KINERJA PELAYANAN PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR JENIS ANGKUTAN BARANG DI DINAS PERHUBUNGAN KOTA SURAKARTA

KINERJA PELAYANAN PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR JENIS ANGKUTAN BARANG DI DINAS PERHUBUNGAN KOTA SURAKARTA SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana

Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Administrasi Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh :

Toffa Anggara Fajar C.A D1106545 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

PERSETUJUAN

Disetujui untuk dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Pembimbing

Drs. Muchtar Hadi, M.Si NIP. 195303201985031002

HALAMAN PENGESAHAN

Telah diuji dan disahkan oleh Panitia Ujian Skripsi Jurusan Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada hari

Tanggal

Panitia Penguji

1. Drs. Priyanto Susiloadi, M.Si (………………….) NIP. 196010091986011001

Ketua

2. Drs. Ali, M.Si (………………….) NIP. 195408301985031002

Sekretaris

3. Drs. Muchtar Hadi, M.Si (………………….) NIP. 195303201985031002

Penguji

Mengetahui Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Drs. H. Supriyadi, SN. SU NIP. 195301281981031001

PERSEMBAHAN

Karya ini penulis persembahkan kepada

v Bapak dan Ibu tercinta atas kasih sayang dan doa’ nya. v My Sister beserta Keluarga Besarku you all is my inspiration in my life. v My Best Friend” Ana”, semangat dan doronganmu yang membawaku sampai

saat ini. v Sahabat-sahabat yang ada di sekelilingku, terima kasih atas jalinan pertemanan ini dan nggak akan aku lupakan seumur hidupku.

MOTTO

“Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolong dan sesungguhnya yang demikian

itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusu ” (Al-Baqarah: 46)

Restu Orang tua lebih berharga dari sekedar harta benda (Penulis)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih dan karunia-Nya hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul : “

Kinerja Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor Jenis Angkutan Barang

di Dinas Perhubungan Kota Surakarta”, guna memenuhi persyaratan menyelesaikan program S1 Ilmu Administrasi Negara pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Skripsi ini disusun dengan bantuan dari berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat terwujud. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Muhtar Hadi M.Si , selaku Dosen Pembimbing skripsi yang dengan penuh kesabaran telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan sampai selesainya skripsi ini

2. Bapak Ali, M.Si, selaku Pembimbing Akademis yang banyak memberikan bantuan dan dukungan moral

3. Bapak Drs. Supriyadi, SN, SU, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta

4. Bapak Drs. Sudarto selaku Ketua Program Jurusan Ilmu Administrasi Negara

5. Bapak Rino Ardhian Nugroho, S.Sos, M.T.I selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Negara Non Reguler.

6. Bapak Yosca, selaku Kepala Kantor Dinas Perhubungan kota Surakarta yang telah memberi ijin penelitian di Kantor Dinas Perhubungan Kota Surakarta

7. Semua pegawai Dinas Perhubungan Kota Surakarta yang telah membantu penulis dalam mendapatkan informasi dan memperoleh data

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, dengan segala kerendahan hati penulis mohon maaf atas semua kesalahan dan kekurangan yang ada. Kritik dan saran senantiasa diharapkan untuk awal yang lebih baik dikemudian. Semoga karya ini dapat bermanfaat nantinya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surakarta, Juni 2010

Toffa Anggara Fajar C.A

67

c) Biaya Pelayanan ..........................................................

70

d) Jenis Pelayanan ...........................................................

74

e) Sarana dan Prasarana ..................................................

78 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN .............................................

f) Kompetensi Petugas Pemberi Pelayanan ....................

81

81

A. Kesimpulan……. .............................................................

84

B. Saran……………. ...........................................................

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Jumlah Kendaraan Bermotor Wajib Uji dan Realisasi Angkutan Barang Perhubungan Kota Surakarta Tahun 2008……………...

57

1.2 Jumlah Pegawai Berdasar Jabatan Tugas……………………….

58

1.3 Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan……………...

1.4 Jumlah Tenaga Harian Lepas (THL) Dinas Perhubungan Kota Surakarta ……………………………………………………….

59

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Bagan Kerangka Pemikiran……………………………………….. 36

1.2 Bagan Skema Analisis Data……………………………………….. 41

1.3 Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Kota Surakarta………….. 47

1.4 Bagan Prosedur Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan Kota Surakarta……………………………………… 62

ABSTRAK

Toffa Anggara Fajar Cipto Adi. D1106545. Kinerja Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor Jenis Angkutan Barang di Dinas Perhubungan Kota Surakarta. Skripsi. Jurusan Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta,2010.

Dinas Perhubungan merupakan suatu organisasi yang berfungsi untuk menyelenggarkan pelayanan publik di bidang lalu lintas angkutan jalan. Salah satu program Dinas Perhubungan yaitu pengaturan angkutan barang melalui pengujian kendaraan bermotor. Tujuan penelitian yaitu terdiri dari : Tujuan operasional yaitu untuk mengetahui dan mendapatkan gambaran mengenai kinerja pelayanan berdasarkan indikator pelayanan pengujian kendaraan bermotor antara lain prosedur pelayanan, waktu pelayanan, biaya pelayanan, produk pelayanan, sarana pelayanan dan kompetensi petugas di Dinas Perhubungan Kota Surakarta. Serta tujuan fungsional yaitu penelitian ini diharapkan menjadi input yang berguna bagi peningkatan pelayanan pengujian kendaraan bermotor jenis angkutan barang di Kantor Dinas Perhubungan Kota Surakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan maksud untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai kinerja pelayanan pengujian kendaraan bermotor jenis angkutan barang Dinas Perhubungan Kota Surakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling yaitu mengambil sampel orang yang benar-benar mengerti tentang permasalahan. Teknik analisis data yang digunakan adalah model interaktif dan untuk menjamin validitas data digunakan tiga komponen data yaitu data reduksi, sajian data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja pelayanan pengujian kendaraan bermotor jenis angkutan barang Dinas Perhubungan Kota Surakarta termasuk dalam kategori baik, hal ini ditunjukkan oleh beberapa hal sebagai berikut : (1) Prosedur pelayanan pengujian kendaraan bermotor di Dinas Perhubungan kota Surakarta sudah berjalan baik. (2) Waktu penyelesaian petugas dalam hal ketepatan pekerjaan sudah dilakukan dengan cepat dan sesuai standar. (3) Biaya pelayanan sudah sesuai dengan peraturan yang telah ditentukan. (4) Jenis pelayanan pengujian kendaraan bermotor yang ada sudah cukup baik. (5) Sarana dan Prasarana yang disediakan sudah cukup baik dalam menunjang kinerja pelayanan. (6) kompetensi petugas di Kantor Dinas Perhubungan Kota Surakarta bagian pengujian kendaraan bermotor dalam hal pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja cukup baik.

