YULISTYO DAN SUYATNO DAN 1

PENINGKATAN DAYA SAING PRODUK AGRIBISNIS UNGGULAN DI KABUPATEN SEMARANG

Tesis Sebagai Salah satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains pada Program Studi Magister Agribisnis, Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro YULISTYO SUYATNO H4B006057 PROGRAM STUDI MAGISTER AGRIBISNIS PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2008

RIWAYAT HIDUP

YULISTYO SUYATNO, lahir di Surakarta tanggal 17 Desember 1945. Anak tunggal dari keluarga Moelyodiardjo dan Sri Sukini. Menamatkan pendidikan dasar di SD Negeri Bangunharjo I Semarang tahun 1953, selanjutnya pada tahun 1956 tamat sekolah menengah pertama pada SMP Negeri II Semarang dan tahun 1959 tamat sekolah lanjutan atas pada SMA Negeri IV Semarang. Kemudian melanjutkan pendidikan tinggi negeri di Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang pada Fakultas Hukum(FH) Jurusan Hukum Tata Negara (HTN) dan lulus pada 3 Maret 1983. Pada tahun 1969-1972 terpilih menjadi Ketua Senat Mahasiswa Fak Hukum Universitas Diponegoro dan tahun 1972-1974 menjadi Ketua Umum Dewan

Mahasiswa Universitas Diponegoro, tahun 1974-1979 terpilih menjadi Wakil Ketua DPD KNPI Jawa Tengah, tahun 1979-2004 sebagai Penasehat DPD KNPI Jawa Tengah, tahun 1985-1990 sebagai Sekretaris DPD Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Jawa Tengah, tahun 1976-2004 menjabat sebagai Ketua Lembaga Konsultasi & Bantuan Hukum (LKBH) TRISULA Cabang Utama Jateng. Sejak tahun 2000 sampai tahun 2005 terpilih menjadi Ketua IV (Bidang Pengabdian Masyarakat) DPP Ika Undip, tahun 2005-2009 diangkat sebagai

Kabar) Prop. Jateng. Tahun 2003-2008 menjadi Ketua Forum Benteng Pancasila Jateng . Sejak tahun 1976 diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil di Direktorat Sosial Politik Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Tengah dan pada tahun 1976-1983 diangkat menjadi Kepala Seksi Pembinaan Umum & Santiaji Direktorat Sospol Propinsi Jawa Tengah. Selanjutnya berturut-turut menjabat Kepala Bagian Humas & Protokol tahun 1983-1990, Kepala Bagian Umum Sekretariat DPRD Propinsi Jawa Tengah tahun 1990-1994, dan Kepala Bagian Bantuan Hukum Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Tengah tahun 1994/3 bulan, selanjutnya diangkat menjadi Kepala Biro Umum Kantor Gubernur Jawa Tengah tahun 1994 — 1996. Pada tahun 1996-1998 menjabat sebagai Kepala kantor Kelistrikan Desa Propinsi Jawa Tengah, dilanjutkan sebagai Sekretaris Pembantu Gubernur Jawa Tengah Wilayah I Semarang, diteruskan sebagai Kepala Bidang Pelayanan Informasi & Dokumentasi pada Badan Informasi Komunikasi & Kehumasan (BIKK) Kantor Gubernur Jawa Tengah, sampai pensiun Pegawai Negeri Sipil (PNS) mulai tanggal 1 Januari 2002 dan pada Pemilu 2004 terpilih menjadi anggota DPRD Propinsi Jawa Tengah periode 2004-2009, dan scat ini menjadi Calon Legislatif Propinsi Jawa Tengah untuk Pemilu 2009 mewakili Daerah Pemilihan (Dapil) VII (Banjarnegara, Purbalingga dan Kebumen).

Tulisan yang amat sederhana ini adalah bagian dari semangat perjuangan dan pengabdian hidup pribadi saya, yang sangat berkesan dan akan menjadi kenangan tak terlupakan.

Karya sederhana ini aku persembahkan dengan penuh kasih sayang kepada :

- Almarhumah Ibu dan almarhum Ayahanda tercinta, - Almarhumah Ibu dan almarhum Bapak mertuaku terkasih, - Istriku tercinta Hendrati Mintarsih, - Anak-anakku tercinta Arya Nurindra/Esthy Ratna Dewi Harso, Bondan Mulyawan/Nurendah

Widyastuti,

- Cucuku yang amat aku sayangi Nathania Alicia Vashti, - Adik sepupuku yang amat aku kasihi Hastuti Permanawati (alm)., - Semua kemenakkanku yang aku sayangi, - Kakanda Triningsih Helmy yang telah menikahkan istriku dengan aku, - Semua Saudara iparku yang amat kusayangi, - Segenap keluargaku dan semua sahabat yang kukasihi,

TERIRING DO’A

Semoga Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang mengampuni semua dosaku, dosa ayah ibuku, anak-anakku, semua menantuku, cucuku, adikku, semua kemenakanku,iparku, keluargaku, sahabatku, para guruku dan semua orang yang telah berbuat baik kepadaku sekeluarga, serta kepada para pahlawanku.

Semoga Allah melimpahkan rakhmat dan hidayahNya kepada kita semua.

Amien.

MOTTO

”PENGABDIAN DIRI TIADA HENTI, BEKERJA UNTUK IBADAH” BERTEKAD & BERSEMANGAT BERPIKIR, BERJUANG, BERAMAL & BERKORBAN DEMI KEBIJAKAN, KASIH SAYANG & KEMULIAAN BAGI SEMUA INSAN TERIRING ZIKIR DAN DO’A KEPADA ALLAH ”SWT” ”A”

Alhamdullillah. Segala puji bagi Allah Subhanahu Wata'ala yang telah melimpahkan rakhmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini dengan judul " Penguatan Strategi Pengembangan Kawasan Agropolitan Berbasis Produk Agribisnis Unggulan di Kabupaten Semarang". Dengan selesainya penulisan tesis ini nulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:

1. Prof. Jr. Bambang Suryanto MS, PSI, selaku dosen pembimbing utama, sekaligus Ketua/Penanggung jawab Program Magister Agribisnis yang telah banyak memberikan dorongan, bimbingan dan arahan, serta memberikan kelancaran, sehingga penulis merasa nyaman, bergairah dan dalam menyelesaikan tugas-tugas studi.

2. Dr. Benny Rianto SH, M. Hum CN, sebagai dosen anggota pembimbing yang juga telah sangat banyak memberikan bimbingan, arahan, petunjuk, dorongan inspirasi dan motivasi, serta bekal pengalaman yang sangat berguna bagi selesainya penulisan tesis ini.

3. Prof Dr. Jr. C. Imam Sutrisno, Prof Dr. drh. Soedarsono, MS, Prof. Jr. Bambang Suryanto MS PSI, Prof. Dr. Sudharto P.Hadi MES, Prof Dr. Jr. Didiek Rahmadi MS, Prof Dr. Arifin, M.Kom (Hons) Akt, Dr. Purbayu, MS, Prof. Drs. Waridin, MS, PhD, Dr. Jr. V. Priyo Bintoro, M.Agr., Prof. Dr. Jr. Azis Nur Bambang MS., Prof. Dr. Jr. Sumarsono MS., Jr. Sudiyono Marzuki, MS., Jr. Ismail Msie, Prof. Dra. Indah Susilawati, MSc.PhD, Dr. Jr. Joelal Achmadi Msc.PhD, Dr. Syafrudin B,SU, Prof Jr. Anang M Legowo, MSc.PhD. Prof Jr. Yohanes Hutabarat, MSc.PhD, Drs. Daryono Rahardjo, MM, Jr. Mukson MS, Dr. FX. Djoko Priyono SH.M.Hum CN, Prof Jr. Vitus D Yunianto MS.MSc.PhD, Prof. Dr. Jr. Isbandi, MS, Jr. Dyah M, MS, Jr. Kustopo, MP, Dr. Jr. Syaiful Anwar, MSc, Dra. Oerip Lestari, M.Si, Jr. Bambang Mulyanto, MS, dan para dosen pengajar lainnya yang telah dengan sabar, tekun dan ikhlas mentranformasikan ilmunya kepada penulis, sehingga memudahkan untuk menyelesaikan tugas-tugas pendidikan dan tugas pengembangan ilmu di kemudian hari.

