Pengalaman kerja manajer bank yang melalui program fast track.

(1)

PENGALAMAN KERJA MANAJER BANK YANG MELALUI PROGRAM FAST TRACK

I Wayan Satwika Karma ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman kerja manajer yang melalui program fast track. Pertanyaan penelitian adalah bagaimana pengalaman kerja manajer yang melalui program fast track. Pendataan dilakukan terhadap 3 informan melalui wawancara semi terstruktur. Penelitian ini menggunakan metode analisis fenomenologi deskriptif sehingga memungkinkan peneliti mendeskripsikan pengalaman kerja manajer yang melalui program fast track. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman kerja dialami sebagai tuntutan untuk menghasilkan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan manajer yang lain, melakukan penyesuaian diri yang cepat dengan belajar lebih banyak dalam bekerja, berperilaku sebagai pemimpin dengan bersikap objektif, tegas, dan melakukan pendekatan khusus secara pribadi serta bertanggung jawab dalam mengelola bawahan dengan cara memotivasi, menasehati dan berdiskusi. Manajer tersebut juga mendapat apresiasi positif dari rekan kerja. Pengalaman kerja ini menimbulkan perasaan positif seperti senang, bangga, rendah hati maupun negatif seperti tertekan dan ketidakpuasan.


(2)

THE WORKING EXPERIENCE OF BANK MANAGER WHICH EXPERINCING FAST TRACK PROGRAM

I Wayan Satwika Karma ABSTRACT

The research is aimed to know working experience of bank manager which experiencing fast track program. The problem in this research is how the working experience of bank manager which experiencing fast track program. Data colletion is done to 3 informants through semi-structure interview. This research used phenomenology descriptive analysis method; therefore the researcher is able to describe working experience of manager which experiencing fast track program. The result of the research shows that working experience is experienced as demand for resulting better performance compared to other manager, fast adapting by learning more in the work, acting as leader by being objective, strict, and doing special private approach and also responsible in managing subordinate by motivating, advising and discussing. Those manager also get positive appreciation from their co-worker. This working experience produce positive feeling like happiness, proud, humble and also negative feeling like oppressed end dissatisfaction.


(3)

i

PENGALAMAN KERJA MANAJER BANK YANG MELALUI

PROGRAM FAST TRACK

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun Oleh: I Wayan Satwika Karma

NIM : 099114029

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA


(4)

(5)

(6)

iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

Kesuksesan bukanlah karena bakat atau takdir yang kalian miliki,

tetapi karena kalian

mampu memanfaatkan peluang yang ada

dan berani untuk mewujudkan

impian-impian besar.

.


(7)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 17 Februari 2014 Penulis,

I Wayan Satwika Karma


(8)

vi

PENGALAMAN KERJA MANAJER BANK YANG MELALUI PROGRAM FAST TRACK

I Wayan Satwika Karma ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman kerja manajer yang melalui program fast track. Pertanyaan penelitian adalah bagaimana pengalaman kerja manajer yang melalui program fast track. Pendataan dilakukan terhadap 3 informan melalui wawancara semi terstruktur. Penelitian ini menggunakan metode analisis fenomenologi deskriptif sehingga memungkinkan peneliti mendeskripsikan pengalaman kerja manajer yang melalui program fast track. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman kerja dialami sebagai tuntutan untuk menghasilkan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan manajer yang lain, melakukan penyesuaian diri yang cepat dengan belajar lebih banyak dalam bekerja, berperilaku sebagai pemimpin dengan bersikap objektif, tegas, dan melakukan pendekatan khusus secara pribadi serta bertanggung jawab dalam mengelola bawahan dengan cara memotivasi, menasehati dan berdiskusi. Manajer tersebut juga mendapat apresiasi positif dari rekan kerja. Pengalaman kerja ini menimbulkan perasaan positif seperti senang, bangga, rendah hati maupun negatif seperti tertekan dan ketidakpuasan.


(9)

vii

THE WORKING EXPERIENCE OF BANK MANAGER WHICH EXPERINCING FAST TRACK PROGRAM

I Wayan Satwika Karma ABSTRACT

The research is aimed to know working experience of bank manager which experiencing fast track program. The problem in this research is how the working experience of bank manager which experiencing fast track program. Data colletion is done to 3 informants through semi-structure interview. This research used phenomenology descriptive analysis method; therefore the researcher is able to describe working experience of manager which experiencing fast track program. The result of the research shows that working experience is experienced as demand for resulting better performance compared to other manager, fast adapting by learning more in the work, acting as leader by being objective, strict, and doing special private approach and also responsible in managing subordinate by motivating, advising and discussing. Those manager also get positive appreciation from their co-worker. This working experience produce positive feeling like happiness, proud, humble and also negative feeling like oppressed end dissatisfaction.


(10)

viii

LEMBAR PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya Mahasiswa Universitas Sanata Dharma

NAMA : I WAYAN SATWIKA KARMA

NIM : 099114029

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan Kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

“PENGALAMAN KERJA MANAJER BANK YANG MELALUI

PROGRAM FAST TRACK”

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan Kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 17 Februari 2014 Yang menyatakan,


(11)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan bimbinganNya

selama ini sehingga penulisan skripsi yang berjudul “Pengalaman Kerja Manajer

Bank yang Melalui Program Fast Track” ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancar. Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogjakarta.

Peneliti memberikan penghargaan kepada semua pihak yang membantu penelitian dan penulisannya. Terima kasih penulis haturkan kepada:

1. Bpk. Dr.T.Priyo Widiyanto, M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

2. Ibu P.Henrietta PDADS.,MA. Selaku dosen pembimbing skripsi

3. Ibu Dewi Soerna A.,M.Psi. dan Ibu P.Henrietta PDADS.,MA. Selaku Pembina di IOPC (Industry and Organizational Psychology Community) atas pengalaman pelajaran yang sangat bermanfaat

4. Saudara KS, saudara A, dan saudara D sebagai informan dalam penelitian ini. Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semoga karir anda sekalian berjalan sukses.

5. Yang paling berharga bagi hidup saya adalah Bapak dan Ibu yang selalu memberikan motivasi. Adikku dan Pakman tercinta atas dukungannya yang tiada henti.

6. Sahabatku Okvi, Lana, Lesa, Martha, Leo, Edwi dan Jeanet. Teman-teman


(12)

x

7. Teman-teman satu bimbingan atas semangat, diskusi, canda tawa dan perjuangannya

8. Teman-teman KMHD Swatika Taruna. Keluarga keduaku geng

amak-amak, Putu, Adi, Aix, Awi, Indri, dan Tari. Mahasiswa Profesi Psikologi

UGM Meta, Sustri, Sissy, Tika dan Sarita atas sharing dan curhatnya selama ini.

9. Semua pihak yang telah membantu saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Terima Kasih.

Peneliti membutuhkan kritik dan sumbngan pemikiran untuk kepatutan karya tulus ini.

Yogyakarta, 2014 Penulis,


(13)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

1. Manfaat Teoritis ... 7

2. Manfaat Praktis ... 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 9


(14)

xii

B. Pengalaman Kerja Manajer Bank yang Melalui

Program Fast Track ... 12

1. Pengalaman Kerja ... 12

2. Manajer ... 14

3. Manajer Bank yang Melalui Program Fast Track ... 15

C. Pertanyaan Penelitian ... 17

1. Central Question ... 17

2. Subquestion ... 17

BAB III. METODE PENELITIAN ... 18

A. Jenis Penelitian ... 18

B. Fokus Penelitian ... 19

C. Informan Penelitian ... 19

D. Metode Pengumpulan Data ... 19

E. Metode Analisis Data ... 21

F. Kredibilitas Penelitian ... 22

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 23

A. Pelaksanaan Penelitian ... 23

B. Deskripsi Informan Penelitian ... 24

1. Informan 1 ... 24

2. Informan 2 ... 25

3. Informan 3 ... 28


(15)

xiii

D. Pembahasan ... 53

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 58

A. Kesimpulan ... 58

B. Keterbatasan Penelitian ... 58

C. Saran ... 59

1. Bagi Informan ... 59

2. Bagi Peneliti Selanjutnya ... 59

3. Bagi Perusaahaan (Atasan dan HRD) ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 60


(16)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Struktur Umum Pengalaman Kerja Manajer Bank yang melalui Program Fast Track Informan 1 ... 30 Tabel 2. Struktur Umum Pengalaman Kerja Manajer Bank yang melalui

Program Fast Track Informan 2 ... 34 Tabel 3. Struktur Umum Pengalaman Kerja Manajer Bank yang melalui

Program Fast Track Informan 3 ... 37 Tabel 4. Struktur Umum Pengalaman Kerja Manajer Bank yang melalui


(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Industri perbankan di Indonesia telah mengalami perubahan besar dalam beberapa tahun terakhir. Setelah krisis moneter di tahun 1998 berakhir dan meningkatnya perekonomian Indonesia mengakibatkan industri ini menjadi kian kompetitif. Salah satu kompetisi di industri perbankan saat ini dapat terlihat dari banyaknya jumlah bank yang muncul (Rahardjo, 2009).

Banyaknya jumlah bank membuat kompetisi dalam mobilisasi dana deposito dan tabungan serta penyaluran kredit kian kompetitif. Bank juga menghadapi persaingan yang ketat untuk mendapatkan tenaga kerja yang terampil di bidang perbankan (Rahardjo, 2009) Salah satu cara agar bank mampu kompetitif menghadapi persaingan tersebut yaitu dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan mempersiapkan secara cepat tenaga yang terampil dan profesional (Viney, Adamson, Doherty 1997). Salah satu program yang bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan mempersiapkan secara cepat tenaga yang terampil dan profesional adalah program fast track. Fast track adalah program pelatihan atau pengembangan calon manajer selama enam bulan hingga satu tahun lebih Mereka mengikuti berbagai pelatihan mengenai kebijakan, masalah hukum, administrasi, ketrampilan dan pengetahuan tentang peran baru tersebut (McDermot, 2001).


(18)

Program fast track ini dilakukan oleh banyak perusahaan perbankan di Indonesia seperti Bank Mandiri yang mempunyai program MMDP (Mandiri

Management Development Program), Bank CIMB Niaga memiliki program

ODP (Organitational Development Program) dan juga Bank BRI yang mempunyai program PPS (Program Pengembangan Staf) (www.bankmandiri.co.id, www.cimbniaga.com,www.bri.co.id ). Para peserta program fast track adalah para fresh graduates dengan pengalaman yang minim bahkan tanpa pengalaman bekerja sebelumnya. Dari beberapa program

fast track yang dilakukan perusahaan perbankan, para peserta program fast track berusia tidak lebih dari 28 tahun, memiliki nilai minimal IPK 3,00,

berkemampuan bahasa Inggris yang baik, minimal memiliki ijazah S1, mempunyai potensi menjadi pemimpin, belum menikah dan bersedia tidak menikah sampai dengan satu(1) hingga dua(2) tahun sejak diangkat sebagai pekerja tetap serta bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Indonesia(www.bankmandiri.co.id. www.cimbniaga.com, www.bri.co.id).

