PENGARUH LIFESTYLE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MENJADI MEMBER GOLD’S GYM.
DAFTAR ISI
ABSTRAK... i
ABSTRACT...ii
KATA PENGANTAR... iii
UCAPAN TERIMAKASIH... iv
DAFTAR ISI... vii
DAFTAR TABEL... x
DAFTAR GAMBAR... xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian... 01
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 15
1.2.1 Identifikasi Masalah ... 15
1.2.2 Rumusan Masalah ... 16
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian... 16
1.3.1 Tujuan Penelitian ... 16
1.3.2 Kegunaan Penelitian... 17
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka... 18
2.1.2 Pemasaran Jasa dalam Pemasaran Jasa Olahraga... 18
2.1.3 Lifestyle (Gaya Hidup)... 21
2.1.3.2 Consumer Behavior (Perilaku Konsumen)... 20
2.1.3.3 Dimensi Lifestyle... 23
2.1.3.4 Lifestyle sebagai Identitas Kelompok... 25
2.1.3.4 Produk sebagai bentuk penyusun Lifestyle 2.1.4 Keputusan Pembelian... 27
(2)
2.1.4.2 Keputusan Pembelian menjadi Member... 27
2.1.4.2 Model Perilaku Pembelian... 34
2.1.4.3 Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen... 35
2.1.5 Hubungan Lifestyle Terhadap Keputusan Pembelian menjadi member... 39
2.1.5.1 Resume Hasil Penelitian Terdahulu dan Orisinalitas Penelitian .. 42
2.2 Kerangka Pemikiran... 44
2.3 Hipotesis... 49
BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian... 51
3.2 Metode Penelitian dan Desain Penelitian... 52
3.2.1 Metode Penelitian... 52
3.2.2 Desain Penelitian... 54
3.3 Operasionalisasi Variabel... 54
3.4 Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpun Data... 61
3.4.1 Jenis dan Sumber Data...61
3.4.2 Teknik dan Alat Pengumpulan Data... 62
3.5 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel... 63
3.5.1 Populasi... 63
3.5.2 Sampel... 65
3.5.3 Teknik Pengambilan Sampel... 66
3.6 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis... 66
3.6.1 Rancangan Analisis Data... 66
3.6.2 Pengujian Validitas dan Reliabitas... 67
3.6.2.1 Hasil Pengujian Validitas... 68
3.6.2.2 Hasil Pengujian Reliabilitas... 73
3.6.3 Teknik Analisis Data... 75
3.6.4 Koefisien Determinasi... 78
(3)
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Perusahaan dan MemberGold’s ... 82
4.1.1.1 Identitas Perusahaan... 82
4.1.1.2 Produk dan Jasa yang ditawarkan... 83
4.1.2 Karakteristik Responden member gold’s Gym Braga City Walk. 89 4.1.3 Gambaran Variabel Penelitian... 97
4.1.3.1 Tanggapan Responden Mengenai Lifestyle Analysis... 97
4.1.3.2 Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Menjadi Member... 107
4.1.4 Hasil Pengujian Statistik... 116
4.1.4.1 Pengujian Asumsi Regresi... 116
4.1.4.2 Koefisien Korelasi... 117
4.1.4.3 Analisis Regresi Sederhana... 119
4.1.4.4 Uji Hipotesis... 122
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian... 123
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 126
5.2 Saran... 127
DAFTAR PUSTAKA... 130 RIWAYAT HIDUP
(4)
DAFTAR TABEL
1.1 Data Francise Fitness Center... 2
1.2 Perbandingan Price Image Fitness Center Nielsen...3
1.3 Data fitness center Terbaik menurut TOP BRAND 2010 dan TOP BRAND 2012 kategori retail (%)...6
1.4 Data beberapa Fitness Center yang berada di Bandung...7
1.5 Strategi-Strategi yang dilakukan Oleh Gold’s Gym Braga City Walk Bandung... 11
1.6 Pertumbuhan Grafik Gold’s Gym Braga City Walk Bandung ...14
2.1 Pengertian Lifestyle menurut beberapa Ahli...22
2.2 Dimensi Lifestyle...23
2.3 Keterlibatan Keputusan Pembelian...35
2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku Konsumen...36
2.5 Penelitian Terdahulu berkaitan dengan Lifestyle ...42
3.1 Operasionalisasi variabel... 56
3.2 Sumber Data... 62
3.3 Jumlah Data Perkembangan Jumlah Member di Gold’s Gym Braga City Walk Bandung ... 64
3.4 Pola Skoring Skala 5...67
3.5 Interprestasi Besarnya Koefisien Korelasi... 69
3.6 Hasil Pengujian Validitas Lifestyle ...... 70
3.7 Hasil Pengujian Validitas Keputusan Member... 71
(5)
4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 90
4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 91
4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan... 92
4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan... 93
4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Perbulan... 94
4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Lamanya Member... 95
4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Kunjungan Perminggu.... 96
4.8 Karakteristik Responden Berdasarkan jenis Membership ...... 96
4.9 Tanggapan Responden Mengenai Activity... 98
4.10 Tanggapan Responden Mengenai Interest... 100
4.11 Tanggapan Responden Mengenai Opinion... 103
4.12 Tanggapan Responden Mengenai Demographic...117
4.13 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Lifesyle ...... 104
4.14 Tanggapan Responden Mengenai Pemilihan Produk...107
4.15 Tanggapan Responden Mengenai Pemilihan Merk ...108
4.16 Tanggapan Responden Mengenai Saluran distribusi...109
4.17 Tanggapan Responden Mengenai Waktu Pembelian... 110
4.18 Tanggapan Responden Mengenai Jumlah Pembelian...111
4.19 Tanggapan Responden Mengenai Metode Pembelian...113
4.20 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Menjadi Member... 114
4.21 Output Korelasi......118
(6)
4.23 Output Pengaruh Lifestyle Analysis terhadap Keputusan pembelian... 120 4.24 Output Koefisien Regresi... 120 4.25 Output ANOVA... 122
(7)
DAFTAR GAMBAR
2.1 Model OF The Motivations Process......20
2.2 Consumption Style...27
2.3 Tahapan evaluasi dalam Alternatif Keputusan Pembelian... 29
2.4 Proses Pengambilan Keputusan....31
2.5 Model Perilaku Konsumen......34
2.6 Pengaruh Lifestyle terhadap Keputusan Pembelian Menjadi Member melalui (Survey Pada MemberGold’s Gym Fitness Center di Braga City Walk Bandung) ... 48
2.7 Paradigma Pengaruh Lifestyle terhadap Keputusan Pembelian Menjadi Member melalui (Survey Pada MemberGold’s Gym Fitness Center di Braga City Walk)... 49
3.1 Model Regresi... 79
4.6 Hasil Kontinum Lifestyle Analysisdi Gold’s Gym Bandung... ...106
4.7 Hasil Kontinum Keputusan Pembelian di Gold’s Gym Bandung...116
(8)
(9)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pentingnya gaya hidup sehat pada dewasa ini mulai diminati oleh masyarakat umum. Berbagai banyak cara bila seseorang ingin gaya hidupnya sehat, seperti dengan asupan makanan bergizi dan rajin olahraga. Karena olahraga adalah salah satu faktor untuk menunjang gaya hidup sehat dengan banyak fungsi dan manfaat yang didapatkan. Jadi, berolahraga tiga sampai empat kali seminggu akan bermanfaat pada kebanyakan orang. Jenis kegiatan olahraga sangat beragam mulai dari olahraga Atletik, renang sampai berolahraga di fitness center.
Fitness center adalah tempat kegiatan berbagai macam olahraga dalam satu tempat . Dapat dikatakan bahwa fitness center sebagai usaha perekonomian baru di masyarakat di latarbelakangi pula akan kesadaran masyarakat kota tentang betapa pentingnya kesehatan tubuh. Bisnis di dunia fitness merupakan respentasi dari usaha sektor informal yang mampu bertahan hingga kini. Hal yang dibuktikan semakin maraknya pertumbuhan fitness center mulai dari kalangan low end (menengah kebawah) seperti fitness center yang berdekatan dengan tempat tinggal sampai dengan citraan high end (menengah ke atas) seperti halnya berada di kawasan Mall atau pusat perbelanjaan sampai berada di hotel berbintang. Bahkan seiring waktunya berjalan bisnis tempat kebugaran sudah menjadi bisnis waralaba di ibu kota saja sekarang sudah banyak sekali tempat kebugaran yang sudah di waralabakan . Hal ini pun kemudian diakomodir dengan baik oleh beberapa investor dengan mendirikan berbagai jenis fitness center modern dengan
(10)
segmentasi dan target pasar yang berbeda-beda Tabel 1.1 menunjukan beberapa fitness center yang telah menjadi Franchise.
Tabel 1.1
Data Franchise Fitness Center
No Merek Perusahaan Mulai
beroperasi
Jumlah Gerai 1. Gold’s Gym PT. Fit &
Health
2006 12
2. Sinergi Fitness PT. Sinergi Fitness Center
1999 7
3. Celebrity Fitness / Celebrity Fitness Express
PT
Exertainment Indonesia
2003 17
4. Ade Rai Fitness Klub Aderai 1998 14
Sumber : www.waralabaku.com
Berdasarkan tabel 1.1 jumlah gerai atau cabang waralaba fitness center Celebrity Fitness paling banyak dibandingkan dengan fitness center lainnya yaitu Gold’s Gym , Sinergi Fitness dan Rai Fitness dengan jumlah 17 gerai, 15 gerai di Jakarta sedangkan sisanya masing-masing satu di Surabaya dan Bandung. Peringkat ke dua diduduki oleh Ade Rai Fitness dengan jumlah 14 gerai. Di peringkat ke tiga ada Gold’s Gym dengan jumlah 12 gerai .dan diperingkat terakhir ada Sinergi fitness dengan jumlah 7 gerai. Potensi pasar bisnis pusat kebugaran ini masih sangat besar. Sebagai contoh di Jakarta saat ini jumlah orang yang menjadi anggota pusat kebugaran masih di bawah 1% sedangkan di kota lain lebih kecil lagi (Majalah SWA edisi 04/2008).
