Meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA siswa kelas VII A pada materi ekosistem SMP Negeri 1 Sendawar Kutai Barat menggunakan media animasi dan video

(1)

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VII A PADA MATERI EKOSISTEM SMP NEGERI 1 SENDAWAR KUTAI BARAT MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI DAN

VIDEO SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh : Mario Adi Winatta

NIM : 091434043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(2)

i

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VII A PADA MATERI EKOSISTEM SMP NEGERI 1 SENDAWAR KUTAI BARAT MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI DAN

VIDEO SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh : Mario Adi Winatta

NIM : 091434043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(3)

(4)

(5)

iv

PERSEMBAHAN

“Sukses terdiri dari 1% bakat dan 99% keringat”

Thomas Alfa Edison

Kupersembahkan karyaku ini teristimewa untuk :

Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai dan memberi kesehatan;

Ayah dan Ibuku tercinta yang telah mendoakan dan memberi dukungan dalam pembuatan skripsi dari awal hingga akhir;

Kakak dan adik-adikku tersayang yang menberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini;


(6)

v

MOTTO

The Spir iT Ca r r ieS On

I know that my soul will transcend

I may never find all the answers

I may never understand why

I may never prove

What I know to be true

But I know that I still have to try


(7)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat dan kasihNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS

VII A PADA MATERI EKOSISTEM DI SMP NEGERI 1 SENDAWAR KUTAI

BARAT MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI DAN VIDEO”.

Skripsi ini dapat disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Biologi.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan berbagai pihak, oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Drs. A. Atmadi, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan.

3. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro M.For.Sc, selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Biologi .

4. Romo Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, S.J., selaku dosen pembimbing I

yang berkenan meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan dan

membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si, selaku dosen pembimbing II yang

berkenan meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan dan


(8)

vii

6. Segenap Dosen dan Staf Sekretariat Jurusan Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma.

7. Bapak Ayonius, S. Pd., M.M, selaku Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten

Kutai Barat, yang telah memberikan surat rekomendasi penelitian di SMP

Negeri I Sendawar Barong Tongkok, Kutai Barat.

8. Bapak Marlan Rikeh, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SMP Negeri I

Sendawar Kutai Barat yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk

mengadakan penelitian di SMP Negeri I Sendawar Kutai Barat.

9. Bapak Tulus, A.Md, selaku guru biologi yang telah membantu dan

memberikan masukan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian di

SMP Negeri I Sendawar Kutai Barat.

10.Siswa-siswi Kelas VII A SMP Negeri I Sendawar tahun ajaran 2012/2013

yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian.

11.Seluruh keluargaku, terutama kedua orang tuaku Bapak Anastasius Edison

dan Ibu Yeliana, kakakku Mariska Nadia Norhayati dan Jonarlex, serta

adik-adikku Ermelinda Sri Novita Sari, Valeria Marselina, dan Daniel

Agustiawan, keponakanku Joris Evan Laua, terima kasih atas doa,

motivasi, semangat dan dukungan materiil serta dukungan moral yang

telah diberikan selama pengerjaan sampai selesainya skripsi ini.

12.Monica Adelia, yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada


(9)

viii

13.Teman-teman angkatan 2009 yang tercinta yang telah membantu penulis

dalam menyelesaikan skripsi dan terima kasih atas kerjasama dan

kebersamaan selama 4 tahun di Pendidikan Biologi.

14.Pangeran, Yohanes Christian, Lapida Yunianti, Osry, Adit Gentili.

15.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

membantu selama penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh

karena itu, penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun

demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua

pihak yang berkepentingan.


(10)

(11)

(12)

xi

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA siswa kelas VII A SMP Negeri I Sendawar Kutai Barat pada materi ekosistem dengan menggunakan media animasi dan video.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model Kemmis & Mc Taggart. Metodologi penelitiannya terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus yakni siklus I dan Siklus II, dimana siklus I dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan dan siklus II dalam 2 kali pertemuan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi siswa, kuesioner dan hasil pre-test, post-test I dan posttest II.

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa adanya peningkatan yang signifikan terhadap motivasi dan hasil belajar IPA siswa kelas VII A SMP Negeri I Sendawar Kutai Barat pada materi ekosistem dengan menggunakan media animasi dan video. Hal tersebut dapat dilihat dari : (1) nilai rata-rata kelas untuk pre-test adalah 49,09; post-test siklus I adalah 93,94; dan post-test siklus II adalah 91,09. Pada saat pre-test hanya 15,15 % siswa mencapai KKM namun pada saat post-test I dan post-test II mengalami peningkatan menjadi 100 % siswa mencapai KKM. (2) motivasi belajar siswa juga mengalami peningkatan secara signifikan dari siklus I yaitu 96,97 % siswa memiliki motivasi tinggi, 3,03 % siswa memiliki motivasi sedang. Selanjutnya pada siklus II motivasi siswa meningkat menjadi 100 % siswa memiliki motivasi tinggi. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan media animasi dan video dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada materi ekosistem.

Kata kunci : Motivasi, Hasil Belajar, IPA, Materi Ekosistem, Media Animasi, Video.


(13)

xii

ABSTRACT

This research aims to increase the motivation and learning outcomes of IPA students of class VII A at State Junior High School of I Sendawar Kutai Barat in ecosystem subject using animation and video.

This research was Classroom Acting Research using Kemmis & Mc Taggart model. The research methodology consisted of 4 steps that is planning, acting, observing and reflecting. This research was implemented in 2 cycles consisting of first cycle and second cycle, where the first cycle was implemented in 3 meetings and the second cycle was implemented in 2 meetings. The data were collected by using student observation sheet, questionnaire and evaluation of pre-test, first post-test and second post-test.

The results obtained show a significant increase in motivation and learning outcomes of IPA VII A class students at State of Junior High School of I Sendawar Kutai Barat in ecosystem subject used animation and video. This can be seen as follows : (1) the average grade of pre-test was 49,09; post-test in first cycle was 93,94; and post-test in second cycle was 91,09. At the first cycle pre-test there is only 15,15 % of students achieving KKM but at the first cycle post-test and second cycle post-post-test the ratio increased to 100 % of students achieving KKM. (2) students motivation also increased significanted from the first cycle that 96,97 % of students have high motivation, 3,03 % students are less motivated. Later in the second cycle students motivation increase to 100 % of students having high motivation. Based on these results it can be concluded that the use of animation and video can enhance student motivation an learning outcomes at the ecosystem subject.


(14)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

KATA PENGANTAR ... vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... ix

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... x

ABSTRAK ... xi

ABSTRACT ... xii

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 4

D. Hipotesis ... 5

E. Variabel Penelitian ... 5

F. Tujuan Penelitian ... 6

G. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Belajar ... 8

B. Pembelajaran ... 10


(15)

xiv

1) Ranah Kognitif ... 12

2) Ranah Psiklomotorik ... 13

3) Ranah Afektif ... 15

D. Motivasi ... 17

E. Media Animasi dan Video ... 25

F. Materi Ekosistem ... 31

G. Hasil Penelitian yang Relevan ... 33

H. Kerangka Berpikir ... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 35

A. Jenis Penelitian ... 35

B. Setting Penelitian ... 37

1. Lokasi Penelitian ... 37

2. Waktu Penelitian ... 38

3. Subyek Penelitian ... 38

4. Obyek Penelitian ... 38

C. Rancangan Tindakan ... 38

a. Pra Tindakan ... 38

b. Siklus I ... 39

c. Siklus II ... 42

D. Instrumen Penelitian ... 44

1. Instrumen Pembelajaran ... 44

2. Instrumen Pengumpulan Data ... 44

E. Analisis Data ... 46

F. Indikator Keberhasilan ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 55

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 55

B. Hasil Penelitian dan Analisis Data... 75

1. Hasil Belajar Siswa ... 75


(16)

xv

C. Pembahasan ... 76

1. Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 77

a) Berdasarkan Tabel dan Grafik ... 77

b) Berdasarkan Analisis SPSS ... 79

1) Uji T Pre-test dengan Post-test I ... 79

2) Uji T Hasil Post-test I dengan Post-test II ... 80

2. Aspek Afektif (Lembar Observasi) ... 82

3. Motivasi Belajar (Kuesioner) ... 84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 89

A. Kesimpulan ... 89

B. Saran... 89


(17)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kekurangan dan Kelebihan Media Animasi ... 28

Tabel 2.2 Kekurangan dan Kelebihan Media Video ... 31

Tabel 3.1 Analisis Data ... 47

Tabel 3.2 Klasifikasi Skor Observasi Kelompok Siswa ... 50

Tabel 3.3 Penetapan Skor Kuesioner ... 51

Tabel 3.4 Skor Motivasi Belajar Akhir ... 52

Tabel 3.5 Klasifikasi Hasil Persentase Skor Motivasi Belajar Siswa ... 52

Tabel 3.6 Indikator Keberhasilan ... 54

Tabel 4.1 Data Hasil Pre-test ... 57

Tabel 4.2 Data Motivasi Akhir Siklus I ... 64

Tabel 4.3 Data Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I ... 65

Tabel 4.4 Data Hasil Post-test I ... 66

Tabel 4.5 Data Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II ... 73

Tabel 4.6 Data Hasil Post-test II ... 74

Tabel 4.7 Data Motivasi Akhir Siswa ... 74

Tabel 4.8 Analisis Hasil Kognitif Siswa ... 75

Tabel 4.9 Analisis Aspek Afektif Siswa Siklus I dan Siklus II ... 76


(18)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Pembagian Ranah Kognitif ... 13

