subjek yang tergolong kedalam kategori motivasi kerja tinggi sebanyak 66 orang 66.
C. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Penelitian ini membahas mengenai pengaruh efektivitas kepemimpinan terhadap motivasi kerja pada karyawan PDAM Tirtauli kota Pematang Siantar.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah “Ada pengaruh antara efektivitas kepemimpinan terhadap motivasi kerja yang dialami karyawan”. Dari hasil analisis
data diperoleh bahwa efektivitas kepemimpinan berpengaruh positif terhadap motivasi kerja. Hal ini menunjukkan bahwa semakin positif efektivitas
kepemimpinan yang dirasakan oleh karyawan, maka semakin tinggi motivasi kerja yang dialami oleh karyawan tersebut.
Berdasarkan analisis data dengan menggunakan analisis regresi sederhana pada sampel karyawan PDAM Tirtauli diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,560
yang berarti semakin positif efektivitas kepemimpinan yang dirasakan oleh individu maka semakin tinggi motivasi kerja yang dialami individu. Hasil analisis regresi
menunjukkan bahwa nilai koefisien determinan R2 adalah 31,3 . Hal ini berarti bahwa efektivitas kepemimpinan memberikan sumbangan efektif sebesar 31,3
terhadap motivasi kerja yang dialami karyawan. Sedangkan sisanya 68,7 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hasil penelitian
yang dikemukakan oleh Bader 2001, mengatakan bahwa pemimpin yang efektif mampu meningkatkan motivasi kerja karyawan untuk mencapai tujuan bersama,
karena adanya dukungan dari pemimpin. Artinya efektivitas kepemimpinan berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Danim 2004 mengenai keterkaitan kepemimpinan dengan motivasi. Artinya kompetensi
bawahan antara lain tercermin dari motivasi kerjanya. Karyawan bekerja disebabkan oleh dua kemungkinan yaitu benar-benar terpanggil untuk berbuat atau karena
diharuskan untuk melakukan tugas-tugas itu. Banyak faktor yang mempengaruhi motivasi manusia dalam bekerja, antara lain bahwa manusia mempunyai seperangkat
kebutuhan, mulai dari kebutuhan yang paling tinggi, aktualisasi diri. Salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi kerja seseorang adalah
kepemimpinan. Dengan demikian, kepemimpinan dapat pula berarti kemampuan memberi motivasi kepada bawahan.
Kepemimpinan secara langsung maupun tidak langsung mempunyai pengaruh yang positif terhadap peningkatan motivasi kerja bawahannya. Hal ini didukung oleh
Sinungan 1987 yang menyatakan bahwa kepemimpinan yang termasuk di dalam lingkungan organisasi merupakan faktor potensi dalam meningkatkan motivasi kerja.
Bass 1998 mengemukakan kepemimpinan merupakan suatu proses mengarahkan, mempengaruhi dan mengendalikan aktivitas yang berhubungan dengan
pekerjaan seperti halnya mempengaruhi motivasi karyawan untuk mencapai tujuan khusus organisasi. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Arep dan Tanjung 2003
yang menyatakan bahwa kepemimpinan sebagai sumber motivasi dalam bekerja sehingga seorang pemimpin diharapkan dapat menguasai atau mempengaruhi serta
memotivasi karyawannya. Dari kategorisasi data diperoleh bahwa subjek yang merasakan efektivitas
kepemimpinan pada kategori sedang sebanyak 27 dan subjek yang merasa bahwa efektivitas kepemimpinan pada kategori tinggi sebanyak 73 . Sisanya tidak ada
Universitas Sumatera Utara
subjek yang merasakan bahwa efektivitas kepemimpinan yang rendah di tempat kerja 0 . Banyak subjek yang merasa bahwa efektivitas kepemimpinan berada pada level
sedang menuju tinggi dan tidak ada subjek yang merasa bahwa efektivitas kepemimpinan yang ada di PDAM Tirtauli kota Pematangsiantar berada pada level
rendah. Maka kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa efektivitas kepemimpinan yang dirasakan subjek di perusahaan cenderung tinggi positif.
Sedangkan kategori skor motivasi kerja rendah sebesar 1 orang atau 1, kategorisasi sedang sebesar 33 orang atau 33 dan kategorisasi tinggi sebesar 66 orang atau
66. Berdasarkan perbandingan antara mean empirik dengan mean hipotetik dari
skala efektivitas kepemimpinan, maka diperoleh mean empirik 98,73 lebih besar daripada mean hipotetik 75. Hasil ini menunjukkan bahwa efektivitas
kepemimpinan yang dirasakan subjek penelitian tergolong tinggi. Pada skala motivasi kerja, perbandingan antara mean empirik dengan mean hipotetik diperoleh mean
empirik 73,46 lebih besar dari mean hipotetik 57. Hasil ini menunjukkan bahwa motivasi kerja yang dirasakan subjek penelitian tergolong tinggi.
Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis penelitian yang diajukan oleh peneliti diterima, dimana efektivitas kepemimpinan yang dirasakan karyawan tergolong
tinggi akan menyebabkan motivasi kerja karyawan semakin tinggi.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN