PENGARUH PEMBELAJARAN PKN BERBASIS PORTOFOLIO TERHADAP PENGEMBANGAN KARAKTER SISWA SEBAGAI WARGANEGARA :Studi Eksperimental Kuasi Pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Kelas X SMA Bina Dharma 2 Bandung.

(1)

DAFTAR ISI

ABSTRAK………...

ABSTRACT……….

PERNYATAAN………..

KATA PENGANTAR……..………...

UCAPAN TERIMA KASIH……..………

DAFTAR ISI………...

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR..………...

BAB I PENDAHULUAN………

A. Latar Belakang Masalah………..

B. Rumusan Masalah………

C. Tujuan Penelitian………...

D. Manfaat Penelitian………

E. Asumsi dan Hipotesis ………..

1. Asumsi ……….

2. Hipotesis Penelitian……….

F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional………..

1. Variabel Penelitian………..

2. Definisi Operasional………

G. Rencana Analisis Data………..

H. Metodologi Penelitian………

I. Populasi Dan Sampel Penelitian………

J. Paradigma Penelitian ………

BAB II KAJIAN PUSTAKA………..

A. Tinjauan Tentang Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ………

1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan………

2. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan………

3. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan……… 4. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan………

B. Model Portofolio………

1. Pengertian Portofolio………

2. Dasar Filosofi Pembelajaran Berbasis Portofolio……… 3. Prinsip Dasar Pembelajaran Portofolio………

4. Sifat-sifat Pembelajaran Portofolio……….

5. Landasan Pemikiran Pembelaiaran Portofolio………

6. Maksud dan Tujuan Pembelajaran Berbasis Portofolio………

7. Profil Pedagogis Pembelajaran Berbasis Portofolio……… 8. Kelebihan dan Kelemahan Metode Pembelajaran Portofolio……… C. Konsep Karakter Siswa sebagai Warganegara ………

i ii iii iv vi x xiii 1 1 9 10 11 12 12 13 13 13 15 17 18 19 19 20 20 24 26 28 32 36 36 38 40 41 42 44 45 46 47


(2)

1. Pengertian Karakter…………..……….

2. Karakter Warga Negara ………

3. Karakter yang baik (Good Character) ………

4. Pendidikan Karakter sebagai Pendidikan PKn………

D. Hasil Penelitian Yang Relevan.. ………...

BAB III METODE PENELITIAN………

A. Metode dan Alur Penelitian………...

B. Populasi dan Sampel Penelitian……….

C. Prosedur Penelitian………

D. Instrumen Penelitian………...

E. Analisis Tes………

1. Validitas Butir Soal………...

2. Reliabilitas Tes………..

3. Tingkat Kemudahan Soal………..

4. Daya Pembeda………...

F. Teknik Analisis Data………..

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………..

A. Deskripsi Lokasi penelitian………

1. Sejarah dan Profil SMA Bina Dharma 2 Bandung………

2. Visi dan Misi SMA Bina Dharma 2 Bandung………. 3. Struktur Organisasi SMA Bina Dharma 2 Bandung………

4. Prestasi Sekolah/Siswa……….

5. Jumlah Siswa dan Tenaga Pendidik Bina Dharma 2 Bandung………

6. Denah SMA Bina Dharma 2 Bandung………

B. Hasil Pengolahan Data……….

1. Gambaran Umum Pembelajaran PKn Berbasis Portofolio di Kelas X

SMA Bina Dharma 2 Bandung………

2. Gambaran Karakter Siswa Kelas X di SMA Bina Dharma 2 Sebagai

Warganegara………….………

3. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis………

a. Uji Prasyarat penelitian………

b. Uji Hipotesis Statistik………...

C. Pembahasan Hasil Penelitian……….

1. Pembelajaran PKn dengan Portofolio Berpengaruh Terhadap

Karakter Siswa Sebagai Warganegara……….

2. Pembelajaran PKn dengan Portofolio Berpengaruh Terhadap Moral

Knowing, Moral Loving/Feeling dan Moral Action Siswa…………...

3. Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis

Portofolio di SMA Bina Dharma 2 Bandung………

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI……….

A. Kesimpulan Umum………....

47 52 56 60 63 72 72 75 75 77 77 78 81 83 84 85 93 93 93 95 96 97 97 100 101 102 106 112 112 116 125 125 130 141 149 149


(3)

B. Kesimpulan Khusus………...

C. Rekomendasi………..

DAFTAR PUSTAKA……….

150 151 155 LAMPIRAN


(4)

Tabel 1.1 Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 3.6 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12 Tabel 4.13 Tabel 4.14 Tabel 4.15 Tabel 4.16 Tabel 4.17 Penjelasan variabel... Rancangan Eksperimen... ... Hasil Validitas Instrumen Penelitian... Tingkat Reabilitas Instrumen Reabilitas Statistics... Klasifikasi Indeks Kemudahan Soal... Klasifikasi Indeks Daya Pembeda Soal... Kriteria Tingkat Gain... Kepala Sekolah yang menjabat sampai sekarang... Prestasi Akademik : UN...

Jumlah rombongan belajar dari tahun 2007 sampai 2011……….

Tenaga Pendidik dan Kependidikan... Statistik Deskriptif Skor Praktek Pembelajaran PKn Berbasis

Portofolio... Rekapitulasi Kategorisasi Praktek Pembelajaran PKn Berbasis Portofolio... Persentase Ketercapaian Skor Praktek Pembelajaran PKn

Berbasis Portofolio pada masing-masing Sub Variabel………...

Tabel 4.8 Rata-rata dan Standar Deviasi Skor Karakter Siswa sebagai Warganegara... Tingkat Persentase Ketercapaian Skor Karakter siswa sebagai

warganegara Kelompok Eksperimen dan Kelompok

Kontrol……... Persentase Ketercapaian Skor Karakter Siswa sebagai

Warganegara pada masing-masing Sub Variabel……….

Hasil Uji Normalitas Data Hasil Penelitian... Hasil Penghitungan Uji Homogenitas Data Variabel... Hasil Uji-t Perbedaan Pre Test Karakter Siswa... Sebagai Warganegara Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol... ... Hasil Uji-t Perbedaan Karakter siswa Kelas Eksperimen sebagai

warganegara Sebelum dengan Sesudah diberi Pembelajaran PKn Berbasis Portofolio... ... Hasil Uji-t Perbedaan Karakter siswa Kelas Eksperimen

sebagai warganegara Sebelum dengan Sesudah diberi Pembelajaran PKn Berbasis Portofolio Berdasarkan Masing-masing Sub Variabel... ... Hasil Uji-t Perbedaan Karakter siswa Kelas Kontrol sebagai warganegara Sebelum dengan Sesudah diberi Pembelajaran PKn secara Konvensional... Hasil Uji-t Perbedaan Peningkatan/N-Gain Karakter siswa sebagai warganegara Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol... 14 73 80 82 83 84 87 94 97 97 98 102 103 105 107 108 110 113 114 116 118 119 121 124


(5)

Daftar Tabel

Gambar 1.1 Keterkaitan antar Variabel Penelitian………...

Gambar 1.2 Paradigma Penelitian……….... Gambar 2.1 Komponen Karakter Baik……… Gambar 3.1 Alur Penelitian………

Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMA Bina Dharma 2 Bandung………..

Gambar 4.2 Denah Ruangan SMA Bina Dharma 2 Bandung………

Gambar 4.3 Gambaran Persentase Ketercapaian Skor Sub Variabel Praktek

Pembelajaran PKn Berbasis Portofolio……….

Gambar 4.4 Tingkat Persentase Ketercapaian Skor Karakter siswa sebagai warganegara Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok

Kontrol………..

Gambar 4.5 Gambaran Persentase Ketercapaian Skor Sub Variabel Karakter

Siswa Sebagai Warganegara……….

13 19 57 74 96 100 106

109 111


(6)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Krisis multidimensi yang terjadi di negeri ini seakan sudah akut dan menjadi persoalan pelik yang perlu untuk segera dicari solusinya. Setiap hari kita disuguhi berita tentang tindakan kekerasan, kriminal dan amoral remaja. Merebaknya isu-isu moral dikalangan remaja seperti pengunaan narkotika,

meminum-minuman keras, perkelahian antar pelajar, pornografi,

pengeroyokan, genk motor, melawan kepada orang tua dan guru, bahkan melakukan seks bebas. Krisis etika dan moral ini telah memporakporandakan sendi agama dan masyarakat dalam kehidupan berbangsa. Etika dan tata karma bangsa yang dijunjung tinggi telah mengalami pergeseran menjadi retorika belaka. Fenomena ini menandakan sebagai cerminan dari rendahnya mutu pendidikan dan kegagalan suatu bangsa dalam mencapai tujuan pendidikan nasionalnya serta sebagai bukti dari bentuk penanaman karakter terhadap anak bangsa yang masih sangat lemah, barangkali karena pelaksanaan pendidikan di negeri ini masih lebih mengedepankan kecerdasan kognitif semata dan hanya terjebak pada pencapaian prestasi yang diukur dari penilaian kecerdasan berpikir saja. Jamaludin (2012).