Gambar 2 Siklus PTK Menurut Kemmis & Taggart ... 36

Gambar 3 Siswa Mengerjakan Pre-test ... 57

Gambar 4 Siswa berdiskusi untuk menjawab LKS ... 58

Gambar 5 Guru Memberi Apersepsi ... 59

Gambar 6 Guru Memberikan Tujuan Pembelajaran ... 60

Gambar 7 Siswa Menonton Video Komponen Ekosistem ... 60

Gambar 8 Siswa Melakukan Kegiatan Diskusi ... 61

Gambar 9 Guru Menjelaskan Tentang Komponen Ekosistem ... 61

Gambar 10 Guru Menampilkan Media Animasi Komponen Ekosistem ... 62

Gambar 11 Siswa Menyusun Animasi Rantai Makanan Secara Benar ... 62

Gambar 12 Siswa Bermain Kuis Who Want’s To Be A Millionaire ... 62

Gambar 13 Kegiatan Penutup Pertemuan II ... 63

Gambar 14 Siswa Mengerjakan Post-test I ... 64

Gambar 15 Siswa Mengisi Kuesioner ... 64

Gambar 16 Guru Memberi Apersepsi Siklus II ... 69

Gambar 17 Guru Menjelaskan Tujuan Pembelajaran Siklus II ... 69

Gambar 18 Siswa Mencermati Video Siklus II ... 69

Gambar 19 Guru Membimbing Siswa dalam Berdiskusi Siklus II ... 70

Gambar 20 Bersama-sama Mengecek Jawaban LKS 3 & 4 ... 70

Gambar 21 Menjelaskan Materi dengan Powerpoint ... 71

Gambar 22 Siswa Mengerjakan Post-test II ... 72

Gambar 23 Siswa Mengisi Lembar Kuesioner ... 72

Gambar 24 Grafik Pencapaian % KKM ... 77

Gambar 25 Grafik Skor Rata-rata Kelas Aspek Kognitif ... 78

Gambar 26 Grafik Skor Rata-rata Aspek Afektif Siswa ... 83

Gambar 27 Grafik Kategori Aspek Afektif Siswa ... 83

Gambar 28 Grafik Rata-rata Skor Motivasi Belajar Siswa ... 84


(19)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian dari Universitas ... 94

Lampiran 2 Surat Rekomendasi Penelitian ... 95

Lampiran 3 Materi Ekosistem Siklus I ... 96

Lampiran 4 Materi Ekosistem Siklus II ... 112

Lampiran 5 Silabus ... 122

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 126

Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 136

Lampiran 8 Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 143

Lampiran 9 Lembar Kerja Siswa Siklus II ... 152

Lampiran 10 Kisi-kisi Soal Pre-test ... 160

Lampiran 11 Soal Pre-test ... 162

Lampiran 12 Kunci Jawaban Pre-test ... 166

Lampiran 13 Panduan Skoring ... 167

Lampiran 14 Kisi-kisi Soal Post-Test I dan Post-test II ... 168

Lampiran 15 Soal Post-test I ... 170

Lampiran 16 Soal Post-test II ... 175

Lampiran 17 Kunci Jawaban Soal Pot-test I ... 181

Lampiran 18 Kunci Jawaban Soal Post-test II ... 182

Lampiran 19 Panduan Skoring Soal Post-test I ... 183

Lampiran 20 Panduan Skoring Soal Post-test II ... 184

Lampiran 21 Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa ... 185

Lampiran 22 Lembar Observasi Siswa ... 186

Lampiran 23 Kisi-kisi Kuesioner ... 188

Lampiran 24 Lembar Kuesioner... 189

Lampiran 25 Daftar Skor Motivasi Akhir Siklus I ... 191

Lampiran 26 Daftar Nilai Pre-test ... 192

Lampiran 27 Data Hasil Observasi Siswa Siklus I ... 193

Lampiran 28 Daftar Nilai Post-test I ... 195


(20)

xix

Lampiran 30 Daftar Nilai Post-test II ... 197

Lampiran 31 Data Skor Motivasi Siswa Siklus II ... 198

Lampiran 32 Hasil Lembar Observasi Siswa ... 199

Lampiran 33 Kuesioner Motivasi Belajar Siswa ... 201

Lampiran 34 Hasil Pre-test ... 203

Lampiran 35 Hasil Post-test I ... 205

Lampiran 36 Hasil Post-test II ... 211

Lampiran 37 Surat Keterangan dari Sekolah ... 217

Lampiran 38 Hasil LKS 1 ... 218

Lampiran 39 Hasil LKS 2 ... 221

Lampiran 40 Hasil LKS 3 ... 225


(21)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam dunia pendidikan, keberhasilan pendidikan sangat tergantung

pada beberapa faktor diantaranya guru sebagai fasilitator dan motivator siswa,

sarana dan prasarana (termasuk media pembelajaran), serta keaktifan siswa

dalam proses belajar mengajar. Dalam pembelajaran terdapat komponen

utama yaitu, tujuan, bahan, metode, alat/media, serta penilaian yang saling

berhubungan dan saling mempengaruhi (Sudjana, 2005 : 30).

Dengan pesatnya perkembangan dunia dalam era globalisasi, terutama

dalam bidang teknologi dan ilmu pengetahuan, maka pendidikan nasional

juga harus terus-menerus dikembangkan sejalan dengan perkembangan

zaman. Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 BAB I pasal

1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar pesera didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia serta keterampilan yang diperlukan untuk dirinya, masyarakat, bangsa

dan negara. Selama ini pendidikan di Indonesia masih menggunakan metode

tradisional berupa ceramah (Teacher centered), sistem pendidikan seperti ini


(22)

dinamis. Metode pendidikan yang harus diterapkan sekarang adalah dengan

mengembangkan pendidikan yang terintegrasi dengan memadukan 4 faktor

dalam proses pembelajaran yaitu

pengamatan-bertanya-bernalar-bereksperimen dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satunya adalah

dalam proses pembelajaran menggunakan media pembelajaran berbasis

teknologi seperti microsoft powerpoint, animasi flash, video dan lain-lain.

Penelitian ini menggunakan metode pendidikan di atas, yaitu melakukan

proses belajar mengajar yang dipadukan dengan penggunaan media ICT.

Berdasarkan pengalaman peneliti selama mengikuti proses belajar

mengajar sejak dari SD hingga SMA, rata-rata para guru khususnya yang

berkaitan dengan pelajaran ilmu alam lebih banyak menggunakan metode

ceramah tanpa disertai media yang menarik minat siswa. Terkadang siswa

hanya disuruh mencatat buku saja. Berdasarkan pengalaman di atas,

sebenarnya pembelajaran di dalam kelas dapat dibuat menarik dan membuat

siswa menjadi lebih aktif di antaranya menggunakan metode permainan

maupun penggunaan media pembelajaran. Selain itu, berdasarkan apa yang

telah dijabarkan oleh guru IPA SMP Negeri 1 Sendawar, khususnya kelas VII

A, proses pembelajaran sebagian besar menggunakan metode ceramah yang

diselingi tanya jawab antara guru dan siswa. Guru tidak melakukan variasi

metode dan media pembelajaran, sehingga membuat siswa menjadi jenuh dan

pasif. Hal ini disebabkan dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) guru

mendominasi hampir semua waktu pembelajaran, sehingga akhirnya siswa


(23)

Ditambah lagi dengan media pembelajaran yang dipakai terbatas, terkadang

tidak menggunakan media pembelajaran, keterbatasan sarana prasarana, guru

tidak membuat lembar kerja dan sering meminta siswa mencatat dari buku

paket.

Kondisi tersebut secara tidak langsung berpengaruh terhadap hasil

belajar siswa kelas VII A, dimana hasil tes yang dilakukan pada akhir

pelajaran, pokok bahasan ekosistem, menunjukkan hasil yang masih rendah

yakni dengan nilai rata-rata 50. Hal ini menunjukkan bahwa proses

pembelajaran yang dilakukan belum berhasil atau belum optimal dalam

mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Indikator keberhasilan

mengajar di SMP Negeri 1 Sendawar adalah minimal 70 % hasil belajar siswa

mencapai Kriteria Ketuntasan Belajar Minimal (KKM).

Dalam penelitian tindakan kelas ini, guru atau peneliti dapat melihat

sendiri praktek pembelajaran terhadap siswa sejauh mau dilihat dari sudut

pandang aspek interaksi dalam proses belajar mengajar. Dengan mengacu

pada hal tersebut, guru dapat melakukan refleksi terhadap apa yang telah

dilakukan di kelas. Dalam hal ini berarti bahwa dengan melakukan penelitian

tindakan kelas, guru dapat memperbaiki praktek-praktek pembelajaran

sehingga kelas menjadi aktif. Salah satu usaha meningkatkan hasil belajar

siswa di SMP adalah dengan menggunakan media animasi sebagai alat bantu


(24)

Beberapa keunggulan dari media animasi dan video adalah media ini

melibatkan siswa dalam penggunaannya, siswa merasa senang dengan adanya

gambar animasi yang bergerak, siswa dapat langsung melihat video tentang

ekosistem, variasi gambar dan video yang variatif sehingga tidak monoton

dalam pembelajaran. Untuk itu, peneliti memilih penelitian dengan judul

meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA Terpadu siswa kelas VII A pada

materi ekosistem di SMP Negeri I Sendawar Kutai Barat menggunakan media

animasi dan video.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah : Apakah dengan menggunakan media animasi

dan video dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA terpadu siswa

kelas VII A pada materi ekosistem di SMP Negeri I Sendawar Kutai Barat?

C. Batasan masalah

Agar penelitian ini terfokus pada satu hal maka perlu adanya batasan

masalah, diantaranya :

1. Materi/konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ekosistem.

SK yang dipakai adalah 7. Memahami saling ketergantungan dalam

ekosistem. KD 7.1 Menentukan ekosistem dan saling hubungan antara

komponen ekosistem.

2. Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media animasi dan


(25)

habitat, rantai makanan dan interaksi dalam ekosistem semua itu

menggunakan teknik animasi komputer (Computer Graphics animation)

dan bersifat interaktif. Sedangkan video berisi tentang satuan dalam

ekosistem dan macam-macam interaksi yang terjadi dalam ekosistem.

3. Obyek penelitian adalah motivasi dan hasil belajar. Motivasi dan hasil

belajar dilihat dari aspek kognitif dan afektif yang dicapai siswa kelas

VII A SMP Negeri 1 Sendawar pada pokok bahasan ekosistem. Aspek

kognitif dilihat dari hasil tes (post-test I dan II), sedangkan aspek afektif

berupa motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran diambil dari

data kuesioner dan lembar observasi siswa.

D. Hipotesis

Penggunaan media animasi dan video pada materi ekosistem dapat

meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa VII A SMP Negeri 1

Sendawar Kutai Barat.

E. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan variabel yang dikelompokkan menjadi

2 macam variabel yaitu : variabel bebas dan variabel terikat.

a. Variabel bebas : penggunaan media animasi dan video.


(26)

F. Tujuan penelitian

Sesuai dengan rumusan dan batasan masalah, tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui peningkatan motivasi dan hasil belajar dengan

menggunakan media animasi dan video pada siswa kelas VII A SMP Negeri

1 Sendawar Kutai Barat Tahun Ajaran 2012/2013 pada pokok bahasan

Ekosistem.

G. Manfaat penelitian

Penelitian dikatakan bernilai jika mampu memberikan manfaat bagi

pihak lain.

a. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini dapat menjadi sumbangan yang sangat berharga

khususnya dalam perkembangan ilmu pendidikan, terutama pada

penggunaan media video animasi untuk meningkatkan hasil belajar

siswa.

b. Manfaat praktis

i. Bagi sekolah, sebagai bahan masukan bagi sekolah untuk

memperbaiki praktek-praktek pembelajaran menjadi lebih efektif

dan efisien sehingga kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa

dapat meningkat.

ii. Bagi siswa, meningkatkan motivasi dan hasil belajar,


(27)

menganalisis suatu masalah melalui pembelajaran yang inovatif dan

menyenangkan.

iii. Bagi guru, sebagai sumber informasi dan referensi dalam

pengembangan penelitian tindakan kelas dan menumbuhkan budaya

meneliti agar terjadi inovasi pembelajaran.

iv. Bagi peneliti, sebagai sarana belajar untuk mengintegrasikan

pengetahuan dan keterampilan dengan terjun langsung sehingga

dapat melihat, merasakan, dan menghayati apakah praktek-praktek


(28)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Belajar

Dalam aktivitas kehidupan manusia sehari-hari hampir tidak pernah

lepas dari kegiatan belajar, baik ketika seseorang melaksanakan aktivitas

sendiri maupun bersama-sama di dalam kelompok. Sesungguhnya sebagian

besar dari aktivitas manusia sehari-hari merupakan kegiatan belajar.

Contohnya ketika seorang anak diajak ibunya makan buah, namun sebelum

itu harus mencuci tangan dan kemudian membuka kulkas dan melihat buah

yang ada di kulkas, kemudian ibunya mengatakan itu ada pisang warnanya

kuning, apel warnanya merah, salak warnanya cokelat. Hal ini dapat

membuktikan bahwa semua hal yang dilakukan manusia sehari-hari adalah

kegiatan belajar.

Selain itu, belajar merupakan kegiatan penting setiap orang, termasuk

di dalamnya bagaimana seharusnya belajar. Sebuah survey memperlihatkan

bahwa 82 % anak-anak yang masuk sekolah pada usia 5-6 tahun memiliki

citra diri yang positif tentang kemampuan belajarnya sendiri. Tetapi angka

tinggi tersebut turun secara drastis menjadi hanya 18 % waktu mereka berusia

16 tahun. Sehingga konsekuensinya, 4 dari 5 remaja dan orang dewasa

memulai pengalaman belajarnya yang baru dengan perasaan yang tidak


(29)

Belajar adalah sebuah proses perubahan dalam diri manusia.

Perubahan ini di tampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas

tingkah laku, seperti peningkatan pengetahuan, sikap, kebiasaan,

keterampilan, daya pikir dan kemampuan-kemampuan lainnya. Menurut

KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), “belajar adalah berubah tingkah laku

atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman”. Selain itu, belajar

menurut Jhon B. Watson (Hidayatin, 2013) adalah suatu proses dari

conditioning reflect (respon) melalui pergantian dari suatu stimulus kepada

yang lain.

Dari sejumlah pandangan para ahli mengenai definisi belajar,

menurut Wragg (Miku_chan, 2013), kita dapat menemukan beberapa ciri

umum kegiatan belajar antara lain sebagai berikut :

1. Belajar menunjukkan suatu aktivitas pada diri seseorang yang disadari

atau disengaja.

2. Belajar merupakan interaksi individu dengan lingkungannya. Lingkungan

dalam hal ini dapat berupa manusia atau obyek-obyek lain yang

memungkinkan individu memperoleh pengalaman-pengalaman atau

pengetahuan.

3. Hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku. Walaupun tidak

semua perubahan tingkah laku merupakan hasil belajar, akan tetapi


(30)

B. Pembelajaran

Secara umum, pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru

sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik. Pembelajaran

adalah upaya guru menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan,

potensi, minat , bakat dan kebutuhan siswa yang amat beragam agar terjadi

interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa

(Suyitno, 2004: 2).

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan pembelajaran

sebagai proses, cara menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Selain itu,

pembelajaran juga didefinisikan sebagai suatu usaha yang sengaja melibatkan

dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk

mencapai tujuan kurikulum (Duffy dan Roehler, dalam Pojok Bahasa dan

Sastra, 2012). Instruction atau pembelajaran adalah suatu sistem yang

bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian

peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan

mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal (Gagne dan

Briggs, dalam Kartika 2008, 2).

Ciri-ciri pembelajaran adalah :

 Merupakan upaya sadar dan disengaja.

 Pembelajaran harus membuat siswa belajar.

 Tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan.


(31)

C. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai dari kegiatan siswa yang

mengalami pendidikan dalam kurun waktu tertentu yang telah ditentukan

sebelumnya yang kemudian dituangkan dalam suatu angka sebagai hasil

belajar. Ada beberapa pendapat mengenai aktivitas belajar menurut para ahli

yaitu menurut Ahmadi (2004:142) menyatakan bahwa pengenalan seseorang

terhadap hasil belajar atau kemajuan belajarnya adalah penting, karena

dengan mengetahui hasil-hasil yang sudah dicapai, seseorang akan lebih

berusaha meningkatkan hasil belajar selanjutnya. Sementara Hamalik (dalam

Ratini, 2011) menyatakan bahwa guru perlu mengenal hasil belajar siswa

yang telah diperoleh sebelumnya.

Selain itu, Hamalik juga memaparkan bahwa hasil belajar adalah bila

seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang

tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti

menjadi mengerti (Hamalik, 2006:30).

Dalam proses belajar mengajar ada 3 ranah yang dipergunakan yaitu

kognitif, psikomotorik dan afektif. Ketiga ranah ini adalah hasil penelitian

dari Bloom, Krathwohl, dan Simpson. Mereka membuat penggolongan

perilaku berkenaan dengan kemampuan internal dalam hubungannya dengan

tujuan pembelajaran. Hasil penelitian ini dikenal dengan Taksonomi

Instruksional Bloom dan kawan-kawan, meliputi ranah kognitif, psikomotorik


(32)

1) Ranah kognitif

Ranah ini berkenaan dengan hasil belajar intelektual atau pikiran dan

terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan,

analisis,sintesis,evaluasi.

 Pengetahuan

Pengetahuan mencakup kemampuan ingatan tentang hal-hal yang telah

dipelajari dan tersimpan didalam ingatan (memori otak). Pengetahuan

itu berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip

atau metode.

 Pemahaman

Mencakup kemampuan menangkap inti dan makna dari hal-hal yang

dipelajari.

 Penerapan

Mencakup kemampuan menerapkan metode, kaidah untuk menghadapi

masalah yang nyata dan baru. Perilaku ini misalnya tampak dalam

kemampuan menggunakan prinsip.

 Analisis

Mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan kedalam bagian-bagian

sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik.

 Sintesis

Mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru, misalnya tampak


(33)

 Evaluasi

Mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal

berdasarkan kriteria tertentu. Contoh kemampuan menilai hasil

karangan.

Gambar 1 : pembagian ranah kognitif

Keenam perilaku ini bersifat hirarkis, yaitu perilaku tersebut

menggambarkan tingkat kemampuan yang dimiliki sesorang. Perilaku

terendah adalah pengetahuan dan yang tertinggi adalah evaluasi.

2) Ranah psikomotorik

 Persepsi

Mencakup kemampan memilah-milah atau mendeskripsikan sesuatu

secara khusus dan menyadari adanya perbedaan antara sesuatu tersebut.


(34)

 Kesiapan

Kemampuan menempatkan diri dalam suatu keadaan dimana akan

terjadi suat gerakan atau rangkaian gerakan. Kemampuan ini mencakup

aktifitas jasmani dan rohani (mental).

 Gerakan terbimbing

Kemampuan melakukan gerakan sesuai contoh.

 Gerakan terbiasa

Kemampuan melakukan gerakan tanpa contoh.

 Gerakan kompleks

Kemampuan melakukan gerakan atau keterampilan yang terdiri dari

banyak tahap secara lancar, efisien dan tepat. Misalnya keterampilan

merakit mikroskop.

