Pengaruh Diversifikasi Produk Keripik 888 Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Pada Konsumen Toko Kue TIVOLI Medan Fair)

(1)

PENGARUH DIVERSIFIKASI PRODUK KERIPIK 888

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

(STUDI KASUS PADA KONSUMEN TOKO KUE TIVOLI MEDAN FAIR)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis

Disusun Oleh :

090907117 Hani Rahmah Tanjung

PROGRAM STUDI STRATA 1 ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

HALAMAN PERSETUJUAN

Hasil skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh : Nama : Hani Rahmah Tanjung

NIM : 090907117

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Judul : Pengaruh Diversifikasi Produk Keripik 888 Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Pada Konsumen Toko Kue TIVOLI Medan Fair)

Medan, Agustus 2013 Dosen Pembimbing Ketua Program Studi

Yuni Ulfah Lubis, S.Si, M.M

NIP : 195908161986111001 Prof. DR. Marlon Sihombing, M.A

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

NIP : 196805251992031002 Prof.Dr.Badaruddin,Msi


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara oleh :

Nama : Hani Rahmah Tanjung NIM : 090907117

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Judul : Pengaruh Diversifikasi Produk Keripik 888 Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Pada Konsumen Toko Kue TIVOLI Medan Fair)

Yang dilaksanakan pada : Hari :

Tanggal : Waktu :

Ketua Penguji : ( )

Anggota I : ( )


(4)

ABSTRAK

Pengaruh Diversifikasi Produk Keripik 888 Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Pada Konsumen Toko Kue TIVOLI Medan Fair)

Nama : Hani Rahmah Tanjung Nim : 090907117

Prodi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Pembimbing : Yuni Ulfah, S.Si, M.M

Dalam persaingan terutama industri makanan sejenis, perusahaan dan pemilik usaha harus mampu menciptakan karakteristik produk yang berbeda serta memiliki citra khusus dimata konsumen. Keputusan pembelian pada konsumen merupakan faktor penting bagi kemajuan suatu usaha bisnis, dengan mendapatkan faktor tersebut maka suatu usaha melakukan berbagai strategi pada produknya dan salah satunya adalah menggunakan strategi diversifikasi produk.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel diversifikasi produk (X) berpengaruh terhadap keputusan pembelian (Y) pada usaha Keripik 888. Penelitian ini dilakukan pada pelanggan dan konsumen toko kue TIVOLI Medan Fair yang membeli dan mengkonsumsi Keripik 888.

Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan dan konsumen toko kue TIVOLI Medan Fair yang membeli produk Keripik 888. Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus slovin dengan accidential sampling yaitu siapa saja yang kebetulan bertemu dapat dijadikan sampel jika memenuhi kriteria. Dalam penelitian ini data dikumpulkan melalui kuisioner yang dibagikan kepada 64 orang responden. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis kuantitatif yang meliputi uji validitas, uji reliabilitas, uji normalitas, uji hipotesis (uji T) dan uji analisis koefisien determinasi (R²). Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear sederhana. Data-data yang telah memenuhi uji validitas, uji reliabilitas dan uji normalitas diolah menggunakan bantuan program software statistic SPSS 18.00 for windo ws, sehingga menghasilkan persamaan regresi sebagai berikut :

Y = a+bx

Y = 7,513+0,489X

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel diversifikasi produk berpengaruh positif terhadap


(5)

keputusan pembelian pada konsumen dan pelanggan toko kue TIVOLI Medan Fair yang membeli produk Keripik 888.

Nilai Adjusted R Square yang diperoleh sebesar 0,488 berarti 48,8% faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh variabel bebas sedangkan sisanya 51,2% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Dengan demikian, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa apabila usaha Keripik 888 menggunakan strategi diversifikasi produk, maka akan mempengaruhi dan meningkatkan keputusan pembelian konsumen dan pelanggan.


(6)

ABSTRACT

The Effects of Keripik 888 Products Diversification Towards to Purchasing Decision (Study case to Customer of TIVOLI Bakery Shop Medan Fair)

Name : Hani Rahmah Tanjung Nim : 090907117

Department : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Faculty : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Preceptor : Yuni Ulfah, S.Si, M.M

In competition of food industry, the company and the business owner have to create a different product characteristic and also create an unique image in consumer eyes. Consumer purchasing decision is an important factor for an advancement of business by getting those factor, then the business could make varions strategies for their products, and one of them is product diversification strategy.

This research aims to know ig product diversification (X) could give effects toward to purchasing decision (Y) in Keripik 888. This research did on the customer and consumer of TIVOLI bakery shop Medan Fair that buy and consume Keripik 888.

The population of this research are customer of TIVOLI bakery shop Medan Fair that bought Keripik 888, the sampling method used Slovin method with accidental sampling, which means every customer that accidentally meet could be the sample if fulfilled the criteria. In this research, the collection data used questionnaires that gave to by samples. The analysis method used quantitative method that include validity test, reliability test, normality test, hypothesis test (T-test) and coefficient determination test analysis (R²). The analysis data technique used simple linear regression analysis. Data has been processed by using SPSS software statistic 18.00 for windows, so the regression is:

Y = a+bx

Y = 7,513+0,489X

The result of this hypothesis research showed that the diversification product variable has positive influence on customer purchasing decision of TIVOLI baker shop Medan Fair that bought Keripik 888.

The value of adjusted R square obtained 0,488 which means 48,8% customer purchasing decision can be explained by independent variable, mean while the


(7)

remaining 51,2% can be explained by another variable that not included in this research.

The result showed that if Keripik 888 used diversification product strategy, the customer purchasing decision will be affected and increased.


(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam peneliti hadiahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Sumatera Utara untuk memperoleh gelar Strata 1 (S-1) Administrasi Bisnis.

Peneliti khusus mempersembahkan skripsi ini teruntuk kedua orang tua tersayang. Ayahanda Ir.H Abdul Wahab Tanjung dan Ibunda Hj Gusti Elfarida. Terima kasih atas kasih sayang, pengorbanan serta doa yang tulus dan tidak pernah putus untuk peneliti. Peneliti juga ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof.Syahril Pasaribu selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof.Dr.Badaruddin,M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof.Dr.Marlon Sihombing,MA selaku Ketua Program Studi S1 Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Yuni Ulfah Lubis, S.Si, M.M selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing peneliti serta memberi arahan dalam penulisan skripsi ini.


(9)

5. Seluruh Staf dan Karyawan Departemen Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

6. Ibu Fivi Damiri selaku pemilik usaha Keripik 888.

7. Seluruh konsumen dan pelanggan toko kue TIVOLI Medan Fair yang membeli produk Keripik 888.

8. Buat kakakku Siti Zahara Tanjung dan adikku Nurul Adillah Tanjung yang telah memberikan motivasi kepada peneliti.

9. Sahabat-sahabat SMA ku tersayang Trisna cempreng, Jeje, Lastri, Juli dan Nurul. Serta sahabat-sahabat tersayang sekaligus kawan seperjuangan : Ndhilong, Gendut, Sephin, Dindot, Metot, Kikid, Kak Dins, Batak, Bantet, Lonjong dan Atiik yang telah memberikan semangat dalam penyelesaian skripsi ini. Kepada semua teman-teman Ilmu Administrasi Bisnis stambuk 2009 khususnya teman-teman di kelas A terima kasih atas semua motivasi dan dorongannya, tetap semangat dan terima kasih untuk kebersamaannya selama hampir 4 tahun ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyajian skripsi ini masih banyak terdapt kekurangan, untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi perbaikan-perbaikan dimasa yang akan datang.

Medan, Agustus 2013


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK……….. i

KATA PENGANTAR……… v

DAFTAR ISI………... vii

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR……… xiv

DAFTAR LAMPIRAN………. xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah……… 1

1.2 Perumusan Masalah………... 5

1.3 Tujuan Penelitian………... 6

1.4 Manfaat Penelitian………. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori……….. 8

2.1.1 Pemasaran……… 8

2.1.1.1 Pengertian Pemasaran……….. 9

2.1.1.2 Bauran Pemasaran……… 9

2.1.2 Produk………. 11


(11)

2.1.2.2 Tingkatan Produk……… 12

2.1.2.3 Klasifikasi Produk……… 12

2.1.2.4 Tipe-Tipe Produk………. 15

2.1.2.5 Bauran Produk………. 17

2.1.2.6 Siklus Hidup Produk……… 18

2.1.3 Diversifikasi Produk……… 19

2.1.3.1 Definisi Diversifikasi Produk………. 19

2.1.3.2 Jenis dan Tujuan Diversifikasi Produk……… 20

2.1.3.3 Dimensi Diversifikasi Produk………. 23

2.1.4 Keputusan Pembelian………. 24

2.1.4.1 Pengertian Keputusan Pembelian……… 24

2.1.4.2 Faktor-Faktor Keputusan Pembelian……… 25

2.1.4.3 Tahap-Tahap Pengambilan Keputusan………. 29

2.1.4.4 Model Pengambilan Keputusan……… 31

2.1.5 Industri Rumah Tangga……… 35

2.1.5.1 Pengertian Industri Rumah Tangga……….. 35

2.1.5.2 Karakteristik Industri Rumah Tangga……….. 35

2.1.5.3 Kekuatan dan Kelemahan IRT………. 36


(12)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian……….. 41

3.2 Lokasi Penelitian……….. 41

3.3 Populasi dan Sampel……… 42

3.3.1 Populasi………. 42

3.3.2 Sampel………... 42

3.4 Hipotesis……….. 44

3.5 Definisi Konsep……… 44

3.6 Definisi Operasional………. 45

3.7 Teknik Pengumpulan Data……….. 47

3.8 Teknik Uji Instrumen Penelitian………. 49

3.8.1 Uji Validitas……….. 49

3.8.2 Uji Realiabilitas……… 50

3.9 Teknik Pengumpulan Skor……… 51

3.10 Teknik Analisis Data………... 51

3.10.1 Uji Normalitas……….. 52

3.10.2 Pengujian Hipotesis………. 52

3.10.3 Regresi Linear Sederhana……… 52

3.10.4 Uji T………. 53


(13)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian……….. 56

4.1.1 Sejarah Singkat Usaha Keripik 888……….. 56

4.1.2 Visi dan Misi Usaha Keripik 888………. 57

4.1.3 Makna Logo produk Keripik 888………. 57

4.1.4 Struktur Organisasi Usaha keripik 888……….. 58

4.2 Penyajian Data……….. 59

4.2.1 Analisis Deskriptif………. 59

4.2.2 Identitas Responden……….. 59

4.2.3 Distribusi Jawaban Responden………. 62

4.2.3.1 Distribusi Jawaban Diversifikasi Produk……….. 62

4.2.3.2 Distribusi Jawaban Keputusan Pembelian………. 68

4.3 Analisis Data……… 72

4.3.1 Uji Normalitas……….. 72

4.3.2 Uji Analisis Regresi Sederhana……… 74

4.3.3 Koefisien Determinasi………. 76

4.3.4 Uji Hipotesis……… 77

4.3.4.1 Uji Signifikan Simultan (Uji-T)………... 77


(14)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan……… 83 5.2 Saran……….. 84 DAFTAR PUSTAKA


