HUBUNGAN ANTARA MINAT SISWA KEMAMPUAN KOGNITIF DAN PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF THD PRESTASI BELAJAR SISWA.

(1)

DAFTAR ISI

SAMPUL ………... i

L.EMBAR PENGESAHAN ……….. ii

PERNYATAAN ……….. iii

ABSTRAK ……… iv

KATA PENGANTAR ……….... v

UCAPAN TERIMA KASIH ……… vi

DAFTAR ISI ………... x

DAFTAR TABEL ………. xiv

DAFTAR GAMBAR ……… xvi

BAB I PENDAHULUAN ………. 1

1.1 Latar Belakang Masalah ………..……. 1

1.2 Rumusan Masalah ……… 6

1.3 Paradigma Penelitian ……… 7

1.4 Analisis Masalah dan Definisi-definisi operasional ……… 8

1.4.1 Hubungan antara minat belajar siswa, kemampuan kognitif, dan multimedia interaktif……….… 9

1.4.2 Hubungan multimedia interaktif dengan prestasi belajar siswa…………. 11

1.4.3 Definisi-definisi operasional……… 11

1.5 Pembatasan Masalah……….. .. 12

1.5.1 Minat belajar siswa……… 13

1.5.2 Kemampuan kognitif………..….. 13

1.5.3 Penggunaan multimedia interaktif……….. 14 x


(2)

1.5.4 Prestasi belajar siswa………. 14

1.6 Tujuan dan Manfaat Penelitian………..…… 15

1.6.1. Tujuan penelitian………. 15

1.6.2. Manfaat Penelitian……….. 15

1.7. Hipoteis penelitian……… 16

1.8. Kerangka Pembatasan Masalah………... 17

BAB II LANDASAN TEORI……… 19

2.1. Pengertian Belajar………. 19

2.1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar……… 20

2.1.2 . Pembelajaran……….……… 23

2.2 Media Pembelajaran……….. 32

2.2.1. Pengertian Media……….. 32

2.2.2. Fungsi media……….. 33

2.2.3. Nilai dan manfaat media………. 34

2.2.4 .Klasifikasi media pembelajaran……… 36

2.2.5 J.enis media……….. 38

2.2.6 .Prinsip-prinsip pemilihan dan penggunaan media………. 39

2.2.7 . Dasar pertimbangan pemilihan dan penggunaan media……….… 40

2.2.8. Komputer sebagai media pembelajaran………. 44

2.2.9. Tnjauan terhadap multimedia interaktif……… 56

2.2.10. Fungsi multimedia interaktif……….. 56

2.2.11. Multimedia interaktif sebagai media pembelajaran………..………… 57

2.3 Proses pembelajaran menggunakan multimedia interaktif pada pembelajaran PKDLE………. 59


(3)

xi

2.4 Tinjauan mata pelajaran penerapan konsep dasar listtrik dan elektronika…. 59

2.5 Minat………. 82

2.5.1. Pengertian minat………. 82

2.5.2 . Jenis-jenis minat……… 84

2.5.3 . Pola perubahan minat………..………. 85

2.5.4 . Pengukur minat……… 88

2.5.5 . Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan pengembangan minat... 91

2.6 Kemampuan Prestasi Belajar……… 93

2.7 Kemampuan kognitif……….……… 94

2.8 Tinjauan kurikulum kompetensi yang diterpkan di SMK……….. 100

BAB III METODE PENELITIAN………. 108

3.1 Desain Penelitian……… 108

3.2 Lokasi,Populasi dan sampel Penelitian……… 108

3.2.1. Lokasi penelitian……… 108

3.2.2. Populasi dan Sampel Penelitian……… 109

3.3 Instumen Penelitian………. 109

3.3.1. Tes Kognitif dan Tes Hasil Belajar……… 110

3.3.2 . Angket Minat Siswa dan Angket Multimedia Interaktif……… 111

3.4 Tahap Ujicoba Instrumen……….… 111

3.4.1. Validitas………. 112

3.4.2. Realibilitas……… 118


(4)

3.4.4. Daya Pembeda Instrumen……… 122

xii 3.5. Pelaksanaan Penelitian……… 123

3.6. Teknis Analisis Data……… 124

3.6.1. Uji Normalitas Data……… 124

3.6.2. Analisis Deskriftif……… 128

3.6.3. Path Analysis……….……… 129

3.7. Prosedur Penelitian………. 135

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………. 136

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….. 164

DAFTAR PUSTAKA………. 165 LAMPIRAN


(5)

(6)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Orientasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, khususnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah memberi pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik untuk diterapkan pada dunia kerja. Sumber daya manusia yang mampu bersaing secara kompetitif dalam dunia kerja, telah disiapkan pada Sekolah Menengah Kejuruan yang memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional.

2. Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, mampu berkompetisi dan mampu mengembangkan diri

3. Menyiapkan peserta didik menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industri pada saat ini maupun yang akan datang

4. Menyiapkan tamatan menjadi warga negara yang produktif, adaptif dan kreatif.

Dengan program tersebut diharapkan bahwa lulusan SMK Program Keahlian Teknik Pemanfaatan Listrik sebagai calon tenaga kerja telah memiliki kemampuan dasar yang terpadu antara aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Program kejuruan


(7)

2 yang bersifat adaftif berfungsi membentuk kemampuan untuk berkembang dan beradaptasi sesuai dengan perkembangan IPTEK dan tuntutan kebutuhan kerja. Sedangkan program kejuruan yang bersifat produktif berfungsi membentuk kemampuan produktif yang secara praktis dapat diterapkan pada lapangan kerja yang sesuai.

Sistem pembelajaran di SMK yang ada saat ini dirasakan belum memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan pendidikan kejuruan sendiri. Hal ini ditandai dengan tingginya tingkat pengangguran yang dikalangan lulusan SMK.

Melihat fenomena yang terjadi saat ini, pelaksanan pembelajaran yang ada di SMK perlu untuk ditinjau kembali, apakah masih sesuai dengan tuntutan dunia kerja atau sudah perlu untuk direvisi ulang. Salah satu komponen yang perlu mendapat perhatian dalam sistem pembelajaran adalah pemilihan media yang sesuai dengan materi pelajaran dan kompetensi yang harus dicapai.

Sampai saat ini Penggunaan multimedia belum banyak digunakan oleh guru mata pelajaran sebagai media pembelajaran. Kebanyakan guru mata pelajaran memberikan materi pembelajaran dengan menggunakan sistem pembelajaran konvensional kepada siswa. Dengan menggunakan pola pengajaran dan pembelajaran seperti ini, siswa cenderung mengantuk dan merasa bosan sehingga minat dan motivasi untuk belajarnya sangat rendah, sehingga berdampak negatif terhadap prestasi belajar. Keadaan seperti inilah yang peneliti jumpai di lapangan, khususnya pada mata pelajaran Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika


(8)

3 Dari hasil survey pendahuluan di SMK KORPRI Sumedang Kabupaten Sumedang diperoleh gambaran mengenai masalah belajar-mengajar yang dialami siswa dan guru di kelas. Ada beberapa masalah, khususnya terkait dengan kompetensi salah satu mata pelajaran yaitu : Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika, diantaranya: (1) Materi diajarkan hanya bersumber pada buku pegangan guru saja (2) Guru hanya mempunyai dua buku sumber saja untuk mengajar (3) Jenis media yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran hanya berupa buku pelajaran (4) Masih banyak guru yang belum mahir mengoperasikan komputer (5) Komputer tidak digunakan secara maksimal (6) Metode pengajaran dan pembelajaran yang digunakan adalah konvensional (7) Terbatasnya waktu untuk belajar di kelas, (8) Buku paket yang ada di perpustakaan sangat terbatas sehingga tidak semua siswa bisa meminjam, (9) Alat-alat dan bahan praktek sangat terbatas sehingga siswa harus menunggu giliran untuk praktek (10) Kurangnya minat baca siswa (11) Kurang motivasi dari guru melanjutkan pendidikan lebih lanjut sehingga ilmunya yang diajarkan ke siswa sangat terbatas (12) Siswa selama ini belum pernah menerima pembelajaran menggunakan multimedia.

Pada mata pelajaran Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika, sangat sulit dipahami siswa, karena selama ini media yang digunakan oleh guru mata pelajaran tersebut hanya dalam bentuk buku pelajaran, modul dan gambar. Disamping itu karena terbatasnya alat-alat dan bahan-bahan maka materi tersebut praktiknya


(9)

4 tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, sehingga materinya menjadi semakin sulit untuk dapat dipahami oleh siswa.

Tabel 1.1. Persentase Kelulusan Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika

No Rentang Nilai Kriteria Nilai Jumlah siswa Persentase

1 9.00 – 10,00 A 0 0,00 %

2 7,51 – 8,99 B 2 6,45 %

3 6.00 - 7.50 C 8 25,81 %

4 0.00 - 5.99 D 21 67,74 %

Jumlah 31 100,00 %

Sumber : SMK KORPRI Sumedang tahun ajaran 2007/2008

Berdasarkan data yang diperoleh dari SMK KORPRI Sumedang seperti yang diperlihatkan pada tabel 1.1 di atas menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa untuk Standar kompetensi melaksanakan persiapan pekerjaan awal, dimana nilai prestasi belajar rata-rata kelas siswa adalah 5,03 sedangkan siswa yang memperoleh nilai A persentase kelulusannya 0,00% dan B persentase kelulusannya 6,45%, nilai C persentase kelulusannya 25.81% dan nilai D persentase adalah 67,74%.

Rendahnya prestasi belajar siswa pada Standar kompetensi melaksanakan persiapan pekerjaan awal ini dikarenakan materi tersebut sulit untuk dipahami karena rumit sehingga menjadi beban bagi siswa, dan metode pengajaran yang bersifat konvensional sehingga materi pokok menjadi membosankan bagi siswa sehingga


(10)

5 membuat semakin tidak menarik untuk mempelajarinya, disamping masih terbatasnya fasilitas atau sarana dan prasarana penunjang dalam proses belajar mengajar, diantaranya ketidak tersediaan alat-alat . Secara tidak langsung, baik disadari ataupun tidak hal inilah yang termasuk dan merupakan penyebab rendahnya prestasi belajar dan kompetensi siswa.

Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa salah satu penyebab rendahnya prestasi belajar siswa pada proses pembelajaran pada Standar kompetensi melaksanakan persiapan pekerjaan awal adalah terbatasnya fasilitas atau sarana dan prasarana penunjang dalam proses belajar mengajar.

