Sejarah Rumusan Masalah Maksud dan Tujuan

17 Universitas Sumatera Utara adanya kerjasama dengan berbagai pihak yang konsen ke kawasan Kota Tua.  Kawasan Wisata Sejarah Pasir Salak, Malaysia Kawasan Wisata Sejarah Pasir Salak adalah kompleks bangunan tradisional Melayu yang membentang di sepanjang Sungai Perak sekitar 50 kilometer selatan dari Ipoh. Gambar 3 7 Peta Kawasan Sejarah Pasir Salak Sumber : wikipedia

a. Sejarah

Pasir Salak merupakan wujud pemberontakan orang Melayu terhadap kekejaman Residen Inggris yang pertama, J.W.W.Birch. Setelah J.W.W.Birch meninggal karena pembunuhan yang dilakukan oleh orang- orang Melayu di sana, Si Puntum dan Dato Sri Maharajalela selaku pemimpin pemberontakan Gambar 3 8 JWW Birch Universitas Sumatera Utara 18 Universitas Sumatera Utara saat itu dijatuhi hukuman mati oleh pihak Inggris. Sejak saat itu, masyarakat melayu mengangkat Si Puntum dan Dato Maharaja Lela sebagai pahlawan Melayu dan Pasir Salak dianggap sebagai salah satu tempat bersejarah. Atas inisatif yang diambil oleh Kerajaan Negeri untuk menjaga warisan bersejarah, Pasir Salakdibuka untuk memberi kemudahan kepada wisatawan yang ingin menginap sambil menikmati kawasan-kawasan bersejarah di Pasir Salak.Kompleks ini secara resmi dibuka untuk umum pada tahun 2004.

b. Fasilitas

 Terowongan Waktu Daya tarik utama di Kawasan Wisata Sejarah Pasir Salak adalah Terowongan Waktu. Terdiri atas bangunan tradisional Melayu dengan serangkaian diorama yang diatur dalam urutan kronologis, yang menggambarkan peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah Melayu dan Malaysia dimulai dengan peristiwa Kuala Selingsing. Gedung ini juga memamerkan banyak koleksi keris.  Menara jam  Belotah panggung tarian panen  Lela Rentaka sejenis meriam yang digunakan oleh orang Melayu  Rumah Kutai  Masjid kayu  Resort hotel Universitas Sumatera Utara 19 Universitas Sumatera Utara Sumber : wikipedia III.4 Data Kawasan III.4.1 Letak Geografis Letak geografis site adalah sebagai berikut : RESORT AND HOTEL Gambar 3 9 Faslititas di Pasir Salak Universitas Sumatera Utara 20 Universitas Sumatera Utara Gambar 3 10 Peta Lokasi Eks Pemeraman Tembakau PTPN II Sumber : Google Earth Pemilihan lokasi perancangan berdasarkan pada letak site sangat strategis untuk dijadikan kawasan wisata, potensi yang sangat besar pada site baik dari segi historis dan topografinya dan mampu membangkitkan nilai sejarah Tembakau Deli dengan cara memanfaatkan kembali Eks Pemeraman Tembakau yang merupakan lahan tidur.  Lokasi : Desa Helvetia Kec. Labuhan Deli Kab. Deli Serdang, Sumatera Utara  Nama Kawasan : Desa Helvetia  Tipe Kawasan : Pemukiman, perkebunan  Luas Wilayah : 1027 Ha  Batas Wilayah :  Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Karang Berombak, Medan.  Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Manunggal Labuhan Deli. Universitas Sumatera Utara 21 Universitas Sumatera Utara  Sebelah Timur berbatasan dengan Kel. Tanjung Mulia dan Pulo Brayan Medan.  Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Helvetia Sunggal dan Kelambir Lima Hamparan Perak. Lokasi Perancangan  Lokasi : Jl. Helvetia by Pass Desa Helvetia Kec. Labuhan Deli Kab. Deli Serdang Sumatera Utara  Luas Area Perancangan : ± 8,2 Ha  Kontur Lahan : Datar  Batas Lokasi Perancangan :  Sebelah Selatan berbatasan dengan Jalan Karya dan Karya Ujung  Sebelah Utara berbatasan dengan Jalan Helvetia by Pass.  Sebelah Timur berbatasan dengan Sungai Deli.  Sebelah Barat berbatasan dengan Gang Melati. III.4.2 Tata Guna Lahan  Garis sempadan  Utara : 6,5 m  Selatan : 4,2 m  Timur : 15 m  Barat : 3,5 m  KDB Bangunan Universitas Sumatera Utara Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli 22 Universitas Sumatera Utara : 0,6 x La : 0,6 x 8,2 Ha : 4,92 Ha  KDH Bangunan : 0,25 x La : 0,25 x 8,2 Ha : 2,05 Ha  KLB Bangunan : 2,4 x La KDB : 4 Lt III.4.3 Sejarah Eks Pemeraman Tembakau PTPN II Perkebunan memiliki banyak arti yang berbeda tergantung berdasarkan fungsi, pengelolaan, jenis tanaman, dan produk yang dihasilkan perkebunan tersebut. Berdasarkan fungsinya sendiri perkebunan dapat diartikan sebagai usaha untuk menciptakan lapangan pekerjaan, peningkatan pendapatan dan devisa negara, dan pemeliharaan kelestarian sumber daya alam Murdiyati, 2010. Guna Lahan Warna Pemukiman Kuning Sekolah Coklat Mesjid Merah muda Komersil Ungu Pemukiman Kumuh Oranye Gambar 3 11 Tata Guna Lahan Universitas Sumatera Utara 23 Universitas Sumatera Utara Tembakau merupakan salah satu hasil bumi yang memiliki arti penting di Indonesia dikarenakan penjualan tembakau itu sendiri dapat dipergunakan sebagai sumber devisa dan pendapatan negara dalam aktivitas ekonomi dan cukup banyak menyerap tenaga kerja. Indonesia memiliki berbagai macam tembakau dengan mutu-mutu yang terbaik.Salah satu nya tembakau yang terkenal di pasar internasional adalah tembakau Deli yang berasal dari salah satu negara di Indonesia yakni Sumatera Utara. Tembakau Deli merupakan tembakau terbaik dibandingkan tembakau- tembakau daerah lain, bahkan hal ini sudah terkenal hingga mancanegara. Departemen Pertanian, 1994. Tembakau ditanam untuk pertama kalinya di Tanah Deli oleh pegawai Belanda yang bernama Jacobus