(15)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

Tabel 2.1 Tipe-Tipe Dari Produk-Produk Konsumen………. 15 Tabel 2.2 Analisis Kekuatan dan Kelemahan Industri Rumah Tangga………….. 38 Tabel 4.1 Frekuensi Penyebaran Responden Berdasarkan Jenis kelamin……….. 60 Tabel 4.2 Frekuensi Penyebaran Responden Berdasarkan Usia………... 60 Tabel 4.3 Frekuensi Penyebaran Responden Berdasarkan pekerjaan………. 61 Tabel 4.4.Distribusi Jawaban “Kebersihan Kemasan Produk Keripik 888”……. 62 Tabel 4.5 Distribusi Jawaban “Kelayakan Kemasan Pada Keripik 888”……….. 62 Tabel 4.6 Distribusi Jawaban “Kesesuaian Ukuran Terhadap Harga”………….. 63 Tabel 4.7 Distribusi Jawaban “Kesesuaian Ukuran Terhadap Selera”…………. 63 Tabel 4.8 Distribusi Jawaban “Ketahanan produk Keripik 888”……….. 64 Tabel 4.9 Distribusi Jawaban “Kesesuaian Tekstur Produk Pada Konsumen”….. 65 Tabel 4.10 Distribusi Jawaban “Kesesuaian Harga Terhadap Kualitas”………… 65 Tabel 4.11 Distribusi Jawaban “Keterjangkauan Harga Keripik 888”………….. 66 Tabel 4.12 Distribusi Jawaban “Cita Rasa Keripik 888”……… 66 Tabel 4.13 Distribusi Jawaban “Kerenyahan Pada Keripik 888”……….. 67 Tabel 4.14 Distribusi Jawaban “Ketertarikan Konsumen Terhadap Produk”…… 68 Tabel 4.15 Distribusi Jawaban “Pembelian Oleh Faktor Keanekaragaman”…….. 68


(16)

Tabel 4.16 Distribusi Jawaban “Kredibilitas Produk Kripik 888”……….. 69 Tabel 4.17 Distribusi Jawaban “Keyakinan Pada Keterujian Kualitas”………….. 70 Tabel 4.18 Distribusi Jawaban “Rekomendasi produk Keripik 888”……….. 70 Tabel 4.19 Distribusi Jawaban “Kepuasan Konsumen Setelah Mengkonsumsi”…. 71 Tabel 2.20 Distribusi Jawaban “Retensi Konsumen Terhadap Produk”…………... 71 Tabel 2.21 Tabel Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov………. 73

Tabel 4.22 Tabel Koefisien Beta………... 75 Tabel 4.23 Tabel Koefisien Determinasi……….. 76 Tabel 4.24 Tabel Koefisien T Hitung Variabel Diversifikasi Produk…………. 78 Tabel 4.25 Rekapitulasi Rata-Rata Jawaban Mengenai Diversifikasi Produk…. 80


(17)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

Gambar 4.1 Logo Keripik 888………. 57 Gambar 4.2 Struktur Usaha Keripik 888……….. 58 Ganbar 4.3 Kurva Normalitas……….. 74


(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 Tabulasi Data Uji Validitas Lampiran 3 Tabulasi Data Hasil Kuisioner Lampiran 4 Hasil Uji Validitas

Lampiran 5 Hasil Uji Reliabilitas

Lampiran 6 Syarat Pengajuan judul Skripsi Lampiran 7 Surat Permohonan Judul Skripsi Lampiran 8 Surat Penugasan Dosen Pembimbing Lampiran 9 Surat Izin Pra Penelitian

Lampiran 10 Undangan Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi Lampiran 11 Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi Lampiran 12 Berita Acara Seminar Proposal

Lampiran 13 Daftar Hadir Peserta Seminar Proposal Lampiran 14 Surat Izin Penelitian

Lampiran 15 Kartu Kendali Bimbingan Skripsi Lampiran 16 Dokumentasi Penelitian


(19)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Keberhasilan dan kegagalan suatu perusahaan merupakan kenyataan yang dapat dialami oleh seorang usahawan. Dunia usaha berisi dengan persaingan, peluang, tantangan, kegairahan maupun kelesuan yang dapat menyebabkan naik turunnya suatu usaha. Adanya tuntutan kepuasan yang diinginkan konsumen serta adanya persaingan dari usahawan lain yang mampu menawarkan produk yang lebih beragam. Oleh karena itu, sudah seharusnyalah seorang usahawan jeli dalam melihat suatu peluang dan memanfaatkannya, karena dunia usaha yang penuh tantangan tidak selalu akan berakhir dengan membawa suatu kesuksesan bagi suatu bisnis.

Salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh seorang usahawan agar dapat mencapai sukses dalam persaingan adalah mempertahankan pelanggan dan meningkatkan penjualan (Dheany Arumsari, skripsi, 2012:2). Agar tujuan tersebut tercapai, maka seorang usahawan harus mampu menciptakan suatu kebijakan strategis demi menghadapi persaingan. Perusahaan harus bekerja keras membuat kebijakan- kebijakan strategis baru dalam menjual produk mereka dalam kaitannya menghadapi persaingan yang ketat dengan competitor yang dapat memberikan value

yang lebih besar kepada konsumen. Pada dasarnya dengan semakin banyaknya pesaing maka semakin banyak pula pilihan bagi konsumen untuk dapat memilih


(20)

produk yang sesuai dengan apa yang menjadi harapannya. Sehingga konsekuensi dari perubahan tersebut adalah konsumen menjadi lebih cermat dan pintar dalam menghadapi setiap produk yang diluncurkan di pasar. Bahkan, terkadang mereka tidak ragu untuk mengeluarkan biaya lebih untuk mendapatkan produk yang berkualitas, ketatnya persaingan akan memposisikan pemasar untuk selalu mengembangkan dan merebut market share.

Demi mencapai target konsumen tersebut, perusahaan harus mampu menerapkan kebijakan pemasaran yang baik. Karena pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan perutukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain. Dari pengertian tersebut nampak bahwa perusahaan menjajaki apa yang diminta dan dibutuhkan oleh konsumen dan kemudian berusaha mengembangkan produk yang akan memuaskan konsumen sehingga menjadikan konsumen memiliki banyak alternatif pilihan produk sebelum mengambil keputusan untuk membeli suatu produk yang ditawarkan. Dalam perkembangan selanjutnya, maka konsumen menjadi faktor kunci penentu atas keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan di dalam memasarkan produknya.

Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam keputusan pembelian barang dan jasa. Mempelajari dan menganalisa perilaku konsumen dalam keputusan pembelian adalah hal yang penting, sebab dengan pengetahuan dasar yang baik mengenai perilaku konsumen akan dapat memberikan masukan yang berarti bagi perencanaan strategi pemasaran. Strategi pemasaran terdiri dari unsur-unsur pemasaran yang terpadu (4P, yaitu product, price, promotion, place) yang selalu


(21)

berkembang sejalan dengan gerak perusahaan dan perubahan-perubahan lingkungan pemasaran serta perubahan perilaku konsumen. Dikutip dari (Ranggagading, Jurnal, No. 1, April 2005:59-66) menyebut bahwa perilaku konsumen mempunyai implikasi sangat luas terhadap perumusan strategi pemasaran. Hal ini disebabkan karena strategi pemasaran menyangkut dua kegiatan pokok yang diantaranya adalah pemilihan pasar-pasar yang akan dijadikan sasaran pemasaran, serta merumuskan dan menyusun suatu kombinasi yang tepat dari marketing mix agar kebutuhan konsumen

dapat dipenuhi secara memuaskan. Salah satu keunggulan dalam persaingan ini terutama adalah kualitas produk yang dapat memenuhi keinginan konsumen. Bila tidak sesuai dengan spesifikasi maka produk akan ditolak. Sekalipun produk tersebut masih dalam batas toleransi yang telah ditentukan maka produk tersebut sebaiknya perlu menjadi catatan untuk menghindari terjadinya kesalahan yang lebih besar diwaktu yang akan datang. Kondisi konsumen yang semakin kritis dalam hal kualitas juga memaksa perusahaan untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan mutu produknya agar terhindar dari klaim atau ketidakpuasan konsumen perusahaan agar dapat bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis.

Salah satu faktor yang menjadi pertimbangan konsumen dalam melakukan keputusan pembelian adalah diversifikasi produk, hal ini dikarenakan diversifikasi produk merupakan salah satu hal penting dalam produk dan akan menambah nilai produk. Diversifikasi produk dapat dilakukan dengan cara yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Produk mempunyai pengaruh yang penting dalam pengambilan keputusan konsumen untuk membeli atau menggunakan produk tertentu. Pengaruh tersebut ditimbulkan oleh adanya keragaman suatu produk yang


(22)

dilakukan melalui penambahan produk baru (diversifikasi produk) yang ditawarkan kepada konsumen untuk dinikmati (Apriani, skripsi, 2012:58). Diversifikasi produk merupakan faktor penting ketika melakukan keputusan pembelian. Dalam hal ini diversifikasi produk dapat mempengaruhi keputusan pembelian melalui serangkaian penyediaan produk dari segi kemasan, ukuran, kualitas, harga dan citarasa. Banyaknya pilihan produk yang ditawarkan kepada konsumen, maka konsumen dapat dengan leluasa memilih berbagai alternatif pilihan produk sehingga konsumen tidak merasa bosan.

