Evaluasi pengendalian internal pengeluaran kas dana bantuan operasional sekolah (studi kasus SMKN 1 Yogyakarta)

(1)

EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PENGELUARAN KAS DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS)

Studi Kasus pada SMKN 1 Yogyakarta

S K R I P S I

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Advionika Resy Bella Putri 132114114

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA


(2)

i

EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PENGELUARAN KAS DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS)

Studi Kasus pada SMKN 1 Yogyakarta

S K R I P S I

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Advionika Resy Bella Putri 132114114

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA


(3)

(4)

(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“ Sebab Aku ini mengetahui rancangan –rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN,

yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” (Yeremia 29:11)

Skripsi ini dipersembahkan untuk : Tuhan Yesus dan Bunda Maria Mama dan Papaku tercinta Adikku Louisa Adella Regita Gregorius Adhytama Krishantoro Keluarga besar Sahabat-sahabat Bapak ibu Dosen


(6)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI-PROGRAM STUDI AKUNTANSI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini saya, menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PENGELUARAN KAS

DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (Studi Kasus pada SMKN 1 Yogyakarta)

Dan dimajukan untuk diuji pada 11 April 2017 adalah hasil karya saya Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat sebagaian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 17 Maret 2017 Yang membuat pernyataan


(7)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Advionika Resy Bella Putri

Nomor Mahasiswa : 132114114

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PENGELUARAN KAS DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (Studi Kasus SMKN 1

Yogyakarta)

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalm bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan

akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 17 Maret 2017

Yang menyatakan


(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, dan bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu memberikan berkat yang melimpah.

2. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan belajar dan mengembangkan kepribadian penulis.

3. Albertus Yudi Yuniarto, S,E., M.B.A. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

4. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

5. Dr. FA Joko Siswanto, M.M., Ak., QIA., CA selaku dosen pembimbing skripsi dan dosen pembimbing akademik yang telah membantu dan membimbing penulis selama pembuatan skripsi dan proses perkuliahan. 6. Mama dan Papa yang sudah membiayai penddikan selama ini serta

selalu memberikan semangat dan motivasi agar skripsi ini dapat terselesaikan.

7. Adikku Louisa Adella Regita yang selalu mendukung dan mendoakan penulis selama mengerjakan skripsi.


(9)

viii

8. Gregorius Adhytama Krishantoro yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada penulis selama mengerjakan skripsi.

9. Eyang kakung, eyang uti dan keluarga besar yang selalu mendoakan penulis.

10. Sahabat-sahabat saya di SMP dan SMA Stece (Febi, Dhea, Lia, Olin) yang selalu mendukung penulis.

11. Sahabat-sahabat saya di kampus (Genk Gaje, Pejuang Skripsi, Oren dan Feli) yang selalu memberikan motivasi dan semangat kepada penulis. 12. Teman-teman pengurus Himaks 2015 yang selalu memberikan

semangat kepada penulis.

13. Teman-teman Persekutuan Patriot GKJ Jatimulyo yang memberikan penulis semangat dan mendoakan penulis agar cepat lulus.

14. Sekolah Menengah Kejuruan (SMKN) 1 Yogyakarta yang telah bersedia menjadi tempat penelitian skripsi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan bermanfaat bagi penulis. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak yang memerlukan.

Yogyakarta, 17 Maret 2017


(10)

ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS... v

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR... vii

HALAMAN DAFTAR ISI... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL... xii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR... xiii

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN... xiv

ABSTRAK... xv

ABSTRACT... xvi

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ... I B. Rumusan Masalah... 4

C. Batasan Masalah... 4

D. Tujuan Penelitian... 4

E. Manfaat Penelitian... 4

F. Sistematika Penulisan... 5

BAB II LANDASAN TEORI... 7

A. Pengendalian Internal... 7

1. Pengertian Pengendalian Internal... 7

2. Komponen-komponen Pengendalian Internal... 9

3. Tujuan Pengendalian Internal... 16


(11)

x

1. Kas... 17

2. Pengeluaran Kas... 17

C. Bantuan Operasional Sekolah... 22

1. Latar Belakang Bantuan Operasional Sekolah... 22

2. Pengertian Bantuan Operasional Sekolah... 25

3. Tujuan Bantuan Operasional Sekolah... 25

4. Sasaran Program dan Besar Bantuan... 26

5. Waktu Penyaluran Dana... 27

D. Sampling Atribut... 27

E. Atribut... 28

BAB III METODE PENELITIAN... 29

A. Jenis Penelitian... 29

B. Tempat dan Waktu Penelitian... 29

C. Objek dan Subjek Penelitian... 29

D. Data yang dibutuhkan... 30

E. Teknik Pengumpulan Data... 30

F. Teknik Analisis Data... 32

BAB IV GAMBARAN UMUM SMKN 1 YOGYAKARTA... 36

A. Sejarah berdirinya SMKN 1 Yogyakarta... 36

B. Lokasi SMKN 1 Yogyakarta... 37

C. Visi Misi SMKN 1 Yogyakarta... 38

D. Tujuan Pendidikan SMKN 1 Yogyakarta... 38

E. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas... 42

F. Tugas Staf Pimpinan Sekolah... 43

BAB V ANALISIS DATA dan PEMBAHASAN... 59

BAB VI PENUTUP... 69

A. Kesimpulan... 69

B. Keterbatasan... 69


(12)

xi

DAFTAR PUSTAKA... 71 LAMPIRAN... 72


(13)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Stop Or Go Sampling... 35 Tabel 3.2 Besarnya Sampel Minimum untuk Pengujian

Kepatuhan... 35 Tabel 5.1 Hasil Penelitian Sampel... 61 Tabel 5.2 Hasil Pemeriksaan

Atribut...

61 Tabel 5.3 Atribut Sampling Table for Determining Stop or Go

Sizes and Upper Precision Limit Population Accurance Rate Based on Sample

Result...

64


(14)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMKN 1 Yogyakarta ... 42


(15)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Daftar SPJ BOS Januari sampai Juni 2015... 93

Lampiran 2 Daftar SPJ BOS Juli sampai Desember 2015... 98

Lampiran 3 Buku Dana JPD Juli 2015... 101

Lampiran 4 Buku Dana JPD Agustus 2015... 108

Lampiran 5 Buku Dana JPD September 2015... 117

Lampiran 6 Buku Dana JPD Oktober 2015... 125

Lmapiran 7 Buku Dana JPD November 2015... 130


(16)

xv ABSTRAK

EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PENGELUARAN KAS DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS)

Studi kasus pada SMKN 1 Yogyakarta Advionika Resy Bella Putri

132114114

Universitas Sanata Dharma 2017

Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi pengendalian internal pengeluaran kas dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dapat diselewengkan oleh pengelola dana jika tidak ada sistem pengendalian internal yang baik. Oleh karena itu perlu adanya sistem pengendalian internal yang dapat memberikan perlindungan terhadap kas.

Jenis penelitian adalah studi kasus. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan cara dokumentasi, wawancara, observasi. Peneliti melakukan uji checklist terhadap pengendalian internal pengeluaran kas dana BOS. Teknik analisis data yang digunakan adalah stop or go sampling.

Hasil penelitian Evaluasi Pengendalian Internal menunjukkan hasil yang efektif karena seluruh dokumen yang diperiksa memiliki kelengkapan dokumen bukti kas keluar, otorisasi pengeluaran kas, kesesuaian informasi yang satu dengan dokumen lain dalam Pengendalian Internal pengeluaran kas.

Kata Kunci : Pengendalian Internal, Pengeluaran Kas, Bantuan Operasional Sekolah


(17)

xvi ABSTRACT

AN EVALUATION OF INTERNAL CONTROL ON CASH EXPENDITURE OF FUND FOR OPERATIONAL AID TO SCHOOL

PROGRAM (BOS)

A Case Study at SMKN 1 Yogyakarta Advionika Resy Bella Putri

132114114

Universitas Sanata Dharma 2017

This study was conducted to evaluate the internal control of cash expenditure of operational aid to school program. The management of the school's operational grant can be diverted by the fund manager if there is no good internal control system. Therefore, an internal control system is required to provide a protection towards cash

The type of research used is case study. The data used in this research is obtained by documentation, interview, and observation. The researchers conducted a checklist test on the internal control of cash expenditure of operational aid to school program . Data analysis technique of this research was stop or go sampling.

The result of the research shows that the internal control over the cash expenditure of school operational aid fund at SMKN 1 Yogyakarta runs effectively. The result shows that all documents examined are having complete document of cash expenditure, cash expenditure authorization, and conformity of information with each other related to internal control of cash expenditure.

Keywords : Internal Control, Cash Expenditure, Operational aid to School Program


(18)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU RI No 20 Tahun 2003). UUD 1945 pasal 31 ayat (1) menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan dan ayat (2) menjelaskan setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. Pendidikan membantu manusia untuk mengembangkan dirinya bukan saja dalam hal ilmu pengetahuan, melainkan juga dalam hal karakter. Indonesia menjadi negara yang masih memiliki anak-anak yang belum mendapat pendidikan karena adanya faktor ekonomi. Mahalnya Pendidikan yang ada di Indonesia inilah yang menjadi penyebab utama anak-anak tidak dapat merasakan pendidikan. Pemerintah menyadari hal tersebut, maka pemerintah membuat program Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Program BOS berfungsi untuk penyediaan pendanaan biaya operasi non personalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajibbelajar. BOS ini digunakan untuk mendukung keberhasilan program wajib belajar selama 12 tahun. BOS diprioritaskan untuk biaya operasional


(19)

non personal, meskipun dimungkinkan untuk membiayai beberapa kegiatan lain yang tergolong dalam biaya personil dan biaya investasi. Juknis (2016) menjelaskan bahwa tujuan umum program BOS adalah meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar dua belas tahun . Sasaran program BOS adalah semua siswa (peserta didik) dijenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Program BOS yang diadakan Pemerintah dapat membantu masyarakat agar dapat memperoleh pendidikan yang baik dan layak terutama masyarakat yang tidak mampu.

Salah satu faktor keberhasilan dari Program Pemerintah Dana BOS ini adalah pengelolaan dana yang didukung adanya Sumber Daya Manusia yang professional dan handal. Mulyadi (2002:185) menjelaskan bahwa karyawan yang kompeten dan jujur akan menghasilkan laporan keuangan yang dapat diandalkan. Pengelolaan keuangan sekolah yang baik dapat dilakukan dengan menggunakan; 1) asas pemisahan tugas; 2) perencanaan; 3) pembukuan setiap transaksi; 4) pelaporan dan pengawasan. Pengelolaan Dana BOS SMK yang baik akan mampu membantu ketercapaian tujuan dari program BOS SMK secara efektif dan efisien. Sekolah menempati posisi penting dalam penentuan penggunaan Dana BOS SMK, karena sekolah merupakan instansi yang terkait langsung Pengelolaan Dana BOS. Kesalahpahaman oleh pengelola dana BOS dapat menimbulkan hambatan dalam pelaksanaan Pengelolaan Dana BOS SMK.


