Analisis perbedaan persepsi konsumen terhadap minuman mineral bermerek dan tidak bermerek berdasarkan kualitas produk, kualitas pelayanan dan harga.

(1)

ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP MINUMAN MINERAL BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK BERDASARKAN KUALITAS PRODUK,

KUALITAS

PELAYANAN DAN HARGA

Reda Dirgantara Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2014

Penelitian ini memiliki tujuan yaitu mengetahui perbedaan persepsi konsumen terrhadap minuman mineral bermerek dan tidak bermerek berdasarkan kualitas produk, kualitas pelayanan dan harga. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2014 di Kecamatan Klaten Tengah dan khususnya di Desa Semangkak. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat di Desa Semangkak yang membeli minuman mineral bermerk dan tidak bermerk. Sampel yang diambil sebanyak 100 responden. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Teknikanalisis data menggunakan uji instrument, dan Uji Beda. Penelitian ini mendapat temuan 1).Ada perbedaan yang signifikan persepsi konsumen terhadap minuman mineral yang bermerek dan tidak bermerek berdasarkan kualitas produk. 2). Ada perbedaan yang signifikan persepsi konsumen terhadap minuman mineral yang bermerek dan tidak bermerek berdasarkan kualitas pelayanan. 3). Ada perbedaan yang signifikan persepsi konsumen terhadap minuman mineral yang bermerek dan tidak bermerek berdasarkan harga.


(2)

THE ANALYSIS OF CUSTOMER PERCEPTION DIFFERENCES OF BRANDED AND UNBRANDED MINERAL WATER BASED ON QUALITY PRODUCTS, QUALITY

SERVICE AND PRICE

Reda Dirgantara University Sanata Dharma

Yogyakarta 2014

The purpose of this study is to know the customer perception difference of branded and unbranded mineral water based product quality, service quality and price. This study was conducted in 2014 in the village Semangkak. Collected data by questionnaire. The population in this study was a community in the village Semangkak who buy branded and unbranded mineral water. Samples were taken of 100 respondents. Sampling using purposive sampling. Data were analyzed using the test instrument, and a different test. This study found the findings 1). There are significant customer perceptions differences of branded and unbranded mineral water based on the quality of the product. 2). There are significant differences of customer perceptions of branded and unbranded mineral water based on the quality of service. 3). There are significant differences of customer perceptions of branded and unbranded mineral water by price.


(3)

ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI KONSUMEN

TERRHADAP MINUMAN MINERAL BERMEREK DAN

TIDAK BERMEREK BERDASARKAN KUALITAS PRODUK,

KUALITAS PELAYANAN DAN HARGA

Skripsi

DiajukanSebagai Salah SatuSyaratuntuk MemperolehGelarSarjanaEkonomi

Program StudiManajemen

DisusunOleh: RedaDirgantara NIM : 092214007

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

(5)

(6)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“CapaiApa Yang SeharusnyaDicapai, danPertahankan Yang

PantasDipertahankan”

Persembahan;

Skripsi ini saya persembahkan kepada: kedua orang tua saya Bapak Ag. TotokMegantoro, danIbu R. NaniSulistyowatidanKeduakakaksaya Ag.

MaszdaMurdani, S.SndanDety Sri Purwitasari, SE. Serta khusunyauntuktemanhidupsaya E. Dewi Anna Damayanti, S.Pd.SD


(7)

(8)

(9)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, rahmat, dan kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul analisis perbedaan persepsi konsumen terrhadap minuman mineral bermerek dan tidak bermerek berdasarkan kualitas produk, kualitas pelayanan dan harga.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Unversitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulisan skripsi ini tidak akan terlaksana dan terselesaikan dengan baik tanpa bantuan, dukungan serta kerjasama dari berbagai pihak yang dengan tulus dan rela mengorbankan waktu dan pikiran untuk membimbing penulis sampai penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Herry Maridjo M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharmadan

3. Bapak Dr. Lukas Purwoto, S.E., M.Si., selaku dosen pembimbing I, yang telah banyak memberikan bimbingan, koreksi, dan saran dalam penulisan skripsi ini. 4. BapakAntonius Budi Susilo, SE, M.Sos, Sc. selaku dosen pembimbing II, yang dengan bijaksana memberikan bimbingan, koreksi dan saran selama penyusunan hingga terselesaikannya skripsi ini.


(10)

5. Ibu Dra. Diah Utari Bertha Rivieda, M.Si selaku dosen tamu dan penguji. 6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup selama penulis menempuh kuliah.

7. Segenap karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

8. Kedua orang tua penulis, Ag. Totok Megantoro dan R. Nani Sulistyowati yang selalu memberikan dukungan doa, kasih sayang, nasehat, dan memberikan penghidupan yang layak bagi penulis.

9. Kedua kakak penulis, Ag. Maszda Murdani, S.Sn dan Dety Sri Purwitasari, SE yang memberikan masukan-masukan yang berguna bagi terwujudnya pembuatan skripsi ini.

10. Buat E. Dewi Anna Damayanti, S.Pd.SD Terimaksih atas doa dan suportnya, rela meluangkan waktu untuk setia mendampingi dan menemani penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

11. Untuk teman penulis Yohanes Rifki, Terimaksihataspartisipasinya yang membantupenulisuntukmelancarkanjalannyakuesionerdalampenyususnanskrips iini.

12. Teman-eman di Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan doa dan dorongan dalam pembuatan skripsi ini.

13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan semangat, dukungan doa serta terimakasih atas bantuannya dalam menyelesaikan skripsi ini.


(11)

Penulis menyadari sepenuhya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk menyempurnakan tulisan ini.

Yogyakarta, 19 Desember 2014

Reda Dirgantara NIM: 092214007


(12)

ABSTRAK

ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP MINUMAN MINERAL BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK

BERDASARKAN KUALITAS PRODUK, KUALITAS PELAYANAN DAN HARGA

RedaDirgantara UniversitasSanata Dharma

Yogyakarta 2014

Penelitianinimemilikitujuanyaitumengetahuiperbedaanersepsikonsumenterrhadapm inuman mineral bermerekdantidakbermerekberdasarkankualitasproduk, kualitaspelayanandanharga.Penelitianinidilakukan pada tahun 2014 di KecamatanKlaten Tengah dankhususnya di DesaSemangkak.Pengumpulan data dilakukandengankuesioner.Populasidalampenelitianiniadalahmasyarakat di DesaSemangkak yang membeliminuman mineral bermerkdantidakbermerk.Sampel yang diambilsebanyak 100 responden.Pengambilansampelmenggunakanpurposive sampling.Teknikanalisis data menggunakanuji instrument, danUji Beda.Penelitian ini mendapat temuan 1).Ada perbedaan yang signifikan persepsi konsumen terhadap minuman mineral yang bermerek dan tidak bermerek berdasarkan kualitas produk. 2). Ada perbedaan yang signifikanpersepsi konsumen terhadapminuman mineral yang bermerekdantidakbermerekberdasarkankualitas pelayanan. 3). Ada perbedaan yang signifikanpersepsi konsumen terhadapminuman mineral yang bermerekdantidakbermerekberdasarkanharga.

Kata kunci: Persepsi, Konsumen, Produk, KualitasPelayanan, Harga


(13)

ABSTRACT

THE ANALYSIS OF CUSTOMER PERCEPTION DIFFERENCES OF BRANDED AND UNBRANDED MINERAL WATER BASED ON QUALITY

PRODUCTS, QUALITY SERVICE AND PRICE Reda Dirgantara

University Sanata Dharma Yogyakarta

2014

The purpose of this study is to know the customer perception difference of branded and unbranded mineral water based product quality, service quality and price. This study was conducted in 2014 in the village Semangkak. Collected data by questionnaire. The population in this study was a community in the village Semangkak who buy branded and unbranded mineral water. Samples were taken of 100 respondents. Sampling using purposive sampling. Data were analyzed using the test instrument, and a different test. This study found the findings 1). There are significant customer perceptions differences of branded and unbranded mineral water based on the quality of the product. 2). There are significant differences of customer perceptions of branded and unbranded mineral water based on the quality of service. 3). There are significant differences of customer perceptions of branded and unbranded mineral water by price.

Keywords : Perception, Customer, Product, Quality of Service, Price


(14)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Maksud dan Tujuan Penelitian ... 4

D. Kegunaan Penelitian ... 5

1. Bagi Perusahaan ... 5

2. Bagi Peneliti ... 5

3. Bagi Pembaca/Pihak Lain ... 5

BAB II LANDASAN TEORI A. Pemasaran ... 6

1. Pengertian Pemarasan ... 6 xii


(15)

2. Konsep Pemasaran ... 7

3. Bauran Pemasaran ... 9

4. Fungsi Pemasaran ... 11

B. Kualitas ... 14

C. Produk. ... 15

1. Lima Tingkatan Produk ... 17

2. Klasifikasi Produk ... 18

D. Pelayanan ... 25

E. Harga ... 27

1. Definisi Harga ... 27

2. Tujuan Penentapan Harga ... 29

3. Metode Penetapan Harga Produk ... 30

F. Sikap ... 33

G. Merek ... 34

H. Saluran Distribusi ... 35

I. Penelitian Terdahulu ... 36

J. Hipotesis ... 37

BAB III METODE PENELITAN A. Jenis Penelitian ... 38

B. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 38

C. Subjek Penelitian dan Objek Penelitian ... 40

D. Variabel Penelitian ... 40

E. Populasi dan Sampel ... 41 xiii


(16)

F. Teknik Penentuan Jumlah Sampel ... 41

G. Jenis dan Sumber Data ... 43

H. Pengukuran Variabel ... 43

I. Teknik Pengujian Instrumen ... 45

J. Teknik Analisis Data ... 46

BAB IV GAMBARAN UMUM A. Sejarah Perkembangan Air Minum ... 48

B. Air Minum Mineral yang Bermerek ... 50

C. Air Minum Mineral Tidak Bermerek ... 51

BAB V ANALIS DATA A. Kuesioner ... 52

B. Pengujian Instrumen Penelitian... 52

1. Validitas ... 53

2. Reliabilitas ... 54

C. Hasil Penelitian ... 55

D. Pembahasan ... 71

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN A. Kesimpulan ... 74

B. Saran ... 75

C. Keterbatasan ... 76 DAFTAR PUSTAKA

KUESIONER ISI KUESIONER


(17)

