Efektivitas Metode Communicative Language Teaching (Clt) Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Berbahasa Inggris Peserta Kursus Di Pqec Institute.

(1)

EFEKTIVITAS METODE COMMUNICATIVE LANGUAGE TEACHING (CLT) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI BERBAHASA INGGRIS PESERTA KURSUS DI PQEC INSTITUTE

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Ujian Sidang

Sarjana Pendidikan Pada Departemen Pendidikan Luar Sekolah Konsentrasi Pelatihan

Oleh:

Adila Rara Cynthia 1000334

DEPARTEMEN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

EFEKTIVITAS METODE COMMUNICATIVE LANGUAGE TEACHING (CLT) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI

BERBAHASA INGGRIS PESERTA KURSUS DI PQEC INSTITUT

Oleh

Adila Rara Cynthia

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Adila Rara Cynthia 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

v

Adila Rara Cynthia, 2014

Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMAKASIH ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Perumusan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 8

F. Struktur Organisasi ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Kursus Sebagai Bagian Dari Pendidikan Luar Sekolah ... 10

1. Pengertian Pendidikan Luar Sekolah ... 10

2. Tujuan Pendidikan Luar Sekolah ... 12

3. Karakteristik Pendidikan Luar Sekolah ... 13

B. Konsep Dasar Efektivitas ... 15

1. Pengertian Efektivitas ... 15

2. Ukuran Efektivitas ... 16

C. Konsep Dasar Kursus ... 18

1. Pengertian Kursus ... 18


(5)

vi

Adila Rara Cynthia, 2014

Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Program Kursus ... 20

5. Kaitan Kursus Bahasa Inggris dengan Pendidikan Luar Sekolah ... 21

D. Metode Pembelajaran Communicative Language Teaching (CLT) ... 25

1. Pengertian Metode ... 25

2. Metode Pembelajaran Communicative Language Teaching (CLT) ... 26

3. Metode Pembelajaran Situational Language Teaching ... 28

4. Metode Pembelajaran Audiolingual ... 29

5. Kedudukan Metode dalam Pembelajaran ... 31

6. Tujuan Pembelajaran CLT ... 32

E. Konsep Kemampuan Komunikasi Bahasa Inggris ... 32

1. Teori Komunikasi ... 32

2. Komunikasi Bahasa Inggris ... 34

F. Penelitian Terdahulu ... 36

G. Kerangka Pemikiran ... 38

H. Hipotesis Penelitian ... 38

BAB III METODE PENELITIAN ... 39

A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian ... 39

1. Lokasi Penelitian ... 39

2. Populasi Penelitian ... 39

3. Sampel ... 40

B. Desain Penelitian ... 42

C. Metode Penelitian ... 43

D. Definisi Operasional ... 44

1. Efektivitas ... 44

2. Metode Pembelajaran CLT ... 45

3. Kemampuan Bahasa Inggris ... 45


(6)

vii

Adila Rara Cynthia, 2014

Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 48

1. Pengujian Validitas ... 48

2. Pengujian Reliabilitas ... 51

G. Teknik Pengumpulan Data ... 53

1. Observasi ... 54

2. Wawancara ... 54

3. Angket ... 54

4. Studi Dokumentasi ... 54

H. Pengolahan dan Analisis Data ... 54

1. Teknik Pengolahan Data ... 54

2. Uji Persyaratan Analisis ... 56

a. Uji Normalitas Data ... 56

b. Transformasi Data Ordinal menjadi Interval melalui MSI ... 56

3. Teknik Analisis Data ... 57

a. Analisis Korelasi Sederhana ... 57

b. Analisis Regresi Sederhana ... 58

c. Koefisien Determinasi ... 59

4. Uji Hipotesis ... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 61

A. Gambaran Umum Objek Penelitian... 61

1. Latar Belakang Historis PQEC Institute ... 61

2. Struktur Organisasi Lembaga ... 62

3. Visi Misi Lembaga ... 62

4. Sarana dan Prasarana ... 62

5. Metode Kursus Bahasa Inggris ... 62

6. Materi Kursus Bahasa Inggris ... 63

7. Pelaksanaan Kursus Bahasa Inggris ... 63

8. Evaluasi Kursus Bahasa Inggris ... 65


(7)

viii

Adila Rara Cynthia, 2014

Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Gambaran Umum Karakteristik Responden Berdasakan

Jenis Kelamin ... 65

2. Gambaran Umum Karakteristik Responden Berdasakan Usia ... 66

3. Gambaran Umum Karakteristik Responden Berdasakan Tingkat Pendidikan Terakhir ... 67

4. Gambaran Umum Karakteristik Responden Berdasakan Lama Kursus ... 68

C. Gambaran Umum Variabel Penelitian ... 69

1. Gambaran Umum Variabel Metode Pembelajaran (X) ... 70

2. Rekapitulasi Hasil Penelitian Variabel Metode Pembelajaran CLT (X) ... 79

3. Pengukuran Variabel Metode Pembelajaran CLT (X) ... 80

4. Gambaran Umum Variabel Kemampuan Komunikasi Berbahasa Inggris (Y) ... 83

5. Pengukuran Variabel Kemampuan Komunikasi Berbahasa Inggris (Y) ... 84

D. Teknik Analisis Data ... 85

1. Uji Normalitas ... 85

2. Analisis Regresi ... 86

a. Analisis Korelasi Sederhana ... 86

b. Analisis Regresi Sederhana ... 92

c. Uji Hipotesis (Uji t) ... 97

E. Pembahasan ... 99

1. Metode pembelajaran CLT Pada Lembaga Kursus PQEC Institute ... 99

2. Kemampuan Komunikasi Berbahasa Inggris Pada PQEC Institute ... 102


(8)

ix

Adila Rara Cynthia, 2014

Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Efektivitas Metode Pembelajaran CLT Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Berbahasa Inggris Peserta di PQEC

Institute ... 103

4. Persepsi Para Peserta PQEC Institute Terhadap Kemampuan Bahasa Inggris Dengan Menggunakan Metode CLT ... 105

5. Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Meningkatkan Efektivitas Proses Pembelajaran Kursus Bahasa Inggris Di PQEC Institute ... 106

a. Faktor Pendukung ... 106

b. Faktor penghambat ... 106

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 107

A. Simpulan ... 107

B. Saran ... 109


(9)

x

Adila Rara Cynthia, 2014

Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel

1.1. EF English Proficiency Index 2013 ... 3

3.1. Jumlah Sampel Peserta Didik ... 42

3.2. Uji Validitas Kuesioner Penelitian ... 49

3.3. Nilai Koefisien Reliabilitas ... 53

3.4. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 53

3.5. Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 58

4.1. Pelaksanaan Kursus PQEC Institute ... 64

4.2. Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 65

4.3. Karakteristik Responden Bedasarkan Usia ... 66

4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 67

4.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Kursus ... 68

4.6. Persentase Kriteria Nilai Angket ... 70

4.7. Tingkat Pemahaman Skor Pengajaran Reading, Grammar, Conversation ... 71

4.8. Tingkat Pemahaman Skor Pelaksanaan dan Evaluasi ... 73

4.9. Tingkat Pemahaman Skor Persepsi Peserta Didik ... 75

4.10. Tingkat Pemahaman Skor Faktor Pendukung dan Penghambat ... 77

4.11. Rekapitulasi Hasil Penelitian Variabel Metode Pembelajaran CLT (X) ... 79

4.12. Tingkat Pemahaman Skor Post Test ... 83

4.13. Hasil Analisis Uji Normalitas One- sample Test Kolmogorov- Smirnov ... 86

4.14. Output Korelasi Metode CLT Reading dengan Kemampuan Reading ... 87

4.15. Output Korelasi Metode CLT Grammar dengan Kemampuan Grammar ... 88 4.16. Output Korelasi Metode CLT Conversation dengan


(10)

xi

Adila Rara Cynthia, 2014

Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kemampuan Conversation ... 88