Manajer yang dihasilkan melalui program fast track mempunyai karakteristik yang potensial sebagai seorang pemimpin seperti ambisius, kreatif, mandiri dan cerdas. Mereka sering disebut sebagai “superstars”, dan

“anak emas”. Sejak awal mereka dipersiapkan menjadi pemimpin perusahaan di masa mendatang. Perilaku mereka dapat terlihat mempengaruhi pegawai yang lain dan produktivitas mereka juga dapat mempengaruhi budaya serta daya saing perusahaan (Gritzmacher, 1998).


(19)

Di sisi lain, manajer yang dihasilkan melalui program fast track ini adalah manajer muda dengan usia tidak lebih dari 28 tahun (www.bankmandiri.co.id ; www.cimbniaga.com ; www.bri.co.id), sehingga dikategorikan dalam tahap perkembangan dewasa awal (Santrock, 2002). Manajer tersebut memasuki manajemen perusahaan dengan pengalaman dan pengetahuan organisasi yang sangat kurang. Mereka tidak hanya baru dalam

manajemen tetapi juga baru memasuki “dunia kerja”. Walaupun mereka

mempunyai kualitas kepemimpinan, mereka selalu dipersepsikan masih dalam tahap pertumbuhan untuk mencapai suatu yang lebih baik. Mereka juga bertugas menyelesaikan pekerjaan mereka sendiri, memotivasi orang lain dan mencapai hasilnya dari hal-hal tersebut. Mereka harus membuat keputusan mengenai apa yang harus dikerjakan, kapan dan dengan siapa pekerjaan itu dilakukan. Para manajer ini juga harus menunjukkan kewenangan dan kontrol tanpa mengasingkan orang lain serta mengelola harapan dari pemimpin mereka sendiri dan para manajemen lainnya (Gritzmacher, 1998; McDermott, 2001)

Santrock (2002) menggambarkan empat siklus utama pekerjaan dimasa dewasa awal yaitu seleksi serta masuk kerja, penyesuaian diri, pemeliharaan dan pensiun. Memasuki sebuah pekerjaan menandakan dimulainya peran dan tanggung jawab baru bagi individu. Ketika individu memasuki sebuah pekerjaan untuk pertama kalinya, mereka dihadapkan pada masalah dan kondisi yang tidak mereka antisipasi sebelumnya. Pada saat itu,


(20)

individu akan mencoba untuk menyesuaikan diri dengan peran yang baru (Santrock, 2002)

Menurut Santrock (2002) penyesuaian diri dengan peran yang baru merupakan tahap kedua dari siklus utama pekerjaan di masa dewasa awal. Penyesuaian diri adalah proses individu untuk mengatasi tuntutan internal dan eksternal, konflik, frustasi, tingkah laku, serta situasi yang ada di sekitar (Semiun, 2006). Levinson (dalam Santrock 2002) mengatakan bahwa proses penyesuaian diri individu ketika bekerja berlangsung selama beberapa tahun. Individu harus membangun identitas pekerjaan dan menempatkan dirinya dalam dunia kerja.

Penyesuaian ini membutuhkan proses transisi. Proses transisi berperan dalam penyesuaian diri individu ketika memasuki suatu peran yang baru di dunia kerja. Transisi ialah sebuah proses untuk melangkah dari masa sebelumnya dan pindah ke masa depan yang lebih baik untuk eksplorasi dan perkembangan diri. Transisi membantu dan mengembangkan kemampuan yang lebih baik dalam memasuki kondisi dan situasi yang baru (Bridges dalam Larson, 2011).

Para manajer bank yang melalui program fast track adalah lulusan

fresh graduates dengan pengalaman yang minim bahkan tanpa pengalaman

bekerja sebelumnya. Mereka hanya dilatih enam bulan hingga setahun lebih sebelum diposisikan sebagai manajer pada salah satu bidang sehingga mengalami penyesuaian diri dan transisi pekerjaan yang cukup singkat dan cepat dalam peran dan lingkungan yang baru. Hal tersebut tentunya


(21)

membentuk pengalaman tertentu bagi manajer dalam bekerja, seperti berikut ini:

“Itu jadi berat juga sih menurut saya.. yang namanya kejar target itukan cukup berat gitu. Bahagia sih bahagia..dengan gaji yang besar, tetapi waktu bersama keluarga, pacar itu sangat kurang sekali.” (K, Wawancara, 14 Juli 2013)

Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa manajer merasa berat dalam mencapai target yang diberikan oleh perusahaan. Hal itu berdampak pada relasi dengan keluarga atau pacar jadi berkurang karena beban pekerjaan yang memakan banyak waktu bagi manajer itu sendiri. Di sisi lain, manajer lain yang juga melalui program fast track menganggap program tersebut membuatnya terdorong untuk terus belajar lebih giat agar menghasilkan kinerja yang lebih baik, seperti berikut ini:

“Karena saya lulusan PPS mau ga mau harus belajar lebih banyak, lebih cepat. Tentunya tanggung jawab saya juga besar yah, Jadi secara tidak langsung itu membuat beban juga bagaimana kinerja kita harus lebih baik dari mereka tapi jadi motivasi tersendiri buat kita agar selalu lebih baik. Karena manajemen kan berharap lebih dari lulusan PPS.”(S, Wawancara, 25 Juli 2013)

Tuntutan untuk berkinerja lebih baik dan tanggung jawab yang besar menjadi dorongan tersendiri bagi manajer yang melalui jalur fast track tersebut untuk belajar lebih giat. Peneliti juga menemukan bahwa manajer yang melalui program fast track memiliki pengalaman positif lainnya:

“kayaknya keren tanda tangan nyebar aja gitu . Saya kan berwenang untuk memutuskan segala sesuatu yang berhubungan dengan cabang yang saya pimpin, buat kebanggan


(22)

diri juga, bisa memotivasi pegawainya juga Selain itu, tanggung jawabnya pasti berat yah, berbanding lurus antara tanggung jawab yang besar dan kebanggaan diri sendiri juga”(D, Wawancara, 4 Agustus 2013)

Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa manajer lulusan program

fast track memiliki kebanggaan diri karena berwenang memutuskan segala

sesuatu yang berhubungan dengan cabang yang dipimpinnya. Selain itu, manajer juga dapat memotivasi bawahannya untuk bekerja lebih baik. Walaupun manajer mempunyai tanggung jawab yang besar dan berat, hal tersebut merupakan kebanggaan bagi dirinya. Hasil dari wawancara tersebut menunjukan berbagai pengalaman negatif maupun positif manajer bank yang melalui program fast track dalam bekerja.

Mumford (dalam Adams, 2001) mengatakan bahwa pengetahuan pengalaman kerja manajer membantu mengembangkan kemampuan bekerja secara lebih efisien. Hal ini juga berdampak pada program pengembangan manajemen terlaksana secara lebih efektif.

Raymond (2012) melakukan penelitian mengenai pengalaman kerja manajer dalam memimpin suatu tim lintas fungsional. Informan penelitian berjumlah sepuluh orang yang berprofesi sebagai manajer. Penelitian ini bermanfaat membantu mempelajari efektifitas kepemimpinan para manajer tim lintas fungsional dalam rangka mempercepat pengembangan perusahaan. Hasil penelitian memberikan gambaran perilaku manajer dalam bekerja memimpin tim lintas fungsional.


(23)

Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai pengalaman kerja pada manajer yang melalui program fast track. Dengan mengetahui pengalaman kerja manajer yang melalui program fast

track ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai perilaku,

perasaan dan interaksi manajer dengan lingkungan kerjanya.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengalaman kerja manajer yang melalui program fast track?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengalaman kerja manajer yang melalui program fast track.

D. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini berguna bagi perkembangan ilmu psikologi khususnya psikologi industri dan organisasi mengenai pengalaman kerja manajer bank yang melalui program fast track.


(24)

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan umpan balik kepada informan penelitian dalam pengembangan pribadinya.


(25)

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PROGRAM FAST TRACK

Pengembangan manajemen merupakan salah satu program untuk meningkatkan kinerja perusahaan menjadi lebih efisien dan kompetitif. Salah satu program pengembangan manajemen yang dilakukan oleh beberapa perusahaan saat ini ialah program fast track.

Fast track adalah sebuah program pengembangan manajemen

terencana yang bertujuan meningkatkan kemampuan individu yang memiliki potensi menjadi seorang manajer/pemimpin melalui pelatihan selama enam bulan hingga satu tahun lebih untuk memenuhi kebutuhan perusahaan (Field & Harris, 1991 ; McDermot, 2001). Perusahaan melaksanakan program ini dalam rangka memenuhi tujuan perencanaan jangka pendek (memenuhi kebutuhan manajer secara cepat) dan jangka waktu yang lama (mempersiapkan calon pemimpin perusahaan di masa yang akan datang).

Partisipasi dalam program ini sangat selektif dan eksklusif. Program

fast track menggunakan gabungan strategi pengembangan meliputi

pengalaman pendidikan, mentoring executive, pembinaan, pelatihan keterampilan dan pengetahuan khusus tentang peran yang baru dan rotasi yang dipercepat melalui penugasan (Field & Harris, 1991 ; McDermot, 2001). Program fast track sangat membantu, menarik dan mempertahankan individu yang memiliki potensi tinggi untuk diberikan pelatihan khusus dan


(26)

kesempatan untuk sigap bertanggung jawab pada posisi mereka nantinya. Program ini juga menyediakan upaya perencanaan sumber daya manusia karena perusahaan dapat memantau bakat manajer yang tersedia dan merencanakan calon manajer yang mereka butuhkan di masa depan. Program

fast track menawarkan keunggulan kompetitif yang memungkinkan untuk

mempersiapkan secara cepat para manajer yang berkemampuan lebih untuk mengambil posisi dimana mereka dapat memaksimalkan kontribusi mereka terhadap organisasi (Field & Harris, 1991).

