KERJA ILMIAH PESERTA DIDIK SMP DALAM KERJA KELOMPOK PADA PEMBELAJARAN KONSEP EKOSISTEM.

(1)

KERJA ILMIAH PESERTA DIDIK SMP DALAM KERJA

KELOMPOK PADA PEMBELAJARAN KONSEP EKOSISTEM

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh

LESTARI SYAFITRI LUBIS 1001069

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

ii

KERJA ILMIAH PESERTA DIDIK SMP DALAM KERJA KELOMPOK PADA PEMBELAJARAN KONSEP EKOSISTEM

Oleh

Lestari Syafitri Lubis

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Lestari Syafitri Lubis 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindugi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

iii

LEMBAR PENGESAHAN

LESTARI SYAFITRI LUBIS

KERJA ILMIAH PESERTA DIDIK SMP DALAM KERJA KELOMPOK PADA PEMBELAJARAN KONSEP EKOSISTEM

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH : Pembimbing I,

Dr. H. Phill Ari Widodo, M.Ed., NIP. 196705271992031001

Pembimbing II,

Dr. Hj. Diana Rochintaniawati, M.Ed., NIP. 196709181991032001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Biologi,

Dr. H. Riandi, M.Si NIP. 196305011988031002


(4)

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Batasan Masalah... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KERJA ILMIAH PESERTA DIDIK SMP DALAM KERJA KELOMPOK PADA KONSEP EKOSISTEM ... 8

A. Keterampilan Proses Kerja Ilmiah ... 8

B. Pengertian Metode Ilmiah, Kerja Ilmiah dan KPS... 18

C. Pembelajaran Secara Kelompok ... 20

D. Analisis Materi Konsep Ekosistem Berdasarkan Kurikulum 2013... 22


(5)

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 32

B. Metode dan Desain Penelitian ... 32

C. Definisi Operasional... 33

D. Instrumen Penelitian... 34

E. Teknik Pengumpulan Data ... 42

F. Prosedur Penelitian... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48

1. Penerapan Keterampilan Kerja Ilmiah ... 48

2. Hasil Belajar Kognitif ... 64

3. Kelebihan dan Kelemahan Penelitian ... 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 79

A. Kesimpulan ... 79

B. Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 81


(6)

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pada Materi Ekosistem ... 22

Tabel 2.2 Jenis Konsumen Berdasarkan Jenis Makanannya ... 25

Tabel 3.1 Tes Kognitif Peserta didik oleh Guru Pamong ... 34

Tabel 3.2 Tes Kognitif Peserta didik oleh Guru PPL ... 35

Tabel 3.3Interpretasi Validitas ... 36

Tabel 3.4 Rekapitulasi validitas butir soal instrumen oleh Guru Pamong ... 36

Tabel 3.5 Rekapitulasi Validitas butir soal instrument oleh Guru PPL ... 36

Tabel 3.6 Interpretasi Reliabilitas ... 37

Tabel 3.7 Interpretasi Daya Pembeda ... 38

Tabel 3.8 Rekapitulasi Daya Pembeda butir soal istrumen oleh Guru Pamong . 39 Tabel 3.9Rekapitulasi Daya Pembeda butir soal instrument oleh Guru PPL ... 39

Tabel 3.10 Interpretasi Indeks Kesukaran ... 40

Tabel 3.11 Rekapitulasi Indeks Kesukaran soal instrumen Peserta didik oleh Guru Pamong ... 40

Tabel 3.12 Rekapitulasi Indeks Kesukaran soal instrumen Peserta didik oleh Guru PPL ... 40

Tabel 3.13 Rekapitulasi Hasil Uji soal instrumen Peserta didik oleh Guru Pamong ... 41

Tabel 3.14 Rekapitulasi Indeks Uji soal instrumen Peserta didik oleh Guru PPL ... 41


(7)

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.1Presentase Pelaksanaan Keterampilan Kerja Ilmiah oleh Guru Pamong ... 49 Tabel 4.2 Presentase Pelaksanaan Keterampilan Kerja Ilmiah oleh Guru PPL .. 50 Tabel 4.3Deskripsi Proses Pembelajaran Keterampilan Kerja Ilmiah oleh Guru

Pamong dan Guru PPL ... 51 Tabel 4.4 Deskripsi Jawaban Peserta didik oleh Guru Pamong... 64 Tabel 4.5 Deskripsi Jawaban Peserta didik oleh Guru PPL ... 67


(8)

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bioma Aquatik ... 26

Gambar 2.2 Rantai Makanan Pada Ekosistem Kebun dan Laut ... 27

Gambar 2.3 Jaring-jaring Makanan Pada Ekosistem Laut ... 28

Gambar 2.4 Piramida Makanan dengan satu dan dua puncak ... 29

Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian ... 47


(9)

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

A. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 84

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran oleh Guru Pamong ... 84

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran oleh Guru PPL ... 89

3. Lembar Kerja Siswa oleh Guru Pamong dan PPL ... 96

B. Instrumen Penelitian... 101

1. Lembar Observasi Siswa ... 101

2. Lembar Observasi Guru ... 102

3. Soal uraian Guru Pamong dan PPL ... 103

C. Rekapitulasi Data Penelitian ... 106

1. Rekapitulasi Lembar Observasi Siswa oleh Guru Pamong... 106

2. Rekapitulasi Lembar Observasi Siswa oleh Guru PPL ... 107

3. Rekapitulasi Lembar Observasi Guru Pamong ... 108

4. Rekapitulasi Lembar Observasi Guru PPL ... 108

5. Rekapitulasi Hasil Kognitif Siswa oleh Guru Pamong ... 109

6. Rekapitulasi Hasil Kognitif Siswa oleh Guru PPL ... 113

D. Rekapitulasi Hasil Uji Soal ... 116

1. Rekapitulasi Hasil Uji Soal oleh Guru Pamong ... 116

2. Rekapitulasi Hasil Uji Soal oleh Guru PPL ... 116

E. Dokumentasi Penelitian ... 117


(10)

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Pembelajaran yang menerapkan kerja ilmiah dalam kerja kelompok pada konsep ekosistem merupakan proses pembelajaran yang berbasis kepada proses dan hasil. Kerja ilmiah dalam proses pembelajaran merupakan perwujudan dari penerapan keterampilan proses yang pelaksanaannya dapat dioptimalkan dalam kerja kelompok, memahami konsep dari materi pelajaran yang sedang dipelajari dengan melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran. Penelitian dilaksanakan di kelas VII C dan VII I di SMPN 12 Bandung tahun ajaran 2013/2014, dengan jumlah peserta didik 37 orang pada setiap kelas. Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan presentasi penerapan keterampilan kerja ilmiah peserta didik dalam kerja kelompok dan rata-rata capaian hasil belajar peserta didik dalam kerja kelompok. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Data penelitian untuk dapat mendeksripsikan kerja ilmiah yang diterapkan oleh peserta didik dalam kerja kelompok diperoleh dari lembar observasi pelaksanaan penerapan kerja ilmiah, sedangkan penilaian kognitif peserta didik dalam kerja kelompok menggunakan soal kognitif yang dilakukan dalam kerja kelompok. Aspek keterampilan kerja ilmiah yang diterapkan oleh peserta didik dalam kerja kelompok dengan beberapa tahapan diantaranya merencanakan pengamatan ilmiah 100%, melaksanakan pengamatan ilmiah yang dibimbing oleh guru pamong 93,3% dan 90% oleh guru PPL, mengomunikasikan hasil pengamatan ilmiah 80%. Skor rata-rata capaian hasil belajar yang diperoleh peserta didik dalam kerja kelompok yang dibimbing oleh guru pamong 75 dan guru PPL 85 dari skor maksimal 100 yang menunjukkan ketuntasan dari kriteria ketuntasan minimal (KKM) di SMPN 12 Bandung. Kesimpulannya pembelajaran dengan penerapan kerja ilmiah dalam kerja kelompok pada konsep ekosistem efektif dilaksanakan sebagai proses pembelajaran yang berbasis kepada proses dan hasil.