4. Segenap staf Program Pasca Sarjana jurusan Magister Agibisnis, terutama adik-adik Priyono, Meilani Ayu Christanti dan Rina Damayanti, yang selalu dengan sabar menunggui, melayani administrasi dan menyiapkan konsumsi bagi penulis dan para mahasiswa pada setiap jam pelajaran.

5. Semua teman sejawat, khususnya teman-teman para mahasiswa Magister Agribisnis Universitas Diponegoro angkatan pertama yang saya sayangi, yang telah banyak memberikan gairah belajar, semangat, kerjasama kekeluargaan, dan dorongan untuk maju bersama.

6. Adik Nurcholis Rokhmat Yulianto, S.Pi dan adik Rulita Megahwati yang meskipun dari jurusan lain, namun banyak membantu proses pengetikan, pencarian data, serta menemani sendau gurau penulis dan para mahasiswa di tengah kesibukan dan ketegangan menyelesaikan tugas-tugas studi yang tak kunjung berhenti.

Asisten Pembangunan, Ketua Bappeda dan Staf Pemerintah Kabupaten Semarang terkait, Camat Bandungan dan Camat Sumowono, yang semuanya telah memberikan kesempatan kepada penulis utuk mengadakan penelitian, dan mengkaji data di Sekretariat Pemda, Kecamatan dan Desa-desa dilingkungan Kabupaten Semarang, sehingga penulisan tesis ini berjalan lancar.

8. Almarhumah Ibunda Magdalena Sri Sukini dan almarhum Ayahanda Moelyodiardjo terkasih yang dengan penuh rasa kasih sayang telah membesarkan, mendidik dan selalu mendo'akan penulis agar menjadi orang yang baik dan berguna.

9. Kedua mertuaku almarhumah Ibu Rr. Sutini dan almarhum Bapak R. Soewandi yang sangat menyayangi aku sekeluarga,

10. Istriku yang amat kucintai dan selalu mendampingiku dalam suka dan duka R. Hendrati Mintarsih, serta anak-anakku terkasih Arya Nurindra / Esthy Ratna Dewi, Bondan Muliawan ST.MT. CCNA / Nurendah Widyastuti ST, Cucuku yang amat kusayangi Nathania Alicia Vasthy, yang semuanya senantiasa mendo'akan, memberikan dorongan dan gairah hidup yang membahagiakanku.

11. Bibiku Ny. Erica Margaretha Sri Sumartiningsih dan satu-satunya adik sepupuku yang amat kusayangi Hj. Hastuti Permanawati (almarhumah),

12. Semua kemenakanku Rita Hasdiana/Drs Pratomo MM, Drs. Onny Yuar Hanantyoko/Tantri Dewayani S.Sos, Rosana Ivayani / Edhie Wiyono Budimulia SE, Yudi Yuliawan/ Lely, Lilik Rendra Setiaji ST / Dra. Lusy Widowati MSc, Djamal Abdul Nasser MBA, Drs. Ridwan Irawan SE, Djamila Irawati BE, Yulianti Savitri, Bimo Prasetyo MT. MS, Gangsar Agus Purwanto/Ida Nursanti, Agung Mulyantoro SH/Tridesy Sulistyawati, Yanuar Hendra Permana/Rahayu Sari Wahyuni S.Kom, Indah Sukma Sari SE, , Nuri Sari Dewi S.Sos/Iwa Herawan ST, Widya Rachma Sari SH, Aditya Pratama SH, Indah Kusuma Dewi SE, Nilamsari S.Si, dan semua keluargaku yang telah memberikan dorongan dan semangat kepadaku.

13. Semua teman dan sahabatku, khususnya teman-teman mahasiswa Magister Agribisnis Angkatan I, yang selalu “guyub rukun” dan menyenangkan dalam sendau gurau dan tawa ria, menghadapi tugas studi yang tak kunjung henti.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, karena berbagai kendala kesibukan, waktu dan kemampuan penulis, karenanya dengan ezadah hati dan lapang dada penulis sangat terbuka untuk menerima ktitik, saran thn masukkan yang bersifat membangun, guna perbaikan serta kesempurnaan tesis ini.

Semarang, 24 September 2008

Penulis

Tabel 4.1. Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Semarang ............. 27 Tabel 4.2. Hasil Tanaman Pangan Kabupaten Semarang .............................. 33 Tabel 4.3. Hasil Sayuran Kabupaten Semarang ............................................. 34 Tabel 4.4. Hasil Tanaman Hias Kabupaten Semarang ................................... 35 Tabel 4.5. Hasil Empon-Empon Kabupaten Semarang .................................. 35 Tabel 4.6. Hasil Potensi Tegakan Hutan Rakyat Kabupaten Semarang......... 35 Tabel 4.7. Hasil Buah Kabupaten Semarang .................................................. 37 Tabel 4.8. Hasil Sayuran Kabupaten Semarang ............................................. 38 Tabel 4.9. Tanaman Hias Kabupaten Semarang............................................. 40 Tabel 4.10. Strategi Pengembangan Kawasan Agropolitan Pada Matrik SWOT

64

Lampiran 1. Daftar Kuisioner Penelitian Lapangan .................................. 75 Lampiran 2.1. Distribusi Frekuensi Jenis Pekerjaan Responden ................... 82 Lampiran 2.2. Distribusi Frekuensi Luas Kepemilikan Tanah Responden ... 83 Lampiran 2.3. Distribusi Frekuensi Jenis Produk Unggulan ......................... 83 Lampiran 2.4. Distribusi Frekuensi Jenis Permasalahan Agribisnis.............. 84 Lampiran 2.5. Distribusi Frekuensi Kualitas Produk Agribisnis ................... 85 Lampiran 2.6. Distribusi Frekuensi Pengolahan Produk Pasca Panen .......... 85 Lampiran 2.7. Distribusi Frekuensi Pemanfaatan Sumber Daya Lokal Pengolahan Produk Agribisnis

86 Lampiran 2.8. Distribusi Frekuensi Ketergantungn Industri Agribisnis Terhadap Bahan Import

86 Lampiran 2.9. Distribusi Frekuensi Jangkauan Pemasaran Produk Agribisnis

87 Lampiran 2.10. Distribusi Frekuensi Permasalahan Permodalan .................... 87 Lampiran 2.11. Distribusi Frekuensi Keberadaan Lembaga Ekonomi Pedesaan

87 Lampiran 2.12. Distribusi Frekuensi Efektifitas Kebijakan Pemerintah ......... 88 Lampiran 2.13. Distribusi Frekuensi Faktor Ketidakstabilan Harga ............... 88 Lampiran 2.14. Distribusi Frekuensi Akses Terhadap Informasi Pasar .......... 89 Lampiran 3.