Nienhuyspada tahun 1864. Ternyata, tembakau Deli menunjukkan prospek yang baik.Pada bulan Maret 1869, contoh daun tembakau Deli yang pertama tiba di Rotterdam, Belanda. Sambutan para pedagang tembakau atas daun tembakau Deli sangat memuaskan, karena kualitas daun baik, dengan daya bakar ”dekblad”3 yang baik. Keberhasilan ini mendorong berdirinya perusahaan tembakau yang diberi nama Deli Maatscappij Deli Company. Dalam waktu singkat, pohon-pohon di hutan ditebang untuk menyiapkan lahan dan banyak kebun tembakau didirikan. Setelah berdirinya Deli Maatschappij, pada tahun 1875 berdiri pula perusahaan Deli Batavia Maatschappij, Tabak Mij Arendburg tahun 1877 dan Senembah Mij pada tahun 1889, serta banyak perusahaan tembakau lainnya. Hingga tahun 1889, Universitas Sumatera Utara 24 Universitas Sumatera Utara telah tercatat 170 buah perkebunan besar maupun kecil.Ke-170 perkebunan tersebut tersebar pada wilayah Siak, Asahan, Serdang, Deli dan Langkat. Tetapi kemudian jumlah perkebunan semakin tahun semakin menyusut. Beberapa perkebunan tidak dapat bertahan dalam persaingan dengan perkebunan- perkebunan yang berada pada tanah-tanah yang baik, yaitu tanah-tanah yang terletak di antara dua sungai besar, Sungai Ular Serdang dan Sungai Wampu Langkat. Di luar kawasan itu, satu per satu perusahaan gulung tikar dan mengalihkan usahanya pada budidaya lainnya, seperti kelapa sawit atau karet karena tanahnya tidak cocok untuk tanaman tembakau. Tembakau Deli sendiri di produksi dan di proses di sebuah perkebunan milik Negara yakni PT. Perkebunan Nusantara II PTPN II, Medan, Sumatera Utara. Kebun Helvetia dibuka pada tahun 1869 yang diusahakan oleh pemerintah Belanda dengan nama Perusahaan Deli Maatschappij. Pada masa sebelum kemerdekaan Indonesia, Perusahaan ini lebih dikuasai oleh pihak Belanda sepenuhnya. PT. Perkebunan Nusantara II kebun Helvetia merupakan salah satu dari 22 unit perusahaan perkebunan milik PT. Perkebunan Nusantara II dimana pada awal tahun 2008 terjadi penggabungan antara kebun Kelambir Lima dengan kebun Helvetia yang diharapkan dapat meningkatkan efisien dan efektivitas kinerja BUMN dan Pemerintah. Pada Tahun 1958 Pemerintah Republik Indonesia mengambil alih Perusahaan dan diberi nama PPN BARU Pusat Perkebunan Negara Baru. PT. Perkebunan Nusantara II kebun Helvetia ini sendiri terletak di Kabupaten Deli Serdang.Kebun Helvetia terletak di dua Kecamatan yaitu Kecamatan Hamparan Universitas Sumatera Utara 25 Universitas Sumatera Utara Perak dan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang. Dan juga kebun ini terdiri dari HGU Hak Guna Usaha nomor : 111 dan 102 dengan luas lahan seluruhnya 3.372,76 Ha. Kebun Helvetia adalah salah satu kebun tembakau yang tetap dipertahankan keberadaannya disebabkan oleh faktor produktivitas yang dinilai masih tinggi guna menutupi tingginya biaya produksi tembakau Deli. PT. Perkebunan Nusantara II kebun Helvetia terdiri dari gedung fermentasi I unit yang berfungsi untuk memisahkan hasil tembakau yang telah dikeringkan dan disusun menurut tembakau yang masih bagus daunnya dan yang sudah jelek mutunya. Sumber : kitlv Sumber : dokumentasi pribadi Gambar 3 12 Rumah Manajer dan Gudang Eks PTPN II pada masa Belanda Gambar 3 13 Rumah Manajer dan Gudang Eks PTPN II saat ini Universitas Sumatera Utara 26 Universitas Sumatera Utara PT. Perkebunan Nusantara II lebih memilih melakukan pemasaran ke luar negeri yaitu Jerman dan Amerika Serikat AS dikarenakan Tembakau Deli lebih populer di pasar Eropa. PT. Perkebunan Nusantara II dinilai telah berhasil merawat dan mengembangkan mutu tembakau hal ini terbukti dengan diakuinya mutu tembakau pada lelang di Bremen pada tahun 2007.Mutu yang bagus membuat harga jual tembakau Deli di pasar lelang memiliki harga yang cukup tinggi Portal Indonesia, 2010. Seiring dengan perkembangan zaman, produksi perkebunan tembakau Deli semakin menurun.Hal ini disebabkan krisis global yang terjadi di dunia yang memberikan efek dengan permintaan pasar terhadap cerutu. Dan juga pada tahun 2008, terjadi pembatasan di Negara Eropa yang melarang masyarakat untuk merokok Portal Indonesia, 2010. Untuk mengantisipasi kerugian yang disebabkan larangan tersebut pihak manajemen PTPN II lebih memilih melakukan penjualan di Indonesia MedanPunya.com, 2011. Penjualan Tembakau Deli yang dilakukan oleh PT. Perkebunan Nusantara II mulai dipasarkan di Indonesia pada bulan Juni 2011. Disebabkan sebelumnya tembakau masih dikemas di dalam gedung untuk dipasarkan dipasar Eropa Medan Punya.com, 2011. Penurunan penjualan pada tembakau Deli di pasar Eropa dikarenakan beberapa factor antara lain: 1. Permintaan yang menurun karena adanya kampanye anti merokok, “smoking can cause cancer, heart attack, impotency, pregnancy and embryo disorder”. Kemudian Negara menaikkan cukai cerutunya, sehingga cerutu menjadi barang mahal. Universitas Sumatera Utara 27 Universitas Sumatera Utara 2. Produsen sengaja menurunkan produksinya sesuai dengan kemampuan serapan pasar. 3. Bisa juga lingkungan di Negara produsen sendiri, polusi lingkungan, pemakain areal yang terus menerus, dosis pemupukan dan penggunaan obat-obatan yang yang tidak tepat dosis, serta iklim yang susah diprediksi akan sangat mempengaruhi kualitas dari tembakau sendiri disatu pihak, dipihak pembeli tuntutan akan kualitas makin tinggi. 