(20)

Oleh karena itu Pemerintah mengharapkan agar sekolah dapat menggunakan dana BOS dengan sebaik-baiknya serta sesuai dengan kebutuhan sekolah masing-masing. Sistem penggunaan Dana BOS memang sering disalahartikan oleh setiap pengelola dana BOS. Hal itu disebabkan kurangnya petunjuk yang spesifik dari Pemerintah, namun bukan berarti hal ini yang menjadi alasan pengelola untuk menyelewengkan dana BOS. Pengelola Dana BOS perlu melakukan pengendalian internal secara rutin ntuk menghindari adanya penyelewengan. Pengendalian internal itu berfungsi untuk mengevaluasi sistem pengeluaran kas yang dilakukan oleh pengelola dana BOS. Sumber Daya Manusia yang jujur , handal dan profesional menjadi kunci penting suksesnya pengendalian internal. Pemerintah juga menanggapi hal tersebut dengan mengeluarkan buku panduan BOS agar dapat memudahkan pemahaman dan pengendalian internal Dana BOS khususnya prosedur sistem pengeluaran kas Dana BOS.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah pengendalian internal pada SMKN 1 Yogyakarta terkait pengeluaran kas Dana BOS sudah efektif?


(21)

C. Batasan Masalah

Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Evaluasi terhadap pengendalian internal pengeluaran kas Dana BOS di SMKN 1 Yogyakarta periode 2015.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektivitas pengendalian internal atas pengeluaran kas pada dana BOS di SMKN 1 Yogyakarta.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi SMKN 1 Yogyakarta

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Yogyakarta dapat mengetahui tingkat efektiitas pengendalian internal pengeluaran kas Dana BOS yang dijalankan selama ini.

2. Bagi Universitas

Sebagai suatu karya tulis yang dapat menambah kepustakaan bagi universitas dan sebagai bahan bacaan serta acuan dalam perkuliahaan mahasiswa.


(22)

3. Bagi Penulis

Sebagai sarana bagi penulis untuk menerapkan teori yang telah dipelajari dalam sebuah penelitian dan menambah pengetahuan penulis.

F. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan

Bab ini berisi mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori

Bab ini berisi mengenai teori-teori yang digunakan dalam mendukung penelitian seperti Pengendalian Internal, Pengeluaran Kas dan BOS.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini menjelaskan mengenai jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subyek dan objek penelitian, data yang dibutuhkan, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.


(23)

Bab ini berisi tentang sejarah berdirinya, lokasi sekolah, visi misi, tujuan pendidikan, struktur organisasi dan tugas dari staf SMKN 1 Yogyakarta.

Bab V Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang penguraian dan pengolahan data yang didapat menggunakan metode stop or go sampling.

Bab VI Penutup

Bab ini berisi tentang kesimpulan, batasan masalah dan saran untuk tempat penelitian.


(24)

7 BAB II

LANDASAN TEORI

A.Pengendalian Internal

1. Pengertian Pengendalian Internal

Mulyadi (2002:180) mengungkapkan bahwa Pengendalian Internal didefinisikan sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personil lain yang didesain untuk memberikan keyakinan memadahi tentang pencapaian kendala pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, efektivitas dan efisiensi operasi. Diana dan Setiawati (2011:82) menjelaskan pengendalian internal adalah semua rencana organisasional, metode, dan pengukuran yang dipilih oleh suatu kegiatan usaha untuk mengamankan harta kekayaannya, mengecek keakuratan dan keandalan data akuntansi usaha tersebut, meningkatkan efisiensi operasional, dan mendukung dipatuhinya kebijakan manajerial yang telah ditetapkan. Widjayanto Nugroho (2001:168) dalam bukunya Sistem Informasi Akuntansi menjelaskan pengendalian internal adalah pengendalian yang memiliki dua fungsi utama yaitu mengamankan sumber daya organisasi dari penyalahgunaan dan mendorong efisiensi operasi organisas sehingga kebijaksanaan ataupun tujuan yang telah digariskan dapat tercapai.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal adalah suatu sistem atau prosedur yang dimiliki oleh


(25)

entitas atau institusi yang memiliki tujuan untuk melindungi harta benda, pencapaian kinerja, serta penyiapan laporan keuangan yang dapat dipercaya agar tidak terjadi penyelewengan. Mulyadi (2002:180) menjelaskan bahwa 3 (tiga) golongan tujuan pengendalian internal, yaitu; (a) Keandalan pelaporan keuangan; (b) efektivitas dan efesiensi operasi; (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Mulyadi (2002:180) juga menjelaskan pengendalian internal memiliki definisi konsep, yaitu :

a. Pengendalian Internal merupakan suatu proses. Pengendalian Internal merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan tertentu. Pengendalian internal merupakan suatu rangkaian tindakan yang bersifat pervasif dan menjadi bagian tidak terpisahkan bukan hanya sebagai tambahan dari infrastruktur entitas.

b. Pengendalian internal dijalankan oleh orang. Pengendalian internal bukan hanya terdiri dari pedoman kebijakan dan formulir, namun dijalankan oleh orang dari setiap jenjang organisasi yang mencakup dewan komisaris, manajemen dan personil lain.

c. Pengendalian internal dapat diharapkan mampu memberikan keyakinan memadahi, bukan keyakinan mutlak bagi manajemen dan dewan komisaris entitas. Keterbatasan yang melekat dalam semua sistem pengendalian internal dan pertimbangan manfaat serta pengorbanan


(26)

dalam pencapaian tujuan pengendalian menyebabkan pengendalian internal tidak dapat memberikan keyakinan mutlak.

d. Pengendalian internal ditujukan untuk mencapai tujuan yang saling berkaitan yaitu pelaporan keuangan, kepatuhan dan operasi.

2. Komponen Pengendalian Internal COSO menurut Hery (2011:90)

Pengendalian Internal memiliki 5 komponen sebagai berikut : a. Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian berfungsi sebagai paying bagi keempat komponen pengendalian internal lainnya (penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi akuntansi, serta pemantauan). Lingkungan pengendalian terdiri atas tindakan, kebijakan dan prosedur yang mencerminkan sikap manajemen puncak, para direktur dan pemilik entitas secara keseluruhan mengenai pengendalian internal serta arti pentingnya bagi entitas tersebut. Mulyadi (2002: 184) memaparkan bahwa auditor wajib memahami dan menilai lingkungan pengendalian internal dengan mempertimbangkan subkomponen dari lingkungan pengendalian itu sendiri, yaitu :

1) Nilai integritas dan etika

Menjunjung tinggi nilai integritas merupakan tanggung jawab manajemen. Nilai integritas adalah kemampuan untuk mewujudkan apa yang dikatakan atau telah menjadi komitmennya. Selain


(27)

menjalankan aktivitas bisnisnya, manajer dituntut untuk mendasarkan pada nilai etika bisnis. Nilai integritas dan etika dikomunikasikan oleh manajer melalui personal behavior dan operational behavior. Melalui personal behavior, manajer mengkomunikasikan nilai integritas dan etika melalui tindakan individual. Melalui operational behavior, manajer mendesain sistem yang digunakan untuk membentuk perilaku yang diinginkan, yang berdasarkan nilai integritas dan nilai etika.

2) Komitmen terhadap kompetensi

Pengetahuan dan keterampilan diperlukan oleh personel disetiap tingkat organisasi agar dapat melaksanakan tugasnya secara efektif. Komitmen terhadap kompensasi mencakup pertimbangan manajemen atas pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan, dan paduan antara kecerdasan, pelatihan, dan pengalaman yang dituntut dalam pengembangan kompetensi.

3) Dewan Komisaris atau Komite Audit

Dewan komisaris mewakili pemegang saham dalam mengawasi jalannya kegiatan entitas yang dikelola oleh manajemen. Dewan Komisaris memiliki peran penting yaitu memastikan bahwa manajemen telah mengimplementasikan pengendalian internal dan proses pelaporan keuangan secara layak. Dewan membentuk komite audit untuk membantu melakukan pengawasan terhadap


(28)

manajemen. Komite audit memiliki tanggung jawab untuk melakukan komunikasi secara berkelanjutan dengan auditor internal maupun auditor eksternal, termasukmenyetujui jasa audit dan non audit yang dilakukan oleh para auditor eksternal.

4) Filosofi dan gaya operasi

Manajaemen melalui prinsip dan sikapnya memberikan isyarat tertentu bagi para karyawannya mengenai arti penting pengendalian internal. Dengan memahami gaya pengelolaan manajemen, auditor dapat merasakan sikap manajemen tentang pengendalian internal.

5) Struktur Organisasi

Struktur organisasi menunjukkan tingkatan tanggung jawab dan kewenangan yang ada dalam setiap divisi atau bagian. Auditor dapat mempelajari perihal pengelolaan entitas dan unsur-unsur fungsional bisnis serta melihat bagaimana pengendalian atas pengelolaan tersebut diterapkan dengan memahami struktur organisasi klien

6) Pembagian wewenang dan pembebanan tanggung jawab

Pembagian wewenang yang jelas akan membantu organisasi dalam mengalokasikan berbagai sumber daya yang dimilikinya untuk mencapai tujuan organisasi. Pembagian wewenang yang


(29)

jelas juga akan memudahkan pertanggungjawabkan konsumsi sumber daya organisasi dalam pencapaian tujuan organisasi. 7) Kebijakan dan praktik sumber daya manusia

Karyawan merupakan unsur penting dalam setiap pengendalian internal. Karyawan yang kompeten dan jujur akan membantu perusahaan dalam mengahasilkan pertanggungjawaban keuangan yang dapat diandalkan. Pentingnya karyawan di dalam suatu entitas diperlukan kebijakan dari entitas seperti mengangkat, mengevaluasi, melatih, mempromosikan dan memberi kompensasi kepada karyawan agar karyawan tidak mudah bosan dan selalu merasa puas atas hasil kinerjanya.

