PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS MAKALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENELITIAN PADA MKU BAHASA INDONESIA.

(1)

xiv

HALAMAN PENGESAHAN i

PERNYATAAN iii

KATA PENGANTAR iv

PERSEMBAHAN TERIMA KASIH vii

ABSTRAK xi

DAFTAR ISI xii

DAFTAR TABEL xvi

DAFTAR GRAFIK xvii

DAFTAR DIAGRAM xviii

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian 1

1.2Rumusan Masalah 4

1.3Tujuan Penelitian 4

1.4Manfaat Penelitian 5

1.5Asumsi 6

1.6Hipotesis 7

BAB II MENULIS DAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENELITIAN

2.1 Perihal Menulis 8

2.2 Kedudukan Menulis Karya Ilmiah di Perguruan Tinggi 20

2.3 Menulis Makalah 27

2.4 Penilaian Hasil Belajar Makalah 30

2.5 Kegiatan Penelitian dalam Pembelajaran 35

2.6 Model Pembelajaran Menulis Makalah Berbasis Penelitian 40

2.7 Penelitian yang Relevan 57

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional 77

3.2 Desain Penelitian 79

3.3 Sumber Penelitian 81

3.4 Prosedur Penelitian 81

3.5 Waktu Penelitian 88


(2)

BAB IV PENGUJIAN DAN PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN

4.1 Deskripsi Hasil Studi Pendahuluan 99

4.1.1 Kebutuhan Pembelajaran Menulis Makalah 99

4.1.2 Hambatan Pebelajaran Menulis Makalah 103

4.1.3 Deskripsi Pembelajaran Menulis Makalah 105

4.14 Analisis Pembelajaran Praperlakuan 108

4.2 Perencanaan Model Pembelajaran 109

4.2.1 Analisis Perencanaan Model Pembelajaran 114

4.2.2 Pembahasan Skenario Pembelajaran 114

4.3 Pelaksanaan Uji Coba Model Pembelajaran 116

4.3.1 Perencanaan Perbaikan Pembelajaran 116

4.3.2 Pelaksanaan Pembelajaran Uji Coba 118

4.3.3 Kemampuan Menulis Uji Coba 132

4.3.3.1 Kemampuan Awal Kelas Eksperimen 132

4.3.3.2 Kemampuan Akhir Kelas Eksperimen 177

4.3.4 Respon Mahasiswa, Penilaian Diri, dan Respon Dosen 230

4.3.5 Permasalahan yang Muncul 240

4.3.6 Perbaikan Model 241

4.3.7 Kemampuan Menulis Kelas Kontrol

4.3.7.1 Kemampuan Awal 345

4.3.7.2 Kemampuan Akhir 363

4.4 Analisis Hasil Uji Coba Model Pembelajaran 295

4.4.1 Analisis Uji Sifat Data 295

4.4.2 Peningkatan KemampuanMenulis 299

4.5 Pengembangan Model Pembelajaran Menulis Berbasis Penelitian 303

4.5.1 Data Proses Pembelajaran 303

4.5.2 Data Kemampuan Menulis Kelas Pengembangan 308

4.5.2.1 Kemampuan Prates 309


(3)

xvi

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian 334

BAB V HASIL PENELITIAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN 339

5.1 Hasil Penelitian Menulis 339

5.2 Implikasi Penelitian 341

5.5 Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Tantangan 370 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan 375

6.2 Saran 378

DAFTAR PUSTAKA 380

LAMPIRAN 381


(4)

1.1 Latar Belakang Penelitian

Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat kompleks. Banyak orang menemui kesulitan dalam menguasai keterampilan menulis. Syamsuddin (1994:6) mengidentifikasi kesulitan yang cukup banyak itu di antaranya kesulitan menentukan masalah dan cara mengungkapkannya. Demikian pula halnya dengan hasil studi pendahuluan Cahyani (2005:7). Ada beberapa penyebab kesulitan menulis pada mahasiswa, yaitu adanya rasa takut memulai dan membuat kesalahan menulis sebuah topik. Mereka kurang mampu membuka dan menyimpulkan, mengorganisasi karangan, mengembangkan paragraf, menata bahasa secara efektif terutama menyusun kalimat, menempatkan kosakata yang tepat, dan menggunakan mekanisme tulisan, khususnya teknik penulisan. Demikian pula, paparan Blumner (2008:21-25) menjelaskan bahwa kekurangan sebuah tulisan terdapat pada aspek kebahasaan dan teknik menulis.

Para penulis pemula sering mengalami kesulitan dalam kebahasaan, terutama kosakata. Selain itu pula, tulisan tidak konsisten penyajiannya. Kellog (2008:1-2) menjelaskan bahwa belajar menulis teks yang koheren dan efektif merupakan suatu pencapaian yang sulit. Hal ini disebabkan literasi merupakan pencapaian budaya yang tidak pernah dipelajari sama sekali. Menulis teks pada tingkat mahir tidak hanya melibatkan sistem bahasa. Hal ini merupakan tantangan tersendiri terhadap sistem kognitif yaitu memori dan berpikir. Komposisi menulis teks lanjutan sering dianggap sebagai suatu bentuk pemecahan masalah. Masalah isi –apa yang akan disampaikan– dan


(5)

2

memaparkan bahwa kesulitan menulis muncul karena ada perubahan cara sudut pandang, yaitu perubahan bahasa sebagai alat komunikasi bergerak dari mempelajari bahasa sebagai sebuah sistem menjadi peningkatan bahasa bersituasi komunikatif. Dengan kata lain, pembelajaran berubah dari pembelajaran sebagai suatu pemerolehan pengetahuan ke pembelajaran sebagai sebuah proses partisipasi.

Selain itu, berdasarkan hasil penelitian Cahyani (2005:14) mahasiswa merasa sulit menyusun makalah. Seperti halnya pendapat Freyhofer (2008:47), ia menjelaskan bahwa pembelajar kurang menyukai pelajaran keterampilan menulis makalah. Mereka merasa jenuh jika menulis makalah. Selain itu, menulis makalah tidak dapat terhindar dari risiko sebagai sebuah tantangan. Tantangan seorang mahasiswa menulis makalah ialah sanggup mengatasi berbagai permasalahan. Untuk mengatasinya, salah satu di antaranya pengajar dapat memberikan kekuatan semangat. Semangat tidak hanya menolong mahasiswa, tetapi juga dapat membawa seseorang bangkit mengatasi persoalan.

Hasil penelitian menunjukkan isi makalah kurang memenuhi karakter tulisan ilmiah. Makalah disusun bersumber pada buku-buku saja kurang memuat data lapangan. Makalah kurang memanfaatkan data empiris berdasarkan fakta di lapangan. Sujana (1995:14) berpendapat bahwa makalah yang baik berisi data rasional dan empiris. Dengan demikian, makalah harus memuat hasil penelitian pustaka dan hasil penelitian lapangan. Jadi, isi makalah memaparkan hasil studi pustaka dari berbagai sumber, baik buku, majalah, tabloid, jaringan komunikasi internet, maupun studi lapangan melalui


(6)

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu oleh Alwasilah (2000:9-119) dengan melibatkan responden sebanyak 100 mahasiswa di Bandung, ia mengungkapkan persepsi responden sebagai berikut: (1) keterampilan menulis menempati posisi pertama dalam memenuhi kebutuhan pengajaran bahasa Indonesia di perguruan tinggi, (2) urutan pertama keterampilan menulis yang ingin mereka kuasai adalah keterampilan menulis makalah, dan (3) perkuliahan Mata Kuliah Umum Bahasa Indonesia selama ini belum berperan maksimal dalam meningkatkan penguasaan keterampilan menulis akademik.

Berdasarkan hal tersebut, perlu diciptakan atmosfer yang dapat menumbuhkembangkan aktivitas menulis makalah berdasarkan hasil kajian pustaka dan penelitian di lapangan. Secara tidak langsung, pembelajaran menulis makalah berbasis penelitian ini akan memberikan dasar dan membimbing mahasiswa dalam penyelesaian tugas mata kuliah. Sikap kreatif dan inovatif menulis berbasis penelitian ini akan mengarahkan mereka terbiasa pada sikap ilmiah sehingga kemampuan mahasiswa terasah untuk mencintai dunia penelitian. Demikian pula, mereka akan menjadi manusia unggul karena telah memiliki bekal kompetensi penelitian. Pembelajaran menulis karangan ilmiah berbasis penelitian sangat berguna untuk pengembangan ilmu pada masa kini dan masa yang akan datang. Hal ini mampu memberikan kesempatan untuk meneliti suatu masalah dan menemukan cara penyelesaiannya.

Atas dasar uraian di atas, penelitian ini diarahkan untuk memodifikasi sebuah model pembelajaran berbasis penelitian atas dasar gagasan model latihan penelitian Suchman dalam Joyce dan Weil (2000:161). Model tersebut diharapkan dapat


(7)

4 1.2 Rumusan Masalah

Masalah utama penelitian ini adalah “Tepatkah model pembelajaran menulis berbasis penelitian untuk meningkatkan keterampilan menulis makalah yang berkualitas?”

Masalah utama tersebut mencakup aspek-aspek di bawah ini.

a. Bagaimana cara merancang model pembelajaran menulis makalah berbasis penelitian?

b. Apa dampak implementasi model pembelajaran berbasis penelitian terhadap peningkatan hasil belajar mahasiswa?

c. Tepatkah model pembelajaran menulis berbasis penelitian dalam meningkatkan kemampuan menulis ilmiah?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini meliputi:

a. menemukan atau merumuskan model yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran menulis karangan ilmiah;

b. mengetahui peningkatan hasil belajar dan respons mahasiswa dalam pembelajaran menulis berbasis penelitian; dan

c. mendeskripsikan efektivitas penerapan model pembelajaran menulis berbasis penelitian.


(8)

1.4 Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat hasil penelitian dipaparkan berikut ini.

a. Pembelajaran menulis makalah berbasis penelitian diharapkan akan berdampak pada perencanaan dan pengembangan pembelajaran MKU Bahasa Indonesia. b. Pembelajaran menulis makalah berbasis penelitian diharapkan akan mampu

membangun hubungan interaktif dosen dengan mahasiswa serta dapat menciptakan penulis yang profesional.

c. Penggunaan model pembelajaran menulis makalah berbasis penelitian diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan bersikap ilmiah serta kemandirian mahasiswa. Kemandirian dan kekritisan serta kepercayaan diri itu tercermin bahwa “apa yang mereka tulis, pernah mereka teliti sebelumnya”.

1.5 Asumsi

Hal-hal yang dapat dijadikan asumsi dalam penelitian ini dipaparkan berikut ini. a. Pembelajaran menulis makalah di perguruan tinggi memiliki peranan dan

kedudukan yang sangat penting dan merupakan bagian dari tuntutan formal akademik dari tugas-tugas terstruktur perkuliahan yang harus dipenuhi oleh para mahasiswa.

b. Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang menjadi pedoman dalam melaksanakan pembelajaran.

c. Pembelajaran menulis yang berkualitas akan menciptakan interaksi komunikatif antara mahasiswa dan dosen.


(9)

6 Hipotesis penelitian dipaparkan berikut ini.

a. Kemampuan menulis makalah mahasiswa meningkat setelah perlakuan proses pembelajaran menulis berbasis penelitian.

b. Aktivitas, partisipasi, dan interaksi mahasiswa meningkat setelah perlakuan proses pembelajaran menulis berbasis penelitian.

c. Mahasiswa mampu menulis makalah berdasarkan pengalaman penelitian setelah perlakuan proses pembelajaran menulis berbasis penelitian.