4. Terpinggirkannya areal-areal yang sesuai dengan tanaman tembakau karena perkembangan kota Lembaga Pendidikan Perkebunan, 2009. III.4.4 Aspek Fisik Kawasan Eks Pemeraman Tembakau PTPN II III.4.4.1 Kawasan Sekitar Peruntukkan lahan di sekitar kawasan eks PTPN II cukup bervariasi, namun pada umumnya didominasi oleh perumahan warga dengan ekonomi menengah ke bawah. Deretan ruko dan pertokoan setinggi kurang lebih 3 lantai terdapat padasisi barat laut kawasan. Gambar 3 14 Kawasan Sekitar Universitas Sumatera Utara 28 Universitas Sumatera Utara III.4.4.2 Eksisting Kawasan Sumber : dokumentasi pribadi Pada kawasan eks PTPN II, terdapat beberapa bangunan dengan fungsi gudangpemeraman, kantor pengelola, taman kanak-kanak dan rumah pekerja. III.4.4.3 Kriteria Penilaian Bangunan yang Dipertahankan Tidak Dipertahankan pada Kawasan Kompleks PTPN II Medan Gambar 3 15 Ekisting K awasan Universitas Sumatera Utara 29 Universitas Sumatera Utara  Kriteria-kriteria fisik-visual o Estetika, yaitu berkaitan dengan nilai keindahan arsitektural, khususnya dalam hal penampakan luar bangunan, yaitu: - Bentuk sesuai dengan fungsi bangunannya - Struktur ditonjolkan sebagai nilai estetis - Ornamen mendukung dari gaya arsitektur bangunan o Keistimewaan, yaitu berkaitan dengan nilai keistimewaan, keunikan dan kelangkaan bangunan, yaitu: - Sebagai landmark kawasan - Kelangkaan bangunan gaya arsitektur umum, dominan, atau satu-satunya - Umur bangunan - Skala Monumental berdasarkan bangunan dan ruang luar - Perletakan yang menonjol terhadap lingkungan maupun bangunan di sekitarnya o Memperkuat citra kawasan, berkaitan dengan pengaruh kehadiran suatu obyek terhadap kawasan sekitarnya yang sangat bermakna untuk meningkatkan atau memperkuat kualitas dan citra lingkungan : - Sesuai dengan fungsi kawasan - Kesatuan kontinuitas - Kekontrasan bangunan Universitas Sumatera Utara 30 Universitas Sumatera Utara o Keaslian bentuk, berkaitan dengan tingkat perubahan bentuk fisik, baik melalui penambahan atau pengurangan: - Jumlah ruang - Element struktur dan konstruksi - DetailOrnamen o Keterawatan, berkaitan dengan kondisi fisik bangunan : - Tingkat kerusakan - Persentase sisa bangunan - Kebersihan  Kriteria-kriteria non fisik o Peran sejarah, berkaitan dengan nilai sejarah yang dimiliki, peristiwa penting yang mencatat peran ikatan simbolis suatu rangkaian sejarah dan babak perkembangan suatu lokasi, sehingga merujuk pada :  Sejarah Perkembangan Arsitektur  Sejarah Perkembangan Kota  Sejarah Perjuangan Bangsa o Komersial, berkaitan dengan nilai ekonomi yang berpotensi untuk dikembangkan, dilihat dari aspek formal dan informal. o Sosial budaya, berkaitan dengan nilai-nilai sosial-budaya khas kawasan yang masih terwujud dan terwadahi, seperti Legenda budaya oral. Universitas Sumatera Utara 31 Universitas Sumatera Utara 1. Rumah Manager Distrik Tabel 3 1 Tabel hubungan rumah manager dengan gudang pemeraman Hubungan dengan Gudang Pemeraman Jenis Kegiatan Kriteria Bangunan Penilaian Tahun 1869 - Tahun 2008 Tahun 2008 - Sekarang  Dibangun atas nama pemerintah Belanda dengan nama Perusahaan Deli Maatschappij  Memiliki akses jalan bawah tanah yang berhubungan langsung dengan sungai  Struktur dan konstruksi bangunan merupakan arsitektur Belanda  Bangunan bersejarah sebagai ciri khaspenanda padakomplek PTPN II Medan Helvetia  Rumah hunian yang di tempati oleh pemilik kebun yaitu tuan belanda perkebunan tembakau pada masa itu  Secara berkala, rumah ini dihuni oleh manager distrik di setiap pergantian periode kerja  Sebagai tempat beristirahat manajer distrik, tetapi tidak sebagai hunian tetap  Dikelola oleh beberapa penjaga, termasuk dengan tugas melayani tamu  Sudah dilakukan beberapa kali renovasi pada bagian interior Kriteria Fisik-Visual:  Estetika  Keistimewaan  Memperkuat citra kawasan  Keaslian Bentuk  Keterawatan Kriteria Non-Fisik:  Peran Sejarah  Komersial  Sosial Budaya Status bangunan: DIPERTAHANKAN         Tata letak gudang eks pemeraman dan rumah Manager distrik Universitas Sumatera Utara 32 Universitas Sumatera Utara 2. Kantor Distrik Tabel 3 2 Hubungan kantor distrik dengan gudang pemeraman Hubungan dengan Gudang Pemeraman Jenis Kegiatan Kriteria Bangunan Penilaian Tahun 1869 - Tahun 2008 Tahun 2008 - Sekarang  Dibangun bukan pada masa Belanda, akan tetap pada saat itu gudang pemeraman tembakau masih aktif digunakan  Berada di depan bangunan gudang pemeraman tembakau  Sebagai tempat administrasi pendistribusian tembakau .  