PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA.

(1)

Rifki Risma Munandar, 2015

PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA

SESUAI

GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI

MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO

STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI

SPERMATOPHYTA

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Jurusan Pendidikan Biologi

Oleh

Rifki Risma Munandar 1302623

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

SEKOLAH PASCASARJANA


(2)

Rifki Risma Munandar, 2015

PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015

PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA

SESUAI

GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI

MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO

STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI

SPERMATOPHYTA

Oleh

Rifki Risma Munandar

S.Pd UPI Bandung, 2012

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pascasarjana

© Rifki Risma Munandar 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

Rifki Risma Munandar, 2015

PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA

SESUAI

GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI

MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO

STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI

SPERMATOPHYTA

RIFKI RISMA MUNANDAR 1302623

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing

Dr. rer.nat. Adi Rahmat, M.Si NIP.196512301992021001

Mengetahui,

Ketua Prodi Pendidikan Biologi,

Dr. Bambang Supriatno, MSi. NIP. 196305211988031002


(4)

Rifki Risma Munandar, 2015

PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul " pengelolaan beban kognitif siswa sesuai gaya belajar dan sosial ekonomi menggunakan pembelajaran

two stay two stray pada materi klasifikasi spermatophyta" ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini

Bandung, 8 Oktober 2015 Yang membuat Pernyataan,


(5)

Rifki Risma Munandar, 2015

PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Proses pembelajaran tidak lepas dari strategi pembelajaran, stratagi pembelajaran yang digunakan harus membantu siswa untuk mempermudah dalam menerima dan mengolah informasi supaya siswa tidak melakukan usaha ekstra di luar pembelajaran, terlebih lagi materi klasifikasi spermatophyta memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis perbedaan beban kognitif siswa SMA sesuai gaya belajar dan sosial ekonomi pada materi klasifikasi spermatophyta menggunakan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray (TSTS) dan pembelajaran konvensional. Penelitian dilakukan pada salah satu SMA Negeri kota Bandung menggunakan metode quasy experimental dengan disain posttest only control group. Subjek penelitian kelas pertama terdiri atas 33 siswa, menggunakan pembelajaran two stay two stray (TSTS), sedangkan kelas kedua terdiri atas 34 siswa, menggunakan strategi pembelajaran konvensional. Hasil penelitian menunjukan 1). Dilihat dari beban kognitif

extraneous yang masih tinggi untuk memperoleh kemampuan penalaran pada kedua kelas, menunjukan bahwa kedua kelas memiliki beban kognitif yang sama. Dengan nilai korelasi pada kelas kontrol sebesar -0,295, sedangkan pada kelas eksperimen sebesar 0,133; 2). Kelas eksperimen dan kelas kontrol, kemampuan menerima dan mengolah informasi berkorelasi dengan meningkatnya hasil belajar karena sesuai dengan dominasi gaya belajar kedua kelas; 3). Keadaan sosial ekonomi pada kelas eksperimen berkorelasi dengan kemampuan menerima dan mengolah informasi, sedangkan kelas kontrol berkorelasi dengan usaha mental. Hasil ini mengindikasikan bahwa pada kedua kelas masih memiliki beban kognitif yang tinggi, sehingga dibutuhkan pengembangan strategi pembelajaran yang mampu menurunkan beban kognitif.


(6)

Rifki Risma Munandar, 2015

PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

The learning process can’t be separated from instructional strategy, instructional strategy used should help students to make it easier to receive and process information, so that students do not do the extra effort outside of learning, especially classification of Spermatophyta material has a high level of complexity. The purpose of this study is to analyze differences in the cognitive load of high school students appropriate learning style and socio economic on the material classification of Spermatophyta using cooperative learning two stay two stray (TSTS) and conventional learning. The study was conducted on one of Senior High School in Bandung using quasy experimental method with posttest only control group design. First-class research subjects consisted of 33 students, using strategy two stay two stray (TSTS), while the second class consisted of 34 students, using conventional learning strategy. The results showed 1). Seen from extraneous cognitive load is still high to acquire reasoning abilities in both classes, showed that both classes have the same cognitive load. With the correlation values at control class is -0.295, while the experimental class of 0.133; 2). Experimental class and control class, the ability to receive and process information correlated with increased learning outcomes because according to the learning style dominance of the two classes; 3). Socio economic situation in the experimental class correlates with the ability to receive and process information, while the control class is correlated with mental effort. These results indicate that in both classes still have high cognitive load, requiring the development of learning strategies that can reduce the cognitive load


(7)

Rifki Risma Munandar, 2015

PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

DRAFT HALAMAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Batasan Masalah ... 8

E. Manfaat Penelitian ... 9

F. Struktur Organisasi tesis ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Beban kognitif ... 11

B. Pembelajaran kooperatif tipe two stay twostray ... 15

C. Gaya belajar ... 17

D. Sosial ekonomi ... 19

E. klasifikasi tumbuhan Spermatophyta ... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian dan Desain Penelitian ... 30

B. Definisi Operasional ... 30

C. Populasi dan Sampel ... 32

D. Instrumen Penelitian dan Pengembangannya ... 32

E. Prosedur Penelitian ... 34

F. Analisis Data Hasil Uji Coba Instrumen ... 37


(8)

Rifki Risma Munandar, 2015

PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Penelitian ... 45

1. Data Perbedaan Beban Kognitif Pada Kedua Kelas ... 45

2. Data Beban Kognitif Sesuai Gaya Belajar ... 53

3. Data Perhitungan Hubungan Sosial Ekonomi dengan Beban Kognitif ... 60

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 67

1. Perbedaan Beban Kognitif Pada Kedua Kelas ... 69

2. Beban Kognitif Sesuai Gaya Belajar ... 80

3. Hubungan Sosial Ekonomi dengan Beban Kognitif ... 86

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 93

B. Rekomendasi ... 93

DAFTAR PUSTAKA ... 95


(9)

Rifki Risma Munandar, 2015

PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

3.1. Desain Penelitian ... 30

3.2. Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Penalaran ... 33

3.3. Perbandingan Pembelajaran Menggunakan Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Dan Pembelajaran konvensional... 35

3.4. Klasifikasi Validitas Butir Soal... 37

3.5. Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal... 38

3.6. Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal ... 38

3.7. Interpretasi Reabilitas Tes ... 39

3.8. Rekapitulasi Hasil Analisi Butir Soal Kemampuan Penalaran ... 39

3.9. Kategorisasi Kemampuan Penalaran ... 40

3.10. Kategorisasi Kemampuan Menganalisis Informasi ... 42

3.11. Kategorisasi Usaha Mental. ... 42

3.12 Koefisien korelasi ... 43

3.13. Interpretasi golongan sosial ekonomi ... 44

4.1. Hasil Pengujian Statistik Kemampuan Menerima dan Mengolah Informasi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 46

4.2. Hasil Uji Homogenitas Kemampuan Menerima dan Mengolah Informasi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 46

4.3. Hasil Uji Hipotesis Kemampuan Menerima dan Mengolah Informasi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 47

4.4. Hasil Pengujian Statistik Usaha Mental Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 48

4.5. Hasil Uji Homogenitas Usaha Mental Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 48

4.6. Hasil Uji Hipotesis Usaha Mental Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 48


(10)

Rifki Risma Munandar, 2015

PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.7. Hasil Pengujian Statistik Kemampuan Penalaran Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 49 4.8. Hasil Uji Homogenitas Kemampuan Penalaran Kelas Kontrol dan

Kelas Eksperimen ... 50 4.9. Hasil Uji Hipotesis Kemampuan Penalaran Kelas Kontrol dan Kelas

Eksperimen ... 50 4.10. Uji Korelasi Antar Komponen Beban Kognitif ... 51 4.11. Rekapitulasi Gaya Belajar Pada Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen 53 4.12. Rekapitulasi Dominansi Gaya Belajar Sesuai Golongan Sosial Ekonomi

Pada Kedua Kelas ... 54 4.13. Rekapitulasi Nilai Rata-Rata Beban Kognitif Sesuai Gaya Belajar

Pada Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen ... 55 4.14. Uji Korelasi Beban Kognitif Sesuai Gaya Belajar Pada Kelas Kontrol

Dan Kelas Eksperimen ... 57 4.15. Hasil Pengujian Statistik Keadaan Sosial Ekonomi Kelas Kontrol dan

Kelas Eksperimen ... 61 4.16. Hasil Uji Homogenitas Sosial Ekonomi Kelas Kontrol dan Kelas

Eksperimen ... 61 4.17. Hasil Uji Hipotesis Sosial Ekonomi Kelas Kontrol dan Kelas

Eksperimen ... 62 4.18. Uji Korelasi Komponen Beban Kognitif dengan Sosial Ekonomi ... 62 4.19. Rekapitulasi Rata-Rata Nilai Sosial Ekonomi Pada Kelas Kontrol dan

Kelas Eksperimen ... 65 4.20. Rekapitulasi Nilai Rata-Rata Beban Kognitif Sesuai Golongan Sosial


(11)

Rifki Risma Munandar, 2015

PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Struktur Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS ... 17

3.1. Alur Penelitian ... 36

4.1. Diagram Perbandingan Beban Kognitif ... 50

4.2. Diagram Rekapitulasi Gaya Belajar ... 54


(12)

