BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Manajemen strategik Kepala Madrasah dalam meningkatkan mutu pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri Pangkalan Bun - Digital Library IAIN Palangka Raya

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Usaha-usaha perbaikan sistem pendidikan untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan selalu dilakukan oleh berbagai pihak yang peduli terhadap kemajuan pendidikan, bergerak dengan sistem dan metode untuk mencapai suatu tujuan.

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasaan akhlak mulia, serta keteranmpilan yang dibutuhkan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara “ 1

Madrasah adalah lembaga yang bersifat kompleks dan unik. Bersifat komplek karena madrasah sebagai organisasi didalamnya terdapat berbagai dimensi yang satu sama yang lain saling berkaitan dan saling menentukan. Sedang sifat unik, menunjukkan bahwa madrasah sebagai organisasi memiliki ciri-ciri tertentu yang tidak dimiliki oleh organisasi-organisasi lain. Ciri-ciri yang menempatkan madrasah memiliki karakter tersendiri, dimana terjadi proses pembelajaran

tempat terselenggaranya pembudayaan kehidupan umat manusia yang bertujuan kesejahteraan hidup di dunia dan kebahagiaan hidup yang hakiki di akherat.

yang

berkelanjutan,

“Undang-undang RI. Nomor 20 tahun 2003 tentang sisdiknas mengamanatkan

Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

bahwa:

pendidikan

1 Kumpulan Undang- Undang dan peraturan pemerintah RI. Tentang Pendidikan : Derektorat Jendral pendidikan Islam Departemen Agama RI. Tahun 2007.h..5 1 Kumpulan Undang- Undang dan peraturan pemerintah RI. Tentang Pendidikan : Derektorat Jendral pendidikan Islam Departemen Agama RI. Tahun 2007.h..5

jawab” 2 .

Tujuan pendidikan Nasional tersebut mencakup ranah kognitif, apektif serta psikomotorik yang merupakan satu kesatuan yang saling keterkaitan dan harus dibentuk pada peserta didik. Dengan demikian untuk pencapaian tujuan pendidikan di madrasah, hal yang sangat mendasar dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di madrasah adalah manajemen strategik kepemimpinan kepala madrasah dalam perencanaan program-program pembelajaran yang bermutu dan relevan, mengimplementasikan program pembelajaran, mengendalikan program peningkatan mutu pendidikan guna meningkatkan kualitas mutu pendidikan baik input maupun output dan outcome.

Pemimpin pada lembaga pendidikan mesti menjalankan perannya sebagai pendidik, manajer, atministrator, supervisor, leader,

inovator dan motivator. 3 Dengan demikian sebagai kunci keberhasilan dalam menjalankan tugas kepemimpinan di lembaga pendidikan

dibutuhkan ketrampilan konseptual, ketrampilan manusiawi dan ketrampilan teknis. 4

2 Ibid, h.8. 3 Lihat E.Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya, 2003,h.98. 4 Lihat Abdussalam, Manajemen Insani dalam Pendidikan, Yokyakarta : pustaka

pelajar,2014,h.299

Kepala madrasah sebagai leader lembagaan pendidikan harus memahami keberadaan madrasah sebagai organisasi yang kompleks serta mampu melaksanakan peranan dan tanggung jawab. Kepala madrasah diharapkan mampu mengatur semua potensi madrasah agar

dapat berfungsi secara optimal. 5 Oleh karena itu, kepala madrasah sebagai pemimpin bisa menjadi contoh, mampu mengayomi tenaga

pendidik dan tenaga kependidikan dengan manajemen strategik kepemimpinan kepala madrasah dan juga mampu mengendalikan kualitas mutu pendidikan pada satuan pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya. Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassallam telah

bersabda: 6

5 Euis karnawati ,donni juni priansa, Kinerja dan propisionalisme kepala Sekolah, Jakarta,Alfabeta,2013,h.97

6 Hadis riwayat bukhori dalam Abdul Abdillah muhammad ibn Ismail al bukhary,al jami’ash Shalihih,juz II, kairo;As-salafiah,1403,h 160.

Artinya: “Diriwayatkan Abdullah bin Maslamah dari Malik dari Abdullah bin Dinar dari Abdullah bin umar r.a berkata :sayatelah mendengar rasulullah saw bersabda : setiap orang adalah pemimpin dan akan di minta pertanggung jawaban atas kepemimpinannnya. Seorang kepala negara akan diminta pertanggung jawaban perihal rakyat yang dipimpinnya. Seorang suami akan di tanya perihal keluarga yang dipimpinnya. Seorang isteri yang memelihara rumah tangga suaminya akan ditanya perihal tanggung jawab dan tugasnya. Bahkan seorang pembantu/pekerja rumah tangga yang bertugas memelihara barang milik majikannya juga akan ditanya dari hal yang dipimpinnya. Dan kamu sekalian pemimpin dan akan ditanya (diminta pertanggungan jawab) dari hal-hal yang dipi

mpinnya (HR. Bukhori, Muslim) “ 7

Kepala madrasah adalah tenaga pendidik yang diberi tugas tambahan untuk memimpin penyelenggaraan pendidikan pada madrasah. Dengan menejemen trategik kepemimpinan kepala madrasah diharapkan mampu meningkatkan mutu, mampu mengantisipasi perubahan, mampu mengoreksi kekurangan dan kelemahan dan sanggup melaksanakan program-program peningkatan mutu pendidikan yang mengarah pada tujuan yang efektif.

Manajemen strategik kepemimpinan kepala madrasah yang relevan dengan dihiasi ke keilmuan, keimanan, ketaqwaan serta tanggung jawab yang tinggi secara horisontal dan vertikal, sebagaimana

ter surat dalam firman Allah SWT. 8

7 Maulana muhammad yusuf al khandalawi, musthofa sayani, Munttakhab Ahadits, Bandung, pustaka Ramadhon .th. 2007,h.735.

8 Depag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, Jakarta: Darns Sunnah, 2007.h.128.

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan ulil amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu kemudian jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu maka kembalikanlah pada Allah (al- Qur’an) dan Rossul (Sunahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan Hari kemudian yang demikian itu, lebih utama bagimu dan lebih baik akibatnya (Q.S.Al-Nisa ayat 59)

