EFEKTIVITAS TEKNIK PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUATAN KEPUTUSAN KARIR : Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 1 Soreang Tahun Ajaran 2013/2014.
1 Soreang Tahun Ajaran 2013/2014)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh
Khilda Nur Azizah 0901704
JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014
(2)
EFEKTIVITAS TEKNIK
PROBLEM
SOLVING
UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN PEMBUATAN
KEPUTUSAN KARIR
Oleh
Khilda Nur Azizah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Khilda Nur Azizah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Maret 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
EFEKTIVITAS TEKNIK PROBLEM SOLVING UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUATAN KEPUTUSAN KARIR (Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri
1 Soreang Tahun Ajaran 2013/2014)
Disetujui dan disahkan oleh Pembimbing
Pembimbing I
Dr. Amin Budiamin, M.Pd NIP. 19580703 198503 1 001
Pembimbing II
Dr. H. Mubiar Agustin, M.Pd NIP. 19790828 200312 2 001
Mengetahui
Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
Dr. Nandang Rusmana, M.Pd NIP. 19600501 1198603 1 004
(4)
Khilda Nur Azizah, 2014
Effektivitas teknik problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Khilda Nur Azizah. (2014). Efektivitas Teknik Problem Solving untuk Meningkatkan Kemampuan Pembuatan Keputusan Karir Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Kuasi Terhadap Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 1 Soreang Tahun Ajaran 2013/2014).
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan pembuatan keputusan peserta didik dalam menentukan karir yang akan dipilihnya setelah lulus SMA. Penelitian ini bertujuan untuk menguji keefektifan teknik problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir peserta didik. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode eksperimen kuasi dengan desain non-equivalent pretest-posttest control group design terhadap siswa kelas XI SMA Negeri 1 Soreang Tahun Ajaran 2013/2014. Penelitian ini menghasilkan: 1) gambaran umum kemampuan pembuatan keputusan karir peserta didik, 2) rancangan teknik problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir dan 3) gambaran keefektifan teknik
problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir
peserta didik. Rekomendasi diberikan kepada: 1) guru pembimbing diharapkan dapat menjadikan teknik problem solving sebagai salah satu upaya dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling; 2) peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengkaji penggunaan teknik problem solving pada tingkat SD, SMP/MTs atau sederajat.
(5)
Khilda Nur Azizah, 2014
Effektivitas teknik problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
Khilda Nur Azizah. (2014). The Effectiveness of Problem Solving Technique in
Improving Students’ Career Decision-Making Ability (Quasi-Experimental Research to Senior High School Students of SMA Negeri 1 Soreang Academic Year 2013/2014)
This research was departed from the low ability of students’ career decision making ability in determining their future education after graduating from Senior High School. This research is aimed at examining the effectiveness of problem
solving technique to improve students’ career decision-making ability. The research methodology that was used was quantitative method in the form of quasi-experimental with the non-equivalent pretest-posttest control group design to XI grade students of senior high school of SMA Negeri 1 Soreang Academic Year 2013/2014. The research results show that: 1) General depiction of students’ career decision-making ability, 2) the planning of problem solving technique to improve their career decision-making ability, and 3) the depiction of the effectiveness of problem solving technique to improve students’ career decision -making ability. The study recommends to: 1) the counseling teachers are expected to give the problem solving technique as one of the guidance and counseling services; 2) the future research is expected to review the use of problem-solving from elementary, junior high school students or equal.
(6)
vi
Khilda Nur Azizah, 2014
Effektivitas teknik problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ABSTRAK
KATA PENGANTAR
……… i
UCAPAN TERIMAKASIH
………... iii
DAFTAR ISI
………... vi
DAFTAR TABEL
………... ix
DAFTAR GRAFIK …………..……….. xi
DAFTAR GAMBAR
………..
xii
DAFTAR LAMPIRAN ……….. xiii
BAB I PENDAHULUAN
………
1
A. Latar Belakang Masalah ………... 1
B. Identifikasi Masalah dan Pertanyaan Penelitian ………
6
C. Tujuan Penelitian
………..
8
D. Manfaat Penelitian
………
(7)
Khilda Nur Azizah, 2014
Effektivitas teknik problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. Struktur Organisasi
………...
8
BAB II KONSEP KEMAMPUAN PEMBUATAN KEPUTUSAN
KARIR DAN TEKNIK PROBLEM
SOLVING……….