ABSTRACT

Toffa Anggara Fajar Cipto Adi, D1106545, THE SERVICE PERFORMANCE

VEHICLE TESTING DEPARTMENT OF TRANSPORTATION OF SURAKARTA. Thesis, The Faculty of Social and Political Science, Sebelas Maret University.2010

OF

COMMERCIAL

A good performance of an organization has a great influence to public service that have purpose to give satisfaction to the consumers. The department of transportation is organization of Surakarta is a institution of public service in transportation that must always give maximum service for consumers especially in term of vehicle testing. The vehicle testing is very important and has impact to the land transportation that is held by the government in order to create safety, smooth, and well-ordered traffic. A good service performance from the department of transportation of Surakarta is very required by consumers in order to gain good result in the vehicle testing.

This research has two purposes that is operational and functional purpose. The operational purposes of this research are to find out and to gain the description of service performance and indicators that influence service performance as below : services procedures, time of allocation, cost of services, services product, facilities, and officer competence the department of transportation of Surakarta. While, the functional purpose is the writer hopes that this research will become useful input for the increasing the service of commercial vehicle testing in the department of transportaion of Surakarta.

This is qualitative descriptive research in order to gain the clear description of service performance of commercial vehicle testing of the department of transportation of Surakarta. The data collecting techniques are interview, observation, and documentation. The sampling technique is purposive sampling that is taking the samples of people who understand about the problems. While, data analysis technique is interactive model and for assuring the data validity, the writer used three data component that is reduction, data presentation and conclusion.

The result of this research shows that service performance of commercial vehicle testing of the department of transportation of Surakarta is in good category, it can be proven by (1) the procedure of service of vehicle testing in the department of transportation of Surakarta is running well. (2) The time allocation of officer to accomplish the task is quickly and properly. (3) The cost of service is appropriate with the rules. (4) The type of vehicle testing is good enough. (5) The facilities are good enough in supporting the service performance. (6) The officer The result of this research shows that service performance of commercial vehicle testing of the department of transportation of Surakarta is in good category, it can be proven by (1) the procedure of service of vehicle testing in the department of transportation of Surakarta is running well. (2) The time allocation of officer to accomplish the task is quickly and properly. (3) The cost of service is appropriate with the rules. (4) The type of vehicle testing is good enough. (5) The facilities are good enough in supporting the service performance. (6) The officer

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Ruang lingkup pelayanan publik meliputi berbagai macam aspek kehidupan masyarakat yang sangat luas dan kompleks. Kinerja organisasi yang baik sangat berpengaruh terhadap pelayanan publik yang mengutamakan kepuasan pelanggan (masyarakat). Namun, selama ini birokrasi belum mampu menunjukkan kondisi prima sesuai dengan harapan masyarakat. Kondisi tersebut merupakan salah satu faktor penyebab ketidakberhasilan kinerja birokrasi dalam upaya menuju Good Governance.

Organisasi publik merupakan penyelenggara pemerintahan dan pelayanan bagi warga Negara. Peran organisasi publik sangat sentral dalam sistem pemerintahan yang berhubungan langsung dengan masyarakat. Sehingga terciptanya suatu kinerja yang tinggi dalam organisasi publik perlu diupayakan agar penyelenggaraan pemerintahan dapat berjalan secara efektif, efisien dan responsif dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang semakin kompleks.

Karakteristik negatif tentang birokrasi di Indonesia seperti inefisiensi, kaku, prosedural, lamban, berbelit-belit dan korup terlanjur melekat dalam persepsi masyarakat tentang birokrasi yang ada di Indonesia. Meskipun setiap instansi pemerintah telah mengadakan perbaikan dan peningkatan yang signifikan setiap tahunnya, namun masih dirasa kurang. Peningkatan kinerja Karakteristik negatif tentang birokrasi di Indonesia seperti inefisiensi, kaku, prosedural, lamban, berbelit-belit dan korup terlanjur melekat dalam persepsi masyarakat tentang birokrasi yang ada di Indonesia. Meskipun setiap instansi pemerintah telah mengadakan perbaikan dan peningkatan yang signifikan setiap tahunnya, namun masih dirasa kurang. Peningkatan kinerja

Dalam mewujudkan pemerintahan yang baik, partisipasi masyarakat juga menjadi faktor dominan untuk menunjang tercapainya tujuan. Masyarakat sebagai pelaku utama (pelanggan) dan ditunjang oleh pemerintahan yang responsive dapat menunjang keberhasilan dalam memberikan pelayanan yang optimal. Dinas Perhubungan kota Surakarta sebagai lembaga pelayanan publik bidang transportasi, harus memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat terutama dalam kegiatan pelayanan pengujian kendaraan bermotor.

