smk10 TeknikPenyiaranDanProduksiProgram Sri

(1)

(2)

FR. Sri Sartono

TEKNIK PENYIARAN

DAN PRODUKSI PROGRAM

RADIO, TELEVISI DAN FILM

JILID 1

SMK

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional


(3)

Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-undang

TEKNIK PENYIARAN

DAN PRODUKSI PROGRAM

RADIO, TELEVISI DAN FILM

JILID 1

U nt uk SM K

Penulis Utama : FR. Sri Sartono

Pembantu : Sugeng Purbawanto

Sutarno

Tatyantoro Andrasto

Editor : Rugianto

Desain Cover & Fotografer : Supadmo

Lay out : Agus Suryanto

Ukuran Buku : 17,6 x 25 cm

Diterbitkan oleh

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional

Tahun 2008

SAR SARTONO, FR. Sri

t Teknik Penyiaran dan Produksi Program Radio, Televisi

dan Film Jilid 1 untuk SMK/oleh FR. Sri Sartono ---- Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.

iv. 218 hlm

Daftar Pustaka : A1-A4

Glosarium : B1-B24

ISBN : 978-979-060-129-1


(4)

KATA SAMBUTAN

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, telah melaksanakan kegiatan penulisan buku kejuruan sebagai bentuk dari kegiatan pembelian hak cipta buku teks pelajaran kejuruan bagi siswa SMK. Karena buku-buku pelajaran kejuruan sangat sulit di dapatkan di pasaran. Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan Standar Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK dan telah dinyatakan memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 45 Tahun 2008 tanggal 15 Agustus 2008.

Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh penulis yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para pendidik dan peserta didik SMK.

Buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada Departemen Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (download), digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun untuk penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Dengan ditayangkan soft copy ini diharapkan akan lebih memudahkan bagi masyarakat khsusnya para pendidik dan peserta didik SMK di seluruh Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri untuk mengakses dan memanfaatkannya sebagai sumber belajar.

Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada para peserta didik kami ucapkan selamat belajar dan semoga dapat memanfaatkan buku ini sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan.

Jakarta, 17 Agustus 2008 Direktur Pembinaan SMK


(5)

KATA PENGANTAR

Kemajuan dalam bidang komunikasi dewasa ini menuntut adanya sumber daya manusia yang adaptip sehingga tidak ketinggalan dari perkembangan dunia yang semakin menglobal. Perkembangan tersebut juga mengakibatkan berkembangnya teknologi komunikasi radio, televisi dan film yang berdampak kepada kebutuhan tenaga kerja (SDM) penyiaran dan produksi program radio, TV dan film yang makin besar.

Pemerintah dalam rangka menyediakan SDM untuk mengisi peluang kerja dibidang penyiaran telah membuka pendidikan penyiaran radio, televisi dan film melalui Depdiknas dan telah menetapkan kurikulum serta standar kompetensi lulusannya melalui BSNP

Dalam rangka mendukung program tersebut, maka buku sumber dengan judul Teknik Penyiaran dan Produksi Program Radio,TV dan Film disiapkan agar dapat dimanfaatkan para guru bidang penyiaran dan produksi program radio, TV dan Film sebagai buku sumber pembelajaran dalam rangka menyiapkan siswanya agar memiliki kompetensi sebagai SDM yang berkualitas dan mampu bersaing untuk mengisi peluang kerja di bidang penyiaran dan produksi program Radio, TV dan Film.

Buku ini ditulis berdasarkan kurikulum 2004 dan KTSP sesuai bidang keahlian agar memiliki tingkat manfaat dan keterpakaian yang tinggi. Ditulis dengan bahasa yang dekat ke keteknikan dan mengarah ke praktis sehingga mudah dipahami bagi guru, siswa maupun para praktisi atau semua orang yang tertarik untuk mempelajarinya. Penggunaan buku ini untuk mengajar masih perlu didukung praktek sehingga benar-benar siswa memiliki kompetensi yang memiliki standar nasional.

Buku ini ditulis dari berbagai sumber maupun dari pengalaman kami mengajar bidang komunikasi, media pembelajaran, multimedia serta pengalaman kerja di TKPK / Media Pembelajaran, mengelola UPT Sumber Belajar dan Media UNNES Semarang yang karakter pekerjaannya sangat dekat dengan masalah penyiaran dan produksi program radio, TV dan Film. Karena keterbatasan waktu, hanya dalam tempo kurang dari 3 bulan buku ini harus disiapkan, maka pasti masih banyak kekurangan di sana-sini. Oleh karena itu masukan untuk kesempurnaan buku ini sangat diharapkan,

Akhirnya ucapan terimakasih atas kepercayaan yang diberikan, dan terimakasih kepada teman-teman dosen Teknik Elektro FT UNNES yang telah membantu sehingga buku ini sebagai sumbangan bagi generasi muda bangsa bisa terwujud. Semoga bermanfaat.


(6)

DAFTAR ISI

KATA SAMBUTAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB. I...1

PENDAHULUAN...1

BAB II...3

SISTEM KOMUNIKASI...3

A. Pengertian Komunikasi

...3

B. Perkembangan Sistem Komunikasi

...6

C. Sistem Komunikasi dengan Kawat Penghantar

...11

D. Sistem Komunikasi Tanpa Kawat Penghantar

...20

E. Komunikasi Melalui Satelit

...33

BAB. III...39

JURNALISTIK PENYIARAN ...39

A. Pengertian Jurnalistik

...39

B. Dasar-dasar Jurnalistik.

...40

C. Teknik Komunikasi

...57

D. Jurnalistik Penyiaran Radio.

...95

E. Jurnalistik Penyiaran TV

...100

F. Evaluasi dan Pengembangan Program

...110

BAB IV ...117

PENYIARAN RADIO...117

A. Fungsi Siaran Radio

...117

B. Jenis informasi pada siaran radio

...119

C. Khalayak Sasaran siaran radio

...119

D. Stasiun Pemancar Radio

...127

E. Organisasi dan SDM

...145

F. Kualifikasi SDM Radio

...148

G. Teknik Siaran Radio

...160

H. Materi Program Siaran Radio

...164

I. Merencanakan Jadwal Siaran

...166

J. Produksi Program Siaran Radio

...167

K. Perpustakaan Audio/Discotique

...173

L. Iklan dan Pemasaran

...174

BAB V ...185

PENYIARAN TV ...185

A. Fungsi Siaran TV

...185

B. Jenis informasi pada siaran TV.

...186

C. Kalayak sasaran siaran TV.

...187


(7)

E. Organisasi dan SDM

...216

F. Kualifikasi SDM TV

...219

G. Teknik Siaran TV

...231

H. Program Siaran TV

...235

I. Merencanakan Jadwal Siaran TV

...246

J. Perpustakaan Audio Visual

...248

BAB VI ...387

PERFILMAN ...387

A. Pengertian Film

...387

B. Jenis Film

...388

C. Penyiaran Film

...389

D. Produksi Film

...395

E. Teknik Produksi Film

...400

BAB VII ...423

KESEHATAN, KESELAMATAN, DAN KEAMANAN KERJA ...423

A. Pendahuluan

...423

B. Kesehatan dan Keselamatan Kerja

...423

C. STRATEGI-STRATEGI PENINGKATAN

...428

D. KEAMANAN KERJA KELISTRIKAN DI DALAM STUDIO PENYIARAN

...431

PENUTUP...439 LAMPIRAN A DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN B LAMPIRAN l


(8)

BAB. I PENDAHULUAN

Sekarang ini t el ah masuk di dal am era komunikasi, yang di dal amnya sarat dengan penggunaan t eknol ogi komunikasi yang makin l ama makin canggih. Ol eh karena it u manusia harus bisa mengadapt asi t erhadap Ipt ek yang berkembang disekit ar kehidupannya agar t idak disebut orang yang ket inggal an j aman. Pepat ah mengat akan bahwa Siapa yang menguasai penget ahuan dan t eknol ogi komunikasi sert a memanf aat -kannya dal am kehidupannya, maka dial ah pemenangnya.

Perkembangan dal am t eknol ogi komunikasi, membuat peral at an komunikasi yang kit a gunakan unt uk dapat berkomunikasi dengan cepat dan berkual it as dapat t erpenuhi. Hal ini dapat dirasakan dewasa ini dengan pemanf aat an radio, TV, t el epon, f ax, handphone, comput er, l apt op, j aringan int ernet , penggunaan sat el it komunikasi dan sebagainya dapat membant u kebut uhan kehidupan manusia semakin mudah. Hal ini membuat dunia seakan menj adi semakin sempit bahkan t anpa j arak, sehingga orang dapat mendapat kan inf ormasi yang sangat cepat dan mudah dari j arak yang sangat j auh sekal ipun. Indikasi perkembangan di bidang penyedia inf ormasi j uga nampak dengan muncul nya pemancar radio swast a dan TV swast a di berbagai daerah wil ayah propinsi maupun kabupat en di sel uruh Indonesia. Bahkan di kot a-kot a propinsi sudah muncul beberapa TV l okal yang sama-sama bersaing merebut pasaran pemirsanya, dengan warna saj ian yang didesain semenarik mungkin. Di masyarakat j uga t el ah muncul banyak

sekal i semacam l embaga PH (Pr oduct i on Hause) yang bekerj a

memproduksi berbagai kebut uhan yang memerl ukan keahl ian dan ket erampil an produksi program TV dan ikl an sert a kebut uhan sej enis l ainnya baik yang bersif at bisnis maupun unt uk l ayanan masyarakat . Dengan kemuncul an berbagai l embaga penyiaran di set iap daerah, diperkirakan akan muncul pul a at uran yang membat asi radius siarnya, yait u berkait an dengan ot onomi daer ah dimungkinkan akan menerapkan at uran-at uran unt uk meningkat kan pendapat an asl i daerahnya, sehingga l embaga penyiaran harus didisain unt uk bersif at l okal . Dengan kat a l ain mereka yang mel ebihi bat as radius suat u daerah, harus ada konsekuensi paj ak daerah yang dikenakan. Hal ini akan semakin memacu t umbuh dan berkembangnya l embaga penyiaran l okal , karena l embaga penyiaran besar yang sif at nya sudah nasional akan t erhambat dengan at uran-at uran daerah.

Perkembangan t ersebut membuka pel uang bagi t enaga kerj a bidang penyiaran yait u penyedia inf ormasi yang akan disaj ikan mel al ui media komunikasi yang ada baik mel al ui media cet ak maupun el ekt ronik sepert i radio dan t el evisi. Ol eh karena it u sangat t epat bil a sumber daya manusia Indonesia sebagian dipersiapkan menj adi orang


(9)

orang yang memil iki kompet ensi di bidang komunikasi pada umumnya dan secara khusus pada bidang Penyiaran dan Produksi Program Radio, TV dan Fil m.

Pemerint ah mel al ui Depdiknas t el ah mengembangkan Sekol ah Menengah Kej uruan (SMK) j urusan penyiaran guna menyediakan t enaga kerj a t ingkat menengah bidang penyiaran yang memil iki st andar kompet ensi pada bidang penyiaran sesuai kurikul um yang berl aku. Unt uk mendukung pencapaian kompet ensi t ersebut perl u disediakan buku sumber mat eri pembel aj aran yang berisi penget ahuan t ent ang sist em komunikasi, j urnal ist ik penyiaran, sel uk bel uk penyiaran dan produksi program radio, TV dan f il m sert a penget ahuan t ent ang kesehat an, kesel amat an dan keamanan kerj a.

Seorang t enaga kerj a bidang penyiaran perl u memil iki penget ahuan t ent ang sist em komunikasi dan perkembangannya mul ai dari sist em t radisional , sist em dengan kawat sal uran maupun sist em yang menggunakan gel ombang radio, gel ombang mikro sampai sist em yang menggunakan sat el it . Demikian pul a penget ahuan t ent ang j urnal ist ik penyiaran yait u penget ahuan dasar j urnal ist ik, j urnal ist rik penyiaran radio, TV dan f il m sert a kemampuan menyampaikan inf ormasi (Pr esent at i on Ski l l s) secara l isan maupun t ert ul is, dan penget ahuan t ent ang t eknik wawancara. Penget ahuan-penget ahuan t ersebut akan mendukung pencapaian kompet ensi sebagai seorang j urnal is penyiaran.