Dari hasil wawancara dengan siswa-siswa yang pernah mengikuti proses pembelajaran mengatakan bahwa standar kompetensi melaksanakan persiapan pekerjaan awal sulit untuk dipahami, karena terbatas bahan-bahan dan alat praktek yang terdapat pada materi pembelajaran diperlihatkan hanya dalam bentuk gambar-gambar. Kemudian Penggunaan media audio-visual seperti multimedia juga belum pernah diterapkan dalam proses pembelajaran. Dari hasil survei di SMK KORPRI Sumedang, peneliti memperoleh gambaran bahwa sebenarnya fasilitas-fasilitas penunjang yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan multimedia sudah tersedia di sekolah. Perangkat-perangkat yang dibutuhkan seperti komputer, loudspeaker, Compact Disc (CD) pembelajaran, overhead projector


(11)

6 Atas dasar tidak tersedianya alat-alat yang diperlukan sebagai media dalam proses pembelajaran, prestasi belajar siswa yang masih rendah, dan tersedianya peralatan atau sarana yang dibutuhkan dalam Penggunaan multimedia, maka peneliti mencoba mencari solusi alternatif dengan menggunakan multimediadalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran, terutama untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dan meningkatkan proses pembelajaran padaStandar kompetensi melaksanakan persiapan pekerjaan awal sehingga pembelajaran mata pelajaran Penerapan konsep Dasar Listrik dan Elektronika akan menjadi lebih menarik, bahan pembelajaran akan lebih jelas dan menjadi lebih mudah untuk dipahami.

1.2. Rumusan Masalah

Agar penelitian ini mencapai sasaran sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka penulis merasa perlu untuk merumuskan apa yang menjadi permasalahannya. Secara umum, masalah yang dipertanyakan dalam penelitian ini adalah: “Hubungan Minat Belajar, Kemampuan Kognitif, dan Penggunaan Multimedia Interaktif dengan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Penerapan Konsep Dasar Listrik dan

Elektronika di SMK KORPRI Sumedang”.

Dari rumusan masalah di atas, penulis merinci kembali menjadi beberapa pertanyaan penelitian, sebagai berikut:

1. Adakah hubungan kausal antara minat belajar, dan kemampuan kognitif dengan penggunaan multimedia interaktif pada mata pelajaran penerapan konsep dasar listrik dan elektronika.


(12)

7 2. Adakah hubungan korelasional antara minat belajar, kemampuan kognitif, dan

multimedia interaktif dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran penerapan konsep dasar listrik dan elektronika.

3. Berapa besarnya kontribusi dari minat belajar, kemampuan kognitif dan penggunaan multimedia interaktif dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Penerapan konsep dasar listrik dan elektroni

1.3. Paradigma Penelitian

Pokok permasalahan pada perumusan masalah menunjukkan adanya beberapa masalah yang perlu dikaji agar lingkup penelitian menjadi lebih jelas. Pengkajian itu akan didasarkan pada paradigma yang dilukiskan pada gambar berikut.

Minat belajar

Multimedia Prestasi

Interaktif belajar

Kemampuan kognitif


(13)

8 Paradigma penelitian ini didasarkan pada dua fenomena yang telah dikenal dikalangan pendidikan. Pertama, Penggunaan multimedia interaktif merupakan salah satu media yang digunakan dalam pembelajaran, dengan menggunakan media tersebut diharapkan prestasi belajar siswa akan meningkat. Kedua , prestasi belajar merupakan hasil usaha siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya meningkatkan dan merubah kemampuan, melalui penguasaan bahan – bahan atau materi pelajaran yang telah diajarkan selama proses belajar. Artinya, apabila kita menginginkan prestasi belajar siswa meningkat maka harus diusahakan menggunakan media pembelajaran yang menarik sehingga akan timbul minat siswa untuk belajar dengan demikian prestasi belajar siswa akan tinggi.

1.4 . Analisis Masalah dan Definisi-Definisi Operasional

Dengan batasan yang ditetapkan berdasarkan paradigma penelitian itu, sekurang-kurangnya ada tiga sub masalah yang memerlukan penjelasan dalam penelitian ini, yakni; Pertama, bagaimana hubungan antara minat belajar, kemampuan kognitif, dan penggunaan multimedia interaktif ?. Kedua, bagaimana hubungan antara minat belajar, kemampuan kognitif dan penggunaan multimedia interaktif dengan prestasi belajar?. Ketiga ,seberapa besar kontribusi dari minat belajar, kemampuan kognitif, dan penggunaan multimedia interaktif dengan prestasi belajar siswa?.

Dari hasil analisis ketiga submasalah itu akan dirumuskan definisi-definisi operasional tentang variabel-variabel minat balajar, kemampuan kognitif, penggunaan multimedia interaktif, dan prestasi belajar, Hubungan antara keempat


(14)

9 variabel penelitian akan dirinci kedalam sejumlah hubungan secara statistika sehingga dapat dinyatakan dalam bentuk persamaaan statistik

1.4.1 Hubungan antara Minat Belajar Siswa, Kemampuan Kognitif, dan

Multimedia Interaktif.

Terbentuknya minat seseorang terhadap suatu objek tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Minat merupakan motif yang dipelajari dan mendorong individu bertindak sesuai dengan minatnya tersebut.

Setiap jenis minat berfungsi memenuhi kebutuhan, oleh karena itu makin kuat kebutuhan yang dipenuhi makin besar dan tahan lama minat yang timbul. Makin sering individu melakukan kegiatan-kegiatan dengan aktif, maka niatnya makin kuat. Sebaliknya minatnya akan menurun karena tidak disalurkan. Andi Mapiare (1983:61) mengemukakan bahwa: “….. dengan bertambahnya usia, proses kesukaan dan proses ketidak sukaan cenderung untuk menetap dan diperkuat, adanya kecenderungan minat-minat individu akan menjadi stabil sejalan dengan pertumbuhan individu yang semakin menua”.

Kemampuan kognitif dapat diartikan kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. Kemampuan itu dapat disimpulkan dari kesanggupan menggunakan prinsip-prinsip yang telah dikuasai untuk memecahkan persoalan-persoalan baru. Dengan demikian tindakan seseorang / siswa dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan pelajarannya tergantung pada tingkat


(15)

10 penguasaan materi pelajaran, pengalaman dan keterampilan intelektual dalam menggunakan sejumlah informasi baik yang telah dimiliki maupun yang diperoleh dari pihak lain.

Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi yang harus diciptakan atau diwujudkan melalui kegiatan penyampaian dan tukar-menukar informasi antara pengajar dan peserta didik sehingga terjadi proses belajar. Sebagai sumber pesan, ini berarti guru harus menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan proses komunikasi berjalan lancar sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima alat-alat indera siswa. Namun harus disadari bahwa guru bukanlah satu-satunya sumber ilmu bagi peserta didik untuk memperoleh pengetahuannya. Masih ada sumber lain berupa lingkungan, alat, media dan sebagainya. Peranan utama guru adalah mengelola kegiatan belajar peserta didik dan memberikan bimbingan yang diperlukan. Peranan guru sebagai penyaji informasi menjadi kurang tepat dalam perkembangan teknologi sekarang ini, karena hal itu dapat dilakukan oleh media. Oleh karena itu, dalam setiap kegiatan belajar mengajar potensi media tidak mungkin diabaikan.

Penggunaan media pembelajaran bukan hanya dapat menyebabkan proses komunikasi antara guru dan siswa dapat terlaksana dengan baik dan lancar, tetapi dapat merangsang siswa untuk merespon dengan cepat tentang pesan yang disampaikan, sehingga akan berpengaruh pada hasil belajar siswa. Komputer mempunyai potensi untuk menjadi alat pengajaran karena memiliki berbagai


(16)

11 kelebihan di antaranya mampu menyajikan objek-objek bergerak dan memadukannya dengan suara, sehingga menjadikan komputer sebagai media yang menarik.

1.4.2. Hubungan Multimedia Interaktif dengan Prestasi Belajar Siswa

Pada dasarnya salah satu tujuan dari pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif adalah sedapat mungkin menggantikan dan melengkapi tujuan, materi, metode, media dan alat penilaian yang ada dalam proses belajar mengajar dalam sistem pembelajaran konvensional. Dengan Penggunaan

multimedia interaktif ini diharapkan akan mampu memberikan perubahan dalam suasana belajar, sehingga dapat menimbulkan motivasi khususnya dalam mengikuti pembelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

1.4.3. Definisi-Definisi Operasional

Agar tidak terjadi salah pengertian terhadap judul penelitian dan untuk mendapatkan pengertian dan maksud yang sama, maka perlu dibuatkan penjelasan istilah. Hal ini sesuai dengan penjelasan Nasution (Yessica, 2007: 10) bahwa “Istilah -istilah atau variabel-variabel yang dipergunakan dengan maksud tertentu harus diberi batasan agar jangan timbul pengertian yang bermacam-macam”. Oleh karena itu, peneliti merasa perlu menjelaskan beberapa definisi operasional sebagai berikut:

a. Minat

Slameto (2003:180) mengemukakan bahwa: “Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyeluruh”. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri


(17)

12 dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut maka semakin besar minatnya. Gejala psikis yang berkaitaan dengan objek atau aktifitas yang menstimulir perasaan senang individu. .

b. Kemampuan Kognitif

Kemampuan memecahkan soal-soal berdasarkan prinsip-prinsip yang telah dikuasai, baik yang diperoleh dari pendidikan maupun dari pengalaman

c. Pembelajaran denganMultimedia Interaktif

Merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan peralatan komputer dan secara visual mendemonstrasikan konsep-konsep yang dipelajari dalam pembelajaran. Dalam hal ini komputer berfungsi sebagai pemutar Compact Disc

(CD) yang berisi materi pembelajaran dan diproyeksikan dengan infocus ke layar lebar.

d. Prestasi belajar

Hasil usaha seseorang atau siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya meningkatkan dan merubah kemampuan, melalui penguasaan bahan – bahan atau materi pelajaran yang telah diajarkan selama proses belajar.