(10)

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini akan dipaparkan definisi operasional, desain penelitian, sumber data, waktu penelitian, instrumen penelitian, dan teknik analisis data.

3.1 Definisi Operasional

Model pembelajaran menulis berbasis penelitian adalah rencana pembelajaran menulis makalah berdasarkan hasil penelitian. Dalam disertasi ini, pembelajaran berbasis penelitian merujuk pada model latihan inkuiri yang dikembangkan Suchman dalam Models of Teaching (2000: 179-180). Model penelitian ini dimodifikasi sesuai dengan karakteristik pembelajaran menulis. Model dikemas untuk memberikan kesempatan dan memotivasi mahasiswa dalam memperoleh pengalaman belajar melalui kegiatan inkuiri dan eksplorasi yang dituangkan dalam tulisan berupa makalah berdasarkan hasil penelitian. Mahasiswa melaksanakan kegiatan (a) mengidentifikasi masalah dengan cara merumuskan masalah; (b) menyusun strategi penelitian dengan cara merumuskan hipotesis penelitian berupa kegiatan membaca kritis dalam hal: mencari data, mengkaji data, dan analisis data melalui buku perpustakaan, majalah, koran, tabloid, penjelajahan internet; (c) mereproduksi hasil penelitian di lapangan dengan cara menulis hasil verifikasi data di lapangan dan menganalisisnya. Kegiatan difokuskan pada mencari dan mengkaji data serta mengujicobakan masalah berupa kegiatan analisis data melalui observasi, angket, wawancara, dan studi


(11)

lapangan, serta menarik kesimpulan; (d) merevisi karangan; dan (e) melakukan publikasi.

Karya ilmiah yang dipilih dalam penelitian ini berbentuk makalah yang

ditulis berdasarkan hasil penelitian. Makalah tersebut disusun berdasarkan penelitian yang mengungkapkan gagasan hasil pengamatan, tinjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan baku, yang isi maupun kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan dan disajikan dalam seminar. Adapun alasan memilih makalah sebagai wujud karya ilmiah karena (a) kebanyakan makalah mahasiswa disusun hanya berdasarkan data rasional saja, belum diolah berdasarkan data empiris sebagai hasil penelitian; (b) kemajuan suatu perguruan tinggi sebagai masyarakat ilmiah ditandai dengan tingginya tingkat produktivitas karangan ilmiah. Karya ilmiah yang baik bertitik tolak dari kegiatan penelitian. Hal ini menunjukkan adanya proses kegiatan ilmiah berbentuk penelitian dengan memahami masalah, menyajikan data, menganalisis data, mengevaluasi, dan menyimpulkan; (c) selain itu, hasil penelitian ini dapat menggambarkan tingginya kualitas pembelajaran dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Juga memberikan sumbangan kepada mahasiswa dan dosen tentang variasi model pembelajaran menulis karangan ilmiah; (d) lebih jauh lagi, hasil penelitian ini dapat menciptakan budaya penelitian untuk setiap mata kuliah sehingga menghasilkan makalah penelitian yang unggul.


(12)

Sesuai dengan tujuan di atas, penerapan model tersebut dipantau melalui variabel proses dan produk. Variabel proses meliputi aktivitas dosen dan aktivitas mahasiswa dalam kelas. Variabel produk meliputi hasil belajar mahasiswa berupa makalah berdasarkan hasil penelitian.

3.2 Metode Penelitian

Tujuan akhir penelitian ini adalah mengembangkan model pembelajaran menulis berbasis penelitian. Model ini disusun berdasarkan kajian konsep dan teori proses menulis, kajian penelitian, kajian hasil penelitian terdahulu yang relevan, analisis kebutuhan menulis makalah, dan kajian empiris tentang kondisi aktual pembelajaran menulis yang berbasis penelitian.

Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, pendekatan ini menggunakan rancangan penelitian dan pengembangan. Penelitian dan pengembangan diarahkan sebagai a process used to develop and validate educational product. (Borg dan Gall, 1989). Produk dimaksud adalah penemuan model pembelajaran menulis makalah di perguruan tinggi.

Penelitian dan pengembangan merupakan pendekatan penelitian untuk memperbaiki praktik. Dengan demikian, penelitian dan pengembangan dapat diartikan sebagai suatu proses yang bertujuan untuk mengembangkan dan memvalidasikan produk-produk pendidikan.


(13)

Penelitian pengembangan diarahkan sebagai proses pengembangan produk. Pengembangan produk dimaksud adalah penemuan model untuk meningkatkan kualitas pembelajaran menulis makalah di perguruan tinggi.

Secara operasional, penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Rancangan kegiatan setiap siklus adalah sebagai berikut.

a. Pengembangan siklus I model pembelajaran menulis berbasis penelitian dilaksanakan melalui kegiatan berikut ini. Kegiatan penelitian pada tahap ini meliputi:

1) kajian konseptual dan analisis penelitian terdahulu,

2) survey lapangan untuk memotret kondisi objektif pembelajaran menulis karangan ilmiah (studi pendahuluan)

3) mengkaji hasil-hasil penelitian yang berkaitan dengan model pembelajaran menulis,

4) mengkaji pendekatan dan strategi pembelajaran dalam menerapkan model, 5) mengembangkan model pembelajaran menulis berbasis penelitian yang

dilakukan oleh dosen model,

6) mengamati, mendeskripsikan, menganalisis, dan membahas hasil uji coba pengembangan model pembelajaran menulis berbasis penelitian,

7) mendeskripsikan hasil refleksi pembelajaran, 8) memperbaiki model.

b. Pengembangan siklus II model pembelajaran menulis berbasis penelitian dilaksanakan melalui kegiatan berikut ini.


(14)

pembelajaran menulis berbasis penelitian terhadap kelompok perlakuan yang dilakukan oleh dosen model.

2) Mengamati, mendeskripsikan, menganalisis, dan membahas data verbal dan data nonverbal pada saat penelitian berlangsung untuk menggali kemampuan menulis para mahasiswa selama pembelajaran berlangsung. 3) Mendiskusikan dan merefleksikan kegiatan sebagai masukan untuk

perbaikan model.

c. Pengembangan siklus III model pembelajaran menulis berbasis penelitian dilaksanakan melalui kegiatan berikut ini.

1) Mengembangkan model pembelajaran menulis berbasis penelitian yang dilakukan oleh dosen model.

2) Mengamati, mendeskripsikan, menganalisis, dan membahas hasil pengembangan model pembelajaran menulis berbasis penelitian.

3) Mendeskripsikan hasil refleksi pembelajaran. 4) Memperbaiki model pembelajaran.


(15)

Berikut ini dipaparkan desain penelitian berupa diagram alur.

Perlakuan II Perlakuan III

Model Konseptual Revisi Model Penghalusan

Perlakuan I Penghalusan Model Model Akhir

Gambar 3.1

Diagram Alur Penelitian Pembelajaran Menulis Berbasis Penelitian

3.3 Data

Data penelitian ini adalah hasil kemampuan menulis makalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Data primer penelitian yaitu makalah dan data sekundernya berupa angket, penilaian diri, dan jurnal mahasiswa. Data kemampuan tersebut diperoleh melalui hasil tes dan hasil observasi kegiatan proses pembelajaran menulis berbasis penelitian. Selain itu, data tentang tanggapan mahasiswa terhadap model pembelajaran menulis berbasis penelitian diambil melalui angket, jurnal mahasiswa, dan penilaian diri.


(16)

Populasi penelitian ini adalah hasil pembelajaran menulis makalah sebanyak 100 makalah. Berdasarkan analisis dan pertimbangan keterbatasan waktu, analisis data dibatasi sebanyak 30 sampel sebagai hasil pembelajaran menulis makalah berbasis penelitian. Penilaian dilakukan dengan menggunakan dua penimbang.

3.4 Sumber Data

Sumber data penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia berjumlah 70 mahasiswa angkatan 2004/2005 dan hanya memilih 30 mahasiswa kelas A saja sebagai sampel. Alasan pembatasan analisis sampel penelitian adalah berikut ini.

a. Mahasiswa tersebut dihadapkan pada tuntutan keterampilan menulis makalah yang memerlukan banyak latihan, antara lain : (a) penguasaan keterampilan menulis makalah sebagai persyaratan kelulusan mata kuliah, (b) penulisan makalah dapat dilakukan dengan kelompok teman sebaya dalam berbagai situasi, seperti dalam belajar, bermain, dan bekerja sama, dan sebagainya, (c) penunjang ekstra kurikuler yang sesuai dengan bakat, minat, dan karakteristik pribadi, sehingga dapat dimanfaatkan dalam kelompok belajar dan organisasi, dan (f) persiapan diri untuk program latihan profesi dan penulisan skripsi, (g) pelatihan kecakapan diri, organisasi himpunan biasanya menyelenggarakan pelatihan penulisan karangan ilmiah yang berkaitan dengan penulisan makalah dan skripsi.


(17)

b. Dalam dimensi prestasi dan geografi, Universitas Pendidikan Indonesia lokasinya mudah dijangkau oleh peneliti. Dari sistem pembelajaran dan kurikulum sudah menerapkan model-model pembelajaran secara bervariasi. c. Dalam pengembangan bakat dan minat para mahasiswanya, UPI sudah banyak

melahirkan para penulis lokal, nasional, dan internasional sehingga mampu mengenali kepiawaian para mahasiswanya untuk mensinergikan antara karakeristik tulisannya dengan pilihan-pilihan media massa yang tersedia. d. Ruang lingkup pelaksanaan perlakuan dan penilaian keterampilan menulis

memiliki kesamaan model dan kriteria penilaian, sehingga hasil yang diperoleh akan memiliki kesamaan perlakuan dan penilaian.

3.5 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan instrumen berikut ini. a. Pedoman Model Pembelajaran Menulis Berbasis Penelitian

Pedoman tersebut merupakan acuan pembelajaran menulis bagi dosen untuk melaksanakan pembelajaran menulis karangan ilmiah yang berisi pendahuluan, langkah-langkah pembelajaran, wacana ilmiah: makalah, lembar latihan analisis karangan ilmiah, format revisi karangan mahasiswa, dan pedoman penilaian.

b. Instrumen Tes

Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data awal dan akhir mengenai penguasaan keterampilan menulis karangan ilmiah. Untuk keperluan itu dibuat tes mengarang makalah. Instrumen tes yang digunakan yaitu prates


(18)

dan pascates. Sebelum digunakan, instrumen tes tersebut diuji agar validitas dan reliabilitasnya terpenuhi. Soal tes mengarang tersebut diperiksakan kepada teman-teman seprofesi dan juga berdasarkan pertimbangan pakar. Perangkat soal pada tes awal sama dengan pada tes akhir berupa tes mengarang makalah. Kemampuan menulis secara kualitatif dilakukan dengan menganalisis karangan mahasiswa hasil prates dan pascates dengan menggunakan kriteria yang diadaptasi dari Jacobs dkk. (1981:101).

c. Observasi/ Catatan Lapangan

Observasi secara umum adalah upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan berlangsung dengan atau tanpa alat bantu. Merekam di sini berarti melihat, mendengar, dan mencatat segala sesuatu yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai aktivitas mahasiswa dan dosen selama proses pembelajaran berlangsung. Jadi, setiap observer mengamati setiap perilaku mahasiswa dan dosen di kelas dalam menerapkan pembelajaran berbasis penelitian. Jenis observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi terstruktur. Pengamat atau observer hanya membubuhkan tanda centang ( ) pada tempat yang tersedia karena lembar observasi ini sudah siap pakai. Aktivitas dosen yang diamati selama proses pembelajaran adalah kemampuan membuka pelajaran, sikap dosen dalam proses pembelajaran, proses pembelajaran, kemampuan menggunakan media, evaluasi, dan kemampuan menutup pelajaran. Adapun hal-hal yang diamati dari aktivitas mahasiswa dalam kelompok (pembelajaran berbasis penelitian) di antaranya


(19)

aktivitas mahasiswa dalam mengajukan pendapat atau pertanyaan, memperhatikan penjelasan dosen, dan mengerjakan tugas yang diberikan dosen.

d. Angket Mahasiswa

Angket sikap mahasiswa digunakan untuk mengukur sikap dan tanggapan mahasiswa mengenai pokok bahasan dan pembelajaran yang sedang dilaksanakan. Angket adalah sekumpulan pertanyaan atau pernyataan yang harus dilengkapi oleh responden dengan memilih jawaban atau pernyataan melalui jawaban yang telah disediakan atau melengkapi kalimat. Dalam penelitian ini menggunakan angket yang diberikan setelah proses pembelajaran. Angket penelitian digunakan untuk memperoleh data tentang sikap mahasiswa terhadap pembelajaran menulis makalah dengan menerapkan pembelajaran berbasis penelitian

e. Jurnal mahasiswa

Jurnal adalah rekaman tertulis tentang bahan yang telah dipelajari mahasiswa. Jurnal ini diberikan kepada mahasiswa setiap akhir proses pembelajaran. Tujuan diberikan jurnal tersebut yaitu untuk memperoleh gambaran mengenai respon mahasiswa terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Hasilnya digunakan untuk melakukan perbaikan pada tindakan proses pembelajaran berikutnya.


