemesanan adalah sama. Tabel 2.4 Contoh lotting dengan FOQ Periode 1 2 3 4 5 6 7 8 Kebutuhan bersih 20 50 60 80 40 40 40 60 Jumlah pesan 100 100 100 100 Persediaan 80 30 70 90 50 10 70 10 Teguh Baroto, 2002

2.2.5.3 Offsetting

Offsetting bertujuan menentukan saat yang tepat untuk melakukan rencana pemesanan dalam rangka memenuhi kebutuhan bersih. Rencana pemesanan diperoleh dengan cara mengurangkan saat awal tersedianya ukuran lot yang diinginkan dengan besarnya lead time. Tabel 2.5 Contoh proses offseting Periode 1 2 3 4 5 6 7 8 Total Ukuran lot 10 15 25 Rencana pemesanan 10 15 25 Teguh Baroto, 2002

2.2.5.4 Explosion

Explosion merupakan proses perhitungan kebutuhan kotor untuk tingkat yang lebih bawah, didasrkan atas rencana pemesanan dan struktur produk. Tabel 2.6 Contoh eksplosion Periode 1 2 3 4 5 6 7 8 Total Kebutuhan kotor 7 25 20 15 12 10 89 Jadwal penerimaan Persediaan di tangan 3 -22 -42 -57 -69 -79 Kebutuhan bersih 22 20 15 12 10 79 Teguh Baroto, 2002

2.3 Penelitian terdahulu