Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Media Audio Visual dalam Mata Pelajaran IPA: materi ajar saluran pernapasan

(1)

1

Perancangan Media Audio Visual Dalam Mata Pelajaran IPA

(Materi Ajar SaluranPernapasan)

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi

Untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Oleh:

Afif Imam Anggoro(702010136) Anthony Y.M Tumimomor, S.Kom., M.Cs

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Mei 2016


(2)

2

Perancangan Media Audio Visual Dalam Mata Pelajaran IPA

(Materi Ajar SaluranPernapasan)

Artikel Ilmiah

Oleh:

Afif Imam Anggoro

NIM: 702010136

Telah disetujui untuk diuji :

Tanggal,

Pembimbing 1


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

10

Perancangan Media Audio Visual Dalam Mata Pelajaran IPA

(Materi Ajar SaluranPernapasan)

1) Afif Imam Anggoro 1, 2) Anthony Y.M Tumimomor., S.Kom., M.Cs 2 .

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email: 1) 702010136@student.uksw.edu, 2) ant.tumimomor@gmail.com

Abstract

Based on reseachers results of observation in SMP Moeslem Bina Insani, teacher at junior high school are considered less take advantage of the facilities provided by the school as the organizer of education. Most teachers only utilize existing facilities in the classroom and book using as a learning resource. In the process of learning activities there problems experienced by teachers and students unute communication to learn together. Therefore, do research on the impact the design of audio-visual media-based multimedia to aid the learning process teachers and students. This study uses a descriptif quantitative method that supports weeks to accelerate the research process and given examination the time that has a very narrow and was approaching midterm for the students. Results of research addressing the use of audio-visual media to improve learning outcomes students on average by 17% and the students' learning completeness reached 74% of students.

Key words :Instructionl media, Audio-visual media, Subjects IPA , Learning outcomes. Abstrak

Berdasarkan hasil observasi penelitian, di SMP Islam Bina Insani, guru di SMP tersebut dinilai kurang memanfaatkan fasilitas yang disediakan oleh sekolah sebagai pihak penyelenggara pendidikan. Sebagian besar guru hanya memanfaatkan fasilitas yang ada di dalam ruangan kelas dan menggunakan buku sebagai sumber belajar. Pada proses kegiatan pembelajaran terdapat permasalahan yang dialami guru maupun siswa dalam menyatukan komunikasi untuk belajar bersama. Oleh karena itu dilakukan penelitian pengaruh perancangan media audio visual yang berbasis multimedia untuk membantu proses pembelajaran guru dan siswa. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif yang mendukung untuk mempercepat proses penelitian dan pengujian mengingat waktu yang sudah sangat sempit dan sudah mendekati ujian tengah semester untuk para siswa. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengaruh penggunaan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar rata-rata siswa siswa sebesar 16,9% dan ketuntasan belajar mencapai 74 % siswa.

Kata kunci : Media Pembelajaran, Media audio visual, Mata pelajaran IPA, Hasil belajar.

1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana

2


(10)

11

1. Pendahuluan

Teknologi dan Informasi Komputer (TIK) berkembang pesat diabad ini. Media pembelajaran mengalami kemajuan baik produk maupun perancanganya. Media dianggap sebagai media bantu mengajar guru. Dengan masuknya teknologi pada sekitar pertengahan abad ke-20 alat visual untuk mengkongkritkan ajaran ini dilengkapi dengan alat audio dan lebih dikenal dengan audio visual aids (AVA). Media pembelajaran adalah alat yang digunakan untuk membantu memecahkan masalah dalam proses belajar. Setiap guru memiliki masalah ketika proses belajar berlangsung. Masalah tersebut dapat diidentifikasi oleh guru dari kegiatan belajar secara langsung antara guru dan siswa, dapat juga diidentifikasi dari hasil belajar siswa dalam bentuk nilai. Kesuksesan dan kegagalan sistem pembelajaran memiliki tolak ukur tersendiri (kurikulum dan silabus) [1].

Dari Hasil observasi di kelas VIII D Smp Islam Bina Insani Susukan, diperoleh bahwa nilai rata-rata siswa adalah 64,2. Jumlah siswa yang mampu mencapai KKM ada 8 orang dari 31 siswa yang ada. Ketidak berhasilan sistem belajar mata pelajaran IPA yang terdapat di SMP Islam Bina Insani Susukan berdasarkan observasi lapangan adalah penggunaan satu metode dalam setiap pengajaran yaitu metode ceramah, dimana dalam metode ini tidak memberikan peran media pendidikan sebagai alat bantu untuk proses pembelajaran selain yang ada di dalam kelas. Salah satu dampak yang dirasakan guru adalah tidak fokusnya siswa terhadap proses pembelajaran. Fasilitas media yang tersedia di sekolah tersebuat adalah seperti : LCD, Laptop pribadi milik guru serta laboratorium sekolah. Untuk laboratorium sekolah karena banyaknya objek untuk praktikum, maka tidak kesemua objek untuk penelitian dimiliki oleh pihak sekolah. Permasalahan tersebut dapat berdampak pada kurangnya pengalaman siswa terhadap materi yang diberikan. Pada bab “Sistem Pencernaan” banyak siswa yang tidak bisa memenuhi ketuntasan sesuai dengan standar kompetensi yang ada, yaitu >75 (nilai ketuntasan belajar). Ketika hasil pembelajaran yang didapat kurang memuaskan secara keseluruhan maka guru wajib melakukan program remidial untuk menuntaskan hasil belajar siswa. Ini berarti setiap bab materi akan menambah alokasi waktu sebanyak 1 kali pertemuan (2 x 45 menit). Selain masalah nilai.

Dari permasalahan tersebut, kegiatan pembelajaran memiliki kendala yang terletak pada proses pembelajaran yang kemudian berdampak pada evaluasi siswa (hasil belajar) dan alokasi waktu. Penelitian yang akan dilakukan dengan mengambil materi ajar “Saluran Pernapasan”. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk meningkatkan minat belajar siswa dan menyatukan komunikasi antara guru dan siswa ketika pada proses belajar di lapangan.


(11)

12

Untuk menyelesaikan permasalahan belajar dan mencapai tujuan penelitian, Media pembelajaran akan digunakan pada proses pembelajaran. Media pembelajaran akan membantu guru menjelaskan materi ajar, meningkatkan minat belajar siswa, membantu mengatasi keterbatasan alat peraga serta membantu guru dalam menjelaskan lebih detail mengenai materi ajar. Peneliti akan mengembangkan media pembelajaran yang berupa media audio visual yang melibatkan perangkat lunak (Software) dan perangkat keras (Hardware). Media ini berupa gambar diam (slide presentasi), gambar bergerak (video), dan suara (audio). Aplikasi pembelajaran yang dirancang peneliti mencakup seluruh materi bab “saluran pernapasan”. Setelah proses belajar selesai akan diketahui dampak pengaruh penggunaan media pembelajaran tehadap seluruh kegiatan belajar mengajar.

