Analisis biaya kualitas : studi kasus di PT Iskandar Indah Printing Textile.

(1)

ABSTRAK

ANALISIS BIAYA KUALITAS

Studi Kasus di PT Iskandar Indah Printing Textile

Agustina Brenda Kristi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2015

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah biaya kualitas di PT Iskandar Indah Printing Textile masih dalam batas toleransi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan observasi. Jenis penelitian adalah studi kasus.

Untuk menganalisis apakah biaya kualitas masih dalam batas toleransi dilakukan dengan memisahkan elemen-elemen biaya kualitas yang ada pada laporan biaya produksi weaving, kemudian membuat laporan biaya kualitas dan membuat grafik biaya kualitas, kemudian membandingakn presentase total biaya kualitas dengan total penjualan selama 3 tahun, jika persentase kurang dari 2,5% penjualan maka biaya kualitas masih dalam batas toleransi. Dari hasil analisis diperoleh hasil bahwa (1) Biaya kualitas masih dalam batas toleransi karena biaya kualitas terhadap penjualan tidak lebih dari 2,5%. (2) Biaya kualitas di PT Iskandar Indah Printing Textile pada tahun 2012 sebesar Rp2.548.145.610, tahun 2013 Rp2.694.816.818 dan pada tahun 2014 Rp2.995.922.801, total biaya kualitas di PT Iskandar Indah Printing Textile setiap tahun selalu bertambah, ini disebabkan karena volume produksi yang juga semakin bertambah.


(2)

ABSTRACT

QUALITY COST ANALYSIS

Case Study in PT Iskandar Indah Printing Textile

Agustina Brenda Kristi Sanata Dharma University

Yogyakarta 2015

The aim of this research is to investigate whether the quality cost in PT Iskandar Indah Printing Textile is still tolerable or not. The methods of collecting data are interview and observation. The type of this research is case study.

The analysis is done by separating cost quality elements occur in weaving production cost report, then composing quality cost report and making quality cost graph, then comparing the percentage of total quality cost with the total selling in three years. If the percentage is less than 2.5% from the sales, then the quality cost is still tolerable. From the analysis, it can be obtained that: (1) The quality cost is still tolerable because it is not more than 2.5% from the sales. (2) The quality cost in PT Iskandar Indah Printing Textile in 2012 was Rp2.548.145.610, in 2013 was Rp2.649.816.818 and in 2014 was Rp2.995.922.801. The total quality cost in PT Iskandar Indah Printing Textile every year is increasing because the production volume is also incresing.


(3)

i

ANALISIS BIAYA KUALITAS

Studi Kasus di PT Iskandar Indah Printing Textile

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Agustina Brenda Kristi NIM : 112114009

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(4)

(5)

(6)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Musuh paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang.

Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang

te

guh”

(Andrew Jackson)

Dengan penuh syukur kupersembahkan Skripsi ini untuk:

Allah Bapa di Surga, Mama, Papa, Kakak ku tersayang dan Galih, terimakasih atas doa dan dukungannya.


(7)

(8)

(9)

vii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur dan terimakasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan berkat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph. D. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.

2. Lisia Apriani, S.E., M.Si., Ak, QIA., CA. Selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Bambang Setiawan, selaku Direktur PT Iskandar Indah Printing Textile yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian skripsi. 4. Bapak Agus Mulyo yang telah memberikan data untuk penelitian ini.

5. Semua keluarga terutama Mama, Papa dan kakak ku tersayang yang telah memberikan dorongan semangat, kesabaran, dan doa restu baik moral dan material selama penulis menuntut ilmu, hingga terselesaikan skripsi ini.


(10)

(11)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv

HALAMAN KEASLIAN KARYA ... v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

KATA PENGANTAR ...viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

ABSTRAK ... xiii

ABSTRACK ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Pengertian Biaya ... 7

B. Fungsi Biaya Kualitas ... 11

C. Pelaporan Biaya Kualitas ... 14

H. Kualitas Produk ... 14

I. Mutu Produk ... 16

J. Pengukuran Biaya Kualitas ... 16

K. Pengawasan Kualitas ... 17

L. Standar Kualitas ... 17

BAB III METODE PENELITIAN ... 19

A. Jenis Penelitian ... 19

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 19

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 19

D. Data Yang Diperlukan ... 20

E. Teknik Pengumpulan Data ... 20

F. Teknik Analisis Data ... 21

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 22

1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ... 22

2 Lokasi Perusahaan ... 23


(12)

x

4 Personalia Perusahaan ... 25

5 Bagian Produksi ... 31

6 Aspek Pemasaran ... 42

7 Jenis Produk dalam Pemasaran ... 42

8 Struktur Organisasi ... 42

9 Deskripsi Jabatan ... 45

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 54

5.1 Analisis Biaya Kualitas ... 54

BAB VI PENUTUP ... 79

6.1 Kesimpulan ... 79

6.2 Keterbatasan Penelitian ... 79

6.3 Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 81


(13)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 : Tenaga Kerja dan Pembagian Kerja Perusahaan ... 26

Tabel 2 : Laporan Biaya Produksi Weaving Tahun 2012 ... 56

Tabel 3 : Laporan Biaya Produksi Weaving Tahun 2013 ... 57

Tabel 4 : Laporan Biaya Produksi Weaving Tahun 2014 ... 58

Tabel 5 : Biaya Perawatan Mesin Picanol ... 60

Tabel 6 : Biaya Perawatan Mesin TOYODA ... 61

Tabel 7 : Biaya Perawatan Mesin RRT 52 dan RRT 56 ... 61

Tabel 8 : Biaya Pelatihan Karyawan ... 62

Tabel 9 : Biaya Pencegahan ... 63

Tabel 10 : Biaya Pemeriksaan dan Pengujian Produk ... 64

Tabel 11 : Biaya Pengawasan Proses Produksi ... 65

Tabel 12 : Biaya Penilaian ... 66

Tabel 13 : Biaya Sisa Bahan ... 67

Tabel 14 : Biaya Pengerjaan Kembali ... 68

Tabel 15 : Biaya Kegagalan Internal ... 69

Tabel 16 : Biaya Retur Penjualan ... 70

Tabel 17 : Biaya Kegagalan External ... ..71

Tabel 18 : Laporan Biaya Kualitas ... ..72

Tabel 19 : Data Jumlah Produksi, produk cacat dan persentase produk cacat ... 75

Tabel 20 : Data Total Penjualan ... 77


(14)

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar I : Grafik Biaya Kualitas AQL ... 12

Gambar II : Grafik Biaya Kualitas Kontemporer ... 13

Gambar III : Proses Produksi Weaving ... 35

Gambar IV : Proses Produksi Printing ... 39

Gambar V : Struktur Organisasi ... 44


(15)

xiii

ABSTRAK

ANALISIS BIAYA KUALITAS

Studi Kasus di PT Iskandar Indah Printing Textile

Agustina Brenda Kristi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2015

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah biaya kualitas di PT Iskandar Indah Printing Textile masih dalam batas toleransi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan observasi. Jenis penelitian adalah studi kasus.

Untuk menganalisis apakah biaya kualitas masih dalam batas toleransi dilakukan dengan memisahkan elemen-elemen biaya kualitas yang ada pada laporan biaya produksi weaving, kemudian membuat laporan biaya kualitas dan membuat grafik biaya kualitas, kemudian membandingakn presentase total biaya kualitas dengan total penjualan selama 3 tahun, jika persentase kurang dari 2,5% penjualan maka biaya kualitas masih dalam batas toleransi. Dari hasil analisis diperoleh hasil bahwa (1) Biaya kualitas masih dalam batas toleransi karena biaya kualitas terhadap penjualan tidak lebih dari 2,5%. (2) Biaya kualitas di PT Iskandar Indah Printing Textile pada tahun 2012 sebesar Rp2.548.145.610, tahun 2013 Rp2.694.816.818 dan pada tahun 2014 Rp2.995.922.801, total biaya kualitas di PT Iskandar Indah Printing Textile setiap tahun selalu bertambah, ini disebabkan karena volume produksi yang juga semakin bertambah.


(16)

xiv

ABSTRACT

QUALITY COST ANALYSIS

Case Study in PT Iskandar Indah Printing Textile

Agustina Brenda Kristi Sanata Dharma University

Yogyakarta 2015

The aim of this research is to investigate whether the quality cost in PT Iskandar Indah Printing Textile is still tolerable or not. The methods of collecting data are interview and observation. The type of this research is case study.

The analysis is done by separating cost quality elements occur in weaving production cost report, then composing quality cost report and making quality cost graph, then comparing the percentage of total quality cost with the total selling in three years. If the percentage is less than 2.5% from the sales, then the quality cost is still tolerable. From the analysis, it can be obtained that: (1) The quality cost is still tolerable because it is not more than 2.5% from the sales. (2) The quality cost in PT Iskandar Indah Printing Textile in 2012 was Rp2.548.145.610, in 2013 was Rp2.649.816.818 and in 2014 was Rp2.995.922.801. The total quality cost in PT Iskandar Indah Printing Textile every year is increasing because the production volume is also incresing.


(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Persaingan dalam dunia usaha semakin ketat pada masa sekarang ini dimana banyak perusahaan baru bermunculan. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat ini membuat persaingan bisnis menjadi semakin kompetitif, hal ini dapat dilihat dari ketatnya persaingan dalam menghasilkan produk maupun jasa. Pemberlakuan era pasar bebas sekarang ini juga akan semakin memperketat persaingan. Jika sebelum pasar bebas persaingan hanya terjadi antara produsen dalam negri saja, namun pada saat ini persaingan produsen dapat terjadi antara produsen dalam negri dan luar negri. Dalam hal ini pihak yang akan diuntungkan adalah konsumen, dimana konsumen akan mendapat barang yang bermutu baik dengan harga murah serta pelayanan yang baik pula. Jika produk dalam negri tidak dapat bersaing dengan produk luar negri yang cenderung lebih disukai oleh konsumen dari dalam negri, maka penjualan produk dalam negri akan menurun dan produsen yang tidak mendapat konsumen akan “gulung tikar”.