Program fast track telah dilakukan oleh beberapa bank di Indonesia, diantaranya adalah:

1. Progam ODP (Organizational Development Program) Bank CIMB Niaga.

Program ODP ini merupakan program fast track yang dilakukan perusahaan perbankan bank CIMB Niaga sebagai program pendidikan dan pengembangan dalam proses penyiapan tenaga profesional mengembangkan para pesertanya secara seimbang dalam soft skill maupun hard skill (www.cimbniaga.com). Soft Skill (Pengembangan

Diri) berkaitan dengan karakter dan sikap. Para peserta ODP juga dilengkapi dengan pengenalan tentang Bank CIMB Niaga dan dipersiapkan secara mental memasuki dunia kerja.

Hard Skill (Pengetahuan dan Keterampilan Teknis Perbankan) dibagi menjadi: Basic Banking mempelajari pengetahuan dasar yang harus diketahui oleh seorang karyawan bank dan mendapatkan


(27)

pengalaman berinteraksi dengan nasabah secara langsung; Specific Skill mempelajari pengetahuan yang harus diketahui sehubungan dengan pekerjaan yang akan dilakukan pada saat penempatan; On The Job

Training (magang) mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan

pekerjaannya dengan cara mengerjakan secara langsung pekerjaan tersebut.

2. Program MDP(Mandiri Development Program) Bank Mandiri

Program MDP merupakan program fast track yang dilakukan salah satu perusahaan perbankan, yaitu Bank Mandiri. Program ini merupakan pelatihan dalam kelas dengan kurikulum perbankan yang menyeluruh dan pelatihan magang yang akan mengembangkan para peserta dengan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman manajemen perbankan. Para peserta pelatihan adalah mereka yang lulus seleksi tahap awal dengan berbagai persyaratan seperti usia maksimal 28 tahun, IPK 3,00, mahir berbahasa Inggris, mempunyai kemampuan analisis, pemecahan masalah, keterampilan berkomunikasi dan belum menikah serta bersedia tidak menikah dalam waktu setahun setelah diangkat sebagai pekerja tetap bank Mandiri (www.bankmandiri.co.id)

3. Program PPS( Program Pengembangan Staf) Bank BRI

Program PPS juga merupakan program fast track yang dilakukan salah satu perusahaan perbankan, yaitu Bank BRI. Program ini bertujuan merekrut calon pegawai di level manajemen baik itu sebagai pimpinan cabang, kepala bagian, pimpinan wilayah, kepala


(28)

divisi sampai direksi. Peserta program ini akan mengikuti pendidikan selama satu tahun. Beberapa syarat peserta program ini adalah berusia tidak lebih dari 27 tahun, bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Indonesia dan minimal memiliki ijazah S1 (www.bri.co.id).

Berdasarkan berbagai program fast track tersebut, dapat disimpulkan bahwa program fast track memberikan pelatihan soft skill meliputi kemampuan manajerial, karakter, sikap, komunikasi, kepemimpinan dan pelatihan hard skill sesuai bidang yang digeluti. Selain itu, program ini juga memberikan jenjang karir yang cepat menjadi manajer.

B. PENGALAMAN KERJA MANAJER BANK YANG MELALUI

PROGRAM FAST TRACK 1. Pengalaman Kerja

Pengalaman adalah segala sesuatu yang berlangsung di dalam diri individu pada saat tertentu, meliputi proses psikologis, kesan-kesan sensorik dan aktivitas motorik. individu menanggapi dunianya berdasarkan realitas informantifnya. Hal ini yang menggerakkan tingkah laku individu tersebut. Untuk memahami tingkah laku seseorang, perlu mamakai kerangka pandangan orang tersebut yaitu, persepsi (kognitif), sikap (behavior) dan perasaan (afeksi) yang dimiliki seseorang dalam memandang dunia yang dimilikinya (Rogers dalam Alwisol, 2010).


(29)

Bekerja merupakan suatu bentuk aktivitas yang menghasilkan sebuah karya. Dalam bekerja, seseorang akan melakukan suatu aktivitas, berinteraksi dan merasakan interaksi dengan lingkungannya sehingga

menjadi sebuah pengalaman bekerja (As’ad, 1978).

Pengalaman bekerja merupakan interaksi sosial antar pekerja, pekerja dengan atasannya dan pekerja dengan pekerjaannya. Pengalaman ini meliputi hal-hal yang dialami ketika bekerja, perasaan seseorang ketika bekerja dan interaksi sosial seseorang dengan lingkungan kerjanya (Wells, 2008).

Lyn Boo, Loong dan Sheng Ng (2011) mengatakan bahwa pengalaman seseorang ketika bekerja mencakup beberapa hal seperti pengalaman diri dengan pekerjaan, hubungan dengan orang lain di tempat kerja dan sikap terhadap tantangan. Pengalaman diri dengan pekerjaan dapat berupa perasaan yang muncul ketika melakukan pekerjaan dan persepsi terhadap pekerjaannya. Hubungan dengan orang lain di tempat kerja merupakan hubungan interaksi antara pekerja dengan pekerja lain dan pekerja dengan atasan. Sikap terhadap tantangan merupakan cara bagaimana seseorang menghadapi dan bereaksi terhadap kesulitan dan permasalahan yang timbul saat bekerja (Lyn Boo, Loong & Sheng Ng, 2011).

Menurut Hackman dan Oldham (dalam Miner, 1992) kemampuan bekerja, status dan kepentingan pekerjaan mempengaruhi pengalaman kebermaknaan dalam bekerja, kemandirian mempengaruhi pengalaman


(30)

untuk dapat bertanggung jawab pada pekerjaan serta umpan balik pekerjaan mempengaruhi pengetahuan tentang hasil pekerjaannya.

Pengalaman kebermaknaan dalam bekerja, kemampuan untuk dapat bertanggung jawab pada pekerjaan dan pengetahuan tentang hasil pekerjaannya akan mempengaruhi motivasi kerja, kebanggaan diri, kepuasan pekerjaan dan efektivitas pekerjaan yang tinggi (Miner, 1992).

2. Manajer

Manajer juga memiliki peranan penting dalam struktur organisasi sebuah perusahaan. Manajer merupakan seseorang yang bekerja mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan pekerjaan tim yang terdiri atas orang-orang dari divisi yang dipimpinnya atau beberapa divisi yang berlainan (Roubin & Coulter, 2004) dan mempertanggungjawabkannya pada pimpinan tertinggi guna mencapai tujuan/sasaran perusahaan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008). Selain itu, manajer berfungsi sebagai penghubung komunikasi 2 arah antara pegawai dan pemimpin tertinggi perusahaan (Raymond, 2012).

Secara umum, fungsi manajemen dibagi menjadi empat yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian . Tugas manajer dalam perencanaan ialah memikirkan tujuan dan langkah-langkah aktivitas secara logis sesuai dengan bidang yang dipimpinnya. Pada fungsi pengorganisasian, tugas manajer ialah membagi pekerjaan, wewenang dan sumber daya secara efisien untuk tercapainya tujuan. Selain itu, tugas


(31)

manajer sebagai fungsi pengarahan ialah mengarahkan, memotivasi dan mempengaruhi karyawan untuk menjalankan tugas-tugas pokok mereka. Selanjutnya, tugas manajer dalam pengendalian ialah memastikan bahwa suatu organisasi atau bidang yang dipimpinya telah berjalan sesuai dengan arah sasarannya (Kuncoro & Suhardjono, 2002).

Para manajer merepresentasikan suatu kelompok penting karena kondisi mereka yang berbeda dari orang-orang dalam populasi pekerjaan. Mereka bertugas untuk mengawasi dan membuat sebuah kebijakan dalam perusahaan, untuk itu para manajer diberi wewenang yang lebih besar dibanding dengan pekerja lainnya. Ini mengartikan bahwa manajer lebih memiliki tuntutan secara psikologis sekaligus keleluasaan untuk mengambil keputusan (Bernin, Theorell & Sandberg, 2001). Berbagai tugas dan kondisi tersebut tentunya mempengaruhi manajer itu sendiri dalam bekerja.

3. Manajer bank yang Melalui Program Fast Track

Sebagaian besar perusahaan perbankan saat ini merekrut manajer melalui program fast track. Perusahaan mengharapkan mereka untuk tampil baik secepat mungkin di pekerjaan, berkontribusi dan memberikan nilai positif dari hari ke hari. Kebutuhan perusahaan tersebut dilakukan melalui pengembangan dan penggunaan proses seleksi yang ketat dan telah berlangsung selama bertahun-tahun untuk memastikan bahwa hanya lulusan dengan potensi tinggi yang terpilih. Karena menggunakan proses


(32)

yang ketat, perusahaan menginginkan manajer yang melalui program fast track ini termotivasi dan cerdas dalam mengambil keputusan secara cepat (Viney, Adamson & Doherty, 1997).

Perusahaan berharap manajer bank yang melalui program fast track ini dapat memberikan pendekatan yang berbeda mengenai permasalahan dan solusinya berdasarkan dari apa yang mereka pelajari di program tersebut. Selain itu, perusahaan juga berharap bahwa manajer tersebut

membawa “energi baru”, “darah segar” dan semangat ke dalam pekerjaan.

Perusahaan juga berharap manajer ini memperluas dan memperdalam keahlian teknis dan profesionalitas pekerjaan menuju kualifikasi professional dan status terbaik (Viney, Adamson & Doherty, 1997).

Para manajer bank yang melalui program fast track mengalami tekanan yang berat dan tuntutan yang banyak dari perusahaan (K, Wawancara, 14 Juli 2013; S, Wawancara, 25 Juli 2013; D, Wawancara 4 Agustus 2013). Pengalaman yang mumpuni dan kemampuan yang handal sangat diperlukan untuk menjalankan tekanan dan tuntutan tersebut. Di sisi lain, manajer bank yang melalui program fast track merupakan lulusan

fresh graduates dengan pengalaman yang minim bahkan tanpa

pengalaman bekerja sebelumnya (McDermot, 2001). Mereka hanya dilatih enam bulan hingga setahun lebih sebelum diposisikan sebagai manajer pada salah satu bidang sehingga mengalami penyesuaian diri dan transisi pekerjaan yang cukup singkat dan cepat dalam peran dan lingkungan yang


(33)

baru. Hal tersebut tentunya membentuk pengalaman tertentu bagi manajer bank dalam bekerja.