Matriks SWOT ....................................................................... 90 Lampiran 4.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang

Mayoritas penduduk Indonesia menggantungkan hidup dari sektor pertanian, karenanya revitalisasi pertanian sangat strategis untuk dilaksanakan, guna memacu pembangunan perdesaan dengan pengembangan kawasan agropolitan, yaitu mengubah kawasan perdesaan menjadi kota pertanian yang berkembang dan mampu menghela pembangunan wilayah perdesaan sekitarnya.

Masalah pokok adalah kesenjangan antara perencanaan strategi pengembangan kawasan agropolitan yang dicanangkan pemerintah dan penerapannya di Kabupaten Semarang. Tujuan penelitian untuk memperbaiki perencanaan Penguatan Strategi Pengembangan Kawasan Agropolitan Berbasis Peningkatan Daya Saing Produk Agribisnis Unggulan.

Identifikasi hasil dan analisa hasil penelitian menunjukkan bahwa : Kabupaten Semarang merupakan daerah yang potensial untuk pengembangan kawasan agropolitan, karena memiliki produk pertanian unggulan berupa produk holtikultura, utamanya sayuran, tanaman pangan, buah, tanaman hias dan empon-empon, yang sangat mendukung untuk pengembangan kegiatan agribisnis dan pengembangan kawasan agropolitan. Hasil analisis SWOT menunjukan bahwa secara umum kondisi agribisnis di Kabupaten Semarang masih berada pada kondisi yang lemah dan terancam, sehingga terjadi kesenjangan dengan kebijakan pemerintah. Penyebab kesenjangan meliputi aspek manajemen, agribisnis dan aspek hukum.

Kesimpulan : aspek manajemen berupa kurang sosialisasi, kurang koordinasi, sinkronisasi dan keterpaduan antar instansi, serta terjadinya inkonsistensi kebijakan pemerintah, aspek agribisnis karena lemahnya kondisi agrobisnis di Kabupaten Semarang, sedangkan aspek hukum karena belum adanya landasan hukum yang kuat di daerah guna pengembangan kawasan agropolitan. Oleh karena itu, direkomendasikan untuk memperkuat manajemen perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan agribisnis dari pusat sampai ke daerah dengan mengoptimalkan sosialisasi, koordinasi, sinkronisasi dan keterpaduan, serta meningkatkan upaya pemeliharaan konsistensi kebijakan pemerintah, meningkatkan kondisi agribisnis, serta mewujudkan landasan hukum yang kuat bagi pengembangan kawasan agropolitan.

Kata kunci: Penguatan Kawasan Agropolitan Bebasis Produk Agribisnis unggulan

Most of Indonesian are depending their live from farming sector, therefore farming revitalization is a strategic plan to do, in order to push out the development of village area to be an agropolitan area. The goal is to transform these villages to be an agronomic area and able to develop other area.

The main problem is discrepancy between strategic plan brought by the government about the development of agropolitan area and the application in the regency of Semarang that include management problem, agribusiness, and rules. The objective of the observation is to repair the plan of reinforcement strategy towards the development of agropolitan area based on the increasing competitiveness of the agribusiness superior product.

An analysis and identification of the result shows that: regency of Semarang is a potential region to build an agropolitan area because the region has the superior farming product that is horticulture product. The main products are: vegetables, food plant, and herbal plant. Yet there are still any weakness and treats, particularly in management aspect, agribusiness aspect and law aspect. The result analysis of SWOT shows that generally the condition of agribusiness in the regency of Semarang is still in a fragile condition, so that gab is raise up toward the government policy. Management aspect, agribusiness, and law aspect are included as the gab maker.

Conclusion: management aspect is no socialization, no coordination, synchronization, and the inter- institution cohesiveness, agribusiness aspect because the weakness condition in the regency of Semarang, while law aspect happens because there is no basic rules which arrange the development of agropolitan area. Therefore it is recommended to strengthen planning management and the agribusiness arrangement by optimalizing, socializing, coordinating, synchronizing, and also to increase maintenance of government policy consistency, to increase agribusiness condition, and to create a good rules for the development of agropolitan area.

Key word: The reinforcement of superior agribusiness product- based in the agropolitan area

YULISTYO SUYATNO. H4B006057. Penguatan Strategi Pengembangan Kawasan Agropolitan Berbasis Peningkatan Daya Saing Produk Agribisnis Unggulan di Kabupaten Semarang. (Pembimbing: BAMBANG SURYANTO dan BENNY RIYANTO).

Kawasan Agropolitan adalah kawasan kota pertanian yang tumbuh dan berkembang mampu melayani, mendorong, menarik dan menghela kegiatan agribisnis di wilayah sekitarnya. Pada kawasan tersebut terdapat komoditas unggulan, yang dikembangkan dalam berbagai sentra kegiatan agribisnis, serta usaha penunjang lainnya, sehingga mendorong kawasan tersebut berkembang menjadi Kawasan Agropolitan.

Permasalahan yang muncul dalam upaya pengembangan kawasan agropolitan adalah kesenjangan antara kebijakan strategis dan penerapannya di lapangan, khususnya meliputi aspek manajemen, agribisnis dan hukum. Kesenjangan di bidang manajemen berupa kesenjangan antara kebijakan di pemerintah pusat dan di daerah, kesenjangan antar instansi yang berkait dengan masalah pertanian/agribisnis. Kesenjangan di bidang agribisnis berupa kesenjangan antara kondisi agribisnis yang di cita-citakan pemerintah dengan kenyataan kondisi agribisnis dilapangan. Sedangkan kesenjangan di bidang hukum berupa kesenjangan antara landasan hukum pengembangan kawasan agropolitan di pusat dan di daerah.

Tujuan penelitian adalah mengkaji penyebab terjadinya kesenjangan antara kebijakan strategis dengan penerapannya di lapangan, guna penguatan strategi pengembangan kawasan agropolitan berbasis peningkatan daya saing produk agribisnis unggulan.

Penelitian dilaksanakan selama 13 bulan dimulai dari bulan September 2007 — September 2008 di Kabupaten Semarang dengan lokasi pengambilan sampel di Kecamatan Bandungan dan Kecamatan Sumowono. Di Kecamatan Bandungan penelitian lapangan dilakukan di 5 Desa dan I Kelurahan, sedangkan di Kecamatan Sumowono penelitian lapangan dilakukan di 9 Desa. Pemilihan lokasi penelitian tersebut dilakukan secara purposif sampling, yaitu dipilih yang paling menghasilkan produk agribisnis unggulan. Responden sebanyak 80 orang yang diambil secara pusposive sampling (yang dianggap paling capabel/mampu memberikan informasi) berdasarkan hasil penelitian pendahuluan. Analisis data dilakukan secara deskriptif, dengan SWOT.