Menurut UU Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Umum dalam pasal 13 mengartikan bahwa Pengujian kendaraan bermotor merupakan pengujian terhadap tipe atau contoh produksi kendaraan bermotor untuk memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan sebelum tipe kendaraan bermotor tersebut disetujui diimpor atau diproduksi dan atau dirakit secara massal. Termasuk dalam uji tipe ini adalah uji sampling yaitu pengujian terhadap salah satu dari seri produksi kendaraan bermotor yang tipenya telah disahkan dan disetujui. Untuk menjamin agar kendaraan bermotor selalu dalam kondisi memenuhi persyaratan teknis dan layak jalan, maka diberlakukan uji berkala dalam satu periode tertentu.

Pentingnya diadakan pengujian kendaraan bermotor dimaksudkan agar kendaraan bermotor yang akan digunakan di jalan memenuhi persyaratan teknis dan layak jalan, termasuk persyaratan ambang batas emisi gas buang dan kebisingan yang harus dipenuhi. Pengujian kendaraan juga untuk mengurangi banyaknya kecelakaan yang disebabkan oleh kelayakan kendaraan bermotor yang tidak lolos uji.

Tujuan diselenggarakannya pengujian kendaraan bermotor yang tercantum pada UU No.14 tahun 1992 pasal 14 ayat 1 adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengumpulkan data yang dapat digunakan untuk tertib administrasi, pengendalian kendaraan yang dioperasikan di Indonesia.

2. Mempermudah penyidikan pelanggaran atau kejahatan yang menyangkut kendaraan yang bersangkutan serta dalam rangka perencanaan, rekayasa dan manajemen lalu lintas dan angkutan jalan dan memenuhi kebutuhan data lainnya dalam rangka perencanaan pembangunan nasional.

3. Menjamin keselamatan, keamanan, dan ketertiban lalu lintas dan angkutan jalan maka pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat ini dilakukan tidak pada satu tempat tertentu dan tidak secara terus menerus.

Pengujian kendaraan bermotor memang penting dan juga berpengaruh pada transportasi jalan yang diselenggarakan oleh Negara dengan tujuan untuk mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan dengan selamat, aman, cepat, lancar, tertib dan teratur, nyaman dan efisien, mampu memadukan moda transportasi lainnya, menjangkau seluruh pelosok wilayah daratan, untuk menunjang pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas sebagai pendorong, penggerak dan penunjang pembangunan nasional.

Untuk mendukung pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor juga dikeluarkan PERDA No. 13 Tahun 2002 tentang Pengujian Kendaraan Untuk mendukung pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor juga dikeluarkan PERDA No. 13 Tahun 2002 tentang Pengujian Kendaraan

1. Penyelenggaraan tata usaha dinas.

2. Pengaturan angkutan orang dan angkutan barang.

3. Penyelenggaraan uji kendaraan.

4. Pembinaan usaha sarana dan prasaran teknis kendaraan maupun bengkel.

5. Penyelenggaraan penyuluhan dan manajemen rekayasa lalu lintas, serta bimbingan keselamatan dan ketertiban lalu lintas.

6. Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)

Terutama dalam hal ini pengujian kendaraan bermotor untuk angkutan barang yang menjadi salah satu moda transportasi penting dalam membantu kelancaran pemenuhan kebutuhan masyarakat. Kendaraan bemotor angkutan barang sangat penting dalam membantu masyarakat umum dalam berbagai hal seperti angkutan untuk bahan makanan pokok, bahan pakaian , maupun bahan bangunan yang merupakan kebutuhan primer masyarakat. Selain kebutuhan primer tersebut juga masih banyak kebutuhan masyarakat yang perlu dipenuhi untuk menjalankan kehidupan sehari-hari.

Pemenuhan kebutuhan masyarakat tersebut harus didukung transportasi angkutan barang yang memadai dan bisa memberikan manfaat terhadap masyarakat. Sehingga organisasi pelayanan publik dalam hal ini Dinas Perhubungan sangatlah diperlukan untuk membantu terciptanya moda transportasi angkutan barang yang bisa membantu masyarakat agar tercipta keamanan dan ketertiban dalam berlalu lintas melalui pengujian kendaraan bermotor angkutan barang sesuai dengan UU yang telah ditetapkan pemerintah.

Pemerintah berupaya membantu masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan agar tidak terhambat dengan permasalahan kendaraan bermotor angkutan barang yang tidak sesuai dengan standar kelayakan dalam berlalu lintas. Hal ini akan merugikan pemilik kendaraan bermotor angkutan barang dan masyarakat, sehingga pengujian kendaraan bermotor angkutan barang yang dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan perlu didukung dengan standar pelayanan yang memadai untuk membantu para pemilik kendaraan bermotor angkutan barang dalam mengontrol kendaraan mereka apakah telah layak uji untuk melakukan kegiatan berlalu lintas.

Dinas Perhubungan dituntut untuk selalu memberikan pelayanan yang baik kepada pengguna kendaraan bermotor angkutan barang agar mereka mau melakukan uji kelayakan kendaraan. Pelayanan kepada masyarakat dalam hal ini pemilik kendaraan bermotor angkutan barang diperlukan suatu kinerja pelayanan publik yang baik agar tercipta tujuan yaitu kepuasaan pengguna jasa pengujian kendaraan bermotor.

Pelayanan pengujian kendaraan bermotor angkutan barang di Dinas Perhubungan Kota Surakarta menjadi salah satu tempat pelayanan publik yang penulis teliti untuk bisa melihat apakah pengujian kendaraan bermotor angkutan barang sudah berjalan dengan baik dan dapat memberikan kepuasan kepada masyarakat khususnya pengguna jasa pengujian.

