Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kompetensi Profesional Guru Terhadap Kinerja Guru SMK Al Qolam Kota Agung Kabupaten Tanggamus

(1)

i

T E S I S

Diajukan Kepada Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister Manajemen Pendidikan Islam

Oleh

MUHAMMAD IDRIS

NPM. 1422030043

PROGRAM STUDI

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

PROGRAM PASCASARJANA (PPs)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) RADEN INTAN BANDAR LAMPUNG


(2)

ii

DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP

KINERJA GURU SMK AL-QOLAM KOTA AGUNG

KABUPATEN TANGGAMUS

T E S I S

Diajukan Kepada Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister Manajemen Pendidikan Islam

Oleh

MUHAMMAD IDRIS

NPM. 1422030043

PEMBIMBING I : Dr. HASAN MUKMIN, M.Ag PEMBIMBING II : Dr. NASIR, S.Pd., M.Pd

PROGRAM STUDI

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

PROGRAM PASCASARJANA (PPs)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) RADEN INTAN BANDAR LAMPUNG


(3)

iii Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : MUHAMMAD IDRIS

NPM : 1422030043

Program Studi : Manajemen Pendidikan Islam

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang berjudul “PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP KINERJA GURU SMK AL-QOLAM KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS” adalah benar karya asli saya, kecuali disebutkan sumbernya. Apabila terdapat kesalahan dan kekeliruan sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Bandar Lampung, 5 Februari 2016 Yang Menyatakan,

Materai 6000

MUHAMMAD IDRIS NPM. 1422030043


(4)

iv

Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah faktor diantara faktor-faktor yang lain yang dapat mempengaruhi kinerja guru.Kinerja guru mencerminkan performance seorang guru dalam melaksanakan tugasnya untuk mencapai tujuan pendidikan. Guna mencapai tujuan pendidikan kepemimpinan kepala sekolah, kompetensi profesional guru dan kinerja guruperlu diusahakan secara maksimal. Fenomena yang ada di SMK Al-Qolam Kota Agung Kabupaten Tanggamus tampak sebagian guru belum menunjukkan kinerja yang baik dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Kinerja guru masih rendah, guru mengajar secara monoton dan tanpa persiapan yang matang. Guru masih menggunakan persiapan mengajar dengan sangat sederhana, dan merasa hafal di luar kepala dan tidak mau berubah terhadap hal-hal baru, selain itu dijumpai adanya guru yang kurang berdisiplin dalam menjalankan tugasnya.

Adapun yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah “Seberapa besar

pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMK Al-Qolam Kota Agung Kabupaten Tanggamus? Seberapa besar pengaruh kompetensi profesional guru terhadap kinerja guru di SMK Al-Qolam Kota Agung Kabupaten Tanggamus? Dan seberapa besar pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan kompetensi profesional guru secara bersama-sama terhadap kinerja guru di SMK Al-Qolam Kota Agung Kabupaten Tanggamus?”. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan populasi 20 orang dan sampelnya berjumlah 100%. Metode pengumpulan data yaitu kuesioner, interview, observasi dan dokumentasi, sedangkan metode analisis data menggunakan rumus product moment.

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah berdasarkan hasil kuesioner 20 orang guru dari 15 pernyataan dengan 5 opsi jawaban didapat kepemimpinan kepala sekolah memiliki pengaruh yang tinggi terhadap kinerja guru yang ada di SMK Al-Qolam Kota Agung Kabupaten Tanggamus, ini dibuktikan dari perhitungan rumus Product Moment rhitung 0,798. Karena rhitung 0,798 lebih besar dari rtabel yaitu taraf signifikan 5% adalah

0,632 maka kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru. Sedangkan untuk menentukan tinggi rendahnya pengaruh yaitu dengan mengonsultasikan rhitung 0,798 ke dalam tabel interpretasi nilai r, termasuk kelompok

0,70 – 0,90 yang menunjukkan taraf korelasi yang tinggi. Kompetensi profesional guru ada pengaruhnya terhadap kinerja guru, begitu juga kepemimpinan kepala sekolah dan profesional guru secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja guru. Hal ini ditunjukkan dari nilai rhitung = 0,250 dan 0,257 lebih kecil dari taraf signifikan 5% yaitu

0,632. Apabila nilai rhitung 0,257 dikonsultasikan dalam Tabel Interpretasi Nilai r terdapat

pengaruh tetapi sangat lemah sehingga korelasi itu diabaikan saja.

Kesimpulan adalah apabila kepemimpinan kepala sekolah semakin baik maka kinerja guru juga semakin baik begitu juga sebaliknya. Untuk itu kepemimpinan kepala sekolah perlu ditingkatkan lagi agar kinerja guru juga meningkat. Sedangkan guru semakin profesional dalam melaksanakan tugasnya maka kinerja guru semakin baik, tetapi jika guru tidak profesional belum tentu kinerja guru tidak baik. Kepemimpinan kepala sekolah dan kompetensi profesional guru secara bersama-sama semakin baik belum tentu kinerja guru semakin baik pula begitu juga sebaliknya kepemimpinan kepala sekolah dan kompetensi profesional guru secara bersama-sama semakin buruk belum tentu kinerja guru semakin buruk pula.


(5)

v

PERSETUJUAN

Judul Tesis : PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA

SEKOLAH DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP KINERJA GURU SMK

AL-QOLAM KOTA AGUNG KABUPATEN

TANGGAMUS

Nama Mahasiswa : MUHAMMAD IDRIS

NPM : 1422030043

Program Studi : Manajemen Pendidikan Islam

Telah disetujui untuk diujikan dalam Ujian Terbuka pada Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung.

Bandar Lampung, 19 Maret 2016 KOMISI PEMBIMBING

Pembimbing I

Dr. HASAN MUKMIN, M.Ag NIP. 19610421 199403 1 002

Pembimbing II

Dr. NASIR, S.Pd., M.Pd NIP. 19690405 200901 1 003 Mengetahui,

Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan Islam

Dr. Hi. JAMAL FAKHRI, M.Ag NIP. 19630124 199103 1 002


(6)

vi

PERSETUJUAN TIM PENGUJI

Tesis yang berjudul “PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP KINERJA GURU SMK AL-QOLAM KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS”, ditulis oleh : MUHAMMAD IDRIS, NPM. 1422030043 telah diujikan dalam Ujian Tertutup dan disetujui untuk diajukan dalam Ujian Terbuka pada Program Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung.

Tim Penguji

Ketua : Prof. Dr. Hi. SHULTON SYAHRIL, M.A ( ... )

Sekretaris : Dr. Hi. JAMAL FAKHRI, M.Ag ( ... )

Penguji I : Dr. M. AKMANSYAH, M.A ( ... )

Penguji II : Dr. HASAN MUKMIN, M.Ag ( ... )


(7)

vii

PENGESAHAN

Tesis yang berjudul “PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP KINERJA GURU SMK AL-QOLAM KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS”, ditulis oleh : MUHAMMAD IDRIS, NPM. 1422030043 telah diujikan dalam Ujian Terbuka pada Program Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung.

Tim Penguji

Ketua : Prof. Dr. Hi. SHULTON SYAHRIL, M.A ( ... )

Sekretaris : Dr. YETRI, M.Pd ( ... )

Penguji I : Dr. M. AKMANSYAH, M.A ( ... )

Penguji II : Dr. HASAN MUKMIN, M.Ag ( ... ) Direktur Program Pascasarjana

IAIN Raden Intan Lampung

Prof. Dr. IDHAM KHALID, M.Ag NIP. 19570715 198703 1 003 Tanggal Lulus Ujian Terbuka : 25 Maret 2016


(8)

viii MOTTO

Jalani hidup ini dengan berpegang teguh pada Al-Qur’an, Sunnah dan Ijtihadnya

para Ulama.


(9)

ix

PEDOMAN TRANSLITERASI

A. Transliterasi Arab – Latin

Huruf Arab Huruf Latin Huruf Arab Huruf Latin

Tidak dilambangkan d

B t

T z

ts „

J G

H F

Kh Q

D K

Ż L

R M

Z N

S W

Sy H

S

Y

B. Mâddah

Mâddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harkat dan huruf,

transliternya berupa huruf dan tanda, yaitu:

Harokat dan Huruf Huruf dan Tanda Â

Î Û

Pedoman Transliterasi ini dimodifikasi dari: Tim Puslitbang Lektur Keagamaan, Pedoman Transliterasi Arab – Latin, Proyek Pengkajian dan

Pengembangan Lektur Pendidikan Agama, Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan Departemen Agama Republik Indonesia, Jakarta, 2003.


(10)

x

KATA PENGANTAR

Assalamula’aikum Wr.Wb.

Dengan mengucap puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga tesis ini dapat penulis selesaikan. Sholawat dan salam kepada Rasulullah Muhammad SAW, tauladan terbaik bagi umat muslim dan rahmat bagi seluruh alam. Tesis ini ditulis guna memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Manajemen Pendidikan Islam pada Program Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung.

Dengan kesadaran yang tulus penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyelesaian penelitian ini hingga terselesainya menjadi tesis. Ucapan ini kami haturkan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Hi. Moh. Mukri, M.Ag selaku Rektor IAIN Raden Intan Lampung.

2. Bapak Prof. Dr. Idham Khalid, M.Ag selaku Direktur Program Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung.

3. Bapak Dr. Hi. Jamal Fakhri, M.Ag selaku Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung.

4. Ibu Dr. Yetri, M.Pd selaku Sekretaris Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung.

5. Bapak Dr. Hasan Mukmin, M.Ag selaku Pembimbing I dan Bapak Dr. Nasir, S.Pd., M.Pd selaku Pembimbing II yang telah memberi bimbingan dan petunjuk dalam penyelesaian tesis ini.


(11)

xi

6. Bapak Robin Afandi, S.IP selaku Kepala SMK Al-Qolam Kota Agung Kabupaten Tanggamus yang telah memberi izin dan fasilitas penelitian. 7. Keluarga Besar Yayasan Pendidikan Startech (STMIK Pringsewu, STIT

Pringsewu, STIT Multazam Liwa, STIE Lampung Timur, SMK Al-Qolam Kota Agung, MA Al-Qolam Kota Agung, SMP Al-Qolam Kota Agung, SMK Multazam Gisting, SMK Al-Kautsar Adiluwih, SMK Teknika Grafika Kartika Gadingrejo dan Pondok Pesantren Mahasiswa Penghafal Al-Qur’an Baitul

Qur’an Pringsewu)

8. Pimpinan dan Staff Program Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung yang telah memberikan fasilitas dalam mencari berbagai literatur selama penulis menjalankan studi.

