Keterbatasan Laporan Keuangan Analisa Laporan Keuangan

2. Prinsip dan kebiasaan di dalam akuntansi Data yang dicatat didasarkan pada prosedur maupun anggapan-anggapan tertentu yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim, di dalam akuntansi juga digunakan prinsip atau anggapan-anggapan yang melengkapi konvensi.

3.5 Keterbatasan Laporan Keuangan

Keterbatasan laporan keuangan menurut Munawir, dalam bukunya ”Analisa Laporan Keuangan” 2007;9, diantaranya : 1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan interim report laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara bukan laporan yang final. Laporan keuangan tidak menunjukkan nilai likwidasi atau realisasi dimana dalam pembuatannya terdapat pendapat- pendapat pribadi yang telah dilakukan oleh akuntan atau management yang bersangkutan. 2. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatan bersifat pasti dan tepat. Angka yang tercantum dalam laporan keuangan hanya merupakan nilai buku book value yang belum tentu sama dengan harga pasar sekarang maupun nilai gantinya. 3. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu, dimana daya beli purchasing power uang tersebut semakin menurun, dibanding dengan tahun- tahun sebelumnya, sehingga kenaikan volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu menunjukkan atau mencerminkan unit yang dijual semakin besar. 4. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor-faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang dikwantifisir.

3.6 Jenis Laporan Keuangan

Laporan keuangan perusahaan terdiri dari :

1. Neraca

Neraca menggambarkan keadaan harta, kewajiban hutang dan modal perusahaan dalam suatu tanggal tertentu. Untuk memahami pengertian neraca maka penulis mengemukakan pendapat S. Munawir 1997:17 “Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang, serta modal dari suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, jadi tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu dimana tutup buku dan di tentukan sisanya pada akhir tahun fiskal atau tahun kalender, sehingga neraca sering disebut dengan balance sheet” Sementara pengertian neraca menurut Harahap, dalam bukunya “Analisis Kritis atas Laporan Keuangan” 2013, 107 “Neraca adalah suatu laporan yang menggambarkan posisi aktiva, kewajiban dan modal pada saat tertentu. Laporan ini bisa disusun setiap saat dan merupakan opname situasi posisi keuangan pada saat itu” Dari definisi diatas dapat diketahui bahwa neraca terdiri dari aktiva, modal dan hutang. a. Aktiva Aktiva adalah merupakan harta produktif yang di kelolah dalam perusahaan atau sesuatu yang disajikan di saldo debit yang akan di pindahkan setelah tutup buku sesuai dengan prinsip akuntansi, saldo debit ini merupakan hak milik atau nilai yang di beli atau pengeluaran yang di buat untuk mendapatkan kekayaan di masa yang akan datang. Aktiva terdiri atas : 1 Aktiva Lancar Aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva-aktiva lain yang di harapkan dapat diubah menjadi uang tunai, di jual atau di pakai seluruhnya dalam kegiatan normal perusahaan. 2 Aktiva Tetap Aktiva tetap adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang fisiknya nampak dan digunakan dalam operasi perusahaan yang bersifat permanen aktiva tersebut mempunyai umur ekonomis jangka panjang atau tidak habis di pakai dalam satu periode operasi perusahaan 3 Aktiva lain-lain Aktiva lain-lain menunjukkan kekayaan atau aktiva perusahaan yang tidak dapat atau belum dapat dimasukkan dalam klasifikasi-klasifikasi sebelumnya. b. Hutang Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana berasal dari kreditor. Hutang atau kewajiban perusahaan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu : 1. Hutang lancer atau hutang jangka pendek adalah kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya atau pembayaran akan dilakukan dalam jangka pendek satu tahun sejak tanggal neraca dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan. 2. Hutang jangka panjang adalah kewajiban keuangan yang jangka waktu pembayarannya jatuh temponya masih jangka panjang lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca. c. Modal Modal ekuitas merupakan hak tau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditunjukkan dalam pos modal modal saham, laba ditahan atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutang- hutangnya. Dalam penyusunan neraca umumnya harus mengikuti aturan sebagai berikut : 1. Judul laporan harus memuat nama perusahaan, nama laporan neraca dan tanggal penyusunan laporan. 2. Dalam neraca, metode penilaian harta kekayaan aset adalah berdasarkan harga pokoknya cost. 3. Pos-pos dalam neraca harus dikelompokkan secara tepat dan pos-pos yang bersifat tidak sejenis akan dikelompokan tersendiri dalam neraca. 4. Jumlah keseluruhan kedua sisi harus seimbang, mengikuti prinsip persamaan akuntansi yaitu Aset = Kewajiban + Ekuitas 5. Laporan harus menunjukkan hal yang sebenarnya agar tidak menyesatkan 6. Untuk keperluan analisis jumlah sen dapat diabaikandihilangkan