Salah satu faktor yang sangat penting untuk meningkatkan pendapatan perusahaan adalah dari jumlah penjualan produk. Produk yang diminati oleh pelanggan adalah produk yang bermutu atau berkualitas. Mutu atau kualitas merupakan kemampuan suatu produk dalam memenuhi kepuasan pelanggan, mutu atau kualitas produk harus sesuai standar yang


(18)

telah ditetapkan, sekaligus juga merupakan kunci keberhasilan perusahaan agar dapat bersaing secara kompetitif, dengan ini perusahaan harus dapat menjalankan strategi bisnis yang tepat agar mampu bertahan dalam menghadapi persaingan yang terjadi. Kualitas adalah suatu strategi yang penting yang tidak bisa diabaikan oleh aktivitas manajemen.

Persaingan tidak dapat ditembus hanya dengan mengandalkan produk yang murah saja, tetapi juga harus mengandalkan mutu/ kualitas yang baik. Pendapatan perusahaan tidak hanya mengandalkan harga tetapi kepuasan konsumen terhadap barang yang bermutu. Bagi perusahaan hal ini diharapkan dapat mempertahankan pangsa pasar sekaligus memperluas pasar. Akan tetapi dalam kenyataannya sering terjadi perusahaan cenderung akan menurunkan kualitas produknya apabila telah dirasakan produk yang dijual tersebut laris di pasaran. Hal ini dilakukan atas dasar pertimbangan untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar. Pertimbangan semacam ini tidak disadari justru akan berakibat sebaliknya. Perusahaan yang kalah dalam hal perbaikan dan pembaharuan kualitas produk, bahkan yang justru menurunkan kualitasnya, maka akan menanggung akibat pada menurunnya penjualan produk. Resiko seperti ini haruslah diperhitungkan oleh para pengusaha.

Ini berarti yang menentukan tingkat kualitas suatu produk yang dihasilkan suatu perusahaan adalah dari tingkat kepuasan konsumen yang memakainya. Apabila konsumen merasa puas dengan suatu produk yang dipakainya maka ia akan menjadi pelanggan yang setia bahkan akan


(19)

memberitahukan keunggulan produk tersebut kepada orang lain. Tetapi apabila konsumen merasa tidak puas setelah menggunakan produk tersebut, maka ia akan memberitahukan kelemahan produk tersebut kepada orang lain dan berhenti menggunakan produk tersebut, yang artinya, ini akan berakibat pada turunnya volume penjualan.

Untuk mencapai suatu produk yang berkualitas perusahaan harus selalu berusaha untuk menghasilkan produk yang berkualitas dengan biaya seefisien mungkin. Peningkatan kualitas suatu produk tanpa ada kenaikan biaya ini akan menjadikan harga jual produk tetap dapat bersaing dipasaran. Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam upaya meningkatkan kualitas suatu produk atau mencapai standar kualitas yang telah ditetapkan disebut sebagai biaya kualitas. Biaya kualitas didefinisikan sebagai biaya-biaya yang timbul karena mungkin atau telah terdapat produk yang kualitasnya buruk atau cacat (Hansen dan Mowen, 2009: 272).

Semakin ketat aktivitas peningkatan dan penjagaan kualitas tentunya juga menuntut biaya yang lebih besar pula. Akan tetapi dengan semakin ketatnya aktivitas ini akan memperkecil jumlah produk yang cacat, sehingga total biaya kualitas dapat ditekan. Sebaliknya jika aktivitas ini longgar, maka biaya pengendalian kualitas akan kecil tetapi jumlah barang cacat akan semakin meningkat dan biaya untuk penanggungan kualitas juga akan semakin besar, sehingga total biaya kualitas juga akan bertambah.


(20)

Oleh sebab itu aktivitas peningkatan dan penjagaan kualitas sangatlah penting dilakukan dalam suatu perusahaan karena mencakup produk maupun biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan sehubungan dengan kualitas produk yang dihasilkan, dengan ini perusahaan juga dituntut untuk dapat melakukan tindakan yang dapat meningkatkan kualitas dari produk dan jasa yang dihasilkan. Selain itu pengelompokan dan pelaporan biaya kualitas juga sangat membantu manajemen perusahaan dalam mengetahui berapa besar biaya kualitas yang dikeluarkan selama periode tertentu, sehingga perusahaan dapat merencanakan dan mengendalikan besarnya biaya kualitas untuk periode yang akan datang.

PT Iskandar Indah Printing Textile adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi produk dengan bahan baku yang mudah rusak sehingga aktivitas peningkatan dan penjagaan kualitas sangatlah penting dilakukan selain itu perusahaan juga perlu mengetahui besarnya biaya kualitas agar dapat terus merencanakan dan mengendalikan besarnya biaya kualitas untuk periode yang akan datang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah pada penelitian ini yaitu “apakah biaya kualitas di PT Iskandar Indah Printing Textile tahun 2012, 2013 dan 2014 masih dalam batas toleransi?”


(21)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah biaya kualitas yang ada di PT Iskandar Indah Printing Textile masih dalam batas toleransi.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan, sebagai masukan yang mungkin dapat membantu perusahaan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan strategi yang digunakan perusahaan dalam menghadapi persaingan masa sekarang ini.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma, sebagai bahan referensi bagi mahasiswa yang akan mengadakan penelitian serupa dan untuk menambah koleksi buku perpustakaan Sanata Dharma.

3. Bagi Penulis, sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan tentang bagaimana penerapan teori-teori yang telah diterima penulis di bangku kuliah, serta melihat bagaimana perusahaan melakukan aktivitasnya.

E. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab ini berisi tentang teori-teori dan konsep yang digunakan dalam penelitian ini.


(22)

Bab III Metode Penelitian

Bab ini membahas tentang objek dan subyek penelitian, metode penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

Bab IV Gambaran Umum Perusahaan

Bab ini menguraikan gambaran umum perusahaan, sejarah singkat, struktur organisasi, kegiatan usaha dan proses produksi.

Bab V Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini mengevaluasi data hasil penelitian di perusahaan dan dibahas menggunakan dasar teori yang digunakan.

Bab VI Penutup

Bab ini menguraikan kesimpulan, keterbatasan dan saran dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan.


(23)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Biaya

Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat saat ini atau masa depan bagi organisasi, biaya dikatakan sebagai setara kas karena sumber non kas dapat ditukar dengan barang atau jasa yang diinginkan (Hansen dan Mowen, 2009: 47). Adapun pengertian biaya menurut para ahli lain: Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu (Mulyadi, 2005: 8). Sementara ahli lain berpendapat bahwa: Biaya adalah pengeluaran-pengeluaran atau nilai pengorbanan untuk memperoleh barang atau jasa yang berguna untuk masa yang akan datang atau mempunyai manfaat melebihi satu periode akuntansi (Firdaus, 2012: 22).

1. Pengertian Biaya Kualitas

Biaya kualitas (cost of quality) adalah biaya-biaya yang timbul karena mungkin atau telah terdapat produk yang kualitasnya buruk (Hansen dan Mowen, 2009: 272). Definisi ini mengimplikasikan bahwa biaya kualitas berhubungan dengan dua subkategori dari kegiatan-kegiatan yang terkait dengan kualitas yaitu kegiatan pengendalian dan kegiatan karena kegagalan.


(24)

2. Penggolongan Biaya Kualitas Biaya kualitas dapat dibedakan atas: a) Control Cost (Biaya Pengendalian)

Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan kegiatan pengendalian. Biaya ini dibentuk oleh perusahaan untuk mencegah dan mendeteksi kualitas produk yang buruk selama proses produksi. Biaya pengendalian ini dapat dibagi lagi menjadi :

1. Prevention Cost (Biaya Pencegahan)

Biaya pencegahan adalah biaya yang terjadi untuk mencegah kualitas yang buruk pada produk atau jasa yang dihasilkan. Yang termasuk dalam biaya ini adalah:

a) Biaya rekayasa kualitas

b) Program pelatihan kualitas

c) Perencanaan kualitas

d) Pelaporan kualitas

e) Pemilihan dan evaluasi pemasok

f) Audit kualitas

g) Sikluas kualitas

h) Uji lapangan

i) Peninjauan desain


(25)

Biaya penilaian adalah biaya yang terjadi untuk menentukan apakah produk dan jasa telah sesuai dengan persyaratan atau kebutuhan pelanggan. Yang termasuk dalam biaya ini adalah:

a) Pemeriksaan dan pengujian bahan baku

b) Pemeriksaan kemasan

c) Pengawasan kegiatan penilaian

d) Penerimaan produk (Product acceptance)

e) Penerimaan proses (Process acceptance)

f) Peralatan pengukuran

g) Pengesahan dari pihak luar

Penerimaan produk (Product acceptance) meliputi pengambilan sampel dari batch barang jadi untuk menentukan apakah telah memenuhi standar kualitasnya; bila memenuhi, produk diterima. Penerimaan proses (Process acceptance) meliputi penarikan sampel barang dalam proses untuk mengetahui apakah prosesnya berada dalam kendali dan memproduksi barang tanpa cacat; bila tidak, proses akan dihentikan dan menunggu sampai tindakan perbaikan dilakukan.


(26)

Tujuan utama dari fungsi penilaian adalah mencegah disampaikannya barang cacat ke pelanggan.

3. Failure Cost (Biaya Kegagalan)

Biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan karena telah terjadi kegagalan dalam kegiatan. Biaya kegagalan ini dibagi menjadi dua bagian yaitu:

1) Internal failure cost (Biaya kegagalan internal)

Biaya kegagalan internal adalah biaya yang terjadi karena produk dan jasa yang dihasilkan tidak sesuai dengan spesifikasi atau kebutuhan pelanggan. Ketidaksesuaian ini dideteksi sebelum dikirim ke pihak luar. Hal itu adalah kegagalan yang dideteksi oleh kegiatan penilaian. Yang termasuk dalam biaya ini adalah:

a) Sisa bahan

b) Pengerjaan ulang

c) Penghentian mesin (karena adanya produk yang cacat)

d) Pemeriksaan ulang

e) Pengujian ulang

f) Perubahan desain

Biaya-biaya diatas tidak terjadi jika tidak terdapat produk cacat.


