ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. A DENGAN POS
KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. A DENGAN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DENGAN INDIKASI PRE EKLAMSI BERAT DIRUANG RAWAT INAP KEBIDANAN RUMAH SAKIT ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI TAHUN 2015 OLEH
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. A DENGAN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DENGAN INDIKASI PRE EKLAMSI BERAT DIRUANG RAWAT INAP KEBIDANAN RUMAH SAKIT ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI TAHUN 2015 LAPORAN STUDI KASUS
DiajukanUntukMemenuhi Salah SatuSyaratDalammenyelesaikanPendidikan Program Diploma III Keperawatan Di STIKesPerintis Sumatera Barat
OLEH
RETNO TRIWAHYUNI NIM : 12103084015375
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERINTIS BUKITTINGGI PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
Karya Tulis Ilmiah, Laporan Studi Kasus Juli 2015
RETNO TRIWAHYUNI NIM : 12103084015375
Asuhan Keperawatan Pada Ny.A Dengan Post Operasi Sectio Caesarea Dengan Indikasi Preeklamsi Berat di Ruang Rawat Inap Kebidanan Rumah Sakit Ahmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2015
Vi + V Bab ( 108Halaman ) + 7Tabel + 3Gambar + 4 Lampiran
ABSTRAK
Sectio caesarea adalah tindakan operasi paling konservasif. Indikasi tindakan operasi obsetric dipertimbangkan dengan melihat adanya indikasi pada ibu, indikasi pada janin, indikasi profilaks dan indikasi vital. Salah satu indikasi dilakukan tindakan Sectio Caesarea adalah Preekalmpsia berat. Preeklamsi berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dngan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih. Berdasarkan data pasien post SC di RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi dari bulan Januari – Mei 2015 yaitu sebanyak 131 orang dengan indikasi pre eklamsi, CVD, letak sungsang. Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan yang tepat bagi klien dengan tindakan sectio caesarea dengan preeklamsi berat. Penyusunan karya tulis ini menggunakan metode deskriptif .Tehnik pengambilan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi. Hasil laporan kasus ditemukan data pada Ny.A telah memunculkan beberapa diagnosa diantaranya diagnosa gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan trauma pembedahan post sectio caesarea teratasi sebagian dengan teknik relaksasi dan pemberian analgetik, diagnosa infeksi berhubungan dengan luka post op sectio caesarea tertasi sebagian dengan melakukan perawatan luka, dan diagnosa cemas berhubungan dengan krisis situasi sudah teratasi dengan memberikan informasi tentang
School Of Health Science, Perintis F undation, West Sumatera Diploma Of Nursing Scientific Papers, July 2015
RETNO TRIWAHYUNI 12103084015375
Nursing Care Plan Ny. A With Post Surgery Sectio Caesarea DenganIndikasi Preeclampsia weight in Inpatient Obstetrics Space Hospital Ahmad Mochtar Bukittinggi 2015
Vi + V chapter (108 pages) + 7 Table +3 Pictures +4 Enclosure
ABSTRACT
Sectio caesarea is most konservasif surgery. Indications surgery obsetric considered to see indications of maternal, fetal indications, indications and indications profilaks vital. One indication of Caesarea Sectio action is Preekalmpsia weight. Severe preeclampsia is a pregnancy complication marked, with the onset of hypertension 160/110 mmHg or more accompanied by proteinuria and edema at 20 weeks or more. Based on data from patients in hospitals post SC Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi from January - May 2015 as many as 131 people with pre-eclampsia indication, CVD, breech. Scientific Paper is to describe the proper nursing care for clients with action sectio caesarea with severe preeclampsia. The preparation of this paper uses descriptive method .Data engineering retrieval used were interviews, observation, physical examination and documentation. Results of case reports found the data on Ny.A has raised some diagnostics including diagnosis of a disorder comfortable feeling (pain) associated with post surgical trauma sectio caesarea partially resolved with relaxation techniques and providing analgesic, diagnosis of infection associated with post-op wound sectio caesarea tertasi partly by doing wound care, and diagnosis of anxiety associated with the crisis situation is resolved
Bismillahirrahmanirrahim…. AssalamualaikumWarrahmatullahiWabarakatuh…
Ya Allah.. Sujud syukurku kehadirat – Mu ya Rabbi Atas kebesaran – Mu dan kemurahan – Mu Atas prestasi yang telah kugapai, atas perjuangan yang disertai campur tangan – Mu Hingga aku dapat menyelesaikan jenjang pendidikan ini
” Allah akan meninggikan orang – orang yang beriman diantara kamu dan orang – orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat ” ( Al Mujadilah 11 ).
Untuk Ibunda ( Elmi ) dan Ayahanda ( Wahendrik ) tercinta.... Kupersembahkan karya kecilku sebagai rasa terimakasihku kepadamu...
Sejernih air sungai yang mengalir di perbukitan.... Seindah sang mentari yang menyapa sang bumi....
Seabadi bunga eidelweis.... Kasih sayang dan cinta yang diberikan kepadaku.... Mengorbankan seluruh waktumu demi membesarkanku, Memberikan yang terbaik untukku....
Ibu dan ayah, maafkan segala kesalahan yang telah kuperbuat kepadamu, Kumasih belum mampu membalas setiap tetesan demi tetesan keringat yang kau Korbankan untukku, kuhanya mampu terus meminta dan bergantung kepadamu
Semoga Allah Swt senantiasa memberikan rizki, kesehatan, dan umur yang panjang kepadamu, serta membalas semua pengorbanan, cinta, kasih sayang yang diberikan.
Karya kecilku ini juga kupersembahkan kepada abang, kakak dan adikku (bg Rio,kak Ririn Karya kecilku ini juga kupersembahkan kepada abang, kakak dan adikku (bg Rio,kak Ririn
Kawan-kawan semuanya anak D.kep yang ga bisa disebutin satu persatu, sahabat sahabatku Resti (Kamex), Fathan, Messa yang selalu menemaniku dan buat adikkost Ade. Buat Rudi, Agus, Bg Benni makasi supportnya Dan untuk teman-teman andia kak Ami, Dila, dan Bg
oka makasi supportnya dan bukunya. I LOVE ALL
Maafkansmuakesalahanku,,, Akubahagiatelahmengenal kalian..akubahagiaada di antarakalian,,,kalian
smuakanttpjadisahabatku..smogakebersamaaniniknslaluada...akuknslalumerindukankeceriaankit
a... Thanks for everything Atas semua waktunya dalam suka maupun duka
Sebuah kenyataan Kita belum menjadi pribadi sebaik yang sesungguhnya bisa kita capai.