Mat eri penget ahuan t ent ang penyiaran radio diharapkan memberikan penget ahuan t ent ang peral at an pemancar radio dan proses penyiarannya sert a bagaimana mendisain dan memproduksi inf ormasi sebagai mat eri yang akan disiarkan mel al ui media radio. Pada bidang pert el evisian dan perf il man, t enaga kerj a dit unt ut memil iki penget ahuan t ent ang peral at an st udio TV dan f il m dan proses penyiaran inf ormasinya sert a bagaimana mendisain program dan memproduksinya sampai siap unt uk disiarkan mel al ui media TV dan f il m. Agar dapat bekerj a dengan baik, seorang t enaga kerj a perl u penget ahuan t ent ang kesel amat an dan kesehat an kerj a pada bidang penyiaran radio, TV dan f il m. Sebel um mempel aj ari t ent ang pert el evisian dan perf il man seorang j urukamera khususnya sangat baik kal au mempel aj ari t erl ebih dahul u t ent ang f ot ograf i yang mendasari penget ahuan pengoperasian kamera t el evisi dan f il m.

Di samping menguasai penget ahuan yang t el ah disebut kan, agar memil iki kompet ensi st andar sebagai SDM penyiaran radio, TV dan f il m siswa sangat perl u bel aj ar mel al ui prakt ek l angsung di sekol ah maupun di l uar sekol ah, unt uk pembent ukan ski l l s dan sikap sebagai seorang SDM penyiaran.

Akhirnya semoga apa yang disaj ikan ini bermanf aat bagi cal on-cal on SDM penyiaran maupun semua orang yang t ert arik unt uk mempel aj arinya.


(10)

BAB II

SISTEM KOMUNIKASI

A. Pengertian Komunikasi

Komunikasi secara umum dapat diart ikan sebagai hubungan at au pert ukaran inf ormasi. Inf ormasi sendiri sebagai suat u yang akan disampaikan dapat berupa dat a, berit a at aupun pesan yang dil ambangkan dal am bent uk simbol / t anda, t ul isan, gambar at aupun suara.

Dal am Kamus Besar Bahasa Indonesia, komunikasi didef inisikan sebagai pengiriman dan penerimaan pesan at au berit a ant ar manusia, dua orang at au l ebih dengan cara yang t epat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Ol eh karena it u dal am komunikasi ada t iga bagian pokok, yait u sumber inf ormasi sebagai pengirim; media t ransmisi sebagai pembawa inf ormasi; dan t empat t uj uan inf ormasi sebagai penerima inf ormasi. Dengan demikian secara umum, suat u sist em komunikasi dapat dit unj ukkan sepert i Gambar 1.

a. Komunikasi satu arah

b. Komunikasi dua arah

Gambar 1. Sistem Komunikasi

Sumber inf ormasi, yait u sumber dari inf ormasi asl i (simbol / t anda, gambar at aupun suara) yang akan dikirimkan/ dit ransmisikan. Media t ransmisi, yait u sarana unt uk menyal urkan inf ormasi yang t el ah dirubah menj adi sinyal l ist ri k

Sumber

informasi

Media

transmisi

Tujuan/peneri

ma informasi

Sumber

informasi

Media

transmisi

Tujuan/peneri

ma informasi

Tujuan/pener

ima

Media

transmisi

Sumber

informasi


(11)

dengan mel al ui kawat at au gel ombang radio. Sedangkan t uj uan/ penerima inf ormasi yait u t empat dimana inf ormasi asl i harus dit erima.

Sedangkan t el ekomunikasi, berasal dari kat a t el e (bahasa Yunani) yang berart i j auh, dan komunikasi yang berart i hubungan/ pert ukaran inf ormasi. Jadi t el ekomunikasi dapat diart ikan sebagai hubungan at au pert ukaran inf ormasi pada j arak yang berj auhan.

Suat u pengert ian yang mencakup proses, bent uk inf ormasi maupun media t ransmisinya menyebut kan, bahwa t el ekomunikasi adal ah set iap pemancaran, pengiriman at au penerimaan t iap j enis t anda, gambar, suara at au inf ormasi dal am bent uk apapun mel al ui sist em kawat , opt ik, radio at au sist em el ekt romagnet ik l ainnya.

Dari pengert ian t ersebut , akhirnya dij umpai sarana komunikasi yang sesuai dengan bent uk inf ormasinya sebagai j asa t el ekomunikasi. Sepert i hal nya t el epon, yang berasal dari kat a t el e dan phone (suara at au pembicaraan), sehingga t el epon dapat diart ikan sebagai pembicaraan j arak j auh. Demikian pul a ist il ah t el egrap yang berart i penul isan j arak j auh, t el evisi yang berart i pengl ihat an j arak j auh dan sebagainya.

Agar dapat berl angsung proses t el ekomunikasi, maka inf ormasi asl i yang masih berupa t anda, t ul isan, gambar at au suara harusl ah diubah dul u menj adi suat u energi l ist rik at au sinyal l ist rik, sehingga dapat disampaikan ke t uj uan pada j arak t ert ent u. Sel anj ut nya di t empat t uj uan, energi at au sinyal l ist rik t ersebut diubah kembal i menj adi bent uk inf ormasi asl inya. Dengan demikian suat u hal yang sangat pent ing dal am proses t el ekomunikasi adal ah adanya t r ansduser , yang berf ungsi sebagai pengubah dari inf ormasi asl i menj adi bent uk sinyal yang dapat dit ransmisikan at au sebal iknya. Ol eh karena it u secara umum sist em t el ekomunikasi pada Gambar 1 dapat digambarkan kembal i dengan diagram bl ok sebagai berikut :

a. Diagram blok prinsip komunikasi satu arah Sumber

Informa si

Transdu ser (Coder)

Pengirim Tujuan

Informasi

Transdus er (Decoder

) Peneri

ma

Media Transmisi


(12)

b. Diagram blok prinsip komunikasi dua arah

Gambar 2. Diagram blok prinsip komunikasi

Unt uk mel aksanakan suat u sist em komunikasi dua arah, maka al at -al at sepert i pada Gambar 2 harus dibuat dupl ikat nya pada arah yang berl awanan.

Sebagaimana t el ah disebut kan bahwa unt uk dapat ment ransmisi-kan inf ormasi, maka inf ormasi t ersebut harus diubah dul u menj adi sinyal . Sinyal sendiri pada hakekat nya merupakan l ambang yang t erbent uk secara t epat dari media yang t el ah dipil ih sebagai t ransdusernya, yang biasanya dil ambangkan mel al ui variasi dari sif at -sif at t ert ent u yang dimil iki ol eh t ransduser yang bersangkut an t erhadap wakt u.

Bent uk sinyal dal am t el ekomunikasi ada 2 (dua) macam, yait u sinyal anal og dan sinyal kode (t ermasuk di dal amnya ada sinyal digit al ). Sinyal anal og adal ah sinyal l ist rik yang l angsung mengikut i perubahan-perubahan sesaat dari energi inf ormasi asl inya. Sebagai cont oh, mikropon sebagai t ransduser yang menghasil kan suat u sinyal l ist rik yang l angsung mengikut i perubahan-perubahan dari energi suara yang menggerakkan mikropon. Sedangkan sinyal kode adal ah sinyal l ist rik dal am bent uk kode at au t anda yang t el ah dit ent ukan t erl ebih dahul u, yang berupa pul sa-pul sa at au perubahan-perubahan dari sinyal t ersebut yang dapat dimengert i ol eh manusia dan al at / mesin pada kedua sisi dari sist em komunikasi.

Akhirnya secara garis besar, sist em komunikasi dibut uhkan unt uk j asa t el ekomunikasi (t el epon, t el egrap, t el ex, t ransmisi dat a)

Sumber Informasi Transd user (Coder) Pengirim Tujuan Informasi Transdus er (Decoder) Peneri ma Media Transmisi Sumbe r Informa Transdu ser (Coder) Pengi rim Tujuan Informasi Transdu ser (Decoder ) Penerima Media Transmisi


(13)

dan j uga j asa penyiaran (berit a, penerangan) dengan mengut amakan penyiaran yang dapat didengar mel al ui radio at au yang nampak mat a dan dapat didengar mel al ui t el evisi.

B. Perkembangan Sistem Komunikasi

Sebel um dit emukan l ist rik, sist em komunikasi dil akukan dengan cara menggunakan bunyi-bunyian at aupun t anda sebagai isyarat dal am penyampaian inf ormasi. Cara-cara t ersebut ant ara l ain dengan kent ongan, asap at aupun bendera (semaphor e f l ag) yang sampai saat ini di beberapa bel ahan bumi mungkin masih digunakan.

Gambar 3. Peralatan komunikasi tradisional

Set el ah dit emukan l ist rik, maka t eknol ogi komunikasi mul ai berkembang. Yang semul a dil akukan secara mekanis dan t radisional bergant i secara l ist rik, sepert i hal nya sist em semaphor e mekanis digant ikan dengan t el egrap l ist rik.

Di bidang t el egrap, sist em yang t ert ua adal ah sist em morse dengan menggunakan pesawat -pesawat morse. Di mana pengiriman t el egram mel al ui pesawat morse dil akukan dengan menget ok t anda-t anda morse yang anda-t erdiri dari garis-garis dan anda-t ianda-t ik. Tanda ini di kant or t uj uan dibaca ol eh operat or dan dit ul is kembal i dal am huruf biasa unt uk kemudian disampaikan kepada si al amat . Set el ah it u muncul sist em t el eprint er at au menul is j arak j auh dengan menggunakan pesawat t el eprint er. Dengan pesawat t el eprint er, pengirim t el egram cukup dil akukan dengan j al an menget ik sepert i mesin ket ik biasa. Kemudian t el egrap yang semul a dengan sist em t el eprint er berkembang menj adi t el ex (t el epr i nt er exchange).


(14)

Dal am sist em ini para pel anggan harus mempunyai pesawat t el eprint er yang dihubungkan dengan sent ral t el ex.

Di bidang t el epon j uga dikenal beberapa sist em t el epon. Sist em yang t ert ua adal ah sist em bat erai set empat at au yang sering dinamakan bat erai l okal (LB = Local Bat t er y). Dari sist em ini kemudian dikenal adanya sist em bat erai sent ral (CB = Cent r al Bat t er y). Pada kedua sist em (LB dan CB) masih menggunakan t enaga operat or di kant or t el epon. Ol eh karena it u kedua sist em t ersebut j uga sering dinamakan sist em manual (manual syst em). Set el ah it u berkembang menj adi sist em ot omat at au Sambungan Langsung Jarak Jauh (SLJJ), yang berart i pel anggan/ orang dapat l angsung berhubungan dengan orang l ain dengan j al an memut ar/ menekan nomor yang dipanggil t anpa mel al ui operat or.

Gambar 4. Berbagai j enis peralat an telepon

Pada sist em-sist em komunikasi t ersebut , unt uk dapat menghubungkan ant ar pel anggan/ pemakai memerl ukan berbagai macam sarana/ media yang t ermasuk dal am suat u bidang yang dinamakan t eknik t ransmisi. Dal am t eknik t ransmisi, secara gari s besar dibagi 2 macam, yait u:

a. Media t ransmisi f isik, yait u sist em t ransmisi mel al ui kawat penghant ar (wi r e bounded t r ansmi ssi on syst em).

b. Media t ransmisi non f isik, yait u sist em t ransmisi t anpa kawat (wi r el ess t r ansmi ssi on syst em) at au mel al ui gel ombang radio.

Pada t ransmisi dengan kawat penghant ar t erbagi menj adi sal uran at as t anah dan sal uran bawah t anah. Sal uran at as t anah pada awal nya menggunakan kawat t erbuka/ t el anj ang (open wi r e) yang dirent angkan pada t iang-t iang yang dil engkapi dengan rangka besi dan isol at or-isol at or. Pemasangan isol at or-isol at or ini


(15)

dimaksudkan agar kawat -kawat t ersebut t idak kont ak dengan t anah yang dapat mengakibat kan t erj adinya hubungan l ist rik pendek (shor t ci r cui t ). Kemudian dengan semakin maj unya t eknik pembuat an bahan isol asi l al u menggunakan kabel unt uk sal uran di at as t anah. Kabel udara ini berisi kawat -kawat rangkap yang sat u sama l ain dipisahkan dengan bahan isol asi. Kabel ini sering disebut dengan kabel berpasangan (pai r cabl e). Sedangkan unt uk sal uran bawah t anah menggunakan kabel -kabel t anah yang memang khusus dibuat unt uk sal uran bawah t anah.