1.5. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya lingkup permasalahan dalam penelitian ini dan agar penelitian ini menjadi lebih terarah serta untuk menghindari adanya penyimpangan dari tujuan penelitian, maka peneliti melakukan pembatasan masalah, sebagai berikut:


(18)

13

1.5.1. Minat Belajar Siswa

Minat belajar siswa ini akan diukur dengan cara menggunakan kuesioner dalam bentuk beberapa pernyataan yang akan diberikan kepada siswa setelah proses pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif diterapkan kepada mereka, kemudian dari kuesioner tersebut akan diberi penilaian sehingga dapat disimpulkan bagaimana tingkat minat siswa terhadap proses pembelajaran tersebut, begitu juga dengan responnya terhadap mata diklatnya sendiri. Minat Belajar ini diukur berdasarkan indikator-indikator yang mempengaruhi minat, yang diantaranya adalah faktor intrinsik (kebutuhan, keinginan, dan cita-cita) dan faktor ekstrinsik (lingkungan, kesempatan, dan pengalaman).

Perasaan senang disini adalah perasaan senang siswa SMK KORPRI Sumedang pada mata pelajaran penerapan konsep dasar listrik dan elektronika dengan menggunakan Multimedia Interaktif

1.5.2. Kemampuan Kognitif

Kemampuan kognitif yang akan diteliti adalah tingkat penguasaan pengetahuan siswa pada mata pelajaran penunjang yaitu pelajaran matematika dan fisika. Kemampuan ini diselidiki dengan menyelenggarakan test. Materi test akan disusun berdasarkan standar kompetensi yang ada dan dijabarkan menjadi sejumlah pertanyaan-pertanyaan .


(19)

14

1.5.3. Penggunaan Multimedia Interaktif

Multimedia yang digunakan sebagai media pembelajaran hanya diterapkan pada pelajaran Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika. Materi pada mata pelajaran Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika yang digunakan dalam proses pembelajaran meliputi Standar kompetensi melaksanakan persiapan pekerjaan awal.

1. Multimedia yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan adalah Standar kompetensi melaksanakan persiapan pekerjaan awal multimedia dalam bentuk

Compact Disc (CD) yang dibuat oleh peneliti dan diputar dengan menggunakan komputer yang diproyeksikan melalui overhead projector (infocus) ke layar lebar, dimana gambarnya bergerak, suaranya dapat di dengar yang merupakan perpaduan antara media visual dan audio.

1.5.4. Prestasi Belajar Siswa

Peningkatan prestasi belajar siswa ini diukur dengan cara menggunakan post-test yang akan dilakukan setelah siswa mendapatkan materi mata pelajaran PKDLE dengan menggunakan multimedia interaktif, kemudian dari hasil tes tersebut akan diberikan penilaian sehingga dapat disimpulkan bagaimana tingkat prestasi siswa pada mata pelajaran yang bersangkutan dengan menggunakan media yang diterapkan pada penelitian ini. Prestasi belajar siswa yang diukur dalam proses pembelajaran ini adalah prestasi belajar ranah kognitif subranah pengetahuan, pemahaman dan penggunaan.


(20)

15

1.6. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.6.1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah pertama, untuk mengetahui hubungan kausal antara minat belajar, dan kemampuan kognitif dengan penggunaan multimedia interaktif pada mata pelajaran penerapan konsep dasar listrik dan elektronika. Kedua untuk mengetahui hubungan korelasional antara minat belajar, kemampuan kognitif, dan multimedia interaktif dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran penerapan konsep dasar listrik dan elektronika. Ketiga untuk memperoleh gambaran besarnya kontribusi dari minat belajar, kemampuan kognitif dan penggunaan multimedia interaktif dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Penerapan konsep dasar listrik dan elektronika

1.6.2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi ilmu pengetahuan tentang Penggunaan multimedia untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

Kegunaan penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh : Pertama untuk

Sekolah, khususnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai wahana untuk meningkatkan kualitas dalam implementasi kurikulum dan pembelajaran melalui penambahan khasanah media pembelajaran. Kedua, Guru diharapkan dapat berlatih menggunakan multimedia sebagai salah satu alternatif pembelajaran untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Ketiga, Siswa Penggunaan


(21)

16 multimedia pada pembelajaran diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami konsep-konsep dasar sehingga akan berpengaruh kepada peningkatan prestasi belajar dan kompetensi siswa, khususnya dalam mata pelajaran penerapan konsep dasar listrik dan elektronika. Keempat, Peneliti lainnya, mampu mengembangkan dan menerapkan konsep dan prinsip-prinsip media pembelajaran dengan model pembelajaran pada bidang pendidikan serta permasalahannya khususnya pada jenjang SMK.

1.7. Hipotesis Penelitian

Dengan berpegang pada pembatasan masalah dan analisis masalah yang akan menjadi penelitian dengan variabel-variabel penelitian yang telah dipilih, maka untuk mengarahkan penelitian ini dirumuskan tiga hipotesis utama:

1. Terdapat hubungan kausal antara minat siswa dan kemampuan kognitif terhadap penggunaan multimedia interaktif.

2. Terdapat hubungan korelasional antara minat belajar siswa, kemampuan kognitif dan penggunaan multimedia interaktif terhadap penggunaan multimedia interaktif.

Untuk menguji kedua hipotesis utama tersebut di atas, maka terlebih dahulu akan dilakukan pengujian subhipotesis-subhipotesis berikut ini:

1. Minat belajar siswa mempunyai hubungan korelasional dengan kemampuan kognitif.


(22)

17 2. Minat belajar siswa mempunyai hubungan korelasional dengan penggunaan multimedia interaktif.

3. Kemampuan kognitif mempunyai hubungan korelasional dengan penggunaan multimedia interaktif

4. Penggunaan multimedia Interaktif mempunyai hubungan korelasional dengan Prestasi belajar siswa

1.8. Sistematika Penulisan Laporan Penelitian

Penulisan laporan penelitian ini di awali dengan Bab I. Bab ini akan berisikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, paradigma masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan sistematika penulisan laporan penelitian.

Pembahasan masalah yang dikemukakan dalam tesis ini didasarkan pada landasan teori yang diuraikan dalam Bab II. Landasan teori tersebut akan digunakan sebagai dasar analisis dan interprestasi data yang diperoleh dari penelitian di lapangan. Selanjutnya pada Bab III akan mengemukakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai acuan penelitian. Pada ini akan dijelaskan secara rinci mengenai tujuan penelitian, asumsi-asumsi, hipotesis penelitian, pengembangan instrumen penelitian dan rancangan pengolahan data.

Kegiatan penelitian dan pengolahan data disajikan pada Bab IV. Dalam bab ini dijelaskan langkah-langkah persiapan yang bersifat administratif dan teknis,


(23)

18 pelaksanaan penelitian meliputi pengumpulan data, pengolahan data, dan interpretasi hasil pengolahan data.

Tesis ini ditutup dengan Bab V yang menyajikan kesimpulan hasil penelitian, implikasi hasil penelitian terhadap Sekolah Menengah Kejuruan dan diakhiri dengan saran-saran.


(24)

108

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitin

Penelitian ini berusaha untuk mengungkapkan gejala-gejala serta pengaruh antar ubahan yang hasil analisisnya disajikan dalam bentuk deskripsi dan korelasional dengan pendekatan teknik Path Analysis (Analisis Jalur). Analisis jalur digunakan untuk menganalisis hubungan kausal, dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung suatu variabel penyebab terhadap variabel akibat (Kerlinger, 2003:305). Penelitian ini ditujukan untuk memperoleh jawaban tentang hal-hal yang terjadi pada masa kini tanpa mempermasalahkan keadaan sebelumnya atau sesudahnya.

Oleh karena itu pendekatan yang dipergunakan adalah pendekatan kuantitatif. Sesuai dengan pendapat Sugiyono (2008:14) bahwa “ penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik yang disajikan dengan angka dan bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.

3.2. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMK KORPRI Sumedang. Pertimbangan dalam pemilihan di sekolah tersebut karena SMK KORPRI Sumedang merupakan salah satu sekolah SMK Kelompok Teknologi dan Industri yang berada di kota


(25)

109

Sumedang provinsi Jawa Barat. Disamping itu pengalaman peneliti selama mengajar di SMK KORPRI Sumedang, menemukan beberapa masalah yang cukup mendasar seperti kurangnya atau rendahnya pemahaman dan prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran penerapan konsep dasar listrik dan elaktronika, serta rendahnya respon atau minat belajar siswa dalam mata pelajaran tersebut.

3.2.2. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008:117). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa tingkat I (satu) tahun pelajaran 2008/2009 pada program studi Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik di SMK KORPRI Sumedang yang berjumlah 30 orang.

Mengingat jumlah populasi yang tidak begitu besar, maka seluruh populasi dijadikan sampel, teknik sampling ini termasuk sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi dijadikan sebagai sampel. (Sugiyono, 2008 : 124)

3.3. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat untuk mendapatkan data – data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Peneliti menggunakan tes kemampuan kognitif , tes prestasi belajar serta angket minat dan multimedia interaktif kepada siswa sebagai instrumen penelitian.

Penyusunan dari instrumen penelitian ini harus selaras dengan tujuan yang telah ditetapkan, dan instrumen ini juga selayaknya harus diuji cobakan terlebih


(26)

110

dahulu untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembedanya terutama untuk instrumen tes kemampuan kognitif dan prestasi belajar. Pada penelitian ini peneliti menguji cobakan instrumen (tes prestasi belajar, test kemampuan kognitif, angket minat belajar, dan angket penggunaan multimedia interaktif) kepada kelas diluar kelas yang diteliti, sehingga didapatkan analisa tentang kelayakan dari instrumen penelitian tersebut sebelum digunakan pada objek penelitian.

3.3.1. Tes Kognitif dan Tes Hasil Belajar

Tes kognitif dan Tes hasil belajar dalam penelitian ini diperlukan untuk mendapatkan data kuantitatif yang berupa nilai dari hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran pada mata pelajaran PKDLE Jumlah soal masing-masing ada 30 ( tiga puluh) buah .

Instrumen atau tes hasil belajar ini disusun berdasarkan rumusan tujuan pembelajaran khusus yang dituang dalam kisi-kisi test. Selanjutnya test ini diberikan kepada siswa sesudah proses pembelajaran dilaksanakan.

Adapun langkah-langkah dalam penyusunan instrumen adalah sebagai berikut :

- Merumuskan tujuan yang dituangkan dalam kisi-kisi;

- Membuat butir soal, melengkapinya dengan kunci jawaban serta memberi skor tiap-tiap jawaban siswa;

- Melaksanakan uji coba instrumen; - Menganalisis hasil uji coba;


(27)

111

- Melakukan perbaikan terhadap hasil uji coba (jika diperlukan) pada item-item yang dirasa kurang baik.