DAFTAR TABEL

Tabel V.1 Rangkuman Tes Validitas Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan Dan

Harga Minuman Mineral Bermerek ... 53

Tabel .V.2 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas ... 55

Tabel V.3 Karakteristik Responden Berdasar Jenis Kelamin ... 55

Tabel V.4 Karakteristik Responden Berdasar Usia ... 56

Tabel V.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Status ... 57

Tabel V.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Banyaknya Pembelian Selama Sebulan ... 58

Tabel V.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Tempat Memperoleh ... 59

Tabel V.8 Deskripsi Variabel Kualitas Produk Minuman Mineral Bermerek 60 Tabel V.9 Deskripsi Variabel Kualitas Pelayanan Minuman Mineral Bermerek ... 61

Tabel V.10 Deskripsi Variabel Harga Minuman Mineral Bermerek ... 62

Tabel V.11 Deskripsi Variabel Kualitas produk Minuman MineralTidakBermerek ... 64

Tabel V.12 Deskripsi Variabel Kualitas Pelayanan Minuman Mineral Tidak Bermerek ... 65

Tabel V.13 Deskripsi Variabel Harga Minuman mineral tidak bermerek ... 66

Tabel V.14 Paired Samples Test ... 67

Tabel V.15 Paired Samples Test ... 67

Tabel V.16 Paired Samples Test ... 70


(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era globalisasi seperti sekarang ini banyak perusahaan dituntut untuk mempunyai daya saing yang lebih baik di banding perusahaan yang lain. Karena daya saing itulah maka persaingan di berbagai segi kegiatan perekonomian semakin tidak terelakan.Banyak perusahaan lebih menitik beratkan dalam strategi pemasaran karena pemasaran merupakan tolak ukur keberhasilan perusahaan dalam menggaet konsumen.

Kotler (2001) mengemukakan definisi pemasaran berarti bekerja dengan pasar sasaran untuk mewujudkan pertukaran yang potensial dengan maksud memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Dengan adanya pemasaran tersebut maka banyak perusahaan berlomba-lomba mengenalkan akan produknya. Berbagai cara dilakukan oleh perusahaan demi menarik konsumen agar menggunakan produknya. Penggunaan tersebut juga tidak membuat sebuah perusahaan merasa puas akan hasil yang didapat, setelah konsumen menggunakan produk tersebut banyak perusahaan takut akan kehilangan konsumen sehingga perusahaan melakukan berbagai cara agar konsumen tetap menggunakan produknya. Banyak faktor yang dilakukan perusahan di antaranya adalah dengan diferensiasi produk.Kotler (2001) secara garis besar menyatakan diferensiasi produk adalah penawaran produk perusahaan yang memiliki sesuatu yang lebih baik, lebih cepat dan


(19)

lebih murah yang akan menciptakan nilai yang lebih tinggi bagi pelanggan dibandingkan produk pesaing. Garis besar diferensiasi produk yaitu pembedaan suatu produk dengan produk lainnya, salah satu caranya adalah dengan menjaga kualitas produk, pelayanan dan harga produk.

Menurut Kotler and Armstrong (2004, p.283) kualitas produk artinya kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal itu termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian dan reparasi produk juga atribut produk lainnya. Dengan menjaga kualitas produk maka efek yang timbul adalah konsumen akan merasa puas dan akan menimbulkan loyalitas yang tinggi sehingga konsumen tidak akan berpindah ke merek lain.

Pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun (Kotler, 2002:83). Dengan adanya kegiatan penawaran itu maka setiap perusahaan dituntut untuk melakukan pelayanan yang ekstra guna mendapatkan hati konsumen.Sehingga menumbuhkan minat beli konsumen agar menggunakan produk yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut.

Harga juga sering diartikan jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi barang beserta pelayanannya. (Swasta dan Irawan, 1990 : 2410). Berdasarkan pengertian tersebut tidak menutup kemungkinan dengan harga yang bersaing konsumen menginginkan kualitas produk dan pelayan yang


(20)

terbaik di antara banyak perusahaan maka dari itu perusahaan dalam menentukan harga harus melihat kondisi yang telah ada.Seperti halnya perusahaan air minum.

Persaingan di industri air minum dalam kemasan (AMDK) sangat ketat. Tidak hanya banyak bermunculan perusahaan baru, mereka juga bersaing dengan usaha air ulang dan jenis minuma lain. Industri air minum dalam kemasan (AMDK) yang terdaftar di antaranya sebagai berikut: Ab 22 Isi Ulang, ADES WATER INDONESIA TBK., PT AKASHA WIRA INT, PT. Tirta Mas Perkasa (Sanqua), PT. Tirta Bahagia (Club), PT. Buana Tirta Abadi (http://wiki.openthinklabs.com/Products_and_Services/

TIRTA_Enterprise_resource_planning/perusahaan-amdk/daftar

perusa-haan-amdk). Sehingga dengan banyaknya perusahaan air minum itu maka masalah pemasaran untuk mendapatkan konsumen dengan cara menjaga kualitas produk, pelayanan dan harga sangatlah penting.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang masalah perbedaan antara minuman mineral bermerk dan tidak bermerk berdasarkan kualitas produk, kualitas pelayanan dan harga dalam perusahaan minuman mineral bermerk dan tidak bermerk. Dengan judul: "Analisis Perbedaan Antara Minuman Mineral Bermerek dan Tidak Bermerek Berdasarkan Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan, dan Harga".


(21)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah-masalah pokok sebagai berikut:

1. Apakah ada perbedaan persepsi konsumen terhadap minuman mineral bermerek dan tidak bermerek berdasarkan kualitas produk?

2. Apakah ada perbedaan persepsi konsumen terhadap minuman mineral bermerek dan tidak bermerek berdasarkan kualitas pelayanan?

3. Apakah ada perbedaan persepsi konsumen terhadap minuman mineral bermerek dan tidak bermerek berdasarkan kelayakan harga?

C. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi sebagai bahan untuk menyusun Laporan Tugas Akhir, yang merupakan salah satu syarat dalam menempuh ujian sidang Program Sarjana, Jurusan Manajemen.

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Untuk mengetahui perbedaan persepsi konsumen terhadap minuman mineral bermerek dan tidak bermerek berdasarkan kualitas produk. 2. Untuk mengetahui perbedaan persepsi konsumen terhadap minuman

mineral bermerek dan tidak bermerek berdasarkan kualitas pelayanan. 3. Untuk mengetahui perbedaan persepsi konsumen terhadap minuman


(22)

D. Kegunaan Penelitian 1. Bagi perusahaan

Khususnya bagi PT. yang memproduksi air minuman mineral, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran dan bahan pertimbangan atau masukan dalam memperbaiki serta meningkatkan pelaksanaan penjualan.

2. Bagi penulis

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan secara teoritis maupun secara praktis juga pengalaman mengenai penelitian.

3. Bagi pihak lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan pemikiran yang berarti pada semua pihak, khususnya rekan-rekan mahasiswa dalam melaksanakan penelitian di masa yang akan datang.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pemasaran.

1. Pengertian Pemasaran.

Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya.Hal tersebut disebabkan karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan perusahaan, di mana secara langsung berhubungan dengan konsumen. Maka kegiatan pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya dengan pasar.

Kotler (2001) mendefinisikan pemasaran berarti bekerja dengan pasar sasaran untuk mewujudkan pertukaran yang potensial dengan maksud memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.Sehingga dapat dikatakan bahwa keberhasilan pemasaran merupakan kunci kesuksesan dari suatu perusahaan.

Menurut Stanton (2001), definisi pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang atau jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.


(24)

Definisi tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran merupakan usaha terpadu untuk menggabungkan rencana-rencana strategis yang diarahkan kepada usaha pemuas kebutuhan dan keinginan konsumen untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan melalui proses pertukaran atau transaksi.

Kegiatan pemasaran perusahaan harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen bila ingin mendapatkan tanggapan yang baik dari konsumen.Perusahaan harus secara penuh tanggung jawab tentang kepuasan produk yang ditawarkan tersebut.Dengan demikian, maka segala aktivitas perusahaan, harusnya diarahkan untuk dapat memuaskan konsumen yang pada akhirnya bertujuan untuk memperoleh laba.

2. Konsep Pemasaran

Pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses bagi perusahaan akan mengetahui adanya cara dan falsafah yang terlibat didalamnya. Cara dan falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Konsep pemasaran tersebut dibuat dengan menggunakan tiga faktor dasar yaitu:

a. Saluran perencanaan dan kegiatan perusahaan harus berorientasi pada konsumen/ pasar.

b. Volume penjualan yang menguntungkan hams menjadi tujuan perusahaan, dan bukannya volume untuk kepentingan volume itu sendiri.


(25)

c. Seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus dikoordinasikan dan diintegrasikan secara organisasi.

Menurut Swastha dan Irawan, (2005 : 10) mendefinisikan konsep pemasaran sebagai sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan. Bagian pemasaran pada suatu perusahaan memegang peranan yang sangat penting dalam rangka mencapai besarnya volume penjualan, karena dengan tercapainya sejumlah volume penjualan yang diinginkan beranti kinerja bagian pemasaran dalam memperkenalkan produk telah berjalan dengan benar. Penjualan dan pemasaran sering dianggap sama tetapi sebenarnya berbeda.

Gito Sudarmo Indriyo (2000) Tujuan utama konsep pemasaran adalah melayani konsumen dengan mendapatkan sejumlah laba, atau dapat diartikan sebagai perbandingan antara penghasilan dengan biaya yang layak.Ini berbeda dengan konsep penjualan yang menitikberatkan pada keinginan perusahaan.Falsafah dalam pendekatan penjualan adalah memproduksi sebuah pabrik, kemudian meyakinkan konsumen agar bersedia membelinya.Sedangkan pendekatan konsep pemasaran menghendaki agar manajemen menentukan keinginan konsumen terlebih dahulu, setelah itu baru melakukan bagaimana caranya memuaskan konsumen.