Kritik terhadap sistem pendidikan dan pembelajaran dilayangkan. Pendidikan saat ini dinilai terlalu menonjolkan pengetahuan tetapi minus


(7)

emosi dan moral. Sebagian bahkan menilai pendidikan kita terkesan

mekanistik, full hafalan, dan mematikan kreativitas siswa (musfiroh, 2008: 25).

Pakar pendidikan nilai, Djahiri (1995) berpendapat bahwa pendidikan dan pengajaran merupakan upaya pembermaknaan seluruh potensi cognitive,

affective dan psikomotor, Terjadinya dekadensi moral pada generasi muda

adalah cerminan dari krisis karakter pada bangsa ini. Maka diperlukan perubahan mendasar dari paradigma pendidikan kita, yang tadinya sangat

cognitive oriented, kepada pengikutsertaan pembentukan karakter yang baik.

Pendidikan dan pengajaran sangat menentukan keberhasilan kognitif anak. Hal tersebut sejalan dengan temuan lapangan yang diungkapkan Sudarman (2007) bahwa pembelajaran di sekolah kurang diarahkan untuk mengembangkan dan membangun karakter serta potensi yang dimiliki siswa, termasuk didalamnya kurang bahkan tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri. Proses pendidikan kita kurang diarahkan untuk membentuk manusia cerdas yang memiliki kemampuan memecahkan masalah-masalah kehidupan.

Pendidikan secara umum menuju pada pengembangan secara kaffah. Namun dalam kenyataan masih bersifat parsial, hal ini diungkapkan oleh Djahiri (2006: 4) bahwa dalam dunia pendidikan (terutama pendidikan formal) secara kurikuler rumusan sosok keluarannya dinyatakan harus utuh bulat (ragawi dan rohaniah) namun secara programatik-prosedural maupun realita


(8)

keluarannya (outcomes) bersifat parsial. Totalitas diri anak hampir tidak pernah dibelajarkan secara kaffah target penyelesaian bahan ajar yang konseptual-teoritik- keilmuan/normative atau struktural disipliner dan

target nilai angka (marking) atau NEM tinggi yang diiringi

ketidaktahuan/profesionalan guru melahirkan pendidikan dan pembelajaran parsial. Masalah potensi ragawi dan nilai-moral serta norma hampir tidak masuk hitungan termasuk dalam program khusus MKU (PKN, PAI, dan lain-lain).

Pendidikan akan lebih efektif bila dilakukan secara holistik yaitu pendidikan yang selalu mengacu pada tujuan pengembangan kepribadian peserta didik secara utuh. (Bawazir, 2007: 73). Oleh karena itu, kepribadian seseorang harus dilihat secara menyeluruh dari sepanjang sejarah hidupnya.

Melalui proses pembelajaran yang tepat, dan penerapan kompetensi kewarganegaraan di sekolah, maka diharapkan PKn dapat membina karakter warganegara yang kelak menjadi warganegara dewasa serta memiliki 9 karakteristik kewarganegaraan yang dijabarkan oleh Cogan yaitu : secara konseptual seorang warganegara seyogyanya memiliki 5 atribut pokok (Cogan, 1998: 2-3) yakni: "... a sense of identity; the enjoyment of certains rights; the

fulfillment of corresponding obligations; a degree of interest and involvement in public affairs; and an acceptance of basic societal values " jati diri;


(9)

terkait; tingkat minat dan keterlibatan dalam urusan publik; dan pemilikan nilai-nilai dasar kemasyarakatan.

Pembelajaran PKn pada jenjang persekolahan akan mampu membentuk karakter jika dilakukan secara kontekstual, bukan tekstual. Pembelajaran yang berdasarkan kontekstual artinya pembelajaran berangkat dari kehidupan nyata siswa. Pembelajaran tekstual lebih menekankan pada hafalan semata. Namun demikian, bukan berarti pada praktik pembelajaran tekstual tidak penting, tekstual memiliki peranan sebagai sumber hukumnya, tetapi kontekstual sebagai aplikasi dari tekstual tersebut

Pendidikan kewarganegaraan memiliki misi untuk mengembangkan

warganegara yang demokratis, sekolah yang diharapkan mampu

mengembangkan kompetensi kewarganegaraan siswa. baik pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge). watak atau karakter kewarganegaraan (civic dispositions) dan keterampilan kewarganegaraan (civic skill) siswa, namun saat ini pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah baru mampu menyentuh aspek pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge) saja.

Hal diatas sesuai dengan pendapat Winataputra dan Budimansyah (2007 : 121), yang mengemukakan permasalahan mendasar dan menjadi penghambat dalam peningkatan kualitas PKn, yaitu 1) penggunaan alokasi waktu yang tercantum dalam struktur kurikulum pendidikan dijabarkan secara kaku dan konvensional sebagai jam pelajaran tatap muka di kelas yang sangat


(10)

dominan, sehingga guru tidak dapat berimprovisasi secara kreatif untuk melakukan aktivitas lainnya selain pembelajaran rutin tatap muka yang terjadwal dengan ketat; 2) pelaksanaan pembelajaran PKn yang lebih didominasi oleh kegiatan peningkatan dimensi kognitif mengakibatkan porsi peningkatan dimensi lainnya menjadi terbengkalai, disamping keterbatasan media pembelajaran; 3) pembelajaran yang terlalu menekankan pada dimensi kognitif berimplikasi pada penilaian yang juga menekankan pada penguasaan kemampuan kognitif saja, sehingga mengakibatkan guru harus selalu mengejar target pencapaian rnateri.

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran di persekolahan yang mempunyai kontribusi penting dalam membentuk dan mewujudkan karakter bangsa yang dicita-citakan yaitu smart and good

citizenship seperti ditegaskan dalam UU No. 20 Tahun 2003 dijelaskan bahwa

aspek kepribadian warganegara yang perlu dikembangkan adalah menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman. Sejalan dengan visi Pendidikan Nasional, Depdiknas berhasrat pada tahun 2025 dapat menghasilkan insan Indonesia yang cerdas komprehensif dan kompetitif. Pendidikan Kewarganegaraan memiliki peranan penting dalam upaya untuk mengembangkan karakteristik warganegara. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), Pendidikan Kewarganegaraan merupakan nama mata pelajaran wajib untuk kurikulum pendidikan dasar dan menengah dan mata kuliah wajib


(11)

untuk kurikulum pendidikan tinggi (Pasal 37). Ketentuan ini lebih jelas dan diperkuat lagi pada Pasal 37 bagian Penjelasan dari Undang-Undang tersebut

bahwa “Pendidikan Kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air”.

Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan menurut Cogan (1998: 13) adalah

citizenship education has been described as the contribution of education to the development of those characteristics of being a citizen. Dengan demikian

Pendidikan Kewarganegaraan digambarkan sebagai kontribusi pendidikan untuk pengembangan karakteristik-karakteristik warganegara. Oleh karena itu pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan harus dilaksanakan secara efektif agar dapat mendorong masyarakat berpartisipasi dalam lingkungan kehidupan sehingga dapat memberikan kontribusi perubahan dalam masyarakat kearah yang lebih baik.

Pembelajaran selama ini berjalan dengan verbalistik dan berorientasi semata-mata kepada penguasaan isi dari mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Pengamatan terhadap praktek pembelajaran sehari-hari menunjukkan bahwa pembelajaran difokuskan agar siswa menguasai informasi yang terkandung dalam materi pelajaran dan kemudian dievaluasi seberapa jauh penguasaan itu dicapai oleh siswa. Pembelajaran seakan terlepas dari kehidupan sehari-hari, oleh karena itu siswa tidak mengetahui manfaat apa yang dipelajari, seringkali tidak tahu bagaimana menggunakan apa yang telah dipelajari dalam kehidupan siswa.


(12)

Bertolak dari masalah tersebut kiranya perlu dilakukan langkah-langkah agar pendidikan dapat membekali peserta didik dengan kecakapan hidup, yaitu kemampuan dan keberanian menghadapi problema kehidupan, kemudian secara kreatif menemukan solusi serta mampu mengatasinya. Pembelajaran merupakan bagian atau elemen yang memiliki peran yang sangat dominan untuk mewujudkan kualitas baik proses maupun lulusan (output) pendidikan. Dan hal ini pun sangat tergantung pada guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar di kelas. Hal ini senada dengan apa yang dikemukakan oleh Muchith (2008: 1), bahwa pembelajaran sangat tergantung dari kemampuan guru dalam melaksanakan atau mengemas proses pembelajaran. Pembelajaran yang dilaksanakan secara baik dan tepat akan memberikan kontribusi sangat dominan bagi siswa, sebaliknya pembelajaran yang dilaksanakan dengan cara yang tidak baik akan menyebabkan potensi siswa sulit dikembangkan atau diberdayakan. Melalui model pembelajaran portofolio, selain diupayakan dapat membangkitkan minat belajar siswa secara aktif, kreatif, juga dapat mengembangkan pemahaman nilai-nilai kemampuan berpartisipasi secara efektif, serta diiringi suatu sikap tanggung jawab.