Pada awalnya, pusat kebugaran hanya diminati oleh kalangan binaragawan, tetapi dengan bergantinya waktu , tempat kebugaran tersebut kini diminati oleh berbagai kalangan baik itu para karyawan , selebritis pengusaha dan
(11)
pelajar atau mahasiswa. Harga yang ditawarkan oleh pengelola Fitness center sangat bervariasi mulai dari harga Rp.750.000 perbulan untuk kalangan menegah ke atas dan untuk menegah kebawah Rp.150.000 bahkan salah satu Fitness Center terbaik di Indonesia yaitu Celebrity Fitness menawarkan program keanggotaan seumur hidup dengan membayar Rp. 23 Juta (www.celebrityfitness.co.id Maret2012)
Tabel 1.2 menunjukan harga yang ditawarkan masyarakat pada masing-masing Fitness Center. Sebuah penelitian yang dilakukan pada 100 orang .
Tabel 1.2
Perbandingan Price Image Fitness Center Nielsen 2010 Act . No . of Intv.
All aware of respective fitness
club Rp.557- Rp.283- Rp.223- Rp. 133- Rp.178- Membership fee
is too expensive compared to the benefit recevied so I would not join Membership fee expensive compared to the benefit recevied. Membership fee is appropriate to the benefit recevied.
Membership fee is cheap compared to the benefit recevied.
Membership fee is too cheap thus I doubt the quality 5 3 81 9 2 9 6 71 12 2 12 5 70 12 1 6 11 62 21 5 6 74 14 1
(12)
Sumber : AC Nielsen, (2010)
Berdasarkan Tabel 1.2 dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Membership fee is too expensive compared to the benefit recevied so I would not join. Artinya adalah Membership fee pada suatu pusat kebugaran tertentu terlalu mahal jika dibandingkan dengan benefit yang didapatkan, masyarakat tidak join membership. Menurut pandangan masyarakat Celebrity Fitness memiliki price image 5%, Fitness First 9%, dan Gold’s Gym 12%. Artinya membership fee Gold’s Gym memiliki price image yang termahal dibandingkan Celebrity Fitness dan Fitness First. Dan keputusan masyarakat untuk tidak jadi mengambil membership tersebut. 2. Membership fee expensive compared to the benefit recevied artinya adalah
Membership fee pada suatu pusat kebugaran tertentu cukup mahal jika dibandingkan dengan benefit yang didapatkan. Celebrity Fitness memiliki price image 3%, Fitness First 6% dan Gold’s Gym 5%. Artinya adalah Fitness First memiliki price image yang cukup mahal dibandingkan dengan pesaing yang lain sehingga lebih memilih Gold’s Gym sebagai pilihan untuk menjadi member
3. Membership fee is appropriate to the benefit recivied. artinya adalah Membership fee setaraf dengan benefit yang didapatkan. Celebrity Fitness memiliki price image 81% , Fitness First 71% dan Gold’s Gym 70%. Artinya adalah Celebrity Fitness memiliki price image yang paling setaraf dengan benefit yang didapatkan dibandingkan dengan pesaing yang lain.
(13)
4. Membership fee is cheap compared to the benefit recevied.yang artinya adalah Membership fee pada suatu pusat kebugaran tertentu cukup murah jika dibandingkan dengan benefit yang didapatkan. Celebrity Fitness memiliki price image 9%, Fitness First 12% dan Gold’s Gym 9%. Artinya adalah Fitness First memiliki price image yang cukup murah dibandingkan dengan pesaing yang lain.
5. Membership fee is too cheap thus I doubt the quality yang artinya adalah Membership fee pada suatu pusat kebugaran tertentu terlalu murah jika dibandingkan dengan benefit yang didapatkan. Menurut pandangan masyarakat Celebrity Fitness memiliki price image 1%, Fitness First 2%, dan Gold’s Gym 1%. Artinya membership fee Fitness First memiliki price image yang termurah dibandingkan Celebrity Fitness dan Gold’s Gym. dan Masyarakat menganggap nilai kualitas yang dimiliki Fitness First rendah.
Hasil perhitungan grafik menunjukkan bahwa pusat kebugaran Celebrity Fitness mempunyai price image yang paling baik dibandingkan dengan pesaingnya yaitu Fitness First, Gold’s Gym, Life Spa dan My body
Beberapa tahun terakhir perkembangan pusat kebugaran cukup signifikan sesuai dengan target pasar yang ditentukan, tabel 1.3 menunjukan peringkat data terbaik fitness center yang ada di Indonesia.
(14)
Tabel 1.3
Data Fitness Center Terbaik Top Brand Index 2010 - 2012 Kategori Retail (%)
Sumber : www.topbrand-award.com/top-brand-survey/survey-result/top-brand-result-2011 Mei 2012.
Hal ini menarik untuk dikaji bagaimana dengan persaingan yang ketat, Celebrity Fitness dapat tetap menjadi pertama dalam kategori produk fitness ini. Survei dari Frontier mengenai Top Brand Awards untuk kategori fitness center yang diadakan oleh Majalah Marketing dengan menggunakan sistem Top Brand Index (TBI) menunjukan bahwa Celebrity Fitness berada pada urutan pertama 33,0 % , di peringkat kedua ditempati oleh Ade Rai Fitness dengan memperoleh nilai 5,9% kenaikan yang cukup signifikan karena tahun 2010 Rai Fitness belum masuk Top Brand Index .di peringkat ketiga oleh Atlas dengan nilai 3,8%. Di posisi ke empat oleh Gelanggang Taruna, di posisi ke lima oleh Mayura dengan nilai 3,4% dan peringkat terbawah diduduki oleh Gold’s Gym. Sangat disayangkan Gold’s Gym berada di posisi paling bawah padahal Top Brand 2010 Gold’s Gym memimpin market size di Indonesia sebesar 31% sangat turun drastis.
FITNESS CENTER TOP BRAND INDEX
Merk 2010 Merk 2011 Merk 2012
Gold’s Gym
31,6% Celebrity Fitness
33,0% Celebrity Fitness
24,9% TOP
Celebrity Fitness
12,9% Ade Rai
Fitness
5,9% Gold’s
Gym
14,2% Fitness
First
10,1% Atlas 3,8% Fitness
First
10,6% Fit & Chic 6,2% Gelanggang
Taruna
3,4% Atlas 4,9%
The Body Fit
5,6% Mayura 3.3% Mayura 4,0%
Fit Plus 4,5% Gold’s Gym 3.2% Ade Rai
Fitness
(15)
Pada tahun 2012 Top Brand Index masih ditempati oleh Celebrity Fitness dengan nilai 24,9% dilihat dari banyaknya member untuk berolahraga di Cellebrity Fitness. Golds Gym meraih kembali ke posisi ke dua setelah pada tahun 2011 menduduki terbawah dengan nilai 14,2%.
Di Bandung sendiri banyak sekali fitness center yang bermunculan serta berbagai macam fasilitas dan fitur-fitur yang disediakan. Bahkan bukan hanya fitness center yang berlokasi di sport center, tetapi juga ada yang berlokasi di mall.
Tabel 1.4
Data beberapa Fitness Center yang berada di Bandung
NO Nama
Fitness Center
Lokasi Fasilitas Jumlah
Member Jumlah Member yang aktif 1. Gold’s Gym Braga City Walk Unit GF 02, F101 – F102
Jl. Braga No. 99 – 101
Fitness center, arcade, boxing ring, cardio wave, free weight area, cardio area, 3 kelas aerobic (GGX, Spinning, serta Mind & Body Studio), nutrition center, jogging track, kinesis, sauna, dan ladies area
3000 1500
2. Celebrity Fitness
Paris Van Java Jalan Sukajadi No 137-139 Bandung Fitness center, nutrition center, jogging track, kinesis, sauna, dance class, Body Combat, Power Jump, Body Pump, hingga
Body Balance dan
(16)
Hatha Yoga
NO Nama
Fitness Center
Lokasi Fasilitas Jumlah
Member
Jumlah Member
yang aktif 3. Rai Fitness Plaza Premier
Bandung Jl.Cihampelas 125-129
Fitness center, aerobic, spa locker room, cafe&juice bar
3000 350
4. Rebel Jl. Surya
Sumantri 18 Pasteur
Fitness center, aerobic, spa locker room, Body
Language
3300 450
5. Helios Metro Trade Center jl. Soekarno Hatta
Fitness center, aerobic, spa locker room, Body Language,HipHop dance, yoga
3000 800
6. Fitness City
Jl. Pasirkaliki No. 215, 022 92638906
Fitness center, locker room , swimming pool .dll
3200 750
7. Equinox Jl. Setiabudi no 29 GH, 022 2043055
Fitness center, locker room , swimming pool, salon dan body language
2500 670
Sumber : diolah dari berbagai sumber
Berdasarkan tabel 1.4 berbagai macam tempat kebugaran atau fitness center dan fasilitas yang ditawarkan tidak hanya fitness tetapi juga menawarkan jenis olahraga lainnya seperti aerobic, hip hop dance ,yoga bahkan salon pun diikutsertakan pada fasilitas di fitness center. Disamping itu untuk keanggotaan atau member di fitness center biasanya banyak, tetapi yang aktif hanya sebagian saja dengan faktor pada saat keputusan untuk memilih fitness center pemilihan produk tempat kebugaran tersebut kurang dengan minat kita yang didapat tersebut menjadi salah satu permasalahan bagi pengelola bisnis tempat kebugaran. Saat
(17)
berlatih, member juga didampingi instruktur. Peralatan fitness yang lengkap juga menjadi syarat lain, agar para konsumen bisa melihat dan memutuskan fitness center sesuai minat yang ingin dipilihnya
Dilihat dari fenomena kasus yang ada, ternyata perpindahan masalah utama yang dihadapi fitness center adalah member. Perpindahan member pada umumnya dilandasi oleh selera dan keputusan member tersebut. Pusat kebugaran yang sukses adalah yang memberikan pelayanan terbaik, menggunakan produk yang berkualitas dan menyediakan pengalaman yang mengesankan bagi member serta yang terpenting adalah membuat pelanggan mendapatkan kenyamanan tersendiri di tempat kebugaran dan memutuskan menjadi member di tempat kebugaran tersebut.