(26)

3. Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran atau biasa juga disebut dengan marketing mix, merupakan strategi dasar manajemen pemasaran yang ditetapkan oleh perusahaan dalam memasarkan produknya.Bauran pemasaran ini terdiri dari 4 macam yang biasa disingkat dengan 4P, yaitu Product, Price, Place, dan Promotion.

Gambar Penjelasan Konsep Bauran Pemasaran

Pemasaran menurut W. Y. Stanton pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan dan menentukan harga sampai dengan mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan pembeli aktual maupun potensial. Berdasarkan definisi di atas, proses pemasaran dimulai dari menemukan apa yang diinginkan oleh konsumen. Yang akhirnya pemasaran memiliki tujuan yaitu :

Konsumen potensial mengetahui secara detail produk yang kita

hasilkan dan perusahaan dapat menyediakan semua pennintaan


(27)

Perusahaan dapat menjelaskan secara detail semua kegiatan yang berhubungan dengan pemasaran. Kegiatan pemasaran ini meliputi berbagai kegiatan, mulai dari penjelasan mengenai produk, desain produk, promosi produk, pengiklanan produk, komunikasi kepada konsumen, sampai pengiriman produk agar sampai ke tangan konsumen secara cepat.

Mengenal dan memahami konsumen sedemikian rupa sehingga produk cocok dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya.Pada umumnya kegiatan pemasaran berkaitan dengan koordinasi beberapa kegiatan bisnis. Strategi pemasaran ini dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :

Faktor mikro, yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan masyarakat.Faktor makro, yaitu demografi/ekonomi, politik/hukum, teknologi/fisik dan sosial/budaya. Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan untuk pemasaran : Dari sudut pandang penjual :Tempat yang strategis (place), Produk yang bermutu (product), Harga yang kompetitif (price), dan Promosi yang gencar (promotion). Dari sudut pandang konsumen : Kebutuhan dan keinginan konsumen (customer needs and wants), Biaya konsumen (cost to the customer), Kenyamanan (convenience), dan Komunikasi (comunication).

Dari apa yang sudah dibahas di atas ada beberapa hal yang dapat disimpulkan, bahwa pembuatan produk atau jasa yang diinginkan oleh konsumen harus menjadi fokus kegiatan operasional maupun


(28)

perencanaan suatu perusahaan. Pemasaran yang berkesinambungan harus adanya koordinasi yang balk dengan berbagai departemen (tidak hanya di bagian pemasaran saja), sehingga dapat menciptakan sinergi di dalam upaya melakukan kegiatan pemasaran.

4. Fungsi Pemasaran

Pemasaran adalah proses pendefinisian, pengantisipasian, penciptaan serta pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen akan produk dan jasa. Ada tujuh fungsi pemasaran, yaitu:

a. Analisis Konsumen

Merupakan pengamatan dan evaluasai kebutuhan, hasrat dan keinginan konsumen.Analisis konsumen melibatkan pengadaan survey konsumen, penganalisisan infonnasi konsumen, pengevaluasian strategi pemosisian pasar, pengambangan profil konsumen, dan penentuan strategi segmentasi pasar yang optimal. b. Penjualan Produk/Jasa

Penjualan meliputi banyak aktivitas pemasaran, seperti manajemen promosi penjualan, publisitas, penjualan perorangan, manajemen tenaga penjualan, hubungan konsumen, dan hubungan diler.

c. Perencanaan Produk dan Jasa

Perencanaan produk dan jasa meliputi berbagai aktivitas seperti uji pemasaran, pemosisian produk dan merek, pemanfaatan garansi, pengemasan, penentuan pilihan produk, fitur produk, gaya produk, kualitas produk, penghapusan produk lama, dan penyediaan layanan


(29)

konsumen. Uji pemasaran metupakan salah satu teknik perencanaan produk dan jasa yang paling efektif karena uji pasar tnetnungkinkan sebuah organisasi untuk menguji rencanarencana pernasaran alternatif dan meramalkan penjualan produk baru.

d. Penetapan Harga

Lima pemangku kepentingan (stakeholder) metnpengaruhi keputusan penetapan harga (pricing): konsumen, pemerintah, pemasok, distributor, dan pesaing.

e. Riset Pemasaran

Riset pernasaran adalah pengumpulan, pencatatan dan penganalisisan data yang sistematis mengenai berbagai persoalan yang terkait dengan pernasaran barang dan jasa.

Aktivitas riset pernasaran mendukung semua fungsi bisnis yang pokok dari sebuah organisasi.

f. Analisis Peluang

Analisis peluang melibatkan penilaian atas biaya, manfaat dan resiko yang terkait dengan keputusan pemasaran. Tiga langkah yang diperlukan untuk membuat analisis biaya-manfaat (cost-benefit analysis): menghitung total biaya yang terkait dengan suatu keputusan, memperkirakan total manfaat dari keputusan tersebut dan membandingkan total biaya dengan manfaat. Apabila manfaat yang diharapkan melampaui total biaya, maka peluang itu menjadi lebih menarik.


(30)

g. Pemasaran konsumen

Dengan adanya pemasaran konsumen tidak perlu lagi memenuhi kebutuhan pribadi secara sendiri-sendiri dengan melakukan pertukaran antara konsumen dengan pelaku pemasaran sehingga akan ada banyak waktu konsumen untuk kegiatan yang dikuasai atau disukai. Fungsi-Fungsi Pemasaran :

1) Fungsi Pertukaran

Dengan pemasaran pembeli dapat membeli produk dari produsen baik dengan menukar uang dengan produk maupun pertukaran produk dengan produk (barter) untuk dipakai sendiri atau untuk dijual kembali.

2) Fungsi Distribusi Fisik

Distribusi fisik suatu produk dilakukan dengan cara mengangkut serta menyimpan produk. Produk diangkut dari produsen, kemudian mendekati kebutuhan konsumen dengan banyak cara baik melalui air, darat, udara, dsb. Penyimpanan produk mengedepankan menjaga pasokan produk agar tidak kekurangan saat dibutuhkan.

3) Fungsi Perantara

Untuk menyampaikan produk dari tangan produsen ke tangan konsumen dapat dilakukan pelalui perantara pemasaran yang menghubungkan aktivitas pertukaran dengan distribusi fisik. Aktivitas fungsi perantara antara lain seperti pengurangan


(31)

resiko, pembiayaan, pencarian informasi serta standarisasi / penggolongan produk.

B. Kualitas.

Kualitas atau mutu dalah tingkat baik buruknya atau taraf atau derajat sesuatu.Istilah ini banyak digunakan dalam bisnis, rekayasa, dan manufaktur dalam kaitannya dengan teknik dan konsep untuk memperbaiki kualitas produk atau jasa yang dihasilkan. Jika suatu produk tidak memiliki kualitas yang baik, maka produk tersebut akan mengalami kegagalan dalam persaingannya di pasar. Kualitas sangat menentukan layak dan tidaknya suatu produk di konsumsi atau digunakan oleh konsumen.Oleh karena itu perusahaan harus benar-benar cermat dan teliti dalam pengelolaan suatu produk agar hasilnya memuaskan dan kualitasnya juga baik dikonsumsi dan di gunakan oleh semua konsumen. Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berpengaruh dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.

Dari beberapa definisi yang dapat kita jumpai memiliki beberapa kesamaan walaupun hanya cara penyampaiannya saja biasanya terdapat pada elemen sebagai berikut:

1. Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihkan harapan pelanggan. 2. Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan 3. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah.


(32)

C. Produk.

Dalam bisnis, produk adalah barang atau jasa yang dapat diperjual belikan. Dalam pemasaran, produk adalah apapun yang bias ditawarkan kesebuah pasar dan bias memuaskan sebuah keinginan atau kebutuhan. Dalam tingkat pengecer, produk sering disebut sebagai merchandise.Dalam manufaktur, produk dibeli dalam bentuk barang mentah dan dijual sebagai barang jadi. Produk yang berupa barang mentah seperti metal atau hasil pertanian sering pula disebut sebagai komoditas.

Produk yang dipasarkan atau dijual hendaknya produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga dengan demikian maka konsumen akan merasa puas. Hanya dengan kepuasan konsumen itulah perusahaan akan mendapatkan keuntungan. Sebaliknya apabila konsumen tidak merasakan puas terhadap produk yang dibelinya, maka mereka akan meninggalkan perusahaan dan perusahaan akan kehilangan pelanggan.

Apabila suatu produk memiliki atribut atau sifat-sifat yang sesuai dengan apa yang di harapkan oleh pembelinya maka produk tersebut akan dianggap cocok oleh konsumen. Atribut produk dapat berupa sesuatu yang berwujud maupun sesuatu yang tidak berwujud. Atribut yang berwujud dapat berupa desain produk, bungkus dan merk, sedangkan yang tidak berwujud terdapat pada image konsumen terhadap nama merk yang diberikan terhadap produk tersebut.

Kata produk berasal dari bahasa Inggris product yang berarti "sesuatu yang diproduksi oleh tenaga kerja atau sejenisnya". Bentuk kerja dari kata


(33)

product, yaitu produce, merupakan serapan dari bahasa latin produce (re), yang berarti (untuk) memimpin atau membawa sesuatu untuk maju. Pada tahun 1575, kata "produk" merujuk pada apapun yang diproduksi ("anythingproduced").Namun sejak 1695, definisi kata product lebih merujuk pada sesuatu yang diproduksi ("thing or things produced").Produk dalam pengertian ekonomi diperkenalkan pertama kali oleh ekonom-politisi Adam Smith.

Dalam penggunaan yang lebih luas, produk dapat merujuk pada sebuah barang atau unit, sekelompok produk yang sama, sekelompok barang dan jasa, atau sebuah pengelompokan industri untuk barang dan jasa.

Produk menurut Kotler dan Amstrong (1996:274) adalah : "A product as anything that can be offered to a market for attention, acquisition, use or

consumption and that might satisfy a want or need". Artinya produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen.

