18. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden No. 94 Tahun
2006; dan 19.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1575MenkesPerXI2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan
31
.
B. Jaminan Sosial Kesehatan
Hak-hak dasar atau hak asasi manusia adalah hak-hak yang dimiliki manusia bukan karena diberikan kepadanya oleh masyarakat atau Negara, jadi
bukan berdasarkan hokum positif yang berlaku, melainkan berdasarkan martabatnya sebagai manusia. Pada umumnya dikenal dua jenis hak asasi atau hak
dasar manusia yaitu hak dasar sosial dan hak dasar individual.”Dua asas hokum yang melandasi hukum kesehatan yaitu the right to health care atau hak atas
pelayanan kesehatan bukan hak atas kesehatan dan the right of self determination atau hak untuk menentukan nasib sendiri merupakan hak dasar atau
hak primer di dalam bidang kesehatan”.
32
31
Ibid. hlm. 4.
32
Nasution, Bader Johan. Hukum Kesehatan: Pertanggungjawaban Dokter.Jakarta : Rhineka cipta, 2005 hlm 36.
Yang disebut pertama umumnya dianggap merupakan hak dasar social sedangkan yang kedua merupakan hak dasar
individual, meskipun batasan atara keduanya agak kabur. Hal ini disebabkan karena hak dasar individual atau hak menentukan nasib sendiri juga ada pada hak
dasar social.
Universitas Sumatera Utara
Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, kita tidak dapat lepas dari Kebijakan Publik. Kebijakan-kebijakan tersebut dapat kita temukan dalam bidang
kesejahteraan sosial, bidang kesehatan, perumahan rakyat, pendidikan nasional dan bidang-bidang lainnya yang menyangkut hajat hidup masyarakat.
Kebijakan publik public policy adalah tindakan yang diterapkan dan dilaksanakan atau tidak dilaksanakan oleh pemerintah yang mempunyai tujuan
atau berorientasi pada tujuan tertentu demi kepentingan seluruh masyarakat pada hakikatnya kebijakan publik mendasarkan pada paham bahwa kebijakan publik
harus mengabdi kepada kepentingan masyarakat.
33
Implementasi kebijakan sebagai: “Pelaksanaan keputusan kebijaksanaan dasar, biasanya dalam bentuk undang-undang, namun dapat pula berbentuk
perintah-perintah atau keputusan-keputusan eksekutif yang penting atau keputusan badan peradilan. Lazimnya, keputusan tersebut mengidentifikasikan masalah yang
ingin diatasi, menyebutkan secara tegas tujuan atau sasaran yang ingin dicapai, dan berbagai cara untuk men-strukturkan atau mengatur proses implementasinya
34
Secara garis besar model implementasi kebijakan menjadi empat yaitu: Untuk menganalisis bagaimana proses implementasi kebijakan itu
berlangsung maka dapat dilihat dari berbagai model implementasi kebijakan. Pandangan mengenai model teori implementasi kebijakan banyak kita temukan
dalam berbagai literatur.
35
1 The Analysis of failure model analisis kegagalan,
33
Islamy, Irfan. M. Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. Jakarta: Bumi Aksara, 2001, hlm 20.
34
Agustino, Leo. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta, 2008 hlm 139
35
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
2 Model rasional top-down untuk mengidentifikasi faktor-faktor mana yang
membuat implementasi sukses, 3
Model pendekatan bottom-up kritikan terhadap model pendekatan top-down dalam kaitannya dengan pentingnya faktor-faktor lain dan interaksi organisasi,
4 Teori-teori hasil sintesis hybrid theories.
Model yang digunakan sebagai dasar tema penelitian ini ialah turunan model implementasi top-down yang disebut Direct and Indirect Impact on
Implementation yaitu Model teori yang dikembangkan oleh George C.Edwards III. Menurut pandangan Edwards III dalam Subarsono, implementasi kebijakan di-
pengaruhi oleh empat variabel yang saling berhubungan satu sama lain, di antaranya: a Komunikasi, b Sumber daya, c Disposisi dan d Struktur
Birokrasi
36
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat.
37
Lingkungan pelayanan kesehatan me-liputi sistem pembiayaan kesehatan, peraturan perundang-undangan, kebijakan pemerintah dalam pelayanan kesehatan,
kebijakan pembiayaan dan peraturan ke-uangan, serta sistem regulasi kesehatan. Seluruh sistem yang berlaku di masyarakat sangat berpengaruh terhadap sistem
organisasi pelayanan kesehatan dan sistem mikro pelayanan kesehatan.
36
Subarsono, AG. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta, Jakarta:Pustaka Pelajar,2011, hlm 90.
37
Azwar, Asrul. Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta, Pustaka Sinar Harapan, 1996, hlm 35.