8) Kesadaran Pengendalian

Kesadaran pengendalian dapat tercermin dari reaksi yang ditunjukkan oleh manajemen dari berbagai jenjang organisasi atas kelemahan pengendalian internal yang ditunjuk oleh auditor intern atau auditor independen

b.Penilaian Risiko

Penilaian risiko merupakan tindakan yang dilakukan manajemen untuk mengidentifikasi dan menganalisis risiko terkait penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Penilaian risiko manajemen berbeda dengan penilaian risiko oleh auditor. Manajemen menilai risiko sebagai bagian dari


(30)

perancangan dan pelaksanaan pengendalia internal untuk memperkecil kekeliruan serta kecurangan, sedangkan auditor menilai risiko untuk memutuskan jenis dan cakupan bukti yang dibutuhkan dalam pemeriksaan. Jika manajemen menilai risiko secara efektif, maka auditor akan mengumpulkan sedikit bukti audit.

c. Aktivitas Pengendalian

Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur untuk membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk mengatasi risiko telah diambil guna mencapai tujuan entitas. Hery (2011: 93) menjelaskan bahwa terdapat kebijakan prosedur aktivitas pengendalian internal, yaitu :

1) Pemisahan Tugas

Adanya pemisahan fungsi atas pembegian kinerja. Ada 2 (dua) prinsip pemisahan tugas secara umum yaitu : a) Pekerjaan yang berbeda seharusnya dikerjakan oleh karyawan yang berbeda. b) Harus adanya pemisahan tugas antara karyawan yang menangani pekerjaan pencatatan aktiva dan karyawan yang langsung menangani aktiva secara fisik. Hasil pekerjaan seorang karyawan dapat diperiksa silang (cross check) kebenarannya oleh karyawan lainnya. Pemeriksaan secara silang bertujuan untuk meminimalisir adanya kecurangan yang dilakukan oleh seorang karyawan.


(31)

2) Otorisasi yang tepat atas Transaksi

Setiap transaksi harus diotorisasi secara tepat agar pengendalian internal berjalan dengan baik. Karakteristik yang paling penting dari pengendalian internal adalah penetapan tanggung jawab ke masing-masing karyawan secara spesifik. Penetapan tanggung jawab yang dimaksud meliputi pemberian otorisasi untuk menyetujui (approve) atas sebuah transaksi.

3) Dokumen dan catatan yang memadai

Dokumen dan catatan merupakan objek fisik atas transaksi yang akan dicantumkan serta diikhtisarkan. Dokumen memberikan bukti bahwa transaksi bisnis atau peristiwa ekonomi telah terjadi dengan membubuhkan tanda tangan (atau inisial) ke dalam dokumen, sehingga orang yang bertanggung jawab atas terjadinya sebuah transaksi atau peristiwa dapat diidentifikasi dengan mudah. Dokumentasi atas transaksi seharusnya dibuat ketika transaksi terjadi dan bernomor urut tercetak serta seluruh dokumen tersebut dapat dipertanggungjawabkan.

4) Pengendalian Fisik atas Aktiva dan Catatan

Aktiva dan catatan harus dilindungi untuk menyelenggarakan pengendalian internal yang memadai. Jika tidak diamankan aktiva dapat dicuri, diselewengkan dan disalahgunakan. Begitu juga dengan catatan, jika tidak dilindungi secara memadai catatan dapat dirusak,


(32)

hilang atau dicuri. Hal tersebut dapat menggangu proses pencatatan dan operasi normal bisnis perusahaan. Penggunaan pengendalian fisik, mekanik dan elektronik sangatlah penting. Pengendalian fisik terutama terkait dengan pengamanan aktiva. Pengendalian mekanik dan elektronik juga mengamankan aktiva.

5) Pemeriksaan Independen atau Verifikasi Internal

Hampir semua sistem pengendalian internal memberikan pengecekan independen atau verifikasi internal. Prinsip ini meliputi peninjauan ulang, perbandingan dan pecocokan data yang telah disiapkan oleh karyawan lainnya yang berbeda. Kebutuhan akan pengecekan independen meningkat karena struktur pengendalian internal cenderung berubah setiap saat kalau tidak terdapat mekanisme penelaahan yang sering.

d. Informasi dan Komunikasi Akuntansi

Sistem informasi dan komunikasi akuntansi memiliki tujuan agar transaksi dicatat, diproses, dan dilaporkan telah memenuhi keenam tujuan audit umum atas transaksi yaitu; 1) Transaksi yang dicatat memang ada; 2) transaksi yang sudah ada dicatat; 3) transaksi yang dicatat dinyatakan pada jumlah yang benar; 4) transaksi yang dicatat diposting dan diikhtisarkan dengan benar; 5) transaksi diklasifikasi dengan benar; 6) transaksi dicatat pada tanggal yang benar. Sistem akuntansi harus dirancang untuk memastikan perihal keterjadian,


(33)

kelengkapan, keakuratan, posting dan pengikhtisaran, klasifikasi dan penetapan waktu transaksi dicatat.

e. Pemantauan

Ikatan Akuntan Indonesia (2001:319.24) memaparkan pengertian pemantauan sebagai suatu proses penentuan kualitas kinerja pengendalian internal sepanjang waktu. Pemantauan ini mencakup penentuan desain dan operasi pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi. Proses ini dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung secara terus menerus, evaluasi secara terpisah atau dengan berbagai kombinasi dari keduanya. Aktivitas pemantauan dapat mencakup penggunaan informasi dari komunikasi dengan pihak luar seperti keluhan pelanggan dan komentar dari badan pengatur yang dapat memberikan petunjuk tentang masalah atau bidang yang memerlukan perbaikan

3. Tujuan Pengendalian Internal

Tujuan Pengendalian Internal menurut Zaki (2009:13), yaitu: a. Menjaga keamanan harta milik perusahaan

b. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi c. Memajukan efisiensi operasi perusahaan

d. Membantu menjaga kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan terlebih dahulu untuk dipatuhi.


(34)

B.Pengeluaran Kas

1.Kas

Gitosudarmo dan Basri (2002) mengungkapkan kas sebagai :

Nilai uang kontan yang dalam perusahaan beserta pos-pos lain yang dalam jangka waktu dekat dapat diuangkan sebagai alat pembayaran kebutuhan finansial, yang mempunyai sifat paling

tinggi likuiditasnya”

Kas tidak hanya berupa uang kontan tetapi dapat disimpan di rekening giro atau rekening lainnya yang dapat dicairkan sewaktu-waktu pada saat dibutuhkan. Kas dapat digunakan untuk membiayai seluruh kegiatan operasional perusahaan sehari-hari; mengadakan investasi baru dalam aktiva tetap dan dapat digunakan untuk membayar deviden, pajak, bunga dan pembayaran lainnya. Pengeluaran kas juga dipengaruhi oleh adanya faktor-faktor; a) Budget biaya bahan baku; b) Budget biaya tenaga kerja langsung; c) Budget biaya pabrik lain-lain (overhead); d) Budget biaya administrasi umum dan administrasi penjualan. e) Budget penambahan aktiva tetap. f) Budget pengeluaran non-operating

2. Pengeluaran Kas

Soemarsono (2004:297) mengungkapkan bahwa pengeluaran kas yaitu:

Suatu transaksi yang menimbulkan berkurangnya saldo kas dan bank milik perusahaan yang diakibatkan adanya pembelian tunai, pembayaran utang maupun hasil transaksi yang menyebabkan

berkurangnya kas”

Pengeluaran kas terdiri dari dua sistem pokok yaitu pengeluaran kas menggunakan cek dan pengeluaran kas dengan uang tunai melalui sistem dana kas kecil (Mulyadi, 2001:509). Pengeluaran kas dengan cek


(35)

mempunyai beberapa kebaikan ditinjau dari pengendalian internal, diantaranya :

a) Dengan digunakan cek atas nama, pengeluaran yang menggunakan cek akan dapat diterima oleh pihak yang namanya sesuai dengan yang ditulis pada formulir cek.

b) Dilibatkannya pihak luar yaitu bank, dalam pencatatan transaksi pengeluaran kas

c) Adanya cancelled check yang merupakan tanda terima kas dari pihak yang menerima pembayaran.

Pengeluaran kas ini terdiri dari dokumen, fungsi terkait, dan prosedut pengeluaran kas yaitu :

1) Prosedur pengeluaran kas

Prosedur pengeluaran kas merupakan suatu urutan kegiatan yang telah dibuat untuk menjamin penanganan tentang suatu hal yang melibatkan catatan-catatan atas transaksi-transaksi yang mengakibatkan berkurangnya saldo kas dan bank milik perusahaan yang diakibatkan adanya pembelian tunai, pembayaran utang maupun hasil transaksi lainnya yang menyebabkan berkurangnya kas. Prosedur Pengeluaran kas yaitu :


(36)

Prosedur ini menguraikan mengenai permintaan pengeluaran kas yang dilakukan dengan cek oleh bagian yang memerlukan pengeluaran kas. Kemudian dokumen tersebut diotorisasi oleh pihak yang berwenang dan dikirimkan ke bagian akuntansi sebagai dasar pembuatan bukti kas keluar.

b. Prosedur Pembuatan Bukti Kas Keluar

Prosedur ini menguraikan mengenai pembuatan bukti kas keluar yang dibuat oleh bagian kas atas permintaan dari bagian yang memerlukan kas dengan membuat cek dan mencatatnya dalam bukti kas keluar.

c. Prosedur Pengeluaran Kas

Prosedur ini menguraikan mengenai pengeluaran kas yang dilakukan oleh fungsi kas yang mengisi cek, meminta tanda tangan atas cek kepada pejabat yang berwenang dan mengirimkan kepada kreditur yang namanya tercantum pada bukti kas keluar.

d. Prosedur Pencatatan Pengeluaran Kas

Prosedur ini menguraikan mengenai pencatatan yang dilakukan oleh fungsi akuntansi. Fungsi akuntansi mencatat pengeluaran kas di dalam jurnal pengeluaran kas atau register cek.


(37)

2) Dokumen pengeluaran kas yang digunakan untuk pengendalian internal menurut Mulyadi (1993:512) :

a) Bukti Kas Keluar

Bukti kas keluar dapat didefinisikan sebagai suatu tanda bukti bahwa perusahaan telah melakukan transaksi pengeluaran kas ataupun pembayaran, seperti pembelian dengan tunai atau cek, pembayaran gaji, pembayaran utang ataupun pengeluaran-pengeljuaran yang lainnya. Contoh dokumen ini kuitansi dari kreditur dan nota kontan asli. Dokumen ini berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas kepada Bagian Kas sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut.

b) Cek

Cek merupakan surat perintah dari pihak pemisahan kepada bank untuk membayar sejumlah uang kepada pihak yang namanya tercantum dalam cek tersebut. c) Permintaan Cek

Permintaan cek adalah surat permintaan dari fungsi yang memerlukan pengeluaran kas kepada fungsi akuntansi untuk dibuatkan bukti pengeluaran kas.


