perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 15
P Planning : Merencanakan pelayanan yang akan diberikan
Satrianegara, 2009.
B. Kepuasan Pasien
1. Pengertian
Kottler 2003 mendefinisikan kepuasan sebagai perasaan senang atau kecewa seseorang yang dialami setelah membandingkan antara persepsi
kinerja atau hasil suatu produk dengan harapan-harapannya. Munurut Wahyuddin dan Muryati 2001 dalam Dwijayanti 2008,
dalam pelayanan yang disebut pasien adalah orang yang mendapat manfaat dari aktivitas yang dilakukan oleh petugas pemberi layanan tersebut.
2. Kepuasan Pasien
Kepuasan pasien lebih di fokuskan pada beberapa hal yang berkaitan dengan: pengetahuan pasien tentang masalah kesehatan yang di alaminya atau
oleh keluarganya, kemudahan dalam mendapatkan pelayanan, efisiensi pelayanan, memperoleh informasi yang diperlukan, kebebasan melakukan
pilihan, kenyamanan, keamanan Bahsin, 2008. 3.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien
Menurut Budiastuti 2002 dalam Haryanto 2007, faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien antara lain: kualitas produk atau jasa, kualitas
pelayanan, faktor emosional, harga, biaya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 16
4. Faktor Yang Mempengaruhi Tanggapan Pasien
Tanggapan yang diberikan pasien mengenai kepuasan akan dipengaruhi oleh beberapa karakteristik demografis dan sosio-psikologis dan demografi
diantaranya: usia, kompetensi pribadi, tingkat pendidikan, tingkat penghasilan, status pernikahan, gaya hidup, dan seterusnya.
5. Dimensi Penilaian Kepuasan Pasien
Lima dimensi penilaian kepuasan pasien, sebagai berikut: a.
Reliability
kehandalan, yaitu kemampuan petugas dalam memberikan pelayanan kepada pasien dengan segera, tepat, dan memuaskan serta
sesuai dengan telah yang dijanjikan, misalnya: penilaian pasien terhadap kemampuan tenaga kesehatan, pelayanan pemeriksaan, pengobatan, dan
perawatan yang cepat dan tepat, jadwal pelayanan dijalankan secara tepat, prosedur pelayanan yang tidak berbelit-belit Supardi, 2009.
Reliability
, meliputi dua aspek utama, yaitu konsistensi kerja
performance
dan sifat dapat dipercaya
dependability
. Hal ini berarti penyedia layanan mampu menyampaikan jasanya secara benar sejak awal
right the first time
, memenuhi janjinya secara akurat dan andal misalnya, menyampaikan jasa sesuai jadwal yang disepakati,
menyampaikan data
record
secara tepat, dan mengirimkan tagihan yang akurat Tjiptono, 2007.
b.
Responsiveness
ketanggapan, yaitu kemampuan petugas untuk
membantu para pasien dan memberikan pelayanan kepada pasien dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 17
cepat dan tanggap, misalnya: lama waktu menunggu pasien mulai dari mendaftar sampai mendapat pelayanan tenaga kesehatan, kemampuan
dokter, bidan atau perawat untuk tanggap menyelesaikan keluhan pasien, petugas memberikan informasi yang jelas dan mudah dimengerti, tindakan
cepat pada saat pasien membutuhkan Supardi, 2009. c.
Assurance
jaminan, yaitu kemampuan petugas memberikan pelayanan kepada pasien mencakup kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya
yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, resiko ataupun keragu-raguan, misalnya: kejelasan tenaga kesehatan memberikan informasi tentang
penyakit dan obatnya kepada pasien, pengetahuan dan kemampuan medis menetapkan diagnosa, keterampilan petugas dalam bekerja, pelayanan
yang sopan dan ramah, jaminan keamanan, kepercayaan status sosial Supardi, 2009.
d.
Emphaty
empati, yaitu kemampuan petugas meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus
terhadap kebutuhan pasien, misalnya: keramahan petugas kesehatan dalam menyapa dan berbicara, keikutsertaan pasien dalam mengambil keputusan
pengobatan, dan kebebasan pasien memilih tempat berobat dan tenaga kesehatan, serta kemudahan pasien rawat inap mendapat kunjungan
keluarga atau temannya, memberikan perhatian secara khusus kepada setiap pasien, kepedulian terhadap keluhan pasien, pelayanan kepada
semua pasien tanpa membedakan status Supardi, 2009.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 18
e.
Tangible
bukti langsung, yaitu ketersediaan sarana dan fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi yang dapat langsung
dirasakan oleh pasien, misalnya; kebersihan, kerapihan dan kenyamanan ruangan, penataan interior dan eksterior ruangan, kelengkapan, persiapan
dan kebersihan alat, penampilan, kebersihan penampilan petugas Supardi, 2009.
C. Nifas