Diskripsi hasil penelitian dan hasil analisa menunjukkan bahwa Kabupaten Semarang sangat potensiel untuk pengembangan kawasan agropolitan, dengan jenis produk agribisnis unggulan berupa produk holtikultura, utamanya sayuran, tanaman pangan, buah-buahan, tanaman hias, dan empon-empon. Ada kelemahan dan ancaman terhadap kondisi agribisnis di Kabupaten Semarang, yang meliputi aspek manajemen, aspek agribisnis dan aspek hukum. Ada keterkaitan erat antar aspek pengembangan agribisnis, perubahan satu aspek akan mengakibatkan terjadinya perubahan signifikan pada aspek-aspek yang lain, sehingga dalam Diskripsi hasil penelitian dan hasil analisa menunjukkan bahwa Kabupaten Semarang sangat potensiel untuk pengembangan kawasan agropolitan, dengan jenis produk agribisnis unggulan berupa produk holtikultura, utamanya sayuran, tanaman pangan, buah-buahan, tanaman hias, dan empon-empon. Ada kelemahan dan ancaman terhadap kondisi agribisnis di Kabupaten Semarang, yang meliputi aspek manajemen, aspek agribisnis dan aspek hukum. Ada keterkaitan erat antar aspek pengembangan agribisnis, perubahan satu aspek akan mengakibatkan terjadinya perubahan signifikan pada aspek-aspek yang lain, sehingga dalam

Berdasarkan hasil analisa SWOT secara umum kondisi agribisnis di Kabupaten Semarang menunjukan masih berada pada posisi lemah dan terancam. Penyebab kesenjangan : manajemen karena kurang sosialisasi, koordinasi, sinkronisasi dan keterpaduan, konsistensi dan kurang keberpihakan kebijakan pemerintah terhadap petani. Strategi pengembangan kawasan agropolitan adalah meminimalisir kelemahan, menghindari ancaman, mengoptimalkan pemanfaatan kekuatan dan peluang, serta menguatkan kondisi agribisnis. Lahirnya Undangandang Nomer 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang juga mengatur pengembangan kawasan agropolitan mengharuskan pemerintah daerah untuk segera menetapkan Peraturan Daerah dan Masterplant pengembangan kawasan aropolitan di propinsi dan kabupaten/kota.

Kesimpulan, telah terjadi kesenjangan antara kebijakan strategis dan penerapannya di Kabupaten Semarang, yang meliputi :

1. Aspek Manajemen berupa :

1) Kebijakan Pemerintah merupakan aspek yang sangat berpengaruh signifikan terhadap perubahan semua aspek perkembangan agribisnis/agropolitan, sehingga harus mendapatkan perhatian secara kbusus.

2) Sosialisasi, koordinasi, sinkronisasi, keterpaduan, dan konsistensi pengelolaan agribisnis dan pengembangan kawasan agropolitan masih lemah. .

2. Aspek Agribisnis, berupa lemahnya potensi sumber daya manusia, kemampuan pemanfaatan teknologi modern, produktifitas agribisnis, modal usaha, pengolahan, pengawetan, pengemasan, standarisasi, promosi dan pemasarari produk agribisnis, serta keterbatasan sarana dan prasarana penunjang., sehingga kondisi agribisnis di Kabupaten Semarang pada umumnya masih pada posisi yang lemah dan terancam.

3. Sedangkan Aspek Hukum, berupa belum ada landasan hukum yang kuat untuk mendukung upaya pengembangan kawasan agropolitan di tingkat propinsi, dan kabupaten/kota berupa peraturan daerah dan masterplant pengembangan kawasan agropolitan.

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan tersebut diatas disampaikan rekomendasi berupa saran sebagai berikut :

1. Aspek Manajemen, seharusnya pemerintah dan pemerintah daerah propinsi serta kabupaten/kota mempunyai komitmen yang kuat terhadap sektor pertanian/agribisnis, dengan melakukan akselerasi pembangunan pertaniaan dan agribisnis/agropolitan dengan mengeluarkan dan melakksanakan berbagai kebijakan yang lebih berpihak kepada para petani. Perlu memperkuat manajemen perencanaan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan agribisnis/agropolitan dari pusat sampai daerah, dengan : 1. Aspek Manajemen, seharusnya pemerintah dan pemerintah daerah propinsi serta kabupaten/kota mempunyai komitmen yang kuat terhadap sektor pertanian/agribisnis, dengan melakukan akselerasi pembangunan pertaniaan dan agribisnis/agropolitan dengan mengeluarkan dan melakksanakan berbagai kebijakan yang lebih berpihak kepada para petani. Perlu memperkuat manajemen perencanaan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan agribisnis/agropolitan dari pusat sampai daerah, dengan :

2. Aspek Agribisnis, perlu meningkatkan kondisi agribisnis, dengan menghilangkan 9 aspek kelemahan / ancaman yang ada (sumber daya manusia, permodalan, produksi, distribusi, pengolahan, pemasaran, daya saing, kelembagaan, sarana prasarana).

3. Aspek Hukum, perlu segera mewujudkan landasan hukum yang kuat bagi pengembangan kawasan agropolitan dengan menetapkan peraturan daerah dan masterplan yang mengatur pengembangan kawasan agropolitan berdasarkan Undang-undang nomer 26 tahun 2007. tentang Penataan Ruang.

YULISTYO SUYATNO. H4B006057. Strategy Reinforcement of Agropolitan Area Development Based on Agrobusiness Superior Product Competitiveness Increasement in Semarang Municipal. (Supervisors: BAMBANG SURYANTO and BENNY RIYANTO).

The agropolitan area is a village city area that grows and develops area which able to serve, support, attractive, and able to conduct farming activity and agribusiness in a certain area around the region. There is a superior commodity product developed in any production sector, processing, distribution, agribusiness activity, and also another supportive activity that support the area can be developed as agropolitan area.

The problem which raise in the effort of developing agropolitan area and its assembling particularly in management, agribusiness, and law aspect such as discrepancy in management sector is discrepancy between policy followed by central government and regional government, discrepancy between related inter-institution and farming or agribusiness matters. Discrepancy in agribusiness sector is a gab between agribusiness condition planned by government with the reality happen in the field particularly to the agribusiness condition. While discrepancy in law aspect is a discrepancy between the law of the agropolitan development area.

The objective of the research is to understand the caution of discrepancy between strategic plan and the implementation in the field, so the reinforcement strategy for the development of agropolitan area based on the increasing of superior agribusiness product competitiveness.

The research is done for about 13 months, and start at September 2007 – September 2008 in the regency of Semarang. The exact location taken is in the Sub district of Bandungan and in the Sub district of Sumowono. In the Sub district of Bandungan field research is done in 5 villages and 1 District government, while in the sub district of Sumowono the research is done in 9 villages. The choosing of location or sample is using purposive sampling; it is randomly chosen to which village produce the best agribusiness product. The respondents that purposively sampling taken are 80 persons, they are regarded as the most capable person who can provide information based on the earliest research. Data analysis is conducted descriptively by using SWOT.

The description of the result conclusion and the result of analysis shows that: the regency of Semarang potentially provide for the development of agropolitan area, the superior farming product that is horticulture product. The main products are: vegetables, food plant, and herbal plant. Yet there are still any weakness and treats, particularly in management aspect, agribusiness aspect and law aspect. There is a close relation between each aspect in developing agribusiness, the changes of one aspect will create significant change to other aspects, so in agribusiness management and the development of agropolitan area, the reinforcement correlation of each aspect is needed. The development of institution is an effect of the government policy, particularly In institution reinforcement and partnership.

shows that it is still in a weak condition and threaten. The caution of discrepancy: management have no socialization, coordination, synchronization, and cohesiveness, consistency, and no supportive government policy to the farmer. The strategy in developing of agropolitan area is to minimize weakness, to outcome threads, to optimalize the use of strength and chance, and to reinforce agribusiness condition. The creation of the rule no 26 / 2007 about a rule that not only arrange the development of agropolitan area but also to ask the regional government to create masterplan in accordance of the agropolitan development area in province and in the regency of a city.