Menurut Stanton, (1996:222), "A product is asset of tangible and intangible attributes, including packaging, color, price quality and brand

plus the services and reputation of the seller". Artinya suatu produk adalah kumpulan dari atribut-atribut yang nyata maupun tidak nyata, termasuk di dalamnya kemasan, warna, harga, kualitas dan merk ditambah dengan jasa dan reputasi penjualannya.


(34)

Menurut Tjiptono (1999:95) secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas "sesuatu" yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli.

1. Lima Tingkatan Produk

Menurut Kotler (2003:408) ada lima tingkatan produk, yaitu core benefit, basic product, expected product, augmented product dan

potential product.

Penjelasan tentang kelima tingkatan produk adalah :

a. Core benefit (namely the fundamental service of benefit that costumer really buying) yaitu manfaat dasar dari suatu produk yag ditawarkan kepada konsumen.

b. Basic product (namely a basic version of the product) yaitu bentuk dasar dari suatu produk yang dapat dirasakan oleh panca indra. c. Expected product (namely a set of attributes and conditions that the

buyers normally expect and agree to when they purchase this

product) yaitu serangkaian atribut-atribut produk dan kondisi-kondisi yang diharapkan oleh pembeli pada saat membeli suatu produk.

d. Augmented product (namely that one includes additional service and


(35)

yaitu sesuatu yang membedakan antara produk yang ditawarkan oleh badan usaha dengan produk yang ditawarkan oleh pesaing.

e. Potential product (namely all of the argumentations and

transfonnations that this product that ultimately undergo in the

future) yaitu semua argumentasi dan perubahan bentuk yang dialami oleh suatu produk dimasa datang.

2. Klasifikasi Produk

Banyak klasifikasi suatu produk yang dikemukakan ahli pemasaran, diantaranya pendapat yang dikemukakan oleh Kotler. Menurut Kotler (2002,p.451), produk dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, yaitu:

a. Berdasarkan wujudnya, produk dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok utama, yaitu :

1) Barang

Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba atau disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya.

2) Jasa

Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual (dikonsumsi pihak lain). Seperti halnya bengkel reparasi, salon kecantikan, hotel dan sebagainya. Kotler (2002, p.486) juga mendefinisikan jasa sebagai berikut : " Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh


(36)

satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apa pun. Produknya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik.

b. Berdasarkan aspek daya tahannya produk dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

1) Barang tidak tahan lama (nondurable goods)

Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Dengan kata lain, umur ekonomisnya dalam kondisi pemakaian normal kurang dari satu tahun. Contohnya: sabun, pasta gigi, minuman kaleng dan sebagainya.

2) Barang tahan lama (durable goods)

Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun lebih).Contohnya lemari es, mesin cuci, pakaian dan lain-lain. c. Berdasarkan tujuan konsumsi yaitu didasarkan pada siapa

konsumennya dan untuk apa produk itu dikonsumsi, maka produk diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:


(37)

1) Barang konsumsi (consumer's goods)

Barang konsumsi merupakan suatu produk yang langsung dapat dikonsumsi tanpa melalui pemrosesan lebih lanjut untuk memperoleh manfaat dari produk tersebut.

2) Barang industri (industrial's goods)

Barang industri merupakan suatu jenis produk yang masih memerlukan pemrosesan lebih lanjut untuk mendapatkan suatu manfaat tertentu.Biasanya hasil pemrosesan dari barang industri diperjual belikan kembali.

Menurut Kotler (2002, p.451), "barang konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir sendiri (individu dan rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis". Pada umumnya barang konsumen dibedakan menjadi empat jenis :

1) Convenience goods

Merupakan barang yang pada umumnya memiliki frekuensi pembelian tinggi (sering dibeli), dibutuhkan dalam waktu segera, dan hanya memerlukan usaha yang minimum (sangat kecil) dalam pembandingan dan pembeliannya. Contohnya antara lain produk tembakau, sabun, surat kabar, dan sebagainya.

2) Shopping goods

Barang-barang yang dalam proses pemilihan dan pembeliannya dibandingkan oleh konsumen diantara berbagai alternatif yang


(38)

tersedia. Contohnya alat-alat rumah tangga, pakaian, furniture, mobil bekas dan lainnya.

3) Specialty goods

Barang-barang yang memiliki karakteristik dan/atau identifikasi merek yang unik dimana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya.Misalnya mobil Lamborghini, pakaian rancangan orang terkenal, kamera Nikon dan sebagainya.

4) Unsought goods

Merupakan barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau kalaupun sudah diketahui, tetapi pada umumnya belum terpikirkan untuk membelinya.Contohnya asuransi jiwa, ensiklopedia, tanah kuburan dan sebagainya.

Berbicara mengenai produk maka aspek yang perlu diperhatikan adalah kualitas produk. Menurut “American Society for Quality Control, kualitas adalah "the totality of features and characteristics of a product

or service that bears on its ability to satisfy given needs", artinya keseluruhan ciri dan karakter-karakter dari sebuah produk atau jasa yang menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang tersirat.

Definisi ini merupakan pengertian kualitas yang berpusat pada konsumen sehingga dapat dikatakan bahwa seorang penjual telah


(39)

memberikan kualitas bila produk atau pelayanan penjual telah memenuhi atau melebihi harapan konsumen.

Kualitas produk merupakan pemahaman bahwa produk yang ditawarkan oleh penjual mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh produk pesaing.Oleh karena itu perusahaan berusaha memfokuskan pada kualitas produk dan membandingkamiya dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing.Akan tetapi, suatu produk dengan penampilan terbaik atau bahkan dengan tampilan lebih balk bukanlah merupakan produk dengan kualitas tertinggi jika tampilannya bukanlah yang dibutuhkan dan diinginkan oleh pasar.

Menurut Kotler and Armstrong (2004, p.283) arti dari kualitas produk adalah "the ability of a product to perform its functions, it includes the product's overall durability, reliability, precision, ease of

operation and repair, and other valued attributes" yang artinya kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal itu termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian dan reparasi produk juga atribut produk lainnya.

Dimensi Kualitas Produk Menurut Mullins, Orville, Larreche, dan Boyd (2005, p.422) apabila perusahaan ingin mempertahankan keunggulan kompetitifnya dalam pasar, perusahaan harus mengerti aspek dimensi apa saja yang digunakan oleh konsumen untuk membedakan produk yang dijual perusahaan tersebut dengan produk pesaing. Dimensi kualitas produk tersebut terdiri dari :


(40)

1) Performance (kinerja), berhubungan dengan karakteristik operasi dasar dari sebuah produk.

2) Durability (daya tahan), yang berarti berapa lama atau umur produk yang bersangkutan bertahan sebelum produk tersebut harus diganti. Semakin besar frekuensi pemakaian konsumen terhadap produk maka semakin besar pula daya tahan produk.

3) Conformance to specifications (kesesuaian dengan spesifikasi), yaitu sejauh mana karakteristik operasi dasar dari sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu dari konsumen atau tidak ditemukannya cacat pada produk.

4) Features (fitur), adalah karakteristik produk yang dirancang untuk menyempurnakan fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap produk.

5) Reliabilty (reliabilitas), adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan memuaskan atau tidak dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan maka produk tersebut dapat diandalkan.

6) Aesthetics (estetika), berhubungan deugan bagaimana penampilan produk bisa dilihat dari tampak, rasa, bau, dan bentuk dari produk. 7) Perceivedquality (kesan kualitas), sering dibilang merupakan hasil

dari penggunaan pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung karena terdapat kemungkinan bahwa konsumen tidak mengerti atau kekurangan infonnasi atas produk yang bersangkutan. Jadi, persepsi


(41)

konsumen terhadap produk didapat dari harga, merek, periklanan, reputasi, dan Negara asal.

Menurut Tjiptono (1997, p.25), dimensi kualitas produk meliputi: 1) Kinerja (performance), yaitu karakteristik operasi pokok dari produk inti (core product) yang dibeli, misalnya kecepatan, konsumsi bahan bakar, jumlah penumpang yang dapat diangkut, kemudahan dan kenyamanan dalam mengemudi dan sebagainya.

2) Keistimewaan tambahan (features), yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap, misalnya kelengkapan interior dan eksterior seperti dash board, AC, sound system, door lock system, power steering, dan sebagainya.

3) Keandalan (reliability), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai, misalnya mobil tidak sering ngadat/macet/rewel/rusak.

4) Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications), yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar - standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya standar keamanan dan emisi teipenuhi, seperti ukuran as roda untuk truk tentunya harus lebih besar daripada mobil sedan.

5) Daya tahan (durability), berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis penggunaan mobil.


(42)

6) Estetika (asthethic), yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. Misalnya bentuk fisik mobil yang menarik, model atau desain yang artistik, warna, dan sebagainya.

D. Pelayanan

Pelayanan dapat diartikan sebagai pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tatacara yang telah ditetapkan.

Pelayanan yang baik merupakan kunci utama bagi konsumen untuk menentukan niat pembelian yang berkelanjutan. Pelayanan juga sebagian dari servise untuk konsumen dan jika konsumen merasa tidak puas terhadap pelayanan, tindakan konsumen akan secara otomatis tidak akan melakukan pembelian lagi terhadap suatu perusahaan tersebut dan konsumen lebih memilih perusahaan lain yang dirasa konsumen lebih baik pelayanannya daripada perusahaan yang sebelumnya.

Definisi kualitas pelayanan (Tjiptono, 2001), dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketepatan penyampaiannya dalam mengimbangi harapan konsumen.

Kualitas pelayanan (service quality) dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi para konsumen atas pelayanan yang nyata-nyata mereka terima / peroleh dengan pelayanan yang sesungguhnya mereka harapkan / inginkan terhadap atributatribut pelayanan suatu perusahaan.


(43)

Jika jasa yang diterima atau dirasakan (perceived service) sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik dan memuaskan, jika jasa yang diterima melampaui harapan konsumen, maka kualitas pelayanan dipersepsikan sangat balk dan berkualitas.Sebaliknya jika jasa yang diterima lebih rendah daripada yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan bumk.