2. Kajian Pustaka

Penelitian terkait dengan pemggunan media belajar audio visual sebelumnya pernah dilakukan oleh Mufti Miranda dari Program Studi Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga Yogyakarta Tahun 2012 dengan judul “Penggunaan Media Audio Visual Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Penetahuan Alam Kelas III B Mi Sananul Bantul”. Penelitian ini menggunakan video animasi sebagai software pembelajaranya. Bentuknya adalah VCD pembelajaran. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Prestasi belajar siswa meningkat dengan tingkat kesuksesan mencapai 94 ,74% dengan nilai rata-rata pada tahap akhir mencapai nilai post test adalah 84,44. Selain itu juga menambah kepercayaan diri guru dalam mengajar siswanya [2].

Penelitian berikutnya yang terkait adalah penelitian dari Mazizah Nurfitria dari program studi PGSD, Universitas Nusantara PGRI Kediri tahun 2016 dengan judul Pembelajaran Quantum learning Terhadap Kemampuan Mendeskripsikan Hubungan Antar Awan dan Cuaca Pada Siswa Kelas III di SD Sukorame Kota Kediri”. Penelitian ini menyimpulkan kelas eksperimenya memeroleh nilai rata-rata 80 dan lebih tinggi dari nilai kelas control 64 [3].

Hubungan dua penelitian sebelumnya dengan penelitian yang dilakukan ini adalah sama-sama menggunakan media audio visual sebagai media pembelajaran untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD. Jenis media audio visual yang digunakan sama dalam bentuk simulasi terjadinya sesuatu di alam. Hal yang membedakan adalah penelitian pertama yang dilakukan Mufti Miranda menggunakan metode kualitatif dalam penelitianya. Penelitiannya berfokus pada audio visual saja. Penelitian kedua menggunakan metode eksperiman dengan pendekatan kuantitatif dan mengunakan kelas pembanding. Penelitian ini berfokus pada penggunaan metode Quantum Learning dengan media audio visual sebagai media bantu pembelajaran.


(12)

13

Sedangkan pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan objek kelas VIII SMP. Penelitian ini berfokus pada media pembelajaran dengan menggunakan metode yang sama dengan yang digunakan guru untuk mengajar setiap harinya. Penelitian ini menggunakan slide-slide presentasi untuk guru menerangkan materi ke siswa dan terdapat juga metode simulasi sebagai contoh untuk para siswa.

Teori memahkotai sistem ilmiah dan terdiri atas hukum-hukum. Hukum – hukum tersebut saling berhubungan dengan gejala yang ada. Hukum tersebut bersifat mutlak. Teori yang sudah ada saat ini sudah dilakukan pengujian sebelum layak digunakan oleh khalayak umum. Ciri ilmu adalah mengunakan metode. Ilmu merupakan penjalinan penalaran yang seluruhnya obyektif dan bebas nilai. Ilmu Pengetahuan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisasi tetang alam sekitar yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses imiah, antara lain : penyelidikan, penyusunan, dan pengujian gagasan.Pembelajaran IPA lebih menekankan kepada proses belajar berupa kombinasi teori pengalaman langsung dan ketrampilan yang bersifat praktikum.Untuk mendukung pembelajaran itu diperlukanlah alat peraga untuk menunjangnya [4].

Secara harfiah kata media berasal dari kata medium yang memiliki arti “perantara” atau “pengantar”. Association for Education and Communication Technology mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dapat dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Pembelajaran berarti proses komunikasi. Media pembelajaran berarti perantara yang digunakan oleh guru untuk berkomunikasi dan menyampaikan pesan terhadap siswa dalam suatu kegiatan proses pembelajaran [5]. Kriteria pemilihan media untuk pembelajaan memerlukan beberapa pertimbangan sebagai berikut a) Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan; b) Aspek materi; c) Kondisi audien (siswa); d) Ketersediaan media di sekolah; e) Media yang dipilih dapat menjelaskan ke audien (siswa); f) Biaya yang dikeluarkan untuk pemanfaatan media hendaknya seimbang [6] .

Gambar 1 Pola Interaksi Pendidikan / Pembelajaran [6] Strategi Perencanaan Kurikulum

Guru Kelas Alat Bantu / Peraga Guru Bermedia

Guru Kelas Guru Kelas

Media


(13)

14

Multimedia merupakan penggabungan elemen-elemen yang sudah ada menjadi alat baru yang di kendalikan oleh komputer untuk digunakan oleh guru dan siswa. Multimedia menjalin 5 jenis dasar media ke dalam lingkungan belajar yaitu teks, video, suara, grafik dan animasi. Media audio visual adalah cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan meggunakan peralatan dan elektronik untuk menyampaikan pesan – pesan audio dan visual. Media audio visual sering disebut sebagai video yang mempunyai kemampuan dalam menarik minat dan perhatian peserta didik [7].Media audio visual memiliki potensi untuk, a) memperbesar objek yang sangat kecil; b)menyajikan objek yang terletak sangat jauh sekali; c) menyajikan peristiwa yang rumit. Metode pembelajaran adalah suatu cara untuk berkomunikasi antara guru dan siswa. Metode yang banyak digunakan untuk proses pembelajaran di kelas adalah metode ceramah. Metode ini menitik beratkan guru sebagai pusat belajar. Guru menerangkan materi ajar dan siswa mendengarkan penjelasan guru. Metode ini memiliki keunggulan dalam hal menyiapkan materi yang lebih singkat. Sehingga banyak guru yang yang menggunakn metode ini sebagai metode pembelajaran. Siswa memiliki karakteristik yang berbeda-beda tiap kelasnya. Krakeristik siswa bersifat positif dan negatif dalam proses pembelajaran. Kunikan karakteristik siswa tersebut sangat berpengaruh terhadap pemilihan media belajar yang tepat [8].

Alat peraga adalah salah satu dari fasilitas yang disediakan oleh sekolah untuk membantu guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Alat alat peraga tersebut tersimpan di laboratorium sekolah. Bentuk dari alat ini bermacam-macam dan memiliki fungsi yang berbeda-beda. Pemilihaan media pebelajaran yang tepat akan mendukng metode yang akan digunakan guru untuk proses pembelajaran. Imbasnya adalah proses belajar bisa lebih efektif.

Evaluasi adalah kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang telah direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak berharga, dan dapat pula untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanannya. Evaluasi berkaitan erat dengan penilaian tentang informasi sejauh mana hasil belajar peserta didik (siswa) [9].

3. Metode Penelitian

Metode adalah penyelidikan berlangsung menurut suatu rencana tertentu. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif. Sebelum melakukan penelitian maka peneliti terlebih dahulu membuat kerangka perancangan proses penelitian untuk pemilihan media belajar yang tepat. Pada mata pelajaran IPA Sub Bab “ Saluran Pernapasan” kelas VIII SMP Bina Insani Kecamatan Susukan. Pemilihan kriteria pembelajaran yang tepat memiki bagan sebagai berikut.