(27)

2) External failure cost (Biaya kegagalan eksternal)

Biaya yang terjadi karena produk dan jasa yang dihasilkan gagal memenuhi persyaratan atau tidak memuaskan kebutuhan pelanggan setelah produk disampaikan kepada pelanggan. Dari semua biaya kualitas, kategori biaya ini dapat menjadi yang paling merugikan. Yang termasuk dalam biaya ini adalah:

a) Kehilangan penjualan karena kinerja produk yang buruk (Cost sales/ lost marketshare)

b) Retur dan potongan penjualan karena kualitas yang buruk c) Biaya garansi

d) Perbaikan

e) Tanggung jawab hukum yang timbul f) Ketidakpuasan pelanggan

g) Hilangnya pangsa pasar

h) Biaya untuk mengatasi keluhan pelanggan

Biaya kegagalan eksternal dan biaya kegagalan internal, hilang jika tidak ada produk yang cacat (Hansen dan Mowen, 2009: 272).

B. Fungsi Biaya Kualitas

Menurut Hansen dan mowen (2009: 277-281), terdapat 2 fungsi biaya kualitas:


(28)

Mengasumsikan bahwa terdapat perbandingan terbalik antara biaya pengendalian dan biaya kegagalan. Ketika biaya pengendalian meningkat, biaya kegagalan seharusnya turun. Selama penurunan biaya kegagalan lebih besar dari kenaikan biaya pengendalian, perusahaan harus terus meningkatkan usahanya untuk mencegah unit-unit yang tidak sesuai. Pada akhirnya, akan dicapai suatu titik dimana kenaikan tambahan biaya dalam upaya tersebut menimbulkan biaya yang lebih besar daripada penurunan biaya kegagalan. Titik ini mewakili tingkat minimum dari total biaya kualitas. Ini merupakan perbandingan optimal antara biaya pengendalian dan biaya kegagalan atau yang biasa disebut tingkat kualitas yang dapat diterima (acceptable quality level/ AQL).

Gambar I Grafik Biaya Kualitas AQL Sumber: Hansen dan Mowen 2009

0 100%

Persentase Produk cacat AQL


(29)

2. Pandangan Cacat Nol

Biaya kegagalan timbul hanya jika produk tidak sesuai dengan spesifikasi dan terdapat perbandingan terbalik optimal antara biaya kegagalan dan biaya pengendalian. Model cacat nol (zero defects model) menyatakan keunggulan biaya akan diperoleh dengan mengurangi unit cacat hingga nol. Perusahaan-perusahaan yang menghasilkan semakin sedikit produk cacat akan menjadi lebih kompetitif relatif terhadap perusahaan yang meneruskan penggunaan model AQL tradisional. Setiap pandangan menawarkan kepada para manajer masukan pandangan tentang bagaimana biaya kualitas sebaiknya dikelola.

Gambar II Grafik Biaya Kualitas Kontemporer Sumber: Hansen dan Mowen 2009

0 100%

Biaya

Total Biaya Kualitas

Biaya Kegagalan

Biaya Pengendalian


(30)

C. Pelaporan Biaya Kualitas

Pelaporan biaya kualitas memiliki arti penting bagi perusahaan yang menaruh perhatian serius terhadap perbaikan dan pengendalian biaya kualitas. Pencatatan biaya kualitas aktual secara terperinci berdasarkan kategorinya dapat memberikan dua masukan pandangan penting.

Pertama, catatan tersebut mengungkapkan besarnya biaya kualitas dalam setiap kategori yang memungkinkan para manajer menilai dampak keuangannya. Kedua, catatan tersebut menunjukkkan distribusi biaya kualitas menurut kategori yang memungkinkan para manajer menilai kepentingan relatif dari setiap kategori (Hansen dan Mowen, 2009: 276). Menurut Hansen dan Mowen (2009: 286), tujuan pelaporan biaya kualitas yaitu untuk memperbaiki dan mempermudah perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan manajerial.

D. Kualitas Produk

Kualitas adalah derajat atau tingkat kesempurnaan, dalam pengertian ini kualitas adalah pengukuran relatif dari kebaikan. Atau dapat di simpulkan bahwa kualitas sebenarnya adalah kepuasan pelanggan (Hansen dan Mowen, 2009: 269), kualitas adalah yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.

Menurut Hansen dan Mowen (2009: 269-271), produk atau jasa yang berkualitas memenuhi atau melebihi harapan pelanggan yang mengacu pada 8 (delapan) dimensi berikut ini:


(31)

Performance barang mengacu pada konsistensi dan seberapa baik fungsi-fungsi sebuah produk.

2. Aesthetics (Estetika)

Berhubungan dengan penampilan wujud produk (misalnya, gaya dan keindahan) serta penampilan fasilitas, peralatan, pegawai, dan materi komunikasi yang berkaitan dengan jasa.

3. Serviceability (Kemudahan perawatan dan perbaikan)

Berkaitan dengan tingkat kemudahan merawat dan memperbaiki produk.

4. Features (Fitur)

Karekteristik produk yang berbeda dari produk-produk sejenis yang fungsinya sama.

5. Reliability (Keandalan)

Probabilitas produk atau jasa menjalankan fungsi seperti yang dimaksudkan dalam jangka waktu tertentu.

6. Durability (Tahan lama)

Durability berkaitan dengan jangka waktu produk dapat berfungsi.

7. Quality of conformance (Kualitas kesesuaian)

Conformance yaitu ukuran mengenai apakah sebuah produk telah memenuhi spesifikasinya atau tidak.


(32)

8. Fitness for Use (Kecocokan penggunaan)

Fitness for use adalah kecocokan dari sebuah produk menjalankan fungsi-fungsi sebagaimana yang diiklankan (Hansen dan Mowen, 2009: 269-271).

E. Mutu Produk

Mutu produk bukan suatu yang serba kebetulan (occur by accident). Untuk mencapai mutu suatu produk, perusahaan harus membuat perencanaan, melaksanakan, dan mengawasinya secara total. Kita bisa memandang mutu suatu barang atau jasa dari dua sisi, yakni sisi konsumen dan sisi produsen (pembuat barang dan jasa). Dari sisi konsumen definisi mutu yaitu quality is fitness for use yang bila diterjemahkan secara bebas berarti kualitas (mutu produk) berkaitan dengan enaknya barang tersebut digunakan. Artinya, bila suatu barang secara layak dan baik digunakan berarti barang tersebut bermutu baik. Sedangkan jika ditinjau dari sisi produsen definisi mutu yaitu suatu produk adalah keadaan fisik, fungsi, dan sifat suatu produk bersangkutan yang dapat memenuhi selera dan kebutuhan konsumen dengan memuaskan sesuai nilai uang yang telah dikeluarkan (Suyadi, 2007: 4-6).

F. Pengukuran Biaya Kualitas

Dari segi, akuntansi, terdapat dua tipe pengukuran biaya kualitas, yaitu:


(33)

Adalah biaya-biaya yang tersedia atau dapat diperoleh dari catatan akuntansi perusahaan.

2. Biaya kualitas yang tersembunyi (Hidden Quality Cost)

Adalah biaya kesempatan atau oportinitas yang terjadi karena kualitas yang buruk. Biaya opotunitas biasanya tidak disajikan dalam catatan akuntansi. Contohnya biaya-biaya yang tersembunyi berada dalam katagori kegagalan, kehilangan penjualan, biaya ketidakpuasan pelanggan, kehilangan pangsa pasar (Hansen dan Mowen, 2000: 9).

G. Pengawasan Kualitas

Pengawasan kualitas adalah alat bagi manajemen untuk memperbaiki kualitas produk bila diperlukan, mempertahankan kualitas produk yang sudah tinggi dan mengurangi jumlah produk yang rusak.

H. Standar Kualitas

Suatu perusahaan dengan program pengelolaan kualitas yang dapat berjalan dengan baik, menurut para pakar mutu/ kualitas biayanya tidak lebih dari 2,5 % dari penjualan (Hansen dan Mowen, 2009: 276). Standar 2,5% diatas mencakup biaya kualitas total. Bagaimana perusahaan dapat mengurangi biaya kualitas itu tergantung bagaimana biaya kualitas didistribusikan. Para manajer harus menentukan tingkat kualitas optimal dan menetapkan jumlah relatif yang dikeluarkan disetiap kategori. Bila kualitas kesesuaian rendah, biaya kualitas total tinggi dan sebagian besar biayanya akan terdiri dari biaya kegagalan internal dan eksternal.


(34)

Meskipun demikian, pada saat perusahaan semakin banyak membelanjakan pada aktivitas pencegahan dan penilaian, presentase unit cacat menjadi rendah sementara presentase unit yang tidak cacat meningkat. Hal ini menyebabkan biaya kegagalan internal dan eksternal menjadi lebih rendah. Biasanya biaya kualitas total turun drastis pada saat kualitas kesesuaian meningkat. Oleh karena itu, perusahaan dapat mengurangi biaya kualitas total dengan memfokuskan pada usaha pencegahan dan penilaian. Penghematan biaya dari pengurangan produk cacat biasanya digunakan untuk menutup penambahan biaya pencegahan dan penilaian. Bila program kualitas perusahaan menjadi lebih baik dan biaya kegagalan menurun, aktivitas pencegahan lebih efektif dibandingkan dengan penilaian. Penilaian dapat menemukan cacat sedangkan pencegahan dapat menghilangkannya.


(35)

19

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian studi kasus yaitu penelitian yang dilakukan pada objek (perusahaan) tertentu dan penyimpulan data berdasarkan objek penelitian. Hasil penelitian hanya berlaku pada perusahaan yang diteliti.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di PT Iskandar Indah Printing Textile b. Waktu Penelitian

Waktu Penelitian dimulai pada bulan Maret tahun 2015 sampai dengan bulan Mei tahun 2015

C. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek dari penelitian ini antara lain:

1) Pimpinan Perusahaan 2) Bagian Produksi 3) Bagian Penjualan


(36)

b. Objek yang diteliti adalah:

Biaya kualitas yang terjadi pada tahun 2012, 2013, 2014 pada PT Iskandar Indah Printing Textile

D. Data yang diperlukan

a. Gambaran umum perusahaan, yang meliputi sejarah berdirinya perusahaan, produksi, pemasaran, personalia, stuktur organisasi perusahaan dan hal- hal lainnya yang berkaitan dengan perusahaan. b. Semua elemen dari biaya kualitas, meliputi biaya pencegahan, biaya

penilaian, dan biaya kegagalan pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2014.

c. Laporan biaya produksi pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2014. d. Penjualan yang terjadi tahun 2012 sampai dengan tahun 2014. e. Data jumlah produksi dan produk cacat 2012-2014.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian adalah:

a. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. Untuk mendukung validitas data atau informasi.