3.3.2. Angket minat siswa dan Angket Multimedia Interaktif

Angket ini diberikan untuk mengetahui bagaimana tanggapan atau minat siswa terhadap pelajaran mata pelajaran PKDLE dengan menggunakan multimedia interaktif.

3.4. Tahap Uji Coba Instrumen

Sebelum soal tes digunakan dalam penelitian ini, soal tersebut diujicobakan terlebih dahulu pada siswa yang pernah memperoleh materi Penerapan konsep dasar listrik dan elektronika. Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan atau kelemahan-kelemahan yang mungkin terjadi baik dalam hal redaksi, alternatif jawaban yang tersedia, maupun maksud dalam pertanyaan dan jawaban tersebut. Disamping itu ujicoba ini juga dimaksudkan untuk mendapatkan suatu tes dengan bahasa yang tepat dan mudah dipahami, serta untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda dari soal tes tersebut.

Pentingnya dilakukan uji coba soal tes ini diungkapkan oleh Faisal (1982: 38), sebagai berikut: “Setelah angket disusun lazimnya tidak langsung disebarkan untuk penggunaan sesungguhnya (tidak langsung dipakai dalam pengumpulan data yang sebenarnya). Sebelum pemakaian yang sesungguhnya sangat diperlukan uji coba terhadap isi maupun bahasa angket yang telah disusun.”

Setelah uji coba soal dilaksanakan maka dilakukan analisis statistika dengan tujuan untuk menguji tingkat validitas dan reliabilitasnya. Dengan


(28)

112

diketahuinya keterjaminan validitas dan reliabilitas alat pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian memiliki validitas dan reliabilitas yang dapat dipertanggungjawabkan.

3.4.1. Validitas

Validitas berkaitan dengan interpretasi dari hasil tes. Untuk memahami pengertian ini secara sederhana, sebuah alat ukur berupa tes dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi jika alat ukur atau tes tersebut dapat mengukur apa yang sebenarnya akan diukur. (Purwanto, N.1986:177). Validitas dihitung untuk mengukur ketepatan dan keshahihan alat ukur atau tes tersebut dalam mengukur kemampuan siswa. Dalam penelitian ini validitas yang akan dihitung melingkupi dari validitas soal secara menyeluruh dan validitas butir – butir soal.

Validitas dihitung dengan menggunakan cara Product Moment Correlation, yang mempunyai rumusan sebagai berikut :

2 2



2 2

( )( )

( ) ( )

xy

N X Y X Y

r

N X X N Y Y

 

 

 

(Arikunto, S. 1998 : 162 )

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan y

N = jumlah data X = skor total tiap data Y = kriterium pembanding

Untuk menghitung validitas setiap butir soal maka hasil dari koefisien korelasi harus diujikan kedalam uji – t dengan rumus sebagai berikut:

2

2

(1

)

n

t

r

r


(29)

113

Keterangan :

t : distribusi t student r : koefisien korelasi

n : jumlah responden uji coba

Untuk mengukur uji validitas setiap butir soal digunakan kriteria berikut ini yaitu soal dikatakan valid jika nilai thitung > ttabel dengan taraf signifikansi yang

ditentukan.

Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan metode validitas item soal. Validitas ditunjukan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap item total (skor total), perhitungan dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara item dengan skor total. Dari hasil output SPSS diperoleh koefisien korelasi yang digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item. Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item dihitung menggunakan korelasi produk momen Pearson dengan kriteria pengujian jika r hitung lebih dari atau sama dengan r tabel maka item soal dinyatakan valid.

Hasil uji validitas instrumen variabel minat siswa disajikan pada tabel berikut:


(30)

114

Tabel 3.1

Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Minat

Soal r

hitung r tabel Keputusan

1 0,589 0,349 VALID

2 0,544 0,349 VALID

3 0,597 0,349 VALID

4 0,52 0,349 VALID

5 0,651 0,349 VALID

6 0,544 0,349 VALID

7 0,391 0,349 VALID

8 0,599 0,349 VALID

9 0,526 0,349 VALID

10 0,522 0,349 VALID

11 0,391 0,349 VALID

12 0,74 0,349 VALID

13 0,599 0,349 VALID

14 0,636 0,349 VALID

15 0,681 0,349 VALID

16 0,55 0,349 VALID

17 0,529 0,349 VALID

18 0,599 0,349 VALID

19 0,616 0,349 VALID

20 0,605 0,349 VALID

21 0,683 0,349 VALID

22 0,662 0,349 VALID

23 0,512 0,349 VALID

24 0,544 0,349 VALID

25 0,611 0,349 VALID

26 0,515 0,349 VALID

27 0,214 0,349 TIDAK VALID

28 0,544 0,349 VALID

29 0,391 0,349 VALID

30 0,514 0,349 VALID

31 0,608 0,349 VALID


(31)

115

Hasil uji validitas instrumen variabel pembelajaran menggunakan multimedia disajikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.2

Hasil Uji Validitas Variabel Pembelajaran Menggunakan Multimedia

Soal r hitung r tabel Keputusan

Item1 0,760093 0,374 VALID Item2 0,581471 0,374 VALID

Item3 0,324449 0,374 TIDAK VALID Item4 0,383028 0,374 VALID

Item5 0,415027 0,374 VALID Item6 0,760093 0,374 VALID Item7 0,399964 0,374 VALID Item8 0,440133 0,374 VALID Item9 0,482052 0,374 VALID Item10 0,708906 0,374 VALID

Item11 0,324449 0,374 TIDAK VALID Item12 0,439832 0,374 VALID

Item13 0,569634 0,374 VALID Item14 0,760093 0,374 VALID

Item15 0,324449 0,374 TIDAK VALID Item16 0,708906 0,374 VALID

Item17 0,330134 0,374 TIDAK VALID Item18 0,572621 0,374 VALID

Item19 0,708906 0,374 VALID Item20 0,543133 0,374 VALID Item21 0,440133 0,374 VALID Item22 0,525362 0,374 VALID Item23 0,760093 0,374 VALID Item24 0,558973 0,374 VALID Item25 0,511205 0,374 VALID Item26 0,509395 0,374 VALID Item27 0,581471 0,374 VALID Item28 0,708906 0,374 VALID


(32)

116

Hasil uji validitas instrumen variabel kemampuan kognitif siswa disajikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.3

Hasil Uji Validitas Variabel Kemampuan Kognitif

Soal

r

hitung r tabel Keputusan

item1 0.489** 0,361 VALID item2 0.483** 0,361 VALID item3 0.642** 0,361 VALID item4 0.498** 0,361 VALID item5 0.569** 0,361 VALID item6 0.841** 0,361 VALID item7 0.448* 0,361 VALID item8 0.631** 0,361 VALID item9 0.470** 0,361 VALID item10 0.469** 0,361 VALID item11 0.569** 0,361 VALID item12 0.399* 0,361 VALID

item13 0,255 0,361 TIDAK VALID item14 0,348 0,361 TIDAK VALID item15 0.642** 0,361 VALID

item16 0.415* 0,361 VALID

item17 0,144 0,361 TIDAK VALID item18 0.631** 0,361 VALID

item19 0.442* 0,361 VALID item20 0.841** 0,361 VALID item21 0.498** 0,361 VALID item22 0.366* 0,361 VALID

item23 0-,090 0,361 TIDAK VALID item24 0.442* 0,361 VALID

item25 0.453* 0,361 VALID item26 0.642** 0,361 VALID

item27 0,347 0,361 TIDAK VALID item28 0.619** 0,361 VALID

item29 0.477** 0,361 VALID item30 0.520** 0,361 VALID


(33)

117

Hasil uji validitas instrumen variabel prestasi siswa disajikan pada tabel berikut.

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Variabel Prestasi belajar Siswa

Soal r hitung r tabel Keputusan

ITEM1 0,652 0,361 VALID

ITEM2 0,641 0,361 VALID

ITEM3 0,822 0,361 VALID

ITEM4 0,652 0,361 VALID

ITEM5 0,535 0,361 VALID

ITEM6 0,467 0,361 VALID

ITEM7 0,683 0,361 VALID

ITEM8 0,652 0,361 VALID

ITEM9 0,652 0,361 VALID

ITEM10 0,369 0,361 VALID

ITEM11 0,359 0,361 TIDAK VALID

ITEM12 0,641 0,361 VALID

ITEM13 0,384 0,361 VALID

ITEM14 -0,138 0,361 TIDAK VALID

ITEM15 0,518 0,361 VALID

ITEM16 0,187 0,361 TIDAK VALID

ITEM17 0,616 0,361 VALID

ITEM18 0,411 0,361 VALID

ITEM19 0,411 0,361 VALID

ITEM20 0,641 0,361 VALID

ITEM21 0,144 0,361 TIDAK VALID

ITEM22 0,722 0,361 VALID

ITEM23 0,683 0,361 VALID

ITEM24 0,384 0,361 VALID

ITEM25 0,429 0,361 VALID

ITEM26 0,710 0,361 VALID

ITEM27 0,113 0,361 TIDAK VALID

ITEM28 0,535 0,361 VALID

ITEM29 0,604 0,361 VALID


(34)

118

3.4.2. Reliabilitas

Secara sederhana reliabilitas menyangkut ketepatan alat ukur atau bisa juga didefinisikan sebagai ketepatan atau tingkat presisi suatu ukuran alat pengukur (Natsir, M. 1988:162). Maka suatu alat ukur dapat dikatakan mempunyai reliabilitas yang tinggi jika alat ukur tersebut stabil atau konsisten dapat diandalkan (dependability) dan dapat diramalkan (predictability).

Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan rumus reliabilitas KR – 20 dari Kuder dan Richardson. Langkah – langkahnya sebagai berikut:

1. Menghitung harga varians:

2 2

2

( X)

X

N S

N

 

(Arikunto, S. 1998: 178)

Keterangan :

S2 : harga varian ∑X2

:jumlah kuadrat jawaban responden (∑X)2

: kuadrat skor seluruh jawaban responden N : Jumlah responden

2. Menghitung harga reliabilitas dengan K – R 20

 

r ( k )(S pq )

k 1 S (Arikunto, S. 1998 :182)

Keterangan :

r11 : Reliabilitas instrumen


(35)

119

S : Jumlah varians butir soal

P : Proporsi subjek yang menjawab betul pada suatu butir soal ( proporsi subjek yang mendapat skor 1 )

p = =

q =

q = 1 – p

Untuk menginterpretasikan instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel atau tidak, dilakukan dengan mengkonsultasikan harga rhitung pada tabel r –

moment product yang ada pada lampiran tabel. Suharsimi Arikunto (1998:260) juga memberikan alternatif kriteria penafsiran untuk hasil perhitungan nilai korelasi moment product yang disimpulkan pada tebel di bawah ini :

Tabel 3.5. Interpretasi nilai r

Koefisien (r ) Interpretasi

0,800 ≤ r < 1,000 Sangat tinggi 0,600 ≤ r < 0,800 Tinggi

0,400 ≤ r < 0,600 Cukup

0,200 ≤ r < 0,400 Rendah

0,000 ≤ r < 0,200 Sangat Rendah

Uji reliabilitas yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode Alpha (Cronbach’s) dengan perhitungan menggunakan SPSS.