4.17. Output Korelasi Metode CLT dengan Kemampuan Komunikasi Berbahasa Inggris ... 89

4.18. Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 90

4.19. Output Pengaruh Metode CLT Reading Terhadap Kemampuan Reading... 91

4.20. Output Pengaruh Metode CLT Grammar Terhadap Kemampuan Grammar ... 91

4.21. Output Pengaruh Metode CLT Conversation Terhadap Kemampuan Conversation ... 91

4.22. Output Koefisien Regresi Reading... 95

4.23. Output Koefisien Regresi Grammar ... 95

4.24. Output Koefisien Regresi Conversation ... 96

4.25. Output Koefisien Regresi Reading, Grammar, Conversation ... 96

4.26. Output Koefisien Regresi Metode Pembelajaran CLT ... 97

4.27. Output Pengaruh Metode CLT Terhadap Kemampuan Komunikasi Berbahasa Inggris ... 97

4.28. Nilai Signifikansi Uji t Reading ... 98

4.29. Nilai Signifikansi Uji t Grammar ... 98


(11)

xii

Adila Rara Cynthia, 2014

Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1. Hubungan Fungsional antara Komponen-Komponen PLS ... 23

2.2. Kerangka Pemikiran ... 38

3.1. Paradigma Penelitian ... 36

3.2. Contoh Garis Kontinum Penilaian ... 56

4.1. Struktur Organisasi PQEC Institute ... 62

4.2. Persentase jenis kelamin responden ... 66

4.3. Persentase usia responden ... 67

4.4. Persentase tingkat pendidikan responden ... 68

4.5. Persentase lama kursus responden ... 69


(12)

ii

Adila Rara Cynthia, 2014

Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Skripsi ini berjudul Efektivitas Metode Pembelajaran Communicative Language Teaching (CLT) Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Berbahasa Inggris Peserta Kursus di PQEC Institute. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya penggunaan Metode CLT yang telah dilakukan oleh Lembaga Kursus untuk meningkatkan kemampuan berbahasa inggris khususnya dalam berkomunikasi para peserta kursus di PQEC Institute. Metode tersebut mendorong peserta kursus bahasa inggris untuk lebih mengembangkan kemampuan dirinya, memahami tentang bahasa inggris dan cara berkomunikasi sehingga pada individu terjadi perubahan sikap dan memiliki kecakapan. Dengan adanya hal tersebut maka para peserta pelatihan kursus bahasa inggris diharapkan dapat menerapkan materi kursus dengan baik teknis ataupun manajerial serta meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1) Mengetahui proses pembelajaran dengan menggunakan metode CLT di PQEC Institute, 2) Mengetahui efektivitas metode pembelajaran CLT dalam meningkatkan kemampuan berbahasa inggris peserta, 3) Mengetahui persepsi peserta kursus PQEC Institute terhadap kemampuan bahasa inggris setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode CLT, 4) Mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan efektivitas proses pembelajaran kursus Bahasa Inggris di PQEC Institute.

Adapun teori dan konsep yang digunakan adalah meliputi: metode pembelajaran CLT, dan kemampuan komunikasi berbahasa inggris. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket/kuesioner, wawancara, observasi, tes, dan studi dokumentasi. Sampel berjumlah 50 orang peserta kursus PQEC Institute.

Berdasarkan pengolahan data diperoleh keterangan bahwa variabel X (Metode Pembelajaran CLT) memberikan pengaruh terhadap variabel Y (Kemampuan komunikasi berbahasa inggris) secara signifikan. Persamaan regresi yang dibentuk oleh kedua variabel tersebut adalah Y = 10,830 + 1,009. Hubungan diantara kedua variabel tersebut dikategorikan sedang. Hal ini ditujukan oleh harga koefisien korelasi sebesar 0,762. Namun demikian hal tersebut signifikan dengan r2 = 0,580 (α = 0,000 < 0,05), dan yang paling berpengaruh yaitu metode CLT conversation dengan r 2 = 0,317 (α = 0,000 < 0,05). Secara umum nilai rata-rata skor variabel metode pembelajaran CLT yang dilaksanakan pada proses pembelajaran di Lembaga PQEC Institute dalam peningkatan kemampuan komunikasi berbahasa inggris memiliki kualifikasi yang tinggi, nilai skor per aspek persepsi perserta kursus di PQEC


(13)

iii

Adila Rara Cynthia, 2014

Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Institute terhadap kemampuan berbahasa inggris peserta dengan menggunakan metode pembelajan CLT berada pada kategori tinggi dan nilai skor per aspek faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan efektivitas proses pembelajaran kursus Bahasa Inggris di PQEC Institute berada pada kategori tinggi.

ABSTRACT

This thesis entitled Effectiveness of Communicative Language Teaching Learning Method (CLT) to Improve Communication Skills in English Language Course participants PQEC Institute. This research is motivated by the use of CLT method that has been done by the Institute courses to improve English language skills, especially in communicating participants in the PQEC Institute course. The method encourages participants English language courses to further develop her skills, understanding of the English language and how to communicate so that the individual has a change in attitudes and skills. Given these conditions, the English language course trainees are expected to apply the course material to either technical or managerial as well as improve communication skills in English.

The purpose of this study was to: 1) Determine the learning process by using CLT in PQEC Institute, 2) assess the effectiveness of CLT learning method in improving the English language skills of participants, 3) determine the perception of the course participants PQEC Institute of English language skills after participating in the learning using CLT, 4) Knowing the supporting factors and obstacles in improving the effectiveness of the learning process of English courses in PQEC Institute.

The theories and concepts that are used include: CLT learning methods, and communication skills in English. The method used in this research is descriptive method with a quantitative approach. Data collection techniques used in this study is a questionnaire / questionnaires, interviews, observation, testing, and documentation. Samples totaling 50 participants PQEC Institute courses.

Based on the processing of the data revealed that the variable X (Learning Method CLT) to give effect to the variable Y (the English-language communication skills) significantly. The regression equation is formed by the two variables is Y = 10.830 + 1.009. The relationship between these two variables were categorized. It is directed by a correlation coefficient of 0.762 price. However, it is significant with r2

= 0.580 (α = 0.000 <0.05), and the most influential is the method of CLT conversations with r2 = 0.317 (α = 0.000 <0.05). In general, the average value of the variable scores CLT learning methods are implemented in the learning process at the Institute PQEC Institute in improving English-language communication skills have


(14)

iv

Adila Rara Cynthia, 2014

Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

high qualifications, value perception scores per aspect of the course participants in PQEC Institute of English language skills of participants by using pembelajan CLT at the high category and a score per aspect of enabling and inhibiting factors in increasing the effectiveness of the learning process of English courses in PQEC Institute at the high category.


(15)

1 Adila Rara Cynthia, 2014

Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pada tahun 2015 Indonesia turut mengikuti pelaksanaan persaingan global yang dibuka untuk daerah Asia Tenggara dan pada tahun 2020 akan dibuka untuk daerah Asia Pasifik. Dalam persaingan global seluruh negara dapat masuk serta melakukan aktivitas di negara lain secara bebas. Perbandingan sumber daya manusia bukan didasarkan oleh negara asalnya, melainkan kompetensi dan kualitas dari sumber daya manusia tersebut, sehingga apabila terdapat warga negara yang tidak siap untuk bersaing, maka akan tersingkir dari persaingan negaranya sendiri.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) / Human Development Index (HDI) adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup untuk seluruh negra yang ada di dunia. IPM digunakan untuk menglasifikasikan apakah negara tersebut adalah negara maju, negara berkembang atau negara terbelakangdan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup suatu negara.

Indonesia pada HDI 2013 meraih peringkat ke-121 dari 186 negara dan 8 negara teritori. Seluruh negara diklasifikasikan ke dalam 4 kelas berdasarkan hasil akhir scoring di tiap parameter. Empat kelas tersebut adalah very high human development, high human development, medium human development, dan low human development. Indonesia dengan peringkat 121 menempati kelas Medium human development (Indeks Pembangunan Manusia, 2014 di http://id.m.wikipedia.org/wiki/Indeks_Pembangunan_Manusia).

Angka IPM Indonesia dari tahun ke tahun 1. Tahun 1980 = 0,522

2. Tahun 1985 = 0,562 3. Tahun 1990 = 0,624 4. Tahun 1995 = 0,658 5. Tahun 2000 = 0,673


(16)

2

Adila Rara Cynthia, 2014

Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 6. Tahun 2003 = 0,709

7. Tahun 2004 = 0,714 8. Tahun 2005 = 0,723 9. Tahun 2006 = 0,729 10.Tahun 2007 = 0,734

11.Tahun 2008 = perhitungan baru diberlakukan 12.Tahun 2009 = 0,593

13.Tahun 2010 = 0,600 14.Tahun 2011 = 0,617 15.Tahun 2013 = 0,629

Dalam suatu penelitian apabila para pekerja profesional mempunyai keahlian berbahasa inggris dengan baik dapat memperoleh gaji yang lebih tinggi yaitu sekitr 30-50% dibandingkan dengan para pekerja professional yang tidak memiliki keahlian berbahasa inggris dengan baik. Kompas melaporkan bahwa Presiden EF Indonesia menyampaikan sebanyak 42% pimpinan perusahaan di Indonesia mengeluh dengan keterbatasannya karyawan yang kurang mampu berkomunikasi dalam Bahasa Inggris yang baik (Kompas, 2014).

