PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI PENGARUH GAYA TERHADAP GERAK BENDA.

(1)

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR

SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI PENGARUH

GAYA TERHADAP GERAK BENDA

(Penelitian Tindakan Kelas di Sekolah SDN 1 Cibodas Kelas IV Semester II Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/2014)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh Sandi Maulana

1003577

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2014


(2)

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI PENGARUH GAYA TERHADAP

GERAK BENDA

(Penelitian Tindakan Kelas di SDN 1 Cibodas Kelas IV semester II Semester II di SDN 1 Cibodas Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat

Tahun Ajaran 2013/2014)

Oleh Sandi maulana

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Sandi Maulana 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

Sandi Maulana,2014

Penerapan model discovery learning untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap gerak benda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI.... iv

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GAMBAR.... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 4

C. Tujuan Penelitian... 5

D. Manfaat Penelitian... 5

E. Hipotesis Tindakan... 6

F. Definisi operasional... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran IPA di SD... 9

B. Model Discovery Learning... 10

C. Keaktifan Belajar Siswa... 16

D. Hasil Belajar Siswa... 18

E. Hubungan Model Discovery Learning dengan Keaktifan Belajar Siswa ... 20 F. Materi Pengaruh Gaya terhadap Gerak Benda ... 22

G. Penelitian Relevan ... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian... 25


(5)

B. Model Penelitian... 25

C. Loaksi, Waktu dan Subjek Penelitian... 27

D. Prosedur Penelitian... 28

E. Instrumen Penelitian... 32

F. Analisis dan Pengolahan Data... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 36

B. Pembahasan ... 68

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 74

B. Rekomendasi ... 75

Daftar Pustaka... 77

Lampiran-Lampiran... 79


(6)

Sandi Maulana,2014

Penerapan model discovery learning untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap gerak benda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI PENGARUH GAYA TERHADAP

GERAK BENDA

(Penelitian Tindakan Kelas di Sekolah SDN 1 Cibodas Kelas IV Semester II Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/2014)

Oleh Sandi Maulana

1003577

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya keaktifan dan hasil belajar siswa kelas IV SDN 1 Cibodas. Hal ini ditandai oleh tingkat keaktifan belajar siswa pada saat proses pembelajaran dan rendahnya hasil evaluasi siswa pada akhir pembelajaran. dari hasil obeservasi awal yang dilakukan oleh peneliti, didapatkan data bahwa nilai rata-rata keaktifan belajar siswa sebesar 30,75 dan evaluasi hasil belajar siswa sebesar 51,25 dengan siswa yang tuntas sebanyak 9 orang atau sekitar 40,63%. Untuk mengatasi permasalahan tersebut peneliti menggunakan model Discovery Learning sebagai pemecahan masalahnya, sehingga didapatkan rumusan masalah yakni bagaimanakah pelaksanaan model Discovery Learning

pada mata pelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap gerak benda untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai pelaksanaan model Discovery Learning.

pada mata pelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap gerak benda untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan model Kemmis & Mc. Taggart dan dilaksanakan sebanyak dua siklus. Instrumen pengumpul data yang digunakan meliputi lembar observasi guru dan siswa, tes hasil belajar dan catatan lapangan. Pengolahan data meliputi pengolahan data yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Hasil yang didapat setelah penelitian adalah adanya peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa pada siklus I nilai rata-rata aktivitas siswa sebesar 50,96 dan hasil belajar siswa sebesar 60,78 dengan persentase ketuntasan mencapai 42,86%, sementara pada siklus II nilai rata-rata aktivitas siswa sebesar 71,71 dan hasil belajar siswa sebesar 83,84 dengan persentase ketuntasan mencapai 90,70%.


(7)

Sandi Maulana,2014

Penerapan model discovery learning untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap gerak benda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

APPLICATION OF DISCOVERY LEARNING MODEL TO

IMPROVE STUDENT MOTIVATION AND LEARNING

OUTCOMES IN SCIENCE SUBJECT MATTER OF FORCE

INFLUENCE BY MOTION OBJECTS

(Classroom Action Research at SDN 1 Cibodas Class IV Semester II Lembang, West Bandung District of Academic Year 2013/2014)

by Sandi Maulana

1003577

This research is motivated by the lack of activity and learning outcomes of the fourth grade students of SDN 1 Cibodas. It is characterized by the activity level of student learning during the learning process and the evaluation results of students at the low end of the lesson. from the initial observation conducted by the researcher, the data obtained that the average value of 30.75 activeness student learning and evaluation of student learning outcomes for students who completed 51.25 with as many as nine people or about 40.63%. To overcome these problems, researchers used a model of Discovery Learning as problem solving, problem formulation to obtain a model that is how the implementation of the Discovery Learning in science subjects force material effect on the motion of objects to improve the activity and student learning outcomes. The purpose of this study was to obtain an overview of the implementation model of Discovery Learning. in science subjects force material effect on the motion of objects to improve the activity and student learning outcomes. The research method used in this study was Classroom Action Research (CAR) using a model of Kemmis & Mc. Taggart and executed as many as two cycles. Data collection instruments used include teacher and student observation sheets, and achievement test field notes. Data processing includes processing data that are qualitative and quantitative. The


(8)

Sandi Maulana,2014

Penerapan model discovery learning untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap gerak benda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

results obtained after the study was an increase in activity and student learning outcomes in the first cycle the average value of 50.96 student activity and student learning outcomes at 60.78 with the percentage of completeness reached 42.86%, while the mean value of the second cycle average of 71.71 student activity and student learning outcomes at 83.84 to reach 90.70% percentage of completeness. Keywords: Discovery Learning, Motivation and Student learning esults


(9)

Sandi Maulana,2014

Penerapan model discovery learning untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap gerak benda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang wajib dipelajari siswa sekolah dasar. IPA berguna untuk memberikan pengetahuan kepada siswa mengenai fenomena-fenomena alam. Dengan begitu siswa bisa berfikir secara rasional berdasarkan pengetahuan mengenai fenomena tersebut.

Darmojo (dalam Samatowa, 2010, hlm. 2) mengemukakan bahwa “secara singkat

IPA adalah pengetahuan yang raisonal dan objektif tentang alam semesta dengan

segala isinya”. sejalan dengan pendapat tersebut, Widodo (2010, hlm. 4)

mengemukakan bahwa “IPA atau Sains merupakan cabang ilmu yang fokus

pengkajiannya adalah alam dan proses-proses yang terjadi didalamnya”. Berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh Samatowa dan Widodo dapat disimpulkan bahwa IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif dengan fokus pengkajiannya adalah alam dan proses yang terjadi didalamnya.