Kita masih suka menunda,memanjakan rasa malas, mencurigai orang baik, bersahabat dengan orang-orang palsu,mendebat nasehat baik, lalai bersyukur, cepat mengeluh,sombong kepada yang lemah, tapi minder di depan yang kuat. Berita gembiranya: Kehidupan yang lebih baik masih tersedia bagi kita yang memperbaiki diri.
KATA PENGANTAR
Denganmengucapkanpujidansyukurkehadirat Allah SWT, atasrahmatdankarunia- Nya yang telahdiberikankepadapenulissehinggaLaporanStudiKasusdenganjudul “
AsuhanKeperawatanPadaNy.ADengan
OperasiSectio CaesareaDenganIndikasiPre
Post
Eklamsi
Berat Di
RuangRawatInapKebidananRsAhcmadMochtarBukittinggiTahun2015inidapatdisaj ikandalambentuktulisan. Dalampenyusunaninipenulismengucapkanterimakasihkepada:
1. Ibu Ns. EndraAmalia. M.Kepselakupenanggungjawab Program Studi DIII KeperawatanSTIKesPerintis Sumatera Barat.
selakupembimbing yang telahmemberikanbimbingandanarahandalampembuatanLaporanStudiKasusini
3. IbuYasnini, Amd.Kebselakupembimbingklinik yang telahmemberikanbimbingandalampembuatanlaporanstudikasusini.
4. BapakdanIbuStafPengajar Program Studi DIII Keperawatan STIKES Perintis
6. Yang tercintaayahandadanibundasertaabang, kakak,adikdan orang sangatakucintaidansayangiyang
telahmemberikandoronganmorildanmaterilsertaselalumemberikansemangatdando’are studalampenyusunanLaporanStudiKasusini
7. Rekan - rekanmahasiswaSTIKesPerintis D III Keperawatanangkatan XXIVdansahabat
senasibseperjuangan yang telahbanyakmembantudanmemberikanmasukan
sahabat
yang
masukan yang berhargadalampenyelesaianLaporanStudiKasusini
telahikutsertamembantupenulis, baiksecaralangsungmaupuntidaklangsung PenulismenyadaribahwaLaporanStudiKasusinijauhdarikesempurnaan, halinibukanlahsuatukesenjanganmelainkankarenaketerbatasanilmudankemampuanpen ulis.Untukitupenulisberharaptanggapandankritikanserta
8. Semuapihak
yang
saran yang bersifatmenbangundarisemuapihak demi kesempurnaanlaporanstudikasusini Akhir
penulismengharapkan agar LaporanStudiKasusinibermanfaatbagikitasemua,
kata
semogaallah SWT memberikanrahmaddanhidayahkepadakitasemua. Amieen
Penulis
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1.InsisiSectio Caesarea ..........................................................6 Gambar 2.2Genitalia Eksterna ...............................................................7 Gambar 2.3GenetaliaInterna ..................................................................8
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sectio caesarea adalah tindakan operasi paling konservasif. Indikasi tindakan operasi obsetric dipertimbangkan dengan melihat adanya indikasi pada ibu, indikasi pada janin, indikasi profilaks dan indikasi vital ( Manuaba, 2004 : 197 ).
Kelahiran dengan sectio caesarea merupakan prosedur pembedahan kedua yang paling sering dilakukan yang mencakup 20 – 25 % dari semua kelahiran di Inggris dan 28 % dari semua kelahiran di Amerika Serikat ( Errol R. Norwitz, 2007 : 133 ).
Perawatan pasien dengan Sectio Caesarea (SC) merupakan masalah yang rawan karena banyaknya komplikasi yang didapatkan baik pada ibu dan janin seperti aspirasi metabolisme pulmonary, infeksi pada luka, infeksi saluran kemih, Perawatan pasien dengan Sectio Caesarea (SC) merupakan masalah yang rawan karena banyaknya komplikasi yang didapatkan baik pada ibu dan janin seperti aspirasi metabolisme pulmonary, infeksi pada luka, infeksi saluran kemih,
Data BPS, statistic kesra dan BKKBNdi Indonesia menunjukan : penyebab kematian ibu tahun 2007 meliputi, perdarahan 28%, pre eklamsia 24%, infeksi 11%, komplikasi perperinium 8%, abortus partus macet/lama 5% dan lain-lain 18% ( Depkes RI,2007 ). Berdasarkan data pasien post SC di Rumah Sakit DR. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI dari bulan Januari – Mei 2015 yaitu sebanyak 131 orang dengan indikasi pre eklamsi, CVD, letak sungsang.
Salah satu indikasi dilakukan tindakan Sectio Caesarea adalah Preekalmpsia berat. Preeklampsia dan eklampsia merupakan salah satu komplikasi kehamilan yang disebabkan langsung oleh kehamilan itu sendiri, sebab terjadinya masih
Gangguan hipertensi dalam kehamilan menjadi penyebab tertinggi kedua mortalitas ibu, setelah penyakit embolik, dan dijumpai dalam 12 – 12 % kehamilan. Hipertensi dalam kehamilan merupakan penyebab utama mortalitas an morbiditas perinatal. Gangguan hipertensi dalam kehamilan dikelompokkan menjadi hipertensi gestasional, preeklamsi, hipertensi kronis, dan preeklamsi kronis ( Peter Muller,2011 : 163 ).
Preeklamsi berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dngan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih ( Asri Hidayat, 2009 : 61 ).
Berdasarkan penjelasan di atas sehingga penulis tertarik untuk melakukan studi kasus tentang ibu post SC dengan indikasi Preeklamsia berat.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mampu melakukan asuhan keperawatan dengan pasien Post Op Sectio Mampu melakukan asuhan keperawatan dengan pasien Post Op Sectio
2. Mampu melaksanakan pengkajian dan mengidentifikasi data dalam menunjang asuhan keperawatan pada pasien Ny.Adengan post op sectio caesarea dengan indikasi preeklamsi beratDi Unit Rawat Inap Kebidanan RSUD Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2015.
3. Mampu menemukan diagnosa keperawatan pada asuhan keperawatan pasien Ny.Adengan post op sectio caesarea dengan indikasi preeklamsi beratDi Unit Rawat Inap Kebidanan RSUD Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2015.
4. Mampu menyusun perencanaan pada asuhan keperawatan pasien Ny.Adengan post op sectio caesarea dengan indikasi preeklamsi beratDi Unit Rawat Inap Kebidanan RSUD Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2015.
5. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada asuhan keperawatan pasien Ny.Adengan post op sectio caesarea dengan indikasi preeklamsi
Unit Rawat Inap Kebidanan RSUD Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2015.
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Rumah Sakit Memberikan masukan bagi tim kesehatan Rumah Sakit Dr. Achamd Mochtar Bukittinggi dalam memberikan Asuhan keperawatan pada klien post op sectio caesarea dengan indikasi pre eklamsi berat.