Chool based menegement yang berorentasi pada peningkatan kualitas pendidikan di madrasah adalah kepemimpinan yang memiliki Visionary leadership yang telah ditetapkan untuk menjawab tuntutan

pelanggan pendidikan. 9 Serta berupaya untuk menjawab persoalan global berkaitan dengan perkembangan imtaq dan iptek. Kepala madrasah sebagai manajer dengan manajemen strategik kepemimpinan mampu mengelola intitusi mempunyai peran yang sangat penting karena Kepala madrasah sebagai desainer pengorganisasian penggerak, motivator tenaga kependidikan, pengawas, Supervesor pegevaluasi program, pengendali mutu pendidikan di lembaga yang dipimpinya. Secara operasional kepala madrasah sebagai manajerial dengan manajemen strategik memiliki standar kompetensi untuk menyusun program perencanaan strategi, memotivator tenaga pendidik, mengelola tenaga kependidikan, mengelola kesiswaan, mengelola fasilitas, mengelola sistem informasi manajemen, mengelola regulasi atau peraturan pendidikan, mengelola

9 Prim masrokan mutohar,Menejemen mutu sekolah ,jogjakarta,Ar-Ruzz Media, 2013 h.273.

mutu pendidikan, mengelola kelembagaan, mengelola kekompakan kerja (teamwork) dan pengambilan keputusan. 10

Kepala Madrasah sebagai kekuatan sentral harus memahami tugas dan fungsinya serta memiliki kepedulian kepada semua perangkat terkait demi keberhasilan sekolah serta peningkatan mutu pengajaran di

institusi yang dipimpinnya. 11 Peran besar kepala madrasah sebagaimana yang dikemukakan diatas menegaskan bahwa kepala madrasah seharusnya cenderung untuk berbuat sedikit dalam bidang pengajaran dan pada sisi lain lebih mengembangkan fungsi-fungsi administrasi dan

menejemen. 12 Selain kepala Madrasah, tenaga pendidik memegang peranan

sentral dalam pendidikan. Tanpa peran aktif guru, kebijakan pembaharuan pendidikan secanggih apapun tetap akan sia-sia. Hal tersebut dapat dilihat dari fenomena pendidikan di Indonesia saat ini, pergantian kurikulum selalu dilakukan untuk tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan, tetapi dalam kenyataanya perubahan tersebut hanyalah sebatas perubahan administratif, sehingga belum dapat membawa perubahan mendasar dalam peningkatan mutu pendidikan. Dengan eksistensi guru sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan pendidikan, maka setiap ada inovasi pendidikan, khususnya dalam peningkatan sumber daya manusia yang dihasilkan

10 Nurkolis, Menejemen berbasis sekolah ,Jakarta,Grasindo,2008,h.173. 11 Wahjo Sumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: Rajawali Press, 2002, h.

82. 12 Husnul Yaqin, Kapitas Selekta Administrasi dan Menejemen Pendidikan,

Banjarmasin: Antasari Press, 2001, h. 66.

dari upaya pendidikan selalu bermuara pada guru. Maka menjadi sebuah keniscayaan seorang guru haruslah memiliki kompetensi yang memadai sebagaimana yang diamanatkan undang-undang Sistem Pendidikan Nasioanal meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial 13 . hal ini disebabkan guru mendapat perhatian dari pemerintah, rasa aman dan

pengakuan atas prestasi kerjanya, yang pada akhirnya membawa pekerjaannya dapat dilakukan secara baik dan hasilnya dapat

dipertanggungjawabkan serta memuaskan (accountable and satisfied). 14

Manajemen strategik kepemimpinan kepala madrasah sangat menentukan arah keberhasilan dan kemajuan lembaga pendidikan, Kepala madrasah sebagai menejerial dapat memberikan arahan pada guru memprakarsai pemikiran baru dalam proses interaksi dilingkungan Madrasah dengan melakukan perubahan-perubahan

untuk menyesuaikan pada sasaran, tujuan yang telah ditetapkan di madrasah, berusaha semaksimal dengan perbaikan internal maupun eksternal, mampu memberikan motivasi (dorongan) pada kinerja guru agar mereka dapat melaksanakan tugas secara profisional.

Hasil wawancara awal penulis, yang dilakukan di MAN Pangkalan Bun menunjukan bahwa lembaga ini merupakan salah satu madrasah yang sangat diminati oleh masyarakat. Hal ini tergambar dari banyaknya calon siswa baru setiap tahunya

13 Suryana, wayan as,kopetensi pedagogik,jakarta,Azz-zahra,2015,h.2. 14 Syaiful, Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, h. 8.

yang selalu meningkat dan melebihi quota penerimaan yang telah disepakati bersama oleh MKKS. 15

Madrasah yang sudah terakriditasi A (Amat baik) juga memiliki kepala Madrasah, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang relatif kompeten. Dengan menejemen setrategik kepemimpinan kepala madrasah mampu mengelola lembaga pendidikan Sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. MAN Pangkalan Bun juga memiliki sarana prasarana yang memadai setidaknya standar minimal pendidikan. Indikasinya bahwa lembaga ini selalu berkembang secara positif baik kualitas maupun kuantitasnya.

Pengelolaan dengan menejemen strategik kepemimpinan kepala madrasah, maka pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Hal ini dibuktikan bahwa Madrasah Aliyah Negeri Pangkalan Bun mampu bersaing dengan berbagai sekolah yang ada di Kabupaten Kotawaringinbarat baik input maupun output dan outcome . Dengan berbagai prestasi yang didapatkan melalui KSM, OSM meraih prestasi tingkat Kabupaten, tingkat provinsi sampai dua kali mewakili tingkat Nasional pada mata pelajaran geografi dan kimia. 16

Berdasarkan fenomena diatas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan mengangkat judul “Manajemen Strategik Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di MAN Pangkalan Bun”.

B. Fokus dan Sub Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka penelitian ini di fokuskan pada : Manajemen strategik kepala madrasah dalam

15 Wawancara dengan Ry, di ruang kepala MAN Pangkalan Bun, 12 oktober 2016. 16 Wawancara dengan Ks, di ruang wakil kepala madrasah, 12 oktober 2016.

meningkatan mutu mengendalikan mutu pendidikan di MAN Pangkalan Bun. Selanjutnya dijabarkan beberapa sub fokus sebagai berikut :

1. Tentang manajemen strategik kepala madrasah dalam merencanakan program peningkatan mutu pendidikan di MAN Pangkalan Bun.

2. Tentang manajemen strategik kepala madrasah dalam meng Implemetasikan program peningkatan mutu pendidikan di MAN Pangkalan Bun.

3. Manajemen strategik kepala Madarasah dalam mengendalikan mutu pendidikan di MAN Pangkalan Bun

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan Fokus dan Sub Fokus Penelitian yang dikemukakan diatas, maka pertanyaan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana manajemen strategik kepala madrasah dalam merencanakan program peningkatan mutu pendidikan di MAN Pangkalan Bun?

2. Bagaimana manajemen strategik kepala madrasah dalam meng Implemetasikan program peningkatan mutu pendidikan di MAN Pangkalan Bun?