Pembelajaran IPA dalam kurikulum sekolah memiliki beberapa keuntungan sebagaimana dikemukakan oleh Samatowa (2010, hlm. 3-4) meliputi empat golongan yaitu :

a) IPA berfaedah bagi bangsa, b) bila diajarkan IPA menurut cara yang tepat, maka IPA merupakan suatu mata pelajaran yang melatih/mengembangkan kemampuan berfikir kritis, c) bila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan sendiri oleh anak, maka IPA tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan belaka, d) mata pelajaran IPA memiliki nilai-nilai pendidikan yaitu dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran IPA di sekolah dasar, pembelajaran IPA dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh


(10)

2

Sandi Maulana,2014

Penerapan model discovery learning untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap gerak benda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah (Depdiknas, 2006). Pembelajaran sains mengarahkan siswa untuk belajar sendiri maupun melibatkan banyak siswa secara kelompok dalam memecahkan permasalahan dengan bimbingan guru. Proses pembelajaran ini membangun cara berfikir ilmiah dalam memecahkan masalah berupa fenomena alam yang terjadi di lingkungan sekitar melalui kreativitas siswa. Dengan demikian kegiatan pembelajaran menjadi berorientasi pada siswa (student centerd).

Setelah melakukan observasi lapangan, ternyata pembelajaran yang dilakukan oleh guru di SDN 1 Cibodas seringkali berorientasi pada (teacher center) hal ini didasarkan pada data-data yang ditemukan oleh peneliti selama pengamatan berlangsung. Adapun permasalahan-permasalahan yang terjadi meliputi: 1) Metode yang digunakan yaitu metode demonstrasi. Metode tersebut kurang efektif dalam mebelajarkan IPA karena siswa tidak terlibat langsung dengan sumber pembelajaran secara maksimal; 2) Aktivitas belajar siswa cenderung pasif, rata-rata aktivitas belajar siswa sebesar 30,75%; 3) Alat dan media yang gunakan guru kurang memadai dalam menunjang kegiatan pembelajaran; 4) Hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran dilaksanakan masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), rata-rata siswa yang mencapai KKM sebesar 18,75% dan siswa yang belum mencapai KKM sebesar 81,25%. Sementara KKM mata pelajaran IPA kelas IV di SDN 1 Cibodas yaitu: 66.

Berdasarkan kondisi awal observasi yang dilakukan peneliti, aktivitas belajar siswa cenderung pasif sehingga perlu segera diberikan tindakan. Dalam pemaparan sebelumnya dijelaskan bahwa pembelajaran IPA menekankan untuk memberikan pengalaman secara langsung melalui proses kerja ilmiah yang melibatkan kegiatan fisik, mental dan emosional. Aktivitas kerja ilmiah tersebut


(11)

3

Sandi Maulana,2014

Penerapan model discovery learning untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap gerak benda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

meliputi kegiatan mengidentifikasi masalah, membuat hipotesis, mengumpulkan data, mengolah data, membuktikan dan menarik kesimpulan dari hasil percobaan. Oleh sebab itu diperlukan tindakan yang mampu mengarahkan pada proses kerja ilmiah tersebut baik dari pendekatan, model, maupun metode pembelajaran yang mampu mengaktifkan kegiatan siswa menjadi optimal. Hasil belajar dipengaruhi oleh proses belajar sehingga terjadi perubahan tingkah laku setelah menempuh proses pembelajaran. sebagaimana dikemukakan oleh Ibrahim, dkk. (2011, hlm.

140) bahwa “pada dasarnya proses belajar ditandai dengan perubahan tingkah

laku secara keseluruhan baik yang menyangkut segi kognitif, afektif maupun

psikomotor”. Berdasarkan pendapat tersebut, maka proses belajar berpengaruh

terhadap hasil belajar. Jika proses belajar baik maka hasil yang didapat pun akan baik pula.

Masalah keaktifan dan hasil belajar siswa yang di temukan dalam pembelajaran tersebut harus segera diberikan tindakan, setelah mengkaji beberapa literatur, dari sekian banyak metode, pendekatan dan model pembelajaran. Masalah tersebut di perkirakan dapat dipecahkan dengan menggunakan model

Discovery Learning. Melalui model Discovery Learning keaktifan siswa dioptimalkan dalam proses pembelajarannya melalui penemuan-penemuan untuk memperoleh pengetahuan secara mandiri maupun kelompok. Proses pembelajaran siswa menerapkan serangkaian kerja ilmiah meliputi kemampuan berfikir kritis, analisis dan kemampuan berfikir logis. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Hamdani, (2011, hlm.184) mengemukakan bahwa “Discovery (penemuan) adalah proses mental ketika siswa mengasimilasikan suatu konsep atau suatu prinsip. Adapun proses mental, misalnya mengamati, menjelaskan, mengelompokan,

membuat kesimpulan dan sebagainya”. Dalam model ini guru sebagai

pembimbing atau fasilitator dalam membantu siswa menemukan pengetahuan baru dari sebuah materi yang sebelumnya tidak diketahui siswa.


(12)

4

Sandi Maulana,2014

Penerapan model discovery learning untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap gerak benda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pemilihan model ini direncanakan dapat membuat siswa berpartisipasi secara aktif. Hal ini sejalan dengan Brunner (dalam Trianto, 2007, hlm. 26) yang menyarankan

agar siswa hendaknya belajar melalui partisispasi secara aktif dengan konsep-konsep dan prisip-prinsip, agar mereka dianjurkan untuk memperoleh pengalaman dan melakukan eksperimen yang mengijinkan mereka untuk menemukan prinsip itu sendiri.

Dengan menggunakan model Discovery Learning perkembangan kognitif siswa menjadi terarah dan pengetahuan yang didapat siswa dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran Discovery dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa untuk menemukan suatu informasi dengan cara pengumpulan data kemudian setelah itu membuktikannya melalui demonstrasi atau eksperimen. Penulis memandang bahwa model ini cocok diterapkan dalam pembelajaran IPA di SD pada materi pengaruh gaya terhadap gerak benda, karena model ini memberikan kesempatan kepada siswa menemukan sendiri konsep dan mengeneralisasikan hasil temuan mereka untuk memecahkan masalah yang disediakan oleh guru melalui tahapan yang terdapat dalam model

Discovery Learning. Dengan menggunakan model pembelajaran penemuan diharapkan siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Oleh karena itu penulis mengajukan judul “Penerapan Model Discovery Learning untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Materi Pengaruh Gaya Terhadap Gerak Benda”, sehingga keaktifan dan hasil belajar siswa dapat meningkat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah utama dalam penelitian ini adalah

”Bagaimanakah pelaksanaan model Discovery Learning pada mata pelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap gerak benda untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas IV SDN 1 Cibodas?” pertanyaan tersebut meliputi


(13)

5

Sandi Maulana,2014

Penerapan model discovery learning untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap gerak benda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keterlaksanaan penerapan model Discovery Learning, perkembangan keaktifan dan perkembangan hasil belajar siswa. Untuk menjawab masalah itu, penulis menjabarkan ke dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah keterlaksanaan penerapan model Discovery Learning untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap gerak benda di kelas IV?