(11)

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Instruction which implements scientific work on ecosystem concept associated with process and autocome-based instruction. Scientific method in instruction is an implementation of process skills, and the implementation can be optimized in group work, understanding concept of subject matter that is learnt by involving student in instruction process. This research was administered in grade VIIC at SMPN 12 Bandung academic year 2013/2014., with 37 students in each class. Main objective of this research is to describe implementation percentage of students svientific work skills in group work and average score of learning achievement in group work. This research was using descriptive method. Describe scientific work which is implemented by students was obtained using observationsheet of scientific work implementation, while cognitive assesment was using cognitive test items which is implemented by students in grouo with several steps, i.e. planning scientific observation 100%, conducting scientific observation guided by in-teacher 93.3% and 90.0% guided by preservice teacher, communicating scientific observation result 80.0%. Average score of students achievement in group work guided by in-service teacher was 75 and 85 by pre-service teacher from maximum score 100, which showing the fullfillment of minimum completion criterion in SMPN 12 Bandung. It can be concluded that instruction with scientific work implementation in group work on ecosystem concept is effective in process and outcome-based instructional process.


(12)

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum memiliki peranan penting dalam pendidikan. Istilah kurikulum menunjukkan beberapa dimensi pengertian, setiap dimensi tersebut memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya seperti 1) kurikulum sebagai suatu ide, 2) kurikulum sebagai suatu rencana tertulis yang merupakan perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide, 3) kurikulum sebagai suatu aktivitas atau sering disebut juga kurikulum sebagai suatu pelaksanaan dari kurikulum sebagai rencana tertulis, 4) kurikulum sebagai hasil yang merupakan konsekuensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan (Tim Pengembang MKDP, 2012). Uji coba penerapan kurikulum 2013 di Indonesia saat ini diterapkan pada peserta didik kelas I SD, kelas IV SD, kelas VII SMP, dan kelas X SMA (Kemendikbud, 2013). Berlakunya kurikulum 2013 maka semestinya dilaksanakan secara utuh pada setiap sekolah. Satuan kurikulum 2013 menekankan kepada pendekatan ilmiah atau scientific approach pada proses pembelajaran. Isi kurikulum sains disusun dan diorganisasikan ke dalam tujuh lingkup pembelajaran, yaitu bekerja ilmiah, makhluk hidup dan proses kehidupan, materi dan sifatnya, energy dan perubahannya, bumi dan alam semesta, sains dan teknologi, dan sains dalam perspektif individu dan masyarakat. Dari tujuh lingkup pembelajaran, lingkup pertama sebagai lingkup proses, lingkup kedua sampai dengan kelima sebagai lingkup konseptual yang merefleksikan pengorganisasian sains secara konvensional (Rustaman, 2010).

Proses pembelajaran IPA menuntut adanya pelaksanaan pembelajaran yang berbasis pada proses dan hasil. Pembelajaran IPA harus dilaksanakan dengan metode dan pendekatan yang tepat, hal ini karena pada pelajaran IPA banyak sekali konsep-konsep yang sukar dipahami dan dijelaskan dengan cara konvensional (tutorial), dalam pembelajaran konvensional pengalaman belajar


(13)

2

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang didapat oleh peserta didik tak jauh dari mendengar, menulis dan mengerjakan tugas yang kadang monoton dan membosankan.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa kemampuan memperhatikan peserta didik dalam mengikuti kuliah (ceramah) akademi paling maksimal hanya 40% dari total jam pelajaran. Sementara itu, tingkat perhatian peserta didik mencapai 70% pada 10 menit pertama kuliah dan hanya tersisa 20% pada 10 menit terakhir. Data penilaian di atas membuktikan bahwa metode ceramah yang biasa digunakan ternyata sangat tidak efektif, penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa penambahan audio visual dapat meningkatkan konsentrasi sebesar 14 sampai dengan 38% dari sinilah kita yakin bahwa metode dan pendekatan konvensional yang biasa digunakan harus direvisi (Widada, 2008).

Kegiatan belajar mengajar konvensional, yaitu guru hanya menggunakan metode belajar seperti menjelaskan secara abstrak, hafalan dan ceramah, para guru tidak sadar apa yang mereka lakukan bisa membunuh dan mematikan potensi dan kreatifitas yang dimiliki oleh peserta didik. Salah satu usaha mengembangkan kualitas pembelajaran adalah dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses. Keterampilan proses adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk ikut terlibat langsung dalam proses penemuan dan penyusunan suatu konsep. Pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai wawasan atau anutan pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang pada prinsipnya telah ada dalam diri peserta didik Depdikbud (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2013). Pendekatan keterampilan proses sangat mendukung dalam proses pembelajaran IPA karena pendekatan keterampilan proses berguna sebagai wahana penemuan dan pengembangan fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan bagi peserta didik. Fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan yang ditemukan dan dikembangkan peserta didik berperan dalam menunjang pengembangan keterampilan proses pada peserta didik. Dalam pendekatan keterampilan proses kerja ilmiah peserta didik diminta untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran


(14)

3

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang mereka laksanakan. Selain itu, penerapan keterampilan proses dalam proses pembelajaran lebih menekankan pada kemampuan dan keterampilan proses peserta didik sehingga dalam proses pembelajaran peserta didik akan berperan aktif dengan begitu proses pembelajaran yang diterapkan akan berorientasi kepada peserta didik (student centered), memahami konsep dari materi pelajaran yang sedang dipelajari dengan melibatkan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. Diharapkan peserta didik akan memperoleh pengetahuan baru dari hasil pengamatan atau dapat membangun suatu konsep baru dari pengetahuan awal yang dimiliki sebelumnya.

Penilaian kegiatan pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses tidak hanya dilihat dari hasil belajar di akhir kegiatan pembelajaran, akan tetapi penilaian tersebut juga dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Penilaian proses pembelajaran IPA dapat dilakukan melalui penilaian akademik atau keterampilan melakukan aktivitas yang berhubungan dengan proses ilmiah, sehingga sering dikatakan sebagai keterampilan proses. Bekerja secara ilmiah tidak sekedar mengumpulkan fakta, mengumpulkan teori, atau proses mental dan keterampilan manipulatif. Namun sains merupakan cara-cara memahami gejala alam yang terus berkembang (Rustaman, 2010).

Materi pembelajaran IPA pada jenjang SMP terintegrasi, maka pemilihan materi berdasarkan analisis materi yang berkaitan langsung dengan biologi. Adapun materi yang dipilih adalah pembelajaran pada konsep ekosistem. Pada kurikulum 2013, konsep ekosistem dikembangkan dalam bentuk pengamatan lingkungan seperti yang tercantum dalam KD 3.8 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya dan KD 4.12 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk hidup dengan lingkungan sekitarnya Kemendikbud (dalam Kurikulum, 2013). Pada konsep ekosistem menuntut peserta didik untuk dapat mengembangkan dan menerapkan keterampilan proses dengan melaksanakan pengamatan terhadap lingkungan dan mampu mengomunikasikan hasil pengamatan interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya, dalam artian


(15)

4

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menuntut penerapan pendekatan keterampilan proses dalam pelaksanaan proses pembelajarannya.

Di SMP Negeri 12 Bandung sedang menerapkan uji coba kurikulum 2013 pada kelas VII SMP. Berdasarkan hasil observasi pada beberapa kelas VII, guru pada saat mengajar di kelas lebih dominan menjelaskan materi dengan metode konvensional dan belum menekankan pada keterampilan kerja ilmiah peserta didik. Sehingga menyebabkan keterampilan kerja ilmiah peserta didik rendah.

