Analisa Peletakan Bangunan Fasilitas

46 Universitas Sumatera Utara  AREA PROMENADE Area promenade adalah area yang difungsikan berjalan-jalan. Fungsi ini muncul karena adanya fungsi sungai Deli yang berada di sekitar kawasan. Area ini berjarak 15 meter dari pinggiran sungai sesuai dengan ketetapan garis sempadan sungai. Area ini akan dimanfaatkan dengan aktivitas bersantai dan berolahraga seperti jogging track dan bicycle track. Selain itu, terdapat gazebo yang berada dipinggiran sungai sebagai tempat duduk bagi pengunjung yang ingin beristirahat sambil melihat pemandangan sungai Deli. Sumber : wikipedia

I.5.2 Analisa Peletakan Bangunan

Analisa peletakan bangunan yang diperlukan untuk mendapatkan zona peletakan fungsi didalam siteberdasarkan pertimbangan dari analisa aksesibilitas, view dan kebisingan.  Berdasarkan aksesibilitas Analisa aksesibilitas diperlukan untuk mengetahui jalur untuk mencapai kawasan site. Data yang terdapat pada kawasan adalah terdiri dari 3 sirkulasi yang dapat dilalui oleh kendaraan yaitu jalan Helvetia By Pass, Gg. Melati, jalan Karya Gambar 3 24 Area Promenade Universitas Sumatera Utara 47 Universitas Sumatera Utara dan pinggiran sungai. Keeempat jalur tersebut memiliki potensi untuk dijadikan jalur masuk kedalam kawasan. Tabel 3 10 Tabel analisa pencapaian ZONA POTENSI REKOMENDASI Helvetia By Pass 1 Jalan Karya 2 Gg.Melati 3 Pinggiran Sungai 4  Merupakan jalan dengan lalu lintas 2 arah.  Lebar jalan sangat mendukung sebesar 8 meter.  Jarang terjadi kemacetan pada jalur ini  Banyak kendaraan umum melewati jalan ini.  Jalan dengan lalu lintas 2 arah  Jarang menjadi sumber kemacetan  Banyak kendaraan umum melewati jalan ini  Jalan dengan lalu lintas 2 arah  Jarang terjadi kemacetan karena tidak ada aktivitas angkutan kota pada jalan ini.  Tidak dilalui oleh pengguna kendaraan  Jalan cukup lebar Museum Penginapan Community Center Pusat Rekreasi Pasar Penginapan Diorama Pusat Rekreasi Pasar Community Center Penginapan Universitas Sumatera Utara 48 Universitas Sumatera Utara  Berdasarkan kebisingan Analisa kebisingan diperlukan untuk mengetahui peletakan kawasan dengan mempertimbangkan fungsi yang menyebabkan kebisingan tinggi dengan fungsi yang menyebabkan kebisingan rendah. Ada 2 jenis analisa kebisingan yang menjadi pertimbangan yaitu analisa kebisingan yang disebabkan oleh bangunan sekitar dan analisa kebisingan yang disebabkan oleh antar fungsi yang berada di dalam kawasan.  Analisa kebisingan yang disebabkan bangunan sekitar Tabel 3 11 Analisa kebisingan lingkungan sekitar ZONA POTENSI REKOMENDASI Helvetia By Pass 1 Jalan Karya 2 Gg. Melati 3 Sungai 4 Kebisingan yang disebabkan dijalan ini cukup tinggi karena akses lalu lintas yang padat dan banyak di lewati oleh truk besar. Kebisingan yang disebabkan dijalan ini cukup tinggi karena akses lalu lintas yang padat dan banyak pemukiman padat penduduk Tingkat kebisingan rendah karena hanya berupa pemukiman warga Tingkat kebisingan rendah karena tidak ada aktivitas di area ini Museum Pusat Komunitas Pasar Taman Rekreasi Rumah Diorama Penginapan Area Promanade RTH Universitas Sumatera Utara 49 Universitas Sumatera Utara  Analisa kebisingan disebabkan oleh fungsi dalam site FUNGSI POTENSI Museum Penginapan Rumah Diorama Pasar Taman Rekreasi Area Promanade Potensi kebisingan pada museum rendah karena tidak banyaknya aktivitas yang mengeluarkan suara. Potensi kebisingan pada museum rendah karena aktivitas yang terjadi adalah aktivitas privat untuk