Belum didirikan pada masa pemerintahan Belanda  Setelah beralih ke PTPN II Medan, kantor ini digunakan untuk mengurus administrasi kantor tembakau  Sudah di non-aktifkan Kriteria Fisik-Visual:  Estetika  Keistimewaan  Memperkuat citra kawasan  Keaslian Bentuk  Keterawatan Kriteria Non-Fisik:  Peran Sejarah  Komersial  Sosial Budaya Status bangunan: TIDAK DIPERTAHANKAN x x x  x x x x Tata letak gudang eks Pemeraman dan kantor distrik Universitas Sumatera Utara 33 Universitas Sumatera Utara 3. Rumah Staff Tabel 3 3 Hubungan rumah staff dengan gudang pemeraman Hubungan dengan Gudang Pemeraman Jenis Kegiatan Kriteria Bangunan Penilaian Tahun 1869 - Tahun 2008 Tahun 2008 - Sekarang  Dibangun bukan pada masa Belanda, akan tetap pada saat itu gudang pemeraman tembakau masih aktif digunakan  Berada di depan bangunan gudang pemeraman tembakau  Sebagai tempat administrasi pendistribusian tembakau  Belum didirikan pada masa pemerintahan Belanda  Setelah beralih ke PTPN II Medan, rumah ini digunakan sebagai hunian para staff perkebunan  Masih dihuni oleh staff perkebunan tembakau Kriteria Fisik-Visual:  Estetika  Keistimewaan  Memperkuat citra kawasan  Keaslian Bentuk  Keterawatan Kriteria Non-Fisik:  Peran Sejarah  Komersial  Sosial Budaya Status bangunan: TIDAK DIPERTAHANKAN  x    x x x Tata letak gudang eks pemeraman dan rumah staff Universitas Sumatera Utara 34 Universitas Sumatera Utara 4. Gudang Minyak Tabel 3 4 Hubungan gudang minyak dengan gudang pemeraman Hubungan dengan Gudang Pemeraman Jenis Kegiatan Kriteria Bangunan Penilaian Tahun 1869 - Tahun 2008 Tahun 2008 - Sekarang  Sebagai akses kegiatan antar-gudang  Struktur dan konstruksi massa bangunan yang sama  Fasade berupa papan kayu  Menyimpan pasokan minyak  Menyimpan pasokan minyak yang akan di didistribusikan ke perkebunan tembakau Klambir V Kriteria Fisik-Visual:  Estetika  Keistimewaan  Memperkuat citra kawasan  Keaslian Bentuk  Keterawatan Kriteria Non-Fisik:  Peran Sejarah  Komersial  Sosial Budaya Status bangunan: DIPERTAHANKAN Fungsi dialihkan sebagai bagian dari museum x  x  x  x  Tata letak gudang eks pemeraman dan gudang minyak Tabel 4. Penilaian Gedung Gudang Minyak Universitas Sumatera Utara 35 Universitas Sumatera Utara 5. Pos Security Tabel 3 5 Hubungan pos jaga dengan gudang pemeraman Hubungan dengan Gudang Pemeraman Jenis Kegiatan Kriteria Bangunan Penilaian Tahun 1869 - Tahun 2008 Tahun 2008 - Sekarang  Dibangun pada masa Belanda bersamaan dengan Gudang Pemeraman Tembakau  Sebagai tempat pos bagi penjaga keamanan kebun tembakau pada masa itu  Sebagai tempat pos bagi penjaga keamanan kebun tembakau  Akses melapor bagi para tamu yang mengunjungi kawasan perkebunan tembakau Helvetia Kriteria Fisik-Visual:  Estetika  Keistimewaan  Memperkuat citra kawasan  Keaslian Bentuk  Keterawatan Kriteria Non-Fisik:  Peran Sejarah  Komersial  Sosial Budaya Status bangunan: TIDAK DIPERTAHANKAN x x x   x x x Tata letak gudang eks pemeraman danpos security Universitas Sumatera Utara 36 Universitas Sumatera Utara 6. Gudang Pupuk Kayu Tabel 3 6 Hubungan gudang pupuk kayu dengan gudang pemeraman Hubungan dengan Gudang Pemeraman Jenis Kegiatan Kriteria Bangunan Penilaian Tahun 1869 - Tahun 2008 Tahun 2008 - Sekarang  Sebagai akses kegiatan antar-gudang  Dibangun pada masa Belanda bersamaan dengan Gudang Pemeraman Tembakau  Struktur dan konstruksi massa bangunan yang sama  Fasade berupa papan kayu  Menyimpan pasokan pupuk kayu  Sudah di non-aktifkan Kriteria Fisik-Visual:  Estetika  Keistimewaan  Memperkuat citra kawasan  Keaslian Bentuk  Keterawatan Kriteria Non-Fisik:  Peran Sejarah  Komersial  Sosial Budaya Status bangunan: TIDAK DIPERTAHANKAN x  x  x  x  Tata letak gudang eks pemeraman dangudang pupuk kayu Universitas Sumatera Utara 37 Universitas Sumatera Utara 7. Taman Kanak-Kanak Tabel 3 7 Hubungan taman kanak-kanak dengan gudang pemeraman Hubungan dengan Gudang Pemeraman Jenis Kegiatan Kriteria Bangunan Penilaian Tahun 1869 - Tahun 2008 Tahun 2008 - Sekarang  Beberapa Manager komplek merupakan alumni di TK ini  Di bangun pada tahun 90 an  Adanya aktivitas belajar dan fasilitas bermain pada masa itu  Masih ada aktivitas belajar dan bermain di taman kanak-kanak  Hanya ada kegiatan di pagi hari ketika ada aktivitas taman kanak-kanak Kriteria Fisik-Visual:  Estetika  Keistimewaan  Memperkuat citra kawasan  Keaslian Bentuk  Keterawatan Kriteria Non-Fisik:  Peran Sejarah  Komersial  Sosial Budaya Status bangunan: TIDAK DIPERTAHANKAN x x x   x  x Tata letak gudang eks Pemeraman dan taman kanak kanak Universitas Sumatera Utara 38 Universitas Sumatera Utara 8. Pohon Beringin Tabel 3 8 Hubungan pohon beringin dengan gudang pemeraman Hubungan dengan Gudang Pemeraman Jenis Kegiatan Kriteria Bangunan Penilaian Tahun 1869 - Tahun 2008 Tahun 2008 - Sekarang  Sudah ada sejak pertama kali kompleks ini di bangun, sehingga memiliki nilai sejarah  Sebagai salah satu icon PTPN II Medan Helvetia yang harus dipertahankan  Masih bertahan dan tidak ada yang berani menebang dikarenakan beberapa mitos Kriteria Fisik-Visual:  Estetika  Keistimewaan  Memperkuat citra kawasan  Keaslian Bentuk  Keterawatan Kriteria Non-Fisik:  Peran Sejarah  Komersial  Sosial Budaya Status : DIPERTAHANKAN         Tata letak Gudang eks Pemeraman danPohon Beringin Universitas Sumatera Utara 39 Universitas Sumatera Utara 9. Pepohonan Tabel 3 9 Hubungan pepohonan dengan gudang pemeraman Hubungan dengan Gudang Pemeraman Jenis Kegiatan Kriteria Bangunan Penilaian Tahun 1869 - Tahun 2008 Tahun 2008 - Sekarang  Sudah ada sejak pertama kali kompleks ini di bangun, sehingga memiliki nilai sejarah  Sebagai salah satu icon PTPN II Medan Helvetia yang layak dipertahankan  Masih bertahan Kriteria Fisik-Visual:  Estetika  Keistimewaan  Memperkuat citra kawasan  Keaslian Bentuk  