Implementasi model pembelajaran portofolio akan menjadikan PBM Pendidikan Kewarganegaraan yang sangat menyenangkan bagi siswa, bila pembelajaran tersebut beserta komponennya memiliki manfaat bagi siswa dalam kehidupannya. Model ini dapat digunakan untuk mengembangkan berbagai potensi kebermaknaan siswa, baik berkenaan dengan aspek cognitive,


(13)

afektif, maupun psikomotorik siswa, terutama pembinaan tatanan nilai, yaitu

kepemimpinan diri pada siswa. Model ini sangat potensial dalam meningkatkan motivasi atau semangat belajar siswa dengan tujuan agar siswa menjadi A Good Young Citizenship yang berkualitas sebagai warganegara yang cerdas, kreatif, partisipatif, prospektif dan bertanggung jawab.

Penggunaan model pembelajaran portofolio dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berimplikasi luas terhadap khasanah piranti professional guru sebagai seorang facilitator, director-motivator, mediator,

reconstructor pembelajaran bagi siswa, dalam upaya mengembangkan dan

membekali sejumlah keterampilan dan wawasan life skill kewarganegaraan siswa, yaitu : civic life, civic skill, civic participation, yang wajib dimiliki oleh setiap insan, agar siswa dapat hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sesuai dengan hak dan kewajibannya.

Guru sebagai agen perubahan bagi siswa-siswanya memerlukan upaya maksimal dalam membelajarkan siswa melalui pendekatan, model, metode, dan strategi yang tujuamya diharapkan siswa lebih paham terhadap konsep yang mereka pelajari. Gejala peran guru sebagai teacher centre kiranya dapat diubah melalui student oriented sehingga guru tidak berfungsi sebagai transfer

of knowledge, melainkan sebagai facilitator dan transfer of value.

Pengembangan pembelajaran ini salah satunya dapat diakomodasikan melalui model portofolio dengan asumsi model portofolio memungkinkan siswa menggunakan segala potensinya (cognitive, afektif, dan psikomotor).


(14)

Untuk itu, maka proses pembelajaran yang perlu dikembangkan adalah yang memberdayakan siswa untuk berpikir kritis dalam pemecahan masalah atau “critical thinking oriented and problem solving oriented models” salah satu cara yang akan diterapkan pada penelitian ini yaitu portofolio. Model ini dikenal sebagai “A portfolio-based civic education project” yang dirancang untuk membentuk karakter baik siswa, yaitu yang melibatkan siswa melalui suatu "proyek belajar".

Dari permasalahan dan gambaran di atas penulis merasa tertarik dan mencoba untuk melakukan penelitian mengenai Pengaruh Pembelajaran Pkn Berbasis Portofolio Terhadap Pengembangan Karakler Siswa sebagai Warganegara.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka secara umum yang

dipertanyakan dalam penelitian ini adalah “Pengaruh Pembelajaran PKn

Berbasis Portofolio terhadap Pengembangan Karakter Siswa sebagai Warganegara. Selanjutnya penulis mengidentifikasi permasalahan yang ingin diungkapkan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Apakah ada perbedaan antara hasil pre-test dengan post-test karakter siswa sebagai warganegara pada siswa kelas eksperimen yang diberi pembelajaran PKn berbasis portofolio?


(15)

2. Apakah ada perbedaan antara hasil pre-test dengan post-test karakter siswa sebagai warganegara pada siswa kelas kontrol yang diberi pembelajaran PKn secara konvensional?

3. Apakah ada perbedaan peningkatan karakter siswa sebagai warganegara

muda antara siswa kelas eksperimen yang mendapat pembelajaran PKn berbasis portofolio dengan kelas kontrol yang hanya mendapat pembelajaran PKn secara konvensional?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini secara umum adalah mengungkapkan tentang pengaruh pembelajaran pendidikan kewarganegaraan berbasis portofolio terhadap pengembangan karakter siswa sebagai warganegara. Sedangkan tujuan khususnya adalah untuk mengetahui:

1. Ada tidaknya perbedaan antara hasil pre-test dengan post-test karakter siswa sebagai warganegara pada siswa kelas eksperimen yang diberi pembelajaran PKn berbasis portofolio.

2. Ada tidaknya perbedaan antara hasil pre-test dengan post-test karakter siswa sebagai warganegara pada siswa kelas kontrol yang diberi pembelajaran PKn secara konvensional.

3. Ada tidaknya perbedaan peningkatan karakter siswa sebagai


(16)

pembelajaran PKn berbasis portofolio dengan kelas kontrol yang hanya mendapat pembelajaran PKn secara konvensional.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat penulis sumbangkan dari hasil penelitian secara teoritis adalah dapat memberikan sumbangan pikiran atau bahan kajian dalam dunia Pendidikan Kewarganegaraan melalui penerapan pembelajaran berbasis portofolio. Selain itu juga dapat memberikan manfaat secara praktis sebagai berikut:

1. Bagi guru, diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu rujukan dalam

menerapkan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berbasis

portofolio yang dapat mengembangkan karakter siswa sebagai warganegara.

2. Bagi siswa, diharapkan dapat memberikan masukan dan motivasi

mengenai efektivitas pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berbasis portofolio dalam mengembangkan karakter siswa sebagai warganegara.

3. Bagi penulis, dapat menambah wawasan penelitian dalam memahami

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berbasis portofolio, serta sebagai masukan dalam kegiatan mengajar.


(17)

E. Asumsi dan Hipotesis 1. Asumsi

Sebagai pangkal tolak pemikiran dalam penelitian ini, penulis merasa perlu mengemukakan asumsi penelitian. Adapun asumsi penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Pembelajaran portofolio adalah suatu inovasi pembelajaran yang

dirancang untuk membantu peserta didik memahami teori secara mendalam melalui pengalaman belajar praktik empirik. Dalam hal ini pelajaran merupakan program pendidikan yang mendorong kompetensi, tanggung jawab dan partisipasi peserta didik khususnya dalam belajar

menilai dan mempengaruhi kebijakan umum (public policy),

memberanikan diri untuk berperan serta dalam kegiatan antar siswa, sekolah maupun anggota masyarakat. (Budimansyah, 2009 :1)

b. Pembelajaran PKn berbasis portofolio diharapkan mampu melibatkan

siswa dalam keseluruhan proses pembelajaran dan melibatkan seluruh aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik siswa.

c. Agar pembelajaran PKn bermakna mesti ditunjang oleh berbagai strategi belajar yang berorientasi pada pengembangan kemampuan berpikir kritis dan memecahkan masalah sosial yang bertujuan memfasilitasi siswa untuk menjadi warganegara yang dewasa (Djunaedi, 2007:91)

Merujuk pada asumsi penelitian di atas, kiranya dapat dipaparkan hipotesis penelitian sebagai berikut:


(18)

2. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pre-test dengan

post-test karakter siswa sebagai warganegara pada siswa kelas eksperimen

yang diberi pembelajaran PKn berbasis portofolio.

2. Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pre-test dengan

post-test karakter siswa sebagai warganegara pada siswa kelas kontrol yang

diberi pembelajaran PKn secara konvensional.

3. Terdapat perbedaan yang signifikan pada peningkatan karakter siswa sebagai warganegara muda antara siswa kelas eksperimen yang mendapat pembelajaran PKn berbasis portofolio dengan kelas kontrol yang hanya mendapat pembelajaran PKn secara konvensional.

F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari variabel independen (variabel bebas) atau variabel X adalah Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Portofolio. Sedangkan variabel dependen (variabel terikat) atau variabel Y yaitu Karakter Siswa Sebagai Warganegara.

Gambar 1.1

Keterkaitan antar Variabel Penelitian


(19)

rXY = Pengaruh Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berbasis Portofolio terhadap Karakter Siswa sebagai Warganegara.

Tabel 1.1 Penjelasan variabel Variabel Penelitian Sub Variabel Penelitian

Indikator Alat ukur

Pembelajaran PKn berbasis portofolio (X )

1.Identifikasi masalah-masalah dalam pembelajaran PKn berbasis portofolio (X1) 1.Mengidentifikasi masalah yang dianggap penting oleh masyarakat

2.Menentukan lembaga

pemerintah yang bertanggung jawab dalam menangani masalah tersebut Sematik Deferential Osgood, pola skala terdiri dari 5,4,3,2,1 2.Pemilihan masalah untuk dijadikan kajian kelas (X2)

1.Mendiskusikan informasi

yang didapat

2.Memilih masalah untuk

materi kajian kelas

3.

Mengumpul-kan informasi (X3)

1.Memutuskan tempat

atau sumber informasi tambahan

2.Mengumpulkan

informasi yang berhubungan dengan masalah tersebut dari berbagai sumber 4.Mengembang kan portofolio kelas (X4) 1.Mengembangkan rencana kerja

2.Menyusun kegiatan

siswa yang dapat

mempengaruhi lembaga pemerintahan

5. Menyajikan

portofolio kelas (X5)

1.Mempresentasikan

ide-ide dan pemikiran

2.Menunjukan cara untuk

meyakinkan orang lain terhadap rencana kerja


(20)

6. Merefleksika n pengalaman belajar (X6)

1.Refleksi pengalaman

pembelajaran

2.Meningkatkan

keterampilan dan kemampuan yang siswa miliki Karakter warganegara muda (Y) Lickona, (1992: 53) 1.Moral knowing (Y1)

1.Kesadaran moral

2.Pengetahuan tentang nilai-nilai moral 3.Penentuan sudut

pandang

4.Logika moral

5.Kemampuan

mengambil/menentukan sikap.