9. Rekan – rekan mahasiswa Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Kelas C Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini masih banyak sekali kekurangan dan kesalahan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan tesis ini.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Pringsewu, 5 Februari 2016 Penyusun,

MUHAMMAD IDRIS NPM. 1422030043


(12)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

ABSTRAK ... iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... v

PERSETUJUAN TIM PENGUJI ... vi

PENGESAHAN ... vii

MOTTO ... viii

PEDOMAN TRANSLITERASI ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah ... 12

C. Rumusan Masalah ... 14

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 14

E. Kerangka Berpikir ... 15

BAB II LANDASAN TEORI A. Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 22

1. Pengertian Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 22

2. Hakikat Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 25

3. Prinsip-prinsip Kepemimpinan ... 29

4. Gaya Kepemimpinan ... 30

B. Kompetensi Profesional Guru ... 32

1. Pengertian Kompetensi Profesional Guru ... 32


(13)

xiii

3. Faktor-faktor yang Menciptakan Kompetensi Profesional Guru 37

C. Kinerja Guru... 43

1. Pengertian Kinerja Guru ... 43

2. Ciri-ciri Kinerja Guru ... 44

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Guru ... 49

D. Hipotesis ... 53

BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel ... 55

B. Metode Pengumpulan Data ... 56

1. Metode Kuesioner ... 56

2. Metode Interview ... 56

3. Metode Observasi... 57

4. Metode Dokumentasi ... 57

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 58

1. Variabel Penelitian ... 58

2. Definisi Operasional... 58

D. Teknik Analisis Data ... 61

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 75

1. Gambaran Singkat SMK Al-Qolam Kota Agung ... 75

2. Visi dan Misi SMK Al-Qolam Kota Agung ... 76

3. Keadaan Guru dan Karyawan SMK Al-Qolam Kota Agung ... 78

4. Keadaan Siswa SMK Al-Qolam Kota Agung ... 80

5. Keadaan Sarana dan Prasarana SMK Al-Qolam Kota Agung . 81 B. Pembahasan ... 86

C. Analisis Data ... 99

1. Deskripsi Kuantitatif ... 99

2. Uji Normalitas Data ... 103


(14)

xiv

4. Regresi ... 107 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 110 B. Rekomendasi ... 111 DAFTAR PUSTAKA


(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Rata-rata Nilai Ujian Nasional dan Kelulusan ... 10

Tabel 2 Prosentasi Ketidakhadiran Guru ... 10

Tabel 3 Peran Kepala Sekolah sebagai Leader ... 27

Tabel 4 Penetapan Skor Jawaban Angket Skala Likert ... 60

Tabel 5 Kisi-kisi Instrumen Variabel Kinerja Guru, Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kompetensi Profesional Guru ... 60

Tabel 6 Tabulasi Data Jawaban dari 20 Responden Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 62

Tabel 7 Perhitungan Korelasi Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 63

Tabel 8 Tabulasi Data Jawaban dari 20 Responden Tentang Kompetensi Profesional Guru ... 64

Tabel 9 Tabulasi Data Jawaban dari 20 Responden Tentang Kinerja Guru ... 65

Tabel 10 Hasil Uji Validitas Item Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 66

Tabel 11 Hasil Uji Validitas Item Variabel Profesional Kompetensi Guru ... 66

Tabel 12 Hasil Uji Validitas Item Variabel Kinerja Guru ... 67

Tabel 13 Analisis Soal pada 20 Responden untuk Pertanyaan Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 68

Tabel 14 Perhitungan Korelasi Mencari Reliabilitas Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 69

Tabel 15 Analisis Soal pada 20 Responden untuk 15 Butir Pertanyaan Tentang Kompetensi Profesional Guru ... 70

Tabel 16 Perhitungan Korelasi Mencari Reliabilitas tentang Kompetensi Profesional Guru ... 71

Tabel 17 Analisis Soal 20 Responden untuk 15 Butir Pertanyaan Tentang Kinerja Guru... 72

Tabel 18 Perhitungan Korelasi Mencari Reliabilitas Tentang Kinerja Guru ... 73

Tabel 19 Hasil Uji Reliabilitas ... 74


(16)

xvi

Tabel 21 Keadaan Siswa SMK Al-Qolam Kota Agung ... 80

Tabel 22 Keadaan Sarana SMK Al-Qolam Kota Agung ... 81

Tabel 23 Keadaan Ruang Kelas SMK Al-Qolam Kota Agung ... 81

Tabel 24 Keadaan WC dan Kamar Mandi SMK Al-Qolam Kota Agung ... 82

Tabel 25 Keadaan Prasarana SMK Al-Qolam Kota Agung ... 82

Tabel 26 Korelasi Antara Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru ... 86

Tabel 27 Tabel Interpretasi Nilai r ... 88

Tabel 28 Korelasi Antara Kompetensi Profesional Guru dengan Kinerja Guru ... 89

Tabel 29 Tabulasi Data Jawaban dari 20 Responden Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 99

Tabel 30 Distribusi Frekuensi Kumulatif Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 100

Tabel 31 Tabulasi Data Jawaban dari 20 Responden Tentang Kompetensi Profesional Guru ... 100

Tabel 32 Distribusi Frekuensi Kumulatif Kompetensi Profesional Guru ... 101

Tabel 33 Tabulasi Data Jawaban dari 20 Responden Tentang Kinerja Guru ... 102

Tabel 34 Distribusi Frekuensi Kumulatif ... 102

Tabel 35 Hasil Pengujian Uji Normalitas ... 103

Tabel 36 Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan Kinerja Guru (Y) ... 104

Tabel 37 Kompetensi Profesional Guru (X2) dan Kinerja Guru (Y) ... 106

Tabel 38 Nilai Variabel Terikat Bebas-1 dan Variabel Bebas 2 ... 108

Tabel 39 Hasil Perkalian dan Kuadrat dari Harga-Harga Variabel Kinerja (Y), Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan Variabel Kompetensi Profesional Guru (X2) ... 109


(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Standar nasional pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, Peraturan Pemerintah nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, menetapkan delapan standar yang harus dipenuhi dalam melaksanakan pendidikan. Kedelapan standar yang dimaksud meliputi: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian pendidikan. Salah satu standar yang dinilai langsung berkaitan dengan mutu lulusan yang diindikasikan oleh kompetensi lulusan adalah standar pendidik dan tenaga kependidikan. Ini berarti bahwa untuk dapat mencapai mutu lulusan yang diinginkan, mutu tenaga pendidik (guru), dan tenaga kependidikan (kepala sekolah, pengawas, laboran, pustakawan, tenaga administrasi, pesuruh) harus ditingkatkan.

Masalah kepemimpinan selalu memberikan kesan yang menarik, sebab suatu organisasi akan berhasil atau gagal sebagian ditentukan oleh kualitas kepemimpinan. Kepemimpinan merupakan salah satu aspek manajerial dalam kehidupan berorganisasi yang merupakan posisi kunci. Karena kepemimpinan seorang pemimpin berperan sebagai penyelaras dalam proses kerjasama antar


(18)

manusia dalam organisasinya. Kepemimpinan seorang pemimpin akan mampu membedakan karakteristik suatu organisasi dengan organisasi lainnya. Kepemimpinan yang dinamis dan efektif merupakan potensi yang paling pokok dan yang sulit dijumpai, akan tetapi tidak berarti bahwa seorang pemimpin tidak mampu menjadi pemimpin yang berkepemimpinan dinamis dan efektif.

Kepemimpinan adalah pola hubungan antar individu yang menggunakan wewenang dan pengaruh terhadap orang lain atau sekelompok orang agar terbentuk kerja sama untuk menyelesaikan suatu tugas.1

Menurut Wahjosumidjo, “Kepemimpinan adalah suatu kekuatan penting

dalam rangka pengelolaan, oleh sebab itu kemampuan memimpin secara efektif

merupakan kunci keberhasilan organisasi”.2

Sedangkan kepemimpinan yang dikemukakan oleh Reksoprodjo Handoko

mengatakan bahwa “Kepemimpinan (leadership) adalah merupakan hubungan

antara seseorang dengan orang lain, pemimpin mampu mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja bersama-sama dalam tugas yang berkaitan untuk mencapai

tujuan yang diinginkan”.3

Dengan demikian kepemimpinan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan tindakan pada seseorang atau kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu.

Kepala sekolah adalah jabatan pemimpin yang tidak bisa diisi oleh orang-orang tanpa didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan. Siapapun yang akan

1 Miftah Thoha, Kepemimpinan Dalam Manajemen, Suatu Pendekatan Perilaku, (Jakarta : PT. Grafindo Persada, 1999), h. 83

2 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1999), h. 4

3 Reksoprodjo Handoko, Organisasi Perusahaan Teori Struktur dan Perilaku, (Yogyakarta : BPFE, 1994), h. 66


(19)

diangkat menjadi kepala sekolah arus ditentukan melalui prosedur serta persyaratan-persyaratan tertentu seperti : latar belakang pendidikan,

pengalaman, usia, pangkat dan integritas”.4

Sedangkan menurut Wahjosumidjo, “Kepala sekolah adalah seorang

tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar atau tempat dimana terjadi interaksi

antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran”.5

Jadi kepala sekolah adalah pemimpin, penggerak juga berperan melakukan kontrol segala aktivitas guru, staf dan siswa dan sekaligus untuk meneliti persoalan-persoalan yang timbul di lingkungan sekolah.

Setiap kepala sekolah sebagai pemimpin organisasi perlu menguasai dan mempunyai kemampuan untuk memotivasi bawahannya, agar kepala sekolah dapat mempengaruhi bawahannya harus memahami apa yang menjadi kebutuhan bawahannya sesuai dengan Al-Qur'an dalam Surat At-Taubah ayat 122





































Artinya : “Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga

dirinya”. (QS. Taubah ayat 122)6

4 Soetjipto, Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2007), h. 68 5 Wahjosumidjo, Op.Cit, h. 83

6 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta : CV. Pustaka Agung Harapan, 2006), h. 277


(20)

Dan dalam hadits yang diriwayatkan Imam Muslim yang dikutip oleh Yazid dalam bukunya :

Artinya : “Barang siapa berjalan dalam menempuh ilmu, maka Allah akan memudahkan jalannya menuju surga” (HR. Muslim)7.

Berdasarkan ayat dan hadits tersebut di atas maka dapat diambil pengertian bahwa kepemimpinan kepala sekolah harus dapat meningkatkan pemahamannya terhadap dirinya sendiri, memperdalam ilmu pengetahuannya serta mengetahui kelemahan maupun kelebihan potensi yang ada dalam dirinya, agar dapat mengetahui tentang bagaimana seharusnya memperlakukan bawahannya. Juga dimungkinkan adanya kombinasi lain, seseorang boleh jadi pimpinan yang lemah, tetapi masih merupakan manajer yang relatif efektif khususnya apabila ia kebetulan mengelola orang-orang yang sangat memahami pekerjaan mereka dan memiliki dorongan yang kuat untuk bekerja. Keadaan seperti ini kecil kemungkinannya dan karenanya kita berharap agar para kepala sekolah sebagai pimpinan yang memiliki kemampuan kepemimpinan yang cukup tinggi.