Menurut Aryulina (dalam Tias, 2012) menyatakan bahwa kerja ilmiah merupakan salah satu kompetensi rumpunan sains yang meliputi kegiatan observasi, klasifikasi, mendesain percobaan, menggunakan alat ukur/pengamatan, mengumpulkan data, menyusun kesimpulan, dan mengomuikasikan hasil/ide baik secara tertulis maupun lisan. Kerja ilmiah tidak saja mencakup kegiatan melakukan percobaan saja, namun juga proses berfikir dan bersikap secara ilmiah Aryulina (dalam Tias, 2012). Bekerja ilmiah sebagai lingkup proses bertautan erat dengan konsep. Dengan demikian bekerja ilmiah mengintegrasikan isi sains ke dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran yang membekali peserta didik pengalaman belajar secara langsung. begitu juga pada perencanaan kurikulum, semua lingkup konsep harus terintegrasi dengan lingkup prosesnya (Rustaman, 2010). Observasi juga dilaksanakan dengan beberapa peserta didik di SMP Negeri 12 Bandung, sebagai contohnya beberapa peserta didik pada saat pelaksanaan kerja ilmiah tidak terbiasa dalam menggunakan dan membaca hasil pengukuran pada alat ukur thermometer. Peserta didik masih terlihat kebingungan apa yang harus mereka lakukan untuk menggunakan alat dan bagaimana membaca hasil pengukuran alat ukur sehingga menyebabkan peserta didik mengalami kesalahan dalam menganalisis data yang diperoleh.

Berlandaskan pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya Azal (2007) mengenai pembelajaran kontekstual dengan strategi belajar kooperatif TGT untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kontekstual dengan strategi belajar kooperatif


(16)

5

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siklus II. Keterampilan proses sains peserta didik mengalami peningkatan untuk semua komponen diantaranya, yaitu observasi, klasifikasi, pengukuran, komunikasi, dan membuat kesimpulan. Penerapan pembelajaran kontekstual dengan strategi belajar kooperatif TGT dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik baik pada hasil proses pembelajaran maupun hasil tes kognitif. Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dijelaskan bahwa keterampilan proses sains peserta didik mengalami peningkatan dalam pelaksanaan proses pembelajaran dan berbanding lurus dengan hasil belajar peserta didik yang mengalami peningkatan. Selain itu, pada penelitian selanjutnya Khanafiyah (2010: 115-122) mengenai pengembangan keterampilan kerja ilmiah mahasiswa calon guru fisika melalui eksperimen gelombang open-inquiry. Komponen kerja ilmiah yang diterapkan pada eksperimen inkuiri sebagai berikut: menetapkan kompetensi sesuai judul eksperimen, memahami landasan teori, mengidentifikasi bahan dan merangkai alat, merumuskan prosedur dan melaksanakannya, menyusun laporan eksperimen dan keterampilan presentasi. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa keterampilan kerja ilmiah dapat dikembangkan melalui eksperimen gelombang open-inquiry dengan pencapaian skor rata-rata 78 termasuk dalam kategori baik.

Kualitas pembelajaran dapat tercapai dengan optimal melalui pendekatan keterampilan proses. Melalui keterampilan proses kerja ilmiah aktivitas peserta didik yang berkaitan dengan kegiatan observasi, klasifikasi, mendesain percobaan, menggunakan alat ukur/pengamatan, mengumpulkan data, menyusun kesimpulan, dan mengomuikasikan hasil/ide baik secara tertulis maupun lisan dapat dioptimalkan. Selain itu, pendekatan keterampilan proses dengan metode ilmiah (kerja ilmiah) juga dapat memberikan sumbangan terhadap pengembangan keprofesionalan guru yang akan diikuti oleh peningkatan efektivitas kegiatan belajar mengajar.

Selama ini keterampilan proses sudah ditekankan dalam berbagai kurikulum sains/IPA. Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Kerja Ilmiah Peserta Didik SMP dalam


(17)

6

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem. Penelitian yang dapat

mendorong keberhasilan peserta didik menggunakan keseluruhan indera dan mengintegrasikan materi pelajaran ke dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran.


(18)

7

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut “Bagaimana Kerja Ilmiah Peserta didik SMP dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem?”.

Adapun pertanyaan penelitian yang dapat dijabarkan dari rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan kerja ilmiah peserta didik dalam kerja kelompok pada pembelajaran konsep ekosistem?

2. Bagaimana hasil belajar peserta didik dalam kerja kelompok setelah mengikuti pembelajaran dengan kerja ilmiah dalam kerja kelompok?

C. Batasan Masalah

Penelitian ini memiliki batasan-batasan tertentu agar lebih mengarah pada tujuan dan rumusan masalah yang ditentukan. Berikut ini batasan masalah penelitian ini.

1. Penerapan kerja ilmiah peserta didik dalam kerja kelompok yang diukur dari hasil lembar observasi pelaksanaan kegiatan kerja ilmiah dan hasil rekaman video kerja ilmiah peserta didik dalam kerja kelompok

2. Kerja ilmiah yang diukur meliputi tahapan dalam merencanakan pengamatan ilmiah, melaksanakan pengamatan ilmiah dan mengomuikasikan hasil pengamatan ilmiah

3. Hasil belajar peserta didik yang diukur dari tes kognitif penguasaan konsep ekosistem yang dilakukan dalam kerja kelompok. Tes berupa soal uraian yang berbeda baik yang digunakan oleh guru pamong maupun guru PPL

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang dilakukan melihat dari rumusan masalah dan pertanyaan penelitian yang telah ditentukan antara lain.


(19)

8

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Mendeskripsikan hasil penilaian penerapan kerja ilmiah peserta didik dalam kerja kelompok pada konsep ekosistem dengan menggunakan lembar observasi dan hasil rekaman video kerja ilmiah peserta didik dalam kerja kelompok

2. Mendeskripsikan jenis keterampilan kerja ilmiah peserta didik dalam kerja kelompok pada konsep ekosistem dengan menggunakan lembar observasi pelaksanaan kerja ilmiah peserta didik dalam kerja kelompok

3. Mendeskripsikan kemampuan penguasaan konsep peserta didik pada kegiatan pembelajaran mengenai konsep ekosistem menggunakan tes kognitif dengan pengerjaan dalam kerja kelompok

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini tentu akan menghasilkan sesuatu temuan berupa hasil penelitian dalam bentuk fakta-fakta yang terjadi terkait konsep dan teori yang akan diteliti. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya:

1. Penguasaan konsep peserta didik dalam kelompok akan terukur sehingga dapat diketahui hubungan antara kerja ilmiah dengan penguasaan konsep peserta didik dalam kelompok.

2. Memberikan bentuk pembelajaran yang berbeda dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses kerja ilmiah dalam kerja kelompok sehingga memberikan suasana belajar yang berbeda dan meningkatkan pemahaman konsep peserta didik.

3. Menjadi bahan rujukan untuk pelaksanaan proses kerja ilmiah dalam kerja kelompok pada proses pembelajaran IPA konsep ekosistem

4. Menjadi bahan rujukan bagi pengembangan keilmuan pendidikan khususnya yang berhubungan dengan proses kerja ilmiah dalam kerja kelompok, kemampuan kerja ilmiah dan penguasaan konsep.


(20)

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 12 Bandung. Pelaksanaan dilakukan selama dua kali pertemuan yaitu tepatnya tanggal 3 dan 10 April di kelas VII C dan 16 dan 23 April 2014 di kelas VII I.

Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas VII SMPN 12 Bandung, dan sebagai sampel penelitian ini diambil dari kelas VII C dan VII I dengan pertimbangan bahwa materi yang diberikan merupakan materi ekosistem. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak yaitu, peserta didik kelas VII C sebagai kelas yang dibelajarkan oleh calon guru/guru PPL dan kelas VII I sebagai kelas yang dibelajarkan oleh guru yang berpengalaman/guru pamong. Keseluruhan peserta didik dalam setiap kelas berjumlah 37 peserta didik. Peserta didik pada kedua kelas ini melakukan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan kerja ilmiah dalam kerja kelompok pada konsep ekosistem.

B. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Penelitian deskriptif tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya Best (dalam Sukardi, 2003). Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengelola instrumen yang mengandung arti bahwa peneliti sebagai pengamat dan pengumpul data.