Peningkatan kemampuan berbahasa inggris masyarakat Indonesia terbilang cukup menggembirakan. Hasil sebuah penelitian yang dilakukan oleh lembaga EF, kemampuan English Proficiency Index atau indeks kemampuan berbahasa inggris Indonesia merupakan posisi ke-25 dari 60 negara yang disurvei pada tahun 2013. Hal ini merupakan prestasi yang cukup menggembirakan mengingat pada tahun 2007, Indonesia masih berada pada peringkat 34 dari 44 negara (English Proficiency Index, 2014).


(17)

3

Adila Rara Cynthia, 2014

Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

Tabel 1.1

EF English Proficiency Index 2013

Sumber: www.ef.co.id (2014) VERY HIGH

PROFICIENCY

HIGH PROFICIENCY

MODERATE PROFICIENCY

LOW PROFICIENCY

VERY LOW PROFICIENCY

1.Sweden 8.Poland 18.Slovakia 29.Uruguay 44.Chile

2.Norway 9.Hungary 19.Argentina 30.Sri Lanka 45.Morocco

3.Netherlands 10.Slovenia 20.Czech Republic 31.Russia 46.Colombia

4.Estonia 11.Malaysia 21.India 32.Italy 47.Kuwait

5.Denmark 12.Singapore 22.Hong Kong SAR 33.Taiwan 48.Ecuador

6.Austria 13.Belgium 23.Spain 34.China 49.Venezuela

7.Finland 14.Germany 24.South Korea 35.France 50.Jordan

15.Latvia 25.Indonesia 36.UAE 51.Qatar

16.Switzerland 26.Japan 37.Costa Rica 52.Guatemala

17.Portugal 27.Ukraine 38.Brazil 53.El Salvador

28.Vietnam 39.Peru 54.Libya

40.Mexico 55.Thailand

41.Turkey 56.Panama

42.Iran 57.Kazakhstan

43.Egypt 58.Algeria

59.Saudi Arabia 60.Iraq


(18)

4

Adila Rara Cynthia, 2014

Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pembelajaran bahasa inggris kurang bermakna dan berarti bagi siswa apabila kesempatan siswa untuk berinteraksi dalam berbahasa inggris dan untuk mengkomunikasikan tentang perasaan, gagasan dan pengalaman riil tentang diri meereka dalam kehidupan sehari-hari terbatas.

Menurut Undang Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 13 ayat 1 Pendidikan terbagi dalam tiga jalur, yaitu pendidikan nonformal, pendidikan informal dan pendidikan formal. Pendidikan formal merupakan pendidikan yang umumnya diselenggarakan di sekolah. Jalur pendidikan ini sistematis, berstruktur, bertingkat dan berjenjang. Pendidikan nonformal merupakan pendidikan yang kegiatannya dilakukan secara terorganisasi dan sistematis, di luar sistem persekolahan, dan dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian penting dari kegiatan yang lebih luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani perserta didik tertentu di dalam mencpai tujuan belajarnya. Pendidikan informal merupakan jalur pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri yang dilakukan secara sadar dan tanggung jawab.

Pendidikan nonformal atau disebut juga pendidikan luar sekolah mempunyai tujuan yaitu untuk membantu serta mengembangkan potensi dari peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional. Coombs dan Ahmed menjelaskan, bahwa pendidikan nonformal, adalah setiap kegiatan pendidikan yang terorganisisir dan sistematis yang diadakan di luar kerangka sistem formal guna memberikan materi pembelajaran khusus bagi seagian kelompok masyarakat, baik orang dewasa maupun anak-anak. Dalam definisi lain dijelaskan pendidikan nonformal adalah kegiatan pendidikan yang terorganisir diselenggarakan di luar sistem formal, diselenggarakan secara tersendiri atau merupakan bagian penting dari sebuah sistem yang lebih luas dengan maksud memberikan layanan khusus kepada warga belajar atau membantu mengidentifikasi kebutuhan belajar agar sesuai dengan kebutuhan dan mencapai tujuan belajarnya (dalam Kamil, 2009, hlm. 11).


(19)

5

Adila Rara Cynthia, 2014

Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pendidikan nonformal terdiri dari pendidikan anak usia dini, pendidikan kecakapan hidup, pendidikan keaksaraan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan kepemudaan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja. Pendidikan kesetaraan meliputi Paket A, Paket B dan Paket C, serta pendidikan lain yang ditujuan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik seperti: lembaga kursus, lembaga pelatihan, Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM), majelis taklim, kelompok belajar, sanggar dan lainnya, serta pendidikan lain yang sejenis yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan potensi peserta didik.

Pada saat ini kemampuan komunikasi berbahasa inggris sangat dibutuhkan, terutama dalam dunia kerja. Banyak perusahaan yang merekrut pekerja dengan minimal dapat berbicara bahasa inggris. Bahasa inggris dapat kita temukan dalam pendidikan formal, namun dalam pelaksanaannya pendidikan formal tidak mengajarkan speaking (berbicara) secara memadai sehingga terkadang siswa seringkali mengalami kebingungan berkomunikasi dengan bahasa inggris. Berdasrkan hasil penelitian dalam beberapa decade, kemampuan Bahasa Inggris meliputi kemampuan mendengarkan (listening), berbicara (speaking), membaca (reading), dan menulis (writing). Hal tersebut diungkapkan

oleh H.D. Brown (2001, hlm. 232), ”for more than six decades now, research and

practice in English language teaching has identified the four skills-listening, speaking, reading, and writing-as of paramount importance.” Maka dari itu, diperlukan layanan pendidikan bagi masyarakat mengenai pembelajaran bahasa inggris. Layanan pendidikan yang menyediakan pembelajaran mengenai bahasa inggris yaitu Lembaga Kursus.

Dalam Pasal 26 ayat 4 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, lembaga kursus merupakan satuan pendidikan nonformal. Dalam pasal 26 ayat 5 dijelaskan bahwa kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerluan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Selain itu


(20)

6

Adila Rara Cynthia, 2014

Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilangkapi dengan pasal 103 ayat 1 PP No. 17 tahun 2010 tentang pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan bahwa kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat dalam rangka untuk mengembangkan kepribadian professional dan untuk meningkatkan kompetensi vokasional dari peserta didik kursus.

Lembaga kursus adalah lembaga yang menyelenggarakan kegiatan kursus, baik oleh perorangan maupun kelompok/lembaga dan mendapat ijin dari instansi berwenang, kursus dapat diselenggarakan pula oleh lembaga Internasional atau badan kelembagaan swasta asing di wilayah Republik Indonesia dengan ketentuan harus tunduk pada peraturan perundang-undangan dan hukum yang berlaku di Indonesia (Kartasasmita, 1985, hlm. 33).

Dalam belajar Bahasa Inggris memerlukan sebuah metode agar pembelajaran lebih efektif dan juga efisien. Begitu pula dengan belajar Bahasa Inggris di Kursus PQEC (Private Quick English Conversation) Institute, yang berletak di Jalan Raya Cimindi no. 263.A Cimahi. Metode pembelajaran yang digunakan dalam mengajari peserta agar dapat memahami Bahasa Inggris, yaitu menggunakan metode Communicative Languange Teaching (CLT). Metode ini telah digunakan oleh PQEC selama 45 tahun. PQEC Institute telah meluluskan ribuan orang, tidak sedikit peserta yang telah pergi ke luar negeri untuk mencari nafkah ataupun untuk menetap disana.

Dalam penelitian ini kemampuan peserta didik adalah kemampuan dalam pembelajaran Bahasa Inggris khususnya berkomunikasi dengan menggunakan metode pembelajaran CLT. Maka dari itu penulis ingin mengangkat satu masalah tentang Efektivitas Metode Communicative Language Teaching (CLT) dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Berbahasa Inggris Peserta di PQEC Institute”.