9
A. Konsep Kemampuan Pembuatan Keputusan Karir
………...
9
1. Definisi Kemampuan Pembuatan Keputusan Karir ………
9
2. Tahapan dan Karekteristik Perkembangan Karir Remaja ……...
11
3. Teori-teori Pilihan Karir ………. 13
4. Strategi Pembuatan Keputusan Karir
………..
18
a. Tipe Strategi Pembuatan Keputusan Karir
………
18
b. Tahapan Pembuatan Keputusan Karir
………...
21
5. Beberapa Hasil Penelitian Tentang Kemampuan Pembuatan Keputusan Karir
22
B. Konsep Konseling Kognitif Perilaku
………
24
1. Definisi Konseling Kognitif Perilaku
……….
(8)
viii
Khilda Nur Azizah, 2014
Effektivitas teknik problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Tujuan dan Fokus Konseling Kognitif Perilaku ………..
26
3. Teknik-teknik dalam Konseling Kognitif Perilaku ……….
26
4. Prinsip-prinsip Konseling Kognitif Perilaku
………..
27
5. Teknik Problem Solving
……….
30
a. Pengertian Problem Solving ………. 30
b. Tujuan Problem Solving
………...
35
c. Prosedur Pelaksanaan Problem Solving
………
35
d. Prasayarat Konselor yang Menggunakan Problem Solving ..
36
e. Kedudukan Problem Solving dalam Konseling
Kognitif-Perilaku ...
……….
38
C. Kerangka Pemikiran ………. 41
D. Hipotesis
………...
42
BAB III METODE PENELITIAN
………..
43
(9)
Khilda Nur Azizah, 2014
Effektivitas teknik problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
………...
B. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
………...
44
C. Definisi Operasional Variabel ……….. 47
D. Pengembangan Instrumen ……… 49
E. Teknik Pengumpulan Data ………... 57
F. Analisis Data ……… 58
G. Prosedur Penelitian ………... 68 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………. 71 A. Hasil Penelitian ……… 71 B. Rancangan Program Layanan untuk Meningkatkan Kemampuan
Pembuatan Keputusan Karir Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri
1 Soreang Tahun Ajaran 2013/2014
………
76
C. Hasil Penelitian Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol…..
96
D. Gambaran Keefektifan Program Layanan untuk Meningkatkan
Kemampuan Pembuatan Keputusan Karir
………
110
E. Pembahasan Hasil Penelitian
………
115
(10)
x
Khilda Nur Azizah, 2014
Effektivitas teknik problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
………
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
………..
124
A. Kesimpulan ……….. 124
B. Rekomendasi ……… 125
DAFTAR PUSTAKA ………. 127
LAMPIRAN
(11)
Khilda Nur Azizah, 2014
Effektivitas teknik problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel hal.
2.1 Tahapan Perkembangan Karir Manusia
………... 12
3.1 Skema Nonequivalent Control Group Design ……… 44
3.2 Populasi Penelitian ……….. 45
3.3 Sampel Penelitian
……… 46
3.4 Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Pembuatan Keputusan Karir
Peserta Didik SMA (Sebelum Uji Coba)
………. 50
3.5 Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Pembuatan Keputusan Karir
Peserta Didik SMA (Setelah Uji Coba)
……… 52
3.6 Hasil Uji Validitas
………... 55
3.7 Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen
... 56
3.8 Kriteria Keterandalan (Reliabilitas) Instrumen
... 56
3.9 Pola Skor Pilihan Alternatif Respon ………... 58 3.10 Kriteria Skor Aktual Kemampuan Pembuatan Keputusan
(12)
xii
Khilda Nur Azizah, 2014
Effektivitas teknik problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.11 Deskripsi Setiap Kriteria Skor Kemampuan Pembuatan Keputusan Karir ... 60
3.12 Kriteria Indeks Gain
... 66 4.1 Gambaran Umum Kemampuan Pembuatan Keputusan Karir
Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 1 Soreang ………...
72
4.2 Gambaran Umum Kemampuan Pembuatan Keputusan Karir Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 1 Soreang pada Setiap
Aspek ………..
73
4.3 Gambaran Umum Kemampuan Pembuatan Keputusan Karir Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 1 Soreang pada Setiap
Indikator ………..
74
4.4 Skor Pencapaian Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 96 4.5 Perbedaan Skor Pencapaian Kemampuan Pembuatan
Keputusan Karir Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol pada saat Pretest dan Posttest
………...