1.3.2 Bagi institusi pendidikan Dapat digunakan sebagai informasi bagi institusi pendidikan dalam pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan dimasa yang akan datang dan masukan bagi mahasiswa dalam menggali dan mengembangakan ilmu dan memberikan asuhan keperawatan pada klien post op sectio caesarea dengan indikasi preeklamsi berat.
1.3.3 Bagi penulis
BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1 Konsep Dasar
2.1.1 Pengertian
Sectio caesarea adalah tindakan operasi paling konservasif. Indikasi tindakan operasi obsetric dipertimbangkan dengan melihat adanya indikasi pada ibu, indikasi pada janin, indikasi profilaks dan indikasi vital ( Manuaba, 2004 : 197 ).
Sectio caesarea adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan sayatan rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram (Sarwono, 2009 :536).
Preeklamsi berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dngan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih ( Asri Hidayat, 2009 : 61 ).
Jadi dari pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa Sectio Caesarea dengan indikasi Preeklampsia adalah Masa setelah proses pengeluaran janin yang dapat hidup di luar kandungan dari dalam uterus ke dunia luar dengan menggunakan insisi pada perut dan karena adanya hipertensi, edema, dan proteinuria.
2.1.2 Anatomi Dan Fisiologi
Menurut Syaifuddin ( 2009 : 312 ) , anatomi fisiologi sistem reproduksi wanita :
- Genitalia eksterna
1. Mons pubis Merupakan bantalan jaringan lemak yang terletak di atas simpisis pubis
2. Labia mayora Terdiri dari 2 buah lipatan kulit dengan jaringan lemak di bawah nya yang berlanjut ke bawah sebagai perluasan dari mons pubis dan menyatu menjadi perinium
3. Labia minora Merupakan 2 buah lipatan tipis kulit yang terletak di sebelah dalam labia mayora, labia minora tidak memiliki lemak subkutan.
4. Klitoris Merupakan tonjolan kecil jaringan erektif yang terletak pada titik temu labia minora di sebelah anterior , sebagai salah satu zona erotik yang utama pada wanita.
5. Vestibulum Adalah rongga yang di kelilingi oleh labia minora .
6. Perinium Struktur ini membentang dari fourchette ( titik temu labia minora di sebelah
1. Vagina Merupakan saluran fibromuskuler elastis yang membentang ke atas danke belakang dari vulva hingga uterus. Dinding anterior vagina memiliki panjang 7,5 cm dan dinding posteriornya 9 cm. Fungsi vagina -Lintasan bagi spermatozoa - Saluran keluar bagi janin dan produk pembuahan lainnya saat persalinan - saluran keluar darah haid
2. Uterus Berbentuk seperti buah advokat, sebesar telur ayam. Terdiri dari fundus uteri, korpus uteri dan serviks uteri. Korpus uteri merupakan bagian uterus terbesar dan sebagai tempat janin berkembang. Uterus terdiri dari :
-fundus uteri -korpus uteri
Fungsi uterus adalah
Mengendalikan perdarahan dari tempat perlekatan plasenta melalui kontraksi otot-otot.
3. Tuba fallopi Disebut juga dengan oviduct, saluran ini terdapat pada setiap sisi uterus dan membentang dari kornu uteri ke arah dinding lateral pelvis.
4. Ovarium Merupakan kelenjar kelamin. Ada 2 buah ovarim yang masing-masing terdapat pada tiap sisi dan berada di dalam kavum abdomen di belakang ligamentum latum dekat ujung fibria tuba falopi.Fungsi ovarium adalah untuk produksi hormon dan ovulasi.
2.1.3 Etiologi
Indikasi sectio caesarea (Cuningham, F Garry, 2005: 595) ( http://andhrey.blogspot.com/2014/05/asuhan-keperawaatan-sc.html )
a. Riwayat sectio caesarea
Uterus yang memiliki jaringan parut dianggap sebagai kontraindikasi untuk
b. Distosia persalinan
Distosia berarti persalinan yang sulit dan ditandai oleh terlalu lambatnya kemajuan persalinan, persalinan abnormal sering terjadi terdapat disproporsi antara bagian presentasi janin dan jalan lahir, kelainan persalinan terdiri dari :
Ekspulsi (kelainan gaya dorong) Oleh karena gaya uterus yang kurang kuat, dilatasi servik(disfungsi uterus)
dan kurangnya upaya otot volunter selama persalinan kala dua. Panggul sempit Kelainan presentasi, posisi janin.
c. Gawat janin
Keadaan gawat janin bisa mempengaruhi keadaan keadaan janin,jikapenentuan waktu sectio caesarea terlambat, kelainan neurologis seperti cerebral palsy dapat dihindari dengan waktu yang tepat untuk sectio caesarea.
d. Letak sungsang
f. Pre-Eklamsi
Pre-eklamsi dan eklamsi merupakan kesatuan penyakit yang langsung disebabkan oleh kehamilan, sebab terjadinya masih belum jelas.Setelah perdarahan dan infeksi, Pre-eklamsi dan eklamsi merupakan penyebab kematian maternal dan perinatal paling penting dalam ilmu kebidanan.
g. Ketuban pecah dini (KPD)
KPD adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan dan ditunggu satu jam belum terjadi impart. Sebagian besar KPD adalah hamil aterm diatas 37 minggu.
h. Bayi Kembar (Gemili)
Tidak selamanya bayi kembar dilahirkan secara caesar.Hal ini karena kelahiran kembar memiliki resiko terjadinya komplikasi tinggidari pada kelahiran 1 bayi.Selain itu bayi kembar pun dapat mengalami sungsang.Sehingga sulit untuk dilahirkan secara normal.
i. Faktor Hambatan Jalan Lahir
Adanya hambatan pada jalan lahir, misalnya jalan lahir tidak memungkinkan
Nyeri di sekitar luka operasi Adanya luka bekas operasi Peristaltik usus menurun
( Sarwono, 2005 )
2.1.5 Patofisiologi dan WOC
Ovum dibuahi oleh sperma, ovum yang telah dibuahi membelah diisi sambil bergerak menuju rahim kemudian melekat pada mukosa rahim untuk selanjutnya bersarang diruang rahim disebut implantasi. Setelah janin bertambah dalam rahim dan cukup bulan akan menuju jalan lahir. Apabila kelainan letak janin, kehamilan yang melewati dari taksiran persalinan dan keadaan ibu yang bermasalah selama hamil maka persalinan normal sulit untuk dilakukan, hal ini di indikasikan kelahiran secara sectio caesarea.