 Penyesuaian pola gerakan

Kemampuan mengadakan perubahan dan penyesuaian pola gerak-gerik

dengan persyaratan khusus yang berlaku.

 Kreatifivitas

Kemampuan melahirkan pola-pola gerak yang baru atas dasar inisiatif

sendiri.

Kemampuan di atas merupakan satu rangkaian dan merupakan

tingkatan dalam proses belajar motorik. Tingkatan paling rendah adalah


(35)

3) Ranah afektif

 Penerimaan

Kepekaan tentang hal tertentu dan kesediaan memperhatikan hal

tersebut.

 Partisipasi

Mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan dan berpartisipasi dalam

suatu kegiatan.

 Penilaian dan penentuan sikap

Mencakup penerimaan terhadap suatu nilai, menghargai, mengakui, dan

menentukan sikap.

 Organisasi

Merupakan kemampuan membentuk suatu sistem nilai sebagai

pedoman dan pegangan hidup.

 Pembentukan pola hidup

Merupakan kemampuan penghayatan nilai dan membentuknya menjadi

pola nilai hidup pribadi.

Ketiga ranah yang sudah dijabarkan diatas merupakan satu

kesatuan, tidak terpisah-pisah, dan saling terkait satu dengan yang lainnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

a. Faktor internal


(36)

 Faktor jasmaniah (fisiologis)

Yang termasuk dalam faktor ini antara lain : pengelihatan,

pendengaran, struktur tubuh dan lain-lain.

 Faktor psikologis

Yang termasuk faktor psikologis antara lain :

- intelektual (taraf intelegensi, kemampuan dan cara belajar);

- non intelektual (motivasi, sikap, perasaan, minat dan kondisi

psikis);

 Faktor kondisi fisik.

Yang dimaksud dengan faktor fisik di atas adalah kondisi

tubuh siswa dalam keadaan sehat atau tidak.

b. Faktor eksternal

Merupakan faktor yang berasal dari luar individu, antara lain :

- faktor pengaturan belajar di sekolah (kurikulum, disiplin sekolah,

guru, fasilitas belajar dan pengelompokan siswa);

- faktor sosial di sekolah (sistem sosial, status sosial dan interaksi

guru dan siswa);

- faktor situasional (keadaan politik ekonomi, keadaan waktu dan


(37)

D. Motivasi

Motivasi belajar berasal dari kata “motif”, yang diartikan sebagai

penggerak yang telah menjadi aktif (Sardiman, dalam Yasin, 2011). Selain itu

juga ada pendapat lain tentang motivasi, yaitu motivasi adalah keadaan dalam

diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan untuk

mencapai tujuan (Soeharto dkk., dalam Yasin, 2011).

Dalam buku Psikologi Pendidikan, Drs. M. Dalyono mengatakan

bahwa motivasi adalah daya gerak/pendorong untuk melakukan sesuatu

pekerjaan, yang dari dalam diri sendiri dan juga dari luar (dalam Yasin,

2011). Secara khusus, motivasi belajar menurut A.M. Sardiman (2005: 75)

adalah serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu,

sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka,

maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelak perasaan tidak suka

itu. Linda S. Lumsden (dalam Krisnanto, 2012) menyatakan bahwa motivasi

belajar adalah keinginan siswa untuk mengambil bagian di dalam proses

pembelajaran.

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian

motivasi belajar adalah keseluruhan daya gerak baik yang berasal dari dalam

diri maupun dari luar, dengan menciptakan serangkaian usaha untuk

menyediakan kondisi-kondisi tertentu yang menjamin kelangsungan dan

memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki


(38)

Dalam melakukan kegiatan belajar, seseorang membutuhkan

dorongan atau motivasi sehingga sesuatu yang diinginkan dapat tercapai. Ada

beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, yaitu yang berasal dari

diri sendiri dan dari lingkungan.

1. Faktor individual

Adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang, seperti

kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor

pribadi.

2. Faktor sosial

Adalah faktor yang berasal dari luar individu, seperti keluarga,

keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat dalam

belajar, dan motivasi sosial (Purwanto, 2002:102).

Selain 2 faktor diatas, Dimyanti dan Mudjiono, (1999 : 100)

mengemukakan bahwa juga terdapat faktor lain yang mempengaruhi motivasi

belajar, antara lain :

 cita-cita/aspirasi siswa

 kemampuan siswa

 kondisi siswa dan lingkungan

 unsur-unsur dinamis dalam belajar


(39)

Keller (1983), dalam Siregar dan Nara, (2010 : 52-53) telah menyusun

seperangkat prinsip-prinsip motivasi yang dapat diterapkan dalam proses

pembelajaran yang disebut sebagai ARCS (Attention, Relevance, Confidence,

Satisfaction).

1) Attention (Perhatian)

Adalah dorongan rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu seseorang

muncul karena dirangsang melalui elemen-elemen baru, aneh, lain

dengan yang sudah ada, dan kontradiktif/kompleks. Ada beberapa

strategi yang digunakan untuk merangsang minat dan perhatian, yaitu :

a. menggunakan metode penyampaian yang bervariasi;

b. menggunakan media untuk melengkapi pembelajaran;

c. menggunakan humor dalam penyajian pembelajaran;

d. menggunakan peristiwa nyata, anekdot dan contoh-contoh untuk

memperjelas konsep yang diutarakan;

e. menggunakan teknik bertanya untuk melibatkan siswa.

2) Relevance (Relevansi)

Yaitu adanya hubungan yang ditunjukkan antara materi

pembelajaran, kebutuhan dan kondisi siswa. Ada tiga strategi yang dapat

digunakan untuk menunjukkan relevansi dalam pembelajaran, antara

lain:

a. menyampaikan kepada siswa apa yang akan dapat mereka lakukan


(40)

b. menjelaskan manfaat pengetahuan/keterampilan yang akan

dipelajari;

c. memberikan contoh, latihan/tes yang langsung berhubungan dengan

kondisi siswa atau profesi tertentu.

3) Confidence (Kepercayaan diri)

Adalah merasa diri kompeten atau mampu merupakan potensi

untuk dapat berinteraksi dengan lingkungan. Motivasi akan meningkat

sejalan dengan meningkatnya harapan untuk berhasil. Ada beberapa

strategi untuk meningkatkan kepercayaan diri, yaitu :

a. meningkatkan harapan siswa untuk berhasil dengan cara melakukan

sharing tentang pengalaman orang yang berhasil;

b. menyusun pembelajaran ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil,

sehingga siswa tidak dituntut mempelajari banyak konsep sekaligus;

c. meningkatkan harapan untuk berhasil dengan menggunakan

persyaratan untuk berhasil. Contohnya, jika ingin mendapatkan nilai

baik dalam tes, siswa harus belajar dengan rajin;

d. menggunakan strategi yang memungkinkan kontrol keberhasilan di

tangan siswa;

e. meningkatkan kepercayaan diri siswa dengan memberikan

pernyataan-pernyataan yang membangun;

f. memberikan umpan balik konstruktif selama pembelajaran, agar

siswa mengetahui sejauh mana pemahaman dan prestasi belajar


(41)

4) Satisfaction (Kepuasan)

Merupakan keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan akan

menghasilkan kepuasan, siswa akan termotivasi untuk terus berusaha

mencapai tujuan yang serupa. Ada berberapa strategi untuk mencapai

kepuasan, antara lain :

a. menggunakan pujian secara verbal, umpan balik yang informatif,

bukan ancaman atau sejenisnya;

b. memberikan kesempatan kepada siswa untuk segera menggunakan

atau mempraktekkan pengetahuan yang baru dipelajari;

c. memberikan kesempatan kepada siswa yang telah menguasai untuk

membantu teman-temannya yang belum berhasil;

d. membandingkan prestasi siswa dengan prestasinya sendiri dimasa lalu

dengan suatu standar tertentu, bukan dengan siswa lain.

Prinsip ARCS yang paling penting untuk kondisi di SMP Negeri 1

Sendawar Kutai Barat adalah prinsip Attention (perhatian). Karena rata-rata

siswa di sana kurang memiliki kemauan untuk belajar ditambah lagi guru

tidak menggunakan media pembelajaran. Dengan adanya media pembelajaran

(dalam hal ini media animasi dan video) diyakini mampu meningkatkan

semangat belajar siswa di sana. Dalam penyiapan proses pembelajaran guru

dan peneliti menggunakan media animasi dan video untuk meningkatkan

motivasi dan semangat belajar siswa. Video ditampilkan lebih awal pada saat


(42)

kegiatan inti untuk memperjelas pemahaman siswa tentang materi yang

dipelajari.

Motivasi berfungsi sebagai pendorong, pengarah sekaligus penggerak

perilaku seseorang untuk mencapai suatu tujuan. Hal ini menunjukkan bahwa

motivasi belajar mendorong timbulnya tingkah laku, mempengaruhi tingkah

laku dan mengubah tingkah laku siswa. Menurut Sardiman (Qym, 2009), ada

tiga fungsi motivasi, yaitu :

1. Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan.

Tanpa motivasi, tidak akan timbul suatu perbuatan. Motivasi

dalam hal ini berperan sebagai motor penggerak dari setiap kegiatan yang

akan dikerjakan.

2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah.

Motivasi berfungsi sebagai pengarah memiliki arti sebagai

motivasi yang mengarahkan perubahan untuk mencapai tujuan yang

diinginkan. Dengan demikian, motivasi dapat memberikan arah dan

kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumus tujuannya.

3. Motivasi berfungsi sebagai penggerak

Berarti motivasi dapat menggerakkan tingkah laku seseorang.

Selain itu, motivasi belajar berfungsi sebagai pendorong dalam meraih


(43)

Secara umum, motivasi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu motivasi

intrinsik dan ekstrinsik.