Rifki Risma Munandar, 2015

PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

A.RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ... 102

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas kontrol ... 113

B.DISAIN KEGIATAN PRAKTIKUM Disain Kegiatan Praktikum ... 122

C.INSTRUMEN PENELITIAN 1. Instrumen intrinsic cognitive load ... 134

2. Instrumen extraneous cognitive load Kelas Eksperimen ... 140

3. Instrumen extraneous cognitive load Kelas Kontrol ... 142

4. Instrumen germane cognitive load ... 144

5. Instrumen Gaya Belajar ... 157

6. Instrumen Sosial Ekonomi ... 160

7. Kisi-kisi Interpretasi Beban Kognitif ... 161

D.ANALISIS BUTIR SOAL 1. Analisis Butir Soal Instrumen Penguasaan Konsep ... 162

E.ANALISIS STATISTIK 1. Analisis Tabulasi Hasil Kemampuan Menerima Dan Mengolah Informasi ... 164


(13)

Rifki Risma Munandar, 2015

PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Uji Homogenitas Levene Test ... 166

4. Uji hipotesis Kemampuan Menerima Dan Mengolah informasi ... 166

5. Analisis Tabulasi Hasil usaha mental ... 166

6. Uji Normalitas SaphiroWilk Test ... 168

7. Uji Homogenitas Levene Test ... 168

8. Uji hipotesis usaha mental ... 168

9. Analisis Tabulasi Hasil Kemampuan Penalaran ... 168

10. . Uji Normalitas SaphiroWilk Test ... 170

11. Uji Homogenitas Levene Test ... 170

12. Uji hipotesis kemampuan penalaran ... 170

13. Uji Korelasi Antar Komponen Beban Kognitif ... 171

14. Analisis Tabulasi Hasil sosial ekonomi ... 174

15. Uji Normalitas SaphiroWilk Test ... 175

16. Uji Homogenitas Levene Test ... 175

17. Uji hipotesis sosial ekonomi ... 175

18. Uji Korelasi dan Regresi Komponen Beban Kognitif dengan Sosial Ekonomi ... 176

19. Rekapitulasi Gaya Belajar Pada Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen ... 179

20. Uji Korelasi Kemampuan Menerima dan Mengolah Informasi, Usaha Mental dan Kemampuan Penalaran Semua Gaya Belajar ... 181

21. Uji Regresi Kemampuan Menerima dan Mengolah Informasi, Usaha Mental dan Kemampuan Penalaran Semua Gaya Belajar ... 187

F. ADMINISTRASI PENELITIAN Surat Izin Penelitian ... 191

G. DOKUMENTASI PENELITIAN Dokumentasi Penelitian ... 192


(14)

Rifki Risma Munandar, 2015

PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA


(15)

Rifki Risma Munandar, 2015

PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran di sekolah pada dasarnya bertujuan untuk memberikan arahan pada siswa agar siswa dapat menerapkan keterampilan dan pengetahuan dalam kehidupannya dengan mendorong berkembangnya kemampuan berpikir siswa. Akan tetapi menurut Fachrurazi (2011) penguasaan kemampuan berpikir tidak cukup dijadikan sebagai tujuan pendidikan semata, tetapi juga sebagai proses fundamental yang memungkinkan siswa untuk mengatasi ketidaktentuan masa mendatang. Mengenai hal tersebut, salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan Indonesia pada saat ini adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Pada proses pembelajaran siswa kurang diarahkan untuk mengembangkan kemampuan berpikir, siswa hanya diarahkan untuk menghafal informasi yang diterimanya (konseptual) (Herman, 2007).

Selain itu, kita menyadari bahwa kebanyakan para pendidik juga kurang memerhatikan beban psikologis siswa, apakah dengan pembelajaran yang digunakan membebani siswa dalam mengolah informasi atau tidak. Para pendidik hanya memerhatikan hasil akhir dari proses pembelajaran saja, tanpa memerhatikan hasil belajar tersebut diperoleh dari mana, yang penting hasil belajar yang diperoleh oleh siswa meningkat. Padahal sebenarnya yang paling penting dalam proses belajar adalah bukan hanya hasil akhir saja. Akan tetapi, efektivitas dari keberlangsungan proses belajar mengajar di kelas dalam menyampaikan informasi (Rustaman, 2010).

Proses belajar mengajar di kelas tidak lepas dari strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru. Di dalam strategi pembelajaran terkait proses penyampaian informasi, pengorganisasian informasi dan pengintegrasian elemen-elemen informasi (Antika et al., 2014). Apabila strategi pembelajaran yang digunakan tidak dikelola atau tidak disiapkan dengan baik oleh guru,


(16)

2

Rifki Risma Munandar, 2015

PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

maka kemungkinan besar siswa akan mengalami kesulitan dalam menerima informasi ketika belajar di kelas. Sedangkan menurut Kalyuga (2011) suatu pembelajaran yang efektif dan efisien harus dapat membangun suatu kondisi belajar, dimana informasi yang diterima oleh siswa disimpan berdasarkan kapasitas memorinya, sehingga siswa tidak mengalami overload memory. Jika strategi pembelajaran yang digunakan tidak memfasilitasi kegiatan kognitif atau tidak bisa menyimpan informasi dalam memori dalam jangka panjang, akan berdampak pada sedikitnya pengetahuan yang dibangun dalam memori jangka panjang (Sweller, 1994).

Supaya tersimpannya informasi dalam jangka panjang, para pendidik harus mampu memilih strategi pembelajaran yang tepat dengan mempertimbangkan karakteristik materi yang akan dipelajari, terutama pelajaran biologi. Ada beberapa materi pelajaran yang cukup sulit dipahami oleh siswa, diantaranya yaitu mengenai klasifikasi tumbuhan, khususnya klasifikasi tumbuhan Spermatophyta. Klasifikasi tumbuhan merupakan suatu cara untuk mempelajari ilmu botani dalam pembelajaran biologi melalui pengklasifikasian berbagai jenis tumbuhan (Tjitrosoepomo, 2010).

Klasifikasi tumbuhan memiliki tingkat kompleksitas materi yang sangat tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari isi (content) materi klasifikasi tumbuhan yang berkaitan erat dengan dasar-dasar ilmu biologi, seperti bahasa ilmiah, morfologi, anatomi dan ekologi (Suraida, 2012). Akan tetapi tidak hanya itu, adanya pola sistem klasifikasi yang berbeda-beda yang telah dikembangkan oleh para ahli, membuat peserta didik menjadi bingung untuk memahami mengenai materi klasifikasi tumbuhan. Selain itu, materi klasifikasi tumbuhan Spermatophyta juga dianggap penting dalam pelajaran biologi, supaya siswa memahami bentuk dan nama tumbuhan apa yang mereka lihat dan makan dalam kehidupan sehari-hari baik itu sayuran ataupun buah-buahan. Kebanyakan siswa pada dewasa ini tidak mengetahui nama tumbuhan yang dilihat, mereka hanya mengetahui jenis buahnya saja. Oleh karena itu, dapat dimaklumi bahwa klasifikasi tumbuhan Spermatophyta merupakan salah satu materi biologi yang dianggap cukup sulit untuk dikuasai oleh siswa.


(17)

3

Rifki Risma Munandar, 2015

PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut De Jong (2010) apabila pembelajaran memiliki jumlah elemen informasi yang banyak dan memerlukan tingkat pemahaman yang tinggi, akan berdampak pada beban kognitif intrinsic yang tinggi. Tingginya beban kogntif

intrinsic akan berdampak pada rendahnya kemampuan siswa dalam menerima dan mengolah informasi. Beban kognitif intrinsic disini merupakan beban yang terbentuk akibat kompleksitas materi ajar yang tinggi serta materi tersebut memiliki interkoneksi yang tinggi, sehingga siswa tidak mampu menyimpan informasi tersebut sesuai dengan kapasitas memori kerjanya (Sweller, 2010). Dengan demikian dibutuhkan suatu pemahaman guru supaya mempermudah materi yang akan diajarkan dan merancang suatu strategi pembelajaran yang tepat supaya siswa tidak memiliki beban kognitif intrinsic

yang tinggi.

Adanya kecenderungan guru dalam memilih strategi pembelajaran yang kurang menarik dan kurang interaktif, akan berakibat pada pengolahan informasi untuk membangun skema kognitif (Dewi, 2013). Seharusnya strategi pembelajaran dirancang untuk membantu mempermudah siswa dalam menerima dan mengolah informasi. Jika strategi pembelajaran yang digunakan kurang tepat atau tidak membantu untuk mempermudah dalam menyampaikan informasi, maka siswa akan melakukan usaha mental untuk memperoleh informasi. Usaha mental dalam hal ini yaitu beban tambahan di luar beban kognitif intrinsic, dihasilkan dari strategi pembelajaran yang dirancang buruk. Usaha mental disini disebut juga dengan beban kogntif extraneous (Paas et al., 2003).