B. Identifikasi Masalah

1. Metode yang digunakan di lembaga PQEC Institute adalah metode CLT yang efektif dalam membantu peserta memahami bahasa inggris karena dapat mengajarkan reading, grammar dan conversation dalam satu pertemuan.


(21)

7

Adila Rara Cynthia, 2014

Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Metode CLT menggunakan keaktifan berkomunikasi untuk membantu peserta mengembangkan kemampuannya dalam proses pembelajaran.

3. Tidak adanya media yang mendukung terhadap pentelenggaraan kursus seperti LCD dalam pembelajaran yang berguna untuk menambah variasi pada proses pembelajaran serta untuk memperjelas materi yang disampaikan. 4. Masih ada peserta yang belum memiliki keberanian untuk menggunakan

bahasa inggrisnya dalam berkomunikasi.

5. Peserta yang mengikuti kursus belum memiliki dasar-dasar dalam conversation.

C. Perumusan Masalah

Penelitian ini akan dilakukan di salah satu lembaga kursus bahasa inggris yang ada di Kota Cimahi yaitu Lembaga Kursus PQEC Institute. Berdasarkan pemaparan kondisi diatas, penulis merumuskan masalah yaitu seberapa besar efektivitas metode Communicative Language Teaching (CLT) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta belajar di PQEC Institute? Berdasarkan permasalahan tersebut, maka secara khusus permasalahan yang akan dikaji adalah tentang:

1. Bagaimana proses pembelajaran Bahasa Inggris dengan metode pembelajaran CLT pada peserta didik di PQEC?

2. Seberapa besar efektivitas metode CLT dalam meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris?

3. Bagaimanakah persepsi para peserta PQEC Institute terhadap kemampuan bahasa inggris setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode CLT?

4. Apakah faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan efektivitas proses pembelajaran kursus Bahasa Inggris di PQEC Institute?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini yaitu menilai Efektivitas Metode Communicative Language Teaching (CLT) dalam Meningkatkan Kemampuan


(22)

8

Adila Rara Cynthia, 2014

Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Komunikasi Berbahasa Inggris Peserta Belajar di PQEC Institute. Adapun tujuan khusus dari penelitian adalah untuk:

1. Mengetahui proses pembelajaran Bahasa Inggris dengan metode pembelajaran CLT pada peserta didik di PQEC.

2. Mengetahui efektivitas metode pembelajaran CLT dalam meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris peserta di PQEC.

3. Mengetahui persepsi para peserta PQEC Institute terhadap kemampuan bahasa inggris setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode CLT 4. Mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan

efektivitas proses pembelajaran kursus Bahasa Inggris di PQEC Institute.

E. Manfaat Penelitian

Bagi tempat kursus sebagai informasi dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam proses pembelajaran dan juga untuk meningkatkan mutu dari kursus Bahasa Inggris tersebut, agar menjadi lebih baik lagi.

Bagi tutor sebagai strategi pembelajaran bervariasi yang dapat memperbaiki dan meningkatkan metode pembelajaran, membantu tutor menciptakan kegiatan belajar yang menarik, serta agar lebih mengetahui seberapa efektif metode pembelajaran yang tutor gunakan dalam meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris peserta kursus.

Bagi masyarakat dapat meningkatkan minat belajar Bahasa Inggris sehingga mayarakat lebih mengetahui pembelajaran bahasa inggris dengan metode CLT.

Bagi peneliti lain, agar dapat digunakan sebagai referensi akademik tentang aplikasi dan efektivitas metode pembelajaran CLT di Lembaga Kursus PQEC beserta faktor-faktor pendukung dan penghambatnya dibandingkan dengan lembaga kursus lain yang menggunakan metode yang berbeda, sehingga dapat memberikan alternatif pilihan terbaik bagi masyarakat pengguna kursus Bahasa Inggris.


(23)

9

Adila Rara Cynthia, 2014

Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Struktur Organisasi

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dan terarah, maka penulis mengemukakan sistematika penulisan merujuk pada pedoman Penulisan Karya Ilmiah (2013, hlm. 20) sebagai berikut :

1. BAB I Pendahuluan

Berisi tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, anggapan dasar serta sistematika penulisan.

2. BAB II Kajian Pustaka

Dalam bab ini berisi tentang teori-teori yang dapat digunakan atau relevan sebagai landasan atas kerangka berpikir untuk menyelesaikan masalah. 3. BAB III Metode Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan tentang rancangan penelitian dan variabel, penentuan populasu dan sampel, teknik pengumpulan data, metode analisis data.

4. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pada bab hasil penelitian dan pembahasan akan menyajikan data-data yang dibutuhkan serta analisa data seperti distribusi variabel, uji instrumen, uji normalitas, uji hipotesis serta besar hubungan antar variabel.

5. Bab V Kesimpulan dan Saran

Merupakan bagian terakhir dari penulisan skripsi ini yang membahas tentang kesimpulan dan saran-saran sesuai dengan hasil yang diperoleh.


(24)

39 Adila Rara Cynthia, 2014

Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Kelurahan Cigugur Tengah, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi yang ditujukan pada peserta didik yang mengikuti kursus bahasa inggris di lembaga PQEC Institute. Penelitian ini menjelaskan tentang efektivitas metode pembelajaran CLT dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta didik di PQEC Institute.

2. Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2013, hlm. 117) bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2013, hlm. 115) menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus.

Dalam penelitian ini populasi adalah peserta kursus tingkat mahir yaitu first elementary, second elementary dan intermediate di PQEC Institute jalan raya cimindi no.263. A Kelurahan Cigugur Tengah, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi.

Peserta didik tingkat mahir di Kursus PQEC Institute first elementary sebanyak 23, second elementary sebanyak 19 orang, dan intermediate sebanyak 15 orang. Jumlah populasi yaitu 57 orang peserta kursus tingkat mahir.


(25)

40

Adila Rara Cynthia, 2014

Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute


(26)

41

Adila Rara Cynthia, 2014

Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Sampel

Sampel menurut Sugiyono (2013, hlm. 118) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dalam penelitian ini, peneliti tidak mengambil seluruh populasi untuk dijadikan sampel akan tetapi mengambil sebagian dari populasi untuk dijadikan sampel. Sedangkan menurut Arikunto (2013, hlm. 117) mengatakan“Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti)”.

Memerlukan teknik sampling atau metode tertentu, dalam penarikan sampel.Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan suumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif.

Peneliti menentukan teknik sampling yaitu menggunakan proportionate random sampling. Proportionate random sampling ialah pengambilan sampel dari anggota populasi yang mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.

a. Sampel Peserta Didik

Pengambilan sampel peserta didik yang dilakukan dengan menggunakan teknik proportionate random sampling. Penentuan jumlah sampel lulusan dilakukan dengan perhitungan dari Bungin (2010, hlm. 105) sebagai berikut :

Dimana n = jumlah sampel N = Jumlah Populasi d2 = Presisi yang ditetapkan Sumber: Bungin (2010, hlm. 105)


(27)

42

Adila Rara Cynthia, 2014

Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Hasil dari perhitungan :

Dari perhitungan diatas, menghasilkan bahwa ukuran sampel minimal dalam penelitian adalah dibulatkan menjadi 50. Maka peneliti pun akan mengambil sampel minimal sebanyak 50 peserta didik.

Jumlah sampel minimal dalam penelitian ini adalah 50 peserta didik. Adapun rumus untuk menentukan ukuran sampel pada masing-masing angkatan adalah sebagai berikut :

Sumber: Bungin (2010, hlm. 106) Keterangan :

N = ukuran sampel

Ni = ukuran populasi stratum ke 1 N = ukuran sampel keseluruhan ni = ukuran sampel

Penarikan sampel siswa secara proporsional dilihat sebagai berikut : n peserta E1 = 23 / 57 x 50 = 20,17 dibulatkan menjadi 20

n peserta E2 = 19 / 57 x 50 = 16,66 dibulatkan menjadi 17 n peserta I = 15 / 57 x 50 = 13,15 dibulatkan menjadi 13

Sehingga pengambilan sampel responden dari masing-masing tingkatan dirincikan dalam tabel berikut ini:


(28)

43

Adila Rara Cynthia, 2014

Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1

Jumlah Sampel Peserta Didik Tahun 2014

Tingkat Jumlah Peserta Jumlah Sampel

First elementary 23 20

Second elementary 19 17

Intermediate 15 13

Jumlah 57 50

Sumber: Catatan Lembaga Kursus PQEC Institute, 2014

B. Desain Penelitian

Desain penelitian menurut Umar (2004, hlm. 6) adalah satu rencana kerja yang terstruktur dalam hal hubungan-hubungan antar variabel secara komprehensif, sedemikian rupa agar hasil risetnya dapat memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan riset. Rencana tersebut mencakup hal-hal yang akan dilakukan periset, mulai dari membuat hipotesis dan implikasinya secara operasional sampai pada analisis akhir.