(14)

15

Gambar 2 Proses Penelitian

Keterangan :

a) Identifikas masalah : sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu diadakan identifikasi masalah. Permasalahan didapatkan berdasarkan hasil observasi dan wawancara ketika pertama kali bertemu guru mapel IPA. Dari hasil wawancara didapatkan bahwa nilai yang didapatkan siswa banyak yang di bawah standar KKM yaitu >75. Dari wawancara tersebut didapatkan beberapa masalah yang dihadapi guru terletak pada proses pembelajaran. Fasilitas sekolah yang ada tidak dapat dimaksimalkan oleh guru untuk mengatasi permasalahan belajar dengan siswa.

b) Observasi : Observasi dilakukan setelah mengetahui adanya permasalahan dalam sistem pembelajaran mapel IPA. Wawancara pertama dilakukan dengan guru mapel IPA yaitu Ibu Siti Muflihah. Tahap selanjutnya adalah melakukan pengamatan langsung didalam kelas ketika proses pembelajaran IPA berlangsung untuk mendapatkan fakta di lapangan. Tahap ketiga adalah wawancara dengan siswa untuk mendapatkan infomasi problem yang dialami siswa ketika mendapat pelajaran IPA. Keempat survai perlengkapan media di laboratorium sekolah.

c) Analisa kebutuhan : Dari tahap observasi dan wawancara kemudian dilakukan analisa. Dari hasil analisa didapatkan permasalahan yang ada. Setelah dipelajari lebih lanjut oleh peneliti, peneliti menyimpulkan bahwa

Identifikasi masalah Perancangan aplikasi Pengujian aplikasi Observasi Analisa kebutuhan Mengumpulkan bahan Wawancara

Pengumpulan data

Siswa Guru

Mengumpulkan materi

Mengumpulkan video


(15)

16

diperlukan peran dari media pembelajaran dan alat peraga untuk proses permbelajaran guru dan siswa, supaya proses belajar dapat dimaksimalkan dan mendapatkan hasil yang memuaskan.

d) Mengumpulkan bahan : Setelah tahap analisa, peneliti memulai mengumpulkan bahan mengenai materi yang akan diajarkan selanjutnya.Setelah mengumpulkan data, langkah selanjutnya adalah melakukan perancangan aplikasi seperti video praktikum, gambar untuk membuat presentasi dan aplikasi untuk perancangan produk baru.

e) Perancangan aplikasi : Setelah semua bahan terkumpul maka mulailah dibuat aplikasi yang akan digunakan untuk proses pembelajaran. Kesemuanya disesuaikan juga dengan alokasi waktu yang akan diberikan guru untuk bab tersebuat.

f) Pengujian aplikasi : Setelah aplikasi jadi dan dipelajarai oleh guru aplikasi siap diterapkan di dalam kelas bersamaan dengan penggunaan alat peraga untuk mapel tersebut.

Selanjutnya untuk mengembangkan aplikasi menggunakan metode system

Prototype pradigma sebagai berikut [10].

Listen Customer Build / Revise Mock up

Custom test drives mock up

Gambar 3 Prototype Pradigma [10]

a. Listen to customer (mendengarkan pelanggan) tahap ini adalah tahap menganalisa permasalahan materi ajar IPA yang ada di SMP Islam Bina Insani melalui wawancara dengan guru dan siswa serta observasi dalam kelas oleh peneliti. Dari analisis tahapan ini akan didaptakan kebutuhan yang diprlukan guru dan siswa untuk proses belajar. Berikut adalah daftar tabel wawancara dengan guru dan siswa tahap satu.

Tabel 1 Daftar pertanyaan wawancara dengan guru dan siswa

Nara sumber pertanyaan

Guru 1. Apakah anda memiliki kendala ketika melakukan Proses belajar dengan siswa ?

2. Apakah yang menjadi kendala anda ketika proses pembelajaran di kelas dengan para siswa? jelaskan ! 3. Apa saja kegiatan yang anda dan para siswa lakukan


(16)

17

4. Apakah ada fasilitas sekolah yang pernah anda gunakan untuk proses pembelajaran ?

5. Bagaimanakah hasil belajar siswa ?

6. Menurut anda bagaimana apabila media pembelajaran yang tepat untuk kelas anda ?

Nara sumber Pertanyaan

Siswa 1. Bagaimanakah menurut anda tentang mata pelajaran IPA ? coba anda beri penjelasan ?

2. Apakah selama ini anda mampu memahami setiap materi yang diajarkan oleh guru mapel IPA ? 3. Apabila anda memiliki kesulitan dalam memahai

mata pelajaran IPA, apakah kesulitan yang anda ? b. Tahap kedua adalah Build / revise move up (membuat dan merevisi)

adalah tahap merancang aplikasi sesuai kebutuhan konsumen. Setelah selesai adalah tahap merevisi aplikasi sebagai berikut

Tabel 2 Daftar tabel perbaikan aplikasi

Pertemuan Yang diperbaiki

I Tampilan menu dan tombol navigasi disesuaikan dengan gambar materi

II Menambahkan video audio visual untuk simulasi praktik dengan alat peraga.

c. Customer test drive merupakan tahap pengujian aplikasi dengan cara mengujikan aplikasi dengan studi kasusu. Jika pada Customer test drive

dirasa ada yang belum sesuaidengan yang dinginkan makaakan dilakukan perbaikan dengan kembali ke tahap pertama.

Flow Chart adalah bagan-bagan yang mempunyai arus yang menggambarkan langkah-langkah penyelesaian suatu masalah [11]. Flow chart adalah suatu penjelasan dari cara kerja suatu sistem yang dibuat. Berikut merupakan flow chart dalam aplikasi yang telah dibuat oleh peneliti.


(17)

18

Tidak ya

Gambar 4 Flow Chart Aplikasi Pembelajaran

Keterangan : Ketika user memulai menggunakan aplikasi, maka akan dipandu untuk masuk ke tiap – tiap menu yang ada menggunakan tombol navigasi. Ketika user sampai ke menu materi terdapat dua pilihan. Bila

user memilih melanjutkan maka akan masuk ke sub-sub materi. Dan bila tidak maka user akan keluar dari aplikasi melalui tombol navigasi exit. Untuk menjelaskan sistem kerja aplikasi untuk proses pembelajaran, materi yang ada digambarkan sebagai berikut.

Gambar 5 Isi Menu Materi Ajar

Pnoumoni a Kompetensi Materi Alat Pernapas Fase Pernapasan Macam Pernapasan Kelainan Pernapasan Hidun g Alveolu Trake Bronk Bronkiolu Perut Dada Ekspira Inspir Pleuritis Bronkiti TBC Pengay Ulang an Mulai MULAI SELESAI MENU UTAMA KOMPETENSI DASAR MATERI


(18)

19

Dari materi yang ada dapat digambarkan desain interface adalah sebagai berikut.