Beban kognitif extraneous dapatterbentuk dari beberapa situasi, misalnya

slipt attention, bahan ajar yang berlebih, terlalu banyak informasi yang tidak penting, tidak memiliki pengetahuan awal yang cukup, strategi pembelajaran yang digunakan (Mayer & Moreno, 2010), gaya belajar (Plass et al., 2010), keadaan kelas (Sweller, 2010), sosial ekonomi (Nurdin, 2011). Siswa akan melakukan usaha mental untuk memperoleh informasi tambahan di luar proses pembelajaran, karena siswa merasa informasi yang diterima pada saat di kelas belum cukup atau belum puas, sehingga siswa akan mencari cara untuk


(18)

4

Rifki Risma Munandar, 2015

PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melengkapi informasi yang diterimanya pada saat di kelas yaitu dengan cara mencari literatur bacaan di perpustakaan, bertanya pada temannya, mengikuti kursus bimbingan belajar dan lain-lain. Seharusnya pembelajaran yang baik yaitu membantu mempermudah siswa dalam menerima dan mengolah informasi, sehingga mampu menurunkan beban kognitif extraneous (Paas et al., 2003).

Terbentuknya beban kogntif extraneous antara lain berkaitan dengan gaya belajar. Menurut Hasrul (2009) gaya belajar merupakan suatu kombinasi dari bagaimana seseorang menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah informasi, informasi yang diterimapun akan disimpan dalam memori jangka panjang. Karena informasi yang diterima sesuai dengan cara yang siswa inginkan atau dengan kata lain siswa merasa nyaman dalam menerima informasi yang diberikan oleh guru. Selain itu, gaya belajar bukan hanya berupa aspek ketika menghadapi informasi, melihat, mendengar, menulis dan berkata, tetapi juga aspek pemrosesan informasi sekuensial, analitik, global atau otak kiri dan otak kanan (Hasrul, 2009).

Individu dalam belajar memiliki berbagai macam cara, ada yang belajar dengan cara auditory, ada yang belajar dengan visual, serta belajar dengan cara kinestetik (Philibin, et.al., dalam Tanta, 2010). Akan tetapi, apabila strategi pembelajaran yang digunakan tidak memfasilitasi semua gaya belajar yang dimiliki oleh siswa, maka akan berdampak pada penurunan kemampuan siswa dalam menerima dan mengolah informasi, pada akhirnya siswa akan melakukan usaha mental untuk memperoleh informasi. Seperti yang dikemukakan oleh Plass et al (2010) bahwa perbedaan format presentasi (misalnya: lisan, bergambar) atau modalitas (auditori, visual, haptik) berpengaruh pada kemampuan menerima dan mengolah informasi. Hal tersebut dikarenakan pada setiap gaya belajar memiliki karakteristik yang berbeda-beda dalam menerima informasi.

Selain itu, beban kognitif extraneous juga dapat terbentuk akibat keadaan sosial ekonomi keluarga. Keadaan sosial ekonomi keluarga juga sangat berperan terhadap kemampuan mengolah informasi siswa, karena melalui


(19)

5

Rifki Risma Munandar, 2015

PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keluarga bisa jadi segala keinginan/kubutuhan keluarga akan dipenuhi, khususnya kebutuhan untuk pendidikan anak (Harun et al., 2014). Kebutuhan pendidikan anak berkaitan dengan fasilitas belajar yang dimiliki di rumah, baik sumber belajar berupa buku, mengikuti belajar tambahan di bimbingan belajar atau privat, fasilitas internet dan lain-lain. Akan tetapi, semua kebutuhan pendidikan tersebut tergantung dari penghasilan setiap orang tua.

Siswa yang berada pada keadaan sosial ekonomi menengah ke atas, fasilitas belajar yang dimiliki di rumahnya sangat lengkap. Seperti yang dikemukakan oleh Purwati (2011) bahwa orang tua yang mempunyai pendapatan yang tinggi, dapat memenuhi kebutuhan sarana belajar anaknya. Sehingga sebelum pelajaran dimulai siswa sudah menyiapkan pada hari sebelumnya supaya ketika pembelajaran berlangsung siswa sudah memiliki pengetahuan awal mengenai materi yang akan dipelajari. Ataupun sebaliknya, jika pada saat proses pembelajaran penjelasan oleh guru atau temannya kurang dipahami, maka akan mencari informasi tambahan di luar pembelajaran atau melakukan usaha mental melalui fasilitas yang dimiliki di rumah. Seperti yang dikemukakan oleh Nurdin (2011) jika semakin lengkap fasilitas belajar yang bisa dimanfaatkan dan dimiliki oleh siswa, maka usaha yang dilakukan untuk memperoleh hasil balajar yang bagus akan lebih optimal atau dengan kata lain dengan adanya fasilitas yang lengkap mendukung siswa untuk melakukan usaha mental. Sehingga, hal inilah yang dapat mengakibatkan siswa melakukan usaha-usaha yang tidak seharusnya dilakukan dalam memperoleh hasil belajar.

Menentukan efektif atau tidaknya proses pembelajaran tentunya harus dilihat dari hasil belajar siswa. Hasil belajar dalam hal ini yaitu mengacu pada beban yang disebabkan oleh proses pembelajaran atau disebut dengan beban kognitif germane. Menurut Paas & van Merriënboer (1994) bahwa beban

germane merupakan beban pengajaran yang efektif terhadap pembelajaran. Beban kognitif germane memiliki hubungan positif proses mengolah informasi atau beban kognitif intrinsic, karena beban kognitif germane


(20)

6

Rifki Risma Munandar, 2015

PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kognitif (Moreno & Park, 2010). Beban ini disebut juga sebagai beban efektif karena beban yang dihasilkan merupakan beban untuk mengkontruksi skema kognitif seperti mengorganisasikan pengetahuan dan menghubungkannya dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya. Akan tetapi, hasil belajar yang diperoleh belum tentu berdasarkan dari informasi yang diterima pada saat pembelajaran, mungkin saja hasil belajar tersebut diperoleh dari usaha mental di luar pembelajaran. Sehingga, dalam memastikannya harus saling dihubungkan antar komponen beban kognitif tersebut.

Proses pembelajaran yang efektif yaitu mampu menurunkan ketiga beban kognitif tersebut. Seperti yang dikemukakan oleh Plass et al (2010) bahwa supaya tercapainya proses pembelajaran yaitu dengan mengelola kognitif

intrinsic dan beban kognitif extraneous, sehingga akan menurunkan beban kognitif germane Karena dari ketiga komponen beban kognitif tersebut saling berhubungan dan tidak bisa dilihat satu komponen beban kognitif saja.

Salah satu strategi pembelajaran yang mampu mengelola beban kognitif yaitu menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS), karena struktur dua tinggal dua tamu memberi kesempatan kelompok untuk membagikan informasi dengan kelompok lain (Lie, 2008 dan Huda, 2011). Melalui tahapan yang ada pada strategi pembelajaran ini, diharapkan dapat mengurangi salah satu faktor yang dapat meningkatkan usaha mental diantaranya yaitu bahan ajar yang berlebih dan terlalu banyak informasi yang tidak terlalu penting.

Kegiatan belajar pada strategi ini, materi yang dipelajari oleh siswa pada setiap kelompok ada yang sama dan ada yang berbeda, pembagian materi tersebut dimaksudkan supaya siswa tidak mengalami overload memory.

Kemudian setiap kelompok menugaskan dua orang untuk bertamu pada kelompok lain secara bergiliran, sehingga siswa akan banyak menerima dan mengolah informasi secara berulang-ulang, hal ini akan berdampak pada penurunan beban kogntif intrinsic dan dua orang yang bertamu dimaksudkan supaya siswa saling melengkapi jika salah satunya ada yang keliru. Melalui proses pembelajaran tersebut, juga dapat memfasilitasi gaya belajar yang


(21)

7

Rifki Risma Munandar, 2015

PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dimiliki oleh siswa, karena ada proses penjelasan secara audio dan secara visual, dibantu juga dengan disain kegiatan praktium yang harus dikerjakan siswa secara berkelompok dengan melakukan pengamatan pada beberapa jenis tumbuhan.

Berdasarkan pertimbangan di atas, maka telah dikembangkan suatu strategi pembelajaran yang mampu melibatkan peran serta siswa secara menyeluruh dan dapat mengelola beban kogntif, sehingga kegiatan belajar mengajar tidak hanya didominasi oleh guru dan siswa-siswa tertentu saja dan siswa dapat menerima dan mengolah informasi yang diberikan pada saat pembelajaran tanpa harus melakukan usaha mental.

B. MASALAH PENELITIAN

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana perbedaan beban kognitif siswa SMA sesuai gaya belajar dan sosial ekonomi pada pembelajaran klasifikasi spermatophyta menggunakan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray dan pembelajaran konvensional?.

Rumusan masalah ini dijabarkan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut :

a. Bagaimana perbedaan beban kognitif siswa pada pembelajaran klasifikasi tumbuhan spermatophyta menggunakan kooperatif tipe two stay two stray dan pembelajaran konvensional?

b. Bagaimana beban kognitif siswa sesuai gaya belajar pada pembelajaran klasifikasi tumbuhan spermatophyta menggunakan kooperatif tipe two stay two stray dan pembelajaran konvensional? c. Bagaimana hubungan sosial ekonomi dengan beban kognitif pada

pembelajaran klasifikasi tumbuhan spermatophyta menggunakan kooperatif tipe two stay two stray dan pembelajaran konvensional?