Kepala sekolah sebagai pemimpin harus dapat menggerakkan mentalitas saling membantu dalam urusan kebaikan sebagaimana firman Allah SWT:

...











7 Yazid bin Abdul Qodir Jawas, Menuntut Ilmu Jalan Menuju Syurga, (Bogor : At. Taqwa, 2010), h. 8


(21)















Artinya : Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya. (QS. Al-Maidah 2).8

Keberhasilan sekolah merupakan keberhasilan kepala sekolah. Sikap kepemimpinan dalam pendidikan merupakan hal yang harus dimiliki oleh setiap pendidik. Dalam hal ini, yang berlaku sebagai pemimpin di dalam pendidikan adalah kepala sekolah, yang bertugas untuk mengatur segala bentuk keberhasilan di dalam lembaga pendidikan yang ia kelola, yakni sekolah.

Kepala sekolah berkewajiban menciptakan hubungan yang sebaik-baiknya dengan para guru, staf dan para siswa. Sebab esensi kepemimpinan adalah kepengikutan. Apabila dalam hal memimpin, kepala sekolah sudah dijadikan panutan oleh para bawahan yang menjadi tanggung jawabnya, maka kepemimpinan kepala sekolah itu patut diacungi jempol sebagai tanda bahwa dia memiliki integritas dalam hal memimpin9.

Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa kepala sekolah sebagai seorang pemimpin harus mampu mendorong timbulnya kemauan yang kuat dengan penuh semangat dan percaya diri para guru, staf dan siswa dalam melaksanakan tugas masing-masing serta memberikan bimbingan dan mengarahkan para guru staf dan para siswa serta memberikan dorongan memacu dan berdiri di depan demi kemajuan dan memberikan inspirasi sekolah dalam mencapai tujuan. Keberhasilan pengelolaan sekolah sangat ditentukan oleh kegiatan pendayagunaan sumber daya manusia. Oleh karena itu kepala sekolah sebagai pemimpin dalam

8 Departemen Agama RI, Op.Cit, h. 142 9 Soetjipto, Raflis Kosasi, Op.Cit, h. 56


(22)

suatu organisasi hendaknya menyadari dan tanggap teknik-teknik untuk dapat memelihara prestasi dan kepuasan kerja guru antara lain dengan memberikan dorongan kepada guru agar dapat melaksanakan tugas mereka sesuai dengan aturan dan pengarahan.

Salah satu tugas kepala sekolah adalah untuk bisa menciptakan guru profesional agar bisa bekerja sesuai dengan pengarahan yang diberikan. Lebih jauh kepala sekolah sebagai pimpinan harus mengetahui kinerja guru-gurunya. Karena kinerja paling tidak sangat berkait dengan kepemimpinan organisasi sekolah dan juga kepentingan guru itu sendiri, oleh karena itu bagi sekolah, hasil penilaian kinerja para guru sangat penting artinya dan peranannya dalam pengambilan keputusan tentang berbagai hal, seperti identifikasi kebutuhan program pendidikan dan pelatihan, rekrutmen, seleksi, penempatan, promosi dan berbagai aspek lain. Sedangkan bagi guru penilaian dapat berperan sebagai umpan balik tentang berbagai hal seperti kemampuan, kelebihan, kekurangan, dan potensi yang pada gilirannya bermanfaat untuk menentukan tujuan, jalur, rencana dan pengembangan kariernya. Sehingga secara berkala hendaknya mengadakan penilaian kinerja guru-gurunya.

Dengan adanya penilaian kinerja kepala sekolah akan memperoleh informasi tentang keberhasilan atau kegagalan gurunya dalam menjalankan tugas masing-masing. Kinerja penting untuk diteliti, karena ukuran terakhir keberhasilan suatu organisasi/ sekolah adalah kinerja atau pelaksanaan pekerjaannya, sehingga kemajuan sekolah banyak dipengaruhi oleh kinerja guru-gurunya. Penilaian kinerja guru pada dasarnya merupakan penilaian yang


(23)

sistematik terhadap penampilan kerja guru itu sendiri terhadap taraf potensi kerja guru dalam upaya mengembangkan diri untuk kepentingan sekolah.

Sehingga di antara tujuan sekolah dapat menyiapkan peserta didik untuk menjadi anak yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, menguasai ranah kognitif, ranah efektif serta ranah psikomotor. Kinerja guru merupakan seluruh usaha guru untuk mengantarkan proses pembelajaran mencapai tujuan pendidikan. Adapun kinerja guru meliputi seluruh kegiatan yang menyangkut tugas profesionalnya sebagai guru dan tugas pengembangan pribadi guru.

Tugas profesional guru mencakup suatu kegiatan berantai dimulai dari merencanakan pembelajaran, melaksanakan, mengevaluasi sampai dengan tindak lanjut evaluasi. Selain itu guru juga dituntut untuk memiliki pemahaman wawasan kependidikan, pemahaman terhadap peserta didik serta harus mampu mengembangkan potensi peserta didik

Guru merupakan unsur sumber daya yang sangat menentukan keberhasilan pendidikan di sekolah, karena guru merupakan unsur manusiawi yang sangat dekat hubungannya dengan siswa dalam upaya pendidikan sehari-hari di sekolah. Adapun penanggung jawab keterlaksanaan proses pembelajaran di kelas adalah guru.

Guru sebagai pendidik profesional mempunyai citra yang baik di masyarakat apabila dapat menunjukkan kepada masyarakat bahwa ia layak menjadi panutan atau teladan masyarakat sekelilingnya.10

10 Ibid, h. 42


(24)

Menurut Wina Sanjaya bahwa “Keterampilan dasar bagi guru diperlukan

agar guru dapat melaksanakan perannya dalam pengelolaan proses pembelajaran,

sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien”11.

Pemberdayaan terhadap mutu guru perlu dilakukan secara terus menerus, dan berkelanjutan. Hal tersebut tentu tidak lepas dari unsur manajemen kelas. Salah satu syarat utama yang harus diperhatikan dalam peningkatan pendidikan agar dapat berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yakni guru dan tenaga kependidikan yang profesional.

Martoyo Susilo menegaskan bahwa seorang akan bekerja secara profesional bilamana orang tersebut memiliki kemampuan (ability) dan kinerja.

Maksudnya adalah seseorang akan bekerjasama profesional bilamana memiliki kemampuan kerja yang tinggi dan kesungguhan hati untuk mengerjakan dengan sebaik-baiknya.12

Seorang guru dapat dikatakan professional bila memiliki kemampuan tinggi (high level of abstract) dan motivasi kerja tinggi (high level of commitment). Kemampuan profesional guru adalah kemampuan dalam

melaksanakan tugas, yang dibekali dengan Kompetensi (kemampuan dasar).13 Dari berbagai pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa kompetensi profesional guru adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber kegiatan yang dilakukan serta menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang

11 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2006), h. 32

12 Martoyo Susilo, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta : BPFE, 1996), h. 22 13 Soetjipto, Raflis Kosasi, Op.Cit, h. 8


(25)

memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Guru Profesional adalah guru yang mampu mengelola dirinya sendiri dalam melaksanakan tugas sehari-hari dengan penuh tanggung jawab.

Di dalam suatu organisasi, kinerja memiliki pengaruh yang sangat besar bagi tercapainya tujuan organisasi tersebut. Kinerja dapat diartikan sebagai hasil kerja yang dapat dilihat secara kuantitas dan kualitas ketika seseorang melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawabnya. Ungkapan kemajuan yang didasari oleh pengetahuan, keterampilan dan sikap serta motivasi untuk menghasilkan sesuatu adalah kinerja.14

Sedangkan pengertian kinerja yang tertera dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern diartikan sebagai hasil dari usaha seseorang yang dicapai dengan adanya kemampuan dan perbuatan dalam situasi tertentu.15

Kinerja dapat diartikan sebagai: 1) sesuatu yang dicapai, 2) prestasi yang diperlihatkan, 3) kemampuan kerja. Sehingga kinerja diartikan juga sebagai hasil pekerjaan yang dicapai seseorang melalui suatu upaya yang disengaja dengan menggunakan seluruh potensi yang dimilikinya baik berupa pengetahuan, sikap maupun keterampilan sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan.16

Dari berbagai pendapat di atas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa kinerja guru adalah kemampuan seorang guru untuk melakukan perbuatan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, yang mencakup aspek perencanaan program belajar mengajar, pelaksanaan proses belajar mengajar, penciptaan dan pemeliharaan kelas yang optimal, pengendalian kondisi belajar yang optimal, serta penilaian hasil belajar. Kinerja sangat penting dalam menentukan kualitas kerja seseorang, termasuk seorang guru.

14 Siagian Sondang P., Manajemen Sumber Daya Manusia. (Jakarta : Bumi Aksara, 1996), h. 156

15 Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, (Jakarta : Pustaka Amani, 1995), h. 104


(26)

Salah satu indikator suatu sekolah dianggap sudah berhasil adalah dengan perolehan nilai Ujian Nasional yang tinggi dan tingkat kelulusan yang maksimal. seperti diutarakan oleh Martoyo Susilo bahwa, “Kepemimpinan kepala sekolah

memberikan motivasi kerja bagi peningkatan produktivitas kerja guru dan hasil

belajar siswa”17.

Sekolah yang perolehan nilai ujian nasionalnya paling tinggi dan tingkat kelulusannya setiap tahun selalu 100 % dianggap sudah berhasil dan akan mendapat kepercayaan masyarakat. Berikut dapat kita lihat hasil rata-rata nilai Ujian Nasional (UN) dan prosentasi kelulusan dalam empat tahun terakhir.

Tabel 1. Rata-Rata Nilai Ujian Nasional dan Kelulusan

No TP Kelulusan Standar B. Indo MTK IPA Rata-rata Kelulusan

1 2014/2015 4,75 7,43 7,46 6,95 7,28 100%

Sumber : SMK Al-Qolam Kota Agung Kabupaten Tanggamus

Pada tabel rata-rata nilai UN dan kelulusan di atas terlihat peningkatan prestasi siswa belum optimal walaupun pada rata-rata nilai UN terakhir ada sedikit peningkatan. Selanjutnya salah satu faktor yang menunjukkan kinerja guru di SMK Al-Qolam Kota Agung Kabupaten Tanggamus dapat dilihat dari absensi (kehadiran/ketidakhadiran) berikut ini.