2. Laporan Rugi Laba

Menurut Kasmir, dalam bukunya. “Analisa Laporan Keuangan” 2008;58. “Laporan rugi laba merupakan laporan yang menunjukkan kondisi usaha dalam suatu periode tertentu yang tergambar dari jumlah pendapatan yang diterima dan biaya yang telah dikeluarkan sehingga dapat diketahui apakah perusahaan dalam keadaan laba atau rugi” Menurut Brigham dan Houston, dalam bukunya “ Fundamentals Of Financial Management, Dasar-dasar Manajemen Keuangan” 2006;50 “Laporan laba rugi adalah laporan yang mengikhtisarkan pendapatan dan pengeluaran perusahaan selama satu periode akuntansi, biasanya setiap satu kuartal atau satu tahun” Laporan Laba Rugi menurut Kasmir dapat disusun dalam dua bentuk yaitu : a. Bentuk Tunggal Single step Bentuk tunggal Single Step merupakan gabungan dari jumlah seluruh penghasilan, baik pokok operasional maupun diluar pokok non operasional dijadikan satu, kemudian jumlah biaya pokok dan diluar pokok juga dijadikan satu. Dengan demikian, factor pengurangnya adalah jumlah seluruh penghasilan dengan jumlah seluruh biaya. Artinya dalam bentuk ini laporan laba rugi disusun tanpa membedakan pendapatan biaya usaha dan diluar usaha. b. Bentuk Majemuk Multiple Step Bentuk majemuk Multiple Step merupakan pemisahan antara komponen usaha pokok operasional dengan diluar pokok non operasional. Artinya terlebih dahulu dikurangi antara penghasilan pokok dengan biaya pokok kemudian baru ditambahkan dengan hasil pengurangan penghasilan diluar pokok dengan biaya diluar pokok. Dalam penyusunan Laporan Laba Rugi, umumnya harus mengikuti aturan sebagai berikut : 1. Disebutkan judul yang terdiri dari nama perusahaan, nama laporan laporan laba rugi dan periode waktu. 2. Perlu diungkapkan sumber penghasilan dan bermacam-macam biaya yang timbul sehubungan dengan usaha pokok utama perusahaan. 3. Diperlihatkan secara khusus pajak perusahaan 4. Pos-pos insidental dan penyesuaian periode sebelumnya harus ditunjukkan secara terpisah

3. Laporan Laba Ditahan

Menurut Munawir, dalam bukunya “Analisa Laporan Keuangan” 2007;27, laba atau rugi yang timbul secara insidentil dapat diklasifikasikan tersendiri dalam laporan rugi laba atau “Laporan Perubahan Modal”, tergantung pada konsep yang dianut perusahaan. Dalam laporan laba yang ditahan hanya berisi : 1. Net Income yang ditransfer dari laporan rugi laba. 2. Deklarasi pembayaran dividend. 3. Penyisihan dari laba Appropriation of retained earning