Semakin tinggi hasrat dan minat konsumen memilih fitness center semakin tinggi juga memutuskan untuk menjadi member di fitness center pilihannya itu. Salah satu fitness center dengan konsep menawarkan berbagai macam fasilitas yang berkualitas adalah Gold’s Gym, Gold’s Gym sendiri berada di Braga City Walk Bandung agar dapat ketika berolahraga merubah pikiran masyarakat mendapatkan hiburan dan ketertarikan untuk berolahraga dengan konsep berada di Braga City Walk. Mengingat Gold’s Gym sebagai fitness center yang cukup diminati oleh para konsumen, maka dari itu Gold’s Gym harus menciptakan keputusan pembelian menjadi member dan memperthankan member tersebut. Bila pihak para pengelola bisnis kebugaran tidak memfokuskan diri kepada kebutuhan dan keinginan konsumen, maka dapat dipastikan fitness center tersebut akan berkurang membernya.
(18)
Keputusan pembelian merupakan salah satu konsep dari ilmu pemasaran dengan semakin berkembangnya bisnis kebugaran semakin tinggi dan perilaku dari konsumen (member) menurut Kotler dan Keller (2012:193) ada Enam tahap keputusan pembelian.
pertama pemilihan produk, memilih berolahraga di fitness center dengan berbagai pilihan karena kenyamanan dan kelengakan berolahraga sesuai dengan keinginan konsumen, kedua pemilihan merk dengan tingkat pemilihan merk fitness center karena melihat dari pencitraan terbaik menurut konsumen jadi memutuskan menjadi member fitness center tersebut, yang ketiga pemilihan saluran distribusi dilihat kestrategisan dan aksesbiliti menuju tempat kebugaran tersebut mudah, yang keempat pada waktu pembelian menjadi member dilihat sebagai kebutuhan dan pada waktu ada promosi dengan adanya potongan harga, yang kelima jumlah pemebelian berdasarkan tingkat frekuensi dalam seharai berapa jam atau seminggu berapa kali berolahraga di tempat kebugaran tersebut, yang keenam metode pembayaran dilahta dari mudahnya pembayaran dan keaneka ragaman pembayaran menggunakan kartu kredit atau debit untuk menjadi member dan pembayaran rutin setiap bulannya.
Proses keputusan pembelian menjadi member berakhir pada perilaku pasca pembelian Kotler dan Keller (2012:188). Jika konsumen merasa puas dengan melakukan keputusan pembelian terhadap sesuatu produk, maka dapat melakukan pembelian ulang produk tersebut. Berikut beberapa strategi yang dilakukan Gold’s Gym Braga City Walk Bandung.
(19)
Tabel 1.5
Strategi-Strategi yang dilakukan Oleh Gold’s Gym Braga City Walk Bandung
Strategi Implementasi
Segmenting Dengan cara mengelompokan jenis
member dengan meningkatkan
keputusan pembelian menjadi member melalui gaya hidup dan peduli akan kesehatan
Targeting Target sasaran semua kalangan yang
menginginkan pentingnya olahraga bagi kesehatan dengan sosial ekonomi menengah ke atas melalui variasi program dengan program yang lebih inovatif dan kuantitas jumlah member yang mengikuti berbagia macam fasilitas yang ditawarkan.
Positioning Memiliki bermacam-macam member
mulai dari member GSSX, Gold , Platinum dan Corporate Dengan konsep fasilitas mega gym dan memiliki brand internasional
Sumber : Marketing SalesGold’s Gym dan dioleh sendiri
Dalam hal ini Gold’s Gym memasuki karateristik gaya hidupnya dengan melakukan interst atau minat dengan cara melakukan even-even promosi agar dapat menarik perhatian para konsumen untuk memilih dan memutuskan menjadi member. Menurut Solomon (2011:253) bahwa gaya hidup adalah pola seseorang didunia uang mencerminkan dalam kegiatan, minat dan pendapat. Menurut Kotler dan Keller (2012:156) bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian adalah karakteristik personal yang terdiri dari Econimic situation, lifestyle, personality and self concept dan age and life cycle stage. Maka dari itu lifestyle adalah salah satu untuk menarik konsumen untuk memutuskan produk tersebut.
(20)
Solomon (2011:264) berpendapat juga bahwa lifestyle mencakup dimensi yaitu activity, interest, opinion, dan demographic sehingga dapat pengaruh yang signifikan untuk memperoleh konsumen yang menetukan menjadi memberFitness center .
Dilihat dari berbagai kasus dan masalah yang terjadi di fitness center maka penulis memilih Gold’s Gym yang berlokasi di Braga City Walk Bandung sebagai objek penelitian. Gold’s Gym yang tergolong pusat kebugaran yang tergolong baru baru yang mulai beroperasi pada bulan Juni 2007. Target pasar Gold’s Gym adalah masyarakat kalangan high end (mengengah keatas). Gold’s Gym sendiri menawarkan paket latihan dengan sistem member .
Berdasarkan Solomon (2011 : 264 ) diketahui bahwa indikator dari Lifestyle terdiri dari Dimensi Activity, interest, opinion, dan demographic. Activity dari Gold’s Gym adalah adanya rutin berbagai macam kegiatan keolahragaan yang sesuai dengan aktivity ketika berada di Gold’s Gym. Interest atau minat dari Fitness center dengan cara melakukan renovasi mulai dari segi desain interior, eksterior sampai ketika ada tema-tema hari special Natal. Valentine dan Hallowen dengan mendekor sesuai tema tersebut. Opinion atau opini yang dilakukan Gold’s Gym adalah melakukan pelayanan terbaik mulai dari Customer service, personal trainer sampai office boy dengan cara senyum dan sapa dengan ramah kepada member agar mendapatkan penilaian dan pendapat terbaik terhadap Gold’s Gym.
Dimensi Demographic yang dilakukan oleh Gold’s Gym yaitu untuk yang melakukan Fitness minimal usianya diatas 16 tahun dan melakukan potongan harga untuk yang berstatus masih pelajar atau kuliah. Lifestyle sendiri yang
(21)
dilakukan Gold’s Gym yaitu untuk mengatur posisi produk serta fasilitas baru yang diterapkan oleh Gold’s Gym untuk mencapai kepuasan membernya dan memperoleh keputusan konsumen untuk menjadi member dari Gold’s Gym sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, maka dari itu lifestyle sangat diperlukan agar dapat mengetahui dan menyesuaikan karakteristik konsumen dilihat dari activity, interst, opinion dan demographic.
Banyak cara strategi yang dilakukan oleh Gold’s Gym Bandung untuk mendapatkan member barunya diantara dengan melakukan potongan harga pada hari-hari besar tertentu , melakukan free trial dan merubah slogan (tag line) Gold’s Gym terbarunya “More Than You Know” berubah dari slogan lama “Change Your Body, Change Your Life”. Alasan perubahan ini adalah untuk semakin meningkatkan pelayanan brand dalam menghadapi perkembangan jaman yang semakin modern dan diharapkan mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan para member yang terus bertambah. Sistem member ini tersedia dua pilihan member dengan menggunakan instruktur atau non instruktur. Sementara usia untuk berlatih yang sesuai Golds’ Gym memiliki kebijakan latihan dengan usia minimal 16 tahun.
Gold’s Gym memiliki visi yaitu akan memberikan pengalaman kebugaran tertinggi kepada Anda. Dan, kebanyakan anggota kami telah merasakan bahwa kami telah menginspirasi mereka. visi misi Gold’s Gym sebagai nilai tambah bagi untuk memberikan kelas premium untuk para membernya dengan cara melihat perubahan lifestyle atau gaya hidup mereka.
(22)
Tabel 1.6 menunjukan perkembangan jumlah memberdi Gold’s Gym Braga Bandung mulai beroperasi Juni 2007 hingga bulan Febuari 2010 .
Tabel 1.6
Grafik Perkembangan Jumlah Member Gold’s Gym Braga City Walk Bandung
Tahun Jumlah Member Jumlah Member
aktif
Pertumbuhan
2007 800 750
2008 900 800 1%
2009 600 300 -3%
2010 1400 1000 8%
2011 2500 1200 11%
2012 3000 1500 5%
Sumber : Marketing Consultant Gold’s Gym Braga City Walk
Awal beroperasinya Gold’s Gym berlokasi di Braga city Walk pada Bulan Juni 2007 dengan memperoleh 800 member dengan jumlah member ktif 750. Setelah berjalan satu tahun pada akhir 2008 jumlah keanggotaanya Gold’s Gym Braga mengalami penurunan yang drastis turun tiga persen dengan jumlah 600 member dan jumlah member aktif 300. hal ini dikarenakan adanya fitness center yang baru bermunculan. Beberapa anggota Gold’s Gym pindah ke pusat kebugaran baru karena lebih dekat dengan rumah , direkomendasikan oleh kerabat terdekatnya . pada tahun 2010 jumlah anggota Gold’s Gym tercatat sudah mengalami kenaikan kembali hingga dua kali lipat delapan persen. Dengan alasan kembalinya para member yang dulu dengan beberapa alasan seperti : pelayanan Gold’s Gym lebih ramah , perlengkapan alat lebih lengkap serta ruangan dan suasana gold’s Gym yang nyaman. Bahkan dari beberapa dari mereka membawa rekan atau sanak keluarganya yang mereka rekomendasikan menjadi anggota Gold’s Gym. Pada tahun 2011 Gold’s Gym di Bandung menjadi 2500 member
(23)
dengan jumlah member yang aktif sekitar 1200 dengan kenaikan sebelas persen, karena adanya promosi free trial tiga hari.