(37)

b. Wawancara atau interview

Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan jalan mengajukan pertanyaan yang dikerjakan secara sistematik dan berlandaskan pada tujuan penelitian.

c. Observasi

Observasi adalah teknik atau pendekatan untuk mendapatkan data primer dengan cara mengamati langsung obyek datanya.

F. Teknik Analisis Data

Untuk menjawab rumusan masalah dilakukan dengan:

a. Menentukan elemen-elemen biaya kualitas yang terdapat dalam laporan biaya produksi weaving selama 3 periode, kemudian dikelompokkan menurut fungsinya yaitu biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal (Hansen dan Mowen, 2009: 302).

b. Membuat laporan biaya kualitas (Hansen dan Mowen, 2009: 277). c. Membuat grafik biaya kualitas kemudian menganalisis antara biaya

pengendalian dan biaya kegagalan yang dikeluarkan perusahaan sesuai dengan pandangan AQL (Hansen dan Mowen, 2009: 277-282)

d. Membandingkan persentase biaya kualitas total terhadap penjualan aktual selama 3 periode. Biaya kualitas masih dalam batas toleransi apabila tidak lebih dari 2,5% penjualan (Hansen dan Mowen, 2009: 277-282).


(38)

22 BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

PT Iskandar Indah Printing Textile merupakan perusahaan perorangann yang berdiri sejak tahun 1975 tepatnya berada di jalan Pakel No 11 Kerten, Laweyan, Surakarta yang didirikan oleh Bapak Wahyu Iskandar. Karena usaha terus berkembang, maka keluarga Wahyu Iskandar mendirikan sebuah badan usaha yang berbentuk CV dengan nama CV Iskandartex. CV Iskandartex baru memulai produksinya satu tahun kemudian dan berbadan hukum pada tahun 1983 berdasarkan akte perusahaan No. 98 tertanggal 23 Mei 1983.

Pada pendirian CV Iskandartex tanggal 23 Mei 1975, dengan menanamkan investasinya pada mesin tenun yang pada waktu itu baru berjumlah 25 unit dan karyawan yang berjumlah kurang lebih 200 orang yang dibagi menjadi 16 jam kerja (dua shift). Pada tahun 1977 mesin tenun ditambah menjadi 77 unit, di tahun 1991 mesin tenun bertambah menjadi 520 unit, pada akhir tahun 1993 mesin yang digunakan sudah bertambah menjadi 614 unit. Dan saat ini jumlah seluruh mesin tenun yang dimiliki oleh perusahaan ada sebanyak 625 unit.

CV Iskandartex mengalami perkembangan usahanya pada tahun 1991 yaitu pada bidang pemasaran dan bidang produksi yang sangat


(39)

pesat. Bersama itu pula pada tanggal 2 Januari 1991 berubah menjadi PT (Perseroan Terbatas) dengan nama PT Iskandar Indah Printing

Textile bersama keluarnya surat izin usaha No.

190/11.16/PB/VIII/1991/PI.

Adapun faktor-faktor yang mendorong pendirian PT Iskandar Indah Printing Textile, antara lain:

1. Adanya keinginan untuk mengembangkan jenis usaha keluarga menjadi jenis usaha yang lebih maju

2. Adanya keyakinan bahwa permintaan akan tekstil di pasar masih sangat terbatas

3. Adanya keinginan untuk memperoleh laba yang lebih dari sebelumnya untuk meningkatkan taraf hidup

4. Adanya dorongan dari pihak pemerintah agar pihak swasta turut serta menciptakan lapangan pekerjaan dan turut aktif menciptakan iklim kerja usaha yang baik, khususnya di bidang tekstil

5. Adanya dorongan untuk memenuhi kebutuhan tekstil dalam negeri 2. Lokasi Perusahaan

Lokasi PT Iskandar Indah Printing Textile berdiri di atas tanah yang memiliki luas empat hektar yang berada di Jalan Pakel No 11 Kerten, Laweyan, Surakarta. Lokasi ini memiliki beberapa keunggulan dan keuntungan bagi perusahaan antara lain:


(40)

a. Ditinjau dari segi ekonomis

1) Mudah dalam pendistribusian barang, sehingga dapat menghemat biaya transportasi dan pengangkutan.

2) Cukup banyak tenaga kerja karena berada di pusat kota yang padat penduduknya.

3) Memberi kemudahaan dalam aspek pemasaran produk karena dekat dengan jalan Adi Sucipto.

b. Ditinjau dari segi sosial

1) Menciptakan lapangan kerja bagi penduduk sekitar, karena perusahaan ini merupakan usaha padat karya.

2) Membantu program pemerintah dalam mensukseskan pemakaian produk dalam negri.

3) Membantu membudayakan batik pada masyarakat. c. Ditinjau dari segi teknis

1) Daerah sekitar perusahaan masih cukup luas untuk mengembangkan usaha pada masa yang akan datang.

2) Mudah dalam proses pengadaan alat-alat yang dibutuhkan seperti sparepart, mesin tenun, peralatan lain dan memperoleh tenaga ahli di bidang yang dibutuhkan.

3. Visi dan Misi Perusahaan

1. Visi PT Iskandar Indah Printing Textile adalah:

a Menjalankan usaha dibidang sandang yang merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia.


(41)

b Menjadikan salah satu perusahaan textile yang mampu memenuhi kebutuhan konsumen dalam berbagai kualitas produksi.

2. Misi PT Iskandar Indah Printing Textile adalah:

a Memperoleh keuntungan bagi perusahaan, karyawan, dan konsumen agar tetap terjaga kelangsungan hidupnya.

b Membantu pemerintah dalam mengurangi jumlah pengangguran dengan membuka lapangan pekerjaan.

c Membantu dalam pengadaan sandang untuk memenuhi salah satu kebutuhan pokok manusia.

4. Personalia Perusahaan a. Jumlah Tenaga Kerja

Karyawan-karyawan PT Iskandar Indah Printing Textile dibagi dalam dua bagian, yaitu:

1) Bagian produksi, yaitu bagian yang bekerja di departemen unit weaving, departemen unit printing, dan departemen finishing. 2) Bagian non produksi, yaitu karyawan kantor.

Saat ini PT Iskandar Indah Printing Textile lebih berkembang dengan jumlah karyawan sekitar 1300 orang dan jumlah mesin TOYODA sebanyak 302 unit, mesin Picanol 146 unit, dan RRT 180 unit, dengan pembagian kerja sebagai berikut:


(42)

Tabel 1 Tenaga Kerja dan Pembagian Kerja Perusahaan

Shift Bagian Jumlah

Karyawan

a. Day shift - 70

b. Shift 1. Operator RRT 52

2. Operator Picanol 3. Operator Toyoda 4. Pengisi Palet 5. Palet

6. Warping 7. Penkanjian 8. Cucuk

9. Pengawas Monitor 10.Pengawas Umum 11.Bengkel

12.Listrik 13.Inspecting 14.Rool kain 15.Finishing 16.Keamanan 17.Transportasi 18.Umum 210 135 220 60 105 60 90 80 45 20 45 15 45 10 30 20 20 10

Jumlah 1.295

Sumber: PT. Iskandar Indah Printing Textile

b. Jam Kerja Perusahaan

Mesin dijalankan dalam waktu 24 jam, kecuali saat istirahat selama satu jam. Sistem kerja karyawan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu: 1) Dayshift : bagian yang jam masuknya pagi.

2) Shift : bagian masuknya pagi, siang, atau malam. Sistem kerja shift di bagi menjadi tiga group, yaitu:

a) Shift I atau group A masuk pagi. b) Shift II atau group B masuk siang. c) Shift III atau group C masuk malam.


(43)

Tiap-tiap shift dikepalai oleh kepala shift, pengawas, dan staf masing-masing bagian dan mendapatkan jam istirahat selama satu jam yang telah diatur sedemikian rupa, sehingga tidak terdapat waktu luang dan tidak mengganggu jalannya proses produksi.

Pembagian kerja di perusahaan ini adalah sebagai berikut:

Group A: Masuk jam 07.00 WIB.

Pulang jam 15.00 WIB.

Istirahat 11.30-12.30 WIB.

Group B: Masuk jam 15.00 WIB.

Pulang jam 23.00 WIB.

Istirahat 19.30-20.30 WIB.

Group C: Masuk jam 23.00 WIB.

Pulang jam 07.00 WIB. Istirahat 03.30-04.30 WIB.

Pembagian waktu kerja di atas hanya berlaku bagi karyawan bagian produksi dan teknik, sedangkan untuk karyawan bagian non produksi jam kerjanya adalah selama 40 jam dalam seminggu dengan pembagian waktu kerjanya dari hari Senin sampai Jumat mulai bekerja pukul 07.00 WIB sampai pukul 15.00 WIB dengan istirahat pada hari Senin sampai Kamis pukul 11.30 WIB sampai pukul 12.30 WIB dan pada hari


(44)

Jumat istirahat dimulai pukul 11.45 WIB sampai pukul 12.45 WIB. Sementara pada hari Sabtu masuk mulai pukul 07.00 WIB dan pulang pukul 12.00 WIB. Pergantian masuk atau shift tiap bagian dilakukan setiap seminggu sekali dengan dimulai pada hari Senin.

3. Sistem Penerimaan Tenaga Kerja

PT Iskandar Indah Printing Textile menerima karyawan baru dengan beberapa pertimbangan, yaitu:

a. Tingkat pendidikan b. Jenis kelamin c. Usia

d. Pengalaman kerja

e. Jumlah yang dibutuhkan oleh perusahaan

Kemudian diadakan ujian, bila dinyatakan lulus, maka calon karyawan perusahaan diwajibkan untuk mengikuti job training dengan masa percobaan selama tiga bulan. Apabila dalam masa percobaan dianggap berhasil menyelesaikan dengan baik, maka calon karyawan tersebut diangkat menjadi karyawan perusahaan.