3. Bagaimana manajemen strategik Kepala Madrasah dalam mengendalikan mutu pendidikan di MAN Pangkalan Bun

D. Tujuan penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan dan menganalisis manajemen strategik kepala madrasah dalam merencanakan program peningkatan mutu pendidikan di MAN Pangkalan Bun.

2. Mengkaji dan menganalisis manajemen strategik kepala madrasah dalam meng implementasikan program peningkatan mutu pendidikan di MAN Pangkalan Bun.

3. Mendiskripsikan dan menganalisis manajemen strategik kepala madrasah dalam mengendalikan mutu pendidikan di MAN

Pangkalan Bun. 17

E. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini setelah selesai nantinya diharapkan dapat berguna :

1. Keguaan Teoritik Hasil penelitin ini diharapkan memberikan sumbangan pemikiran dan literatur tentang manajemen strategik kepala madrasah dalam meningkatkna mutu pendidikan di Madrasah.

2. Kegunaan Praktis Adapun secara praktis diharapkan dapat menjadi pertimbangan atau masukan bagi :

a. Kepala MAN Pangkalan Bun sebagai menejerial dapat menjadi bahan kajian dalam meningkatkan mutu pendidikan di Madrasah, sehingga yang berkepentingan bisa mengambil manfaat dengan

17 Institut Agama Islam Negeri Palangkaraya,Panduan penulisan Tesis, tahun .2015.

mengacu pada hasil penelitian ini. Penelitian ini, semoga dapat memberikan kontribusi pada penambahan kekayaan literatur tentang manajemen strategik kepemimpinan kepala madrasah dalam upaya meningkakan mutu pendidikan di Madrasah.

b. Bagi pengambil kebijakan Kepala Daerah Gubernur Provinsi Kalimantan Tengah, dalam merencanakan program peningkatan mutu pendidikan khususnya di tingkat pendidikan menengah sangat memerlukan tenaga pendidik yang kompeten dan profesional serta keseimbangan antara tuntutan dan kewajiban yang harus di penuhi, antara program dan pembiyaan pendidikan khususnya penyediaan sarana dan prasarana yang layak sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan perkembangan pendidikan.

c. Bagi pengambil kebijakan Kepala Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Kalimantan Tengah, Kepala Kantor Kementrian Agama Kabupaten Kotawaringin Barat dalam upaya meningkatan mutu pendidikan dilikungan Kementrian Agama perlu meningkatkan tenaga pendidik yang profesional yang sesuai dengan standar tenaga pendidik serta penyediaan sarana dan prasarana yang layak sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan perkembangan pendidikan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Konseptual Fokus dan Subfokus Penelitian

Berikut ini diutarakan tentang (1) Konsep menejemen Strategik dengan sub bahasan, Pengertian Manajemen, Pengertian Strategik dan Prinsip Manajemen Strategik (2) Konsep Dasar Kepemimpinan dengan sub bahasan, Pengertian Kepala Madrasah, Pengertian Manajemen Strategik Kepala Madrasah (3) Kepemimpinan dalam islam (4) Kepemimpinan kepala madrasah (5) Demensi kepemimpinan (6) Mutu Pendidikan dengan sub bahasan Pengertian mutu pendidikan dan konsep mutu pendidikan, faktor-faktor yang mempengaruhi mutu pendidikan (7) Evaluasi dan supervisi dengan sub bahasan Pengertian evaluasi, penilaian peserta didik. (8) Pengendalian Mutu Pendidikan dengan konsep Manajemen Strategik Kepala Madrasah dalam Pengendalian

Pengendalian, Macam-macam Pengendalian, Cara Pengendalian Mutu.

Mutu,

Asas-asas

1. Manajemen Strategik

a. Pengertian Manajemen Strategik

Manajemen strategik adalah gabungan dari dua kata atau istilah, yaitu manajemen dan strategik. Sebelum mengartikan istilah manajemen strategik, terlebih dahulu dikemukakan pengetian manajemen.

Manajemen berasal dari kata manage atau managiare, yang

berarti melatih kuda dalam melangkah kakinya. Selanjutnya dalam pengertian manajemen terkandung dua kegiatan, yakni kegiatan berfikir (mind) dan kegiatan bertindak (action). Kedua kegiatan ini tampak

seperti perencanaan, perorganisasian, pengarahan, pengkordinasian, pengawasan dan

dalam

fungsi-fungsinya

penilaian. 18 Nana Sudjana menyatakan bahwa manajemen adalah kepemimpinan dan keterampilan untuk melakukan kegiatan baik sama orang lain atau melalui orang lain untuk mencapai tujuan

organisasian. 19 Kemudian menurut Nanang Fattah, manajemen adalah suatu sistem yang setiap komponennya menampilkan suatu

untuk memenuhi kebutuhan, dengan mengaitkan proses dan manajer yang dihubungkan dengan aspek organisasi dan bagaimana mengaitkan aspek yang satu dengan yang lain dan bagaimana

mengaturnya sehingga tercapai tujuan sistem. 20 Manajemen adalah kegiatan seseorang dalam mengatur

organisasi, lembaga atau sekolah yang bersifat manusia maupun non manusia, sehingga tujuan organisasi, lembaga atau sekolah

18 Piet A. Sahertian, Dimensi Administrasi Pendidikan, Surabaya : Usaha Nasioanl, 1994, h. 20.

19 Nana Sudjana, Manajemen Program Pendidikan, Bandung : Falah Production, 2004, h. 17

20 Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan , Bandung : Remaja Rosdakarya, 2006, h. 1 20 Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan , Bandung : Remaja Rosdakarya, 2006, h. 1

efektif dan efesien. 21 Mencermati pengertian di atas maka, dapat disimpulkan

bahwa manajemen adalah suatu proses atau fungsi-fungsi yang harus dijalankan dalam suatu kelompok tertentu secara efektif dan efesien sehingga dapat mencapai hasil atau tujuan yang ditetapkan. Fungsi-fungsi sebagaimana dimaksud di atas meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian.

Adapun kata strategik merupakan kata sifat yang menjelaskan implementasi strategik. Menurut kamus Oxford edisi leaner, strategik berarti menjalankan strategik dalam perencanaan, target

waktu dan tujuan yang jelas. 22 Adapun beberpa pengertian yang dikemukakan para ahli

tentang manajemen strategik sebagimana yang dikutip Triton PB dapat dipaparkan sebagai berikut : 23

21 Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam, Konsep, Strategi dan Aplikasi, Yogyakarta : Teras, 2009, h. 11-12

22 Agus Arijanto, MSDM Strategik, Jakarta : Pusat Pengembangan Bahan Ajar-UMB, diakses 3 Januari, h. 5

23 Triton PB, Manajemen Startegis, terapan Perusahaan dan Bisnis, Jakarta : Oryza, 2001, h. 35-36

1) Hunger, J. David dan Wheelen, Thomas L menyebutkan bahwa manajemen strategik adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang.