Gambar 6 Desain Interface

Dari gambar 6 desain interface dapat dijelaskan terdapat gambar logo sekolah, kemudian diikuti judul materi. Kemudian dalam materi saluran pernapasan terdapat empat kategori sub bab. Setiap satu sub bab diwakili oleh satu tombol. setiap Hampir kesemua isi dari sub bab materi terdapat gambar beserta penjelasanya. Berikut adalah penjelesan setiap tombol navigasi yaitu : 1) tombol pernapasan yang yang meliputi a) hidung b) faring c) trakea d) bronkus e) bronkiolus f) alveolus g) soal pengayaan untuk siswa, 2) fase pernapasan yang berisi tentang a) fase inspirasi dan fase ekspirasi, 3)macam pernapasan a) pernapaan dada b) pernapasan perut 4) kelainan pernapasan a) TBC b)pneumonia c) pleuritis d)akfiktis 5) tombol exit (keluar) untuk keluar dari aplikasi.

4. Hasil penelitian dan pembahasan

Penelitian yang dilakukan di kelas VIII d SMP Islam Bina Insani mengambil satu kelas yaitu kelas VIII D dengan jumlah siswa sebanyak 31 siswa. Penelitian dilakukan dalam 3 kali pertemuan dengan alokasi jam belajar adalah 1 kali pertemuan (2 x 45 menit) untuk teori, 1 kali pertemuan untuk teori dan demonstrasi dengan tutorial video dan mengerjakan soal di LKS (2 x 45menit). 1 kali pertemuan (2x 45menit) untuk ulangan harian.penelitian di adakan dari tanggal 22-29 oktaber 2015.

Tahap pertama penelitian adalah identifikasi masalah. Permasalahan didapat dari hasil observasi dan wawancara dengan guru dan siswa. Dari hasil observasi dan wawancara dengan guuru terdapat permasalahan yaitu ketika proses belajar dilapangan tidak berjalan dengan maksimal. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi ajar yang berdampak siswa tidak mau berfokus pada pelajaran yang diberikan. Hal ini tercermin dengan banyaknya siswa yang memilih tidur. Hal lain juga terjadi ketika siswa tidak mampu menjawab pertanyaan yang diberikan

Logo sekolah

Tombol (Alat Pernapasan)

Tombol (Fase Pernapasan) Tombol (Kelainan Pernapasan) Tombol (Macam Pernapasan)

Tombol Exit


(19)

20

oleh guru mapel IPA. Selain itu karena alat peraga dan waktu yang tebatas turut serta meghambat prose belajar yang lebih efektif dan efisien. Proses belajar yang tidak maksimal ini pada akhirnya berdampak pada nilai buruk siswa dan aloksi waktu dan proses belajar yang tidak sesuai dengan silabus. Alokasi waktu menjadi tidak sesuai dengan silabus karena seringnya tiap bab materi pembahasan harus menambah 1 kali pertemuan (2 x 45 menit). Ini karena harus melakukan program remidial untuk perbaikan nilai siswa. Dari hal tersebtlah peneliti mendapatkan saran dari guru untuk mengembangkan kegiatan pembelajaran yang mampu untuk menarik kembali minat dan motivasi siswa dalam mengikuti mapel IPA.

Setelah dianalisis oleh peneliti lebih lanjut, pemanfaatan media belajar yang kurang efektif menjadikannya kendala pada proses kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa selama ini. Media belajar berperan sebagai alat bantu untuk guru dan siswa untuk bias berkomunikasi. Media belajar memiliki fungsi untuk membantu guru dalam memberikan pejelasn yang akurat kepada siswa. Media belajar dapat membantu siswa dalam memahami apa yang terangkan oleh guru. Media belajar juga dapat berperan menggantikan fasilitas alat peraga yang tidak tersedia. Ketiadaan media belajar juga berakibat pada tiap menit waktu yang digunakan untuk belajar. Menit belajar menjadi berkurang karena guru secara berulang-ulang ditiap kelas mencatatkan materi ajar yang akan diberikan. Ini sangat menguras alokasi waktu yang ada. Faktor faktor tersebut adalah kendala yang di miliki guru ketika mengajarkan mapel IPA di kelas.

Dari informasi wawancara dengan siswa didapat permasalahan ketika belajar di kelas. Mereka cenderung tidak menyukai pelajaran ketika ada soal perhitungan, karena hal itu menguras fokus mereka tiap harinya. Sedangkan tiap hari kegiatan mereka diluar jam sekolah sangat padat. Faktor kelelahan karena kurangnya istirahat siswa dan banyaknya yang harus mereka pelajari diluar jam sekolah turut mempengaruhi fokus siswa dalam mengkap materi yang diajarkan.Di dalam kelaspun kegiatan belajar yang berlangsung kebanyakan adalah mencatat. Hal tersebut adalah kenala yang di alami oleh para siswa.

Media belajar akan menjadi solusi yang akan coba diterapkan pada kegiatan pembelajaran IPA. Media belajar yang akan digunakan adalah media audio visual. Setelah tahap identifikasi masalah adalah masuk ketahap perancangan media belajar. Peneliti mulai mengumpulkan bahan untuk materi ajar dan kemudian dilanjutkan dengan merancang aplikasi pembelajaran. Aplikasi yang dirancang memilik desain back ground sains mengikuti mapel IPA (mapel sains). Untuk bagian tombol navigasi telah dimodifikasi lebih cantik agar dapat menarik minat siswa dalam belajar. Modifikasi yang diberikan adalah perihal apa saja yang berhubungan dengan bab yang di ambil “saluran pernapasan”. Sehingga Aplikasi pembelajaran yang sudah jadi memiliki tampilan sebagai berikut :


(20)

21

Menu Start (mulai)

Gambar 7 Menu Awal Aplikasi

Pada menu ini adalah tampilan awal aplikasi. Untuk memilih digunakan krusor dalam bentuk target tembak berwarna biru. Pada tampilan awal ini terdapat logo sekolah dan nama mata pelajaran dibagian atas, tombol start (mulai) di tengah dan di bagian bawah merupakan gambar lambang sains. Jika user melakukan klik pada tombol start berwarna merah hitam dan biru maka akan masuk ke menu berikutnya yaitu menu tujuan pembelajaran.

Menu kompetensi dasar

Gambar 8 Menu Tujuan Pembelajaran

Menu ini berisi tentang tujuan yang harus dicapai oleh para siswa pada materi Saluran pernapasan. Tujuan pembelajaran tersebut diambil dari buku pegangan yang di miliki guru.Terdapat 5 tujuan dilakukannya pembelajaran. Terdapat tombol

next (selanjutnya) pada menu ini untuk melanjutkan ke menu materi.

Menu materi

Gambar 9 Inti Materi

Menu materi penapasan manusia terdapat empat 4 sub menu yaitu alat pernapasan, fase pernapasan, mekanisme pertukaran O2 dan CO2, dan kelainan pernapasan. Menu tersbut dikemas dalam gambar berbentuk pensil dan diubah fungsinya menjadi tombol navigasi. Pada sub menu 1 adalah yang paling banyak


(21)

22

menggunakan slide-slide sebagai pembelajaran. Berisi tentang bagan-bagan saluran pernapasanya disertai detail gambarnya dan sedikit penjelasanya. Penjelasan lebih lanjut lebih banyak dilakukan oleh guru. Terdapat pula soal untuk para siswa secara Tanya jawab langsung. Di sini juga di sediakan tombol navigasi “exit” karena

pertemuan dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan. Pada sub menu 3 mekanisme pertukaran O2 dan CO2 di tambahkan video simulasi percobaan berupa praktikum.