4. Pemberhentian Karyawan

Ketentuan dalam pemberhentian karyawan yang diterapkan PT Iskandar Indah Printing Textile sebagai berikut ini:

1) Tidak mengikuti training atau mengikuti training, tetapi tidak lulus.


(45)

2) Melanggar peraturan yang berlaku di perusahaan.

3) Mengundurkan diri dari perusahaan atas permintaan sendiri. 4) Meninggal dunia.

e. Sistem Pengupahan

Sistem upah yang digunakan oleh perusahaan bagi karyaawan adalah:

1) Upah bulanan

Upah atau gaji yang diberikan dalam waktu satu bulan, misalnya untuk staf, kepala bagian, atau mandor.

2) Upah mingguan

Upah atau gaji yang diberikan pada akhir minggu, misalnya untuk bagian operator mesin pada unit weaving, printing, dan finishing.

3) Upah borongan

Upah atau gaji yang diberikan sesuai dengan jumlah pekerjaan yang dapat diselesaikan, misalkan pengepakan dan pembungkusan.

4) Upah lembur


(46)

f. Kesejahteraan Karyawan

Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan karyawan, perusahaan memberikan beberapa fasilitas yang dapat dinikmati oleh semua karyawan dan hak yang perlu diterima, yaitu:

1) Tunjangan Hari Raya

Tunjangan kesejahteraan yang diberikan oleh perusahaan setiap menjelang akhir tahun atau libur hari raya.

2) Mengikutsertakan karyawan perusahaan dalam asuransi sosial tenaga kerja.

3) Tunjangan kesejahteraan berupa pembayaran premi asuransi yang dibayarkan oleh perushaan kepada jasa asuransi yang bekerja sama dengan perusahaan. Adapun persentase pembayaran untuk premi asuransi diatur sesuai dengan aturan yang ditetapkan pemerintah.

4) Fasilitas pengobatan dan kesehatan

Pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh dokter perusahaan kepada karyawan yang mengalami gangguan kesehatan pada saat proses produksi berlangsung.

5) Cuti hamil

Tunjangan kesehatan yang diberikan kepada karyawan yang sedang mengambil cuti hamil, misalnya berupa upah sebesar 50% dari besarnya upah minimum yang diterima.


(47)

6) Fasilitas kendaraan

Fasilitas yang disediakan oleh perusahaan berupa alat transportasi, guna menunjang mobilitas karyawan ke perusahaan.

7) Memberikan pakaian seragam atau dinas.

8) Setiap satu tahun sekali diadakan acara santai bersama. 9) Mushola sebagai sarana ibadah seluruh karyawan. 5. Bagian Produksi

a. Bahan Produksi

Proses produksi di PT Iskandar Indah Printing Textile merupakan proses produksi terus menerus. Bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi adalah:

1) Bahan pokok yang digunakan adalah: a) Benang katun

Benang yang berasal dari bahan serta kapas. b) Benang rayon

Benang yang berasal dari bahan serat buatan.

2) Bahan penolong

Dalam proses produksi selain bahan baku di atas, perusahaan membutuhkan beberapa bahan lagi untuk memproses produknya, barang yang dibutuhkan adalah:

a) Garam, sabun, kanji, minyak tanah, kaustik atau soda ash. b) Naptol, deskol, reaktif, pigmen, dan direk (untuk warna).


(48)

c) Bisulfat yang digunakan untuk menghilangkan bau pewarna.

d) SN untuk mengawetkan bahan agar tidak luntur.

e) Tepung jagung (cornstat) yang berfungsi untuk melenturkan benang.

f) Akrelic, yang berfungsi untuk melenturkan benang tetapi kelenturannya lebih kuat daripada tepung jagung.

Bahan baku diperoleh dari Solo dan sekitarnya. Sistem pembelian bahan baku yang dilakukan perusahaan adalah via telepon, yaitu pemesanan bahan baku dilakukan dengan menghubungi pemasok bahan baku yang sudah menjadi langganan kemudian pemasok akan mengirim bahan baku ke perusahaan.

Proses produksi pada perusahaan ini dilakukan oleh departemen weaving. Departemen weaving adalah departemen yang menangani proses produksi dari bahan baku yang berupa benang menjadi kain jadi berupa kain grey.

b. Mesin-Mesin Produksi

Mesin-mesin yang digunakan dalam proses produksi adalah: 1) Mesin warping


(49)

Mesin yang digunakan untuk menggulung kembali benang dalam kons (untuk menggulung benang dalam bentuk kerucut) yang dimasukkan dalam gulungan besar yang disebut boom. 2) Mesin kelos

Mesin kelos digunakan dalam memproses kembali benang yang putus dalam proses mesin warping, sehingga benang tersebut dapat digunakan untuk proses produksi kembali. 3) Mesin palet

Mesin palet digunakan untuk menggulung benang pakan ke dalam palet yang selanjutnya benang ini dimasukkan dalam teropong dan melintang pada kain grey/ prima.

4) Mesin tenun

Mesin tenun digunakan untuk menenun benang lusi dan benang pakan untuk selanjutnya dijadikan kain grey/ prima.

5) Mesin kanji

Mesin kanji digunakan untuk menganji benang lusi, sehingga benang menjadi kuat dalam proses penenunan dan merupakan proses menghaluskan bulu-bulu yang ada pada benang.

6) Mesin inspecting

Mesin ini digunakan untuk mengontrol kain yang telah jadi dari hasil proses produksi.


(50)

7) Mesin lipat

Mesin ini digunakan untuk melipat kain yang telah ditenun dengan ketentuan aturan lipatan.

8) Mesin printing

Mesin printing mempunyai kegunaan untuk memberikan corak kain sesuai pesanan atau order yang diterima oleh perusahaan. 9) Ketel uap

Mesin ini digunakan sebagai alat pemanas. 10) Mesin diesel

Sebagai sumber tenaga untuk menggerakkan mesin-mesin yang ada di perusahaan.

11) Mesin folding

Mesin folding digunakan untuk melipat sekaligus menghitung panjang kain yang dapat diproduksi.


(51)

BENANG

BENANG LUSI

PENGHANIAN

PENGANJIAN

BENANG PAKAN

CUCUK

PENENUNAN (LOOMING)

INSPECTING/ FOLDING KAIN GREY/ ROLL

KAIN GREY BAIK

FINISHING/ PEMUTIHAN

KAIN PUTIH

PALET

RRT TOYODA PICANOL

Gambar III Proses Produksi Weaving Sumber: PT Iskandar Indah Printing Textile


(52)

c. Proses Produksi

Proses produksi kain grey pada departemen weaving di PT Iskandar Indah Printing Textile adalah:

1) Tahap Pembuatan Benang Lusi dan Pakan

Benang lusi adalah benang yang memanjang atau membujur dalam proses penenunan. Benang digulung ke dalam alat yang biasa disebut dengan boom warping, kemudian diadakan penarikan benang untuk menyusun benang yang disesuaikan dengan banyaknya benang pada lebar kain.

Benang pakan adalah benang yang menyilang dan menganyam dalam proses penenunan. Benang pakan ini diproses melalui mesin kelos, kemudian benang yang telah selesai dikelos tersebut diteruskan ke mesin palet yang akan menggulung benang ke dalam kayu klinting yang telah berisi benang dan dipindahkan ke bagian penenunan bersama-sama.

2) Tahap Penghanian

Tahap ini merupakan proses awal, yaitu dengan menggulung sekaligus menentukan jumlah panjang benang lusi. Jika menginginkan kain yang halus akan memerlukan gulungan yang lebih rapat.

3) Tahap Penganjian/ Sizing

Tahap ini berfungsi untuk menguatkan benang, sehingga benang pada saat ditenun tidak mudah putus. Cara yang


(53)

digunakan adalah benang yang telah disiapkan dalam proses warping dimasukkan dalam mesin stalk dan dicampur dengan obat yang dapat menguatkan benang. Obat dan bahan pendukung untuk menguatkan benang adalah acrylic, strach, tapioca, lilin dan air.

4) Tahap Cucuk

Tahap ini merupakan proses pemasukan benang lewat mata jarum ke sisir/ gun. Jumlah mata sisir sesuai dengan jumlah yang tersedia pada saat penganjian, dan selanjutnya dipasangkan ke dalam mesin tenun.

5) Pemaletan

Proses penggulungan benang untuk menentukan panjang benang yang melintang, sehingga dapat menentukan lebar pada kain yang akan ditenun.

6) Tahap Menenun

Tahap ini merupakan proses penenunan benang menjadi kain/ roll yang masih mentah. Dalam proses menenun, di perusahaan ini menggunakan tiga jenis mesin yang berbeda, antara lain adalah mesin TOYODA, mesin Picanol, dan mesin RRT. Output dari tahap persiapan yang berupa benang lusi dan benang pakan dimasukkan pada mesin tenun. Benang lusi yang berbeda pada loom tenun secara otomatis akan ditenun oleh benang pakan. Para operator akan terus menerus mengawasi


(54)

kelancaran proses penenunan tersebut. Selain mengawasi proses penenunan, operator juga bertugas menyambung secepat mungkin proses penenunan yang putus (mesin otomatis akan berhenti, jika terdapat benang yang putus) selain itu, mereka juga bertugas memeriksa serta memasukkan teropong benang, jika perlu diganti, maka diganti dengan yang baru. Output dari mesin tenun ini secara otomatis akan menggulung.

