Sumber: www.rahmatgallery.com
3.3 Rahmat International Wildlife MuseumGallery Sebagai Objek dan
Daya Tarik Wisata
Tidak banyak tempat atau lembaga yang sangat berkonsentrasi pada dedikasinya dalam bidang konversi satwa liar. Namun di Kota Medan terdapat
tempat bernama Rahmat International Wildlife Museum Gallery yang merupakan sebuah tempat wisata yang sangat menarik dengan beragam koleksi
mengagumkan berbagai binatang liar diawetkan yang berasal dari tempat berburu di berbagai penjuru dunia. Rahmat International Wildlife Museum
Gallery, juga merupakan galeri satwa liar yang pertama di Asia. Rahmat International Wildlife Museum Gallery berbeda dengan
museum-museum lainnya karena Rahmat International Wildlife Museum
Universitas Sumatera Utara
Gallery berfungsi untuk pendidikan, riset dan penelitian juga sebagai tempat rekreasi.
Berikut merupakan fungsi dari Rahmat International Wildlife Museum Gallery:
1. Pendidikan :
• Sebagai sarana pendidikan ilmu pengetahuan dan teknologi.
• Memberikan pendidikan dan pengetahuan kepada masyarakat luas
mengenai pentingnya konservasi alam dan lingkungan melalui peragaan maupun pertunjukan satwa.
• Menanamkan rasa cinta dan peduli terhadap satwa serta alam “flora
fauna” sejak dini kepada siswa sekolah dan berbagai kalangan masyarakat lainnya, melalui program pengenalan satwa liar
lingkungan.
2. Riset dan Penelitian
: •
Sarana penelitian bagi berbagai disiplin ilmu, Kedokteran Hewan, Biologi, Peternakan Pariwisata dari berbagai tingkatan pendidikan.
• Sarana penelitian para pakar konservasi dari lembaga konservasi
nasional maupun internasional.
3. Rekreasi
: •
Rahmat International Wildlife Museum Gallery merupakan objek wisata dengan harga terjangkau yang memiliki banyak manfaat untuk
orang dewasa sampai anak-anak agar lebih mengenal satwa dari
Universitas Sumatera Utara
berbagai belahan dunia dan juga mendidik anak-anak sedari dini agar lebih perduli terhadap satwa yang terancam punah.
Saat pertama kali wisatwan masuk ke dalam Rahmat International Wildlife Museum Gallery wisatawan langsung disuguhkan suara rekaman riuh
satwa-satwa dan ruangan-ruangan yang dipenuhi dengan diorama berisi awetan satwa di setiap ruangan yang dikunjungi membuat semakin betah menjelajah. Di
dalam ruangan bernama Bear Room ada beberapa spesies beruang dari Beruang
Grizzly Ursus arctos horribili sampai Beruang Kutub Ursus maritimus. Ada juga satwa eksotis yang terancam punah seperti Harimau Sumatra Panthera
tigris sumatrae di ruang Cats of The World. Yang tidak boleh ketinggalan
adalah melihat lebih dekat ruang African Big Five yang berisi 5 satwa yang
paling susah untuk diburu dan keberadaannya pun hampir punah di Afrika, yaitu Singa Phantera leo, Gajah Afrika Loxodonta africana, Banteng Syncerus
caffer , Macan Tutul Phantera pardus dan Badak Putih Ceratotherium
simum .
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.4 African Big Five
Sumber : www.rahmatgallery.com
Beberapa ruangan lainnya adalah Kingdom of Birds yang berisi koleksi berbagai jenis burung, Pheasant of The World yang menyuguhkan
keanekaragaman ayam, Varieties Bird of Paradise yang penuh dengan koleksi burung cendrawasih, serta Dry Aquarium yang menyajikan berbagai jenis satwa
air.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.5 Satwa burung yang diawetkan
Sumber : www.rahmatgallery.com
Gambar 3.6 Serangga penghuni museumSumber :
Sumber : www.rahmatgallery.com Bukan hanya satwa-satwa besar yang menjadi koleksi museum ini.