Berdasarkan hal tersebut kita bisa melihat data dari Dinas Perhubungan Kota Surakarta mengenai hasil pegujian kendaraan bermotor angkutan barang pada tahun 2008 yaitu sebagai berikut :

Tabel 1.1 JUMLAH KENDARAAN BERMOTOR WAJIB UJI & REALISASI

ANGKUTAN BARANG DINAS PERHUBUNGAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2008

Bulan KBWU

% Umum Pribadi Umum

Realisasi

Umum Pribadi Januari

100 98,9 Sumber : Bagian Teknik Sarana dan Prasarana Dinas Perhubungan Kota Surakarta

Dari tabel di atas dapat kita ketahui bahwa pada bulan Maret, Mei, Agustus, September, Desember realisasi angkutan barang wajib uji yang bersifat pribadi di Dinas Perhubungan Kota Surakarta tidak sesuai dengan jumlah Kendaraan Bermotor Wajib Uji, pada bulan Maret dari KBWU sejumlah 1977 unit hanya terealisasi 1954 unit, bulan Mei dari KBWU sejumlah 1932 unit hanya terealisasi 1902 unit, bulan Agustus dari KBWU sejumlah 1981 unit hanya terealisasi 1947 unit, bulan September dari KBWU Dari tabel di atas dapat kita ketahui bahwa pada bulan Maret, Mei, Agustus, September, Desember realisasi angkutan barang wajib uji yang bersifat pribadi di Dinas Perhubungan Kota Surakarta tidak sesuai dengan jumlah Kendaraan Bermotor Wajib Uji, pada bulan Maret dari KBWU sejumlah 1977 unit hanya terealisasi 1954 unit, bulan Mei dari KBWU sejumlah 1932 unit hanya terealisasi 1902 unit, bulan Agustus dari KBWU sejumlah 1981 unit hanya terealisasi 1947 unit, bulan September dari KBWU

Pengujian kendaraan bermotor di Dinas Perhubungan Kota Surakarta berdasarkan data diatas dapat terlihat bahwa untuk kendaraan angkutan barang yang bersifat pribadi dan umum masih ada yang belum melakukan uji kelayakan. Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap kinerja pelayanan yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Kota Surakarta terhadap proses pengujian kendaraan bermotor angkutan barang dilihat dengan indikator standar pelayanan minimal sesuai Keputusan MENPAN No. 63 tahun 2004 yaitu meliputi prosedur pelayanan, waktu pelayanan, biaya pelayanan, produk pelayanan, sarana pelayanan, dan kompetensi petugas pemberi pelayanan. Oleh karena itu, penulis mengambil judul penelitian “Kinerja Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor Jenis Angkutan Barang Di Dinas Perhubungan Kota Surakarta”.

B. PERUMUSAN MASALAH

Dari uraian tentang latar belakang masalah di atas maka penulis perlu merumuskan permasalahan mengenai kinerja Dinas Perhubungan dalam pelaksanaan pelayanan pengujian kendaraan bermotor jenis angkutan barang sebagai berikut : ”Bagaimana kinerja pelayanan pengujian kendaraan bermotor jenis angkutan barang di Dinas Perhubungan kota Surakarta” ?

C. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tujuan Operasional Untuk mengetahui dan mendapatkan gambaran mengenai kinerja pelayanan pengujian kendaraan bermotor jenis angkutan barang di Dinas Perhubungan kota Surakarta berdasarkan indikator pelayanan pengujian kendaraan bermotor jenis angkutan barang di Dinas Perhubungan kota Surakarta.

2. Tujuan Fungsional Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi input yang berguna bagi peningkatan pelayanan pengujian kendaraan bermotor jenis angkutan barang di Dinas Perhubungan Kota Surakarta, Penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi semua yang berkepentingan, baik bagi pembaca, maupun kantor Dinas Perhubungan kota Surakarta itu sendiri.

3. Tujuan Individual Untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

D. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

D.1. Tinjauan Pustaka

a. Pengertian Kinerja Jika dilihat dari kata asalnya, kata kinerja adalah terjemahan dari kata performance, yang menurut The Scribner-bantam English Dictionary, terbitan Amerika Serikat dan Canada (1979), berasal dari akar kata to Perform dengan beberapa ”entries” yaitu : (1) melakukan, menjalankan, melaksanakan (to do or carry out, execute); (2) memenuhi dan melaksanakan kewajiban suatu niat atau nazar (to discharge of fulfill; as vow); (3) melaksanakan atau menyempurnakan tanggung jawab ( to execute or complete an understanding); dan (4) melakukan sesuatu yang diharapkan oleh seseorang atau mesin (to do what is espected of a person machine) (Veithzal Rivai, 2005: 14). Menurut Soekanto (1993 :365), kinerja adalah cara bagaimana melaksanakan suatu kegiatan dan hasil dari kegiatan tersebut (hasil kerja).

Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan kemampuan melaksanakan pekerjaan yang telah ditetapkan untuk mencapai hasil yang diharapkan, agar tujuan yang ditetapkan tercapai.

Bernandin dan Russel dalam Gomes (1997 : 135) memberikan batasan mengenai performansi sebagai ”..........the recort of outcomes produced on a specified job function or activity during a specified time Bernandin dan Russel dalam Gomes (1997 : 135) memberikan batasan mengenai performansi sebagai ”..........the recort of outcomes produced on a specified job function or activity during a specified time

Lembaga Administrasi Negara dalam Joko Widodo (2001 : 206) mengartikan kinerja sebagai gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan / program kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi , dan misi organisasi.

Sedangkan menurut Suyadi (1992:2), performance atau kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang / kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral atau etika.

Hersey dan Balncard, 1993 dalam Veithzal Rivai (2005:15) menyebutkan bahwa kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan. Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan, seseorang harus memiliki derajad kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan ketrampilan seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa kinerja adalah tingkat keberhasilan organisasi dalam mencapai hasil sesuai dengan target yang ditetapkan dalam suatu periode waktu tertentu.

Menurut G.A Boyne dalam Jurnal Public Service Performance (2006 ) menyebutkan bahwa : “Measuring performance represent a part of management process of strategy to know the strategy totally so that each;every aspect in knowable organization and connected by a overlap in order not to or overlapping of between one with other. Measuring performance mean to determine periodical operational effectiveness of organization”. (Mengukur kinerja merupakan suatu bagian dari proses manajemen strategi untuk mengetahui strategi menyeluruh sehingga setiap aspek dalam organisasi dapat diketahui dan dihubungkan agar tidak tumpang tindih atau overlapping antara satu dengan yang lainnya. Mengukur kinerja bermaksud menentukan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi).