The conclusion, there is discrepancy happened between strategically policy and its application in the regency of Semarang, that is :

1. Management Aspect

1) Government policy is an aspect which significantly influences the whole agribusiness development aspect, so a particular concern is needed.

2) Coordination, synchronization and cohesiveness arrangement, acceleration and implementation of agribusiness program is not well done.

2. Agribusiness aspect, such as the low level of human resource, the ability in the use of modern technology, and also limitation of supportive infrastructure, so agribusiness in the regency of Semarang generally still in a fragile condition

3. While in law aspect, there is no strong supportive rule to support the development of agropolitan area in the

province level, regency level such as regional rule and masterplan of the agropolitan area development. According to the discussion and the conclusion above, an advice can be recommended as follows:

1. Management Aspect, the government must have a great commitment to the farming / agribusiness sector by conducting building acceleration to the agribusiness/agropolitan sector and creating any supportive policy that deal to farmers. Reinforce planning management and implementing agribusiness management policy by: Optimalizing socialization, increasing coordination, synchronization, arrangement cohesiveness, implementation and acceleration in agribusiness management program, increasing maintenance of agribusiness/agropolitant development policy.

2. Agribusiness Aspect, increasing agribusiness condition is needed by eliminating 9 weakness aspect / available treats namely: human resource, financial problem, production, distribution, management, marketing, competitiveness, and infrastructure.

3. Law Aspect, it needs to make a great law that deal to the development of agropolitan area as soon as possible by determining regional rule and to create masterplan which manage the development of agropolitan area based on the rule no 26/2007.

PENDA HULUA N

1.5. La ta r Be la ka ng Ind o ne sia d ise b ut Ne g a ra Ag ra ris, ka re na kura ng le b ih 75% p e nd ud uknya hid up d i p e d e sa a n

d a n se b a g ia n b e sa r (54%) me ng g a ntung ka n hid up d a ri se kto r p e rta nia n. Se kto r p e rta nia n te la h me ng g e ra kka n p e re ko no mia n na sio na l, d a n p a d a p e rio d e ta hun 1980-1990 te la h me m b e rika n ko ntrib usi uta ma d a la m p e nuruna n ting ka t ke miskina n. Pa d a sa a t te rja d i krisis e ko no m i a khir ta hun 1997 se kto r p e rta nia n ma m p u m e nye d ia ka n la p a ng a n ke rja b a g i te na g a ke rja no n p e rta nia n ya ng

ke hila ng a n p e ke rja a n. Pe ra na n se kto r p e rta nia n se m a kin ko ko h d e ng a n d ite ta p ka nnya re vita lisa si p e rta nia n se b a g a i prio rita s p e m b a ng una n na sio na l d a n se b a g a i la nd a sa n p e m b a ng una n e ko no m i se la njutnya d a la m re nc a na stra te g is p e m b a ng una n ta hun 2005- 2009.

Pe mb a ng una n p e rta nia n sa ng a t stra te g is, ka re na nya re vita lisa si p e rta nia n p e rlu se g e ra

d iwujud ka n. Be rb a g a i se kto r p e nd ukung p e rlu d ip e rla nc a r, se m ua p o te nsi p ro d uk ung g ula n ha rus

d ig a ra p , d e ng a n me ng e ra hka n te na g a ke rja ya ng a d a , g una me nc e g a h urb a nisa si te na g a ke rja

d a ri De sa ke Ko ta . Sua sa na d e m ikia n, sa ng a t mung kin d iwujud ka n a p a b ila wila ya h p e rd e sa a n

d ike m b a ng ka n me nja d i ka w a sa n “ a g ro p o lita n” . Ag ro p o lita n b e ra sa l d a ri d ua ka ta , ya itu Ag ro =

p e rta nia n d a n Po lita n = ko ta , se hing g a p e ng e rtia n A g ro p o lita n a d a la h ko ta p e rta nia n ya ng tum b uh d a n b e rke m b a ng , m a m p u m e la ya ni, m e nd o ro ng , m e na rik, m e ng he la ke g ia ta n p e m b a ng una n

p e rta nia n (a g rib isnis) d i wila ya h se kita rnya (Da id ulla h, 2006 Ha l 1). Ag rib isnis a d a la h b e rb a g a i je nis ke g ia ta n ya ng b e rka it d e ng a n p e rta nia n d a ri hulu hing g a ke hilir, te rm a suk ke g ia ta n p e nunja ng nya se d a ng ka n a g ro p o lita n a d a la h ka w a sa n d im a na ke g ia ta n

a g rib isnis te rse b ut b e rke m b a ng . Ka wa sa n Ag ro p o lita n m e rup a ka n ko ta p e rta nia n m a nd iri, ya ng me nc ukup i se nd iri se mua ke b utuha n a g rib isnis d a la m ka w a sa n ya ng b e rsa ng kuta n p a d a ska la te rb a ta s. Ke hid up a n m a sya ra ka tnya se p e rti d i ko ta , me skip un te rb a ta s d a n d a la m ling kung a n

a g rib isnis d e ng a n ke hid up a n e ko no m i ya ng b e rg a ira h. Pa d a ka wa sa n te rse b ut te rd a p a t ko m o d ita s ung g ula n, ya ng d ike m b a ng ka n d a la m b e rb a g a i se ntra ke g ia ta n p ro d uksi, p e ng o la ha n, d istrib usi,

d a n usa ha a g rib isnis, se rta usa ha p e nunja ng la innya , se hing g a m e nd o ro ng ka w a sa n te rse b ut

b e rke m b a ng m e nja d i Ka w a sa n Ag ro p o lita n. Pe ng e mb a ng a n Ka w a sa n Ag ro p o lita n se b a iknya b e rb a sis p a d a p e ning ka ta n d a ya sa ing p ro d uk a g rib isnis ung g ula n ya ng d ike mb a ng ka n d a la m ke g ia ta n a g rib isnis. Pe rlu ko m itme n kua t p e me rinta h d a e ra h untuk me m b a ng un fa silita s p e nd ukung g una me m p e rc e p a t b e rke mb a ng nya Ka w a sa n Ag ro p o lita n. Pe ng e mb a ng a n Ka w a sa n Ag ro p o lita n sa ng a t p e rlu b a g i Ne g a ra Ag ra ris b e rke m b a ng m e nja d i Ka w a sa n Ag ro p o lita n. Pe ng e mb a ng a n Ka w a sa n Ag ro p o lita n se b a iknya b e rb a sis p a d a p e ning ka ta n d a ya sa ing p ro d uk a g rib isnis ung g ula n ya ng d ike mb a ng ka n d a la m ke g ia ta n a g rib isnis. Pe rlu ko m itme n kua t p e me rinta h d a e ra h untuk me m b a ng un fa silita s p e nd ukung g una me m p e rc e p a t b e rke mb a ng nya Ka w a sa n Ag ro p o lita n. Pe ng e mb a ng a n Ka w a sa n Ag ro p o lita n sa ng a t p e rlu b a g i Ne g a ra Ag ra ris

d i Ka b up a te n Se ma ra ng .

1.6. Pe rum usa n Ma sa la h

Pe ne litia n ini a ka n m e ng ka ji m a sa la h ke se nja ng a n p e ng e m b a ng a n ka w a sa n a g ro p o lita n ya ng d ire nc a na ka n p e me rinta h d a n p e la ksa na a nnya d i Ka b up a te n Se m a ra ng , ya ng me lip uti 3 Asp e k, ya itu:

1.6.1. Ma sa la h Ma na je m e n Te rja d i ke se nja ng a n d ib id a ng ma na je me n: ya itu ke se nja ng a n a nta ra ke b ija ka n Pe me rinta h

Pusa t d a n Pe me rinta h Da e ra h, d e mikia n jug a te rja d i ke se nja ng a n a nta r insta nsi se hing g a

b e lum a d a ke te rp a d ua n ke b ija ka n a nta r insta nsi te rka it b a ik d i Pusa t m a up un d i d a e ra h.