4. Laporan Arus Kas

Pengertian arus kas menurut Ikatan Akuntan Indonesia 2002;2.2 adalah : “Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas setara kas ” Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui bahwa arus kas merupakan jumlah kas yang mengalir masuk dan keluar dari suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu. Dengan kata lain, arus kas adalah perubahan yang terjadi dalam jumlah kas perusahaan selama suatu periode tertentu. Arus kas perusahaan tercermin dalam laporan perubahan posisi keuangan yang berbasis kas yaitu laporan arus kas. Informasi yang diberikan berupa informasi penerimaan kas dan pengeluaran kas suatu perusahaan pada suatu periode tertentu. “ Laporan arus kas melaporkan penerimaan dan pengeluaran tunai oleh perusahaan dalam suatu periode. Laporan arus kas dimasukkan untuk memungkinkan investor mengidentifikasi kemampuan perusahaan dalam membayar hutangnya yang jatuh tempo dan membantu para manajer menghindarkan masalah rawan yang umumnya akan terjadi bila perusahaan mengalami kekurangan kas ”. Dari defenisi di atas dapat diketahui bahwa laporan arus kas dibuat untuk mengetahui sumber kas yang diperoleh dan pengalokasian kas selama satu periode kegiatan perusahaan. Tujuan utama dari laporan arus kas adalah memberikan informasi yang relevan mengenai pemasukan dan pengeluaran kas perusahaan baik rutin maupun tidak rutin selama satu periode. Makin besar jumlah kas yang ada dalam perusahaan berarti perusahaan mempunyai resiko yang lebih kecil untuk tidak dapat memenuhi kewajiban finansialnya. Tetapi hal ini tidak berarti perusahaan harus mempertahankan persediaan kas dalam jumlah yang besar karena semakin besar kas maka semakin banyak uang yang menganggur. Perusahaan yang mampu menghasilkan kas yang cukup dari aktivitas operasinya kemungkinan besar memiliki kondisi keuangan yang sehat karena tidak tergantung pada sumber pembiayaan dari luar perusahaan. Perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang sehat akan mampu bertahan hidup dan memenuhi kewajiban – kewajiban pada saat jatuh tempo. Laporan ini memberikan informasi mengenai arus kas masuk dan arus kas keluar selama satu periode tertentu, sesuai dengan periode laporan keuangan lain. Laporan arus kas memberikan informasi mengenai bagaimana perusahaan mengelola kas masuk dan kas keluarnya. Secara singkat laporan ini menerangkan saldo kas awal perusahaan berubah dengan penambahan dan pengurangan uang. Dalam laporan arus kas terdapat arus kas, yaitu : 1. Aktivitas Operasi Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah aktivitas operasi dari perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih. 2. Aktivitas Investasi Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas. Kenaikan dalam pos aktiva tetap merupakan penggunaan dana, sedangkan penurunan dalam pos ini merupakan sumber dana. Aktivitas investasi meningkatkan dan menurunkan aktiva jangka panjang yang digunakan perusahaan untuk melakukan kegiatannya Banyak informasi mengenai aktivitas investasi dapat digali dengan sekedar melihat perubahan pada rekening-rekening asset terkait selama tahun berjalan. Untuk menentukan hasil kas dari transaksi-transaksi penjualan, perusahaan perlu menyesuaikan jumlah entri-entri kredit dengan keuntungan ataupun kerugian yang diakui dari penjualan aktiva. 3. Aktivitas Pendanaan Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Aktivitas pendanaan memasok bagi sebuah perusahaan dengan dana dari para pemilik perusahaan maupun kreditor. Pengungkapan arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan, sebab bermanfaat untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan. Arus kas masuk dari aktivitas pendanaan lazimnya mucul dari penerbitan hutang atau surat berharga ekuitas. Dalam penyusunan Laporan Arus Kas, umumnya harus mengikuti aturan sebagai berikut : 1. Disebutkan judul yang terdiri dari nama perusahaan, nama laporan laporan laba rugi dan periode waktu. 2. Memiliki khas bersih yang positif dari kegiatan operasi sehingga perusahaan tidak terlalu tergantung pada kegiatan investasi atau kegiatan pendanaan

3.7 Analisa Laporan Keuangan

Menurut Harahap, dalam bukunya “Analisis Kritis atas Laporan Keuangan” 2013:190. “Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat” Salah satu tugas penting manajemen adalah menganalisa laporan keuangan perusahaan. Analisa ini didasarkan pada laporan keuangan yang sudah disusun. Dalam menganalisa laporan keuangan suatu perusahaan dapat digunakan beberapa metode atau tehnik analisa. Penggunaan metode tersebut dimaksudkan untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos yang ada dalam laporan keuangan, sehingga dapat diketahui perubahan dari masing-masing pos tersebut. Salah satu teknik yang digunakan dalam menganalisa laporan keuangan perusahaan adalah analisa rasio. Rasio menunjukkan hubungan antara pos tertentu dengan pos yang lain. Hasil analisa laporan keuangan juga akan memberikan informasi tentang kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan. Pada dasarnya analisa rasio keuangan dapat dilakukan dengan dua cara pembanding yaitu: a. Membandingkan rasio sekarang present ratio dengan rasio waktu lalu rasio historis atau dengan rasio yang diperkirakan untuk waktu yang akan datang dari suatu perusahaan yang sama. Dengan cara pembandingan tersebut dapat diketahui perubahan rasio tersebut dari tahun ketahun. b. Membandingkan rasio perusahaan dengan rasio perusahaan yang lain yang sejenis atau rasio industri untuk waktu yang sama. Dengan demikian dapat diketahui apakah perusahaan yang bersangkutan termasuk dalam aspek keuangan finansial tertentu berada di atas rata-rata industri above average, berada pada rata-rata average, atau berada di bawah rata-rata industri below average 3.8 Laporan Keuangan PPKS Unit Marihat Tabel 3.8.1