Sectio caesarea merupakan tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat di atas 500 gr dengan sayatan pada dinding uterus yang masih utuh. Indikasi dilakukan tindakan ini yaitu preeklamsi berat, distorsi kepala panggul,
Sebelum dilakukan operasi pasien perlu dilakukan anestesi bisa bersifat regional dan umum. Namun anestesi umum lebih banyak pengaruhnya terhadap janin maupun ibu anestesi janin sehingga kadang-kadang bayi lahir dalam keadaan upnoe yang tidak dapat diatasi dengan mudah. Akibatnya janin bisa mati, sedangkan pengaruhnya anestesi bagi ibu sendiri yaitu terhadap tonus uteri berupa atonia uteri sehingga darah banyak yang keluar. Untuk pengaruh terhadap nafas yaitu jalan nafas yang tidak efektif akibat sekret yan berlebihan karena kerja otot nafas silia yang menutup. Anestesi ini juga mempengaruhi saluran pencernaan dengan menurunkan mobilitas usus.
Seperti yang telah diketahui setelah makanan masuk lambung akan terjadi proses penghancuran dengan bantuan peristaltik usus. Kemudian diserap untuk metabolisme sehingga tubuh memperoleh energi. Akibat dari mortilitas yang menurun maka peristaltik juga menurun. Makanan yang ada di lambung akan menumpuk dan karena reflek untuk batuk juga menurun. Maka pasien sangat beresiko terhadap aspirasi sehingga perlu dipasang pipa endotracheal. Selain itu motilitas yang menurun juga berakibat pada perubahan pola eliminasi yaitu
15
2.1.6 Pemeriksaan Penunjang
Dapat dilakukan
(Smeltzer 2001 : 339) ( http://andhrey.blogspot.com/2014/05/asuhan-keperawaatan-sc.html ):
pemeriksaan,
diantaranya
1. Darah rutin (mis Hb)
2. Urinalisis : menentukan kadar albumin/glukosa
3. USG abdomen
4. Gula darah sewaktu
2.1.7 Penatalaksanaan
2.1.7.1 Keperawatan
1. Kaji ulang prinsip keperawatan pasca bedah
2. Jika masih terdapat perdarahan lakukan masase uterus,
3. Berikan perawatan luka post op operasi secara intensif (Sarwono, 2009 : 537)
2.1.7.2 Medis
1. Obat pencegah kembung
2.1.8 Komplikasi
Komplikasi sectio caesarea mencakup periode masa nifas yang normal dan komplikasi setiap prosedur pembedahan utama. Kompikasi sectio caesarea (Hecker,
http://andhrey.blogspot.com/2014/05/asuhan- keperawaatan-sc.html )
a. Perdarahan Perdarahan primer kemungkinan terjadi akibat kegagalan mencapai hemostasis
ditempat insisi rahim atau akibat atonia uteri, yang dapat terjadi setelah pemanjangan masa persalinan.
b. Sepsis sesudah pembedahan Frekuensi dan komplikasi ini jauh lebih besar bila sectio caesarea dilakukan
selama persalinan atau bila terdapat infeksi dalam rahim. Antibiotik profilaksis selama 24 jam diberikan untuk mengurangi sepsis.
2.1.9 Konsep Teori Pre Eklamsi Berat
2.1.9.1 Pengertian
Pre eklamsi diartikan sebagai hipertensi yang terjadi setelah usia gestasi 20 minggu disertai proteinuria ( Tony Hollingworth, 2011 : 163 ).
2.1.9.2 Etiologi
Penyebab preeklamsi tidak diketahui. Sejumlah teori mencakup adanya respon abnormal imunologis ibu terhadap alograf janin, abnormalitas genetik yang mendasari, ketidakseimbangan kaskade prostanoid, dan adanya toksin dalam aliran darah ( Errol R. Norwitz, 2007 : 42 ).
2.1.9.3 Manifestasi Klinis
Sakit kepala berat Penglihatan kabur
Peningakatan tekanan darah ≥ 160/110 mmHg Edema pada paru Kejang / koma Proteinuria
diakibatkan karena adanya peningkatan sensitifitas dari sirculating pressors. Pre eklampsia yang berat dapat mengakibatkan kerusakan organ tubuh yang lain. Gangguan perfusi plasenta dapat sebagai pemicu timbulnya gangguan pertumbuhan plasenta sehinga dapat berakibat terjadinya Intra Uterin Growth Retardation.
Preeklamsia berat dihubungkan dengan kerusakan endotelial vaskuler yang disebabkan oleh vasospasme dan vasokontriksi arteriolar. Sirkulasi arteri terganggu olehadanya area konstriksi dan dilatasi yang bergantian. Kerusakan endoterial menyebabkan kebocoran plasma kedalam ruang ekstravaskuler dan memungkinkan terjadinya agregasi trombosit. Tekanan osmotik koloid menurun saat protein masuk keruang ekstravaskuler, dan wanita beresiko mengalami hipovolemia dan perubahan perfusi dan oksigenasi jaringan. Edema paru dapat terjadi paru non kardiogenik atau kardiogenik. Edema paru non kardiogenik terjadi karena kapiler pulmonari menjadi lebih permeabel dan rentang terhadap kebocoran cairan. Edema paru kardiogenik terjadi karena peningkatan tekanan hidrostatik dalam kapiler pulmonari, peningkatan ini
2.1.10 Konsep Post Partum
2.1.10.1 Pengertian
Post partum adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi,plasenta,serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ plasenta,serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu.
Post partumadalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya organ-organ yang berkaitan dengan kandungan, yang mengalami perubahan seperti perlukaan dan lain sebagainya berkaitan saat melahirkan (Suherni, dkk, 2009).
Post partum adalah periode 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ - organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil.Menurut Bobak (2004). Post partum (nifas/puerperium) adalah masa setelah keluarnya plasenta sampai alat – alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa ini sering terdapat masalah, misalnya perdarahan kerana atonia uteri. Oleh karena itu, dengan teratur harus melakukan pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran lochea, tekanan darah, dan suhu.
2. Periode EarlyPost partum (24 jam – 1 minggu) Pada fase ini memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak ada perdarahan, lochea tidak berbau busuk, tidak demam, ibu mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan baik.
3. Periode Late Post partum (1 minggu – 5 minggu) Pada periode ini tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-hari serta konseling KB.
2.1.10.3 Perubahan Fisiologis
1. Alat-alat reproduksi
a. Uterus Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah melahirkan disebut involusi. Proses ini dimulai segera setelah
cm/ hari
9 hari
Tidak teraba di bawah 500 gr
Serosa
simpisis
5-6 minggu
Tabel 2.1.10 Tingkat Involusio Uteri
b. Lochea Menurut mochtar (1998) yang dimaksud lochea adalah cairan yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas. Macam – macam lochea fisiologi
1) Lochea rubra
Berisi darah segar dan sisa – sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan meconium, selama 2 hari post partum.