C. PERTANYAAN PENELITIAN

Pertanyaan penelitian adalah hal yang sangat penting dan mendasar untuk melakukan suatu penelitian. Dalam penelitian kualitatif, ada dua macam pertanyaan penelitian pada penelitian kualitatif ini. Pertanyaan penelitian pertama adalah central question dan pertanyaan kedua adalah

subquestion. Berikut adalah pertanyaan penelitian dalam penelitian kualitatif

ini :

1. Central Question

Central question adalah pertanyaan utama pada penelitian ini. Central question pada penelitian ini adalah bagaimana pengalaman kerja

manajer bank yang melalui program fast track? 2. Subquestion

Subquestion adalah pertanyaan yang mengarah pada pertanyaan

penelitian utama. Subquestion pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagaimana manajer bank menjalani pekerjaannya setelah

mengikuti program fast track?

b. Apa perasaan manajer bank yang melalui program fast track dalam bekerja?

c. Bagaimana interaksi sosial manajer tersebut dengan lingkungan kerja?


(34)

18

BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang menjelaskan suatu fenomena secara deskriptif (Geertz dalam Smith, 2009). Penelitian kualitatif berusaha untuk mengeksplorasi, mendeskripsikan maupun menginterpretasikan suatu fenomena maupun pengalaman personal dan sosial yang dialami oleh informan penelitian (Smith, 2009).

Pada penelitian kualitatif ini, peneliti menggunakan metode analisis fenomenologi deskriptif. Analisis Fenomenologi deskriptif adalah analisa kualitatif yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena. Metode ini memungkinkan peneliti mendeskripsikan bagaimana pengalaman itu terjadi sedekat mungkin pada individu (Giorgi dalam Smith, 2009).

Penelitian ini ingin mengungkapkan pengalaman kerja manajer bank yang melalui program fast track. Peneliti akan berusaha untuk mengklarifikasi, mengeksplorasi dan menangkap sedekat mungkin bagaimana suatu pengalaman kerja manajer bank yang melalui program fast track dialami oleh informan penelitian di dalam konteks terjadinya pengalaman tersebut.


(35)

B. FOKUS PENELITIAN

Dalam hal ini peneliti berfokus untuk mengeksplorasi pengalaman manajer bank yang melalui program fast track dalam bekerja. Selain itu, peneliti juga berfokus mengeksplorasi pandangan, perasaan dan sikap informan ketika bekerja sebagai manajer tersebut.

C. INFORMANPENELITIAN

Informan penelitian ini dipilih dengan menggunakan criterion

sampling, yaitu cara penentuan informan berdasarkan kriteria tertentu yang

ditentukan oleh peneliti (Creswell, 1998). Kriteria tesebut adalah seseorang yang memiliki jabatan sebagai manajer bank setelah melalui program fast

track. Hal yang terpenting dari kriteria tersebut adalah memiliki keseluruhan

pengalaman dari fenomena yang diteliti (Creswell, 1998).

D. METODE PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara semi-terstruktur. Wawancara semi-terstruktur adalah wawancara yang dilakukan secara bebas namun, terarah dengan tetap berada pada jalur pokok permasalahan yang akan ditanyakan dan telah disiapkan terlebih dahulu (Kriyantono, 2010). Metode ini memungkinkan peneliti dan partisipan terlibat dalam dialog, sehingga pertanyaan dapat dimodifikasi untuk menggali wilayah menarik dan penting selama wawancara.


(36)

Sebelum melakukan wawancara, peneliti menyusun panduan pertanyaan berdasarkan fokus penelitian. Hal ini bertujuan agar peneliti dapat terfokus pada tujuan penelitian yang dilakukannya. Panduan pertanyaan berjenis pertanyaan terbuka yang tidak mengarahkan informan pada jawaban tertentu

Proses pengumpulan data melalui wawancara ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu :

1. Mencari informan untuk menjadi partisipan penelitian.

2. Melakukan perkenalan, rapport, penjelasan tujuan dan memastikan kesediaan informan.

3. Membuat jadwal wawancara sesuai kesepakatan informan dan peneliti.

Peneliti menggunakan pola “zig-zag” dalam proses wawancara. Pola ini berarti peneliti ke lapangan untuk mengumpulkan data, menganalisisnya dan ke lapangan lagi untuk mencari atau menambahkan data untuk dianalisis kembali (Creswell, 1998). Proses tersebut dilakukan hingga ditemukan data yang menggambarkan pengalaman informan secara utuh (Creswell, 1998). Data wawancara direkam menggunakan digital recorder untuk disalin dalam transkrip wawancara verbatim.


(37)

E. METODE ANALISIS DATA

Analisis data menggunakan analisis fenomenologi deskriptif yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena. Metode ini memungkinkan peneliti mendeskripsikan bagaimana pengalaman itu terjadi sedekat mungkin pada individu (Giorgi dalam Smith, 2009). Langkah-langkah proses analisis fenomenologi deskriptif diuraikan sebagai berikut:

1. Langkah pertama adalah peneliti membaca keseluruhan deskripsi berdasarkan hasil wawancara dengan informan penelitian. Langkah ini harus dibuat eksplisit. Peneliti harus mampu memahami sisi global dari deskripsi yang ada, sebelum melangkah lebih lanjut.

2. Langkah yang kedua ialah melakukan konstitusi terhadap bagian-bagian deskripsi. Konstitusi tersebut dapat memberikan penjelasan terhadap masalah-masalah secara implisit. Tujuan dari analisis ini ialah makna melalui analisis psikologis. Transisi makna ini digunakan untuk melakukan kostitusi terhadap bagian-bagian atau yang disebut sebagai unit makna. Unit makna dihasilkan dari pembacaan ulang secara cermat.

3. Langkah selanjutnya adalah melakukan transformasi. Transformasi bertujuan mengeneralisasikan atau mengeksplisitkan sebuah data

atau “meaning unit yang berbentuk implisit.

4. Langkah terakhir adalah pembentukan struktur umum. Struktur umum bertujuan untuk menyusun dan mengelompokkan hasil dari transformasi yang memiliki dinamika yang sama


(38)

F. KREDIBILITAS PENELITIAN

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan konsep yang disebut sebagai paper trail (Smith, 2008). Validitas dengan paper trail ini akan tercapai bila antara temuan dan kesimpulan bersifat rasional serta dapat dibuktikan dengan melihat data mentah. Peneliti dapat menunjukan tahapan analisis secara detail dan lengkap.

Selain itu, penelitian ini juga menggunakan validitas komunikatif. Validitas ini dilakukan dengan mengkonfirmasi kembali transkip kepada informan dan melakukan koreksi terhadap transkip yang tidak sesuai dengan apa yang mereka maksud. Transkip dinyatakan terpercaya jika sesuai dengan realitas informan (Poerwandari, 2005).

Contohnya yakni pada informan A, ketika peneliti menyatakan

“kurangnya pengalaman kerja” A mencoba menjelaskan dengan lebih detail

kalimat tersebut sesuai dengan realitas yang informan alami. Pernyataan akan dianggap terpercaya jika informan merasa data yang dilakukan oleh peneliti dalam bentuk transkip dapat menggambarkan realitas yang dialaminya.


(39)

23 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. PELAKSANAAN PENELITIAN

Proses penelitian diawali dengan mencari informan penelitian. Peneliti bertanya pada keluarga dan teman apakah mempunyai kenalan yang berprofesi sebagai manajer bank lulusan program fast track. Dari informasi tersebut, peneliti mendapatkan tiga orang informan. Ketiga informan tersebut bekerja di beberapa perusahaan perbankan di Bali.

Peneliti memperkenalkan diri kepada manajer yang telah bersedia untuk diwawancarai. Setelah melakukan perkenalan, peneliti melanjutkan dengan proses wawancara. Proses wawancara didahului dengan membangun

rapport, penjelasan informed concent dan menentukan waktu wawancara.

Peneliti dan informan bersepakat melakukan wawancara di hari minggu. Keputusan ini diambil karena informan memiliki waktu luang setelah hari kerja berakhir yakni mulai dari hari Senin hingga hari Jumat.

Peneliti membuat transkip hasil wawancara setelah melakukan wawancara tahap pertama pada ketiga informan. Setelah itu, peneliti kembali bertemu dengan ketiga informan untuk melakukan wawancara tahap kedua. Hal ini bertujuan untuk melengkapi data-data yang belum lengkap dan mengkonfirmasi kembali hasil wawancara tahap pertama.


(40)

B. DESKRIPSI INFORMAN PENELITIAN 1. Informan 1

a. Deskripsi Informan

Informan yang pertama dalam penelitian ini berinisial KS. KS adalah seorang pria lajang berumur 23 tahun. KS memiliki perawakan agak gemuk dan pendek. KS adalah seseorang yang penuh semangat, tegas dan aktif berbicara. Hal ini membuat kondisi wawancara berjalan dengan lancar.

KS adalah anak kedua dari 2 bersaudara. KS merupakan lulusan sarjana bidang ekonomi yang ditempuhnya selama 2,5 tahun. Kini KS memegang jabatan manajer bidang pemasaran di salah satu bank swasta nasional di Bali. KS memiliki harapan untuk menjadi seorang wirausahawan dalam bidang keuangan karena tidak ingin terus-menerus bekerja dibawah perusahaan milik orang lain. Hal ini yang mendorong KS untuk bekerja dan belajar dengan keras dan tekun.

b. Gambaran Program Fast Track

Informan dalam penelitian ini merupakan lulusan program pelatihan khusus atau fast track program bank CIMB Niaga tahun 2012. Program ini dilakukan sebagai program pendidikan dan pelatihan dalam proses penyiapan calon pemimpin yang professional bagi perusaahaan.

Peserta program fast track bank CIMB Niaga tetap bekerja seperti biasa selama masa pelatihan namun, selama satu minggu setiap bulan


(41)

peserta melakukan pelatihan dan pengujian di Jakarta. Pelatihan itu dilakukan selama kurang lebih setahun

Program fast track ini memberikan berbagai pelatihan yakni pelatihan soft skill atau pengembangan diri dan hard skill atau pengetahuan dan keterampilan teknis perbankan. Pelatihan soft skill atau pengembangan diri bertujuan membentuk karakter dan sikap kepemimpinan bagi peserta. Pelatihan hard skill mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis perbankan.

Pelatihan hard skill ini atau dibagi menjadi dua, yakni basic

banking dan specific banking. Basic banking bertujuan mempelajari

pengetahuan dasar tentang dunia perbankan sedangkang specific

banking bertujuan mempelajari pengetahuan yang haris diketahui

sehubungan dengan pekerjaan yang akan dilakukan pada saat penempatan.

Selain itu, peserta pelatihan khusus ini juga mendapatkan On The

Job Training atau magang yang tujuannya mempelajari hal-hal yang

berhubungan dengan pekerjaan dengan cara mengerjakan secara langsung pekerjaan tersebut.