7) Tahap Penyelesaian

Tahap ini adalah tahap penyempurnaan dari tahap sebelumnya. Pada tahap ini akan dilakukan beberapa proses lanjutan, yaitu: a) Inspection

Inspeksi adalah memeriksa kain dari mesin tenun, apakah ditemukan kain rusak atau tidak, dan apa perlu diperbaiki. b) Repairing

Repairing adalah memperbaiki hasil anyaman yang rusak. c) Smashing

Smashing adalah membersihkan sisa-sisa benang pada kain. d) Folding


(55)

KAIN PUTIH

PENGHALUSAN PENGERINGAN

(DRYING) PENCUCIAN

(WASHING)

STEAMING

PEWARNAAN (PRINTING)

Gambar IV Proses Produksi Printing Sumber: PT Iskandar Indah Printing Textile

Proses selanjutnya adalah proses printing. Proses ini terdiri atas lima tahapan, yaitu:

1) Pewarnaan dan Printing

Merupakan proses pemberian warna pada kain, setelah kain diberi warna dasar kemudian dipindahkan ke bagian printing untuk memberi motif pada kain sesuai dengan pola yang direncanakan.


(56)

2) Steaming

Merupakan proses untuk menguatkan warna, sehingga saat pencucian tidak mengalami luntur.

3) Pencucian

Pencucian kain dengan menggunakan air dingin, kemudian dicuci dengan menggunakan air panas yang selanjutnya kembali dicuci dengan menggunakan air dingin.

4) Drying

Merupakan proses pengeringan kain yang telah dicuci. 5) Penghalusan

Merupakan proses penghalusan dari kain yang telah dikeringkan, sehingga kain menjadi rapi dan siap untuk dijual ke pasar.

d. Hasil Produksi

PT Iskandar Indah Printing Textile dalam produksinya menghasilkan kain grey dengan berbagai ukuran sesuai jenis pesanan, selain itu perusahaan juga menghasilkan kain sarung dan bermacam-macam jenis batik.

e. Penetapan Standar Kualitas

Untuk menjaga kualitas dari hasil produknya, maka PT Iskandar Indah Printing Textile telah menetapkan standar kualitas bagi produk yang dihasilkannya. Penetapan standar kualitas dilakukan selain untuk memenuhi kepuasan konsumen juga untuk menanam


(57)

dan menjaga kepercayaan konsumen terhadap hasil produk yang dimiliki. Kerusakan-kerusakan yang sering terjadi pada proses produksi antara lain:

1) Putus lusi, yaitu putusnya kain yang memanjang.

2) Putus pakan, yaitu putusnya benang tenun yang melintang. 3) Double lusi, yaitu terdapat dua atau lebih benang lusi yang

menempel.

4) Doubel pakan, yaitu terdapat dua atau lebih benang pakan yang menempel.

5) Penenunan loncat, yaitu terdapat penenunan yang tidak berurutanpolanya.

6) Kotor oli, yaitu hasil tenun terkena tumpahan oli yang ada pada mesin.

Standar yang telah ditetapkan perusahaan untuk tahap akhir adalah sebagai berikut ini:

1) Tepi tidak sobek-sobek. 2) Tidak putus lusi.

3) Tidak putus pakan.

4) Tebal lapis sama/ sesuai ukuran. 5) Tidak double pakan.


(58)

6. Aspek Pemasaran

Pada awal berdirinya, pemasaran hasil produksinya hanya sekitar Surakarta, namun seiring dengan berkembangnya usaha makin berkembang pula daerah pemasarannya hingga tersebar ke seluruh wilayah tanah air. Hingga saat ini PT Iskandar Indah Printing Textile telah memasarkan produknya ke kota-kota besar, seperti Jakarta, Surabaya, Medan, Ujung Pandang, Denpasar, Bandung, Pekalongan dan daerah-daerah lainnnya. Selain di dalam negri, perusahaan juga memasarkan produknya hingga ke luar negri, seperti Amerika Serikat, Saudi Arabia, dan Korea, Singapore, Malaysia, Filipina.

Distribusi barang produksi yang dijalankan oleh perusahaan ke konsumen ada dua macam, yaitu:

1. Dari produsen ke penyalur (distributor industri) kemudian ke konsumen.

2. Dari produsen ke pedagang besar, kemudian dijual ke pengecer atau agen, dan baru kemudian dijual ke konsumen.

7. Jenis Produk dalam Pemasaran

Produk kain yang diekspor sudah dalam bentuk barang jadi yang berupa kain batik, sedangkan produk yang dijual di dalam negri, dijual dalam bentuk kain grey dan kain batik.

8. Struktur Organisasi

Dalam menjalankan usahanya agar efektif dan efisien, setiap organisasi membutuhkan individu-individu untuk menjalankannya.


(59)

Individu-individu tersebut perlu diorganisir dan dikoordinasi agar terbentuk suatu kesatuan yang dapat bersama-sama mengarah kepada tujuan perusahaan. Organisasi yang demikian, tidak akan terjadi benturan kepentingan, sehingga akhirnya diperoleh hasil positif dari usaha tersebut. Usaha tersebut juga dilakukan oleh PT Iskandar Indah Printing Textile yang telah melakukan pemisahan fungsi pada organisasi perusahaan.

Adapun struktur organisasi yang ada pada perusahaan dapat dilihat pada gambar berikut ini:


(60)

44 DIREKTUR Kepala bagian umum Kepala bagian keuangan Kepala bagian pemasaran Kepala bagian produksi weaving Kepala bagian produksi printing Kepala seksi

proses Quality control

Kepala seksi teknik Kepala seksi

finishing Kasir

Kepala tata usaha keuangan Kepala seksi rumah tangga Kepala seksi keamanan Kepala seksi kendaraan Kepala seksi sekretariat Kepala seksi personalia Kepala seksi gudang Kepala seksi administrasi

Kas Pembukuan Pembelian Gudang


(61)

9. Deskripsi Jabatan

Adapun tugas dan wewenang dari masing-masing jabatan yang ada pada PT Iskandar Indah Printing Textile, yaitu:

a. Direktur

Tugas dan wewenangnya adalah:

1) Mendelegasikan wewenang kepada para manajer dan mengawasi pelaksanaannya.

2) Bekerja sama dengan kepala bagian dalam mengelola perusahaan.

3) Mewakili perusahaan baik di dalam maupun di luar perusahaan. 4) Memberi saran, petunjuk, dan bimbingan kepada kepala bagian

masing-masing.

5) Bertanggung jawab atas wewenang yang diberikan kepadanya dan juga atas informasi yang diturunkan kepada kepala bagian di bawahnya.

b. Kepala Bagian Produksi Printing

Bertugas dan bertanggung jawab atas pemberian motif pada kain dan juga mengatur cara kerja karyawan agar efisien dalam penggunaan waktu, tempat, dan tenaga serta mendelegasikan tugas yang dikerjakan bagian di bawahnya, yaitu:

1) Bagian persiapan

Tugas-tugas dari bagian persiapan adalah:


(62)

b) Membantu menyiapkan peralatan, bahan baku, dan bahan penolong yang akan digunakan.

c) Menentukan takaran obat.

d) Mengatur dan mengawasi pelaksanaan kerja dan memeriksa warna kain yang sudah dibuat.

2) Bagian Proses

Tugas-tugas dari bagian proses adalah:

a) Menyusun jadwal kerja bagian proses sesuai dengan yang direncanakan.

b) Membantu dalam menyiapkan peralatan kerja.

c) Mengatur dan mengawasi pelaksanaan kerja bagian proses. 3) Bagian Finishing

Tugas-tugas dari bagian finishing adalah:

a) Menyusun jadwal kerja bagian finishing sesuai dengan yang direncanakan.

b) Mengatur dan mengawasi pelaksanaan kerja bagian finishing.

c) Menyiapkan laporan produksi per hari tiap shift. 4) Bagian Teknik

Tugas-tugas dari bagian teknik adalah: a) Mengatur kerja mesin.

b) Mengganti peralatan dan memperbaiki mesin yang mengalami kerusakan.


(63)

c) Mengatur dan mengawasi pelaksanaan kerja bagian teknik. c. Kepala Bagian Produksi Weaving

Kepala bagian weaving bertanggung jawab atas penenunan dari benang menjadi kain dan mendelegasikan tugas yang dikerjakan bagian di bawahnya, yaitu:

1) Bagian Persiapan

Tugas-tugas bagian persiapan adalah:

a) Menyusun jadwal kerja kelompok warping, kanji, cucuk, dan palet sesuai dengan rencana produksi.

b) Membantu menyiapkan peralatan, bahan baku, dan bahan penolong yang akan digunakan.

c) Mengatur dan mengawasi pelaksanaan kerja bagian proses. 2) Bagian proses

Tugas-tugas dari bagian proses adalah:

a) Menyusun jadwal kerja bagian proses sesuai dengan yang direncanakan.

b) Membantu dalam menyiapkan peralatan kerja.

c) Mengatur dan mengawasi pelaksanaan kerja bagian proses. 3) Bagian Finishing

Tugas-tugas dari bagian finishing adalah:

a) Menyusun jadwal kerja bagian finishing sesuai dengan yang direncanakan.


(64)

b) Mengatur dan mengawasi pelaksanaan kerja bagian weaving.

c) Menyiapkan laporan produksi per hari tiap shift. 4) Bagian Teknik

Tugas-tugas dari bagian teknik adalah: a) Mengatur kerja mesin.

b) Mengganti peralatan dan memperbaiki mesin yang mengalami keusakan.

c) Mengatur dan mengawasi pelaksanaan kerja bagian teknik. d. Kepala Bagian Quality Control

Tugas dan wewenang dari bagian qualiy control adalah: 1) Bertanggung jawab atas perencanaan kontrol produksi.

2) Bertanggung jawab atas hasil kerja pengawasan mutu, pelayanan umum dan gudang.

3) Bertanggung jawab atas pengaturan dan pengawasan kerja personil yang dipimpinnya.

e. Kepala Bagian Pemasaran

Sebagai koordinator dari berbagai kegiatan yang ada hubungannya dengan penjualan produk perusahaan.


(65)

Tugas dan wewenangnya adalah:

1) Mengarahkan dan mengkoordinasikan serta mendelegasikan tugas atau kegiatan penjualan yang ada dalam perusahaan. 2) Mengawasi pelaksanaan tugas yang dikerjakan bagian yang ada

di bawahnya.

3) Mengatur dan menetapkan prosedur penjualan produk perusahaan.

4) Membuat permintaan produksi dari barang pesanan. 5) Mengatur cara-cara promosi.