Sampai awal Januari naik kembali 2000 jumlah member . sampai April 2012 kenaikan jumlah member yang terus meningkta sampai 3000 dan jumlah member yang aktif sekitar 1500 member tetapi kenaikannya menurun tiga persen Berdasarkan latarbelakang maka perlu diadakan suatu penelitian “Pengaruh Lifestyle terhadap Keputusan Pembelian Menjadi Member Gold’s Gym (Survei pada Member Gold’s Gym Fitness Center di Bandung)”.
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
Fitness center yang menawarkan fasilitas keolahragaan dengan berbagai macam olahraga mulai dari melatih dan memperbaiki tubuh menjadi bugar dan ideal sampai kegiatan Aerobic diantaranya senam. tersebut, maka yang menjadi masalah penelitian ini diidentifikasi yaitu Gold’s Gym merupakan salah satu perusahaan PT. Fit & Health berstandar internasional dan termasuk mega gym yang berlokasi di Braga City Walk Bandung. Namun dengan tingkat lifestyle seseorang yang berbeda-beda yang membuat penurunannya dan kejenuhan pada member dari Gold’s Gym tersebut. Dilihat dari keputusan konsumen dalam memilih keanggotaannya menjadi salah satu member di fitness center tertentu berdasarkan fasilitas, tingkat kenyamanan dan pencitraan di fitness center. Banyaknya member yang meng-non aktifkan sampai berpindah member ke tempat fitness center lain. Sebagai upaya untuk meningkatkan keputusan member, Gold’s Gym Braga City Walk Bandung terus melakukan upaya dan berbagai
(24)
strategi pemasaran relasional. Melalui strategi pemasaran relasional yang diterapkan yaitu lifestyle dimana dimensinya terdiri dari activity, interest, opinion dan demographic para member ini merupakan cara yang akan meningkatkan keputusan menjadi member dan dapat memperbaiki kondisi Gold’s Gym tersebut .
1.2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran lifestyle yang terdiri dari activity, interest, opinion, dan demographicpada Gold’s Gym Bandung.
2. Bagaimana keputusan member Gold’d Gym Bandung.
3. Seberapa besar pengaruh lifestyle yang terdiri dari activity, interest, opinion, dan demographic terhadap keputusan member pada Gold’s Gym Bandung baik secara simultan ataupun parsial.
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk memperoleh hasil temuan mengenai :
1. Lifestyle yang terdiri dari activity, interest, opinion, dan demographic pada Gold’s Gym Bandung.
2. Keputusan member Gold’d Gym Bandung
3. Lifestyle yang terdiri dari activity, interest, opinion, dan demographic terhadap keputusan member pada Gold’s Gym Bandung.
(25)
1.3.2 Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas kajian ilmu pemasaran khususnya lifestyle yang terdiri dari activity, interest, opinion, dan demographic terhadap keputusan untuk menjadi member di industri bisnis tempat kebugaran (Fitness Center)
2. Kegunaan Praktis
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi Gold’s Gym Bandung khususnya dalam upaya mempertahankan keputusan member melalui lifestyle yang terdiri dari activity, interest, opinion, dan demographic terhadap keputusan member Gold’s Gym sebagai fitness center terbaik yang berbeda dengan menciptakan keunggulan bersaing dan meraih pangsa pasar yang luas
(26)
BAB III
OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Dalam penelitian ini menguji bagaimana Keputusan member melalui lifestyle di Gold’s Gym Braga City Walk Bandung Selanjutnya, penelitian ini akan meneliti dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas (Independent variable) yang diteliti yaitu Lifestyle ,dengan sub variable: activity, interest, opinion, dan demographic. Kemudian yang menjadi di variabel terikat (dependent variable) adalah keputusan member Gold’s Gym Braga City Walk Bandung. Responden dalam penelitian ini adalah member yang keanggotaannya masih aktif di Gold’s Gym Braga City Walk Bandung Dilihat dari berbagai kasus dan masalah yang terjadi di fitness center maka penulis memilih Gold’s Gym yang berlokasi di Braga City Walk Bandung sebagai objek penelitian.Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun yaitu dari bulan Mei hingga September 2012, maka metode yang digunakan adalah cross sectional method, yaitu metode penelitian dengan cara mempelajari objek dalam satu kurun waktu tertentu/tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang.
(27)
3.2 Metode Penelitian dan Desain Penelitian 3.2.1 Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan ilmu manajemen pemasaran dengan konsep lifestyle dan seberapa pengaruhnya terhadap keputusan pembelian menjadi member Sugiyono (2012:2) mengemukakan bahwa metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum tujuan diadakannya penelitian yaitu yang bersifat penemuan, pembuktian dan pengembangan. Penemuan berarti data yang diperoleh dari penelitian adalah data yang betul-betul sebelumnya belum pernah diketahui. Pembuktian berarti data yang diperoleh itu digunakan untuk membuktikan adanya keragu-raguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu, dan pengembangan berarti untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan yang sudah ada.
Dalam metode penelitian ini digunakan adalah metode penelitian deskriptif dan verifikatif. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:03), “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal yang lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Penelitian deskriptif dilakukan untuk memperoleh gambaran pertama mengenai Lifestyle , sehingga menghasilkan dimensi gaya hidup antara lain: activity, interest, opinion, dan demographic. Kedua mengenai gambaran keputusan member (keputusan konsumen) yang memiliki enam keputusan yaitu Pilihan Produk, Pemilihan Merek, Pemilihan Perantara/Saluran Pemesanan, Penentuan Waktu Berkunjung, Pemilihan Jumlah menjadi pelanggan/member dan
(28)
Metode Pembayaran. Sedangkan jenis penelitian verifikatif menurut suharsimi Arikunto (2010:15) penelitian yang bertujuan untuk mengecek kebenaran hasil penelitian lain. Sifat verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, dimana dalam penelitian ini, penelitian verifikatif bertujuan untuk mengetahui lifestyle dan seberapa pengaruhnya terhadap keputusan member .
Mengingat penelitian ini bersifat deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode penelitian yang akan digunakan adalah explanatory survey. Berdasarkan jenis penelitian di atas yaitu penelitian deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory survey. Explanatory survey dilakukan melalui kegiatan pengumpulan informasi dari sebagian populasi secara langsung di tempat kejadian (empiris) melalui alat kuesioner dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi yang akan diteliti terhadap permasalahan penelitian.
Maholtra (2010:96) menyatakan bahwa:
Explanatory survey dilakukan untuk mengeksplorasi situasi masalah, yaitu untuk mendapatkan ide-ide dan wawasan ke dalam masalah yang dihadapi manajemen atau para peniliti tersebut. Penjelasan penelitian dalam bentuk wawancara mendalam atau kelompok fokus dapat memberikan wawasan yang berharga.
Berdasarkan pengertian tersebut penelitian yang digunakan dalam metode ini adalah informasi dari sebagian populasi yang dikumpulkan langsung di tempat kejadian secara empirik dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti. Explanatory survey ini bertujuan
(29)
untuk mengeksplorasi atau meneliti melalui masalah atau situasi untuk mendapatkan wawasan dan pemahaman(Maholtra 2009:98).
3.2.2 Desain Penelitian
Menurut buku Suharsimi Arikunto (2010:90), “Desain penelitian adalah rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti, sebagai ancar-ancar kegiatan yang akan dilaksanakan”. Dalam desain penelitian tercakup penjelasan secara terperinci mengenai tipe desain riset yang memuat prosedur yang sangat dibutuhkan dalam upaya memperoleh informasi serta mengolahnya dalam rangka memecahkan masalah. Tipe riset desain ini berhubungan dengan tingkat analisis yang direncanakan oleh peneliti terhadap data yang dikumpulkan.
Oleh karena itu desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kausalitas. Desain kausalitas ini tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan bukti hubungan sebab akibat, sehingga diketahui mana yang menjadi variabel yang mempengaruhi, mana variabel yang dipengaruhi. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Malhotra (2005:100) bahwa desain kausalitas tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan bukti mengenai hubungan sebab-akibat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keputusan menjadi member terhadap pengaruh lifestyle analysisGold’s Gym Braga City Walk Bandung.
3.3.Operasionalisasi Variabel
Operasional adalah seperangkat petunjuk yang lengkap tentang apa yang harus diamati dan bagaimana mengukur suatu variabel atau konsep definsi operasional tersebut membantu kita untk mengklasifikasikan gejala disekitar ke
(30)
dalam kategori khusus dari variabel (Arikunto, 2010:91). Definisi variabel perlu dibuat untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam menafsirkan, memahami variabel. Menurut Sugiyono (2012:39) Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang digunakan sebagai berikut :
1) Variabel bebas (X) (independent variable), yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependent variable). Dalam hal ini yang dijadikan variabel independennya adalah lifestyle (X) yang terdiri dari empat sub bab (X1) activity, (X2) interest (X3) opinion , (X4) demographic
2) Variabel terikat (Y) (dependent variable), yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam hal ini yang menjadi variabel dependennya adalah Keputusan pembelian menjadi member (Y) terdiri dari enam indikator: pemilihan produk, pemilihan merk, pemilihan saluran distribusi, waktu pembelian, jumlah pembelian dan metode pembelian. yaitu tahap dalam membeli keputusan baik berupa produk maupun jasa.
Untuk kemudahan dalam pemahaman tentang variabel-variabel yang dibahas dalam penelitian ini, Secara rinci operasionalisasi variabel ini dijelaskan dalam Tabel 3.1 sebagai berikut:
(31)
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel dan Indikator
Konsep Indikator Ukuran Skala No. Item
pertanyaan Lifestyle
Analyisis (X)
Pola hidup seseorang di dunia yang tercermin dalam kegiatan, minat dan pendapat (Solomon 2011: 253)
activity (X1) Activity adalah kegiatan individu dalam kesehariannya dan bagaimana melewatkan waktu luangnya
Solomon (2011:264).