(20)

f. Lembar Latihan Menganalisis Makalah

Lembar latihan kemampuan analisis diberikan kepada mahasiswa pada awal pembelajaran. Hal tersebut dilakukan untuk melatih kemampuan siswa dalam menulis makalah. Lembar latihan berupa kertas folio bergaris yang disediakan oleh peneliti.

Setiap kegiatan menulis makalah sejak perencanaan, penulisan, dan revisi dikumpulkan berbentuk dokumen portofolio. Kumpulan karangan tersebut dapat menunjukkan kekurangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh mahasiswa dalam proses pembelajaran.

3.6 Teknik Analisis Data

Setelah data dari berbagai instrumen diperoleh, kemudian data diklasifikasikan menurut jenisnya. Data primer berupa makalah dijadikan satu klasifikasi, data sekunder berupa hasil angket, penilaian diri, dan jurnal mahasiswa masing-msing dijadikan tiga klasifikasi data. Data yang terkumpul bersifat kualitatif, karena itu teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini pada umumnya adalah teknik analisis deskriptif.

Kemampuan mahasiswa menulis makalah berbasis penelitian dianalisis berdasarkan aspek-aspek karya tulis ilmiah. Aspek-aspek tersebut di antaranya: a. kemampuan menggunakan ciri-ciri makalah yang meliputi: (1) perumusan

masalah, (2) penyajian pengertian tentang judul atau permasalahan, (3) penyajian fakta, (3) pembahasan masalah, (4) penerapan landasan teori yang relevan dengan permasalahan;


(21)

b. kemampuan menerapkan struktur makalah yang meliputi: (1) penulisan judul, (2) penulisan peruntukan, (3) pencantuman nama dan identitas penulis, (4) pencantuman nama lembaga, kota, dan tahun penulisan makalah, (5) organisasi makalah: pendahuluan, isi, dan penutup, (6) penggunaan rujukan pustaka, (7) penyajian data berasarkan hasil penelitian, dan (8) penggunaan daftar pustaka; c. kemampuan menggunakan kebahasaan dalam makalah yang meliputi: (1)

penggunaan huruf kapital, ejaan, tanda baca, dan istilah, (2) ketepatan penggunaan pilihan kata dan bentukan kata, (3) penggunaan kalimat efektif, (4) penyusunan paragraf yang kohesif dan koheren.

Analisis makalah dilakukan antarpenimbang oleh dua orang dosen model yang sudah berpengalaman menilai makalah. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga tingkat objektivitas pengukuran.

Pedoman penilaian kemampuan mahasiswa menulis makalah berbasis penelitian disajikan dalam tabel berikut ini.


(22)

Tabel 5.1

Pedoman Penilaian Makalah Berbasis Penelitian

No. Aspek-aspek Penilaian Nilai Skor

A B C D E

1. Ciri-ciri Makalah

1.1 Merumuskan masalah

1.2 Menyajikan pengertian tentang judul atau

permasalahan

1.3 Menyajikan fakta

1.4 Membahas masalah

1.5 Menerapkan landasan teori yang relevan

dengan permasalahan

2. Struktur Makalah

2.1 Menulis judul

2.2 Menulis peruntukan

2.3 Mencantumkan nama dan identitas

penulis

2.4 Mencantumkan nama lembaga, kota, dan

tahun penulisan makalah

2.5 Disusun atas organisasi makalah:

pendahuluan, isi, dan penutup

2.6 Penggunaan rujukan pustaka

2.7 Penyajian data berasarkan hasil penelitian

2.8 Penggunaan daftar pustaka

3. Penggunaan Kebahasaan

3.1 Penggunaan huruf kapital, ejaan, tanda

baca, dan istilah

3.2 Penggunaan pilihan kata dan bentukan

kata

3.3 Penggunaan kalimat efektif

3.4 Penyusunan paragraf yang kohesif dan

koheren

Keterangan: Nilai A= Sangat Baik, B=Baik, C=Kurang Baik, D=Cukup, E=Jelek Skor: A=5, B=4, C=3, D=2, E=1

Sumber: Suherli (2002) dengan penyesuaian.

Untuk mengetahui kemampuan mahasiswa menulis makalah berbasis penelitian dilakukan penilaian terhadap semua aspek beserta unsur-unsurnya. Setiap unsur yang diukur diberi bobot nilai A, B, C, D, dan E sesuai dengan tingkat kemampuan mahasiswa yang diperlihatkan dalam makalahnya. Makna nilai-nilai tersebut masing-masing ialah sebagai berikut: A adalah sangat baik, B adalah baik, C adalah kurang baik, D adalah kurang, dan E adalah jelek. Setiap huruf mutu yang


(23)

didapat diberi bobot berupa skor (angka). Adapun bobot angka untuk setiap huruf mutu adalah sebagai berikut: Huruf mutu A diberi bobot nilai 5, huruf mutu B diberi bobot nilai 4, huruf mutu C diberi bobot nilai 3, huruf mutu D diberi bobot nilai 2, dan huruf mutu E diberi bobot nilai 1. Penilai memberikan skor berdasarkan pengamatannya terhadap kualitas penggunaan aspek-aspek menulis makalah yang dibuat oleh mahasiswa. Dengan demikian mahasiswa diberi bobot angka 1 - 5 untuk setiap aspek yang ditulisnya sesiaai dengan kualitasnya. Berdasarkan kepada sistem pengukuran di atas, maka dapat ditetapkan rentangan skor kemampuan mahasiswa dalam menulis makalah jenis tinjauan ilmiah. Skor terendah atas kemampuan mahasiswa menulis makalah adalah 15, sedangkan skor tertinggi adalah 75.

Penilaian makalah mengalami penyempurnaan dalam penelitian. Makalah yang ditulis mahasiswa merupakan suatu karya tulis ilmiah yang disusun berdasarkan hasil penelitian. Untuk mengetahui kadar keilmiahannya maka dirancang pedoman penilaian keilmiahan makalah. Kriteria penilaian keilmiahan makalah yang disarankan Jacobs dkk. (1981: 101) dan Suherli (2002) meliputi isi makalah, organisasi makalah, pilihan kata, kalimat, ejaan, dan mekanik. Dengan beberapa penyesuaian, pedoman tersebut digmanfaatkan untuk menilai keilmiahan makalah. Berikut ini disajikan pedoman penilaian keilmiahan makalah.


(24)

Tabel 5.2

Pedoman Penilaian Keilmiahan Makalah Berbasis Penelitian

Aspek Kategori Level

Skor

Kriteria Skor

Isi Maka-lah

Sangat Baik 27-30 Menguasai masalah, benar, cermat dalam

mengembangkan masalah, padat informasi, relevan dengan tema, dan tuntas

Baik 22-26 Menguasai sebagian masalah, memadai,

pengembangan masalahnya terbatas, sebagian relevan dengan tema, namun rinciannya kurang lengkap

Cukup 17-21 Pengetahuan tentang subjek terbatas, kurang

benar, pengembangan tema kurang memadai, permasalahan tidak cukup

Kurang 13-16 Pengetahuan terhadap subjek kurang, tidak ada

substansi, plagiat, tidak benar, tidak berkaitan dengan tema, tidak ada permasalahan

Organi-sasi Makalah

Sangat Baik 18-20 Ekspresi lancar, gagasan ternyatakan dengan

jelas, ringkas, tersusun baik, urutan logis dan kohesif

Baik 14-17 Kurang lancar, kurang terorganisasi, tetapi

gagasan utama ternyatakan, unsur penunjang terbatas, urutan logis tetapi kurang lengkap

Cukup 10-13 Tidak lancer, pokok pikiran membingungkan,

atau tidak saling terkait, urutan dan pengembangan tidak logis

Kurang 7-9 Tidak komunikatif, tidak terorganisasi, atau

tidak layak dinilai Pilihan

Kata

Sangat Baik 18-20 Berpengalaman, diksi dan penggunaan idiom

efektif, dan menguasai pembentukan kata

Baik 14-17 Memadai, terdapat beberapa kesalahan diksi dan

penggunaan idiom, namun makna karangan tidak kabur

Cukup 10-13 Terbatas, banyak sekali kesalahan dalam diksi

dan penggunaan idiom, makna karangan membingungkan

Kurang 7-9 Merupakan terjemahan langsung (tidak brusaha

mencari padanan kata yang tepat), pengetahuan tentang kosakata dan pembentukan kata terbatas atau idak layak dinilai.

Kalimat Sangat Baik 22-25 Susunan kompleks tetapi efektif, terdapat

sedikit saja kesalahan dalam kalimat

Baik 18-21 Susunan sederhana tetapi efektif, terdapat

sedikit kesalahan dalam susunan komlpeks, terdapat sedikit kesalahan dalam tata kalimat tetapi maknanya tidak kabur

Cukup 11-17 Terdapat kesalahan besar dalam tata kalimat dan

maknanya membingungkan (kabur)

Kurang 5-10 Tidak menguasai tata kalimat, terdapat banyak

kesalahan, tidak komunikatif, atau tidak layak dinilai


(25)

baca dengan kaidah EYD

Baik 3 Terdapat sedikit kesalahan dalam penulisan

kata, huruf besar, dan tanda baca tetapi tidak mengganggu

Cukup 2 Terdapat kesalahan besar penulisan kata, huruf

besar, dan tanda baca sehingga mengganggu

Kurang 1 Tidak menguasai penulisan kata, huruf besar,

dan tanda baca atau tidak layak dinilai

Mekanik Sangat Baik 4 Ketepatan penjilidan, penulisan kata pengantar,

daftar ini, halaman, dan daftar pustaka sesuai dengan pedoman penulisan karangan ilmiah

Baik 3 Ketepatan penjilidan, penulisan kata pengantar,

daftar ini, halaman, dan daftar pustaka, terdapat sedikit kesalahan tetapi maknanya tidak kabur

Cukup 2 Terdapat kesalahan besar dalam penjilidan,

penulisan kata pengantar, daftar ini, halaman, dan daftar pustaka dan maknanya membingungkan (kabur)

Kurang 1 Tidak menguasai penjilidan, penulisan kata

pengantar, daftar ini, halaman, dan daftar pustaka atau tidak layak dinilai

Kemam- puan

Sangat Baik 4 Makalah disusun dengan memenuhi semua

aspek-aspek penilaian dengan baik, terdapat sedikit saja kesalahan dalam kalimat

Baik 3 Susunan makalah sederhana tetapi efektif,

terdapat sedikit kesalahan dalam makalah, terdapat sedikit kesalahan dalam makalah tetapi isinya tidak kabur

Cukup 2 Terdapat kesalahan besar dalam karangan

sehingga dan maknanya membingungkan (kabur)

Kurang 1 Tidak menguasai tata cara menulis makalah

sehingga, terdapat banyak kesalahan, tidak komunikatif, atau tidak layak dinilai Sumber: Jacobs (1981) dan Suherli (2002) dengan penyesuaian.