6.Pengenalan diri.

Skala Sikap Likert a. Sangat setuju b. Setuju

c. Tidak setuju d. Sangat tidak

setuju .

2.Moral loving/ feeling (Y2)

1.Kesadaran akan jati diri 2.Percaya diri

3.Kepekaan terhadap

derita orang lain. 4.Cinta kebenaran 5.Pengendalian diri 6.Rendah hati.

Skala Sikap Likert a. Sangat setuju b. Setuju

c. Tidak setuju d. Sangat tidak

setuju 3.Moral action

(Y3)

1.Competence

(Kompetensi) 2.Will (Keinginan)

3.Habit (Kebiasaan)

Skala Sikap Likert a. Sangat setuju b. Setuju

c. Tidak setuju d. Sangat tidak

setuju

2. Definisi Operasional

1) Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam penelitian ini adalah proses belajar mengajar di sekolah yang didesain untuk membina dan mengembangkan warganegara yang cerdas, mampu dan memahami: 1) hak-hak asasinya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, 2) menjadi


(21)

warganegara Indonesia yang cerdas dan terampil, 3) warganegara yang berkarakter, sesuai yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

2) Metode Pembelajaran Portofolio

Pembelajaran portofolio merupakan pembelajaran sebagai proses kegiatan belajar mengajar (KBM) yang bersoko guru pada aktivitas belajar siswa kadar tinggi dan multi domain serta multi dimensional, proses ajar utuh terpadu, interdisipliner, akan memberdayakan pelakon berbagai kegiatan dan kemahiran siswa menjadi warga masyarakat serta anak bangsa yang baik, demokratis, cerdas dan berbudaya Indonesia (Djahiri, 2004:1).

Sedangkan langkah-langkah yang ditempuh dalam pembelajaran portofolio ini meliputi :

1. Identifikasi masalah-masalah dalam pembelajaran PKn berbasis

portofolio (X1).

2. Pemilihan masalah untuk dijadikan kajian kelas (X2).

3. Mengumpulkan informasi (X3).

4. Mengembangkan portofolio kelas (X4).

5. Menyajikan portofolio kelas (X5).

6. Merefleksikan pengalaman belajar (X6).

3) Karakter Siswa Sebagai Warganegara

Karakter seseorang dapat berkembang manakala terdapat proses

organik yang manusiawi, hal ini diungkapkan secara lebih lugas oleh Lickona (1992: 28) bahwa education had two great goals to help people become smart


(22)

and to help them become good, sehingga karakter yang utuh akan mencakup

kemampuan mengetahui hal-hal yang baik, menginginkan kebaikan untuk sesama, dan melakukan kebaikan sebagai bentuk tanggung jawab sosialnya. Lebih lanjut Lickona dalam Sabarudin (2010:13) menyebutkan 3 dimensi karakter unggul seeorang yang meliputi :

a. Pengetahuan tentang moral (Moral Knowing).

Yang dimaksud dengan Moral Knowning dalam penelitian ini memiliki enam unsur, yaitu kesadaran moral (moral awareness), pengetahuan tentang nilai-nilai moral (knowing moral values), penentuan sudut pandang (perspective taking), logika moral (moral

reasoning), keberanian mengambil/menentukan sikap (decision making), dan pengenalan diri (self knowledge). Keenam unsur adalah

komponen-komponen yang harus diajarkan kepada siswa untuk mengisi ranah kognitif mereka.

b. Perasaan/sikap (Moral Loving/feeling)

Yang dimaksud dengan Moral Loving atau Moral Feeling dalam penelitian ini merupakan penguatan aspek emosi iswa untuk menjadi manusia berkarakter. Penguatan ini berkaitan dengan bentuk-bentuk sikap yang harus dirasakan oleh siswa, yaitu kesadaran akan jati diri, percaya diri (self esteem), kepekaan terhadap derita orang lain (emphaty), cinta kebenaran (loving the

good), pengendalian diri (self control), kerendahan hati.

c Perilaku/tindakan Moral (Moral Acting)

Yang dimaksud dengan Moral Acting dalam penelitian ini adalah perwujudan dari Moral Knowing dan Moral Loving/Feeling dalam bentuk Competence, will dan habit.

G. Rencana Analisis Data

1. Memperkenalkan pembelajaran PKn berbasis portofolio pada siswa di

kelas.

2. Melakukan uji coba tes, mengadakan pre-test pada kelompok eksperimen

dan kontrol untuk mengetahui pemahaman siswa tentang pembelajaran PKn berbasis portofolio terhadap pengembangan warganegara muda.


(23)

3. Menerapkan pembelajaran PKn berbasis portofolio terhadap pengembangan warganegara muda pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.

4. Melakukan observasi keterlaksanaan pembelajaran PKn berbasis

portofolio terhadap pengembangan warganegara muda.

5. Memberikan post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk

mengetahui pembelajaran PKn berbasis portofolio terhadap

pengembangan warganegara muda setelah mendapat perlakuan.

6. Pengolahan dan Analisis Data, menghitung daya gain yang dinormalisasi

pemahaman pembelajaran PKn berbasis portofolio terhadap

pengembangan warganegara muda untuk eksperimen dan kelas kontrol, melakukan uji normalitas data gain yang dinormalisasi, melakukan uji homogenitas varians, melakukan uji kesamaan dua rata-rata, serta melakukan analisis data angket dan observasi.

H. Metodologi Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuasi eksperimen dengan desain non-equivalen control groups pre-test post-test

design. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan tes Sematik Deferential Osgood, skala Likert, kuesioner dan observasi. Analisis terhadap data dilakukan dengan bantuan statistical


(24)

I. Populasi Dan Sampel Penelitian

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Bina Dharma 2 Bandung yang terdiri dari 2 kelas dengan jumlah 60 siswa. Yang beralamat di Jalan Babakan Sari I no 131 Kelurahan Babakan Sari Kecamatan Kiaracondong. Sedangkan yang menjadi sampelnya dalam penelitian ini adalah siswa SMA Bina Dharma 2 Bandung Kelas X-2 yang berjumlah 30 siswa sebagai kelas eksperimen dan siswa SMA Bina Dharma 2 Bandung Kelas X-1 yang berjumlah 30 siswa sebagai kelas control.

J. Paradigma Penelitian

Gambar 1.2 Paradigma Penelitian Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Langkah-langkah 1. Identifikasi masalah 2. Memilih masalah

sebagai bahan kajian kelas

3. Mengumpulkan informasi 4. Mengembangkan

portofolio kelas 5. Menyajikan portofolio

kelas

6. Melakukan rekleksi pengalaman belajar

c. Perilaku Moral (moral action) Portofolio

(project citizen)

a. Pengetahuan Moral (moral knowing)

b. Perasaan Moral (moral feeling)

Temu an Peneliti

Terbentuknya karakter warga negara muda

Kesimpul an

Rekomen dasi


(25)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Alur Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Eksperimen kuasi. Dalam penelitian, yang menjadi fokus adalah pengaruh pembelajaran PKn berbasis portofolio terhadap pengembangan karakter siswa sebagai warganegara. Penelitian bermaksud melihat hubungan sebab akibat. Variabel bebasnya pembelajaran PKn berbasis portofolio, sedangkan variabel terikatnya adalah karakter siswa sebagai warganegara. Metode yang digunakan adalah penelitian Eksperimen kuasi (Best, 1982). Metode tersebut dilakukan untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimental sesungguhnya, dalam keadaan tidak memungkinkan untuk mengontrol atau mengendalikan semua variabel.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan desain penelitian Eksperimen kuasi yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran PKn berbasis portopolio terhadap pengembangan karakter siswa sebagai warganegara. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-equivalent control group pre-test post-test design (Campbell dan Stanley, 1963: 47). Dalam desain ini kedua kelompok tidak dipilih secara random. Dengan desain ini sampel dibagi dalam 2 kelompok yaitu satu kelompok dengan eksperimen dan satu kelompok lagi dengan kelompok


(26)

kontrol. Kelompok eksperimen mendapatkan pembelajaran PKn berbasis portofolio sedangkan kelompok kontrol mendapatkan pembelajaran dengan model konvensional. Terhadap dua kelompok dilakukan pre-test – post-test

untuk melihat pengaruh pembelajaran PKn berbasis portofolio terhadap pengembangan karakter siswa sebagai warga negara seperti yang digambarkan di bawah ini:

Tabel 3.1.