Activity :
Alokasi waktu luang untuk Fitness(Area free weight)
Alokasi waktu luang untuk Mind and Body Soul : pilates, yoga
Alokasi waktu luang untuk
Tingkat waktu luang yang digunakan para member untuk melakukan fitness : dumble¸body building
Tingkat waktu luang kegiatan yang digunakan member untuk melakukan yoga dan pilates, tempat yang telah disediakan Tingkat waktu luang kegiatan
untuk melakukan aerobic room dan tempat yang telah disediakan.
Tingkat waktu luang kegiatan setelah fitness dengan area
Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal C.I.1 C.I.2 C.I.3
(32)
Aerobic
Alokasi waktu luang untuk Cardiovascular : treadmill machine , body trainer
machine, cumbent bike machine , dll
cardiovascular
: treadmil, trainer machine, dll .
C.I.4
Interest (X2) Ketertarikan individu akan objek yang menyertai perhatian khusus individu secara terus menerus (Solomon 2011:264)
Interest : Daya tarik Luas
ruang fitness center Daya tarik
Desain interior dan eksterior fitness center Daya tarik
Kelengkapan kenyamana alat Gym.
Tingkat daya tarik terhadap luas ruang fitness center .
Tingkat daya tarik desain interior dan eksterior ruang fitness center Tingkat daya tarik terhadap
kelengkap dan kenyamanan alat Gym
Tingkat daya tarik terhadap keahlian atau skill para trainer . Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal C.II.1 C.II.2 C.III.3
Opinion (X3) Opini individu mengenai konsep diri serta persepsi terhadap produk Solomon (2011: 264)
Opinion : Pendapat fitness
center Gold’s
Tingkat Pendapat fitness center
Gold’s Gym menurut diri sendiri
Ordinal Ordinal Ordinal
(33)
Gym menurut diri sendiri, Pendapat fitness
center Gold’s
Gym menurut
kerabat atau orang lain Pendapat
fitness center
Gold’s Gym
menurut
Tingkat Pendapat fitness center
Gold’s Gym menurut kerabat
Tingkat Pendapat fitness center
Gold’s Gym menurut Media Masa
Ordinal
C.1V.2
C.IV.3
Demographic (X4)
Mengutarakan bahwa demografi itu terdiri dari pendapatan, usia,siklus hidup keluarga, wilayah geografis, etnisitas, hunian , jabatan, ukuran keluarga, dan pendidikan. Solomon (2011:264)
Demographic
Usia
Pendapatan Pendidikan
Tingkat kesesuaian fasilitas yang diberikan fitness center dengan usia member .
Tingkat kesesuaian pendapatan member dengan pengeluaran member yang yang dihabiskan oleh memberfitness center.
Tingkat kesesuaian pendidikan member dengan pengetahuan member tentang fasilitas dan produk yang ditawarkan fitness center Ordinal Ordinal Ordinal C.V.1 C.V.2 C.V.3 Keputusan member (Y)
Tahap proses keputusan dimana konsumen secara aktual melakukan
Pilihan Produk Tingkat kenyamanan berolahraga di fitness center
Ordinal Ordinal
(34)
pembelian produk. Kotler & Keller (2012:193)
Tingkat kelengkapan fasilitas
berolahraga di fitness center C.I..2 Pemilihan
Merk.
Tingkat pemilihan fitness center Gold’s Gym karena pencitraan terbaik
Ordinal
Ordinal C.II.3
Pemilihan Saluran distribusi
Tingkat kestrategisan lokasi fitness centerGold’s Gym .
Tingkat kemudahan
aksesbiliti menuju fitness center Gold’s Gym.
Ordinal Ordinal C.III.1 C.III.2 Waktu Pembelian
Tingkat waktu melakukan fitness sebagai kebutuhan
Tingkat waktu melakukan menjadi member Gold’s Gym pada saat promosi
Ordinal Ordinal C.IV.1 C.IV.2 Jumlah Pembelian
Tingkat frekuensi
berolahraga di fitness center Gold’s Gym dalam satu bulan
Tingkat jumlah waktu berolahraga di fitness center Gold’s Gym .
Ordinal Ordinal
C.V.1
C.V.2
Metode
Tingkat kemudahan
pembayaran
Ordinal Ordinal
(35)
Pembayaran Tingkat keragaman metode pembayaran menjadi member fitness center di Gold’s Gym (menggunakan kartu credit , debit dan tunai)
Ordinal
(36)
3.4 Jenis Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang akan dikumpulkan dikelompokkan menjadi dua, sesuai dengan sumber-sumber data penelitian. Jenis data tersebut yaitu :
1. Data primer
Data primer merupakan sumber data dimana data yang diinginkan dapat diperoleh secara langsung dari subjek yang berhubungan langsung dengan penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data adalah seluruh data yang diperoleh dari kuesioner yang disebarkan kepada sejumlah responden yang sesuai dengan target sasaran dan dianggap mewakili seluruh populasi data penelitian, yaitu para member atau pelanggan ,keanggotaan di Gold’s Gym Braga City Walk Bandung.
2. Data sekunder,
Data sekunder adalah sumber data penelitian dimana subjeknya tidak berhubungan langsung dengan objek penelitian tetapi membantu dan dapat memberikan informasi untuk bahan penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah literatur, artikel, serta situs di internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder yang selanjutnya diterangkan pada Tabel 3.2
(37)
Tabel 3.2
Jenis dan Sumber Data
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data mengenai objek penelitian digunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:
No Jenis Data Sumber Data
Data Sekunder 1. Data franchise fitness
center
www.waralabaku.com 2. Data Perbandingan
Price Image Fitness Center Nielsen 2010
Sumber : AC Nielsen, (2010)
3. Data fitness center Terbaik menurut TOP BRAND 2010 -2012 kategori retail (%)
www.topbrand-award.com/top- brandsurvey/survey-result/top-brand-result-2011 Maret 2012.
4. Data beberapa Fitness Center yang berada di kota Bandung
: http://www.akubugar.com Maret 2012
5. Grafik Perkembangan Jumlah Member Gold’s Gym Braga City Walk
Marketing ConsultantGold’s Gym Braga City Walk
Data Primer 1. Lifestyle terhadap
Keputusan Member
Member di Gold’s Gym Braga City Walk Bandung .
2. Tanggapan Lifestyle yang diberikan oleh Gold’s Gym Braga City Walk Bandung .
Member di Gold’s Gym Braga City Walk Bandung .
3. Keputusan Member terhadap Lifestyle yang diberikan oleh Gold’s Gym Braga City Walk Bandung .
Member di Gold’s Gym Braga City Walk Bandung .
(38)
1. Observasi (pengamatan), dilakukan dengan mengamati langsung subjek yang berhubungan dengan masalah yang diteliti khususnya mengenai para member di Gold’s Gym Braga City Walk Bandung.
2. Studi Kepustakaan, dilakukan dengan cara menelaah dan mempelajari buku-buku, diktat, artikel, serta litelatur lainnya yang memiliki kaitan dengan topik penelitian yaitu Lifestyle dan Keputusan pembelian member .
3. Kuesioner (angket), dilakukan dengan menyebarkan seperangkat daftar pertanyaan tertulis kepada responden yaitu para member Fitness Center di di Gold’s Gym Braga City Walk Bandung. Responden tinggal memilih alternatif jawaban yang telah disediakan pada masing-masing alternatif jawaban yang dianggap paling tepat. Dalam kuesioner ini penulis mengemukakan beberapa pertanyaan yang merupakan elemen-elemen dari Activity (X1), Interst (X2), Opinion (X3), Demographic (X4) dan
Keputusan Member (Y).
3.5 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 3.5.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generelasasi yang terdiri atas: objek dan subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan Sugiyono (2012:80) . Dalam penentuan populasi harus dimulai dengan penentuan secara jelas mengenai populasi yang menjadi sasaran penelitiannya, yang disebut populasi sasaran yaitu populasi yang akan menjadi cakupan kesimpulan penelitian. Jadi dalam sebuah hasil penelitian dikeluarkan kesimpulan, maka menurut etika penelitian
(39)
kesimpulan tersebut hanya berlaku untuk populasi sasaran yang telah ditentukan.Berdasarkan pengertian populasi tersebut, populasi penelitian ini adalah para member yang beranggotaakan di Gold’s Gym Braga City Walk Bandung dalam kurun waktu bulan Juni 2007 sampai April 2012 .
Tabel 3.3
Jumlah Data Perkembangan Jumlah Member di Gold’s Gym Braga City Walk Bandung
Tahun Jumlah Member Jumlah Member
aktif
Pertumbuhan
2007 800 750
2008 900 800 1%
2009 600 300 -3%
2010 1400 1000 8%
2011 2500 1200 11%
2012 3000 1500 5%
Sumber : Sales MarketingGold’s Gym
Populasi ini dibatasi dengan member yang aktif dan member yang tidak aktif. Pada tahun 2012 jumlah member keseluruhan adalah 3000 member dengan member aktif 1500 atau hanya setengahnya member.
3.5.2 Sampel
Sugiyono (2012:81) mengatakan Bila populasi besar dan peneliti tidak dapat mempelajari semua pada populasi, misalnya karena keterbatasan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sample yang diambil dari populasi itu. Menurut Malhotra (2005:364), sampel adalah subkelompok populasi yang terpilih untuk berpartisipasi dalam studi. Untuk menentukan sampel dari populasi yang telah ditetapkan perlu dilakukan suatu pengukuran yang dapat menghasilkan jumlah n. rumus yang digunakan sebagai berikut :
(40)
Untuk menentukan sebuah sampel dari populasi yang telah ditetapkan, perlu dilakukan suatu pengukuran yang dapat menghasilkan jumlah n. Husain Umar (2002:59), mengemukakan bahwa ukuran sampel dari suatu populasi dapat menggunakan bermacam-macam cara, salah satunya adalah dengan menggunakan teknik Slovin dengan rumus sebagai berikut:
�
=
�1+ � 2
n=
1500
1+1500 (0,1)2 = 99,998 ≈ 100
Keterangan:
n : Ukuran sampel N : Ukuran populasi
e : Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang dapat ditolerir (e = 0,1) jumlah member aktif keseluruhan 1500 member . Agar sampel yang digunakan lebih representatif dan untuk menjaga kekurangan data, maka jumlah sampel yang ditarik adalah sebesar 100 responden.