2. Informan 2

a. Deskripsi Informan

Informan kedua dalam penelitian ini berinisial A. A adalah pria lajang berumur 25 tahun. A mempunyai perawakan yang agak gemuk.


(42)

A adalah pribadi yang humoris dan ramah. Ketika diwawancara oleh peneliti, informan dengan santai menceritakan pengalamannya baik dalam pelatihan dan pekerjaannya saat ini. Hal ini membuat kondisi wawancara berjalan dengan lancar dan menyenangkan.

A adalah lulusan sarjana bidang teknik sipil dari salah satu institut teknologi negeri di Bandung. Pada awalnya informan mengikuti suatu acara lowongan pekerjaan. Disana informan tertarik pada program pelatihan khusus yang menawarkan penghasilan yang besar dari sebuah perusahaan perbankan BUMN. Akhirnya informan memutuskan untuk mengikuti seleksi program pelatihan khusus tersebut dan lulus hingga bekerja sebagai manajer saat ini.

b. Gambaran program fast track

A merupakan lulusan program fast track tahun 2012 yang dilakukan oleh bank BRI. Di bank BRI sendiri program ini dinamakan PPS atau program pengembangan staf. Program ini bertujuan merekrut calon pemimpin di level manajemen baik itu sebagai kepala bagian, pimpinan cabang, pimpinan wilayah hingga direksi.

Program PPS ini memiliki dua jalur yakni jalur internal dan jalur eksternal. Jalur internal merupakan jalur khusus bagi karyawan internal bank BRI yang sudah bekerja selama 2 tahun. Jalur eksternal sendiri diperuntukan bagi pelamar umum diluar karyawan bank BRI. Kedua jalur tersebut juga memberlakukan seleksi awal masuk program PPS.


(43)

Peserta program PPS akan mengikuti pendidikan dan pelatihan selama setahun lebih. Beberapa syarat peserta program ini adalah berusia tidak lebih dari 27 tahun, minimal memiliki ijazah SI dengan IPK 3,00, belum menikah dan bersedia tidak menikah sampai dengan satu tahun setelah diangkat sebagai pekerja tetap BRI serta bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Indonesia.

Di dalam program ini, peserta akan mendapatkan berbagai pendidikan dan pelatihan. Di awal mereka melakukan pelatihan semi-militer selama beberapa minggu untuk melatih sikap kedisiplinan dan mental. Selanjutnya, mereka mempelajari mengenai perusahaan BRI itu sendiri dan dunia perbankan seperti operasional, kredit, pelayanan konsumen dan perhitungan kas.

Selain itu, peserta program PPS juga melakukan On The Job

Training (OJT) selama beberapa bulan di suatu daerah. Mereka

mempelajari sekaligus bekerja secara langsung pada beberapa sisi seperti operasional, kredit, teller dan bahkan menjadi seorang satpam.

Istimewanya program ini yakni peserta yang telah lulus secara otomatis berada pada level 7. Hal ini sangat berbeda jauh jika dibandingkan dengan seleksi karyawan melalui jalur regular dimana harus melalui tahapan dari paling bawah sebagai karyawan alih daya, kontrak hingga dterima sebagai karyawan tetap yang baru mendapatkan level 3.


(44)

3. Informan 3

a. Deskripsi Informan

Informan ketiga dalam penelitian ini berinisial D. D adalah pria yang berumur 25 tahun dan sudah berkeluarga. D mempunyai perawakan yang agak gemuk dan tinggi. D adalah pribadi yang ramah dan pelan-pelan dalam berbicara. Ketika diwawancara oleh peneliti, informan dengan santai menceritakan pengalamannya baik dalam pelatihan dan pekerjaannya saat ini. Hal ini membuat kondisi wawancara berjalan dengan lancar dan menyenangkan.

D adalah lulusan sarjana teknik pertanian. D dari awal sangat ingin bekerja di bank. Informan mendapatkan informasi bahwa lulusan teknik pertanian dapat bekerja di bank sebagai analisis kredit. Selain itu, informan memandang bahwa lulusan teknik pertanian mendapat saingan yang lebih sedikit daripada lulusan ekonomi sehingga lebih berpeluang untuk diterima. Informan juga mendapat dukungan keluarga untuk bekerja di bank.

b. Gambaran Program Fast Track

D merupakan lulusan program fast track bank Mandiri tahun 2013. Di bank Mandiri program ini dinamakan MDP atau program pengembangan manajemen. Program ini merupakan pelatihan dalam kelas dengan kurikulum perbankan yang menyeluruh dan pelatihan magang yang akan mengembangkan para peserta dengan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman manajemen perbankan.


(45)

Para peserta pelatihan adalah mereka yang lulus seleksi tahap awal dengan berbagai persyaratan seperti usia maksimal 28 tahun, IPK 3,00, mahir berbahasa Inggris, mempunyai kemampuan analisis, pemecahan masalah, keterampilan berkomunikasi dan belum menikah serta bersedia tidak menikah dalam waktu setahun setelah diangkat sebagai pekerja tetap bank Mandiri.

Pada tahap awal seleksi program pelatihan ini, peserta akan diuji 3 hal yakni psikotes, TOEFL dan sikap. Ada berbagai tahapan ujian yang harus dilalui peserta dalam masa pelatihan. Setiap materi mempunyai ujiannya dan diberikan remidi jika tidak lulus. Ada juga ujian tengah semester dan ujian akhir semester. Diakhir pelatihan ada nilai total dengan minimal nilai 60 untuk mencapai kelulusan. Jika tidak memenuhi nilai tersebut, peserta diberi remedial sekali. Selain itu juga, sebelum mengikuti pelatihan, peserta wajib menandatangani komitmen apabila tidak lulus ujian harus mengundurkan diri secara sukarela.

Peserta program ini akan mendapatkan berbagai pendidikan dan pelatihan. Mereka mempelajari ilmu-ilmu dasar perbankan, manajemen resiko dan kepemimpinan. Peserta mendapatkan ilmu dasar perbankan mengenai kredit, tabungan, pelayanan nasabah, operasional dan manajemen perbankan. Dalam kepemimpinan, mereka belajar membuat visi misi, cara membimbing, melatih bawahan, pengawasan dan membentuk kesan dan sikap sebagai seorang pemimpin.


(46)

Selain itu, peserta pelatihan juga melakukan On The Job Training (OJT) selama beberapa bulan di suatu daerah. Mereka mempelajari sekaligus bekerja secara langsung pada beberapa sisi seperti operasional, kredit, teller dan lain-lain.

Istimewanya program ini yakni peserta yang telah lulus secara otomatis akan langsung menjabat sebagai assistant manajer. Lulusan program pelatihan ini juga mendapat ikatan dinas selama 2 tahun.

C. HASIL PENELITIAN Tabel 1

Struktur Umum Pengalaman Kerja Manajer Bank yang Melalui Program Fast

Track Informan 1

Struktur Umum Uraian

1. Behavior (Perilaku) :

A. Tuntutan kerja yang dikerjakan yaitu : - Mengambil keputusan

secara tegas

“Kita diajarkan mengatur orang. Misalnya, saya harus

memiliki ketegasan jika anak buah saya melakukan suatu kesalahan. Entah membinanya hingga memecat

anak buah saya itu”

- Pencapaian kinerja yang telah ditetapkan perusahaan

“Disaat kita sebagai seorang manajer kita akan ada 2 beban lho, satu yang pasti beban target dari bank”

- Menunjukkan kinerja yang memuaskan dibandingkan dengan manajer lain

“biasanya setiap meeting akhir bulan, pimpinan pasti

bilang ke saya “tidak mungkin dong kinerjamu lebih jelek dari manajer lain, kamu kan lulusan ODP, jadi

kinerjamu harus lebih baik dari mereka dong”. - Membina dan

memutuskan secara tepat dalam mengelola bawahannya menuju keberhasilan

“Karakter setiap orang itu kan berbeda-beda. Walalupun sama-sama pintar tetapi kan secara pekerjaan kan belum tentu sama. Nah disana lah kita dituntut bagaimana mendelegasikan wewenang, mengambil suatu keputusan bagaimana orang ini harus diapakan, apa orang ini harus

di didik sampai mampu atau kita yang mampus.” ; “Jika

saya berhasil mengendalikan SDM tersebut hingga

sukses, maka itu disebut pemimpin sukses.”

B. Permasalahan kerja yang dihadapi yaitu :


(47)

- Kesulitan dalam menerapkan

pengetahuan dari program khusus saat bekerja

“Kalau aplikasinya memang tidak semudah teorinya ya.

bagaimana menjadikan diri kita sebagai pemilik bank niaga itu, bukan sebagai pekerja. secara pratiknya, itu luar biasa susahnya. Sampai sekarang masih susah saya

terapkan yah”

- Kesulitan awal dalam mengelola bawahan

“nah pada awalnya pun saya seperti itu, tidak bisa

mendelegasikan pekerjaan ke anak buah. Misalnya ada permasalahan seperti nasabah complain mengenai

produk gitu”

- Ketidaktepatan

mengatasi suatu masalah

“karena anak buah saya tidak bisa, yah terpaksa saya

yang menanggani nasabah itu. Karena keseringan, dia

jadi manja gitu”

C. Sikap manajer bank dalam menghadapi permasalahan kerja yaitu:

- Ketelitian dan berkomunikasi secara tepat

“Menurut saya harus begitu jadi pemimpin. Jangan asal

ngegabah memutuskan sesuatu. saya pelajari dlu baik-baik. Walaupun setelah saya pelajari itu memang pengajuanya tidak baik, saya engga langsung bilang itu jelek ke bawahan saya. Jadi saya langsung ngobrol dengan pihak marketing secara baik-baik, saya jelaskan secara rill menggunakan hitungan-hitungan. Tidak langsung saya tolak atau buang saja. Sehingga bawahan

saya tahu bagaimana nanti mencari nasabah yang layak”

- Memberi nasehat pada bawahan

“Jadi saat saya mengelola orang itu, merasuki pemikirannya bahwa kamu disini bukan hanya cari uang saja. kamu harus mendapat kekuasaan dan jabatan. Kalau kamu hanya jadi pegawai biasa ya akan terus-terusan diperintah, memangnya mau kerja diperintah-perintah terus. Maka dari itu, kalau bekerja capailah posisi yang tinggi seperti manajer gitu. kalau jadi manajer kan bagus, punya jabatan, punya wewenang, punya kekuasaan, pastinya gaji besar dan bisa

menikmati hidup tentunya.”

