yang dimulai dari 0000H sampai FFFFH. Bagaimanapun bila bit 1 telah dikunci lewat program, EA akan secara internal terhubung ke reset. EA seharusnya
tersambung juga ke VCC untuk mengeksekusi internal program. Pin ini juga menerima tegangan 12 volt untuk program pengaktifan tegangan VPP selama Flash
Programming. k.
XTAL1 Yaitu inputan oscilator pembalik dan inputan ke pengoperasian clock internal
pada sirkuit. l.
XTAL2 Outputan dari oscilator pembalik.
m. SFR
Sebuah peta pada chip memori area
2.2.2 Dasar Mikrokontroler
Sebuah mikrokontroler memiliki beberapa perlengkapan dasar, antara lain adalah CPU, Alamat, Data, Pengendali, Memori, RAM, ROM, Input Output.
a. Central Processing Unit CPU
Unit pengelola pusat CPU terdiri atas dua bagian yaiu unit pengendali CU serta unit aritmatika dan logika ALU. Fungsi utama unit pengendali adalah untuk
mengambil, mengkode, dan melaksanakan urutan instruksi pada sebuah program yang tersimpan dalam memori. Sedangkan unit aritmatika atau perhitungan bertugas
untuk menangani operasi perhitungan maupun boolean dalam program.
b. Alamat
Sistem berbasis mikroprosesor atau mikrokontroler pada umumnya mempunyai lebih dari satu device peripheral seperti memori, input output, Analog to
Digital Converter ADC, dan lain-lain. Masing-masing device ini perlu diberi alamat, sama seperti rumah kita yang mempunyai alamat unik untuk tiap-tiap rumah.
Bayangkan apa yang terjadi kalau rumah-rumah itu tidak diberi alamat, pasti kita
akan kebingungan untuk menuju ke rumah tertentu. Demikian pula dengan mikrokontroler, supaya dapat mengakses suatu device maka mikrokontroler tersebut
harus mengetahui alamat device yang akan diakses. Address decoder akan memberikan alamat untuk tiap device.
c. Data
CPU mikrokontroler AT89S52 mempunyai lebar bus 8 bit. Pena data 8 bit pada AT89S52 D0, …..D7 ini terletak didalam chip karena jumlah pena luar pada
mikrokontroler terbatas. Pena untuk bus data di multipleks dengan alamat A0, …..A7 pada port 0, sehingga sering juga disebut AD0, …..AD7.
d. Pengendali
Selain bus alamat dan bus data mikroprosesor atau mikrokontroler dilengkapi juga dengan bus pengendali control bus, yang fungsinya untuk menyerempakkan
operasi mikroprosesor atau mikrokontroler dengan operasi rangkaian luar. Contoh pena pengendali ini antara lain ALE, PSEN, WR, RD, interupsi dan lain-lain.
e. Memori
“Kecanggihan” sebuah komputer atau kontroller ditentukan oleh program yang kita buat. Memori digunakan sebagai tempat untuk menimpan program, data
dan stack. Program adalah kumpulan instruksi untuk mengerjakan suatu pekerjaan. Data adalah variabel-variabel yang dapat di ubah saat program berjalan. Stack
digunakan untuk menyimpan alamat kembali return address dan juga dapat dipakai untuk menyimpan data. Umumnya didalam mikrokontroller tersedia 2 jenis memori
yaitu ROM dan RAM Read Only Memory bersifat hanya dibaca dan isinya tidak hilang bila catu daya dimatikan, digunakan untuk menyimpan program. Sedangkan
RAM Random-Access Memory bersifat bisa dibaca dan ditulis tetapi isinya bisa hilang bila catu daya dimatikan, digunakan untuk menyimpan data stack. Dengan
berkembangannya teknologi batas antara ROM dan RAM kini agak kabur. ROM sekarang bisa ditulisi untuk tipe flash atau EEROM. RAM sekarang juga tidak
kehilangaan isinya saat catu daya dimatikan yaitu pada tipe NVRAM Non-Volatile RAM.
Memori di dalam Mikrokontroller berukuran terbatas. Untuk itu dan harus tahu persis berapa kebutuhan memori yang digunakan. Kekurangan memori menyebabkan
program anda tidak berjalan dengan benar, terlalu banyak memori yang tidak dipakai juga menyebabkan cost yang sia-sia.
f. RAM
RAM Random Access Memory pada mikrokomputer bisa mencapai ukuran
sekian megabyte dan bisa di-upgrade ke ukuran yang lebih besar dan berlokasi di luar chip CPU-nya, sedangkan RAM pada mikrokontroler ada di dalam chip
mikrokontroler yang bersangkutan dan ukurannya sangat minim, misalnya 128 byte, 256 byte dan seterusnya dan ukuran yang relatif kecil inipun dirasa cukup untuk
aplikasi-aplikasi mikrokontroler.