(22)

8

Rifki Risma Munandar, 2015

PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sejalan dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah: a. Menganalisis perbedaan beban kognitif siswa SMA pada pembelajaran

klasifikasi tumbuhan Spermatophyta menggunakan kooperatif tipe two stay two stray dan pembelajaran konvensional

b. Menganalisis beban kognitif sesuai gaya belajar siswa pada pembelajaran klasifikasi tumbuhan Spermatophyta menggunakan kooperatif tipe two stay two stray dan pembelajaran konvensional c. Menganalisis hubungan sosial ekonomi dengan beban kognitif pada

pembelajaran klasifikasi tumbuhan Spermatophyta menggunakan kooperatif tipe two stay two stray dan pembelajaran konvensional

3. Batasan Masalah

Agar penelitian yang dilakukan menjadi lebih terarah, maka penelitian ini dibatasi pada masalah :

a. Beban kognitif yang diukur pada penelitian ini meliputi tiga komponen yaitu beban kognitif intrinsic, beban kognitif exstraneous, dan beban kognitif germane.

1) Beban kognitif intrinsic yang diamati dalam penelitian ini hanya pada pengolahan informasi atau materi ajar yang disampaikan di kelas. Dikembangkan berdasarkan standar pemrosesan informasi Marzano et al (1993) meliputi komponen informasi, integrasi informasi, dan aplikasi informasi.

2) Beban kognitif exstraneous yang diamati dalam penelitian ini dibatasi pada upaya yang dilakukan siswa di luar pembelajaran. Pernyataan mengacu pada langkah-langkah proses pembelajaran (Brunken et al., 2010).

3) Beban kognitif germane yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada indikator standar penalaran Marzano et al (1993) yaitu dengan kategori membandingkan, mengklasifikasikan, induksi, deduksi, analisis kesalahan, membuat keputusan, investigasi, dan pemecahan masalah.


(23)

9

Rifki Risma Munandar, 2015

PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Gaya belajar yang digunakan dalam penelitian ini yaitu gaya belajar visual, audio, dan kinestetik.

c. Sosial ekonomi yang digunakan dalam penelitian ini hanya melihat latar belakang pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, penghasilan orang tua, jumlah anggota keluarga, lokasi tempat tinggal, bentuk tempat tinggal, status rumah, keadaan tempat tidur, fasilitas belajar di rumah, buku yang digunakan untuk belajar, fasilitas internet, belajar tambahan di luar sekolah, fasilitas menuju sekolah.

d. Konsep klasifikasi tumbuhan yang dimaksud yaitu pengelompokan tumbuhan berdasarkan persamaan ciri-ciri morfologi tumbuhan subdivisio Gymnospermae dan Angiospermae, kelas Dikotil dan Monokotil, serta ciri khas morfologi setiap famili tumbuhan Spermatophyta. Tumbuhan Gymnospermae meliputi famili: Pinaceae, Araucariaceae, Cupressaceae, Gnetaceae. Tumbuhan Angiospermae meliputi: Casuarinaceae, Myrtaceae, Nyctaginaceae, Amaranthaceae, Euphorbiaceae, Rutaceae, Solanaceae, Rubiaceae, Poaceae, Zingiberaceae, Arecaceae.

4. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan praktis sebagai salah satu alternatif dalam upaya perbaikan pembelajaran, antara lain:

a. Manfaat /Signifikansi Dari Segi Teori

1) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu tambahan wawasan dalam pengembangan keilmuan

2) Diharapkan membantu siswa supaya lebih mudah menerima konsep yang diterima

b. Manfaat/ Signifikansi Dari Segi Kebijakan

Memperoleh informasi tentang penurunan beban kognitif siswa pada pembelajaran klasifikasi tumbuhan spermatophyta menggunakan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray, sehingga guru dapat


(24)

10

Rifki Risma Munandar, 2015

PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menentukan strategi pembelajaran yang dapat menurunkan beban kognitif siswa.

c. Manfaat/ Signifikansi Dari Segi Praktik

Membangun kesadaran pembelajaran klasifikasi tumbuhan spermatophyta menggunakan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray, sebagai alternatif untuk menekan beban kognitif siswa menciptakan proses pembelajaran yang bermakna bagi siswa.

d. Manfaat/ Signifikansi Dari Segi Isu Serta Aksi Sosial

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai rujukan ataupun bahan pertimbangan untuk mengembangkan penelitian yang relevan dan memperoleh informasi-informasi baik kelebihan maupun kekurangan agar dapat menjadi lebih baik.

5. Struktur Organisasi Tesis

Tesis ini disusun menjadi beberapa bab, yaitu: Bab I pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian dan penjelasan istilah. Bab II kajian pustaka meliputi: beban kognitif, pembelajaran kooperatif tipe two stay twostray, gaya belajar, sosial ekonomi, klasifikasi tumbuhan Spermatophyta, penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir. Bab III definisi operasional, metodologi penelitian meliputi lokasi dan subyek penelitian, alur penelitian, instrument penelitian, teknik pengolahan dan analisis data. Bab IV dijabarkan tentang temuan dan pembahasan dan bab V simpulan dan rekomendasi.


(25)

Rifki Risma Munandar, 2015

PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu quassy experimental

dengan desain penelitian posttes only control group (Creswell, 2008). Terdiri dari kelas eksperimen dengan pembelajaran klasifikasi tumbuhan menggunakan kooperatif tipe two stay two stray dan kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional.

Tabel 3.1. Desain Penelitian

Posttest Only Control Group Design

Kelompok Perlakuan Posttest

Kontrol X1 T1 Eksperimen X2 T2

Sumber: (Creswell, 2008).

Keterangan:

X 1 : kegitan pembelajaran klasifikasi tumbuhan menggunakan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol

X2 : Perlakuan kegitan pembelajaran klasifikasi tumbuhan menggunakan kooperatif tipe two stay two stray pada kelas eksperimen

T1 dan T2 : Posttest beban kognitif germane B. Definisi Operasional

Untuk menjelaskan maksud dari judul yang dikemukakan, maka diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini:

1. Beban kognitif yang diukur pada penelitian ini meliputi tiga komponen yaitu beban kognitif intrinsic, beban kognitif extraneous, dan beban kognitif germane. Beban kognitif intrinsic diukur dengan memberikan skor kemampuan menerima dan mengolah informasi. Dijaring dengan menggunakan pertanyaan singkat yang terintegrasi dengan DKP (disain kegiatan praktikum) (Brunken et al., 2010). Beban kognitif intrinsic

dikatakan rendah apabila skor kemampuan mengolah dan memroses informasinya semakin tinggi.


(26)

31

Rifki Risma Munandar, 2015

PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Beban kognitif extraneous merupakan beban yang diakibatkan oleh strategi pembelajaran, sehingga ada suatu usaha yang dilakukan selain dari menggunakan kapasistas sistem kognitif. Dijaring dengan menggunakan pernyataan yang mengacu pada langkah-langkah proses pembelajaran (Brunken et al., 2010) dan penilaian skor usaha mental menggunakan skala Likert. Beban kognitif extraneous dikatakan rendah apabila skor skala sikap siswa semakin rendah.

Beban kognitif germane merupakan kemampuan siswa dalam berpikir menalar dan penguasaan konsep. Dijaring dengan menggunakan soal essay dan diukur dengan memberikan skor kemampuan penalaran. Beban kognitif germane dikatakan rendah apabila skor kemampuan penalarannya tinggi.

2. Strategi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian, pada kelas eksperimen menggunakan kooperatif tipe two stay two stray, pembelajaran ini setiap kelompok ada yang bertugas menjadi tamu dan ada yang bertugas untuk tinggal. Kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. Kedua pembelajaran menekankan pada sistem kognitif dalam memproses dan menganalisis informasi. Materi klasifikasi tumbuhan yang dibelajarkan berdasarkan Kompetensi Dasar 3.7 dan 4.7. 3. Gaya belajar yang dimaksud adalah berdasarkan kategorisasi yang

diperoleh dari tes sebelum melaksanakan pembelajaran. Hal ini bertujuan agar peneliti dapat mendapatkan informasi kategori gaya belajar yang dimiliki oleh setiap siswa yaitu gaya belajar visual, auditori dan kinestetik. Gaya belajar siswa dijaring menggunakan instrumen yang dikembangkan dari guru BK di sekolah.

4. Sosial ekonomi yang dimaksud adalah golongan yang dimiliki oleh setiap siswa yaitu golongan tidak mampu, golongan kurang mampu, golongan mampu, dan golongan sangat mampu. Sosial ekonomi dijaring menggunakan instrumen yang dikembangkan dari guru BK di sekolah, diukur dengan memberikan skor yang diperoleh dari jumlah jawaban pada setiap pertanyaan, mengacu pada penilaian skala Likert.