- Memotivasi bawahan “Nah, disitu bagaimana kita dihadapan anak buah menghadapi hal ini sebagai suatu yang bukan masalah. bagaimana pun jeleknya bisnis kita, cabang kita, kita harus tetap mengkondisikan bahwa kita tetap bisa

memperbaiki hal ini. Jadi anak buah engga down juga”

D. Relasi dengan rekan kerja, keluarga dan pacar yaitu :

- Apresiasi positif dari rekan kerja

“Sebenarnya sih kalau respon dari teman-teman itu biasa saja gitu. Cuma waktu rapat itu biasanya sering


(48)

disanjung-sanjung sama mereka yang non ODP gitu,

wahh bli kadek ini, manajer ODP lho”, kadang-kadang

mereka sering nyeletuk begitu”.

- Berkurangnya relasi dengan keluarga dan pacar

“Di bank niaga itu sangat berat sekali, pulang mana

pernah liat matahari sore, pulangnya pasti malam. Kapan kita bisa menikmati hidup dengan

keluarga…dengan pacar gitu lho. Bahkan sering

berantem sama pacar karena tidak ada waktu luangnya gitu. waktu bersama keluarga, pacar itu sangat kurang

sekali”.

2. Afeksi (Emosi)

- Senang “Tentunya sih senang ya. Punya kebanggaan tersendiri. Kebanggan yang saya rasakan adalah umur saya masih muda sekitar 23 tetapi saya sudah menduduki jabatan

level manajer”.

- Rendah hati “Malahan saya merasa rendah diri. Ternyata saya menyadari banyak hal yang harus saya pelajari lagi. Ternyata dalam perbankan ini saya belum mengetahui apa-apa. Saya harus banyak belajar dari senior-senior saya. Saya sangat merasa rendah diri. mungkin diawal

saya merasa sombong gitu”.

- Tertekan “Itu jadi berat juga sih menurut saya.. yang namanya kejar target itukan cukup berat gitu yaa”.

- Ketidakpuasan “Tetapi yang saya rasakan itu belum puas yah. Secara riil bank niaga bagus, tapi secara prateknya belum yang saya rasakan nilai itu. Malahan yang besar itu nilai nya

dari manajer ODP yang “dibajak”. Misalnya gini,

pimpinan bank kenal dengan seorang manajer ODP dbank lain, nah mereka dibajak dan diberi penghasilan

yang lebih besar gitu. jadi istilahhnya “menganak emaskan orang lain gitu”.

3. Kognitif (Pandangan)

- Mampu memimpin diri sendiri dan orang lain

“untuk menjadi seorang pemimpin yang nantinya mengatur orang lain, tentunya kita harus bisa mengatur

diri sendiri dulu”

a) Struktur Umum Pengalaman Kerja Manajer Bank yang melalui Program Fast Track Informan 1

Manajer bank yang melalui program fast track mengambil keputusan secara tegas dan memenuhi pencapaian kinerja yang telah


(49)

ditetapkan perusahaan. Informan juga menunjukkan kinerja yang memuaskan dibandingkan dengan manajer lain serta membina dan memutuskan secara tepat dalam mengelola bawahannya menuju keberhasilan.

Manajer bank yang melalui program fast track juga mengalami beberapa permasalahan kerja seperti kesulitan dalam menerapkan pengetahuan dari program khusus saat bekerja, kesulitan awal dalam mengelola bawahan dan ketidaktepatan mengatasi suatu masalah. Sikap informan dalam menghadapi permasalahan kerja yakni dengan cara aktif berlajar dari berbagai bidang di pekerjaan, ketelitian dan berkomunikasi secara tepat, memotivasi bawahan, memberi nasehat pada bawahan dan melakukan pendekatan khusus secara pribadi. Informan juga memandang bahwa menjadi seorang pemimpin tidak hanya mengatur orang lain tetapi juga mampu mengatur diri sendiri.

Informan yang merupakan lulusan program fast track mendapat apresiasi positif dari rekan kerja. Disisi lain, tuntutan pekerjaan yang berat berdampak pada kurangnya relasi manajer tersebut dengan keluarga dan pacar. Pengalaman kerja sebagai manajer bank yang melalui program fast track juga menimbulkan perasaan senang, rendah hati, terbebani dan ketidakpuasan.


(50)

Tabel 2

Struktur Umum Pengalaman Kerja Manajer Bank yang Melalui Program

fast track Informan 2

Struktur Umum Uraian

1. Behavior (Perilaku) :

A. Tuntutan kerja yang dikerjakan yaitu : - Pencapaian target

baik individu maupun kolektif

“Yang pertama pasti target. Jadi setiap AO itu kan ditargetin juga, besaran pinjaman, kondisi NPL, berapa banyak nasabah,. Nah kita kan ada rencana kerja tiap tahun, ada target individu, ada target tim

itukan harus dicapai juga.”

- Beradaptasi pada lingkungan kerja

“Terus yang kedua bagaimana kita membaur dan berusaha berhubungan secara baik dengan rekan

kerja.”

- Mendapat target yang lebih tinggi karena lulusan program fast track

“Beda pastinya. Misalnya lulusan PPS itu target

sebulan 9 M, kalau non PPS itu 7 M. nah kenapa berbeda, karena kita lulusan PPS itu dianggap

mampu.”

- Bertingkah laku sebagai pemimpin

“Sebenarnya lulusan PPS harus agak jaim gitu karena

kita dituntut seperti itu selama pelatihan. Memang disuruh dari kantor pusat seperti itu jaga sikap, bagaimana harus berbicara, Dimana kita itu

menunjukan calon pemimpinnya.”

- Berkinerja lebih baik dari yang lain

“Karena manajemen kan berharap lebih dari lulusan

PPS. Berharap lulusan PPS bekerja lebih baik dibandingkan dengan yang non PPS dan menjadi cikal bakal pemimpin perusahaan dimasa yang akan datang. Makanya kita dilatih dan dibentuk untuk

menjadi seorang pemimpin.”

B. Permasalahan kerja yang dihadapi yaitu: - Ketidakyakinan

dalam mengambil keputusan

“Saya saat ini masih ragu dalam mengambil

keputusan mengenai kredit, menilai nasabah. Kadang-kadang kan saya merasa ini benar tidak ya. Jadi yah bagaimana cara meyakinkan diri kita kalau nasabah itu layak/tidak diberi kredit. Kalau kita dah

yakin kan bisa menyetujui pengajuan kredit.”

- Ketidakmampuan dan ketidaknyamanan untuk berperilaku sesuai aturan bagi lulusan program pelatihan khusus

“Saya merasa tidak bisa seperti itu, tidak enak kalau

begitu jadi kaku. Engga bisa kita bilang saya ini lulusan PPS, kamu harus gini gitu..engga bisa kayak gitu. yah saya kan sama-sama rekan kerja dengan


(51)

C. Sikap manajer bank dalam menghadapi permasalahan kerja yaitu :

- merasa perlu lebih giat belajar dan berkonsultasi dengan orang yang berpengalaman

“Saya lakukan apa yang saya dapat ditraining, kalau

saya tidak mengerti saya konsultasi sama senior, rekan kerja lainnya, saya belajar dimana saja. Karena saya lulusan PPS mau tidak mau harus belajar lebih

banyak, lebih cepat.”

- Penyesuaian diri dengan cepat pada pekerjaan

“Untuk mengatasinya ya itu saya harus lebih banyak

belajar, lebih cepat belajar, Tanya ama atasan, rekan

kerja.”

D. Relasi dengan rekan kerja

- Mendapat apresiasi positif dari rekan kerja

“Yah tentunya sering dibilang “wah..lulusan PPS nih.”

- Berelasi dengan rekan kerja tanpa

memandang status

“Ya saya ngobrol dan bergaul seperti yang lainnya, curhatlah, ketawa-ketawa, diskusi bareng tanpa memandang saya lulusan PPS mereka bukan. Saya jadi lebih luwes dan tidak kaku.

- Pengalaman kerja bermanfaat dalam Meningkatkan relasi menjadi lebih baik

“Tapi kebanyakan yang seperti itu lebih riil dilapangan dibandingkan teori yang didapatkan selama setahun kemaren itu, pengalaman kerja disini(sekarang) lebih banyak membantu perkembangan diri saya lho Meningkatkan perkembangan sikap saya sehingga hubungan dengan rekan kerja dan nasabah jadi lebih baik, dari cara

berbicara, berperilaku, berpikir seperti itulah.”

2. Afeksi (Emosi)

- Bangga “Saya merasa bangga dan nyaman bekerja disini. Gaji saya juga cukup besar, bisa bantu adik kuliah, bantu orang tua juga, enak juga dengan rekan

kerjanya.”

- Tertekan “Wah cukup berat juga ya terutama untuk mencapai target itu. Apalagi target PPS itu lebih besar dari

yang lain.”

- Rendah hati “Walaupun saya lebih banyak tahu daripada non PPS, saya biasa aja dengan mereka. Yah sama-sama rekan

kerja lah.”

3. Kognitif (Pandangan)

- Menjadi lebih bertanggung jawab pada pekerjaan

“Saya jadi lebih bertanggung jawab ketika

ditempatkan seperti saat ini. Kalau waktu OJT kan hanya mengamati, bertanya, melakukan sesuatu yang begitu saja. Tapi sekarang kan jadi mempelajari lebih


(52)

a) Struktur Umum Pengalaman Kerja Manager Bank yang Melalui Program Fast Track Informan 2

Manajer bank yang melalui program fast track mengerjakan pencapaian target baik individu maupun kolektif, mendapat target yang lebih tinggi dan berkinerja lebih baik dari yang lain sebagai lulusan program fast track. Selain itu, informan juga bertingkah laku sebagai pemimpin dan beradaptasi pada lingkungan kerja.

Manajer bank yang melalui program fast track mengalami beberapa permasalahan kerja seperti ketidakyakinan dalam mengambil keputusan, ketidakmampuan dan ketidaknyamanan untuk berperilaku sesuai aturan bagi lulusan program pelatihan khusus. Sikap informan dalam menghadapi permasalahan kerja yakni dengan cara lebih giat dalam belajar, berkonsultasi dengan orang yang berpengalaman dan berelasi dengan rekan kerja tanpa memandang status. Informan juga melakukan penyesuaian diri yang cepat dengan belajar lebih banyak dan cepat pada pekerjaan.

Pengalaman kerja bermanfaat bagi informan dalam meningkatkan relasinya menjadi lebih baik tanpa memandang statu sebagai lulusan program fast track dan menjadi lebih bertanggung jawab pada pekerjaan. Hal ini juga dipengaruhi oleh apresiasi positif dari rekan kerja. Selain itu, pengalaman kerja menimbulkan perasaan bangga, rendah hati dan tertekan pada diri informan.