Hasil akhir yang diharapkan dari penilaian ini berupa data profil yang lengkap mengenai penerapan keterampilan kerja ilmiah dan hasil kognitif peserta didik dalam kerja kelompok pada konsep ekosistem. Penelitian didesain untuk dilaksanakan oleh peserta didik kelas VII sebanyak dua kelas dengan konsentrasi


(21)

33

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

proses pelaksanaan pembelajaran dibimbing oleh guru PPL dan guru pamong. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah berupa data gambaran penerapan keterampilan kerja ilmiah peserta didik dalam kerja kelompok yang didapat melalui pengisian instrumen berupa lembar observasi dan LKS, serta gambaran mengenai hasil belajar kognitif peserta didik yang dilakukan dalam kerja kelompok mengenai konsep yang sedang dipelajari yang didapat melalui pengisian tes kognitif peserta didik dalam kerja kelompok. Pengambilan data dilakukan selama dan setelah proses pembelajaran berlangsung.

C. Definisi Operasional

Berikut ini diuraikan beberapa definisi operasional dari istilah-istilah yang terkait dalam penelitian ini, diantaranya:

1. Keterampilan kerja ilmiah

Keterampilan kerja ilmiah yang dimaksud adalah pencapaian penerapan kemampuan peserta didik untuk melakukan kerja ilmiah dengan baik dan cermat (dengan keahlian) dalam kerja kelompok yang mencakup keterampilan dalam merencanakan pengamatan ilmiah, melaksanakan pengamatan ilmiah dan mengomunikasikan hasil pengamatan ilmiah. Pencapaian penerapan keterampilan kerja ilmiah peserta didik pada ketiga tahapan tersebut dideskripsikan melalui lembar observasi dan didukung oleh hasil rekaman video selama berlangsungnya proses pembelajaran. Masing-masing indikator dari setiap tahapan keterampilan kerja ilmiah yang dilaksanakan oleh maing-masing kelompok peserta didik

dengan diberi tanda ceklis (√) lalu di jumlahkan dalam bentuk presen. 2. Pembelajaran Kelompok Kecil

Pembelajaran kelompok kecil yang dimaksud dalam penelitian ini terdiri atas 5-8 orang peserta didik. Peserta didik dalam kelompok kecil merupakan anggota kelompok yang belajar untuk memecahkan masalah kelompok. Peserta didik bekerja sama untuk memecahkan masalah kelompok.


(22)

34

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini digunakan beberapa instrumen yang akan digunakan. Instrumen penelitian digunakan untuk memperoleh data yang dapat menjawab setiap permasalahan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah lembar observasi pelaksanaan kerja ilmiah untuk mengukur keterampilan kerja ilmiah peserta didik dalam kerja kelompok, dan tes kognitif yang berupa soal uraian untuk mengukur pengetahuan kognitif peserta didik dalam kerja kelompok mengenai konsep ekosistem.

a. Tes Hasi Belajar Kognitif

Tes hasil belajar kognitif dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur kognitif peserta didik mengenai materi pembelajaran. Jenis tes yang digunakan adalah tes bentuk uraian. Soal uraian yang diberikan berjumlah 4 soal. Soal yang digunakan oleh peserta didik baik yang dibimbing oleh guru pamong maupun guru PPL dengan soal yang berbeda. Kompetensi pada soal kognitif pada materi ekosistem tertera pada Tabel 3.1 dan Tabel 3.2.

Tabel 3.1 Tes Kognitif Materi Ekosistem kelas VII Pada Pembelajaran Oleh Guru Pamong

Kompetensi Nomor

soal

Jumlah soal

Presentase (%) Mengidentifikasi jenis ekosistem

1 1 25

Menggolongkan ke dalam komponen biotik dan abiotik Membaca dan menuliskan derajat

suhu dan kelembaban 2 1 25

Menjelaskan Keseimbangan

dalam ekosistem 3 1 25

Mampu memprediksi, jika konsumen I dominan dalam ekosistem darat


(23)

35

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(24)

36

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2 Tes Kognitif Materi Ekosistem kelas VII Pada Pembelajaran Oleh Guru PPL

Kompetensi Nomor

soal

Jumlah soal

Presentase (%)

Mendefinisikan ekosistem 1 1 25

Mengelompokkan tingkat organisasi dalam ekosistem

2, 3 2 50

Mengelompokkan jenis-jenis konsumen

Menyebutkan peranan organisme

dalam rantai makanan 4 1 25

Jumlah soal 4 100

Instrumen penelitian yang baik, tentu harus diperhatikan kualitas dari instrument tersebut. Oleh karena itu, untuk mendapatkan kualitas soal yang baik, harus diperhatikan kriteria yang harus dipenuhi, diantaranya dilihat dari beberapa hal berikut: validitas soal, reliabilitas soal, daya pembeda soal, dan indeks kesukaran soal.

1. Validitas butir soal

Menurut Suherman (2003: 102) definisi validitas adalah suatu alat evaluasi disebut valid (absah atau sahih) apabila alat tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Apabila derajat ketepatan mengukurnya benar, maka validitasnya tinggi. Oleh karena itu, keabsahan alat evaluasi tergantung pada sejauh mana ketepatan alat evaluasi itu dalam melaksanakan fungsinya. Dengan demikian suatu alat evaluasi disebut valid jika ia dapat mengevaluasi dengan tepat sesuatu yang dievaluasi.

Cara menentukan tingkat validitas soal ialah dengan menghitung koefisien korelasi antara alat evaluasi yang akan diketahui validitasnya dengan alat ukur lain yang telah dilaksanakan dan diasumsikan telah memiliki validitas yang tinggi. Menurut Suherman (2003: 120) bahwa koefisien validitas butir soal diperoleh dengan menggunakan rumus korelasi product-moment menggunakan angka kasar


(25)

37

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

∑ ∑ ∑

√ ∑ Dengan: n = banyaknya subjek (testi)

X = skor setiap butir soal Y = skor total butir soal

Menurut Guilford (1956; Suherman, 2003: 112) nilai diartikan sebagai nilai koefisien korelasi dengan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.3

Interpretasi Validitas Nilai

Nilai Keterangan

0,90 ≤ ≤ 1,00 Validitas sangat tinggi

0, 70 ≤ < 0, 90 Validitas tinggi

0,40 ≤ < 0,70 Validitas sedang

0,20 ≤ < 0,40 Validitas rendah

0,00≤ < 0,20 Validitas sangat rendah

Tidak valid

Dari hasil perhitungan uji soal yang sudah dilakukan maka validitas soal terlihat pada Tabel 3.4 soal oleh guru pamong dan Tabel 3.5 oleh guru PPL.

Tabel 3.4

Rekapitulasi Validitas Butir Soal Instrumen Oleh Guru Pamong No.

Soal Interpretasi Kriteria Frekuensi

Presentase (%)

1 0,599868 Sedang

Sedang 2 50

2 0,604039 Sedang

3 0,775544 Tinggi

Tinggi 2 50

4 0,838647 Tinggi

Jumlah 4 100

Tabel 3.5

Rekapitulasi Validitas Butir Soal Instrumen Oleh Guru PPL

No. Soal Interpretasi

Kriteria Frekuensi Pesentase (%)

1 0,836977 Tinggi Tinggi 1 25


(26)

38

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3 0,847728 Tinggi Sedang 3 75

4 0,879565 Tinggi

Jumlah 4 100

Dari tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa keempat soal yang diujikan valid dengan validitas sedang untuk butir soal nomor satu dan dua (Tabel 3.4), butir soal nomor dua (Tabel 3.5) dan validitas tinggi untuk butir soal nomor tiga dan empat (Tabel 3.4), untuk butir soal nomor satu, tiga, dan empat (Tabel 3.5).