Desain merupakan rancangan dalam penelitian yang timbul karena adanya permasalahan ataupun ganjalan yang merupakan kesenjangan yang dirasakan oleh peneliti. Penelitian ini menghubungkan antara variabel bebas yaitu metode pembelajaran CLT dengan variabel terikat yaitu kemampuan komunikasi bahasa inggris.


(29)

44

Adila Rara Cynthia, 2014

Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Efektivitas Metode Pembelajaran CLT Dalam Meningkatakan Kemampuan Komunikasi Berbahasa Inggris Peserta Didik

Gambar 3.1 Paradigma Penelitian Sumber: Diolah Peneliti (2014)

Pada variabel X menjelaskan tentang metode pembelajaran CLT. Sedangkan pada variabel Y menjelaskan bagaimana meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta. Sehingga penelitian ini akan mengungkapkan berapa besar efektivitas metode CLT dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta di PQEC Institute.

C. Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2013, hlm. 3) bahwa secara umum metode penelitian merupakan suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan antara penggunaan Metode Pembelajaran CLT dengan Kemampuan berbahasa inggris peserta didik di Kursus

Variabel (X)

Metode

Pembelajaran CLT : - Proses

pembelajaran - Efektivitas - Persepsi - Faktor

Variabel (Y)

Kemampuan Komunikasi Berbahasa Inggris :


(30)

45

Adila Rara Cynthia, 2014

Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PQEC Institute. Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian, maka penulis menggunakan metode penelitian yang sesuai untuk memudahan pengumpulan data sesuai dengan ketentuan dalam melakukan kegiatan penelitian.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Tujuan penggunaan metode deskriptif adalah untuk memecahkan masalah atapun menjawab permasalahan yang sedang dihadapi.Sedangkan tujuan penggunaan pendekatan kantitatif adalah untk mengetahui besarnya efektivitas metode pembelajaran CLT dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta. Tahapan yang pertama yaitu pengumpulan data, yang kedua disusun, yang ketiga dijelaskan, dan yang keempat dianalisa sehingga dapat peneliti ambil kesimpulan dengan menyebarkan angket atau kuesioner dan cara penggolahannya melalui perhitungan persentase.

Tahapan-tahapan yang dilakukan dengan pengumpulan, klasifikasi dan pengolahan data, membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk membuat penggambaran tentang suatu keadaan secara objektif dalam suatu situasi.Dengan menggunakan metode deskriptif penulis dapat mendeskripsikan hasil dari penilitian dengan permasalahan yang ada dengan memusatkan pada kondisi yang faktual dengan sesuai pada saat penelitian dilaksanakan.

D. Definisi Operasional

Untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam menggunakan istilah yang ada dalam judul penelitian ini, maka perlu dijelaskan terlebih dahulu mengenai landasan konseptual pada penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Efektivitas

Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti berhasil atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Kamus ilmiah populer mendefinisikan efetivitas sebagai ketepatan penggunaan, hasil guna atau menunjang tujuan. Efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran yang


(31)

46

Adila Rara Cynthia, 2014

Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

telah ditentukan di dalam setiap organisasi, kegiatan ataupun program. Disebut efektif apabila tercapai tujuan ataupun sasaran seperti yang telah ditentukan. Hal ini sesuai dengan pendapat H. Emerson yang dikutip Soewarno Handayaningrat S. (1994, hlm. 16) yang menyatakan bahwa “Efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya

tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.”

2. Metode Pembelajaran CLT

Metode pembelajaran CLT menekankan pada situasi, misalnya dalam situasi yang bagaimana suatu tuturan diucapkan.Dalam CLT terdapat berbagai kemampuan berbahasa yang terintegrasi (integrated skills) yang mencakup kemampuan reading, writing, listening, speaking, vocabulary dan grammar. Jadi melalui CLT ini para pembelajar bahasa asing diharapkan dapat menguasai atau terampil berbahasa, tidak hanya menulis tetapi juga berbicara dan tentunya dengan tata bahasa yang benar. Dalam pembelajaran peserta diajak secara komunikatif, apabila terdapat kesulitan maka akan dibantu oleh tutor.

CLT merupakan metode yang mampu membawa peserta didik secara tidak langsung memahami struktur bahasa yang dipelajarinya, karena pembiasaan-pembiasaan mengekspresikan bahasa. Jadi Communicative Language Teaching mempunyai tujuan akhir pada communicative competence (kemampuan komunikasi dengan bahasa) melalui proses pendekatan komunikatif. Peserta dapat mengaplikasikan metode CLT dalam kebutuhan sehari-hari karena lebih bebas dalam menyampaikan maksud dalam percakapan, karena dalam berkomunikasi secara lisan, aturan-aturan tata bahasa diabaikan.

3. Kemampuan Bahasa Inggris

Menurut Mohammda Zain dalam Milman Yusdi

(http://milmanyusdi.blogspot.com/2011/07/pengertian-kemampuan.html?m=1.) mengartikan bahwa kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kakuatan kita berusaha dengan diri sendiri. Sedangkan Anggiat M.Sinaga dan Sri Hadiati


(32)

(http://milmanyusdi.blogspot.com/2011/07/pengertian-47

Adila Rara Cynthia, 2014

Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemampuan.html?m=1.)mendefenisikan kemampuan sebagai suatu dasar seseorang yang dengan sendirinya berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan secara efektif atau sangat berhasil. Peningkatan kemampuan adalah dimana peserta belajar dapat bercakap-cakap menggunakan bahasa inggris serta dapat menyusun kalimat dengan benar. Kemampuan disini adalah kemampuan speaking (berbicara)berbahasa inggris, khususnya dalam berkomunikasi. Mengukur kemampuan bicara didasarkan pada tersampaikan atau tidaknya pesan atau makna dari penutur kepada pendengar. Cara mengukur kemampuan berbicara adalah : 1) Pengucapan, seberapa baik siswa dalam mengucapkan satu kata atau kalimat , 2) Tata bahasa, seberapa baik siswa menjaga aturan tata bahasa dalam berbicara, 3) kosa kata, seberapa banyak perbendaharaan kosa kata yang dimiliki dan digunakan siswa dalam berbicara, 4) Kefasihan, seberapa baik tingkat kefasihan siswa dalam berbicara, dan 5) Pemahaman, seberapa baik tingkat pemahaman siswa terhadap komunikasi bahasa yang digunakan.

Jadi, yang dimaksud kemampuan komunikasi berbahasa inggris dalam penelitian ini adalah kemampuan dalam berkomunikasi yang dapat dilihat dari aktifnya peserta berbicara, struktur grammar yang digunakan, dapat menanggapi maksud dari percakapan.

E. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2013, hlm. 148), instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati secara spesifik, semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Instrumen penelitian disusun berdasarkan pada pokok permasalahan yang terdapat dalam kegiatan penelitian, selanjutnya dikembangkan dalam bentuk pernyataan. Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Dengan demikian jumlah instrumen yang akan digunakan untuk penelitian akan tergantung pada jumlah variabel yang diteliti.

Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket atau kuesioner. Menurut Suharsimi Arikunto (2013, hlm. 194)kuesioner adalah sejumlah


(33)

48

Adila Rara Cynthia, 2014

Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Bentuk angket yang digunaan dalam penelitian ini angket terstruktur yaitu angket yang menyediakan beberapa kemungkinan jawaban. Alasan peneliti menggunakan angket, karena angket memiliki beberapa keuntungan, antara lain: (1) Dalam menyebarkan angket tidak memerlukan hadirnya peneliti (2) Dalam menyebarkan angket dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden (3) Dalam menyebarkan angket dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing, dan menurut waktu senggang responden (4) Dalam menyebarkan angket dapat dibuat anonim sehingga responden bebas jujur dan tidak malu-malu menjawab (5) Dalam menyebarkan angket dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.