Bertanggung jawab atas pencapaian target penjualan produk dan tugas yang didelegasikan pada bagian di bawahnya.

f. Kepala Seksi Gudang

Tugas dan wewenangnya adalah:

1) Mengawasi barang masuk dan keluar gudang. 2) Mengatur perencanaan pengadaan barang. 3) Memeriksa persediaan di gudang.

Bertanggung jawab atas laporan persediaan barang dan pekerjaan yang ada di bagian bawahnya.

g. Kepala Seksi Administrasi

Tugas dan wewenangnya adalah: 1) Melayani administrasi perusahaan.


(66)

Bertanggung jawab atas laporan administrasi dan pekerjaan yang ada di bagian bawahnya.

h. Kepala Bagian Keuangan

Sebagai koordinator dari pengelolaan kegiatan yang berurusan dengan keuangan perusahaan.

Tugas dan wewenangnya adalah:

1) Mengawasi semua penerimaan dan pengeluaran kas sesuai dengan kepentingan perusahaan.

2) Mengatur dan mengawasi masalah administrasi keuangan perusahaan.

3) Mengawasi dan mengarahkan tugas kepada bagian yang ada di bawahnya, yaitu:

a) Kepala Kasir

Bertugas dan bertanggung jawab atas penerimaan dan penyimpanan uang sesuai ketentuan yang telah diberikan. b) Kepala Tata Usaha Keuangan

Bertugas dan bertanggung jawab memeriksa persediaan gudang secara berkala dan menerima bon-bon gudang. i. Bagian Kas

Tugas-tugas dari bagian kas adalah: 1) Melakukan administrasi keuangan.

2) Mengatur pemasukan dan pengeluaran kas pada perusahaan. 3) Melaksanakan pembayaran gaji dan upah karyawan.


(67)

j. Bagian Pembukuan

Tugas-tugas dari bagian pembukuan adalah:

1) Melakukan pencatatan atas transaksi perusahaan. 2) Mencatat kegiatan pembukuan perusahaan.

Bertanggung jawab atas pencatatan pembukuan perusahaan.

k. Bagian Pembelian

Tugas-tugas dari bagian pembelian adalah: 1) Membuat surat order pembelian.

2) Menerima surat permintaan barang dari gudang. 3) Melakukan pembelian dengan para penjual. 4) Menentukan penjual yang akan dipilih. l. Bagian Gudang

Tugas-tugas dari bagian gudang adalah:

1) Mencatat barang ke kartu persediaan barang. 2) Membuat laporan penerimaan barang. 3) Membuat laporan pengeluaran barang. 4) Membuat rencana pengadaan barang. m.Kepala Bagian Umum

Tugas dan wewenangnya adalah:

1) Mengatur pekerjaan yang berhubungan dengan personil, kebersihan, dan kendaraan.

2) Melakukan koordinasi dengan semua bagian tentang kebutuhan-kebutuhan pelayanan umum.


(68)

Bertugas dan bertanggung jawab atas hal-hal yang bersifat umum dalam perusahaan dan mendelegasikan persoalan umum kepada bagian di bawahnya.

n. Kepala Seksi Personalia

Mengatur pengangkatan dan pengembangan karyawan lewat latihan-latihan karyawan, kepegawaian, kesekretariatan, dan hubungan masyarakat.

Tugas dan wewenangnya adalah:

1) Menangani administrasi kepegawaian.

2) Mengarahkan, mengkoordinir, dan mendelegasikan tugas kepada bagian di bawahnya.

3) Menyelesaikan persoalan yang berhubungan dengan perburuhan.

o. Kepala Seksi Sekretariat

Tugas dan wewenangnya adalah:

1) Melayani tamu yang datang ke perusahaan. 2) Merekap daftar tamu.

p. Kepala Seksi Kendaraan

Tugas dan wewenangnya adalah:

1) Bertanggung jawab atas perawatan dan perbaikan kendaraan perusahaan.

2) Bertugas menyiapkan kendaraan yang akan beroprasi bagi perusahaan.


(69)

q. Kepala Seksi Keamanan

Tugas dan wewenangnya adalah:

1) Bertanggung jawab atas keamanan dan ketertiban perusahaan. 2) Melayani tamu pada pos terdepan.

r. Kepala Seksi Rumah Tangga

Bertugas dan bertanggung jawab terhadap hal-hal yang bersifat kerumahtanggaan dalam perusahaan seperti perawatan tanaman, selokan, dan lain-lain.


(70)

54 BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

5.1Analisis Biaya Kualitas

Setelah mengadakan penelitian di PT Iskandar Indah Printing Textile, maka diketahui bahwa manajemen perusahaan sampai saat ini belum membuat dan melakukan pelaporan biaya kualitas secara khusus. Selama ini semua elemen-elemen biaya kualitas masih tergabung dalam biaya produksi, karena perusahaan menganggap biaya-biaya tersebut merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menunjang kegiatan produksi, sehingga semua biaya yang terjadi dicatat sebagai komponen biaya produksi.

Pelaporan biaya kualitas yang belum dilakukan secara khusus ini menyebabkan perusahaan tidak dapat mengetahui besarnya biaya yang timbul disebabkan oleh kualitas produk yang tidak memenuhi harapan konsumen.

Oleh karenanya untuk menyusun laporan biaya kualitas, terlebih dahulu perlu mengidentifikasi dan memilah-milah elemen-elemen biaya kualitas yang terdapat dalam laporan biaya produksi. Biaya produksi yang akan diteliti hanya berfokus pada kain grey/ biaya produksi pada divisi tenun/ weaving, karena perusahaan hanya membatasi pengambilan data sampai dengan produksi kain grey.


(71)

Adapun data biaya produksi grey yang dikeluarkan perusahaan selama tahun 2012-2014 langsung dapat dilihat pada tabel 2 sampai dengan tabel 4.


(72)

56 Tabel 2 Laporan Biaya Produksi Weaving Tahun 2012 (dalam rupiah)

JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER

Biaya bahan baku benang 3.276.478.372 3.492.803.120 3.364.781.120 3.875.912.856 4.672.900.400 4.298.001.204 4.875.911.213 4.854.790.012 5.647.812.781 4.987.049.343 5.674.812.984 5.981.092.412 Gaji karyawan tenun 9.364.781.298 10.237.843.233 10.473.894.233 10.758.792.300 10.238.758.233 10.876.982.322 10.029.487.236 10.487.239.222 10.025.729.454 11.022.034.421 11.657.002.855 11.122.075.534 Biaya perawatan mesin tenun TOYODA 53.305.094 53.435.768 51.243.768 54.437.812 54.345.660 53.467.869 55.678.534 55.642.345 54.345.678 56.754.567 55.645.345 56.456.345 Biaya perawatan mesin PICANOL 25.661.459 25.345.634 24.354.657 26.342.535 25.678.567 27.534.536 25.346.457 27.534.246 26.345.368 28.634.265 27.564.356 28.756.345 Biaya perawatan mesin RRT 52 dan RRT 56 13.222.417 13.875.643 14.234.536 15.347.561 14.276.456 16.345.264 15.698.745 17.634.586 16.785.635 18.635.236 18.745.325 19.745.234 Biaya pemeriksaan dan pengujian produk 27.872.323 27.645.234 28.634.256 27.634.564 28.745.634 29.634.235 28.634.256 27.634.265 28.964.345 28.523.510 29.745.634 29.908.745 Biaya pengerjaan kembali 8.896.249 8.753.456 8.234.534 7.645.234 8.745.345 8.634.567 9.456.783 7.523.456 8.634.567 9.674.567 8.645.333 7.523.456 Biaya pengawasan proses produksi 60.691.736 60.783.450 70.623.452 60.845.634 50.634.234 60.936.281 70.523.458 60.686.790 70.862.544 60.477.834 50.634.523 70.855.660 Persiapan dan finishing 26.480.442 26.980.758 27.653.456 29.745.634 27.987.800 29.645.345 28.745.234 27.208.967 27.007.567 26.756.456 28.745.367 27.645.009 Gaji sopir pabrik 65.000.000 65.000.000 65.000.000 65.000.000 65.000.000 65.000.000 65.000.000 65.000.000 65.000.000 65.000.000 65.000.000 65.000.000 Estimasi gaji staff departemen produksi 85.000.000 85.000.000 85.000.000 85.000.000 85.000.000 85.000.000 85.000.000 85.000.000 85.000.000 85.000.000 85.000.000 85.000.000 Estimasi jamsostek 35.500.000 35.500.000 35.500.000 35.500.000 35.500.000 35.500.000 35.500.000 35.500.000 35.500.000 35.500.000 35.500.000 35.500.000 Penyusutan mesin produksi - - - - 165.312.000 Estimasi premi produksi 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 Biaya air dan telepon 2.262.546 2.326.578 2.345.345 3.423.645 2.543.235 2.364.578 3.245.234 2.645.233 3.645.867 4.003.451 2.341.230 2.534.245 Biaya maintenance listrik 30.106.126 30.234.523 30.156.785 30.334.567 30.324.560 30.456.345 30.544.000 30.778.670 30.978.567 30.997.898 31.002.342 31.645.234 Biaya PLN pabrik 238.491.277 237.789.023 238.900.456 239.765.800 238.100.234 239.489.034 239.125.988 238.084.102 238.423.900 237.649.802 239.400.342 237.809.122 Biaya Operasional Boiler 67.455.928 69.404.772 71.302.873 75.324.778 72.690.401 75.532.030 74.110.200 73.333.104 71.002.201 65.229.300 72.880.900 73.030.903 Biaya size chemical 122.950.665 124.687.320 125.879.432 126.925.869 124.356.846 126.990.768 124.987.256 124.007.152 123.867.134 121.983.257 125.768.231 124.078.634 Biaya transportasi produksi 21.768.000 22.100.286 22.964.002 24.618.297 24.001.822 25.381.230 23.597.256 22.381.453 22.010.021 21.734.253 23.896.438 22.753.425 Biaya pelatihan karyawan 10.322.961 10.412.898 10.855.434 10.992.790 9.889.300 10.404.326 8.324.701 9.022.409 9.328.708 8.743.244 9.780.331 9.321.405 Biaya sisa bahan 3.151.044 3.255.787 3.324.200 3.879.451 3.403.552 3.657.004 3.250.420 2.289.390 2.159.780 2.043.201 3.020.790 2.801.198 THR - - - - 10.179.487.236 - - - -Biaya retur penjualan 2.437.601 2.875.982 1.998.290 2.947.812 2.647.812 2.435.618 2.110.302 2.001.931 2.938.120 3.314.520 3.001.294 2.898.012