Menurut Kotler (2002:83) definisi pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapuu. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik.Pelayanan merupakan perilaku produsen dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen demi tercapainya kepuasan pada konsumen itu sendiri.Kotler juga mengatakan bahwa perilaku tersebut dapat terjadi pada saat, sebelum dan sesudah terjadinya transaksi. Pada umumnya pelayanan yang bertaraf tinggi akan menghasilkan kepuasan yang tinggi serta pembelian ulang yang lebih sering.

Dari definisi-definisi tentang kualitas pelayanan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kualitas pelayanan adalah segala bentuk aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan guna memenuhi harapan konsumen.Pelayanan dalam hal ini diartikan sebagai jasa atau service yang disampaikan oleh pemilik jasa yang berupa kemudahan, kecepatan, hubungan, kemampuan dan keramahtamahan yang ditujukan melalui sikap dan sifat dalam memberikan pelayanan untuk kepuasan konsumen.


(44)

Kualitas pelayanan (service quality) dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi para konsumen atas pelayanan yang nyata-nyata mereka terima / peroleh dengan pelayanan yang sesungguhnya mereka harapkan/inginkan terhadap atribut-atribut pelayanan suatu perusahaan. Hubungan antara produsen dan konsumen menjangkau jauh melebihi dari waktu pembelian ke pelayanan puma jual, kekal abadi melampaui masa kepemilikan produk. Perusahaan menganggap konsumen sebagai raja yang harus dilayani dengan baik, mengingat dari konsumen tersebut akan memberikan keuntungan kepada perusahaan agar dapat terus hidup.

E. Harga

1. Definisi Harga

Harga adalah suatu nilai tukar yang biasa disamakan dengan uang atau barang lain untuk manfaat yang diperoleh dari suatu barang atau jasa bagi seseorang atau kelompok pada waktu tertentu dan tempat tertentu. Istilah harga digunakan untuk memberikan nilai financial pada suatu produk barang atau jasa.

Biasanya penggunaan kata harga berupa digit nominal besaran angka terhadap nilai tuka rmata uang yang menunjukkan tinggi rendahnya nilai suatu kualitas barang atau jasa.Dalam ilmu ekonomi harga dapat dikaitkan dengan nilai jual atau beli suatu produk barang atau jasa sekaligus sebagai variabel yang menentukan komparasi produk atau barang sejenis.


(45)

Harga juga sering diartikan jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi barang beserta pelayanannya. (Swasta dan Irawan, 1990 : 2410).

Ada beberapa tujuan dalam penetapan harga antara lain: meningkatkan penjualan, mempertahankan dan memperbaiki market share, stabilitas harga, mencapai target pengembalian investasi mencapai laba maksimal, dan sebagainya (Basu Swashta dan Irawan, 1990 : 242).

Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran suatu produk karena harga adalah satu dari empat bauran pemasaran / marketing mix (4P = product, price, place, promotion / produk, harga, distribusi, promosi). Harga adalah suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan moneter.

Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa.

Menetapkan harga terlalu tinggi akan menyebabkan penjualan akan menurun, namun jika harga terlalu rendah akan mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh organisasi pet usahaan.


(46)

2. Tujuan Penetapan Harga

a. Mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya

Dengan menetapkan harga yang kompetitif maka perusahaan akan mendulang untung yang optimal.

b. Mempertahankan perusahaan

Dari marjin keuntungan yang didapat perusahaan akan digunakan untuk biaya operasional perusahaan. Contoh : untuk gaji/upah karyawan, untuk bayar tagihan listrik, tagihan air bawah tanah, pembelian bahan baku, biaya transportasi, dan lain sebagainya. c. Menggapai ROI (Return on Investment)

Perusahaan pasti menginginkan balik modal dari investasi yang ditanam pada perusahaan sehingga penetapan harga yang tepat akan mempercepat tercapainya modal kembali / ROI.

d. Menguasai Pangsa Pasar

Dengan menetapkan harga rendah dibandingkan produk pesaing, dapat mengalihkan perhatian konsumen dari produk kompetitor yang ada di pasaran.

e. Mempertahankan status quo

Ketika perusahaan memiliki pasar tersendiri, maka perlu adanya pengaturan harga yang tepat agar dapat tetap mempertahankan pangsa pasar yang ada.


(47)

3. Cara / Teknik / Metode Penetapan Harga Produk

a. Pendekatan Permintaan dan Penawaran (supply demand approach) Dari tingkat permintaan dan penawaran yang ada ditentukan harga keseimbangan (equilibrium price) dengan cara mencari harga yang mampu dibayar konsumen dan harga yang diterima produsen sehingga terbentuk jumlah yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan.

b. Pendekatan Biaya (cost oriented approach)

Menentukan harga dengan cara menghitung biaya yang dikeluarkan produsen dengan tingkat keuntungan yang diinginkan baik dengan markup pricing dan break even analysis.

c. Pendekatan Pasar (market approach)

Merumuskan harga untuk produk yang dipasarkan dengan cara menghitung variabel-variabel yang mempengaruhi pasar dan harga seperti situasi dan kondisi politik, persaingan, sosial budaya, dan lain-lain.

Pengertian harga sangat beragam menurut para ahli. Menurut Tjiptono (2002), Harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang, ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa.

Harga merupakan komponen yang berpengaruh langsung terhadap laba perusahaan.Kemudian menurut Harini (2008: 55) "Harga adalah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang


(48)

dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya."

Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa harga adalah satuan moneter yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan dan mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya.

d. Dasar Penetapan Harga

Menurut Machfoedz (2005: 136) "penetapan harga dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal.Faktor internal meliputi tujuan pemasaran perusahaan, strategi bauran pemasaran, biaya, dan metode penetapan harga." Faktor eksternal meliputi sifat pasar dan pennintaan, persaingan, dan elemen lingkungan yang lain.

e. Tujuan Penetapan Harga

Penjual barang dalam menetapkan harga dapat mempunyai tujuan yang berbeda satu sama lain antar penjual maupun antar barang yang satu dengan yang lain. Tujuan penetapan harga menurut Harini (2008: 55) adalah sebagai berikut:

Penetapan harga untuk mencapai penghasilan atas investasi.Biasanya besar keuntungan dari suatu investasi telah ditetapkan prosentasenya dan untuk mencapainya diperlukan penetapan harga tertentu dari barang yang dihasilkannya.


(49)

Penetapan harga untuk kestabilan harga.Hal ini biasanya dilakukan untuk perusahaan yang kebetulan memegang kendali atas harga.Usaha pengendalian harga diarahkan terutama untuk mencegah terjadinya perang harga, khususnya bila menghadapi permintaan yang sedang menurun.

Penetapan harga untuk mempertahankan atau meningkatkan bagiannya dalam pasar. Apabila perusahaan mPndapatkan bagian pasar dengan luas tertentu, maka ia harus berusaha mempertahankannya atau justru mengembangkannya. Untuk itu kebijaksanaan dalam penetapan harga jangan sampai merugikan usaha mempertahankan atau mengembangkan bagian pasar tersebut.

Penetapan harga untuk menghadapi atau mencegah persaingan. Apabila perusahaan baru mencoba-coba memasuki pasar dengan tujuan mengetahui pada harga berapa ia akan menetapkan penjualan. Ini berarti bahwa ia belum memiliki tujuan dalam menetapkan harga coba-coba tersebut.

Penetapan harga untuk memaksimir laba.Tujuan ini biasanya menjadi anutan setiap usaha bisnis.Kelihatannya usaha mencari untung mempunyai konotasi yang kurang enak seolah-olah menindas konsumen.Padahal sesungguhnya hal yang wajar saja.Setiap usaha untuk bertahan hidup memerlukan laba.Memang secara teoritis harga bisa berkembang tanpa batas.


(50)

Menurut Machfoedz (2005: 139) "Tujuan penetapan harga meliputi (1). Orientasi laba: mencapai target baru, dan meningkatkan laba; (2) Orientasi penjualan: meningkatkan volume penjualan, dan mempertahankan atau mengembangkan pangsa pasar." Kemudian menurut Tjiptono (2002) tujuan penetapan harga adalah :

1) Berorientasi laba yaitu bahwa setiap perusahaan selalu memilih harga yang dapat menghasilkan laba yang paling tinggi.

2) Berorientasi pada volume yaitu penetapan harga berorientasi pada volume tertentu.

3) Berorientasi pada citra (image) yaitu bahwa image perusahaan dapat dibentuk melalui harga.

Stabilisasi harga yaitu penetapan harga yang bertujuan untuk mempertahankan hubungan yang stabil antara harga perusahaan dengan harga pemimpin pasar (market leader).Tujuan lainnya yaitu menetapkan harga dengan tujuan mencegah masulcnya pesaing, mempertahankan loyalitas konsumen, mendukung penjualan ulang atau menghindari campur tangan pemerintah.

F. Sikap

Swastha dan Handoko (2000 : 93) mendefinisikan sikap sebagai suatu keadaan jiwa (mental) dan keadaan pikir yang dipersiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu obyek, yang diorganisir melalui


(51)

pengalaman serta mempengaruhi secara lanmgsung dan atau secara dinamis pada perilaku.

Menurut Nickels dalam Swastha dan Handoko (2000 : 94) mendefinisikan sikap adalah suatu kecenderungan yang di pelajari untuk bereaksi terhadap penawaran produk dalam masalah - masalah yang baik ataupun kurang baik seacara konsekuen.

G. Merek

Menurut Durianto, Sugiarto, Sitinjak, (2001 : 126) Merek merupakan suatu ukuran keterkaitan pelanggan pada sebuah merek. Merek yang tinggi akan memiliki jumlah besar pelanggan yang setia dengan segala bentuk komitmennya. Salah satu indikator kucni adalah jumlah interaksi dan komunikasi yang berkaitan dengan produk tersebut. Kesukaan pelanggan terhadap suatu merk akan mendorong mereka untuk membicarakan merk tersebut kepada pihak lain, baik dalam taraf sekedar menceritakan mengenai alasan pembelian merek terhadap merk tersebut atau bahkan tiba pada taraf merkomendasikannya kepada orang lain untuk mengkonsumsi merk tersebut.