98
4.6 Gambaran Umum Pencapaian Pretest Kelompok Eksperimen
dan Kelompok Kontrol pada setiap Aspek ……… 100
4.7 Perbedaan Pencapaian Aspek Kemampuan Pembuatan Keputusan Karir pada Kelompok Eksperimen saat Pretest dan
Posttest ………
102
4.8 Perbedaan Pencapaian Aspek Kemampuan Pembuatan Keputusan Karir pada Kelompok Kontrol saat Pretest dan
Posttest ………
(13)
Khilda Nur Azizah, 2014
Effektivitas teknik problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.9 Gambaran Umum Pencapaian Pretest Kemampuan Pembuatan Keputusan Karir Peserta Didik Kelompok Eksperimen pada
Setiap Indikator ………...
104
4.10 Gambaran Umum Pencapaian Pretest Kemampuan Pembuatan Keputusan Karir Peserta Didik Kelompok Kontrol pada Setiap
Indikator ………
105
4.11 Perbedaan Skor Pencapaian Kemampuan Pembuatan Keputusan Karir pada setiap Indikator Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol pada saat Pretest dan Posttest ………...
108
4.12 Hasil Uji Perbedaan Rata-Rata Skor Tes Akhir (Posttest)
……... 112
4.13 Hasil Interpretasi Indeks Gain
………. 112
4.14 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Indeks Gain
………. 113
4.15 Hasil Uji t Setiap Aspek Kemampuan Pembuatan Keputusan Karir Peserta Didik Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
setelah Pelaksanaan Layanan
………...
(14)
xiv
Khilda Nur Azizah, 2014
Effektivitas teknik problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GRAFIK
Grafik hal.
4.1 Gambaran Umum Kemampuan Pembuatan Keputusan Karir Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 1 Soreang ...
72
4.2 Gambaran Umum Kemampuan Pembuatan Keputusan Karir Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 1 Soreang pada Setiap Aspek
73
4.3 Gambaran Umum Kemampuan Pembuatan Keputusan Karir Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 1 Soreang pada Setiap
Indikator ………...
75
4.4 Skor Pencapaian Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ...
97 4.5 Perbedaan Skor Pencapaian Pretest dan Posttest Kelompok
Eksperimen
………...
99
4.6 Perbedaan Skor Pencapaian Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol ...
99 4.7 Gambaran Umum Pencapaian Pretest Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol pada setiap Aspek
...
101
4.8 Perbedaan Pencapaian Aspek Kemampuan Pembuatan Keputusan Karir pada Kelompok Eksperimen saat Pretest dan
Posttest ...
102
4.9 Perbedaan Pencapaian Aspek Kemampuan Pembuatan Keputusan Karir pada Kelompok Kontrol saat Pretest dan
Posttest ………….
103
4.10 Gambaran Umum Pencapaian Pretest Kemampuan Pembuatan Keputusan Karir Peserta Didik Kelompok Eksperimen pada
Setiap Indikator
(15)
Khilda Nur Azizah, 2014
Effektivitas teknik problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
………
4.11 Gambaran Umum Pencapaian Pretest Kemampuan Pembuatan Keputusan Karir Peserta Didik Kelompok Kontrol pada Setiap
Indikator ………
106
4.12 Perbedaan Skor Pencapaian Kemampuan Pembuatan Keputusan Karir pada setiap Indikator Kelompok Eksperimen pada saat
Pretest dan Posttest
………...
109
4.13 Perbedaan Skor Pencapaian Kemampuan Pembuatan Keputusan Karir pada setiap Indikator Kelompok Kontrol pada saat Pretest
dan Posttest
……….
(16)
xvi
Khilda Nur Azizah, 2014
Effektivitas teknik problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar hal.
2.1 Tahapan Pembuatan Keputusan Karir ………. 21 2.2 Kerangka Pemikiran Penelitian tentang Layanan Konseling
Kognitif Perilaku dengan Teknik Problem Solving untuk Meningkatkan Kemampuan Pembuatan Keputusan Karir
Peserta Didik
………...