1. Motivasi intrinsik

Hamalik (Zaifbio, 2012) berpendapat bahwa motivasi intrinsik

adalah motivasi yang tercakup dalam situasi belajar yang bersumber

dari kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa sendiri. Selain itu, Sardiman

(Zaifbio, 2012) menyebutkan bahwa motivasi intrinsik adalah

motif-motif yang menjadi aktif dan berfungsi, tidak perlu di rangsang dari luar

karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan

sesuatu. Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, dapat dikatakan bahwa

motivasi intrinsik adalah motivasi yang tercakup dalam situasi belajar

yang bersumber dari kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa atau secara

singkat dapat dikatakan sebagai motivasi yang tidak memerlukan

rangsangan dari luar namun timbul dari dalam diri siswa.

2. Motivasi ekstrinsik

Motivasi ini merupakan kebalikan dari motivasi intrinsik,

dimana motivasi ini berasal dari luar diri siswa yang diberi rangsangan

atau dorongan dari luar. Dorongan dari luar dapat berupa pujian, celaan,

hadiah, hukuman, maupun teguran dari guru. Motivasi ekstrinsik adalah

motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya rangsangan atau

dorongan dari luar (Sardiman, dalam Zaifbio, 2012). Dalam motivasi

ekstrinsik, guru memiliki peran penting untuk menumbuhkan motivasi


(44)

siswa, karena jika motivasi ekstrinsik diberikan secara berlebihan maka

motivasi intrinsik yang sudah ada didalam diri siswa akan berkurang

bahkan hilang.

Dimyanti (Zaifbio, 2012) berpendapat bahwa motivasi

ekstrinsik dapat berubah menjadi motivasi intrinsik, jika siswa

menyadari pentingnya belajar. Motivasi ekstrinsik juga sangat

diperlukan siswa dalam pembelajaran, hal ini dikarenakan adanya

kemungkinan perubahan keadaan siswa dan juga faktor lain seperti

kurang menariknya proses belajar mengajar bagi siswa. Motivasi

ekstrinsik dan motivasi intrinsik di dalam pembelajaran harus saling

melengkapi dan memperkuat sehingga diharapkan individu dapat

mencapai tujuan yang mereka harapkan.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

motivasi intrinsik mempunyai peranan yang lebih besar (penting) daripada

motivasi ekstrinsik. Jika motivasi intrinsik (motivasi dalam diri siswa tinggi),

maka siswa akan bersemangat untuk belajar. Sementara motivasi ekstrinsik

(motivasi yang berasal dari luar siswa seperti metode dan media

pembelajaran) akan membantu siswa lebih bersemangat dan aktif dalam

pembelajaran. Kedua motivasi ini akan saling berkolaborasi dalam


(45)

E. Media animasi & video

Media adalah perantara atau pengantar pesan dari si pengirim ke

penerima pesan. Gerlach dan Ely (dalam Arsyad, 2006: 3) mengatakan bahwa

media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau

kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh

pengetahuan, keterampilan, atau sikap.

Beberapa ahli memberikan batasan tentang media pembelajaran.

AECT (Association of Education Communication Technology) adalah salah

satunya. Dikatakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang

digunakan orang untuk menyampaikan pesan pembelajaran (Arsyad, 2005:3).

Menurut Bovee dalam Ouda Teda Ena (Wibowo, 2011) “media adalah

sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan”. Media

merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber pesan ataupun penyalurnya

ungin diteruskan kepada sasaran atau penerima informasi. Media

pembelajaran merupakan salah satu komponen pendukung keberhasilan

proses belajar mengajar. Secara khusus, dalam UU RI No. 20 Tahun 2003

Pasal 1 ayat 20 menyatakan “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta

didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.

Secara khusus manfaat media menurut Kemp dan Dayton (dalam

Arsyad, 2005 : 21-23) mengidentifikasikannya sebagai berikut :

a.penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan;

b.proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik;


(46)

d.efisiensi dalam hal waktu dan tenaga;

e.meningkatkan kualitas hasil belajar siswa;

f. media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan

kapan saja;

g.media dapat menumbuhkan sikap positif terhadap materi dan proses

belajar;

h.mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.

Menurut Wikipedia (Ramli, 2011), menyebutkan bahwa animasi atau

lebih dikenal sebagai film animasi merupakan hasil dari pengolahan gambar

tangan menjadi gambar yang bergerak, dengan bantuan komputer dan grafika

komputer. Flash adalah alat untuk membuat website yang interaktif dan

website yang di animasikan. Animasi flash adalah gambar bergerak yang

dibuat dengan menggunakan website interaktif dan web yang di animasikan.

Media animasi termasuk jenis media audio visual, karena terdapat

gerak dan suara. Menurut Sudrajat (Ramli, 2011), pembelajaran audio visual

didefinisikan sebagai produksi dan pemanfaaan bahan yang berkaitan dengan

pembelajaran melalui pengelihatan dan pendengaran yang secara eksklusif,

tidak selalu harus bergantung kepada pemahaman kata-kata dan

simbol-simbol sejenis. Selain itu, Furoidah (Ramli, 2011), mendefinisikan media

animasi pembelajaran sebagai media yang berisi kumpulan gambar yang


(47)

dengan audio sehingga berkesan hidup serta menyimpan pesan-pesan

pembelajaran.

Dilihat dari teknik pembuatannya, animasi dapat dibagi menjadi 3

golongan :

1) Animasi stop-motion (Stop Motion Animation)

Animasi ini sering juga disebut claymation, karena dalam

perkembangannya animasi ini sering menggunakan clay (tanah liat)

sebagai obyek yang digerakkan. Teknik stop-motion animation

merupakan animasi yang dihasilkan dari pengambilan gambar berupa

obyek (boneka atau benda lainnya) yang digerakan setahap demi setahap.

Dalam pengerjaannya, teknik ini memiliki tingkat kesulitan dan

memerlukan kesabaran paling tinggi.

2) Animasi tradisional (Traditional Animation)

Animasi tradisional adalah teknik animasi yang paling umum

dikenal sampai saat ini. Dinamakan tradisional karena teknik inilah yang

digunakan pada saat animasi pertama kali dikembangkan. Animasi ini

sering juga disebut cel animation, karena teknik pengerjaannya dilakukan

pada celluloid transparent yang sekilas mirip sekali dengan transparansi

OHP yang sering kita gunakan. Pada pembuatan animasi tradisional,

setiap tahap gerakan digambar satu per satu diatas cel. Dengan

berkembangnya teknologi komputer, pembuatan animasi tradisional telah


(48)

3) Animasi komputer (Computer Graphics Animation)

Animasi ini secara keseluruhan dikerjakan dengan

menggunakan komputer. Mulai dari pembuatan karakter, mengatur

gerakan “pemain” dan kamera, pemberian suara, serta special effect

semuanya dikerjakan dengan komputer. Dengan animasi komputer,

hal-hal yang awalnya tidak mungkin digambarkan dengan animasi menjadi

mungkin dan lebih mudah. Perkembangan teknologi komputer saat ini

memungkinkan orang dengan mudah membuat animasi. Animasi yang

dihasilkan tergantung keahlian yang dimiliki dan software yang

digunakan.

Berikut ini adalah kelebihan animasi di dalam pembelajaran ilmu

pengetahuan alam :

Tabel 2.1

Kelebihan dan kekurangan media animasi

Kelebihan Kekurangan

1. Memudahkan guru untuk

menyajikan informasi mengenai

proses yang cukup kompleks

dalam kehidupan, misalnya siklus

nitrogen, respirasi aerob, sistem

peredaran darah dan proses

lainnya.

2. Memperkecil ukuran objek yang

cukup besar dan sebaliknya

1. Memerlukan kreatifitas dan

ketrampilan yang cukup

memadai untuk mendesain

animasi yang dapat secara

efektif digunakan sebagai

media pembelajaran.

2. Memerlukan software


(49)

Kelebihan Kekurangan

seperti hewan dan mikroba.

3. Memotivasi siswa untuk

memperhatikan karena

menghadirkan daya tarik bagi

siswa terutama animasi yang

dilengkapi dengan suara.

4. Memiliki lebih dari satu media

yang konvergen, misalnya

menggabungkan

unsur audio dan visual.

5. Bersifat interaktif, dalam

pengertian memiliki kemampuan

untuk mengakomodasi respon

pengguna.

6. Bersifat mandiri, dalam

pengertian memberi kemudahan

dan kelengkapan isi sedemikian

rupa sehingga pengguna bisa

menggunakan tanpa bimbingan

orang lain.

3. Guru sebagai komunikator

dan fasilitator harus

memiliki kemampuan

memahami siswanya, bukan

memanjakannya dengan

berbagai animasi

pembelajaran yang cukup

jelas tanpa adanya usaha

belajar dari mereka

atau penyajian informasi

yang terlalu banyak dalam

satu frame cenderung akan


(50)

Video dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti

sebagai teknologi pengiriman sinyal elektronik dari suatu gambar bergerak.

Video dapat digunakan sebagi media pembelajaran yang bersifat inovatif.

Selain itu, juga dapat membantu guru dalam upaya menarik minat belajar

siswa. Oleh karena itu, sedikit banyak video merupakan salah satu alternatif

dalam mengatasi kemerosotan kegiatan belajar mengajar. Menurut Zubaidah

(Purwanto, 2011), menyatakan guru-guru bisa melakukan penyesuaian dan

meningkatkan daya kreativitas dalam proses penyampaian isi-isi pengajaran

supaya menjadi lebih berkesan dan mudah seiring dengan citarasa dan

karateristik pelajar. Video biasanya bersifat interaktif tutorial, yang berarti

bahwa dengan video, guru dapat membimbing peserta didik untuk memahami

sebuah materi melalui visualisasi.