Ditjen HK (2006) Merek merupakan nama atau symbol yang diasosiasikan dengan produk atau jasa dan menimbulkan arti psykologis. Merek dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapoa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya.


(52)

a. Fungsi Merek

1) Tanda pengenal untuk membedakan hasil produksi yang dihasilkan sesorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum dengan produksi orang lain atau badan hokum lainnya. 2) Sebagai alat promosi, sehingga mempromosikan hasil produksinya

cukup dengan menyebutkan mereknya. 3) Sebagai jaminan atas mutu barangnya.

4) Menunjukkan asal barang atau jasa yang dihasilkan.

H. Saluran Distribusi

Saluran distribusi adalah kelompok pedagang dan agen pemasaran yang mengkombinasikan antara pemindahan phisik dan nama dari suatu produk untuk menciptakan kegunaan bagi pasar tertentu.

Konsmnen akan menjadi loyal terhadap suatu produk apabila produk dengan merk tersebut mudah didapat saat dibutuhkan dan stok persediaan produk tersebut mencukupi sehingga selalu di nasaran. Hal ini akan mengurangi efek perpindahan merk yang merupakan kebalikan darin loyalitas merk sehingga produk akan tetap bertahan walauun ada pesaing lain yang berbeda merek. (C. Walters dalam Swasta dan Irawan, 1990 : 286).


(53)

I. Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya yang berkaitan adalah Roby Hendratno (2003) Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, yang meneliti tentang Analisis Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Keputusan dalam Pembelian Helm merk GV di Banjarmasin. Dari hasil penelitian diketahui bahwa variable bebas seperti harga, kualitas produk, kualitas pelayanan puma jual berpengaruh secara simultan terhadap keputusan konsumen dalam pembelian Helm merek GV.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah sama-sama mempunyai variable yaitu kualitas produk, kualitas pelayanan dan harga, tetapi saya menganalisis tentang perbadaan dua produk yang berdasarkan kualitas produk, kualitas pelayanan dan harga dan perbedaannya adalah pada objek penelitiannya.Studi kasus ini pada perusahaan air minum mineral yang bermerek dan air minum mineral yang tidak bermerek.Penelitian ini juga mengarah pada kesuksesan air minum mineral yang bermerek walaupun harganya mahal, Tetapi begitu banyak juga konsumen yang masih mau membeli.Maka saya berniat untuk meneliti untuk perbedaan air minum mineral yang bermerek dan air minum mineral yang tidak bermerek.


(54)

J. Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu dugaan atau jawaban yang dianggap benar dan bersifat sementara, karena masih harus dibuktikan dengan serangkaian pengujian.

Untuk air minuman mineral yang bermerek sudah jelas mempunyai kadar air yang sangat higienis dan kualitas produk yang bagus, karena melalui beberapa proses penyaringan yang menggunakan alat yang modern dan berkualitas internasional.

Lalu untuk air minuman mineral yang tidak bermerek tentu jauh berbeda dengan air minuman mineral yang bermerek, dari kadar air juga sangat berbeda, karena untuk air minuman mineral yang tidak bermerek hanya menggunakan satu proses penyaringan dengan menggunakan alat seperti pompa air / kran air.

Jadi dari penjelasan di atas, diduga bahwa ada beberapa hipotesis, yaitu:

1. Ada perbedaan yang signifikan persepsi konsumen terhadap minuman mineral bermerek dan tidak bermerek berdasarkan kualitas produk. 2. Ada perbedaan yang signifikan persepsi konsumen terhadap minuman

mineral bermerek dan tidak bermerek berdasarkan kualitas pelayanan. 3. Ada perbedaan yang signifikan persepsi konsumen terhadap minuman


(55)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah Metode survey digunakan dalam penelitian ini, yaitu suatu metode pengumpulan data primer dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden individu (Jogiyanto, 2004: 115. Dalam studi kasus ini penelitian dilakukan terhadap objek tertentu. Kesimpulan yang ditarik dari hasil penelitian ini hanya dapat berlaku untuk objek yang diteliti.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Waktu penelitian

Penelitian akan di lakukan pada tahun 2014 2. Lokasi penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di daerah Kabupaten Klaten dan di daerah Kecamatan Klaten Tengah, karena daerah tersebut berada di tengah kota dan kebanyakan masyarakat mengkonsumsi air mimum mineral. Klaten Tengah sendiri mempunyai 6 Kelurahan dan 3 Desa, yaitu: Kelurahan Mojayan, Kelurahan Tonggalan, Kelurahan Kabupaten, Kelurahan Klaten, Kelurahan Buntalan dan Kelurahan Bareng, dan Desa Semangkak, Desa Jomboran dan Desa Gumulan. Kemudian di perkecil lagi dengan menggunakan Teknik cluster sampling di mana setiap


(56)

subyek yang ada dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel. Setelah melakukan teknik cluster sampling, maka Desa Semangkak yang di tunjuk sebagai salah satu Desa yang akan di teliti.


(57)

C. Subjek Penelitian dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah semua konsumen yang memakai produk air minum galon.Objek dan penelitian ini adalah kualitas produk, kualitas pelayanan dan harga.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajaridan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:3). Yaitu Kualitas Produk (X1) Kualitas Pelayanan (X2) dan Harga (X3)

E. Populasi dan sampel 1. Populasi

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari obyek atau unit analisis yang karakteristiknya akan diteliti (Djarwanto Ps, 1996: 102).

Target populasi dari penelitian ini adalah masyarakat di Kabupaten Klaten khususnya di Kecamatan Klaten Tengah yang membeli minuman mineral bermerek dan tidak bermerek.Karena baik produk, pelayanan dan harga yang diteliti dalam penelitian ini sudah sering dilihat dan diketahui.Dengan asumsijumlah dalam penlitian ini bahwa jumlah populasi tidak terbatas.


(58)

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2005:73).Peneliti mengambi sampel sebanyak 100 responden.

F. Teknik Penentuan Jumlah Sampel

Menurut Sugiyono (2011:120) definisi nonprobability sampling adalah:“Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur untuk anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi, sampling sistematis, kuota, askidental, purposive, jenuh, dan snowball.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono (2011:122), pengertian purposive sampling adalah : “teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”.

Kriteria yang dimaksud adalah anggota Konsumen air minum kemasan galon di Kecamatan Klaten Tengah. Oleh karena itu untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus :

Keterangan :

n = jumlah sampel

Zα = Z table dengan tingkat signifikasi tertentu

Q = (1.P) proporsi populasi yang diharapkan tidak memiiki karakteristik tertentu


(59)

P = Proporsi populasi yang memiliki karakteristik d = tingkat kesalahan yang ditoleransi

Untuk lebih jelasnya akan diuraikan dalam perhitungan sebagai berikut, misal proporsi populasi yang diharapkan sebesar 50%, tingkat kesalahan sebesar 10% dan tingkat kepercayaan 95% = 1,96 , dengan menggunakan rumus di atas maka jumlah sampel yang diperoleh yaitu:

[ ] [ ]

n ₌ 96,04 atau di bulatkan menjadi 100

G. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini berupa :

a. Data Kualitatif, yaitu data yang berbentuk kata, kalimat, skema, dan gambar, seperti teori-teori yang berkaitan dengan penelitian penulis. b. Data Kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka atau data

kualitatif yang diangkakan ( scoring ). 2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini berupa :

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden penelitian melalui wawancara dan kuesioner di lapangan.

b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain. Biasanya sudah dalam bentuk publikasi seperti data yang diperoleh dari


(60)

situasi-situasi internet dan data lainnya yang berhubungan langsung dengan objek yang diteliti.

H. Pengukuran Variabel

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif (Sugiyono, 2004). Dalam penelitian ini menggunakan skala Likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2004). Skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif pada umumnya menggunakan 5 angka penelitian yaitu:

Sangat Setuju : 5

Setuju : 4

Netral : 3

Tidak Setuju : 2

Sangat Tidak Setuju : 1

Skala likert ini kemudian menskala individu yang bersangkutan dengan menambah bobot jawaban yang dipilih. Nilai rata-rata dari masimg-masing responden dapat dikelompokkan kedalam kelas interval. Ukuran interval digunakan untuk memberikan informasi tentang interval satu orang


(61)

obyek dengan orang atau obyek lain. Jumlah kelas 5 sehingga interval dapat dihitung sebagai berikut :

Kelas interval = Nilai maksimum - Nilai minimum Kelas interval

Interval = 5 – 1 = 0,8 5

Dengan rentang skala 0,8 maka numeriknya sebagai berikut :

1) Sangat Rendah (SR) apabila skor variabel 1,00 s/d 1,7 yang menunjukkan kualitas produk, kualitas pelayanan, dan harga sangat rendah.

2). Rendah (R) apabila skor variabel 1,80 s/d 2,5 yang menunjukkan kualitas produk, kualitas pelayanan, dan harga rendah.

3). Normal (N) apabila skor variabel 2,60 s/d 3,39 yang menunjukkan kualitas produk, kualitas pelayanan, dan hargaNormal.

4). Tinggi (T) apabila skor variabel 3,40 s/d 4,19 yang menunjukkan kualitas produk, kualitas pelayanan, dan harga tinggi.

5). Sangat Tinggi (ST) apabila skor variabel 4,19 s/d 5,00 yang menunjukkan kualitas produk, kualitas pelayanan, dan hargasangat tinggi.

I. Teknik Pengujian Instrumen 1. Uji Validitas

Pengujian validitas adalah tingkat kemampauan suatu instrumen atau alat pengumpul data dalam mengungkapkan sesuatu yang menjadi


(62)

sasaran pokok pengukuran yang dilakukan. Suatu instrumen dikatakan valid jika instrument tersebut mampu mengukur apa saja yang hendak diukurnya, mampu mengungkapkan apa yang diungkapkan.