Banyaknya subjek yang skornya 1 N

Banyaknya subjek yang skornya 0 N


(36)

120

Hasil uji reliabilitas instrumen variabel minat siswa diperoleh nilai Alpha sebesar 0,736 sedangkan nilai r kritis (uji 2 sisi) pada signifikansi 0,05 dengan jumlah data 30 didapat sebesar 0,361 karena nilai Alpha lebih besar dari r tabel maka dapat disimpulkan bahwa butir-butir instrumen penelitian tersebut adalah reliabel.

Hasil uji reliabilitas instrumen variabel pembelajaran menggunakan multimedia diperoleh nilai Alpha sebesar 0,914 sedangkan nilai r kritis (uji 2 sisi) pada signifikansi 0,05 dengan jumlah data 28 didapat sebesar 0,374 karena nilai Alpha lebih besar dari r tabel maka dapat disimpulkan bahwa butir-butir instrumen penelitian tersebut adalah reliabel.

Hasil uji reliabilitas instrumen variabel kemampuan kognitif siswa diperoleh nilai Alpha sebesar 0,904 sedangkan nilai r kritis (uji 2 sisi) pada signifikansi 0,05 dengan jumlah data 30 didapat sebesar 0,361 karena nilai Alpha lebih besar dari r tabel maka dapat disimpulkan bahwa butir-butir instrumen penelitian tersebut adalah reliabel.

Hasil uji reliabilitas instrumen variabel prestasi siswa diperoleh nilai Alpha sebesar 0,919. sedangkan nilai r kritis (uji 2 sisi) pada signifikansi 0,05 dengan jumlah data 30 didapat sebesar 0,361 karena nilai Alpha lebih besar dari r tabel maka dapat disimpulkan bahwa butir-butir instrumen penelitian tersebut adalah reliabel.

Selain uji validitas dan reliabilitas, setiap item butir soal juga di hitung indeks kesukaran dan daya pembedanya selengkapnya terdapat pada lampiran.


(37)

121

3.4.3. Tingkat Kesukaran Instrumen

Untuk mengetahui tingkat kesukaran sebuah soal dalam instrumen, dapat dicari dengan rumus dibawah ini :

TK =

( Purwanto, N. 1986 153 )

Keterangan :

TK = Indeks tingkat kesukaran yang dicari.

U = jumlah siswa yang termasuk kelompok pndai yang menjawab benar untuk tiap soal.

L = jumlah siswa yang termasuk kelompok kurang yang menjawab benar untuk tiap soal.

T = jumlah siswa dari kelompok pandai dan kelompok kurang. Pada instrumen penelitian berupa tes pilihan ganda dengan lima pilihan, tingkat kesukaran dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:

P = X 100 %

(Arikunto,S. 2001:208)

Keterangan:

P = Prosentase yang menjawab butir soal dengan benar B = Jumlah yang menjawab butir soal dengan benar

JS = Jumlah total responden yang menjawab butir soal tersebut.

Setelah diperoleh nilainya maka dibandingkan dengan indeks taraf kesukaran yang disimpulkan pada table berikut:

U + L T

B JS


(38)

122

Tabel 3.6. Interpretasi Tingkat Kesukaran

Koefisien (r ) Interpretasi

0, 00 < TK ≤ 0,24 Soal Sukar

0,24 < TK < 0,76 Soal Sedang

0,76 ≤ TK ≤ 1,00 Soal Mudah

3.4.4. Daya Pembeda Instrumen

Daya pembeda dalam suatu soal tes menunjukan bagaimana soal tes tersebut mempunyai kemampuan untuk membedakan siswa yang termasuk kelompok pandai (upper group) dengan siswa yang termasuk kelompok kurang (lower group) (Purwanto, N. 1986:153).

Rumusan yang digunakan untuk menghitung daya pembeda suatu soal tes adalah sebagai berikut :

A B

A B

A B

B

B

D

P

P

J

J

(Arikunto, S. 2001:213)

Keterangan :

D : Indeks daya pembeda

BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar

BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar

JA : Jumlah peserta dari kelompok atas

JB : Jumlah Peserta kelompok rendah.

PA : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB : Proporsi peserta kelompok rendah yang menjawab benar

Untuk mengintepretasikan daya pembeda menurut Suharsimi Arikunto (2001:218) yang dapat disimpulkan pada table berikut ini:


(39)

123

Tabel 3.7 Interpretasi Daya Pembeda

Indeks Daya Pembeda

DP ≤ 0,00 Sangat Jelek

0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek 0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup 0,40 < DP ≤ 0,70 Baik

0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat Baik

Soal dengan DP negatif atau nol menunjukan bahwa soal tersebut harus direvisi kembali sampai memiliki DP yang dianggap cukup.

3.5. Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan dalam penelitian ini dilaksanakan di kelas X (kelas yang terpilih sebagai sampel) pada semester II (dua) tahun pembelajaran 2008/2009 program keahlian Teknik Pemanfaatan Listrik. Pelaksanaan kegiatan dalam penelitian dimulai dengan melakukan konsultasi dengan guru mata diklat yang bersangkutan di kelas sampel. Hal ini dilakukan agar diperoleh gambaran umum atau karakteristik siswa di kelas tersebut. Disamping itu proses pembelajaran langsung dilakukan oleh guru mata diklat yang bersangkutan sedangkan peneliti memantau suasana kelas pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dalam penelitian ini dilakukan sesuai dengan jadwal mata diklat pada masing-masing kelas.


(40)

124

3.6. Teknik Analisis Data

Untuk melakukan pengolahan data lebih lanjut, maka terlebih dahulu perlu dilakukan pengujian terhadap normalitas dan homogenitas soal. Jika persyaratan ini terpenuhi, pengolahan data melalui statistik inferensial dapat dilaksanakan dan begitu juga sebaliknya.

3.6.1. Uji Normalitas Data.

Uji normalitas dilakukan untuk mendapatkan gambaran apakah data yang diuji berdistribusi normal atau tidak. Agar didapatkan data yang normal maka digunakan uji distribusi chi kuadrat dengan langka – langkah pengolahan sebagai berikut:

1. Membuat tabel distribusi frekuensi dengan menentukan batas – batas kelas interval. Penentuan batas – batas kelas interval tergantung dari jumlah data mentah (Nasir, M. 1988:445). Jika menggunakan rumus dapat digunakan rumus berikut :

k = 1+3,3 log n (Nasir M. 1988:445)

dimana :

n= jumlah pengamatan k= Jumlah Interval kelas

keterangan : menentukan kelas interval juga bisa diseuaikan dengan data mentahnya (Nasir, M. 1988:446)

2. Menentukan titik tengah kelas interval (xi) yang merupakan titik tengah

antara interval atas dan interval bawah. 3. Menuliskan frekuensi yang diamati (fi)


(41)

125

4. Menentukan fx yang merupakan hasil kali banyaknya frekuensi yang

diamat dengan titik tengah interval 5. Menghitung mean (rata – rata ) :

i i i

f x

M X

f

 

(Sudjana. 1992 : 70)

Keterangan :

M = X = mean (rata – rata) fi = frekuensi pengamatan

xi = nilai tengah dari kelas interval.

6. Menentukan simpangan baku (SD) yaitu :

 

f (x X )

s

n 1 ( Sudjana, 1992: 95)

Keterangan :

s2 : Varians

SD : Simpangan Baku yang merupakan akar dari varians

X : Mean (rata – rata ) fi : frekuensi pengamatan

xi : Jumlah responden

Tabel 3.8 Distribusi Frekuensi

No Kelas Interval fi xi fi.xi fi (xi-X )2

Jumlah

Rata-rata (M)


(42)

126

7. Langkah berikutnya untuk menghitung normalitas data dengan menghitung harga baku (Z)

x

X

z

SD

(Sudjana, 1992: 99)

Keterangan :

zi : Harga Baku ke i

.xi : Batas nyata ke i

X : mean (rata – rata ) SD : Simpangan Baku.

8. Menentukan luas daerah dengan menggunakan tabel luas lengkung normal standar dari 0 ke z.

9. Menghitung luas daerah dengan rumus Luas Daerah =  Ztabel (2) – Z tabel (1) 

10.Menghitung frekuensi yang diharapkan (fh)

Luas daerah dalam bentuk persen dikali dengan jumlah sampel (n). Contoh: jika luas daerah yang didapat dari tabel sebesar 0071 dan jumlah n

sebesar 70 maka f 0 71, x 700 497,

100 .

11.Menghitung Chi – Kuadrat (2) 2

2 ( 0 )

k

h

k i o

f f

f

 

(Sudjana. 1992 :273)

Keterangan : 2

: Chi Kuadrat

f0 : Frekuensi Pengamatan


(43)

127

12.Membuat tabel uji normalitas

Tabel 3.9 Uji Normalitas

No Kelas Interval Batas Nyata

Z Score

Batas Luas Daerah

Luas

Daerah fh fo fo-fh (fo-fh)2 

2

2

hitung 2

tabel

13.Hasil perhitungan nilai chi kuadrat (2) hitung dibandingkan dengan chi kuadrat (2

) tabel dengan syarat sebagai berikut : a. Derajat kebebasan (dk = k – 3)

b. Apabila chi kuadrat (2) hitung < chi kuadrat (2) tabel dengan taraf kepercayaan yang ditentukan hal ini menunjukan variabel

µ

berdistribusi normal.

Untuk mengolah dan menganalisa data dalam penelitian ini menggunakan perhitungan statistik. Teknik statistik yang digunakan adalah statistik deskriptif, Person product momoent dan analisis alur (path analysis). Statistik deskriptif dimaksudkan untuk mendeskripsikan hasil pengolahan data tentang variabel penelitian, yaitu variabel minat siswa (X1), kemampuan kognitif

(X2), pembelajaran menggunakan multimedia (X3) sebagai variabel bebas

(independen) dan variabel prestasi belajar siswa (Y) sebagai variabel terikat (dependen), sedangkan Person product momoent dimaksud untuk menguji


(44)

128

subhipotesis-subhupotesis penelitian, dan path analysis dimaksudkan untuk menguji hipotesis utama penelitian, Narsoyo (1988: 89).