Teknik penyal uran dengan kabel at as t anah dan bawah t anah adal ah unt uk hubungan-hubungan dal am kot a. Sedangkan unt uk hubungan-hubungan ant ar kot a dikenal adanya kabel pupin dan j uga kabel koaksial (coaxi al cabl e).

Di samping kabel t anah, dikenal pul a kabel l aut , yait u kabel -kabel yang khusus dipergunakan di dal am l aut , sehingga unt uk ini sist em komunikasinya disebut dengan “ Sist em Komunikasi Kabel Laut (SKKL)” .

Terkait dengan cara unt uk memanf aat kan l ebar j al ur/ pit a media t ransmisi unt uk mengirimkan l ebih dari sat u sinyal sekal igus, dil akukan mul t ipl exing dengan cara membagi dal am pit a-pit a f rekuensi at au pit a-pit a wakt u. Cara at au sist em ini dikenal dengan Fr equency Di vi si on Mul t i pl ex (FDM) at au Ti me Di vi si on Mul t i pl ex (TDM).

Sist em t ransmisi yang l ain, yait u sist em gel ombang radio. Dal am sist em ini, inf ormasi yang t el ah dirubah menj adi sinyal l ist rik disal urkan mel al ui gel ombang radio yang dipancarkan ol eh suat u pemancar dan dit erima ol eh suat u al at penerima. Mengingat sif at -sif at nya gel ombang radio unt uk keperl uan t el ekomunikasi, maka gel ombang radio t ersebut dibagi beberapa j enis. Yait u gel ombang f rekuensi t inggi (HF = Hi gh Fr equency), f rekuensi sangat t inggi (VHF = Ver y Hi gh Fr equency), f rekuensi ul t ra t inggi (UHF = Ul t r a Hi gh Fr equency) dan gel ombang mikro (Mi cr owave).

Penggunaan gel ombang-gel ombang t ersebut disesuaikan dengan sif at -sif at gel ombang yang bersangkut an. Gel ombang HF pada umumnya dipergunakan unt uk hubungan yang sangat j auh, sedangkan unt uk gel ombang VHF dan UHF digunakan unt uk hubungan-hubungan yang cukup j auh.

Kebut uhan akan l ebar j al ur yang rel at if besar, maka t eknol ogi gel ombang mikro mul ai dikembangkan dan digunakan sebagai j aringan t ransmisi j arak j auh. Dengan f rekuensi pembawa ant ara 3 – 12 GHz, gel ombang mikro merambat dal am ruang bebas dengan ragam garis pandang (Li ne of Si ght ), baik berada di at as t anah (t er r est r i al ) maupun ext r a t er r est r i al , yait u sist em komunikasi dengan menggunakan sat el it . Sist em-sist em ini berkemampuan menyediakan l ebar j al ur t ransmisi dan ket erhandal an yang


(16)

diperl ukan unt uk t ransmisi dari beberapa ribu sal uran t el epon at au beberapa sal uran t el evisi.

Gambar 5. Gelombang mikro merambat dalam garis pandang (line

of sit e)dari antena pemancar ke antene penerima.

Sist em komunikasi dengan sat el it dikembangkan dan digunakan karena sel ain unt uk menanggul angi berkembangnya t raf ic perhubungan int ernasional j uga unt uk menj angkau daerah yang l uas dan sukar dicapai. Keist imewaan/ kel ebihan sist em ini ial ah diperol ehnya mut u dan kemampuan t el ekomunikasi yang t inggi, j uga kapasit as j uml ah sal uran dari t ranspondernya.


(17)

Gambar 6. Sistem komunikasi melalui satelit

Adanya kemaj uan t eknol ogi di bidang el ekt ronika yang begit u pesat , sehingga berdampak pada perkembangan t eknol ogi t el ekomunikasi. Teknol ogi anal og yang sekarang masih ada dengan cepat akan digant ikan ol eh t eknol ogi digit al yang dit unj ang dengan berkembang-nya perangkat j aringan/ t ransmisi. Transmisi opt ik merupakan sal ah sat u pil ihan unt uk menunj ang perubahan t ersebut . Dan akhirnya pemakaian kabel serat opt ik unt uk sist em t el ekomunikasi berkembang pesat , dan secara perl ahan akan menggant ikan t eknol ogi yang sel ama ini masih menggunakan kabel konvensional (kabel t embaga).

Sist em Komunikasi Serat Opt ik (SKSO) digunakan karena banyak keunggul an serat opt ik dibanding kabel konvensional , bahkan j uga t erhadap t ransmisi gel ombang mikro.

a. kabel punter b. Koaksial c. Serat opt ik


(18)

C. Sistem Komunikasi dengan Kawat Penghantar

Komunikasi dengan kawat penghant ar adal ah suat u sist em komunikasi yang menggunakan kawat penghant ar sebagai sarana at au media t ransmisinya. Art inya kawat pengant ar t ersebut berf ungsi sebagai pembawa inf ormasi yang t el ah diubah dal am bent uk sinyal . Ol eh karena it u kebut uhan dasar yang harus ada pada sist em komunikasi ini adal ah penguat (ampl i f i er ) sebagaimana yang dit unj ukkan pada diagram bl ok pada Gambar 8.

Gambar 8. Kebutuhan dasar sistem komunikasi dengan penghantar satu arah

Hanya yang perl u diperhat ikan bil a j arak yang dit empuh j auh, maka dibut uhkan banyak penguat (ampl i f i er ) yang berf ungsi sebagai penguat sinyal .

1. Telegraph

Tel egraph adal ah suat u sist em komunikasi yang berkait an dengan proses pengiriman dan reproduksi dari suat u dokumen dal am bent uk t ul isan dan gambar ant ar t empat yang berj auhan. At au dapat j uga diart ikan sebagai pengiriman dan penerimaan sal inan dari inf ormasi apapun dal am bent uk yang t el ah dit ent ukan.

Dal am prosesnya, huruf , angka dan simbol diberi kode dan diubah ke dal am bent uk sinyal -sinyal l ist rik yang kemudian dikirim mel al ui sal uran t ransmisi (kawat penghant ar). Di t empat t uj uan/ penerima, sinyal t ersebut diubah kembal i ke dal am bent uk inf ormasi asl inya. Proses at au prosedur t ersebut sepert i diperl ihat kan pada Gambar 9.

Informasi asli

Transdu cer

Transduc er

Amplifi -er

Ampli-fier

Informasi

yang diterima + gangguan Sinyal

elektronis + gangguan

+ gangguan

SUMBER Saluran Kawat TUJUAN


(19)

a. Proses/ prosedur pada telegraph

b. Kunci morse dan mesin telegraph Gambar 9. Sistem Telegraph

Suat u rangkaian t el egraph adal ah suat u kumpul an sist em komunikasi yang t erdiri dari sumber t enaga, pesawat pengirim, sal uran t ransmisi dan pesawat penerima.

Pada sisi pengirim inf ormasi yang berupa huruf / t ul isan dibaca dan dit erj emahkan kedal am bent uk kode/ simbul . Terdapat bermacam-macam kode yang digunakan sepert i kode Morse, Undul at or, Semaphore, Baudot dan sebagainya, t et api kode morse yang pal ing banyak digunakan. Set el ah dit erj emahkan ke dal am kode morse yang t erdiri dari gabungan t it ik dan garis (dot and dash), l al u diubah menj adi sinyal l ist rik ol eh kunci Morse yang berf ungsi sebagai skakel ar yang bekerj a membuat arus l ist ri k mengal ir dan t idak mengal ir. Lama wakt u mengal ir dan t idak mengal ir disesuaikan dengan kode Morse. Tit ik berart i ada arus

Huruf Kodifikasi Dekodifi Huruf

kasi Pengirim Penerima

Informasi Informasi

Baca

Pindah

sinyal listrik

Terjemahan Transmisi


(20)

dengan wakt u pendek ( 1 det ik) dan garis berart i ada arus dengan wakt u panj ang (3 det ik) dan j arak ant ara kode huruf yang sat u dengan yang l ainnya adal ah disebut spasi dengan wakt u t idak ada arus dengan wakt u 3 det ik. Sinyal -sinyal t ersebut dikirimkan ke st asiun penerima mel al ui t ransmisi kawat (kabel ).

Pada sisi penerima, sinyal t el egraph dit erima ol eh mesin t el egraph dan secara magnet is dan mekanik dapat dicet ak pada kert as dal am bent uk kode morse. Sel anj ut nya dit erj emahkan kembal i kebent uk huruf dan inf ormasi dapat dibaca dan dit ul is l al u disampaikan ke al amat sasaran yang di t uj u.

2. Teleprinter

Tel eprint er merupakan al at komunikasi t ert ul is el ekt ronik j arak j auh yang dipergunakan pada j asa t el ekomunikasi dal am bent uk Tel ex (Tel epr i nt er exchange). Tel ex merupakan suat u sist em t el egrap yang memungkinkan para pel anggan unt uk sewakt u-wakt u dapat sal ing berhubungan dengan menggunakan pesawat t el eprint er mel al ui j aringan t el egrap. Dengan kat a l ain, hubungan t el ex merupakan pert ukaran inf ormasi j arak j auh dal am bent uk t ul isan.

Gambar 10. Pesawat Teleprinter

3. Telepon

Yang dimaksud dengan t el epon adal ah suat u sist em t el ekomunikasi unt uk meneruskan pembicaraan dal am bent uk suara pada j arak yang berj auhan. Prinsip dasar t el epon adal ah gel ombang suara diubah menj adi gel ombang/ sinyal l ist rik ol eh mikropon, yang


(21)

dit eruskan mel al ui kabel dan di t empat t uj uan diubah kembal i menj adi gel ombang suara.

Tel epon adal ah j awaban yang t epat bagi masal ah wakt u, j arak dan t empat . Dengan t el epon, hubungan yang cepat , t epat dan ef isien ke segal a penj uru dapat t erpenuhi.

A Kantor Telepon B

(operator )

Gambar 11. Sistem sambungan telepon manual

Pada sist em t el epon manual , pel anggan menel pon operat or dikant or t el epon dan mint a disambungkan ke nomor t uj uan. Pel anggan dan nomor t uj uan baru bisa berbicara/ komunikasi set el ah operat or menghubungkan kont ak hubungan dari t erminal pel anggan ke t erminal nomor t uj uan.


(22)

A Stasiun Telepon B Otomatis

a. Sistem sambungan telepon otomatis.

Asal Tuj uan

b. Sistem hubungan telepon SLJJ Gambar 12. Sistem hubungan telepon

STO

Pengarah STO asal

Pengarah SLJJ tujuan

Register SLJJ asal

Selektor

STO


(23)

Dari kot a asal sinyal yang dikirim dari t el epon pel anggan diarahkan ol eh mesin STO asal dan dit eruskan kemesin regist er unt uk disimpan dan dit eruskan mel al ui j aringan ke mesin Pengarah SLJJ t uj uan unt uk diarahkan ke j aringan l okal t uj uan sampai hubungan t erl aksana. Sel anj ut nya dit eruskan ke mesin sel ekt or STO t uj uan dan disambungkan ke nomor t uj uan.

Pada sist em t el epon ot omat is, operat or di kant or t el epon ot omat is digant ikan mesin swit ching ot omat is yang dapat digerakkan ol eh sinyal yang dikirim ol eh pel anggan pada wakt u menekan/ memut ar t ombol / dial pada pesawat t el epon. Dengan demikian pel anggan l angsung dapat berkomunikasi dengan nomor t uj uan secara ot omat is t anpa bant uan operat or. Karena banyaknya sambungan t el epon pel anggan dan l uasnya daerah operasional t el epon, maka dibangun mesin swi t chi ng yang di t empat kan diset iap daerah secara bert ingkat sehingga memungkinkan menj angkau sasaran yang banyak dan l uas.