Pada penelitian ini penulis menggunakan jenis kuesioner atau angket check

list. Peserta kursus tinggal membubuhhkan tanda check (√) pada kolom yang telah

disediakan.

Instrumen penelitian digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka setiap instrumen harus mempunyai skala. Dalam Sugiyono (2013, hlm. 133), dinyatakan bahwa :

“Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data

kuantitatif”

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator-indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.


(34)

49

Adila Rara Cynthia, 2014

Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk keperluan analisis kuantitatif, skor setiap jawaban pertanyaan maupun pernyataan pada kuesioner (angket) sebagai berikut :

a. Sangat Setuju, diberi skor 5 b. Setuju, diberi skor 4

c. Ragu-ragu, diberi skor 3 d. Tidak Setuju, diberi skor 2 e. Sangat tidak setuju, diberi skor 1

Adapun uji coba instrumen dilakukan terhadap 20 orang responden yang mengikuti kursus bahasa inggris di PQEC Institute.

F. Proses Pengembangan Instrumen 1. Pengujian Validitas

Menurut Suharsimi Arikunto (2013, hlm. 211) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.

Dalam hal ini perlu dibedakan antara hasil penelitian yang valid dan reliabel dengan instrumen yang tidak valid dan tidak reliabel.Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid.

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.

Untuk memperoleh instrumen yang valid peneliti harus bertindak hati-hati sejak awal penyusunannya. Dengan mengikuti langkah-langkah penyusunan instrumen, yakni memecah variabel menjadi sub variabel dan indikator baru memuaskan butir-butir pertanyaannya, peneliti sudah bertindak hati-hati.


(35)

50

Adila Rara Cynthia, 2014

Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk menguji tingkat validitas sebuah instrumen penelitian digunakan rumus korelasi pearson product moment yang dikemukakan oleh Karl Pearson dalam Sugiyono (2013, hlm. 255) sebagai berikut:

n (∑ xy) –(∑x) (∑y)

{|n(∑x2

) - (∑x)2|n(∑y2) - (∑y)2} Sumber: Sugiyono (2013, hlm. 255)

Keterangan:

r = Koefisien validitas item yang dicari X = Skor yang diperoleh subjek seluruh item Y = Skor total

= Jumlah skor dalam distribusi X

= Jumlah skor dalam distribusi Y

= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X

= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y n = Jumlah responden

Dengan menggunakan taraf signifikan α=0,05 koefisien korelasi yang diperoleh dari hasil perhitungan dibandingkan dengan nilai dari tabel korelasi nilai r dengan derajat kebebasan (n-2), dimana n menyatakan jumlah banyaknya responden.

Jika r hitung > r 0,05 dikatakan valid, sebaliknya jika r hitung ≤ r 0,05.tidak valid. Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya.

 Antara 0,800 – 1,000 : sangat tinggi

 Antara 0,600 – 0,799 : tinggi

 Antara 0,400 – 0,599 : cukup tinggi

X

Y

2

X

2

Y rxy


(36)

51

Adila Rara Cynthia, 2014

Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Antara 0,200 – 0,399 : rendah

 Antara 0,000 – 0,199 : sangat rendah (tidak valid) (Riduwan, 2009, hlm. 98)

Tabel 3.2

Uji Validitas Kuesioner Penelitian

No. r hitung r tabel Keterangan

1 0.620974 0,4438 Valid

2 0.46043 0,4438 Valid

3 0.665595 0,4438 Valid

4 0.561788 0,4438 Valid

5 0.633117 0,4438 Valid

6 0.655605 0,4438 Valid

7 0.510831 0,4438 Valid

8 0.571304 0,4438 Valid

9 0.588389 0,4438 Valid

10 0.554069 0,4438 Valid

11 0.615658 0,4438 Valid

12 0.533578 0,4438 Valid

13 0.528172 0,4438 Valid

14 0.489071 0,4438 Valid

15 0.539921 0,4438 Valid

16 0.556073 0,4438 Valid

17 0.471456 0,4438 Valid

18 0.601185 0,4438 Valid

19 0.477945 0,4438 Valid

20 0.485493 0,4438 Valid

21 0.620473 0,4438 Valid

22 0.473719 0,4438 Valid

23 0.657759 0,4438 Valid

24 0.485869 0,4438 Valid

25 0.631567 0,4438 Valid

26 0.505466 0,4438 Valid

27 0.464103 0,4438 Valid

28 0.544188 0,4438 Valid

29 0.556066 0,4438 Valid

30 0.478952 0,4438 Valid

31 0.465606 0,4438 Valid


(37)

52

Adila Rara Cynthia, 2014

Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

33 0.588513 0,4438 Valid

34 0.462079 0,4438 Valid

35 0.472046 0,4438 Valid

36 0.489252 0,4438 Valid

37 0.580306 0,4438 Valid

38 0.519164 0,4438 Valid

39 0.534391 0,4438 Valid

40 0.591922 0,4438 Valid

41 0.628423 0,4438 Valid

42 0.552711 0,4438 Valid

43 0.669878 0,4438 Valid

44 0.763424 0,4438 Valid

45 0.797632 0,4438 Valid

46 0.451862 0,4438 Valid

47 0.491635 0,4438 Valid

48 0.511329 0,4438 Valid

49 0.56521 0,4438 Valid

50 0.663643 0,4438 Valid

51 0.591753 0,4438 Valid

52 0.681024 0,4438 Valid

53 0.649051 0,4438 Valid

54 0.484195 0,4438 Valid

Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan program SPSS 18.0 for windows (2014)

Dari hasil perhitungan validitas variabel metode pembelajaran CLT, diketahui nilai rtabel dengan tingkat kesalahan 5% dan dk = 20 – 2 = 18 diperoleh rtabel sebesar

0,443. Maka hasil perhitungan dari 60 item yang dinyatakan valid sebanyak 54 item dan item yang dinyatakan tidak valid ada 6 item, kemudian item yang tidak valid tersebut dibuang sehingga pada variabel metode pembelajaran CLT didapatkan 54 item pertanyaan.

2. Pengujian Reliabilitas

Menurut Suharsimi Arikunto (2013, hlm. 221) reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.


(38)

53

Adila Rara Cynthia, 2014

Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Sugiyono (2013, hlm. 121) instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.

Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.

Pengujian reliabilitas kuesioner penelitian dilakukan dengan rumus Alpha. Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian. (Arikunto, 2013, hlm. 225) Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan internal consistency dengan teknik belah dua (split half) yang dianalisis dengan rumus Spearmen Brown, yaitu:

b b i

r r r

 

1 2

Sumber: Sugiyono, 2013, hlm. 185 Keterangan:

i

r = Reliabilitas seluruh instrumen

rb = Korelasi Product Moment antara belahan pertama dan kedua

Pengujian reliabilitas tersebut menurut Sugiyono (2013, hlm. 190) diilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Butir-butir instrumen dibelah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok instrumen ganjil dan instrumen genap.

2. Skor data dari tiap kelompok disusun sendiri dan kemudian skor total antara kelompok ganjil dan genap dicari korelasinya.

Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jikakoefisian internal seluruh item (ri)rtabel dengan tingkat signifikasi 5% maka item pertanyaan dikatakan reliabel.


(39)

54

Adila Rara Cynthia, 2014

Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Jika koefisian internal seluruh item (ri)<rtabel dengan tingkat signifikasi 5% maka item pertanyaan dikatakan tidak reliabel.

Untuk menentukan tinggi rendahnya koefisien korelasi, hasil perhitungan reliabilitas dilakukan melalui perhitungan hasil uji reliabilitas dengan :

Tabel 3.3

Nilai Koefisien Reliabilitas Interval

Koefisien

Tingkat Reliabilitas 0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat kuat Sumber: Sugiyono (2013, hlm. 257)

Tabel 3.4

Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

No. Interval Soal r hitung r tabel Keterangan

1 Interval Soal 1-27 0.876429 0,4438 Reliabel 2 Interval Soal 28-54 0.934146 0,4438 Reliabel

Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan program SPSS 18.0 for windows (2014)


(40)

55

Adila Rara Cynthia, 2014

Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan perhitungan reliabilitas yang dilakukan dengan bantuan program SPSS 18.0 for windows, diperoleh hasil pengujian bahwa rhitung> rtabel, sehingga dapat

dinyatakan bahwa instrumen yang digunakan sebagai alat pengumpul data reliabel.