Dewasa ini, usaha tumbuh dan berkembang dengan cepat, dan salah satu sektor industri yang mengalami persaingan cukup ketat adalah sektor makanan. Keripik 888 merupakan salah satu industri rumah tangga yang didirikan oleh seorang ibu rumah tangga sejak tahun 2010, yang modal awalnya dalam membangun usaha Keripik 888 berasal dari modal pribadi. Salah satu strategi bisnis Keripik 888 melalui diversifikasi produk terhadap produk yang diproduksi untuk memenuhi keinginan konsumen serta dengan tujuan untuk meningkatkan penjualan produksinya dan tetap bertahan pada persaingan global sekarang ini. Keripik 888 telah melakukan diversifikasi (penambahan) produknya hal ini dapat dilihat dari keaneakragaman produknya yaitu seperti kerupuk ikan, ganefo, karak kaliang, sanjai, emping, sumpia dan sarang balem. Diversifikasi produk dilakukan dalam usaha ini untuk membantu kemajuan usaha Keripik 888, namun dalam melakukan usaha Keripik 888 terdapat banyaknya pesaing dengan usaha yang sejenis. Pendistribusian barang dilakukan dibeberapa tempat penjualan dan salah satunya adalah toko kue Tivoli Medan Fair. Peneliti mengambil lokasi untuk penelitian di Toko Kue Tivoli Medan Fair


(23)

dikarenakan menurut hasil data penjualan Keripik 888, bahwa cukup banyaknya pembelian produk Keripik 888 yang dilakukan oleh konsumen dan pelanggan.

Berkaitan dengan hal ini, maka penulis tertarik untuk membahas masalah mengenai diversifikasi produk tersebut, hal ini dikarenakan produk merupakan hal penting didalam melakukan usaha bisnis. Diversifikasi produk adalah salah satu strategi bisnis yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen, dimana melalui diversifikasi produk akan memberikan beranekamacam produk kepada konsumen untuk dipilih sesuai yang ia inginkan, serta diversifikasi produk dapat menghindarkan kebosanan konsumen pada usaha Keripik 888.

Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Diversifikasi Produk Keripik 888 Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus pada Konsumen Toko Kue Tivoli Medan Fair)”.

1.2Perumusan Masalah

Untuk mengarahkan penelitian dan mempelancar data dan fakta ke dalam bentuk penulisan yang bersifat ilmiah, maka dari itu perlu dirumuskan masalah secara jelas sehingga dapat digunakan sebagai bahan kajian dan pedoman arah pada penelitian yang akan dilaksanakan.

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah yang akan di teliti dalam penelitian ini adalah “Apakah


(24)

diversifikasi produk Keripik 888 mempengaruhi keputusan pembelian konsumen toko kue Tivoli Medan Fair ?”

1.3Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui “Apakah terdapat pengaruh diversifikasi produk Keripik 888 terhadap keputusan pembelian konsumen toko kue Tivoli Medan Fair”.

1.4Manfaat Penelitian

Disamping tujuan yang hendak dicapai maka suatu penelitian harus mempunyai manfaat yang jelas. Adapun manfaat yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Bagi penulis, bermanfaat untuk menambah pengetahuan, mengembangkan dan meningkatkan kemampuan berpikir melalui penulisan karya ilmiah ini, sesuai dengan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama kuliah di FISIP USU.

2. Bagi pemilik usaha, sebagai bahan masukan dan diharapkan mampu menambah pengetahuan serta informasi tentang pengaruh diversifikasi produk terhadap keputusan pembelian pada konsumen khususnya produk Keripik 888.

3. Bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi fakultas dan menjadi referensi tambahan bagi mahasiswa di masa mendatang.


(25)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1Kerangka Teori

Menurut Masri Singarimbun (1989:37), teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstrak, defenisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep. Untuk memudahkan penulis dalam rangka menyusun penelitian ini, maka dibutuhkan teori-teori sebagai pedoman kerangka berpikir untuk menggambarkan dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang dipilih. Pedoman tersebut disebut kerangka teori. Kerangka teori merupakan landasan berpikir untuk melakukan penelitian dan teori yang dipergunakan untuk menjelaskan fenomena sosial yang menjadi objek penelitian.

2.1.1 Pemasaran

Setiap perusahaan memiliki tujuan yang hendak dicapai dengan sukses. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan suatu upaya dan pemasaran merupakan salah satu solusi untuk mencapai tujuan tersebut. Hal ini dikarenakan pemasaran merupakan suatu strategi yang berupaya untuk mendapatkan keuntungan atau mencapai tujuan perusahaan melalui penyediaan pemenuhan kebutuhan konsumen. Konsep pemasaran telah memberikan gambaran yang jelas kepada perusahaan untuk mencapai kesuksesan dengan mengidentifikasi, memenuhi dan memuaskan


(26)

kebutuhan manusia. Dalam hal ini, pemasaran memegang peranan penting dalam membantu perusahaan mencapai tujuannya.

2.1.1.1 Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu strategi yang mengubungkan produsen dengan konsumen sehingga memudahkan produsen untuk mencapai tujuannya, baik tujuan jangka panjang maupun tujuan jangka pendek. Tujuan dari setiap perusahaan yang menghasilkan barang dan jasa adalah menyampaikan hasil produksinya pada waktu yang tepat. Hal ini bukan lah hal yang mudah mengingat semakin banyaknya pesaing yang memproduksi beranekaragam produk yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen. Pemasaran merupakan salah satu strategi yang dapat membantu perusahaan dalam memenangkan persaingan.

Menurut Fandy Tjiptono (2008:5), pemasaran bertujuan untuk menarik pembeli dalam mengkonsumsi produk yang ditawarkan. Oleh karena itu, pemasaran memainkan peranan penting dalam pengembangan strategi. Sedangkan menurut Kotler (2002:9), pemasaran sebagai suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan mereka inginkan dengan menciptkan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

2.1.1.2 Bauran Pemasaran

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:18), Marketing Mix merupakan


(27)

mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Sedangkan Djaslim Saladin (2002:3) menyatakan bahwa Marketing Mix adalah serangkaian dari variabel pemasaran yang

dapat dikuasai oleh perusahaan dan dapat digunakan untuk mencapai tujuan pasar sasaran. Tujuan dari setiap perusahaan yang menghasilkan barang dan jasa adalah menyampaikan hasil produksinya tersebut pada waktu yang tepat. Hal ini bukanlah hal yang mudah mengingat semakin beranekaragam produk yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen. Untuk memenangkan persaingan, setiap perusahaan harus berusaha untuk memenuhi kebutuhan konsumen secara lebih baik, yaitu dengan menggunakan suatu strategi pemasaran yang merupakan gambaran mengenai apa yang harus dilakukan oleh perusahaan dipasar.

Menurut Kotler dan Keller (2009:63), salah satu bauran pemasaran melalui produk, dimana bauran pemasaran produk adalah mengelola unsure produk termasuk perencanaan dan pengembangan produk atau jasa yang tepat untuk dipasarkan dengan mengubah produk atau jasa yang ada dengan menambah atau mengambil tindakan yang lain yang mempengaruhi bermacam-macam produk atau jasa. Produk dapat diklasifikasikan menurut macamnya. Mutu produk menunjukkan kemampuan suatu produk untuk menjalankan fungsinya, ciri produk merupakan sarana kompetitif untuk membedakan produk perusahaan dengan produk pesaing. Sedangkan desain dapat menyumbangkan kegunaan atau manfaat produk serta coraknya. Jadi produk barang tidak hanya memperhatikan penampilan, tetapi juga hendaknya berupa produk yang simple, aman, tidak mahal, sederhana dan ekonomis dalam proses produksi dan distribusinya.


(28)

2.1.2 Produk

Suksesnya suatu usaha bisnis bergantung pada penilaian konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Jika konsumen memberikan penilaian positif terhadap produk tersebut, maka secara otomatis produk yang ditawarkan akan sukses di pasar, begitupun sebaliknya. Produsen harus memahami produk apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh konsumen. Menurut Fandy Tjiptono (2008:14), konsumen menyukai produk yang berkualitas dan prestasi paling baik. Oleh karena itu, konsep produk memusatkan perhatian pada usaha untuk menhasilkan produk yang unggul dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan.

2.1.2.1 Pengertian Produk

Fandy Tjiptono (2008:95), mengemukakan bahwa produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Sedangkan menurut George E. Belch dan Michael A. Belch (2007:59), dikutip dariA product is not

just a physical object; it has a bundle of benefits or values that satisfies the needs of

consumers. The need may be purely functional, or they may include social and

psychological benefits”. Produk tidak hanya sekedar produk fisik saja; produk

merupakan sekumpulan manfaat atau nilai yang dapat memuaskan kebutuhan konsumen. Kebutuhan tersebut bisa merupakan fungsi sebenarnya atau termasuk manfaat yang bersifat sosial atau psikologi. Definisi produk tidak hanya terdiri dari


(29)

barang yang berwujud tetapi definisi produk yang lebih luas meliputi objek fisik, jasa, kegiatan, orang, tempat, organisasi, ide tau campuran dari hal-hal tersebut.

2.1.2.2 Tingkatan Produk

Menurut Fandy Tjiptono (2008:96), dalam merencanakan penawaran atas produk, pemasar perlu memahami lima tingkat produk, yaitu :

1. Produk utama atau inti, adalah manfaat yang sebenarnya dibutuhkan dan akan dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk.

2. Produk generik, yaitu produk dasar yang mampu memenuhi fungsi produk yang paling dasar (rancangan produk minimal agar dapat berfungsi).

3. Produk harapan, yaitu produk formal yang ditawarkan dengan berbagai atribut dan kondisinya secara normal (layak) diharapkan dan disepakati untuk dibeli. 4. Produk pelengkap, yaitu berbagai atribut produk yang dilengkapi atau

ditambahi berbagai manfaat dan layanan, sehingga dapat memberikan tambahan kepuasan dan bisa dibedakan dengan produk pesaing.

5. Produk potensial, yaitu segala macam tambahan dan perubahan yang mungkin dikembangkan untuk suatu produk di masa mendatang.

2.1.2.3 Klasifikasi Produk

Fandy Tjiptono (2008:98) mengklasifikasikan produk atas berbagai macam sudut pandang. Berdasarkan wujud tidaknya produk dibagi ke dalam dua kelompok besar yaitu barang dan jasa. Barang merupakan produk yang berwujud, bisa dilihat, diraba, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan dan diperlakukan fisik lainnya.


(30)

Klasifikasi untuk produk barang dibagi menjadi dua kelompok yaitu berdasarkan sifat dan penggunanya.

Berdasarkan sifatnya terdapat dua macam barang, yaitu :

1. Barang tahan lama, yaitu barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak sekali pemakaian.

2. Barang tidak tahan lama, yaitu barang berwujud yang biasanya dikonsumsi satu atau beberapa kali. Dalam hal ini produk barang yang dijual oleh perusahaan minyak goreng adalah barang yang tidak tahan lama karena barang tersebut hanya bisa digunakan beberapa kali dalam memasak.