3.5.3 Teknik Pengambilan Sampling
Dikutip dari buku Sugiyono (2012:81) teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Populasi dalam penelitian ini adalah populasi bergerak (mobile population) dan bersifat homogen, maka metode pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik Systematic random sampling atau pengambilan sampel acak sistematis.
(41)
1. Menentukan populasi sasaran. Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi sasaran adalah seluruh member di Gold’s Gym Braga City Walk Bandung.
2. Menentukan tempat tertentu sebagai check point, dalam penelitian ini yang menjadi tempat check point adalah area Gold’s Gym Braga City Walk Bandung.
3. Menentukan waktu yang digunakan untuk menentukan sampling yaitu pada pukul 16.00 WIB, karena banyaknya para member berolahraga di Gold’s Gym
4. Penyebaran angket dilakukan pada hari Jumat tanggal 5 Oktober 2012 pada checkpoint.
5. Melakukan wawancara melalui social media ; facebook dan twitter dan berhadapan langsung dengan para responden
3.6 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis 3.6.1 Rancangan Analisis Data
Setelah data yang diperolehnya dari responden melalui kuesioner terkumpul. Selanjutnya dengan mengolah dan menafsirkan data sehingga dari hasil tersebut dapat dilihat apakah antara variabel program Lifestyle (X) ada pengaruhnya atau tidak terhadap variabel Keputusan Member (Y). Maka prosedur yang harus dilakukan pengelolaan data penelitian dilakukan sebagai berikut :
1. Editing, yaitu pemeriksaan angket yang telah terkumpul kembali setelah diisi oleh responden. Pemeriksaan tersebut menyangkut kelengkapan pengisian angket secara menyeluruh.
(42)
2. Skoring, skala pengukuran dengan digunakan adalah skala Semantic Defferensial yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun checlist tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawabannya sangat positifterletak diantara bagian kanan garis, kontinum jawaban negatif berada di kiri garis, atau sebaliknya (Sugiyono 2012:97). Jawaban setiap instrumen skala ini mempunyai gradiasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut :
Tabel 3.4
Pola Skoring Kuesioner Skala Lima
bersahabat 5 4 3 2 1 Tidak bersahabat Tepat janji 5 4 3 2 1 Tidak tepat janji bersaudara 5 4 3 2 1 memusihi Memberi pujian 5 4 3 2 1 mencela mempercayai 5 4 3 2 1 mendominasi Sumber : Sugiyono (2012: 97)
3. Tabulasi, yaitu perekapan data hasil scoring pada langkah ke dalam tabel 4. Tahap uji coba kuesioner, untuk menguji layak tidaknya kuesioner
disebarkan kepada responden, maka penulis melakukan dua tahap pengujian yaitu uji validitas dan reliabilitas.
5. Untuk menjawab tujuan penelitian yang bersifat deskriptif adalah melalui tinjauan kontinum dan perbandingan rata-rata data sampel, sedangkan untuk menjawab tujuan penelitian yang bersifat asosiatif atau verifikatif maka digunakan teknik analisis regresi sederhana.
(43)
3.6.2 Pengujian Validitas dan Reliabilitas 3.6.2.1 Hasil Pengujian Validitas
Pengujian validitas adalah suatu derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti. Sugiono (2012:121). Validitas dalam penelitian dijelaskan dalam salah satu derajat ketepatan pengukuran tentang isi dari pernyataan yang penulis buat. Teknikuji yang digunakan adalh teknik korelasi melalui koefisien product moment . Skor ordinal dari setiap item pertanyaan yang diuji validitasnya dikorelasikan dengan skor ordinal kesluruhan item, jika koefisien korelasi tersebut positif, maka item tersebut valid, sedangkan jika negatif maka terdapat yang disebut tidak valid dan akan dikeluarkan dari kuisioner atau digantikan dengan pernyataan perbaikan. Rumus korelasi yang dapat digunakan adalah rumus Korelasi Product Moment. Dengan rumus :
� −( )( )
� 2 −( )2 � 2 −( 2)
(Sugiyono, 2007:212)
Keterangan :
rxy = Menunjukan indeks korelasi antara dua variabel yang
dikorelasikan
R = Koefisien validitas item yang dicari, dua variabel yang dikorelasikan
X = Skor yang diperoleh subyek dari seluruh item Y = Skor total yang diperoleh dari seluruh item
(44)
∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y ∑X2
= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X ∑Y2
= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y
N = Banyaknya responden
Pengujian keberartian koefisien (rb) dilakukan dengan taraf signifikan 5%. Rumus uji t yang digunakan adalah sebagai berikut :
= � −2
1− 2
= � −2
Dalam penelitian dapat berinterprestasi terhadap kuatnya suatu hubungan dengan melihat besarnya koefisien korelasi. Berikut tabel 3.5 yang memberikan interprestasi terhadap koefisien korelasi :
Tabel 3.5
Interprestasi Besarnya Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Interprestasi
Antara 0,700 sampai dengan 1,00 Sangat tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,500 Tinggi
Antara 0,500 sampai dengan 0,400 Agak tinggi
Antara 0,400 sampai dengan 0,300 Sedang
Antara 0,300 sampai dengan 0,200 Agak Tidak tinggi Antara 0,200 sampai dengan 0,100 Tidak tinggi Antara 0,100 sampai dengan 0,00 Sangat tidak tinggi Sumber : Suharsimi Arikunto (2010:319)
(45)
Setelah melakukan analisis faktor dengan cara mengkorelasikan jumlah skor dengan skor total , maka langkah berikutnya adalah dilakukannya membandingkan antara rhitung dengan rtabel. Berikut keputusan pengujian validitas
instrumen:
1. Item pertanyaan atau pernyataan responden penelitian dikatakan valid apabila r hitung > r tabel .
2. Item pertanyaan atau pernyataan responden penelitian dikatakan tidak valid apabila r hitung < r tabel .
Pengujian validitas item instrumen dilakukan dengan bantuan SPSS 17 for windows. Out put yang dihasilkan dari pengelolaan SPSS mmerupakan data rhitung utnuk lebih mengetahui apakah nilainya signifikan atau tidak, maka dilakukannya uji
korelasi dibandingkannya dengan rhitung dengan rtabel. agar dapat memperoleh nilai
yang signifikan, maka rhitung harus lebih besar sari rtabel (dilihat dari r product
moment dengan taraf signifikan 5% dan derajat kebebasan n-2) dengan jumlah responden awal 30 dengan ketetapan rtabel 0,374.
Pertanyaan pada variabel X yaitu Lifestyle dapat dilanjutkan dengan melakukan penelitian.
Tabel 3.6
Hasil Pengujian Validitas Variabel (X) Lifestyle
No Item Pernyataan rhitung rtabel
Keterangan Lifestyle
Activity
1. Fitness (Area free weight) 0,769 0,374 Valid 2. Mind and Body Soul room 0,545 0,374 Valid
(46)
4. Area cardiovascular 0,631 0,374 Valid Interest
5. Luas ruang fitness center 0,407 0,374 Valid
6. Desain ruang interior dan eksterior fitness center
0,506 0,374 Valid
7. Kelengkapan dan kenyamana alat Gym.
0,430 0,374 Valid
Opinion
8. Pendapat fitness center Gold’s Gym menurut diri sendiri
0,650 0,374 Valid
9. Pendapat fitness center Gold’s Gym menurut kerabat dan orang lain
0,502 0,374 Valid
10. Pendapat fitness center Gold’s Gym menurut media masa
0,609 0,374 Valid
Demographic
11. Usia 0,496 0,374 Valid
12. Pendapatan 0,488 0,374 Valid
13. Pendidikan 0,429 0,374 Valid
Sumber : Pengolahan data 2012 oleh SPSS 17 for Windows
Berdasarkan tabel 3.6 pada instrumen variable lifestyle dapat diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada dimensi activity dengan jumlah pertanyaan empat dan pada nomor pertanyaan satu dengan item pernyataan Fitness (Area free weight) yang bernilai 0,769, sedangkan nilai terendah terdapat pada dimensi interest dengan item pernyataan Luas ruang fitness center Gold’s Gym yang bernilai 0,407 sehingga dapat ditafsirkan bahwa indeks korelasinya tinggi.
Tabel 3.7
Hasil Pengujian Validitas
Variabel (Y) Keputusan Pembelian menjadi Member
No Item Pernyataan rhitung rtabel
Keterangan Keputusan Pembelian menjadi Member
Pemilihan produk
1. Kenyamanan berolahraga di fitness center
0,481 0,374 Valid
2. Kelengkapan fasilitas berolahraga di fitness center
(47)