Tabel 2. Prosentasi Ketidakhadiran Guru

No Ket

Bulan

Rata- rata Juli Agustus September Oktober

Nov emb er

Dese mber 1 Hari kerja

Efektif 25 24 25 26 25 14

17 Ibid. h. 41


(27)

2 Jumlah guru tidak hadir

4% 2% 8% 3% 7% 1% 4,17%

Sumber : Dokumentasi Absensi Semester Gasal SMK Al-Qolam Kota Agung Kabupaten Tanggamus TP. 2015/2016

Jika kita memperhatikan tabel di atas, ketidakhadiran dalam setiap bulannya hanya di bawah 10 % sekilas tampaknya bukan masalah besar. Tetapi sesungguhnya dalam sistem pendidikan kita saat ini, hal itu dapat membawa pengaruh buruk, siswa jadi terlantar karena gurunya absen. Apalagi kalau ditambah dengan prilaku guru yang hadir di sekolah karena malas atau kurang tanggung jawab kadang tidak hadir di kelas. Proses pembelajaran jadi terhambat sehingga para siswa tidak mendapat ilmu secara optimal.

Pada tahap inilah peran kepemimpinan kepala sekolah diperlukan. Kepala sekolah harus bertindak tegas terhadap pelanggaran yang terjadi, agar semua komponen yang ada dalam sekolah memberikan pelayanan yang optimal kepada para siswa.

Hasil pengamatan yang dilakukan oleh supervisor, tampak sebagian guru belum menunjukkan kinerja yang baik dalam menjalankan tugas dan fungsinya, artinya sesuai dengan tugas pokok dan fungsi guru, seperti: kegiatan dalam merencanakan program pengajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, melaksanakan penilaian, melaksanakan ulangan harian, menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan serta mengadakan pengembangan bidang pengajaran yang menjadi tanggung jawabnya. Sebagai gambaran profil guru yang kinerjanya masih rendah, antara lain: guru mengajar secara monoton dan tanpa persiapan yang matang. Guru masih menggunakan persiapan mengajar dengan sangat sederhana, belum sepenuhnya menggunakan


(28)

acuan kurikulum yang dipersyaratkan, dan tidak konsisten dalam implementasi skenario rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dipersiapkan dan pada proses pembelajaran guru masih dominan menggunakan metode ceramah. Fenomena tersebut teramati pada waktu pelaksanaan kepengawasan di sekolah pada SMK Al-Qolam Kota Agung Kabupaten Tanggamus. Dijumpai guru yang mengajar hanya berdasarkan pengalaman masa lalunya dari waktu ke waktu, sehingga merasa hafal di luar kepala dan tidak mau berubah terhadap hal-hal baru, termasuk metode pembelajaran, penggunaan media, sistem penilaian yang kurang dipahami, mengajar secara hafalan/ tanpa persiapan mengajar. Selain itu dijumpai adanya guru yang kurang berdisiplin dalam menjalankan tugasnya, sering telat mengajar, kadang tidak masuk kelas hanya memberi tugas siswa bahkan alpha.

Sehubungan dengan uraian di atas maka masalah faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru perlu dibuktikan dengan mengadakan penelitian. Oleh karena itu, penulis membuat judul penelitian, yaitu Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kompetensi Profesional Guru Terhadap Kinerja Guru di SMK Al-Qolam Kota Agung Kabupaten Tanggamus.

B. Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang dipaparkan di atas, maka yang menjadi fokus perhatian dan sekaligus menjadi problem adalah sejauh mana kinerja guru SMK Al-Qolam Kota Agung Kabupaten Tanggamus dari


(29)

kepemimpinan Kepala Sekolah dan kompetensi profesional guru terhadap kinerja guru. Masalah pokok tersebut teridentifikasi sebagai berikut:

1) Kepala sekolah dan kompetensi profesional guru sudah memberikan arahan pada guru, akan tetapi masih banyak guru yang belum menunjukkan kerja yang baik.

2) Kinerja guru yang kurang optimal, belum menguasai sepenuhnya materi yang diajarkan dimungkinkan karena profesionalitas guru sekolah tersebut. 3) Guru yang kurang berdisiplin dalam menjalankan tugasnya, sering telat

mengajar, kadang tidak masuk kelas hanya memberi tugas bahkan alpha. 4) Kepemimpinan kepala sekolah yang baik dalam memimpin dan

memberdayakan sumber daya manusia khususnya guru akan mempengaruhi kinerja guru.

2. Batasan Masalah

Berbagai permasalahan yang dihadapi dalam dunia pendidikan sangatlah kompleks. Salah satunya adalah masalah manajemen sumber daya manusia. Permasalahan-permasalahan perlu mendapat tanggapan dan solusi. Dalam tesis ini penulis hanya membatasi masalah pada ruang lingkup kecil yaitu mengenai kinerja guru yang ada di SMK Al-Qolam Kota Agung Kabupaten Tanggamus. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kinerja guru diantaranya kompetensi, kompensasi, kepemimpinan, disiplin dan motivasi kerja. Namun dalam penelitian ini penulis membatasi masalah kinerja guru


(30)

yang dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala sekolah dan kompetensi profesional guru.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMK Al-Qolam Kota Agung Kabupaten Tanggamus ?

2. Apakah ada pengaruh kompetensi profesional guru terhadap kinerja guru di SMK Al-Qolam Kota Agung Kabupaten Tanggamus ?

3. Apakah ada pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan kompetensi profesional guru secara bersama-sama terhadap kinerja guru di SMK Al-Qolam Kota Agung Kabupaten Tanggamus ?

D. Hipotesis

Menurut Suharsimi Arikunto hipotesis adalah “Suatu jawaban yang

bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data

yang terkumpul”18.

Sedangkan menurut pendapat Yatim Riyanto, “Hipotesis merupakan

jawaban yang sifatnya sementara terhadap permasalahan yang diajukan dalam penelitian."19

18 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), h. 110


(31)

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat diketahui bahwa hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang diselidiki, jadi hipotesis masih dapat diuji kebenarannya jika ternyata tidak sesuai dengan fakta, maka hipotesis akan ditolak, sebaliknya jika hipotesis tersebut akan diterima jika fakta membenarkannya.

Jadi dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: 1) Terdapat pengaruh positif kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja

guru di SMK Al-Qolam Kota Agung Kabupaten Tanggamus.

2) Terdapat pengaruh positif kompetensi profesional guru terhadap kinerja guru di SMK Al-Qolam Kota Agung Kabupaten Tanggamus.

3) Terdapat pengaruh positif kepemimpinan kepala sekolah dan kompetensi profesional guru secara bersama-sama terhadap kinerja guru di SMK Al-Qolam Kota Agung Kabupaten Tanggamus.

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk :

1) Mengetahui besarnya pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMK Al-Qolam Kota Agung Kabupaten Tanggamus. 2) Mengetahui besarnya pengaruh kompetensi profesional guru terhadap

kinerja guru di SMK Al-Qolam Kota Agung Kabupaten Tanggamus.

19 Yatim Riyanto, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Surabaya : SIC, 2010), h. 16


(32)

3) Mengetahui besarnya pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan kompetensi profesional guru secara bersama-sama terhadap kinerja guru di SMK Al-Qolam Kota Agung Kabupaten Tanggamus.

2. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dalam penelitian ini, antara lain :

1) Diharapkan dapat memberi sumbangan teori, minimal menguji teori-teori manajemen pendidikan yang berkaitan dengan kepemimpinan kepala sekolah dan profesionalisme guru terhadap kinerja guru.

2) Sebagai bahan pertimbangan dalam membina guru sekolah guna meningkatkan mutu pendidikan.

3) Memberikan informasi kepada para pendidik dalam meningkatkan kinerjanya serta memahami betapa pentingnya kompetensi profesional guru dalam menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai guru.

F. Kerangka Berpikir

1. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru

Kepala sekolah harus memiliki dan memegang peran dalam melaksanakan tugasnya bekerja bersama-sama dalam tugas memiliki kemampuan untuk membimbing guru, membimbing tenaga kependidikan nonguru, membimbing peserta didik, mengembangkan tenaga kependidikan, mengikuti perkembangan iptek, dan memberi contoh mengajar.


(33)

Kepala sekolah dalam menjalankan kepemimpinannya antara lain : a. Kepala sekolah memiliki kepribadian yang kuat

b. Kepala sekolah memahami kondisi guru, karyawan, dan siswa c. Kepala sekolah memiliki visi dan memahami misi sekolah d. Kepala sekolah memiliki kemampuan mengambil keputusan e. Kepala sekolah memiliki kemampuan berkomunikasi20

Jadi, dengan demikian jelas bahwa kepala sekolah sebagai pemimpin agar berhasil harus menjalankan sekurang-kurangya tujuh fungsi di atas selain juga memiliki kriteria lain seperti latar belakang pendidikan dan pengalamannya. Kepala sekolah selain mampu untuk memimpin, mengelola sekolah juga dituntut mampu menciptakan suasana yang kondusif di lingkungan kerja sehingga dapat memotivasi guru dalam bekerja dan dapat mencegah timbulnya disintegrasi atau perpecahan dalam organisasi.

Berkaitan dengan kepemimpinan kepala sekolah, menurut Suharsimi Arikunto penilaian guru terhadap kepala sekolah meliputi ; Kedisiplinan, tanggung jawab, keluasan wawasan, kreativitas, kesediaan untuk dikritik, kesabaran, kegigihan dalam usaha, keterbukaan, toleransi, ketersediaan menerima usul, menghargai orang lain, tenggang rasa, kedermawanan, hubungan sosial, kesediaan berkorban, memikirkan bawahan.19.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa kepemimpinan kepala sekolah dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai kepala sekolah dan bukan mengkaji tentang gayanya, melainkan performance dan pola perilakunya dalam pelaksanaan tugas tersebut yaitu kedisiplinan, tanggung jawab, keluasan wawasan, kreativitas, kesediaan untuk dikritik,

20 Wahjosumidjojo, Op.Cit. hal. 135

19 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta : Rineka Cipta. 2010) h. 293


(34)

kesabaran, kegigihan dalam usaha, keterbukaan, toleransi, ketersediaan menerima usul, menghargai orang lain, tenggang rasa, kedermawanan, hubungan sosial, kesediaan berkorban, memikirkan bawahan.

Kepemimpinan kepala sekolah sangat mewarnai kondisi kerja, kebijakan, pengaruh sosial dengan para guru serta para murid dan juga tindakannya dalam membuat berbagai kebijakan, kondisi tersebut memberikan dampak pula terhadap kinerja para guru. Kinerja merupakan perasaan dorongan yang diinginkan oleh guru dalam bekerja. Dengan demikian diduga terdapat hubungan positif kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru sekolah. Hal ini dapat dikatakan pula semakin baik kepemimpinan kepala sekolah semakin meningkat pula kinerja guru.

2. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru dan Kinerja Guru

Profesional bertentangan dengan amatirisme. Seorang profesional akan terus menerus meningkatkan mutu secara sadar, melalui pendidikan dan pelatihan. Imbas tradisi profesional di luar sistem pendidikan telah mempengaruhi tradisi profesional di bidang pendidikan dan organisasi pembelajaran pada umumnya. Tuntutan profesional di bidang pendidikan dan kepemimpinan pendidikan tidak dapat ditawar-tawar lagi. Oleh karena itu membutuhkan berbagai macam upaya untuk melakukan rekonseptualisasi dalam cara-cara dimana setiap aktor memusatkan pada layanan kepada pelanggan (customer service). Profesional adalah mutu, kualitas dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang profesional.