(27)

32

Rifki Risma Munandar, 2015

PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah beban kognitif seluruh siswa SMA Negeri 7 Bandung kelas X tahun ajaran 2014/2015 yang terdiri dari lima kelas.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah beban kognitif siswa kelas X IPA 3 yang dijadikan kelas eksperimen sebanyak 33 siswa dan kelas X IPA 1 yang dijadikan kelas kontrol sebanyak 34 siswa pada tahun ajaran 2014/2015. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tes pengukuran kemampuan menerima dan mengolah informasi

Mengukur kemampuan menerima dan mengolah informasi menggunakan task complexity worksheet (Brunken et al., 2010). Berisi pertanyaan singkat terkait penerimaan dan pengolahan informasi yang terintegrasi dengan disain kegiatan praktikum, berdasarkan standar pemrosesan informasi dari Marzano et al (1993). (dapat dilihat pada Lampiran C1)

2. Tes pengukuran usaha mental

Pengukuran usaha mental menggunakan angket subjective ratting scale (skala Likert) dengan lima pilihan jawaban : Sangat Setuju (1), Setuju (2), Kurang Setuju (3), Tidak Setuju (4), Sangat Tidak Setuju (5). Semakin rendah rata-rata nilai yang didapat oleh mahasiswa maka semakin


(28)

33

Rifki Risma Munandar, 2015

PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

rendah usaha mental yang diperlukan untuk memahami materi ajar. (dapat dilihat pada Lampiran C2 dan C3)

3. Tes pengukuran beban kognitif germane

Tes untuk mengetahui kemampuan mengembangkan skema dengan cara mengorganisasikan pengetahuan dan menguhubungkannya dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya menggunakan tes penalaran. Intrumen tes kemampuan penalaran yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa soal essay, mengacu pada standar penalaran yang dikembangkan oleh Marzano et al (1993). kategori pemrosesan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan kategori membandingkan, mengklasifikasikan, induksi, deduksi, membuat keputusan, investigasi, dan pemecahan masalah. Kategori pemrosesan yang digunakan dalam instrumen beban germane disesuaikan dengan standar kompetensi lulusan yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, mencipta. (dapat dilihat pada Lampiran C4)

Tabel 3.2. Kisi – Kisi Instrumen Kemampuan Penalaran

Aspek kemampuan berpikir kritis Indikator No. Soal Mengembangkan dan Menyeleksi

Pengetahuan

Membandingkan 1

Mengklasifikasi 2

Induksi 3&4

Deduksi 5&6

Analisis Kesalahan 7

Menggunakan Pengetahuan Bermakna

Membuat keputusan 8

Investigasi 9

Pemecahan masalah 10

Sumber : Marzano et al (1993) 4. Tes pengukuran gaya belajar siswa

Pengukuran gaya belajar dilakukan sebelum pembelajaran. Instrumen yang digunakan menggunakan tes gaya belajar yang dikembangkan dari guru BK di sekolah, berdasarkan kebiasaan yang sering dilakukan oleh siswa dalam menerima informasi. (dapat dilihat pada Lampiran C5)

5. Pengukuran sosial ekonomi

Pengukuran sosial ekonomi dimaksud adalah untuk mengetahui golongan yang dimiliki oleh setiap siswa yaitu golongan tidak mampu,


(29)

34

Rifki Risma Munandar, 2015

PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

golongan kurang mampu, golongan mampu, dan golongan sangat mampu dengan memberikan intrumen yang dikembangkan dari guru BK di sekolah, berupa pertanyaan yang terkait dengan keadaan sosial ekonomi keluarga. (dapat dilihat pada Lampiran C6)

E. Prosedur Penelitian

Penelitian yang dilakukan dibagi menjadi tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir. Ketiga tahap tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

a. Penyusunan rencana pelakasanaan pembelajaran (RPP).

b. Membuat instrumen berupa soal postest berupa uraian untuk mengukur beban kognitif germane.

c. Membuat instrumen kuisioner dengan menggunakan skala Likert untuk mengukur beban kognitif extraneous.

d. Membuat instrumen menggunakan Task Complexity worksheet dari Marzano et al (1993) untuk mengukur beban kognitif intrinsic.

e. Membuat instrumen untuk mengukur gaya belajar siswa. f. Membuat instrumen untuk mengukur sosial ekonomi siswa. g. Meminta judgement semua instrumen kepada dosen ahli.

h. Meminta pertimbangan instrumen pada dosen ahli, kemudian dilakukan perbaikan.

i. Observasi terhadap sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian, menentukan dua kelas yang akan dijadikan sampel penelitian, serta mengurus surat izin penelitian.

j. Melakukan uji coba instrumen penelitian. 2. Tahap Pelaksanaan

a. Memberikan tes gaya belajar siswa untuk mengetahui gaya belajar siswa pada kelas yang dijadikan subjek penelitian.


(30)

35

Rifki Risma Munandar, 2015

PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Memberikan instrumen sosial ekonomi untuk mengetahui golongan sosial ekonomi siswa pada kelas yang dijadikan subjek penelitian. c. Masing-masing kelas, yakni kelas eksperimen dan kontrol diberikan

perlakuan. Pada kelas eksperimen pembelajaran menggunakan kooperatif tipe two stay two stray, sedangkan pada kelas kontrol, pembelajaran dilakukan dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Penjelasan langkah-langkah pembelajaran pada kedua kelas dapat dilihat pada Tabel 3.3.

d. Proses pembelajaran dilaksanakan selama 3 pertemuan, pada akhir pembelajaran disetiap pertemuan dilakukan tes beban kognitif intrinsic

dan beban kognitif extraneous

e. siswa diberi posttest untuk menjaring kemampuan beban kognitif

germane siswa. 3. Tahap Akhir

a. Mengolah data hasil penelitian kemudian dibuat pembahasannya b. Menarik kesimpulan

Tabel 3.3. Perbandingan Pembelajaran Menggunakan Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray dan Pembelajaran

konvensional

Pembelajaran Menggunakan Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

Pembelajaran konvensional

Apersepsi

Mengorganisasikan komponen kelas Mengorganisasikan komponen kelas Memperlihatkan berbagai macam tumbuhan

untuk menarik minat

Memperlihatkan berbagai macam tumbuhan untuk menarik minat Kegiatan inti

Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 orang.

Guru memberikan materi secara sekilas spermatophyta secara terstruktur, meliputi ciri-ciri umum tumbuhan biji Guru memberikan tugas pada setiap

kelompok untuk didiskusikan dan dikerjakan

bersama-sama mengenai tumbuhan

spermatophyta

Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok, setiap

kelompok terdiri dari 4 orang. Hasil diskusi setiap kelompok ditampilkan

dalam bentuk berbagai media (tergantung kreatifitas siswa)

Setiap kelompok melakukan praktikum untuk mengidentifikasi tumbuhan spermatophyta yang

berbeda-beda baik menggunakan spesimen asli ataupun menggunakan bantuan media visual kemudian mengelompokannya

Setelah selesai disiapkan, 2 anggota dari

masing-masing kelompok diminta

meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu pada kelompok lain.


(31)

36

Rifki Risma Munandar, 2015

PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dua orang yang “tinggal” dalam kelompok

bertugas membagikan informasi dan hasil kerja mereka ke tamu mereka.

Tamu kembali ke kelompok yang semula dan melaporkan apa yang mereka temukan dari kelompok lain.

Siswa melakukan presentasi hasil diskusi kelompok, ditampilkan dalam bentuk berbagai media (tergantung kreatifitas siswa)

Setiap kelompok lalu membandingkan dan membahas hasil pekerjaan mereka semua. Hasil diskusi secara keseluruhan

dipresentasikan di depan kelas

Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa

Kegiatan penutup Guru dan peserta didik pada akhir proses

pembelajaran melakukan refleksi terhadap aktivitas

Guru memberikan penguatan pemahaman kepada siswa mengenai materi tumbuhan biji

4. Alur Penelitian

Pengolahan Data dan

Tes gaya belajar siswa dan Pemberian instrumen sosial ekonomi Penyusunan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP)

Penyusunan dan Pembuatan Instrumen Penelitian

Perizinan Penelitian

Pelaksanaan Uji Coba dan Revisi Instrumen

Judgement Instrumen

Penentuan Sampel Penelitian Perizinan Penelitian ke

Sekolah

Pertemuan pertama pada kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional

Pertemuan pertama kelas eksperimen menggunakan strategi

kooperatif tipe two stay two stray

Tes beban kognitif intrinsic dan extraneous

Tes beban kognitif intrinsic dan extraneous

Pertemuan kedua pada kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional

Tes beban kognitif intrinsic dan extraneous

Pertemuan kedua kelas eksperimen menggunakan strategi kooperatif

tipe two stay two stray

Tes beban kognitif intrinsic dan extraneous

Tes beban kognitif intrinsic dan extraneous

Tes beban kognitif intrinsic dan extraneous

Posttest beban kognitif


(32)

37

Rifki Risma Munandar, 2015

PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar. 3.1. Alur penelitian

F. Analisis Data Hasil Uji Coba Instrumen

Tujuan utama dari analisis pokok uji adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas tes yang dipakai dan mengidentifikasi soal-soal yang baik, kurang baik dan soal yang jelek agar dapat diperbaiki. Untuk mengetahui kualitas instrumen yang akan digunakan, berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan:

1. Validitas Butir Soal

Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur (Arikunto, 2007).