Bahkan satwa-satwa yang berukuran mungil dan mini pun dipamerkan di sini. Dari kelompok burung, dan kelompok serangga seperti kupu-kupu, kumbang,
sampai nyamuk pun semakin melengkapi koleksi museum ini. Ruangan yang
Universitas Sumatera Utara
wajib dikunjungi adalah Night Safari. Suasana ruangan yang gelap dan dingin
cukup membuat perasaan was-was begitu memasuki ruangan. Suara-suara satwa buas seperti ular, harimau, dan predator-predator lain menambah tegang suasana.
Dengan tatanan lampu yang apik, ruang yang semula gelap menjadi terang seiring dengan laju jalan. Nampak di kanan kiri satwa-satwa buas seperti muncul
tiba-tiba dari kegelapan. Dan begitu melangkah ke depan, lampu yang sudah terlewati mendadak padam memberikan efek satwa buas yang secara misterius
menghilang. Gambar 3.7 Night Safari
Sumber : www.rahmatgallery.com Namun sayang ruangan ini tidaklah luas, apabila melangkahkan kaki
dengan cepat dalam waktu kurang dari lima menit sudah selesai menikmatinya. Setelah selesai menjelajah lantai satu, di lantai 2 ditemani pemandangan diorama
The Goats of Mountain disebelah kiri dan jerapah disebelah kanan. Penempatan
Universitas Sumatera Utara
jerapah di samping tangga ini adalah ide yang brilian sekali karena bisa mengamati anatomi jerapah dari jarak dekat. Tidak hanya hewan yang biasa
yang kita lihat namun, beberapa dari hewan-hewan yang tidak biasa seperti kucing bermata tiga , domba berkepala dua , kerbau berkepala dua , dan ayam
berkaki empat juga ada di Rahmat International Wildlife Museum Gallery. Gambar 3.8 The goats of mountain
Sumber : www.rahmatgallery.com Gambar 3.9 Koleksi buku di perpustakaan museum
Sumber : www.rahmatgallery.com
Universitas Sumatera Utara
Di lantai dua, diutamakan sebagai ruang perpustakaan dan ruang penyimpanan ratusan piala, penghargaan, dan piagam hasil dari prestasi sang
pemilik museum selama bertahun-tahun. Buku-buku yang kebanyakan berbahasa Inggris tentang satwa dan alam tertata rapi di dalam sebuah lemari besar tetapi
lemarinya dikunci. Jadi hanya bisa membaca artikel-artikel yang dibingkai di dinding. Selain itu, disini juga terdapat koleksi jersey asli para pemain sepakbola
dunia seperti Christiano Ronaldo dan Zinedine Zidane. Ada pula koleksi potongan 35mm film cell dari film-film terkenal Hollywood seperti Harry Potter,
Twilight, dan Shrek. Sepertinya selain berburu, Rahmat Shah juga memiliki hobi memorabilia.
Setiap wisatawan yang datang ke museum ini pasti ada satu pertanyaan yang mengusik pikiran. Bagaimana mungkin perburuan walaupun legal seperti
ini berperan dalam pelestarian satwa-satwa langka? Bukankah perburuan ini adalah bentuk perampasan hak makhluk hidup? Terutama bagi satwa-satwa
terancam punah? Jawabannya dari beberapa artikel yang tergantung di dinding
museum. Perburuan legal internasional di bawah Safari Club International
ternyata memiliki aturan yang sangat ketat. Berdasarkan sebuah artikel wawancara dengan Rahmat Shah, beliau
menjelaskan bahwa harus ada prosedur jika ingin berburu dan biasanya ada pemberitahuan terlebih dahulu dari Safari Club International, jadi tidak bisa
sembarangan asal berburu. Harus di sesuaikan dengan musim perburuan di daerah tertentu yang spesies satwanya sedang over populasi. Kriteria lainnya
yaitu tidak boleh menembak di malam hari, tidak boleh sembarangan menembak,
Universitas Sumatera Utara
kalau menyalahi prosedur bias dikenai sanksi penjara atau dikeluarkan dari Safari Club Member Indonesia.