Berdasarkan konsumennya dan untuk apa produk tersebut dikonsumsi, barang dibagi menjadi :

1. Barang konsumsi

Barang konsumsi adalah barang yang dipergunakan oleh konsumen akhir atau rumah tangga dan tidak untuk dikomersilkan tetapi digunakan untuk keperluan konsumsi akhir. Barang konsumsi dibagi menjadi empat jenis yaitu:

a. Barang sehari-hari, yaitu barang yang pada umumnya seringkali dibeli, seketika, hanya sedikit membanding-bandingkan, dan usaha membelinya minimal.


(31)

b. Barang belanjaan, yaitu barang yang dalam proses memilihnya sangat dipengaruhi oleh pengaruh mode dan konsumen membandingkannya berdasarkan kesesuaian, mutu dan harga.

c. Barang spesial, yaitu barang yang memiliki ciri unik dan merek khas dimana kelompok konsumen bersedia berusaha lebih keras untuk membelinya.

d. Barang yang tidak dicari, yaitu barang dimana konsumen tahu atau tidak tahu mengenai produknya, tetapi pada umumnya tidak terpikir untuk membelinya.

2. Barang industri

Barang industri adalah barang-barang yang dibeli untuk diproses lebih lanjut atau dipergunakan dalam menjalankan bisnis. Artinya barang industri ini adalah diproduksi untuk membuat barang lain dan untuk dibisniskan. Barang industri dibagi menjadi tiga jenis yaitu :

a. Barang dan suku cadang, yaitu barang-barang yang seluruhnya masuk kedalam produk jadi.

b. Barang modal, yaitu barang yang berat atau barang modal.

c. Perbekalan dan pelayanan yang termasuk kedalam kelompok ini yaitu barang-barang tidak tahan lama yang memberikan kemudahan dalam mengembangkan dan mengelola keseluruhan produk jadi.


(32)

2.1.2.4 Tipe-tipe Produk

Berdasarkan konsumen yang menggunakannya, produk dan jasa dibedakan menjadi dua kategori yaitu produk konsumen dan produk industri. Secara luas didefinisikan produk juga meliputi sesuatu yang dapat dipasarkan dari pengalaman, organisasi, orang, tempat dan ide. Produk konsumen adalah semua produk yang dibeli oleh konsumen akhir untuk dikonsumsi secara pribadi. Para pemasar umumnya mengklasifikasikan produk lebih lanjut berdasarkan cara konsumen membelinya. Produk-produk tersebut berbeda menurut cara konsumen membelinya dan karena berbeda cara pemasarannya.

Tabel 2.1 : Tipe-Tipe Dari Produk-Produk Konsumen Pertimbanga

n Pemasaran

Sehari-hari Belanja Khusus Tidak Dicari

Perilaku pembelian konsumen Frekuensi pembelian tinggi, sedikit perencanaan, sedikit perbandingan dan usaha, keterlibatan pelanggan rendah Frekuensi pembelian tidak tinggi, lebih memerlukan perencanaan dan usaha pembelian, perbandingan merek Preferensi dan loyalitas terhadap merek tinggi, usaha pembeliannya khusus, perbandingan terhadap merek rendah, Kesadaran dan pengetahuan akan produk rendah (atau jika sadar minatnya rendah atau bahkan negatif)


(33)

dilakukan berdasarkan harga, kualitas dan gaya sensitivitas terhadap harga lemah

Harga Harga rendah Harga lebih tinggi

Harga tinggi Harganya bervariasi Distribusi Distribusi

secara luas diberbagai lokasi yang mudah dijangkau Distribusi hanya dilakukan pada beberapa gerai dan bersifat selektif Distribusi secara ekslusif dihanya satu atau beberapa gerai tertentu pada tiap area pasar tertentu

Bervariasi

Promosi Promosi dilakukan secara luas oleh produsen Promosi dilakukan oleh produsen dan pedagang perantara melalui iklan dan penjualan pribadi Promosi yang lebih bersasaran yang dilakukan oleh produsen dan pedagang perantara Iklan dan penjualan pribadi dilakukan secara agresif oleh produsen dan pedagang perantara


(34)

Contoh Pasta gigi, sabun mandi, minyak makan.

Peralatan televisi, furniture, pakaian utama

Barang-barang mewah, seperti jam rolex, permata murni

Asuransi jiwa, donor darah

Sumber Kotler dan Armstrong, (2008:342)

2.1.2.5 Bauran produk

Suatu produk merupakan hal paling penting dari perusahaan, produk dapat berupa barang dan jasa. Pemasar atau produsen harus lebih mengerti akan keinginan dan kebutuhan konsumen. Produsen harus menyesuaikan keinginan dan kebutuhan konsumen dengan upaya tertentu dan salah satunya adalah dengan upaya bauran produk sebagai tidakannya. Menurut Kotler dan Armstrong (2008:234), bauran produk terdiri atas keanekaragaman produk, kualitas produk, rancangan produk, cirri-ciri produk, merek produk, kemasan produk, tingkat pelayanan, garansi, ukuran produk dan pengembalian. Berdasarkan penjelasan di atas, salah satu dimensi dari bauran produk adalah keanekaragaman produk. Philip Kotler (2005:72) mendefinisikan variasi produk sebagai unit tersendiri dalam suatu merek atau lini produk yang dapat dibedakan berdasarkan ukuran, harga, penampilan atau suatu ciri lain.

Keanekaragaman produk membawa pengaruh baik karena dapat meningkatkan pendapatan, tetapi memberi dampak buruk karena dapat meningkatkan biaya dan kompleksitas produk. Oleh karena itu perusahaan harus menawarkan


(35)

tingkat keanekaragaman produk secara optimal yang dapat menyeimbangkan pengaruh baik dan buruk tersebut. Mengingat pentingnya persoalan ini, maka manajemen keanekaragaman produk yang baik dapat menjadi sumber keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Keanekaragaman produk dapat digunakan perusahaan untuk mempengaruhi konsumen dalam proses pengambilan keputusan pembeliannya. Pengelolaan unsur keragaman produk dilakukan melalui perencanaan dan pengembangan produk/jasa yang tepat untuk dipasarkan dengan mengubah produk/jasa yang ada dengan menambah dan mengambil tindakan yang lain yang mempengaruhi bermacam-macam produk/jasa tersebut (Kotler dan Armstrong,2008:71). Penambahan produk/jasa baru untuk dipasarkan salah satu cara nya melalui diversifikasi produk.

2.1.2.6 Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle)

Suatu produk yang dipasarkan pada saat tertentu akan mengalami kejenuhan walaupun pada awalnya produk tersebut mempunyai frekuensi penjualan yang tinggi. Oleh karena itu strategi penetapan posisi dan difrensiasi perusahaan harus berubah karena produk, pasar dan pesaing berubah sepanjang waktu. Siklus hidup produk meurut Djaslim Saladin (2002:100), yaitu daur hidup produk adalah suatu konsep yang penting dalam pemasaran memberikan pemahaman yang mendalam di dalam dinamika bersaing suatu produk. Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong (2008:326), mendefinisikan siklus hidup produk adalah perjalanan dari penjualan dan keuntungan produk selama hidupnya.


(36)

Daur hidup produk merupakan konsep penting yang kompetitif suatu produk. Menurut Kotler (2008:361) mengatakan bahwa produk memiliki siklus hidup berarti menegaskan empat hal :

1. Produk memiliki produk yang terbatas

2. Penjualan produk melalui beberapa tahap yang khas, masing-masing memberikan tantangan, peluang dan masalah yang berbeda bagi penjualnya.

3. Laba naik dan turun pada berbagai tahap yang berbeda selama siklus hidup produk.

4. Produk memerluka strategi pemasaran, keuangan, manufaktur, pembelian dan sumber daya manusia yang berbeda dalam tiap tahap siklus hidupnya.

Suatu gagasan produk baru akan menempuh tahap-tahap daur hidup produk yang terdiri dari empat dimana masing-masing tahap memiliki karakteristik yang berbeda serta membutuhkan strategi pemasaran yang berbeda.

2.1.3 Diversifikasi Produk

2.1.3.1 Definisi Diversifikasi Produk

Menurut Fandy Tjiptono (2008:132), diversifikasi produk adalah upaya mencari atau mengembangkan produk atau pasar yang baru atau keduanya dalam rangka mengejar pertumbuhan, peningkatan penjualan, profitabilitas dan fleksibilitas. Sedangkan menurut Sudarsono (2001:137), diversifikasi produk merupakan suatu


(37)

usaha penganekaragaman sifat atau fisik, baik yang dapat diraba/tidak dapat diraba (barang atau jasa) yang dihasilkan oleh perusahaan untuk digunakan konsumen dalam memuaskan kebutuhannya. Berdasarkan definisi-definisi tersebut, diversifikasi produk merupakan strategi perusahaan dengan memperkenalkan item-item tambahan pada kategori produk yang sama di bawah nama merek yang sama.

2.1.3.2 Jenis dan Tujuan Diversifikasi Produk

Jenis-jenis diversifikasi perlu untuk diketahui terlebih dahulu untuk memudahkan perusahaan dalam menentukan jenis diversifikasi apa yang tepat untuk diimplementasikan sesuai dengan kondisi perusahaan. Menurut Fandy Tjiptono (2008:132) yang menyatakan ada tiga jenis diversifikasi yang perlu dipertimbangkan, yaitu :

1. Diversifikasi konsentris, dimana produk-produk baru yang diperkenalkan memiliki kaitan atau hubungan dalam hal pemasaran atau teknologi dengan produk yang sudah ada.

2. Diversifikasi horizontal, dimana perusahaan menambah produk-produk baru yang tidak berkaitan dengan produk yang telah ada, tetapi dijual kepada pelanggan yang sama.

3. Diversifikasi konglomerat, dimana produk-produk yang dihasilkan sama sekali baru, tidak memiliki hubungan dalam hal pemasaran maupun teknologi dengan produk yang sudah ada dan dijual kepada pelanggan yang berbeda


(38)

Adapun tujuan diversifikasi produk yang dikemukakan oleh Fandy Tjiptono (2008:132) yang mengemukakan bahwa secara garis besar, diversifikasi produk dikembangkan dengan berbagai tujuan, antara lain :

1. Meningkatkan pertumbuhan bila pasar/produk yang ada telah mencapai tahap kedewasaan dalam Product Life Cycle (PLC).

2. Menjaga stabilitas, dengan cara menjalankan resiko fluktuasi laba. 3. Meningkatkan kredibilitas di pasar modal.

Tujuan diversifikasi juga dikemukakan oleh Effendi (1996:109), antara lain :

1. Membuat penggunaan lebih efektif dalam penjualan dan fasilitas penjualan. 2. Meningkatkan penjualan barang-barang yang sudah ada.