Video mempunyai karakteristik di antaranya :

 mengatasi keterbatasan jarak dan waktu;

 dapat diulang untuk menambah kejelasan;

 pesan yang disampaikan cepat dan mudah diingat;

 mengembangkan pikiran, imajinasi, dan pendapat siswa;

 memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang lebih realistis;

 sangat kuat mempengaruhi emosi seseorang;

 sangat baik dalam menjelaskan suatu proses dan keterampilan, mampu menunjukkan rangsangan yang sesuai dengan tujuan dan respon yang


(51)

 semua siswa dapat belajar dengan baik melalui video, baik yang pandai maupun yang kurang;

 menumbuhkan minat dan motivasi belajar;

 penampilan dapat segera dilihat kembali untuk evaluasi.

Tabel 2.2

Kelebihan dan kekurangan media video

Kelebihan Kekurangan

1. Mengatasi jarak dan waktu.

2. Mampu menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lalu secara realistis dalam waktu singkat.

3. Dapat di ulang-ulang bila diperlukan untuk menambah kejelasan.

4. Pesan yang disampaikan cepat dan mudah diingat.

5. Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa.

6. Mengembangkan imajinasi.

7. Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan penjelasan yang lebih realistik.

8. Mampu berperan sebagai media utama untuk mendokumentasikan realita sosial yang akan di bedah di dalam kelas.

1. Seperti media audio-visual lainnya, video terlalu menekankan pentingnya materi daripada proses pengembangan materi itu sendiri.

2. Pemanfaatan media ini terkesan memakan biaya yang tidak sedikit (mahal).

3. Memerlukan alat bantu seperti videop player, layar ditambah LCDnya, speaker.

4. Jika listrik mati, maka media ini tidak dapat digunakan.

F. Materi Ekosistem

Ekosistem adalah salah satu materi belajar untuk siswa kelas VII.

Materi ini terdapat pada KD 7.1 yaitu : Menentukan ekosistem dan saling

hubungan antara komponen ekosistem. Secara garis besar, materi yang akan


(52)

 Pengertian Ekologi

 Pengertian Ekosistem

 Macam-Macam Satuan Makhluk Hidup dalam Ekosistem

 Komponen Biotik

 Komponen Abiotik

 Pengertian Habitat dan Nisia

 Organisme Autotrof dan Heterotrof

 Jenis-Jenis Interaksi dalam Ekosistem

Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3 dan 4.

Selain materi diatas, terdapat indikator yang akan dicapai dalam proses

belajar mengajar, antara lain :

 Mendefinisikan pengertian ekosistem dan istilah penting dalam ekosistem.

 Menyebutkan satuan makhluk hidup dalam ekosistem.

 Mendefinisikan pengertian habitat dan nisia.

 Menyebutkan contoh habitat dan nisia.

 Menyebutkan komponen penyusun ekosistem.

 Menjelaskan macam-macam komponen penyusun ekosistem.

 Menjelaskan daur materi dalam ekosistem.

 Menyebutkan macam-macam organisme autotrof dan/atau heterotrof.

 Menjelaskan pengertian organisme autotrof dan heterotrof.

 Menjelaskan organisme heterotrof berdasarkan jenis makanannya.


(53)

G. Hasil Penelitian yang Relevan

Revillia Ardhi (2007 : 69) dalam penelitian yang berjudul “Efektivitas

Pembelajaran dengan Media Animasi dan LKS Pada Pokok Bahasan

Pengukuran Luas dan Keliling Daerah Segiempat Terhadap Hasil Belajar dan

Ketuntasan Belajar Siswa Kelas VII di SMP Negeri 1 Wonosobo Tahun

Ajaran 2006/2007”, melaporkan hasil penelitian sebagai berikut 1)

Pembelajaran dengan memanfaatkan media animasi dan Lembar Kerja Siswa

(LKS) mampu menciptakan pembelajaran matematika menjadi efektif,

menyenangkan, tidak membosankan sehingga mempercepat proses

penyampaian materi kepada siswa; 2) Besar kontribusi penggunaan media

animasi dan LKS terhadap hasil belajar menunjukkan pengaruh yang positif

dengan lebih baiknya hasil belajar pada kelas eksperimen daripada kelas

kontrol; 3) Taraf pencapaian rata-rata ketuntasan belajar siswa pada aspek

pemahaman konsep, aspek penalaran dan komunikasi dan aspek pemahaman

konsep mencapai prosentase dengan derajat kepercayaan 70 % sampai 100%.

Ini berarti ketuntasan rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen

dapat dikatakan berhasil; 4) Untuk aktivitas siswa dalam pembelajaran

menggunakan media animasi dan Lembar Kerja Siswa (LKS) sudah

menunjukkan kategori baik karena dalam setiap pertemuan, siswa

menunjukkan perubahan yang bagus artinya siswa dalam bersikap,

berpendapat dan kemampuan kognitifnya menunjukkan keseriusan dalam


(54)

H. Kerangka Berpikir

Berikut ini merupakan kerangka berpikir yang dibuat oleh peneliti :

Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah rendahnya motivasi

dan hasil belajar siswa dikarenakan tidak adanya variasi media pembelajaran

yang diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar. Sehingga, peneliti merasa

perlu untuk melakukan penelitian (treatment) terhadap siswa-siswa kelas VII

A SMP Negeri 1 Sendawar, yakni dengan menerapkan penggunaan media

pembelajaran berupa media animasi dan video dalam proses belajar mengajar.

Dengan diberikannya treatment tersebut diharapkan adanya

perbaikan/peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VII A SMP

Negeri 1 Sendawar Kab. Kutai Barat.

Rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa akibat tidak adanya variasi media pembelajaran yang di terapkan dalam

kegiatan belajar mengajar.

Berdasarkan penelitian yang relevan, penerapan

media pembelajaran berupa media animasi

dan video. Treatment

Adanya perbaikan/peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa.

Proses Belajar


(55)

35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Menurut Hopkins seperti dikutip oleh Rochiati Wiriatmaja (2005: 11), PTK

adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan

tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau

suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang terjadi, sambil terlibat

dalan sebuah proses perbaikan dan perubahan. Untuk itu, desain penelitian

tindakan kelas (Classroom Action Research) dilakukan secara kolaboratif

antara guru mata pelajaran dengan peneliti. Selain itu, menurut T. Raka Joni

(1998) dalam FX. Soedarsono (2001: 2), PTK merupakan suatu bentuk kajian

yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk

meningkatkan kemampuan rasional dari tindakan-tindakan yang

dilakukannya itu, serta untuk memperbaiki kondisi-kondisi dimana

praktek-praktek pembelajaran tersebut dilakukan.

Secara umum, Penelitian Tindakan Kelas meliputi empat tahap yaitu :

1. Perencanaan (Planning)

2. Tindakan (Action)

3. Observasi (Observing)


(56)

Keempat tahap tersebut dilakukan secara berurutan dan diidentifikasi

menjadi sebuah siklus (Muhadi, 2011 : 69). Untuk penelitian ini, digunakan

model penelitian yang sudah dikenal dalam dunia PTK, yakni model

penelitian Kemmis & Taggart. Model ini adalah model yang bagannya

menggambarkan kegiatan secara spiral dan dilakukan menggunakan 4 tahap :

Gambar 2 . Siklus Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemmis & Taggart

Penjelasan tahap-tahap diatas adalah :

a) Perencanaan (Planning)

Merupakan tahap persiapan, planning dikembangkan berdasarkan

hasil observasi awal. dari masalah yang ada dan cara pemecahannya

yang telah ditetapkan, dibuatlah perencanaan kegiatan belajar


(57)

b) Tindakan (Action)

Merupakan tahap pelaksanaan KBM yang telah direncanakan.

bersamaan dengan hal ini, dilakukan juga fase observasi.

c) Observasi dan evaluasi (Observing and Evaluating)

Dalam fase ini, yang dilakukan adalah kegiatan seperti pengumpulan

data yang diperlukan. untuk mendapatkan data ini perlu adanya

instrumen dan prosedur pengumpulan datanya. dalam fase ini juga

dilakukan analisis terhadap data dan interpretasinya. fase ini dilakukan

bersama-sama dengan fase tindakan.

d) Refleksi (Reflecting).

Fase ini berisi kegiatan interpretasi hasil analisis, pembahasan,

penyimpulan dan identifikasi tindak lanjut. dari hasil identifikasi

tindak lanjut ini, selanjutnya akan menjadi dasar dalam menyusun

tahap planning siklus berikutnya.

B. Setting Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di SMP Negeri I Sendawar Kutai

Barat. SMP ini termasuk dalam dalam kategori unggulan di kabupaten


(58)

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2012 – September

2013.

3. Subyek Penelitian

Subyek dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas VII A

SMP Negeri I Sendawar Kutai Barat tahun ajaran 2012/2013 dengan

jumlah 33 siswa.

4. Obyek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah tentang peningkatan motivasi dan hasil

belajar siswa khususnya pada pokok bahasan ekosistem.

C. Rancangan Penelitian a. Pra Tindakan

1) Identifikasi masalah, tahap ini diawali dengan menganalisis

hasil belajar siswa berdasarkan hasil ulangan harian pada

materi ekosistem dari tahun sebelumnya.

2) Observasi, kegiatan ini dilakukan peneliti untuk mendapatkan

gambaran awal tentang proses belajar mengajar IPA di SMP

Negeri I Sendawar Kutai Barat.

3) Studi pustaka sesuai dengan permasalahan dan judul

penelitian.

4) Menyelesaikan rancangan penelitian dengan bimbingan dosen

sehingga memperoleh persetujuan untuk melakukan penelitian


(59)

5) Meminta surat ijin untuk melakukan penelitian kepada

Sekretariat Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta. Surat ijin dapat

dilihat pada lampiran 1.