Sebelum analisis data dilakukan terlebih dahulu mengadakan pengolahan data yang telah diperoleh dengan maksud untuk mengubah data mentah dari hasil pengukuran menjadi data yang lebih halus sehingga memberikan arah untuk pengkajian lebih lanjut.

Langkah-langkah pengolahan data yang dimaksud adalah sebagai berikut; (a) memeriksa dan memilih data yang terkumpul berdasarkan jenisnya; (b) memberikan skor pada setiap angket responden dengan cara menjumlahkan bobot nilai setiap item angket responden untuk setiap variabel penelitian; (c) memasukan skor ke dalam tabel yang telah dibuat sesuai dengan keperluan.

Kemudian untuk menganalisis data yang sudah diolah tersebut, penulis menggunakan teknik analisis deskriptif, uji normalitas sebaran frekuensi, uji homogenitas variansi, uji linearitas regresi, koefisien regresi dan analisis jalur (path nanlysis)

3.6.2. Analisis Deskriptif

Untuk mendeskripsikan data penelitian dilakukan dengan menggunakan statistika deskriptif berupa perhitungan skor rata-rata (mean) dan simpangan baku tiap variabel penelitian. Menurut Narsoyo (2007: 2), “Statistika deskriptif merupakan kegiatan yang berkaitan dengan bagaimana memperoleh dan menyajikan data atau informasi agar mudah dipahami oleh pihak lain yang berkepentingan”


(45)

129

3.6.3. Path Analysis

Untuk melakukan analisis jalur (path analysis) dalam rangka menguji pasangan hipotesis penelitian sebagaimana proposisi hipotesis yang diungkapkan di atas dan besarnya pengaruh antar variabel, diajukan langkah-langkah perhitungan statistik pada prosedur kerja yang meliputi urutan pengerjaan berikut ini:

1. Perhitungan koefisien korelasi dan jalur pada Model Struktur, yaitu; (a) Menghitung matriks korelasi (R) antar keseluruhan variabel dan matriks korelasi antar variabel eksogenus, yang disusun dalam suatu matriks (R).

1 rx1x2

R = (3.10)

rx2x1 1

Untuk menghitung matriks koefisien korelasi digunakan rumus Pearson Product Moment Coefficient of Correlation dengan rumus umum sebagai berikut :

Rx1.x2 =

1 2 1 2

2 2 2

2

1 1 2 2

n x x x x

n x x n x x

 

   

   

 

(3.11)

Kemudian; (b) Menghitung Matriks Invers; C11 C12

R-1 = (3.12)

C21 C22

(c) Menghitung Koefisien Jalur;

yx1 C11 C12 ry.x1 (3.13)


(46)

130

(d) Menghitung Pengaruh variabel lain diluar X1 dan X2

Yaitu: y1 =  1- R2x1.x2 (3.14)

Dengan;

r.yx1

R2 y.x1.x2. = (yx1 yx2 )

r.y x2

2. Untuk melakukan pengujian hipotesis penelitian, dilakukan perhitungan-perhitungan dengan menggunakan rumus-rumus seperti dikemukakan berikut ini; (a) Pengujian Secara Parsial

Hipotesis H0: y.xi = 0 melawan

H1 : yxi  0 (i = 1,2 )

Pengujian sifatnya dua arah, sebab proposisi hipotek tidak mengisyaratkan apakah pengaruh X1 terhadap Y itu merupakan pengaruh yang positif atau negatif.

Statistik Uji

Statistik uji yang digunakan untuk pengujian parsial yaitu Uji t. Besarnya nilai t hitung menggunakan rumusan berikut:

) 1 ( ) 1 ( . 2 1 . 2     k n C R x x t n x x x i (3.15) Keterangan:

- yxi (i = 1,2 ) merupakan koefisien jalur atau besarnya pengaruh dari

variabel penyebab (x1 x2) terhadap variabel (Y)

- R2y.x1.x2 merupakan koefisien yang menyatakan determinasi total dari


(47)

131

- Cij merupakan unsur pada baris ke-i dan kolom ke-j dari matriks invers

korelasi.

k = Banyaknya variabel eksogenus dalam substruktur yang sedang diuji. n = Jumlah sampel

Sedangkan besarnya t tabel diperoleh dari tabel distribusi t, dengan menggunakan derajat bebas (n-k-1), tingkat kesalahan  = 0,05 dan uji dua sisi. Kriteria Pengujian disajikan dalam Gambar berikut :

Kriteria Pengujian

Kriteria Uji

Ho ditolak bila : t hitung > t tabel atau t hitung < -t tabel

H1 diterima bila : t tabel < t hitung < t tabel Kemudian; (b) Pengujian Secara Keseluruhan Hipotesis Ho : yx1 = yx2 = . . . = yx7 = 0

H1 : Sekurang-kurangnya ada sebuah yxi  0

Statistik Uji

Statistik uji yang digunakan untuk pengujian keseluruhan yaitu Uji F. Pengujian ini untuk model struktural diatas signifikan atau tidak, jika signifikan menyatakan bahwa ada hubungan secara bersama antara minat siswa, kemampuan kognitif dengan pembelajaran menggunakan multimedia dan prestasi belajar siswa.

H0 ditolak H0 H0 ditolak

diterima


(48)

132

Besarnya nilai F-hitung ditentukan dengan rumus:

         

  5 1 . . 5 1 . . 1 ) 1 ( i x x x x i x x xi x i i i r k r k n F   (3.16) Kriteria pengujian

Ho ditolak bila Fhitung > Ftabel

H1ditolak bila Fhitung  Ftabel

Ftabel ( F, k, (n-k-1) ) diperoleh dari tabel distribusi F-Snedecor.

Analisis data yang dilakukan untuk pengujian terhadap hipotesis penelitian ini akan dilakukan dengan bantuan paket program komputer SPSS 12. for Windows. Setelah diketahui hasil uji statistik, maka akan dibuat keputusan secara statistik yang ditandai dengan penerimaan atau penolakan terhadap hipotesis.

Seterusnya; (c) Untuk menghitung koefisien alur dapat juga mempergunakan rumus-rumus Pedhazur (1984) dalam Narsoyo (1988: 90):

23 42 13 41 34 43 23 43 12 41 24 42 13 43 12 42 14 41 12 31 23 32 12 32 13 31 12 21 r P r P r P r P r P r P r P r P r P r P r P r P r P r P               (3.17)


(49)

133

r14 ; P41

r13 ; P31

r34 ; P43

r12 ; P21

r23 ; P32 r24 ; P42

Gambar 3.1

Model Hipotesis Analisis Alur Antar Variabel Penelitian

atau dapat juga menggunakan rumus Pedhazur (1984) dalam Narsoyo (1988: 90-91), seperti dinyatakan berikut ini:

 

 

 

2

1 2 32 2 1 2 4 32 42 43 43 43 2 1 2 23 2 1 2 43 23 43 42 42 42 2 1 2 13 2 1 43 13 43 41 41 41 2 21 21 13 23 32 32 2 12 12 23 13 31 31 12 21 12 1 1 1 1 1 1 1 12 1 1 1 1 1 1 1 13 2 1 1 1 2 2 2 23 1 / 1 1 / 2                                                r r r r r P r r r r r P r r r r r P r r r r P r r r r P r P       (3.18) Di mana:

r = Menunjukkan koefisien korelasi antara dua variabel

P dan β = Menunjukkan koefisien alur antar variabel yang bersangkutan 1 s.d 3 = menunjukkan nomor variabel-variabel bebas (X)

4 = Menunjukkan variabel terikant (Y) Minat Siswa Kemampuan Kognitif Prestasi Belajar Pembelajaran Multimdia


(50)

134

Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui terdapat atau tidak adanya hubungan antar variabel penelitian, kemudian diinterpretasikan kuat atau tidaknya hubungan tersebut. Untuk dapat memberikan interpretasi terhadap hasil perhitungan, maka digunakan pedoman kriteria yang dikemukakan oleh Hasan (2003: 234) sebagai berikut:

Tabel 3.10

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0.80 – 1.000 0.60 – 0.799 0.40 – 0.599 0.20 – 0.399 0.00 – 0.199

Sangat Kuat Kuat Cukup Kuat

Lemah Sangat Lemah


(51)

135

3.7. Prosedur Penelitian

Penyusunan proposal

Seminar proposal

Penyusunan instrument

penelitian

Pembelajaran dengan menggunakan multimedia

interaktif

Pembagian angket minat

belajar

Pembagian angket multimedia

Tes kemampuan kognitif

Tes prestasi belajar

Analisis data Ujicoba instrument

penelitian

Hasil dan kesimpulan


(52)

164

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan dalam bentuk deskripsi data, penganalisaan data, pengujian hipotesis dan pembahasan, maka ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

Pertama, terdapat pola hubungan kausal yang sama dan korelasi yang positif pada tingkat kepecayaan 0,95 antara minat belajar, kemampuan kognitif dan penggunaan multimedia interaktif.

Kedua, terdapat korelasi yang positif antara keempat variabel (Minat belajar, kemampuan kognitif, penggunaan multimedia interaktif, dan prestasi belajar siswa) pada tingkat kepercayaan 0,95

Ketiga, ternyata minat belajar, kemampuan kognitif, dan penggunaan multimedia interaktif berkontribusi terhadap prestasi belajar siswa pada tingkat kepercayaan 0,95.

B. Implikasi Hasil Penelitian

Penelitian ini merupakan usaha untuk mengetahui hubungan antar variabel penelitian antara minat siswa, kemampuan kognitif, dan penggunaan multimedia interaktif dengan prestasi belajar. Berdasarkan temuan yang diperoleh, implikasi dari hasil penelitian ini adalah :


(53)

165 Pertama, Hubungan. Minat Siswa dan Kemampuan Kognitif dengan Penggunaan Multimedia interaktif . Hasil pengolahan dan anilisis data menunjukan bahwa hubungan minat siswa dan kemampuan kognitif dengan multimedia interaktif sebesar 71,53 % . Sisanya factor lain, hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi minat dan kemampuan kognitif maka semakin tinggi pula penggunaan multimedia interaktif. Hal ini mengisyaratkan kepada siswa dan guru untuk lebih aktif, kreatif untuk terus mempertahankan dan meningkatkan aspek tersebut dalam setiap proses pembelajaran, sehingga menuntut kemampuan guru untuk mengoperasikan pembelajaran yang berbasis komputer yang menjadikan minat siswa untuk belajar semakin tinggi. Serta guru penunjang pada mata pelajaran adaftif terutama fisika dan matematika, materi yang diberikan kepada siswa disesuaikan dengan kebutuhan materi pelajaran produktif.