4) Lochea alba Cairan putih mengandung leukosit, desidua, sel epitel, mucus, serum, bakteri. Bertahan selama setelah 2-6 minggu setelah bayi lahir.
c. Serviks Setelah persalinan, bentuk serviks agak menganga seperti corong berwarna merah kehitaman. Konsistensi lunak, kadang –kadang terdapat perlukaan kecil. Setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk rongga rahim. Setelah dua jam dapat dilalui oleh dua sampai tiga jari dan setelah tujuh hari hanya dapat dilalui satu jari (Mochtar, 1998).
d. Ligament, Fasia dan Diagfragma Pelvis Ligamen, fasia, dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan, setelah bayi baru lahir, secara berangsur – angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang jatuh ke belakang dan menjadi retrofleksi, karena ligamentum rotundum menjadi kendor. Setelah melahirkan, kebiasaan wanita Indonesia melakukan berkusuk
e. Vagina dan perineum Estrogen pasca partum yang menurun berperan dalam pemisahan mukosa dalam vagina dan hilangnya rugae. Vagina yang semulanya sangat teregang akan kembali secara bertahap ke ukuran sebelum hamil, 6 sampai 8 minggu setelah bayi lahir.
Jaringan perineum yang lembut menjadi edema da kebiruan. Jika terdapat luka bekas episiotomi pada proses penyembuhannya maka seperti penyembuhan luka operasi lain. Tanda – tanda infeksi (nyeri, merah, panas, bengkak, atau rabas) atau tepian insisi tidak saling mendekat bisa saja terjadi. Hal ini bisa disebabkan oleh kurangnya perawatan kebersihan vagina dan perineum. Apabila tidak ada komplikasi infeksi luka episiotomi dapat sembuh dalam waktu satu minggu (Mochtar, 2002; Bobak, 2005).
f. Payudara dan laktasi Pada masa hamil terjadi perubahan payudara, terutama mengenai besarnya. Hal ini disebabkan oleh proliferasi sel – sel duktus
1. Menurut (Sarwono, 2005) Perubahan yang terjadi pada kedua mamae antara lain sebagi berikut:
a) Proliferasi jaringan, terutamakelenjar- kelenjar dan alveolus mamae danlemak
b) Pada duktus latiferus terdapat cairan yang kadang-kadang dapat dikeluarkan dan berwarna kuning (kolostrum).
c) Hipervaskularisasi terdapat pada permukaan mamae pada bagian dalam mamae.
d) Setelah partus, pengaruh menekan dari estrogen dan progesteron terhadap hipofisis hilang.
2. Ada tiga refleks Maternal utama sewaktu menyusui adalah sebagai berikut :
a) Refleks Prolaktin Prolaktin merupakan hormon laktogenik yang penting untuk memulai dan mempertahankan sekresi susu. Stimulus isapan bayi mengirim pesan ke hipotalamus yang merangsang hipofisis anterior untuk melepas prolaktin, suatuhormon yang meningkatkan produksi
c) Refleks Let-Down Refleks ini dapat dirasakan sebagai sensasi kesemutan atau, dapat juga ibu tidak merasakan sensasi apapun. Tanda-tanda Let-Down adalah tetesan susu dari payudara sebelum bayi mulai memperoleh susu dari payudara ibu dan susu menetes dari payudara lain yang tidak sedang diisap oleh bayi. Reflek Let-Down dapat terjadi selama aktivitas seksual karena oksitosin dilepas selama orgasme. Kebanyakan ibu merasa sangat rileks atau mengantuk setelah mereka menyusui. Peningkatan rasa haus juga merupakan tanda bahwa proses menyusui berlangsung baik. (Bobak, 2004)
3. Manfaat ASI bagi bayi yaitu mengandung berbagai zat penangkal infeksi, mudah dicerna karena mengandung zat pencerna, bukan protein asing sehingga tidak menyebabkan alergi, kontak kasih sayang ibu dan bayi lebih lama, ibu merasa bangga dan dibutuhkan, isapan bayi membantu rahim berkontraksi sehingga mengurangi perdarahan setelah melahirkan, dengan pemberian ASI Ekslusif (secara 4 bulan terus menerus) dapat menjarangkan kehamilan atau bermakna KB, dengan menyusui teratur,
3 Sstem urinaria Selama kehamilan terjadi peningkatan cairan ekstraseluler 50%. Setelah melahirkan cairan ini dieliminasi sebagai urin. Aseton uria bisa terjadi pada wanita yang tidak mengalami komplikasi persalinan atau setelah persalinan lama yang disertai dehidrasi. Trauma bisa terjadi pada uretra dan kandung kemih selama proses melahirkan. Selain itu, rasa nyeri padsa panggul akibat dorongan saat melahirkan, laserasi vagina, atau episiotomi menurunkan atau mengubah reflek berkemih. Dengan mengosongkan kandung kemih secara adekuat, tonus kandung kemih biasanya akan pulih dalam lima sampai tujuh hari setelah bayi lahir.
4 Sistem pencernaan Secara khas penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap selama waktu yang singkat setelah bayi lahir. Kelebihan analgesia dan anestesia bisa memperlambat pengembalian tonus dan motilitas ke keadaan normal. Buang air besar biasanya tertunda selama dua sampai tiga hari setelah ibu melahirkan. Keadaan ini bisa disebabkan karena tonus otot menurun selama
5 Sistem muskuloskletal
Teregangnya otot dinding abdomen secara bertahap selama kehamilan mengakibatkan hilangnya kekenyalan otot. Hal ini jelas terlihat setelah melahirkan dinding perut tampak lembek dan kendor
6 Sistem kardiovaskuler Tekanan darah ibu stabil, apabila terjadi penurunan tekanan darah sistolik lebih atau 20 mmHg saat posisi tidur ke posisi duduk disebut hipotensi ortostatik. Kenaikan tekanan sistolik 30 mmHg atau diastolik 15 mmHg dan disertai sakit kepala atau gangguan penglihatan maka dicurigai pre eklampsi post partum. Nadi berkisar 60-80 denyutan permenit, segera setelah partus dapat terjadi bradikardi. Bila terjadi takikardi sedangkan badan tidak panas, mungkin ada perdarahan berlebih. Suhu dalam 12 jam pertama meningkat
0 atau sama dengan 38 0 C, namun bila terjadi peningkatan lebih dari 38 C maka dicurigai adanya infeksi (Bobak, 2004).
Tujuan pengawasan adaptasi fisiologi dan psikologi pada klien post partum
a. Meningkatkan fungsi tubuh
2.1.10.4Adaptasi Fisiologi
a. Tanda- tanda vital
1. Suhu Badan Satu hari (24jam) postprtum suhu badan akan naik sedikit (37,5°C – 38°C) sebagai akibat kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan dan
kelelahan. Apabila keadaan normal suhu badan menjadi biasa. Biasanya pada hari ketiga suhu badan naik lagi karena adanya pembentukan ASI, buah dada menjadi bengkak, berwarna merah karena banyaknya ASI. Bila suhu tidak turun kemungkinan adanya infeksi pada endometrium, mastitis, tractus genitalis atau sistem lain.