2. Bagaimanakah perkembangan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap gerak benda di kelas IV setelah menerapkan model Discovery Learning?

3. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap gerak benda di kelas IV setelah menerapkan model Discovery Learning?

C. Tujuan Penelitian

Dengan dirumuskannya permasalahan pada pembelajaran, tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai pelaksanaan model

Discovery Learning pada mata pelajaran IPA materi Pengaruh gaya terhadap gerak benda untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas IV SDN 1 Cibodas, deskripsi tersebut meliputi keterlaksanaan penerapan model Discovery Learning, perkembangan keaktifan dan perkembangan hasil belajar siswa setelah diberikan tindakan, dengan demikian tujuan secara rinci dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Memperoleh gambaran keterlaksanaan penerapan model Discovery Learning

untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap gerak benda di kelas IV.

2. Memperoleh gambaran perkembangan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap gerak benda di kelas IV setelah menerapkan model Discovery Learning.


(14)

6

Sandi Maulana,2014

Penerapan model discovery learning untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap gerak benda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Memperoleh gambaran peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap gerak benda di kelas IV setelah menerapkan model Discovery Learning.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa

Dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa serta meningkatkan hasil belajar mengenai mata pelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap gerak benda melalui model Discovery Learning.

2. Bagi Guru lain

Memberikan informasi dan wawasan mengenai cara pembelajaran pada mata pelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap gerak dengan menerapkan model Discovery Learning sehingga pada akhirnya guru dapat menggunakan hasil penelitan ini sebagai upaya peningkatan mutu proses belajar mengajar dikelas dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap gerak benda.

3. Bagi Sekolah

Sekolah dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai referensi dalam pengembangan kurikulum terutama kurikulum yang berkaitan dengan Ilmu Pengetahuan Alam. Selain itu, sekolah dapat merekomendasikan model Discovery Learning kepada guru-guru sekolah tersebut untuk digunakan dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan materi IPA materi Pengaruh gaya terhadap gerak benda sehingga kualitas pendidikan di SDN 1 Cibodas dapat meningkat.

4. Bagi guru sebagai Peneliti

Peneliti dapat mengetahui tentang deskripsi hasil penelitian serta dapat mengaplikasikan hasil penelitiannya yakni penerapan model Discovery Learning


(15)

7

Sandi Maulana,2014

Penerapan model discovery learning untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap gerak benda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada mata pelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap gerak benda dalam pembelajaran selanjutnya.

E. Hipotesis Tindakan

Jika model pembelajaran Discovery Learning diterapkan dengan tepat pada mata pelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap gerak benda di kelas IV SDN 1 Cibodas Desa Cibodas Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, maka keaktifan dan hasil belajar siswa dapat meningkat.

F. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini terdapat 3 variabel yang berbeda, diantaranya : 1) model Discovery Learning sebagai variabel bebas, 2) Keaktifan dan 3) Hasil belajar siswa sebagai variabel terikat. Untuk lebih mengarahkan penelitian dalam pengumpulan data dan agar tidak terjadi kekeliruan dalam menafsirkan berbagai istilah dalam penelitian ini, maka dibutuhkan definisi operasional dalam penelitian, meliputi :

1. Model Discovery Learning yang dimaksud dalam penelitian ini adalah model pembelajaran penemuan terbimbing, dimana proses pembelajaran menggunakan model ini, siswa melakukan serangkaian kegiatan ilmiah yang melibatkan suatu proses mental dalam mengolah data menggunakan pengetahuan awal terhadap konsep baru yang dipelajari untuk mendapatkan pengetahuan baru berdasarkan bahan atau data yang telah disediakan guru. Tahapan pembelajaran model Discovery Learning meliputi enam tahap, yaitu : 1) Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan), 2) Problem statement

(pernyataan/ identifikasi masalah). 3) Datacollection (pengumpulan data), 4) Dataprocessing (pengolahan data), 5) Verification (pentahkikan/pembuktian), 6) Generalization (menarik kesimpulan).


(16)

8

Sandi Maulana,2014

Penerapan model discovery learning untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap gerak benda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterlaksanaan model Discovery Learning diukur melalui lembar observasi guru dan siswa.

2. Keaktifan yang dimaksud peneliti disini adalah keaktifan siswa pada saat pembelajaran berlangsung mulai dari mengkomunikasikan pendapat siswa terhadap pembelajaran, baik kepada guru maupun kepada siswa yang lain. Sehingga terjadi suasana belajar yang aktif antara siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa yang lain saat pembelajaran. Beberapa aktivitas yang menunjukan keterlibatan siswa dalam pembelajaran yaitu 1) Aktivitas Visual, 2) Aktivitas Lisan, 3) Aktivitas Mendengarkan, 4) Aktivitas Menulis, 5) Aktivitas Motorik, 6) Aktivitas Mental, 7) Aktivitas Emosional.

Keterlaksanaan keafktifan siswa dalam melakukan aktivitas belajar diukur melalui lembar observasi siswa.

3. Hasil belajar yang dimaksud peneliti dalam penelitian ini, merupakan kemampuan-kemampuan siswa yang diperoleh dari hasil kegiatan pembelajaran sebagaimana terumuskan dalam Standar Kompetensi (SK) yaitu Energi dan Perubahannya 7. Memahami gaya dapat mengubah gerak atau bentuk suatu benda. Dengan Kompetensi Dasar (KD), yaitu: 7.1 Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda. Kemudian dirumuskan kedalam Indikator yaitu: 1) menjelaskan pengaruh gaya terhadap gerak benda, 2) menyebutkan 3 pengaruh gaya terhadap gerak benda, 3) melakukan percobaan bahwa gaya dapat mempengaruhi gerak benda.

Hasil belajar siswa tersebut diukur melalui instrumen tes berupa post tes berbentuk uraian.


(17)

Sandi Maulana,2014

Penerapan model discovery learning untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap gerak benda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Kusnandar (2008, hlm.44) mengemukakan bahwa:

PTK didefinisikan sebagai suatu penelitian tindakan (action research)

yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti dikelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang, malaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran di kelasnya melalui suatu tindakan (treatment) tertentu dalam suatu siklus.

