Kepesertaan Sistem Jaminan Sosial Nasional

dituangkan dalam UU SJSN yang mengatur substansi berupa cakupan kepesertaan, besarnya iuran dan manfaat, mekanisme penyelenggaraan jaminan sosial, dan kelembagaan sistem jaminan sosial yang berlaku nasional guna terwujudnya perlindungan yang adil dan manfaat yang optimal bagi para peserta. Undang-undang SJSN tersebut hendaknya merupakan undang-undang tentang SJSN yang dapat menngkatkan efesiensi program, meningkatkan kemampuan program untuk saling menopang, memudahkan mekanisme pengumpulan iuran dan pembayaran manfaat, memperbaiki administrasi dan manajemen pengelolaan, menetapkan struktur dan fungsi serta pengelolaan organisasi atau kelembagaan SJSN secara adil,terutama pada saat menurunnya tingkat kesejahteraan.

C. Kepesertaan Sistem Jaminan Sosial Nasional

Terhitung sekitar 116.122.065 jiwa penduduk otomatis menjadi BPJS , namun Pemerintah menargetkan 140 juta peserta pada tahap awal Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Nasional kesehatan beroperasi, antara lain untuk 86,4 juta jiwa untuk peserta Jamkesmas, 11 juta jiwa untuk peserta Jamkesda, 16 juta jiwa untuk peserta Askes, 7 juta jiwa untuk peserta Jamsostek dan 1,2 juta jiwa untuk peserta dari unsure Polri dan TNI. Sedangkan untuk penjaminan kesehatan seluruh rakyat Indonesia ditargetkan rampung pada 1 Januari 2019. 21 Peserta BPJS nasional terbagi menjadi dua, yaitu kelompok peserta baru dan pengalihan dari program terdahulu, yaitu Asuransi Kesehatan, Jaminan Kesehatan Masyarakat, Tentara Nasional Indonesia, Polri, dan Jaminan Sosial 21 lewokedaerik.blogspot.com...Badan-Penyelenggara-Jaminan-Sosial, diakses tanggal 20 Juni 2014 Universitas Sumatera Utara Tenaga Kerja. Kepesertaan BPJS Kesehatan mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan, terdiri atas dua kelompok, yaitu peserta Penerima Bantuan Iuran PBI dan peserta Bukan PBI. 22 1. Perusahaan mendaftar ke BPJS Kesehatan. Peserta PBI adalah orang yang tergolong fakir miskin dan tidak mampu, yang preminya akan dibayar oleh pemerintah. Sedangkan yang tergolong bukan PBI, yaitu pekerja penerima upah pegawai negeri sipil, anggota TNIPolri, pejabat negara, pegawai pemerintah non-pegawai negeri, dan pegawai swasta, pekerja bukan penerima upah dan bukan pekerja investor, pemberi kerja, pensiunan, veteran, janda veteran, dan anak veteran. Dua kelompok selain kelompok pengalihan dan PBI memiliki prosedur pendaftaran masing-masing. Berikut tata cara pendaftaran pekerja penerima upah non-pegawai pemerintah: 2. BPJS Kesehatan melakukan proses registrasi kepesertaan dan memberikan informasi tentangvirtual account untuk perusahaan di mana satu virtual account berlaku untuk satu perusahaan. 3. Perusahaan membayar ke bank dengan virtual account yang sudah diberikan BPJS Kesehatan. 4. Perusahaan mengkonfirmasikan pembayaran ke BPJS Kesehatan. 5. BPJS Kesehatan memberikan kartu BPJS Kesehatan kepada perusahaan. Berikut tata cara pendataran pekerja bukan penerima upah dan bukan pekerja: 22 Ibid. Universitas Sumatera Utara 1. Calon peserta melakukan pendaftaran ke BPJS Kesehatan dengan mengisi formulir daftar isian peserta dan menunjukkan kartu identitas KTP, SIM, KK atau paspor. 2. BPJS Kesehatan memberikan informasi tentang virtual account calon peserta. Virtual accountberlaku untuk masing-masing individu calon peserta. Kemudian calon peserta melakukan pembayaran ke bank dengan virtual account yang sudah diberikan BPJS Kesehatan. 3. Peserta melakukan konfirmasi pembayaran iuran pertama ke BPJS Kesehatan. 