bertempat tinggal. Potensi kebisingan yang dihasilkan cukup rendah karena aktivitas yang ada didalamnya melihat diorama-diorama aktivitas Tembakau Deli Potensi kebisingan yang dihasilkan tinggi karena aktivitas yang ada didalamnya melakukan aktivitas jual beli dan ramai akan pengunjung. Potensi kebisingan yang dihasilkan tinggi karena aktivitas yang ada didalamnya melakukan aktivitas permainan dan banyak wahana yang menimbulkan bunyi. Potensi kebisingan yang dihasilkan rendah karena aktivitas yang ada didalamnya melakukan aktivitas jual beli dan ramai akan pengunjung. Universitas Sumatera Utara 50 Universitas Sumatera Utara Analisa di atas menjadi bahan pertimbangan fungsi apa yang akan dibuat saling berdekatan dalam kawasan site untuk menciptakan kenyamanan di dalam site  Analisa view Analisa view diperlukan untuk mengetahui potensi peletakan fungsi berdasarkan pada potensi view yang breada di sekitar lingkungan site. Ada 2 jenis analisa view yang menjadi pertimbangan yaitu view dari dalam ke luar dan analisa view dari luar ke dalam. o Analisa view dari dalam keluar Tabel 3 13 Analisa view dari dalam ke luar ZONA POTENSI REKOMENDASI Helvetia By Pass 1 Jalan Karya 2 Jalan raya dan pemukiman penduduk Jalan raya dan pemukiman penduduk Museum Rumah Diorama Taman Rekreasi Tabel 3 12 Analisa view dari dalam ke luar Universitas Sumatera Utara 51 Universitas Sumatera Utara Gg.Melati 3 Pinggiran Sungai 4 Jalan raya dan pemukiman penduduk Sungai dan pemukiman penduduk Community Center Pasar Penginapan o Analisa view dari luar ke dalam Tabel 3 14 Analisa view dari luar ke dalam ZONA POTENSI REKOMENDASI Helvetia By Pass 1 Jalan Karya 2 Gg.Melati 3 Pinggiran Sungai 4 Jalan raya dan pemukiman penduduk Jalan raya dan pemukiman penduduk Jalan raya dan pemukiman penduduk Sungai dan pemukiman penduduk Museum Community Center Rumah Diorama Taman Rekreasi Community Center Pasar Penginapan  Analisa sirkulasi Analisa sirkulasi diperlukan untuk mengetahui potensi bentukan sirkulasi yang ada di dalam site. Sirkulasi yang ada didalam site sudah terbentuk dan Universitas Sumatera Utara 52 Universitas Sumatera Utara memiliki potensi untuk dipertahankan namun ada juga yang berpotensi untuk diubah karena tidak sesuai dengan analisa yang telah dilakukan. Tabel 3 15 Analisa Sirkulasi Data Potensi Rekomendasi Sudah terdapat jalur sirkulasi pada eksisting Lebar sirkulasi didalam site cukup baik. Jalur sirkulasi yang berada pada eksisting dapat menghubungkan langsung jalan Helvetia By Pass dan jalan Karya Pohon Beringin yang sudah berusia cukup tua dapat dijadikan titik pusat sirkulasi karena berada ditengah kawasan Dijadikan kawasan dengan sistem jalur sirkulasi pejalan kaki. Sirkulasi didalam site sebaiknya merupakan sirkulasi yang dapat dilalui dengan berjalan kaki karena jarak tempuh yang tidak jauh Jalur sirkulasi diperlebar untuk memberi kesan nyaman saat berjalan kaki. Opsi konsep sirkulasi muncul karena adanya pohon beringin yang ada ditengah kawasan III.5.3 Proses Analisa Berdasarkan hasil yang didapat pada ketiga analisa tersebut, maka dapat diketahui bahwa ada 4 zona peletakan yang dapat dilakukan terhadap fungsi – fungsi yang akan dibuat dalam kawasan ini ditambah 1 zona peletakan yang berada di tengah dari kawasan. Universitas Sumatera Utara 53 Universitas Sumatera Utara PLAZA RUMAH DIORAMA Tiga zona publik yang dimaksud adalah zona Helvetia By Pass, zona Gg. Melati, zona jalan Karya dan satu zona privat yaitu zona pinggiran sungai. Fungsi