Teknik penilaian dilaksanakan dengan cara konversi memberikan kualitas terhadap lima aspek dalam kadar keilmiahan. Konversi kualitas tersebut adalah (1) sangat baik, (2) baik, (3) cukup, dan (4) kurang. Setiap kualitas yang disebutkan diikuti oleh suatu kriteria yang dapat digunakan sebagai rujukan penilaian.

Aspek pertama keilmiahan makalah yang diukur adalah aspek isi tulisan. Isi tulisan dalam makalah yang dibuat mahasiswa diberi skor dan kriteria seperti berikut:


(26)

(a) Sangat baik apabila mahasiswa menguasai masalah, benar, cermat dalam mengembangkan masalah, padat informasi, relevan dengan topik dan tuntas. Rentang skor yang diberikan untuk kemampuan ini adalah 27 sampai dengan 30;

(b) Baik apabila mahasiswa menguasai sebagian masalah, memadai, pengembangan masalahnya terbatas, sebagian relevan dengan topik, namun rinciannya kurang lengkap. Rentang skor yang diberikan untuk kemampuan ini adalah 22 sampal dengan 26;

(c) Cukup apabila mahasiswa memiliki pengetahuan tentang subjek terbatas, kurang benar, pengembangan topik kurang memadai, permasalahan tidak cukup. Rentang skor yang diberikan untuk kemampuan ini adalah 17 sampai dengan 21;

(d) Kurang apabila mahasiswa memililci penguasaan terhadap subjek kurang, tidak ada substansi, plagiat, tidak benar, tidak berkaitan dengan topik, tidak ada permasalahan. Rentang skor yang diberikan untuk kemampuan ini adalah 13 sampai dengan 16;

Aspek kedua keilmiahan makalah adalah aspek organisasi tulisan yang akan diberi skor dan kriteria seperti berikut:

(a) Sangat baik apabila ekspresi yang disajikan lancar, gagasan ternyatakan dengan jelas, ringkas, tersusun baik, urutan Iogis, dan kohesif. Rentang skor yang diberikan untuk kriteria kemampuan ini adalah 18 sampai dengan 20; (b) Baik apabila ungkapan yang disajikan kurang lancar, kurang terorganisasi, tetapi gagasan utama ternyatakan, unsur penunjang terbatas, urutan logis tetapi


(27)

kurang lengkap. Rentang skor yang diberikan untuk kriteria kemampuan ini adalah 14 sampai dengan 17;

(c) Cukup apabila ungkapan yang disajikan tidak lancar, pokok pikiran membingungkan atau tidak saling terkait, urutan dan pengembangan tidak logis. Rentang skor yang diberikan untuk kemampuan ini adalah 10 sampai dengan 13; (d) Kurang apabila ungkapan yang disajikan tidak komunikatif, tidak terorganisasi, atau tidak layak dinilai. Rentang skor yang diberikan untuk kriteria kemampuan ini adalah 7 sampai dengan 9;

Aspek ketiga keilmiahan malakah adalah aspek penguasaan kosakata dan istilah dalam tulisan yang diberi skor dan kriteria seperti berikut.

(a) Sangat baik jika mahasiswa menggunakan kosakata berpengalaman, diksi dan penggunaan idiom efektif, dan menguasai pembentukan kata. Skor yang diberikan untuk kriteria kemampuan ini adalah 18 sampai dengan 20;

(b) Baik apabila kosakata yang digunakan memadai, terdapat beberapa kesalahan diksi dan penggunaan idiom namun maknanya tidak kabur. Rentang skor yang diberikan untuk kritena kemampuan ini adalah 14 sampai dengan 17; (c) Cukup apabila kosakata yang digunakan terbatas, banyak sekali kesalahan dalam diksi dan penggunaan idiom, makna karangan membingungkan. Rentang skor yang diberikan untuk kemampuan mi adalah 10 sampai dengan 13;

(d) Kurang apabila kosakata yang digunakan merupakan terjemahan langsung (tidak berusaha mencari padanan kata yang tepat), pengetahuan tentang kosakata, diksi, idiom, dan pembentukan kata terbatas, atau tidak layak dinilai.


(28)

Rentang skor yang diberikan untuk kriteria kemampuan ini adalah 7 sampai dengan 9;

Aspek keempat keilmiahan makalah adalah aspek pengembangan kalimat dalam tulisan yang akan diberi skor dengan kriteria sebagai berikut. (a) Sangat baik apabila susunan kompleks tetapi efektif, terdapat sedikit kesalahan saja dalam tata kalimat. Rentang skor yang diberikan untuk kriteria kemampuan ini adalah 22 sampai dengan 25;

(b) Baik apabila susunan bahasanya sederhana tetapi efektif, dan terdapat sedikit kesaiahan dalam susunan kompleks, terdapat kesalahan dalam tata kalimat tetapi maknanya tidak kabur. Rentang skor yang diberikan untuk kriteria kemampuan ini adalah 18 sampai dengan 21;

(c) Cukup apabila terdapat kesalahan besar dalam tata kalimat dan maknanya membingungkan (kabur). Rentang skor yang diberikan untuk kemampuan ini adalah 11 sampai dengan 17;

(d) Kurang jika tidak menguasai tata kalimat, terdapat banyak kesalahan, tidak komunikatif, atau tidak layak dinilai. Rentang skor yang diberikan untuk kriteria kemampuan ini adalah 8 sarnpai dengan 10;

Aspek kelima keilmiahan makalah adalah aspek kemampuan ejaan dalam menyusun tulisan yang diberi skor dan kritera sebagai berikut.

(a) Sangat baik apabila menerapkan aturan penulisan, terdapat sedikit kesalahan dalam ejaan, tanda baca, huruf kapital, dan pembentukan paragraf. Skor yang diberikan untuk kriteria kemampuan ini adalah 5;


(29)

(b) Baik apabila terdapat beberapa kesalahan dalam ejaan, tanda baca, huruf kapital, dan pembentukan paragraf namun maknanya tidak kabur. Skor yang diberikan untuk kriteria kemampuan ini adalah 4;

(c) Cukup apabila banyak sekali terdapat kesalahan dalam penulisan sjaan, tanda baca, huruf kapital, dan pembentukan paragraf, tulisan jelek, makna kabur dan membingungkan. Skor yang diberikan untuk kemampuan ini adalah 3; (d) Kurang jika tidak menguasai aturan penulisan, banyak sekali kesalahan dalam penulisan ejaan, tanda baca, huruf kapital, dan pembentukan paragraf tulisan tidak dapat dibaca, atau tidak layak dinilai. Skor yang diberikan untuk kriteria kemampuan ini adalah 2.

Aspek keenam dalam kadar keilmiahan adalah aspek kemampuan mekanik dalam menyusun tulisan yang diberi skor dan kritera sebagai berikut. (a) Sangat baik apabila menerapkan aturan penulisan, ketepatan penjilidan, penulisan kata pengantar, daftar ini, halaman, dan daftar pustaka sesuai dengan pedoman penulisan karangan ilmiah. Skor yang diberikan untuk kriteria kemampuan ini adalah 4;

(b) Baik apabila terdapat Ketepatan penjilidan, penulisan kata pengantar, daftar isi, halaman, dan daftar pustaka, terdapat sedikit kesalahan tetapi maknanya tidak kabur. Skor yang diberikan untuk kriteria kemampuan ini adalah 3;

(c) Cukup apabila banyak sekali terdapat kesalahan besar dalam penjilidan, penulisan kata pengantar, daftar ini, halaman, dan daftar pustaka dan maknanya membingungkan (kabur). Skor yang diberikan untuk kemampuan ini adalah 2;


(30)

(d) Kurang jika tidak menguasai penjilidan, penulisan kata pengantar, daftar ini, halaman, dan daftar pustaka atau tidak layak dinilai tidak menguasai aturan penulisan. Skor yang diberikan untuk kriteria kemampuan ini adalah 1.

Apabila semua unsur yang terdapat dalam aspek-aspek penenilaian tersebut digabungkan, maka akan terdapat 20 unsur yang dipedomani oleh penilai dalam mengukur makalah berbasis penelitian yang ditulis oleh mahasiswa. Kedua puluh unsur tersebut dapat disusun sebagai berikut:

(1) perumusan masalah, (2) penyajian fakta, (3) penyajian pengertian,

(4) penguraian/pembahasan masalah, (5) penerapan teori,

(6) penyantuman judul dan nama penulis, (7) penyantuman identitas penulis,

(8) pembagian makalah dengan proporsi ideal dalam setiap bagian: pendahuluan 15%, isi 75%, dan penutup 10%,

(9) penggunaan rujukan dan teknik-teknik merujuk ,

(10) penggunaan daftar pustaka dan teknik-teknik penulisannya, (11) penggunaan huruf kapital, ejaan, dan tanda baca,

(12) penggunaan kosakata, bentukan kata dan istilah, (13) penggunaan kalimat kalimat efektif,

(14) penyusunan paragraf yang koheren dan kohesif, (15) penguasaan isi tulisan,


(31)

(16) organisasi tulisan, (17) penguasaan kosakata, (18) penguasaan kalimat efektif, (19) penguasaan ejaan,

(20) penguasaan mekanik penulisan.

Jumlah skor tertinggi yang didapat dari tiga kriteria pengukuran kemampuan mahasiswa menulis makalah yaitu ciri-ciri makalah, struktur makalah, dan penggunaan gramatika dalam makalah adalah 65, sedangkan jumlah skor terendah adalah 13. Skor tersebut kemudian digabungkan dengan skor yang didapat dari kadar keilmiahan makalah. Skor terendah dari keilmiahan makalah adalah sebesar 34, dan skor tertinggi adalah 100. Maka apabila seluruh aspek penilaian itu digabungkan akan didapat skor terendah 47, dan skor tertinggi adalah 165.

Dalam pengukuran keilmiahan makalah dilakukan konversi data kuialitatif kepada data kuantitatif, yaitu perubahan nilai huruf (kualitas) menjadi nilai angka. Konversi tersebut dilakukan untuk kepentingan pengujian validitas dengan menggunakan ststistik. Data kuantitatif yang didapat dari siklus ke-1 dan siklus ke-3 kemudian dientri dalam program SPSS versi 12 untuk diperoleh rata-rata, simpangan baku, dan uji beda untuk data berpasangan, serta signifikansinya dengan menggunakan uji t. Perhitungan tersebut untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran menulis makalah berbasis penelitian.


(32)

3.7 Waktu Penelitian

Jangka waktu penelitian ini adalah satu semester. Penelitian ini dilaksanakan mulai 20 Februari 2006 sampai 24 April 2006. Pembelajaran dilaksanakan seminggu 2X dan sebanyak 15 kali pertemuan, yaitu 13 kali pertemuan tatap muka dan dua kali pertemuan masing-masing untuk prates dan pascates. Jadwal pembelajaran serta pokok bahasannya dicantumkan pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.1

Pelaksanaan Penelitian Pembelajaran Menulis Berbasis Penelitian

No Kegiatan Waktu Lama Tempat

1. Survey dan penelitian pendahuluan

ke SMA dan PT

2004-2005 2 tahun SMA Kab.