4. Faximile

Mesin Faxsi mi l e adal ah mesin yang dapat merubah dat a

/ t ul isan/ gambar yang ada di kert as menj adi dat a el ekt rik dengan proses scaning sepert i pada mesin f ot okopi. Ol eh karena it u mesi n f aximil e j uga dapat digunakan sebagai f ot okopi. Dat a el ekt ri k didapat dikirimkan ke t uj uan dengan menggunakan j aringan t el epon.

Proses pengiriman dil akukan dengan cara menel pon nomor t el epon t uj uan unt uk memberit ahukan bahwa akan mengirim f ax. Nomor t uj uan menghidupkan mesin f ax dan menunggu sampai proses pengiriman sel esai. Dat a t ercet ak di kert as sama persis dengan dat a yang dikirimkan ol eh pengirim.


(24)

Gambar 13. Sistem pengiriman dat a dengan mesin f aximile

5. Interphone

Int erphone adal ah sal ah sat u sist em komunikasi mel al ui kawat yang sederhana dengan kapasit as t erbat as. Sist em ini berguna unt uk l ingkungan kecil , dengan f asil it as yang dapat unt uk komunikasi i nt er n dan ext er n. Pesawat ini j uga dapat berf ungsi sebagai int ercome (sambungan dal am sat u l ingkungan).

fax fax


(25)

Gambar 14. Prinsip sambungan j aringan interphone/ Aipon

6. TV Kabel dan CCTV (Close Circuit T elevision) a. TV Kabel.

TV Kabel adal ah sist em penyampaian inf ormasi TV dengan j arak dekat (l okal ). Sist em ini di Indonesia berkembang di masyarakat sebel um TV Swast a bermuncul an, sehingga acara TV banyak didominasi ol eh TVRI dan sal ah sat u TV Swast a saj a. Dengan adanya penggunaan sat el it (pal apa), maka berkembang pul a penggunaan ant ene parabol a dan unit penerima sat el it . Disamping unt uk memenuhi kebut uhan individu unt uk keperl uan rumah t angga ada pul a yang memanf aat kan TV kabel ini unt uk kepent ingan usaha hiburan bagi masyarakat secara t erbat as. Sist em ini j uga digunakan unt uk mengat asi daerah bl ank (sul it menerima siaran TV akibat geograf is). Hal yang menj adi daya t arik bagi masyarakat adal ah dapat menerima variasi siaran TV bahkan bisa menikmat i siaran TV dari negara l ain sepert i Mal aysia, Amerika, RRT dan sebagainya.

Suat u usaha membuat variasi siaran yang dit ayangkan, pusat TV kabel dapat menyediakan acara dari sumber l ain yait u dari VTR misal nya rekaman f il m, music dan sebagainya. Dengan penambahan kamera video pusat TV kabel bisa mel akukan siaran l angsung acara-acara unt uk dinikmat i bersama.

Sist em sambungan TV Kabel secara sederhana dapat dil ihat pada Gambar. 15. sebagai berikut .

amplifier

jaringan

amplifier

amplifier

amplifier

amplifier

Mic


(26)

Sinyal dari Sat el it Feeder

Parabol a dan Sat el it Receiver

Gambar 15. Sistem sambungan TV kabel

Sinyal TV gel ombang mikro yang dikirimkan ol eh st asiun bumi dit erima sat el it dan dipancarkan kembal i ke Bumi dan dit erima ol eh ant ena parabol a dipil ih/ dit al a ol eh bagian penal a unit penerima sat el it . Sinyal yang masih l emah ini diperkuat ol eh unit LNB (l ow noi se bl ock) dan dit eruskan ke unit penerima sat el it unt uk di det eksi sinyal TV nya. Sinyal TV dikel uarkan mel al ui RF unit sehingga memil iki f rekuensi sal uran yang sesuai. Sel anj ut nya disal urkan ke TV penerima mel al ui j ek RF out dengan menggunakan kabel koaksial . Unt uk keperl uan penyal uran ke rumah-rumah pel anggan, dapat menggunakan sambungan pararel dengan menggunakan koaksial . Dal am penyal uran dengan kawat penghant ar ini perl u memperhal t ikan drop pot ensial akibat penampang dan panj ang kabel yang digunakan. Unt uk penggunaan kabel koaksial j enis RGB, pal ing panj ang 100 yard (90m) at au maksimum sat u rol harus diperkuat dengan unit bost er penguat sinyal (UHF ampl i f i er ) supaya sinyal TV dapat dit erima dengan kual it as yang baik.

Unt uk membuat variasi siaran bisa dil akukan sebagai berikut . Pert ama, dengan menggant i Horn pada parabol a dari yang sat u arah menj adi dua arah (vert ikal dan horisont al ), sehingga bisa menikmat i acara dua st asiun pemancar TV yang dapat disal urkan ke pel anggan. Kedua, Menambah unit VTR/ VCR (vi deo t ape/ caset e r ecor der ) at au VCD/ DVD pl ayer unt uk memut ar rekaman f il m, music dan sebagainya sesuai permint aan dan kesenangan pel anggan. Ket iga,

LNB

RF IN

VTR RF OUT


(27)

dengan menambah unit Kamera video unt uk mel iput siaran l angsung acara-acara kegiat an yang pent ing di wil ayah it u. Misal nya pil kada, panggung gembira, pent as seni dan sebagainya.

b. CCTV (Close Circuit T elevision)

CCTV adal ah syst em sambungan komunikasi t erbat as, unt uk keperl uan yang t erbat as pul a. Peral at an CCTV t erdiri dari kamera video, VTR (vi deo t ape r ecor der ) dan TV monit or. CCTV banyak digunakan unt uk pengamanan di t oko-t oko swal ayan, kant or-kant or , perusahaan/ pabrik dan sebagainya. CCTV j uga dimanf aat kan unt uk keperl uan pendidikan guna mengat asi j uml ah murid yang banyak dan kel as pararel , sehingga memerl ukan ruangan yang l uas. Dengan menggunakan CCTV seorang guru mengaj ar sekal igus unt uk semua dengan cara set iap ruangan sudah dil engkapi dengan TV monit or dan kamera sehingga memungkinkan t erj adi komunikasi ant ara gur u dengan para siswa di set iap ruangan.

Sist em sambungan dasar CCTV dapat dil ihat pada Gambar 16 sebagai berikut

Gambar. 16. Sistem sambungan CCTV

D. Sistem Komunikasi Tanpa Kawat Penghantar

Yang dimaksud dengan komunikasi t anpa kabel (wi r el ess) adalah suat u sist em komunikasi yang menggunakan gel ombang radio sebagai

TV

VTR ARTIS


(28)

media t ransmisinya. Art inya, gel ombang radio digunakan sebagai pembawa inf ormasi yang t el ah diubah dal am bent uk sinyal .

Dal am sist em ini yait u, sebuah pemancar (t r ansmi t t er ) yang memancarkan dayanya mel al ui ant ena ke arah t uj uan dal am bent uk gel ombang el ekt romagnet ik. Di t empat t uj uan, gel ombang el ekt romagnet ik ini dit angkap ol eh ant ena pesawat penerima (r ecei ver ), sebagaimana sepert i yang dit unj ukkan pada Gambar berikut ini.

Gambar 17. Sistem komunikasi radio

Adapun kebut uhan dasar yang harus ada pada sist em komunikasi radio ini dit unj ukkan sepert i pada Gambar 18 berikut .

PEMANCAR PENERIMA

Gambar 18. Kebutuhan dasar sistem komunikasi radio satu arah

Pemancar

Penerima

Informa si asli

Transducer Amplifier Amplifier

Informasi yang diterima + gangguan

Sinyal elektronis +

gangguan

SUMBER TUJUAN

Transmiter Receiver Antena

Pemancar

Antena Penerima

Hubungan radio + gangguan


(29)

Yang perl u diperhat ikan, gel ombang radio mempunyai spekt rum, f rekuensi yang t erbagi dal am beberapa daerah (band), j uga sif at -sif at perambat annya, maka penggunaannya bergant ung pada kebut uhan dan sist em komunikasinya.

1. Sistem Komunikasi Radio HT (Handy T alky)

Pesawat radio HT sampai saat ini masih banyak digunakan unt uk bant uan komunikasi. HT digunakan unt uk komunikasi dengan j arak t erbat as ant ar pesawat secara l angsung. Radius j arak j angkaunya t ergant ung power pesawat nya. Namun unt uk memperj auh j angkauan bisa dil aksanakan dengan menambah power/ Bost er dan ant ene l uar yang rel at ip t inggi dan t erarah. Radio HT dengan panj ang gel ombang 2 met er banyak digunakan Sat pam, Pol isi, anggot a ORARI. Radio ant ar Penduduk RAPI banyak menggunakan pesawat radio dengan panj ang gel ombang 80 met er dengan j angkaun ant ar pul au.


(30)

b. Jenis Pesawat HT

c. Pemanfaatan HT untuk bantuan komunikasi

Gambar 19. Prinsip dasar komunikasi HT

2. Sistem Komunikasi Handpone (Mobile T elephone)

Berbeda dengan HT, Handpon at au t el epon bergerak t idak dapat komunikasi secara l angsung ant ar pesawat , meskipun dengan j arak yang berdekat an. Sist em komunikasi Handphon harus mel al ui st asiun yang berf ungsi sebagai provider.

Dal am perkembangannya t erdapat dua sist em komunikasi yang berkembang j uga di Indonesia yait u GSM (Gl obal syst em For Mobi l e Comuni cat i on) dan CDMA (Code Di vi si on Mul t i pl e Access). Sist em GSM dikembangkan ol eh Amerika dan CDMA dikembangkan ol eh Eropa.


(31)

GSM pert ama kal i berkembang di Eropa t h 1991 dan pada t h 1993 berkembang ke Amerika sel at an, Asia dan Aust ral ia. Arsit ekt ur GSM t erdiri 3 subsist em yang t erhubung dan berint eraksi ant ar sist em dan dengan pengguna mel al ui i nt er f ace Net wor k. Ket iga sub sist em t ersebut adal ah BSS (Base St at i on Subsyst em), NSS (Net wor k and Swi t chi ng Syst em) dan OSS ( Oper at i on Suppor t Syst em). BSS merupakan subsist em radio yang berf ungsi sebagai penyedia dan pengat ur j al ur t ransmisi radio ant ara MS dengan MSC, dan unt uk mengat ur i nt er f ace radio ant ara MS dengan subsist em l ain dal am j aringan GSM. Set iap BSS t erdiri dari beberapa BSC yang berf ungsi menghubungkan MS ke NSS mel al ui MSC. Sedangkan NSS digunakan unt uk mengat ur f ungsi swi t chi ng dari sist em yang menj amin MSC dapat berkomunikasi dengan j aringan sist em l ain sepert i PSTN, ISDN dan Jaringan Dat a. Fungsi operasi dan perawat an secara kesel uruhan sist em GSM dikont rol ol eh OSS yang dapat dimonit or, dianal isis dan dil akukan t r oubl eshoot i ng ol eh seorang engi ner .

Diagram bl ok sist em GSM dapat dij el askan sepert i Gambar berikut .


(32)

BSS BSS

MS NSS NSS MS

SDN ISDN

Data Network Data Network

b. Sistem hubungan komunikasi pesawat Handphone Gambar 20. Prinsip komunikasi handphone

Ket erangan :

MS ( Mobi l e St at i on) ; BTS (Base Tr ancei ver St at i on) ; BSC (Base St at i on Cont r ol l er ) MSC (Mobi l e Swi t chi ng Cent r e); PSTN (Publ i c Swi t ch Tel epone Net wor k).

MS akan berkomunikasi dengan BSS (Base St at i on Subsyst em) yang t erdiri dari beberapa BSC dan BTS yang t erhubung dal am sat u MSC mel al ui ant ar muka (i nt er f ace) radio . Set iap BSC bert ugas mengont rol rat usan BTS yang t ersebar di daerah l ayanan operat or. Hubungan j aringan ant ara BTS dengan BSC mel al ui gel ombang mikro. Proses komunikasi dua BTS dal am sat u BSC dikont rol ol eh BSC it u sendiri t anpa mel ibat kan MSC.