Isi sub menu materi

Gambar 10 Isi Sub Menu Materi

Pada isi sub menu materi seperti tampilan di atas terdapat beberapa pilhan tombol menu yakni seperti hidung. Faring, trakea dan lain-lain. Ketika arah krusor mengenai tombol yang ingin di pilih otomatis akan berubah warna dari warna dasar putih menjadi warna lain. Setiap tombol akan berisi gambar beserta penjelasan singkatnya. Di bawahnya dilengkapi tombol next untuk lanjut ke penjelasan dan tombol back untuk kembali ke halaman isi sub materi. Selain itu terdapat pula tombol pengayaan untuk evaluasi guru dan siswa berupa beberapa soal yang biasa menjadi Tanya jawab antara guru dan siswa. Terdapat gambar rumah yang merupakan sebuah tombol untuk kembali ke menu utama (menu materi).

Isi materi ajar

Pada gambar 11 merupakan gambar dari bagan alat pernapasan yaitu faring. Gambar ini adalah lebih detail mengenai bentuk dan letak faring beserta penjelasanya. Ini untuk memudahkan guru dalam memberikan pejelasan kepada para siswa.


(22)

23

Soal ulangan

Gambar 12 Soal Ulangan

Gambar 12 adalah soal ulangan merupakan evaluasi dalam bentuk post test

yang dikerjakan oleh para siswa. Back ground green board ini dipilih untuk menyesuaikan dengan media media yang biasa di gunakan guru dan siswa ketika proses KBM berlangsung. Terdapat tombol next berwarna hijau di bawah gambar

green board untuk meneruskan ke no soal yang selanjutnya. Soal ulangan yang di terdiri dari 3 romawi. Romawi I terdiri 20 soal pilihan berganda dengan tiap no jawaban yang benar diberi nilai(1 point). Romawi II terdapat 10 soal mencocokan pernyataan dengan jawaban yang telah disediakan. Pada romawi II tiap soal benar diberi nilai (1 point). Romawi III merupakan soal terakhir dengan 5 soal esai. Tiap soal bernilai (4point) dengan total maksimal adalah 20 point. Kemudian nilai ditotal 20 point + 10 point + 20 point = 50 point jika benar semua. Kemudian point total yang didapatkan siswa akan di kalikan 2, sehingga didapat nilai maksimaal adalah 100 point.

Guru merasa tidak canggung menggunakan media pembelajaran tersebut karena guru pernah menggunakan hal yang sama ketika mengerjakan skripsi kuliahnya. Ini membuat proses menjadi lebih lancer dengan pengalaman yang dimiliki oleh guru tersebut. Hasil dari pertemuan pertama guru dan siswa didapatkan hasil yang lebih positif. Diantaranya siswa menjadi lebih akitif dalam menjawab soal dari guru dengan benar. Siswa juga fokus dan bersungguh dalam memperhatikan materi yang tamplikan dari layar proyektor dan penjelasan dari guru. Tidak ada siswa yang tertidur ketika proses KBM berlangsung. Selain itu karena didukung penggunaan fasilitas perpustakaan dimana ketika materi ajar selesai guru menuntun siswa untuk mencari informasi lain tentang materi yang diajarkan bersumber dari buku lain yang dipegang oleh para siswa. Siswa terlihat sangat aktif dalam mencatat informasi dari yang didapat dibuku-buku perpustakaan. Di akhir pertemuan guru mengumpulkan semua catatan siswa untuk di koreksi oleh guru.

Untuk pertemuan ke dua akan membahas tentang mekanisme pertukaran udara dan jenis-jenis penyakit saluran pernapasan. Pada mekanisme pertukaran udara terdapat video simulasi untuk mengukur kapasitas paru paru. Video ini di ambil dari laman web www.youtube.com. Video ini merupakan video simulasi untuk


(23)

24

memberikan pengalaman praktikum kepada para siswa melalu gambar bergerak (video). Ini untuk membantu guru dalam mengatasi kurangnya praktikum lab yang dilakukan oleh para siswa karena keterbatasan alat peraga dan kegiatan siswa diluar KBM yang padat.

Video tutorial diputarkan untuk para siswa ketika pertemuan kedua untuk bab saluran pernapasan. Sekali lagi, hal positif kemarin terulang dengan siswa fokus pada apa yang di tamplikan pada layar proyektor. Video simulasi praktikum sebagai contoh untuk para siswa memberikan pengalaman lebih bagi siswa untuk lebih mendalami materi yang diajarkan. Video yang diputarkan adalah video tentang cara pembuatan alat untuk mengukur kapasitas volume paru-paru. Setelah materi selesai peneliti memberikan beberapa pertanyaan untuk para siswa. Dari jawaban para siswa mereka banyak mendukung penggunan mediapembelajaran digunakan untuk proses belajar mereka untuk kedepannya. Dengan media pembelajaran mereka juga jadi lebih mudah dalam memahami materi yang diterangkan oleh guru Menurut para siswa ini merupakan hal yang sangat jarang mereka dapatkan ketika belajar di sekolah. Hal lain yang dapat dilihat dari peneliti adalah mereka mulai tidak sungkan untuk bertanya apabila ada yang tidak dimengerti. Suasana kelas menjadi riuh dengan berbagai pertanyan yang datang dari para siswa. Suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan menjadi salah satu dampak yang dihadirkan dari penggunaan media belajar dalam kegiatan proses belajar mengajar. Selain itu fasilitas sekolah bisa dimanfaatkan sesuai fungsinya. Guru mapel IPA pun tak sungkan untuk mengatakan terbantu dengan adanya media belajar untuk proses KBM.

Pembahasan tentang hasil penelitian dalam bentuk evaluasi adalah menggunakan dalam bentuk pree test dan post test. Nilai pree test dan post test di bedakan menjadi dua yaitu sebelum pengujian aplikasi dan setelah pengujian aplikasi. Skor (setelah pengujian aplikasi) pree test diambil langsung dari nilai pengerjaan tugas dari buku LKS para siswa. Sedangkan nilai post test diambil dari soal yang ada dibuku panduan milik guru. Dalam menyelesaikan data perhitungan, pengujian hipotesis penelitian pada mata pelajara IPA akan dianalisis nilai rata-rata siswa kelas VIII D.Sebeleum menentukan perhitungan analisis data, maka diperlukan validitas butir soal. Soal untuk jenis post test sebelum pengujian aplikasi ada 10butir yang kesemuanya valid. Sesudah diadakan pengujian aplikasi, Untuk soal jenis pree test Dari 45 butir soal yang ada tidak ditemukanya butir soal yang tidak valid. Begitu pula dengan 35 butir soal untuk jenis post test, tidak ditemukan pula butir soal yang tidak valid. Maka analisis pengolahan data skor untuk jenis pree test dan post test adalah sebagai berikut.