Keterawatan Kriteria Non-Fisik:  Peran Sejarah  Komersial  Sosial Budaya Status : DIPERTAHANKAN      x   Tata letak Gudang eks Pemeraman dan Pohon Beringin Universitas Sumatera Utara 40 Universitas Sumatera Utara Titik-titik yang dipertahankan pada site antara lain : o Gudang pemeraman tembakau o Rumah manager o Pohon beringin dan pepohonan yang menciptakan vista o Gudang minyak III.5 Analisa Untuk menciptakan sebuah masterplan, diperlukan analisa sebagai bahan pertimbangan peletakan bangunan agar suasana yang akan terjadi sesuai dengan fungsi yang akan diletakkan. Analisa yang dipakai untuk menciptakan masterplan tersebut adalah :  Analisa Fungsi Analisa fungsi ditujukan untuk mengetahui fungsi apa saja yang diperlukan dan nantinya akan diterapkan pada kawasan ini berdasarkan pertimbangan dari data yang ada beserta asumsi yang diambil.  Analisa peletakan fungsi bangunan Analisa peletakan fungsi bangunan diperlukan untuk membuat beberapa kemungkinan yang akan diambil sebagai zona peletakan bangunan. Adanya zona peletakan bangunan ini berdasar kepada rekomendasi beberapa analisa seperti analisa view, kebisingan, aksesibilitas. Gambar 3 16 Titik yang dipertahankan padas site Universitas Sumatera Utara 41 Universitas Sumatera Utara  Analisa Sirkulasi Analisa sirkulasi yang dimaksud adalah analisa yang berkaitan dengan sirkulasi yang terjadi di dalam site kawasan. III.5.1 Analisa Fungsi Kawasan eks pemeraman tembakau PTPN II adalah merupakan kawasan yang dulunya terkenal dengan penghasilan tembakau yang sampai diekspor ke luar negeri, dan Kota Medan menjadi terkenal karena penghasil tembakau dengan mutu tinggi. Namun, semakin lama ketenaran akan tembakau memudar dan kini yang tinggal hanyalah bangunan lama yang berdiri dengan kokoh namun tidak ada kegiatan lagi didalamnya. Karena nilai kawasan ini sangat tinggi, tentu saja kawasan ini butuh penyegaran dan hidup kembali walaupun bukan merupakan tempat perindustrian tembakau seperti yang dahulu tetapi sudah menjadi kawasan wisata sejarah bagi pengguna. Fungsi yang ditawarkan juga berkenaan dengan fungsi wisata. Karena nilai historis yang menjadi ciri khas dari kawasan ini maka perlunya bangunan seperti museum dan rumah diorama untuk mempertahankan historis dari perkebunan dan bangunan peninggalan dari zaman dulu. Kemudian didukung oleh fasilitas komunitas untuk mengembangkan nilai kawasan ini dan faktor penginapan juga penting untuk para pengunjung yang ingin berlama-lama menikmati kawasan ini. Fungsi wisata air dan kuliner juga mendukung fasilitas yang ada dan juga untuk menambah variasi fungsi bangunan yang ada di kawasan ini. Universitas Sumatera Utara 42 Universitas Sumatera Utara  MUSEUM Museum dijadikan salah satu fungsi dalam kawasan ini karena adanya bangunan bersejarah yang masih berdiri pada kawasan ini yaitu bangunan gedung pemeraman tembakau dan rumah manager dari perkebunan ini. Nilai sejarah tinggi terlihat dari eksterior bangunan yang sudah kelihatan berumur puluhan tahun dan juga teknologi bangunan yang masih dipakai pada zaman kolonial. Hal ini yang membuat fungsi museum layak untuk dijadikan fungsi bangunan pada kawasan ini sehingga bangunan ini bisa menjadi beroperasi dan terus menerus dapat digunakan. Sumber : dokumentasi pribadi  PUSAT KOMUNITAS Pusat komunitas cukup banyak berkembang di Kota Medan contohnya adalah komunitas Medan Heritage, Medan Berkebun, komnuitas fotografi, komunitas art dan pertunjukan dan lai sebagainya. Sebagai kawasan yang akan dijadikan kawasan wisata bersejarah maka pusat komunitas perlu diletakkan pada kawasan ini dikarenakan ini menjadi wadah para komunitas untuk belajar banyak tentang sejarah dan juga kebun tembakau atau tanaman lainnya. Selain itu adanya Gambar 3 17 Rumah manajer dan gudang pemeraman Universitas Sumatera Utara 43 Universitas Sumatera Utara komunitas membuat kawasan ini menjadi wisata masyarakat untuk melihat komunitas yang ada di Medan dan berkesempatan ikut dalam komunitas tersebut. Gambar 3 18 Pusat Komunitas Sumber : wikipedia  PENGINAPAN Penginapan adalah fasilitas yang disiapkan pada kawasan ini untuk para pengunjung yang mau menetap sementara untuk lebih merasakan suasana wisata sungai dan bersejarah yang tidak dapat dirasakan ditempat yang lain. Penginapan nantinya akan berupa bangunan yang bertingkat banyak dan juga berupa cottage kecil sehingga keluarga sekalipun dapat menetap pada kawasan ini. Gambar 3 19 Penginapan Sumber : wikipedia  PASAR Universitas Sumatera Utara 44 Universitas Sumatera Utara Karena berada dikawasan wisata, maka pasar ini berfungsi menjadi pasar wisata yang menyediakan souvenir. Gambar 3 20 Pasar Wisata Sumber : yogyes.com  RUMAH DIORAMA Menyerupai museum, rumah diorama bertujuan untuk mengingatkan kembali kegiatan yang terjadi pada masa kejayaan Tembakau Deli. Tetap edukatif namun lebih bersifat menghibur. Gambar 3 21 Rumah Diorama Sumber : museumangkut.com  TAMAN REKREASI KULINER Taman rekreasi dan kuliner menjadi fungsi wisata terakhir yang berada di kawasan ini. Fungsi ini diharapkan menjadi factor pemasukan juga selain fungsi – fungsi wisata lainnya. Taman rekreasi yang berupa tempat pemandian atau Universitas Sumatera Utara 45 Universitas