Pada 256 byte bagian bawah, perhatikan Gambar 2.5. 32 byte pertama 00h-
1Fh dikelompokkan menjadi 4 bank dari 8 register. Instruksi pada program mengenalnya dengan sebutan R0 sampai R7. Dua bit pada Program Status Word
PSW digunakan untuk memilih bank register yang digunakan. Penggunaan instruksi yang mengakses register akan menghemat kode mesin dibandingkan dengan instruksi
yang mengakses lokasi secara langsung direct addressing. 16 byte diatas bank register yaitu pada alamat 20h sampai 2Fh merupakan
daerah yang dapat dialamati secara bit. Alamat bit-bit pada daerah ini adalah 00h sampai 7Fh.
Pendek kata, untuk RAM internal 256 byte bagian bawah, 32 byte pertama dapar digunakan sebagai bank register, 16 byte berikutnya dapat dialamati perbit, dan
sisanya 80 byte dapat digunakan seperti biasa.
SFR User
Area
Bank 1 Bank 0
Bank 3 Bank 2
8 Bytes 78
7F 70
77 68
6F 60
67 58
5F 50
57 48
4F 40
47 38
3F 30
37 28
2F 20
27 18
1F 10
17 08
0F 00
07 SCRATCHPAD
AREA
BIT ADDRESSABLE SEMENT
REGISTER BANKS
SP FF
80 7F
00
Gambar 2.5 256 byte RAM Internal Bagian Bawah Lower
RAM internal 256 byte atas merupakan tempat register fungsi khusus SFR.
Gambar 2.6. menunjukan SFR untuk Mikrokontroller seri 89S52. SFR ini meliputi
alamat port, bit status dan kontrol, timer, register, stack pointer, akumularor dan lainnya. Bagian-bagian yang kosong digunakan untuk pengembangan divais
Mikrokontroller selanjutnya.
SFR User
Area 8 Bytes
F8 FF
F0 F7
E8 EF
E0 E7
D8 DF
D0 D7
C8 CF
C0 C7
B8 BF
B0 B7
A8 AF
A0 A7
98 9F
90 97
88 8F
80 87
FF 80
7F 00
SP IMOD
SBUF DPL
IL0 B
AOC PSW
P E
P3
P0 ICON
P2 SCON
P1 DPH
IL1 IHU
IH1 PCON
BIT ADDRESSABLE
Gambar 2.6 256 byte RAM Bagian Atas
g. ROM
ROM Read Only Memory diisi saat proses produksinya. Informasi yang
dituliskan harus dipesan oleh pelanggan sebelum chip diberikan. Dalam sistem mikrokontroler, informasi ini dapat dibaca oleh CPU tetapi tidak dapat dirubah. ROM
adalah memori yang paling sederhana, kecil, dan murah. Sifat memori program ini non volatile, artinya tetap akan tersimpan walaupun tidak diberi catu daya.
h. Input Output
Diagram latch dan IO buffer tiap bit dari Port 0 - Port 3. Port 1,2, dan 3 mempunyai pull-up internal. Sedangkan Port 0, konfigurasi outputnya adalah open
drain. Setiap bit IO ini berdiri sendiri, jadi dapat berfungsi sebagai input atau output tanpa tergantung satu sama lain. Port 0 dan 2 tidak dapat dipakai sebagai IO bila
digunakan sebagai jalur alamat data. Bila port-port tersebut ingin difungsikan sebagai input, maka bit latch harus berisi 1, yang akan mematikan output driver
FET. Sehingga pin-pin Port 1,2, dan 3 akan ditarik ke high oleh pull-up internal, tetapi bila diinginkan dapat juga ditarik ke low dengan sumber external. Port 0 agak
berbeda, karena tidak menggunakan pull-up internal. FET pull-up pada output driver P0 lihat gambar 6A hanya digunakan pada saat Port mengeluarkan 1 selama akses
memori external, selain keadaan ini FET pull-up tidak aktif. Akibatnya bila bit-bit P0 berfungsi sebagai output maka bersifat open drain. Penulisan logika 1 ke bit latch
menyebabkan kedua FET tidak bekerja, sehingga pin dalam keadaan mengambang floating. Pada kondisi ini pin dapat berfungsi sebagai high impedance input. Port
1,2, dan 3 sering disebut dengan quasibidirectional karena mempunyai pull-up internal. Saat berfungsi sebagai input maka mereka akan ditarik ke high dan akan
bersifat sebagai sumber arus bila ditarik ke low secara eksternal. Port 0 sering disebut sebagai true-bidirectional, karena bila dikonfigurasikan sebagai input maka
pinpinnya akan mengambang. Pada saat reset semua port latch akan berlogika ’1’ diambil dari pustaka no.1,2. Berikut adalah rangkaian bit latch dan IO buffer, dapat
dilihat pada Gambar 2.7.
Gambar 2.7 Bit Latch Dan IO Buffer
2.3 Motor DC