(17)
Khilda Nur Azizah, 2014
Effektivitas teknik problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen Pengumpul Data
1.1 Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Pembuatan Keputusan Karir Sebelum Uji Kelayakan
1.2 Instrumen Kemampuan Pembuatan Keputusan Karir Sebelum Uji Kelayakan
1.3 Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Pembuatan Keputusan Karir Setelah Uji Kelayakan
1.4 Instrumen Kemampuan Pembuatan Keputusan Karir Setelah Uji Kelayakan
1.5 Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Pembuatan Keputusan Karir Setelah Uji Coba
1.6 Instrumen Kemampuan Pembuatan Keputusan Karir Setelah Uji Coba
Lampiran 2 Hasil Pengolahan Data 2.1 Uji Validitas
2.2 Uji Reliabilitas 2.3 Uji Normalitas 2.4 Uji Homogenitas
Lampiran 3 Program Layanan Konseling Kognitif Perilaku dengan Teknik Problem Solving untuk Meningkatkan
Kemampuan Pembuatan Keputusan Karir Satuan Kegiatan Layanan Konseling Kelompok Lampiran 4 Dokumentasi Penyelenggaraan Kegiatan
4.1 Daftar Hadir Peserta Didik
4.2 Surat Undangan Konseling Kelompok 4.3 Contoh Lembar Kerja Peserta Didik
(18)
xviii
Khilda Nur Azizah, 2014
Effektivitas teknik problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.4 Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan Lampiran 5 Surat-surat Penelitian
5.1 SK Pengangkatan Dosen Pembimbing 5.2 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian 5.3 Keterangan Penimbangan Instrumen
(19)
Khilda Nur Azizah, 2014
Effektivitas teknik problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(20)
Khilda Nur Azizah, 2014
Effektivitas teknik problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan adalah serangkaian proses progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman (Hurlock, 1980: 2). Manusia selalu dinamis dari semenjak pembuahan sampai ajal selalu terjadi perubahan. Dalam rentang kehidupannya, manusia melewati tahap-tahap perkembangan dimana setiap tahap memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasai dan diselesaikan.
Tugas perkembangan merupakan tugas yang harus dilakukan oleh individu pada fase-fase tertentu. Ketika individu berhasil melakukan tugas perkembangan pada fase sebelumnya maka akan menjadi sebuah batu loncatan bagi tugas perkembangan selanjutnya. Namun sebaliknya, jika individu tidak berhasil melakukan tugas perkembangan pada fase sebelumnya, ini akan menjadi sebuah hambatan bagi tugas perkembangan selanjutnya.
Hurlock (1980: 10) mengemukakan tugas perkembangan remaja usia 15-18 tahun sebagai berikut: mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya, mencapai peran sosial sebagai pria dan wanita, menerima keadaan fisiknya, mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab, mencapai kemandirian emosional, mempersiapkan karir, mempersiapkan perkawinan dan keluarga.
Pengambilan keputusan merupakan tugas perkembangan masa remaja yang berhubungan dengan aspek perkembangan karir. Tugas perkembangan karir remaja lainnya dikemukakan oleh Supriatna (2009: 22) yang menyebutkan bahwa tugas perkembangan karir siswa sekolah menengah berada pada tahap eksplorasi. Salah satu diantaranya adalah siswa mengenal keterampilan membuat keputusan karir dan memperoleh informasi yang relevan untuk membuat keputusan karir.
(21)
Khilda Nur Azizah, 2014
Effektivitas teknik problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tiedeman dan O’Hara (Sharf, 1992: 303) mengemukakan bahwa
pembuatan keputusan karir adalah upaya untuk membantu individu menyadari semua faktor yang melekat pada setiap mengambil keputusan karir, sehingga mampu membuat pilihan yang tepat didasari oleh pengetahuan tentang diri dan informasi eksternal yang sesuai.
Sesuai dengan karakteristik perubahan yang terjadi pada masa remaja itu sendiri, remaja dihadapkan kepada berbagai masalah yang menyangkut berbagai aspek perkembangan. Setidaknya ada empat macam masalah yang sering dialami oleh siswa sekolah menengah atas menurut pendapat Gunawan (2012) adalah: keputusan meninggalkan sekolah, persoalan-persoalan belajar, pengambilan keputusan ke perguruan tinggi, problem sosial siswa sekolah menengah atas. Jika permasalahan ini dibiarkan berlalu begitu saja, tentunya akan menjadi penghambat individu dalam menghadapi tugas perkembangan selanjutnya.
Dalam http://dewasamasakini-1993.blogspot.com/2011/11/ disebutkan bahwa permasalahan remaja yang berhubungan dengan karir atau pekerjaan yang sering dihadapi oleh remaja adalah hal-hal yang berkenaan dengan : (1) informasi karir, (2) keterampilan memasuki dunia karir, (3) informasi diri, (4) perencanaan masa depan dan karir, (5) penyesuaian karir.