Pencapaian kinerja sebenarnya dapat dinilai menurut pelaku, yaitu hasil yang diraih oleh individu (kinerja individu), oleh kelompok (kelompok kinerja), oleh institusi (kinerja organisasi), dan oleh suatu program atau kebijakan (kinerja program/kebijakan). Kinerja individu menggambarkan sampai seberapa jauh seseorang telah melaksanakan tugas pokoknya sehingga dapat memberikan hasil yang ditetepkan oleh sekelompok atau institusi. Kinerja kelompok menggambarkan sampai seberapa jauh suatu kelompok telah melaksanakan kegiatan-kegiatan pokoknya sehingga mencapai hasil sebagaimana ditetapkan oleh institusi. Kinerja institusi berkenaan dengan seberapa jauh suatu institusi telah Pencapaian kinerja sebenarnya dapat dinilai menurut pelaku, yaitu hasil yang diraih oleh individu (kinerja individu), oleh kelompok (kelompok kinerja), oleh institusi (kinerja organisasi), dan oleh suatu program atau kebijakan (kinerja program/kebijakan). Kinerja individu menggambarkan sampai seberapa jauh seseorang telah melaksanakan tugas pokoknya sehingga dapat memberikan hasil yang ditetepkan oleh sekelompok atau institusi. Kinerja kelompok menggambarkan sampai seberapa jauh suatu kelompok telah melaksanakan kegiatan-kegiatan pokoknya sehingga mencapai hasil sebagaimana ditetapkan oleh institusi. Kinerja institusi berkenaan dengan seberapa jauh suatu institusi telah

b. Pelayanan

i. Pengertian Pelayanan Setiap organisasi yang menyelenggarakan pelayanan publik akan selalu memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat, karena pada dasarnya pelayanan publik mempunyai target atau sasaran yaitu memenuhi apa yang diharapkan masyarakat selaku pengguna layanan tersebut.

Pelayanan menurut Moenir adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang langsung (Moenir, 2000:16). Hal tersebut dikarenakan pada dasarnya manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya selalu membutuhkan orang lain. Sedangkan definisi yang lebih rinci dikemukakan oleh Gronroos dalam Ratminto dan Atik Septi Winarsih sebagai berikut : ”Pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang Pelayanan menurut Moenir adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang langsung (Moenir, 2000:16). Hal tersebut dikarenakan pada dasarnya manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya selalu membutuhkan orang lain. Sedangkan definisi yang lebih rinci dikemukakan oleh Gronroos dalam Ratminto dan Atik Septi Winarsih sebagai berikut : ”Pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang

Bahasa Indonesia kontemporer (1991:841) pengertian layanan / pelayanan adalah cara melayani . Senada denganitu pengertian pelayanan menurut Kamus Besar Indonesia (1996:571) adalah perihal / cara melayani sedangkan melayani adalah membantu menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan seseorang. Jadi pelayanan adalah kegiatan yang bertujuan untuk membantu menyiapkan atau mengurus apa yang diperlukan orang lain. Oleh karena itu pelayanan tidak terlepas / selalu menyangkut kepentingan umum.

Sementara

menurut Kamus

Kepentingan umum sendiri merupakan bentuk-bentuk kepentingan yang menyangkut orang banyak / masyarakat, tidak bertentangan dengan norma dan aturan yang bersumber dari kebutuhan (hajat) hidup orang banyak / masyarakat. (H.A.S Moenir, 2000: 10). Kepentingan ini dapat bersifat kolektif dan dapat pula bersifat individual. Kepentingan umum diawali oleh lahirnya kepentingan individual dan karena bersamaan kepentingan maka kepentingan individual berkembang menjadi kepentingan umum.

Adapun maksud dan tujuan dari pelayanan yang diberikan oleh aparat pemerintah, yang bekerja berdasarkan tugas dan fungsi pemerintah, yakni untuk memenuhi kebutuhan masyarakat baik Adapun maksud dan tujuan dari pelayanan yang diberikan oleh aparat pemerintah, yang bekerja berdasarkan tugas dan fungsi pemerintah, yakni untuk memenuhi kebutuhan masyarakat baik

Berkaitan dengan hal tersebut lebih lanjut H.A.S Moenir (2000:41) mengungkapkan perwujudan pelayanan yang didambakan adalah :

1. Adanya kemudahan dalam pengurusan kepentingan dengan pelayanan yang cepat dalam arti tanpa hambatan yang terkadang dibuat-buat.

2. Memperoleh pelayanan secara wajar tanpa gerutu / sindiran yang mengarah pada permintaan sesuatu baik dengan alasan untuk dinas maupun kesejahteraan.

3. Mendapatkan perlakuan yang sama dalam pelayanan terhadap kepentingan yang sama, tertib, dan tidak pandang bulu.

4. Pelayanan yang jujur dan terus terang. Keempat hal itulah yang menjadi dambaan setiap orang yang berurusan dengan instansi / badan pelayanan publik yang bertugas melayani masyarakat. Apabila hal ini dapat dipenuhi, masyarakat akan puas dan dampak kepuasan masyarakat terlihat pada :

a. Masyarakat sangat menghargai (respect) kepada korp pegawai yang bertugas di bidang pelayanan umum. Mereka tidak a. Masyarakat sangat menghargai (respect) kepada korp pegawai yang bertugas di bidang pelayanan umum. Mereka tidak

b. Masyarakat terdorong mematuhi aturan dengan penuh kesadaran tanpa prasangka buruk, sehingga lambat laun dapat terbentuk sistem pengendalian diri (self control) yang akan sangat efektif dalam ketertiban berpemerintahan dan bernegara.