Salah satu peranan guru adalah ”transfer of knowlwdge” dan ”tranfer of values”. Ketika guru memindahkan berbagai ilmu pengetahuan serta nilai


(35)

-nilai terjadi interaksi antara guru dan peserta didik. Namun demikian, tugas utama seorang guru adalah mengajar, dalam praktik pengajaran, guru melaksanakan kegiatan membimbing dan melatih siswa, sehingga terjadi perubahan ke arah yang lebih baik dari aspek kognitif, efektif, dan psikomotornya. Guru sebagai guru kelas memiliki tugas yang lebih luas, yaitu selain mengajar juga melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling di kelas, melaksanakan tugas administrasi sekolah, dan juga dituntut untuk mampu melaksanakan hubungan dengan masyarakat terutama sekali orang tua/wali siswa. Oleh karena itu mengingat tugas guru yang cukup berat, maka dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya dituntut memiliki kemampuan profesional.

Ciri-ciri guru dinyatakan profesional dalam jurnal Educational Leadership Edisi Maret 1993, sebagaimana dikutip oleh Soetjipto, Raflis Kosasi adalah sebagai berikut:

1) Guru menguasai kurikulum pendidikan serta memiliki komitmen pada siswa dan proses belajarnya. Ini berarti bahwa komitmen tertinggi guru adalah kepada kepentingan siswa;

2) Guru menguasai materi mata pelajaran yang diajarkannya serta cara mengajarkannya kepada siswa. Hal ini merupakan hal yang tidak dapat diabaikan.

3) Guru menguasai metode dan evaluasi belajar melalui berbagai teknik dan evaluasi, mulai dari pengamatan dalam perilaku siswa sampai tes hasil belajar.

4) Guru setia terhadap tugas. Artinya ia harus menyadari dan bertanggung jawab apa yang menjadi tugas dan kewajibannya.

5) Disiplin dalam arti luas. Artinya Guru seyogyanya melaksanakan tugas dan kewajibannya secara maksimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.20


(36)

Berdasarkan uraian di atas yang dimaksud dengan profesional guru dalam penelitian ini adalah sikap seorang guru profesional yang meliputi: menguasai kurikulum, menguasai materi setiap mata pelajaran, menguasai metode dan evaluasi belajar, setia terhadap tugas, disiplin dalam arti luas, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial serta kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

Perbaikan kinerja dan profesional guru dalam pembelajaran agar efektif dan efisien serta tujuan yang diharapkan dapat tercapai secara optimal juga tidak dapat lepas dari peran kepala sekolah sebagai pemimpin, sehingga kualitas pendidikan akan terwujud bila guru dapat melaksanakan tugas secara profesional, cara kerja yang profesional dapat menghasilkan prestasi kerja yang optimal. Dengan demikian terdapat hubungan positif antara guru profesional dengan kinerja guru sekolah. Hal ini berarti pula semakin profesional seorang guru dalam melaksanakan tugasnya, maka akan semakin baik kinerjanya.

3. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kompetensi Profesional Guru Terhadap Kinerja Guru

Kepemimpinan Kepala Sekolah akan diterima oleh guru-guru apabila kepemimpinan yang diterapkan sangat cocok dan disukai oleh guru-gurunya. Sehingga kalau sudah demikian guru akan memiliki kecenderungan untuk meningkatkan kinerjanya. Kepemimpinan kepala sekolah yang dapat mendayagunakan sumber daya dan khususnya sumber daya manusia yaitu guru, maka pada gilirannya akan meningkatkan kinerja guru dan hasil yang dicapai secara keseluruhan adalah mutu pendidikan.


(37)

Kompetensi profesional guru terkait dan melekat pada tugas keprofesionalannya yang akan mempengaruhi kinerja guru, selagi profil guru profesional masih eksis dalam tugasnya. Profesional adalah mutu, kualitas dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang profesional21.

Secara umum profesi diartikan sebagai suatu pekerjaan yang memerlukan pendidikan dan keahlian lanjut di dalam science atau ilmu

pengetahuan dan teknologi yang digunakan sebagai perangkat dasar untuk diimplimentasikan dalam berbagai kegiatan yang bermanfaat.

Kepala sekolah merupakan seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas tambahan untuk memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar mengajar. Kepala sekolah dalam membina dan membimbing guru guna meningkatkan kinerjanya meliputi, seorang guru harus mempunyai kemampuan untuk menyusun program pengajaran, menyajikan program pengajaran, menganalisis hasil belajar, menyusun program perbaikan dan pengayaan, serta kemampuan untuk menyusun program bimbingan dan menindaklajutinya.22

Berdasarkan pada uraian di atas yang dimaksud kepemimpinan kepala sekolah dalam penelitian ini adalah pola perilaku kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya mampu mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja bersama-sama dalam tugas yang berkaitan untuk mencapai yang diinginkan dengan memiliki kepribadian yang kuat, memahami kondisi guru karyawan dan siswa, memiliki visi dan memahami misi sekolah, kemampuan mengambil keputusan, dan kemampuan berkomunikasi. Profesional guru terkait erat dengan mutu seseorang dalam melaksanakan tugas pokok yang pada gilirannya kinerjanya menjadi baik. Dengan demikian profesional akan

21 Siagian Sondang P., Op.Cit, h. 156 22 Wahjosumidjo, Op.Cit, h. 86


(38)

berpengaruh terhadap kinerja guru tersebut. Kepemimpinan Kepala Sekolah dan guru profesional dalam suatu organisasi sekolah sebagai suatu sistem akan mempengaruhi kinerja guru. Dengan demikian diduga kepemimpinan kepala sekolah dan guru profesional secara bersama-sama mempunyai hubungan positif dengan kinerja guru. Hal ini dapat dikatakan pula semakin baik kepemimpinan kepala sekolah dan semakin profesional guru dalam melaksanakan tugasnya, maka kinerja guru akan meningkat pula.

Secara ringkas kerangka berpikir penelitian ini dapat dilihat pada paradigma penelitian yang penulis gambar sebagai berikut.

Gambar 1. Skema Hubungan Kausalitas antar Variabel yang Diteliti

Kepemimpinan Kepala Sekolah

a. Memiliki kepribadian yang kuat b. Memahami kondisi guru, karyawan

dan siswa

c. Memiliki visi dan memahami misi sekolah

d. Kemampuan mengambil keputusan e. Kemampuan berkomunikasi

Kompetensi Profesional Guru

a. Menguasai kurikulum b. Menguasai materi pelajaran c. Menguasai metode dan evaluasi

belajar

d. Setia terhadap tugas e. Disiplin dalam arti luas

Kinerja Guru

a. Kemampuan menyusun program pengajaran

b. Kemampuan menyajikan program pengajaran

c. Kemampuan menganalisis hasil belajar

d. Kemampuan menyusun program perbaikan dan pengayaan e. Kemampuan menyusun program


(39)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kepemimpinan Kepala Sekolah 1. Pengertian Kepemimpinan

Ada beberapa pengertian yang berbeda tentang kepemimpinan yang

dikemukakan oleh para ahli. Miftah Toha mengatakan bahwa “Kepemimpinan

(leadership) adalah merupakan hubungan antara seseorang dengan orang lain,

pemimpin mampu mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja

bersama-sama dalam tugas yang berkaitan untuk mencapai tujuan yang diinginkan”.1 Sedangkan Mulyasa mendefinisikan “Kepemimpinan sebagai seni

membujuk bawahan agar mau mengerjakan tugas-tugas dengan yakin dan

semangat”.2

Menurut Wahjosumidjo, “Kepemimpinan adalah suatu kekuatan

penting dalam rangka pengelolaan, oleh sebab itu kemampuan memimpin

secara efektif merupakan kunci keberhasilan organisasi”.3

Sedangkan kepemimpinan yang dikemukakan oleh Reksoprodjo

Handoko mengatakan bahwa “Kepemimpinan (leadership) adalah merupakan

hubungan antara seseorang dengan orang lain, pemimpin mampu

1 Miftah Thoha, Kepemimpinan Dalam Manajemen Suatu Pendekatan Prilaku, (Jakarta : PT. Grafindo Persada, 1999), h. 89

2 Mulyasa E., Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung : PT. Remaja, 2001), h. 17 3 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1999. h. 4


(40)

mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja bersama-sama dalam tugas yang berkaitan untuk mencapai tujuan yang diinginkan”.4

Abi Sujak berpendapat bahwa “Kepemimpinan adalah pola hubungan

antar individu yang menggunakan wewenang dan pengaruh terhadap orang lain atau sekelompok orang agar terbentuk kerja sama untuk menyelesaikan suatu tugas”.5

Kepemimpinan merupakan proses pengaruh sosial dan pengaruh sengaja dilakukan seseorang terhadap orang lain untuk menstruktur aktivitas-aktivitas dan relasi-relasi di dalam sebuah organisasi. Perbedaan definisi tersebut terletak pada siapa yang menggunakan pengaruh, cara menggunakan pengaruh dan sasaran yang ingin dicapai pengaruh dan hasil dari usaha menggunakan pengaruh.6

Menurut Miftah Thoha, ada tiga faktor yang berinteraksi menentukan efektifitas kepemimpinan yaitu :

Pertama, Leader behavior (perilaku pemimpin) yaitu, efgektifitas

kepemimpinan sangat dipengaruhi gaya memimpin seseorang. Kedua,

subordinate (bawahan) yaitu, efektifitas kepemimpinan dipengaruhi oleh

tingkat penerimaan dan dukungan bawahan. Bawahan akan mendukung seorang pemimpin sepanjang mereka melihat tindakan pemimpin dianggap dapat memberi manfaat dan meningkatkan kepuasan mereka. Ketiga,

situation yaitu, situasi dalam gaya kepemimpinan yaitu: hubungan

pemimpin anggota, tingkat dalam struktur tugas dan posisi kekuasan pemimpin yang dapat melalui wewenang formal.7

Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan pola hubungan antar individu yang menggunakan wewenang dan kemampuan untuk mempengaruhi, menggerakkan dan

4 Reksoprodjo Handoko, Organisasi Perusahaan Teori Struktur dan Perilaku, (Yogyakarta : BPFE, 1994), h. 66

5 Abi Sujak, Kepemimpinan, Manajer (Eksistensinya dalam Prilaku Organisasi), (Jakarta : Rajawali Pers, 2009), h. 9

6 Gomes Faustino Cardoso, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta : Andi Offset, 1997), h. 54


(41)

mengarahkan tindakan pada seseorang atau kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu.