Menggaris bawahi mengenai permasalahan remaja dalam pengambilan keputusan, peserta didik dalam kehidupannya akan dihadapkan dengan sejumlah alternatif, baik yang berhubungan dengan kehidupan pribadi, sosial, belajar maupun karirnya. Adakalanya peserta didik mengalami kesulitan untuk mengambil keputusan dalam menentukan alternatif mana yang sebaiknya dipilih.
Kesulitan-kesulitan remaja dalam mengambil keputusan akan sering ditemukan dikarenakan masa remaja merupakan masa di mana pengambilan keputusan meningkat. Remaja mengambil keputusan-keputusan tentang masa
(22)
3
Khilda Nur Azizah, 2014
Effektivitas teknik problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
depan, teman-teman mana yang dipilih, apakah harus kuliah, apakah harus bekerja, dan sebagainya. Remaja yang lebih tua lebih kompeten daripada remaja yang lebih muda, sekaligus lebih kompeten daripada anak-anak (Santrock, 2007:13).
Akan tetapi dalam kenyataannya, seorang remaja ketika menentukan pilihan karir seringkali tidak dilakukan sendiri. Seringkali penentuan dan pemilihan karir seorang remaja ditentukan oleh beberapa faktor di antaranya: orangtua, teman-teman, gender dan karakteristik diri sendiri.
Kemampuan membuat keputusan menjadi sebuah kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap individu. Kehidupan dengan segala perubahan dan permasalahannya menuntut kepada keharusan seseorang membuat keputusan secara tepat, cerdas dan bertanggung jawab. Suatu keputusan yang dianggap tepat adalah jika keputusan tersebut didasarkan pada sejumlah pertimbangan yang memperhatikan segala faktor. Hal tersebut senada dengan apa yang dikatakan oleh Santrock (2007: 362) bahwa membuat keputusan adalah sebuah pemikiran dimana individu mengevaluasi berbagai pilihan dan memutuskan pilihan dari sekian banyak pilihan.
Peserta didik usia 15-18 tahun diharapkan sudah mampu membuat keputusan mengenai karir masa depan tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Akan tetapi pada kenyataannya tidak sedikit peserta didik yang mengalami hambatan dalam membuat keputusan karir, dalam hal ini mengenai kelanjutan pendidikan atau pekerjaan yang akan diambilnya setelah lulus dari SMA/SMK/MA. Kebanyakan dari mereka mengalami kebingungan dalam menentukan kelanjutan pendidikan atau pekerjaan karena dipengaruhi oleh berbagai faktor yang muncul dari internal dan lingkungan yang semakin maju dan berkembang pesat. Hal tersebut dikarenakan membuat keputusan karir bukan merupakan hal yang mudah
(23)
Khilda Nur Azizah, 2014
Effektivitas teknik problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bagi peserta didik. Senada dengan apa yang diungkapkan oleh Santrock (2007: 485) bahwa banyak remaja yang berada dalam kebimbangan, ketidakpastian dan stress dalam membuat keputusan.
Pendapat tersebut diyakinkan oleh penelitian Budiamin (2002:260) menyebutkan dalam hasil temuannya bahwa 90% peserta didik tingkat SMA di Kabupaten Bandung menyatakan bingung dalam memilih karir di masa depan. Hasil penelitian tersebut menggambarkan bahwa masih banyak peserta didik tingkat SMA yang mengalami kesulitan dalam membuat keputusan karir.
Hasil penelitian Fathonah (2011) tentang kemampuan pembuatan keputusan karir peserta didik kelas XI SMA Pasundan 8 Bandung Tahun Ajaran 2010/2011 menunjukkan bahwa profil kemampuan pembuatan keputusan karir peserta didik secara umum berada pada kategori sedang/cukup mampu pada setiap aspeknya (34-66%).
Hasil penelitian Rachmaniar (2012) tentang kemampuan pembuatan keputusan karir peserta didik kelas XI SMA Negeri 19 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 menunjukkan bahwa profil kemampuan pembuatan keputusan karir peserta didik secara umum berada pada kategori baik.