massa bangunan yang berada pada zona publik adalah museum, community center, pasar, taman rekreasi dan rumah diorama. Fungsi privat antara lain adalah fungsi penginapan dan fungsi pusat adalah fungsi ruang terbuka hijau. Namun ini gambar diatas masih belum menunjukkan peletakan yang sebenarnya sehingga masih terjadi banyak kemungkinan yang bisa dibuat terhadap peletakan bangunan pada setiap zona. Maka dari pada itu perlu dilakukan perhitungan terhadap rekomendasi yang diberikan oleh seriap analisa kepada setiap fungsi dan juga adanya matriks keterkaitan fungsi bisa menjadi pertimbangan untuk dapat mengetahui fungsi apa yang seharusnya bisa saling berdekatan dan juga tidak berdekatan. Tabel 3 16 Tabel penentu zoning fungsi No Fungsi Helvetia By Pass Gg. Melati Jl.. Karya Pinggiran sungai Pusat 1 2 3 Museum Penginapan P. Rekreasi 3 1 2 2 2 Gambar 3 25 Zoning yang dihasilkan oleh analisa Universitas Sumatera Utara 54 Universitas Sumatera Utara 4 5 6 7 8 Pasar Rumah diorama Community center Plaza Promenade 1 2 1 3 2 1 1 1 1 Gambar 2 30 Matriks hubungan antar fungsi Tabel diatas merupakan akumulasi dari rekomendasi yang dihasolkan oleh analisa untuk dijadikan pedoman perletakan bangunan, diperkuat dengan tabel matriks untuk memperlihatkan hubungan antar fungsisatu dengan yang lain bagaimana interaksi bangunan apakah hubungan antar fungsi tersebut bersifat dekat, sedang ataupun jauh III.5.4 Kesimpulan Analisa Kesimpulan dari analisa yang telah dilakukan bahwa analisa yang dilakukan memang berkaitan dengan jenis fungsi yang akan diterapkan, peletakan setiap bangunan didalam kawasan serta opsi konsep sirkulasi yang akan RUMAH DIORAMA PLAZA Gambar 3 26 Matriks hubungan antar fungsi Universitas Sumatera Utara 55 Universitas Sumatera Utara diterapkan pada kawasan ini nantinya. Hubungan antar bangunan adalah menjadi pedoman untuk memperkuat analisa sehingga peletakan fungsi bangunan itu bisa sesuai dengan suasana dan aktivitas yang ada di dalamnya. III.6 Konsep III.6.1 Konsep Zoning Kon sep Perancangan Zoning pada “Kawasan Wisata Sejarah Tembakau Deli” dibagi atas 3 Zona yaitu :  Zona Publik  Zona Centre Publik  Zona Privat PLAZA; MERUPAKAN PUSAT DARI KAWASAN WISATA TEMBAKAU DELI. DAPAT MENJADI TITIK SIMPUL TEMU ATAU PISAH. PASAR WISATA; SEBAGAI REFLEKSI KEGIATAN JUAL BELI DAN BARTER SECARA TRADISIONAL SERTA KEBUTUHAN WISATA SEPERTI BUAH TANGAN. RUMAH DIORAMA ; SEJENIS MUSEUM 3D BERUKURAN MANUSIA YANG MEREFLEKIKAN KEGIATAN YANG BERLANGSUNG DI TEMBAKAU DELI MULAI MASA PEMBIBITAN HINGGA KEBERLANGSUNGANNYA SAAT INI Gambar 3 27 Konsep perancangan zoning Universitas Sumatera Utara 56 Universitas Sumatera Utara III.6.2 Konsep Sirkulasi Circle pedestrians way Konsep sirkulasi dimulai pada peletakan pintu masuk ke dalam kawasan site. Berdasarkan hasil analisa, pintu masuk kedalam kawasan berada di jalan Helvetia By Pass dan jalan Gg. Melati karena aktivitas lalu lintas yang tidak sering terjadi kemacetan. Sirkulasi yang terjadi pada kawasan ini adalah sirkulasi pejalan kaki, tidak ada aktivitas lalu lalang dengan menggunakan kendaraan bermotor, sehingga masyarakat dapat merasakan suasana segar dengan banyaknya zona hijau dan juga suasana kolonial yang terdapat pada kawasan ini. Jenis sirkulasi menggunakan konsep sirkulasi radial seperti rekomendasi yang dihasilkan oleh analisa sirkulasi. Zona tengah menjadi pusat pertemuan dari pengunjung yang berada di kawasan ini jadi jika ada yang merasa tersesat zona ini dapat menjadi tempat