Kedua, Hubungan. Minat Siswa dan Kemampuan Kognitif dengan Prestasi Belajar. Hasil pengolahan dan anilisis data menunjukan bahwa hubungan minat siswa dan kemampuan kognitif dengan prestasi belajar sebesar 40,59% . Sisanya factor lain, hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi minat dan kemampuan kognitif maka semakin tinggi pula prestasi belajar siswa. , sehingga mengisyaratkan kepada pihak-pihak terkait, khususnya siswa, guru dan pengelola SMK untuk senantiasa memperhatikan kedua aspek tersebut untuk terus dipelihara dan ditingkatkan dalam meningkatkan prestasi belajar.

Ketiga, Hubungan. Minat Siswa , Kemampuan Kognitif, dan Penggunaan Multimedia Interaktif dengan Prrestasi Belajar. Hasil pengolahan dan anilisis data


(54)

166 menunjukan bahwa hubungan minat siswa , kemampuan kognitif, dan penggunaan multimedia interaktif dengan prestasi belajar sebesar 52,24 % . Sisanya factor lain, hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi minat, kemampuan kognitif dan penggunaan multimedia interaktif maka semakin tinggi pula prestasi belajar siswa. Hal ini mengisyaratkan kepada pihak-pihak terkait, khususnya siswa, guru dan pengelola SMK untuk memperhatikan dan meningkatkan faktor-faktor lain, seperti: kreatifitas siswa, bakat siswa, minat siswa, pengalaman kerja, fasilitas belajar/pratikum, kompetensi guru yang mengajar, dan lain-lain.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dikaitkan dengan manfaat praktis penelitian, peneliti memberikan saran sebagai berikut:

Pertama, untuk peneliti selanjutnya, (a) Melakukan penelitian yang lebih luas lagi sehingga validitas pembelajaran dengan menggunakan multimedia untuk meningkatkan hasil belajar siswa lebih teruji. (b) Membenahi segala kekurangan dalam penelitian ini, sehingga dapat dihasilkan temuan-temuan baru yang dapat memberikan sumbangan positif bagi kemajuan di bidang pengajaran khususnya pembelajaran yang menggunakan multimedia.

Kedua, untuk guru, (a) Guru harus selalu siap dengan perubahan teknologi yang semakin cepat, yang menuntut kemampuan guru untuk mengoperasikan pembelajaran yang berbasis komputer sehingga dalam rangka pengayaan materi pembelajaran dapat selalu diperbaharui dari waktu ke waktu .(b) Guru harus mampu menerangkan pembelajaran dengan multimedia, terutama pada


(55)

167 mata pelajaran yang sangat memerlukan pemahaman dan mudah dijelaskan dengan menggunakan media gambar ataupun pertunjukan simulasi. (c) Memperdalam pengetahuan mengenai pembuatan multimedia, sehingga dapat menghasilkan media pembelajaran yang lebih baik untuk digunakan dalam pembelajaran. (d) Perlu adanya perubahan paradigma mengajar, tugas tenaga pendidikan pada pendidikan formal diantaranya adalah membantu anak didik untuk mengenal dan mengetahui sesuatu terutama memperoleh pengetahuan dan pengalaman, kegiatan mengajar bukan sekedar mengingat fakta untuk persediaan jawaban tes sewaktu ujian. (e) Dalam kegiatan mengajar diharapkan mampu memperluas wawasan pengetahuan, meningkatkan keterampilan dan menumbuhkan sejumlah sikap positif yang direfleksikan siswa melalui cara berpikir dan cara bertindak atau berprilaku sebagai dampak hasil belajar. Oleh karena itu tenaga pendidikan perlu mendapatkan inovasi. (e) Tenaga pendidik perlu menyediakan beragam kegiatan pembelajaran yang berimplikasi pada beragamnya pengalaman belajar supaya siswa mampu mengembangkan kompetensi setelah menerapkan pemahamannya.

Ketiga, untuk sekolah, (a) Mendorong guru untuk memanfaatkan multimedia dengan menggunakan berbagai model pembelajaran untuk peningkatan hasil belajar siswa. (b) Memfasilitasi penggunaan multimedia untuk meningkatkan hasil belajar siswa. (c) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia, salah satunya dengan meningkatkan kemampuan, keterampilan dan kreatifitas guru dalam penguasaan metodelogi pembelajaran diantaranya untuk mengoperasikan komputer dan penggunaan CD pembelajaran yang sekarang


(56)

168 banyak berkembang, maupun media pembelajaran yang berbasis teknologi lainnya. (d) Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan sekolah harus melengkapi kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan yang berkelanjutan dan relevan dengan kebutuhan kurikulum. (e) Agar minat belajar siswa meningkat pada program keahlian Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik maka sekolah harus memberikan dukungan dan dorongan terhadap pengembangan pembelajaran dengan menggunakan multimedia.


(57)

165

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Sudrajat .(2008). Perkembangan Kognitif. (Online). Tersedia : http:// akhmad Sudrajat.wordpress.com/2008/01/31 perkembangan kognitif . 2 juni 2009.

Arikunto, S. (2007). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara Arsyad, A(2005). Media Pembelajaran, Jakarta : Raja Grafindo Persada

Azwar, S. (1996). Test Prestasi, Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka pelajar.

Bachtiar Hasan (2006). Perencanaan Pengajaran Bidang Studi, Bandung: Pustaka Ramadhan

Cholid Narbuko dan Abu Achmadi (2003). Metodologi Penelitian, Jakarta : Bumi Aksara.

Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat (2002) . Broad Based Education Life Skill, Bandung : CV Dwi Rama.

Djamarah, S.B. dan Zain, A.(2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

E. Mulyasa. (2002). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Faisal, S. (1982). Metodologi Penelitian Pendidikan, Surabaya. Usaha Nasional. Faizah Binti A Karim, Rafidah Bit Sinone, Juliyana Bt Baharudin dan Norashikin

Bt Sahadan (2005). Keperluan Pembelajaran Berazaskan multimedia bagi Subjek Sistem Elektronik1. Seminar Pendidikan 2005. Fakulti Penidikan Universitas Teknologi Malaysia.

Gagne R.M. dan Briggs, L.J (1979), Principles Of instructional Design, New York:Holt, Rinerhart and Winstone

Giam Kok How. (2000). Gaya Pembelajaran Dan Penggunaan Multimedia Dalam Pengajaran dan Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Tigaenf 1999/2000. Malaysia.

Hamalik, O.(2000). Evaluasi Kurikulum, Bandung : PT Remaja Rosdakarya. (2001). Teknologi dalam Pendidikan, bandung : J.P. Permindo. (2003). Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara. (20003). Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara


(58)

166

Hassan, I. (2006) Analisis Data Penelitian dengan Statistik, Jakarta : PT Bumi Aksara

Latuheru,J.D.(1988). Media Pembelajaran dalam Proses Pembelajaran Masa Kini, Jakarta: Dedikbud

Miarso, Y (2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta : Prenada Media

Nana Syaodih Sukmadinata (2002). Pengembangan Kurikulum. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Nasir, M (1988). Metode Penelitian, Jakarta : Penerbit Ghalia Indonesia. Nasution, S. (1982). Kurikulum dan Pengajaran , Jakarta : Bumi Aksara. Redja Mudyaharjo (2001). Filsafat Ilmu Pendidikan: Bandung PT Remaja

Rosdakaya.

Reksoatmojo, T.N. (2007). Statistika Untuk Psikologi dan Pendidikan. Bandung: PT.Refika Aditama.

Reksoatmojo, T.N.(1989). “Hubungan antara prestasi kerja dengan kemampuan

kognitif, keterampilan psikomotorik dan kepuasan kerja karyawan

lulusaan STM dan SMA” Penelitian di PT IPTN Bandung : Tidak

diterbitkan.

Sagala, S. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung : Alfabeta

Rosadi, I. (2006). “ Penggunaan Multimedia Pada Pembelajaran Konsep Reaksi

Oksidasi dengan Model Inkuiri untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa”

Tesis Pada SPS UPI Bandung : Tidak Diterbitkan.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta : Rineka Cipta

Slameto,(1988), “Evaluasi Pendidikan” Jakarta : Bina Aksara

Subagio Atmodiwiro.(2000). Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta : Ardadizya Jaya

Sudjana, N.(1996). Metode Statistika, Bandung. Tarsito

Sugiyono,(2006). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta


(59)

167

Surakhmad, W.(1998). Pengantar Penelitian Ilmiah .Bandung, Tarsito

Ting Kung Shiung, Woo Yoke Ling. (2005). Penggunaan ICT Dalam Proses Pengajaran Dan Pembelajaran Di Kalangan Guru Sekolah Menengah

Teknik Dan Vokasional : Sika Guru, Peranan ICT, Dan

Kekangan/Cabaran Penggunaan ICT. Seminar Pendidikan. Universitas Teknologi Malaysia.

Wilantara, I. Putu Eka.(2003). Implementasi model belajar konstruktifitas dalam pembelajaran fisika untuk mengubah miskonsepsi ditinjau dari penalaran formal siswa, Tesis PPS IKIP

Wiki. Teori Perkembangan Kognitif. (Online). Tersedia : http://id.wikipedia org/wiki/teori-perkembangan_ kognitif, 2 juni 2009

Wijaya .(2000). Analisis Statistik dengan Program SPSS 10.0, Bandung : Alfabeta Winkel, W.S (1991). Psikologi Pengajaran PT Grasindo, Jakarta

Yessica, G.F. (2007). Pngembangan pembelajaran multimedia interaktif untuk meningkatkan hasil belajar siswa, Tesis pada SPS UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Zaidatun Tasir, Jamaludin Harun dan Lim Ser Yen (2006). “ Faktor Penggunaan

Komputer dan Kaitannya dengan Kesediaan Mengikuti Pembelajaran Dalam Talian Di Kalangan Pelajar Sarjana “ Journal teknologi. 44(E)


(1)

menunjukan bahwa hubungan minat siswa , kemampuan kognitif, dan penggunaan multimedia interaktif dengan prestasi belajar sebesar 52,24 % . Sisanya factor lain, hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi minat, kemampuan kognitif dan penggunaan multimedia interaktif maka semakin tinggi pula prestasi belajar siswa. Hal ini mengisyaratkan kepada pihak-pihak terkait, khususnya siswa, guru dan pengelola SMK untuk memperhatikan dan meningkatkan faktor-faktor lain, seperti: kreatifitas siswa, bakat siswa, minat siswa, pengalaman kerja, fasilitas belajar/pratikum, kompetensi guru yang mengajar, dan lain-lain.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dikaitkan dengan manfaat praktis penelitian, peneliti memberikan saran sebagai berikut:

Pertama, untuk peneliti selanjutnya, (a) Melakukan penelitian yang lebih luas lagi sehingga validitas pembelajaran dengan menggunakan multimedia untuk meningkatkan hasil belajar siswa lebih teruji. (b) Membenahi segala kekurangan dalam penelitian ini, sehingga dapat dihasilkan temuan-temuan baru yang dapat memberikan sumbangan positif bagi kemajuan di bidang pengajaran khususnya pembelajaran yang menggunakan multimedia.