2. Nadi Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali permenit. Sehabis
melahirkan biasanya denyut nadi itu akan lebih cepat.
3. Tekanan darah Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan rendah setelah ibu
c. Sistem pencernaan Berkaitan dengan terjadinya konstipasi karena peregangan janin dalam rahim menyebabkan BAB keras.
2.1.10.5Adaptasi Psikologi
a. Fase hooney moon : kontak antara anak dan orang tua
b. Bonding dan attachment :pada fase ini ibu harus menyusui bayinya agar bayi dapat mengenal dan merasakan kehangatan ibunya,fase ini terjadi pada kala IV (masa setelah keluarnya plasenta sampai 2 jam post partum)
Perubahan post partum menurut saleha(2009)
a. Fase taking in (periode tingkah laku ketergantungan )berlangsung selama
1 sampai 2 hari
b. Fase taking hold (periode anatara tingkah laku mandiri dan ketergantungan )berlangsung selama 3-4 hari
c. Fase letting Go(periode kemandirian dalam peran lain)
Post Partum blues
a. Kekecewaan pada masa post partum yang berkaitan dengan mudah
2.1.10.6 Adaptasi Keluarga
1. Adaptasi psikologis orangtua Ketika kelahiran telah dekat, klien mengalami kegembiraan dengan
kelahiran bayi. Perasaan emosi yang tinggi menurun dengan cepat setelah kelahiran bayi, terjadi perubahan psikologis yang cukup kompleks. Kondisi psikologis ibu dipengaruhi pula oleh respon anggota keluarga terhadap kelahiran bayi, sehingga seluruh keluarga, perlu mempersiapkan diri secara psikologis dalam menerima kehadiran anggota keluarga baru
Beberapa adaptasi psikologis antara lain :
a. Adaptasi parental Proses menjadi orangtua terjadi sejak masa konsepsi. Selama periode
prenatal, ibu merupakan bagian pertama yang memberikan lingkungan untuk berkembang dan tumbuh sebelum anak lahir. Proses menjadi orangtua tidak mudah dan sering menimbulkan konflik dan krisis komunikasi karena ketergantungan penuh bayi pada orangtua.
Untuk menjadi orangtua diperlukan komponen yaitu :
b. Fase maternal Tiga fase yang terjadi pada ibu post partum yang disebut “Rubin
Maternal Phases” yaitu :
1) Taking in (periode ketergantungan) Fase ini terjadi antara satu sampai tiga hari setelah persalinan dimana ibu
berfokus pada diri sendiri, bersikap pasif dan tergantungan secara emosional ibu berusaha untuk mengintegrasikan pengalaman persalinan dalam kehidupannya.
2) Taking hold (fase transisi antara ketergantungan dan kemandirian) Terjadi antara ketiga sampai kesepuluh hari setelah persalinan dalam fasi
ini secara bertahap tenaga ibu pulih kembali, ibu merasa lebih nyaman, focus perhatian mulai beralih pada bayi, ibu sangat antusias dalam merawat bayinya, mulai mandiri dalam perawatan diri, terbuka pada pengajaran perawatan, saat yang tepat untuk memberi informasi tentang perawatan bayi dan diri sendiri.
3) Letting go (fase mampu sendiri)
struktur keluarga, identifikasi jenis kelamin, tingkat kemampuan dalam penampilan dan latar belakang cultural.
Ayah mungkin menjadi anggota keluarga yang terlupakan, terutama bila hal ini merupakan anak yang pertama. Sebelum bayi tiba di rumah, ia merupakan bagian terbesar dari keluarganya yang terdiri dari dua orang. Aktivitas siang hari dimana mudah disesuaikan dengan pasangannya malam hari tanpa gangguan. Kini rumah menjadi tidak terkendali, makan menjadi tidak terjadwal, tidur mengalami gangguan dan hubungan seksual untuk sementara ditangguhkan. Ayah harus dilibatkan dalam perwatan anak dan pemeliharaan aktivitas rumah. Dengan berbagai tanggung jawab seperti ini, mereka menjadi bagian dari pengalaman mengasuh anak. Sebagai akibat, pasangan menjadi lebih dekat.
Sebagai ayah baru, peran ayah tidak kurang rumitnya dibandingkan peran istri. Tentu sang ayah tidak mengandung si bayi selam 9 bulan, tetapi harus membuat penyesuaian secara fisik dan emosi ketika waktu
dengan bayinya. Sang ayah juga merasakan penghargan yang besar dan cinta kepada istri lebih dari pada sebelumnya. Pada waktu yang sama, merenungkan tanggung jawab untuk merawat baka ini salam 20 tahun ke depan dapat membuat sang ayah lemah.
Pendekatan terbaik adalah menjadi ayah yang seaktif mungkin. Misalnya, saat istrinya melahirkan di rumah sakit, ayah mungkin di tempatkan di dalam ruang rawat gabung sampai waktunya membawa pulang bayi ke rumah. Ini akan membantu ayah merasa tidak seperti penonton tetapi lebih sebagai peserta aktif. Ayah akan mengenal bayinya dari permulaaan juga memungkinkan ayah berbagi pengalaman emonsional dengan istirnya.
Begitu seluruh keluarga berada di rumah, sang ayah dapat dan harus membantu memakaikan popok, memandikan dan membuat senang bayi. Kebalikan dengan sterotype kuno, pekerjaan ini bukanlah pekerjaan eksklusif wanita.
3. Adaptasi sibling Biasanya kelahiran adik atau bayi dapat menjadi suatu perubahan pada
sibling atau saudara, anak pertama lebih ingin mempertahankan dirinya lebih tinggi dari adik barunya.
Salah satu peristiwa kunci dalam kehidupan anak adalah kelahiran adik baru. Kehamilan itu sendiri merupkan waktu ideal bagi anak-anak untuk memahami darimana bayi berasal dan bagaimana bayi itu dilahirkan.
Anak mungkin memiliki reaksi campuran terhadap adik baru, bergairalah karena mendapat teman bermain baru, takut akan ditelantarkan dan sering kecewa ketika sang adik tidak mau segera bermain. Akan tetapi persaingan sengit yang ditakutkan oleh banya orang tua bukan tidak dapat dihindari. Temperamen anak tertentu itu dan cara orang tua memperlakukan anak adalah faktor kunci yang menentukan seberapa besar persaigan yang terjadi di antara saudara kandung.