Rumus yang digunakan:

� = � ∑ − ∑ ∑

√ �∑ − ∑ �∑ − ∑

(Riduwan, 2007)

Keterangan: ∑ = Jumlah skor seluruh siswa pada item tersebut ∑ = Jumlah skor total seluruh siswa pada tes

N = Jumlah seluruh siswa

X = Skor tiap siswa pada item tersebut Y = Skor total tiap siswa

rxy = Koefisien korelasi = validitas

Nilai rxy yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan validitas butir soal dengan menggunakan kriteria pada tabel berikut:

Tabel 3.4 Klasifikasi Validitas Butir Soal


(33)

38

Rifki Risma Munandar, 2015

PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Sangat tinggi

Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Tinggi

Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Cukup

Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah

Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Sangat rendah

(Riduwan, 2007)

2. Tingkat Kesukaran

Rumus untuk mencari indeks kesukaran adalah:

P =

(Riduwan, 2007)

Keterangan: P = Indeks Kesukaran

B = Banyaknya siswa menjawab benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Nilai P yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal dengan menggunakan kriteria pada tabel berikut:

Tabel 3.5. Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal

Rentang Arti

0,70 < TK < 1,00 Mudah 0,30 < TK < 0,70 Sedang 0,00 < TK < 0,30 Sukar

(Riduwan, 2007)

3. Daya Pembeda (indeks diskriminasi)

Kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa berkemampuan tinggi dan berkemampuan rendah (Arikunto, 2007). Rumus yang digunakan untuk menentukan indeks deskriminasi adalah sebagai berikut:

D = B J −

B

J = P − P

(Arikunto, 2007)

Keterangan: D = Daya pembeda

JA = Jumlah kelompok atas JB = Jumlah kelompok bawah

BA = Jumlah peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar


(34)

39

Rifki Risma Munandar, 2015

PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dengan benar

PA = Proporsi kelompok atas yang menjawab benar PB = Proporsi kelompok bawah yang menjawab benar

Nilai DP yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan daya pembeda butir soal dengan menggunakan kriteria pada tabel berikut:

Tabel 3.6. Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal

Nilai P Kriteria

Negatif Soal di eliminasi

0,00 – 0,20 Jelek

0,21 – 0,40 Cukup

0,41 – 0,70 Baik

0,71 – 1,00 Baik Sekali

(Arikunto, 2007)

4. Realibilitas (Keajegan)

Rumus untuk menghitung reliabilitas tes kemampuan nalar siswa adalah sebagai berikut:

� = ( − ) −∑

Keterangan: r11 = reliabilitas yang dicari

∑ � = jumlah varians skor tiap-tiap item � = varians tota

K = Jumlah item

Tabel 3.7. Interpretasi Tes Reliabilitas

Nilai Arti

0,80 < � ≤ 1,00 Sangat Tinggi 0,60 < � ≤ 0,80 Tinggi 0,40 < � ≤ 0,60 Cukup 0,20 < � ≤ 0,40 Rendah 0,00 < � ≤ 0,20 Sangat rendah

(Riduwan, 2007) Perhitungan dan analisis butir soal yang meliputi validitas item, reliabilitas, daya pembeda dan taraf kesukaran dilakukan dengan bantuan program Anates Uraian Versi 4.0™ uraian untuk analisis soal pencapaian beban kognitif germane.


(35)

40

Rifki Risma Munandar, 2015

PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.8. Rekapitulasi Hasil Analisis Butir Soal Essay (Beban Kognitif Germane)

No Validitas Tingkat kesukaran keterangan

Nilai Ket Nilai Ket

1 0.609 Tinggi 0.833 Mudah -

2 0.649 Tinggi 0.750 Mudah Dipakai

3 0.606 Tinggi 0.638 Sedang Dipakai

4 0.543 Cukup 0.750 Mudah Dipakai

5 0.766 Tinggi 0.750 Mudah Dipakai

6 0.583 Cukup 0.833 Mudah Dipakai

7 0.816 Sangat tinggi 0.708 Mudah Dipakai

8 0.751 Tinggi 0.763 Mudah Dipakai

9 0.622 Tinggi 0.541 Sedang Dipakai

10 0.615 Tinggi 0.694 Sedang Dipakai

11 0.273 Rendah 0.763 Mudah -

12 0.193 Sangat rendah 0.819 Mudah -

13 0.328 Rendah 0.750 Mudah -

14 0.493 Cukup 0.777 Mudah Dipakai

15 0.447 Cukup 0.763 Mudah -

Reabilitas 0.90

keterangan: - : soal dibuang

Data hasil pengolahan software Anatest kemudian diinterpretasikan dengan kriteria interpretasi yang dikembangkan oleh Arikunto (2007). Melihat hasil analisis pengolahan uji instrumen yang lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran D1.

G. Analisis dan Pengolahan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beban kognitif siswa melalui posttest yang diberikan. Sebelum melakukan analisis dan pengolahan data, nilai yang diperoleh dari soal uraian (instrumen beban kognitif germane) dengan rumus sebagai berikut:

Nilai = � � �� �

(Arikunto, 2007)

Nilai tingkat kemampuan penalaran siswa diadaptasi dari kategorisasi Arikunto (2007), sebagai berikut:


(36)

41

Rifki Risma Munandar, 2015

PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.9. Kategorisasi Kemampuan Penalaran

Skor Keterangan

80-100 Baik Sekali

66-79 Baik

56-65 Cukup 40-55 Kurang 30-39 Gagal

Sumber: Arikunto (2007)

Analisis dan pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan bantuan program/software analisis statistik SPSS™ 20.0. Taraf kepercayaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 95% atau 0,5% : 1. Pengolahan dan analisis data beban kognitif germane, intrinsic, dan

extraneous

a. Dilakukan perhitungan nilai posttest yang diperoleh dari masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol yang diperoleh dari nilai instrumen beban kognitif germane. Seluruh data posttest telah diperoleh diolah dengan menggunakan software SPSS™ 16.0.

b. Uji Normalitas

Uji Shapiro-Wilk (Shapiro-Wilk Test), uji normalitas yang sangat direkomendasikan untuk jumlah sampel kecil (n<50). Dengan menggunakan taraf signifikansi 5%, maka kriteria pengujiannya adalah

“jika signifikansi (Sig.) ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal”

(Sugiyono, 2011). c. Uji homogenitas

Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Levene. Dengan menggunakan taraf signifikansi 5%, maka kriteria pengujiannya adalah “jika signifikansi (sig.) ≥0,05 maka data

homogen” (Sugiyono, 2011). d. Uji Perbedaan Rata-rata

Uji hipotesis atau uji perbedaan rata-rata dilakukan menggunakan


(37)

42

Rifki Risma Munandar, 2015

PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terdapat data yang tidak berdistribusi normal, dilakukan uji U Mann-Whitney.

Hipotesis pengujian uji perbedaan rata-rata adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2011).

H0: μ1 = μ2 (Tidak terdapat perbedaan rata-rata antara kelas kontrol

dengan kelas eksperimen)

Dengan menggunakan taraf signifikansi 5% maka kriteria

pengujiannya adalah “jika signifikansi (Sig.) ≥ 0,05 maka H0 diterima”.

Artinya jika H0 diterima, maka tidak terdapat perbedaan rata-rata.

2. Pengolahan Beban Kognitif Intrinsic

Menggunakan task complexity worksheet dikembangkan berdasarkan strandar pemrosesan informasi dari Marzano et al (1993). Nilai tingkat kemampuan siswa dalam menganalisis informasi merujuk pada kategorisasi dari Arikunto (2007), sebagai berikut:

Tabel 3.10. Kategorisasi Kemampuan Menganalisis Informasi

Skor Keterangan

80-100 Baik Sekali

66-79 Baik

56-65 Cukup 40-55 Kurang 30-39 Gagal

Sumber: Arikunto (2007)

3. Pengolahan Instrumen Beban Kognitif Extraneous

Data kualitatif dalam penelitian ini adalah beban kognitif extraneous

personal siswa, akan tetapi data ini dibuat kuantitatif. Analisis angket mengenai proses pembelajaran digunakan untuk menjaring respon mengenai tanggapan siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan kooperatif tipe two stay two stray dan menggunakan pembelajaran


(38)

43

Rifki Risma Munandar, 2015

PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

konvensional. Proses pengolahannya, teknik pengolahan yang digunakan adalah dengan menggunakan skala Likert yang mengacu pada kategorisasi menurut Rahmat dan Soesilawaty (2014). Pengolahan ini dilakukan dengan cara menghitung rata-rata skoring setiap jawaban dari responden. Berikut adalah formulasi dari perhitungan angket respon siswa.

Rekapitulasi hasil jawaban responden dicari rata-ratanya dengan perhitungan sebagai berikut:

Rata-rata skor = total skor jumlah item

Tabel 3.11. Kategorisasi Usaha Mental

Skor Keterangan

30-39 Sangat rendah 40-55 Rendah 56-65 Sedang 66-79 Tinggi 80-100 Sangat tinggi

Sumber: Diadaptasi oleh peneliti (2015)

4. Analisis Korelasi

Korelasi dimaksudkan untuk menganalisis sejauh mana hubungan diantara ketiga komponen beban kognitif, hubungan setiap komponen beban kognitif pada setiap gaya belajar siswa, dan hubungan sosial ekonomi terhadap komponen beban kognitif. jika korelasi bernilai positif, maka hubungan antara dua variabel bersifat searah. Sebaliknya jika korelasi bernilai negatif, maka hubungan antara dua variabel berlawanan arah. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan keduanya dengan menggunakan rumus koefisien korelasi Produk Momen Pearson dengan rumus dam interpretasinya sebagai berikut:

 

   

 

X2 X 2 Y 2 Y2

n Y X -XY n r           n


(39)

44

Rifki Risma Munandar, 2015

PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keterangan :

n = Jumlah data Y = Return On Investment

X = Investasi Aktiva Tetap

Tabel 3.12. Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Interpretasi

0,00 - 0,199 Korelasi sangat lemah 0,20 - 0,399 Korelasi lemah 0,40 - 0,599 Korelasi sedang 0,60 - 0,799 Korelasi kuat 0,80 - 1,000 Korelasi sangat kuat

(Sugiyono, 2011)

5. Pengolahan Instrumen Sosial Ekonomi

Pengukuran sosial ekonomi dimaksud adalah untuk mengetahui golongan yang dimiliki oleh setiap siswa yaitu golongan tidak mampu, golongan kurang mampu, golongan mampu, dan golongan sangat mampu dengan memberikan intrumen berupa pertanyaan yang terkait dengan keadaan sosial ekonomi keluarga. Hasil jawaban diolah dengan memberikan skor yang diperoleh dari jumlah pilihan jawaban pada setiap pertanyaan kemudian diinterpretasikan berdasarkan kategori golongan sosial ekonomi pada Tabel 3.12.