Rancangan Eksperimen

Kelompok Random Pre- test Treatment Post- test

Eksperimen R O1 V O2

Kontrol R O1 0 O2

Keterangan:

R : Pemilihan kelas secara acak O1 : Tes awal (pre-test)

O2 : Tes akhir (post-test)

X : Perlakuan pembelajaran berbasis portofolio

0 : Perlakuan pembelajaran konvensional

Pada bagan diatas terlihat bahwa kelompok eksperimen diberi perlakuan sedangkan kelompok kontrol tidak diberi perlakuan, kedua-duanya diuji baik pre-tes maupun post test. Tujuan dilakukan pre-test untuk melihat baik kelas control maupun kelas eksperimen memiliki tingkat homogenitas yang sama terutama tingkat aspek akademis siswa sehari-hari dalam pembelajaran PKn. Sedangkan pengujian post-test digunakan untuk membuktikan bahwa kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan pembelajaran portofolio berpengaruh signifikan terhadap pengembangan karakter siswa sebagai warganegara.


(27)

Adapun alur penelitian dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.1. Alur Penelitian

Studi Pendahuluan tentang Pembelajaran Pkn di SMA Bina Dharma 2

Studi literatur tentang:

 Buku Pelajaran Pkn Kelas X

 Kurikulum KTSP 2006 dan Kompetensi siswa

 Portofolio

Merumuskan masalah dan menentukan tujuan peneltian

Penyusunan pembelajaran PKn berbasis portopolio

Test Awal (Pre-test)

Pengaruh portofolio

Observasi Test Akhir

(Post-test)

Analisis Data

Temuan

Kesimpulan

semantic deferensial osgood instrumen skala sikap Likert Validasi, Uji

coba, Revisi

Kelompok

Kontrol Kelompok

Eksperimen

Media Pembelajaran

Konvensional


(28)

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X di SMA Bina Dharma 2 Bandung, yang terdiri dari 2 kelas dengan jumlah 60 peserta didik. Kedua kelas tersebut menjadi sampel dalam penelitian ini, untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol peneliti menentukan secara acak. Hasil secara acak didapat kelas X-2 sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 30 peserta didik yang akan diberikan perlakuan dengan menggunakan Pembelajaran berbasis portofolio dan kelas X-1 sebagai kelas kontrol dengan jumlah 30 peserta didik yang tidak diberi perlakuan atau dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2011-2012.

C. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Tahapan persiapan

Persiapan yang dilakukan dalam penelitian meliputi:

a. Melakukan studi pendahuluan yang meliputi kajian tentang

pembelajaran PKn.

b. Menyusun perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian.

c. Melakukan validasi instrumen.


(29)

2. Pelaksanaan

a. Memperkenalkan pembelajaran PKn berbasis portofolio pada siswa di kelas.

b. Melakukan uji coba tes, mengadakan pre-test pada kelompok

eksperimen dan kontrol untuk mengetahui pembelajaran PKn berbasis portofolio.

c. Menerapkan pembelajaran PKn berbasis portofolio pada kelas

eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.

d. Melakukan observasi keterlaksanaan pembelajaran PKn berbasis

portofolio.

e. Memberikan post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui pembelajaran PKn berbasis portofolio setelah mendapat perlakuan.

f. Menyebarkan angket tanggapan siswa terhadap penggunaan

pembelajaran PKn berbasis portofolio.

3. Pengolahan dan Analisis Data

Menghitung daya gain ternormalisasi pemahaman materi untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol, melakukan uji normalitas data gain yang ternormalisasi, melakukan uji homogenitas varians, melakukan uji kesamaan dua rata-rata, serta melakukan analisis data angket dan observasi.


(30)

D. Instrumen Penelitian

Untuk menjawab permasalahan penelitian dibuat instrumen penelitian sebagai alat bantu untuk mengumpulkan data- Instrumen yang digunakan

berupa: tes pemahman konsep, angket tanggapan siswa dan wawancara terhadap siswa tentang pengaruh pembelajaran PKn berbasis portofolio terhadap pengembangan karakter siswa sebagai warganegara.

Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran langsung tentang proses pembelajaran PKn berbasis portofolio terhadap pengembangan karakter siswa sebagai warganegara. Observasi pengajaran dilakukan oleh observer dengan mencatat hasil observasi pada lembar observasi dengan memberikan tanda cek. Adapun tujuannya adalah untuk melihat proses pembelajaran.

Wawancara terhadap siswa terutama dilakukan untuk melihat respon mereka tentang pengaruh pembelajaran PKn berbasis portofolio terhadap pengembangan karakter siswa sebagai warganegara. Siswa yang diwawancarai terdiri atas 3 orang siswa, yaitu masing-masing 1 orang dari kelompok tinggi, sedang dan rendah berdasarkan skor hasil tes penguasaan kompetensi yang diperoleh pada awal pengajaran. Wawancara dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mempertajam temuan dan hasil-hasil penelitian.

E. Analisis Tes

Uji coba soal tes pemahaman konsep dilakukan di kelas X Untuk mendapat tes yang dipercaya, maka soal-soal yang telah diujicoba perlu


(31)

diketahui dulu tingkat validitas, reliabilitas dan analisis butir soal sebelum digunakan dalam pengumpulan data.

1. Validitas Butir Soal.

Sebuah alat tes disebut valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur, sehingga perlu diuji validitasnya untuk mengetahui kesahihan alat tes tersebut. Validitas butir soal digunakan untuk mengetahui dukungan suatu butir soal terhadap skor total. Untuk menguji validitas setiap butir soal, skor-skor yang ada pada butir soal yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total. Sebuah soal akan memiliki validitas yang tinggi jika skor soal tersebut memiliki dukungan yang besar terhadap skor total. Dukungan setiap butir soal dinyatakan dalam bentuk korelasi sehingga untuk mendapatkan validitas suatu butir soal digunakan rumus korelasi.

Rumus yang digunakan menghitung validitas keseluruhan soal tes adalah korelasi product moment. (Arikunto, 2007: 70).

rxy=

N ∑XY− ∑X (∑Y)

N ∑X2− ∑X 2 [NY2(Y2)]

Keterangan:

rxy : koefisien korelasi antara variabel X dan Y.

N : jumlah siswa

X : skor tiap, butir soal


(32)

Kriteria validitas berdasarkan besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut:

0,80 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi

0,60 sampai dengan 0,79 : tinggi

0,40 sampai dengan 0,59 : cukup

0,20 sampai dengan 0,39 : rendah

0,00 sampai dengan 0,19 : sangat rendah

Nilai r yang diperoleh dengan menggunakan rumus Product Moment dari

Karl’s Pearson, harus diuji keberartiannya. Uji keberartian nilai r dilakukan

dengan menggunakan statistik uji-t sebagai berikut:

= −2

1− 2 (Sudjana, 1986: 377)

dengan,

r = koefisisen korelasi (validitas)

n = jumlah responden

t = harga t hitung

Menurut Sudjana (1986: 377), jika t-hitung > t-tabel, maka item dianggap berarti atau dalam hal ini soal tersebut dapat dikatakan valid. Dan sebaliknya apabila, t-hitung < t-tabel maka butir item tersebut dianggap tidak valid. Dimana t tabel, adalah nilai peluang distribusi t dengan taraf signifikansi

1 dan dkn2.

Dengan menggunakan metode perhitungan sebagaimana diuraikan di atas, hasil uji validitas item atas instrumen dalam penelitian ini adalah sebagaimana terlampir. Rekapitulasi jumlah item pada masing-masing


(33)

Tabel 3.2

Hasil Validitas Instrumen Penelitian

Variabel

Jumlah Item Angket Jumlah

Soal

Item Tidak Valid

Jml Valid

Pembelajaran PKn Berbasis Portofolio 36 - 36

Karakter Siswa sebagai Warganegara

Moral Knowing 24 7, 21 22

Moral Loving/Feeling 24 33, 48 22

Moral Action 15 55 14

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdapat beberapa item yang tidak valid.

Pada variabel pembelajaran PKn berbasis portofolio tampak bahwa semua item dinyatakan valid. Adapun pada variable karakter siswa sebagai warganegara terdapat 5 item yang tidak valid. Dari kelima item yang tidak valid tersebut, dua diantaranya merupakan bagian dari sub variable moral

knowing yakni item nomor 7 dan 21. Dua item lainnya merupakan bagian dari

sub variabel moral loving/feeling yakni nomor 33 dan 48. Adapun sisanya sebanyak satu soal yakni nomor 55 merupakan item yang merupakan bagian dari sub variable moral action.

Dengan demikian, maka kelima item yang tidak valid tersebut gugur dan tidak dapat diikutsertakan dalam analisis selanjutnya. Adapun item-item yang lainnya dinyatakan valid dan layak dijadikan sebagai alat ukur variabel penelitian.