Sumatera Utara waterpark dibuat untuk menambah daya tarik wisata bagi pengunjung yang hadir dikawasan ini. Fungsi lainnya adalah fungsi wisata kuliner yang dipertimbangkan karena banyaknya masyrarakat yang hadir memerlukan wadah untuk menikmati bermacam kuliner yang ada di kawasan ini dengan suasana kolonial dan suasana alam terbuka. Gambar 3 22 Taman rekreasi Sumber : wikipedia  RTH PLAZA RTH Ruang Terbuka Hijau adalah lahan yang difungsikan untuk kegiatan publik tanpa ada bangunan tinggi di dalamnya. Lahan ruang terbuka hijau memang berupa lahan dengan taman-taman. Sumber : wikipedia Gambar 3 23 Plaza Universitas Sumatera Utara 46 Universitas Sumatera Utara  AREA PROMENADE Area promenade adalah area yang difungsikan berjalan-jalan. Fungsi ini muncul karena adanya fungsi sungai Deli yang berada di sekitar kawasan. Area ini berjarak 15 meter dari pinggiran sungai sesuai dengan ketetapan garis sempadan sungai. Area ini akan dimanfaatkan dengan aktivitas bersantai dan berolahraga seperti jogging track dan bicycle track. Selain itu, terdapat gazebo yang berada dipinggiran sungai sebagai tempat duduk bagi pengunjung yang ingin beristirahat sambil melihat pemandangan sungai Deli. Sumber : wikipedia

I.5.2 Analisa Peletakan Bangunan

Analisa peletakan bangunan yang diperlukan untuk mendapatkan zona peletakan fungsi didalam siteberdasarkan pertimbangan dari analisa aksesibilitas, view dan kebisingan.  Berdasarkan aksesibilitas Analisa aksesibilitas diperlukan untuk mengetahui jalur untuk mencapai kawasan site. Data yang terdapat pada kawasan adalah terdiri dari 3 sirkulasi yang dapat dilalui oleh kendaraan yaitu jalan Helvetia By Pass, Gg. Melati, jalan Karya Gambar 3 24 Area Promenade Universitas Sumatera Utara 47 Universitas Sumatera Utara dan pinggiran sungai. Keeempat jalur tersebut memiliki potensi untuk dijadikan jalur masuk kedalam kawasan. Tabel 3 10 Tabel analisa pencapaian ZONA POTENSI REKOMENDASI Helvetia By Pass 1 Jalan Karya 2 Gg.Melati 3 Pinggiran Sungai 4  Merupakan jalan dengan lalu lintas 2 arah.  Lebar jalan sangat mendukung sebesar 8 meter.  Jarang terjadi kemacetan pada jalur ini  Banyak kendaraan umum melewati jalan ini.  Jalan dengan lalu lintas 2 arah  Jarang menjadi sumber kemacetan  Banyak kendaraan umum melewati jalan ini  Jalan dengan lalu lintas 2 arah  Jarang terjadi kemacetan karena tidak ada aktivitas angkutan kota pada jalan ini.  Tidak dilalui oleh pengguna kendaraan  Jalan cukup lebar Museum Penginapan Community Center Pusat Rekreasi Pasar Penginapan Diorama Pusat Rekreasi Pasar Community Center Penginapan Universitas Sumatera Utara 48 Universitas Sumatera Utara  Berdasarkan kebisingan Analisa kebisingan diperlukan untuk mengetahui peletakan kawasan dengan mempertimbangkan fungsi yang menyebabkan kebisingan tinggi dengan fungsi yang menyebabkan kebisingan rendah. Ada 2 jenis analisa kebisingan yang menjadi pertimbangan yaitu analisa kebisingan yang disebabkan oleh bangunan sekitar dan analisa kebisingan yang disebabkan oleh antar fungsi yang berada di dalam kawasan.  Analisa kebisingan yang disebabkan bangunan sekitar Tabel 3 11 Analisa kebisingan lingkungan sekitar ZONA POTENSI REKOMENDASI Helvetia By Pass 1 Jalan Karya 2 Gg. Melati 3 Sungai 4 Kebisingan yang disebabkan dijalan ini cukup tinggi karena akses lalu lintas yang padat dan banyak di lewati oleh truk besar. Kebisingan yang disebabkan dijalan ini cukup tinggi karena akses lalu lintas yang padat dan banyak pemukiman padat penduduk Tingkat kebisingan rendah karena hanya berupa pemukiman warga Tingkat kebisingan rendah karena tidak ada aktivitas di area ini Museum Pusat Komunitas Pasar Taman Rekreasi Rumah Diorama Penginapan Area Promanade RTH Universitas Sumatera Utara 49 Universitas Sumatera Utara  Analisa kebisingan disebabkan oleh fungsi dalam site FUNGSI POTENSI Museum Penginapan Rumah Diorama Pasar Taman Rekreasi Area Promanade Potensi kebisingan pada museum rendah karena tidak banyaknya aktivitas yang mengeluarkan suara. Potensi kebisingan pada museum rendah karena aktivitas yang terjadi adalah aktivitas privat untuk bertempat tinggal. Potensi kebisingan yang dihasilkan cukup rendah karena aktivitas yang ada didalamnya melihat diorama-diorama aktivitas Tembakau Deli Potensi kebisingan yang dihasilkan tinggi karena aktivitas yang ada didalamnya melakukan aktivitas jual beli dan ramai akan pengunjung. Potensi kebisingan yang dihasilkan tinggi karena aktivitas yang ada didalamnya melakukan aktivitas permainan dan banyak wahana yang menimbulkan bunyi. Potensi kebisingan yang dihasilkan rendah karena aktivitas yang ada didalamnya melakukan aktivitas jual beli dan ramai akan pengunjung. Universitas Sumatera Utara 50 Universitas Sumatera Utara Analisa di atas menjadi bahan pertimbangan fungsi apa yang akan dibuat saling berdekatan dalam kawasan site untuk menciptakan kenyamanan di dalam site  Analisa view Analisa view diperlukan untuk mengetahui potensi peletakan fungsi berdasarkan pada potensi view yang breada di sekitar lingkungan site. Ada 2 jenis analisa view yang menjadi pertimbangan yaitu view dari dalam ke luar dan analisa view dari luar ke dalam. o Analisa view dari dalam keluar Tabel 3 13 Analisa view