2. Reliabilitas Soal

Menurut Suherman (2003: 131) bahwa suatu alat evaluasi disebut reliabel jika hasil evaluasi tersebut relatif sama jika digunakan untuk subjek yang sama. Rumus yang digunakan untuk mencari koefisien reliabilitas soal bentuk uraian dengan rumus alpha sebagai berikut:

∑ Dengan: n = banyak butir soal

= jumlah varians skor setiap item = varians skor total

Menurut Suherman (2003: 139) bahwa, tolok ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas alat evaluasi dapat digunakan tolok ukur yang dibuat sebagai berikut:

Tabel 3.6

Interpretas Reliabilitas

Koefisien Reliabilitas Keterangan

Reliabilitas sangat rendah

0,20 ≤ < 0,40 Reliabilitas rendah

0,40 ≤ Reliabilitas sedang 0,70 Reliabilitas tinggi

0,90 ≤ Reliabilitas sangat tinggi

Dari hasil uji diperoleh nilai koefisien reliabilitas sebesar 0.509341 untuk soal yang digunakan oleh guru pamong dan 0.703147 untuk soal yang digunakan


(27)

39

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

oleh guru PPL. Nilai ini menunjukkan bahwa reliabilitas instrumen yang digunakan tergolong ke dalam kategori sedang.

3. Daya Pembeda

Dalam Suherman (2003: 159) dijelaskan bahwa daya pembeda sebuah butir soal adalah kemampuan butir soal itu untuk membedakan antara peserta didik yang berkemampuan tinggi dengan peserta didik yang berkemampuan rendah. Derajat daya pembeda (DP) suatu butir soal dinyatakan dengan Indeks Diskriminasi yang bernilai dari -1,00 sampai dengan 1,00. Rumus untuk menentukan daya pembeda adalah:

Dengan:

= jumlah peserta didik kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar, atau jumlah benar untuk kelompok atas

= jumlah peserta didik kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar, atau jumlah benar untuk kelompok bawah

= jumlah peserta didik kelompok atas

Adapun klasifikasi interpretasi untuk daya pembeda yang banyak digunakan adalah:

Tabel 3.7

Interpretasi Daya Pembeda

Nilai Keterangan

0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat baik

0,40 < DP ≤ 0,70 Baik

0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup

0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek

DP ≤ 0,00 Sangat jelek

Berdasarkan kriteria dan perhitungan dengan bantuan software Anates V4 dan Microsoft Excel, diperoleh hasil sebagai berikut:


(28)

40

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.8

Rekapitulasi Daya Pembeda Soal Instrumen Oleh Guru Pamong No.

Soal Interpretasi Kriteria Frekuensi

Presentase (%)

1 0,223645 Cukup

Cukup 2 50

2 0,613245 Baik

3 0,271851 Cukup

Baik 2 50

4 0,40256 Baik

Jumlah 4 100

Tabel 3.9

Rekapitulasi Daya Pembeda Soal Instrumen Oleh Guru PPL

Dari hasil di atas diketahui bahwa daya pembeda soal instrumen yang digunakan oleh guru pamong (Tabel 3.8) dengan kategori cukup dan baik sedangkan, daya pembeda soal instrumen yang digunakan oleh guru PPL (Tabel 3.9) dengan kategori cukup.

4. Indeks Kesukaran

Derajat Kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan bilangan yang disebut indeks kesukaran (Difficulty Index). Bilangan tersebut adalah bilangan real pada interval (kontinum) 0,00 sampai dengan 1,00. Soal dengan indeks kesukaran mendekati 0,00 berarti butir soal tersebut terlalu sukar, sebaliknya soal dengan indeks kesukaran 1,00 berarti soal tesebut terlalu mudah. Menurut Suherman

No.

Soal Interpretasi Kriteria Frekuensi

Presentase (%)

1 0,213371 Cukup

Cukup 4 100

2 0,320057 Cukup

3 0,227596 Cukup

4 0,26458 Cukup


(29)

41

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(2003: 169-170) bahwa rumus untuk menentukan indeks kesukaran butir soal, yaitu:

Klasifikasi Indeks Kesukaran yang sering digunakan adalah: Tabel 3.10

Interpretasi Indeks Kesukaran Indeks

Kesukaran Keterangan

IK = 0,00 Soal terlalu sukar

0,00 < IK ≤ 0,30 Soal sukar

0,30 < IK ≤ 0,70 Soal sedang

0,70 < IK ≤ 1,00 Soal mudah

IK = 1,00 Soal terlalu mudah

Berdasarkan kriteria dan perhitungan dengan bantuan software Anates V4 dan Microsoft Excel, diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.11

Rekapitulasi Interpretasi Indeks Kesukaran Soal Instrumen Oleh guru Pamong

No. Soal

Indeks

Kesukaran Interpretasi Kriteria Frekuensi

Presentase (%)

1 0,997708 Mudah

Mudah 4 100

2 0,817133 Mudah

3 0,916706 Mudah

4 0,985064 Mudah

Jumlah 4 100

Tabel 3.12

Rekapitulasi Interpretasi Indeks Kesukaran Soal Instrumen Oleh guru PPL No.

Soal

Indeks

Kesukaran Interpretasi Kriteria Frekuensi

Presentase (%)

1 0,896159 Mudah

Mudah 4 100


(30)

42

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3 0,796586 Mudah

4 0,921764 Mudah

Jumlah 4 100

Dari hasil data di atas diketahui bahwa Indeks Kesukaran tiap butir soalnya adalah mudah. Berikut ini hasil rekapitulasi uji instrumen soal yang digunakan pada pembelajaran yang dibimbing oleh guru pamong (Tabel 3.13) dan hasil uji instrumen soal yang digunakan pada pembelajaran yang dibimbing oleh guru PPL (Tabel 3.14) dan dapat dilihat dalam (Lampiran D.1 dan D.2).

Tabel 3.13 Rekapitulasi Hasil Uji dari Instrumen Soal Kognitif Materi Ekosistem Pada Pembelajaran Oleh Guru Pamong

Butir soal

Validitas Daya pembeda Tingkat Kesukaran Reabilitas Tindakan

Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria

0.509341

Digunakan 1 0.599868 Sedang 0.223645 Cukup 0.997708 Mudah Digunakan 2 0.604039 Sedang 0.613245 Baik 0.817133 Mudah Digunakan 3 0.775544 Tinggi 0.271851 Cukup 0.916706 Mudah Digunakan 4 0.838647 Tinggi 0.40256 Baik 0.985064 Mudah Digunakan

Tabel 3.14 Rekapitulasi Hasil Uji dari Instrumen Soal Kognitif Materi Ekosistem Pada Pembelajaran Oleh Guru PPL

Butir soal

Validitas Daya pembeda Tingkat Kesukaran Reabilitas Tindakan

Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria

0.703147

Digunakan 1 0.836977 Tinggi 0.213371 Cukup 0.896159 Mudah Digunakan 2 0.591907 Sedang 0.320057 Cukup 0.775249 Mudah Digunakan 3 0.847728 Tinggi 0.227596 Cukup 0.796586 Mudah Digunakan 4 0.879565 Tinggi 0.26458 Cukup 0.921764 Mudah Digunakan

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dari keempat soal dapat digunakan.

b. Lembar Observasi Kerja Ilmiah Peserta didik dalam Kerja Kelompok

Lembar observasi kegiatan peserta didik dalam penelitian ini digunakan untuk mencatat kerja ilmiah yang dilaksanakan oleh peserta didik dalam kerja


(31)

43

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelompok selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi yang digunakan terdiri dari Indikator dan deskriptor keterampilan kerja ilmiah yang diobservasi. Kisi-kisi lembar observasi aktivitas peserta didik dalam kerja kelompok dapat dilihat pada (Lampiran B.1).


(32)

44

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS dalam penelitian ini digunakan sebagai data pendukung dalam mengukur keterampilan kerja ilmiah peserta didik yang dikerjakan secara berkelompok. LKS merupakan perangkat pembelajaran yang telah disediakan oleh guru PPL maupun guru pamong sebagai instrumen dalam proses pembelajaran, dengan adanya LKS ini observer dapat mengobservasi kegiatan apa saja yang dilaksanakan oleh peserta didik dalam kerja kelompok terkait dengan keterampilan kerja ilmiah. LKS dapat dilihat (Lampiran B.3 dan B.4).