2) Manajemen strategik adalah suatu cara pengolahan organisasi atau program yang dilakukan dengan memperhatikan lingkungan ekstenal dan lingkungan internal dari organisasi atau program tersebut. Dalam manajemen strategik terdapat dua bagian yang saling berhubungan yaitu perencanaan strategik dalam pelaksanaan pengelolaan dari hasil perencanaan strategik tersebut (YIPD).

3) Manajemen startegik adalah sejumlah keputusan dan tindakan yang mengarah pada penyusunan suatu strategik yang efektif untuk membantu mencapai sasaran perusahaan. Proses manajemen strategik adalah cara dengan jalan mana, para perencana strategik menentukan sasaran dan mengambil keputusan. (Lawrence R. Jauch dan William F. Glueck).

4) Manajemen strategik adalah proses untuk memebantu organisasi dalam mengidentifikasi apa yang ingin mereka capai dan bagaimana seharusnya mereka mencapai hasil yang bernilai (Ananonim).

5) Manajemen strategik adalah kumpulan yang menghasilkan kerumusan dan penerapan strategik yang didesain untuk mencapai sasaran organisasi (Pearce dan Robinson).

6) Manajemen strategik berkaitan dengan keputusan kebijakan yang akan mempengaruhi seluruh sasaran sehingga menetapkan organisasi untuk mencapai lingkungan secara efektif (Ginigle dan Moore). Dalam menentukan strategi harus difahami bahwa hal yang

pokok dari formulasi. Salah satu diantaranya menurut Wahyudi, “Manajemen Strategik adalah suatu seni dan ilmu dari pembuatan

(formulating), penerapan (implementing), dan evaluasi (evaluating) tentang keputusan-keputusan strategis mencapai tujuan-tujuan masa

mendatang” Pendapat yang lain yaitu “Manajemen Strategik adalah”. Menurut Budiman, “Manajemen strategik adalah serangkaian

keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan yang menuju pada penciptaan sebuah strategi efektif untuk mencapai tujuan perusahaan. Manajemen strategik pada intinya adalah memilih alternatif strategi yang terbaik bagi organisasi/perusahaan dalam segala hal untuk mendukung gerak usaha perusahaan. Perusahaan harus melakukan menejemen strategi secara terus-menerus dan harus fleksibel sesuai dengan tuntutan kondisi di lapangan”.

Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat diperjelas lebih lanjut meliputi konsep proses manajemen strategik yang terdiri atas:

“(1) menganalisis lingkungan, (2) menentukan arah organisasi, (3) merumuskan strategi, (4) melaksanakan strategi, dan (5) melakukan

pengendalian.” 24

b. Tujuan Manajemen Strategik

Manajemen mempunyai tujuan-tujuan dan bersifat tidak terwujud. Usahanya ialah mencapai hasil-hasil yang spesifik, biasanya dinyatakan tidak terwujud karena tidak dapat terlihat, tetapi dapat dirasakan hasilnya, yakni output pekerjaan, ada kepuasan pribadi,

produk dan servisnya lebih baik. 25 Tujuan utama manajemne menurut Shorde dan Voich adalah produktivitas dan kepuasan. Produktivitas itu

sendiri dipengaruhi oleh perkembangan bahan, teknologi dan kinerja manusia. 26

Secara garis besar tujuan manajemen strategik dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Melaksanakan dan mengevaluasi strategik yang dipilih secara efektif dan efesien

2) Mengevaluasi kinerja, meninjau dan mengkaji ulan situasi serta melakukan berbagai penyesuaian dan koreksi jika terdapat penyimpangan di dalam pelaksanaan strategik

3) Senantiasa memperbaiki strategik yang dirumuskan agar sesuai dengan perkembangan lingkungan eksternal

24 Akdon ,Strategic Management For Educational Management (Manajemen Strategik untuk Manajemen Pendidikan) ,Bandung: Alfabeta, 2011, h.4.

25 George R. Terry, Prinsip-prinsip Manajemen, Jakarta :Bumi Aksara, 2009, h.10 26 Nanang Fattah, Landasan Manajemen..... h, 15

4) Senantiasa meninjau kembali kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bisnis yang ada

5) Senantiasa melakukan inovasi atas produk agar selalu sesuai dengan selera konsumen. 27

c. Ragam Pendekatan dalam Manajemen Strategik

Lahirnya berbagai pendekatan dalam manajemen strategik tidak lepas kaitannya dengan setting waktu, latar belakang sejarah dan kondisi global yang turut memberikan pengaruh terhadap perkembangan dunia usaha, bisnis dan perdagangan. Berdasarkan pendekatannya, setidaknya dapat diidentifikasi adanya tujuh pendekatan yang berkembang dalam manajemen strategik. Ketujuh pendekatan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Pendekatan militeristik. Pendekatan militeristik meletakkan sudut pandang kemiliteran dalam menerapkan Pendekatan militeristik. Asumsi yang digunakan dalam berbagai pengambilan keputusan strategik didasarkan pada asumsi militeristik.

2) Pendekatan integratif. Kemampuan manajerial strategik yang dinilai baik dalam pengelolaan lembaga berdasarkan pendekatan ini antara lain adalah memecahkan pemasalahan.

3) Pendekatan perencanaan korporat. Struktur organisasi yang dimiliki banyak divisi merupakan perwujudan pendekatan ini dalam penerapan manajemen strategik.

27 Ibid,,,,h. 18

4) Pendekatan kompotitif. Pendekatan yang bercirikan dengan kreativitas dan inovasi manajerial dari sebuah lembaga dalam rangka menguatkan keunggulannya di tengah prsaingan.

5) Pendekatan porter. Penekanan pendekatan pandangan porter adalah pada karakteristik dan kedudukan sebuah lembaga.

6) Pendekatan logical incremetalism. Pendekatan ini merupakan pendekatan dalam manajemen strategik untuk menyusun atau melakukan formulasi strategik dengan mendasarkan pada pengalaman-pengalaman baru yang dihasilkan dari banyak pencobaan.