4. BPJS Kesehatan memberikan kartu BPJS Kesehatan kepada peserta. Peserta pengalihan program terdahulu juga akan mendapatkan kartu BPJS Kesehatan. Namun, bila peserta tidak membawa kartu BPJS ketika berobat, maka bisa menggunakan kartu yang lama,. Rinciannya, anggota TNIPOLRI dapat memperlihatkan Kartu Tanda Anggota atau Nomor Register Pokok dan mantan peserta Jamsostek bisa menggunakan kartu JPK Jamsostek. Begitu juga dengan mantan peserta Askes dan Jamkesmas, sepanjang data peserta tersebut terdaftar di master file kepesertaan BPJS Kesehatan. Semua warga yang mendapat jaminan kesehatan BPJS terbagi ke dalam dua kelompok seperti yang telah dibahas di atas, yaitu: 1. PBI Jaminan Kesehatan Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan adalah peserta jaminan kesehatan kepada fakir miskin dan orang cacat total sebagaimana diamanatkan dalam UU SJSN yang iurannya dibayar oleh pemerintah. Universitas Sumatera Utara Berikut ini beberapa criteria peserta PBI Jaminan Kesehatan dari pemerintah menurut BPS: a Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m 2 per orang b Jenis lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari tanahbambukayu murahan. c Jenis dinding tempat tinggal terbuat dari bamburumbiakayu berkualitas rendahtembok tanpa diplester. d Tidak memiliki fasilitas buang air besarbersama-sama dengan rumah tangga lain. e Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik. f Sumber air minum berasal dari sumurmata air tidak terlindungsungaiair hujan. g Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakararangminyak tanah. h Hanya mengkonsumsi dagingsusuayam satu kali dalam seminggu. i Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun. j Hanya sanggup makan sebanyak satudua kali dalam sehari. k Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmaspoliklinik. l Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah: petani dengan luas lahan 0, 5 ha. Buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan, atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan di bawah Rp 600.000 per bulan. m Pendidikan tertinggi kepala kepala rumah tangga: tidak sekolahtidak tamat SDhanya SD. Universitas Sumatera Utara n Tidak memiliki tabunganbarang yang mudah dijual dengan nilai Rp 500.000, seperti: sepeda motor kreditnon kredit, emas, ternak, kapal motor, atau barang modal lainnya. 2. Bukan PBI Jaminan Kesehatan Peserta Bukan PBI Kesehatan terdiri atas: a Pekerja penerima upah beserta anggota keluarganya. Pekerja penerima upah adalah setiap orang yang bekerja pada pemberi kerja dengan menerima upah atau gaji. 1 PNS 2 Anggota POLRI dan TNI 3 Pegawai swasta 4 Pegawai pemerintan non-pegawai negeri b Pekerja bukan penerima upah beserta anggota keluarganya. Pekerja bukan penerima upah adalah setiap orang yang bekerja atas resiko sendiri. 1 Pekerja diluar hubungan kerja atau outsourcing c Bukan pekerja beserta anggota keluarganya. Bukan pekerja adalah setiap orang yang tidak bekerja namun mampu membayar iuran jaminan kesehatan. Mereka yang termasuk dalam kelompok ini meliputi: 1 Investor 2 Pensiunan 3 Pengusaha Universitas Sumatera Utara Sementara itu, jumlah peserta anggota keluarga yang ditanggung oleh jaminan kesehatan paling banyak 5 lima orang. Peserta atau anggota keluarga yang dimaksudkan di atas meliputi: 1 Suami atau istri sah, 2 Anak kandung atau anak tiri atau anak angkat yang memenuhi kriteria berupa: a Belum menikah b Tidak memiliki penghasilan sendiri c Belum berusia 21 tahun atau belum berusia 25 tahun yang masih dalam pendidikan formal Setelah konfirmasi pembayaran, perusahaan akan mendapatkan kartu BPJS Kesehatan untuk karyawannya. Sedangkan bagi pekerja bukan penerima upah dan bukan pekerja wiraswasta, investor, petani, nelayan, pedagang keliling, dan lainnya mendaftarkan diri ke BPJS Kesehatan dengan tata cara mengisi formulir daftar isian peserta dengan menunjukkan salah satu kartu identitas, seperti KTP, SIM, KK, atau paspor. Saat ini PT Askes Persero memiliki 105 kantor operasional kabupaten yang tersebar di 12 divisi regional. Masyarakat juga bisa menghubungi call center di 500400 bila kebingungan terkait mekanisme pendaftaran atau penggunaan JKN 2014. Bagi pengguna akses internet dan mobile bisa mengakses informasi di. Masyarakat juga bisa mendatangi BPJS Center atau posko BPJS 24 jam, yang tersedia di kantor perwakilan dan divisi regional. 