(38)

3) Fungsi yang terkait

Mulyadi (1993:515) mengungkapkan bahwa terdapat beberapa fungsi yang terkait dalam pengeluaran kas :

a. Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas

Fungsi yang memerlukan kas keluar yaitu bagian di perusahaan yang memerlukan pencairan kas untuk kegiatan pengeluaran kas. Contoh dari fungsi pengeluaran kas yaitu adanya pembelian barang dan jasa, fungsi yang bersangkutan mengajukan permintaan cek kepada fungsi akuntansi, yaitu harus mendapat persetujuan dari kepala fungsi yang bersangkutan. b. Fungsi Kas

Fungsi kas merupakan bagian di dalam perusahaan yang mempunyai kewenangan membiayai setiap kegiatan operasi perusahaan.

c. Fungsi Akuntansi

Fungsi akuntansi merupakan bagian yang mempunyai kewenangan dalam hal pencatatan keseluruhan transaksi di perusahaan terutama transaksi pengeluaran kas. Fungsi akuntansi bertanggung jawab atas pencatatan pengeluaran kas yang menyangkut biaya


(39)

dan persediaan, pencatatan transaksi pengeluaran kas dalam jurnal pengeluaran kas atau register cek dan pembuatan bukti kas keluar yang memberikan fungsi otorisasi kepada fungsi kas dalam mengeluarkan cek sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut. d. Fungsi pemeriksaan internal

Fungsi pemeriksaan internal ini memiliki tugas untuk melakukan pemeriksaan terhadap internal perusahaan, mencakup semua kegiatan di perusahaan untuk melihat kondisi perusahana. Fungsi ini memiliki tanggung jawab melakukan perhitungan kas secara periodik dan mencocokkan hasil perhitungannya dengan saldo kas menurut catatan akuntansi.

C. Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

1. Latar belakang Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Undang‐undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan dan peningkatan mutu serta relevansi pendidikan untuk menghadapi tantangan perubahan kehidupan lokal,nasional, dan global. Usaha untuk memenuhi amanat Undang-undang tersebut dilakukan melalui program Wajib


(40)

Belajar 9 (Sembilan) Tahun. Program yang telah dimulai dari tahun 1994 tersebut berhasil dituntaskan dengan indikator Angka Partisipasi Kasar (APK) Sekolah Menengah Pertama (SMP) mencapai 98,2%pada tahun 2010. Konsekuensi dari keberhasilan program Wajib Belajar 9 (sembilan) Tahun tersebut adalah meningkatnya jumlah siswa lulusan SMP yang harus ditampung oleh SMK. Sementara itu, ketersediaan ruang kelas pada jenjang pendidikan SMK belum sesuai dengan jumlah siswa lulusan SMP atau sederajat lainnya. Akibatnya, banyak lulusan SMP atau sederajat lainnya tidak dapat melanjutkan ke SMK baik dikarenakan kendala daya tampung SMK maupun ketidakmampuan membayar biaya pendidikan. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, pembangunan pendidikan menengah difokuskan pada dua hal yaitu meningkatkan rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas dan meningkatkan relevansi lulusan pendidikan menengah terhadap dunia kerja. Untuk itu pemerintah menjamin akses pendidikan menengah seluas-luasnya sehingga diharapkan dapat menaikkan rata-rata kualifikasi tenaga kerja di Indonesia yang saat ini didominasi oleh lulusan pendidikan dasar. Partisipasi penduduk yang mengikuti pendidikan menengah meningkat cukup signifikan selama periode 2010-2014. Capaian APK SMA atau SMK atau Sekolah Menengah


(41)

Luar Biasa (SMLB) sebesar 68,92% pada tahun 2014. Pemerintah mendorong akselerasi pembangunan pendidikan menengah dengan menginisiasi Pendidikan Menengah Universal (PMU) yang merupakan langkah awal menuju dilaksanakannya wajib belajar 12 tahun. Sebagai langkah awal wajib belajar 12 tahun, pada tahun 2016 pemerintah mengeluarkan kebijakan BOS bagi SMK dengan satuan biaya per siswa Rp1.400.000,00 (satu juta empat ratus ribu rupiah) per tahun. Mulai tahun 2016 penyaluran dana BOS SMK dilakukan dengan mekanisme transfer ke provinsi yang selanjutnya ditransfer ke rekening satuan pendidikan secara langsung dalam bentuk hibah.

Pelaksanaan program BOS SMK diatur dengan beberapa peraturan (Buku Panduan Juknis BOS SMK, 2-3) :

a. Peraturan Presiden yang mengatur Rincian APBN.

b. Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur mekanisme penyalurandana BOS dari pusat ke provinsi dan pelaporannya.

c. Peraturan Menteri Dalam Negeri yang mengatur mekanisme pengelolaan dana BOS di daerah dan mekanisme penyaluran dari kas daerah ke satuan pendidikan.


(42)

d. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang petunjuk teknis penggunaan dan pertanggungjawaban keuangan dana BOS SMK.

2. Pengertian Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

Berikut ini beberapa pengertian dasar dari Program BOS SMK (Buku Panduan Juknis BOS SMK, 3-4) :

a. Merupakan program pemerintah untuk mendukung pelaksanaan rintisan program Wajib Belajar 12 Tahun. b. Merupakan program pemerintah berupa pemberian dana

langsung kepada SMK negeri dan swasta untuk membantu memenuhi Biaya Operasional Non‐Personalia Sekolah dan pembiayaan lainnya untuk menunjang proses pembelajaran. c. Besaran dana BOS SMK yang diterima sekolah dihitung

berdasarkan jumlah siswa masing‐masing sekolah dan satuan biaya bantuan.

3. Tujuan Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

Secara umum program BOS SMK bertujuan untuk mewujudkan layanan sekolah menengah kejuruan yang terjangkau dan bermutu bagi semua lapisan masyarakat. Istilah


(43)

masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka rintisan wajib belajar 12 tahun yang bermutu.

Secara khusus program BOS SMK bertujuan untuk: a. Membantu biaya operasional non personalia sekolah. b. Mengurangi angka putus sekolah siswa SMK.

c. Meningkatkan APK peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan SMK.

d. Mewujudkan keberpihakan pemerintah (affirmative action) bagi peserta didik miskin SMK dengan cara meringankan biaya sekolah.

e. Memberikan kesempatan yang setara (equal opportunity) bagi siswa miskin SMK untuk mendapatkan layanan pendidikan yang terjangkau dan bermutu.

f. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran di sekolah. 4. Sasaran Program dan besar bantuan

Sasaran program BOS SMK adalah semua satuan pendidikan SMK baik negeri maupun swasta pada seluruh provinsi di Indonesia yang sudah terdata dalam sistem Data Pokok Pendidikan Dasar dan Menengah (Dapodikdasmen). Besar dana BOS SMK yang diterima oleh satuan pendidikan


(44)

dihitung berdasarkan jumlah peserta didik dengan besar satuan biaya sebesar Rp.1.400.000 per peserta didik per tahun.

5. Waktu Penyaluran Dana

Penyaluran dana dilakukan setiap periode 3 bulanan, yaitu periode Januari-Maret, April-Juni, Juli-September dan Oktober-Desember. Bagi wilayah yang secara geografis sangat sulit (wilayah terpencil) sehingga proses pengambilan dana BOS SMK oleh satuan pendidikan mengalami hambatan atau memerlukan biaya pengambilan yang mahal, atas usulan pemerintah daerah dan persetujuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, penyaluran dana BOS SMK kepada satuan pendidikan dilakukan setiap semester, yaitu pada awal semester.

D. Sampling Atribut

Sawyer (2006:19) mengungkapan bahwa sampling atribut membutuhkan jawaban ya atau tidak, benar atau salah. Sampling atribut berkaitan dengan estimasi jumlah kesalahan atau karakteristik lainnya dalam suatu populasi. Semakin banyak variabel unit-unit dalam suatu populasi, maka semakin besar ukuran sampel yang diperlukan.


(45)

E. Atribut

Atribut adalah ciri-ciri kualitatif yang dimiliki oleh suatu obyek yang mencerminkan sifat dari obyek tersebut. Atribut juga bisa diartikan sebagai karakteristik atau ciri yang melekat pada sebuah dokumen dan tidak dapat dimanipulasi. Contohnya dalam suatu dokumen terdapat atribut tanda tangan dari atasan (manajer, kepala sekolah) yang bersangkuta, tanda tangan ini besifat mutlak karena sebuah dokumen harus terdapat tandatangan dari pihak atasan.


(46)

29 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini adalah studi kasus yaitu melakukan penelitian terhadap objek tertentu yang populasinya terbatas sehingga hasil kesimpulan yang diambil dari penelitian ini hanya berlaku bagi objek yang diteliti dan berlaku pada waktu tertentu. Penelitian ini dilakukan secara langsung di SMKN 1 Yogakarta dan hasil penelitian hanya berlaku untuk SMKN 1 Yogyakarta. B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian terhadap evaluasi Pengendalian Internal Pengeluaran Kas Dana BOS dilakukan di SMKN 1 Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian evaluasi Pengendalian Internal Pengeluaran Kas Dana BOS dilaksanakan pada Desember 2016

C. Objek dan Subjek Penelitan

1. Objek Penelitian yaitu:

a. Struktur organisasi yang berkaitan dengan pengeluaran kas Dana BOS


(47)

b. Uraian Tugas pada masing-masing bagian yang berkaitan dengan pengeluaran kas pada Dana BOS

c. Prosedur Pengendalian Internal terhadap pengeluaran kas d. Dokumen sumber dan dokumen pendukung untuk

pengeluaran kas seperti kuitansi dan nota pembelian 2. Subjek Penelitian adalah Bagian Pelaksana Dana BOS D. Data yang dibutuhkan :

a. Gambaran Umum tentang SMKN 1 Yogyakarta b. Struktur organisasi dan uraian tugas

c. Prosedur pencatatan dan pengeluaran kas

d. Formulir, dokumen dan catatan yang digunakan di SMKN 1 Yogyakarta, terkait dengan pengeluaran kas

e. Prosedur Pengeluaran Kas, terdiri dari prosedur pencatatan pengeluaran kas dan prosedur pengendalian internal pengeluaran kas

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Wawancara pribadi (personal interviewee) menurut James (2008:152-153) adalah percakapan dua arah atas inisiatif pewawancara untuk memperoleh informasi dari responden.


(48)

Dalam teknik ini, peneliti mengadakan tanya jawab langsung dengan Bagian Keuangan dan Bagian Akuntansi untuk mendapatkan data tentang gambaran umum SMKN 1 Yogyakarta dan pembagian kerja masing-masing bagian. 2. Checklist

Checklist merupakan pengumpulan data dengan cara membubuhkan tanda check (centang) pada kolom jawaban yang sesuai dengan jawaban (ya atau tidak). Checklist ini berbentuk 2 (dua) kolom yaitu ya atau tidak. Tanda checklist bentuk utamanya “v” yang kepanjangannya veritas. Veritas berarti true atau benar atau terpenuhi atau ya. Penulis melihat dokumen pengeluaran kas yang ada lalu memberikan tanda check kepada jawaban yang sesuai dengan dokumen.