Dal am wakt u yang bersamaan yait u mul ai t h 1995 diperkenal kan t eknol ogi t el epon sel ul ar CDMA. Teknol ogi yang menggunakan sist em mul t i pl e access sehingga dapat mendukung pengguna dengan j uml ah besar unt uk sal ing berbagi ruang kanal

BTS

BSC

MSC

PS

TN

BTS

BSC

MSC

PS

TN


(33)

radio dan sembarang pengguna dapat memperol eh access ke sembarang kannal radio.

CDMA menggunakan kode digit al (Pseudo-Random Code

Sequences) unt uk membedakan pel anggan yang di- shar e ke MS

maupun base st at i on, sehingga semua pel anggan membagi

spect rum radio dengan r ange yang sama.

CDMA j uga menggunakan sist em penyebaran mul t i pl e access yang disebut Di r ect Sequence CDMA (DSCDMA), sehingga t iap pel anggan mendapat kan kode di r ect sequence biner sepanj ang proses pemanggil an. Kode t ersebut adal ah sinyal yang dibangkit kan ol eh modul asi l inier dengan sequence psedor andom noi se wi deband yang menghasil kan penggunaan sinyal yang l ebih l ebar dibanding apl ikasi yang digunakan t eknol ogi yang l ain. Di samping it u didisain t idak peka t erhadap int erf erensi.

Dal am sist em CDMA proses pengkodean pada l i nk radio dari base st at ion ke mobil e st at ion dil akukan dengan cara penambahan kode pseudor andom khusus pada sinyal periodic, sehingga base st at i on

dapat membedakan dirinya dengan base st at i on yang l ain pada

sel ang wakt u t ert ent u. Dengan demikian sist em CDMA t el ah disinkronisasikan dengan ref erensi wakt u yang umum digunakan. Yait u yang bersumber dari Gl obal Posi si oni ng Syst em (GPS) yang merupakan sist em navigasi radio berbasis pada konst el asi sat el it . Karena sist em GPS dari sat el it yang mengorbit di l uar angkasa mengkover bumi, maka sist em GPS ini menyediakan met ode siap pakai unt uk menent ukan posisi dan wakt u yang diperl ukan semua r ecei ver yang ada.

Penyebaran kanal pada CDMA yait u t erdiri dari kanal -kanal : For war d. digunakan unt uk komunikasi dari cel l ke mobi l e, membawa t raf ik dan sinyal inf ormasi over head yang membangun sist em wakt u dan ident it as st at ion. Kanal over head t erdiri dari kanal pil ot , kanal sinkronisasi, kanal pagi ng dan kanal t r af i k f or war d yang membawa sinyal panggil an t el epon, suara dan inf ormasi cont rol daya mobi l e dari base st at i on ke unit mobi l e ; Kanal Rever se. Digunakan komunikasi dari mobi l e ke cel l . Kanal ini membawa t raf ik dan si gnal i ng. Kanal ini hanya akan akt if sel ama penggil an ke mobi l e st at i on t erhubung, at au si gnal i ng kanal access yang t erhubung. Kanal access. Bil a unit mobi l e t idak akt if , maka akan t erbent uk komunikasi ke base st at i on melalalui kanal access. Kanal ini dipasangkan dengan kanal pagi ng yang sal ing berhubungan; Kanal Tr af i k Rever se. Membawa set engah bagian yang l ain dari panggil an t el epon, suara dan inf ormasi cont rol daya mobi l e dari unit mobi l e ke base st at i on.

Dari aspek t eknol ogi sist em GSM maupun CDMA merupakan t eknol ogi st andar sel ul ar digit al .


(34)

3. Siaran Radio ( Broadcast )

Pada siaran radio, yang dit ransmisikan/ dipancarkan adal ah hanya sinyal suara (audi o). Ol eh karena it u proses komunikasinya dapat digambarkan sepert i diagram bl ok sebagai berikut .

PEMANCAR PENERIMA

Gambar 21. Prinsip sederhana dari suatu sist em siaran radio

Pada st asiun pemancar sinyal suara diproduksi ol eh mikropon yang berf ungsi sebagai t randuser, yait u mengubah energi suara (audi o) menj adi energi l ist rik (sinyal suara) dengan f rekuensi maksimum 20 KHz (AF = audi o Fr equency). Sel anj ut nya sinyal suara diperkuat ol eh rangkaian penguat (ampl i f i er ) yang berf ungsi sebagai penguat sinyal suara sehingga memil iki energi yang cukup unt uk rangkaian el ekt ronika sel anj ut nya. Sinyal suara yang t el ah diperkuat sel anj ut nya dicampur dengan gel ombang pembawa (car i er wave) f rekuensi radio (RF) yang diproduksi ol eh rangkaian Osil at or RF. Proses Pencampuran (mi xi ng) sering disebut modul asi dil akukan ol eh rangkaian modul at or yang berf ungsi sebagai mixer dan penguat daya sehingga sinyal modul asi memil iki energi yang cukup besar dan mampu merambat / meradiasi / memancar di udara mel al ui ant ena pemancar dengan j arak pancar sesuai energi yang dimil ikinya. Dengan kat a l ain j arak pancar gel ombang t ergant ung dari besarnya energi gel ombang t ersebut .

Osilator lokal

Amplifier

Osilator RF

Modula tor

Amplifi er Tuner Detek

tor

Mikro pon

speaker


(35)

Gel ombang RF yang t el ah dipancarkan ant ena pemancar ke udara, dit erima ol eh ant ena radio penerima yang berf ungsi menerima semua gel ombang radio. Ol eh rangkaian Tuner (penal a) gel ombang-gel ombang radio t ersebut dipil ih sat u gel ombang saj a yait u yang berresonansi dengan f rekuensi gel ombang yang dihasil kan ol eh rangkaian penal a (f rekuensi gel ombang radio = f rekuensi gel ombang penal a). Gel ombang t ersebut merupakan gel ombang yang modul asi ant ara gel ombang/ sinyal suara dan gel ombang pembawa. Set el ah mengal ami penguat an mel al ui rangkaian penguat , gel ombang t ersebut dit eruskan ke rangkaian demodul asi unt uk mendet eksi/ memisahkan gel ombang suara dan gel ombang pembawa yang sudah t idak dibut uhkan l agi. Proses demodul asi dengan menggunakan sist em pencampuran dengan gel ombang f rekuensi bandingan dari rangkaian osil at or l okal . Hasil pencampuran/ bandingan t ersebut menghasil kan gel ombang f rekuensi menengah sekit ar 455 KHz. Sel anj ut nya gel ombang ini dimasukkan ke rangkaian det ect or unt uk memisahkan f rekuensi t inggi dengan f rekuensi suaranya. Karena gel ombang yang masuk ada dua sisi, yait u sisi at as dan sisi bawah maka pada rangkaian ini yang diambil hanya sat u sisi dengan menggunakan rangkaian

penyearah (di ode). Proses pemisahan f rekuensi menggunakan

prinsip bahwa arus l ist rik l ebih mudah mengal ir mel al ui hambat an ohm yang l ebih kecil . Nil ai ohm yang diperol eh dari komponen kumparan (XL) berbeda dengan komponen kondensat or (Xc). Xl = 2 › f L sedangkan Xc = 1/ (2 › f c). Dari rumus t ersebut j el asl ah bahwa l ist rik dengan f rekuensi t i nggi akan l ebih mudah mengal ir mel al ui kondensat or C dari pada mel al ui kumparan L . Ol eh karena it u rangkaian det ekt or menggunakan dasar t ersebut , sehingga f rekuensi t inggi yang sudah t idak diperl ukan dibuang ke gr ound mel al ui kondensat or dan f rekuensi suara dit eruskan mel al ui kumparan L ke rangkaian penguat . Set el ah diperkuat beberapa kal i sehingga sinyal t ersebut memil iki power yang cukup unt uk menggerakkan membran speaker yang berf ungsi sebagai t randuser yait u mengubah energi l ist rik menj adi energi suara. Suara yang dihasil kan sama dengan suara yang diucapkan didepan mikropon pada pemancar radio.

Berkait an dengan penggunaan besarnya f rekuensi pembawa sinyal suara yang digunakan dal am syst em pemancar dan penerima radio, maka dapat dibuat kl asif ikasi f rekuensi sepert i pada Tabel . 1. berikut ini.


(36)

Tabel 1. Jenis Band Frekuensi dan Penggunaannya Jenis/ Na ma Band Freq Band Frequenc y ( f )

Panj ang Gelomba

ng ( Ũ )

Transmisi Yang digunakam Kegunaan VLF (Very Low Freq. )

3 Hz – 30

KHz 108-104 m

Serat opt ik, l aser

Transmisi dat a

LF (Low Freq)

30–300KHz 104-103 m Pengarah gel om bang, gel om- bang mikro

Rast ronomi, radar, komunikasi ant ariksa,

t ransmisi

gel ombang mikro MF

(Midium Frequenc

y)

300KHz –

3 MHz 1000–100

m

Pengarah gel om bang, gel om- bang mikro

Radar, Sat el it dan komunikasi

ant ariksa, t ransmisi

gel ombang mikro HF

(High Freq)

3 – 30MHz

100 – 10 m

Pengarah gel om bang, gel om- bang pendek

TV UHF, Radio CB, Radar, Radio j arak pendek, komunikasi mil it er VHF (Very High Freq ) 30MHz – 300 MHz

10 – 1 m Kabel

koaksial , gel ombang pendek

TV VHF, radio FM, sarana navigasi

UHF (Ul t ra High Freq

)

300MHz – 3 GHz

100 – 10 cm

Kabel koaksial , gel ombang pendek

Radio amat ir, t el epon mobil , komunikasi mil it er, radio CB SHF (Super High Freq ) 3GHz – 30GHz

10 – 1 cm Kabel

koaksial , gel ombang panj ang

Pemancar AM, Radio amat ir

EHF (Ext reme

l y High Freq )

30GHz – 300 GHz

10 – 1 mm Kabel kawat ganda, gel om-bang panj ang

Radio suar dg navigasi,

pemancar dg nada dan f rekuensi st andar


(37)

Ul t ra Ungu Cahaya Tampak

Inf ra Merah

1014– 1016 Hz

3. 10-4 – 3. 10-6cm

Kabel kawat ganda, gel om-bang panj ang

Audio, t el epon, t ransmisi dat a, navigasi j arak j auh

Gel ombang radio memil iki sif at mendekat i cahaya. Dengan demikian akan merambat l urus dan dapat dipant ul kan. Cepat rambat gel ombang (V) adal ah 300. 000 met er/ det ik. Hubungan ant ara Cepat rambat V, Frekuensi f dan panj ang gel ombang Ũ adal ah : Ũ = V / f .

4. Siaran Televisi

Pada sist em t el evisi, ada t iga bagian yang sal ing t erkait , yait u st udio TV, pemancar TV dan penerima TV. Adapun sinyal yang dipancarkan / dit ransmisikan adal ah sinyal suara (audi o) dan gambar (vi deo). Diagram bl ok prinsip dari suat u sist em siaran t el evisi dapat digambarkan secara diagram bl ok


(38)

Gambar 22. Prinsip sederhana dari suatu sistem siaran televisi

Di dal am St udio TV, gambar kej adian dit angkap ol eh Kamera TV yang sebagai t randuser yang merubah energi cahaya menj adi energi l ist rik (sinyal gambar/vi deo). Sedangkan suara dit angkap ol eh mikropon yang berf ungsi sebagai t randuser yait u merubah energi suara menj adi energi l ist rik (sinyal audi o/ suara). Keluaran (out put )

Loudspeaker Penguat

R.F. Detektor

Penguat suara Penguat

video Antena penerima

Tabung TV

Penerima Televisi (sederhana)

Penguat video

Penguat suara

Penguat video Saluran

Saluran

Penguat suara

Modula-torvideo

Modulato r suara

Penguat daya

Penguat daya Unit penggabung Sumber

pembawa video

Sumber pembaw a suara

Antena pemancar

Studio televisi

Stasiun pemancar

TV

Kamera

ttelevisi


(39)

dari kamera dan mikropon yait u sinyal video dan sinyal audio dihubungkan ke Video Tape Recorder (VTR) unt uk direkam dan at au secara l angsung disal urkan ke unit pemancar TV.