Sejalan dengan pendapat di atas, Kusumah dan Dwitagma (2010, hlm.9) mengemukakan bahwa:

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri dengan cara (1) merencanakan, (2) melaksanakan dan (3) merefleksikan tindakan secara kolabotratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

Berdasakan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah usaha seorang guru untuk memperbaiki atau meningkatkan proses pembelajaran di kelas yang dilakukan sendiri atau kolaborasi dengan orang lain. Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi dikelas dan meningkatkan kegiatan nyata guru dalam kegiatan pengembangan profesinya (Kusnandar, 2008, hlm. 45). Maka dari itu, Penelitian Tindakan Kelas penting dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan mengembangkan prosesi guru.

B. Model Penelitian

Model penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah model penelitian yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart.


(18)

26

Sandi Maulana,2014

Penerapan model discovery learning untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap gerak benda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Observasi

Perencanaan

Observasi

Tindakan

Refleksi

Observasi Awal

Siklus I

Perencanaan

Tindakan Refleksi Siklus II

Menurut Kemmis dan Mc Taggart (dalam Kusnandar, 2008 hlm. 70-71) bahwa

“penelitian tindakan kelas dilakukan melalui proses yang dinamis dan

komplementari yang terdiri dari empat momentum esensial”.pendapat tersebut

dapat diartikan bahwa penelitian tindakan bersifat dinamis artinya proses yang dilaksanakan dapat terus berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan penelitian dapat dihentikan apabila peneliti merasa telah medapatkan hasil yang diinginkan. Proses penelitian dilaksanakan melaui suatu siklus yang berkelanjutan, setiap sikus terdiri dari empat momentum esensial yaitu rencana, tindakan, observasi dan refleksi.

Peneliti menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart karena model ini memfasilitasi peneliti untuk merefleksilkan hasil penenelitian melalui kegiatan refleksi pada setiap siklusnya sebagai sarana untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada siklus selanjutnya.

Berikut ini alur empat unsur pokok model penelitian tindakan kelas Kemmis dan Mc Taggart (dalam Kusumah dan Dwitagama, 2010, hlm. 21) yang disajikan dalam dua siklus sesuai dengan penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti.


(19)

27

Sandi Maulana,2014

Penerapan model discovery learning untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap gerak benda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1 Model PTK menurut Kemmis dan Mc Taggart (dalam Kusumah dan Dwitagama, 2010, hlm. 21)

Langkah –langkah yang ditempuh pada setiap siklus menurut model Kemmis dan Mc. Taggat adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan (Planning), Dalam pelaksanaan tindakan kelas yang dilakukan pertama kali yaitu membuat perencanaan tindakan. Rencana tindakan dilaksanakan untuk menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan pada pelaksanaan. Selain itu, dalam perencanaan peneliti menentukan instrument pembelajaran dan instrument penelitian yang akan digunakan saat pelaksanaan.

2. Pelaksanaan (Acting), Dalam tahap ini, rencana yang telah disusun dilaksanakan sesuai dengan langkah yang telah dibuat, yaitu langkah-langkah pembelajaran dengan menerapkan model Discovery Learning sebagai model pembelajarannya.

2. Observasi (Observing), Dalam tahap ini, peneliti melakukan observasi terhadap tindakan yang sedang dilakukan, Observasi dilakukan oleh pihak lain (Observer). Observasi ini dilakukan untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan yang telah disusun sebelumnya dengan keterlaksanaan tindakan.

3. Refleksi yang mencakup kegiatan analisis, interpretasi, dan evaluasi yang diperoleh saat melakukan kegiatan observasi. Data yang terkumpul saat observasi dianalisis dan diinterpretasi untuk mencari penyelesaian yang efektif. Hasil dari refleksi kemudian dibuat perencanaan tindakan selanjutnya.

Keempat tahapan dalam penelitian ini merupakan unsur untuk membentuk sebuah siklus, yaitu kegiatan yang berdasarkan pada perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan perubahan ke arah peningkatan dan perbaikan proses pembelajaran.


(20)

28

Sandi Maulana,2014

Penerapan model discovery learning untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap gerak benda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Cibodas yang beralamatkan di Jl.Maribaya, Desa Cibodas, Kecamatan Lembang Barat, Kabupaten Bandung. 2. Waktu Penelitian

Waktu yang diperlukan peneliti dalam penelitian ini adalah 5 bulan terhitung dari Februari-Juni 2014, penelitian ini diawali dengan identifikasi masalah sampai penyusunan hasil penelitian.

3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dari kegiatan penelitian ini adalah siswa kelas IV (empat) SDN Cibodas 1 Jl.Maribaya, Desa Cibodas, Kecamatan Lembang Barat, Kabupaten Bandung tahun ajaran 2013-2014 dengan jumlah siswa 48 orang. Terdiri dari 23 orang siswa laki-laki dan 25 orang siswa perempuan.

D.Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan brtujuan untuk mengetahui peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas IV SDN 1 Cibodas pada materi pengaruh gaya terhadap gerak benda dengan menggunakan model siklus belajar. Tahap penelitian tindakan kelas terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi dalam setiap tindakan dengan berpatokan pada referensi awal. Sebelum melakukan tindakan, peneliti melakukan tahap persiapan dengan malakukan kegiatan pendahuluan setelah itu melakukan tindakan penelitian.

1. Tahap Pendahuluan (Pra Penelitian)

a. Permintaan izin kepada Kepala Sekolah SDN 1 Cibodas b. Observasi dan wawancara

Kegiatan observasi awal dilakukan untuk mendapatkan gambaran awal mengenai kondisi, karakterisik siswa dan situasi SDN 1 Cibodas.


(21)

29

Sandi Maulana,2014

Penerapan model discovery learning untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap gerak benda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kegiatan ini dimulai dari :

1) Melakukan kajian terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006, buku sumber kelas IV, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, dan model-model pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

2) Menentukan metode atau model yang relevan dengan karakteristik siswa, bahan ajar dan proses belajar mengajar yang sedang berlangsung pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

3) Menentukan rencana pembelajaran (RPP) pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan model Discovery Learning

4) Menyusun atau menetapkan teknik pemantauan pada setiap tahap penelitian.

2. Tahap Tindakan

Tahapan tindakan pada penelitian tindakan kelas akan diuraikan sebagai berikut :

Siklus I

a. Perencanaan (Planning)

Sebelum melakukan kegiatan pelaksanaan, peneliti melakukan persiapan perencanaan diantaranya sebagai berikut :

1) Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang gaya dapat mempengaruhi benda diam termasuk tujuan yang harus dicapai dan menentukan topik-topik yang akan dipelajari.

2) Mempersiapkan media pembelajaran dan alat percobaan gaya dapat mempengaruhi benda diam

3) Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari siswa.

4) Mempersiapkan lembar aktivitas guru dan lembar kegiatan aktivitas belajar siswa.

5) Membuat Lembar Kegiatan Siswa (LKS) gaya dapat mempengaruhi benda diam.