Pengujian terhadap validitas suatu item pernyataan yang terdapat dalam daftar pernyataan dengan metode korelasi, yaitu korelasi antara skor item dengan total item. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung korelassi tersebut adalah sebagai berikut:

Keterangan :

r xy = Koefisien korelasi setiap item x = Nilai dari setiap item

y = Nilai dari semua item

N = Banyaknya sampel responden

Jika r xy hitung >r label, maka kuesioner adalah valid 2. Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas adalah pengijian yang mengacu kepada konsistensi/keterpercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Untuk memperoleh koefisien kendala digunakan rumus Sperman Brown :

r xx = Koefisien reliabilitas

r xy = Koefisien korelasi produk moment


(63)

J. Teknik Analisis Data

Pengujian Uji Beda Dua Sample Berpasangan dan Uji t. Paired sample t test merupakan uji beda dua sampel berpasangan. Sampel berpasangan merupakan subjek yang sama namun mengalami perlakuan yang berbeda dengan tingkat signifikan < 0.05

Kriteria pengujian:  Kualitas produk.

Jika thitung≥ ttabel, maka ditolak, dan diterima Jika thitung<ttabel, maka diterima, dan ditolak

H0 = Tidak ada perbedaan yang signifikan antara minuman mineral yang bermerek dan tidak bermerek berdasarkan kualitas produk.

Ha = Ada perbedaan yang signifikan antara minuman mineral yang bermerek dan tidak bermerek berdasarkan kualitas produk.

 Kualitas pelsayanan.

Jika thitung≥ ttabel, maka ditolak, dan diterima Jika thitung<ttabel, maka diterima, dan ditolak

Hŏ= Tidak ada perbedaan yang signifikan antara minuman mineralyang bermerek dan tidak bermerek berdasarkan kualitas pelayanan.

Ha= Ada perbedaan yang signifikan antara minuman mineral yang bermerek dan tidak bermerek berdasarkan kualitas pelayanan.

 Harga.


(64)

Jika thitung<ttabel, maka diterima, dan ditolak

Hŏ = Tidak ada perbedaan yang signifikan antara minuman mineral yang bermerek dan tidak bermerek berdasarkan kelayakan harga.

Ha= Ada perbedaan yang signifikan antara minuman mineral yang bermerek dan tidak bermerek berdasarkan kelayakan harga.


(65)

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Perkembangan Air Minum

Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) muncul sebagai industri minuman utama hampir di seluruh dunia.Awalnya air kemasan merupakan salah satu jenis minuman komersil di bagian barat Eropa dimana konsumsi air kemasan telah menjadi kebiasaan masyarakat disana dan sekarang air kemasan bisa ditemui bahkan di tempat terpencil pun di dunia ini.Beberapa negara di Asia telah menjadi pasar utama dari air kemasan.Di banyak negara pasar air kemasan masih dikuasai oleh merek-merek lokal, tetapi konsolidasi yang cepat terjadi dimana pasar kemudian hanya dikuasai oleh 4 korporasi besar Nestle, Danone, Coca Cola dan Pepsi.

Industri air kemasan di Indonesia mulai meningkat sejak munculnya cara pandang air sebagai barang ekonomi yang mendorong praktek-praktek komersialisasi air. Produksi air kemasan pada tahun 2010 terus meningkat mencapai 13,7 miliar liter dibandingkan tahun 2009 yang hanya 12,8 miliar liter. Tingginya produksi air kemasan di Indonesia juga didorong oleh buruknya kualitas layanan air bersih khususnya di daerah perkotaan.Sebanyak kurang lebih 80% produksi air kemasan dikonsumsi oleh masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan di Pulau Jawa. Pasar air kemasan di Indonesia, 50% dikuasai oleh Aqua-Danone Group salah satu Multinational Companies (MNCs) yang berasal dari Perancis. Aqua-Danone


(66)

memiliki 13 pabrik di seluruh Indonesia dan saat ini sedang berusaha untuk membangun satu pabrik baru di daerah Padarincang, Serang, Banten.

(http://www.kruha.org/page/id/dinamic_detil/15/80/Air_Kemasan/Air_Minum_ Dalam_Kemasan.html)

Namun, sejak tahun 2003 persaingan di industri semakin meningkat ditandai dengan bermunculannya depot-depot air minum isi ulang tanpa merek (AMIU) yang menggunakan filtrasi yang lebih sederhana dengan harga lebih murah dari harga rata-rata AMDK.Dengan munculnya ancaman dari AMIU ini, banyak perusahaan AMDK yang mengoreksi asumsi pertumbuhan penjualannya menjadi hanya sekitar 10-20% per tahunnya.

Diperkirakan saat ini ada lebih dari 4500 depot AMIU yang tersebar di seluruh Indonesia (www.indofinanz.com).Bahkan pangsa pasar AMDK saat ini telah tergerus sampai 30% dan beralih ke AMIU (www.bisnis.com). Pengusaha AMDK yang tergabung dalam, Asosiasi ,Pengusaha Air Minum Dalam Kemasan Indonesia (ASPADIN) tidak jarang berkonfrontasi dengan pengusaha kecil AMIU yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha, Pemasok dan Distributor Air Minum Indonesia (APDAMINDO) untuk memperebutkan pasar air minum yang memang cukup besar ukuran permintaannya ini. Namun, peran pemerintah sebagai regulator diharapkan dapat mengendalikan kondisi persaingan usaha ini dan memberikan manfaat yang lebih kepada masyarakat Indonesia yang membutuhkan air minum bersih.


(67)

B. Air Minum Mineral Yang Bermerek

Persaingan di industri air minum dalam kemasan (AMDK) sangat ketat. Tidak hanya banyak bermunculan perusahaan baru, mereka juga bersaing dengan usaha air ulang dan jenis minuma lain. Industri air minum dalam kemasan (AMDK) yang terdaftar di antaranya sebagai berikut: Ab 22 Isi Ulang, ADES WATER INDONESIA TBK., PT AKASHA WIRA INT, PT. Tirta Mas Perkasa (Sanqua), PT. Tirta Bahagia (Club), PT. Buana Tirta Abadi.

Air mimum dalam kemasan diproses melalui beberapa tahap penyulingan, jadi untuk hasil yang sangat memuaskan dan kejernihan airnya dapat diandalkan.Serta air yang berasal dari mata air pegunungan asli yang menyajikan kesegaran dalam setiap kemasan air minuim mineral bermerek.

Air bersih, sehat dan tidak berbau itulah air yang layak untuk diminum oleh semua mahkluk hidup.Terutama manusia yang selalu membutuhkan air bersih untuk kelangsungan hidupnya.

Perusahaan pembuat air minum mineral yang bermerek/air minum mineral dalam kemasan biasanya memliki izin berproduksi, hal itu dikarenakan agar perusahaan tersebut benar – benar memproduksi produk yang layak di konsumsi oleh konsumen.Jadi produknya harus sehat dan kualitasnya juga bagus. Harga yang sedikit lebih mahal tetpai kualitas produknya bagus dan layak di konsumsi oleh konsumen.


(68)

C. Air Minum Mineral Yang Tidak Bermerek

Air minum mineral yang tidak bermerek hanya melalui proses penyulingan isi ulang dan airnya juga tidak asli dari mata air pegunungan. Oleh sebab itu tidak banyak konsumen yang mengkonsumsi air minum mineral yang tidak bermerek, karena airnya tidak sehat dan juga harganya murah. Kualitas yang kurang bagus juga sesuai dengan harga yang sepadan.

Banyak agen dan toko-toko yang menyediakan isi ulang air minuman yang tidak bermerek.Biaya setiap kali isi ulang juga tergolong murah untuk masyarakat yang mengkonsumsi air minum mineral yang tidak bermerek.Dan fakta dilapangan juga membuktikan bahwa tidak banyak konsumen yang mengkonsumsi air minum mineral yang tidak bermerek.

Tetapi dengan harga yang relatife murah perusahaan air minum mineral yang tdak bermerek semakin bisa bertahan hidup, Karena sebagain konsumen lebih memilih membeli air minum mineral yang tidak bermerek karena harganya murah dan tidak mempertimbangkan kualitas produknya.


(69)

BAB V

ANALISIS DATA

Data yang di peroleh dari responden melalui kuesioner, akan dianalisis sesuai dengan tujuan peneliti. Pada bab ini penulis menguraikan analisis dari masalah yang ada.

A. Kuesioner

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu jenis kuesioner yaitu hanya di tujukan kepada keluarga di kelurahan semangkak, klaten, jawa tengah. Kuesioner untuk disebarkan sebanyak 100 eksemplar, dan semuanya kembali sebanyak 100 eksemplar. Adapun kesulitan dalam penyebaran adalah enggan dalam mengisi kuesioner. Pada hasil data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner akan digunakan untuk analisis.

B. Pengujian Instrumen Penelitian

Dalam pengujian validitas dan realibilitas ini penulis akan melakukan pengujian butir-butir pertanyaan yang ada dalam kuesioner. Semua proses pengujian ini menggunakan komputer dengan Program SPSS 19.00 for windows.


(70)

1. Validitas

Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik korelasi product moment pearson. Dikatakan valid apabila r hitung> r table

Tabel V.1

Rangkuman tes validitas kualitas produk, kualitas pelayanan dan hargaminuman mineral bermerek

Kategori Variabel Item r r tabel Status

Minuman mineral bermerek

Kualitas Produk

X1.1.1 0.640 0.1965 Valid X1.1.2 0.678 0.1965 Valid X1.1.3 0.654 0.1965 Valid X1.1.4 0.681 0.1965 Valid X1.1.5 0.528 0.1965 Valid

Kualitas Pelayanan

X2.1.1 0.663 0.1965 Valid X2.1.2 0.703 0.1965 Valid X2.1.3 0.700 0.1965 Valid X2.1.4 0.703 0.1965 Valid X2.1.5 0.548 0.1965 Valid

Harga

X3.1.1 0.221 0.1965 Valid X3.1.2 0.255 0.1965 Valid X3.1.3 0.307 0.1965 Valid X3.1.4 0.255 0.1965 Valid X3.1.5 0.314 0.1965 Valid X1.2.1 0.640 0.1965 Valid X1.2.2 0.678 0.1965 Valid


(71)

Minuman mineral tidak bermerek

Kualitas Produk X1.2.3 0.654 0.1965 Valid X1.2.4 0.681 0.1965 Valid X1.2.5 0.528 0.1965 Valid

Kualitas Pelayanan

X2.2.1 0.663 0.1965 Valid X2.2.2 0.703 0.1965 Valid X2.2.3 0.700 0.1965 Valid X2.2.4 0.703 0.1965 Valid X2.2.5 0.548 0.1965 Valid

Harga

X3.2.1 0.221 0.1965 Valid X3.2.2 0.255 0.1965 Valid X3.2.3 0.307 0.1965 Valid X3.2.4 0.255 0.1965 Valid X3.2.5 0.314 0.1965 Valid Sumber :Data Primer 2014

Berdasarkan Tabel V.1 dapat diketahui bahwa seluruh butir pertanyaan mempunyai nilai rhitung> rtabel, sehingga seluruh butir pertanyaan dikatakan valid.