Pada unit pemancar TV, sinyal Video diperkuat ol eh rangkaian penguat video dan sel anj ut nya dimodul asikan dengan gel ombang pembawa video yang diperol eh dari rangkaian pembangkit gel ombang pembawa video. Sel anj ut nya sinyal modul asi vi deo diperkuat ol eh rangkaian penguat daya agar memil iki daya yang cukup besar. Sedangkan sinyal audi o diperkuat ol eh rangkaian

penguat audi o dan dimodul asikan dengan gel ombang pembawa

audi o yang diperol eh dari rangkaian pembangkit gel ombang pembawa audi o. Sel anj ut nya sinyal modul asi audi o diperkuat ol eh rangkaian penguat daya audi o agar memil iki daya yang cukup besar. Set el ah sinyal modul asi audi o dan vi deo memiliki daya yang cukup keduanya digabungkan pada rangkaian unit penggabung dan dipancarkan ol eh ant ena pemancar ke udara.

Pada penerima TV, sinyal gabungan audi o dan vi deo yang dipancarkan ke udara dit angkap ol eh ant ena penerima TV set el ah mel al ui penal aan sesuai prinsip f rekuensi resonansi. Sel anj ut nya diperkuat ol eh rangkaian penguat RF dan di det eksi ol eh rangkaian det ect or unt uk dipisahkan dari f rekuensi pembawanya. Sinyal vi deo sel anj ut nya diperkuat ol eh rangkaian penguat vi deo dan dikirim ke t abung gambar TV yang berf ungsi sebagai t randuser yang merubah energi l ist rik menj adi energi cahaya (gambar) kembal i dengan sist em scani ng (perabaan). Demikian pul a sinyal audi o diperkuat ol eh rangkaian penguat audi o dan dikirim ke l oadspeaker yang berf ungsi sebagai t randuser yait u merubah energi l ist rik menj adi energi audi o kembal i. Dengan demikian audi o dan gambar kej adian di dal am st udio dapat dil ihat pada pesawat penerima TV.

Sehubungan dengan banyaknya st asiun pemancar TV, pesawat penerima TV t el ah didisain dengan menyediakan sal uran at au kanal . Unt uk pesawat TV yang l ama t erdapat 8 – 12 sal uran, t et api unt uk pesawat TV yang baru t el ah menyediakan sampai 100 sal uran. Pembedaan sal uran ini dimaksudkan agar t idak ada sal ing int erf erensi dari st asiun pemancar. Pembagian sal uran TV di Indonesia dapat diperhat ikan pada Tabel 2. sebagai berikut .


(40)

Tabel . 2. Pembagian Kanal / Sal uran TV di Indonesia

Band No. Saluran

Frek. Saluran

(MHz)

Frek Gel Pembw Video (MHz)

Frek Gel Pembw Audio (MHz)

I 1 43 – 50 44, 25 49, 75

I 2 54 – 61 55, 25 60, 75

I 3 61 – 68 62, 25 67, 75

III 4 174 – 181 175, 25 180, 75

III 5 181 - 188 182, 25 187, 75

III 6 188 - 195 189, 25 194, 75

III 7 196 – 202 196, 25 201, 75

III 8 202 - 209 203, 25 208, 75

III 9 209 - 216 210, 25 215, 75

E. Komunikasi Melalui Satelit

Sat el it Komunikasi adal ah perangkat yang dil uncurkan ke orbit geost asioner bumi dan perangkat ini berf ungsi unt uk menerima gel ombang inf ormasi yang t el ah dimodul asi dengan gel ombang mikro yang dikirimkan ol eh st asiun bumi, dan memancarkan kembal i ke st asiun bumi-st asiun bumi l ain. Dengan demikian sat el it dapat dikat akan sebagai ref l ekt or gel ombang mikro. Sat el it digunakan dal am sist em komunikasi unt uk memperl uas j angkauan daya pancar st asiun pemancar radio maupun t el evisi, bahkan j uga digunakan pada sist em komunikasi t el epon dan dat a-dat a yang l ain.

Dal am hal usaha memperl uas j angkauan dengan menggunakan gel ombang mikro ada dua cara yait u:

Pertama, dengan membangun st asiun rel ay (Li nk St at i on) pada set iap daerah dan gel ombang mikro dipancarkan secara est af et dari st asiun pemancar pusat sampai daerah. Sist em ini banyak kendal a, karena harus membangun st asiun rel ay dengan j uml ah banyak dan dengan ukuran t ower ant ene yang t inggi sehingga t idak ekonomis. Di samping it u j uga hambat an geograf is sangat besar, karena sif at


(41)

dari gel ombang mikro sepert i cahaya sehingga unt uk penyal urannya harus l i ne of si de. Kedua, dengan menggunakan sat el it yang dil uncurkan ke orbit dan ref l eksinya diarahkan dapat mengarah ke bagian bumi t ert ent u. (sat el it Pal apa ref l eksinya dapat mengkover wil ayah sebagian Asia Tenggara, Asean dan sebagian Aust ral ia). Dal am sist em ini Gel ombang mikro yang membawa inf ormasi dikirimkan dari st asiun bumi pusat ke arah sat el it , dit erima sat el it dan dipancarkan kembal i ke bumi set el ah mengal ami penguat an. Sel anj ut nya dit erima ol eh st asiun bumi di set iap daerah unt uk di sal urkan ke masyarakat sasaran.

Pel uncuran sat el it menggunakan t enaga pel uncur yang sangat besar dan sat el it dibawa menggunakan roket . Gambar berikut menunj ukkan ant ena st asiun bumi , pel uncuran roket pembawa dan sat el it komunikasi.

a. Parabola b. Peluncuran Sat elit

c. Satelit yang sedang mengorbit


(42)

Gambar 24. Transmisi gelombang mikro dari A ke B dengan sistem relay secara est afet dengan melalui satelit.

BUMI


(43)

Andaikat a t idak ada sat el it , agar A dapat berkomunikasi dengan B secara Langsung , maka diperl ukan ant ena gel ombang mikro dengan t ower set inggi rat usan kil omet er. Hal ini dapat dij el askan mel al ui Gambar 24 diat as

Gambar 25. Stasiun Relay untuk mengat asi hambatan geografis yang berbukit-bukit

Tel ah diket ahui bahwa sat el it berf ungsi sebagai ref l ekt or Gel ombang Mikro. Dengan demikian dapat dimanf aat kan unt uk semua sist em komunikasi yang menggunakan gel ombang mikro, baik it u TV, Radio, Tel epon maupun pengiriman dat a-dat a yang l ain. Sebagai cont oh dal am penyiaran TV sepert i t erl ihat pada gambar berikut .

Dat a audio maupun audio dimodul asikan dan dipancarkan dengan f rekuensi gel ombang micro ke sat el it , sel anj ut nya ol eh sat el it gel ombang mikro yang membawa dat a audio dan video diperkuat dan dipancarkan kembal i ke st asiun bumi at au ke ant ene parabol a dan dit erima ol eh penerima sat el it dan dit eruskan ke


(44)

pesawat penerima TV. Unt uk keperl uan penyiaran yang l ebih j auh set el ah dit erima penerima sat el it l al u dipancarkan kembal i mel al ui ant ena pemancar TV ke TV penerima di rumah-rumah disekit ar daerah t ersebut .

Dengan perkembangan Ipt ek bidang komunikasi saat ini membuat dunia t anpa j arak. Penggunaan sarana komunikasi mel al ui j aringan int ernet sudah bukan barang mewah l agi t et api sudah merupakan kebut uhan manusia unt uk mel akukan komunikasi. Kenyat aannya sekarang t erj adi penggabungan berbagai sist em komunikasi menj adi sist em yang t erpadu dan menghasil kan komunikasi yang ef ekt if dan ef isien.

Gambar 26. Sistem komunikasi Penyiaran TV melalui satelit. RECEIVER

TRANSMITER

TRANSCEIVER

AUDIO VIDEO

6 GHZ


(45)

Gambar. 27. Perpaduan sistem komunikasi.


(46)

BAB. III

JURNALISTIK PENYIARAN

A. Pengertian Jurnalist ik

Kat a j urnal ist ik, berasal dari kat a j ur nal i sm at au j urnal isme yang berart i kegiat an mengumpul kan berit a. Juga berart i kegiat an mempoduksi surat kabar. Dengan kat a l ain j urnal isme mengandung maksud kegiat an yang dil akukan ol eh seorang wart awan. Sedangkan kat a j urnal ist ik dapat diart ikan sebagai sesuat u hal yang berkait an dengan pekerj aan kewart awanan. Pengert ian yang berkembang di dal am masyarakat , ist il ah j urnal ist ik sama dengan j urnal isme yait u kegiat an unt uk mempersiapkan, mengedit dan menul is unt uk dipubl ikasikan mel al ui media masa baik media cet ak maupun medi a el ekt ronik. Yang dimaksud media cet ak adal ah surat kabar, maj al ah dan l ain-l ain, sedangkan media el ekt ronik yait u siaran radio, siaran TV, Fil m dan saat ini berkembang dal am bent uk digit al yait u j aringan komput er at au int ernet .

Masih banyak pengert ian-pengert ian t ent ang ist il ah j urnal ist ik yang berkembang di masyarakat . Guna l ebih memperj el as pemahaman t ent ang ist il ah j urnal ist ik, berikut ini disampaikan berbagai pengert ian t ent ang j urnal ist ik sebagai berikut .

1. Jurnal ist ik adal ah seni dan ket erampil an mencari, mengumpul kan, mengol ah dan menyaj ikan berit a t ent ang perist iwa at au kej adian sehari-hari, unt uk memenuhi kebut uhan khal ayak sehingga t erj adi perubahan sikap, sif at , pendapat dan peril akunya sesuai dengan kemauan j urnal is.

2. Jurnal ist ik adal ah semua perist iwa yang kej adiannya menarik perhat ian publ ik yang berupa pendapat , aksi, buah pikiran sehingga merangsang wart awan unt uk mel iput dan dij adikan bahan inf ormasi at au berit a.

3. Jurnal ist ik merupakan penget ahuan dan ket erampil an prakt is t ent ang sel uk bel uk penyiaran inf ormasi at au berit a mel al ui media pers, radio, t el evisi, f il m, t eat er, rapat umum dan sebagainya.

4. Jurnal ist ik merupakan pengol ahan l aporan yang menarik minat khal ayak mul ai dari pel iput an sampai penyebarannya kepada publ ik.

5. Jurnal ist ik merupakan kegiat an komunikasi yang dil akukan dengan cara menyiarkan berit a at aupun ul asan berit a t ent ang berbagai perist iwa at au kej adian sehari-hari yang akt ual dan f akt ual dal am wakt u yang secepat -cepat nya.

Dari berbagai pengert ian t ersebut dapat disimpul kan bahwa j urnal ist ik merupakan kegiat an komunikasi yang menggunakan


(47)

penget ahuan prakt is unt uk menghi mpun inf ormasi dari perist iwa/ kej adian yang menarik, akt ual dan f akt ual unt uk diol ah dan disaj ikan kepada khal ayak mel al ui media masa cet ak maupun disiarkan mel al ui pemancar radio, Tel evisi dan Fil m. Dengan wakt u yang secepat cepat nya.

B. Dasar-dasar Jurnalistik.

1. Fungsi dan Tugas Jurnalistik

Fungsi dan t ugas j urnal ist ik sesuai dengan undang-undang pokok pers Bab. II pasal 3 adal ah sebagai berikut :

a. Pers nasional berf ungsi sebagai media inf ormasi, pendidikan, hiburan dan kont rol sosial .

b. Disamping f ungsi t ersebut , pers nasional dapat berf ungsi sebagai l embaga ekonomi.

Dari undang-undang t ersebut dapat dij el askan bahwa j urnal ist ik berf ungsi menghimpun, mengol ah dan menyal urkan inf ormasi mel al ui media masa di mana dia bekerj a. Bidang kerj a j urnal ist ik yait u pada pendidikan, hiburan maupun kont rol sosial masyarakat .