Bandung, Universitas Kristen Maranatha, ITENAS, STEMBI, STKS,ITB, dan UPI

2. Merumuskan dan menyusun model 1-10 Januari 2006 10 hari UPI

3. Mempersiapkan instrumen 11-20 Januari2006 10 hari UPI

4. Pertemuan dengan Dosen model dan

mitra penelitian 1-19 Februari 2006

19 Hari UPI

5 Pengantar perkuliahan menulis 20 Februari 2006 @ 2 X 50’ UPI

6 Pertemuan PBM I

Menganalisis tema dan gagasan pokok makalah

23 Februari 2006 @ 2 X 50’ UPI

7. Pertemuan PBM II

Menyajikan temuan kelompok tentang tema dan gagasan pokok makalah

27 Februari 2006

@ 2 X 50’

UPI

8. Pertemuan PBM III

Mendatangkan nara sumber penulis makalah untuk berdiskusi

31 Februari 2006 @ 2 X 50’ UPI

9. Pertemuan PBM IV

Menentukan tema umum, membatasi tema, merumuskan masalah, dan kerangka makalah

4 Maret 2006

@ 2 X 50’

UPI

10. Pertemuan PBM V

Mendiskusikan tema dan Menentukan tema umum, membatasi tema khusus,

merumuskan masalah, dan kerangka

7 Maret 2006 @ 2 X 50’


(33)

No Kegiatan Waktu Lama Tempat makalah secara individual

11. Pertemuan PBM VI

Mengembangkan kerangka karangan menjadi makalah

11 Maret 2006 @ 2 X 50’

UPI

12. Pertemuan VII

Mendiskusikan bahan-bahan hasil membaca dan meneliti buku, koran,

majalah, internet, dan hasil

wawancara atau hasil angket

13 Maret 2006 @ 2 X 50’

UPI

13. Pertemuan PBM VII

Memeriksa makalah dari aspek paragraf dengan silang baca

18 Maret 2006 @ 2 X 50’

UPI

14. Pertemuan PBM VIII

Memeriksa makalah dari aspek kalimat dengan silang baca

20 Maret 2006 @ 2 X 50’

UPI

15. Pertemuan PBM IX

Memeriksa makalah dari aspek isi dengan silang baca

23 Maret 2006 @ 2 X 50’

UPI

16. Pertemuan PBM X

Memeriksa makalah dari aspek mekanik dan ejaan dengan silang baca Pertemuan PBM

Penilaian Suatu Karangan

27 Maret 2006 @ 2 X 50’

UPI

17. Pertemuan PBM XI

Memperbaiki dan menulis kembali makalah.

30 Maret 2006 @ 2 X 50’

UPI

18. Pertemuan PBM XII

Memilih karya terbaik untuk

menjadi utusan kelompok dalam seminar.

4 April 2006 @ 2 X 50’

UPI

19. Pertemuan PBM XIII

Utusan kelompok menyajikan

makalah dalam seminar

7 April 2006 @ 2 X 50’

UPI

20. Pengisian angket dosen dan

mahasiswa setelah penelitian

11 April 2006 @ 2 X 50’

UPI

21. Pengumpulan data nilai makalah

mahasiswa

14 April 2006

1 hari UPI

22. Wawancara dengan dosen dan

mahasiswa

18 April 2006 1 hari

UPI

23. Mengolah data 24 April – 25 Mei 2006 3 hari

UPI

24. Menyimpulkan dan merevisi data 26 Mei – 20 Juni 2006 5 hari


(34)

BAB V

HASIL DAN IMPLIKASI PENELITIAN

Bab ini memaparkan hasil penelitian terutama berkaitan dengan rancangan dan dampak implementasi model pembelajaran menulis makalah berbasis penelitian serta peningkatan kemampuan menulis makalah. Selain itu, bab ini pun menjelaskan implikasi penelitian terhadap model pembelajaran menulis makalah.

5.1 Hasil Penelitian

Berdasarkan rangkaian kegiatan penelitian, diperoleh hasil penelitian yang sangat berharga sebagai pemecahan masalah bagi perkembangan dan pembinaan pembelajaran bahasa Indonesia, terutama dalam pembelajaran menulis makalah di perguruan tinggi. Hasil penelitian ini meliputi gambaran rancangan, perubahan perilaku sebagai dampak implementasi model, dan peningkatan kemampuan mahasiswa dalam menulis makalah. Hasil penelitian tersebut dipaparkan berikut ini.

a. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rancangan kegiatan menulis makalah berbasis penelitian dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini. 1) Membaca kritis

(a) Tahap indentifikasi: mhasiswa membaca kritis karya ilmiah (makalah, jurnal, dan skripsi).

(b) Tahap strategi penelitian: mahasiswa menganalisis tema dan gagasan pokok karya ilmiah (makalah dan skripsi).


(35)

(c) Tahap reproduksi: mahasiswa membuat rangkuman karya ilmiah (makalah dan skripsi)

(d) Tahap revisi: mahasiswa berdiskusi dengan teman tentang hasil analisis dan rangkumannya. Mahasiswa mendatangkan nara sumber penulis karya ilmiah untuk berdiskusi.

(e) Tahap publikasi: mahasiswa menyajikan hasil temuannya menganalisis dan merangkum karya ilmiah (makalah dan skripsi). 2) Menulis makalah

(a) Tahap identifikasi: mahasiswa mengidentifikasi gagasan karya ilmiah meliputi penentuan tema umum, pembatasan tema khusus, perumusan masalah, penyususnan kerangka berpikir.

(b) Tahap startegi penelitian: mahasiswa mencari dan mengumpulkan, serta membawa sumber informasi dari buku pustaka, majalah, tabloid, koran, internet; mahasiswa membaca kritis untuk mencari, memahami, menganalisis, mengungkap, mengkaji, dan menilai data melalui berbagai metode penelitian seperti observasi, angket, wawancara, dan studi lapangan. Strategi penelitian membantu mahasiswa menemukan dan menghasilkan informasi dalam tulisan. (c) Tahap reproduksi: mahasiswa mendiskusikan fakta-fakta sebagai

data hasil membaca dan temuan penelitiannya dengan mahasiswa lain dan dosen. Selain itu, mahasiswa mengembangkan kerangka karangan menjadi karya ilmiah.


(36)

(d) Tahap revisi: mahasiswa membentuk kelompok dan melakukan silang baca untuk merevisi aspek isi, organisasi, pilihan kata, kalimat, ejaan, mekanik, dan strategi penelitian karya ilmiah berupa makalah dengan sesama temannya dalam kelompok.

(e) Tahap publikasi: mahasiswa mendiskusikan kembali dengan temannya tentang jenis revisi yang harus diperbaikinya. Selain itu, mahasiswa mengisi angket dan jurnal.

3) Merevisi dan menulis kembali hasil revisi

(a) Tahap identifikasi: mahasiswa membaca makalah hasil revisi temannya.

(b) Tahap strategi penelitian: mahasiswa mengamati dan mengklasifikasi jenis kesalahan yang harus diperbaikinya.

(c) Tahap reproduksi: mahasiswa mempertanyakan kembali kepada teman atau dosen tentang jenis revisi yang harus diperbaikinya. (d) Tahap revisi: mahasiswa merevisi karangan berdasarkan saran

teman dan dosen. Mahasiswa menulis makalah akhir.

(e) Tahap publikasi: mahasiswa memperlihatkan makalah jadi kepada teman dan dosen.

4) Memublikasikan makalah

(a) Tahap identifikasi: mahasiswa menyeleksi makalah temannya dalam kelompok.


(37)

mekanik, dan kemampuan penelitiannya. Mahasiswa memilih makalah yang terbaik dalam kelompoknya.

(c) Tahap reproduksi: para mahasiswa mengungkapkan alasan-alasan tentang hasil pilihan dan penilaiannya terhadap makalah terbaik sebagai perbandingan dengan makalah lainnya.

(d) Tahap revisi: mahasiswa saling berdiskusi tentang makalah dengan menanggapi, mengomentari, menyetujui, dan mengkritik serta mempertahankan pendapat temannya tentang penentuan makalah yang terbaik. Mahasiswa mengemukakan alasan-alasan tentang kriteria makalah yang berkualitas.

(e) Tahap publikasi: mahasiswa menyajikan makalah terbaik hasil keputusan bersama temannya dalam kelompok secara bergantian dengan utusan makalah terbaik dari kelompok lainnya. Para mahasiswa memilih kembali makalah terbaik yang disajikan temannya. Selain itu mereka pun menanggapi atau mengajukan pertanyaan terhadap penyaji makalah.

b. Berdasarkan perlakuan dan pengembangan penelitian sebanyak tiga siklus ditemukan bahwa kemampuan menulis makalah pada siklus pertama masih rendah terutama berkaitan dengan aspek isi makalah, organisasi makalah, pilihan kata, kalimat, ejaan, dan mekanik makalah. Dalam hal ini, mahasiswa kurang memahami rumusan dan landasan teori serta struktur makalah. Berdasarkan hasil analisis masih banyak mahasiswa yang kurang mengetahui karakteristik makalah, misalnya menggunakan bahasa ilmiah, objektif,


(38)

cermat, dan menghargai karya orang lain, misalnya cara mengutip tulisan. Selain itu, mereka pun kurang memahami struktur makalah seperti pendahuluan, isi, dan penutup. Bahkan pada aspek mekanik mereka masih melakukan kesalahan terutama dalam penulisan judul, subjudul, penulisan identitas penulis, penomoran, dan letak halaman serta penulisan daftar pustaka. Kemudian, pada aspek isi makalah, para mahasiswa tidak memaparkan fakta-fakta di lapangan dan menyusun landasan teori berdasarkan rujukan. Mereka masih kurang dalam mendapatkan bahan makalah sehingga isi makalah hanya berdasarkan pengetahuan siap atau mengopi seluruh tulisan yang diunduh dari internet.

Selajutnya, siklus kedua kemampuan menulis makalah menuju perkembangan positif sejalan dengan perlakuan model pembelajaran menulis makalah berbasis penelitian terutama pada aspek isi, organisasi, dan mekanik makalah. Para mahasiswa mampu merumuskan masalah dan memecahkannya berdasarkan penelitian pustaka dan lapangan. Pada kesempatan penelitian lapangan, mereka menggunakan beberapa teknik penelitian di antaranya observasi, wawancara dengan berbagai narasumber, angket, pembuatan film, foto sebagai dokumentasi, dan studi intertekstual berdasarkan pustaka dari buku, jurnal, majalah, tabloid, jaringan telemunikasi elektronik yang terkumpul dalam bentuk kliping dan penayangan. Namun demikian, pada aspek pilihan kata, kalimat, dan ejaan masih lemah. Kelemahan-kelemahan tersebut terutama pada penulisan bentukan kata, istilah, kalimat efektif, susunan paragraf, dan penggunaan huruf serta tanda baca.