Friedman (Gati, 2001:331) pada tahun 1991 melakukan studi terhadap 1843 remaja di Israel tentang jenis keputusan yang dihadapi remaja kelas IX, X, dan XI. Pengambilan keputusan tersebut berkaitan dengan memilih sekolah lanjutan (bagi peserta didik kelas IX), memilih jurusan (peserta didik kelas X), dan menentukan pilihan pekerjaan dalam dunia militer (peserta didik kelas XI). Hasil penelitiannya antara lain menyimpulkan bahwa masalah yang banyak dihadapi peserta didik adalah masalah kependidikan (43% seputar pendidikan dan karir). Masalah pendidikan dan karir yang dihadapi oleh peserta didik adalah
(24)
5
Khilda Nur Azizah, 2014
Effektivitas teknik problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
permasalahan dalam memilih jurusan sebesar 46% dan memilih sekolah menengah sebesar 26%.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian di atas, menggambarkan bahwa masih terdapatnya peserta didik kelas XI yang mengalami kesulitan dalam membuat keputusan karir mengenai kelanjutan pendidikan atau pekerjaan yang dipilihnya selepas SMA/SMK/MA terutama untuk daerah Kabupaten Bandung hasil penelitian yang dilakukan Budiamin pada tahun 2002. Jika kondisi ini terus dibiarkan, maka yang terjadi pada peserta didik adalah pembuatan keputusan karir tanpa alasan yang tepat, dan hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap karirnya di masa depan.
Salah satu bentuk bantuan di sekolah untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik seperti diuraikan di atas adalah melalui layanan bimbingan dan konseling, hal itu dikarenakan bimbingan dan konseling merupakan suatu bagian integral pendidikan yang menyediakan bantuan bagi individu untuk dapat berkembang secara optimal, memahami diri, lingkungan dan dapat merencanakan masa depan.
Dalam hal ini upaya bimbingan dan konseling yang diberikan berupa konseling kelompok yang dapat membantu peserta didik agar mampu membuat keputusan karir yang tepat sebagai bekal untuk merencanakan karirnya di masa depan. Rochman Natawidja (1987) (Rusmana, 2009:29) menyebutkan bahwa Konseling Kelompok diartikan sebagai upaya bantuan kepada individu (beberapa individu) yang dilakukan dalam situasi kelompok, bersifat pencegahan dan penyembuhan serta bertujuan untuk memberikan kemudahan dalam berbagai aspek perkembangan dan pertumbuhannya.
Cognitive-Behavior Therapy (CBT) merupakan pendekatan konseling
(25)
Khilda Nur Azizah, 2014
Effektivitas teknik problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pada keyakinan khusus konseli dan pola perilaku konseli. Proses konseling dengan cara memahami konseli didasarkan pada restrukturisasi kognitif yang menyimpang, keyakinan konseli untuk membawa perubahan emosi dan strategi perilaku ke arah yang lebih baik. Oleh sebab itu CBT merupakan salah satu pendekatan yang lebih integratif dalam konseling (Alford & Beck, 1997).
Karakteristik CBT yang tidak hanya menekankan pada perubahan pemahaman konseli dari sisi kognitif namun memberikan konseling pada perilaku ke arah yang lebih baik dianggap sebagai pendekatan konseling yang tepat untuk diterapkan di Indonesia. CBT memiliki tiga asumsi dasar yaitu: (1) aktivitas kognitif akan berakibat terhadap perilaku, (2) aktivitas kognitif dapat diidentifikasi dan diubah, dan (3) perubahan perilaku yang diinginkan disebabkan oleh perubahan kognitif (Dobson & Dozois, 2010:3). Keunggulan CBT dibandingkan dengan pendekatan lainnya menurut Kim (Caldwell & Cunningham, 2010: 5) adalah CBT secara empiris terbukti efektif dan fleksibel diterapkan di berbagai budaya dan populasi.
Mahoney dan Arnkoff (Dobson & Dozois, 2010: 11) menyatakan CBT dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu: (1) Restrukturisasi Kognitif, (2) Coping
Skills, (3) Problem Solving. Restrukturisasi kognitif berasumsi adanya tekanan
emosional merupakan hasil dari pikiran yang maladaptif sehingga tujuan dari restrukturisasi kognitif adalah untuk menguji dan menantang pola pikir yang maladaptif, dan membuat pola pikir yang lebih maladaptif. Berbeda dengan
coping skills yang berfokus pada pengembangan daftar kemampuan yang didesain
untuk membantu konseli menyelesaikan beberapa situasi yang membuat stres.