(24)

25

Tabel 3 Nilai siswa sebelum dilakukan pungujian media audio Visual

Dari table 3 di atas didapatkan perhitungan nilai siswa berdasarkan analisis data descriptive statistic. Data descriptive statistic didapat dari nilai pree test

dan post test siswa sebelum diadakannya pengujian aplikasi dan sesudah diadakannya pengujian aplikasi. Perhitungan data descriptive statistic ini menggunakan aplikasi SPSS 17. Dari table 3 descriptive , didapatkan data nilai minimal, nilai maksimal, dan nilai rata-rata seluruh siswa untuk jenis

pree test sebelum pengujian aplikasi adalah 0. Ini dikarenakan guru tidak melakukan pree test untuk para siswa. Kemudian untuk data nilai post test

siswa sebelum pengujian aplikasi, didapat nilai minimal adalah 30, Nilai maksimal 83, dan nilai rata-rata seluruh siswa adalah 64,23.

Tabel 4 Nilai siswa setelah pengujian media audio visual

Dari table 4, didapatkan data untuk jenis pree test sesudah pengujian aplikasi, dengan nilai minimal adalah 60, nilai maksimal 91, dan nilai rata-rata seluruh siswa adalah 78,90. Kemudian untuk data nilai post test siswa sesudah pengujian aplikasi, didapat nilai minimal adalah 54, Nilai maksimal 88, dan nilai rata-rata seluruh siswa adalah 75,10.

Nilai terendah untuk pree test lama adalah 0 dan untuk pree test terbaru (setelah pengujian aplikasi) adalah 60. Untuk nilai tertinggi pree test lama adalah 0 dan nilai tertinggi pree test setelah pengujian aplikasi adalah 91. Pree test digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami materi ajar sebelum diadakan post test. Dari perbandingan nilai rata-rata nilai post test lama dan terbaru siswa didapatkan prosentase kenaikan nilai rata-rata adalah 16, 9%. Nilai terrendah post test sebelum pengujian aplikasi adalah 30 dan nilai terendah untuk post test terbaru adalah 54. Nilai tertinggi post test

sebelum pengujian aplikasi adalah 83 dan nilai tertinggi setelah pengujian aplikasi adalah 91. Dapat disimpulkan juga bahwa terjadi peningkatan nilai siswa dari yang tertinggi dan juga yang terendah. Jumlah siswa yang mencapai


(25)

26

KKM pun mengalami kenaikan dari yang sebelumnya adalah 8 siswa menjadi 23 siswa dari 31 siswa yang ada.

Tabel 5 uji independent samples test

Dari table 5 pada kolom berwarna biru didapatkan nilai sign (2-tailed)

didapatkan P (0,001) < (0,005) maka H1 di terima dan H0 ditolak. Artinya dapat disimpulkan bahwa media belajar audio visual memiliki pengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa di SMP Islam Bina Insani. Yang berarti penggunaan media pembelajaran memang diperlukan untuk membantu kegiatan proses belajar. Proses KBM yang tepat menjadi inti dari keberhasilan evaluasi siswa. Sehingga alokasi waktu yang ada juga ikut sesuai dengan perencanaan yang sudah disiapkan sebelumya yaitu 3 kali pertemuan.

5. Kesimpulan dan saran

Berdasarkan pengujian dan analisis, Penerapan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar rata-rata siswa dan menambah jumlah siswa yang dapat mencapai ketuntasan nilai KKM (75) dengan nilai rata-rata 75,1 dari nilai ketuntasan kkm (75). Siswa yang mencapai ketuntasan nilai KKM sebanyak 23 siswa dari 31 siswa.

Berdasarkan kesimpulan dapat disarankan : 1) Perlunya pemanfaatan media belajar untuk menarik minat dan membantu belajar siswa. Dengan memanfaatkan media belajar akan didapatkan fokus dan peningkatan pada hasil belajar siswa. Walaupun beberapa diantaranya ada yang tidak mencapai nilai KKM namun didapatkan peningkatan nilai dari yang sebelumnya. 2) Guru harus lebih banyak memanfaatkan fasilitas sekolah untuk pembelajaran baik untuk praktikum maupun memperluas sumber belajar.3) penggunaan media belajar dapat menyesuaikan alokasi waktu sesuai alokasi yang disediakan pada tahap perancangan pembelajaran.

6. Daftar Pustaka

[1]. Sadiman, Arief .S, dkk, 1990. Media Pendidikan ( Pengertian, Pengembangan, Dan Pemanfaatanya ), Jakarta Utara: CV. Rajawali [2]. Mufti Miranda, 2012, Penggunaan Media Audio VisualDalam

Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Kelas III B MI Sananul Ula Piyungan

Bantul.http://digilib.uinsuka.ac.id/7607/1/BAB%20I,%20IV,%20DAFTA R%20PUSTAKA.pdf. Di akses pada 4 Septenber 2015


(26)

27

[3]. Mazizah Nurfiria, 2016, Pembelajaran Quantum lerning Terhadap Kemampuan Mendeskripsikan Hubungan Antar Awan dan Cuaca Pada Siswa Kelas III di SD Sukorame Kota Kediri

http://simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2016/11.1.01.10.020 7.pdf. Diakses pada 4 April 2016

[4]. Peursen, C. A Van, 1989. Susunan Ilmu Pengetahuan (Sebuah Pengantar Ilmu Filsafat), Jakarta : PT Gramedia

[5]. Hidayat, Nur, 2011. Media Pembelajaran dan ICT, Solo: Qinant

[6]. Usman, M . Basyiruddin, dan Ansyawir, 2002. Media Pembelajaran, Jakarta: Delia Citra Utama

[7]. Warsita Bambang, 2008. Teknologi Pembelajaran (Landasan dan Apliasinya), Jakarta: Rineka cipta

[8]. Zuhairi, Amin, dan Atwi Suparman, 2004. Khasanah Inovasi, Difusi Inovasi, dan Implikasi Inovasi Terhadap Kualitas Pembelajaran. Jurnal pendidikan, Vol.5, no. 1

[9]. Hartini, Sri, 2011. Evaluasi Pembelajaran. Solo: Qinant

[10].Pressman, Roger, 1997. Software Enginer : A Practitioner’s Approach.MC – Graw-Hill Inc

[11].Bin Ladjamudin AL-Bahra,2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi, Yogyakarta: Graha Ilmu


(27)

28

Lampiran

1. Rekap wawancara

A. Daftar pertanyaan wawancara dengan guru

1. Apakah anda memiliki kendala ketika melakukan proses belajar dengan siswa ?

2. Apakah yang menjadi kendala anda ketika proses pembelajaran di kelas dengan para siswa ? jelaskan !

3. Apa saja kegiatan yang anda dan para siswa lakukan ketika di dalam kelas atau pun di luar kelas ?

4. Apakah ada fasilitas sekolah yang pernah anda gunakan untuk proses pembelajaran ?

5. Bagaimanakah hasil belajar siswa ?

6. Menurut anda bagaimana apabila media pembelajaran yang tepat untuk kelas anda ?

B. Daftar hasil wawancara dengan guru

1. Beberapa kendala pasti ada, setiap siswa memiliki karakter yang berbeda-beda. Daya tangkap mereka berbeda-beda, Ada siswa yang rajin ada pula yang malas.