(39)

Terakhir pada siklus ketiga kemampuan menulis makalah berhasil mengurangi kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus pertama dan kedua. Hal ini terutama pada aspek kebahasaan. Untuk mengatasinya maka mahasiswa mendapatkan bimbingan cara merevisi makalah. Mereka berperan sebagai editor. Hal-hal yang diperbaiki pada aspek kebahasaan terutama pada pengorganisasian paragraf, pengefektifan kalimat, ketepatan bentukan kata, dan penerapan ejaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Suherli (2000), Gipayana (2000) Nurjanah (2002), dan Kurniady (2008). Berdasarkan hasil penilaian, kemampuan menulis makalah mengalami perkembangan pada setiap siklusnya. Siklus pertama rata-rata nilai makalah mencapai 1,95 meningkat pada siklus kedua rata-rata nilai 3,07, dan nilai makalah lebih meningkat lagi pada siklus ketiga yaitu 3,87. Dengan demikian, model pembelajaran menulis makalah berbasis penelitian sangat efektif untuk membangun kemampuan menulis karya ilmiah di perguruan tinggi. Keberhasilan pembelajaran yang efektif dengan model tersebut didukung oleh hasil perhitungan uji t yang menunjukkan perubahan signifikan dengan tingkat kepercayaan 95% sebesar 2,131. Jika thitung > ttabel (2,131> 2.00) maka hipotesis perlakuan diterima artinya setelah mendapat perlakuan, mahasiswa yang mendapat perlakuan model pembelajaran menulis berbasis penelitian menunjukkan peningkatan kemampuan menulis makalah. Oleh karena itu, model pembelajaran yang disusun ini dapat dijadikan salah satu pilihan untuk meningkatkan kemampuan menulis mahasiswa.


(40)

c. Hasil penelitian ini pun menunjukkan bahwa mahasiswa dan dosen memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan model pembelajaran berbasis penelitian dalam pembelajaran menulis makalah. Mahasiswa mengakui bahwa model pembelajaran ini mengarahkan mereka berpikir kritis untuk tidak menerima begitu saja kebenaran informasi yang didapat. Mereka selalu memikirkan dan bertanya terus-menerus serta berusaha mencari bukti untuk menguji kebenaran informasi tersebut. Pengujian tersebut dilakukan dengan mencari informasi pada sumber-sumber yang lain. Oleh karena itu, mereka berupaya memecahkan permasalahan dengan menggunakan berbagai sumber data, baik data literatur maupun data lapangan. Begitu pun dalam melakukan penelitian, mereka merasa bahwa memperoleh informasi dengan teknik observasi, menyebarkan angket, dan berwawancara dengan berbagai narasumber mampu memperkaya informasi dan menjaga objektivitas informasi. Dengan penelitian di lapangan, mereka berpendapat bahwa fakta dan data diperoleh lebih baru dan kontekstual serta memiliki nuansa yang berbeda jika dibandingkan dengan data berdasarkan pustaka. Namun demikian, data pustaka pun memberikan bimbingan dalam pembekalan pengetahuan dan pemecahan masalah. Mahasiswa merasa antusias ketika melakukan penelitian karena setelah meneliti masalah ternyata mereka memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru. Mereka menulis makalah tidak hanya berdasarkan pendapat buku saja melainkan memperoleh informasi dari berbagai sumber. Dampak pendukung lainnya yaitu selain melatih berpikir kritis, mereka memiliki kemampuan berkomunikasi dengan orang


(41)

lain, mempunyai kepekaan rasa sehingga berempati terhadap masalah orang lain, kemampuan bekerja sama, menghargai pendapat orang lain, dan kreatif dalam memecahkan setiap permasalahan. Mereka mampu menghubungkan bahwa pemaparan data literatur akan lebih akurat apabila disertai data lapangan. Bahkan mereka berpendapat bahwa kegiatan penelitian saat ini sejalan dengan zaman keterbukaan sangat diperlukan terutama berkaitan dengan penyelusuran kebutuhan masyarakat. Data lapangan memunculkan berbagai kreativitas terutama dalam menghadapi berbagai pihak di masyarakat. Pada akhirnya, selain memperoleh keterampilan meneliti, mahasiswa pun merasa mampu menjadi editor yang baik ketika mendapat pelatihan cara memperbaiki makalah pada aspek pilihan kata, kalimat efektif, dan ejaan.

5.2 Implikasi Penelitian

Hasil penelitian ini berimplikasi terhadap pembelajaran menulis pada umumnya dan khususnya pada MKU BI. Implikasi penelitian dipaparkan berikut ini.

a. Pembelajaran menulis makalah berbasis penelitian dapat dimanfaatkan sebagai model pembelajaran menulis makalah dalam perkuliahan MKU BI.

Model pembelajaran menulis makalah berbasis penelitian dirumuskan berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan terdahulu. Adapun unsur-unsur yang dipaparkan berikut ini adalah unsur-unsur, kekuatan, dan


(42)

kelemahan model pembelajaran. Unsur-unsur model pembelajaran terdiri atas prinsip-prinsip pembelajaran, tujuan pembelajaran, rencana pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, dan evaluasi.

1) Prinsip-prinsip Pembelajaran

Prinsip pembelajaran adalah proses keterlibatan mahasiswa juga kebermaknaannya bagi diri sendiri maupun kehidupannya. Mereka mengamati, memproses, mengabstraksi, menggeneralisasi, dan mengkontekstualisasi informasi dari lingkungan pembelajaran ke pengetahuan deklaratif, prosedural, dan kondisional; mereka memperoleh pengetahuan tentang kriteria makalah yang baik itu dan menghasilkan makalah seperti itu dalam situasi yang tersedia. Prinsip-prinsip model pembelajaran menulis berbasis penelitian dijelaskan berikut ini.

a) Prinsip belajar mahasiswa aktif

Proses pembelajaran berpusat pada mahasiswa. Aktivitas mahasiswa hampir pada seluruh proses pembelajaran, dari mulai fase pembelajaran, kegiatan lapangan, dan pelaporan. Dalam fase perencanaan aktivitas mahasiswa terlibat saat mengidentifikasi masalah. Dalam fase kegiatan di lapangan, aktivitas mahasiswa mengumpulkan sumber informasi dari tokoh dan anggota masyarakat. Pada fase pelaporan aktivitas mahasiswa terfokus pada pembuatan karya ilmiah. Segala bentuk data dan informasi disusun secara sistematis dan didokumentasikan.


(43)

Pembelajaran menulis berbasis penelitian menuntut mahasiswa aktif dalam berbagai kegiatan belajar. Dalam hal ini dosen harus dapat mengarahkan mahasiswa supaya mereka terlibat dalam proses pembelajaran.

b) Kelompok belajar kooperatif

Proses pembelajaran menulis berbasis penelitian menerapkan prinsip belajar kooperatif, yaitu proses pembelajaran yang melakukan kerja sama antara mahasiswa, perguruan tinggi, orang tua, dan lembaga terkait. Kerja sama antarmahasiswa terlihat pada saat kelas sudah memilih satu masalah sebagai bahan kajian bersama juga dalam silang baca saling merevisi karangan, serta kerja sama dengan narasumber dalam memperoleh data lapangan. Orang tua, pihak perguruan tinggi, dan lembaga terkait harus menjadi fasilitator dan mempermudah proses pembelajaran tersebut.

c) Pembelajaran partisipatorik

Proses pembelajaran menulis berbasis penelitian menganut prinsip partisipatorik.

Melalui model ini mahasiswa belajar sambil diarahkan untuk terlibat secara langsung pada kehidupan nyata agar mereka peka terhadap masalah-masalah yang ada di masyarakat dan berusaha untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut sesuai dengan kemampuannya. Dosen juga harus dapat membangkitkan minat


(44)

mahasiswa untuk belajar aktif dalam proses pembelajaran karena mahasiswa merupakan objek dan subjek pembelajaran.

d) Pembelajaran berbasis proyek

Pembelajaran berbasis proyek adalah strategi ketika dosen harus menyusun rancangan yang kompleks bagi mahasiswa meliputi perencanaan, rancangan, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan. Mahasiswa bekerja mandiri atau dalam kelompok kecil dalam waktu yang lama, untuk mempersiapkan hasil atau presentasi. Rancangan yang didesain dengan baik mencerminkan minat mahasiswa tetapi juga secara jelas memunculkan spesifikasi tujuan pembelajaran. Proyek biasanya terfokus pada interdisipliner dan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memilih dan membuat keputusan.

e) Pembelajaran berbasis kerja

Pembelajaran berbasis kerja mengikuti struktur pengalaman dalam pola sektor umum dan pribadi di luar kelas melalui pengajaran akademik berbasis kelas dan minat kerja. Aktivitas ini meliputi persiapan untuk pengalaman di tempat kerja (termasuk keterampilan tambahan, belajar mengenai masalah seputar pilihan kerja, dan perencanaan untuk pola kerja di dunia nyata), mendesain program tempat kerja, bekerja sama dengan pengusaha/industri/pekerja, dan reflektif terhadap aktivitas yang terjadi. Pembelajaran berbasis kerja dapat berbentuk magang


(45)

misalnya menjadi editor, persiapan teknologi berbasis kerja misalnya percetakan, atau kerja sama pendidikan.

f) Pembelajaran berbasis masalah

Dosen biasanya menggunakan pembelajaran berbasis masalah untuk menunjukkan signifikansi, dunia nyata, masalah kontekstual (digambarkan, contohnya pengalaman pribadi, rumah, karier, kelompok atau masyarakat) atau pertanyaan dengan cara mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengembangkan dan atau mencari muatan pengetahuan dan keterampilan yang penting untuk mendapatkan pemecahan masalah. Masalah kadang meliputi pembelajaran kolaboratif, yang disesuaikan dengan standar materi yang tepat secara akademik. Mungkin saja tidak melakukan presentasi akhir dari hasil investigasi tersebut, difokuskan pada penelitian dan penemuan dan sering berfokus pada interdisipliner. 2) Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran yaitu membina kemampuan keberwacanaan. Hal ini diejawantahkan dalam bentuk kegiatan literasi berupa kemampuan membaca dan menulis. Dengan kegiatan menulis maka kegiatan membaca pun langsung dapat dilihat dari karya tulis tersebut. Demikian pula dengan kemampuan kebahasaan. Pada saat merevisi karangan, maka dapat dibina pula aspek kebahasaannya, misalnya aspek paragraf, kosakata, kalimat, dan ejaan serta mekanik karangan. Selain itu, tujuan


(46)

tersebut disesuaikan pula dengan acuan pembelajaran mata kuliah Pengembangan Kepribadian Bahasa Indonesia di perguruan tinggi.

3) Rencana Pembelajaran

(a) Standar Kompetensi (Tujuan Umum)

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan mampu menggunakan bahasa Indonesia untuk mengungkapkan pikiran, gagasan, dan sikap ilmiah ke dalam berbagai bentuk karya ilmiah yang berkualitas.

(b) Kompetensi Dasar (Tujuan Khusus)

Tujuan khusus yaitu kemampuan-kemmpuan khusus yang harus dicapai oleh mahasiswa. Misalnya Mahasiswa dapat menulis makalah berdasarkan hasil penelitian.

(c) Deskripsi Materi

Materi dapat dikembangkan sesuai dengan kompetansi dasar yang akan dicapai mahasiswa.

(d) Indikator

Bukti kemampuan yang telah ditetapkan kompetensi dasar dan diukur dengan aspek-aspek penilaian yang telah ditentukan.

(e) Prosedur Perkuliahan

Langkah-langkah pelaksanaan perkuliahan dirancang sesuai dengan rencana tahap-tahap pengembangan materi dan kegiatan mahasiswa serta dosen.


(47)

(f) Pendekatan dan Metode Perkuliahan

Pendekatan: Kolaboratif, komunikatif, dan keterampilan proses Metode: Diskusi, latihan, pemecahan masalah, dan penelitian (g) Sumber dan Media Perkuliahan

(1) Makalah, jurnal, dan skripsi (2) Pedoman penulisan karya ilmiah (3) Pedoman analisis karya ilmiah (4) Pedoman EYD

(h) Evaluasi

(1) Prosedur: Portfolio

(2) Aspek-aspek penilaian makalah: isi, organisasi, pilihan kata, kalimat, EYD, dan mekanik.