Percekcokan yang bercampur dengan permainan yang menyenangkan adalah pola yang lazim di antara kakak dan adik. Tidak bijaksana bila kita mengharapkan seseorang anak selalu bertindak adil menurut standar orang dewaasa. Lebih baik mengajar semua anak karena tidak bertengkar atau memarahi mereka semua ketika mereka berkelahi daripada mencoba menyelidiki siapa yang benar dan siapa yang salah. Walaupun tanpa bisa dihindari sekali waktu mungkin bertindak berlebihan, waspadalah agar seorang anak jangan selalu diberi dukungan dengan mengorbakan anak lain.
2.1.10.7Perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada ibu post partum
a. Payudara Perubahan payudara ibu post partum dipengaruhi oleh hormone esterogen,progesterone,HPL,dan prolactin.sedangkan hormone yang berfungsi untuk memperlancar ASI yaitu insulin,kortikosteroid dan tiroksin.pada ibu post partum payudara akan tegang,penuh dan terasa
ketuban atau luka jalan lahir yang masih berdarah (Obstetri fisiologi,2001)
d. Kembalinya rahim kebentuk asal Pada waktu kehamilan terjadi perubahan ada otot rahim yang disebabkan karena adanya pembesaran ukuran sel.
e. Perubahan kulit Pada waktu hamil terjadi pigmentasi pada beberapa tempat karena proses hormonal yaitu berupa :Kloasma gravidarum pada pipi .setelah persalinan hormonal berkurang dan hiperpigmentasi menghilang serta pada dinding perut akan menjadi putih mengkilat.
f. Dinding perut Otot dinding perut memanjang sesuai dengan besarnya pertumbuhan hamil dan setelah persalinan dinding perut akan kendor sesuai dengan jumlah kehamilan dan tergantung pada perawatan ibu selama masa nifas.
2.1.10.8Fisiologi penyembuhan luka
Pertama-tama,dilakukan pemeriksaan secara teliti untuk memastikan apakah
:bengkak(swelling),kemerahan (redness),panas(heat), nyeri (pain), dan kerusakan fungsi (impaired function).
a. Proses Penyembuhannya
1. Fase Inflamasi Fase inflamasi adalah adanya respon vaskuler dan seluler yang terjadi akibat perlukaan yang terjadi pada jaringan lunak. Tujuan yang hendak dicapai adalah menghentikan perdarahan dan membersihkan area luka dari benda sing dan sel mati dan bakteri. Secara klinis fase inflamasi ini ditandai dengan : hangat pada kulit,odema dan rasa sakit yang berlangsung sampai hari ke 3 atau ke
2. Fase proliferative Proses kegiatan yang penting pada fase ini adalah memperbaiki dan menyembuhkan luka section caesarea dan ditandai dengan poliferasi sel.
3. Fase Maturasi Fase ini dimulai pada minggu ke 3 setelah perlukaan dan berakhir
b. Faktor- factor yang mempengaruhi penyembuhan luka
1. Usia
2. Status nutrisi,banyak vitamin terutama vitamin c membantu dalam metabolism yang terlibat dalam penyembuhan luka.
3. Status imunologi
4. Penyakit metabolisme
5. Pemakian obat obat steroid yang dapat menekan respon inflamasi dan meningkatkan resiko inflamasi.
6. Kebersihan
7. Istirahat dan posisi. (Potter dan Perry,2006)
2.2 Asuhan Keperawatan Teoritis
2.2.1 Pengkajian
1. Identitas klien Meliputi nama, umur, pendidikan, suku bangsa, pekerjaan , agama, alamat,
atau berhubungan dengan gangguan atau penyakit dirasakan saat ini dan keluhan yang dirasakan setelah pasien operasi.
b. Riwayat kesehaatan dahulu Didapatkan data klien pernah riwayat sc sebelumnya, tekanan darah tinggi,
panggul ibu sempit, serta letak bayi sungsang. Meliputi penyakit yang lain dapat mempengaruhi penyakit sekarang, apakah pasien pernah mengalami penyakit yang sama.
c. Riwayat kesehatan keluarga Keluarga ada yang mengalami riwayat SC dengan indikasi letak sungsang,
panggul sempit, dan sudah riwayat SC sebelumnya atau penyakit yang lain.
d. Riwayat menstruasi Kaji menarche, siklus haid, lama haid, ganti duk, masalah dalam menstruasi
e. Riwayat kehamilan dan persalinan sekarang
b) Lochea serosa terdiri dari darah yang sudah tua ( coklat ), banyak serum.Jaringan sampai kuning cair 3 sampai 10 hari.
c) Lochea alba terus ada hingga kira-kira 2-6 minggu setelah persalinan. Kekuningan berisi selaput lendir leucocye dan kuman yang telah mati.Jumlah lochea digambarkan seperti sangat sedikit, moderat dan berat.( jacobson, 1985 ).
3. Pemeriksaan Fisik Keadaan umum, tingkat kesadaran, tanda-tanda vital.
a. Kepala Rambut : rambut dapat bersih atau kotor, warna bervariasi sesuia dengan ras, rambut rontok atau tidak. Mata : penglihatan baik/ tidak, kongjungtiva anemis/tidak, sklera ikterik/tidak. Hidung : hidung simetris / tidak, bersih/tidak, secret ada/tidak, ada pembengkakan/tidak. Telinga : ganggua pendengaran/tidak, adanya serumen / tidak, simetris atau tidak. Mulut : kebersihan mulut, mukosa bibir dan kebersihan gigi
Jantung
I: ictus cordis terlihat/tidak P: ictus cordis terba/tidak P: suara ketuk jantung
A: reguler, adakah bunyi tambahan tidak
d. Abdomen
I: abdomen mungkin masih besar atau menonjol, terdapat luka operasi tertutup perban
A: bising usus +/- P: nyeri pada luka operasi, TFU di umbilicus setelah janin lahir P: difan muskuler pertahanan otot
e. Genetalia Lihat keadaaan perineum bersih/tidak, jumlah dan warna lochea post sc hari ke3 biasanya warna lochea rubra, dan berapa kali ganti duk.
f. Ekstremitas Post sc dapat terjadi kelemahan sebagai dampak anestesi yang mendefresikan sistem saraf pada muskulosskletal sehingga menurunkan yonus otot.
4. Data Sosial Ekonomi Sectio caeserae dapat terjadi pada semua golongan masyarakat dengan berbagai
1. Bounding (Ikatan emosional seseornag dengan orang lain) :dinilai dengan menggunakan score (3-12)
2. Taking in
a. Berorientasi pada diri sendiri
b. Takut ketergantungan yang meningkat
3. Taking Hold Apakah ada rasa tertarik pada bayi Letting Go Apakah bias melakukan perawatan mandiri Post partum blues
a. After pain
b. Pengetahuan ibu tentang kebutuhan seksual
c. Pengetahuan ibu tentang tanda-tanda komplikasi (perdarahan setelah melahirkan)
7. Pemeriksaan Penunjang Data laboratorium : pemeriksaan Hb dan leukosit, biasanya pasien dengan post sc akan mengalami kekurangan darah dan peningkatn leukosit.