(22)

30

Sandi Maulana,2014

Penerapan model discovery learning untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap gerak benda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 6) Mempersiapkan penilaian evaluasi hasil belajar siswa.

b. Pelaksanaan (Acting)

Pelaksanaan penelitian dilakukan berdasarkan dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya. Pelaksanaan tindakan terdiri dari proses atau kegiatan belajar mengajar. Adapun langkah tersebut meliputi:

- Guru memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai peristiwa-peristiwa yang menerapkan konsep gaya dapat mempengaruhi benda diam.

- Guru mengarahkan siswa untuk mengidentifikasi dan merumuskan hipotesis atas pertanyaan-pertanyaan tersebut secara berkelompok.

- Pengumpulan data, dilaksanakan dengan cara siswa dibimbing oleh guru untuk melakukan percobaan secara berkelompok. Percobaan pada siklus pertama adalah gaya dapat mempengaruhi benda diam.

- Setelah data terkumpul, siswa berdiskusi untuk mengolah data yang didapat saat percobaan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam LKS.

- Siswa secara berkelompok menentukan peristiwa yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari yang menggunakan gaya dapat mempengaruhi benda diam.

- Siswa menyimpulkan gaya dapat mempengaruhi benda diam kemudian mengkomunikasikan hasil percobaannya didepan kelas.

c. Pengamatan (Observation)

Pengamatan dilaksanakan selama proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh observer dan berpedoman pada lembar observasi yang disediakan oleh peneliti. Pengamatan dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung karena untuk mengetahui:

1) Situasi belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas dengan menerapkan model Discovery Learning.

2) Pelaksanaan kegiatan aktivitas siswa dengan menerapkan model Discovery Learning.


(23)

31

Sandi Maulana,2014

Penerapan model discovery learning untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap gerak benda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Refleksi (Reflecting)

Setelah melaksanakan tindakan (treatment), peneliti bersama observer dan guru kelas IV berdikusi membahas evaluasi hasil tindakan dan skenario pembelajaran yang telah dilakukan berdasarkan data hasil pengamatan observer yang tertuang dalam lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Pada tahap ini dilakukan analisis data hasil observasi untuk mengetahui hasil awal aktivitas belajar siswa dan proses pembelajaran yang dilakukan guru dalam menerapkan model Discovery Learning pada siklus satu sebagai masukan untuk pelaksanaan tindakan siklus selanjutnya.

Siklus II

Seperti halnya pada siklus pertama, siklus kedua ini juga terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan kesimpulan.

a. Perencanaan (Planning)

Peneliti membuat perencanaan pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Adapun perencanaan tindakan pada siklus II meliputi:

1) Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang gaya dapat mempengaruhi benda bergerak termasuk tujuan yang harus dicapai dan menentukan topik-topik yang akan dipelajari.

2) Mempersiapkan media pembelajaran dan alat percobaan gaya dapat mempengaruhi benda bergerak.

3) Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari siswa.

4) Mempersiapkan lembar aktivitas guru dan lembar kegiatan aktivitas siswa. 5) Membuat Lembar Kegiatan Siswa (LKS) gaya dapat mempengaruhi benda

bergerak.

6) Mempersiapkan penilaian evaluasi hasil belajar siswa.


(24)

32

Sandi Maulana,2014

Penerapan model discovery learning untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap gerak benda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Guru melaksanakan pembelajaran dengan model Discovery Learning

sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat berdasarkan hasil refleksi siklus I. Pada siklus II, percobaan yang akan dilakukan adalah gaya dapat mempengaruhi benda bergerak. Adapun langkah tindakan dalam siklus II meliputi:

- Guru memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai peristiwa-peristiwa yang menerapkan konsep gaya dapat mempengaruhi benda bergerak.

- Guru mengarahkan siswa untuk mengidentifikasi dan merumuskan hipotesis atas pertanyaan-pertanyaan tersebut secara berkelompok.

- Pengumpulan data, dilaksanakan dengan cara siswa dibimbing oleh guru untuk melakukan percobaan secara berkelompok. Percobaan pada siklus II adalah gaya dapat mempengaruhi benda bergerak.

- Setelah data terkumpul, siswa berdiskusi untuk mengolah data yang didapat saat percobaan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam LKS.

- Siswa secara berkelompok menentukan peristiwa yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari yang menggunakan gaya dapat mempengaruhi benda bergerak.

- Siswa menyimpulkan gaya dapat mempengaruhi benda bergerak kemudian mengkomunikasikan hasil percobaannya didepan kelas.

c. Pengamatan (Observation)

Pengamatan dilaksanakan selama proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh observer dan berpedoman pada lembar observasi yang disediakan oleh peneliti. Pengamatan dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung karena untuk mengetahui:

a) Situasi belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas dengan menerapkan model Discovery Learning.

b) Pelaksanaan kegiatan aktivitas siswa dengan menerapkan model Discovery Learning.


(25)

33

Sandi Maulana,2014

Penerapan model discovery learning untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap gerak benda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah melakukan penelitian tindakan kelas dengan dua siklus maka peneliti membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model Discovery Learning dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi pengaruh gaya terhadap gerak benda.

E. Instrumen Penelitian

1. Lembar observasi

Arikunto (2002, hlm.133) menungkapkan bahwa “Observasi atau sering disebut dengan pengamatan merupakan kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh indera”. Tujuan observasi pembelajaran adalah untuk memperoleh informasi, data dan rekaman hal-hal penting dalam pembelajaran yang dapat dijadikan bahan untuk menemukan masalah PTK.(Sumadayo,2013, hlm.82). Observasi pada penelitian ini dilaksanakan setiap tindakan dilakukan untuk mengetahui kejadian-kejadian yang terjadi saat berlangsungnya pembelajaran. Observasi yang digunakan meliputi lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas siswa. Lembar observasi yang digunakan adalah lembar observasi Checklist. Bundu (2006, hlm. 61) mengemukakan bahwa “Checklist (daftar cek) merupakan daftar prosedur, kegiatan atau tingkah laku yang direkam pada saat situasi itu terjadi. Checklist

dapat dengan cepat dan efektif merekam apakah ciri dan tingkah laku tertentu

muncul atau tidak”.

2. Catatan Lapangan (Field note)

Catatan harian dilakukan untuk mencatat segala peristiwa yang terjadi sehubungan dengan tindakan yang dilakukan guru. Catatan ini berguna untuk mengetahui perkembangan siswa dalam proses pembelajaran, peneliti bekerjasama dengan mitra peneliti untuk mengisi catatan lapangan agar fokus


(26)

34

Sandi Maulana,2014

Penerapan model discovery learning untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap gerak benda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

guru tidak terbagi kedalam dua fokus mengajar dan mencatatnya di lembar catatan lapangan.