3. Dokumentasi

Peneliti melihat langsung dokumen arsip, catatan-catatan yang berhubungan dengan pengeluaran kas pada dana BOS, contohnya data keuangan, bukti pengeluaran kas, buku-buku yang digunakan dalam pencatatan keuangan.

4. Observasi

Jogiyanto (2013:109) dalam bukunya Metodologi Penelitian Bisnis menyatakan bahwa observasi merupakan “Teknik atau


(49)

pendekatan untuk mendapatkan data primer dengan cara

mengamati langsung objek datanya”. Pendekatan ini dilakukan untuk mengamati suatu proses, kondisi, kejadian-kejadian atau perilaku manusia.

F. Teknik Analisis Data

Untuk menjawab pertanyaan apakah pengendalian internal pengeluaran kas dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang diterapkan Sekolah Menengah Kejuruan (SMKN) 1 Yogyakarta sudah efektif maka digunakan stop or go sampling. Stop or go sampling ini dapat mencegah auditor dari pengambilan sampel yang terlalu banyak, yaitu dengan cara menghentikan pengujian sedini mungkin, auditor menggunakan model ini jika yakin bahwa kesalahan yang diperkirakan dalam populasi sangat kecil (Mulyadi, 2002: 254). Prosedur stop or go sampling dapat dilakukan dengan : a. Menentukan populasi yang akan diambil yaitu Bukti Kas

Keluar SMKN 1 Yogyakarta pada Tahun 2015

b. Menentukan atribut yang akan diperiksa untuk menguji efektivitas pengendalian internal.

Setelah menentukan populasi yang akan diambil sampelnya kemudian ditentukan atribut yang akan diperiksa. Dalam hal ini atribut yang dipilih adalah :


(50)

2) Otorisasi Pengeluaran Kas

3) Kesesuaian informasi yang satu dengan dokumen lain dalam Pengendalian Internal Pengeluaran Kas.

c. Menentukan Desired Upper Precision Limit (DUPL) dan reliability level (R%).

Dalam penelitian ini tingkat keandalaan 95% dan DUPL 5%, karena pengendalian internal di sekolah sudah baik tidak perlu menggunakan tingkat keandalan kurang dari 95 % dan DUPL 5%.

d. Menggunakan tabel besarnya pengujian kepatuhan untuk menentukan sampel pertama yang harus diambil.

Setelah menentukan tingkat keandalan dan DUPL, angka berikutnya adalah menentukan besarnya sampel minimum dengan bantual tabel besarmya sampel minimum untuk pengujian kepatuhan. Menentukan besarnya minimum sampel dilakukan dengan mengambil titik tengah dari baris AUPL (Acceptable Upper Precision Limit) adalah 5% dan R% adalah 95%. Berdasarkan tabel besarnya sampel minimum untuk pengujian kepatuhan sampel pertama adalah 60.

e. Membuat Stop Or Go Decision dengan menggunakan langkah-langkah :


(51)

1) Menentukan besarnya sampel minimum.

2) Bila mernjumpai kesalahan dalam pemeriksaan anggota sampel sama dengan nol, maka menghentiksn pengambilan sampel dan mengambil kesimpulan bahwa Pengendalian Internal terlah efektif. Pengambilan sampel dihentikan bila DUPL=AUPL

3) Bila dijumpai kesalahan sama dengan satu, maka jumlah sampel bertambah sesuai dengan confidence level factor. Pada R=95% yaitu menjadi 96

4) Bila dijumpai kesalahan sama dengan dua, maka sampel akan ditambah tiga puluh sehingga menjadi 126. Confidence level factor pada kesalahan sama dengan dua adalah 6,3 sehungga AUPL dihitung dengan 6,3 :126 =5%. Jika tidak ditemukan kesalahan lagi maka pengendalian internal sudah efektif.

5) Bila dijumpai tiga kesalahan, maka AUPL menjadi sebesar 6,19% dengan sampel sebanyak 156. Jika tidak lagi dijumpai kesalahan, pengambilan sampel dihentikan dan ditarik kesimpulan bahwa pengendalian internal telah efektif.

f. Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap sampel

Evaluasi ini dilakukan dengan membandingkan AUPL dan DUPL. Bila AUPL<DUPL, maka dapat disimpulkan bahwa


(52)

Pengendalian Internal lebih efektif. Namun sebaliknya AUPL>DUPL, maka pengendalian internal idak efektif.

Tabel 3.1 Stop or-Go Sampling Langkah ke Besarnya sampel

Kumulatif yang digunakan Berhenti jika Kesalahan Kumulatif sama dengan Lanjutkan ke Langkah Barikutnya Jika Kesalahan yang

Terjadi Sama Dengan

Lanjutkan ke Langkah 5 Jika

Kesalahan Paling Tidak

sebesar

1 60 0 1 4

2 96 1 2 4

3 126 2 3 4

4 156 3 4 4

Sumber : Mulyadi 2002:266

Tabel 3.2 Tabel Besarnya Sampel Minimum untuk Pengujian Kepatuhan AUPL Sample Size Based On Confidence Level

90% 95% 97,5%

10% 24 30 37

9% 27 34 42

8% 30 38 47

7% 35 43 53

6% 40 50 62

5% 48 60 74

4% 60 75 93

3% 80 100 124

2% 120 150 185

1% 140 300 170

PERHATIAN :Jika kepercayaan terhadap pengawasan Internal, umumnya disarankan untuk tidak menggunakan tingkat keandalan kurang dari 95% dan tidak menggunakan AUPL lebih besar dari 55. Oleh karena itu, dalam hampir semua pengujian kepatuhan dan besarnya sampel tidak boleh kurang dari 60. Sumber : Mulyadi 2002:265


(53)

36 BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah berdirinya SMKN 1 Yogyakarta

SMK Negeri 1 Yogyakarta didirikan pada tanggal 1 Agustus 1961 dengan nama SMEA 2 Yogyakarta, dengan lokasi di SMP Negeri 1, Jalan Cik Ditiro, Yogyakarta. Pada saat itu jam masuk sekolah bergantian dengan SMPN 1. Pagi hari digunakan oleh SMPN 1 dan siang hari digunakan oleh SMKN 1 Yogyakarta. Hal tersebut berlangsung dari Agustus 1961 sampai dengan 1975. Mulai tahun 1975 sampai dengan tahun 1976 berlokasi di Gowongan Kidul dengan jam masuk siang/sore. Sedangkan pagi hari untuk sekolah SMEA 1 ( sekarang SMK N 7 ). Pada tahun ajaran baru 1976/1977 pindah lokasi ke Jalan kemetiran Kidul 47 Yogyakarta, yang sekarang menjadi nomer 35 dengan nama SMK N 1 Yogyakarta.

SMK Negeri 1 Yogyakarta merupakan salah satu Sekolah Menengah yang cukup tua di Indonesia dan cukup punya nama di dunia industri maupun pemerintahan. Banyak lulusannya yang bekerja tersebar di berbagai bidang industri maupun pemerintahan di wilayah Indonesia. Gedungnya anggun dan berwibawa, dengan luas kurang lebih 3400 m2. Karena merupakan peninggalan sejarah yang dahulu adalah gedung

Sekolah Dasar milik Thiongha yang bernama SD “Chung Hua Tsung Hui”, maka gedung ini oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata melalui


(54)

Peraturan Menteri Nomor: PM.25/PW.007/MKP/2007 ditetapkan sebagai cagar budaya.

Awal tahun 2014, SMK Negeri 1 Yogyakarta sebagai sebuah lembaga pendidikan telah berhasil menorehkan pencapaian yang membanggakan dan tentu saja pencapaian ini akan semakin meningkatkan mutu layanan SMK negeri 1 Yogyakarta kepada semua pihak. Bulan Januari 2014, SMK Negeri 1 Yogyakarta berhasil mempertahankan sertifikat ISO 9001 : 2008 setelah melalui proses audit pada tanggal 17 Januari 2014 dari PT TUV Rheinland. SMK Negeri 1 Yogyakarta juga ditetapkan sebagai juara 1 dalam kegiatan Pemetaan Kualitas SMK yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta untuk kategori 8 Standar Nasional Pendidikan (8 SNP) setelah sebelumnya melalui proses penilaian oleh tim penilai dari Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta yang dilaksanakan pada tanggal 2 Desember 2013 yang lalu. Pada tanggal 16 Januari 2014, SMK negeri 1 Yogyakarta juga menerima hasil Akreditasi dari BAN DIY (Badan Akreditasi Daerah Istimewa Yogyakarta) dan mendapatkan nilai Akreditasi A untuk seluruh Kompetensi Keahlian baik Akuntansi, Administrasi Perkantoran, maupun Pemasaran.

B. Lokasi SMKN 1 Yogyakarta

SMKN 1 Yogyakarta terletak di Jalan Kumetiran no 35 Kecamatan Gedong Tengen, kelurahan Pringgokusuman, Yogyakarta, Kota


(55)

Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55272. Lokasi SMKN 1 terletak di tengah kampung Sutodirjan.

C. Visi Misi SMKN 1 Yogyakarta

1. VISI :

”Menghasilkan tamatan yang mampu bersaing dalam era global,

bertaqwa dan berbudaya”

2. MISI :

a. Melaksanakan manajemen sekolah yang mengacu pada ISO 9001:2000

b. Menerapkan dan mengembangkan kurikulum SMKN 1 Yogyakarta dengan mengacu pada profil sekolah berstandar Internasional c. Meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia yang Kompetitif d. Menanamkan nilai-nilai budaya, iman dan taqwa dalam setiap

kegiatan sekolah

D. Tujuan Pendidikan SMKN 1 Yogyakarta

1. Menciptakan struktur organisasi dan analisis tugas yang proporsional untuk menumbuhkan etos kerja tinggi.

2. Menyiapkan peserta didik yang kompeten dan profesional untuk memasuki lapangan kerja, melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, atau berwirausaha.


(56)

3. Menciptakan situasi pembelajaran berbasis TIK sehingga tercipta pembelajaran yang variatif dan menyenangkan.

4. Meningkatkan kedisiplinan melalui pembiasaan tertib berlalu lintas. 5. Meningkatkan kerjasama dengan Dunia Usaha/Dunia Industri yang

relevan untuk menjadi Institusi Pasangan.