7) Pendekatan visionar. Pendekatan ini bersifat ambisius dan miliki

determinasi yang tinggi terhadap sebuah keberhasilan. 28 Kemudian secara umum Paul Bate yang dikutip Aries Munandar 29 menawarkan 4 (empat) penedekatan manajemen strategik dalam upaya melakukan perubahan budaya organisasi, yaitu :

a) Pendekatan agresif (Aggresif approach); perubahan budaya organisasi dengan menggunakan pendekatan kekuasaan, non kolaboratif, sifatnya dipaksakan.

b) Pendekatan jalan damai (Conciliative approach); perubahan budaya organisasi dilakukan secara kolaboratif, dipecahkan bersama dan integratif.

28 Triton PB, Manajemen Strategic, Terapan Perusahaan dan Bisnis, Jakarta : Orzya, 2011, h. 41

29 Aries Munandar, Implementasi Manajemen strategik dalam Pengembangan Budaya Organisasi pada Perguruan Tinggi Islam : Studi Kasus di Universitas Islam Negerei Malang,

Jurnal studi Islam Ulul Albab vol. 14 No. 1 2013, h. 73 Jurnal studi Islam Ulul Albab vol. 14 No. 1 2013, h. 73

d) Pendekatan indoktrinasi (Indoctrinative approach); pendekatan yang bersifat normatif dengan menggunakan program pelatihan dan pendidikan ulang terhadap budaya baru.

Beberapa pendekatan dalam manajemen strategik sebagimana dikemukakan diatas dapat digunakan pihak berkompeten baik secara persial maupun secara stimulan. Oleh karena kontrol di tingkat istitusi sangat kuat, maka para pemimpin yang dalam kompleks ini adalah kepala sekolah sangat dimungkinkan untuk mengadopsi sebuah pendekatan strategik dalam manajemen.

Manajemen strategik 30 . Hal ini membutuhkan kemampuan untuk mengidentifikasikan aspek-aspek sekolah yang berbeda untuk

mewujudkan kualitas pendidikan yang terbaik.

d. Implementasi Manajemen Strategik

Implementasi strategik (Strategik Implementation) adalah metode yang digunakan untuk mengoperasionalisasikan atau melaksanakan strategik dalam organisasi. 31

30 Tony Bush dan Mariane Coleman, Manajemen Strategis Kepemimpinan Pendidikan, Terj. Fahrurozi, Yogyakarta : IRCiSOD, 2008. H. 31

31 Fred R. David, Strategik Manjameent (Manajemen Strategik), Jakarta : Salemba Empat, 2010, h.9

Menurut Abidin, Implementasi atau pelaksanaan merupakan langkah yang sangat penting dalam proses kebijakan. Menurut Udoji, tanpa pelaksanaan, suatu kebijakan hanyalah sekedar sebuah dokumen yang tak bermakna dalam kehidupan masyarakat atau kebijakan-kebijakan hanya berupa impian atau rencana yang bagus, yang tersimpan rapi dalam arsip kalau tidak diimplementasikan.

Menurut Palumbo, pada titik ini implementasi atau langkah pelaksanaan kebijakan menjadi sangat penting tetapi tidak berarti bahwa telah terlepas dari proses formulasi sebelumnya, artinya formulasi kebijakan makro yang ditetapkan berpengaruh pada keberhasilan implementasi kebijakan mikro, yaitu para pelaksana kebijakan dan kebijakan opersional serta kelompok sasaran dalam mencermati lingkungan, disamping itu ketidakjelasan kebijakan adalah sebab utama kegegalan pelaksanaan.

1) Pengertian Implementasi Impelentasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Pengertian-pengertian di atas memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau mekanisme suatu sistem. Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa implementasi bukan sekadar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara 1) Pengertian Implementasi Impelentasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Pengertian-pengertian di atas memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau mekanisme suatu sistem. Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa implementasi bukan sekadar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara

Menurut para ahli, Secara sederhana implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau penerapan. Majone dan Wildavsky, mengemukakan implementasi sebagai evaluasi. Browne dan Wildavsky mengemukakan bahwa ”implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menye suaikan”. Pengertian implementasi sebagai aktivitas yang saling menyesuaikan juga dikemukakan

Adapun Schubert mengemukakan bahwa ”implementasi adalah sistem rekayasa.”

oleh

Mclaughin.

Oleh karena itu, implementasi tidak berdiri sendiri tetapi dipengaruhi oleh obyek berikutnya yaitu kurikulum. Dalam kenyataannya, implementasi kurikulum menurut Fullan merupakan proses untuk melaksanakan ide, program atau seperangkat aktivitas baru dengan harapan orang lain dapat menerima dan melakukan perubahan. Dalam konteks implementasi kurikulum pendekatan-pendekatan yang telah dikemukakan di atas memberikan tekanan pada proses. Esensinya implementasi adalah suatu proses, suatu aktivitas yang digunakan untuk mentransfer ide/gagasan, program atau harapan-harapan yang dituangkan dalam bentuk kurikulum desain (tertulis) agar dilaksanakan sesuai dengan desain tersebut.

Masing-masing pendekatan itu mencerminkan tingkat pelaksanaan yang berbeda. Dalam kaitannya dengan pendekatan yang dimaksud, Nurdin dan Usman, menjelaskan bahwa:

a) Pendekatan pertama, menggambarkan implementasi itu dilakukan sebelum penyebaran (desiminasi) kurikulum desain. Kata proses dalam pendekatan ini adalah aktivitas yang berkaitan dengan penjelasan tujuan program, mendeskripsikan

baru dan mendemosntrasikan metode pengajaran yang diugunakan.

sumber-sumber

b) Pendekatan kedua, menekankan pada fase penyempurnaan. Kata proses dalam pendekatan ini lebih menekankan pada interaksi antara pengembang dan guru (praktisi pendidikan). Pengembang melakukan pemeriksaan pada program baru yang direncanakan, sumber-sumber baru, dan memasukan isi/materi baru ke program yang sudah ada berdasarkan hasil uji coba di lapangan dan pengalaman-pengalaman guru. Interaksi antara pengembang dan guru terjadi dalam rangka penyempurnaan program, pengembang mengadakan lokakarya atau diskusi-diskusi dengan guru-guru untuk memperoleh masukan. Implementasi dianggap selesai b) Pendekatan kedua, menekankan pada fase penyempurnaan. Kata proses dalam pendekatan ini lebih menekankan pada interaksi antara pengembang dan guru (praktisi pendidikan). Pengembang melakukan pemeriksaan pada program baru yang direncanakan, sumber-sumber baru, dan memasukan isi/materi baru ke program yang sudah ada berdasarkan hasil uji coba di lapangan dan pengalaman-pengalaman guru. Interaksi antara pengembang dan guru terjadi dalam rangka penyempurnaan program, pengembang mengadakan lokakarya atau diskusi-diskusi dengan guru-guru untuk memperoleh masukan. Implementasi dianggap selesai

c) Pendekatan ketiga, memandang implementasi sebagai bagian dari program kurikulum. Proses implementasi dilakukan dengan mengikuti perkembangan dan megadopsi program- program yang sudah direncanakan dan sudah diorganisasikan dalam bentuk kurikulum desain (dokumentasi).