1.6.2. Ma sa la h Ag rib isnis Te rja d i ke se nja ng a n d i b id a ng Ag rib isnis: ya itu ke se nja ng a n a nta ra c ita -c ita ya ng te rka nd ung

d a la m ke b ija ka n p e m e rinta h d e ng a n ke nya ta a n ko nd isi a g rib isnis d i la p a ng a n, khususnya d i Ka b up a te n Se ma ra ng .

1.6.3. Ma sa la h Hukum Te rja d i ke se nja ng a n d i b id a ng hukum: ya itu ke se nja ng a n a nta ra la nd a sa n hukum te la h

d ip a ka i o le h p e me rinta h p usa t, na mun d i d a e ra h b e lum a d a la nd a sa n hukum ya ng kua t ya ng b e rla nd a ska n UU ya ng sa m a , b a ik b e rup a Pe ra tura n d a e ra h m a up un b e rup a m a ste rp la n te nta ng p e ng e m b a ng a n ka w a sa n a g ro p o lita n.

1.7. Ma ksud d a n Tujua n Pe ne litia n

1.7.1. Ma ksud Ma ksud p e ne litia n, a d a la h stud i e va lua si, untuk me ng ka ji ra nc a na sta rte g is Pe ng e m b a ng a n

Ka w a sa n Ag ro p o lita n d a n p e la ksa na a nnya d i Ka b up a te n Se m a ra ng . Pe mb a ta sa n m a sa la h p e ng ka jia n p a d a rua ng ling kup a sp e k se b a g a i b e rikut:

1. Asp e k Ma na je me n, a ka n me nyo ro ti: 1. Asp e k Ma na je me n, a ka n me nyo ro ti:

2. Asp e k Ag rib isnis, a ka n me nyo ro ti: Ko nd isi p e ng e lo la a n a g ib isnis d i Ka b up a te n, ya ng d id ug a ma sih me miliki b a nya k ke le ma ha n, untuk m e ning ka tka n up a ya p e nyusuna n p e re nc a na a n ke d e p a n.

3. Asp e k Hukum , a ka n me ng ka ji p e rm a sa la ha n ke le m a ha n hukum ya ng te rja d i d a la m p e re nc a na a n d a n p e la ksa na a n Pe ng e m b a ng a n Ka w a sa n Ag ro p o lita n, khususnya d i Ka b up a te n Se m a ra ng .

1.7.2. Tujua n Tujua n p e ne litia n untuk me ng ka ji p e nye b a b te rja d inya ke se nja ng a n a nta ra re nc a na stra te g i

d a n p e la ksa na a n p e ng e m b a ng a n ka w a sa n a g ro p o lita n d i Ka b up a te n Se ma ra ng , g una me mp e rkua t p e re nc a na a n stra te g i p e ng e mb a ng a n ka w a sa n a g ro p o lita n ke d e p a n, ya ng me lip uti p e ng ka jia n te rha d a p te rja d inya ke se nja ng a n p a d a : 1. Asp e k Ma na je me n, 2. Asp e k Ag rib isnis, d a n 3. Asp e k Hukum.

1.7.3. Ke g una a n Ha sil Pe ne litia n

Ha sil p e ne litia n te rha d a p p e ne ra p a n stra te g i p e ng e mb a ng a n ka w a sa n a g ro p o lita n b e rb a sis p ro d uk a g rib isnis ung g ula n d iha ra p ka n d a p a t b e rg una b a g i :

1) Pe ne liti, se b a g a i sa la h sa tu sya ra t untuk me nc a p a i d e ra ja t Ma g iste r Sa ins Ag rib isnis p a d a Se ko la h Pa sc a sa rja na Unive rsita s Dip o ne g o ro .

2) Pe me rinta h, d a p a t d ip a ka i se b a g a i sa la h sa tu m a suka n a ta u inp ut untuk me m p e rb a iki ke b ija ka n d a la m p e ng e mb a ng a n Ka w a sa n Ag ro p o lita n.

3) Pe la ku p a sa r a ta u inve sto r a g rib isnis, d a p a t d ip a ka i se b a g a i info rma si a ta u a c ua n d a la m me ne ntuka n ke b ija ka n usa ha p e ng e m b a ng a n a g rib isnis.

4) Ilmuw a n d a n m a ha sisw a , d a p a t d ip a ka i se b a g a i sa la h sa tu b a ha n ka jia n untuk p e ng e m b a ng a n ilmu te nta ng p e ng e m b a ng a n Ka w a sa n Ag ro p o lita n.

1.4. Siste m a tika Pe nulisa n

La p o ra n The sis ini d itulis d a la m b a g ia n-b a g ia n ya ng sa tu sa m a la in me rup a ka n ra ng ka ia n

d a n d isusun d a la m

V Ba b , ya itu :

Ba b I : te nta ng Pe nd a hulua n, b e risi La ta r Be la ka ng , Pe rum usa n Ma sa la h, Ma ksud & Tujua n Pe ne litia n, Ke g una a n Ha sil Pe ne litia n d a n Sistim a tika Pe nulisa n.

Pe m b a ng una n Pe rd e sa a n, Pe nyusuna n Ma ste r Pla n Pe ng e m b a ng a n Ka wa sa n Ag ro p o lita n, Ag rib isnis, Sub siste m Ag rib isnis, Ka ita n Ag rib isnis d e ng a n Ag ro p o lita n, Ko ta Ag ro p o lita n Pe rta m a d i Ja w a Te ng a h, se rta a sp e k hukum p e ng e mb a ng a n wila ya h a g ro p o lita n. Ba b III : te nta ng Me to d o lo g i Pe ne litia n, b e risi Ke ra ng ka Pikir, Hip o te sa , Me to d e Ana lisis, Lo ka si Pe ne litia n, Sa m p e l Pe ne litia n, Wa ktu Pe ne litia n, Te knik Pe ng um p ula n Da ta , Ana lisa Da ta . Ba b IV : te nta ng Ha sil Pe ne litia n d a n Pe m b a ha sa n, b e risi me ng e na i Ko nd isi Umum , Bid a ng Pe rta nia n, Ha sil Pe ne litia n, Pe m b a ha sa n. Ba b V : te nta ng Pe nutup , b e risi te nta ng ke sim p ula n d a n sa ra n.

