Pengendalian Mutu
8. Pengendalian Mutu
a. Pengertian Pengendalian Pengendalian ialah proses cara perbuatan pengendalian, pengekangan, pengawasan atas kemajuan dengan membandingkan hasil dan sarana secara teratur menyesuaikan usaha kegiatan dengan
hasil pengawasan terkendali (dapat dikendalikan). 99 Pengandalian adalah proses pemantauan, penilaian, dan pelaporan rencana atas
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan untuk tindakan korektif guna menyempurnakan lebih lanjut. 100 Pengendalian memiliki wewenang turun tangan sedangkan pengawasan hannya sebatas memberi saran, sedangkan tindak lanjutnya dilakukan oleh pengandali. Jadi pengendalian lebih luas daripada pengawasan. Pengawasan sebagai tugas disebut supervisi pendidikan yang dilakukan oleh pengawas ke Madrasah -Madrasah yang menjadi tugasnya. Kepala Madrasah juga berperan sebagai supervisor di Madrasah yang dipimpinnya. Dilingkungan pemerintahan, lebih banyak dipakai istilah pengawasa
dan pengendalian (wasdal). 101
b. Proses Pengendalian Mutu
99 Kamus besar Bahasa Indonesia, PT. Gita Media Press. h. 419
Husin Usman, Manajemen, Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2014, h.534. 101 Ibid, h, 325
Pengendalian/kontrol dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut :
1) Menentukan standar-standar atau dasar untuk kontrol
2) Mengukur pelaksanaan
3) Membandingkan pelaksanaan dengan standar dan menentukan devisi-devisi bila ada.
4) Melakukan tindakan perbaikan jika terdapat penyimpangan (deviasi), agar pelaksanaan dan tujuan sesuai dengan rencana.
c. Jenis - Jenis Pengendalian
1) Pengendalian produksi (production control). Yaitu untuk mengetahui kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan, apakah sesuai dengan rencana yang ada.
2) Pengendalian keuangan (financial control). Pengendalian ini ditujukan kepada hal-hal yang menyangkut keuangan, tentang pemasukan dan pengeluaran, biaya-biaya perusahaan, termasuk pengendalian anggaran.
3) Pengendalian pegawai (personal control). Pengendalian ini ditujukan kepada hal-hal yang ada hubungannya dengan kegiatan pegawai,
pegawai bekerja sesuai dengan perintah, rencana, taat kerja, absensi pegawai dan lain- lain
apakah
4) Pengendalian waktu (time control) pengendalian ini ditujukan kepada pengunaan waktu, artinya apakah waktu untuk mengerjakan suatu pekerjaan sesuai atau tidak dengan rencana.
5) Pengendalian kebijaksanaan (policy control). Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui dan menilai apakah kebijaksanaan organisasi telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah digariskan.
6) Pengendalian teknis (technical control). Pengendalian ini ditujukan kepada hal-hal yang bersifat fisik yang berhubungan dengan tindakan dan teknis pelaksanaan
7) Pengendalian penjualan (sales control). Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui apakah produksi yang dihasilkan terjual sesuai dengan target yang ditetapkan
8) Inventory control
9) Maintenance control
d. Sifat dan Waktu Pengendalian Sifat dan waktu pengendalian/kontrol dibedakan atas :
1) Preventive control : pengendalian yang dilakukan sebelum kegiatan dikerjakan dengan maksud supaya tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan.
2) Repressive control : ialah pengendalian yang dilakukan setelah terjadi penyimpangan/kesalahan dalam pelaksanaan kegiatan, dengan maksud agar tidak terjadi pengulangan 2) Repressive control : ialah pengendalian yang dilakukan setelah terjadi penyimpangan/kesalahan dalam pelaksanaan kegiatan, dengan maksud agar tidak terjadi pengulangan
3) Pengendalian yang dilakukan dengan proses penyimpangan terjadi.
4) Pengendalian berkala ialah pengendalian yang dilakukan secara berkala sebulan sekali atau satu kuartal sekali atau satu tahun sekali.
5) Pengendalian mendadak ialah pengendalian dilakukan secara mendadak.
e. Cara-Cara Pengendalian Seorang manajer harus mempunyai berbagai cara untuk memastikan semua fungsi manajemen dilaksanakan dengan baik hal ini dapat diketahui melalui proses kontrol. Cara-cara pengendalian ini dapat di bedakan atas :
1) pengawasan langsung
2) pengawasan tidak langsung
3) pengawasan berdasarkan kekecualian. Pengawasan langsung ialah pengawasan yang dilakukan secara langsung oleh seorang manajer secara pribadi. Ia memeriksa pekerjaan yang sedang dilakukan super visi untuk mengetahui apakah hasil-hasilnya seperti yang dikehendakinya.