2) Tujuan Implementasi Tujuan utama strategik implementasi adalah rasionalitas tujuan dan sumber daya. Strategik implementasi adalah tindakan mengimplementasilkan strategik yang telah kita susun ke dalam berbagai alokasi sumber daya secara optimal. Penyusunan action plan yang intinya adalah merupakan strategik dan tindakan mengimplementasikan formulasi strategi menuju ke arah sumber daya secara optimal serta mempersiapkan semua faktor penunjang yang diperlukan dalam mencapai keberhasilan sehingga implementasinya bisa sampai tujuan sesuai dengan apa yang sudah di rencanakan, adapun yang menjadi tujuan tersebut adalah: (1) Mengadakan dan mengikutsertakan guru dalam forum ilmiah (2) Studi Lanjut (3) Revitalisasi Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) (4) Menyediakan Fasilitas Penunjang

32 http://el-kawaqi.blogspot.co.id/2012/12/pengertian-implementasi-menurut- para.html

(5) Meningkatkan Tunjangan Kesejahteraan Guru Tujuan merupakan penjabaran dari pernyataan misi, oleh karena itu tujuan adalah suatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Penetapan tujuan pada umumnya didasarkan pada faktor-faktor kunci keberhasilan yang dilakukan setelah penetapan visi dan misi. Tujuan tidak harus dinyatakan dalam bentuk kuantitatif, akan tetapi harus dapat menunjukkan kondisi yang ingin dicapai pada masa mendatang menurut Akdon. Tujuan akan mengarahkan perumusan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan misi, oleh karena itu tujuan harus dapat menyediakan dasar yang kuat untuk menetapkan indikator. Tujuan menjadi tantangan utama yang akan dicapai madrasah

dalam kurun waktu ke depan. Penetapan tujuan madrasah ini bertujuan untuk dijadikan pedoman dalam menyusun program dan kegiatan yang akan dilakukan dalam waktu tertentu guna merealisasikan alternative pemecahan tantangan yang telah dirumuskan, atau dengan kata lain tujuan menggambarkan arahan yang jelas bagi madrasah dalam melaksanakan berbagai kegiatan madrasah.

e. Strategik Evaluasi

1) Konsep Dasar Evaluasi Pendidikan

Sebagaimana dikemukakan oleh Edwint Wandt dan Gerald W, Brown bahwa, evaluasi itu menunjuk kepada atau mengandung Sebagaimana dikemukakan oleh Edwint Wandt dan Gerald W, Brown bahwa, evaluasi itu menunjuk kepada atau mengandung

Apabila definisi evaluasi yang dikemukakan Edwint Wandt dan Gerald W Brown, untuk memberikan definisi tentang eveluasi pendidikan, maka evaluasi pendidikan itu dapat diberi pengertian sebagai suatu tindakan atau kegitan (yang dilaksanakan dengan maksud untuk) atau suatu proses yang berlangsung dalam rangka menentukan nilai dari segala sesuatu dalam dunia pendidikan. Secara singkat Evaluasi Pendidikan adalah kegiatan atau proses penentuan nilai pendidikan, sehingga dapat diketahui mutu atau hasil-hasilnya.

Berbicara tentang pengertian evaluasi pendidikan di Indonesia, lembaga Administrasi Negara mengemukakan batasan mengenai evaluasi pendidikan sebagai berikut :

a) Proses/kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan, dibandingkan dengan tujuan yang telah ditentukan

b) Usaha untuk memperoleh informasi berupa umpan balik (feed back) bagi penyempurnaan pendidikan Bertitik tolak dari uraian di atas, maka apabila definisi tentang evalusi pendidikan dituangkan dalam bentuk bagan akan terlihat seperti di bawah ini.

2) Fungsi Evaluasi Secara Umum

Secara umum, evaluasi sebagai suatu tindakan atau proses memiliki 3 macam fungsi pokok, yaitu (1) mengukur kemajuan, (2) Secara umum, evaluasi sebagai suatu tindakan atau proses memiliki 3 macam fungsi pokok, yaitu (1) mengukur kemajuan, (2)

a) Hasil evaluasi itu ternyata menggembirakan, sehingga dapat memberikan rasa lega bagi evaluator, sebab tujuan yang telah ditentukan dapat dicapai sesuai dengan yang direncanakan

b) Hasil evaluasi itu ternyata tidak menggembirakan atau bahkan mengkhawatirkan, dengan alasan bahwa berdasar hasil evaluasi ternyata dijumpai adanya

penyimpangan-penyimpangan, hambatan atau kendala, sehingga mengharuskan evaluator untuk bersikap waspada. Ia perlu memikirkan dan melakukan pengkajian ulang terhadap rencana yang telah disusun, atau mengubah dan memperbaiki cara pelaksanaannya. Berdasar data hasil evaluasi itu selanjutnya dicari metode-metode lain yang dipandang lebih tepat dan lebih sesuai dengan keadaan dan kebutuhan. Sudag barang tentu perubahan-perubahan itu membawa konsekuensi berupa perencanaan ulang ( re-planning) atau perencanaan baru. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

evaluasi itu memiliki fungsi; menunjang penyusunan rencana. 33 Fokus utama dalam strategi evaluasi adalah pengukuran kinerja dan penciptaan melaksanakan umpan balik yang efektif. Pengukuran kinerja merupakan tahap yang paling utama dalam mengevaluasi hasil

33 https://readwansyah.wordpress.com/evaluasi-pendidikan/ 33 https://readwansyah.wordpress.com/evaluasi-pendidikan/

Tahap selanjutnya setelah pengukuran kinerja adalah analisis dan evaluasi kinerja yang dihasilkan, maupun kendala serta tantanganyang dihadapi dalam mencapai sasaran kenerja yang dihasilkan, maupun kendala dan tangtangan yang dihadapai dalam mencapai sasaran kinerja. Hasil analisis evaluasi lebih lanjut dapat digunakan sebagai umpan balik untuk mengetahui pencapaian implementasi perencanaan setrategis. 34

2. Konsep Kepemimpinan

Secara terminology, ada beberapa pengertian kepemimpinan menurut para ahli yang dipandang dari berbagai perspektif tergantung dari sudut mana para ahli memandang hakikat kepemimpinan tersebut. Pemimpin berasal dari kata “leader” dan kepemimpinan berasal dari kata “leadership”. Pemimpin adalah orang yang paling berorientasi

hasil, dimana hasil tersebut akan diperoleh jika pemimpin mengetahui apa yang diinginkannya. 35 Pendapat para ahli antara lain:

a. Arti kepemimpinan menurut Robbins adalah : kemampuan untuk mempengaruhi kelompok menuju pencapaian sasaran.