TUJUA N PENELITIA N

LA TA R

IDENTIFIKA SI

PERUMUSA N

BELA KA NG MA SA LA H

MA SA LA H

NEG A RA MA SA LA H MA NA JEMEN

KESENJA NG A N

A G RA RIS

MA SA LA H A G RIBISNIS

PERENC A NA A N

MA SA LA H HUKUM

PRA KTEK PELA KSA NA A N

PENG UA TA N STRA TEG I PENG EMBA NG A N KA WA SA N

A G RO PO LITA N

BERBA SIS PENING KA TA N DA YA SA ING PRO DUK A G RIBISNIS UNG G ULA N MA NFA A T / KEG UNA A N

PENELITI PEMERINTA H

PELA KU USA HA

ILMUWA N MA HA SISWA

G a m b a r 1.1. Ke ra ng ka La ta r Be la ka ng Pe ne litia n

BA B II TINJA UA N PUSTA KA

2.8. A g ro po lita n Se b a g a i Stra te g i Pe m b a ng una n Pe rd e sa a n

Pe ng e m b a ng a n Ka wa sa n Ag ro p o lita n m e rup a ka n a lte rna tif so lusi ya ng te p a t d a la m p e m b a ng una n p e rd e sa a n ta np a me lup a ka n p e m b a ng una n p e rko ta a n. Me la lui p e ng e m b a ng a n ka w a sa n

a g ro p o lita n, d iha ra p ka n te rja d i inte ra ksi ya ng kua t a nta ra p usa t ka wa sa n

d e ng a n w ila ya h p ro d uksi p e rta nia n. Me la lui p e nd e ka ta n siste m Ka w a sa n Ag ro p o lita n, p ro d uk p e rta nia n a ka n d io la h te rle b ih d a hulu d i p usa t ka w a sa n se b e lum d ijua l ke p a sa r (e ksp o r), se hing g a nila i ta m b a h te ta p

b e ra d a d i Ka w a sa n Ag ro p o lita n (Da id ulla h, 2006. Ha l.1). Pe ne ra p a n Stra te g i untuk me ng e mb a ng ka n a g rib isnis b e rb a siska n ko m o d iti ung g ula n se b a g a i b e rikut:

a. Pe ning ka ta n ke m a nd iria n m a sya ra ka t (to ko h p e ta ni, to ko h m a sya ra ka t

d a n LSM) d e ng a n me mb e rika n p e ra n ke p a d a m a sya ra ka t d a la m

p e re nc a na a n, p e la ksa na a n d a n p e ng e nd a lia n.

b. Pe ng ua ta n ka p a sita s ke le mb a g a a n ta ni ya ng me ng a ra h p a d a p e ng e m b a ng a n ko p e ra si a ta u a so sia si a ta u b e ntuk la in ya ng c o c o k

d e ng a n ko nd isi ka w a sa n, p a d a ke le m b a g a a n ini jug a d ike m b a ng ka n ke g ia ta n simp a n p ija m a ta u le m b a g a ke ua ng a n mikro untuk me m b a ntu p e rmo d a la n m a sya ra ka t p e rd e sa a n.

c. Di Ka w a sa n Ag ro p o lita n p e rlu d ike mb a ng ka n Klinik Ko nsulta si Ag rib isnis (KKA) ya ng b e rfung si se b a g a i sumb e r info rm a si (m o d a l, p a sa r, te hno lo g i d a n p e la tiha n) b a g i p e ta ni se kita rnya .

d. Ke g ia ta n ini se b a iknya me rup a ka n ke g ia ta n ke rja sa m a le m b a g a p e ne litia n, le mb a g a p e nyuluha n, m a sya ra ka t d a n a ta u swa sta .

e. Pe m b e ria n fa silita s sa ra na d a n p ra sa ra na stra te g is ya ng d ib utuhka n m a sya ra ka t (p a sa r, ja la n, irig a si, ja ring a n te le p o n / listrik, a ir b e rsih d a n la in-la in) d a n se sua i d e ng a n m a ste r p la n.

g. Pe m b e ria n inse ntif d a n p e ng ha rg a a n te rha d a p a p a ra tur d a n p e tug a s (se p e rti C a m a t, p e nyuluh/ p e tug a s la p a ng a n, Ke p a la De sa / Ke p a la Dusun) ya ng te rka it d e ng a n p e la ksa na a n G e ra ka n Pe ng e m b a ng a n Ka w a sa n Ag rib isnis (Dja ka p e rm a na , 2007 Ha l 1).

2.8.1. Pro g ra m Pe ng e mb a ng a n Pe nyia p a n Ma ste r Pla n Ka wa sa n Ag ro p o lita n te rm a suk d id a la m nya

re nc a na -re nc a na d ukung a n Pra sa ra na d a n Sa ra na Kim p ra swil (PSK)

d e ng a n ta ha p a n se b a g a i b e rikut : • Pa d a ta hun 1 (p e rta ma ) d ukung a n PSK d ia ra hka n p a d a ka w a sa n-

ka w a sa n se ntra p ro d uksi, te ruta m a ke b utuha n a ir b a ku, ja la n usa ha ta ni, d a n p e rg ud a ng a n.

• Pa d a ta hun 2 (ke d ua ) “ d ukung a n PSK d ip rio rita ska n untuk

me ning ka tka n nila i ta m b a h d a n p e m a sa ra n te rma suk untuk me nja g a kua lita s se rta p e m a sa ra n ke lua r Ka w a sa n Ag ro p o lita n.

• Pa d a ta hun 3 (ke tig a ) d ukung a n PSK d ip rio rita ska n untuk me ning ka tka n kua lita s ling kung a n p e rd e sa a n p e rum a ha n d a n

p e mukima n. Pe nd a m p ing a n Pe la ksa na a n Pro g ra m ; d a la m p e la ksa na a n Pro g ra m Ag ro p o lita n, ma sya ra ka t ha rus d ite mp a tka n se b a g a i p e la ku uta ma se d a ng ka n p e me rinta h b e rp e ra n me m b e rika n fa silita si d a n p e nd a m p ing a n se hing g a d ic a p a i ke b e rha sila n ya ng le b ih o p tim a l.

Pe m b ia ya a n Pro g ra m Ag ro p o lita n; p a d a p rinsip nya p e m b ia ya a n Pro g ra m Ag ro p o lita n d ila kuka n o le h m a sya ra ka t p e ta ni, p e la ku p e nye d ia

a g ro inp ut, p e la ku p e ng o la h ha sil, p e la ku p e ma sa ra n d a n p e la ku p e nye d ia ja sa , d a n p e me rinta h m e la lui d a na stimula ns. Me nd o ro ng Pe md a d a n m a sya ra ka t untuk d ia ra hka n a g a r me mb ia ya i p ra sa ra na d a n sa ra na ya ng b e rsifa t p ub lic d a n stra te g is (Dja ka p e rm a na , 2007 Ha l 2).

2.8.2. Sya ra t Pe ng e m b a ng a n Da la m p e ng e m b a ng a n Ka w a sa n Ag ro p o lita n te rd a p a t 3 ha l

p e nting ya ng me nja d i sya ra t a g a r ko nse p p e ng e m b a ng a n Ka wa sa n Ag ro p o lita n d a p a t d iwujud ka n:

a. Inve sta si d a la m Bid a ng Ag ro Ind ustri

Ka w a sa n ya ng d ise b ut se b a g a i ka w a sa n a g ro p o lita n ya ng

b e rb a sis ko mo d ita s ung g ula n a d a la h sua tu ka w a sa n ya ng b e rtum p u

d a ri ha sil p e rta nia n d a n m e m iliki ko mo d ita s ung g ula n. Da e ra h te rse b ut tid a k sa ja me nja d i p e ma so k d a ri ko mo d ita s ung g ula n ya ng

d iha silka n, te ta p i jug a me ng ha silka n sua tu p ro d uk o la ha n d a ri p ro d uksi p e rta nia n ya ng sia p d ip a sa rka n d a n me nja d i c iri kha s

d a e ra hnya .

C o nto h d a e ra h-d a e ra h ya ng m e m iliki ko m o d ita s ung g ula n se p e rti se ka ra ng ini, ya itu : Suma tra Uta ra d e ng a n ko mo d ita s ung g ula n ya ng d im iliki Ma rkisa . Bua h Ma rkisa ya ng d iha silka n o le h p a ra p e ta ni sa a t ini te la h d io la h me nja d i sua tu p ro d uk ja d i b e rup a Sirup Ma rkisa .