3. Sebagai jawavan permintaan pelanggan.

4. Memanfaatkan keuntungan yang ada pada reputasi perusahaan. 5. Menemukan kebutuhan saluran distribusi.

Implementasi diversifikasi produk terdapat beberapa motivasi, yakni :

1. Diversifikasi memungkinkan adanya suatu activity sharing yang pada

akhirnya dapat menciptakan keunggulan biaya (cost advantage) yang

berkaitan dengan economic of scale, penghematan biaya teknologi dan akses

lebih besar terhadap faktor-faktor produksi tertentu;

2. Diversifikasi memungkinkan peningkatan pendapatan melalui peningkatan jumlah pelanggan;


(39)

3. Diversifikasi memungkinkan pendayagunaan kompetensi inti yang dikembangkan sebagai suatu dominant logic yang akan membuahkan sinergi

yang pada akhirnya akan menghasilkan economic of scope, yaitu penurunan

biaya atau peningkatan pendapatan;

4. Diversifikasi memungkinkan timbulnya keunggulan keuangan melalui alokasi investasi yang lebig efisien, pengurangan resiko sepanjang laba masing-masing jenis investasi, berkorelasi secara sempurna positif, peningkatan kemampuan membayar utang (debt capacity) sejauh arus kas masing-masing

jenis investasi berkorelasi baik secara negatif maupun sempurna-positif dan penhematan pajak;

5. Diversifikasi memungkinkan munculnya tacit collusion atau mutual for

bearance dalam kompetisi multipoint yang memungkinkan perusahaan

memiliki biaya rendah dan pendapatan tinggi; dan

6. Diversifikasi memungkinkan penguasaan pasar (market power) melalui

subsidi silang.

Dari sudut pandang pemasaran kebaikan diversifikasi produk adalah kemampuan untuk menawarkan lebih banyak pilihan kepada para pelanggan. Tetapi, diversifikasi produk yang terlalu tinggi akan membuat fungsi pemasaran makin sulit. Terlalu banyak macam produk akan membingungkan pelanggan yang tidak dapat membedakan produk-produk sejenis. Namun dari sudut pandang operasi, diversifikasi produk akan meningkatkan kompleksitas proses produksi, memperpendek proses produksi dan mempersulit penetapan peralatan dan tenaga kerja.


(40)

2.1.3.3 Dimensi Diversifikasi Produk

Diversifikasi merupakan faktor penting dalam suatu produk. Semakin beragam produk yang ditawarkan kepada konsumen melalui penambahan produk baru, semakin besar ketertarikan konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan. H. Igor Ansoff dalam jurnal (2003) yang dikutip dari berjudul Strategies for Diversification, menyatakan bahwa penambahan produk

(diversifikasi produk) terdapat beberapa unsur sebagai berikut :

1. Kemasan

Kemasan merupakan alat untuk melindungi isi dari sebuah produk. Selain sebagai alat pelindung, kemasan juga dapat menjadi suatu alat untuk menarik konsumen dalam membeli barang.

2. Ukuran

Ukuran didefinisikan sebagai ukuran, model atau struktur fisik dari suatu produk yang dapat dilihat dengan nyata dapat diukur. Perusahaan harus memperhatikan ukuran dari sebuah kemasan karena memiliki dampak terhadap pamakaian konsumen. Hal ini disebabkan oleh persepsi konsumen yang menganggap size yang lebih besar mempunyai biaya per unit yang lebih

rendah dibandingkan kemasan yang lebih kecil. 3. Kualitas

Kualitas terdiri atas sejumlah keistimewaan produk, baik keistimewaan langsung maupun keistimewaan atraktif yang memenuhi keinginan pelanggan


(41)

dan demikian memberikan kepuasan atas pengunaan produk itu. Kualitas terdiri atas segala sesuatu yang bebas dari kekurangan atau kerusakan.

4. Harga

Harga merupakan sebagai suatu nilai tukar untuk manfaat yang ditimbulkan oleh produk tertentu bagi seseorang.

2.1.4 Keputusan Pembelian

Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah adanya aktivitas pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Perusahaan harus memahami bagaimana konsumen membuat keputusan pembelian. Perusahaan harus senantiasa memahami proses keputusan pembelian yang dilakukan konsumen secara penuh. Keputusan konsumen bersifat dinamis dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya untuk memahami lebih dalam proses keputusan pembelian konsumen.

2.1.4.1 Pengertian Keputusan Pembelian

Tujuan utama dari peusahaan adalah adanya aktivitas pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Konsumen sebagai pelaku utama dalam proses pembelian selalu menjadi perhatian produsen. Produsen kini banyak yang memberikan perhatian khusus kepada konsumen, terutama dalam mempelajari prilaku konsumen dalam proses pembelian yang bersifat dinamis. Menurut Kotler dan Armstrong (2008:227), keputusan pembelian adalah tahap proses keputusan dimana konsumen secara aktual melakukan pembelian produk. Sedangkan menurut Fandy Tjiptono (2008:156),


(42)

keputusan pembelian didasari pada informasi tentang keunggulan suatu produk yang disusun sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan merubah seseorang untuk melakukan keputusan pembelian.

2.1.4.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

Prilaku pembelian seseorang bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor-faktor inilah yang kemudian dijadikan sebagai salah satu strategi perusahaan untuk menarik minat konsumen dalam melakukan pembelian. Menurut Kotler dan Armstrong (2008:228) pembelian konsumen secara kuat dipengaruhi oleh karakteristik budaya, sosial, pribadi dan psikologi, yaitu :

1. Budaya a. Budaya

Budaya merupakan susunan nilai dasar, persepsi keinginan, dan perilaku yang dipelajari anggota suatu masyarakat dari keluarga dan institusi penting lainnya.

b. Sub kebudayaan

Setiap kebudayaan mengandung subkebudayaan yang lebih kecil, atau kelompok orang-orang yang mempunyai sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi yang sama. Subkebudayaan meliputi kewarganegaraan, agama, kelompok, ras dan daerah geografis.


(43)

c. Kelas sosial

Hampir setiap masyarakat memiliki beberapa bentuk struktur kelas sosial. Kelas-kelas sosial adalah bagian masyarakat yang relatif permanen.

2. Faktor sosial.

Prilaku konsumen dipengaruhi juga oleh faktor-faktor sosial, diantaranya :

a. Kelompok referensi

Terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau prilaku sesorang. Kelompok yang memiliki pengaruh langsung terhadap seseorang disebut kelompok keanggotaan yang terdiri dari keluarga, teman, tetangga dan rekan keraj yang memiliki interaksi cukup teratur dan informal dengan seseorang. Sedangkan kelompok tidak langsung berpengaruh terhadap prilaku seseorang disebut kelompok sekunder yang terdiri atas kelompok agama, profesioanal dan perdagangan yang cenderung lebih formal yang memberikan interaksi tidak secara terus-menerus. b. Keluarga

Anggota keluarga sangat dapat mempengaruhi perilaku pembeli. Keluraga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat.


(44)

c. Peran dan status

Sebuah peran merupakan aktivitas yang diharapkan dari seseorang. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat. Orang memilih produk yang mengkomunikasikan peran dan status mereka dimasyarakat.

3. Pribadi.

Keputusan membeli seseorang juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur pembeli dan tahap siklus hidup, pekerjaan, situasi, ekonomi, gaya hidup serta kepribadian dan konsep diri.

a. Umur dan tahap siklus hidup

Seseorang mengubah barang dan jasa yang mereka beli selama hidup mereka. Selera makan terhadap makanan, meubel dan reaksi seringkali berhubungan dengan usia. Pembelian dibentuk juga oleh tahap siklus hidup.

b. Pekerjaan

Pekerjaan seseorang akan mempengaruhi barang dan jasa yang dibeli. Perbedaan pekerjaan membedakan pengahasilan setiap orang. c. Situasi ekonomi

Situasi seseorang akan mempengaruhi pilihan produknya, pilihan produk sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi: pendapatan yang bisa dibelanjakan (tingkat stabilitas dan pola waktu), tabungan dan


(45)

asset, utang kemampuan untuk meminjam dan sikap terhadap

pengeluaran dan tabungan. d. Gaya hidup

Gaya hidup adalah pola kehidupan seseorang yang ditampilkan dengan aktivitas, minat dan pendapat. Orang-orang yang berasal subkebudayaan, kelas sosial dan pekerjaan yang sama dapat memilih gaya hidup yang cukup berbeda.

e. Kepribadian dan konsep diri

Karakteristik psikologis unik seseorang menghasilkan tanggapan yang konsisten.

4. Faktor psikologi

Pilihan-pilihan seseorang dalam membeli dipengaruhi oleh empat faktor psikologi yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan, serta keyakinan dan sikap.

a. Motivasi

Suatu kebutuhan akan menjadi suatu motif jika meningkat hingga suatu tingkat intensitas tertentu. Suatu motif adalah kebutuhan yang cukup menekan sehingga mendorong seseorang untuk bertindak. b. Persepsi

Tidakan seseorang dipengaruhi oleh persepsinya mengenai situasi. Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur dan menginterpretasikan informasi untuk membentuk suatu gambaran yang berarti mengenal dunia.


(46)

c. Pembelajaran

Pembelajaran meliputi perubahan perilaku seseorang karena pengalaman. Pembelajaran dihasilkan melalui perpaduan antara dorongan, stimuli, penanda, tanggapan dan penguatan.

d. Keyakinan dan sikap

Keyakinan adalah gambaran pemikiran yang dipegang seseorang tentang sesuatu. Keyakinan seseorang tentang suatu produk akan mempengaruhi keputusan pembelian.

2.1.4.3 Tahap-Tahap Proses Pengambilan Keputusan

Menurut Kotler dan Keller (2009:185) konsumen akan melalui lima tahap dalam pengambilan keputusan pembelian, yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian. Namun tidak semuanya proses itu selalu dilewati oleh konsumen. Adakalanya konsumen melewatkan salah satu tahap atau membalik beberapa tahap.

1. Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal.


(47)

2. Pencarian Informasi

Pada tahap ini pembeli mulai mencari dan mengumpulkan informasi untuk memenuhi kebutuhannya. Informasi dapat diperoleh konsumen dari berbagai sumber, yaitu :

a. Pribadi, keluarga, rekan, teman dan tetangga

b. Komersial. Iklan, situs web, wiraniaga, penyalur, kemasan dan tampilan.

c. Publik media massa, organisasi pemeringkat konsumen

d. Eksperimental. Penanganan, pemeriksaan dan penggunaan produk. 3. Evaluasi Alternatif

Konsumen akan melakukan penilaian terhadap beberapa informasi yang telah dikumpulka konsumen akan memberikan perhatian terbesar pada atribut yang menghantarkan manfaat yang memenuhi kebutuhan.