Seorang kepala sekolah yang efektif berdasarkan penelitian Nasional

Association of Secondary School Principals merupakan paduan antara

sifat-sifat pribadi dan gaya kepemimpinan, yaitu : (1) memberikan contoh: (2) berkepentingan dengan kualitas ; (3) bekerja dengan landasan hubungan kemanusiaan; (4) memahami masyarakat sekitar; (5) memiliki sikap mental yang baik dan stamina fisik yang prima; 6) berkepentingan dengan staff dan sekolah; (7) melakukan kompromi untuk mencapai kesepakatan; (8) mempertahankan stabilitas; (9) mampu mengatasi stress; (10) menciptakan struktur agar sesuatu bisa terjadi; (11) mentoilelir adanya kesalahan; (12) tidak menciptakan konflik pribadi; (13) memimpin melalui pendekatan yang positif; (14) tidak menjauhi atau mendahului orang-orang yang dipimpinnya; (15) mudah dihubungi oleh orang; (16) memiliki keluarga yang serasi.8

Menurut Wahjosumidjo, “Kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar atau tempat dimana terjadi interaksi

antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran”.9

Kepala sekolah adalah jabatan pemimpin yang tidak bisa diisi oleh orang-orang tanpa didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan. Siapapun yang akan diangkat menjadi kepala sekolah arus ditentukan melalui prosedur serta persyaratan-persyaratan tertentu seperti : latar belakang pendidikan, pengalaman, usia, pangkat dan integritas”.10

Jadi dapat dijelaskan bahwa kepala sekolah adalah jabatan pemimpin yang didasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu, penggerak juga berperan melakukan kontrol segala aktivitas guru, staf dan siswa dan sekaligus untuk meneliti persoalan-persoalan yang timbul di lingkungan sekolah.

8 Soebagyo Atmodiwiro, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta : Ardadizya Jaya, 2003), h. 112

9 Wahjosumidjo, Op.Cit, h. 83


(42)

Dengan demikian dari uraian berbagai pendapat di atas, maka penulis dapat simpulkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah merupakan kemampuan dan wewenang untuk mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan tindakan serta mendorong timbulnya kemauan yang kuat dengan penuh semangat dan percaya diri para guru, staf dan siswa dalam melaksanakan tugas masing-masing demi kemajuan dan memberikan inspirasi sekolah dalam mencapai tujuan.

2. Hakikat Kepemimpinan Kepala Sekolah

Pengelolaan sekolah harus benar-benar dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang mempunyai acceptability, karena keberhasilan pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan motor penggerak aktivitas yang ada dalam mencapai tujuan.

Aktivitas kepala sekolah sebagai seorang manajer meliputi pengelolaan 3 M, yaitu pertama, manusia sebagai faktor penggerak utama aktivitas sekolah, kedua, money yaitu sebagi modal aktivitas, ketiga, method sebagai alat untuk mengarahkan manusia dan uang menjadi efektif dalam mencapai tujuan. Namun peranan kepala sekolah sebagai manajer tidaklah cukup.11

Pada era globalisasi ini paradigma kepala sekolah sebagai hanya manajer kurang cocok, tetapi selain sebagai manajer, kepala sekolah harus mampu menjadi seorang pemimpin yang menggerakkan bawahannya dan mengarahkan dalam pencapaian tujuan.

Menurut Warren Bennis dan Robert Tonwsend, seperti yang dikutip Soetjipto membedakan antara pemimpin dan manajer. Pemimpin adalah orang


(43)

yang melakukan hal-hal yang benar, dan manajer adalah orang yang melakukan hal-hal dengan benar.12

Pemimpin berkepentingan dengan reaksi, wawasan, tujuan, sasaran, itikad, maksud dan efektivitas hal-hal yang benar. Manajer berkepentingan dengan efesien, cara melakukan, urusan sehari-hari jalan singkat untuk melakukan banyak hal dengan benar. Lebih lanjut dijelaskan bahwa manajer cenderung memikirkan anak buahnya sebagai sumber daya, dan bertanya-tanya dalam hati sebesar apa penghasilan mereka dan bagaimana dia bisa membantu mereka menjadi pahlawan.

Orientasi kepala sekolah sebagai pemimpin sangatlah cocok dengan misi daripada sekolah sebagai organisasi terbuka dan Agent of Change, yang mana sekolah dituntut inovatif, aspiratif dan tanggap terhadap perkembangan zaman. Kesempatan ini lebih didukung dengan adanya otonomi pendidikan dengan program Manajemen Berbasis sekolah (School Based Management).

Dengan program tersebut kepala sekolah mempunyai kewenangan yang lebih luas dalam rangka mengelola sekolah, sehingga dituntut memahami secara komprehensif manajemen sekolah. Kemampuan manajerial yang tinggi menjadikan sekolah efesien. Tetapi juga tidak dikendalikan dengan kemampuan kepemimpinannya yang efektif, maka kepala sekolah akan menjadi manajer yang tangguh yang menggunakan kekuasaannya dengan semena-mena, dengan kurang begitu memperhatikan aspek-aspek moral, etika dan sosial. Harus diingat bahwa kepala sekolah sebagai pemimpin harus


(44)

memegang pada prinsip utama saat melaksanakan tugasnya yaitu bahwa orang lebih penting ketimbang benda-benda mati.

Kepemimpinan kepala sekolah pada hakikatnya adalah kepala sekolah yang memahami dan menguasai kemampuan manajerial dan kepemimpinan yang efektif. Adapun salah satu rincian aspek dan indikatornya sebagai berikut:

Tabel 3. Kepemimpinan Kepala Sekolah sebagai Leader

Komponen Aspek Indikator

Leader 1) Memiliki kepribadian

yang kuat - Sikap empati - Memberi sangsi bagi yang melanggar disiplin

- Memberi contoh keteladanan 2) Memahami kondisi

guru, karyawan dan siswa

- Memberikan penghargaan bagi yang berprestasi - Menghargai guru

- Memberikan gagasan-gagasan baru dalam pembelajaran 3) Memiliki visi dan

memahami misi sekolah

- Memberdayakan guru sebagai tim kerja dalam pelaksanaan program kegiatan

- Membuat program supervisi dan melaksanakan kepada guru yang mengajar di kelas

- Memberikan penugasan kepada guru untuk penyusunan rencana kerja 4) Kemampuan

mengambil keputusan. - Mampu mengambil keputusan yang tepat dan cepat - Melakukan evaluasi dan

memberikan solusi pelaksanaan program kegitaan

- Melakukan pembinaan kepada guru melalui rapat dan memutuskan secara matang hasil rapat


(45)

5) Kemampuan

berkomunikasi. - Menciptakan hubungan yang harmonis dengan guru - Menginstruksikan kepada guru

untuk melaksanakan prosedur pancapaian tujuan organisasi - Melaksanakan transparansi kepada

warga sekolah13.

Dari di atas merupakan kepemimpinan kepala sekolah yang sangat diharapkan pada era globalisasi ini. Kemampuan manajerial dan kepemimpinan harus menjadikan dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan dalam kinerja kepala sekolah. Lemahnya salah satu sisi akan menimbulkan berbagai persoalan.

Untuk memahami lebih jauh perbedaan antara pemimpin dengan manajer, sebagai berikut :

1) Manajer mengurus administrasi, pemimpin membuat inovasi. 2) Manajer adalah salinan, pemimpin adalah asli

3) Manajer memelihara, pemimpin mengembangkan

4) Manajer berfokus pada sistem dan struktur, pemimpin berfokus pada orang.

5) Manajer mengandalkan pengendalian pemimpin mengilhamkan kepercayaan.

6) Manajer mempunyai pandangan jangka pendek, pemimpin menanyakan apa dan mengapa.

7) Manajer menunjukkan matanya, ke lini dasar, pemimpin menunjukkan matanya ke cakrawala. 14

Dari uraian di atas dapat disintesakan bahwa kepala sekolah sebagai manajer, administrator, supervisor, manajer berada pada ruang lingkup kepala

13 Wahjosumidjo, Op.Cit, h. 94

14 Siagian Sondang P., Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996), h. 153


(46)

sekolah sebagai manajer, dan educator, inovator dan leader berada pada ruang lingkup kepala sekolah sebagai pemimpin.

Lebih lanjut AF Stoner seperti yang dikutip oleh Wahjosumidjo dalam bukunya yang berjudul Kepemimpinan Kepala Sekolah, tinjauan Teoritik dan Permasalahannya, kepemimpinan kepala sekolah merinci fungsi kepala sekolah sebagai manajer, yaitu:

1) Bekerja dengan dan melalui orang.

2) Bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan.

3) Dengan waktu dan sumber yang terbatas mampu menghadapi berbagai persoalan.

4) Berpikir secara realistis dam konseptual.15

Sedangkan fungsi kepemimpinan kepala sekolah, Koonts seperti yang dikutip oleh Wahjosumidjo menyatakan bahwa : The Function of Leadership therefore is to induce or pesuade all subcordinates of followers to contribute willingly organizotional goals in accordance with their maximum capability.16

Kata kunci dari definisi tersebut adalah to induce dan persuade, agar kepala sekolah berhasil menggerakkan para guru, staf dan para siswa dalam mencapai tujuan sekolah, sehingga kepala sekolah harus mampu meyakinkan (persuade) dan membujuk (induce) agar para guru, staf dan para siswa percaya bahwa apa yang dilakukannya adalah benar. Hindarkan perbuatan memaksa atau bertindak keras kepada mereka, namun sebaliknya harus melahirkan kemauan serta semangat bekerja dengan penuh percaya diri dan penuh semangat. Kerja sama juga harus dijalankan dalam pencapaian tujuan baik di sekolah maupun di luar sekolah.

15 Wahjosumidjo, Op.Cit, h. 96 16 Ibid. h. 105


(47)

3. Prinsip-prinsip Kepemimpinan

Sebagai pemimpin tentunya prinsip-prinsip kepemimpinannya harus dipahami dalam rangka mengembangkan sekolahnya. Prinsip-prinsip kepemimpinan secara umum antara lain:

1) Konstruktif kepala sekolah harus memberikan dorongan dan pembinaan kepada setiap guru dan stafnya untuk mengembangkan kemampuannya secara optimal.

2) Kreatif kepala sekolah jangan terjebak kepada pola-pola kerja lama yang dikerjakan oleh kepala sekolah sebelumnya, namun dia harus selalu kreatif mencari gagasan-gagasan baru dalam menjalankan tugasnya.

3) Partisipasif memberikan kepercayaan kepada semua pihak untuk selalu terlibat dalam setiap aktivitas sekolah.

4) Kooperatif: kepala sekolah harus senantiasa bekerja sama dengan semua komponen yang terkait dalam melaksanakan setiap kegiatan. 5) Delegatif: kepala sekolah berupaya memberikan kepercayaan kepada

staf untuk melaksanakan tugas sesuai dengan kemampuan dan deskripsi tugas/ jabatannya.

6) Integratif: untuk menghasilkan suatu sinergi yang besar, kepala sekolah harus mengintegrasikan semua kegiatannya agar tujuan sekolah dapat tercapai.