G. Teknik Pengumpulan data

Teknik Pengumpulan data yang sesuai dengan tujuan permasalahan pada penelitian ini yaitu menggunakan teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara, angket dan studi dokumentasi.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penyusun dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi menurut Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono, 2013, hlm. 203)merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.

2. Wawancara

Wawancara menurut Sugiyono (2013, hlm. 194), digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahulan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.

3. Angket

Menurut Sugiyono (2013, hlm. 199), angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan


(41)

56

Adila Rara Cynthia, 2014

Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik yang pengumpulam data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.

4. Studi Dokumentasi

Merupakan teknik pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan penelaahan terhadap dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah penelitian, untuk memperoleh informasi yang sesuai.

H. Pengolahan dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data

Kegiatan yang penting dalam suatu penelitian adalah mengolah data. Mengolah data ini bertujuan untuk mengambil kesimpulan sebagai jawaban dari permasalahan yang diteliti berdasar pada data yang terkumpul. Langkah pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Menentukan jumlah skor kriterium (SK) dengan rumus : SK = ST x JB x JR

Keterangan :

SK = skor kriterium ST = skor tertinggi JB = jumlah bulir JR = jumlah responden

b. Membandingkan jumlah skor hasil kuesioner dengan jumlah skor kriterium, untuk mencari jumlah skor hasil kuesioner dengan rumus :

x

i =

x

1+

x

2+

x

3 + …. +

x

n

Keterangan :

x

i =jumlah skor hasil kuesioner variabel X


(42)

57

Adila Rara Cynthia, 2014

Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Membuat daerah kategori kontinum menjadi lima tingkatan, contohnya sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

 Menentukan kontinum tertinggi dan terendah. Tinggi : SK = ST x JB x JR

Rendah:SK = SR x JB x JR Keterangan :

ST = skor tertinggi SR = skor terendah JB = jumlah bulir JR = jumlah responden

 Menentukan selisih skor kontinum dari setiap tingkatan rumus :

d. Membuat garis kontinum dan menentukan daerah letak skor hasil penelitian. Menentukan persentase letak skor hasil penelitian (rating scale) dalam garis kontinum (S/Skor maksimal x 100%).

Gambar 3.2

Contoh Garis Kontinum Penelitian

e. Membandingkan skor total tiap variabel dengan parameter di atas untuk memperoleh gambaran variabel Metode Pembelajaran CLT(X) dan variabel Kemampuan Komunikasi Berbahasa Inggris (Y).

2. Uji Persyaratan Analisis a. Uji Normalitas Data


(43)

58

Adila Rara Cynthia, 2014

Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada penelitian yang menggunakan statistik parametris seperti yang digunakan pada penelitian ini, harus didasarkan pada asumsi bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis berdistribusi normal. Bila tidak normal, maka teknik statistik yang digunakan adalah non parametris. Oleh karena itu kenormalan harus di uji terlebih dahulu.

Pengujian normalitas pada penelitian ini akan dilakukan pada variabel X (metode pembelajaran CLT) dan variabel Y (kemampuan komunikasi berbahasa inggris). Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji normalitas Kolmogrov Smirnov Tes dengan menggunakan SPSS Versi 18.0.

b. Transformasi Data Ordinal menjadi Interval Melalui MSI

Suatu penelitian yang menggunakan analisis parametrik memiliki syarat yang salah satunya ialah data harus berskala interval. Sedangkan dalam penelitian ini terdapat dua macam data yaitu berskala interval dan berskala ordinal, maka dari itu perlu untuk mengubahnya ke dalam bentuk interval. Adapun teknik transformasi yang paling sederhana yaitu dengan menggunakan Method of Successive Interval (MSI). Langkah-langkah transformasi data ordinal ke data interval menurut (Riduwan dan Kuncoro, 2012, hlm. 30) sebagai berikut :

1. Memperhatikan setiap butir jawaban responden dari angket yang disebar. 2. Pada setiap butir ditentukan berapa orang yang mendapat skor 1,2,3,4 dan 5. 3. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut

proporsi.

4. Tentukan nilai proporsi kumulatif dengan jalan menjumlahkan nilai proporsi secara berurutan perkolom skor.

5. Gunakan Tabel distribusi normal, hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh.

6. Tentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh. 7. Tentukan nilai skala.


(44)

59

Adila Rara Cynthia, 2014

Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Teknik Analisis Data

a. Analisis Korelasi Sederhana

Setelah data yang terkumpul berhasil diubah menjadi data interval, maka langkah selanjutnya adalah menghitungnya dengan menggunakan analisis korelasi yang bertujuan mencari hubungan antara kedua variabel yang diteliti. Hubungan dua variabel terdiri dari dua macam yaitu hubungan yang positif dan hubungan yang negatif. Hubungan X dan Y dikatakan positif apabila kenaikan (penurunan) X pada umumnya diikuti oleh kenaikan (penurunan) Y. Ukuran yang dipakai untuk mengetahui kuat atau tidaknya hubungan antara X dan Y disebut koefisien korelasi (r). Nilai koefisien korelasi paling sedikit -1 dan paling besar 1 (-1 ≤ r ≥ 1), artinya jika:

r= 1, hubungan X dan Y sempurna dan positif (mendekati 1, hubungan sangat kuat dan positif)

r = -1, hubungan X dan Y sempurna dan negatif (mendekati -1, hubungan sangat kuat dan negatif)

r= 0, hubungan X dan Y lemah sekali atau tidak ada hubungan.

Penentuan koefisien korelasi (r) dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi Pearson’s product moment. Teknik korelasi Pearson’s product moment digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau rasio. Rumus koefisien korelasi Pearson’s product moment :

∑ ∑ ∑

√[ ∑ ∑ ][ ∑ ∑ ]


(45)

60

Adila Rara Cynthia, 2014

Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk mengetahui tingkat hubungan kedua variabel tersebut, maka dapat dilihat pada tabel Guilford sebagai berikut:

Tabel 3.5

Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat kuat Sumber: Sugiyono (2013, hlm. 184) b. Analisis Regresi Sederhana

Menurut Riduwan (2003, hlm. 244), analisis regresi sederhana merupakan prosedur dimana dengan melalui formulasi persamaan matematis, hendak diamalkan nilai variabel random kontinyu berdasarkan nilai variabel kuantitatif lainnya yang diketahui.

Kegunaan analisis regresi sederhana adalah untuk meramalkan (memprediksi) variabel terikat (Y) bila variabel bebas (X) diketahui. Regresi sederhana dapat dianalisis karena didasari oleh hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat (kausal) metode pembelajaran CLT (X) terhadap kemampuan komunikasi berbahasa inggris (Y).

Persamaan regresi linier sederhana:

Sumber: Riduwan (2003, hlm. 244)

Keterangan:


(46)

61

Adila Rara Cynthia, 2014

Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu X = Metode Pembelajaran CLT

a = harga Y apabila X = 0 (harga konstan)

b = koefisien regresi yang menunjukkan peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, bila b (-) maka terjadi penurunan.

c. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi adalah alat statistik untuk mengetahui besarnya

presentase pengaruh variabel X terhadap variabel Y dengan asumsi 0 ≤ r2 ≥ 1, maka

dari itu digunakan koefisien determinasi sebagai berikut :

Sumber: Sugiyono (2013, hlm. 231)

Keterangan :

KD = koefisien determinasi

r = koefisien korelasi

Sebelum nilai r2 digunakan untuk membuat kesimpulan, terlebih dahulu harus diuji apakah nilai-nilai r2ini terletak dalam daerah penerimaan atau penolakan.