Pers dapat berf ungsi sebagai l embaga ekonomi, hal ini mengandung maksud bahwa dal am bert ugas pers dapat mengat as namakan at au diberi t ugas ol eh l embaga t empat kerj a (perusahaan penerbit an) at au yang bersangkut an dapat mendirikan perusahaan sendiri.

Sebagai kont rol sosial , dimaksudkan bahwa pers harus memperj uangkan hak-hak rakyat . Ikut membangun masyarakat mel al ui penegakan hukum dan hak asasi manusia sert a mel akukan pengawasan, krit ik, koreksi dan saran t erhadap hal -hal yang berkait an dengan kepent ingan umum sert a akt if memperj uangkan keadil an dan kebenaran.

Di samping f ungsinya pers j uga memil iki hak dan kewaj iban. Sesuai undang-undang pokok pers Bab II pasal empat , pers memil iki hak sebagai berikut .

a. Kemerdekaan pers dij amin sebagai hak asasi warga negara. b. Terhadap pers nasional t idak dikenakan penyensoran,

pembredel an at au pel anggaran penyiaran.

c. Unt uk menj amin kemerdekaan pers, pers nasional

mempunyai hak mencari, memperol eh, dan menyebarl uaskan gagasan dan inf ormasi.

d. Dal am mempert anggungj awabkan pemberit aan di depan hukum, wart awan memil iki hak t ol ak.

Sedangkan kewaj iban pers sesuai undang-undang pokok pers Bab II pasal l ima sebagai berikut .


(48)

a. Pers nasional berkewaj iban menberit akan perist iwa, opini dengan menghormat i norma-norma agama dan rasa kesusil aan masyarakat sert a asas praduga t ak bersal ah.

b. Pers waj ib mel ayani hak j awab. c. Pers waj ib mel ayani hak koreksi.

Sesuai pasal enam, pers harus mel aksanakan peranannya sebagai berikut .

a. Memenuhi hak masyarakat unt uk menget ahui.

b. Menegakkan hukum dan hak asasi manusia, sert a menghormat i kebhinekaan.

c. Mengembangkan pendapat umum berdasarkan inf ormasi yang

t epat , akurat dan benar.

d. Mel akukan pengawasan, krit ik, koreksi, dan saran t erhadap hal -hal yang berkait an dengan kepent ingan umum.

e. Memperj uangkan keadil an dan kebenaran.

Dari undang-undang t ersebut , dapat diart ikan bahwa pers merupakan l embaga sosial dan wahana komunikasi masa yang mel aksanakan t ugas-t ugas j urnal ist ik/ kewart awanan. Tugas-t ugas Tugas-t ersebuTugas-t mel ipuTugas-t i bagaimana mencari, memperol eh, memil iki, menyimpan, mengol ah dan menyampaikan inf ormasi dal am bent uk sesuai dengan media publ ikasi yang digunakan yait u dal am bent uk t ul isan (t eks), gambar, suara, suara dan gambar, dat a dan graf ik maupun dal am bent uk l ain dengan menggunakan media cet ak, media radio, t el evisi maupun media l ainnya yang t ersedia.

Sedangkan pengert ian dari perusahaan pers adal ah badan hukum yang menyel enggarakan usaha pers. Sepert i perusahaan media cet ak, media el ekt ronik, kant or berit a, dan perusahaan l ain yang secara khusus menyel enggarakan, menyiarkan dan menyal urkan inf ormasi.

2. Persyaratan seorang j urnalis

Mengingat berat nya t anggungj awab j urnal is sert a karakt erist ik pekerj aan yang menunt ut seseorang yang t angguh, maka unt uk menj adi j urnal is diperl ukan persyarat an-persyarat an kemampuan penget ahuan dan sikap sebagai berikut .

a. Cerdas. Orang cerdas akan cenderung bersikap krit is

t erhadap inf ormasi yang diperol eh dari sumber inf ormasi. Semua inf ormasi akan dianal isis t erl ebih dul u sehingga inf ormasi yang diperol eh memil iki akurasi yang t inggi. Dengan cara ini t idak akan didekt e ol eh sumber inf ormasinya.


(49)

b. Waspada. Seorang yang memil iki kewaspadaan akan cenderung bersikap hat i-hat i, meskipun demikian t idak harus kel ihat an sepert i orang bodoh.

c. Rasa ingin t ahu yang besar. Sikap ini diperl ukan unt uk

menggal i dan memil ih mana inf ormasi yang memil iki nil ai berit a dan mana yang kurang. Hal ini dimaksudkan karena j urnal is harus menyampaikan/ meneruskan inf ormasi kepada khal ayak, sehingga harus memil iki kepekaan yang t inggi t erhadap nil ai inf ormasi yang ada disekit arnya.

d. Perhat ian t erhadap masyarakat . Karena j urnal is bekerj a unt uk kepent ingan masyarakat , maka ia harus memperhat ikan segal a sesuat u yang t erj adi di dal am masyarakat . Ia harus membel a kepent ingan masyarakat t erut ama masyarakat yang t ert indas, l emah, miskin mel al ui inf ormasi yang dit ul isnya dan disiarkannya kepada khal ayak mel al ui media masa sebagai krit ik sosial .

e. Akal yang panj ang. Seorang yang berakal panj ang t idak mudah put us asa dan mudah menyerah. Ia akan berusaha dengan akal yang dimil ikinya unt uk memecahkan kesul it an yang dihadapinya.

f . Peka t erhadap ket idak adil an. Bil a t erj adi ket idak adil an di masyarakat , maka ia harus segera mengangkat inf ormasi t ersebut menj adi berit a, sehingga segera mendapat perhat ian dan sol usi.

g. Berani. Seorang j urnal is harus berani berbeda pendapat

dengan penguasa apabil a kebij akannya dipandang t idak benar dan berdampak pada ket idak adil an dan kesengsaraan rakyat . Dal am berbeda pendapat t ent unya disert ai argument asi yang kuat .

h. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Baik

bahasa t ul is maupun l isan, agar dal am menyampaikan inf ormasi t idak t erj adi kesal ahf ahaman. Sebaiknya j uga menguasai beberapa bahasa asing.

i. Berpegang pada norma, et ika dan kesusil aan.

j . Bersikap j uj ur, t erbuka, menghormat i dan mel indungi

sumber inf ormasi, agar mendapat kepercayaan dari masyarakat .

3. Kode Etik Jurnalistik

Di dal am mel akukan t ugasnya seorang j urnal is/ wart awan diit unt ut unt uk ment aat i kode et ik j urnal ist ik. Hal ini diat ur karena set el ah ref ormasi bermuncul an berbagai organisasi j urnal ist ik, sehingga PWI (persat uan wart awan Indonesia ) bukan sat u-sat unya organisasi j urnal ist ik. Organisasi yang muncul diant aranya AJI ( Asosiasi Jurnal ist ik Indonesia), AJTI (Asosiasi


(50)

Jurnal is Tel evisi Indonesia) dan sebagainya. Set iap organisasi memil iki kode et ik yang harus dit aat i ol eh segenap anggot anya. Di samping it u j uga ada kode et ik yang t el ah disepakat i unt uk dit aat i sel uruh wart awan/ j urnal is sel uruh indonesia yait u adal ah KEWI (Kode Et ik Wart awan Indonesia). Kode et ik ini dimaksudkan unt uk menj amin t egaknya kebebasan pers sert a t erpenuhinya hak-hak masyarakat . Dengan demikian KEWI merupakan l andasan moral dan et ika prof esi yang dipakai sebagai pedoman operasional dal am menegakkan int egrit as dan prof esional it as. Kode et ik t ersebut adal ah berbunyi sebagai berikut .

a. Wart awan Indonesia menghormat i hak masyarakat unt uk memperol eh inf ormasi yang benar.

b. Wart awan Indonesia menempuh t at acara yang et is unt uk memperol eh dan menyiarkan inf ormasi sert a memberikan ident it as kepada sumber inf ormasi.

c. Wart awan Indonesia menghormat i asas praduga t ak bersal ah, t idak mencampurkan f akt a dengan opini, berimbang dan sel al u menel it i kebenaran inf ormasi dan t idak mel akukan pl agiat .

d. Wart awan Indonesia t idak menyiarkan inf ormasi yang bersif at dust a, f it nah, sadis dan cabul sert a t idak menyebut kan ident it as korban kej ahat an asusil a.

e. Wart awan Indonesia t idak menerima suap dan t idak menyal ah gunakan prof esi.

f . Wart awan Indonesia segera mencabut dan meral at kekel iruan dal am pemberit aan sert a mel ayani hak j awab.

Pengawasan dan penet apan sanksi at as pel anggaran kode et ik ini sepenuhnya diserahkan kepada j aj aran pers dan dil aksanakan ol eh organisasi yang dibent uk unt uk it u. Di samping kode et ik j urnal is j uga harus memahami dan ment aat i undang-undang pers dan penyiaran.

Undang-undang Pers dit et apkan/ syahkan ol eh Presiden Republ ik Indonesia t anggal 23 Sept ember 1999 di Jakart a, dengan ket et apan UURI No. 40 Tahun 1999. Undang-undang pers dit et apkan agar pers berf ungsi secara maksimal , karena kebebasan pers adal ah sat u wuj ud kedaul at an rakyat dan merupakan unsur pent ing dal am kehidupan bermasyarakat , berbangsa dan bernegara yang demokrat is. Pers mel iput i media cet ak, media el ekt ronik, dan media l ainnya merupakan sal ah sat u sarana unt uk mengel uarkan pikiran baik secara l isan maupun t ert ul is. Ol eh karena it u pers dal am menj al ankan f ungsinya harus dil aksanakan secara bert anggungj awab. Pers diberi kebebasan mencari dan menyampaikan inf ormasi sebagai perwuj udan hak asasi manusia yang menj amin set iap orang berhak berkomunikasi dan mendapat kan inf ormasi. Hal ini j uga


(51)

dit egaskan dal am piagam PBB t ent ang hak asasi manusia sepert i pada pasal 19 yang menyat akan : ” Set iap orang berhak at as kebebasan mempunyai dan mengel uarkan pendapat . Termasuk kebebasan memil iki pendapat t anpa gangguan, dan unt uk mencari, menerima dan menyampaikan inf ormasi dan buah pikiran mel al ui media apa saj a dan dengan t idak memandang bat as-bat as wil ayah” . Pers sebagai kont rol sosial sangat pent ing unt uk mencegah t erj adinya penyal ahgunaan kekuasaan, KKN maupun penyel ewengan dan penyimpangan yang l ain. Pers dal am mel aksanakan f ungsinya j uga harus menghormat i hak asasi set iap orang, ol eh karena it u dit unt ut pers yang prof esional dan bert anggungj awab dan t erbuka dikont rol ol eh masyarakat . Masyarakat memil iki hak j awab dan hak koreksi. Dal am hal ini masyarakat diwakil i ol eh l embaga-l embaga kemasyarakat an sepert i pemant au media dan ol eh dewan pers dengan berbagai bent uk dan caranya.

UURI Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran t el ah dit et apkan/ disyahkan Presiden t anggal 28 Desember 2002 di Jakart a. UU Penyiaran ini dimaksudkan unt uk menj amin kemerdekaan berpendapat , menyampaikan dan memperol eh inf ormasi yang bersumber dari kedaul at an rakyat dan hak asasi manusia di negara RI, sepert i diamanat kan UUD 1945. Namun demikian kemerdekaan t ersebut harus bermanf aat bagi upaya dal am menj aga int egrasi nasional , menegakkan nil ai-nil ai agama, kebenaran, keadil an, moral , dan t at a susil a sert a memaj ukan kesej aht eraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan cit a-cit a prokl amasi kemerdekaan RI. Dengan demikian kebebasan harus dil aksanakan secara bert anggungj awab, sel aras dan seimbang berdasarkan Pancasil a dan UUD RI 1945.