Tabel 3.13. Interpretasi Golongan Sosial Ekonomi No Rata-Rata Nilai Sosial

Ekonomi Golongan Keterangan

1 0 – 25 1 Tidak mampu

2 26 – 50 2 Kurang mampu

3 51 – 75 3 Mampu

4 76 – 100 4 Sangat mampu


(40)

Rifki Risma Munandar, 2015

PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian secara umum dilihat dari beban kognitif

extraneous yang masih tinggi untuk memperoleh kemampuan penalaran pada kelas dengan menggunakan pembelajaran kooperatif two stay two stray dan kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional, menunjukan bahwa kedua kelas memiliki beban kognitif yang sama.

Komponen beban kognitif dilihat dari setiap gaya belajar pada kedua kelas menunjukkan bahwa, masing-masing gaya belajar pada kelas yang menggunakan pembelajaran kooperatif two stay two stray maupun kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional masih memiliki beban kognitif yang tinggi. Hal ini dilihat dari beban kognitif extraneous yang masih tinggi untuk memperoleh kemampuan penalaran, kecuali gaya belajar audio pada kelas kontrol yang memiliki beban kognitif extraneous yang rendah.

Hubungan keadaan sosial ekonomi terhadap komponen beban kognitif menunjukkan bahwa pada kelas dengan pembelajaran konvensional menggunakan keadaan sosial ekonomi untuk melakukan usaha mental. Sedangkan pada kelas dengan pembelajaran two stay two stray, menggunakan keadaan sosial ekonomi untuk meningkatkan kemampuan menerima dan mengolah informasi.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, terdapat beberapa saran yang dapat dikemukakan oleh peneliti, diantaranya yaitu

1. Pembelajaran kooperatif two stay two stray memiliki berbagai kelebihan jika dibandingkan dengan kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional, akan tetapi guru harus lebih memerhatikan lagi langkah-langkah kegiatan pembelajaran, terutama pada siswa yang bertugas untuk tinggal (stay). Guru


(41)

94

Rifki Risma Munandar, 2015

PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

harus memastikan, siswa yang bertugas untuk tinggal sudah paham mengenai materi yang telah dipelajari di kelompok asal, supaya siswa dengan mudah menjelaskan mengenai materi yang telah dipelajari pada kelompok yang bertamu.

2. Langkah-langkah pembelajaran koperatif two stay two stray harus dimodifikasi lagi supaya bisa memfasilitasi seluruh gaya belajar yang dimiliki oleh siswa terutama media pembelajaran yang digunakan.

3. Guru harus mengarahkan siswa, supaya mempersiapkan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya agar siswa mempunyai pengetahuan awal yang cukup untuk mengitegrasikannya dengan pengetahuan yang baru. 4. Guru harus bisa mempermudah materi yang akan disampaikan pada saat

pembelajaran

5. Penyajian disain kegiatan praktikum atau LKS harus menggunakan langkah kerja yang sederhana dengan menyesuaikan tingkat pendidikan siswa, supaya mempermudah siswa dalam memahami informasi.

6. Diperlukan penelitian pada konsep atau materi dan strategi yang lain sebagai pembanding dalam mengukur beban kognitif siswa dan dapat dilakukan penelitian yang lebih spesifik mengenai setiap indikator kemampuan penalaran menurut taksonomi Marzano yang mencakup seluruh kemampuan penalaran siswa pada masing-masing indikatornya supaya terlihat perbedaan atau keunggulan pada setiap kelas.


(1)

Damayanti, Y.(2008). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) Menggunakan CD pembelajaran. (Tesis). Program Pasca Sarjana Program Studi Penidikan IPA, Universitas Negeri Semarang.

De Jong, T. (2010). Cognitive Load Theory, Educational Research, And Instructional Design: Some Food For Thought. Instructional Science, 38(2), 105–134.

Dewi, Z.I.K (2013). Upaya Meningkatkan Berfikir Kreatif Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI Berdasarkan Teori Beban Kognitif.Jurnal Cakrawala Pendidikan. Volume 15, Nomor 2, Hal. 243-249.

Fachrurazi.(2011).Penerapan pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan komunikasi matematis siswa sekolah dasar. ISSN 1412-565X. edisi khusus (1), Hal.76-89.

Fitri, R. Afifah, N. Afniyanti, E. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas Xi Mia SMA Negeri 1 Bangun Purba Tahun Pembelajaran 2014/2015. E-Journal Mahasiswa Prodi Biologi. Volume.1.No.1.Hal. 1-3.

Fitriyah,N.I, Purwantoyo,E.,Chasnah.(2012). Efektivitas Kooperatif Two Stay two Stray Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa. Unnes Journal of Biology Education. Volume 1. No.2. hlm 1-6.

Halim, A. (2012). Pengaruh Strategi Pembelajaran Dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMPN 2 Secanggang Kabupaten Langkat.Jurnal Tabularasa PPS Unimed.Volume.9 No.2. 141:158.

Harun, Mashudi, Achmadi.(2014). Pengaruh Motivasi Belajar, Latar Belakang Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Hasil Belajar Ips Ekonomi. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran.Vol.3 No.3. Hal.1-17.

Hasruddin. (2009). Peran Multimedia Dalam Pembelajaran Biologi. Jurnal Tabularasa PPS Unimed. Vol.6 No.2.

Hasrul.(2009).Pemahaman Tentang Gaya Belajar. Jurnal Medtek, Volume 1, Nomor 2.

Herman,T.(2007). Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa Sekolah Menengah Pertama. JournalEducationist. ISSN : 1907 – 8838. No. I Vol. I.

Hindriana, A, F. (2014). Pembelajaran Fisiologi Tumbuhan Terintegrasi Struktur Tumbuhan Berbasis Kerangka Instruksional Marzano untuk Menurunkan


(2)

Beban Kognitif Mahasiswa. (Disertasi). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia:Bandung.

Huda, M. (2011). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Isjoni. (2011). Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta

Ismawati, N. & Hindarto N. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Pendekatan Struktural Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. Volume 7, Halaman 38-41.

Jalani, N.H. & Serin, L.C.(2012). Beban Kognitif Dalam Pembelajaran Berasaskan Masalah. Proceedings of 2012 World Congress.pp. 26-36. Jamaludin, D.N. (2013). Pengaruh Project Based Learning terhadap Berpikir

Kritis, Berpikir Kreatif, dan Sikap Ilmiah Pada Materi Tumbuhan Biji. Tesis Pend. Biologi UPI : tidak diterbitkan

Jumardi. (2014). Pengaruh Pendekatan Pembelajaran dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa. Jurnal Pendidikan Sejarah. Vol. 3 No. 1. Hal 1-12.

Kalyuga, S. (2010). Cognitive Load Theory: Recent Theoretical Advances, Dalam Plass J. L., Moreno R., & Brünken, R. (eds.), Cognitive Load Theory (hlm. 48 – 64). Cambridge: Cambride University Press.

Kalyuga, S.(2011). Informing: A Cognitive Load Perspective.Informing Science: The International Journal of an Emerging Transdiscipline. Volume. 14. Nomor.1. Halaman 33-45.

Kawuryan, F., Raharjo, T.(2012).Pengaruh Stimulasi Visual Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pada Anak Disleksia. Jurnal Psikologi Pitutur. Volume 1 No.1. Hal 9-20.

Lie, A.(2008). Cooperative Learning Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.

Marnoko (2011). Perbedaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Dan Model Pembelajaran Konvensional Pada Hasil Belajar Ekonomi Mahasiswa. Jurnal ISSN. Vol.4.No.2.Hal.612-632.

Marzano R. J., Pickering D. & McTighe J. (1993) Assessing Student Outcomes, Performance Assesment Using the Dimensions of Learning. Alexandria: Association for Supervisionand Curriculum Development


(3)

Mayer, R.E and Moreno, R. (2010). Techniques That Reduce Extraneous Cognitive Load and Manage Intrinsic Cognitive Load during Multimedia Learning Dalam Plass J.L., Moreno R., & Brünken, R. (eds.). Cognitive LoadTheory (hlm. 110 – 131), Cambridge: Cambride University Press. Merriënboer, J.J.G, & Sweller, J. (2005). Cognitive load theory and complex

learning: Recent developments and future directions. Educational Psychology Review, 17(2), 147–177.

Moreno, R. (2006). When Worked Examples Don’t Work: Is Cognitive Load

Theory At An impasse? Learning and Instruction, 16(2), 170–181.