6. Meningkatkan profesionalitas tenaga pendidik dan kependidikan. 7. Meningkatkan kesejahteraan guru dan karyawan melalui kegiatan

Bisnis Center (Bussines Centre).

8. Melaksanakan kegiatan sekolah berdasarkan nilai-nilai budaya, iman, dan taqwa.


(57)

42 Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMKN 1 Yogyaka


(58)

43 F. Tugas Staf Pimpinan Sekolah

1. Wakil Kepala Sekolah (WKS) Kurikulum

a. Menjabarkan kurikulum menjadi program operasional pembelajaran di sekolah melalui analisis kurikulum, uji publik, sinkronisasi, penetapan kurikulum validasi

b. Menetapkan program pembelajaran, jadwal kegiatan, pembagian tugas mengajar, jadwal pembelajaran dan bahan ajar

c. Mengorganisasikan/mengkoordinasikan kegiatan belajar mengajar baik teori, maupun praktek yang terdiri dari: persiapan kegiatan belajar mengajar, pelaksana kegiatan belajar mengajar, evaluasi hasil belajar, analisis hasil evaluasi belajar, perbaikan dan pengayaan.

d. Mengelola kelengkapan administrasi negara

e. Merencanakan, melaksanakan dan mengkoordinasikan pengembangan Sumber Daya Manusia.

f. Merencanakan dan mneyusun program pengembangan kurikulum 2. Wakil Kepala Sekolah (WKS) Humas dan Hubungan Instansi

a. Menjalin kerjasama dengan Dunia Usaha atau Dunia Industri, Instansi terkait, Komite dan masyarakat


(59)

b. Menyusun program kerjasama dengan Dunia Usaha atau Dunia Industri, Instansi terkait, komite dan masyarakat

c. Mempromosikan potensi sekolah

d. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan program yang berkaitan dengan hubungan masyarakat

e. Bersama-sama Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan menyelenggarakan kegiatan yang melibatkan siswa, warga sekolah dan masyarakat

3. Wakil Kepala Sekolah (WKS) Kesiswaan

a. Menyusun program kegiatan kesiswaan dan mengkoordinasikan pelaksanaannya

b. Mengkoordinasikan pelaksanaan pendampingan siswa c. Memonitor dan mengevaluasi seluruh kegiatan kesiswaan

d. Merencanakan dan melaksanakan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB)

e. Menegakkan disiplin dan tata tertib siswa

f. Mengkoordinasi program Bimbingan Konseling (BK) g. Melakukan Pembinaan OSIS dan Ektrakurikuler h. Mengelola administrasi kegiatan siswa


(60)

4. Wakil Kepala Sekolah (WKS) Sarana dan Prasarana a. Mendata kebutuhan sarana prasarana sekolah

b. Membuat rencana pengembangan sarana prasarana sekolah bersama dengan Kepala Sekolah

c. Bersama Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Ketua Kompetensi Keahlian (KKK), Koordinator Mapel Normatif Adaptif dan KTU merencanakan dan menyelenggarakan proses pengaduan sarana prasarana sekolah

d. Mendata dan menginventarisasi sarana prasarana sekolah yang berada dalam pengelolaan Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, KKK, Koordinator Mapel Normatif Adaptif dan KTU.

e. Memelihara daftar rekaman sarana dan prasarana sekolah secara menyeluruh

5. QMR

a. Merencanakan kegiatan pengendalian layanan standar sesuai dengan sertifikat ISO 9001:2008

b. Melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan standarisasi mutu layanan

c. Memeriksa kecukupan dokumen Pedoman Mutu pada Sistem Manajemen Mutu


(61)

d. Mengesahkan dokumen Standard Operating Procedure (SOP) pada Sistem Manajemen Mutu

e. Merencanakan, menyusun dan melaksanakan program pengembangan perpustakaan sekolah.

f. Mengelola perpustakaan sekolah 6. Ketua Kompetensi Keahlian

a. Menyusun struktur kurikulum

b. Bersama WKS Kurikulum melaksanakan pengembangan Kurikulum Sekolah

c. Bersama-sama WKS Kurikulum melaksanakan Uji Kompetensi Keahlian (UKK)

d. Menyampaikan usulan pembagian tugas mengajar kepada WKS Kurikulum.

e. Membuat tata tertib penggunaan laboratorium dan peralatan produktif.

7. Koordinator Mata Pelajaran Normatif Adaptif a. Menyusun struktur kuirkulum

b. Bersama WKS I melaksanakan pengembangan kurikulum sekolah c. Bersama-sama WKS I melaksanakan Ujian Kenaikan Kelas d. Menyampaikan usulan pembagian tugas mengajar kepada WKS I


(62)

e. Membuat tata tertib penggunaan laboratorium dan peralatan produktif


(63)

59 BAB V

ANALISIS DATA dan PEMBAHASAN

Pengendalian internal mengenai Bantuan Operasional Sekolah yang merupakan rumusan masalah dalam penelitian ini akan dianalisis oleh peneliti menggunakan atribut sampling dengan model stop or go sampling. Stop or go sampling dipilih karena membantu peneliti untuk mendapatkan sampel yang tidak bias serta menghindari pengambilan sampel terlalu banyak. Pengambilan sampel secara acak memastikan bahwa setiap populasi memiliki peluang yang sama. Hasil penelitian melalui wawancara dan dokumentasi menunjukkan bahwa tidak terjadi penyimpangan terhadap dokumen pengeluaran kas. Dokumen menunjukkan bahwa terdapat otorisasi dari pihak yang berwenang, terdapat kelengkapan dokumen dan adanya kesesuaian informasi yang satu dengan yang lainnya. Hasil wawancara menunjukkan bahwa kepala sekolah selalu mengotorisasi bukti pemgeluaran kas.

1. Menentukan populasi yang akan diambil sampelnya

Dalam peneitian ini, populasi yang akan diambil sampelnya adalah Bukti Kas Keluar pada tahun 2015 yang berjumlah 100 lembar Bukti Kas Keluar (BKK)

2. Menentukan atribut yang akan dipilih untuk diperiksa untuk menguji efektivitas sistem pengendalian internal. Dalam hal ini, atribut yang akan dipilih untuk diperiksa adalah :


(64)

b. Otorisasi pengeluaran kas :

1) Kepala Sekolah

2) Bendahara Pengeluaran Kas BOS 3) Penerima Uang (dari pihak penjual) 4) Penerima Barang (dari pihak sekolah )

c. Kesesuaian informasi yang satu dengan dokumen lain dalam Pengendalian Internal Pengeluaran Kas (adanya bukti kwitansi dan nota)

3. Menentukan DUPL dan tingkat keandalan

Dalam penelitian ini, DUPL sebesar 5% dan tingkat keandalan 95%. 4. Menentukan sampel pertama yang harus diambil

Penentuan besarnya sampel minimum dilakukan dengan mengambil titik tengah dari baris AUPL sebesar 5% dan tingkat keandalan adalah 95%. Berdasarkan langkah tersebut, maka besarnya sampel minimum yang diambil adalah 60. Untuk memilih anggota sampel, maka akan dilakukan secara acak dengan menggunakan Simple-Random Sample with Random Table. Berdasarkan Simple-Random Sample with Random Table, maka diperoleh sampel sebagai berikut :


(65)

Tabel 5.1 Hasil Penelitian Sampel

No No Urut BKK

No No Urut BKK

No No Urut BKK

No No Urut BKK

1 20 16 12 31 5 46 34

2 14 17 30 32 16 47 6

3 60 18 99 33 40 48 36

4 83 19 89 34 3 49 50

5 41 20 38 35 76 50 54

6 63 21 25 36 18 51 95

7 1 22 43 37 2 52 90

8 10 23 66 38 45 53 7

9 93 24 67 39 4 54 47

10 85 25 81 40 21 55 69

11 19 26 26 41 48 56 8

12 100 27 72 42 51 57 22

13 75 28 17 43 56 58 23

14 42 29 15 44 70 59 33

15 27 30 11 45 77 60 78

5. Membuat tabel Stop or Go Decision

Dalam membuat tabel Stop or Go Decision, dilakukan pemeriksaan terhadap atribut pada sampel. Hasil pemeriksaan atribut dijelaskan dalam tabel 5.2

Tabel 5.2 Hasil Pemeriksaan Atribut No

No Urut BKK

Atribut

1 2 3

1 20 √ √ √

2 14 √ √ √


(66)

Tabel 5.2 Hasil pemeriksaan atribut (lanjutan)

No

No Urut BKK

Atribut

1 2 3

4 83 √ √ √

5 41 √ √ √

6 63 √ √ √

7 1 √ √ √

8 10 √ √ √

9 93 √ √ √

10 85 √ √ √

11 19 √ √ √

12 100 √ √ √

13 75 √ √ √

14 42 √ √ √

15 27 √ √ √

16 12 √ √ √

17 30 √ √ √

18 99 √ √ √

19 89 √ √ √

20 38 √ √ √

21 25 √ √ √

22 43 √ √ √

23 66 √ √ √

24 67 √ √ √

25 81 √ √ √

26 26 √ √ √

27 72 √ √ √

28 17 √ √ √

29 15 √ √ √

30 11 √ √ √

31 5 √ √ √

32 16 √ √ √

33 40 √ √ √

34 3 √ √ √

35 76 √ √ √

36 18 √ √ √

37 2 √ √ √

38 45 √ √ √


(67)

Tabel 5.2 Hasil pemeriksaan atribut (lanjutan)

No No Urut BKK

Atribut

1 2 3

40 21 √ √ √

41 48 √ √ √

42 51 √ √ √

43 56 √ √ √

44 70 √ √ √

45 77 √ √ √

46 34 √ √ √

47 6 √ √ √

48 36 √ √ √

49 50 √ √ √

50 54 √ √ √

51 95 √ √ √

52 90 √ √ √

53 7 √ √ √

54 47 √ √ √

56 8 √ √ √

57 22 √ √ √

58 23 √ √ √

59 33 √ √ √

60 78 √ √ √

Keterangan :

Atribut 1 : Kelengkapan dokumen Bukti Kas Keluar (BKK) Atribut 2 : Otorisasi pada Pengeluaran Kas

Atribut 3 : Kesesuaian informasi yang satu dengan dokumen lain

√ : Sesuai atau iya

Setelah dilakukan pngujian terhadap 60 sampel terhadap transaksi pengeluaran kas diperoleh hasil sebagai berikut : Untuk pemeriksaan atribut 1,2,dan 3 digunakan tabel 5.3


(68)

Tabel 5.3 Atribut Sampling Table for Determining Stop or Go Sizes and Upper Precision Limit Population Accurance Rate Based on Sample Result