Menyadari pul a bahwa perkembangan t eknol ogi komunikasi dan inf ormasi t el ah mel ahirkan masyarakat inf ormasi yang menunt ut hak unt uk menget ahui dan mendapat inf ormasi, karena inf ormasi t el ah menj adi kebut uhan pokok dan komodit as pent ing bagi kehidupan bermasyarakat , berbangsa dan bernegara. Perkembangan t eknol ogi dan inf ormasi t ersebut j uga berimpl ikasi t erhadap dunia penyiaran t ermasuk penyiaran di Indonesia. Penyiaran merupakan sal ah sat u sarana berkomunikasi bagi masyarakat , l embaga penyiaran, dunia bisnis dan pemerint ah, sehingga memil iki peranan yang st rat egis. Hal -hal di at as mengakibat kan l andasan hukum yang t el ah ada sel ama ini menj adi kurang memadai. Ol eh karena it u diperl ukan UU yang dapat mengakomodasi perkembangan t eknol ogi dan inf ormasi dewasa ini.

UU Penyiaran disusun berdasarkan pokok-pokok pikiran sebagai berikut :


(1)

Tape Pit a. Sering digunakan unt uk benda yang berbent uk pit a berlapis bahan perekam magnet ik. Digunakan semua j enis bahan perekam suara.

Tape splice Cara penyambungan f ilm yang menggunakan bahan perekat t ransparant .

Technirama Sist em pembuat an f ilm l ayar l ebar menggunakan negat ip 35mm yait u hanya menggunakan set engah bingkai gambar pada wakt u shoot ing. Pada wakt u pencet akan/ prosesing menggunakan l ensa anamorf ik yang mengembalikan gambar menj adi penuh sat u bingkai. Pada wakt u penayangan j uga digunakan lensa anarmof ik.

Tel ecast Transmisi Televisi.

Tel ecine Peral at an unt uk menyiarkan f il m dan sl ide mel al ui t el evisi.

Tel epl ay Skenario yang khusus dit ulis unt ukt el evisi. Semua j enis naskah unt uk program t el evisi dit ul is berdasarkan model screenpl ay(skenario f il m).

Tel ef ilm Semul a berart i programa t el evisi yang dikerj akan dengan f il m. Sekarang berart i semua f ilm cerit a yang dibuat khusus unt uk dit ayangkan l ewat l ayar t el evisi.

Three color processes

Sist emyang digunakan unt uk memproduksi warna, dimana spekt rum warna yang t erl ihat dibagi kedal am t iga bagian yait u merah, hij au dan biru.

Three st rip camera Kamera t iga j al ur. Kamera f il m unt uk pemot ret an warna yang menggunakan t iga j al ur t erpisah yang mana masing-masing negat if merekam warna merah, hij au dan biru yang t erdapat dalam adegan.

Threshol d Pencahayaan minimum bahan f ot ograf is yang menghasil kan kepekaan yang dapat dilihat sesudah bidang pengkabut an set elah dil akukan prosesing.

Tight shoot Ist il ah yang dipakai pada shoot yang l ebih sempit dari yang st andar. Misal nya t wo shot l ebih sempit dari yang st andar, ini akan dikat akan TTS.

Til t shoot Shoot dengan mendongakkan at au menundukan kamera pada poros horisont al nya.


(2)

ISTILAH KETERANGAN

Timbre Mut u nada. Penyebaran f rekuensi dan int ensit asnya dal am suara pada t iap wakt u t ert ent u.

Timelapse Sel ang wakt u. Teknik sinemat ograf i yang

memungkinkan unt uk mengekspose set iap bingkai berdasarkan sel ang wakt u yang t el ah dit et apkan dari awal . Bila direkam dan diput ar ul ang dengan

kecepat an normal akan t erl ihat proses yang

sesungguhnya mel al ui wakt u panj ang kedal am wakt u yang dipadat kan. Cont oh : proses mekarnya bunga, memet asnya t el ur ayam dsb.

Timing Manipul asi act ion ol eh sut radara unt uk mendapat kan t empo at au ef ek t ert ent u dal am scene. Dal am l aborat orium berart i eval uasi warna dan densit i t iap-t iap f rame sebel um penceiap-t akan f ilm. Ariap-t i umum adal ah pencat at an panj ang wakt u pemut ara cerit a at au bagian f il m.

Timing sheet Pencat at an ol eh il ust rat or musik dal am mel akukan breakdown dial og dan act ion dal am ukuran wakt u yang t epat det ik demi det ik. Juga disebut CUESHEET.

Tit l e Tul isan yang muncul pada l ayar f ilm/ TV dan bukan bagian dari adegan. Misal nya Main, Cret i, End dsb.

Track Soundt rack

Tracking shoot Shoot yang dilakukan dengan menggerakkan kamera kedepan at au kebel akang.

Tranducer Al at yang dapat meneruskan al iran t enaga dari t ransmisi yang sat u ke al at t ransmisi yang l ain

Travel ghost Bayangan hant u. Bayangan hal us yang sel al u menyert ai cit ra ut ama. Dihasil kan oleh kamera at au proyekt or yang disebabkan pemasangan rana yang t idak t epat / kel iru.

Treat ment Tahap pert engahan dalam proses pembuat an skenario. Yait u set elah dibuat sinopsis. Memuat perkembangan penuh dari j al an cerit a t ermasuk pokok-pokok ucapan yang akan dikembangkan dal am pembuat an dialog pada skenario.

Tripot Cagak berkaki t iga unt uk menempat kan kamera Trol l ey Dol l y


(3)

Two shoot Shoot yang merekam dua orang. Biasanya dari pinggang keat as.

U

ndercrank Memperl ambat j al annya f il m pada kamera pada wakt u perekaman, sehingga bil a diput ar dengan kecepat an normal (24gbd) menghasilkan gerak yang cepat at au f ast mot ion.

Unit manager Orang yang bert anggung j awab at as anggaran produksi yang mengcover pengel uaran dan organisasi dari unit produksi.

V

iew dat a Suat u j aringan yang memungkinkan para pelanggan t el epon berkomunikasi dengan komput er sent ral .

Variabl e area recording

Jenis perekaman suara secara opt is, yang membagi j al ur suara ke dal am bagian yang hit am pekat dan t embus pandang. Garis bat as yang t aj am diant aranya membent uk suat u j ej ak ascil l ograf is gelombang suara dari sinyal yang direkam t ersebut .

Variabel densit y recording

Jenis perekaman suara secara opt is dimana suara direkam kedal am bent ukserent et an gradasi densit as sej aj ar sepanj ang j al ur suara. Jarak diant aranya dit empat kan ol eh f rekuensi yang direkam, sedangkan amplit udo sinyal akan menet apkan kepekat an at au dinsit asnya sehingga dapat dit el usuri perbedaan densit asnya. Juga disebut st riat ion.

VCR Video Caset t e Recorder. Al at perekam program TV saat menont on t ayangan l ain pada wakt u yang berbeda. Dapat digunakan unt uk memperl ihat kan program (f ilm, acara TV dan home movie) yang t el ah direkam kedal am pit a video.

VTR Video Tape Recorder. Met ode el el t ronis perekaman gambar kedalam pit a magnet is. Tidak perlu diproses program yang direkam dapat l angsung diput ar ul ang.

VHS Video home Sist em. Pirant i VTR set engah inci yang diperunt ukkan bagi para konsumen. Sekarang digunakan scr l uas unt uk pr oduksi program TV pada t ahap preview dan edit ing of f l ine.

Videot ex, videot ext

Ist il ah generik yang memperl ihat kan t ext , dat a at au graf ik pada l ayar TV. Sinyal dit ransmisikan ol eh penyiaran sat u arah (t elet ext ) at au dengan kabel at au dengan sambungan t el epon (on l ine videot ext ).


(4)

ISTILAH KETERANGAN

W

ide angl e lens Lensa bersudut l ebar. Focal l engt h l ebih pendek dari yang normal sehingga menghasil kan magnif ikasi l ebih rendah at au sudut yang l ebih l ebar.

Widescreen Perbandingan l uas l ayar l ebih besar 1 : 1, 33.

merupakan ciri f ilm bersuara. Saat ini digunakan l ayar dengan perbandingan 1 : 1, 65.

Wil d shoot ing Pengambil an gambar pada f il m bersuara t api t anpa merekam suara scr l angsung.

Wil d sound Set iap suara yang direkam scr bebas dan t idak sinchron dengan kamera dikenal dengan wildt rack.

wil dt rack Rekaman suara ext ra sepert i suara sekel ompok orang, pot ongan dialog, mungkin dapat digunakan ol eh edit or. Sebuah j al ur suara yang direkam. Dal am pembuat an f il m wil dt rack mengandung sound ef ek, dial og t anpa gerak bibir pada gambar dan suara l at ar bel akang. Disebut j uga non-sync-t rack

Wipe Ef ek opt ik sebagai t ransisi dari adegan sat u ke adegan berikut nya. Pada l ayar nampak sebuah garis

menghapus gambar, sement ara gambar l ain muncul pada l ayar. Ef ek visual khusus pembersihan gambar dengan bent uk at au gambar l ain. Menghapus gambar dan at au suara pada pit a rekam video/ suara.

Woof er Unit berf rekuensi l emah/ rendah/ bass pada speaker

X

enon l amp Lampu yang dibuat dengan t ekanan t inggi dal am pel ont aran cahayanya, berisi gas xenon, banyak digunakan unt uk l ampu proyekt or, sebagai penggant i cool spit (carbon arc)

Y

agi aerial Ant ene Yagi. Ant ene yang dit emukan oleh Yagi yang digunakan unt uk t ransmisi l ow power.

Z

.

O

Singkat an dari zoom out .

Zoom Gerakan l ensa kamera yang menuj u subyek at au meninggal kan subyek.


(5)

FR. Sri Sartono

Lahir di Kl at en Jawa Tengah t anggal 22 Sept ember 1950 sebagai anak ke 5 dari 10 bersaudara kel uarga Thomas S. Siswomart oj o. Menamat kan sekol ah rakyat Jet is Kl at en t h 1963, SMP Krist en I Kl at en t h 1966, STM Negeri Kl at en j urusan l ist rik t h 1970. Mel anj ut kan kul iah di j urusan List rik FKT IKIP Semarang dan mendapat kan gel ar sarj ana muda (BSc) pendidikan t eknik l ist rik t h 1975. Mel aj ut kan st udi t ingkat doct oral di TE FPTK IKIP Semarang t h 1979 dan mendapat gel ar sarj ana pendidikan (Drs) t eknik el ekt ro arus l emah t h 1982. Mel anj ut kan st udi S2 pada PPS IKIP Jakart a KPK di IKIP Yogyakart a t h 1990 dan mendapat gel ar Magist er Pendidikan Teknol ogi dan Kej uruan t h 1995.

Bekerj a sebagai t eknisi l ab bahasa pada FKSS IKIP Semarang t h 1975 sampai 1978, mel impah menj adi st af pengaj ar pada j urusan Teknik Elektro FT UNNES Semarang sampai sekarang. Di samping

pekerj aan t et ap akt if membant u pada TKPK IKIP Semarang, Bagian Media IKIP Semarang, Pusat Komput er IKIP Semarang. Pernah menj abat sebagai sekret aris PPSP(Proyek Perint is Sekol ah Pembangunan) Jawa Tengah t h 1984 sampai t h1986. Menj adi sekret aris PKT(Pendidikan Ket erampil an Terminal ) PPSP Jawa Tengah t h 1984 – 1986. Ket ua bidang II PKT P3M IKIP Semarang t h 1987 -1991. Menj adi sekret aris pada UPT SBM (Sumber Bel aj ar dan Media) UNNES t h 1996 – 2002. dan Menj abat Kepal a UPT SBM (Sumber Bel aj ar dan Media) UNNES t h 2002 – 2007.

Menikah dengan al m. Caecil ia Sri Maryunani put ri ke 9 dari sepul uh bersaudara kel uarga Bart hol omeus Sast raprat edj a t gl 22 April 1979 yang t el ah dipanggil Tuhan t gl 22 Sept ember 2003. Dikaruniai dua anak yait u E. Ret no Damayant i dan Ign. Dwinando Caesar. Saat ini t el ah dikaruniai dua orang cucu yait u Yakobus Prima Cahyadi Nugroho. dan Nikol aus Unggul Cahyadi Krist iant o.


(6)