3. Tes soal uraian

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelgensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2002, hlm. 127). Tes dilakukan untuk mengukur hasil belajar siswa, tes ini dilaksanakan pada akhir pembelajaran.

F. Analisis dan Pengolahan Data

1. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini adalah dengan analisis kualitatif dan kuantitatif.

a. Data kualitatif diperoleh dari catatan lapangan dan catatan-catatan dalam lembar observasi kegiatan guru dan kegiatan aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Data ini dilaporkan dalam bentuk ulasan deskripsi narasi serta dipilah sesuai dengan fokus yang telah ditetapkan yakni fokus penelitian. Data yang tidak relevan direduksi, data yang relevan didiskusikan, dimaknai, dan digunakan sebagai dasar melakukan tindakan. Selanjutnya dilakukan penafsiran data dan penarikan kesimpulan.

b. Data kuantitaif diperoleh dari hasil evaluasi hasil belajar siswa, data observasi keterlaksanaan aktivitas guru dan keterlaksanaan aktivitas siswa. Data kuantitatif ini diolah berdasarkan penskoran yang telah disiapkan sebelumnya. 2. Pengolahan Data kuantitatif Hasil observasi dan Evaluasi Hasil Belajar Siswa

Data hasil kegiatan pembelajaran materi pengaruh gaya terhadap gerak benda dianalisis berdasarkan standar penilaian. Penganalisisan data dilakukan dengan menyusun rambu-rambu analisis yang didasarkan pada kriteria dengan indikator dan kualifikasi yang telah ditetapkan.


(27)

35

Sandi Maulana,2014

Penerapan model discovery learning untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap gerak benda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a. Menghitung data hasil observasi

1) Menghitung Keterlaksanaan Pembelajaran guru

Untuk menghitung persentase keterlaksanaan pembelajaran digunakan rumus sebagai berikut:

Keterlaksanaan Pembelajaran = ∑

∑ x 100

Kemudian untuk menginterpretasikan keterlaksanaan pembelajaran, ditentukan berdasarkan kategori yang disajikan pada Tabel 3.1

Tabel 3.1 Predikat Keterlaksanaan Model Pembelajaran

Persentase Kategori

87.60%-100% Sangat Baik

62.60%-87.50% Baik

37.60%-62.50% Cukup

25.00%-37.50% Kurang

0.00%-24.90% Sangat Kurang

(Mulyadi dalam Dewi, 2012, hlm. 40) 2) Menghitung keterlaksanaan aktivitas siswa

Untuk menghitung persentase keterlaksanaan aktivitas siswa dalam pembelajaran digunakan rumus sebagai berikut:

Keterlaksanaan Aktivitas Siswa = ∑

∑ x 100

Adapun kriteria keterlaksanaan aktivitas siswa dalam pembelajaran disajikan pada Tabel 3.2

Tabel 3.2 Kriteria Aktivitas Siswa

No Persentase Keterangan

1 81,7 % - 100 % Baik

2 48,3 % - 81,3 % Cukup

3 0 % - 48 % Kurang

(Suherman dalam Tusriyanto, 2009:78)

3) Menghitung Data Hasil Tes Siswa

Syah (2013, hlm. 151) mengemukakan bahwa “Angka terendah yang


(28)

36

Sandi Maulana,2014

Penerapan model discovery learning untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap gerak benda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Namun demikian, kiranya perlu dipertimbangkan oleh para guru sekolah penetapan Passing Grade yang lebih tinggi (misalnya 65 atau 70)”. untuk itu peneliti menyesuaikan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan KKM dari pihak sekolah yakni sebesar 66. Selanjutnya membandingkan nilai rata-rata hasil belajar kedua siklus dengan pencapaian KKM. Menghitung presentase siswa yang mencapai KKM dibandingkan dengan persentase perolehan KKM sebelumnya. Adapun cara menghitung presentase siswa yang mencapai KKM adalah sebagai berikut:

TB = ∑ x 100% Keterangan :

TB = Ketuntasan belajar

∑ x = Jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 66

N = Jumlah siswa keseluruhan.

Tabel 3.3 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa

Persentase Predikat

80% – 100% Sangat Baik

60%– 79% Baik

40%– 59% Cukup

21%– 39% Kurang

0%– 20% Sangat Kurang


(29)

Sandi Maulana,2014

Penerapan model discovery learning untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap gerak benda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari observer, mitra guru dan evaluasi hasil belajar siswa terhadap kegiatan pembelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap gerak benda dengan menggunakan model Discovery Learning

didapatkan data sebagai berikut:

1. Keterlaksanaan penerapan model Discovery Learning untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa di kelas IV SDN 1 Cibodas mata pelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap gerak benda yakni dengan langkah 1) Stimulation, 2) Problem Statement, 3) Data Collection, 4) Data Processing, 5) Verification, 6) Generalization mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Pada Siklus I yakni 78,26%, dan meningkat pada Siklus II menajdi 86,96% atau dapat dikatakan berhasil. Peningkatan dari Siklus I sampai Siklus II didasarkan pada hasil refleksi yang dilakukan oleh guru kemudian dituangkan dalam perencanaan dan diaplikasikan pada saat pelaksanaan pembelajaran. Selain keterlaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh guru, keterlaksanaan aktivitas belajar yang dilakukan siswa dalam pembelajaran menerapkan model

Discovery Learning pada setiap siklusnya meningkat. Peningkatan pada Pra Siklus ke Siklus I meningkat signifikan karena pada pra siklus guru hanya menggunakan metode demonstrasi sementara pada Siklus I dan Siklus II peneliti menggunakan model Discovery Learning. Proses pembelajaran mengalami perkembangan. Peningkatan setiap siklus terjadi karena peneliti telah melakukan refleksi terhadap siklus sebelumnya.

2. Melalui model Discovery Learning pada materi pengaruh gaya terhadap gerak benda dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa di kelas IV SDN 1 Cibodas. Hal ini terbukti dari persentase keterlaksanaan aktivitas siswa pada setiap


(30)

75

Sandi Maulana,2014

Penerapan model discovery learning untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap gerak benda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siklus meningkat. Pra Siklus persentase aktivitas siswa sebesar 30,75%, pada Siklus I persentase aktivitas siswa sebesar 50,96% dan pada Siklus II persentase aktivitas siswa mencapai 71,71%.

3. Setelah menerapkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

Discovery Learning di kelas IV SDN 1 Cibodas. Rata-rata nilai dan ketuntasan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya meningkat, rata-rata nilai pada Pra Siklus sebesar 51,25, pada Siklus I sebesar 60,78 dan pada Siklus II sebesar 83,84. Kemudian persentase ketuntasan siswa pada Siklus I siswa yang tuntas sebesar 41,86% dan siswa yang belum tuntas sebesar 62,79%. Meningkat pada Siklus II yakni siswa yang tuntas sebesar 90,70% dan siswa yang belum tuntas sebesar 9,30%.