Pemilihan merk
3. Pemilihan fitness centerGold’s Gym karena pencitraan terbaik
0,636 0,374 Valid
Pemilihan saluran distribusi
4. Kestrategisan lokasi fitness center
Gold’s Gym . 0,419 0,374 Valid
5. Kemudahan aksesbiliti menuju fitness center Gold’s Gym.
0,426 0,374 Valid
Waktu pembelian
6. Waktu melakukan fitness sebagai kebutuhan
0,529 0,374 Valid
7. Waktu melakukan menjadi member
Gold’s Gym pada saat promosi
0,582 0,374 Valid
Jumlah pembelian
8. Tingkat frekuensi berolahraga di fitness centerGold’s Gym
0,575 0,374 Valid
9. Tingkat lama waktu berolahraga di fitness centerGold’s Gym
0,446 0,374 Valid
Metode pembayaran
10. Kemudahan pembayaran menjadi member di Gold’s Gym
0,621 0,374 Valid
11. Keragaman pembayaran menjadi member yang disediakan Gold’s Gym (debit ,tunai dan kredit)
0,577 0,374 Valid
Sumber : Pengolahan data 2012 oleh SPSS 17 for Windows
Untuk hasil uji coba instrumen penelitian untuk variable keputusan member berdasarkan hasil perhitungan validitas item instrumen yang dilakukan dengan bantuan program SPSS 17.0 for windows. Menunjukan bahwa item pernyataan tertinggi pada pemilihan merk dengan pernyataan item Pemilihan fitness center Gold’s Gym karena pencitraan terbaik dengan nilai 0,636, sedangkan yang terendah pada pemilihan saluran distribusi, Dengan item pernyataan Kestrategisan lokasi fitness centerGold’s Gym . dengan nilai 0,419
(48)
3.6.2.2 Hasil Pengujian Reliabilitas
Dalam Instrumen penelitian disamping harus valid, juga harus dapat dipercaya (reliabel). Malhotra (2005:309) mengemukakan bahwa “Reliabilitas adalah sejauh mana skala mampu menciptakan hasil yang konsisten jika pengukuran berulang dilakukan terhadap karakteristik tertentu”. Jika suatu instrumen dapat dipercaya maka data yang dihasilkan oleh instrumen tersebut dapat dipercaya. Instrumen yang realibel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan alat ukur Sugiyono (2012:121)
Untuk menunjukkan dalam penelitian ini digunakan rumus Cronbach’s Alpha, dengan rumus sebagai berikut :
11
=
�
�−1
1
−
�2
�12
(Arikunto, 2010:231)
Dimana :
r11 = Reliabilitas Instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan ∑σb2 = Jumlah Varians butir
∑12 = varians total
(49)
�2 = �2−
� 2 �
� (Arikunto, 2010:239)
Dimana :
σ2
= Varians ∑x = Jumlah skor N = Jumlah Responden
Keputusan pengujian :
1. Item pertanyaan atau pernyataan responden penelitian dikatakan reliabel jika rhitung > rtabel.
2. Item pertanyaan atau pernyataan responden penelitian dikatakan tidak reliabel jika rhitung < rtabel.
Berdasarkan hasil pengujian reabilitas instrumen yang dilakukan dengan mengggunakan bantuan program SPSS 17.0 for windows diketahui bahwa semua variabel reliabel. Pengujian korelasi (y) dilakukan dengan taraf signifikan 5% dengan jumlah 30 responden.
Tabel 3.8
Hasil Pengujian Rrealibilitas Lifestyle Dan Keputusan pembelian menjadi Member GOLD’S GYM BRAGA CITY WALK BANDUNG
NO Variabel Alpha
cronbrach
Kesimpulan
1. Lifestyel Analysis 0,737 Reliable
2. Keputusan menjadi member 0,726 Reliable
(50)
Tabel 3.8 menunjukan bahwa hasil tingkat reliability pada variabel lifestyle analysis sebesar 0,737 dan variabel keputusan member 0,726 . Hal ini menujukan bahwa realibilitas dari kedua variabel penelitian tersebut tinggi, dikarenakan tingkat realibilitas lebih besar 0,5.
3.6.3 Teknik Analisis Data
Dikutip dari Buku Sugiyono (2012:15) bahwa “Skala ordinal adalah skala yang datanya berbentuk rangking atau peringkat, dan jarak antara satu data dengan data yang lain tidak sama”. Untuk memberikan nilai terhadap jawaban dalam kuesioner dibagi dalam lima tingkat alternatif jawaban yang disusun bertingkat dengan pemberian bobot nilai (skor) .
Maka skala ordinal tersebut harus dirubah kedalam bentuk skala interval, karena merupakan syarat pengolahan data dengan penerapan statistic parametric dengan menggunakan Methode Successive Interval (MSI).
1. Methode Succesive Interval (MSI)
Langkah-langkah untuk melakukan transformasi data adalah sebagai berikut :
(1) Berdasarkan hasil jawaban responden untuk setiap pertanyaan , hitung proporsi setiap pilihan jawaban.
(2) Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap jawaban, hitung proporsi setiap pilihan jawaban.
(3) Berdasarkan proporsi tersebut, untuk setiap pertanyaan hitung proporsi kumulatif untuk setiap pilihan jawaban.
(4) Untuk setiap pertanyaan, tentukan nilai batas Z untuk setiap pilihan jawaban.
= 1 2�
(51)
(5) Hitung scale value (nilai interval rata-rata) untuk setiap pilihan jawaban melalui persamaan berikut :
Scale Value = Kepadatan batas bawah−kepadatan batas atas
Daerah di bawah batas atas−Daerah di bawah batas bawah
(6) Hitung score (nilai hasil transformasi) untuk setiap pilihan jawaban melalui persamaan berikut :
Score = Scale value + | Scale Value minimum | + 1
2. Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis regresi pada dasarnya adalah suatu studi mengenai ketergantungan suatu variabel dependen terhadap satu atau lebih variabel independen, dengan tujuan untuk menaksir dan atau memprediksi rata-rata hitung (mean) atau rata-rata (populasi) variabel dependen berdasarkan nilai tetap (fixed) variabel independen yang telah diketahui (Gujarati, 2003:18). Kegunaan regresi dalam penelitian salah satunya adalah untuk meramalkan dan memprediksi variabel terikat (Y) apabila variabel bebas (X) diketahui. Regresi sederhana dapat dianalisis karena didasari hubungan oleh hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat (kausal) variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) (Riduwan, 2007:145).
Hasil analisis regresi adalah koefisien regresi pada masing-masing variabel independen. Koefisien ini diperoleh dengan cara memprediksi variabel dependen dengan suatu persamaan. Selanjutnya dalam analisis regresi selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukan arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Variabel dependen diasumsikan random, yang berarti mempunyai distribusi probabilistik.
(52)
Sedangkan variabel independen diasumsikan memiliki nilai tetap (dalam pengambilan sampel yang berulang) (Sugiyono, 2007:93). Berdasarkan tujuan dilakukannya penelitian ini, maka variabel yang dianalisis adalah variabel independen yaitu Lifestyle (X) sedangkan variabel dependen adalah Keputusan Member (Y). Dengan memperhatikan karakteristik variabel yang akan diuji, maka uji statistik yang digunakan adalah melalui perhitungan analisis regresi dan korelasi untuk kedua variabel tersebut. Analisis regresi digunakan untuk mengetahui jenis hubungan antar variabel-variabel yang diteliti (Sudjana, 2000:234), sedangkan analisis korelasi digunakan untuk mengetahui derajat hubungan antar variabel yang diteliti (Sugiyono, 2012:188).
Persamaan regresi sederhana X atas Y adalah sebagai berikut : Ŷ = a + bX
Dimana :
Ŷ = lifestyle analysis (Variabel dependen, subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan)
a = Harga Y, jika X = 0
b = Angka arah atau koefisien regresi
X = Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.
Langkah-langkah yang dilakukan yang akan digunakan dalam analisis regresi sederhana adalah sebagai berikut :
1. Mencari harga-harga yang akan digunakan dalam menghitung koefisien a dan b, yaitu : ∑X ∑Y dan ∑XY ∑ 2∑ 2
2. Mencari koefisien regresi a dan b dengan rumus sebagai berikut :
=
2
−
(53)
=
� −� 2− 2 (Sugiyono, 2007:206)
X dikatakan mempengaruhi Y, jika berubahnya nilai X akan menyebabkan adanya perubahan nilai Y, artinya naik turunnya X akan membuat nilai Y juga naik turun, dengan demikian nilai Y akan bervariasi. Namun nilai Y bervariasi tersebut tidak semata-mata disebabkan oleh X, karena masih ada faktor lain yang menyebabkannya.
3.6.4 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi adalah kuadrat koefisien koreelasi. Dalam penggunaan koefisien determinasi dinyatakan dalam persen sehingga harus dikalikan 100%. Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui persentase pengaruh yang terjadi dari variabel bebas terhadap variabel tak bebas, dengan asumsi ...
KP = r2 x 100% (Riduwan 2006:136) Keterangan
KP = Nilai koefisien determinan r = Nilai koefisien korelasi 3.6.5 Uji Hipotesis
Objek penelitian yang menjadi variabel bebas atau independent variable yaitu lifestyle (X) yang terdiri dari (X1) activity , (X2) interest ,(X3)
opinion, (X4) demographic ,(sedangkan variabel dependen adalah Keputusan
pembelian menjadi member (variabel Y). Adapun yang menjadi hipotesis utama dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh positif antara Lifestyle di Gold’s
(54)
Gym Braga City Walk . Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini meliputi uji kerartian koefisien arah regresi. Hipotesi yang diajukan yaitu X1) activity , (X2) interest ,(X3) opinion, (X4) demographic ,( sedangkan variabel dependen
adalah Keputusan member (variabel Y). Hipotesis tersebut digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.1 Model Regresi Keterangan :
X = Variabel Lifestyle
Y = Variabel Keputusan pembelian menjadi Member
Є = Residu (variabel lain diluar variabel X yang berpengaruh) ke variabel akibat (endogenus) dinyatakan oleh besarnya nilai numerik dari variabel eksogenus.
Untuk menguji keberartian koefisien arah regresi dilakukan dengan menggunakan rumus berikut ini :
Y
X
(55)
�
=
�2
�2� (Sudjana,2001:16)
Secara statistik pengujian hipotesis keberartian arah regresi adalah :
Ho : β1 = 0, Koefisien arah regresi tidak berarti, artinya tidak terdapat pengaruh
antara lifestyle yang terdiri dari (X1) activity , (X2) interest ,(X3) opinion, (X4)
demographic , sedangkan variabel dependen adalah Keputusan pembelian menjadi member (variabel Y) dengan Lifestyle di Gold’s Gym Braga City Walk .