Number of Occurance

Confidence Level

90% 95% 97,50%

0 2,4 3,0 3,7

1 3,9 4,8 5,6

2 5,0 6,3 7,3

3 6,7 7,8 8,8

4 8,0 9,2 1,3

5 9,3 1,6 11,7

Sumber : Mulyadi 2002 :265

a. Atribut Nomor 1 (kelengkapan dokumen Bukti Kas Pengeluaran ) Setelah dilakukan pengambilan 60 sampel dan diperiksa, maka dilakukan Pengujian Kepatuhan dengan mementukan confidence level factor, pada R %=95% dan DUPL=5% tingkat kesalahan =0 (nol) karena pada semua pengeluaran kas terdapat kelengkapan dokumen Bukti Kas Pengeluaran, dengan menggunakan rumus:

Confidence level at factor at desired reliability for occurance observed

Sample Size AUPL = 3 / 60

AUPL = 0,05 AUPL = 5%

Kesimpulan, karena AUPL=DUPL maka pengujian kepatuhan yang dilakukan adalah efektif


(69)

b. Atribut Nomor 2 (Otorisasi pada pengeluaran Kas )

Setelah dilakukan pengambilan 60 sampel dan diperiksa, maka dilakukan Pengujian Kepatuhan dengan mementukan confidence level factor, pada R %=95% dan DUPL=5% tingkat kesalahan =0 (nol) karena pada semua pengeluaran kas terdapat otorisasi pada pengeluaran kas, dengan menggunakan rumus:

Confidence level at factor at desired reliability for occurance observed

Sample Size AUPL= 3/60

AUPL = 0,05 AUPL = 5%

Kesimpulan, karena AUPL=DUPL maka pengujian kepatuhan yang dilakukan adalah efektif.

c. Atribut Nomor 3 Kesesuaian informasi yang satu dengan dokumen lain)

Setelah dilakukan pengambilan 60 sampel dan diperiksa, maka dilakukan Pengujian Kepatuhan dengan mementukan confidence level factor, pada R %=95% dan DUPL=5% tingkat kesalahan =0 (nol) karena pada semua pengeluaran kas kesesuaian informasi yang satu dengan dokumen lain, dengan menggunakan rumus:

Confidence level at factor at desired reliability for occurance observed

Sample Size AUPL= 3/60

AUPL =


(70)

AUPL = 0,05

AUPL = 5%

Kesimpulan, karena AUPL=DUPL maka pengujian kepatuhan yang dilakukan adalah efektif

Pengeluaran Kas Dana Bantuan Operasional Sekolah pada SMKN 1 Yogyakarta efektif didukung dengan adanya persamaan teori dan fakta yang ada :

Tabel 5.4 Pertanyaan Checklist dan Jawaban Checklist Pertanyaan Checklist Ya Tidak Keterangan

1. Apakah setiap transaksi

pengeluaran kas tidak boleh dilaksanakan

sendiri oleh pemegang dana BOS tanpa campur tangan bagian lain?

√ Pada saat akan dilakukan pembelian atau pengeluaran kas bendahara meminta persetujuan oleh pengurus lainnya terutama kepada kepala sekolah.

2. Apakah setiap pengeluaran kas menggunakan dokumen Bukti Kas Keluar yang diotorisasi oleh pejabat yang berwenang?

√ Setiap adanya pengeluaran kas, bendahara meminta tandatangan atau otorisasi dari kepala sekolah

3. Apakah dokumen dasar dan dokumen pendukung

transaksi

pengeluaran kas harus diberi cap

“lunas” oleh

bendahara setelah transaksi

pengeluaran kas dilakukan?

√ Seluruh kuitansi atau nota pembelian dan

bukti kas keluar diberi cap “lunas” atau


(71)

Tabel 5.4 Pertanyaan Checklist dan Jawaban Checklist (lanjutan) Pertanyaan Checklist Ya Tidak Keterangan

4. Apakah terdapat uraian tugas?

√ Terdapat struktur organisasi di dalam pengelolaan Bantuan Operasional Sekolah yaitu penanggung jawab, ketua, sekretaris, bendahara dan anggota (unsur komite sekolah)

5. Apakah pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab cukup jelas?

√ Pembagian tugas di dalam pengurus pengelolaan dana Bnatuan Operasional Sekolah sudah cukup jelas yaitu kepala sekolah sebagai penanggung jawab dimana bertugas untuk mengotorisasi setiap pengeluaran kas, ketua bertugas mengkoordinasi pengelolaan dana, sekretaris bertugas mengetik dan membantu bendahara membuat anggaran dan lpj, bendahara bertugas memegang uang dan membuat lpj serta melakukan transaksi pengeluaran kas, anggota bertugas sebagai wakil sekolah jika ada rapat di Dinas Pendidikan 6. Apakah terdapat

Buku Kas dan Jurnal Umum?

√ Pada Pencatatan pengeluaran kas selalu dibuat jurnal umum yang terdiri dari debet dan kredit. Pencatatan dilakukan menggunakan komputer.

7. Apakah pembayaran didukung dengan bukti yang telah disetujui oleh kepala sekolah?

√ Seluruh pembayaran didukung dengan bukti pendukung yaitu tandatangan oleh kepala sekolah dan juga cap dari SMKN 1 Yogyakarta

8. Apakah kepala sekolah selalu menyetujui setiap transaksi

pembelian yang dilakukan ?

√ Kepala sekolah selalu menyetuji setiap transaksi pembelian yang dilakukan karena hampir semua transaksi pembelian yang dilakukan merupakan kebijakan kepala sekolah.


(72)

Tabel 5.4 Pertanyaan Checklist dan Jawaban Checklist (lanjutan) Pertanyaan Checklist Ya Tidak Keterangan

9. Apakah setiap bukti pengeluaran kas terdapat

tandatangan bendahara?

√ Setiap pengeluaran kas yang terjadi terdapat tandatangan bendahara sebagai bukti bahwa benar telah terjadi transaksi pengeluaran kas.

10.Apakah setiap bukti pengeluaran kas terdapat

tandatangan bagian keuangan toko yang bersangkutan?

√ Setiap kuitansi dan bukti pengeluaran kas terdapat tandatangan karyawan atau bagian keuangan dari toko yang bersangkutan.

11.Apakah setiap transaksi

pengeluaran kas terdapat

tandatangan bagian penerima barang?

√ Setiap transaksi pengeluaran kas yang terjadi ditandantangani oleh bagian penerimaan barang atau gudang sebagai tanda bahwa gudang sudah menerima barang tersebut dan bukti bahwa benar terjadi transaksi pembelian.

12.Apakah setiap transaksi

pengeluaran kas disertai dengan bukti atau dokumen pendukung?

√ Setiap transaksi pengeluaran kas disertai dengan bukti pendukung berupa nota atau kuitansi.

13.Apakah setiap transaksi

pengeluaran kas dicatat sesuai dengan tanggal terjadinya

transaksi?

√ Setiap transaksi pengeluaran kas dicatat sesuai dengan tanggal terjadinya transaksi.

14.Apakah setiap transaksi

pengeluaran kas dicatatat dengan komputer ?

√ Seluruh pencatatan pengeluaran kas dicatat menggunakan komputer


(73)

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan pada, pengendalian internal pengeluaran kas dana Bantuan Operasional Sekolah SMKN 1 Yogyakarta sudah berjalan efektif. Hal ini ditunjukkan dengan atribut yang memiliki kelemgkapan dokumen bukti kas keluar, otorisasi pengeluaran kas dan pengendalian internal pengeluaran kas. Hasil Stop or go sampling menunjukkan ketiga atribut memiliki AUPL = DUPL yaitu sebesar 5% ,

B. Keterbatasan

Dokumen Bukti Pengeluaran Kas yang diberikan oleh pihak sekolah hanya 10 bukti yang dapat dibawa pulang atau difotocopy sedangkan 90 bukti lainnya dilakukan pengecekan kelengkapan dokumen ditempat penelitian.

C. Saran

Saran yang diberikan kepada SMKN 1 Yogyakarta yaitu :

Pengelolaan Dana Pengeluaran kas Bantuan Operasional Sekolah SMKN 1 Yogyakarta memiliki pengendalian internal yang efektif. Oleh karena itu, pihak SMKN 1 Yogyakarta disarankan untuk terus mempertahankan pengendalian internal pengeluaran kas Bantuan Operasional Sekolah secara efektif dan selalu mengevaluasi secara


(74)

rutin setiap periode agar pengendalian internal tetap berjalan secara baik.


(75)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. (2012). Auditing : Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik . (Edisi Keempat). Jakarta: Salmeba Empat.

Baridwan, Zaki. (2009). Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan Metode. (Vol. Edisi Kelima). Yogyakarta: BPFE.

Depdiknas. (2016). Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Sekolah. Jakarta.

Diana, Anastasia . (2011). Sistem Informasi Akuntansi, Perancangan, Proses dan Penetapan. (Vol. Edisi I).Yogyakarta: Andi

Gitosudarmo dan Basri, H. (2002). Manejemen Keuangan (Vol. Edisi Keempat). Yogyakarta: BPFE.

Hartono, J. (2013). Metodologi Penelitian Bisnis (Vol. Edisi 6). Yogyakarta: BPFE.

Hery, S. M. (2011). Auditing I Dasar-dasar Pemeriksaan Akuntansi. Jakarta: Kencana Pernada Media Group.

Ikatan Akuntan Indoenesia . (2001). Standar Profesional Akuntan Publik (Vol. Periode 1). Jakarta: Salemba Empat.

James, Spillane. (2008). Metodologi Penelitian Bisnis. (P. U. Dharma, Ed.) Yogyakarta.

Mulyadi. (2001). Sistem Akuntansi (Vol. Edisi 6). Jakarta: Salemba Empat. Mulyadi. (2002). Auditing (Vol. Edisi 6). Jakarta: Salemba empat.

Noviana, Getradis. (2008), Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Terhadap Pengeluaran Kas Pada Dana Bantuan Operasional Sekolah (Studi Kasus pada Sekolah Dasar Negeri 2 Kraguman, Klaten), Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Priyanti, Dian Emi, 2014, Evaluasi Pengendalian Intern Penerimaan dan Pengeluaran Kas untuk Organisasi Non Profit (Studi Kasus di Gereja Kristen Indonesia Gejayan), Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Sawyer, Lawrence (2006). Audit Internal Sawyer (Vol. Edisi 5). Jakarta:

Salemba Empat.

Soemarsono, S. (2004). Akuntansi Suatu Pengantar (Vol. Edisi 5). Jakarta: Salemba Empat.