4. Keputusan Pembelian

Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi antar merek dalam kumpulan pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk maksud untuk membeli merek yang paling disukai. Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen dapat membentuk lima sub keputusan: merek, penyalur, kuantitas, waktu dan metode pembayaran.

5. Perilaku Pasca Pembelian

Kepuasan merupakan fungsi kedekatan antara harapan dan kinerja anggapan produk. jika kinerja tidak memenuhi harapan,


(48)

konsumen kecewa; jika memenuhi harapan, konsumen puas; jika melebihi harapan, konsumen puas. Perasaan ini menentukan apakah konsumen membeli produk kembali dan membicarakan hal-hal menyenagkan atau tidak menyenangkan tentang produk itu kepada orang lain.

2.1.4.4 Model Pengambilan Keputusan

Proses psikoligis dasar ini memainkan peran penting dalam memahami bagaimana konsumen secara aktual mengambil keputusan pembelian. Keputusan yang diambil satu konsumen lainnya relative berbeda, namun para ahli berusaha membuat sejumlah model yang mampu mengakomodasi berbagai keputusan konsumen tersebut. Menurut Schiffman dan Kanuk (2008:560), terdapat empat macam model konsumen yang mempunyai cara pandang yang berbeda dalam mengambil keputusan, yaitu :

1. An Economic View

Dalam pasar persaingan sempurna konsumen sering digolongkan sebagai seseorang yang mengambil keputusan dengan rasional. Model ini disebut dengan teori economic man. Untuk mengambil keputusan secara

rasional, konsumen harus (1) menyadari semua alternatif produk yang tersedia, (2) mampu membuat urutan setiap alternatif yang berkaitan dengan keuntungan dan kerugiannya, (3) mampu untuk mengidentifikasi alternatif terbaik. Bagaimanapun juga konsumen jarang memiliki


(49)

informasi yang lengkap atau bahkan tingkat keterlibatannya yang cukup untuk membuat keputusan yang sempurna.

2. A Passive View

Pada dasarnya konsumen mengikuti keinginannya sendiri dan usaha-usaha dari pemasar. Konsumen dirasakan sebagai pembeli yang inplusif (menuruti kata hati) dan tidak logis serta bersedia untuk menerima tujuan-tujuan dari pemasar.

3. A Cognitive View

Konsumen digambarkan sebagai orang yang aktif mencari produk atau jasa yang dapat memenuhi kebutuhan dan memperkaya hidup mereka. Model ini memfokuskan pada proses bagaimana konsumen mencari dan menilai informasi mengenai merek dan tokoh yang dipilih.

4. An Emotional View

Konsumen dalam mengambil keputusan berdasarkan pada emosi dan tidak menekankan pada pencarian informasi sebelum pembelian. Bahkan lebih menekankan pada perasaan dan suasan hati pada saat itu hal ini tidak berarti bahwa keputusan yang emosional bukan merupakan keputusan yang rasional.

Keputusan untuk membeli timbul karena adanya penilaian objektif atau dorongan emosi. Keputusan untuk bertindak adalah hasil dari serangkaian aktivitas dan rangsangan mental emosional. Proses untuk menganalisa, merasakan dan


(50)

memutuskan pada dasarnya adalah sama seperti seorang inividu dalam memecahkan banyak permasalahannya. Konsumen membentuk preferensi atau merek-merek dalam kumpulan pilihan pada saat evaluasi. Konsumen juga mungkin membentuk niat untuk membeli produk yang paling disukai. Setiap keputusan membeli mempunyai struktu sebanyak tujuh komponen. Komponen tersebut menurut Basu Swastha dan T. Hani Handoko (2000:102), adalah :

1. Keputusan tentang jenis produk

Konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk atau menggunakan uangnya untuk tujuan yang lain. Dalam hal ini perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada orang-orang yang berniat membeli sebuah produk serta alternatif yang mereka pertimbangkan.

2. Keputusan tentang bentuk produk

Konsumen dapat mengambil keputusan membeli bentuk produk tertentu. Keputusan tersebut menyangkut pola ukur, mutu, corak dan sebagainya. Dalam hal ini perusahaan harus melakukan riset pemasaran untuk mengetahui kesukaan konsumen tentang produk bersangkutan agar dapat memaksimumkan daya tarik mereknya.

3. Keputusan tentang merek

Konsumen harus mengambil keputusan tentang merek mana yang akan dibeli. Setiap merek memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri.


(51)

Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah produk.

4. Keputusan tentang penjualannya

Konsumen harus mengambil keputusan dimana senuah produk dibeli. Dalam hal ini produsen, pedagang besar dan pengecer harus mengetahui bagaimana konsumen memilih penjual tertentu.

5. Keputusan tentang jumlah pembelian

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat. Pembelian yang dilakukan mungkin lebih dari satu. Dalam hal ini perusahaan harus mempersiapkan banyaknya produk sesuai dengan keinginan yang berbeda-beda dari para pembeli.

6. Keputusan tentang waktu pembelian

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan ia harus melakukan pembelian. Masalah ini menyangkut tersedianya uang untuk membeli sebuah produk. Oleh karena itu perusahaan harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam penentuan waktu pembelian. Dengan demikian perusahaan dapat mengatur waktu produksi dan kegiatan pemasaran.

7. Keputusan tentang cara pembayaran

Konsumen harus mengambil keputusan tentang metode atau cara pembayaran produk yang dibeli, apakah secara tunai atau cicilan. Keputusan tersebut akan mempengaruhi keputusan tentang penjualan dan


(52)

jumlah pembeliannya. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui keinginan pembeli terhadap cara pembayaran.

2.1.5 Industri Rumah Tangga

2.1.5.1 Pengertian Industri Rumah Tangga

Industri merupakan suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Sedangkan menurut Badan Pusat Statistik (BPS), industri rumah tangga adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh sekelompok orang atau perorangan, yang jumlah tenaga kerjanya 1-5 orang termasuk pekerja yang dibayar, pekerja pemilik dan pekerja yang tidak dibayar (anggota keluarga pemilik usaha).

2.1.5.2 Karakteristik Industri Rumah Tangga

Pada umumnya industri rumah tangga memiliki ciri-ciri khusus tertentu yang tidak terdapat pada industri besar, misalnya rumah pemilik usaha tidak hanya sebagai tempat tinggal, tetapi sekaligus juga sebagai tempat usaha dan tempat kerja. Mesin-mesin, peralatan, bahan baku, barang setengah jadi, dan seluruh bahan lain untuk proses usaha tertampung di rumah pengusaha sendiri. Secara umum sektor industri rumah tangga memiliki karakteristik sebagai berikut :

a. Sistem pembukuan yang relatif sederhana dan cenderung tidak mengikuti kaidah administrasi pembukuan standar.


(53)

b. Modal terbatas.

c. Pengalaman manajerial dalam mengelola usaha masih terbatas. d. Skala ekonomi yang terlalu kecil.

e. Kemampuan untuk memperoleh sumber dana dari pasar modal rendah, mengingat keterbatasan dalam sistem administrasinya. Untuk mendapatkan dana dari sebuah perusahaan besar atau instansi pemerintah harus mengikuti sistem administrasi standar dan harus transparan (Anoraga dan Sudantoko, 2002:225-226).

Menurut Komisi Perkembangan Ekonomi (Musselman, 1996:61), kriteria industri rumah tangga adalah sebagai berikut :

a. Manajer berdiri sendiri dan manajer adalah pemilik. b. Modal disediakan oleh pemilik.

c. Daerah operasi bersifat lokal.

d. Ukuran dalam keseluruhan relative kecil.

2.1.5.3 Kekuatan dan Kelemahan Industri Rumah Tangga

Keberadaan industri rumah tangga sebagai suatu bentuk pembangunan jangka panjang dalam perekonomian tentu memiliki kekuatan dan kelemahan, sebagai mana yang dikemukakan oleh Suryana (2003:120) beberapa kekuatan industri kecil diantaranya adalah :

1. Memiliki kebebasan untuk bertindak, bila ada perubahan, misalnya perubahan produk baru, teknologi baru dan perubahan mesin baru,


(54)

industri rumah tangga bisa bergerak dengan cepat untuk menyesuaikan dengan keadaan yang berubah tersebut. Sedangkan pada usaha besar, tindakan cepat tersebut sulit untuk dilakukan.

2. Fleksibel, industri rumah tangga sangat luwes, ia dapat menyesuaikan dengan kebutuhan setempat. Bahan baku, tenaga kerja dan pemasaran produknya pada umumnya menggunakan sumber-sumber setempat yang bersifat lokal.

Adanya keunggulan dari industri rumah tangga bukan berarti industri rumah tangga tidak memiliki kelamahan, menurut Suryana (2003:121) kelemahan industri rumah tangga adalah :

1. Kelemahan dalam struktur usaha misalnya kelemahan dalam bidang manajemen dan organisasi, kelemahan dalam pengedalian mutu, kelemahan dalam mengadopsi dan pengusaan teknologi, kesulitan mencari permodalan, tenaga kerja masih lokal, dan terbatasanya akses pasar.

2. Kurangnya peluang dan pengetahuan akan cara memasarkan produk, adanya kendala pada distribusi produk, sulit memperoleh fasilitas dan bantuan pemerintah dan pengusaha besar, kurangnya pengetahuan tentang pengembangan produk (diversifikasi produk) serta lemahnya kualitas atau desain kemasan.


(55)

Tulus Tambunan (2008:227), menganalisis kekuatan dan kelemahan industri rumah tangga dari sudut manusia dan ekonomi yang diuraikan dalam tabel dibawah ini :

Tabel 2.2 : Analisis Kekuatan dan Kelemahan Industri Rumah Tangga

Faktor Kekuatan Kelemahan

Manusia - Motivasi yang kuat dalam mempertahankan

usahanya.

- Suplai tenaga kerja berlimpah dan murah.

- Kualitas SDM rendah, termasuk melihat peluang bisnis terbatas.

- Produktivitas rendah. - Etos kerja dan disiplin kerja

rendah.

- Penggunaan tenaga kerja cenderung eksploitatif dengan tujuan untuk mencapai target. - Sering mengandalkan anggota

keluarga sebagai tenaga kerja tidak di bayar.

Ekonomi - Mengandalkan sumber-sumber keuangan informal yang mudah diperoleh. - Mengandalkan

bahan-bahan baku lokal

- Nilai tambah yang diperoleh rendah dan akumulasinya sulit terjadi.