Kedua, untuk guru, (a) Guru harus selalu siap dengan perubahan teknologi yang semakin cepat, yang menuntut kemampuan guru untuk mengoperasikan pembelajaran yang berbasis komputer sehingga dalam rangka pengayaan materi pembelajaran dapat selalu diperbaharui dari waktu ke waktu .(b) Guru harus mampu menerangkan pembelajaran dengan multimedia, terutama pada


(2)

mata pelajaran yang sangat memerlukan pemahaman dan mudah dijelaskan dengan menggunakan media gambar ataupun pertunjukan simulasi. (c) Memperdalam pengetahuan mengenai pembuatan multimedia, sehingga dapat menghasilkan media pembelajaran yang lebih baik untuk digunakan dalam pembelajaran. (d) Perlu adanya perubahan paradigma mengajar, tugas tenaga pendidikan pada pendidikan formal diantaranya adalah membantu anak didik untuk mengenal dan mengetahui sesuatu terutama memperoleh pengetahuan dan pengalaman, kegiatan mengajar bukan sekedar mengingat fakta untuk persediaan jawaban tes sewaktu ujian. (e) Dalam kegiatan mengajar diharapkan mampu memperluas wawasan pengetahuan, meningkatkan keterampilan dan menumbuhkan sejumlah sikap positif yang direfleksikan siswa melalui cara berpikir dan cara bertindak atau berprilaku sebagai dampak hasil belajar. Oleh karena itu tenaga pendidikan perlu mendapatkan inovasi. (e) Tenaga pendidik perlu menyediakan beragam kegiatan pembelajaran yang berimplikasi pada beragamnya pengalaman belajar supaya siswa mampu mengembangkan kompetensi setelah menerapkan pemahamannya.

Ketiga, untuk sekolah, (a) Mendorong guru untuk memanfaatkan multimedia dengan menggunakan berbagai model pembelajaran untuk peningkatan hasil belajar siswa. (b) Memfasilitasi penggunaan multimedia untuk meningkatkan hasil belajar siswa. (c) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia, salah satunya dengan meningkatkan kemampuan, keterampilan dan kreatifitas guru dalam penguasaan metodelogi pembelajaran diantaranya untuk mengoperasikan komputer dan penggunaan CD pembelajaran yang sekarang


(3)

banyak berkembang, maupun media pembelajaran yang berbasis teknologi lainnya. (d) Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan sekolah harus melengkapi kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan yang berkelanjutan dan relevan dengan kebutuhan kurikulum. (e) Agar minat belajar siswa meningkat pada program keahlian Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik maka sekolah harus memberikan dukungan dan dorongan terhadap pengembangan pembelajaran dengan menggunakan multimedia.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Sudrajat .(2008). Perkembangan Kognitif. (Online). Tersedia : http:// akhmad Sudrajat.wordpress.com/2008/01/31 perkembangan kognitif . 2 juni 2009.

Arikunto, S. (2007). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara Arsyad, A(2005). Media Pembelajaran, Jakarta : Raja Grafindo Persada

Azwar, S. (1996). Test Prestasi, Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka pelajar.

Bachtiar Hasan (2006). Perencanaan Pengajaran Bidang Studi, Bandung: Pustaka Ramadhan

Cholid Narbuko dan Abu Achmadi (2003). Metodologi Penelitian, Jakarta : Bumi Aksara.

Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat (2002) . Broad Based Education Life Skill,

Bandung : CV Dwi Rama.

Djamarah, S.B. dan Zain, A.(2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

E. Mulyasa. (2002). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Faisal, S. (1982). Metodologi Penelitian Pendidikan, Surabaya. Usaha Nasional. Faizah Binti A Karim, Rafidah Bit Sinone, Juliyana Bt Baharudin dan Norashikin

Bt Sahadan (2005). Keperluan Pembelajaran Berazaskan multimedia bagi Subjek Sistem Elektronik1. Seminar Pendidikan 2005. Fakulti Penidikan Universitas Teknologi Malaysia.

Gagne R.M. dan Briggs, L.J (1979), Principles Of instructional Design, New York:Holt, Rinerhart and Winstone

Giam Kok How. (2000). Gaya Pembelajaran Dan Penggunaan Multimedia

Dalam Pengajaran dan Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Tigaenf

1999/2000. Malaysia.

Hamalik, O.(2000). Evaluasi Kurikulum, Bandung : PT Remaja Rosdakarya. (2001). Teknologi dalam Pendidikan, bandung : J.P. Permindo. (2003). Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara. (20003). Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara


(5)

Hassan, I. (2006) Analisis Data Penelitian dengan Statistik, Jakarta : PT Bumi Aksara

Latuheru,J.D.(1988). Media Pembelajaran dalam Proses Pembelajaran Masa Kini, Jakarta: Dedikbud

Miarso, Y (2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta : Prenada Media

Nana Syaodih Sukmadinata (2002). Pengembangan Kurikulum. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Nasir, M (1988). Metode Penelitian, Jakarta : Penerbit Ghalia Indonesia. Nasution, S. (1982). Kurikulum dan Pengajaran , Jakarta : Bumi Aksara. Redja Mudyaharjo (2001). Filsafat Ilmu Pendidikan: Bandung PT Remaja

Rosdakaya.

Reksoatmojo, T.N. (2007). Statistika Untuk Psikologi dan Pendidikan. Bandung: PT.Refika Aditama.

Reksoatmojo, T.N.(1989). “Hubungan antara prestasi kerja dengan kemampuan

kognitif, keterampilan psikomotorik dan kepuasan kerja karyawan

lulusaan STM dan SMA” Penelitian di PT IPTN Bandung : Tidak

diterbitkan.

Sagala, S. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung : Alfabeta

Rosadi, I. (2006). “ Penggunaan Multimedia Pada Pembelajaran Konsep Reaksi

Oksidasi dengan Model Inkuiri untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa” Tesis Pada SPS UPI Bandung : Tidak Diterbitkan.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta : Rineka Cipta

Slameto,(1988), “Evaluasi Pendidikan” Jakarta : Bina Aksara

Subagio Atmodiwiro.(2000). Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta : Ardadizya Jaya

Sudjana, N.(1996). Metode Statistika, Bandung. Tarsito

Sugiyono,(2006). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta


(6)

Surakhmad, W.(1998). Pengantar Penelitian Ilmiah .Bandung, Tarsito

Ting Kung Shiung, Woo Yoke Ling. (2005). Penggunaan ICT Dalam Proses Pengajaran Dan Pembelajaran Di Kalangan Guru Sekolah Menengah

Teknik Dan Vokasional : Sika Guru, Peranan ICT, Dan

Kekangan/Cabaran Penggunaan ICT. Seminar Pendidikan. Universitas

Teknologi Malaysia.

Wilantara, I. Putu Eka.(2003). Implementasi model belajar konstruktifitas dalam pembelajaran fisika untuk mengubah miskonsepsi ditinjau dari penalaran formal siswa, Tesis PPS IKIP

Wiki. Teori Perkembangan Kognitif. (Online). Tersedia : http://id.wikipedia org/wiki/teori-perkembangan_ kognitif, 2 juni 2009

Wijaya .(2000). Analisis Statistik dengan Program SPSS 10.0, Bandung : Alfabeta Winkel, W.S (1991). Psikologi Pengajaran PT Grasindo, Jakarta

Yessica, G.F. (2007). Pngembangan pembelajaran multimedia interaktif untuk meningkatkan hasil belajar siswa, Tesis pada SPS UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Zaidatun Tasir, Jamaludin Harun dan Lim Ser Yen (2006). “ Faktor Penggunaan

Komputer dan Kaitannya dengan Kesediaan Mengikuti Pembelajaran Dalam Talian Di Kalangan Pelajar Sarjana “ Journal teknologi. 44(E) Jan 2006 75-91. Universitas Teknologi Malaysia


Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Adversity Quotient (AQ) Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa S1 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Tahun 2014

3 66 97

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF FLASH FLIP BOOK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SISTEM PERNAPASAN (Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 1 Pebayuran)

9 35 221

Pengaruh Penggunaan Multimedia Interaktif Berbasis Web Offline Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa

0 12 202

Hubungan antara persepsi siswa tentang kemampuan mengajar mahasiswa PPKT dengan minat belajar siswa: studi kasus di MTs Nur Asy-Syafi’iyah (YASPINA), Rempoa Ciputat, Tangerang Selatan.

1 50 115

Hubungan antara komunikasi orang tua dan siswa dengan prestasi belajar siswa : studi penelitian pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pamulang

0 5 94

Hubungan Antara Kemampuan Belajar Bahasa Arab Siswa terhadap Minat Belajar Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyyah As-Salafiyyah Sawangan

0 4 68

Pengaruh multimedia interaktif dalam pembelajaran biologi terhadap retensi siswa: kuasi eksperimen pada konsep sistem ekskresi di SMAN 5 Tangerang Selatan

1 11 208

Korelasi antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran al-qur’an hadits di Madrasah Tsanawiyah Ta’lim Al-Mubtadi Cipondoh

2 7 91

Hubungan antara Motivasi Belajar dan Interaksi Sosial Siswa dalam Kelas dengan Kemampuan Kognitif Fisika Siswa Kelas XI IMG 20150706 0001

0 0 1

HUBUNGAN ANTARAKREATIVITAS SISWA DAN KEMAMPUAN NUMERIKDENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF FISIKA SISWA SMPKELAS VIII

0 0 18