Signifikansi koefisien korelasi antara variabel X dan Y di uji dengan membandingkan thitung dan ttabel . Rumus dari distribusi student adalah :
= �−2
1− 2 (Riduwan, 2006:137)
Keterangan :
t = Distribusi student
r = koefisien korelasi product moment n = banyaknya data
Kriteria pengambilan keputusan untuk hipotesis yang diajukan adalah : Jika thitung > ttabel , maka H0 diyolak dan H1 diterima
Jika thitung < ttabel , maka H0 diterima dan H1 ditolak
Taraf kesalahan 0,05 dengan derajat kebebasan dk (n-2) serta pada uji satu pihak, yaitu uji pihak kanan. Secara statistik, hipotesis yang akan diuji dalam rangka pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis dapat ditulis sebagai berikut :
H1: ρ = 0, artinya tidak terdapat pengaruh lifestyle yang terdiri dari dari (X1) activity , (X2) interest ,(X3) opinion, (X4) demographic , sedangkan variabel
(56)
dependen adalah Keputusan pembelian menjadi member (variabel Y). Dengan Lifestyle Analysis di Gold’s Gym Braga City Walk .
H0 : ρ > 0 , artinya terdapat pengaruh antara lifestyle yang terdiri dari dari
(X1) activity , (X2) interest ,(X3) opinion, (X4) demographic , sedangkan variabel
dependen adalah Keputusan pembelian menjadi member (variabel Y).
(57)
(58)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan pengujian analisis regresi linear sederhana yang dilaksanakan mengenai pengaruh lifestyle terhadap keputusan pembelian menjadi member di Gold’s Gym Braga City Walk Bandung dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Persepsi secara keseluruhan kondisi lifestyle yang berada pada Gold’s Gym Braga City Walk Bandung berada pada kategori sangat tinggi adalah opinion . Hal ini dikarenakan Gold’s Gym Dikarenakan Gold’s Gym memiliki fasilitas sampai pelayanan secara operasional yang membuat para member sudah percaya dan menilai pendapat yang terbaik. Sedangkan indikator yang terendah adalah activity dikarenakan perbedaan aktivitas antara pria dan wanita di fitness center berbeda serta tujuan dari olaharaga nya pun berbeda.
2. Persepsi secara keseluruhan keputusan menjadi member Gold’s Gym berada pada kategori juga mendapatkan sangat tinggi dengan indikator keputusan pembelian menjadi menjadi member yang paling baik adalah pemilihan merk. dikarenakan pada pemilihan merk, merk Gold’s Gym sendiri sudah memliki nama besar dan termasuk fitness center terbaik dengan berbagai penghargaan yang didapat, dengan demikian Gold’s Gym Braga City Walk memiliki pencitraan terbaik menurut para membernya
(1)
3. Indikator lifestyle yang terdiri dari activity, interest, opinion dan demographic memberikan pengaruh kuat dan postif terhadap keputusan pembelian menjadi member Gold’s Gym Braga City Walk Bandung dengan menunjukan tingkat korelasi yang tinggi.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil dan pengolahan penelitian yang telah diperoleh dan temuan yang telah dihasilakan, maka penulis menyatakan hal-hal sebagai berikut dengan harapan dapat memberikan banyak manfaat dan menjadi masukan bagi
Gold’s Gym Braga City Walk Bandung adalah sebagai berikut:
1. Lifestyle yang digunakan untuk mengetahui pola dan karakteristik member untuk melakukan keputusan menjadi member berada pada kategori nilai terendah adalah indikator activity hal ini disebabkan perbedaan pria dan wanita untuk melakukan aktivitas keolahragaanya serta perbedaan tujuan
melakukan olahraga di Gold’s Gym. Dilihat dari empat aktivitas satu
diantaranya adalah fitness (Area Free weight) yang bertujuan untuk melatih dan membentuk otot dan rata-rata dilakukan oleh pria. Disini terlihat adanya perbedaan fungsi dan tujuan dari fitness itu sendiri. Dan juga rata-rata wanita lebih sungkan untuk melakukan area free weight tersebut karena lebih bertujuan untuk tubuh dengan yang ideal langsing dan tidak berotot. Faktor yang kedua wanita tidak nyaman apabila melakukan aktivitas fitness free weight bersamaan dengan pria karena
(2)
beberapa alasan. Dan merekomendasikan untuk memisahkan area free weight antara pria dan wanita menjadi dua ruangan.
2. Keputusan pembelian menjadi member secara keseluruhan yang mendapatkan nilai terendah adalah indikator pemilihan saluran distribusi dikarenakan kurangnya aksesibiliti yaitu jalan Braga yang terbatas satu arah untuk menuju Gold’s Gym serta keberadaanya fitness center di dalam mall yang kurang hidup pengunjungnya. maka dari itu adanya lebih
mengolah dan meperdayakan lagi sarana dari Gold’s Gym dengan cara
melakukan kerjasama dengan The Kiosk, Sugarush, NAV Karaoke Family
dengan cara bila memiliki member card Gold’s Gym akan mendapatkan
potongan harga, agar kendala kesetragisan dan aksesbiliti bukan halangan
lagi untuk melakukan olahraga di Gold’s Gym Braga City Walk Bandung.
3. Indikator lifestyle analysis yang terdiri dari activity, interest, opinion dan demographic memberikan pengaruh yang sangat tinggi dan signifikan terhadap keputusan menjadi member gold’s gym. Maka dari itu apabila terjadinya perubahan dan peningkatan gaya hidup seseorang maka akan dapat memberikan hal yang positif untuk mempertahankan para member
untuk terus setia terhadap Gold’s Gym
4. Saran untuk penelitian selanjutnya diharapkan peneliti melakukan studi
terhadap Gold’s Gym Braga City Walk secara lebih luas seperti
menganalisis dan mepertimbangkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi seperti loyalitas member, Customer Rlationship Management dan Customer Satisfaction agar lebih konsisten mempertahankan kualitas dan
(3)
kuantitas dari Gold’s Gym mulai dari divisi operasional yang terdiri dari
customer service, marketing relationship, personal trainer sampai clining service. sehingga dapat memberikan hasil yang maksimal secara signifikan untuk peneliti dan perusahaan tersebut.
(4)
[Type text]
DAFTAR PUSTAKA
Ali Hasan, 2009. Marketing. Yogyakarta : Media Pressindo
Engel. F James, Roger D Blackwell dan Paul W Miniard. 1994. Perilaku Konsumen, Alih Bahasa Lina Salim, SE, M. B. A., Jakarta: Erlangga Bernard. T. Wijaya, 2009, Lifestyle Marketing Servlist : Paradigma baru
pemasaran Bisnis Jasa dan Lifestyle. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Hawkins, Del I., David L. Motherbough, dan Roger J. Best. 2007. Consumer Behaviour: Building Marketing Strategy. 10th edition. Boston: McGraw-Hill.
Hurriyati, Ratih. (2010). Bauran Pemasaran Jasa dan Loyalitas Konsumen. Bandung : alfabeta.
Husein, Umar. 2003. Metode Riset Bisnis, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Kasali, Rhenald , 2001 Membidik Pasar Indonesia
Kotler Philip , dan Gary Amstrong. 2012 . Principles Of Marketing, Global Edition, 14 Edition, Pearson Education.
___________ , Philip dan Keller. (2012). Marketing Management. Fourteenth Global Edition. Pearson Education .
Micheal R. Solomon. 2011. Consumer Behaviour 9th edition , New Jersey: Pearson Education.
Mowen dan Michael Minor, 2001. Perilaku Konsumen, Jakarta: Erlangga.
Naresh K. Malhotra 2010. Marketing Reseach : An Applied Orientation Sixth Edition Pearson Education.
Riduwan. (2008). Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung : Penerbit Alfabeta.
(5)
[Type text]
Rio, Budi. 2009. Psikologi Pelayanan Hotel, Restoran & Cafe, Jakarta: : PT. Gelora Aksara Pratama.
Suharsimi, Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktis, Jakarta: Rinekap Cipta.
Schiffman. Len G dan Leslie L kanuk. (2010). Consumer Behaviour , 5th Edition. New Jersey: Pretince Hall
___________ ‘ dan Leslie L Kanuk. (2010). Consumer Behaviour 9th Edition.
New Jersey: Pretince Hall
Sudjana . 2001. Metoda Statistika, Bandung: Tarsito
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta.
Bahan Kuliah :
Agung Nugroho. (2008). Materi Kuliah Pemasaran Olahraga [Word Document]. Unpublished manuscript, Universitas Negeri Yogya
Jurnal :
Hamzah, Amir.2002. Analisis Gaya Hidup (Aktivitas,minat, motivasi)(Rasional ) Konsumen dalam mengambil keputusan membeli Merk Handphone Nokia Kawasan Surabaya. Sekolah Tinggi Manajemen Labora . Vol. 2851. No. 0561. Ed. Des.
Widiastuti.Yulia. 2009. Praktek Gaya hidup Berwawasan Lingkungan Pada Komunitas Sepeda , KRL dan Trans Jakarta di Jakarta.
Arlini. Rike 2002, Pengaruh Gaya hidup Terhadap Pengambilan Keputusan Konsumen dalam memilih Cafe Lontar pada Kelompok Anak Muda di Surabaya. Universitas Kristen Petra, Vol. 561, no. 122 ed. Agustus.
Hernomo. Antika. Putri 2008.Antara Kebugaran dan Idelisasi Tubuh : Finess Center sebagai Simbolik Masyarakat Kota. Scripta sociata Jakarta. Silvya (2009:3). Jurnal Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian
Konsumen, Vol 6 No. 1:92-100.
Skripsi :
Irhamni.Fauzan .2010. Upaya Mempertahankan Keputusan menginap tamu GrandKemang hotel melauli Lifestyle Analysis (Survei Pada Taaammmu Individual yang menginap di GrandKemang hotel Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung
(6)
[Type text]
Mochamad Reza Enoch. 2010. Pengaruh CO-Creating Unique Value Terhadap Brand Loyality Pusat Kebugaran Gold’s Gym BRAGA, BANDUNG (120310060018) . Universitas Padjajaran . Bandung
Website :
www.majalahkesehatan.com
www.topbrand-award.com/top-brand-survey/survey-result/top-brand-result-2011
http://www.akubugar.com
http://forum.kompas.com/ekonomi-umum/33726-tips-naikan-pelanggan-dalam-bisnis-fitness-center.htmlMaret 2012