7) Rasional dan objektif: kepala sekolah berupaya untuk menjadi pemimpin yang bijak dalam melaksanakan tugasnya dan bertindak berdasarkan pertimbangan rasio dan obyektif, bukan dengan emosional.

8) Pragmatis: kepala sekolah dalam menetapkan kebijakan dan target harus mendasarkan pada kondisi dan kemampuan riil yang dimiliki oleh sekolah.

9) Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan di luar kemampuan dan target.

10)Keteladanan : kepala sekolah sebagai seorang figur yang patut memberikan keteladanan kepada seluruh staf, guru dan para siswa. Oleh karena itu kepala sekolah harus senantiasa menunjukkan perilaku-perilaku yang baik dan mampu menunjukkan perilakunya sebagai pemimpin.

11)Adaptable dan Fleksibel: kepala sekolah harus mampu beradaptasi dan fleksibel dalam menghadapi situasi baru dan juga menciptakan kondisi kerja yang mendukung staf untuk cepat beradaptasi.17

17 Ibid. h. 24


(48)

Dengan demikian seorang pemimpin yang memegang prinsip-prinsip tersebut dapat bertahan di berbagai situasi mengintegrasikan secara maksimal produktivitas, menguasai kedudukan kepemimpinan bentuk dasar yang paling penting terwujudnya kebutuhan untuk memberikan kepuasan para bawahan. 4. Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan menurut A Dale Temple, dan Robbin P. Steppen : 1) “Kepemimpinan” yang diedit oleh A Dale Temple ada tiga gaya

kepemimpinan, yaitu:

a) Gaya kepemimpinan Otokrasi, pemimpin otakrasi membuat keputusan sendiri arena kekuasan terpusatkan dalam diri satu orang. Ia memikul tanggungjawab dan wewenang penuh, pengawasan bersifat ketat, langsung dan tepat.

b) Gaya kepemimpinan Demokrasi, pemimpin yang demokrasi (partisipasi) berkonsultasi dengan kelompok mengenai masalah yang menarik perhatian mereka dan dimana mereka dapat menyumbangkan sesuatu. Bawahan ikut serta dalam penetapan sasaran dan pemecahan masalah.

c) Gaya kepemimpinan Kendali Bebas, pemimpin penganut kendali bebas memberi kekuasaan kepada bawahan. Kelompok dapat mengembangkan sasarannya sendiri dan memecahkan masalahnya sendiri. Gaya ini biasanya tidak berguna akan tetapi dapat menjadi efektif dalam kelompok profesional yang bermotivasi tinggi.18 2) Gaya kepemimpinan Robbin P. Steppen :

a) Gaya Kepemimpinan Konsultasi (GKK)

Gaya kepemimpinan konsultatif dapat berfungsi dengan efektif pada kondisi dimana para staf kurang memiliki kemampuan dalam melaksanakan tugasnya, namun mereka memiliki motivasi kerja yang baik. Kepala Sekolah banyak memberikan konsultasi dan pengarahan kepada para guru dan staf lainnya agar kemampuannya secara bertahap meningkat, serta memberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan.

b) Gaya Kepemimpinan Delegatif (GKD)

Gaya kepemimpinan delegatif dapat efektif pada kondisi dimana para staf mempunyai kemampuan yang tinggi dan motivasi kerja yang tinggi pula. Kepala sekolah mendelegasikan tugas dan


(49)

wewenangnya kepada bawahannya serta memberikan kepercayaan bahwa bawahannya dapat melaksanakan tugasnya dan mampu memikul tanggung jawabnya.

c) Gaya Kepemimpinan Instruktif (GKI)

Gaya kepemimpinan yang memberikan sedikit kesempatan kepada bawahan untuk ikut berpartisipasi karena kemampuan dan motivasi staf rendah. Kepala sekolah banyak memberikan pengarahan yang spesifik dan pengawasan pekerjaan diawasi secara ketat. Proses. Proses komunikasi bersifat satu arah yakni top-down communication.

d) Gaya Kepemimpinan Partisipatif (GKP)

Gaya kepemimpinan partisipatif dapat diaplikasikan secara efektif pada kondisi dimana kemampuan kerja para staf tinggi, namun motivasi mereka rendah. Kepala berpartisipasi aktif dalam mendorong para guru dan staf untuk menggunakan kemampuan secara optimal. Bahkan bila diperlukan kepala sekolah dapat membantu bawahannya menyelesaikan tugas pekerjaannya karena kepala sekolah mengetahui pekerjaannya yang diberikan.19

Berdasarkan pada uraian dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam penelitian ini adalah pola perilaku kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya mampu mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja bersama-sama dalam tugas yang berkaitan untuk mencapai yang diinginkan dengan indikator : Kepala sekolah sebagai educator (pendidik), Kepala sekolah sebagai manajer, Kepala sekolah sebagai administrator , Kepala sekolah sebagai supervisor, Kepala sekolah sebagai leader (pemimpin), Kepala sekolah sebagai inovator dan Kepala sekolah sebagai motivator.


(50)

B. Kompetensi Profesional Guru

1. Pengertian Kompetensi Profesional Guru

Profesional, secara etimologi istilah profesio berasal dari bahasa

Inggris ”profession”, berakar dari bahasa Latin ”profesus” yang berarti

mampu atau ahli dalam satu bentuk pekerjaan.20

Profesi merupakan pekerjaan, dapat juga sebagai jabatan di dalam suatu hierarki birokrasi, yang menurut keahlian tertentu serta memiliki etika khusus untuk jabatan tersebut serta pelayanan buku terhadap masyarakat. Seorang profesional menjalankan sesuai dengan tuntutan profesi atau dengan kata lain memiliki kemampuan dan sikap sesuai dengan tuntutan profesinya. Seorang profesional menjalankan kegiatannya berdasarkan profesionalisme, dan bukan amatiran.21

Profesional bertentangan dengan amatirisme. Seorang profesional akan terus menerus meningkatkan mutu secara sadar, melalui pendidikan dan pelatihan. Imbas tradisi profesional di luar sistem pendidikan telah mempengaruhi tradisi profesional di bidang pendidikan dan organisasi pembelajaran pada umumnya. Tuntutan profesional di bidang pendidikan dan kepemimpinan pendidikan tidak dapat ditawar-tawar lagi. Oleh karena itu membutuhkan berbagai macam upaya untuk melakukan rekonseptualisasi dalam cara-cara dimana setiap aktor memusatkan pada layanan kepada pelanggan (customer service). Profesional adalah mutu, kualitas dan tindak

tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang professional22. Pengertian profesi itu sendiri mempunyai banyak konotasi, secara umum profesi diartikan sebagai suatu pekerjaan yang memerlukan pendidikan

20 Soetjipto, Raflis Kosasi, Op.Cit, h. 5 21 Mulyasa E., Op.Cit, h. 14

22 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Petunjuk Peningkatan Mutu Pendidikan di Sekolah Dasar, (Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, 1994), h. 58


(51)

lanjut di dalam science dan teknologi yang digunakan sebagai perangkat dasar untuk diimplimentasikan dalam berbagai kegiatan yang bermanfaat.

Profesi merupakan pekerjaan, dapat pula berwujud sebagai jabatan di dalam suatu hierarki organisasi birokrasi, yang menuntut keahlian tertentu serta memiliki etika khusus untuk jabatan tersebut serta pelayanan baku terhadap masyarakat. Inti dari profesi adalah seseorang harus memiliki keahlian, pada masyarakat modern keahlian diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan khusus.

Dengan demikian profesional adalah orang-orang yang melaksanakan tugas profesi, melaksanakan tugas secara profesional yang dituntut adanya keahlian, tanggung jawab, dan kesetiaan terhadap profesi yang diperolehnya melalui pendidikan dan pelatihan.

Salah satu peranan guru adalah ”transfer of knowlwdge” dan ”tranfer of values”. Ketika guru memindahkan berbagai ilmu pengetahuan serta

nilai-nilai terjadi interaksi antara guru dan peserta didik. Guru atau seorang

pendidik adalah “Seseorang yang pekerjaannya atau mata pencahariannya mengajar”23

Jadi guru adalah seorang yang profesinya bertugas mengajar atau mendidik anak dan itu merupakan salah satu pekerjaan mata pencaharianya yang patut ditiru/dicontoh.

23 Agus Sulistyo Adhi Mulyono, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia dengan EYD & Pengetahuan Umum, (Surakarta : CV. ITA, tt), h. 271


(52)

Guru sebagai pendidik profesional mempunyai citra yang baik di masyarakat apabila dapat menunjukkan kepada masyarakat bahwa ia layak menjadi panutan atau teladan masyarakat sekelilingnya.24

Dengan demikian, tugas utama seorang guru adalah mengajar, dalam praktik pengajaran, guru melaksanakan kegiatan membimbing dan melatih siswa, sehingga terjadi perubahan ke arah yang lebih baik dari aspek kognitif, efektif, dan psikomotornya. Guru Sekolah Dasar sebagai guru kelas memiliki tugas yang lebih luas, yaitu selain mengajar juga melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling di kelas, melaksanakan tugas administrasi sekolah, dan juga dituntut untuk mampu melaksanakan hubungan dengan masyarakat terutama sekali orang tua/wali siswa. Oleh karena itu mengingat tugas guru sekolah dasar yang cukup berat, maka dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya dituntut memiliki kemampuan profesional.

Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian kompetensi profesional guru adalah orang berpendidikan dan terlatih yang menjadi panutan atau teladan dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya secara profesional memiliki keahlian, tanggung jawab, dan kesetiaan terhadap tugasnya.

2. Ciri-ciri Kompetensi Profesional Guru

Deskripsi mengenai karakteristik profesi, menurut Moore sebagaimana dikutip oleh Soetjipto Raflis Kosasi bahwa ciri-ciri profesi :


(53)

(1) sebagian besar waktu yang dimiliki digunakan untuk menjalankan pekerjaannya; (2) terikat suatu panggilan hidup dan memperlakukan pekerjaannya sebagai seperangkat norma kepatuhan dan perilaku; (3) mempunyai organisasi profesional yang formal; (4) menguasai pengetahuan yang berguna dan keterampilan atas dasar latihan spesialisasi atau pendidikan yang sangat khusus; (5) terikat oleh syarat-syarat kompetensi, kesadaran prestasi, dan pengabdian; dan (6) memperoleh ekonomi berdasarkan spesialisasi teknik yang sangat tinggi sekali.25

Pendapat lain mengenai ciri-ciri profesi dinyatakan oleh Hoy & Miskel yang dikutip oleh Soetjipto Raflis Kosasi bahwa enam ciri-ciri profesi adalah : 1) Berdasarkan pada keahlian teknikal yang diperoleh melalui pendidikan 2) Memberikan pelayanan kepada klien

3) Adanya norma-norma hubungan antar tenaga profesional- klien 4) Orientasi acuan kelompok antar sejawat

5) Terdapat struktur kontrol terhadap kinerja; dan

6) Memiliki kode etik yang memandu aktivitas-aktivitasnya.26

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri profesi meliputi: (1) memiliki keahlian khusus bersifat intelektual yang dipersiapkan melalui pendidikan khusus dan matang; (2) membentuk karier seumur hidup dengan pertumbuhan dalam jabatan secara terus-menerus; (3) mengutamakan layanan kepada klien; (4) memiliki kode etik, standar kerja, dan kontrol kinerja yang kuat; dan (5) memiliki organisasi profesional.