B. Rekomendasi

1. Untuk Guru

Model Discovery Learning dapat meningkatkan keaktifan beajar siswa, untuk itu guru dapat menggunakan model ini dalam pembelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap gerak benda dikelas IV. Model ini dapat dijadikan alternatif bagi guru agar tidak selalu menggunakan pembelajaran demonstrasi karena dengan demonstrasi saja siswa kurang mempunyai kesempatan untuk terlibat langsung dalam memperoleh pengalaman baru. Sebelum melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model Discovery Learning, guru perlu memahami terlebih dahulu mengenai model ini karena dengan begitu guru dapat menggunakan model ini dengan baik. Peningkatan aktivitas siswa paling rendah pada penelitian ini terjadi pada aktivitas lisan yang diajabarkan dalam indikator menjawab pertanyaan yang diajukan guru, untuk itu guru perlu memberikan motivasi dan stimulus yang lebih baik lagi kepada siswa sehingga siswa menjadi berani menjawab pertanyaan dari guru dan berani mengemukakan pendapatnya dalam kegiatan pembelajaran.


(31)

76

Sandi Maulana,2014

Penerapan model discovery learning untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap gerak benda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Untuk Siswa

Diharapkan siswa melakukan sejumlah aktivitas dalam proses pembelajaran agar terlibat secara aktif dalam memproses dan memperoleh pengetahuan sehingga keaktifan dan hasil belajar siswa meningkat dengan menerapkan model Discovery Learning terutama pada mata pelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap gerak benda.

3. Untuk Sekolah

Model Discovery Learning sangat membantu dalam meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran terutama mata pelajaran IPA karena penerapan model ini berdampak positif terhadap peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa. Harapannnya sekolah dapat memfasilitasi dan mengarahkan guru pada model pembelajaran yang bersifat Student Centered salah satunya model Discovery Learning. Selain itu dalam rangka menunjang pembelajaran dengan menggunakan model Discovery Learning sekolah perlu memfasilitasi guru dengan media, alat peraga, serta alat dan bahan untuk digunakan selama proses pembelajaran berlangsung.

4. Untuk Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan oleh peneliti lain untuk dicobakan kembali pada siswa, kelas, materi maupun mata pelajaran yang berbeda sehingga penelitian ini dapat dijadikan perbandingan guna meningkatkan hasil penelitian selanjutnya.


(32)

77

Sandi Maulana,2014

Penerapan model discovery learning untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap gerak benda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Amien. (1987) Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Dengan Menggunakan Metode Discovery dan inquiry. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Arikunto, S. (2002) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Bundu, P. (2006) Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains SD. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Darwati, A. (2012) Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar IPA dengan Metode Pembelajaran Discovery pada Siswa Kelas V di SDN Pasir Madang 03 Kecamatan Sukajaya Kabupaten Bogor Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi, FIP, Universitas Pendidikan Indonesia.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar Mata Pelajaran. Jakarta: Dharma Bhakti.

Dewi. R.M. (2012) Penerapan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Gaya dalam Pembelajaran IPA. Skripsi, FIP, Universitas Pendidikan Indonesia.

Hamalik, O. (2013) Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Hamdani. (2011) Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.

Hanafiah, N. dan Suhana, C. (2012) Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama.

Ibrahim, dkk. (2011) Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Kusnandar. (2008) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rajawali Press.

Kusumah, W. dan Dwitagama, D. (2010) Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Indeks Permata Puri Media.


(33)

78

Sandi Maulana,2014

Penerapan model discovery learning untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap gerak benda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ruhimat, T. dkk (2011) Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Rajawali Pers. Sagala. (2003) Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Samatowa, U. (2010) Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Permata Puri Media.

Sardiman. (2011) Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sulistyanto, H. dan Wiyono, E. (2008) Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional.

Sumadayo. (2013) Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Suryosubroto, B. (2009) Proses Belajar Mengajar Disekolah.Jakarta: Rineka Cipta. Susilawati. (2013) Penerapan Metode Discovery untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA tentang Pengaruh Gaya pada Benda. Skripsi, FIP, Universitas Pendidikan Indonesia.

Syah, M. (2013) Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Trianto. (2007) Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Perpustakaan Nasional Katalog Dalam Terbitan.

Tusriyanto. (2009) Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa. Tesis, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.

Widodo, A. dkk. (2010) Pendidikan IPA di Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press. Winkel. (2014) Psikologi Pengajaran.Yogyakarta: Yogyakarta.


(1)

36

Sandi Maulana,2014

Penerapan model discovery learning untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap gerak benda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Namun demikian, kiranya perlu dipertimbangkan oleh para guru sekolah penetapan Passing Grade yang lebih tinggi (misalnya 65 atau 70)”. untuk itu peneliti menyesuaikan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan KKM dari pihak sekolah yakni sebesar 66. Selanjutnya membandingkan nilai rata-rata hasil belajar kedua siklus dengan pencapaian KKM. Menghitung presentase siswa yang mencapai KKM dibandingkan dengan persentase perolehan KKM sebelumnya. Adapun cara menghitung presentase siswa yang mencapai KKM adalah sebagai berikut:

TB = ∑ x 100% Keterangan :

TB = Ketuntasan belajar

∑ x = Jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 66 N = Jumlah siswa keseluruhan.

Tabel 3.3 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa

Persentase Predikat

80% – 100% Sangat Baik

60%– 79% Baik

40%– 59% Cukup

21%– 39% Kurang

0%– 20% Sangat Kurang


(2)

Sandi Maulana,2014

Penerapan model discovery learning untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap gerak benda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari observer, mitra guru dan evaluasi hasil belajar siswa terhadap kegiatan pembelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap gerak benda dengan menggunakan model Discovery Learning didapatkan data sebagai berikut:

1. Keterlaksanaan penerapan model Discovery Learning untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa di kelas IV SDN 1 Cibodas mata pelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap gerak benda yakni dengan langkah 1) Stimulation, 2) Problem Statement, 3) Data Collection, 4) Data Processing, 5) Verification, 6) Generalization mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Pada Siklus I yakni 78,26%, dan meningkat pada Siklus II menajdi 86,96% atau dapat dikatakan berhasil. Peningkatan dari Siklus I sampai Siklus II didasarkan pada hasil refleksi yang dilakukan oleh guru kemudian dituangkan dalam perencanaan dan diaplikasikan pada saat pelaksanaan pembelajaran. Selain keterlaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh guru, keterlaksanaan aktivitas belajar yang dilakukan siswa dalam pembelajaran menerapkan model Discovery Learning pada setiap siklusnya meningkat. Peningkatan pada Pra Siklus ke Siklus I meningkat signifikan karena pada pra siklus guru hanya menggunakan metode demonstrasi sementara pada Siklus I dan Siklus II peneliti menggunakan model Discovery Learning. Proses pembelajaran mengalami perkembangan. Peningkatan setiap siklus terjadi karena peneliti telah melakukan refleksi terhadap siklus sebelumnya.