(34)

2. Reliabilitas Tes

Koefisien reliabilitas instrumen dimaksudkan untuk melihat konsistensi jawaban butir-butir pemyataan yang diberikan oleh responden. Adapun alat analisisnya menggunakan metode rumus Alpha:

a) Nilai reliabilitas dihitung dengan menggunakan rumus alpha seperti

berikut:

2

11 1 2

1 n t k r k

       Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya item

∑n2 = jumlah varian butir t2 = varians total

dengan: 2 2 2 ( ) n X X n n

   

n2 = varians butir tiap item

n = jumlah responden uji coba instrumen

(∑X)2 = kuadrat jumlah skor seluruh responden dari setiap item

∑X2

= jumlah kuadrat jawaban responden dari setiap item

Varians total dihitung dengan rumus:

2 2 2 ( ) t Y Y n n

   


(35)

dengan:

t2 = varians total

n = jumlah responden uji coba instrumen

(∑Y)2 = kuadrat jumlah skor seluruh responden dari setiap item

∑Y2

= jumlah kuadrat skor responden

Pedoman dari Sugiyono (2000: 109), pemberian interpretasi terhadap reliabilitas (r1) pada umumnya digunakan patokan sebagai berikut : 1) Reliabilitas (rl) uji coba sama dengan atau lebih dari 0,70 berarti hasil uji coba tesnya memiliki reliabilitas tinggi; 2) Reliabilitas (r1) uji coba kurang dari 0,70 berarti hasil uji coba tesnya memiliki reliabilitas kurang (un-reliable).

Kriteria besarnya reliabilitas adalah sebagai berikut:

0,80 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi

0,60 sampai dengan 0,79 : tinggi

0,40 sampai dengan 0,59 : cukup

0,20 sampai dengan 0,39 : rendah

0,00 sampai dengan 0,19 : tidak reliabel

Hasil uji reliabilitas berdasarkan rumus sebagaimana diuraikan di atas, adalah sebagaimana ditunjukkan table berikut.

Tabel 3.3

Tingkat Reabilitas Instrumen Reabilitas Statistics

Instrumen Penelitian Cronbach Alpha N of Items

Pembelajaran PKn berbasis Portofolio 0,977 36

Karakter Siswa Sebagai Warganegara

Moral Knowing 0,835 24

Moral Loving/Feeling 0,856 24

Moral Action 0,730 15

Pada tabel 3.2 disajikan interpretasi ketercapaian tingkat reabilitas instrumen. Berdasarkan tabel tersebut diketahui harga reliabilitas semua


(36)

instrumen berada pada derajat keterandalan tinggi dan sangat tinggi. Artinya kesemua instrumen tersebut mampu menghasilkan skor-skor pada setiap item dengan konsisten serta layak untuk digunakan dalam penelitian.

3. Tingkat Kemudahan Soal

Yaitu bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal. Besarnya indeks kemudahan soal dapat dihitung dengan rumus:

P = � � ℎ� � � � � �

� � ℎ � �

Keterangan:

P = Indeks kemudahan soal

Jumlah skor ideal = jumlah responden x bobot maksimal soal

Kriteria indeks kemudahan soal adalah: Tabel 3.4

Klasifikasi Indeks Kemudahan Soal

P Klasifikasi Soal

00,0 ≤ P ≤ 0,30 0,3 < P ≤ 0,70 0,70 < P ≤ 1,00

Sukar Sedang Mudah Sumber (Arikunto, 2008: 210)

Berdasarkan hasil perhitungan, diketahui bahwa tingkat kemudahan instrumen penelitian pembelajaran PKn berbasis portofolio untuk semua item yang berjumlah 36 soal termasuk pada kategori sedang. Hasil perhitungan terlampir.


(37)

4. Daya Pembeda

Uji daya pembeda, dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tiap butir soal mampu membedakan antara siswa yang memahami konsep dengan yang tidak memahami konsep. Daya pembeda butir soal dihitung dengan menggunakan persamaan (Arikunto, 2006) :

B B A A

J B J B

ID 

dengan ID merupakan indeks daya pembeda, BA adalah banyaknya peserta tes

kelompok atas yang menjawab soal dengan benar. BB adalah banyaknya

peserta tes kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar, JA merupakan

banyaknya peserta tes kelompok atas, dan JB adalah banyaknya peserta tes

kelompok bawah.

Tabel 3.5

Klasifikasi Indeks Daya Pembeda Soal

ID Klasifikasi

0,00-0,20 0,21-0,40 0,41-0,70 0,71-1,00 Negatif

Jelek Cukup Baik Baik sekali

Tidak baik, harus dibuang

Hasil analisis daya pembeda item menunjukkan bahwa dari 36 soal yang digunakan dalam penelitian pembelajaran PKn berbasis portofolio, 27 diantaranya memiliki tingkat daya pembeda yang cukup, 8 item diantaranya memiliki tingkat daya pembeda yang tergolong baik, sedangkan sisanya sebanyak 1 item tergolong jelek. Oleh karena itu, maka


(38)

item yang memiliki tingkat daya pembeda jelek yakni nomor 9 dibuang dan tidak digunakan dalam analisis selanjutnya.

F. Teknik Analisis Data

Setelah penelitian diperoleh data. Data tersebut merupakan data mentah yang harus diolah agar dapat memberikan gambaran nyata mengenai permasalahan yang diteliti dan memberikan arah untuk mengkajian lebih lanjut. Adapun untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep siswa tentang demokrasi terdiri atas data pre test dan post test menggunakan skor gain yang dinormalisasi. Gain yang dinormalisasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus gain score ternormalisasi dengan rumusan Meltzer (Dewi, 2004)sebagai berikut:

� � � � ���� =� −

� � � 100%

Pengolahan Data

Pengolahan dan analisis data menggunakan uji statistik inferensial parametrik sebagai berikut:

1. Menyeleksi data

Menyeleksi data agar dapat diolah lebih lanjut, yaitu dengan memeriksa jawaban responden sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.


(39)

Penentuan bobot nilai untuk setiap kemungkinan jawaban pada setiap item variabel penelitian dengan menggunakan skala penilaian yang telah ditentukan, kemudian menentukan skornya.

3. Pemberian koding

Untuk setiap jawaban pada angket selanjutnya skor tersebut dijumlahkan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kecenderungan jawaban responden secara umum terhadap setiap variabel penelitian.

Rumus:

P = 100%

id

Dengan keterangan:

P = Prosentase skor rata-rata yang dicari X = Skor rata-rata setiap variabel

id

 = Skor rata-rata ideal setiap variabel

4. Melakukan analisis secara deskriptif, untuk mengetahui kecenderungan data. Dari analisis ini dapat diketahui rata-rata median, standar deviasi, dan varians data dari masing-masing variabel.

5. Pemeriksaan distribusi populasi data sampel

Pengujian distribusi populasi dari data sampel bertujuan untuk mengetahui sebaran dari populasi data sampel yang diperoleh, apakah data sampel berasal populasi yang berdistribusi normal atau distribusi teoritis lainnya. Hal ini sangat berpengaruh terhadap pemilihan uji statistik yang dipergunakan apakah prametrik atau nonparametrik. Dalam penelitian ini,


(40)

berdistribusi normal. Oleh karena itu, pengujian atas asumsi tersebut dilakukan dengan uji kecocokan atau lebih dikenal sebagai uji kolmogorov-smirnov. Pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan software statistik SPSS.

6. Menghitung skor gain ternormalisasi.

Untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang pembelajaran konsep demokrasi berbasis sketsa kewarganegaraan antara sebelum dan sesudah pembelajaran, dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil perhitungan skor gain yang dinormalisasi dengan rumus:

g = S post - S pre

S Maks - S pre

Keterangan:

Spost = skor tes akhir

Spre = skor tes awal

Smaks = skor maksimum

Kriteria tingkat gain ternormalisasi adalah: Tabel 3.6 Kriteria Tingkat Gain

Tingkat gain Kriteria

g 0,7 Tinggi

0,3 g < 0,7 Sedang

g < 0,3 Rendah


(41)

7. Uji Normalitas

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menguji normalitas suatu sampel salah satunya adalah dengan rumus Chi-Kuadrat. Uji normalitas dilakukan untuk melihat bahwa data yang diperoleh tersebar secara normal atau tidak. Menguji normalitas dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Menemukan batas kelas interval (L), yaitu dengan cara nilai ujung bawah kelas interval – 0,5 dan ujung kelas interval ditambah 0,5.

b) Mentransformasikan batas kelas interval ke dalam bentuk normal standar (z), dengan rumus:

c)

d) Menghitung luas kelas interval (L), dihitung dengan menggunakan dagtar Z yaitu dengan cara Za-Zb

e) Menghitung frekuensi yang diharapkan (Ei), dihitung dengan rumus:

Ei = L x N Dimana:

Ei : Frekuensi yang diharapkan L : Luas kelas interval

N : Jumlah data

f) Menghitung Chi Kuadrat dengan rumus:

2

X

E

2

) 0 (

X1– X

Z = S


(42)

g) Menentukan derajat kebebasan dengan rumus: dk = k - 3

h) Menentukan nilai Chi-Kuadrat pada daftar nilai x2ditentukan pada α = 0,05 dan dk-3

i) Menentukan kriteria uji normalitas:

Jika x2hitung < x2tabel maka data terdistribusi normal dan jika diluar kriteria tersebut maka data terdistribusi tidak normal.

8. Uji homogenitas

Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji variansi data gain yang dinormalisasi dua kelompok dengan rumus:

F = S² besar S² kecil Kriteria (Sudjana, 1996):

Pada taraf signifikansi α, variansi sampel dikatakan homogen jika: F ( Ftab

dengan Ftabel = F1/2α,(v1,v2).