4) Langkah-langkah Pembelajaran

Untuk kepentingan praktis model tersebut dapat diadaptasi dalam bentuk kerangka operasional sebagai berikut.


(48)

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS MAKALAH BERBASIS PENELITIAN (Isah Cahyani, 2009)

KEGIATAN DOSEN

LANGKAH POKOK

KEGIATAN MAHASISWA 1.Identifikasi Masalah

* Memancing permasalahan * Menentukan masalah * Menyajikan masalah * Analisis contoh * Membimbing kegiatan * Merumuskan masalah

2.Strategi Penelitian dan Mengkaji Data Penelitian

* Mendiskusikan prosedur penelitian * Memahami prosedur * Menentukan instrumen * Menentukan instrumen * Membimbing penelitian * Melakukan penelitian

3. Reproduksi dan

Penarikan Simpulan

* Mendiskusikan hasil penelitian * Mengembangkan makalah * Menyajikan contoh * Menyusun paragraf

* Membimbing kegiatan * Menyimpulkan

4. Revisi Karangan

*Menjelaskan prosedur * Memahami prosedur merevisi karangan merevisi makalah *Mengontrol silang baca * Silang baca & analisis *Membimbing kegiatan * Merevisi dan diskusi

5. Publikasi

* Memberi kesempatan * Mempresentasikan makalah * Membuka diskusi * Mengikuti diskusi

* Mengapresiasi diskusi * Menyimpulkan diskusi * Mengobservasi pameran * Membuka pameran

Bagan 5.1


(49)

5) Evaluasi

Untuk mengukur kemampuan mahasiswa dalam menulis makalah diperlukan alat evaluasi. Evaluasi yang digunakan untuk mengukur kemampuan menulis makalah adalah tes kemampuan menulis makalah secara tertulis.

Indikator kemampuan menulis makalah dinilai dari berbagai aspek karakteristik makalah, organisasi makalah, kebahasaan (pilihan kata, kalimat, dan ejaan), dan kadar keilmiahan makalah

Kemampuan mahasiswa menulis makalah berbasis penelitian dianalisis berdasarkan aspek-aspek karya tulis ilmiah. Aspek-aspek tersebut di antaranya:

a. kemampuan menggunakan ciri-ciri makalah yang meliputi: (1) perumusan masalah, (2) penyajian pengertian tentang judul atau permasalahan, (3) penyajian fakta, (3) pembahasan masalah, (4) penerapan landasan teori yang relevan dengan permasalahan;

b. kemampuan menerapkan struktur makalah yang meliputi: (1) penulisan judul, (2) penulisan peruntukan, (3) penyantuman nama dan identitas penulis, (4) penyantuman nama lembaga, kota, dan tahun penulisan makalah, (5) organisasi makalah: pendahuluan, isi, dan penutup, (6) penggunaan rujukan pustaka, (7) penyajian data berasarkan hasil penelitian, dan (8) penggunaan daftar pustaka;

c. kemampuan menggunakan kebahasaan dalam makalah yang meliputi: (1) penggunaan huruf kapital, ejaan, tanda baca, dan istilah, (2) ketepatan


(50)

penggunaan pilihan kata dan bentukan kata, (3) penggunaan kalimat efektif, (4) penyusunan paragraf yang kohesif dan koheren.

Analisis makalah dilakukan antarpenimbang oleh dua orang dosen model yang sudah berpengalaman menilai makalah. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga tingkat objektivitas pengukuran.

b. Pembelajaran menulis makalah berbasis penelitian dapat memupuk budaya penelitian terutama strategi untuk penelitian kreatif.

Pada era global ini hampir semua kegiatan memerlukan need assessment. Kemampuan penelitian ini akan memperkaya atau meyakinkan para pegiat kerja proyek. Terutama berkaitan dengan studi kelayakan sebuah kegiatan pendidikan atau kegiatan ekonomi, misalnya pengadaan barang.

Lebih jauh lagi, kegiatan penelitian telah merambah ke berbagai bidang kehidupan. Hal ini diperlukan untuk menyajikan opini berdasarkan hasil penelitian. Misalnya pendapat masyarakat tentang bunga yang paling disenangi banyak ibu-ibu. Berdasarkan angket dan wawancara, ternyata bunga yang paling disukai ibu-ibu adalah bunga anggrek.

c. Pembelajaran menulis makalah berbasis penelitian dapat meningkatkan kemampuan membaca kritis.

Kegiatan menulis makalah berkaitan erat dengan kegiatan membaca

karena pengembangan tulisan harus didukung oleh rujukan yang memadai. Dengan membaca, maka akan diperoleh banyak informasi dan pengetahuan


(51)

serta gagasan yang bermanfaat bagi tulisan. Untuk hal tersebut, setiap penulis harus membaca bahan rujukan secara kritis. Hasil membaca kritis dapat berupa rangkuman bahan yang dibaca dan komentar kritis terhadap gagasan dan konsep dalam bacaan terkait disertai kutipan-kutipan yang relevan. Dengan demikian, kegiatan membaca kritis untuk menulis pada dasarnya merupakan kegiatan membaca untuk mendapatkan informasi yang relevan dan diperlukan untuk tulisan yang akan dikembangkan.

d. Pembelajaran menulis makalah berbasis penelitian dapat mengubah paradigma keilmuan.

Model pembelajaran menulis makalah berbasis penelitian berimplikasi pada proses pencarian kebenaran ilmu. Model ini mampu membekali keterampilan proses keilmuan, semangat kreatif, kemandirian atau otonomi dalam belajar, toleransi terhadap ketidaktentuan, hakikat tentatif dan pengetahuan.

5.3 Kekuatan, Kelemahan, dan Peluang dalam Penerapan Model Pembelajaran Menulis Berbasis Penelitian

Setiap model pembelajaran mempunyai kekuatan dan kelemahan

masing-masing. Berdasarkan hasil penelitian ini akan dipaparkan hal tersebut berikut ini.

a. Kekuatan Model Pembelajaran

1) Kekuatan model pembelajaran menulis berbasis penelitian yaitu terbukti dapat meningkatkan kemampuan menulis makalah, para


(52)

mahasiswa mampu meneliti dan menguasai kebahasaan secara mandiri.

2) Selain itu, mereka mampu mencari pengetahuan dari berbagai sumber yang demikian luas, tidak hanya dari dimensi keilmuan di kampus, melainkan pula dari kehidupan masyarakat.

3) Kemudian, selain dapat belajar mandiri, mereka pun merasa dapat mengasah kepekaan sosial untuk hidup saling bekerja sama, tenggang rasa, dan saling menghargai kelebihan dan memaklumi kekurangan.

4) Bahkan, secara sadar mereka merasa terlatih dalam kemampuan meneliti dan menggunakan instrumen penelitian serta menganalisis juga menyimpulkan data lapangan.

5) Pada intinya, model pembelajaran menulis berbasis penelitian merupakan pembelajaran menyeluruh, melibatkan berbagai potensi mahasiswa baik secara individu maupun secara sosial.

6) Kemahiran menulis mahasiswa menjadi terasah dan memupuk keberanian untuk tampil menjadi pembicara dalam seminar kelas. 7) Demikian pula, menurut salah satu sumber yang diwawancarai

mahasiswa mengatakan bahwa para mahasiswa kreatif mencari data dengan pertanyaan-pertanyaan menggali sehingga menambah wawasan.

8) Hal tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran menulis berbasis penelitian merupakan pembelajaran yang membiasakan


(53)

mahasiswa aktif dalam berbagai kegiatan belajar. Selain itu, pembelajaran ini pun melatih mahasiswa peka dengan permasalahan yang ada di sekitar lingkungan mereka.

9) Hal ini membuat pembelajaran menjadi menyenangkan dan dapat mengubah pandangan mahasiswa tentang pembelajaran menulis yang merupakan pelajaran yang menyulitkan.

b. Kelemahan Model Pembelajaran

1) Adapun kelemahan dari pelaksanaan model pembelajaran menulis berbasis penelitian yaitu model pembelajaran menulis berbasis penelitian itu memerlukan waktu, tenaga, pemikiran, dan dana. Namun demikian, dosen seringkali menyiasati pelaksanaan model pembelajaran menulis berbasis penelitian ini agar berjalan dengan efektif dan efisien dengan cara berkolaborasi dengan kelompok atau individu lainnya, instansi, para guru, dan masyarakat sasaran. 2) Kegiatan merevisi makalah yang berulang kali dapat

mengakibatkan mahasiswa jenuh.

3) Hasil revisi teman sejawat terkadang membingungkan.

4) Kegiatan penelitian memerlukan banyak waktu untuk berkoordinasi dengan narasumber.

5) Mahasiswa dan narasumber seringkali berulang kali mencari kesepakatan waktu untuk berwawancara.


(54)

7) Mahasiswa memerlukan banyak waktu untuk mencari data pustaka dan jaringan komunikasi elektronik.

8) Kegiatan bediskusi terkadang dimanfaatkan mahasiswa untuk membicarakan hal-hal lain di luar materi perkuliahan.

c. Peluang Model Pembelajaran

Peluang model pembelajaran menulis berbasis penelitian adalah mahasiswa menyukai pembelajaran yang bervariasi dan melibatkan seluruh kemampuan mereka. Mereka tidak suka apabila dosen mengajar dengan metode yang monoton. Selanjutnya, ditambahkan pula bahwa yang menjadi peluang dari pelaksanaan model pembelajaran menulis berbasis penelitian adalah

1) di UPI tersedia sarana dan prasarana serta sumber belajar, seperti perpustakaan dan internet yang dapat diakses kapan pun dibutuhkan mahasiswa;

2) tingkat kreativitas dan minat baca yang tinggi dari mahasiswa menjadi modal dalam melaksanakan model pembelajaran menulis berbasis penelitian;

3) tema yang dibahas para mahasiswa sangat menarik menyangkut berbagai kehidupan di masyarakat;

4) kemampuan bekerja sama para mahasiswa meningkat tajam karena mereka harus melakukan verifikasi data ke berbagai pihak, seperti


(55)

teman mahasiswa, narasumber guru, pemerintahan, tokoh masyarakat, dan pihak-pihak lainnya;

5) penalaran para mahasiswa semakin kritis karena harus membaca berbagai sumber data penelitian;

6) mahasiswa semakin terampil dalam berbahasa karena ketika melakukan penelitian harus mampu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Namun, ada juga hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan model pembelajaran menulis berbasis penelitian ini, yaitu keterbatasan waktu belajar. Untuk mengatasi hal tersebut, ada tambahan jam perkuliahan di luar kelas.

Secara umum, tanggapan dosen terhadap pelaksanaan model pembelajaran menulis berbasis penelitian yaitu bahwa selama melaksanakan pembelajaran model pembelajaran menulis berbasis penelitian dapat melatih dan mengembangkan berbagai keterampilan mengajar yang selama ini beliau miliki. Dengan adanya model ini, diharapkan pembelajaran dilaksanakan secara profesional. Selain itu, model pembelajaran menulis berbasis penelitian dapat mewujudkan prinsip mengajar menulis itu menyenangkan. Dengan model pembelajaran menulis berbasis penelitian hubungan mahasiswa dan dosen lebih akrab. Lebih jauh lagi, para mahasiswa dapat mengasah daya nalar dan rasa keberpihakan serta menghargai orang lain.


(1)

7)

Mahasiswa memerlukan banyak waktu untuk mencari data pustaka

dan jaringan komunikasi elektronik.

8)

Kegiatan bediskusi terkadang dimanfaatkan mahasiswa untuk

membicarakan hal-hal lain di luar materi perkuliahan.

c.