(76)


(77)

Diagram Flowchart 1


(78)

Diagram Flowchart 2


(79)

Diagram Flowchart 3


(80)

TRANSKRIP WAWANCARA

Peneliti dalam penelitian melakukan teknik pengumpulan data melalui wawancara. Wawancara dilakukan dengan Bendahara Pengelola Dana BOS yang bernama Heksawati. Berikut merupakan transkrip wawancara :

Peneliti (P) : selamat siang mbak,saya Bella dari Universitas Sanata Dharma ingin melakukan penelitian untukskripsi saya mengenai BOS.

Narasumber (N) : Iyabisa silahkan ingin menanyakan mengenai apa saja. P : Apakah BOS itu sebenarnya?

N : BOS itu bantuan yang diberikan oleh pemerintah untuk siswa siwa yang ada di SMK untuk bantuan non operesional berdasarkan banyaknya jumlah siswa siswi di sekolah tersebut. Nominalnya juga dapat berbeda beda setiap tahunnya. Semua aturan dan panduan dapat dilihat di Petunjuk Teknis yang ada di web BOS. P : Baik Terimakasih mbak. Lalu bagaimana dengan prosedur jika ingin melakukan pembelian barang atau melakukan pengeluaran kas?

N : Penanggung jawab kegiatan atau masing-masing wakil kepala sekolah mengajukan surat pengajuan dana kepada kepala sekolah, kemudan kepala sekolah menerima surat pengajuan dana dan memeriksa kembali surat pengajuan dana tersebut serta dicocokkan dengan APBS atau RABT, jika setuju maka akan diotorisasi dan dikembalikan kepada penanggung jawab kegiatan tersebut. Penanggung jawab lalu memberikan surat pengajuan dana kepada bendahara untuk dicairkan. Bendahara memeriksa kembali surat pengajuan dana yang telah


(81)

diotorisasi oleh kepala sekolah dan penanggung jawab, jika sudah benar bendahara mencairkan uang dan membuat bukti kas keluar.

P : Di dalam kepengurusan BOS terdapat berapa bendahara?

N : Terdapat 1 bendahara saja, dulu 2 tetapi tahun lalu 1 bendahara meninggal dunia dan diputuskan untuk bendahara 1 saja

P : Bagaimana tugas bendahara ?

N : Tugasnya menyetujui dan memriksa surat pengajuan dana yang dilakukan penanggung jawab lalu mengotorisasi dan mencairkan dana sesuai yang dibutuhkan dan membuat bukti kas keluar.

P : Lalu apakah setiap transaksi pengeluaran kas harus diotorisasi oleh kepala sekolah dan bendahara?

N : Iya kepala sekolah berhak mengetahui semua pengeluaran kas yang ada dan mengotorisasi

P : Lalu jika kepala sekolah tidak mengotorisasi bagaimana?

N : Biasanya semua pengeluaran kas kepala sekolah yang menyuruh untuk membeli barang dan penanggung jawab membuat surat pengajuan dana, tetapi kepala sekolah tetap memeriksa nominal dana yang akan dikeluarkan.

P : Apakah dokumen dasar dan dokumen pendukung transaksi pengeluaran kas

harus diberi cap “lunas” oleh bendahara setelah transaksi pengeluaran kas dilakukan?


(82)

N : Iya itu harus biasanya terdapat cap lunas dari toko yang bersangkutan, jika tidak ya cap saja atas nama toko tersebut.

P : Apakah terdapat buku besar atau jurnal umum dalam pencatatan pengeluaran kas?

N : Untuk buku besar tidak ada karena tidak pernah utang selalu kas sedangkan untuk jurnal dibuat umum secara manual maupun komputer.

P : Apakah terdapat program khusus untuk melakukan pencatatan jurnal umum? N : Tidak ada karena dari pemerintah tidak dianjurkan dan tidak diwajibkan untuk memiliki program khusus.


(83)

(84)

(85)

(86)

(1)

1 2 3 4 5 6 7

9 10/12/2015 Beli tanda Kecakapan Bantara (TKU) Penegak Bantara dan Musyawarah Dewan Ambalan 2016 sebanyak 14 buah @ Rp 8.000

JPD

10 12/12/2015 Biaya pendaftaran Lomba Camp Music Festival FIP UNY Th 2015 sebanyak 1 group @ Rp 100.000

JPD

11 12/12/2015 0.12.1.5.2.2 Konsumsi rapat koordinasi internal TIM ISO tgl

12 Desember 2015 JPD

12 12/12/2015 Konsumsi latihan lomba penyusunan business plan antar siswa SMA?SMK se-DIY Jateng TP 2015/2016

JPD

13 14/12/2015 Konsumsi latihan lomba penyusunan business plan antar siswa SMA?SMK se-DIY Jateng TP 2015/2016

JPD

14 15/12/2015 Belanja snack sejumlah 26 dos @ Rp 5.300 untuk keg rapat koordinasi prakerin tgl 15 Des 2015 JPD 15 16/12/2015 0.7.1.5.2.2 Pembelian 13,514 liter premium @ Rp 7.400

mobil SMK N 1 Yk Nopol AB 1630 TA JPD

16 17/12/2015 Uang transport siswa ke peserta keg pendidikan dan pelatihan penguatan karakter angkatan V TP 2015/2016 berdasar SPT No 800/1541 tgl 8 Desember 2015 @ 7400


(2)

1 2 3 4 5 6 7

17 17/12/2015 PPh ps.21 Uang transport siswa peserta keg pendidikan dan pelatihan penguatan karakter angkatan V TP 2015/2016 berdasar SPT No 800/ 1541 tgl 8 Des 2015

JPD

18 17/12/2015 Uang transport pendamping siswa keg pendidikan dan pelatihan penguatan karakter angkatan V TP 2015/2016 berdasar SPT No 800/ 1541 tgl 8 Des 2015

JPD

19 17/12/2015 PPh ps.21 Uang transport pendamping siswa keg pendidikan dan pelatihan penguatan karakter angkatan V TP 2015/2016 berdasar SPT No 800/ 1541 tgl 8 Des 2015

JPD

20 17/12/2015 Pembelian snack 15 dos @ Rp 6.000 untuk keg pembekalan prakerin tgl 17 Des 2015

JPD

21 17/12/2015 Konsumsi kegiatan rapat koordinasi pengurus komite sekolah sesuai undangan tgl 15 Des 2015 no 005/ 1571 (38 dos @ Rp 14,000)

JPD

22 21/12/2015 Susulan bantuan JPD 1 org JPD 23 23/12/2015 0.9.1.5.2.1 Transport peserta lomba paduan suara keg HUT

PGRI ke 70 TP 2015/ 2016 (PNS)

JPD

24 23/12/2015 PPh ps.21 transport peserta lomba paduan suara keg HUT PGRI ke 70 TP 2015/ 2016 (PNS)


(3)

1 2 3 4 5 6 7

25 23/12/2015 0.9.1.5.2.1 Transport peserta lomba paduan suara keg HUT PGRI ke 70 TP 2015/ 2016 (Non PNS)

JPD

26 23/12/2015 PPh ps.21 transport peserta lomba paduan suara keg HUT PGRI ke 70 TP 2015/ 2016 (Non PNS)

JPD

27 23/12/2015 0.9.1.5.2.1 Transport peserta lomba gerak jalan HUT PGRI ke 70 TP 2015/2015 (PNS)

JPD

28 23/12/2015 PPh ps.21 transport peserta lomba gerak jalan HUT PGRI ke 70 TP 2015/2015 (PNS)

JPD 29 23/12/2015 0.9.1.5.2.1 Transport peserta lomba gerak jalan HUT PGRI

ke 70 TP 2015/2015 (Non PNS)

JPD

30 23/12/2015 PPh ps.21 transport peserta lomba gerak jalan HUT PGRI ke 70 TP 2015/2015 (Non PNS)

JPD

31 23/12/2015 Pembelian 11 dos @ Rp 7.000 (tgl 21 Des); 10 dos @ Rp 7.000 (tgl 22 Des); 14 dos snack @ Rp 7.000 (tgl 23 Des) Keg pertanggungjawaban Penggunaan Dana BOS, BOSDA, BOP, JPD

JPD

32 23/12/2015 Kontribusi kegiatan Forum Komunikasi Kepala Sekolah SMP/SMA/SMK Negeri Kota

Yogyakarta bulan Jan sd Des 2015

33 29/12/2015 Setoran PPh ps.21 Uang transport guru

pendamping dalam kegiatan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (OOSN) SMK tingkat Kota Yogyakarta TP 2015/2016 berdasar SPT no 421/1473 tanggal 20 November 2015


(4)

34 30/12/2015 0.7.1.5.2.2 Pembelian bensin 2,7 liter untuk nomor plat AB 3622 UF

JPD

35 30/12/2015 Pembayaran service dan ganti oli motor sekolah Nopol AB 3622 UF

JPD

36 30/12/2015 Reffil toner HP 12 A di ruang Tata Usaha JPD 37 30/12/2015 Konsumsi latihan lomba penyusunan business

plan antar siswa SMA?SMK se-DIY Jateng TP 2015/2016

JPD

38 31/12/2015 Setoran PPh ps.21 transport peserta lomba paduan suara keg HUT PGRI ke 70 TP 2015/ 2016 (PNS)

JPD

39 31/12/2015 Setoran PPh ps.21 transport peserta lomba paduan suara keg HUT PGRI ke 70 TP 2015/ 2016 (Non PNS)

JPD

40 31/12/2015 Setoran PPh ps.21 transport peserta lomba gerak

jalan HUT PGRI ke 70 TP 2015/2015 (Non PNS) JPD

41 31/12/2015 Setoran PPh 21transport peserta lomba gerak jalan HUT PGRI ke 70 TP 2015/2016 (Non PNS)

42 31/12/2015 Setoran PPh ps.21 Uang transport pendamping (PNS) keg festival dan lomba seni siswa nasional (FLSN) tingkat Kota Yk tahun 2015 berdasarkan SPT no 421/ 1378 tgl 27 Okt 2015

JPD


(5)

4

43 31/12/2015 Setoran PPh ps.21 Uang transport pendamping (Non PNS) keg festival dan lomba seni siswa nasional (FLSN) khusus budaya jawa tingkat Kota Yk tahun 2015 berdasarkan SPT no 421/ 1378 tgl 27 Okt 2015

JPD

44 31/12/2015 Setoran PPh ps.21 Uang transport pendamping siswa keg pendidikan dan pelatihan penguatan karakter angkatan V TP 2015/2016 berdasar SPT No 800/ 1541 tgl 8 Des 2015

JPD

45

31/12/2015 Setoran PPh ps.21 Honorarium guru ekstrakurikuler Futsal semester gasal TP 2015/2016 sebanyak 12 kali tatap muka @ Rp 40.000 berdasar SK No 188/1252 tgl 31 Juli 2015

JPD

Jumlah bulan ini

Jumlah s.d. bulan lalu


(6)