9. Uji Keseimbangan

Uji keseimbangan dimaksudkan untuk menguji

matching/keseimbangan antara kelompok eksperimental dan kelompok

kontrol sebelum pembelajaran untuk memastikan kedua kelompok tersebut berangkat dari titik tolak yang sama. Dengan kata lain, uji ini dilakukan untuk mengetahui seimbang atau tidaknya kedua kelompok yang dianalisis


(43)

sebelum mendapatkan perlakuan. Statistik yang digunakan adalah uji independent sample t test.

, dimana =

Keterangan :

Simpangan baku gabungan Jumlah sampel kelompok 1 Jumlah sampel kelompok 2

Varians tes awal Varians tes akhir Skor rata-rata tes awal Skor rata-rata tes akhir

Kriteria pengujian adalah diterima hipotesis Ha, jika H0 diterima dan

H1 ditolak jika thitung < ttabel atau -thitung > -ttabel. Untuk harga-harga lainnya

ditolak.

10.Uji Hipotesis

Uji signifikansi perbedaan karakter siswa sebagai warganegara muda dari sebelum dengan sesudah perlakuan dihitung menggunakan uji t rata-rata dua sampel berpasangan, dengan pendekatan rumus:

�= � ∑ � −∑ � � � � −        y x y x n n S Y X 1 1 2 2 y x S

 

2 1 1 2 2      y x y y x x n n n S n S  2 S  1 n  2 n  2 x S  2 y SXY t


(44)

t = Nilai t hitung yang dicari

D = Rata-rata nilai beda

D2 = kuadrat nilai beda

N = Jumlah sampel

Kriteria pengujian adalah diterima hipotesis Ha, jika jika thitung > ttabel

atau -thitung < -ttabel didapat dari daftar distribusi dengan

dk

 

n

1

dan peluang

 

1

. Untuk harga-harga t lainnya ditolak.

11. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata (bebas)

Uji Kesamaan Dua Rata-Rata (bebas) dilakukan dengan menggunakan uji -t (t-test). Tujuan dari uji hipotesis adalah untuk mencari gain yang lebih besar antara peningkatan (gain) kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Rumus yang digunakan adalah (Sudjana, 1996):

= −E K

� 1E+ 1 K

²=(

E−1)�E²+ ( K−1)�K² E+ K -2

Keterangan:

� E = rata-rata N-gain skor kelompok eksperimen

� K = rata-rata N-gain skor kelompok kontrol nE = banyaknya subjek kelompok eksperimen

nK = banyaknya subjek kelompok control

s = simpangan baku s2 = varians


(45)

Kriteria (Sudjana, 1996):

t ≥t(1- α ) maka hipotesis (HI)diterima dan sebaliknya jika t < t(I - α),maka


(46)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan Umum

Berdasarkan analisis dan pengujian hipotesis yang dilakukan oleh penelitian serta hasil pembahasan, secara umum dapat disimpulkan bahwa Penggunaan model pembelajaran konvensional dan pembelajaran portofolio keduanya dapat mengembangkan karakter siswa sebagai warganegara. Tetapi hasil penelitian menunjukan bahwa perkembangan karakter siswa pada kelas yang menggunakan model pembelajaran potofolio perkembangannya mengalami peningkatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang menggunakan model pembelajaran konvensional.

Berdasarkan rumusan masalah, sebagaimana telah diuraikan dalam bab IV, maka tampak pengaruh pembelajaran PKn berbasis portofolio terhadap pengembangan karakter siswa sebagai warganegara di SMA Bina Dharma 2 Bandung dapat dirinci sebagai berikut:

1. Terdapat peningkatan yang signifikan pada karakter siswa kelas

eksperimen sebagai warganegara dari sebelum dengan sesudah diberi pembelajaran PKn berbasis portofolio. Hal ini karena pembelajaran PKn

dengan menggunakan portofolio memberikan kontribusi dalam


(47)

dispositions dan civic skills) melalui pengalaman selama proses

pembelajaran yang didukung semua pihak yang terkait dan terlibat melalui program nyata yang terencana, terarah, terpadu, menyeluruh secara kontinu.

2. Terdapat peningkatan yang signifikan pada karakter siswa kelas kontrol sebagai warganegara dari sebelum dengan sesudah diberi pembelajaran PKn secara konvensional. Pada kelas kontrol pembentukan karakter siswa sebagai warganegara mengalami peningkatan yang sedikit lebih rendah karena siswa tidak terlibat langsung dalam pembelajaran, guru yang lebih dominan dalam pembelajaran konvensional.

3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor peningkatan karakter siswa sebagai warganegara siswa kelas eksperimen yang mendapat pembelajaran PKn berbasis portofolio dengan siswa kelas kontrol yang tidak mendapat perlakuan serupa dimana peningkatan karakter siswa sebagai warganegara siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibanding peningkatan karakter siswa sebagai warganegara siswa kelas kontrol. Hal ini karena pembelajaran PKn berbasis portofolio lebih efektif dalam mempengaruhi peningkatan karakter siswa sebagai warganegara dibanding model pembelajaran konvensional.

B. Kesimpulan Khusus

1. Peningkatan mutu pembelajaran PKn dengan menggunakan model


(48)

2. Penggunaan portopolio dapat memberikan solutif, inovatif, adaptif dan kreatif yang menumbuhkan partisifasi siswa yang bermutu dalam berbagai permasalahan dan kebijakan publik, termasuk kehidupan politik dan kehidupan bermasyarakat.

3. Hambatan-hambatan dalam mengimplementasikan pembelajaran PKn

menggunakan model portofolio, waktu pelaksanaan lebih dari jumlah pelajaran yang dibutuhkan, biaya yang disediakan untuk pemenuhan kegiatan baik dilapangan dan di kelas, oleh guru dan siswa senantiasa berupaya diminimalisir melalui koordinasi dengan berbagai pihak yang terkait sehingga pembelajarannya bermakna, utuh, terintegrasi, guna mendorong dan terwujudnya siswa yang memiliki karakter sebagai warganegara.

4.

C. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka pada bagian ini dikemukakan beberapa rekomendasi yang diperlukan. Rekomendasi tersebut adalah sebagai berikut: 1. Untuk Guru

a. Pembelajaran PKn baik dari segi materi, media, metode harus terus ditingkatkan, dievaluasi dan diinovasi, sebab meskipun berpengaruh signifikan terhadap pembentukan karakter siswa sebagai warganegara


(49)

tetapi pengaruhnya lebih rendah dengan menggunakan pembelajaran konvensional dibandingkan dengan menggunakan portofolio.

b. Agar guru mampu menciptakan suasana yang kretif, inovatif dan

menyenangkan sehingga para siswa mendapatkan pengalaman belajar selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung dan memperolah hasil pembelajaran yang maksimal dengan cara memilih strategi atau metode dan media pembelajaran yang tepat untuk memaksimalkan proses dan hasil pembelajaran.

c. Agar para guru merancang suatu pembelajaran yang dimulai dari

proses persiapan, penyajian materi pembelajaran penyajian materi pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran secara baik dengan harapan memperoleh hasil yang maksirnal. Guru hendaknya lebih memperluas wawasan pengetahuan dan keterampilannya dengan isu-isu aktual, agar dapat memancing siswa untuk mampu berpikir lebih kritis terhadap permasalahan yang ada disekitamya.

d. Pada tahapan langkah-langkah dan strategi dalam implementasi

pembelajaran portofolio sebaiknya terarah, terencana, lengkap dan konsisten agar memberikan dampak positif dan baik dalam meningkatkan kompetensi siswa.

2. Untuk Siswa

Senantiasa perlu meningkatkan motivasi belajarnya, dan mengubah pola pikir bahwa belajar tidak hanya terpaku pada materi yang diberikan


(50)

oleh guru saja tetapi belajar bisa dilakukan di dalam kelas, tetapi juga dapat belajar dari lingkungan dan masyarakat.

3. Untuk Sekolah

a. Ciptakan iklim sekolah yang tertib dan aman serta menyenangkan.

b. Perlunya diciptakan iklim belajar yang objektif, penuh kebebasan dan

yang terarah, dihargai potensi dirinya, tidak pilih kasih atau diskriminatif, hangat, kekeluargaan, terbuka dan tidak ada paksaan dalam bentuk apapun juga.

c. Menjadikan kelas sebagai “democratic laboratory”, lingkungan

sekolah sebagai “micro cosmos of democracy” dan masyarakat sebagai

open global classroom

d. Sekolah hendaknya memberikan berbagai pengalaman sehingga siswa

dapat belajar dan mempraktekkan tingkah laku yang tepat untuk berbagai tujuan dalam rangka menumbuhkan warganegara yang akademis, demokratis dan berkarakter.