- Manajemen keuangan yang buruk.


(56)

(tergantung pada jenis produk yang dibuat). - Melayani segmen pasar

bawah yang tinggi permintaannya (proporsi dari populasi yang paling besar).

Sumber : Jurnal Tulus Tambunan, 2008

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Zainuddin (2003) mengenai : “Pengaruh diversifikasi produk terhadap tingkat omzet penjualan”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh diversifikasi produk pada tingkat omzet penjualan untuk mendapatkan konsumen demi keuntungan dengan berbagai macam strategi pengembangan ditampilkan untuk menarik minat para konsumen untuk membeli produk. Untuk menganalisis pengaruh tersebut, metode yang dilakukan adalah analisis deskriptif dan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi linier sederhana. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada omzet penjualan melalui pembelian yang dilakukan oleh konsumen dipengaruhi oleh diversifikasi produk.

Penelitian yang dilakukan oleh Arumsari (2012) yang berjudul : “Analisis pengaruh kualitas produk, harga dan promosi terhadap keputusan pembelian air


(57)

minum dalam kemasan merek Aqua”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kualitas produk, harga dan promosi terhadap keputusan pembelian AMDK (Air Minum Dalam Kemasan) merk Aqua. Untuk menganalisis pengaruh tersebut, metode yang dilakukan adalah analisis deskriprif dan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan uji regresi linier berganda. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh positif kualitas produk, harga dan promosi pada keputusan pembelian air minum kemasan Merek Aqua oleh konsumen maupun pelanggan.

Penelitian yang dilakukan oleh Apriani (2012) yang berjudul : Pengaruh

diversifikasi produk terhadap keputusan pembelian mie instant SuperMie. Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh diversifikasi produk terhadap keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen dan pelanggan. Untuk mengetahui pengaruh tersebut, metode yang digunakan adalah asosiatif dan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan uji regresi linier sederhana. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh positif diversifikasi produk terhadap keputusan pembelian pada SuperMie oleh konsumen dan pelanggan.


(58)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Bentuk Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian asosiatif yaitu penelitian yang berupaya untuk mengkaji bagaimanana suatu variabel memiliki keterkaitan atau berhubungan denagan variabel lainnya, atau apakah suatu variabel dipengaruhi oleh variabel lainnya. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Menurut Ginting dan Situmorang (2008:172), pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang di dalam usulan penelitian, proses, hipotesis, analisis data, dan kesimpulan data sampai dengan penulisannya menggunakan aspek pengukuran, perhitungan, rumus dan kepastian data numerik.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat terjadinya masalah penelitian. Adapun yang dijadikan sebagai tempat penelitian adalah Toko Kue Tivoli Medan Fair yang beralamat di jalan Jendral Gatot Subroto No. 30 lantai Basement Plaza Medan Fair 20112 Medan.


(59)

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2012:80), populasi adalah wilayah regeneralisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah keseluruhan konsumen dan pelanggan toko kue Tivoli Medan Fair yang membeli Keripik 888 yang berbelanja dari bulan Mei 2013 sampai dengan Juli 2013 yang dimana setelah dilakukannya pengamatan pada Toko Kue Tivoli Medan Fair selama tujuh hari didapat populasi sebesar 175 orang dimana rata-rata konsumen dan pelanggan yang berbelanja produk Keripik 888 di Tivoli dalam satu hari sebesar 25 orang. Tivoli merupakan sarana penjualan bagi Keripik 888 yang memiliki tingkat penjualan produk paling tinggi.

3.3.2 Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012:81). Berdasarkan rumus Slovin, jumlah sampel yang mewakili populasi dalam penelitian ini adalah :


(60)

n = �

1+��²

Keterangan :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

e = Nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan (persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan penarikan sampel : 10% = 0,1).

Maka jumlah sampel adalah : n = 175

1+175 (0,1)²

n = 175

1+1,75

n = 64

Maka sampel yang digunakan oleh penulis berjumlah 64 orang. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sampling Insidental

dimana teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2012:122). Sampel dalam penelitian ini adalah setiap konsumen dan pelanggan toko kue Tivoli Medan Fair yang datang ke toko tersebut dan membeli produk Keripik 888.


(61)

3.4Hipotesis

Menurut Sugiyono (2012:70), hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada faktor-faktor empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Dalam hal ini, penulis mengemukakan hipotesis yaitu :

Ho : “Tidak ada pengaruh positif antara diversifikasi produk Keripik 888 terhadap keputusan pembelian konsumen toko kue Tivoli Medan Fair”.

Ha : “Ada pengaruh positif antara diversifikasi produk Keripik 888 terhadap keputusan pembelian konsumen toko kue Tivoli Medan Fair”.

3.5Definisi Konsep

Menurut Masri Singarimbun dan Effendi (2008:31), konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Tujuannya adalah untuk menyederhanakan pemikiran, memudahkan pemahaman dan menghindari terjadinya interprestasi ganda dari variabel yang diteliti. Faktor yang diteliti dalam penelitian ini terdiri atas dua variabel penelitian yang menggambarkan ruang lingkup dan pola hubungan yang akan dicapai dari penelitian ini, yaitu diversifikasi produk serta keputusan pembelian.


(62)

1. Diversifikasi produk

Menurut Fandy Tjiptono (2008:132), diversifikasi produk yaitu upaya mencari dan mengembangkan produk yang baru dalam rangka mengejar pertumbuhan, peningkatan penjualan, profitabilitas dan fleksibilitas.

2. Keputusan pembelian

Menurut Fandy Tjiptono (2008:156), keputusan pembelian didasari pada informasi tentang keunggulan suatu produk yang disusun sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan merubah seseorang untuk melakukan keputusan pembelian.

3.6Definisi Operasional

Menurut Masri Singarimbun dan Effendi (2008:46), definisi operasional adalah unsur-unsur yang memberitahukan bagaimana mengukur suatu variabel sehingga dengan pengukuran tersebut dapat diketahui indikator-indikator apa saja untuk mendukung analisa dari variabel-variabel tersebut.

1. Variabel bebas (X)

Variabel bebas dalam hubungannya dengan variabel lain bertindak sebagai penyebab atau yang mempengaruhi variabel terikat. Dalam

Keputusan Pembelian (Y)

Diversifikasi Produk (X)


(63)

penelitian ini diversifikasi produk (X) yang dapat diukur dengan indikator-indikator yaitu :

a. Kemasan

Dimana kemasan dalam penelitian ini dapat dilihat melalui kebersihan kemasan Produk Keripik 888, warna dari kemasan, bentuk serta keamanan bagi kesehatan pelanggan dan konsumen melalui kemasan.

b. Ukuran

Melalui ukuran peneliti dapat melihat dari segi kesesuaian ukurannya terhadap harga yang ditawarkan serta melihat dari kesesuaian ukuran terhadap selera kosumen dan pelanggan.

c. Kualitas

Yang terdiri atas sejumlah keistimewaan produk dari produk pesaingnya, selain itu melalui kualitas dapat dilihat pula mengenai ketahanan Produk Keripik 888.

d. Harga

Untuk mengetahui bagaimana pendapat pelanggan dan konsumen Keripik 888 mengenai harga yang ditawarkan, apakah sesuai/standar atau tidak sesuai menurut pelanggan dan konsumen.

e. Cita Rasa

Cita rasa Keripik 888 dilihat dari penampakannya, bau, rasa, dan teksturnya yang dapat dirasakan oleh pelanggan dan konsumen melalui kerja sama dari kelima panca indera yakni perasa, penciuman, perabaan, dan pengelihatan.


(64)

2. Variabel terikat (Y)

Variabel yang tergantung dengan variabel lain, atau variabel yang dapat dipengaruhi oleh variabel lain. Dalam penelitian ini keputusan pembelian (Y) yang dapat diukur dengan indikator-indikator yaitu :

a. Pemilihan produk

Dimana pemilihan produk dapat diukur melalui ketertarikan serta kebutuhan konsumen dan pelanggan Keripik 888.

b. Kemantapan pada sebuah produk

Kemantapan pada sebuah produk untuk membeli produk tersebut oleh konsumen dapat dilihat dari merek serta kualitas yang telah teruji.

c. Mendapat rekomendasi kepada orang lain

Dimana konsumen dan pelanggan membeli produk Keripik 888 melalui informasi yang diberikan oleh orang lain.

d. Melakukan pembelian ulang

Konsumen dan pelanggan yang melakukan pembelian kembali diakibatkan karena adanya kepuasaan yang dirasakan oleh konsumen dan pelanggan terhadap produk Keripik 888.

3.7Teknik Pengumpulan Data

Data adalah sekumpulan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua macam data yaitu :


(65)

I. Pengumpulan data primer, adalah pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian. Data primer tersebut dilakukan dengan instrumen sebagai berikut :

a) Metode Wawancara

Percakapan yang dilakukan pewawancara kepada responden guna menggali informasi atau data yang diinginkan untuk kebutuhan penelitian. Dalam penelitian ini yang akan di wawancarai adalah para responden dan pemilik usaha Keripik 888 serta pegawai toko kue Tivoli Medan Fair yang memegang daftar penjualan produk Keripik 888.

b) Kuesioner

Pemberian daftar pertanyaan secara tertutup kepada responden konsumen dan pelanggan Keripik 888 yang dilengkapi dengan beberapa alternatif jawaban.

II. Pengumpulan data sekunder, adalah pengumpulan data yang dilakukan melalui studi kepustakaan yang terdiri dari :

a) Pengumpulan kepustakaan

Yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui buku-buku, dokumen, majalah dan berbagai bahan yang berhubungan dengan objek penelitian.

b) Studi Dokumentasi

Yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui pengkajian dan penelaahan terhadap catatan tertulis maupun dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.


(66)

3.8Teknik Uji Instrumen Penelitian

Uji instrument agar dapat memenuhi ketepatan dan kebenaran harus melalui dua persyaratan, yaitu uji reliabilitas dan validitas.

3.8.1 Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2012:172), suatu instrument dikatakan valid jika instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas berhubungan dengan ketepatan alat ukur melakukan tugasnya mencapai sasarannya. Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata dan benar.

Menurut Sugiyono (2012:248), untuk mengetahui korelasi X terhadap Y digunakan rumus :

r = �(Ʃ��)−(Ʃ�)(Ʃ�) �[�Ʃ�2(Ʃ�)2].[.Ʃ�2(Ʃ�)²]

Keterangan :

r = Koefisien korelasi antar variabel X (skor subjek tiap butir) dengan variabel Y (total skor subjek dari keseluruhan butir)

x = Skor tiap item

y = Skor seluruh item responden uji coba


(67)

Pengujian akan dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS 18.0 dengan kriteria pengujian validitas sebagai berikut :

Jika �ℎ�����>������, pada taraf signifikasi 5% maka pernyataan dikatakan valid

Jika �ℎ�����<������, pada taraf signifikasi 5% maka pernyataan dikatakan tidak valid.