dari dalam ke luar ZONA POTENSI REKOMENDASI Helvetia By Pass 1 Jalan Karya 2 Jalan raya dan pemukiman penduduk Jalan raya dan pemukiman penduduk Museum Rumah Diorama Taman Rekreasi Tabel 3 12 Analisa view dari dalam ke luar Universitas Sumatera Utara 51 Universitas Sumatera Utara Gg.Melati 3 Pinggiran Sungai 4 Jalan raya dan pemukiman penduduk Sungai dan pemukiman penduduk Community Center Pasar Penginapan o Analisa view dari luar ke dalam Tabel 3 14 Analisa view dari luar ke dalam ZONA POTENSI REKOMENDASI Helvetia By Pass 1 Jalan Karya 2 Gg.Melati 3 Pinggiran Sungai 4 Jalan raya dan pemukiman penduduk Jalan raya dan pemukiman penduduk Jalan raya dan pemukiman penduduk Sungai dan pemukiman penduduk Museum Community Center Rumah Diorama Taman Rekreasi Community Center Pasar Penginapan  Analisa sirkulasi Analisa sirkulasi diperlukan untuk mengetahui potensi bentukan sirkulasi yang ada di dalam site. Sirkulasi yang ada didalam site sudah terbentuk dan Universitas Sumatera Utara 52 Universitas Sumatera Utara memiliki potensi untuk dipertahankan namun ada juga yang berpotensi untuk diubah karena tidak sesuai dengan analisa yang telah dilakukan. Tabel 3 15 Analisa Sirkulasi Data Potensi Rekomendasi Sudah terdapat jalur sirkulasi pada eksisting Lebar sirkulasi didalam site cukup baik. Jalur sirkulasi yang berada pada eksisting dapat menghubungkan langsung jalan Helvetia By Pass dan jalan Karya Pohon Beringin yang sudah berusia cukup tua dapat dijadikan titik pusat sirkulasi karena berada ditengah kawasan Dijadikan kawasan dengan sistem jalur sirkulasi pejalan kaki. Sirkulasi didalam site sebaiknya merupakan sirkulasi yang dapat dilalui dengan berjalan kaki karena jarak tempuh yang tidak jauh Jalur sirkulasi diperlebar untuk memberi kesan nyaman saat berjalan kaki. Opsi konsep sirkulasi muncul karena adanya pohon beringin yang ada ditengah kawasan III.5.3 Proses Analisa Berdasarkan hasil yang didapat pada ketiga analisa tersebut, maka dapat diketahui bahwa ada 4 zona peletakan yang dapat dilakukan terhadap fungsi – fungsi yang akan dibuat dalam kawasan ini ditambah 1 zona peletakan yang berada di tengah dari kawasan. Universitas Sumatera Utara 53 Universitas Sumatera Utara PLAZA RUMAH DIORAMA Tiga zona publik yang dimaksud adalah zona Helvetia By Pass, zona Gg. Melati, zona jalan Karya dan satu zona privat yaitu zona pinggiran sungai. Fungsi massa bangunan yang berada pada zona publik adalah museum, community center, pasar, taman rekreasi dan rumah diorama. Fungsi privat antara lain adalah fungsi penginapan dan fungsi pusat adalah fungsi ruang terbuka hijau. Namun ini gambar diatas masih belum menunjukkan peletakan yang sebenarnya sehingga masih terjadi banyak kemungkinan yang bisa dibuat terhadap peletakan bangunan pada setiap zona. Maka dari pada itu perlu dilakukan perhitungan terhadap rekomendasi yang diberikan oleh seriap analisa kepada setiap fungsi dan juga adanya matriks keterkaitan fungsi bisa menjadi pertimbangan untuk dapat mengetahui fungsi apa yang seharusnya bisa saling berdekatan dan juga tidak berdekatan. Tabel 3 16 Tabel penentu zoning fungsi No Fungsi Helvetia By Pass Gg. Melati Jl.. Karya Pinggiran sungai Pusat 1 2 3 Museum Penginapan P. Rekreasi 3 1 2 2 2 Gambar 3 25 Zoning yang dihasilkan oleh analisa Universitas Sumatera Utara 54 Universitas Sumatera Utara 4 5 6 7 8 Pasar Rumah diorama Community center Plaza Promenade 1 2 1 3 2 1 1 1 1 Gambar 2 30 Matriks hubungan antar fungsi Tabel diatas merupakan akumulasi dari rekomendasi yang dihasolkan oleh analisa untuk dijadikan pedoman perletakan bangunan, diperkuat dengan tabel matriks untuk memperlihatkan hubungan antar fungsisatu dengan yang lain bagaimana interaksi bangunan apakah hubungan antar fungsi tersebut bersifat dekat, sedang ataupun jauh III.5.4 Kesimpulan Analisa Kesimpulan dari analisa yang telah dilakukan bahwa analisa yang dilakukan memang berkaitan dengan jenis fungsi yang akan diterapkan, peletakan setiap bangunan didalam kawasan serta opsi konsep sirkulasi yang akan RUMAH DIORAMA PLAZA Gambar 3 26 Matriks hubungan antar fungsi Universitas Sumatera Utara 55 Universitas Sumatera Utara diterapkan pada kawasan ini nantinya. Hubungan antar bangunan adalah menjadi pedoman untuk memperkuat analisa sehingga peletakan fungsi bangunan itu bisa sesuai dengan suasana dan aktivitas yang ada di dalamnya. III.6 Konsep III.6.1 Konsep Zoning Kon sep Perancangan Zoning pada “Kawasan Wisata Sejarah Tembakau Deli” dibagi atas 3 Zona yaitu :  Zona Publik  Zona Centre Publik  Zona Privat PLAZA; MERUPAKAN PUSAT DARI KAWASAN WISATA TEMBAKAU DELI. DAPAT MENJADI TITIK SIMPUL TEMU ATAU PISAH. PASAR WISATA; SEBAGAI REFLEKSI KEGIATAN JUAL BELI DAN BARTER SECARA TRADISIONAL SERTA KEBUTUHAN WISATA SEPERTI BUAH TANGAN. RUMAH DIORAMA ; SEJENIS MUSEUM 3D BERUKURAN MANUSIA YANG MEREFLEKIKAN KEGIATAN YANG BERLANGSUNG DI TEMBAKAU DELI MULAI MASA PEMBIBITAN HINGGA KEBERLANGSUNGANNYA SAAT INI Gambar 3 27 Konsep perancangan zoning Universitas Sumatera Utara 56 Universitas Sumatera Utara III.6.2 Konsep Sirkulasi Circle pedestrians way Konsep sirkulasi dimulai pada peletakan pintu masuk ke dalam kawasan site. Berdasarkan hasil analisa, pintu masuk kedalam