Moreno R., & Park, B. (2010). Cognitive Load Theory: Historical Development and Relation to Other Theories, Dalam Plass J.L., Moreno R., & Brünken, R. (eds.). Cognitive Load Theory (hlm. 9 – 28), Cambridge: Cambride University Press.

Nastuti, A & Ariandi, B.Y (2010).Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Siswa Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial. Jurnal Salam Universitas Muhamadiyah Malang. Volume 13. Nomor 2.Halaman 67-78. Nurdin (2011). Pengaruh Minat Baca, Pemanfaatan Fasilitas Dan Sumber Belajar

Terhadap Prestasi Belajar Ips Terpadu Smp Negeri 13 Bandar Lampung. Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 8. Nomor 1. Hal 88-101.

Nurkhasanah, L. Mulyani, B. Utomo, S, Budi.(2013). Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (Tsts) Dan Think Pair Square (Tpsq) Melalui Pemanfaatan Peta Konsep Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sistem Koloid Kelas Xi SMA N 4 Magelang Tahun Ajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 2 Hal 24-30. Paas, F. Renkl, A. Sweller, J.(2003). Cognitive Load Theory and Instructional

Design: Recent Developments.Educational Psychologist, 38(1), 1–4.

Paas, F., Tuovinen, J.E., Tabbers, H., Gerven, P. W. M. V. (2003). Cognitive Load Measurement as a Means to Advance Cognitive Load Theory. Educational Psychologist. 28 (1): 63-71.

Plass, J.L, Kalyuga, S & Leutner, D (2010). Cognitive Load Theory: Individual Differences and Cognitive Load Theory, Dalam Plass J.L., Moreno R., & Brünken, R. (eds.). Cognitive Load Theory (hlm. 4), Cambridge: Cambride University Press.

Plass, J.L, Moreno, R, Brunken, R.(2010).Cognitive Load Theory: Cambridge: Cambridge University Press.


(4)

Prasepty, D, N. & Tanjung, R.(2014). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (Tsts)Terhadaphasil belajar Siswa Pada Sub Materi Pokok Alat–Alatoptik Di Kelas X Semester IiSma Negeri 7 Medan T.P. 2012/2013. Jurnal Inpafi. Volume 2. Nomor 1. Halaman 90-99.

Purwati,A.(2011). Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua, Persepsi Atas Lingkungan, Dan Prestasi Belajar Ekonomi Terhadap Perilaku Konsumsi. Jurnal Ekonomi Bisnis, Volume.16, no. 1. Halaman 11-16.

Rahmat, A & Hindriana, A, F. (2014). Beban kognitif mahasiswa dalam pembelajaran fungsi terintegrasi struktur tumbuhan berbasis dimensi belajar. Jurnal Ilmu Pendidikan. Halaman 1-14.

Rahmat, A. Soesilawaty, A,S. Fachrunnisa, R. Wulandari, S. Suryati, Y, Rohaeni,H. (2014). Beban Kognitif Siswa SMA Pada Pembelajaran Biologi Interdisiplin Berbasis Dimensi Belajar. Seminar Nasional Mathematics and Sciences Forum, Fakultas Pendidikan Matematika dan IPA Universitas PGRI Semarang. (Halaman 1-6).

Rahmat, A. Soesilawaty, A,S.(2014).Menurunkan Beban Kognitif Siswa SMA

Pada Pembelajaran Biologi Terhubung Menggunakan Kerangka

Instruksional Berbasis Dimensi Belajar Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Interdisipliner. Laporan Penelitian Penguatan Kompetensi. Universitas Pendidikan Indonesia:Bandung.

Ramadian, F., Achmadi, dan Basri, M.(2013). Efektivitas Model Pembelajaran Two Stay Two Stray Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Di SMA.Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran. Volume.2. Nomor.3. Halaman 1-15

Ramlah. (2013). Hubungan Ketersediaan Fasilitas Belajar Di Rumah Terhadap Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas X Sma Negeri 2 Balaesang Kabupaten Donggala. E-Journal Geo-Tadulako UNTAD. Vol 1. N0.2.Hal 1-16.

Rejeki, S.(2012). Pengaruh Kondisi Ekonomi keluarga, Motivasi Belajar, dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran.Vol.1.No.1.Halaman.1-5.

Restami, M.P., Suma, K., Pujani, M. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Poe (Predict-Observeexplaint) Terhadap Pemahaman Konsep Fisika Dan Sikap Ilmiah Ditinjau Dari Gaya Belajar Siswa. E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. Volume 3. No.1. Halaman 1-11.


(5)

Rustaman, N., Dirdjosoemarto, S., Yudianto, S.A. Achmad, Y., Subekti, R., Rochintawati, D., Nujhani, M. (2003). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang : UM Press.

Rustaman, N. (2010). Arah Pembelajaran Keanekaragaman Tumbuhan dan Asessmennya di LPTK dan Sekolah. Makalah Ilmiah pada Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.[Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/Fpmipa/Jur._Pend._Biologi/195012311979032-Nuryani_Rustaman/Arah_Pembelajaran.pdf

Safitri, O. I, Retnoningsih, A. Irsadi, A.(2014).Penerapan Outdoor Learning Process (OLP) Menggunakan Papan Klasifikasi Pada Materi Klasifikasi Tumbuhan. Unnes Journal Of Biology Education. Vol 3 hal.1-8.

Saragih, S. L. & Kumara, A.(2009). Penggunaan Strategi Belajar Bahasa Inggris Ditinjau dari Motivasi Intrinsik dan Gaya Belajar. Jurnal Ilmiah Psikologi. Psikobuana. Vol. 1, No. 2, 110–127.

Setiawan, A. B. Wisanti dan Faizah, U (2014) Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa Klasifikasi Tumbuhan Dengan Memanfaatkan Spesimen Awetan Untuk Melatihkan Keterampilan Proses Peserta didik Kelas X. Jurnal Bioedu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi. Vol.3 No.3. Hal. 382-390. Sudatha, I. G. W dan Tegeh, I. M. (2009). Disain Multimedia Pembelajaran.

Bali:Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: CV. Alfabeta Bandung.

Sunhaji.(2008). Strategi Pembelajaran: Konsep dan Aplikasinya. Jurnal Pemikiran Alternatif Pendidikan. INSANIA. Vol. 13.No. 3. Hal.474-492 Suraida. (2012). Identifikasi Tumbuhan Penghijauan Sebagai Media Belajar

Biologi. JurnalEdu-Bio. Vol. 3.Hal 55-64

Suryani,L.&Wiradinata,D.R.(2013).Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X Di SMAN 1 Beber Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal Pendidikan Ekonomi. Volume 1.No.2.Hal.21-25.

Susanti, D.(2012). Pendidikan Nasional: Arah Ke mana?, Dalam Sutjipto (eds), Inovasi dan Penelitian Bagi Pemerataan Pendidikan Berkualitas (hlm.59-67). Jakarta: PT.Media Kompas Nusantara.

Sweller, J. (1994). Cognitice Load Theory, Learning Difficulty, And Instructional Design. Learning and Instruction, Vol. 4, Hal.295–312.


(6)

Sweller, J. (2010). Cognitive Load Theory: Recent Theoretical Advances, Dalam Plass J. L., Moreno R., & Brünken, R. (eds.), Cognitive Load Theory (hlm. 29 – 47). Cambridge: Cambride University Press.

Tanta. (2010). Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Biologi Umum Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Cenderawasih. Jurnal kependidikan dasar.Volume 1, Nomor 1, Hal. 7-21. Tjitrosoepomo, G (2010). Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press.

Violita, F.(2013). Pengaruh Lingkungan Keluarga dan Fasilitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran Di Smk N 1 Payakumbuh. Jurnal Pendidikan Ekonomi. Vol.2, No.3, Hal 1-9.

Wulandari, A.Y. R., Sunarno, W., Sarwanto. (2012). Pembelajaran IPA Menggunakan Metode Eksperimen Dipandu Dengan Animasi Dan Komik Ditinjau Dari Kemampuan Verbal Dan Gaya Belajar Siswa. Jurnal Materi dan Pendidikan Fisika. Vol.1, No.3, Halaman 45-57.

Yuliani, Herkulana, Warneri.(2015). Pengaruh Minat Belajar Dan Status Sosial

Orang Tua Terhadap Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan dan


Dokumen yang terkait

perbedaan hasil belajar biologi siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik jigsay dengan teknik two stay two stray (kuasi eksperimen di MTs PUI Bogor)

0 5 185

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray(Dua Tinggal Dua Tamu) Dengan Pendekatan Nilai Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Cahaya

0 6 192

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan

1 10 130

Perbedaan hasil belajar ips siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik inside outside circle dan two stay two stray

0 12 0

Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa yang Menggunakan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw Pada Konsep Pencernaan

2 14 198

Pengaruh teknik kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Guided Note Taking (GNT) terhadap hasil belajar siswa pada konsep archaebacteria dan eubacteria: kuasi eksperimen di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.

0 9 243

The influence of using two stay two stray in learning reading comprehension of recount text: a quasi experimental research at second grade students of SMP Dharma Karya UT Pondok Cabe Ilir, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten.

2 16 106

perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan sts, sets, dan stem pada pembelajaran konsep virus

3 22 77

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI Penerapan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Keaktifan Dalam Pembelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X I Sekolah Menengah

0 2 15

PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA - repository UPI T BIO 1302623 Title

0 0 4