2. Di Bina insani ada banyak kegiatan sehingga banyak siswa yang tidak memperhatikan pelajaran. Karena hal itu siswa kurang istirahat dan semangat siswa dalam mengikuti pelajaran juga turun ada pula yang tidur dikelas.

3. Kalau dikelas otomatis KBM, belajar dan Tanya jawab dengan para siswa. Diluar kelas seperti bimbingan tugas dan bimbingan pekerjaan asrama.

4. Kalau lab belum pernah tetapi Ada beberapa yang pernah dilakuan menggunakan media pembelajaran.

5. Kembai ke semangat belajar siswa yang berbeda sehingga nilai mereka naik turun juga.

6. Semuanya kembali ke siswanya dulu bagaimanakah cara agar siswa siswa kembali semangat belajar.

C. Daftar pertanyaan wawancara dengan siswa

1. Bagaimanakah menurut anda tentang mata pelajaran IPA ? coba anda beri penjelasan ?

2. Apakah selama ini anda mampu memahami setiap materi yang diajarkan oleh guru mapel IPA ?


(28)

29

3. Apabila anda memiliki kesulitan dalam memahai mata pelajaran ipa, apakah kesulitan yang anda alami ?

4. Daftar hasil wawancara dengan

1. Mapel IPA kurang menyenangkan, bikin ngantuk.

2. Ada beberapa yang bisa di pahami, tapi banyak juga yang sulit dipahami. Apalagi kegiatan kami banyak dan ada mata pelajaran lain yang lebih susah.

3. Kesulitanya kalau ada materi yang berhitung terkadang salah nulis rumus atau hitung hitunganya salah. Kadang sulit menghafalkan nama-nama yang aneh.

2. Pembahasan hasil penelitian

A. Gambaran awal proses pembelajaran IPA

Ada dua aspek yang menjadi pembahasan tentang awal proses pembelajaran IPS dalam penelitian ini, aspek tersebut meliputi jumlah siswa dan kegiatan belajar siswa di sekolah. Jumlah siswa dapat dilihat dalam tabel 1 berikut.

Jumlah siswa kelas VIII D SMP Islam Bina Insani

no Jenis Kelamin Jumlah

1 Perempuan 31

1. Kegiatan pembelajaran

Kegiatan peneliti pada pembelajaran IPA berupa identifikasi kelas. Identifikasi kelas digunakan untuk mengetahui kondisi pembelajaran IPA di dalam kelas oleh guru dan siswa. Data mengenai situasi pembelajaran sebelum perancangan aplikasi pembelajaran diperoleh melalui hasil wawancara dan observasi dengan guru dan siswa.

Dari rekap wawancara yang dilakukan dengan siswa berbagai masalah yang dihadapi siswa ketika mengikuti proses pembelajaran ada beberapa. Permasalahan itu diantaranya a. Mereka bosen karena pembelajaran mapel IPA selalu

dikelas dan mencatat dari papan tulis saja

b. Kesulitan memahami materi ajar terutama menjelaskan fungsi bagian tertentu


(29)

30

Dari permasalahan tersebut peneliti terdorong untuk melakukan obsevasi langsung di kelas untuk mengetahui proses belajar secara langsung di dalam kelas. Dari hasil observasi didapatkan yang pertama bahwa guru kurang memaksimalkan penggunaan fasilitas belajar yang disediakan oleh pihak sekolah. Yang kedua kurang lengkapnya sumber belajar yang dipunyai oleh siswa. Yang ketiga siswa kurang fokus dan aktif ketika proses pembelajaran di kelas.

Kesimpulan yang didapatkan dari hasil wawancara dan observasi tersebut adalah sebagai berikut :

a. Siswa kesulitan memahami materi pembelajaran IPA b. Siswa kurang aktif dalam bertanya dan menjawab

pertanyaan dari guru

c. Kurangnya aktifitas pembelajaran diluar kelas

d. Siswa menginginkan perubahan cara belajar yang membuat pembelajaran jadi lebih menarik dan lebih mudah di pahami oleh siswa.

2. Penelitian siklus I a. Perencanaan Siklus I

Perencanaan siklus 1 diawali dengan menyusun desain pembelajaran berdasarkan hasil kajian. Desain pembelajaran berupa tujuan pembelajaran dan aplikasi pembelajaran.

b. pelaksanaan

pelaksanaan siklus I dilakukan pada tanggal 22 Oktober 2015 pada hari kamis. Pembelajaran bertempat di ruang kelas VIII D. menggunakan media pembelajaran aplikasi flash dan menggunakan fasilitas laptop dan LCD. pembelajaran berlangsung 2 x 45 menit

c. Refleksi

Refleksi ini dilaksanakan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran. Dalam pelaksanaanya ada tindakan yang bersifat positif mapun negatif. Pelaksanaan refleksi ini berupa diskusi antara guru dan peneliti. Refleksi ini dilakukan dilapangan oleh peneliti dan didapatkan hasil


(30)

31

pengamatan berupa catatan lapangan. Kemudian peneliti merumuskan perencanaan untuk siklus selanjutnya.

3. Penelitian siklus II

Penelitian siklus II dilaksanakan pada hari selasa tanggal 27 Oktober 2015. Penelitian siklus II memiliki tahapan-tahapan yang sama dengan penelitian siklus I. Perbedaan terletak pada ruangan yang digunakan dan penambahan penggunaan fasilitas sekolah. Ruangan yang digunakan adalah fasilitas perpustakaan sekolah yang berada di lingkup SMA Islam Bina Insani. Tahap ini adalah penyempurnaan dari tahap siklus I dengan menambahkan media audio dalam aplikasi pembelajaran yang digunakan. Siswa juga dapat menambah sumber belajar diluar dari materi yang diberikan guru melalui buku-buku yang ada di perpustakaan sekolah.


(31)

32


(32)

(33)

34

4. Foto media pembelajaran

A. Tampilan menu materi IPA

B. Tampilan isi sub bab alat pernapasan


(34)

35 D. Tampilan soal post tets


(35)

36

5. Soal pree test dan post test


(36)

(37)

(38)

39


(39)

(40)

41


(41)

(42)

(43)

44


(44)

45

8. Pengolahan Data SPSS

Tabel 1 Nilai siswa sebelum dilakukan pungujian media audiovisual

Dari table 1 di atas didapatkan perhitungan nilai siswa berdasarkan analisis data descriptive statistic. Data descriptive statistic didapat dari nilai pree test dan post test siswa sebelum diadakannya pengujian aplikasi dan sesudah diadakannya pengujian aplikasi. Perhitungan data descriptive statistic ini menggunakan aplikasi SPSS 17. Dari table descriptive 1, didapatkan data nilai minimal, nilai maksimal, dan nilai rata-rata seluruh siswa untuk jenis pree test sebelum pengujian aplikasi adalah 0. Ini dikarenakan guru tidak melakukan pree test


(45)

46

pengujian aplikasi, didapat nilai minimal adalah 30, Nilai maksimal 83, dan nilai rata-rata seluruh siswa adalah 64,23.

