peningkatan sebesar 165-702. Hal ini sangat dipengaruhi oleh teradsorpsinya logam timbal yang terkandung pada asap-asap kendaraan bermotor Hasibuan, dkk.2012.
Betra indri Yanti 2010 “juga telah meneliti tentang pengaruh pengulangan pemakaian minyak goreng bekas terhadap kandungan logam Pb,Cu,Hg. yang
menunjukkan bahwa kandungan logam Pb pada minyak jelantah campur adalah 0.676 ppm,kandungan logam Cu pada minyak jelantah campur adalah 1.001 ppm.
sedangkan kandungan logam Hg pada minyak jelantah campur adalah 8.387 ppb. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui kandungan
logam berat besi yang terdapat dalam minyak goreng curah yang digunakan secara berulang kali sehingga dapat diketahui apakah minyak goreng curah sudah memenuhi
SNI sebagai bahan pangan yang layak untuk dikonsumsi.
1.2 Permasalahan
1. Berapakah kandungan ion Besi Fe
3+
pada minyak goreng curah yang belum digunakan, dan pada minyak goreng curah yang digunakan sebanyak 2,4,6,8
kali penggorengan dan minyak goreng curah yang telah menjadi jelantah? 2.
Apakah kandungan ion besi Fe
3+
pada minyak goreng curah yang belum digunakan,pada minyak goreng curah yang digunakan sebanyak 2,4,6,8 kali
penggorengan dan minyak goreng curah yang telah menjadi jelantah melewati ambang batas yang telah ditetapkan oleh SNI ?
Universitas Sumatera Utara
1.3 Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini permasalahan dibatasi pada : 1.
Minyak goreng yang digunakan adalah minyak goreng curah yang belum digunakan, minyak goreng curah yang digunakan sebanyak 2,4,6, 8 kali
penggorengan dan minyak goreng curah yang telah menjadi jelantah yang didapat dari kantin FMIPA USU.
2. Penentuan kandungan ion besi Fe
3+
dilakukan dengan Spektrofotometri Serapan Atom .
1.4 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui kandungan ion Besi Fe
3+
pada minyak goreng curah yang belum digunakan, minyak goreng curah yang digunakan sebanyak 2,4,6,
8 kali penggorengan dan minyak goreng curah yang telah menjadi jelantah.
2. Untuk mengetahui apakah kandungan ion besi Fe
3+
pada minyak goreng curah yang belum digunakan, dan pada minyak goreng curah yang digunakan
sebanyak 2,4,6,8 kali penggorengan dan minyak goreng curah yang telah
menjadi jelantah melewati ambang batas yang telah ditetapkan oleh SNI .
1.5 Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah kepada masyarakat tentang kandungan logam besi yang terdapat pada minyak goreng curah
yang digunakan secara berulang kali, dan seberapa aman minyak goreng curah dapat
digunakan berulang kali sehingga aman untuk dikonsumsi.
Universitas Sumatera Utara
1.6 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik FMIPA USU dan analisia ion Fe
3+
dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom SSA dilakukan di laboratorium Badan Riset dan Standarisasi BARISTAND Medan.
1.7 Metodologi Penelitian