4. Untuk Dinas Pendidikan

a. Dengan menggunakan model portofolio pada pembelajaran PKn,

respon siswa sangat antusias, positif. Sebaiknya dilaksanakan lomba serta pelatihan secara terprogram, terencana, kontinu dan terpadu


(51)

menjadi solusi alternative dan inovatif guna mendukung peningkatan mutu pembelajaran dan pembentukan karakter warga negara

b. Hasil penelitian ini diharapkan agar Dinas Pendidikan Kota Bandung hendaknya memiliki komitmen yang kuat untuk memperbaiki mutu pendidikan dalam keseluruhan sistemnya secara komprehensif dan sinergis. Kemudian hasil penelitian ini ditujukan sebagai tambahan informasi bagi Dinas Pendidikan dapat menerapkan portofolio dalam pembelajaran PKn yang sesuai dengan kebutuhan siswa saat ini.


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan Umum

Berdasarkan analisis dan pengujian hipotesis yang dilakukan oleh penelitian serta hasil pembahasan, secara umum dapat disimpulkan bahwa Penggunaan model pembelajaran konvensional dan pembelajaran portofolio keduanya dapat mengembangkan karakter siswa sebagai warganegara. Tetapi hasil penelitian menunjukan bahwa perkembangan karakter siswa pada kelas yang menggunakan model pembelajaran potofolio perkembangannya mengalami peningkatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang menggunakan model pembelajaran konvensional.

Berdasarkan rumusan masalah, sebagaimana telah diuraikan dalam bab IV, maka tampak pengaruh pembelajaran PKn berbasis portofolio terhadap pengembangan karakter siswa sebagai warganegara di SMA Bina Dharma 2 Bandung dapat dirinci sebagai berikut:

1. Terdapat peningkatan yang signifikan pada karakter siswa kelas eksperimen sebagai warganegara dari sebelum dengan sesudah diberi pembelajaran PKn berbasis portofolio. Hal ini karena pembelajaran PKn dengan menggunakan portofolio memberikan kontribusi dalam pengembangan kompetensi kewarganegaraan (civic knowlegde, civic


(2)

dispositions dan civic skills) melalui pengalaman selama proses

pembelajaran yang didukung semua pihak yang terkait dan terlibat melalui program nyata yang terencana, terarah, terpadu, menyeluruh secara kontinu.

2. Terdapat peningkatan yang signifikan pada karakter siswa kelas kontrol sebagai warganegara dari sebelum dengan sesudah diberi pembelajaran PKn secara konvensional. Pada kelas kontrol pembentukan karakter siswa sebagai warganegara mengalami peningkatan yang sedikit lebih rendah karena siswa tidak terlibat langsung dalam pembelajaran, guru yang lebih dominan dalam pembelajaran konvensional.

3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor peningkatan karakter siswa sebagai warganegara siswa kelas eksperimen yang mendapat pembelajaran PKn berbasis portofolio dengan siswa kelas kontrol yang tidak mendapat perlakuan serupa dimana peningkatan karakter siswa sebagai warganegara siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibanding peningkatan karakter siswa sebagai warganegara siswa kelas kontrol. Hal ini karena pembelajaran PKn berbasis portofolio lebih efektif dalam mempengaruhi peningkatan karakter siswa sebagai warganegara dibanding model pembelajaran konvensional.

B. Kesimpulan Khusus


(3)

2. Penggunaan portopolio dapat memberikan solutif, inovatif, adaptif dan kreatif yang menumbuhkan partisifasi siswa yang bermutu dalam berbagai permasalahan dan kebijakan publik, termasuk kehidupan politik dan kehidupan bermasyarakat.

3. Hambatan-hambatan dalam mengimplementasikan pembelajaran PKn menggunakan model portofolio, waktu pelaksanaan lebih dari jumlah pelajaran yang dibutuhkan, biaya yang disediakan untuk pemenuhan kegiatan baik dilapangan dan di kelas, oleh guru dan siswa senantiasa berupaya diminimalisir melalui koordinasi dengan berbagai pihak yang terkait sehingga pembelajarannya bermakna, utuh, terintegrasi, guna mendorong dan terwujudnya siswa yang memiliki karakter sebagai warganegara.

4.

C. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka pada bagian ini dikemukakan beberapa rekomendasi yang diperlukan. Rekomendasi tersebut adalah sebagai berikut: 1. Untuk Guru

a. Pembelajaran PKn baik dari segi materi, media, metode harus terus ditingkatkan, dievaluasi dan diinovasi, sebab meskipun berpengaruh signifikan terhadap pembentukan karakter siswa sebagai warganegara


(4)

tetapi pengaruhnya lebih rendah dengan menggunakan pembelajaran konvensional dibandingkan dengan menggunakan portofolio.

b. Agar guru mampu menciptakan suasana yang kretif, inovatif dan menyenangkan sehingga para siswa mendapatkan pengalaman belajar selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung dan memperolah hasil pembelajaran yang maksimal dengan cara memilih strategi atau metode dan media pembelajaran yang tepat untuk memaksimalkan proses dan hasil pembelajaran.

c. Agar para guru merancang suatu pembelajaran yang dimulai dari proses persiapan, penyajian materi pembelajaran penyajian materi pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran secara baik dengan harapan memperoleh hasil yang maksirnal. Guru hendaknya lebih memperluas wawasan pengetahuan dan keterampilannya dengan isu-isu aktual, agar dapat memancing siswa untuk mampu berpikir lebih kritis terhadap permasalahan yang ada disekitamya.

d. Pada tahapan langkah-langkah dan strategi dalam implementasi pembelajaran portofolio sebaiknya terarah, terencana, lengkap dan konsisten agar memberikan dampak positif dan baik dalam meningkatkan kompetensi siswa.

2. Untuk Siswa


(5)

oleh guru saja tetapi belajar bisa dilakukan di dalam kelas, tetapi juga dapat belajar dari lingkungan dan masyarakat.

3. Untuk Sekolah

a. Ciptakan iklim sekolah yang tertib dan aman serta menyenangkan. b. Perlunya diciptakan iklim belajar yang objektif, penuh kebebasan dan

yang terarah, dihargai potensi dirinya, tidak pilih kasih atau diskriminatif, hangat, kekeluargaan, terbuka dan tidak ada paksaan dalam bentuk apapun juga.

c. Menjadikan kelas sebagai “democratic laboratory”, lingkungan

sekolah sebagai “micro cosmos of democracy” dan masyarakat sebagai

open global classroom

d. Sekolah hendaknya memberikan berbagai pengalaman sehingga siswa dapat belajar dan mempraktekkan tingkah laku yang tepat untuk berbagai tujuan dalam rangka menumbuhkan warganegara yang akademis, demokratis dan berkarakter.

4. Untuk Dinas Pendidikan

a. Dengan menggunakan model portofolio pada pembelajaran PKn, respon siswa sangat antusias, positif. Sebaiknya dilaksanakan lomba serta pelatihan secara terprogram, terencana, kontinu dan terpadu


(6)

menjadi solusi alternative dan inovatif guna mendukung peningkatan mutu pembelajaran dan pembentukan karakter warga negara

b. Hasil penelitian ini diharapkan agar Dinas Pendidikan Kota Bandung hendaknya memiliki komitmen yang kuat untuk memperbaiki mutu pendidikan dalam keseluruhan sistemnya secara komprehensif dan sinergis. Kemudian hasil penelitian ini ditujukan sebagai tambahan informasi bagi Dinas Pendidikan dapat menerapkan portofolio dalam pembelajaran PKn yang sesuai dengan kebutuhan siswa saat ini.


Dokumen yang terkait

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BERBASIS KARAKTER Pengelolaan Pembelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Berbasis Karakter Di MTS N Klaten.

0 1 15

PENGEMBANGAN KARAKTER KREATIF DAN DISIPLIN PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Pengembangan Karakter Kreatif dan Disiplin pada Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (Studi Kasus pada Siswa Kelas X Seni Lukis SMK Neg

0 2 19

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) Pengelolaan Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) (Studi Situs SMP Negeri 5 Wonogiri).

0 4 18

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) Pengelolaan Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) (Studi Situs SMP Negeri 5 Wonogiri).

0 4 21

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP SIKAP ANTIKORUPSI SISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen di Kelas X SMA Negeri 8 Bandung.

1 7 70

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PROSES PEMBELAJARAN PKn KELAS X SMA Implementasi Pendidikan Karakter Pada Proses Pembelajaran PKn Kelas X SMA (Studi Kasus Di SMA Muhammadiyah 4 Kartasura Tahun Pelajaran 2011/2012).

0 2 16

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PROSES PEMBELAJARAN PKn KELAS X SMA Implementasi Pendidikan Karakter Pada Proses Pembelajaran PKn Kelas X SMA (Studi Kasus Di SMA Muhammadiyah 4 Kartasura Tahun Pelajaran 2011/2012).

0 2 16

PENDEKATAN KLARIFIKASI NILAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN SEBAGAI POLA PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KARAKTER : Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Bandung.

1 6 323

PENGARUH PEMBELAJARAN KONSEP DEMOKRASI BERBASIS SKETSA KEWARGANEGARAAN TERHADAP UPAYA MEMBANGUN KARAKTER UNGGUL SISWA SMA : Penelitian Quasi-Experimental Pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Kelas XI SMA Negeri 1 Manggar.

0 2 63

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BERBASIS PORTOFOLIO.

3 13 114