13.543.835.538

14.638.053.465 14.758.880.829 15.562.417.139 15.817.530.091 16.105.392.556 15.836.277.273 26.437.424.569 16.598.342.237 16.921.739.125 18.250.133.620 18.203.742.918

Total

KETERANGAN


(73)

57 Tabel 3 Laporan Biaya Produksi Weaving Tahun 2013 (dalam rupiah)

JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER

Biaya bahan baku benang 6.039.784.595 6.594.823.767 6.364.762.376 7.756.737.120 6.869.834.723 7.685.096.834 7.759.386.584 8.857.347.134 7.789.689.007 8.785.982.304 8.768.012.001 8.809.128.427 Gaji karyawan tenun 13.435.672.873 13.564.787.683 13.984.829.834 14.142.500.009 14.241.525.300 14.447.470.001 14.656.728.001 14.551.277.880 14.002.936.711 14.938.708.120 14.281.792.301 15.674.892.300 Biaya perawatan mesin tenun TOYODA 57.983.457 57.898.702 57.921.509 58.133.907 58.220.198 58.213.779 58.732.499 58.873.096 58.982.795 59.122.300 59.308.332 59.442.705 Biaya perawatan mesin PICANOL 29.314.537 29.332.776 29.357.449 29.755.309 29.833.608 29.970.045 30.022.775 30.145.602 30.178.026 30.442.709 30.792.309 30.899.303 Biaya perawatan mesin RRT 52 dan RRT 56 20.325.323 20.353.609 20.572.403 20.730.427 20.928.775 21.552.093 21.920.750 22.394.002 22.503.708 23.105.339 23.445.680 23.520.705 Biaya pemeriksaan dan pengujian produk 29.989.342 29.778.920 28.350.043 29.178.920 29.032.224 28.209.788 29.322.909 28.590.992 27.967.890 27.323.897 26.979.403 29.908.745 Biaya pengerjaan kembali 6.783.982 6.918.720 6.818.721 7.019.745 6.982.764 7.290.834 7.298.384 8.172.938 8.928.930 8.920.934 9.827.130 8.912.837 Biaya pengawasan proses produksi 70.467.823 70.203.902 70.044.254 60.703.103 60.038.992 70.173.470 60.022.690 60.137.202 60.257.068 60.289.032 60.002.709 70.855.660 Persiapan dan finishing 27.846.348 27.037.840 26.609.366 27.156.092 26.934.409 26.200.379 27.765.009 27.680.019 27.530.605 26.970.399 26.993.402 27.443.208 Gaji sopir pabrik 65.000.000 65.000.000 65.000.000 65.000.000 65.000.000 65.000.000 65.000.000 65.000.000 65.000.000 65.000.000 65.000.000 65.000.000 Estimasi gaji staff departemen produksi 85.000.000 85.000.000 85.000.000 85.000.000 85.000.000 85.000.000 85.000.000 85.000.000 85.000.000 85.000.000 85.000.000 85.000.000 Estimasi jamsostek 35.500.000 35.500.000 35.500.000 35.500.000 35.500.000 35.500.000 35.500.000 35.500.000 35.500.000 35.500.000 35.500.000 35.500.000 Penyusutan mesin produksi - - - - 181.634.659 Estimasi premi produksi 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 Biaya air dan telepon 2.907.845 2.908.774 2.990.467 3.233.701 3.235.922 3.275.904 3.490.248 3.492.126 3.495.021 3.597.743 3.599.732 3.618.288 Biaya maintenance listrik 32.964.758 32.973.004 32.995.405 33.205.703 33.452.900 33.498.606 34.388.747 34.557.302 34.868.430 35.227.505 35.332.989 35.580.922 Biaya PLN pabrik 239.753.278 239.970.445 260.477.390 272.244.805 261.690.021 275.300.945 274.600.783 273.800.115 272.995.032 274.800.332 263.994.535 274.008.385 Biaya Operasional Boiler 73.467.234 73.557.800 75.297.033 76.403.890 75.350.098 76.904.330 76.830.443 76.738.990 75.688.902 76.630.991 75.034.721 76.922.338 Biaya size chemical 125.687.365 125.732.550 126.899.302 127.449.003 126.977.332 127.938.550 127.858.829 127.750.309 126.940.332 127.370.049 126.430.702 128.002.889 Biaya transportasi produksi 22.968.639 22.988.302 23.500.433 23.789.902 22.744.054 23.550.330 23.480.993 23.320.833 23.758.890 21.734.253 23.896.438 22.753.425 Biaya pelatihan karyawan 9.786.736 8.820.252 8.630.992 9.930.225 9.233.067 8.402.297 8.020.449 8.940.302 8.645.901 8.502.210 9.180.225 8.970.290 Biaya sisa bahan 1.902.837 1.928.374 2.783.912 1.928.374 1.928.342 2.918.623 2.110.026 2.689.012 3.001.293 2.983.478 2.995.887 3.179.745 THR - - - - 14.806.728.001 - - - -Biaya retur penjualan 1.652.471 1.652.873 1.562.763 1.600.955 1.625.990 1.700.921 1.735.472 1.793.871 1.892.893 1.983.011 2.001.299 2.266.012

Total 20.416.759.443 21.099.168.293 21.311.903.652 22.869.201.190 22.067.068.719 23.115.167.729 23.391.215.591 39.191.929.726 22.767.761.434 24.701.194.606 24.017.119.795 25.659.440.843 KETERANGAN


(1)

Tabel 21 Persentase Biaya Kualitas terhadap Penjualan

Dari tabel 21 dapat diketahui bahwa biaya kualitas dari tahun ke tahun mengalami perubahan. Tahun 2012 persentase biaya kualitas adalah 1,3% dari total penjualan sebesar Rp198.552.286.756, pada tahun 2013 persentase biaya kualitas adalah 0,9% dari total penjualan sebesar Rp284.937.607.702 dan pada tahun 2014 persentase biaya kualitas adalah 0,8% dari total penjualan sebesar Rp381.900.839.870. Persentase biaya kualitas terhadap penjualan PT Iskandar Indah Printing Textile selama 3 tahun berturut-turut tidak lebih dari 2,5% penjualan, maka biaya kualitas pada perusahaan ini dikatakan masih dalam batas toleransi karena tidak lebih dari 2,5% penjualan.

Tahun Total Biaya

Kualitas Penjualan

Presentase Biaya Kualitas terhadap

Penjualan

(Rp, 00) (Rp, 00) (%)

2012 2.548.145.610 198.552.286.756 1,3 2013 2.694.816.818 284.937.607.702 0,9 2014 2.995.922.801 381.900.839.870 0,8


(2)

79

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan teknik analisis data dan pembahasan, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah biaya kualitas di PT Iskandar Indah Printing Textile masih dalam batas toleransi yaitu tidak lebih dari 2,5% penjualan. Ini ditunjukkan dengan persentase biaya kualitas pada tahun 2012 adalah 1,3% dari penjualan sebesar Rp198.552.286.756, tahun 2013 adalah 0,9% dari penjualan sebesar Rp284.937.607.702 dan pada tahun 2014 adalah 0,8% dari penjualan sebesar Rp381.900.839.870. Besarnya biaya kualitas di PT Iskandar Indah Printing Textile pada tahun 2012 sebesar Rp2.548.145.610, tahun 2013 Rp2.694.816.818 dan pada tahun 2014 Rp2.995.922.801. Biaya kualitas di PT Iskandar Indah Printing Textile lebih besar diarahkan pada biaya pengendalian sehingga perusahaan berhasil menurunkan biaya kegagalan dari tahun ke tahun. Grafik biaya kualitas sama dengan grafik AQL dimana saat biaya pengendalian meningkat biaya kegagalan menurun.

6.2 Keterbatasan Penelitian

Dari penelitian yang dilakukan penulis pada PT Iskandar Indah Printing Textile terdapat keterbatasan yaitu perusahaan tidak memisahkan biaya-biaya dalam kegiatan peningkatan kualitas, sehingga penulis mengklasifikasikan sendiri biaya-biaya tersebut.


(3)

6.3 Saran

Dari hasil penelitian dan pembahasan, penulis memberikan saran-saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi PT Iskandar Indah Printing Textile di masa yang akan datang, yaitu:

1. Meskipun biaya kualitas di PT Iskandar Indah Printing Textile masih dalam batas toleransi, perusahaan harus tetap mempertahankan dan bahkan terus meningkatkan kondisi seperti ini.

2. PT Iskandar Indah Printing Textile hendaknya mengklasifikasikan dan melaporkan biaya kualitas secara terpisah agar dapat mengetahui besarnya biaya yang telah dikeluarkan, sehingga perusahaan dapat merencanakan dan mengendalikan besarnya biaya kualitas untuk periode yang akan datang.


(4)

81

DAFTAR PUSTAKA

Feigenbaum, A.V. 1989. Kendali Mutu Terpadu. Jilid 1. Edisi Ketiga. Erlangga. Jakarta.

Firdaus A.Dunia. 2012. Akuntansi Biaya. Edisi 3. Salemba Empat. Jakarta. Hansen, Don. R dan Maryanne M. Mowen. 2009. Akuntansi Manajerial. Edisi

8. Diterjemahkan oleh Deny Arnos Kwary. Salemba Empat. Jakarta. Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya. Edisi lima. STIE Yayasan Keluarga Pahlawan

Negara. Yogyakarta.

Nasution, Arman Hakim. 2003. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Guna Widya. Surabaya.

Nasution, M.Nur. 2005. Manajemen Mutu Terpadu. Ghalia Indonesia. Bogor Selatan.

Supardiyono, Y.P dkk. 2010. Panduan Penulisan Skripsi Program Studi Akuntansi. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta

Suyadi, Prawirosentono. 2007. Filosofi baru tentang manajeman mutu terpadu abad 21. Edisi Kedua. Bumi Aksara. Jakarta.


(5)

(6)