Problem solving sendiri merupakan suatu metode yang mengombinasikan antara
restrukturisasi kognitif dan coping skills. Problem solving menekankan pada pengembangan strategi untuk menghadapi berbagai macam masalah pribadi dan
(26)
7
Khilda Nur Azizah, 2014
Effektivitas teknik problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
stres serta menekankan pada kolaborasi aktif antara konseli dan konselor dalam merencakanan program intervensi.
D’Zurilla & Goldfried (Hecker & Thorpe, 2005) mengatakan, problem
solving efektif untuk diaplikasikan dalam berbagai permasalahan konseli karena problem solving mendorong konseli untuk bersikap aktif di dalam permasalahan
kehidupannya sehingga konseli dapat memikirkan permasalahannya, mendefinisikan, memunculkan solusi alternatif, membuat keputusan, dan mempraktikkan solusi yang telah dibuatnya.
Fokus permasalahan karir pada penelitian ini adalah pilihan kelanjutan pendidikan atau pekerjaan. Dengan diketahuinya tingkat kemampuan peserta didik dalam membuat keputusan karir maka hal tersebut dijadikan landasan dalam pengembangan program bimbingan dalam hal ini layanan konseling kelompok yang dapat membantu peserta didik dalam meningkatkan kemampuan membuat keputusan karir.
B. Identifikasi Masalah dan Pertanyaan Penelitian 1. Identifikasi Masalah
Sesungguhnya manusia akan terus menerus menentukan pilihan hidup dari waktu ke waktu sampai akhir kehidupan. Proses inilah yang disebut dengan pengambilan keputusan (Sharf, 1992: 303). Namun yang menjadi permasalahan adalah ada individu yang mampu dalam mengambil keputusan dengan tepat dan ada juga yang tidak mampu dalam mengambil keputusan secara tepat.
Peserta didik usia 15-18 tahun diharapkan sudah mampu membuat keputusan mengenai karir masa depan tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Akan tetapi pada kenyataannya tidak sedikit peserta didik yang mengalami hambatan dalam membuat keputusan karir, dalam hal ini mengenai kelanjutan pendidikan
(27)
Khilda Nur Azizah, 2014
Effektivitas teknik problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
atau pekerjaan yang akan diambilnya setelah lulus dari SMA/SMK/MA. Kebanyakan dari mereka mengalami kebingungan dalam menentukan kelanjutan pendidikan atau pekerjaan karena dipengaruhi oleh berbagai faktor yang muncul dari internal dan lingkungan yang semakin maju dan berkembang pesat. Hal tersebut dikarenakan membuat keputusan karir bukan merupakan hal yang mudah bagi peserta didik. Senada dengan apa yang diungkapkan oleh Santrock (2007: 485) bahwa banyak remaja yang berada dalam kebimbangan, ketidakpastian dan stress dalam membuat keputusan.
Hal tersebut tidak bisa dibiarkan begitu saja karena bisa berdampak terhadap perkembangan dalam bidang belajar, pribadi, sosial dan khusunya karir di masa depannya. Upaya pengentasan masalah-masalah konseli (peserta didik) menjadi salah satu tugas konselor sekolah. Menurut DEPDIKNAS (2008: 219), orientasi layanan bimbingan dan konseling tidak hanya pada perangkat tugas perkembangan (kompetensi/kecakapan hidup, nilai dan moral peserta didik) dan tataran tujuan bimbingan dan konseling (penyadaran, akomodasi, tindakan), tetapi juga berorientasi pada permasalahan yang perlu dientaskan/diselesaikan.
Upaya bantuan yang dilakukan konselor untuk mengintervensi masalah-masalah atau kepedulian pribadi konseli (peserta didik) yang muncul segera dan dirasakan saat itu berkaitan dengan masalah pribadi, sosial, belajar, dan karier adalah layanan responsif. Layanan responsif merupakan layanan bantuan kepada peserta didik yang menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera. Layanan responsif bertujuan membantu peserta didik agar dapat memenuhi kebutuhan dan memecahkan masalah yang dialami peserta didik atau membantu konseli yang mengalami hambatan dan kegagalan dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya. Strategi yang digunakan dalam layanan
(28)
9
Khilda Nur Azizah, 2014
Effektivitas teknik problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
responsif yaitu: konseling individual, konseling krisis, konsultasi dengan orang tua, guru, dan alih tangan kepada ahli lain (DEPDIKNAS, 2008: 209).