bertemu. Gambar 3 28 Konsep sirkulasi Universitas Sumatera Utara 57 Universitas Sumatera Utara III.6.3 Konsep Bentukan Bangunan Konsep bentukan bangunan yang diterapkan adalah konsep bangunan sesuai dengan tema arsitektur kawasan ini yakni kontekstual harmoni. Bangunan bersejarah rumah manager dan gedung eks pemeraman tembakau menjadi contoh bangunan untuk diterapkan kepada bangunan yang lain sehingga kawasan ini semakin kental dengan nilai sejarahnya. Bangunan bersejarah tersebut menggunakan bentukan simetris yaitu bentukan persegi panjang dan persegi, namun untuk menambah variasi bentukan akan ditambah bentukan bangunan yang digabung atau di coak. Gambar 3 29 Konsep massa bangunan Universitas Sumatera Utara 58 Universitas Sumatera Utara III.6.4 Konsep RTH Konsep ruang terbuka hijau yang berada di kawasan ini adalah konsep ruang terbuka yang menanggapi vista yang telah ada sebelumnya pada posisi eksisting. Untuk menanggapi hal tersebut maka dibuat beberapa zona untuk melengkapi vista yang ada menjadi vista yang baru. Bentukannnya diambil dari daun tembakau yang menjadi ciri khas dari kawasan ini. Satu helai daun tembakau dibuat menjadi sebuah bunga dan menciptakan ruang pada titik tengahnya yang menjadi inti dari kawasan ini. Konsep RTH juga menyajikan tanaman tanaman atau tumbuhan hijau sehingga bisa menjadi tempat peristirahatan sementara oleh masyarakat. Gambar 3 30 Konsep RTH Universitas Sumatera Utara 59 Universitas Sumatera Utara III.6.5 Konsep Orientasi Kawasan ini menggunakan satu titik sebagai orientasi utama pada bangunan lainnya, yaitu zona center atau ruang terbuka hijau kawasan ini. Setiap bangunan harus punya orientasi yang diarahkan menuju area ruang terbuka hijau, sehingga pada titik ini pengunjung dapat melihat sekeliling bangunan dan merasakan atmosfer yang berbeda seperti berada di sebuah tempat yang jauh dari tempat tinggal mereka. Namun, walaaupun setiap bangunan memiliki satu orientasi yang sama, setiap bangunan juga harus menanggapi bangunan sekitar mereka ataupun lingkungan diluar daripada kawasan sejarah tersebut. Gambar 3 31 Konsep Orientasi Universitas Sumatera Utara 60 Universitas Sumatera Utara III.6.6 Konsep Skenario Kawasan Kawasan ini memiliki 2 skenario untuk masuk kedalam kawasan wisatanya. Dua scenario itu diambil dari dua jalur masuk yang berada pada kawasan ini yaitu melalui pintu gerbang selatan dan pintu gerbang utara. RUMAH DIORAMA RUMAH DIORAMA Gambar 3 32 Skenario Kawasan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara BAB III DESKRIPSI PERANCANGAN KAWASAN WISATA SEJARAH TEMBAKAU DELI Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 65

BAB V. PENGANTAR FUNGSI

Tahap-tahap perancangan yang dimulai dari pengolahan data, proses analisa berupa penentuan fungsi dan tanggapannya terhadap jalur sirkulasi, view, kebisingan yang dimatangkan denga konsep perancangan melahirkan masterpan kawasan yang fungsi antar bangunannya sinergis dan sesuai dengan konteks wisata sejarah yang diharapkan. Fungsi-fungsi yang tercipta pada Kawasan Wisata Tembakau Deli antara lain Museum, Pusat Komunitas, Pasar Wisata, Rumah Diorama, Penginapan, Wahana Rekreasi dan Plaza. Salah satu bagian dari Kawasan Wisata Sejarah Tembakau Deli adalah pasar wisata dan rumah diorama. Bangunan ini merupakan perwujudan benang merah dari kegiatan inti Tembakau Deli, yakni kegiatan perkebunan dan perdagangan. Universitas Sumatera Utara 66

BAB VI. PASAR WISATA DAN RUMAH DIORAMA TEMBAKAU DELI

VI.1 Rumusan Masalah