Desain Penelitian Definisi Operasional

22

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode survey deskriptif cross-sectional, yaitu jenis survey yang menggambarkan situasi atau keadaan tertentu. Pengambilan data pasien secara retrospektif adalah penelitian yang berusaha melihat kebelakang Notoatmodjo, 2010. 3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah lembar resep pasien DM tipe 2 rawat jalan di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh periode April-September 2014. Subjek yang diambil harus memenuhi kriteria inklusi dan tidak memenuhi kriteria ekslusi. Kriteria inklusi merupakan persyaratan yang dapat diikutsertakan ke dalam penelitian. Adapun yang menjadi kriteria inklusi adalah: a. lembar resep pasien DM tipe 2 rawat jalan di RSUD dr. Zainoel AbidinBanda Aceh periode April-September 2014 b. mendapatkan terapi 1 obat c. pasien DM tipe 2 yang menerima resep obat antidiabetik oral Kriteria ekslusi merupakan keadaan yang menyebabkan subjek tidak dapat diikutsertakan. Adapun yang menjadi kriteria ekslusi adalah lembar resep yang tidak lengkap tidak memuat informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Universitas Sumatera Utara 23

3.2.2 Sampel

Pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling acak sederhana. Jumlah sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut Sastroasmoro, 2008 n = Za 2 P Q d 2 dimana : n = ukuran sampel a = tingkat kemaknaan ditetapkan, Za = 1,96 P = proporsi penyakitkeadaan yang akan dicari dari pustaka atau, ditetapkan 0,5 Q = adalah 1-P, jadi bila P=0,5, maka Q=0,5 d = tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki yaitu 5 Perhitungannya adalah sebagai berikut : n = 1,96 2 .0,5.0,5 = 196 0,05 2 Dengan demikian, jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah 196 resep. 3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh, pada bulan November-Desember 2014 denganmenggunakanlembarresepperiodeApril- September 2014.

3.4 Definisi Operasional

a. Usia subjek dihitung sejak tahun lahir sampai dengan ulang tahun terakhir, kelompok umur ditentukan menjadi ≤ 45 tahun dan 45 tahun keatas. Universitas Sumatera Utara 24 b. Jumlah obat adalah berapa banyak obat yang diberikan dalam resep, jumlah obat ditentukan menjadi 5 obat dan ≥ 5 obat. c. Potensi interaksi obat adalah potensi aksi suatu obat diubah atau dipengaruhi oleh obat lain yang diberikan bersamaan. d. Frekuensi potensi interaksi obat adalah jumlah kasus interaksi obat yang terjadi. e. Mekanisme interaksi adalah bagaimana interaksi obat terjadi apakah secarafarmakokinetik, farmakodinamik, dan unknown. f. Interaksi farmakokinetik adalah salah satu obat mengubah tingkat absorpsi, distribusi, metabolisme dan eksresi obat lain yang diberi secara bersamaan. g. Interaksi farmakodinamik adalah interaksi yang satu obat menginduksi perubahan respon pasien terhadap obat tanpa mengubah farmakokinetik obat lain. h. Interaksi mekanisme unknown adalah kejadian interaksi obat yang telah tercatat dalam literatur tetapi mekanisme interaksinya belum diketahui secara jelas. i. Tingkat keparahan interaksi obat adalah minor, moderate, major. j. Tingkat keparahan minor,efek biasanya ringan, kemungkinan dapat mengganggu tetapi seharusnya tidak secara signifikan mempengaruhi hasil terapi. Pengobatan tambahan biasanya tidak diperlukan. k. Tingkat keparahan moderate,menyebabkan penurunan status klinis pasien. Pengobatan tambahan, rawat inap, atau perpanjangan rawatan di rumah sakit mungkin diperlukan. Universitas Sumatera Utara 25 l. Tingkat keparahan major,terdapat probabilitas yang tinggi yang membahayakan pasien termasuk kejadian yang menyangkut nyawa pasien dan terjadi kerusakan permanen. 3.5 Instrumen Penelitian 3.5.1 Sumber Data