b. Menurut Kouzes dan Posner kepemimpinan adalah penciptaan cara bagi orang

34 Akdon, Strategic Management For Educational Management ,Bandung: Alfabeta, 2011, h.80-84

35 Euis Karwati,S.kom,M.Pd, Kinerja dan profesionalisme kepala sekolah , Alfabeta Bandung tahun 2013 h. 163 35 Euis Karwati,S.kom,M.Pd, Kinerja dan profesionalisme kepala sekolah , Alfabeta Bandung tahun 2013 h. 163

keberanian dan ketegasan. 36

d. Kepemimpinan Menurut E.Mulyasa diartikan sebagai kegiatan untuk mempengaruhi orang terhadap tercapainya tujuaan organisasi.

e. Kepemimpinan menurut Malayu S.P Hasibuan adalah : cara pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerjasama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi. 37

f. Sedangkan James Lipham yang dikutip oleh Ngalim Purwanto, mendefinisikan kepemirnpinan adalah permulaan dari suatu struktur atau. Prosedur baru untuk mencapai stujuan-tujuan dan sasaran organisasi atau untuk mengubah tujuan dan sasaran organisasi. 38 Kepemimpinan biasanya diartikan sebagai kekuatan untuk menggerakkan orang dan mempengaruhi orang lain. Kepemimpinan hanyalah sebuah alat, sarana atau proses untuk membujuk orang agar bersedia melakukan sesuatu secara suka rela. Berkaitan dengan kesediaan orang lain, di sini dikemukakan ada beberapa kekuatan dankekuasaan yang mesti dimiliki pemimpin agar orang yang digerakkan tersebut mengikuti keinginannya, yaitu berupa ancaman, penghargaan, otoritas dan bujukan. 39

36 Ibid, h.163 37 Baharuddin dan Umiarso, Kepemimpinan Pendidikan Islam; Antara Teori dan Praktik;

38 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2007, h. 27

39 Nurkolis, Manajemen Berbasis Sekolah; Teori, Model, dan Aplikasi, Jakarta:

Pengertian lain menyatakan bahwa kepemimpinan adalah proses menghargai orang lain untuk memahami dan menyepakati tentang apa yang perlu untuk dilakukan dan bagaimana hal tersebut dapat dilaksanakan secara efektif, dan proses memfasilitasi usaha individu

atau kelompok atau kolektif untuk memenuhi tujuan bersama. 40

Dari beberapa pengertian kepemimpinan menurut para ahli tersebut dapat dipahami bahwa : kepemimpinan adalah suatu proses yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan organisasi yang dilakukan oleh orang yang mampu menggerakkan orang dan mempengaruhi orang lain serta membujuk orang lain agar bersedia melakukan sesuatu secara suka rela atau paksaan. Orang yang memiliki kemampuan tersebut dikatakan sebagai pimpinan atau pemimpin.

Dari berbagai pendapat para ahli tentang Kepemimpinan memiliki beberapa implikasi, antara lain :

1) Kepemimpinan berarti melibatkan orang atau pihak lain, yaitu para karyawan atau bawahan (followers). Para karyawan atau bawahan harus memiliki kemauan untuk menerima arahan dari pemimpin.

2) Seorang pemimpin yang efektif adalah seseorang yang dengan kekuasaannya (his orher power) mampu menggugah pengikutnya untuk mencapai kinerja yang memuaskan. Para pemimpin dapat menggunakan bentuk kekuasaan atau kekuatan yang berbeda untuk mempengaruhi perilaku bawahan dalam berbagai situasi.

Grasindo, 2003,h. 153

40 Gary A. Yulk, Kepemimpinan da/am Organisasi, terj. Jusuf Udaya, Jakarta: Prenhallindo, 1997, h. 105

3) Kepemimpinan harus memiliki kejujuran terhadap diri sendiri (integrity), sikap adil dan bertanggungjawab yang tulus (compassion), pengetahuan (cognizance), keberanian` bertindak sesuai dengan keyakinan (commitment), kepercayaan pada diri sendiri dan orang lain (confidence) dan kemampuan untuk meyakinkan orang lain (communications) dalam membangun

organisasi. 41 Kepemimpinan memiliki beberapa unsur yaitu:

a) Pemimpin atau leader adalah orang yang bertugas memimpin dalam organisasi, dialah yang bertanggung jawab atas berhasil atau tidaknya sebuah organisasi yang dipimpinnya. 42

b) Anggota yang dipimpin yaitu merupakan bawahan, sekaligus mitra kerja yang hendak diajak dan di motifasi oleh seorang pemimpin dalam meleksanakan program kerja. Tugas mereka adalah mengambil peran aktif, taat dan bertanggung jawab kepada pimpinan atas tugas dan beban yang diamanahkan kepada mereka.

c) Sistem dan mekanisme kepemimpinan adalah cara yang dipakai oleh pemimpin dalam memimpin sebuah organisasi yang dipimpinnya

41 Nurkolis, Manajemen Berbasis Sekolah; Teori, Model, dan Aplikasi, Jakarta: Grasindo, 2003,h. 153

42 Muhadi Zainuddin , abdul mustaqiin, study kepemimpinan islam telaah normatif dan historis , Semarang,Putra mediatama press, tahun 2008 ,h.7 42 Muhadi Zainuddin , abdul mustaqiin, study kepemimpinan islam telaah normatif dan historis , Semarang,Putra mediatama press, tahun 2008 ,h.7

3. Kepemimpinan Dalam Islam

Dalam Islam kepemimpinan identik dengan istilah khalifah yang berarti wakil. Pemakaian kata khalifah setelah Rasulullah wafat menyentuh juga maksud dalam perkataan amir (jamaknya umara) atau penguasa. Kedua istilah tersebut dalam bahasa Indonesia disebut pemimpin formal. Selain kata khalifah disebutkan juga kata ulil amri yang satu akar dengan kata amir.