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah:

a. Untuk mengetahui keterampilan kerja ilmiah yang diterapkan oleh peserta didik dalam kerja kelompok selama proses pembelajaran, peneliti menggunakan lembar observasi dengan bantuan observer pada saat pembelajaran berlangsung. Selain itu, juga digunakan LKS yang telah disediakan oleh guru pamong maupun guru PPL sebagai bahan acuan kerja ilmiah yang seharusnya diterapkan oleh peserta didik dalam kerja kelompok selama proses pembelajaran.

b. Untuk mengetahui pemahaman peserta didik secara berkelompok terhadap konsep ekosistem, peneliti menggunakan tes kognitif yang telah disediakan oleh guru pamong maupun PPL sebagai data penunjang pada penelitian ini. Tes kognitif berupa soal uraian yang berjumlah empat soal. Tes kognitif tersebut dikerjakan secara berkelompok.

2. Pengolahan dan Analisa Data

Dalam penelitian ini akan diperoleh data berupa hasil lembar observasi peserta didik dalam kerja kelompok dan nilai tes kognitif peserta didik dalam kerja kelompok. Analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul, baik data yang bersumber dari instrumen tes kognitif peserta didik, dan lembar observasi.


(33)

45

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Analisis data dalam penelitian ini mengacu pada model alir (flow model) yang meliputi tiga fase kegiatan yang dilakukan secara berurutan yaitu:

(1) Mereduksi data; dimana peneliti mencoba memilih data yang relevan, penting, bermakna, dari data yang tidak berguna untuk menjelaskan tentang apa yang menjadi sasaran analisis dengan cara membuat fokus, klasifikasi dan abstraksi data kasar menjadi data bermakna untuk dianalisis

(2) Penyajian data; berupa narasi, tabular yang akan lebih memudahkan pembaca untuk memahaminya yang selanjutnya akan ditampilkan secara sistematis dan logis, dan

(3) Penarikan kesimpulan dan verifikasi data dalam upaya untuk menguji kebenaran, kekokohan, dan kecocokan dari semua fakta yang dihimpun sehingga mencapai tingkat validitas yang akurat Zuhriah (dalam Azal, 2007).

Untuk menghindari kesalahan atau kekeliruan data yang terkumpul, perlu dilakukan pengecekkan keabsahan data karena merupakan hal yang penting dalam penelitian. Pengecekkan keabsahan data didasarkan pada kriteria derajat kepercayaan (credibillity) dengan teknik triangulasi, ketekunan pengamatan, dan pengecekan teman sejawat.

Pengecekkan keabsahan dengan teknik triangulasi merupakan suatu teknik yang memanfaatkan sesuatu di luar data sebagai pembanding terhadap data yang ada Moleong (dalam Azal, 2007). Triangulasi yang digunakan adalah triangulasi dengan sumber, yaitu membandingkan data hasil observasi, hasil pekerjaan peserta didik dalam kerja kelompok, dokumentasi yang ditekankan dalam penerapan keterampilan kerja ilmiah dan pengetahuan kognitif peserta didik dalam kerja kelompok pada konsep ekosistem. Ketekunan pengamatan dilakukan dengan pengamatan yang teliti, rinci dan terus menerus selama proses pembelajaran berlangsung. Pengecekkan teman sejawat dilakukan dalam bentuk diskusi mengenai proses pelaksanaan keterampilan kerja ilmiah yang dilaksanakan oleh setiap kelompok peserta didik.


(34)

46

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Analisis Data Pelaksanaan Keterampilan Kerja Ilmiah Peserta didik dalam Kerja Kelompok

Analisis data peserta didik dalam kerja kelompok pada saat pelaksanaan keterampilan kerja ilmiah meliputi tahapan dalam merencanakan pengamatan ilmiah, pelaksanaan pengamatan ilmiah dan mengomunikasikan hasil pengamatan ilmiah. Dalam penerapan keterampilan kerja ilmiah pada penelitian ini dilakukan secara berkelompok karena dalam kerja kelompok perhatian peneliti dalam berlangsungnya proses pembelajaran tertuju pada kelompok, sehingga dalam memperhatikan penerapan keterampilan kerja ilmiah cukup dengan melihat keterampilan peserta didik dalam kerja kelompok. Selain itu dalam kerja kelompok, masing-masing peserta didik tidak perlu melakukan segala aktivitas kerja ilmiah secara individu karena dengan kerja kelompok peserta didik dilatih untuk melakukannya secara bergotong-royong sehingga cukup dilakukan secara berkelompok. Masing-masing indikator dari setiap tahapan keterampilan kerja ilmiah yang dilaksanakan oleh maing-masing kelompok peserta didik dengan

diberi tanda ceklis (√) lalu di jumlahkan dalam bentuk presen. Keterampilan kerja

ilmiah dikatakan baik jika dalam setiap indikator pada tahapan merencanakan, melaksanakan, dan mengomunikasikan hasil pengamatan muncul atau dilaksanakan sesuai dengan prosedur oleh setiap kelompok peserta didik dan memperoleh presentase 100% dalam setiap indikator tahapan pelaksanaan keterampilan kerja ilmiah.

b. Analisis Data Hasil Belajar Kognitif Peserta didik dalam Kerja Kelompok Analisis data hasil belajar kognitif peserta didik dalam kerja kelompok menggunakan kriteria ketuntasan belajar dari nilai rata-rata yang diperoleh. Hasil belajar kognitif pada penelitian ini dilakukan dalam kerja kelompok sehingga peneliti hanya tertuju memperhatikan hasil belajar peserta didik dalam kerja kelompok. Pembelajaran dalam kerja kelompok kecil ini, diharapkan dapat meningkatkan kualitas hasil belajar dan pemerataan pengetahuan karena dalam kerja kelompok dibutuhkan kerja sama antara anggota kelompok. Peserta didik


(35)

47

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam kerja kelompok disebut tuntas belajar jika telah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Kriteria ketuntasan minimal (KKM) di SMP Negeri 12 Bandung adalah 75. Hasil kognitif dilakukan dengan cara menghitung banyaknya butir soal yang dijawab benar dengan menggunakan rumus berikut:

(Arifin, 2010) Keterangan: B= Jumlah benar

N = Jumlah soal

Untuk mengetahui gambaran penguasaan konsep dan kemampuan kerja ilmiah peserta didik serta kemunculan indikator, dengan kategori:

90 – 100% = Sangat tinggi 80 – 89% = Tinggi 65 – 79% = Sedang 55 – 64% = Rendah 0 – 54% = Sangat rendah


(36)

48

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Prosedur Penelitian

Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah instrumen penelitian berupa lembar observasi peserta didik dalam kerja kelompok, soal kognitif peserta didik dalam kerja kelompok. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu:

1. Tahap persiapan penelitian

Tahap persiapan penelitian yang dilakukan sebagai berikut:

a. Studi kepustakaan, dilakukan untuk mendapatkan landasan teori dan bahan rujukan dari sumber-sumber dari buku, tesis, makalah, jurnal dan laporan yang relevan.

b. Penyusunan proposal dilakukan sebelum seminar yang bertujuan untuk mendapatkan saran-saran yang bermanfaat untuk pelaksanakan penelitian. 2. Tahap pelaksanaan penelitian

Tahap ini merupakan proses pelaksanaan penelitian. Tahap pelaksanaan penelitian sebagai berikut:

a. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP

b. Pemberian tes soal kognitif peserta didik dalam kerja kelompok c. Memeriksa data hasil penelitian

3. Tahap akhir penelitian

Pada tahap akhir, dilakukan pengolahan data hasil penelitian, kemudian dilakukan pembahasan hasil penelitian dan penarikan kesimpulan berdasarkan hasil penelitian.