Ke ung g ula n p ro d uk ya ng d iha silka n ind ustri ya ng me ng o la h ko m o d ita s ung g ula n te rse b ut a ka n m e m b e rika n nila i ta m b a h, ka re na p ro d uk te rse b ut me mp uya i nila i jua l ya ng sta b il d ib a nd ing ka n p ro d uk p e rke b una n a ta u p e rta nia n. Di sa m p ing itu b a g i m a sya ra ka t p e ta ni me nd a p a tka n sua tu ja m ina n p e m b e lia n b a g i p ro d uk p e rta nia n ya ng

d iha silka n.

b. Pro mo si Pro d uk Ung g ula n Pro m o si p ro d uk ung g ula n d a ri sua tu ka wa sa n a ka n m e ne ntuka n

ke b e rha sila n p e ng e m b a ng a n d a e ra h a g ro p o lita n ya ng

b e rsa ng kuta n. Ka re na p ro d uk te rse b ut a ka n me rup a ka n sa la h sa tu b e rsa ng kuta n. Ka re na p ro d uk te rse b ut a ka n me rup a ka n sa la h sa tu

c o nto h p ro d uk Ma rkisa te rse b ut d ia ta s, a ka n me m b e rika n d a m p a k se b a g a i p ro mo si b a g i d a e ra hnya . Se te la h ko mo d ita s itu d io la h d a n d ip ro d uksi me nja d i b a ra ng ja d i m a ka d e ng a n se nd irinya p iha k ind ustri a ka n me m p ro m o sika n p ro d uknya ke p a sa ra n na sio na l m a up un inte rna sio na l, d a ri p ro m o si te rse b ut a ka n te rliha t ko mo d iti te rse b ut b e ra sa l d a ri d a e ra h m a na ,

d isini sa la h sa tu le ta k ke ung g ula n d a ri ko ta a ta u Ka w a sa n Ag ro p o lita n ya ng b e rb a sis ko m o d iti ung g ula n.

C o nto h p ro mo si d a ri p ro d uk ya ng d iha silka n se p e rti ya ng

d ia ng ka t d a la m p e m b a ha sa n ka li ini ya itu Ma rkisa . O ra ng -o ra ng na nti

a ka n m e ng e na l Ma rkisa ya ng d a ri Sum a tra Uta ra a ta u d a ri Bra sta g i,

d im a na p ro d uk te rse b ut a ka n m e nja d i sa la h sa tu p ro d uk ung g ula n. Pro mo si a ka n d ike mb a ng ka n o le h p ro d uk itu se nd iri d a n a ka n

b e rja la n se c a ra o to ma tis me mp ro mo sika n ka w a sa n ya ng

b e rsa ng kuta n.

c. Pe ng e lo la a n Ag rikultura d a n Ind ustri ya ng Be rke sina mb ung a n Pe ng e lo la a n a g rikultura d a n ind ustri ya ng b e rke sina m b ung a n

a ka n me ng ha silka n ke se ja hte ra a n b a g i m a sya ra ka t p e ta ni. Ini sa la h sa tu c o nto h ya ng p e rlu d ike muka ka n d a n se ka lig us d a p a t d ija d ika n p e rha tia n b e rsa m a ya itu p e ng e lo la a n a g rikultura d a n ind ustri ya ng

b e rke sina mb ung a n a ka n le b ih me ng ha silka n ke se ja hte ra a n b a g i m a sya ra ka t p e ta ni. Ag rikultura d a n Ind ustri ya ng sa ling

b e rke sina mb ung a n, a d a la h d i m a na a d a ind ustri ya ng d ib a ng un p a d a d a e ra h-d a e ra h se ntra p ro d uksi sua tu ko mo d iti d a la m ka wa sa n te rse b ut.

Da la m ka w a sa n ya ng d ic a na ng ka n o le h p e me rinta h se b a g a i Ka w a sa n Ag ro p o lita n d ib a ng un se b ua h ind ustri ya ng me ng g una ka n

b a ha n b a ku a ta u ra w m a te ria l d a ri p ro d uk p e rta nia n ya ng a d a d i b a ha n b a ku a ta u ra w m a te ria l d a ri p ro d uk p e rta nia n ya ng a d a d i

Di sa m p ing ke se ja hte ra a n p e ta ni, a p a b ila se mua itu d a p a t te rc ip ta p a d a a khirnya a ka n b e rim b a s p a d a :

1. Pe m b a ya ra n p a ja k ya ng se m a kin b a ik,

2. PAD ya ng a ka n me ning ka t, se rta

3. Me nd o ro ng p e rtum b uha n e ko no m i lo c a l ya ng le b ih b a ik, se hing g a a ka n me nja d ika n d a e ra h te rse b ut me rup a ka n sa tu

ka w a sa n ya ng ting ka t p ro sp e rity a ta u ke se ja hte ra a nnya me nja d i le b ih b a ik. Ke sina m b ung a n a nta ra ha sil p e rta nia n ya ng d io la h o le h ind ustri

d a p a t d ip a sa rka n se b a g a i b a ra ng ja d i (sia p p a ka i) d a n d a p a t m a suk ke p a sa ra n na sio na l m a up un inte rna sio na l, a kib a t te rc ip ta nya sua tu ke sina m b ung a n a ta u sua tu sine rg i ya ng b a ik a nta ra sup p ly d a n

d e m a nd . Inila h ya ng se b e na rnya d iha ra p ka n o le h p e me rinta h a g a r sup a ya d a e ra h a g ro p o lita n ini b isa me nye luruh ke se mua p ro p insi

d a n se m ua d a e ra h ya ng a d a d i se luruh Ind o ne sia . Ag a r sua tu sa a t na nti d a e ra h-d a e ra h ya ng a d a d i Ind o ne sia b uka n d a e ra h ya ng te rb e la ka ng te ta p i me nja d i d a e ra h ya ng m a ju d e ng a n ko m o d ita s ung g ula n ya ng a ka n sa ling b e rsa ing se c a ra se ha t untuk me nc ip ta ka n ke se ja hte ra a n b a g i ma sya ra ka t p e ta ni d a n ind ustri.

De ng a n d e m ikia n m a sya ra ka t p e ta ni kita a ka n me ng e m b a ng ka n p o la p e rta nia n ya ng b e rb a sis ke p a d a ind ustri ya ng na ntinya a ka n me nja d ika n se tia p d a e ra h, se tia p ka b up a te n, se tia p p ro p insi, sa m p a i ke se tia p ke c a m a ta n me m p unya i ind ustri ko mo d iti ung g ula n d a ri d a e ra h m a sing -m a sing ya ng d a n ma m p u b e rb ic a ra De ng a n d e m ikia n m a sya ra ka t p e ta ni kita a ka n me ng e m b a ng ka n p o la p e rta nia n ya ng b e rb a sis ke p a d a ind ustri ya ng na ntinya a ka n me nja d ika n se tia p d a e ra h, se tia p ka b up a te n, se tia p p ro p insi, sa m p a i ke se tia p ke c a m a ta n me m p unya i ind ustri ko mo d iti ung g ula n d a ri d a e ra h m a sing -m a sing ya ng d a n ma m p u b e rb ic a ra

2.9. Pe nyusuna n Ma ste r Pla n Pe ng e m b a ng a n Ka wa sa n A g ro p o lita n