2. Reliabilitas

Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis Cronbach Alpha. Suatu kuesioner dapat dikatakan reliabel apabila mempunyai alpha ≥ 0,6. hasil uji reliabilitas disajikan pada Tabel V.2


(72)

Tabel .V.2

Rangkuman hasil uji reliabilitas

Alpha Status

Minuman mineral bermerek 0.810 Reliabel

Minuman mineral tidak bermerek 0.810 Reliabel Sumber Data Primer 2014

Dari Tabel V.2 dapat dilihat bahwa seluruh butir pertanyaan mempunyai nilai alpha ≥ 0,6, sehingga dapat disimpulkan bahwa alat ukur tersebut dinyatakan reliable.

C. Hasil Penelitian

1. Analisis Deskriptif Karakteristik responden

Tujuan dari analisis deskriptif dalam penelitian ini yaitu untuk menganalisis data yang berhubungan dengan identitas responden yang meliputi jenis kelamin, usia, status dan uang saku.

a. Jenis kelamin

Tabel V.3

Karakteristik Responden Berdasar Jenis kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Responden Dalam Angka

1 Laki - laki 52

2 Perempuan 48

Jumlah 100


(73)

Berdasar Tabel V.3 diatas dapat diketahui bahwa responden dengan jenis kelamin laki laki sebanyak 52responden dan perempuan sebanyak 48 responden.

b. Usia

Tabel V.4

Karakteristik Responden Berdasar Usia

No Usia Jumlah Responden

Dalam Angka

1 18 - 21 th 1

2 22 - 25 th 42

3 26 – 29 th 30

4 >30 th 27

Jumlah 100

Sumber : Data Primer 2014

Berdasar Tabel V.4 diatas dapat diketahui bahwa dari 100 responden yang dijadikan sampel terdapat 1 orang berusia 18 - 21 th, 42 orang berusia 22 - 25 th, 30 orang berusia 26 – 29 th, dan 27 orang berusia >30 th


(74)

c. Status

Tabel V.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Status

No Status Jumlah Responden

Dalam Angka

1 Pegawai Negeri 4

2 Pegawai Swasta 74

3 Pelajar/Mahasiswa 9

4 Wiraswasta 13

Jumlah 100

Sumber : Data Primer 2014

Berdasarkan Tabel V.5 diatas dapat diketahui bahwa dari 100 responden yang dijadikan sampel terdapat 4 orang mempunyai status sebagai Pegawai Negeri, 74 orang mempunyai status sebagai Pegawai Swasta, 9 orang mempunyai status sebagai Pelajar/Mahasiswadan 13 orang status sebagai Wiraswasta.


(1)

Total Rata-rata Harga

1 2 3 4 5 Total Rata-rata

3 3 3 3 2 14 2,8 32 2,13

3 3 3 3 2 14 2,8 24 1,60

2 2 2 2 2 10 2 30 2,00

2 2 2 2 1 9 1,8 29 1,93

1 1 1 1 1 5 1 25 1,67

2 2 2 2 2 10 2 30 2,00

2 2 3 2 1 10 2 20 1,33

2 2 2 2 2 10 2 26 1,73

1 2 2 2 3 10 2 28 1,87

1 1 1 1 1 5 1 25 1,67

2 2 1 2 1 8 1,6 26 1,73

3 1 3 1 1 9 1,8 25 1,67

2 2 2 2 2 10 2 20 1,33

2 2 2 2 1 9 1,8 33 2,20

1 2 1 2 2 8 1,6 18 1,20

1 1 1 1 1 5 1 21 1,40

3 2 3 2 2 12 2,4 30 2,00

1 1 1 1 1 5 1 25 1,67

1 2 1 2 2 8 1,6 28 1,87

2 2 2 2 1 9 1,8 25 1,67

2 2 2 2 2 10 2 26 1,73

2 2 2 2 2 10 2 26 1,73

1 2 1 2 2 8 1,6 28 1,87

2 1 2 1 2 8 1,6 28 1,87

2 1 2 1 2 8 1,6 28 1,87

2 2 2 2 2 10 2 30 2,00

2 2 2 2 2 10 2 26 1,73

2 2 2 2 2 10 2 32 2,13

2 2 2 2 2 10 2 32 2,13

1 2 1 2 2 8 1,6 22 1,47

1 2 3 2 3 11 2,2 35 2,33

2 2 2 2 3 11 2,2 31 2,07

2 1 2 1 1 7 1,4 27 1,80

3 2 3 2 2 12 2,4 36 2,40


(2)

Total Rata-rata Harga

1 2 3 4 5 Total Rata-rata

3 3 3 3 2 14 2,8 34 2,27

3 3 3 3 2 14 2,8 24 1,60

2 2 2 2 2 10 2 34 2,27

2 2 2 2 1 9 1,8 27 1,80

1 1 1 1 1 5 1 25 1,67

2 2 2 2 2 10 2 32 2,13

2 2 3 2 1 10 2 26 1,73

2 2 2 2 2 10 2 20 1,33

1 2 2 2 3 10 2 38 2,53

1 1 1 1 1 5 1 29 1,93

2 2 1 2 1 8 1,6 34 2,27

3 1 3 1 1 9 1,8 33 2,20

2 2 2 2 2 10 2 40 2,67

2 2 2 2 1 9 1,8 31 2,07

1 2 1 2 2 8 1,6 28 1,87

1 1 1 1 1 5 1 35 2,33

3 2 3 2 2 12 2,4 36 2,40

1 1 1 1 1 5 1 29 1,93

1 2 1 2 2 8 1,6 36 2,40

2 2 2 2 1 9 1,8 35 2,33

2 2 2 2 2 10 2 30 2,00

2 2 2 2 2 10 2 30 2,00

1 2 1 2 2 8 1,6 28 1,87

2 1 2 1 2 8 1,6 34 2,27

2 1 2 1 2 8 1,6 28 1,87

2 2 2 2 2 10 2 34 2,27

2 2 2 2 2 10 2 30 2,00

2 2 2 2 2 10 2 34 2,27

2 2 2 2 2 10 2 40 2,67

1 2 1 2 2 8 1,6 18 1,20

1 2 3 2 3 11 2,2 39 2,60

2 2 2 2 3 11 2,2 39 2,60

2 1 2 1 1 7 1,4 27 1,80

3 2 3 2 2 12 2,4 27 1,80


(3)

Total Rata-rata Harga

1 2 3 4 5 Total Rata-rata

3 3 3 3 2 14 2,8 35 2,33

3 3 3 3 2 14 2,8 35 2,33

2 2 2 2 2 10 2 31 2,07

2 2 2 2 1 9 1,8 29 1,93

1 1 1 1 1 5 1 20 1,33

2 2 2 2 2 10 2 28 1,87

2 2 3 2 1 10 2 30 2,00

2 2 2 2 2 10 2 31 2,07

1 2 2 2 3 10 2 28 1,87

1 1 1 1 1 5 1 22 1,47

2 2 1 2 1 8 1,6 23 1,53

3 1 3 1 1 9 1,8 30 2,00

2 2 2 2 2 10 2 24 1,60

2 2 2 2 1 9 1,8 31 2,07

1 2 1 2 2 8 1,6 27 1,80

1 1 1 1 1 5 1 27 1,80

3 2 3 2 2 12 2,4 31 2,07

1 1 1 1 1 5 1 25 1,67

1 2 1 2 2 8 1,6 26 1,73

2 2 2 2 1 9 1,8 29 1,93

2 2 2 2 2 10 2 30 2,00

2 2 2 2 2 10 2 30 2,00

1 2 1 2 2 8 1,6 30 2,00

2 1 2 1 2 8 1,6 23 1,53

2 1 2 1 2 8 1,6 26 1,73

2 2 2 2 2 10 2 33 2,20

2 2 2 2 2 10 2 35 2,33

2 2 2 2 2 10 2 27 1,80

2 2 2 2 2 10 2 31 2,07


(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Strategi Meningkatkan Kualitas Pelayanan Makanan Dan Minuman Pada Penang Coffee Corner Di Hotel Semarak Internasional Medan

13 118 53

Strategi Meningkatkan Kualitas Pelayanan Makanan Dan Minuman Pada Jl Long Chinese Restaurant Di Hotel Grand Aston City Hall Medan

24 585 56

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, KUALITAS PELAYANAN DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Pada Konsumen Kalimilk TKP 3.

0 1 15

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, KUALITAS PELAYANAN DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Pada Konsumen Rown Division Kota Surakarta.

0 3 16

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KUALITAS PRODUK DENGAN MINAT MEMBELI TELEPON GENGGAM BERMEREK BLACKBERRY.

0 2 9

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK KUALITAS PELAYANAN DAN HARGA TERHADAP KEPUASAN DAN ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK KUALITAS PELAYANAN DAN HARGA TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN OUTLET BIRU DI YOGYAKARTA.

0 1 14

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan, Kualitas Produk Dan Harga Terhadap Kepercayaan Konsumen Produk Notebook (Studi Kasus Terhadap Dua Merk Notebook).

0 2 13

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN,KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAPKEPERCAYAAN Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan, Kualitas Produk Dan Harga Terhadap Kepercayaan Konsumen Produk Notebook (Studi Kasus Terhadap Dua Merk Notebook).

0 1 18

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, KUALITAS PELAYANAN DAN HARGA TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN

0 0 16

ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT PRODUK, HARGA DAN PELAYANAN

0 0 107