6) Meminta surat rekomendasi penelitian dari Dinas Pendidikan

Kabupaten Kutai Barat selaku instansi yang terkait dengan

sekolah tempat diadakannya penelitian. Surat rekomendasi

penelitian dapat dilihat pada lampiran 2.

7) Menghubungi pihak sekolah SMP Negeri I Sendawar Kutai

Barat, dengan menemui kepala sekolah dan guru mata

pelajaran IPA dengan menyerahkan surat ijin penelitian dari

Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta.

b. Siklus I

 Perencanaan (Planning)

Pada tahap ini, dilakukan penyusunan tindakan berupa

persiapan pembelajaran menggunakan media animasi, yaitu :

 Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan silabus, tentang satuan makhluk hidup dan komponen dalam

ekosistem dengan menggunakan media animasi dan video

yang akan dipakai dalam kegiatan belajar mengajar.

 Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai instrumen pembelajaran.


(60)

 Peneliti menyusun instrumen pengumpulan data, antara lain :

1) Soal-soal yang berkaitan dengan materi ekosistem (

pre-test, post-test I dan dan Post-test II).

2) Lembar observasi motivasi belajar siswa.

3) Kuesioner

 Pelaksanaan (Acting)

Pada bagian ini, proses belajar mengajar dilaksanakan

dengan menggunakan media animasi dan video sesuai tujuan

penelitian. Kegiatan yang dilakukan adalah :

 Pada awal pertemuan, guru mengadakan pre-test untuk memperoleh nilai awal.

 Peneliti bertindak sebagai guru yang membimbing dan mengarahkan siswa.

 Melakukan apersepsi mengenai pengetahuan siswa tentang ekosistem.

 Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

 Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, 1 kelompok beranggotakan 7 orang siswa. Kemudian setiap kelompok

diberi LKS untuk berdiskusi. Selanjutnya perwakilan

kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan diikuti


(61)

 Melakukan tindakan/treatment sesuai dengan RPP yang sudah dibuat dengan menggunakan media animasi dan

video pada materi satuan makhluk hidup dan komponen

dalam ekosistem.

 Observasi dan Evaluasi (Observing and Evaluating)

Tahap observasi, dilaksanakan bersamaan dengan tahap

acting. Didalam tahap ini, observer melakukan pengamatan

atas dampak dan hasil belajar siswa dalam proses belajar

mengajar. Hasil belajar kognitif diperoleh dari hasil tes tertulis,

sedangkan afektif diperoleh menggunakan lembar observasi

motivasi belajar siswa dan kuesioner motivasi siswa. Selain

itu, sebagai dokumentasi digunakan kamera foto.

Evaluasi berupa post test dipakai untuk mengetahui dan

mendapatkan feedback pada pelaksanaan pembelajaran IPA

materi satuan makhluk hidup dan komponen dalam ekosistem.

Peneliti dan observer mengamati, melaksanakan treatment dan

mendokumentasikan proses belajar, hasil dan masalah yang

muncul dalam proses penelitian kelas. Semua bagian diatas

digunakan sebagai bahan analisis dan dasar refleksi tehadap

tindakan yang sudah dilakukan dan sebagai dasar penyusunan


(62)

 Refleksi (Reflecting)

Dalam bagian ini, hasil yang diperoleh selama proses

belajar mengajar, hasil tes dan lembar observasi siswa dibahas

dan didiskusikan, kemudian diidentifikasi kekurangan dan

kelebihan selama proses siklus I. Hasil refleksi antara observer

dan peneliti digunakan untuk memperbaiki kekurangan pada

siklus I dan menjadi tindak lanjut dalam siklus II.

c. Siklus II

 Perencanaan (Planning)

 Identifikasi masalah berdasarkan hasil dan refleksi pada siklus I.

 Peneliti dan guru menggali data dari siklus I mengenai karakteristik siswa melalui nilai tes evaluasi akhir siklus 1

untuk membentuk kelompok baru, @ kelompok 7 orang

dan bukan kelompok yang sama dengan kelompok

sebelumnya.

 Melakukan perbaikan perangkat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah dipersiapkan.

 Pelaksanaan (Acting)

 Peneliti bertindak sebagai guru yang membimbing dan mengarahkan siswa.

 Melakukan apersepsi mengenai organisme autotrof dan heterotrof.


(63)

 Menjelaskan tujuan pembelajaran.

 Membagi siswa dalam beberapa kelompok, dimana setiap kelompok terdiri dari 7 orang. Kemudian diberikan LKS

untuk berdiskusi sambil mengamati animasi yang

ditampilkan dan selanjutnya perwakilan kelompok

mempresentasikan hasil diskusi diikuti dengan tanya

jawab.

 Melaksanakan tindakan sesuai dengan RPP yang sudah dibuat dengan menggunakan media animasi dan video

pada materi organisme autotrof dan heterotrof serta

interaksi yang terjadi dalam ekosistem.

 Melakukan evaluasi akhir dengan menggunakan tes evaluasi siklus II (post test II), lembar observasi motivasi

belajar siswa dan kuesioner motivasi belajar siswa.

 Observasi dan evaluasi (Observing and Evaluating)

Tahap ini sama dengan tahap yang sama dengan siklus

I. Pada tahap ini observer melakukan pengamatan atas dampak

dan hasil setelah dilakukan treatment pada kelas VII A. Hasil

pengamatan diperoleh dari lembar observasi motivasi belajar

siswa dan dokumentasi dari kamera foto.

 Refleksi (Reflecting)

Hasil yang sudah diperoleh dari observasi siklus II ini


(64)

observasi siswa akan dibahas kemudian ditarik kesimpulan.

Apakah tindakan yang sudah dilakukan berhasil atau tidak.

Diharapkan pada akhir siklus II, motivasi dan hasil belajar

siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Sendawar Kutai Barat akan

mencapai target indikator keberhasilan yang sudah ditetapkan.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen

pembelajaran dan instrumen pengumpulan data.

1. Instrumen Pembelajaran

Instrumen pembelajaran dalam penelitian ini berupa silabus dapat

dilihat pada lampiran 5 dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

siklus I dan siklus II dapat dilihat pada lampiran 6 dan 7 yang disusun

oleh peneliti dengan pedoman menggunakan media animasi dan video

yang dilengkapi dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) siklus I dan Siklus II

dapat dilihat pada lampiran 8 dan 9.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah tes dan non tes. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pre-test/tes awal dan post-test/tes akhir. Sedangkan non tes yang

digunakan peneliti adalah melalui pengamatan langsung (observation)


(65)

a. Tes

Tes digunakan sebagai alat ukur terhadap siswa dalam cakupan

ranah kognitif. Tes tersebut memiliki hubungan yang erat dengan

fungsinya yaitu mengukur tingkat kemajuan dan perkembangan yang

dicapai oleh siswa setelah melalui proses pembelajaran dalam kurun

waktu tertentu. Tes yang digunakan dalam pengambilan data

kuantitatif berupa soal-soal pilihan ganda. Pengambilan data melalui

tes ini dibagi menjadi 2 cara yaitu pre-test dan post-test. Pre-test

(tes awal) bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan awal

siswa tentang materi yang akan diajarkan. Tes ini dilaksanakan

sebelum proses pembelajaran dimulai. Soal pre-test diambil dari

penggabungan soal post-test I dan II yang diambil secara acak.

Jumlah soal tes ini adalah 20 butir soal pilihan ganda. Kisi-kisi

pre-test dapat dilihat pada lampiran 10. Soal pre-test disertai kunci

jawaban dapat dilihat pada lampiran 11 dan 12. Panduan skoring

dapat dilihat pada lampiran 13.

Post-test (tes akhir) dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui tingkat pengetahuan dan pemahaman siswa setelah

diajarkan materi pembelajaran ekosistem. Post-test ini dibagi

menjadi 2 yaitu post-test I dan post-test II. Kisi-kisi post-test I dan

post-test II dapat dilihat pada lampiran 14. Soal post-test I dan II


(66)

jawaban yang dapat dilihat pada lampiran 17 dan 18. Panduan

skoring dapat dilihat pada lampiran 19 dan 20.

b. Non tes

Teknik non tes yang digunakan peneliti adalah dengan pengamatan

langsung atau observasi dan angket (kuisioner).

1. Lembar Observasi

Lembar observasi dipakai untuk menilai aktivitas dan

respon siswa terhadap pemahaman materi ekosistem dan media

yang digunakan yaitu media animasi dan video. Kisi-kisi lembar

observasi siswa dan lembar observasi siswa dapat dilihat pada

lampiran 21 dan 22.

2. Angket (kuesioner)

Angket (kuesioner) dipakai untuk mengetahui dan melihat

peningkatan motivasi belajar siswa terhadap pemahaman materi

ekosistem dan penggunaan media animasi serta video. Kisi-kisi

kuesioner dan lembar kuesioner dapat dilihat pada lampiran 23

dan 24.

E. Analisis Data

Data dari penelitian ini adalah data mentah berupa data yang diperoleh

dari masing-masing siklus. Data mentah tersebut berupa data kuantitatif dan


(67)

Tabel 3.1 Analisis data

Jenis data Alat Pengambilan data Sumber data Cara analisis data 1. Hasil belajar 2. Motivasi

Pre-test dan Post-test

Lembar observasi motivasi belajar siswa dan kuesioner

motivasi siswa Siswa Siswa Analisis kuantitatif Analisis kualitatif

Analisis secara kuantitatif adalah analisis yang menggunakan

angka-angka ataupun statistik yang kompleks. Analisis ini biasanya digunakan untuk

menganalisis data utama yang diperoleh dari siswa melalui hasil tes.