Pengawasan tidak langsung ini dapat dilakukan dengan cara inspeksi langsung, observasi di tempat dan laporan di Pengawasan tidak langsung ini dapat dilakukan dengan cara inspeksi langsung, observasi di tempat dan laporan di
Pengendalian tidak langsung ialah pengendalian jarak jauh melalui laporan yang diberikan oleh bawahan. Laporan ini dapat berupa kata-kata, angka-angka atau statistik yang berisi gambaran atas kemajuan yang dicapai. Pengendalian tidak langsung berupa laporan tertulis dan laporan lisan.
pengecualian ialah pengendalian yang dikhususkan pada penyimpangan- penyimpangan yang luar biasa dari hasil atau standar yang diharapkan.
Pengendalian
berdasarkan
f. Macam-Macam Pengendalian
1) Internal Control (pengendalian intern)
2) External Control (pengendalian ekstern) Internal control ialah pengendalian yang dilakukan seorang atasan terhadap bawahannya. Cakupan dari pengendalian intern ini meliputi hal-hal yang cukup luas baik pelaksanaan tugas, prosedur, sistem, hasil, kehadiran, dan lain- lain.
Audit control adalah pengendalian atau penilaian atas masalah-masalah
yang
berkaitan dengan pembukuan berkaitan dengan pembukuan
External control ialah pengendalian yang dilakukan oleh pihak luar. Pengendalian ekstern dapat dilakukan secara formal atau informal.
Formal control . Ini dilakukan oleh instansi/pejabat yang berwenang dan dapat dilakukan secara intern, maupun ekstern.
dilakukan oleh masyarakat/konsumen baik langsung maupun tidak langsung, misalnya melalui kabar, majalah dan lain-lain
Informal
control, ini
g. Konsep Pengendalian Mutu Pengendalian mutu (quality control) dalam manajemen mutu merupakan suatu sistem kegiatan teknis yang bersifat rutin yang dirancang untuk mengukur dan menilai mutu produk atau jasa yang diberikan kepada pelanggan. Pengendalian mutu pada program pendidikan nonformal diperlukan agar produk layanan pendidikan nonformal terjaga kualitasnya sehingga memuaskan masyarakat sebagai pelanggan. Tugas penilik sebagai pengawas satuan pendidikan nonformal menjadi strategis karena memiliki tugas pokok sebagai pengendali mutu satuan pendidikan nonformal. Satu tugas yang sebenarnya sangat berat.
manajemen mutu pendidikan untuk menjamin agar layanan pendidikan sesuai
Pengendalian diperlukan
dalam dalam
Ishikawa (1995) menyatakan bahwa pengendalian mutu adalah pelaksanaan langkah-langkah yang telah direncanakan secara terkendali agar semuanya berlangsung sebagaimana mestinya, sehingga mutu produk yang direncanakan dapat tercapai dan terjamin. Dalam pengertian Ishikawa tersirat pula bahwa pengendalian mutu itu dilakukan dengan orientasi pada kepuasan konsumen. Dalam bahasa layanan pendidikan nonformal keseluruhan proses yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan nonformal ditujukan pada pemenuhan kebutuhan masyarakat sebagai konsumen.
Sejalan dengan konsep pengendalian mutu di atas. Pengendalian terhadap mutu pendidikan nonformal memang menyangkut unsur input, proses dan output. Karena itulah dalam pengendalian mutu pendidikan nonformal, penilik harus mengetahui apakah pendidik mampu mengidentifikasi potensi peserta didik, mempersiapkan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dengan strategi-metode-teknik yang tepat, Sejalan dengan konsep pengendalian mutu di atas. Pengendalian terhadap mutu pendidikan nonformal memang menyangkut unsur input, proses dan output. Karena itulah dalam pengendalian mutu pendidikan nonformal, penilik harus mengetahui apakah pendidik mampu mengidentifikasi potensi peserta didik, mempersiapkan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dengan strategi-metode-teknik yang tepat,
juga menyentuh lima standar nasional pendidikan lainnya. 102
h. Tujuan dan Manfaat Pengendalian Tujuan dan manfaat wasdal antara lain :
1) Mencegah terulangnya kembali kesalahan, penyimpangan, penyelewengan, pemborosan, hambatan, dan ketidakadilan.
2) Mendapatkan cara-cara yang lebih baik atau membina yang telah baik.
3) Menciptakan suasana keterbukaan, kejujuran, partisipasi, dan akuntabilitas organisasi.
4) Meningkatkan kelancaran operasi organisasi.
5) Meningkatkan kinerja organisasi.
6) Memberikan opini atas kinerja organisasi.
7) Mengarahkan manajemen untuk melakukan koreksi atas masalah-masalah pencapaian kinerja yang ada.
8) 103 Menciptakan terwjudnya pemerintahan yang bersih .