Peluang Model Pembelajaran

Peluang model pembelajaran menulis berbasis penelitian adalah

mahasiswa menyukai pembelajaran yang bervariasi dan melibatkan

seluruh kemampuan mereka. Mereka tidak suka apabila dosen mengajar

dengan metode yang monoton. Selanjutnya, ditambahkan pula bahwa

yang menjadi peluang dari pelaksanaan model pembelajaran menulis

berbasis penelitian adalah

1)

di UPI tersedia sarana dan prasarana serta sumber belajar, seperti

perpustakaan dan internet yang dapat diakses kapan pun

dibutuhkan mahasiswa;

2)

tingkat kreativitas dan minat baca yang tinggi dari mahasiswa

menjadi modal dalam melaksanakan model pembelajaran menulis

berbasis penelitian;

3)

tema yang dibahas para mahasiswa sangat menarik menyangkut

berbagai kehidupan di masyarakat;

4)

kemampuan bekerja sama para mahasiswa meningkat tajam karena

mereka harus melakukan verifikasi data ke berbagai pihak, seperti


(2)

teman mahasiswa, narasumber guru, pemerintahan, tokoh

masyarakat, dan pihak-pihak lainnya;

5)

penalaran para mahasiswa semakin kritis karena harus membaca

berbagai sumber data penelitian;

6)

mahasiswa semakin terampil dalam berbahasa karena ketika

melakukan penelitian harus mampu menyimak, berbicara,

membaca, dan menulis.

Namun, ada juga hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan

model pembelajaran menulis berbasis penelitian ini, yaitu keterbatasan

waktu belajar. Untuk mengatasi hal tersebut, ada tambahan jam

perkuliahan di luar kelas.

Secara umum, tanggapan dosen terhadap pelaksanaan model

pembelajaran

menulis

berbasis

penelitian

yaitu

bahwa

selama

melaksanakan pembelajaran model pembelajaran menulis berbasis

penelitian dapat melatih dan mengembangkan berbagai keterampilan

mengajar yang selama ini beliau miliki. Dengan adanya model ini,

diharapkan pembelajaran dilaksanakan secara profesional. Selain itu,

model pembelajaran menulis berbasis penelitian dapat mewujudkan

prinsip mengajar menulis itu menyenangkan. Dengan model pembelajaran

menulis berbasis penelitian hubungan mahasiswa dan dosen lebih akrab.

Lebih jauh lagi, para mahasiswa dapat mengasah daya nalar dan rasa

keberpihakan serta menghargai orang lain.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Alamargot, D. 2007. Written Documents in the Workplace. Journal of Writing Research.

London: Elsevier.

Ahmadi, Mukhsin. 1990. Dasar-dasar Komposisi Bahasa Indonesia. Malang : Y3A.

Akhadiah, S.dkk. 1989. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.

Jakarta: Airlangga.

Alwasilah, A. Chaedar. 2000. Perspektif Pendidikan Bahasa Inggris di Indonesia dalam

Konteks Global. Bandung: Andira.

Alwasilah, A. Chaedar dan Alwasilah Suzanna, S. 2005. Pokoknya menulis: Cara Baru

Menulis dengan Metode Kolaborasi. Bandung: Kiblat.

Alwi, Hasan. 1994. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang

Disempurnakan. Jakarta: Depdikbud.

Arikunto, Suharsimi. 1989. Manajemen Penelitian. Jakarta: Depdikbud.

Arsyad, Maidar. 1982. Pengajaran Mengarang. Jakarta: Bharata.

Azies, Furqonul, Chaedar Alwasilah. 1996. Pengajaran Bahasa Komunikatif, Teori

dan Praktek. Bandung: Rosdakarya.

Blumner, Jacob S, 2008. Beyond the Reactive: WAC Programs and the Steps Ahead.

Journal on Writing Across the Curriculum. University of Michigan.

Borg, W.R & Gall, M.D. 1979. Educational Research An Introduction. New York &

London: Longman.

Brotowidjoyo, Mukayat, D. 1985. Penulisan Karangan Ilmiah. Jakarta: Akademika

Presindo.

Brown, H. Douglas. 1994. Teaching by Principles. An Interactive Approach to

Language Pedagogy. New Jersey: Prentice Hall Inc.

Combs, Martha. 1996. Developing Competency Readers and Writers in Primary

Grades. New Jersey: Prentice Hall Inc.

Crimmon, James M. 1983. Writing with a Purpose. Boston: Houghton Mifflin Company.

Darmadi, Kaswan. 1996. Meningkatkan Kemampuan Menulis. Yogyakarta: Andi.


(4)

Dahlan, M.D. 1990. Model-model Mengajar. Bandung: Diponegoro.

David Nunan. 1999. Second Language Teaching and Learning. Boston: Heinle &Heinle

Publisher.

Djuharie, O. Setiawan dan Suherli. 2001. Panduan Membuat Karya Tulis. Bandung:

Yrama Widya.

Edwards dan Calderonello. 1986. Roughdrafts. The Process of Writing. Boston:

Hougton Mifflin Company.

Eneste, Pamusuk. 1983. Proses Kreatif: Mengapa dan Bagaimana Saya

Mengarang. Jakarta: Gramedia.

Fraenkel, J. R. & Wallen, N. E. 1990. How to Design and Evaluate Research in

Education. New York: Mc Graw-Hill Publishing Company.

Freyhofer, Horst. 2008. I Hate History Papers. Journal on Writing Across the Curriculum

Volume 11. University of Michigan.

Furqon. 2001. Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.

Gerard, Philip. 2000. Writing a Book that Makes Difference. Ohio: Story press.

Gipayana, Muhana. 1998. Efektivitas Pembelajaran Menulis dengan Pendekatan

Bertahap dan Penilaian Portofolio terhadap Keterampilan Menulis Siswa

Sekolah Dasar: Studi Eksperimen dalam Pembelajaran Menulis di Kelas C

SDN Percobaan dan SDN Lowokwaru 4 Kotamadya Malang. Tesis Magister

pada PPs IKIP Bandung: tidak diterbitkan.

Gipayana, M. 2002. Pengajaran Literasi dan Penilaian Portofolio dalam Pembelajaran

Menulis. Disertasi Doktor pada PPs UPI: tidak diterbitkan.

Graves, Donald H. 1994. A Fresh Look at Writing. Canada: Irwin Puslishing.

Haines, Dawn Denham, Susan Newcomer dan Jacqueline Raphael. 1997. Writing

Together. How to Transform Your Writing in a Writing Group. Canada: The

Berkley Publishing Group.

Cahyani, Isah. 2005. Pengembangan Model Pembelajaran Menulis Bermuatan

Kecakapan Hidup untuk Meningkatkan Kebermaknaan Pembelajaran Bahasa

Indonesia. Bandung: Laporan Penelitian UPI.

Jacobs, H. L. Dkk. 1981. Testing ESL Composition: A Practical Approach. London:

Newbury House Publishers, Inc.


(5)

Joyce, Bruce, Masrsha Weil, dan Emily Calhoun. 2000. Models of Teaching. Boston:

Allyn and Bacon.

Kellog, Ronald T. 2008. Training Writing Skills: A cognitive Developmental Perspective

Journal of Writing Research. USA: Department of Psychology, Saint Louis

University.

Keraf, Gorys. 1980. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Berbahasa.

Ende Flores: Nusa Indah.

Keraf, Gorys. 1981. Eksposisi dan Deskripsi. Ende Flores:Nusa Indah.

Keraf, Gorys. 1985. Argumentasi dan Narasi. Ende Flores: Nusa Indah.

Killen, Roy. 1998. Effective Teaching Strategies. Lessonsfrom Research and Practice.

Katoomba: Social Science Press.

Marwoto, dkk. 1985. Komposisi Praktis. Yogyakarta: Hanindita.

Matlin, Margaret. 1994. Cognition. Florida: Harcourt Brace Publishers.

Moeliono, A. 1985. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Morais, Elaine. Reading,Thinking, and Writing in An ESL Context. Exploration of the

Mind. Malaysia: The Beacon Press.

Nurgiantoro, Burhan. 1995. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.

Yogyakarta: BPFE – Yogyakarta.

Oshima, Alice and Ann Hogue. 1999. Writing Academic English. New York: Longman.

Pickard, Nancy and Lynn Lott. 2003. Seven Steps on the Writer’s Path. New York: The

Random House Publishing Group.

Rijlaarsdam, Gert. 2008. Observation of Peers in Learning to Write. Journal of Writing

Research. London: Elsevier.

Rusyana, Y. 1986. Keterampilan Menulis. Jakarta:Universitas Terbuka.

Safari. 1997. Pengujian dan Penilaian Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta:

Kertanegara.

Suherli. 2002. Pengembangan Model Literal dalam Meningkatkan Pembelajaran

Menulis. Disertasi. Bandung: PPS UPI.

Sudjana, Nana. 1995. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah. Bandung: Sinar Baru

Algensindo.


(6)

Syafei, I. 1988. Retorika dalam Menulis. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.

Syamsuddin, A. R. 1994. Dari Ide-Bacaan-Simakan Menuju Menulis Efektif. Bandung:

Bumi Siliwangi.

Soedjito. 1991. Keterampilan Menulis Paragraf. Bandung: Rosdakarya.

Soekamto, Toeti. 1994. Teori Belajar dan Model-model Pembelajaran.

Jakarta: Depdikbud.

Syamsuddin A.R. dan Vismaia. 2006. Metode Penelitian Bahasa. Bandung: Rosda.

Ur Penny. 1996. A course in Language Teaching. Melbourne: Cambridge.

Tarigan, Henry Guntur. 1984. Menulis sebagai Keterampilan Berbahasa.

Bandung : Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 1992. Pengajar sebagai Penulis. Mimbar Pendidikan

Bahasa dan Seni No. XVIII Tahun 1992. . Bandung: FPBS.

Tompkins, Gail E. 1994. Teaching Writing: Balancing Process and Product. New York:

Mc Milan College Publishing Company.

Wardani. 2007. Karangan Ilmiah. Jakarta: Universitas Terbuka.

White, Fred.D. 1986. The Writer’s Art, A Practical Rhetoric and Handbook.

California: Wadsworth Publishing Company.

Widyamartaya. 1993. Seni Menuangkan Gagasan. Yogyakarta: Kanisius.

Winataputra, Udin. 1994. Model-model Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MAHASISWA PRODI BAHASA INDONESIA FKIP UHAMKA.

0 3 10

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PROPOSAL PENELITIAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORASI.

0 4 77

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN METODE Peningkatan Kemampuan Menulis Narasi Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Dengan Metode Kooperatif Tipe Stad Siswa Kelas V Sd Negeri Purwodiningratan Surakarta.

0 1 14

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN METODE Peningkatan Kemampuan Menulis Narasi Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Dengan Metode Kooperatif Tipe Stad Siswa Kelas V Sd Negeri Purwodiningratan Surakarta.

0 1 17

PENGEMBANGAN MODEL KONTEKSTUAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASLI BAHASA JERMAN MELALUI LMS BERBASIS MOODLE.

0 4 79

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA INDONESIA DALAMMENULIS KARANGAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN Peningkatan Motivasi Belajar Bahasa Indonesia Dalam Menulis Karangan Melalui Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Siswa Kelas V SD Sri

0 2 12

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah.

7 44 50

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Model Pembelajaran Tipe Cooperative Integrated Reading Composition (CIRC) Pada

0 0 18

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEKNIK VISUAL-AUDITIF-TAKTIL : Penelitian pada siswa Sekolah Dasar di Kabupaten Cianjur.

0 1 46

Bahasa Indonesia MKU

0 1 85