Tabel 2 Nilai siswa setelah pengujian media audio visual

Dari table 2, didapatkan data untuk jenis pree test sesudah pengujian aplikasi, dengan nilai minimal adalah 60, nilai maksimal 91, dan nilai rata-rata seluruh siswa adalah 78,90. Kemudian untuk data nilai post test siswa sesudah pengujian aplikasi, didapat nilai minimal adalah 54, Nilai maksimal 88, dan nilai rata-rata seluruh siswa adalah 75,10.

pengujian aplikasi

Gambar 1 Grafik nilai pree test siswa sebelum dan sesudah

Dari gambar 1, didapatkan grafik perbedaan pree test sebelum dan sesudah. Diagrambatang warna biru menunjukan pree test lama dengan nilai 0 (sebelum pengujianaplikasi). Warna hijau adalah pree test baru (setelah pengujian aplikasi). Nilainya rata rata mencapai 78,9. Nilai 0 pada pree test sebelum pengujian aplikasi dikarenakan ketika itu tidak diadakannya pree test untuk para siswa sebelum pengujian aplikasi, namum ketika pengujian aplikasi diadakan pree test untuk para siswa. Dari sini didapatkan evaluasi kemampuan siswa untuk menjawab soal pree test sampai sejauh mana. Sehingga dapat


(46)

47

mengukur pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan. Soal pree test di ambil dari buku LKS siswa.

Gambar 2 Grafik post test siswa sebelum dan sesudah pengujian

aplikasi

Dari gambar 2, didapatkan grafik untuk jenis post test sebelum dan sesudah pengujian aplikasi. Warna biru adalah nilai post test lama (sebelum pengujian aplikasi). Nilai rata-ratanya adalah 64,23. Warna hijau adalah nilai post test baru (sesudah pengujian aplikasi).

Tabel 3 uji independent samples test

Dari table 5 pada kolom berwarna biru didapatkan nilai sign (2-tailed)

didapatkan P (0,001) < (0,005) maka H1 di terima dan H0 ditolak. Artinya dapat disimpulkan bahwa media belajar audio visual memiliki pengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa di SMP Islam Bina Insani.


(47)

(1)

(2)

44 7. Kegiatan pembelajaran


(3)

45 8. Pengolahan Data SPSS

Tabel 1 Nilai siswa sebelum dilakukan pungujian media audiovisual

Dari table 1 di atas didapatkan perhitungan nilai siswa berdasarkan analisis data descriptive statistic. Data descriptive statistic didapat dari nilai pree test dan post test siswa sebelum diadakannya pengujian aplikasi dan sesudah diadakannya pengujian aplikasi. Perhitungan data descriptive statistic ini menggunakan aplikasi SPSS 17. Dari table descriptive 1, didapatkan data nilai minimal, nilai maksimal, dan nilai rata-rata seluruh siswa untuk jenis pree test sebelum pengujian aplikasi adalah 0. Ini dikarenakan guru tidak melakukan pree test untuk para siswa. Kemudian untuk data nilai post test siswa sebelum


(4)

46

pengujian aplikasi, didapat nilai minimal adalah 30, Nilai maksimal 83, dan nilai rata-rata seluruh siswa adalah 64,23.

Tabel 2 Nilai siswa setelah pengujian media audio visual

Dari table 2, didapatkan data untuk jenis pree test sesudah pengujian aplikasi, dengan nilai minimal adalah 60, nilai maksimal 91, dan nilai rata-rata seluruh siswa adalah 78,90. Kemudian untuk data nilai post test siswa sesudah pengujian aplikasi, didapat nilai minimal adalah 54, Nilai maksimal 88, dan nilai rata-rata seluruh siswa adalah 75,10.

pengujian aplikasi

Gambar 1 Grafik nilai pree test siswa sebelum dan sesudah Dari gambar 1, didapatkan grafik perbedaan pree test sebelum dan sesudah. Diagrambatang warna biru menunjukan pree test lama dengan nilai 0 (sebelum pengujianaplikasi). Warna hijau adalah pree test baru (setelah pengujian aplikasi). Nilainya rata rata mencapai 78,9. Nilai 0 pada pree test sebelum pengujian aplikasi dikarenakan ketika itu tidak diadakannya pree test untuk para siswa sebelum pengujian aplikasi, namum ketika pengujian aplikasi diadakan pree test untuk para siswa. Dari sini didapatkan evaluasi kemampuan siswa untuk menjawab soal pree test sampai sejauh mana. Sehingga dapat


(5)

47

mengukur pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan. Soal pree test di ambil dari buku LKS siswa.

Gambar 2 Grafik post test siswa sebelum dan sesudah pengujian aplikasi

Dari gambar 2, didapatkan grafik untuk jenis post test sebelum dan sesudah pengujian aplikasi. Warna biru adalah nilai post test lama (sebelum pengujian aplikasi). Nilai rata-ratanya adalah 64,23. Warna hijau adalah nilai post test baru (sesudah pengujian aplikasi).

Tabel 3 uji independent samples test

Dari table 5 pada kolom berwarna biru didapatkan nilai sign (2-tailed) didapatkan P (0,001) < (0,005) maka H1 di terima dan H0 ditolak. Artinya dapat disimpulkan bahwa media belajar audio visual memiliki pengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa di SMP Islam Bina Insani.


(6)

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Media Audio Visual dalam Mata Pelajaran IPA: materi ajar saluran pernapasan

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Sistem Pembelajaran Menggunakan Audio Visual Aids (AVA) dalam Mata Pelajaran Sejarah di SMA Negeri 3 Salatiga

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Sistem Pembelajaran Menggunakan Audio Visual Aids (AVA) dalam Mata Pelajaran Sejarah di SMA Negeri 3 Salatiga

0 0 1

T1 Abstract Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Media Audio Visual dalam Pembelajaran Kurikulum 2013 di SMAN 1 Tuntang

0 0 1

T1 Abstract Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Media Belajar Menggunakan Audio Visual Untuk Mata Pelajaran IPS Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di SMP Negeri 1 Ampel

0 0 1

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Media Pembelajaran Audio Visual PowerPoint dengan Kerangka Kerja Saintifik untuk Mata Pelajaran Matematika Kelas 5 Sekolah Dasar

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Media Pembelajaran Audio Visual PowerPoint dengan Kerangka Kerja Saintifik untuk Mata Pelajaran Matematika Kelas 5 Sekolah Dasar

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Media Pembelajaran Audio Visual PowerPoint dengan Kerangka Kerja Saintifik untuk Mata Pelajaran Matematika Kelas 5 Sekolah Dasar

0 0 46

3.1 Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP-UKSW

1 2 14

4.1 Hasil Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP-UKSW

0 0 19