Universitas Sumatera Utara
BPJS Kesehatan wajib membayar Fasilitas Kesehatan atas pelayanan yang diberikan kepada Peserta paling lambat 15 lima belas hari sejak dokumen klaim
diterima lengkap. Besaran pembayaran kepada Fasilitas Kesehatan ditentukan berdasarkan kesepakatan antara BPJS Kesehatan dan asosiasi Fasilitas Kesehatan
di wilayah tersebut dengan mengacu pada standar tarif yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Dalam hal tidak ada kesepakatan atas besaran pembayaran,
Menteri Kesehatan memutuskan besaran pembayaran atas program JKN yang diberikan. Asosiasi Fasilitas Kesehatan ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
Dalam JKN, peserta dapat meminta manfaat tambahan berupa manfaat yang bersifat non medis berupa akomodasi. Misalnya: Peserta yang menginginkan
kelas perawatan yang lebih tinggi daripada haknya, dapat meningkatkan haknya dengan mengikuti asuransi kesehatan tambahan, atau membayar sendiri selisih
antara biaya yang dijamin oleh BPJS Kesehatan dan biaya yang harus dibayar akibat peningkatan kelas perawatan, yang disebut dengan iur biaya additional
charge. Ketentuan tersebut tidak berlaku bagi peserta PBI. Sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnya, BPJS
Kesehatan wajib menyampaikan pertanggungjawaban dalam bentuk laporan pengelolaan program dan laporan keuangan tahunan periode 1 Januari sampai
dengan 31 Desember. Laporan yang telah diaudit oleh akuntan publik dikirimkan kepada Presiden dengan tembusan kepada SJSN paling lambat tanggal 30 Juni
tahun berikutnya. Laporan tersebut dipublikasikan dalam bentuk ringkasan eksekutif melalui media massa elektronik dan melalui paling sedikit 2 dua media
Universitas Sumatera Utara
massa cetak yang memiliki peredaran luas secara nasional, paling lambat tanggal 31 Juli tahun berikutnya.
38
38
Ada 2 dua jenis pelayanan yang akan diperoleh oleh Peserta JKN, yaitu berupa pelayanan kesehatan manfaat medis serta akomodasi dan ambulans
manfaat non medis. Ambulanshanya diberikan untuk pasien rujukan dari Fasilitas Kesehatan dengan kondisi tertentu yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan.
Peserta yang memerlukan pelayanan kesehatan pertama-tama harus memperoleh pelayanan kesehatan pada Fasilitas Kesehatan tingkat pertama. Bila Peserta
memerlukan pelayanan kesehatan tingkat lanjutan, maka hal itu harus dilakukan melalui rujukan oleh Fasilitas Kesehatan tingkat pertama, kecuali dalam keadaan
kegawatdaruratan medis. Bila di suatu daerah belum tersedia fasilitas kesehatan yang memenuhi
syarat guna memenuhi kebutuhan medis sejumlah Peserta, BPJS Kesehatan wajib memberikan kompensasi, yang dapat berupa: penggantian uang tunai, pengiriman
tenaga kesehatan atau penyediaan Fasilitas Kesehatan tertentu. Penggantian uang tunai hanya digunakan untuk biaya pelayanan kesehatan dan transportasi.
Penyelenggara pelayanan kesehatan meliputi semua Fasilitas Kesehatan yang menjalin kerja sama dengan BPJS Kesehatan baik fasilitas kesehatan milik
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan swasta yang memenuhi persyaratan melalui proses kredensialing dan rekredensialing.
http:mustaqimjnet.blogspot.com201402makalah-bpjs.html , diakses tanggal 1 Mei
2014
Universitas Sumatera Utara
Jaminan Kesehatan Nasional diselenggarakan oleh BPJS yang merupakan badan hukum publik milik Negara yang bersifat non profit dan bertanggung jawab
kepada Presiden. BPJS terdiri atas Dewan Pengawas dan Direksi.
39
1 Fungsi Dewan Pengawas adalah melakukan pengawasan atas pelaksanaan
tugas BPJS. Dewan Pengawasterdiri atas 7 tujuh orang anggota: 2 dua orang unsur
Pemerintah, 2dua orang unsur Pekerja, 2 dua orang unsur Pemberi Kerja, 1 satu orang unsur Tokoh Masyarakat. Dewan Pengawas tersebut diangkat dan
diberhentikan oleh Presiden. Direksiterdiri atas paling sedikit 5 lima orang anggota yang berasal dari
unsur profesional. Direksi sebagaimana dimaksud diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.
Dalam melaksanakan pekerjaannya, Dewan Pengawas mempunyai fungsi, tugas, dan wewenangpelaksanaan tugas BPJS dengan uraian sebagai berikut:
2 Dewan Pengawas bertugasuntuk:
a. melakukan pengawasan atas kebijakan pengelolaan BPJS dan kinerja
Direksi; b.
melakukan pengawasan atas pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan Dana Jaminan Sosial oleh Direksi;
c. memberikan saran, nasihat, dan pertimbangan kepada Direksi mengenai
kebijakan dan pelaksanaan pengelolaan BPJS; dan
39
Ibid
Universitas Sumatera Utara
d. Menyampaikan laporan pengawasan penyelenggaraan Jaminan Sosial
sebagai bagian dari laporan BPJS kepada Presiden dengan tembusan kepada DJSN.
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS Kesehatan memang baru saja bergulir awal 2014. Badan ini merupakan sebuah transformasi dari PT Askes
Persero yang diamanatkan sesuai amanat Undang-undang Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional dan Undang-undang Nomor 24 tahun
2011 tentang BPJS.
C. Kedudukan Hukum Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Dalam Jaminan Sosial Nasional