Dalam pandangan Islam kepemimpinan merupakan amanah dan tanggung jawab kepada anggota dan tanggung jawab di hadapan Allah SWT. Jadi pertanggungjawaban kepemimpinan dalam Islam bersifat horisontal (sesama manusia), juga bersifat vertikal yakni : pertanggung jawaban kepada Allah SWT. Diakherat kelak. 43 Kata ulil amri berarti

pemimpin tertinggi dalam masyarakat Islam, sebagaimana firman Allah SWT :

43 Muhadi Zainuddin , abdul mustaqiin, study kepemimpinan islam telaah normatif dan historis , Semarang,Putra mediatama press, tahun 2008.h.7

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad) dan ulil amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu kemudian jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu maka kembalikanlah pada Allah (Al- Qur’an) dan Rossul (Sunahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian yang demikian itu,

lebih utama bagimu dan lebih baik akibatnya (Q.S.Al-Nisa ayat 59). 44

Dalam hadits Rasulullah SAW, istilah pemimpin dijumpai dengan kata ra'in atau amir seperti yang disebutkan dalam hadis sebagai berikut:

Artinya : “Diriwayatkan Abdullah bin Maslamah dari Malik dari Abdullah bin Dinar dari Abdullah bin umar r.a berkata : saya telah mendengar rasulullah saw bersabda : setiap orang adalah pemimpin dan akan di minta pertanggung jawaban atas kepemimpinannnya. Seorang kepala negara akan diminta pertanggung jawaban perihal rakyat yang dipimpinnya. Seorang suami akan di tanya perihal keluarga yang dipimpinnya. Seorang isteri yang memelihara rumah tangga suaminya akan ditanya perihal tanggung jawab dan tugasnya. Bahkan seorang pembantu/pekerja rumah tangga yang bertugas memelihara barang milik majikannya juga akan ditanya dar ihal yang dipimpinnya. Dan kamu sekalian pemimpin dan akan ditanya (diminta pertanggungan

jawab) dari hal- 46 hal yang dipimpinnya” (HR.Bukhori, Muslim).

44 Depag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, Jakarta: Darns Sunnah, 2007.h.128. 45 Hadis riwayat bukhori dalam Abdul Abdillah muhammad ibn Ismail al bukhary,al

jami’ash Shalihih,juz II, kairo;As-salafiah,1403,h290. 45

46 Maulana muhammad yusuf al khandalawi, musthofa sayani, Munttakhab Ahadits, Bandung, pustaka Ramadhon .th. 2007,h.735.

18 Depag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, ....... al-Ahzab [33]:21

Dari ayat Alqur’an dan Hadis Rasulullah tersebut, dapat disimpulkan bahwa: kepemimpinan dalam Islam adalah kegiatan menuntun, membimbing, memandu dan menunjukkan jalan yang diridhai oleh Allah SWT, yaitu kepemimpinan berdasarkan hukum Allah SWT. Sesungguhnya dalam Islam, figur pemimpin yang ideal bisa menjadi contoh dan suri tauladan yang terbaik, bahkan menjadi rahmat bagi manusia (rahmatan linnaas) dan rahmat bagi alam (sebagaimana dalam firman-Nya :

Artinya : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah SAW. itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak

mengingat Allah. 47

Dalam Islam, seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang memiliki sekurang-kurangnya 4 (empat) sifat dalam menjalankan kepemimpinannya. Empat sifat tersebut adalah sifat wajib yang dimiliki oleh Rasulullah sebagai pemimpin, yang wajib ditiru oleh umatnya yaitu:

a. Shidiq (jujur) Shidiq artinya benar, adil dan jujur yaitu suatu sifat mulia yang menghiasi akhlak seseorang yang beriman kepada Allah. Rasulullah selalu memperlakukan orang dengan adil dan jujur. Beliau tidak hanya berbicara dengan kata-kata, tapi juga dengan perbuatan dan keteladanan. Kata--kata beliau selalu konsisten, tidak ada perbedaan

47 Depag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, .... al-Ahzab [33]: 21 47 Depag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, .... al-Ahzab [33]: 21

b. Tablig (Penyampai) Tablig artinya penyampai atau kemampuan berkomunikasi dan benegoisasi : Kemampuan komunikasi Rasulullah bukan sekedar fasih dalam berbahasa, tetapi juga merupakan pengungkapan hati, pikiran, dan ucapan dengan cara yang hikmah. Karena itu seorang pemimpin tidak hanya orator dan konseptor, tetapi juga seorang komunikator yang baik, didukung dengan sifat yang jujur dan amanah. Perilaku Rasulullah SAW. senantiasa selaras dengan ucapannya, karena itu segala ucapannya dapat dipegang.

c. Amanah (Bertanggung jawab) Amanah artinya bertanggung jawab dalam menjalankan tugasnya. Artinya benar-benar bisa dipercaya, jika satu urusan diserahkan kepadanya, niscaya urusan itu akan dilaksanakan dengan sebaik- baiknya. Rasulullah bersifat Amanah berarti menyampaikan semua

perintah Tuhan tidak dikurangi dan tidak pula ditambah berdasarkan wahyu yang telah diterima dari Allah SWT.

d. Fathonah (Cerdas) Fathonah artinya cerdas dalam membuat Tujuan, perencanaan, visi, misi, strategi dan juga cerdas dalam meng implementasikannya. Fathonah merupakan sifat Rasulullah yang keempat, yaitu akalnya luas, d. Fathonah (Cerdas) Fathonah artinya cerdas dalam membuat Tujuan, perencanaan, visi, misi, strategi dan juga cerdas dalam meng implementasikannya. Fathonah merupakan sifat Rasulullah yang keempat, yaitu akalnya luas,

Dokumen yang terkait

i HALAMAN JUDUL - Tes keperawanan sebagai syarat calon istri anggota Tentara Nasional Indonesia dalam perspektif hukum islam - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 1 141

Strategi promosi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka Raya dalam meningkatkan jumlah mahasiswa - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 104

Penerapan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) terhadap hasil belajar fisika pada materi karakteristik zat - Digital Library IAIN Palangka Raya

1 0 100

A. Background of Study - The effect of silent demonstration on writing skill at the seventh graders of MTS An-Nur Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 66

Manajemen layanan khusus untuk anak berkebutuhan khusus di Sekolah Islam Terpadu Sahabat Alam Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 21

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Manajemen layanan khusus untuk anak berkebutuhan khusus di Sekolah Islam Terpadu Sahabat Alam Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 153

Model komunikasi keluarga muslim beda budaya (studi kasus 5 keluarga muslim di Kelurahan Tanjung Pinang Kota Palangka Raya) - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 97

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Mengembangkan kognitif dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw materi iman kepada hari akhir di SMPN Satu Atap 2 Kamipang Kabupaten Katingan - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 97

Manajemen lembaga pengembangan tilawatil qur'an dalam meningkatkan prestasi tilawatil qur'an di Kotawaringin Barat - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 109

Manajemen strategik Kepala Madrasah dalam meningkatkan mutu pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri Pangkalan Bun - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 21