Sementara hasil observasi dan kuesioner dianalisis dengan analisis kualitatif.

Data hasil belajar dalam penelitian ini mencakup 2 ranah, yaitu ranah

kognitif dan afektif. Setiap ranah memiliki pedoman penilaian yang berbeda.

Untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa ranah kognitif berpedoman pada

hasil tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda dan teka-teki silang, sedangkan

untuk mengetahui tingkat hasil belajar dan motivasi belajar berpedoman pada

lembar observasi dan kuesioner. Penghitungan hasil belajar setiap ranah

adalah sebagai berikut.

1. Ranah Kognitif

Pengukuran hasil belajar siswa pada ranah ini menggunakan tes

tertulis. Panduan skoring dapat dilihat pada lampiran . Adapun teknik


(68)

 Ketuntasan individu

Setiap siswa dalam kegiatan belajar mengajar dikatakan tuntas

jika memperoleh nilai ≥ 65. Tes kognitif dilaksanakan setiap akhir siklus, yang bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa.

Keterangan :

Ki = ketuntasan individu

∑x = jumlah jawaban yang benar

∑xi = skor maksimum

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa, secara

individual digunakan uji komparasi, dalam prosesnya, dilakukan uji

untuk nilai rerata kelas dari nilai tes siklus I dan nilai tes siklus II.

 Ketuntasan kelas

Dalam ketuntasan klasikal, akan dikatakan mencapai target

dari indikator keberhasilan jika ≥ 75 % siswa mencapai KKM.

%

100

1

x

n

n

KK

Keterangan :

KK = Ketuntasan Klasikal

n1 = Jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 n = Jumlah siswa yang ikut tes (banyaknya siswa)

Ki

=


(69)

untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa secara klasikal

digunakan uji yang sama dengan ketuntasan individu, yaitu dengan

menggunakan uji komparasi. Dalam uji ini akan dibandingkan nilai

ketuntasan dari hasil sebelum tindakan, nilai tes siklus I dan nilai tes

siklus II.

 Rerata kelas

Rerata kelas dihitung dengan menggunakan rumus

Keterangan :

̅ = rerata hitung ∑ = jumlah skor siswa

N = banyaknya data (jumlah siswa)

2. Ranah Afektif

Data dari ranah afektif diambil dari 2 data yakni data lembar

observasi dan kuesioner.

a. Lembar Observasi

Observasi ialah metode atau cara-cara menganalisis dan

mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku

dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara

langsung (Purwanto, 2009 :149). Dalam penelitian kali ini, observasi

dilakukan untuk mengetahui tingkat motivasi belajar IPA siswa kelas

VII A dalam pembelajaran. Data hasil observasi kemudian


(70)

digunakan sebagai bahan analisis apakah siswa termotivasi untuk

belajar menggunakan media animasi dan video. Penghitungan

terhadap data motivasi digunakan untuk mengukur skor kelompok,

dan persentase siswa yang termotivasi. Rumus yang digunakan untuk

menghitung skor kelompok dan persentase siswa yang termotivasi

adalah :

p =

∑ %

Keterangan :

p = persentase skor hasil observasi kelompok siswa

Tabel 3.2

Klasifikasi skor observasi kelompok siswa

Persentase skor yang diperoleh Kategori

66,68% ≤ p≤ 100% Tinggi 33,34% ≤p≤ 66,67% Sedang

0% ≤ p ≤ 33,33% Rendah

(Suharsimi, 2007)

Berdasarkan tabel diatas, siswa yang memiliki skor observasi

66,68 % - 100 % masuk dalam kategori tinggi. Siswa yang memiliki skor

observasi antara 33,34 % - 66,67 % masuk dalam kategori sedang,

sementara siswa yang memperoleh skor 0 % - 33,33 % masuk dalam

kategori rendah.

b. Kuesioner atau Angket

Angket merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti


(71)

1998: 140). Angket dalam penelitian ini terdiri dari daftar-daftar

butir pertanyaan yang dibagikan kepada responden dan dipergunakan

untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan motivasi belajar

siswa dan media animasi dan video.

Pada penelitian ini, kuesioner motivasi belajar siswa yang

digunakan terdiri dari 30 item. Tiap-tiap pernyataan disediakan

empat alternatif jawaban dimana siswa harus memilih salah satu

jawaban. Empat alternatif jawaban tersebut antara lain sangat tidak

setuju (STS), tidak setuju (TS), setuju (S), dan sangat setuju (SS).

Pernyataan-pernyataan tersebut terdiri dari item positif dan item

negatif.

Penetapan skor untuk pernyataan positif dan pernyataan

negatif seperti pada tabel berikut :

Tabel 3.3

Penetapan skor kuesioner

Pilihan Jawaban

Skor

Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3

Sangat Tidak Setuju 1 4

Skor yang diperoleh dari masing-masing kuesioner motivasi

belajar siswa kemudian dijumlahkan dan dibagi dengan skor


(72)

p =

∑ %

Keterangan :

p = persentase skor motivasi siswa

Skor ini digunakan sebagai skor motivasi belajar siswa.

Langkah pertama yang dilakukan adalah menghitung skor motivasi

belajar awal (kuesioner dibagi pada akhir siklus I) dan skor motivasi

belajar akhir (setelah dibagi kuesioner pada siklus II) untuk masing

masing siswa seperti termuat dalam tabel berikut ini :

Tabel 3.4

Skor motivasi belajar akhir (sesudah diberi tindakan)

Nama Siswa

nomor pernyataan Total Skor

1 2 3 4 ...

Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 dst.

Tabel 3.5

Klasifikasi hasil persentase skor motivasi belajar siswa

Persentase skor yang diperoleh Kategori

66,68% ≤ p≤ 100% Tinggi 33,34% ≤p≤ 66,67% Sedang

0% ≤ p ≤ 33,33% Rendah

(Suharsimi, 2007)

Berdasarkan tabel diatas, siswa yang memiliki skor motivasi 0 % -

33,33 % masuk dalam kategori rendah. Siswa yang memiliki skor

motivasi antara 33,34 % - 66,67 % masuk dalam kategori sedang,

sementara siswa yang memperoleh skor motivasi 66,68 % - 100 %


(73)

Untuk mengetahui apakah ada peningkatan motivasi belajar

siswa dalam belajar IPA terpadu pada materi ekosistem dengan

menggunakan media animasi dan video, maka data di analisis

dengan menggunakan analisis statistik Test-T (uji T). Test T

digunakan untuk mengetes dua kelompok yang dependent, atau satu

kelompok yang di test dua kali (Suparno, 2007 : 97).

Rumus untuk menghitungnya adalah sebagai berikut :

| | = −

∑ −(∑ )

( −1)

Dimana :

X1 : skor motivasi awal kuisioner

X2 : skor motivasi akhir kuisioner

D : perbedaan antara skor tiap subyek (X1-X2)

N : jumlah pasangan skor

Df : N-1

Tcritical dicari atau diperoleh dari tabel dengan level

signifikan α = 0,05 Jika ǀTrealǀ > Tcriticalǀ maka signifikan, berarti

terjadi peningkatan motivasi belajar siswa. Jika ǀTrealǀ < Tcriticalǀ

maka tidak signifikan, berarti tidak terjadi peningkatan motivasi


(74)

F. Indikator Keberhasilan

Tabel 3.6

Indikator Keberhasilan

Variabel Data Indikator Ketercapaian

Motivasi belajar siswa

Kuesioner motivasi sebelum tindakan dan

sesudah tindakan

Peningkatan motivasi belajar siswa selama mengikuti Proses Belajar Mengajar (PBM) sebesar 70

% siswa termasuk dalam kategori tinggi. Hasil belajar siswa

aspek kognitif

Pre-test, Post-test I dan Post-test II

Siswa mencapai nilai kriteria ketuntasan belajar ≥

65 dengan persentase sebesar 75 % siswa

mencapai KKM Hasil belajar siswa

aspek afektif

Lembar observasi siswa Sikap siswa selama mengikuti Proses Belajar

Mengajar (PBM) masuk dalam kategori tinggi


(1)

(2)

Lampiran 40 Hasil LKS 3

226

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

(4)

Lampiran 41 Hasil LKS 4

228

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

(6)

Lampiran 41 Hasil LKS 4

230

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


Dokumen yang terkait

Penggunaan median audio visual dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 2 Mlati Sleman pada materi ekosistem.

0 0 103

Penggunaan media audio visual untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VII Love SMP Joannes Bosco Yogyakarta pada materi ekosistem.

0 1 266

Penggunaan media pembelajaran audiovisual pada materi ekosistem untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VII A SMP Taman Deasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta.

0 0 208

Meningkatkan motivasi dan hasil belajar tentang sistem pencernaan dengan menggunakan media animasi pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 9 Sendawar Kutai Barat.

0 0 2

Penerapan mind map pada materi hewan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa di kelas X SMAN 9 Sendawar kabupaten Kutai Barat.

0 0 190

Meningkatkan motivasi dan hasil belajar materi ekosistem siswa kelas X A SMA Negeri 1 Menyuke Kalimantan Barat dengan metode observasi.

1 2 87

Meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA siswa kelas VII A pada materi ekosistem SMP Negeri 1 Sendawar Kutai Barat menggunakan media animasi dan video.

0 1 252

Penggunaan media pembelajaran audiovisual pada materi ekosistem untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VII A SMP Taman Deasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta

0 5 206

Meningkatkan motivasi dan hasil belajar materi ekosistem siswa kelas X A SMA Negeri 1 Menyuke Kalimantan Barat dengan metode observasi

0 0 85

Meningkatkan motivasi dan hasil belajar tentang sistem pencernaan dengan menggunakan media animasi pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 9 Sendawar Kutai Barat

0 1 217