(53)

Tabel 3

Struktur Umum Pengalaman Kerja Manajer Bank yang Melalui Program

Fast Track Informan 3

Struktur Umum Uraian

1. Behavior (Perilaku) :

A. Tuntutan kerja yang dikerjakan yaitu : - bertanggung jawab

segala resiko dari keputusan yang telah dibuat

“Sebenarnya dibank itu banyak resiko yang harus kita

hadapi. Misalnya ada pengajuan kredit, setelah saya dan tim menganalisa, kita setujui diberikan kredit. Ternyata setelah beberapa bulan jadi kredit macet, nah itu kan saya juga yang harus tanggung jawab karena

sebagai pemimpinnya.”

- Jabatan pekerjaan yang mempunyai tugas, tanggung jawab dan target kinerja yang berat dan banyak

“Diposisi saya inikan tanggung jawabnya cukup berat ya, Berat mencapai targetnya, mengawasi dan membimbing bawahan, mengambil keputusan yang cepat. Selain itu, tugas saya cukup banyak juga yah mengelola administrasi perbankan, mengelola SDM yang ada, pengawasan pegawai juga, supervisi,

pencapaian target.”

- Pekerjaan yang menuntut seseorang untuk bersiaga penuh setiap waktu

“Handphone juga harus aktif 24 jam. terus mengisi

uang di ATM dikantor tempat saya kerja juga tanggung jawab saya, padahal waktu training itu tidak diajari. Kalau hari libur uang di ATM habis, saya harus

isi karena itu juga tanggung jawab saya.”

B. Permasalahan kerja yang dihadapi yaitu : - mengalami

kebingungan ketika mengambil

keputusan dalam memecahkan

masalah

“Namun terkadang sempat merasa jet lag juga, maksudnya ketika saya harus mengambil keputusan

terkadang saya merasa “aduhh..ini gimana ya”. Sempat terdiam bentar memikirkan bagaimana solusinya.”

- Terbebani dalam mengambil

keputusan karena pengaruh pertemanan dan usianya

“Kadang-kadang susah, berat juga untuk diterapkan. Susahnya itu misalnya dalam membuat keputusan

“aduhh..kamu jangan lakuin itu” disatu sisi dia teman,

disisi yang lain saya pemimpin, mau tidak mau kan harus memilah kepentingan pribadi, mana kepentingan perusahaan, jadi pola pikir akan berubah ya, memerintah yang usianya lebih tua dari saya padalah

jabatannya dibawah saya.”

C. Sikap seorang manajer dalam menghadapi

permasalahan kerja: - Permohonan pada

bawahannya untuk

“Sebelumnya saya pernah diskusikan bersama gitu, saya katakan saya disini sebagai atasan kalau saya ada


(54)

memberi nasehat jika melakukan kesalahan

salah saya mohon masukan namun, keputusan yang

saya buat adalah yang terbaik untuk perusahaan ini.”

- memberikan

penilaian kinerja yang objektif dan tegas sehingga bawahannya

memahami dengan jelas

“Saya sebagai pemimpin juga bersikap realitis, kalau

bawahan saya kinerjanya buruk yang buruk saya nilai begitu sebaliknya. juga membentuk sikap yang tegas mana teman, mana atasan, bawahan dalam bekerja tentunya. Mereka juga sadar akhirnya kinerjanya

seperti apa karena kan jelas penilaian yang saya buat.”

- Pemberian pelatihan terlebih dahulu pada bawahan dan memberikan sanksi jika melakukan pelanggaran

“Biasanya saya beri pelatihan diawal dulu, kalau

melanggar ada peringatan lisan, terus tertulis hingga

memberi tahu ke atasan.”

D. Relasi dengan rekan kerja :

- Mendapat apresiasi positif dari rekan kerja dan perusahaan

“Kalau yang saya denger gitu mereka cukup senang

yah karena mereka anggap saya cukup kompeten gitu, saya juga dapet juara dari penilaian eksekutif tingkat

nasional.”

2. Afeksi (Emosi)

- Senang “Yah ada kepuasaan diri dihargai oleh perusahaan juga, ada suatu kebanggan juga bisa bergabung diperusahaan ini. Jenjang karirinya juga jelas dan terarah sekali ya. selain itu, juga dibanggakan keluarga juga. kayaknya keren juga tanda tangan nyebar

kemana aja gitu, bisa memotivasi pegawainya juga.”

- Bangga “Tentunya bangga yah, bisa jadi kebanggan sendiri. Selain itu, tanggung jawabnya pasti berat yah, berbanding lurus antara tanggung jawab yang besar

dan kebanggan diri sendiri juga.”

- Tertekan “itu berkaitan dengan pencapaian target tentunya karena kadang cukup berat juga mencapainya. Kita sebagai lulusan ODP memang mendapat target dan

beban kerja yang berat yah.”

3. Kognitif (Pandangan)

- Pekerjaan yang membutuhkan kemampuan yang cepat dan tepat dalam bekerja

“Banyak pola pikir saya yang berubah jadinya.

Bagaimana saya harus berpikir cepat mengambil keputusan, bagaimana saya harus menghadle beberapa pekerjaan sehingga selesai tepat waktu, ya seperti


(55)

a) Struktur Umum Pengalaman Kerja Manager Bank yang Melalui Program Fast Track Informan 3

Pengalaman kerja sebagai manajer bank yang melalui program

fast track adalah bertanggung jawab pada segala resiko dari keputusan

yang telah dibuat dan bersiaga penuh setiap waktu. Jabatan pekerjaan Informan juga mempunyai tugas, tanggung jawab dan target kinerja yang berat dan banyak.

Informan juga mengalami beberapa permasalahan kerja seperti mengalami kebingungan ketika mengambil keputusan dalam memecahkan masalah. Informan merasa berat dalam mengambil keputusan karena pengaruh pertemanan yang usianya lebih tua dari informan. Sikap informan dalam menghadapi permasalahan kerja yakni dengan cara permohonan pada bawahannya untuk memberi nasehat jika melakukan kesalahan. Informan juga memberikan penilaian kinerja yang objektif dan tegas sehingga bawahannya memahami dengan jelas. Selain itu, informan terlebih dahulu memberikan pelatihan pada bawahan dan memberikan sanksi jika melakukan pelanggaran.

Pengalaman kerja tersebut menimbulkan perasaan senang dan bangga bagi informan. Hal ini juga dipengaruhi oleh apresiasi positif dari rekan kerja dan perusahaan. Manajer bank yang melalui program

fast track memandang pekerjaannya membutuhkan kemampuan yang


(56)

Tabel 4

Struktur Umum Pengalaman Kerja Manajer Bank yang Melalui Program

Fast Track Informan 1, 2 dan 3

Struktur Umum Uraian

Informan 1 Informan 2 Informan 3

1.Behavior(Perilaku):

A. Tuntutan kerja yang dikerjakan yaitu :

1) Menggambil keputusan secara tegas

“Kita diajarkan

mengatur orang. Misalnya, saya harus memiliki ketegasan jika anak buah saya melakukan suatu kesalahan. Entah membinanya hingga memecat anak buah saya

itu.”

2) Bertanggung jawab segala resiko dari keputusan yang telah dibuat

“Sebenarnya

dibank itu banyak resiko yang harus kita hadapi. Misalnya ada pengajuan kredit, setelah saya dan tim menganalisa, kita setujui diberikan kredit. Ternyata setelah beberapa bulan jadi kredit macet, nah itu kan saya juga yang harus tanggung jawab karena sebagai

pemimpinnya.”

3) Jabatan pekerjaan yang mempunyai tugas, tanggung jawab dan target kinerja yang berat dan banyak

“Disaat kita

sebagai seorang manajer kita akan ada 2 beban lho, satu yang pasti beban target dari

bank.”

“Yang pertama

pasti target. Jadi setiap AO itu kan ditargetin juga, besaran pinjaman, kondisi NPL, berapa banyak nasabah,. Nah kita kan ada rencana

“Diposisi saya

inikan tanggung jawabnya cukup berat ya, Berat mencapai

targetnya,

mengawasi dan membimbing bawahan,


(57)

kerja tiap tahun, ada target individu, ada target tim itukan harus dicapai juga.”

mengambil keputusan yang cepat. Selain itu, tugas saya cukup banyak juga yah mengelola administrasi perbankan, mengelola SDM yang ada, pengawasan pegawai juga, supervisi,

pencapaian

target.”

4) Pekerjaan yang menuntut

seseorang untuk bersiaga penuh setiap waktu

“Handphone juga

harus aktif 24 jam. terus mengisi uang di ATM dikantor tempat saya kerja juga tanggung jawab saya, padahal waktu training itu tidak diajari. Kalau hari libur uang di ATM habis, saya harus isi karena itu juga tanggung jawab

saya.”

5) Menunjukan kinerja yang memuaskan dibandingkan dengan manajer lain

“Biasanya setiap

meeting akhir bulan, pimpinan pasti bilang ke saya “tidak mungkin dong kinerjamu lebih jelek dari manajer lain, kamu kan lulusan ODP, jadi kinerjamu harus lebih baik dari

mereka dong”.

“Karena

manajemen kan berharap lebih dari lulusan PPS. Berharap lulusan PPS bekerja lebih baik dibandingkan dengan yang non PPS dan menjadi cikal bakal pemimpin

perusahaan dimasa yang akan datang. Makanya kita dilatih dan dibentuk untuk menjadi

seorang pemimpin.”

6) Membina dan memutuskan secara tepat dalam mengelola

“Karakter setiap

orang itu kan berbeda-beda. Nah disana lah


(58)

bawahannya menuju keberhasilan

kita dituntut bagaimana mendelegasikan wewenang, mengambil suatu keputusan

bagaimana orang ini harus diapakan, apa orang ini harus di didik sampai mampu atau kita

yang mampus.” ; “Jika saya

berhasil mengendalikan SDM tersebut hingga sukses, maka itu disebut pemimpin

sukses.”

7) Beradaptasi pada lingkungan kerja

“Terus yang kedua

bagaimana kita membaur dan berusaha

berhubungan secara baik dengan rekan

kerja.”

B. Permasalahan kerja yang dihadapi ialah: 1) Kesulitan dalam

menerapkan pengetahuan dari program khusus saat bekerja

“Kalau

aplikasinya memang tidak semudah teorinya ya. bagaimana menjadikan diri kita sebagai pemilik bank niaga itu, bukan sebagai pekerja. secara pratiknya, itu luar biasa susahnya. Sampai sekarang masih susah saya

terapkan yah.”