(37)

49

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

G. Alur Penelitian

Alur penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1 Merumuskan Masalah

Menyusun Proposal Penelitian

Seminar Proposal

Revisi Proposal Penelitian

Judgement Instrumen

Pelaksanaan Penelitian Menyusun Instrumen

Pembelajaran Kerja Ilmiah dalam Kerja Kelompok

Pengambilan data melalui lembar observasi, LKS dan soal kognitif

Pengolahan data dan Penarikan Kesimpulan


(38)

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penerapan keterampilan kerja ilmiah tersebut meliputi tahapan dalam merencanakan pengamatan ilmiah, melaksanakan pengamatan ilmiah dan mengomunikasikan hasil pengamatan ilmiah. Presentase yang diperoleh peserta didik dalam kerja kelompok pada tahapan merencanakan pengamatan ilmiah baik yang dibimbing oleh guru pamong maupun guru PPL ialah 100% termasuk dalam kategori sangat tinggi. Pada tahapan melaksanakan pengamatan ilmiah, presentase yang diperoleh oleh peserta didik dalam kerja kelompok yang dibimbing oleh guru pamong ialah 93,33% dan yang dibimbing oleh guru PPL ialah 90% termasuk dalam kategori sangat tinggi. Pada tahapan mengomunikasikan hasil pengamatan ilmiah, presentase yang diperoleh oleh peserta didik dalam kerja kelompok yang dibimbing oleh guru pamong maupun guru PPL ialah 80% termasuk dalam kategori tinggi.

Hasil belajar peserta didik dalam kerja kelompok setelah mengikuti pembelajaran kerja ilmiah memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75. Perolehan rata-rata capaian hasil belajar kognitif peserta didik dalam kerja kelompok yang dibimbing oleh guru pamong ialah 75 termasuk dalam kategori sedang, dan yang dibimbing oleh guru pamong ialah 85 termasuk dalam kategori tinggi.


(39)

80

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka terdapat beberapa saran yang berkenaan dengan penelitian ini, diantaranya:

1. Dalam mengukur keterampilan kerja ilmiah pada penelitian ini masih kurang, diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat memaparkan pengukuran keterampilan kerja ilmiah dengan menggunakan soal keterampilan kerja ilmiah agar kemampuan atau keterampilan peserta didik dalam kerja kelompok yang belum dapat teramati menjadi teramati.

2. Sebaiknya setiap kegiatan pembelajaran harus menerapkan keterampilan proses kerja ilmiah baik yang dilakukan dalam kerja kelompok maupun secara individu agar keterampilan kerja ilmiah peserta didik menjadi lebih baik lagi.


(40)

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M. (2003). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI

Andriana, E. (2012). Peningkatan Kemampuan Kerja Ilmiah dan Pengauasaaan

Konsep Melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek. [online]. Tersedia:

http://www.repository.upi.edu [16 Juli 2014]

Azal, A. Q. (2007) . Pembelajaran Kontekstual Dengan Strategi Belajar Kooperatif

TGT Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Hasil Belajar.

Campbell, N. A. (2009). Biologi. Jakarta : Erlangga.

Dewi, L. P. (2010). Peningkatan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Praktikum

Difusi Dan Osmosis. FPMIPA UPI Bandung, Skripsi: Tidak Diterbitkan

Devi, P. K. (2010). Keterampilan Proses dalam Pembelajaran IPA Untuk Guru SMP. [online]. Tersedia :

http://p4tkipa.net/modul/Tahun2010/BERMUTU/MGMP/Keterampilan%20Pr oses%20dalam%20Pembelajaran%20IPA.pdf [19 Januari 2014]

Firgiawan, D. (2010). Kegiatan Laboratorium Guided dan Semi Guided Untuk

Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Pada Konsep Sistem Regulasi. FPMIPA UPI Bandung. Tesis:

Tidak Diterbitkan

Hadijah, S. (2011). Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Melalui Metode

Field Trip Pada Subkonsep Aksi Interaksi. FPMIPA: UPI Jurusan Pendidikan

Biologi (Skripsi)

Iwan. (2011). Pencapaian Efektivitas Pembelajaran Biologi Materi Ekosistem di

kelas X SMAN 11 Tahun Pembelajaran 2009/2010. [online]. Tersedia:

http://www.scribd.com/doc/46737700/BAB-IV. [17 Juli 2014]

Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan. (2013). Materi Pelatihan Guru

Implementasi Kulikulum 2013. Jakarta: Kementrian Pendidikan Dan


(41)

82

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Khanafiyah, S. S. (2010). Pengembangan Keterampilan Kerja Ilmiah Mahasiswa

Calon Guru Fisika Melalui Eksperimen Gelombang Open-inquiry. [online].

Tersedia : http://journal.unnes.ac.id. [28 April 2014]

Kusnadi dan Hamdiyati, Y. (2007). Profil Keterampilan Proses Sains Mahasiswa

Melalui Pembelajaran Berbasis Kerja Ilmiah Pada Matakuliah Mikrobiologi.

[online]. Tersedia :

http://file.upi.edu//Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/1966110319910 12-YANTI_HAMDIYATI/BUAT_KE_JURNALMIPA.pdf. [26 Desember 2013]

Mudjiono Dan Dimyati. (2013). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Mulyasa, H. E. (2013). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Padilla, M. J. (1990) The Science Process Skills. [Online]. Tersedia: http://www.narst.org/ publications/ research/ skill.cfm (31 Desember 2013)

Ozgelen, S. (2012). “Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology

Education”. Students’ Science Process Skill within a Cognitive Domain

Framework, 8, (4), 283-292

Rustaman, N. Y. (2005). Perkembangan Penelitian Pembelajaran Berbasis Inkuiri dalam Pendidikan Sains. Makalah dalam Seminar Nasional II, Himpunan Ikatan Sarjana dan Pemerhati Pendidikan IPA Indonesia, Bandung.

Rustaman, N. Y. (2010). Kemampuan Kerja Ilmiah Dalam Sains. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/131353755-ANDRIAN_RUSTAMAN/KERJA_ILMIAH-UNPAS2003.pdf. [1 September 2014]

Sari, P. M. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Praktikum Terhadap

Keterampilan Proses Sains, Sikap Ilmiah dan Penguasan Konsep Sistem Regulasi. FPMIPA UPI Bandung, Tesis: Tidak Diterbitkan

Sudesti, R. (2013). Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum untuk

Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Pada Subkonsep Difusi dan Osmosis. FPMIPA UPI Bandung. Skripsi: Tidak


(42)

83

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suherman, E. et al. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: FPMIPA UPI.

Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Syafitri, W. (2010). Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa Melalui Pendekatan

Inkuiri Pada Konsep Sistem Koloid. [online]. Tersedia http://www.scribd.com/doc/46737700/BAB-IV. [27 Mei 2014]

Tias, W. H. (2012). Profil Kerja Ilmiah Siswa SMA Pada Praktikum Materi Jamur

dengan Menggunakan Pendekatan Kontekstual. [online]. Tersedia http://digilib.unpas.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptunpaspp-gdl-ririswahyu-2288. [26 Desember 2013]

Tim Pengembang MKDP. (2012). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Wardani, S., Widodo. T. A., Priyani, E. K. (2009). “Jurnal Inovasi Pendidikan

Kimia”Peningkatan Hasil Belajar Siswa melalui Pendekatan Keterampilan Proses Sains Berorientasi Problem-Based Instruction. 3, (1), 391-399

Wasis. (2007). Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SMP/MTS Kelas VII. Jakarta: Depdiknas

Widada. (2008). Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses sebagai Upaya

Peningkatan Motivasi Belajar dan Pemahaman Siswa Pada Sub Pokok Bahasan Transportasi Pada Membran Sel Untuk Siswa Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri 1Kalibawang. [online]. Tersedia : http://BAB1%2C BABV%2CDAFTARPUSTAK. pdf.[6 Agustus 2014]

Wulansari, I.Y., Santosa, S., Probosari, M. R. (2010). Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS. Implementasi PAKEM dengan Kerja Ilmiah Sederhana

untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMPN 1 Ambarawa.