2. Melalui model Discovery Learning pada materi pengaruh gaya terhadap gerak benda dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa di kelas IV SDN 1 Cibodas. Hal ini terbukti dari persentase keterlaksanaan aktivitas siswa pada setiap


(3)

75

Sandi Maulana,2014

Penerapan model discovery learning untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap gerak benda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siklus meningkat. Pra Siklus persentase aktivitas siswa sebesar 30,75%, pada Siklus I persentase aktivitas siswa sebesar 50,96% dan pada Siklus II persentase aktivitas siswa mencapai 71,71%.

3. Setelah menerapkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning di kelas IV SDN 1 Cibodas. Rata-rata nilai dan ketuntasan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya meningkat, rata-rata nilai pada Pra Siklus sebesar 51,25, pada Siklus I sebesar 60,78 dan pada Siklus II sebesar 83,84. Kemudian persentase ketuntasan siswa pada Siklus I siswa yang tuntas sebesar 41,86% dan siswa yang belum tuntas sebesar 62,79%. Meningkat pada Siklus II yakni siswa yang tuntas sebesar 90,70% dan siswa yang belum tuntas sebesar 9,30%.

B. Rekomendasi

1. Untuk Guru

Model Discovery Learning dapat meningkatkan keaktifan beajar siswa, untuk itu guru dapat menggunakan model ini dalam pembelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap gerak benda dikelas IV. Model ini dapat dijadikan alternatif bagi guru agar tidak selalu menggunakan pembelajaran demonstrasi karena dengan demonstrasi saja siswa kurang mempunyai kesempatan untuk terlibat langsung dalam memperoleh pengalaman baru. Sebelum melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model Discovery Learning, guru perlu memahami terlebih dahulu mengenai model ini karena dengan begitu guru dapat menggunakan model ini dengan baik. Peningkatan aktivitas siswa paling rendah pada penelitian ini terjadi pada aktivitas lisan yang diajabarkan dalam indikator menjawab pertanyaan yang diajukan guru, untuk itu guru perlu memberikan motivasi dan stimulus yang lebih baik lagi kepada siswa sehingga siswa menjadi berani menjawab pertanyaan dari guru dan berani mengemukakan pendapatnya dalam kegiatan pembelajaran.


(4)

Sandi Maulana,2014

Penerapan model discovery learning untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap gerak benda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Untuk Siswa

Diharapkan siswa melakukan sejumlah aktivitas dalam proses pembelajaran agar terlibat secara aktif dalam memproses dan memperoleh pengetahuan sehingga keaktifan dan hasil belajar siswa meningkat dengan menerapkan model Discovery Learning terutama pada mata pelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap gerak benda.

3. Untuk Sekolah

Model Discovery Learning sangat membantu dalam meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran terutama mata pelajaran IPA karena penerapan model ini berdampak positif terhadap peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa. Harapannnya sekolah dapat memfasilitasi dan mengarahkan guru pada model pembelajaran yang bersifat Student Centered salah satunya model Discovery Learning. Selain itu dalam rangka menunjang pembelajaran dengan menggunakan model Discovery Learning sekolah perlu memfasilitasi guru dengan media, alat peraga, serta alat dan bahan untuk digunakan selama proses pembelajaran berlangsung.

4. Untuk Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan oleh peneliti lain untuk dicobakan kembali pada siswa, kelas, materi maupun mata pelajaran yang berbeda sehingga penelitian ini dapat dijadikan perbandingan guna meningkatkan hasil penelitian selanjutnya.


(5)

77

Sandi Maulana,2014

Penerapan model discovery learning untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap gerak benda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Amien. (1987) Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Dengan Menggunakan Metode Discovery dan inquiry. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Arikunto, S. (2002) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Bundu, P. (2006) Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains SD. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Darwati, A. (2012) Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar IPA dengan Metode Pembelajaran Discovery pada Siswa Kelas V di SDN Pasir Madang 03 Kecamatan Sukajaya Kabupaten Bogor Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi, FIP, Universitas Pendidikan Indonesia.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar Mata Pelajaran. Jakarta: Dharma Bhakti.

Dewi. R.M. (2012) Penerapan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Gaya dalam Pembelajaran IPA. Skripsi, FIP, Universitas Pendidikan Indonesia.

Hamalik, O. (2013) Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hamdani. (2011) Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.

Hanafiah, N. dan Suhana, C. (2012) Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama.

Ibrahim, dkk. (2011) Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Kusnandar. (2008) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rajawali Press.

Kusumah, W. dan Dwitagama, D. (2010) Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Indeks Permata Puri Media.


(6)

Sandi Maulana,2014

Penerapan model discovery learning untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap gerak benda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ruhimat, T. dkk (2011) Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Rajawali Pers.

Sagala. (2003) Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Samatowa, U. (2010) Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Permata Puri Media.

Sardiman. (2011) Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sulistyanto, H. dan Wiyono, E. (2008) Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional.

Sumadayo. (2013) Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Suryosubroto, B. (2009) Proses Belajar Mengajar Disekolah.Jakarta: Rineka Cipta.

Susilawati. (2013) Penerapan Metode Discovery untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA tentang Pengaruh Gaya pada Benda. Skripsi, FIP, Universitas Pendidikan Indonesia.

Syah, M. (2013) Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Trianto. (2007) Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Perpustakaan Nasional Katalog Dalam Terbitan.

Tusriyanto. (2009) Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa. Tesis, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.

Widodo, A. dkk. (2010) Pendidikan IPA di Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press.

Winkel. (2014) Psikologi Pengajaran.Yogyakarta: Yogyakarta.


Dokumen yang terkait

Pengaruh model guided discovery learning terhadap hasil belajar siswa SMA pada konsep gerak melingkar beraturan

1 18 0

PENERAPAN STRATEGI DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV PADA MATA Penerapan Strategi Discovery Learning Untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPA Di SD Negeri 01 Putatsari Kabupaten Grobogan Tahun Pelaj

0 1 17

PENERAPAN STRATEGI DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV PADA MATA Penerapan Strategi Discovery Learning Untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPA Di SD Negeri 01 Putatsari Kabupaten Grobogan Tahun Pelaj

0 0 13

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA.

4 12 37

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG MATERI GAYA.

0 11 70

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SIFAT BENDA PADA MATA PELAJARAN IPA.

0 1 50

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG MATERI WUJUD BENDA DAN SIFATNYA.

0 0 30

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI GAYA.

0 1 44

PENERAPAN METODE DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG PENGARUH GAYA PADA BENDA.

0 0 30

1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS 5 SD

0 0 8