kawasan berada di jalan Helvetia By Pass dan jalan Gg. Melati karena aktivitas lalu lintas yang tidak sering terjadi kemacetan. Sirkulasi yang terjadi pada kawasan ini adalah sirkulasi pejalan kaki, tidak ada aktivitas lalu lalang dengan menggunakan kendaraan bermotor, sehingga masyarakat dapat merasakan suasana segar dengan banyaknya zona hijau dan juga suasana kolonial yang terdapat pada kawasan ini. Jenis sirkulasi menggunakan konsep sirkulasi radial seperti rekomendasi yang dihasilkan oleh analisa sirkulasi. Zona tengah menjadi pusat pertemuan dari pengunjung yang berada di kawasan ini jadi jika ada yang merasa tersesat zona ini dapat menjadi tempat bertemu. Gambar 3 28 Konsep sirkulasi Universitas Sumatera Utara 57 Universitas Sumatera Utara III.6.3 Konsep Bentukan Bangunan Konsep bentukan bangunan yang diterapkan adalah konsep bangunan sesuai dengan tema arsitektur kawasan ini yakni kontekstual harmoni. Bangunan bersejarah rumah manager dan gedung eks pemeraman tembakau menjadi contoh bangunan untuk diterapkan kepada bangunan yang lain sehingga kawasan ini semakin kental dengan nilai sejarahnya. Bangunan bersejarah tersebut menggunakan bentukan simetris yaitu bentukan persegi panjang dan persegi, namun untuk menambah variasi bentukan akan ditambah bentukan bangunan yang digabung atau di coak. Gambar 3 29 Konsep massa bangunan Universitas Sumatera Utara 58 Universitas Sumatera Utara III.6.4 Konsep RTH Konsep ruang terbuka hijau yang berada di kawasan ini adalah konsep ruang terbuka yang menanggapi vista yang telah ada sebelumnya pada posisi eksisting. Untuk menanggapi hal tersebut maka dibuat beberapa zona untuk melengkapi vista yang ada menjadi vista yang baru. Bentukannnya diambil dari daun tembakau yang menjadi ciri khas dari kawasan ini. Satu helai daun tembakau dibuat menjadi sebuah bunga dan menciptakan ruang pada titik tengahnya yang menjadi inti dari kawasan ini. Konsep RTH juga menyajikan tanaman tanaman atau tumbuhan hijau sehingga bisa menjadi tempat peristirahatan sementara oleh masyarakat. Gambar 3 30 Konsep RTH Universitas Sumatera Utara 59 Universitas Sumatera Utara III.6.5 Konsep Orientasi Kawasan ini menggunakan satu titik sebagai orientasi utama pada bangunan lainnya, yaitu zona center atau ruang terbuka hijau kawasan ini. Setiap bangunan harus punya orientasi yang diarahkan menuju area ruang terbuka hijau, sehingga pada titik ini pengunjung dapat melihat sekeliling bangunan dan merasakan atmosfer yang berbeda seperti berada di sebuah tempat yang jauh dari tempat tinggal mereka. Namun, walaaupun setiap bangunan memiliki satu orientasi yang sama, setiap bangunan juga harus menanggapi bangunan sekitar mereka ataupun lingkungan diluar daripada kawasan sejarah tersebut. Gambar 3 31 Konsep Orientasi Universitas Sumatera Utara 60 Universitas Sumatera Utara III.6.6 Konsep Skenario Kawasan Kawasan ini memiliki 2 skenario untuk masuk kedalam kawasan wisatanya. Dua scenario itu diambil dari dua jalur masuk yang berada pada kawasan ini yaitu melalui pintu gerbang selatan dan pintu gerbang utara. RUMAH DIORAMA RUMAH DIORAMA Gambar 3 32 Skenario Kawasan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara BAB III DESKRIPSI PERANCANGAN KAWASAN WISATA SEJARAH TEMBAKAU DELI Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 65

BAB V. PENGANTAR FUNGSI

Tahap-tahap perancangan yang dimulai dari pengolahan data, proses analisa berupa penentuan fungsi dan tanggapannya terhadap jalur sirkulasi, view, kebisingan yang dimatangkan denga konsep perancangan melahirkan masterpan kawasan yang fungsi antar bangunannya sinergis dan sesuai dengan konteks wisata sejarah yang diharapkan. Fungsi-fungsi yang tercipta pada Kawasan Wisata Tembakau Deli antara lain Museum, Pusat Komunitas, Pasar Wisata, Rumah Diorama, Penginapan, Wahana Rekreasi dan Plaza. Salah satu bagian dari Kawasan Wisata Sejarah Tembakau Deli adalah pasar wisata dan rumah diorama. Bangunan ini merupakan perwujudan benang merah dari kegiatan inti Tembakau Deli, yakni kegiatan perkebunan dan perdagangan. Universitas Sumatera Utara 66

BAB VI. PASAR WISATA DAN RUMAH DIORAMA TEMBAKAU DELI

VI.1 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam perencanaan Pasar Wisata dan Rumah Diorama Tembakau Deli ini adalah :  Bagaimana merancang pengalaman dan perasaan ruang yang membawa pengunjung ke masa kolonial dengan cara yang lebih modern dan atraktif.  Bagaimana merancang bangunan yang memenuhi kriteria dari segi arsitektur, struktur, utilitas maupun pemenuhan fungsi.  Bagaimana merancang bangunan yang memiliki ketanggapan terhadap fungsi di sekitarnya baik dari segi sirkulasi, view, orientasi bangunan, dll.

VI.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari perancangan Pasar Wisata dan Rumah Diorama Tembakau Deli ini adalah :  Merefleksikan kembali kegiatan jual-beli dan barter secara tradisional yang sejak dahulu telah menjadi salah satu perwujudan kulrur dan budaya Indonesia khususnya Tembakau Deli.  Menceritakan kembali sejarah Tembakau Deli dengan cara yang lebih menghibur.  Menciptakan pasar wisata dan rumah diorama sebagai trademark wisata sejarah melalui ciri khasnya. Universitas Sumatera Utara 67

VI.3 Metode