(1)

49

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

G. Alur Penelitian

Alur penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1 Merumuskan Masalah

Menyusun Proposal Penelitian

Seminar Proposal

Revisi Proposal Penelitian

Judgement Instrumen

Pelaksanaan Penelitian Menyusun Instrumen

Pembelajaran Kerja Ilmiah dalam Kerja Kelompok

Pengambilan data melalui lembar observasi, LKS dan soal kognitif

Pengolahan data dan Penarikan Kesimpulan


(2)

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penerapan keterampilan kerja ilmiah tersebut meliputi tahapan dalam merencanakan pengamatan ilmiah, melaksanakan pengamatan ilmiah dan mengomunikasikan hasil pengamatan ilmiah. Presentase yang diperoleh peserta didik dalam kerja kelompok pada tahapan merencanakan pengamatan ilmiah baik yang dibimbing oleh guru pamong maupun guru PPL ialah 100% termasuk dalam kategori sangat tinggi. Pada tahapan melaksanakan pengamatan ilmiah, presentase yang diperoleh oleh peserta didik dalam kerja kelompok yang dibimbing oleh guru pamong ialah 93,33% dan yang dibimbing oleh guru PPL ialah 90% termasuk dalam kategori sangat tinggi. Pada tahapan mengomunikasikan hasil pengamatan ilmiah, presentase yang diperoleh oleh peserta didik dalam kerja kelompok yang dibimbing oleh guru pamong maupun guru PPL ialah 80% termasuk dalam kategori tinggi.

Hasil belajar peserta didik dalam kerja kelompok setelah mengikuti pembelajaran kerja ilmiah memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75. Perolehan rata-rata capaian hasil belajar kognitif peserta didik dalam kerja kelompok yang dibimbing oleh guru pamong ialah 75 termasuk dalam kategori sedang, dan yang dibimbing oleh guru pamong ialah 85 termasuk dalam kategori tinggi.


(3)

80

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka terdapat beberapa saran yang berkenaan dengan penelitian ini, diantaranya:

1. Dalam mengukur keterampilan kerja ilmiah pada penelitian ini masih kurang,

diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat memaparkan pengukuran keterampilan kerja ilmiah dengan menggunakan soal keterampilan kerja ilmiah agar kemampuan atau keterampilan peserta didik dalam kerja kelompok yang belum dapat teramati menjadi teramati.

2. Sebaiknya setiap kegiatan pembelajaran harus menerapkan keterampilan

proses kerja ilmiah baik yang dilakukan dalam kerja kelompok maupun secara individu agar keterampilan kerja ilmiah peserta didik menjadi lebih baik lagi.


(4)

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M. (2003). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI

Andriana, E. (2012). Peningkatan Kemampuan Kerja Ilmiah dan Pengauasaaan Konsep Melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek. [online]. Tersedia: http://www.repository.upi.edu [16 Juli 2014]

Azal, A. Q. (2007) . Pembelajaran Kontekstual Dengan Strategi Belajar Kooperatif TGT Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Hasil Belajar. Campbell, N. A. (2009). Biologi. Jakarta : Erlangga.

Dewi, L. P. (2010). Peningkatan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Praktikum Difusi Dan Osmosis. FPMIPA UPI Bandung, Skripsi: Tidak Diterbitkan

Devi, P. K. (2010). Keterampilan Proses dalam Pembelajaran IPA Untuk Guru SMP. [online]. Tersedia :

http://p4tkipa.net/modul/Tahun2010/BERMUTU/MGMP/Keterampilan%20Pr oses%20dalam%20Pembelajaran%20IPA.pdf [19 Januari 2014]

Firgiawan, D. (2010). Kegiatan Laboratorium Guided dan Semi Guided Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Pada Konsep Sistem Regulasi. FPMIPA UPI Bandung. Tesis: Tidak Diterbitkan

Hadijah, S. (2011). Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Melalui Metode Field Trip Pada Subkonsep Aksi Interaksi. FPMIPA: UPI Jurusan Pendidikan Biologi (Skripsi)

Iwan. (2011). Pencapaian Efektivitas Pembelajaran Biologi Materi Ekosistem di kelas X SMAN 11 Tahun Pembelajaran 2009/2010. [online]. Tersedia: http://www.scribd.com/doc/46737700/BAB-IV. [17 Juli 2014]

Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan. (2013). Materi Pelatihan Guru Implementasi Kulikulum 2013. Jakarta: Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan


(5)

82

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Khanafiyah, S. S. (2010). Pengembangan Keterampilan Kerja Ilmiah Mahasiswa Calon Guru Fisika Melalui Eksperimen Gelombang Open-inquiry. [online]. Tersedia : http://journal.unnes.ac.id. [28 April 2014]

Kusnadi dan Hamdiyati, Y. (2007). Profil Keterampilan Proses Sains Mahasiswa Melalui Pembelajaran Berbasis Kerja Ilmiah Pada Matakuliah Mikrobiologi. [online]. Tersedia :

http://file.upi.edu//Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/1966110319910 12-YANTI_HAMDIYATI/BUAT_KE_JURNALMIPA.pdf. [26 Desember 2013]

Mudjiono Dan Dimyati. (2013). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Mulyasa, H. E. (2013). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Padilla, M. J. (1990) The Science Process Skills. [Online]. Tersedia: http://www.narst.org/ publications/ research/ skill.cfm (31 Desember 2013)

Ozgelen, S. (2012). “Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education”. Students’ Science Process Skill within a Cognitive Domain Framework, 8, (4), 283-292

Rustaman, N. Y. (2005). Perkembangan Penelitian Pembelajaran Berbasis Inkuiri dalam Pendidikan Sains. Makalah dalam Seminar Nasional II, Himpunan Ikatan Sarjana dan Pemerhati Pendidikan IPA Indonesia, Bandung.

Rustaman, N. Y. (2010). Kemampuan Kerja Ilmiah Dalam Sains. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/131353755-ANDRIAN_RUSTAMAN/KERJA_ILMIAH-UNPAS2003.pdf. [1 September 2014]

Sari, P. M. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Praktikum Terhadap Keterampilan Proses Sains, Sikap Ilmiah dan Penguasan Konsep Sistem Regulasi. FPMIPA UPI Bandung, Tesis: Tidak Diterbitkan

Sudesti, R. (2013). Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Pada Subkonsep Difusi dan Osmosis. FPMIPA UPI Bandung. Skripsi: Tidak Diterbitkan


(6)

83

Lestari Syafitri Lubis, 2014

Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suherman, E. et al. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: FPMIPA UPI.

Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Syafitri, W. (2010). Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa Melalui Pendekatan Inkuiri Pada Konsep Sistem Koloid. [online]. Tersedia http://www.scribd.com/doc/46737700/BAB-IV. [27 Mei 2014]

Tias, W. H. (2012). Profil Kerja Ilmiah Siswa SMA Pada Praktikum Materi Jamur dengan Menggunakan Pendekatan Kontekstual. [online]. Tersedia http://digilib.unpas.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptunpaspp-gdl-ririswahyu-2288. [26 Desember 2013]

Tim Pengembang MKDP. (2012). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Rajawali

Wardani, S., Widodo. T. A., Priyani, E. K. (2009). “Jurnal Inovasi Pendidikan

Kimia”Peningkatan Hasil Belajar Siswa melalui Pendekatan Keterampilan Proses Sains Berorientasi Problem-Based Instruction. 3, (1), 391-399

Wasis. (2007). Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SMP/MTS Kelas VII. Jakarta: Depdiknas

Widada. (2008). Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses sebagai Upaya Peningkatan Motivasi Belajar dan Pemahaman Siswa Pada Sub Pokok Bahasan Transportasi Pada Membran Sel Untuk Siswa Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri 1Kalibawang. [online]. Tersedia : http://BAB1%2C BABV%2CDAFTARPUSTAK. pdf.[6 Agustus 2014]

Wulansari, I.Y., Santosa, S., Probosari, M. R. (2010). Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS. Implementasi PAKEM dengan Kerja Ilmiah Sederhana untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMPN 1 Ambarawa. 466-472