“Saya merasa tidak

bisa seperti itu, tidak enak kalau begitu jadi kaku. Engga bisa kita bilang saya ini lulusan PPS, kamu harus gini gitu..engga bisa kayak gitu. yah saya kan sama-sama rekan kerja

dengan mereka.”

2) Kesulitan awal dalam mengelola bawahan

“Nah pada

awalnya pun saya seperti itu, tidak


(59)

bisa

mendelegasikan pekerjaan ke anak buah. Misalnya ada permasalahan seperti nasabah complain

mengenai produk

gitu.”

3) Ketidaktepatan mengatasi suatu masalah

“Karena anak buah saya tidak bisa, yah terpaksa saya yang menanggani nasabah itu. Karena

keseringan, dia

jadi manja gitu.”

4) Mengalami kebingungan dan Ketidak-yakinan ketika mengambil keputusan dalam memecahkan masalah

“Saya saat ini

masih ragu dalam mengambil

keputusan

mengenai kredit, menilai nasabah. Kadang-kadang kan saya merasa ini benar tidak ya. Jadi yah bagaimana cara meyakinkan diri kita kalau nasabah itu layak/tidak diberi kredit. Kalau kita dah yakin kan bisa menyetujui

pengajuan kredit.”

“Namun,

terkadang sempat merasa jet lag juga, maksudnya ketika saya harus mengambil keputusan

terkadang saya merasa

“aduhh..ini gimana ya”.

Sempat terdiam bentar

memikirkan bagaimana

solusinya.”

5) Tertekan dalam mengambil keputusan karena pengaruh

pertemanan dan usianya

“Kadang-kadang susah, berat juga untuk diterapkan. Susahnya itu misalnya dalam membuat

keputusan

“aduhh..kamu jangan lakuin itu”

disatu sisi dia teman, disisi yang lain saya pemimpin, mau tidak mau kan harus memilah kepentingan pribadi, mana


(1)

29) namun terkadang sempat merasa jet lag juga, maksudnya ketika saya harus mengambil keputusan terkadang saya merasa “aduhh..ini gimana ya”. Sempat terdiam bentar memikirkan bagaimana solusinya

Terkadang informan mengalami kebingungan dalam memikirkan bagaimana memecahkan masalah dan mengambil keputusan

Seseorang yang mengalami kebingungan ketika mengambil keputusan dalam memecahkan masalah

30) Sebagai assistant manager, saya membawahi 2 CS, 1CSA, namun saat tidak ada kepala cabangnya saya mengambil alih semuanya termasuk tanda tangan juga. Selain itu, tugas saya cukup banyak juga yah mengelola administrasi perbankan, mengelola SDM yang ada, pengawasan pegawai juga, supervisi, pencapaian target

Sebagai seorang asisten manajer, informan dapat mengambil alih tanggung jawab kepala cabang, mengelola admintrasi, membantu pencapaian target, memimpin dan mengawasi bawahan.

Seorang asisten manajer memiliki tugas yang banyak dan bertanggung jawab sebagai pemimpin

31) Kalau berkaitan dengan penempatan itu tergantungan kebutuhan perusahaan, yang lulus ODP juga sudah menandatangani untuk siap ditempatkan diseluruh Indonesia. Untungnya saya ditempatkan Kanwil Bali..hehe

Lulusan program pelatihan khusus juga menandatangani persetujuan untuk ditempatkan diseluruh wilayah Indonesia.

Persetujuan untuk ditempatkan di seluruh wilayah Indonesia bagi lulusan program pelatihan khusus

32) Tentunya bangga yah, bisa jadi kebanggan sendiri, ada suatu kebanggan juga bisa bergabung diperusahaan ini

Informan merasa bangga terhadap diri sendiri karena dapat bekerja diperusahaannya sekarang

32+33+34+35) Seseorang yang merasa bahagia dengan perusahaan tempatnya bekerja karena memiliki jenjang karir yang baik, mendapatkan penghasilan yang besar dan mempunyai kewenangan sebagai manajer serta mendapat apresiasi positif dari keluarga

33) Jenjang karirinya juga jelas dan terarah sekali yah selain itu, juga dibanggakan keluarga juga

Informan mendapat apresiasi positif dari keluarga dan menganggap perusahaan tempatnya bekerja memiliki jenjang karir yang jelas dan terarah


(2)

MEANING UNIT TRANSFORMASI 1 TRANSFORMASI 2

34) kayaknya keren juga tanda tangan nyebar kemana aja gitu hehe. Saya kan berwenang untuk memutuskan segala sesuatu yang berhubungan dengan cabang yang saya pimpin

Informan merasa senang mempunyai kewenangan untuk menandatangani segala sesuatu yang berkaitan dengan cabang perusahaan yang dipimpinnya.

35) Buat kebanggan diri juga, bisa memotivasi pegawainya juga

Informan memiliki kebanggaan dapat memotivasi bawahannya

36) Selain itu, tanggung jawabnya pasti berat yah, berbanding lurus antara tanggung jawab yang besar dan kebanggan diri sendiri juga

Tanggung jawab informan yang besar dan berat pada pekerjaanya membuat informan bangga terhadap dirinya

Kebanggaan diri memiliki tanggung jawab yang besar dan berat

37) Sebelumnya saya pernah diskusikan bersama gitu, saya katakan saya disini sebagai atasan kalau saya ada salah saya mohon masukan namun, keputusan yang saya buat adalah yang terbaik untuk perusahaan ini

Informan mendiskusikan kepada bawahan agar memberikan masukan apabila membuat kesalahan

Permohonan seseorang pada bawahannya untuk memberi nasehat jika melakukan kesalahan

38) Kadang-kadang susah, berat juga untuk diterapkan. Susahnya itu misalnya dalam membuat keputusan “aduhh..kamu jangan lakuin itu” disatu sisi dia teman, disisi yang lain saya pemimpin, mau tidak mau kan harus memilah kepentingan pribadi, mana kepentingan perusahaan, jadi pola pikir akan berubah ya, memerintah yang usianya lebih tua dari saya padalah jabatannya dibawah saya

Informan terkadang mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan pada bawahannya karena pengaruh pertemanan dan usianya

Hal yang berat bagi seorang manajer dalam mengambil keputusan karena pengaruh pertemanan dan usianya

39) Untungnya saya mempelajari sewaktu ODP bagaimana memahami karakter seseorang yah, menjiwai jadi seorang pemimpin, mengatur posisi diri

Program pelatihan khusus yang informan ikuti sangat membantunya dalam memahami karakter orang lain dan dapat memotivasi bawahannya.

Program pelatihan khusus yang sangat bermanfaat bagi seseorang ketika bekerja


(3)

kita sendiri, bagaimana cara untuk merangkul, memotivas rekan kerja dibawah kita

40) Mereka juga sadar akhirnya kinerjanya seperti apa karena kan jelas penilaian yang saya buat

Bawahan informan menyadari penilaian kinerja yang informan kerjakan

40+42+44) Seorang manajer yang memberikan penilaian kinerja yang objektif dan tegas sehingga bawahannya memahami dengan jelas

41) Biasanya saya beri pelatihan diawal dulu, kalau melanggar ada peringatan lisan, terus tertulis hingga memberi tahu ke atasan

Informan memberikan pelatihan diawal pada bawahannya dan memberikan teguran jika melakukan pelanggaran

Adanya Pemberian pelatihan terlebih dahulu pada bawahan dan memberikan sanksi jika melakukan pelanggaran

42) Saya sebagai pemimpin juga bersikap realitis, kalau bawahan saya kinerjanya buruk yang buruk saya nilai begitu sebaliknya

Informan memberikan penilaian kerja berdasarkan hasil kinerja yang nyata pada bawahannya

43) Kalau yang saya denger gitu mereka cukup senang yah karena mereka anggap saya cukup kompeten gitu, saya juga dapet juara dari penilaian eksekutif tingkat nasional

Informan mengatakan bahwa bawahannya sangat senang dengan kinerjanya yang baik dan mendapat penghargaan dari penilaian pimpinan pusat

43+45) Apresiasi positif dari bawahan dan perusahaan atas hasil kinerja yang memuaskan

44) juga membentuk sikap yang tegas mana teman, mana atasan, bawahan dalam bekerja tentunya

Informan mengatakan bahwa dirinya bersikap tegas dengan rekan kerjanya

45) Kalau lulusan ODP tentunya mendapat penilaian lebih yah dari segi kepintarannya, wawasannya yang luas, relantionshipnya bagus, ada nilai plusnya lah

Informan menyatakan bahwa lulusan program pelatihan khusus mendapat apresiasi positif karena kepintaran, wawasan dan sikap yang baik


(4)

MEANING UNIT TRANSFORMASI 1 TRANSFORMASI 2

46) Yah ada kepuasaan diri, dihargai oleh perusahaan juga karena jenjang karir yang jelas dan terarah, puas dengan jabatan sekarang, gaji juga besar yah

Informan merasa sangat senang dengan jabatannya sekarang dan mendapatkan penghasilan yang besar pula serta jenjang karir yang jelas dan terarah.

Seseorang yang merasa bahagia karena memiliki jenjang karir yang baik, penghasilan yang besar dan kepuasan akan kewenangan yang dimiliki

47) Itu berkaitan dengan pencapaian target tentunya karena kadang cukup berat juga mencapainya. Kita sebagai lulusan ODP memang mendapat target dan beban kerja yang berat yah. Karena kita kan orang pilihan melalui seleksi ketat dan susah jadi yah berbanding lurus dengan target dan beban kerjanya

Informan sebagai lulusan program pelatihan khusus mendapatkan beban dan target kinerja yang berat

Beban dan target kinerja yang berat bagi lulusan program pelatihan khusus

48) Handphone juga harus aktif 24 jam Alat komunikasi informan harus aktif setiap waktu

48+49) Pekerjaan yang menuntut seseorang untuk bersiaga penuh setiap waktu

49) terus mengisi uang di ATM dikantor tempat saya kerja juga tanggung jawab saya, padahal waktu training itu tidak diajari. Kalau hari libur uang di ATM habis, saya harus isi karena itu juga tanggung jawab saya

informan juga bertanggung jawab pada pengisisan uang di ATM setiap waktu walaupun tidak dipelajari dalam program pelatihan khusus

50) Pastinya karir terus meningkat, pengetahuan dan wawasan saya diperbankan juga berkembang

Informan ingin lebih meningkatkan karir, pengetahuan dan wawasan dibidang perbankan

Harapan seseorang untuk meningkatkan karir dan kemampuan bekerja


(5)

(6)