Bahkan di artikel lain disebutkan bahwa satwa dilindungi pun apabila sudah overpopulasi, harus dikontrol dengan cara diburu. Seperti di Amerika
Serikat, untuk mengontrol populasi beruang dilakukan perburuan pada waktu tertentu. Bagi yang pernah menonton film animasi Open Season yang dibintangi
oleh Martin Lawrence dan Ashton Kutcher pasti tahu tentang hal ini. Dan mengutip juga dari artikel wawancara dengan Rahmat Shah,
mengenai pengawetan satwa, beliau menjelaskan, hewan-hewan yang boleh diburu itu sudah ditentukan izin serta jumlah yang diperbolehkan untuk diburu
sehingga bisa menjadi koleksi bagi sang pemburu. Seorang pemburu sejati adalah seorang yang konservasionis dan penyayang binatang karena tidak
menembak sesuka hati, jika menembak harus tepat pada titik bunuh killing point juga senjatanya tidak boleh under power hingga tidak menyiksa binatang
tersebut. Satwa yang boleh ditembak adalah sawa jantan yang sudah tua dan tidak produktif lagi. Pemburu hanya boleh membawa kulit dan taring atau
tanduk satwa buruannya sementara dagingnya ditinggal untuk hewan pemangsa lainnya sehigga tidak memangsa satwa muda yang masih produktif. Proses dari
menembak hingga diawetkan membutuhkan waktu sekitar 3-5tahun dengan biaya sekitar 4000-5000.
Selain ruangan museum ini di isi oleh koleksi-koleksi satwa langka, di beberapa bagian juga terdapat ruangan khusus yang disediakan bagi pengunjung
seperti :
Universitas Sumatera Utara
1. Perpustakaan
Ruangan perpustakaan museum ini dilengkapi dengan berbagai macam katalog serta buku pengetahuan tentang satwa-satwa di Dunia dan habitatnya.
Pengunjung dapat menambah wawasan tentang keanekaragaman satwa-satwa tersebut. Di beberapa bagian juga terdapat berbagai macam penghargaan,
piala dan piagam milik Dr.H. Rahmat Shah atas ide dan kontribusinya dalam pembangunan museum ini.
2. Photo Studio
Museum ini juga menyediakan fotografer handal bagi pengunjung yang berminat mengabadikan moment-moment di setiap sudut ruangan bersama
satwa-satwa di dalamnya. Dan yang lebih menariknya, Pengunjung juga dapat berpose layaknya pemburu dengan kostum yang lengkap, karena museum ini
juga menyediakan fasilitas kostum pemburu bagi pengunjung. 3.
Souvenir Shop Di salah satu sudut museum, terdapat berbagai macam Gift yang diperjual
belikan. Pengunjung dapat memperoleh Gift tersebut dengan harga yang cukup terjangkau. Gift tersebut merupakan Gift Khas museum.
4. Hunter’s Café
Setelah menyaksikan berbagai macam satwa liar di dalam museum, pengunjung dapat beristirahat sejenak di Hunter’s Cafe yang disediakan oleh
pihak pengelola. Di Hunter’s Cafe pengunjung juga dapat menyaksikan tayangan Audio Visual berupa metode pemburuan terhadap satwa liar secara
Universitas Sumatera Utara
legal dan tayangan Program pelestarian alam. Hunter’s Cafe juga menyediakan berbagai macam makanan ringan bagi pengunjung.
5. Legend Room
Legend Room terletak di lantai 3 museum, merupakan ruangan serbaguna dan dapat digunakan untuk berbagai macam kegiatan seperti Meeting
Room, pesta ulang tahun dan berbagai kegiatan lainnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PERANAN PRAMUWISATA LOKAL SEBAGAI PENUNJANG KUALITAS