c. Dan rasa bangga pada masyarakat atas karya korp pegawai di bidang layanan umum, meskipun di lain pihak ada yang merasa ruang geraknya dipersempit karena tidak dapat lagi ’ mempermainkan ’ mereka. Rasa bangga itu akan membawa dampak positif terhadap usaha mempertahankan citra pegawai yang tangguh, tanggap, dan disiplin.

d. Kelambatan-kelambatan yang biasa ditemui, dapat dihindarkan dan ditiadakan. Sebaliknya akan dapat ditumbuhkan percepatan kegiatan di masyarakat di semua bidang kegiatan baik ekonomi, sosial, maupun budaya.

e. Karena adanya kelancaran di bidang pelayanan umum, gairah usaha dan inisiatif masyarakat, yang akan meningkatkan pada usaha pengembangan ipoleksosbud masyarakat ke arah tercapainya masyarakat yang adil dan makmur.

ii. Bentuk Pelayanan Moenir (2000:190-196) menyatakan bahwa layanan umum yang dilakukan oleh siapapun, bentuknya tidak terlepas dari

3 macam, yaitu :1) layanan dengan lisan, 2) layanan melalui tulisan dan, 3) layanan dengan perbuatan. Ke tiga bentuk tersebut tak selamanya berdiri sendiri secara murni, melainkan sering berkombinasi. Bentuk layanan dapat dirangkum sebagai berikut :

1. Layanan dengan lisan, dilakukan oleh petugas-petugas di bidang hubungan masyarakat (HUMAS), bidang layanan informasi di bidang-bidang lain tugasnya memberikan penjelasan atau keterangan kepada siapapun yang memerlukan. Agar supaya layanan lisan berhasil sesuai dengan yang diharapkan ada syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pelaku layanan yaitu :

a. Memahami benar masalah-masalah yang termasuk dalam tugasnya

b. Mampu memberikan penjelasan apa yang perlu dengan lancar , singkat tetapi cukup jelas

c. Bertingkah laku sopan dan ramah tamah

d. Meski dalam keadaan sepi tidak ngobrol dan bercanda dengan teman karena tamu menjadi segan untuk bertanya

e. Tidak melayani orang-orang yang sekedar “ ngobrol” dengan cara yang sopan

Jadi layanan lisan haruslah sesuai dengan norma, budaya dan tingkah laku yang berlaku di Indonesia, baik tertulis maupun tidak tertulis.

2. Layanan dengan tulisan, merupakan bentuk pelayanan yang paling menonjol dalam pelaksanaan tugas, pada dasarnya layanan melalui tulisan cukup efisien terutama bagi layanan jarak jauh karena faktor biaya. Agar layanan dalam bentuk tulisan dapat memuaskan pihak yang dilayani, satu hal yang harus diperhatikan ialah factor kecepatan baik dalam pengolahan masalah maupun dalam proses penyelesaian (pengetikan, penandatangan, dan pengiriman kepada yang bersangkutan). Layanan tulisan ada 2 jenis yaitu : layanan dalam bentuk petunjuk yang harus dan perlu diketahui umum dan layanan dalam bentuk surat-menyurat. Layanan dalam bentuk surat menyurat hendaknya mengikuti pedoman yang berlaku dalam tata persuratan baik yang bersifat umum maupun khusus.

3. Layanan berbentuk perbuatan, pada umunya layanan dalam bentuk perbuatan 70-80% dilakukan oleh petugas-petugas tingkat menengah dan bawah karena itu factor keahlian dan keterampilan petugas tersebut sangat menentukan terhadap hasil perbuatan atau pekerjaan. Jenis layanan ini memang terhindar dari layanan lisan, jadi antara layanan perbuatan dan layanan lisan sering bergabung. Hal ini disebabkan hubungan lisan paling banyak dilakukan dalam hubungan perbuatan. Secara umum (kecuali yang khusus dilakukan melalui 3. Layanan berbentuk perbuatan, pada umunya layanan dalam bentuk perbuatan 70-80% dilakukan oleh petugas-petugas tingkat menengah dan bawah karena itu factor keahlian dan keterampilan petugas tersebut sangat menentukan terhadap hasil perbuatan atau pekerjaan. Jenis layanan ini memang terhindar dari layanan lisan, jadi antara layanan perbuatan dan layanan lisan sering bergabung. Hal ini disebabkan hubungan lisan paling banyak dilakukan dalam hubungan perbuatan. Secara umum (kecuali yang khusus dilakukan melalui

Jadi dapat disimpulkan dari ke tiga bentuk layanan tersebut saling terkait yang hasilnya diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan memuaskan mereka yang berkepentingan. Proses pelayanan adalah serangkaian proses pelayanan suatu pekerjaan terdiri atas beberapa perbuatan atau aktifitas yang dilakukan secara beruntun atau sistematis dengan kata lain kegiatan satu dengan yang lainnya saling berkaitan dan berurutan sesuai dengan daur kegiatannya. Perbuatan atau aktivitas tersebut dapat diperhitungkan, direncanakan dan ditetapkan standar waktunya untuk mengetahui berapa waktu yang diperlukan dalam pembuatan atau memproses suatu pekerjaan perlu pengamatan berulang-ulang terhadap proses pelayanan.

Menurut Said Djamaludin dalam Jurnal The Quality in Perspective of Service Management of Land Transport (2008: 135) menjelaskan bahwa : “Service have the unique certain marking and very related to used quality strategy. service entangle the many people or institute the, medium, pre of medium and management and also have the implication strategy of quality organization”.

(Pelayanan mempunyai ciri-ciri tertentu yang unik dan sangat terkait dengan strategi kualitas yang digunakan. Penyediaan jasa melibatkan banyak orang atau lembaga, sarana, pra sarana dan manajemen serta mempunyai implikasi pada strategi kualitas organisasi).