5. Konstipasi berhubungan dengan penurunan tonus otot
6. Resiko terjadinya cidera berhubungan dengan vasospasme dan peningkatan tekanan darah
7. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan perkembangan transisi
8. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik
9. Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan keterbatasan pengetahuan ibu.
10. Resiko terhadap perubahan menjadi orang tua b/d kurangnya dukungan dari orang terdekat, tidak tersedianya model peran.
11. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri atau ketidaknyamanan, proses persalinan dan kelahiran melelahkan.
( doegoes marylin, 2001 ) ( https://wayanpuja.wordpress.com/2011/06/25/askep- pasien-dengan-post-operasi-seksio-sesaria/ )
WOC
Hamil 42 minggu (cukupbulan) Preeklamsi Berat Post Partum Normal Sectio Caesarea Post Sc
Post Anastesi Spinal
Luka Post Operasi
Nifas
Penurunansaraf Penurunansaraf
Jaringan Jaringan
Ekstremitasbawah Otonom
terputus
terbuka
Progesterone dan
Merangsang area
Proteksi
Kontraksi uterus
MK:Cemas
Perubahankelenjer
Penurunanperistaltic MK:Nyeri
MK:Mobilitas
MK:Perubahan proses keluarga
MK: gangguan
MK:Restiinfeksi Lochea
pola tidur
hipovolemik
Anemi
ejeksi ASI
Hb02
adekuattdkadekuat
Metabolismeanaerob ASI keluar ASI tdkkeluar MK: ketidakefektifan
Asamlaktatmningkat efektif Inefektik pemberian ASI
Suplai o2 kejaringan MK:IntoleransiLaktasi
Nekrose Mk :kurangpengethuan
Sumber: (Sarwono,2009)
2.2.2 Intervensi Keperawatan
Tabel 2.1 Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa
Tujuan/Kriteria Hasil
1. Tentukan karakteristik dan lokasi 1. Klien mungkin tidak secara verbal nyaman ( nyeri ) nyeri hilang
1. Gangguan
rasa Tujuan : melaporkan
ketidaaknyamanan. Perhatikan
melaporkan nyeri dan
berhubungan dengan Kriteria Hasil :
ketidaknyamanan secara langsung. trauma pembedahan
isyarat verbal dan non verbal
Membedakan karakteristik khusus dari post op SC.
- Klien tampak
seperti meringis, kaku dan
rileks
gerakan melindungi atau terbatas.
nyeri membantu membedakan nyeri
- Klien tampak
pasca operasi daari terjadinya
mampu istirahat
komplikasi.
2. Meningkatkan pemecahan masalah,
2. Berikan informasi dan petunjuk
membantu mengurangi nyeri
antisipasi mengenai penyebab
berkenaan dengan ansietas dan
ketidaknyamanan dan intervensi
ketakutan karena ketidaktahuan dan ketakutan karena ketidaktahuan dan
memberikan rasa control.
3. Pada banyak klien, nyeri dapat menyebabkan gelisah serta TD dan nadi meningkat. Analgesic dapat
3. Evaluasi tekanan darah
menurunkan Tekanan Darah
(TD) dan nadi: perhatikan perubahan prilaku (bedakan antara kegelisahan karena kehilangan
4. Selama 12 jam pertama pascapartum,
darah berlebihan dan arena nyeri)
kontrafksi uterus kuat dn teratur, dan ini berlanjut selama 2-3 hari
4. Perhatikan nyeri tekan uterus dan
berikutnya, meskipun frekuensi dan
adanya/ karakteristik nyeri
intensitasnya dikurangi. Factor-factor
penyerta: perhatikan infuse
yang memperberat nyeri penyerta
oksitosin pasca operasi.
meliputi mulitipara, overdistensi uterus, menyusui, dan pemberian meliputi mulitipara, overdistensi uterus, menyusui, dan pemberian
5. Merilekskan otot, dan mengalihkan perhatian dari sensasi nyeri. Meningkatkan kenyamanan dan menurunkan distraksi tidak menyenangkan, meningkatkan rasa sejahtera.
5. Ubah posisi klien, kurangi rangsangan yang berbahaya, dan berikan gosokan punggung.
6. Nafas dalam meningkatkan upaya
Anjurkan penggunaan teknik
pernapasan. Pembebatan menurunkan
pernapasan dan relaksasi dan
regangan dan ketegangan area insisi
distraksi. Seperti dipelajari pada
dan mengurangi nyeri dan
kelas melahirkan anak . anjurkan
ketidaknyamanan berkenaan dengan ketidaknyamanan berkenaan dengan
gerakan atot abdomen. Batuk
pasangan bila tepat.
diindikasikan bila sekresi atau ronki
6. Lakukan latihan nafas dalam dan
terdengar.
batuk dengan menggunakan
7. Meningkatkan kenyamanan yang
prosedur-prosedur pembebatan
memperbaiki status psikologis dan
dengan tepat, 30 menit setelah
meningkatkan mobilitas. Penggunaan
pemberian analgesic
obat yang bijaksana memungkinkan ibu yang menyusui menikmati dalam memberikan makan tanpa efek-efek samping pada bayi.
8. Analgesia yang di kontrol pasien
Kolaborasi
memberikan penghilangan nyeri cepat
7. Berikan analgesic setiap 3-4 jam,
tanpa efek samping/oversedasi.
berlanjut dari rute IV / intramuslular sampai ke rute oral.
Berikan obat pada klien yang menyusui 48-60 menit sebelum menyusui.
8. Tinjau ulang / pantau penggunan analgesia yang dikontrol pasien (PCA) sesuai indikasi.
2. Resiko
1. Kaji tanda tanda vital ( tekanan 1. Menetapkan data dasar klien, berhubungan dengan terjadinya infeksi
infeksi Tujuan : tidak
darah, nadi, suhu, dan pernafasan
terjadinya peradangan dapat diketahui
dari penyimpangan tanda – tanda vital post op
trauma jaringan / luka )
Kriteria hasil:
terutama peningkatan suhu tubuh
-bebas dari infeksi
2. Diteksi awal dalam menentukan
2. Kaji adanya tanda-tanda infeksi (
tindakan lanjutan yang tepat dari tanda
rubor, calor, dubor, tumor,
– tanda infeksi
kerusakan fungsi jaringan)
3. Mencegah dehidrasi memaksimalkan volume sirkulasi dan aliran urin.