36
muhabet suatu bentuk gotong royong dalam hal kematian. Masyarakat negeri selalu hidup dalam suasana tolong menolong dan bergotong royong. Selain itu terdapat sistem
“sasi
”20
yaitu pengaturan pemungutan hasil kekayaan alam dalam sebuah desa, dan “pela” merupakan
suatu sistem hubungan sosial antara dua atau beberapa negeri yang disebabkan oleh latar belakang historis.
3.1.6 Sistem Pemerintahan
Ada dua sistem pemerintahan yang ditemukan di negeri Oma, yakni 1. Sistem pemerintahan yang didasarkan pada sistem pemerintahan adat, dan 2. Sistem pemerintahan
yang didasarkan pada sistem pemerintahan yang sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52004 tentang Sistem Pemerintahan. Negeri Oma pada masa ini dipimpin
oleh seorang Raja Yoseph C. Pattinama. Kedudukan pimpinan Raja ini dilakukan berdasarkan garis keturunan geneologis secara turun-temurun, dan dalam pelaksanaan
tugasnya dikenal dan ditentukan dengan masa jabatan atau tenggang waktu dalam memerintah. Hanya pada tahun 2015 struktur pemerintahan diadakan kesepakatan
musyawarah bersama yang dipilih dan dilantik sebagai Raja.
21
Struktur organisasi pemerintahan negeri Oma yang didasarkan pada sistem
pemerintahan adat tergambar dalam sketsa sebagai berikut:
20
Sasi merupakan pranata adat yang mengatur pelaksanaan larangan pengambilan hasil sebelum waktunya untuk di panen.
21
Hasil wawancara dengan Bpk O.R sebagai mantan Sekretaris Negeri, 28 Desember 2015
37
Struktur Pemerintahan
Gambar 1. Struktur Organisasi Pemerintahan Negeri Oma
Negeri ini dipimpin oleh Raja
22
Kepala Desa yang mempunyai fungsi pokok sebagai aparat terbawah dalam pemerintah umum dan sebagai ketua masyarakat adat negeri atau
desanya. Posisi Raja dibantu oleh para kepala Soa empat soa dan anggota saniri. Jumlah anggota saniri sebanyak 16 orang, masing-masing, masing-masing dari 16 mata rumah asli.
Seluruhnya berjumlah 21 orang dan menjadi inti dalam pemerintah negeri yang disebut Badan Saniri Raja Patih Latupatih. Disamping menjalankan fungsi legislatif, Badan Saniri
22
Raja berperan dan berfungsi mengatur semua yang menyangkut kepentingan masyarakat bertindak sebagai kepala pemimpin seluruh masyarakat dalam menentukan strategi pertahanan jika ada ancaman dari
luar, memerintah sesuai dengan kesepakatan rapat dan mengatur perjanjian dengan suku-suku lain. Raja diangkat berdasarkan keturunan dan biasanya ditentukan oleh raja yang lagi berkuasan dan atas dasar marga-
marga soa yang telah ditetapkan dan dikukuhkan dalam pertemuan Saniri Negeri. Kepala Pemerintahan Negeri Oma
Raja
Sekretaris Negeri
1. Kaur Pemerintah
2. Kaur Umum
3. Kaur Pembangunan
Saniri Negeri
Kepala Soa
Kapitan
Masyarakat Jujaro
– Mungare Marinyo
38
Negeri
23
mengembangkan fungsi eksklusif, khsusunya dengan unsur-unsur adat lainnya seperti “Kapitan” kepala bidang keamanan dan “malessi” pembantu kapitan
24
, “mauwen”
25
kepala bidang adat istiadat, “Kewang”
26
kepala bidang pengawasan dan pemanfaatan lingkungan sekitarnya agar tidak dirusaki oleh masyarakat, tua-tua adat atau
tua-tua negeri orang yang mempunyai kedudukan terpandang atau berpengaruh serta berpengalaman dalam masyarakat, “Marinyo”
27
dan Juru tulis negeri
28
sekretaris desa. Tempat untuk melaksanakan pekerjaan pemerintahan sehari-hari adalah Kantor Negeri,
sedangkan tempat untuk Saniri Besar untuk mengadakan rapat adalah Baileu
29
Baileu negeri
Oma bernama “Asari Nusa” , yang memiliki arti Baileu Pulau.
3.2 Sejarah Mata-Rumah