Dalam pelayanan umum terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi baik tidaknya suatu pelayanan. Pengaruh di sini bisa bersifat positif jika adanya faktor tersebut dapat semakin meningkatkan kualitas pelayanan dan sebaliknya bisa pula menghambat atau menjadi tantangan jika faktor tersebut tidak ada atau tidak mendukung. Faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut adalah : (H.A.S. Moenir, 2000 : 88).

a. Faktor kesadaran Kesadaran merupakan hasil suatu proses berfikir melalui metode renungan, pertimbangan dan perbandingan, sehingga menghasilkan keyakinan, ketenangan, ketetapan hati dan keseimbangan dalam jiwanya sebagai pangkal tolak untuk perbuatan dan tindakan yang akan dilakukan kemudian. Proses tumbuhnya kesadaran berbeda pada setiap orang baik dalam hal kecepatan maupun dalam hal kualitas sehingga usaha membangkitkan kesadaran ini biasanya melalui pemberian dorongan atau motivasi. Adanya kesadaran ini dapat membawa a. Faktor kesadaran Kesadaran merupakan hasil suatu proses berfikir melalui metode renungan, pertimbangan dan perbandingan, sehingga menghasilkan keyakinan, ketenangan, ketetapan hati dan keseimbangan dalam jiwanya sebagai pangkal tolak untuk perbuatan dan tindakan yang akan dilakukan kemudian. Proses tumbuhnya kesadaran berbeda pada setiap orang baik dalam hal kecepatan maupun dalam hal kualitas sehingga usaha membangkitkan kesadaran ini biasanya melalui pemberian dorongan atau motivasi. Adanya kesadaran ini dapat membawa

b. Aturan Aturan adalah perangkat penting dalam tindakan dan perbuatan orang. Makin maju dan majemuk suatu masyarakat makin besar peranan aturan dan dapat dikatakan orang tidak dapat hidup layak dan tenang tanpa aturan. Oleh karena peranan aturan demikian besar dalam hidup bermasyarakat maka dengan sendirinya aturan harus dibuat, dipatuhi dan diawasi sehingga dapat mencapai sasaran sesuai dengan maksudnya. Manusia biasa menjadi subjek maupun obyek peraturan berdasarkan pertimbangan kewenangan, pengetahuan dan pengalaman, kemampuan, pemahaman pelaksana dan kedisiplinan.

c. Organisasi Organisasi pelayanan adalah mengorganisasir fungsi pelayanan baik dalam bentuk struktur maupun mekanismenya yang akan berperan dalam mutu dan kelancaran pelayanan. Di dalam organisasi terdapat sistem, prosedur, dan metode yang berfungsi sebagai tata cara / tata kerja agar pelaksanaanpekerjaan dapat berjalan lancar dan berhasil dengan baik.

d. Pendapatan Pendapatan ialah seluruh penerimaan seseorang sebagai imbalan atas tenaga dan pikiran yang dicurahkan untuk orang lain atau organisasi baik dalam bentuk uang maupun fasilitas, dalam jangka waktu tertentu.

e. Kemampuan dan Ketrampilan Kemampuan atau sering diidentikkan dengan skill merupakan sesuatu yang perlu dikuasai dalam manejemen organisasi, Robert. R.Kartz menyebutkan ada tiga jenis kemampuan dasar yang dimiliki orang-orang dalam organisasi agar bisa berdaya guna dan berhasil yakni kemampuan teknik (technical skill), kemampuan bersifat manusiawi (human skill) dan kemampuan membuat konsepsi (conceptual skill). Adanya kemampuan tersebut perlu didukung dengan keterampilan yang memadai, sehingga pelaksanaan tugas perlu atau pekerjaan dapat dilakukan dengan baik. Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan adalah dengan sarana diklat, training atau pelatihan maupun belajar dari pengalaman yang sudah ada.

f. Sarana pelayanan Sarana pelayanan adalah segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas lain yang berfungsi sebagai alat utama / pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan, dan berfungsi f. Sarana pelayanan Sarana pelayanan adalah segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas lain yang berfungsi sebagai alat utama / pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan, dan berfungsi

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kelancaran pelayanan sangat tergantung kepada adanya kesadaran para petugas terhadap kewajiban yang dibebankan, sistem dan prosedur yang memadai, kemampuan / ketrampilan para petugas maupun saran penunjang lainnya yang memadai.

iii. Pentingnya Pelayanan Perkembangan sosial, politik, dan ekonomi pada masa kini dan masa datang, saat globalisasi tidak dapat dihindarkan lagi serta tuntutan rakyat terhadap sistem demokrasi sudah demikian kuatnya, maka fungsi aparatur pemerintah yang paling menjadi sorotan dan tuntutan masyarakat adalah fungsi pelayanan.

Hal ini sejalan juga dengan perkembangan administrasi publik di negara-negara maju yang mengurus pada upaya mewirausahakan birokrasi, yang inti sasarannya adalah agar dimungkinkan untuk menyediakan pelayanan yang prima kepada publik dengan cara paling efisien. (Boediono, 2003 : 60).

H.A.S. Moenir, mengemukakan tentang pentingnya pelayanan. Berikut ini akan dijelaskan tentang pentingnya pelayanan :

Sedangkan

dalam

bukunya

Pelayanan adalah kunci keberhasilan dalam berbagai usaha atau kegiatan yang bersifat jasa. Peranannya akan lebih besar dan bersifat menentukan manakala dalam kegiatan-kegiatan jasa di masyarakat itu terdapat kompetisi dalam usaha merebut pasaran atau langganan. Dengan adanya kompetisi seperti itu menimbulkan dampak positif dalam organisasi / perusahaan, ialah mereka yang bersaing dalam pelaksanaan layanan, melalui berbagai cara, teknik dan metode yang dapat menarik lebih banyak orang menggunakan/ memakai jasa/ produk yang dihasilkan oleh organisasi/ perusahaan.