3.8.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten maka alat pengukur tersebut reliabel.

Menurut Sugiyono (2012:186), rumus Spearman Brown adalah sebagai berikut :

�� = 1+2� Keterangan :

�� = Koefisien reliabilitas r = Korelasi antar skor

Jika nilai koefisien reliabilitas � ≥ 0,6 maka instrument memiliki reliabilitas yang baik dan terpercaya. Pengujian dibantu dengan menggunakan SPSS 18.0.


(68)

3.9Teknik Pengumpulan Skor

Untuk membantu dalam menganalisa data, maka penelitian ini menggunakan skala likert. Yaitu skala untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi orang/kelompok tentang fenomena sosial. Umumnya skala likert mengandung pilihan jawaban :

a. Untuk pilihan jawaban “Sangat Setuju” diberi skor 4 b. Untuk pilihan jawaban “Setuju” diberi skor 3 c. Untuk Pilihan jawaban “Tidak Setuju” diberi skor 2 d. Untuk pilihan jawaban “Sangat Tidak Setuju” diberi skor 1

3.10 Teknik Analisis Data

Menurut Masri Singarimbun dan Effendi (2008:263), analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dalam proses ini seringkali digunakan statistik. Salah satu fungsi pokok statistik adalah menyederhanakan data penelitian yang amat besar jumlahnya menjadi informasi yang lebih sederhana dan mudah dipahami. Selain itu, metode statistik memungkinkan peneliti dapat membandingkan hasil yang diperoleh dengan hasil yang terjadi secara kebetulan, sehingga memungkinkan peneliti untuk menguji apakah hubungan yang diamati memang betul terjadi karena adanya hubungan sistematis antara variabel-variabel yang diteliti atau hanya terjadi secara kebetulan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data


(69)

kuantitatif, yaitu analisa yang digunakan untuk menguji hubungan atau pengaruh antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y).

3.10.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal (Ginting dan Situmorang, 2008:55).

3.10.2 Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data yang digunakan sudah jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam proposal. Karena datanya kuantitatif, maka teknik analisis data menggunakan metode statistik yang sudah tersedia (Sugiyono, 2012:426). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kuantitatif, yaitu analisis yang digunakan untuk menguji hubungan atau pengaruh antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y), yaitu dengan menggunakan :

3.10.3 Regresi Linear Sederhana

Uji ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana perubahan pada variabel terikat (keputusan pembelian) jika terjadi perubahan pada variabel bebas (diversifikasi produk) tiap satuan.


(70)

Rumus yang digunakan adalah :

Y = a+bx

Keterangan :

Y = Keputusan pembelian

a = Nilai konstan

b = Nilai peubah, angka peningkatan atau penurunan

x = Diversifikasi produk

3.10.4 Uji T

Uji t dilakukan untuk menguji variabel bebas, apakah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat secara parsial. Nilai yang digunakan untuk menguji hipotesisnya adalah “nilai t” maka dapat dilihat nilai probabilitasnya. Bentuk pengujiannya adalah :

Ho : Diversifikasi produk secara parsial tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

Ha : Diversifikasi produk secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.


(71)

Kriteria pengambilan keputusan :

a. Tolak Ho jika nilai probabilitasnya ≤ taraf signifikan sebesar 0,05 (Sig ≤ α 0,05).

b. Terima Ha jika nilai probabilitasnya ≥ taraf signifikan sebesar 0,05 (Sig ≥ α 0,05) (Juliandi, 2013:181).

3.10.5 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Dalam SPSS koefisien determinasi terletak pada tabel model Summary� dan tertulis R square. Nila R square dikatakan baik jika diatas 0,5 karena nilai R square berkisar 0 sampai 1 (Lubis et al, 2007:48).

Menurut Suharo (2009:61) mengatakan bahwa koefisien determinasi merupakan kuadrat dari korelasi pada persamaan regresi. Sehingga koefisien determinasi dirumuskan dengan :


(72)

² = Ʃ��=1(ŷ�−Ӯ)²

Ʃ�=1(�−Ӯ)²

Keterangan :

²= Koefisien determinasi

ŷ = Nila i y berdasarkan hasil estimasi dari persamaan regresi


(73)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat Usaha Keripik 888

Awalnya owner dikenal sebagai pelaku usaha jus daun sirih yang berdiri

sejak tahun 2007. Yang didirikan oleh seorang ibu rumah tangga bernama Fivi Damiri. Di awal tahun 2010 Carefour Plaza Medan Fair membuka kesempatan untuk UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) untuk memasarkan produknya, dengan membuka stand dari masing-masing usaha. Pada saat itu owner mendapat tempat

untuk menjualkan daun sirihnya sebesar 2x2 meter, namun dikarenakan ukuran yang dikatakan terlalu besar untuk menjual satu produk maka owner mencoba membuka

peluang usaha bisnis lain dengan membuat usaha selanjutnya yaitu Keripik 888 yang berdiri sejak tahun 2010. Ibu Fivi Damiri menciptakan merek pada keripik-keripiknya dikarenakan untuk masuk ke pasar ritel, produk tersebut harus mempunyai label dan sertifikasi halal. Diberi nama Keripik 888 karena sesuai dengan falsafah China yang mengatakan angka 888 merupakan angka keberuntungan. Usaha Keripik 888 beralamat di jalan Sei Padang gang Langgar/Turi No 7 Medan. Jenis-jenis produk dari Keripik 888 yaitu kerupuk ikan, ganefo, karak kaliang, sanjai, emping, sumpia, sarang balem serta rendang paru-paru, daging dan telur. Setelah ibu Fivi memasarkan produk keripik 888 nya di Carefour Plaza Medan Fair, timbul permintaan yang tinggi.


(1)

Tabel 4.20 Distribusi jawaban responden tentang “adanya retensi konsumen

terhadap produk Keripik 888”

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Setuju 3 4.7 4.7 4.7

Setuju 34 53.1 53.1 57.8

Sangat Setuju 27 42.2 42.2 100.0

Total 64 100.0 100.0


(2)

Lampiran 4 : Hasil Uji Validitas

A.

Hasil Uji Validitas Diversifikasi Produk (X)

Correlations

item1 item2 item3 item4 item5 item6 item7 item1 Pearson Correlation 1 .527** .096 .111 .202 .277 -.031

Sig. (2-tailed) .003 .613 .560 .284 .138 .872

N 30 30 30 30 30 30 30

item2 Pearson Correlation .527** 1 .279 .470** .323 .165 .165

Sig. (2-tailed) .003 .135 .009 .081 .384 .384

N 30 30 30 30 30 30 30

item3 Pearson Correlation .096 .279 1 .587** .428* -.130 .261

Sig. (2-tailed) .613 .135 .001 .018 .492 .164

N 30 30 30 30 30 30 30

item4 Pearson Correlation .111 .470** .587** 1 .493** .150 .300

Sig. (2-tailed) .560 .009 .001 .006 .429 .107

N 30 30 30 30 30 30 30

item5 Pearson Correlation .202 .323 .428* .493** 1 .193 .193

Sig. (2-tailed) .284 .081 .018 .006 .307 .307

N 30 30 30 30 30 30 30

item6 Pearson Correlation .277 .165 -.130 .150 .193 1 .028

Sig. (2-tailed) .138 .384 .492 .429 .307 .884

N 30 30 30 30 30 30 30

item7 Pearson Correlation -.031 .165 .261 .300 .193 .028 1 Sig. (2-tailed) .872 .384 .164 .107 .307 .884

N 30 30 30 30 30 30 30

item8 Pearson Correlation .071 .321 .150 .025 .005 .027 .577** Sig. (2-tailed) .709 .083 .428 .897 .978 .885 .001

N 30 30 30 30 30 30 30

item9 Pearson Correlation .191 -.126 -.171 -.049 .274 .191 .327 Sig. (2-tailed) .311 .508 .367 .797 .143 .312 .077

N 30 30 30 30 30 30 30

item10 Pearson Correlation .151 -.202 .064 .074 .079 .272 .408* Sig. (2-tailed) .426 .285 .737 .699 .679 .146 .025

N 30 30 30 30 30 30 30


(3)

Sig. (2-tailed) .006 .001 .005 .000 .000 .022 .000

N 30 30 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

B.

Hasil Uji Validitas Keputusan Pembelian (Y)

Correlations

item1 item2 item3 item4 item5 item6 item7 item1 Pearson Correlation 1 .198 .080 .042 .185 .185 .008

Sig. (2-tailed) .294 .676 .827 .329 .329 .968

N 30 30 30 30 30 30 30

item2 Pearson Correlation .198 1 .636** .139 .226 .085 .249

Sig. (2-tailed) .294 .000 .465 .230 .656 .185

N 30 30 30 30 30 30 30

item3 Pearson Correlation .080 .636** 1 .323 .431* .123 .260

Sig. (2-tailed) .676 .000 .081 .017 .517 .165

N 30 30 30 30 30 30 30

item4 Pearson Correlation .042 .139 .323 1 .226 .226 .459*

Sig. (2-tailed) .827 .465 .081 .230 .230 .011

N 30 30 30 30 30 30 30

item5 Pearson Correlation .185 .226 .431* .226 1 .306 .145

Sig. (2-tailed) .329 .230 .017 .230 .101 .445

N 30 30 30 30 30 30 30

item6 Pearson Correlation .185 .085 .123 .226 .306 1 .455*

Sig. (2-tailed) .329 .656 .517 .230 .101 .011

N 30 30 30 30 30 30 30

item7 Pearson Correlation .008 .249 .260 .459* .145 .455* 1 Sig. (2-tailed) .968 .185 .165 .011 .445 .011

N 30 30 30 30 30 30 30

Total Pearson Correlation .377* .597** .669** .597** .593** .593** .683** Sig. (2-tailed) .040 .000 .000 .000 .001 .001 .000

N 30 30 30 30 30 30 30

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


(4)

A.

Hasil Uji Reliabilitas Diversifikasi Produk (X)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.690 10

B.

Hasil Uji Reliabilitas Keputusan Pembelian (Y)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items


(5)

(6)

Produk Keripik 888 Pada Toko kue TIVOLI Medan Fair

Kegiatan Penyebaran Kuesioner Pada Konsumen keripik 888