4. Uji Hipotesis

Analisis terakhir dalam penelitian ini adalah uji hipotesis. Uji hipotesis dalam penelitian ini Uji t.

t = √ √

Sumber : Sugiyono (2013, hlm. 184) Keterangan:


(47)

62

Adila Rara Cynthia, 2014

Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu r = Koefisien korelasi product moment

t = Distribusi student dengan derajat kebabasan (db) = n-2 n = banyaknya sampel

Uji t berkehendak untuk menguji hipotesa bahwa terdapat hubungan atau tidak antara kedua variabel Metode pembelajaran CLT (X) dan kemampuan komunikasi berbahasa inggris (Y), maka nilai selanjutnya dibandingkan dengan nilai untuk kesalahan 5% uji dua pihak dan derajat kebebasan (dk) = n-2, sehingga pengambilan kesimpulan menggunakan perbandingan dengan kriteria sebagai berikut :

- Jika > Ho ditolak : Ha diterima - Jika Ho diterima : Ha ditolak


(1)

Adila Rara Cynthia, 2014

Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

X = Metode Pembelajaran CLT

a = harga Y apabila X = 0 (harga konstan)

b = koefisien regresi yang menunjukkan peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, bila b (-) maka terjadi penurunan.

c. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi adalah alat statistik untuk mengetahui besarnya presentase pengaruh variabel X terhadap variabel Y dengan asumsi 0 ≤ r2 ≥ 1, maka dari itu digunakan koefisien determinasi sebagai berikut :

Sumber: Sugiyono (2013, hlm. 231)

Keterangan :

KD = koefisien determinasi r = koefisien korelasi

Sebelum nilai r2 digunakan untuk membuat kesimpulan, terlebih dahulu harus diuji apakah nilai-nilai r2ini terletak dalam daerah penerimaan atau penolakan.

4. Uji Hipotesis

Analisis terakhir dalam penelitian ini adalah uji hipotesis. Uji hipotesis dalam penelitian ini Uji t.

t = √

Sumber : Sugiyono (2013, hlm. 184) Keterangan:


(2)

Adila Rara Cynthia, 2014

Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

r = Koefisien korelasi product moment

t = Distribusi student dengan derajat kebabasan (db) = n-2

n = banyaknya sampel

Uji t berkehendak untuk menguji hipotesa bahwa terdapat hubungan atau tidak antara kedua variabel Metode pembelajaran CLT (X) dan kemampuan

komunikasi berbahasa inggris (Y), maka nilai selanjutnya dibandingkan

dengan nilai untuk kesalahan 5% uji dua pihak dan derajat kebebasan (dk) =

n-2, sehingga pengambilan kesimpulan menggunakan perbandingan dengan

kriteria sebagai berikut :

- Jika > Ho ditolak : Ha diterima


(3)

107

Adila Rara Cynthia, 2014

Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Secara umum penelitian ini dapat disimpulkan dengan terbuktinya hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara metode pembelajaran CLT dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta di PQEC Institute. Hal tersebut dapat dilihat pada uraian di bawah ini:

1. Secara umum nilai rata-rata skor variabel metode pembelajaran CLT yang dilaksanakan pada proses pembelajaran di Lembaga PQEC Institute dalam peningkatan kemampuan komunikasi berbahasa inggris memiliki kualifikasi yang tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil pengolahan data bahwa 80,12% responden yang memberikan pendapat bahwa metode pembelajaran CLT termasuk ke dalam kualifikasi yang tinggi.

2. Secara umum nilai rata-rata skor variabel kemampuan komunikasi berbahasa inggris yaitu ada reading, grammar dan conversation peserta berada pada kategori yang cukup. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil pengolahan data bahwa 93,3% skor responden dalam reading, grammar, dan conversation mengalami peningkatan dalam berbahasa inggris khususnya dalam berkomunikasi.

3. Hasil pengujian menunjukkan nilai signifikansi dari variabel metode pembelajaran CLT dengan peningkatan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta di PQEC Institute ditujukan dengan nilai koefisien korelasi yang positif dengan nilai (r) reading = 0,105, (r) grammar = 0,158, (r) conversation =0,317. Hal tersebut mengandung pengertian adanya pengaruh yang signifikan antar kedua variabel yakni metode pembelajaran CLT dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris dimana setelah dikonsultasikan diantara reading, grammar dan conversation, yang memberikan pengaruh besar


(4)

Adila Rara Cynthia, 2014

Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam meningkatkan kemampuan bahasa inggris adalah conversation. Artinya bahwa selama ini metode pembelajaran CLT yang dilaksanakan pada proses pembelajaran di PQEC Institute yang memiliki pengaruh dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta berkisar pada kategori cukup. Lebih lanjut maka dapat diungkapkan pula bahwa peningkatan kemampuan berbahasa inggris peserta kursus dipengaruhi oleh metode pembelajaran CLT sebesar 58%, sedangkan sisanya yaitu sebesar 42% dipengaruhi oleh faktor atau variabel lain yang tidak diteliti oleh penulis.

4. Secara umum nilai skor per aspek persepsi perserta kursus di PQEC Institute terhadap kemampuan berbahasa inggris peserta dengan menggunakan metode pembelajan CLT berada pada kategori tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil pengolahan data dimana 80,7% responden yang memberikan pendapat bahwa metode pembelajaran CLT dapat meningkatan pengetahuan bahasa inggris. 74,8% responden yang memberikan pendapat bahwa metode pembelajaran CLT dapat meningkatkan praktek berbahasa inggris. 75,9% responden yang memberikan pendapat bahwa metode pembelajaran CLT dapat meningkatkan pengalaman bahasa inggris. 74,8% responden yang memberikan pendapat bahwa metode pembelajaran CLT dapat meningkatkan minat berbicara bahasa inggris. Rata-rata nilai skor aspek persepsi adalah 76% yang berarti bahwa persepsi responden/peserta menyatakan bahwa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode CLT, kemampuan berbahasa inggris peserta kursus PQEC Institute meningkat terutama dalam berkomunikasi.

5. Secara umum nilai skor per aspek faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan efektivitas proses pembelajaran kursus Bahasa Inggris di PQEC Institute berada pada kategori tinggi. Hal tersebut dapat dilihat hasil pengolahan data dimana 74,4% responden yang memberikan pendapat bahwa faktor pengajar, bahan ajar dan metode pembelajaran sangat menentukan peserta dalam menguasai reading, grammar, dan conversation dalam bahasa inggris.


(5)

Adila Rara Cynthia, 2014

Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

73,3% responden yang memberikan pendapat bahwa tutor menjelaskan materi dengan jelas dan mudah dimengerti tutor memberikan masukan dan pengetahuan tentang komunikasi berbahasa inggris dengan baik dan benar. 74,4% responden yang memberikan pendapat bahwa fasilitas pembelajaran reading, grammar, dan conversation dalam bahasa inggris sanggat menentukan peserta dalam menguasai dalam bahasa inggris. 79,2% responden yang memberikan pendapat bahwa tutor terlalu banyak memberikan tugas kepada peserta sehingga terkadang peserta merasa pusing dan dalam pembelajarannya tutor seringkali menggunakan bahasa inggris sehingga terkadang peserta merasa bingung.

B. Saran

Adapun saran yang dapat peneliti berikan bagi pihak fasilitator dan penyelenggara kursus bahasa inggris diantaranya:

1. Dengan hasil temuan terdapatnya pengaruh yang signifikan metode pembelajaran CLT dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris maka metode pembelajaran CLT perlu mendapat perhatian khusus yang secara terus menerus ditingkatkan dan dikembangkan kualitas pembelajarannya sehingga mampu menghasilkan output pembelajaran yang lebih baik dan akhirnya dapat mendukung peningkatan kemampuan komunikasi berbahasa inggris.

2. Untuk pihak penyelenggara kursus bahasa inggris hendaknya membuat ruangan kelas yang memiliki fasilitas peredam, karena kondisi di luar lembaga yang sangat bising yang dapat mengganggu konsentrasi belajar peserta kursus.

3. Bagi peserta kursus PQEC Institute, disarankan selalu mengikuti pembelajaran reading, grammar, conversation dan lebih aktif lagi pada saat pembelajaran, agar kemampuan komunikasi berbahasa inggris dapat terus meningkat.

4. Model korelasional yang dikembangkan oleh penulis hanya mampu menerangkan sekitar 58% varians yang memberikan kontribusi terhadap kemampuan komunikasi berbahasa Inggeris di CLT, yang berarti bahwa 42% lainnya berasal


(6)

Adila Rara Cynthia, 2014

Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari faktor-faktor lainnya. Oleh karena itu, bagi peneliti lain yang berminat meneliti lebih lanjut tentang faktor-faktor yang mampu meningkatan kemampuaan komuniksi berbahasa Inggeris, disarankan agar lebih mempertajam kajiannya terhadap aspek-aspek lainnya yang tidak mampu diterangkan oleh penulis dalam penelitian ini.