23 23 www.bpjs-kesehatan.go.id , diakses tanggal 24 April 2014 Universitas Sumatera Utara Di dalam Undang SJSN diamanatkan bahwa seluruh penduduk wajib penjadi peserta jaminan kesehatan termasuk WNA yang tinggal di Indonesia lebih dari enam bulan. Untuk menjadi peserta harus membayar iuran jaminan kesehatan. Bagi yang mempunyai upahgaji, besaran iuran berdasarkan persentase upahgaji dibayar oleh pekerja dan Pemberi Kerja. Bagi yang tidak mempunyai gajiupah besaran iurannya ditentukan dengan nilai nominal tertentu, sedangkan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu membayar iuran maka iurannya dibayari pemerintah Menurut Kenneth Thomson, seorang tenaga ahli pada Sekretariat Jendral International Security Association ISSA, dalam kuliahnya pada Regional Trainning ISSA, seminar tanggal 16 dan 17 Juni 1980 di Jakarta, mengemukakan Universitas Sumatera Utara perumusan jaminan sosial sebagai berikut : 24 Jaminan Sosial Tenaga Kerja adalah upaya kebijaksanaan yang ditujukan kepada tenaga kerja, terutama yang berada dilingkungan perusahaan dalam hal penyelenggaraan, perlindungan dengan interaksi kerja yang saling menguntungkan kedua belah pihak Tenaga kerja dan pengusaha. Dalam kamus populer “Pekerjaan sosial” istilah jaminan sosial tersebut disebut sebagai berikut: “Jaminan Sosial dapat diartikan sebagai perlindungan yang diberikan oleh masyarakat bagi anggota-anggotanya untuk risiko-risiko atau peristiwa-peristiwa tertentu dengan tujuan, sejauh mungkin, untuk menghindari terjadinya peristiwa-peristiwa tersebut yang dapat mengakibatkan hilangnya atau turunnya sebagian besar penghasilan, dan untuk memberikan pelayanan medis dan atau jaminan keuangan terhadap konsekuensi ekonomi dari terjadinya peristiwa tersebut, serta jaminan untuk tunjangan keluarga dan anak”. 25 Sedangkan pengertian yang diberikan oleh Imam Soepomo : Jaminan Sosial adalah pembayaran yang diterima oleh pihak buruh diluar kesalahanya “Jaminan Sosial adalah suatu program perlindungan yang diberikan oleh negara, masyarakat dan organisasi sosial kepada seseorangindividu yang menghadapi kesukaran-kesukaran dalam kehidupan dan penghidupannya, seperti penderita penyakit kronis, kecelakaan kerja dan sebagainya”. 24 Sentanoe Kertonegoro, Jaminan Sosial dan Pelaksanaannya di Indonesia, Cet. I, Mutiara, Jakarta, hlm. 29. 25 Ridwan Marpaung, Kamus Populer Pekerja Sosial, Jakarta: Rineka Cipta, 1988, hlm. 36 Universitas Sumatera Utara tidak melakukan pekerjaan, jadi menjamin kepastian pendapatan income security dalam hal buruh kehilangan upahnya karena alasan diluar kehendaknya. 26 Karena perusahaan yang memasukkan tenaga kerjanya dalam program Jamsostek adalah perusahaan yang terletak bijaksana pemikiranya dan telah bertindak : Pengertian jaminan sosial tenaga kerja dinyatakan dalam Undang-undang No. 3 Tahun 1992, yaitu : Suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, bersalin, hari tua dan meninggal dunia. Keberadaan jaminan sosial tenaga kerja sebagai upaya perlindungan hidup tenaga kerja disuatu perusahaan besar manfaatnya, oleh karena itu sebagai langkah untuk menjamin hidup tenaga kerja, perusahaan sangat perlu memasukkan tenaga kerjanya dalam program jaminan sosial tenaga kerja yang dikelolah oleh PT. JAMSOSTEK. 27 1. Melindungi para buruhnya sedemikian rupa dalam menghadapi kecelakaan kerja yang mungkin saja terjadi, baik karena adanya mutakhir, maupun karena penempatan tenaga kerja pada proyek-proyek diluar daerah dalam rangka menunjang pembangunan. 26 Imam Soepomo, Pengantar Hukum Perburuhan, Djambatan, Jakarta, 1981, hlm. 136. 27 Y.W. Sunindhia dan Ninik Widiyanti, Managemen Tenega Kerja, Bima Aksara Jakarta, 1987, hlm. 92. Universitas Sumatera Utara 2. Mendidik para buruhnya supaya berhematmenabung yang dapat dinikmatinya apabila sewaktu-waktu terjadi suatu kejadian yang harus dihadapi buruh beserta keluarganya. 3. Melindungi perusahaan dari kerusakan kemungkinan berjumlah sangat besar, karena terjadinya musibah yang menimpa beberapa karyawan, dimana setiap kecelakaan atau musibah sama sekali tidak diharapkan.

D. Progam Jaminan Sosial