Ciri-ciri profesi di atas apabila diaplikasikan pada bidang pendidikan, khususnya dijadikan kriteria bagi tenaga kependidikan atau guru maka dapat dipastikan proses kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efesien, karena guru pada hakikatnya memiliki keahlian khusus yang diperoleh melalui pendidikan formal cukup lama secara sistematis dan terprogram dengan baik.

25 Ibid, h. 12


(54)

Ciri-ciri guru dinyatakan profesional dalam jurnal Educational Leadership Edisi Maret 1993, sebagaimana dikutip oleh Soetjipto, Raflis Kosasi adalah sebagai berikut:

1) Guru menguasai kurikulum, memiliki komitmen pada siswa dan proses belajarnya. Ini berarti bahwa komitmen tertinggi guru adalah kepada kepentingan siswa;

2) Guru menguasai materi pelajaran secara mendalam bahan/ mata pelajaran yang diajarkannya serta cara mengajarkannya kepada siswa. Bagai guru, hal ini merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. 3) Guru menguasai metode dan evaluasi belajar, bertanggung jawab

memantau hasil belajar siswa melalui berbagai teknik evaluasi, mulai dari pengamatan dalam perilaku siswa sampai tes hasil belajar.

4) Guru seyogyanya setia terhadap tugas merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan organisasi profesinya. Selain kelima ciri profesional di atas, guru juga dituntut memenuhi cakupan kompetensi berkaitan dengan profesionalisme guru, pasal 10 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan dosen kompetensi guru meliputi: (1) kompetensi padagogik; (2) kompetensi kepribadian; (3) kompetensi sosial; dan (4) kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

5) Guru mampu disiplin dalam arti luas, berpikir sistematis tentang apa yang dilakukannya, dan belajar dari pengalamannya. Artinya ia harus belajar menyediakan waktu untuk mengadakan refleksi dan koreksi terhadap apa yang telah dilakukannya.27

Berdasarkan ciri-ciri sebagaimana diuraikan di atas, antara yang satu dengan yang lain sebenarnya saling melengkapi. Kompetensi guru profesional merupakan kinerja guru ideal yang lebih antisipasif terhadap tantangan masa depan yang semakin kompleks. Mensyaratkan pengetahuan dan pemahaman tentang bagaimana pendidikan dapat dilaksanakan secara maksimal.

Kompetensi profesional guru meliputi : (1) menguasai bahan pelajaran; (2) mengelola program belajar mengajar; (3) mengelola kelas; (4) menggunakan media/ sumber; (5) menguasai landasan-landasan kependidikan; (6) mengelola interaksi belajar mengajar; (7) menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran; (8) mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan; (9) mengenal dan


(1)

kepala sekolah (X1), variabel kompetensi profesional guru (X2) serta hasil

perkalian dan kuadrat dari harga-harga variabel tersebut tampak seperti berikut ini :

Tabel 39

Hasil perkalian dan kuadrat dari harga-harga variabel

variabel kinerja guru (Y), variabel kepemimpinan kepala sekolah (X1),

variabel kompetensi profesional guru (X2)

Nomor Subjek Kinerja Guru (Y) Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) Kompetensi Profesional Guru (X2)

X1Y X2Y X12 X22 X1X2

1 74 66 71 4884 5254 4356 5041 4686

2 75 75 75 5625 5625 5625 5625 5625

3 63 60 62 3780 3906 3600 3844 3720

4 65 59 65 3835 4225 3481 4225 3835

5 60 58 59 3480 3540 3364 3481 3422

6 59 55 59 3245 3481 3025 3481 3245

7 55 55 55 3025 3025 3025 3025 3025

8 66 66 66 4356 4356 4356 4356 4356

9 47 47 48 2209 2256 2209 2304 2256

10 44 33 35 1452 1540 1089 1225 1155

11 74 66 71 4884 5254 4356 5041 4686

12 75 75 75 5625 5625 5625 5625 5625

13 63 60 62 3780 3906 3600 3844 3720

14 65 59 65 3835 4225 3481 4225 3835

15 60 58 59 3480 3540 3364 3481 3422

16 59 55 59 3245 3481 3025 3481 3245

17 55 55 55 3025 3025 3025 3025 3025

18 66 66 66 4356 4356 4356 4356 4356

19 47 47 48 2209 2256 2209 2304 2256

20 44 33 35 1452 1540 1089 1225 1155

Ʃ 1216 1148 1190 71782 74416 68260 73214 70650

Untuk persamaan garis regresi yang mempunyai dua independen variabel adalah :


(2)

Dengan metode kuadrat terkecil dapat diperoleh persamaan-persamaan normal :

Y-nb0– b1x1– b2x2 = 0 ... i

X1Y – b0X1– b1x12– b2x1x2 = 0 ... ii

X2Y – b0x2-b1x1x2– b2x22 = 0 ... iii

Dengan persamaan normal ini dapat diperoleh/dihitung harga b0, b1 dan b2.

i. 608 – 10b0 – 574b1– 595b2 = 0

ii. 35891 – 574b0– 34130b1 – 35325b2 = 0

iii. 37208 – 595b0– 35325b1– 36607b2 = 0

Kemudian di cari harga b0, b1 dan b2 dengan cara menyamakan dan

menghilangkan harga b0 terlebih dahulu yaitu :

i. 608 – 10b0 – 574b1– 595b2 = 0

ii. 35891 – 574b0– 34130b1 – 35325b2 = 0

i. 348992 – 5740b0– 329476b1– 341530b2 = 0

ii. 358910 – 5740b0– 341300b1– 353250b2 = 0

iv. -9918 + 11824b1 + 11720b2 = 0

i. 608 – 10b0 – 574b1 – 595b2 = 0

iii. 37208 – 595b0 – 35325b1– 36607b2 = 0

i. 361760 – 5950b0– 341530b1– 354025b2 = 0

iii. 372080 – 5950b0– 353250b1– 366070b2 = 0

v. -10320 + 11720b1 + 12045b2 = 0

Dari persamaan (iv) dan (v) dapat diperoleh harga b2 dengan


(3)

iv. -9918 + 11824b1 + 11720b2 = 0

v. -10320 + 11720b1 + 12045b2 = 0

iv. -11623896 + 13857728b1 + 13735840b2 = 0

v. -12202368 + 13857728b1 + 14242008b2 = 0

-578472 + 506168 b2 = 0

506168 b1 = 578472

b1 = 1,14

Setelah harga b2 diketahui kemudian dikembalikan lagi ke dalam

persamaan iv untuk mendapatkan harga b1.

iv. -9918 + 11824b1 + 11720b2 = 0

-9918 + 11824(1,14) + 11720 b2 = 0

b2 = -0,30

Selanjutnya setelah diketahui harga b1 dan b2 dapat dicari harga b0

dengan memasukkan harga b1 dan b2 ke dalam persamaan i, ii ataupun iii

i. 608 – 10b0 – 574b1– 595b2 = 0

608 – 10b0 – 574(1,14) – 595(0,30) = 0

-10b0 = -608 + 654,36 + 178,50

b0= 22,49

Setelah harga b0, b1, dan b2 diketahui, maka akan didapatkan

persamaan garis regresi : Yc = b0 + b1x1 + b2x2


(4)

Dari persamaan garis regresi tersebut dapat dilihat bahwa 1,14 X1 >

dari 0,30X2, yang berarti bahwa faktor kepemimpinan kepala sekolah lebih


(5)

BAB V P E N U T U P

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data penelitian yang penulis lakukan di SMK Al-Qolam Kota Agung Kabupaten Tanggamus, maka rumusan masalah penelitian ini dapat dijawab :

1. Ada pengaruhnya antara kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru yang ada di SMK Al-Qolam Kota Agung Kabupaten Tanggamus. 2. Ada pengaruhnya antara kompetensi profesional guru terhadap kinerja

guru yang ada di SMK Al-Qolam Kota Agung Kabupaten Tanggamus. 3. Ada pengaruhnya antara kepemimpinan kepala sekolah dan kompetensi

profesional guru dengan secara bersama-sama terhadap kinerja guru.

B. Rekomendasi

Dalam penyusunan tesis ini, penulis merekomendasikan hal-hal sebagai berikut :

1. Kepala sekolah sebagai figur sentral di sekolah yang dipimpinnya harus senantiasa mengupayakan dan memberdayakan guru secara terus menerus agar kinerja guru tetap baik, dan guru semangat dalam melaksanakan tugas.

2. Kompetensi profesional guru harus tetap dijaga dan ditingkatkan, karena guru masih ada yang berkategori cukup dalam melaksanakan tugasnya.


(6)

Oleh karena itu guru harus mau dan membuka wawasan cara-cara melaksanakan evaluasi pengajaran dan administrasi sekolah yang baik.


Dokumen yang terkait

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN DIKLAT GURU TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU EKONOMI SMA NEGERI KABUPATEN PEMALANG

0 18 127

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SMK YPE KROYA.

0 0 2

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kompetensi Guru Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Guru

1 3 17

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP KINERJA GURU SMK BISNIS MANAJEMEN DI KABUPATEN KLATEN

1 15 18

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kompetensi Profesional Guru Terhadap Kinerja Guru SMK Al-Qolam Kota Agung Kabupaten Tanggamus - Raden Intan Repository

0 1 16

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kompetensi Profesional Guru Terhadap Kinerja Guru SMK Al-Qolam Kota Agung Kabupaten Tanggamus - Raden Intan Repository

0 0 22

BAB II LANDASAN TEORI A. Kepemimpinan Kepala Sekolah - Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kompetensi Profesional Guru Terhadap Kinerja Guru SMK Al-Qolam Kota Agung Kabupaten Tanggamus - Raden Intan Repository

0 1 33

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian - Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kompetensi Profesional Guru Terhadap Kinerja Guru SMK Al-Qolam Kota Agung Kabupaten Tanggamus - Raden Intan Repository

0 0 22

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Lokasi Penelitian - Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kompetensi Profesional Guru Terhadap Kinerja Guru SMK Al-Qolam Kota Agung Kabupaten Tanggamus - Raden Intan Repository

0 1 35

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kompetensi Profesional Guru Terhadap Kinerja Guru SMK Al-Qolam Kota Agung Kabupaten Tanggamus - Raden Intan Repository

0 1 20