Persaingan yang ada dalam masyarakat usaha (business) tidak hanya pada segi mutu dan jumlah tetapi juga dalam hal layanan. Justru dalam hal terakhir inilah persaingan makin seru dengan pengenalan sistem layanan baru yang serba cepat dan memuaskan. Memperhatikan peran layanan yang semakin menonjol maka tidaklah heran apabila masalah layanan mendapat perhatian besar dan berulang-kali dibicarakan, baik oleh masyarakat maupun manajemen sendiri baik secara khusus maupun kaitannya dengan pokok usaha/ kegiatan organisasi.

Dibidang Pemerintahan tidaklah kalah penting masalah pelayanan itu, bahkan lebih besar karena menyangkut kepentingan umum, bahkan kepentingan rakyat secara keseluruhan. Karena peranan pelayanan umum yang diselenggarakan oleh pemerintah melibatkan seluruh aparat pegawai negeri makin terasa dengan Dibidang Pemerintahan tidaklah kalah penting masalah pelayanan itu, bahkan lebih besar karena menyangkut kepentingan umum, bahkan kepentingan rakyat secara keseluruhan. Karena peranan pelayanan umum yang diselenggarakan oleh pemerintah melibatkan seluruh aparat pegawai negeri makin terasa dengan

Namun ternyata hak masyarakat atau perorangan untuk memperoleh pelayanan dari aparat pemerintah terasa belum dapat memenuhi harapan semua pihak, baik masyarakat itu sendiri maupuan pemerintah dan pelayanan umum belum menjadi ”budaya” masyarakat. Di sana-sini masih selalu ditemui kelemahan-kelemahan yang dampaknya sering merugikan masyarakat yang menerima layanan.

Oleh karena itu di bidang pelayanan umum masih perlu pembenahan sungguh-sungguh dalam berbagai sektor yang menjadi pendukung terhadap pelayanan umum yang baik.

c. Pengujian Kendaraan Bermotor Menurut UU Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Umum dalam pasal 13 mengartikan bahwa Pengujian kendaraan bermotor merupakan pengujian terhadap tipe atau contoh produksi kendaraan bermotor untuk memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan sebelum tipe kendaraan bermotor tersebut disetujui diimpor atau diproduksi dan atau dirakit secara massal.

Termasuk dalam uji tipe ini adalah uji sampling yaitu pengujian terhadap salah satu dari seri produksi kendaraan bermotor yang tipenya Termasuk dalam uji tipe ini adalah uji sampling yaitu pengujian terhadap salah satu dari seri produksi kendaraan bermotor yang tipenya

Pentingnya diadakan pengujian kendaraan bermotor dimaksudkan agar kendaraan bermotor yang akan digunakan di jalan memenuhi persyaratan teknis dan layak jalan, termasuk persyaratan ambang batas emisi gas buang dan kebisingan yang harus dipenuhi. Kendaraan-kendaraan khusus harus diuji secara khusus, karena di samping memiliki persyaratan standar yang dipersyaratkan untuk kendaraan bermotor pada umumnya, kendaraan khusus memiliki peralatan tambahan yang bersifat khusus untuk penggunaan khusus, misalnya katup penyelamat, tangki bertekanan dan lain sebagainya.

Tujuan diselenggarakannya pengujian kendaraan bermotor yang tercantum pada UU No.14 tahun 1992 pasal 14 ayat 1 yaitu :

1. Untuk mengumpulkan data yang dapat digunakan untuk tertib administrasi, pengendalian kendaraan yang dioperasikan di Indonesia.

2. Mempermudah penyidikan pelanggaran atau kejahatan yang menyangkut kendaraan yang bersangkutan serta dalam rangka perencanaan, rekayasa dan manajemen lalu lintas dan angkutan jalan dan memenuhi kebutuhan data lainnya dalam rangka perencanaan pembangunan nasional.

3. Menjamin keselamatan, keamanan, dan ketertiban lalu lintas dan angkutan jalan maka pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat ini dilakukan tidak pada satu tempat tertentu dan tidak secara terus menerus.

Pengujian kendaraan bermotor sangat penting dan juga berpengaruh pada Transportasi jalan yang diselenggarakan oleh Negara dengan tujuan untuk mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan dengan selamat, aman, cepat, lancar, tertib dan teratur, nyaman dan efisien, mampu memadukan moda transportasi lainnya, menjangkau seluruh pelosok wilayah daratan, untuk menunjang pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas sebagai pendorong, penggerak dan penunjang pembangunan nasional.

d. Kinerja Pelayanan Berdasarkan penjelasan teoritik tentang kinerja organisasi publik maka konsep kinerja organisasi publik dapat diartikan sebagai hasil kerja organisasi publik dalam melayani dan memenuhi kebutuhan pelanggan atau pengguna jasa agar tercapainya kepuasan.

Dalam melakukan pengukuran kinerja pelayanan publik seringkali ditukarkan dengan kinerja pemerintah. Hal ini tidaklah mengherankan karena pada dasarnya pelayanan publik memang menjadi tanggung jawab pemerintah. Dengan demikian ukuran kinerja pemerintah dapat dilihat dari kinerjanya dalam menyelanggarakan Dalam melakukan pengukuran kinerja pelayanan publik seringkali ditukarkan dengan kinerja pemerintah. Hal ini tidaklah mengherankan karena pada dasarnya pelayanan publik memang menjadi tanggung jawab pemerintah. Dengan demikian ukuran kinerja pemerintah dapat dilihat dari kinerjanya dalam menyelanggarakan

Melakukan penilaian kinerja, sulit untuk menentukan berhasil tidaknya misi pelayanan organisasi publik tanpa adanya kriteria kinerja. Kriteria kinerja haruslah menggambarkan aspek apa yang ingin diukur karena itu kriteria kinerja dapat berupa ukuran kuantitatif, kualitatif, atau keduanya yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran tujuan yang sebelumnya telah ditetapkan. Secara umum kriteria mempunyai fungsi untuk membangun dasar bagi pengukuran, analisis, dan evaluasi kinerja organisasi atau unit kerja.