2. Pertanyaan Penelitian
Masalah utama yang harus segera dijawab melalui penelitian ini adalah layanan konseling seperti apa yang dapat meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir peserta didik? Masalah pokok tersebut secara rinci dijabarkan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran umum kemampuan pembuatan keputusan karir peserta didik kelas XI SMA Negeri 1 Soreang Tahun Ajaran 2013/2014?
2. Bagaimana rumusan layanan konseling kognitif perilaku dengan teknik
problem solving yang layak menurut para pakar dan praktisi?
3. Bagaimana gambaran efektivitas konseling kognitif perilaku dengan teknik
problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir
peserta didik kelas XI SMA Negeri 1 Soreang Tahun Ajaran 2013/2014?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian memperoleh gambaran empirik mengenai:
1. Gambaran umum kemampuan pembuatan keputusan karir peserta didik kelas XI SMA Negeri 1 Soreang Tahun Ajaran 2013/2014.
2. Rumusan layanan konseling kognitif perilaku dengan teknik problem solving yang layak menurut para pakar dan praktisi.
3. Gambaran efektivitas konseling kognitif perilaku dengan teknik problem
solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir peserta
(29)
Khilda Nur Azizah, 2014
Effektivitas teknik problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan menjadi pedoman bagi konselor menggunakan
problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir
peserta didik.
E. Struktur Organisasi
Pada bab 1 dibahas mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, struktur organisasi skripsi. Pada bab 2 dibahas mengenai kajian teoritis, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Pada bab 3 dibahas mengenai metode penelitian. Pada bab 4 dibahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan. Pada bab 5 dibahas mengenai kesimpulan dan rekomendasi.
(30)
Khilda Nur Azizah, 2014
Effektivitas teknik problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk mengukur kemampuan pembuatan keputusan karir pada siswa SMA. Sugiyono (2011 : 14) mengartikan pendekatan kuantitatif sebagai berikut:
Pendekatan penelitian yang berlandaskan filsafat positivisme yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Profil kemampuan pembuatan keputusan karir yang diperoleh kemudian dianalisis dan dijadikan sebagai landasan dalam penyusunan program intervensi konseling kognitif perilaku dengan teknik problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji keefektifan layanan konseling kognitif perilaku dengan teknik problem solving yang telah disusun untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir peserta didik, sehingga metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Sugiyono (2012: 107) mengartikan metode penelitian eksperimen sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi terkendalikan. Terdapat beberapa bentuk dalam metode penelitian
(31)
Khilda Nur Azizah, 2014
Effektivitas teknik problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
eksperimen, yaitu Pre-Experimental. True Experimental Design, Factorial
Design, dan Quasi Eksperimental (Sugiyono, 2012: 109).
Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experimental (eksperimen semu). Penelitian eksperimen semu memiliki kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk mengetahui adanya perbedaan yang signifikan pada kedua kelompok.
Disain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent
pretest-posttest Control Group Design. Disain ini mempunyai dua kelompok yang tidak
dipilih secara acak, kemudian diberikan pretest dan posttest untuk mengetahui keadaan apakah ada perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pengaruh perlakuan adalah (o2-o1) – (o4-o3) (Sugiyono, 2012: 116).
Skema Nonequivalent Control Group Design digambarkan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 3.1
Skema Nonequivalent Control Group Design
P o1 X o2
P o3 o4
Keterangan :
P : Kelompok eksperimen dan kontrol peserta didik SMA Kelas XI yang dipilih dengan tujuan tertentu
o1 & o3 : Kedua kelompok tersebut diobservasi dengan pre-test untuk mengetahui kemampuan awalnya
o2 : Kelompok eksperimen setelah diberi perlakuan o4 : Kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan
X : Perlakuan
(32)
45
Khilda Nur Azizah, 2014
Effektivitas teknik problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian ini, kelompok eksperimen diberikan perlakuan berupa pelaksanaan program layanan konseling kognitif perilaku dengan teknik problem
solving, sedangkan kelompok kontrol selaku kelompok pembanding tidak
diberikan perlakuan secara khusus melainkan terintegrasi dengan program bimbingan dan konseling yang sudah dicanangkan oleh pihak sekolah.
B. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Soreang yang berlokasi di Jl. Raya Soreang Banjaran Km. 3 Kabupaten Bandung.
2. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI SMA Negeri 1 Soreang Tahun Ajaran 2013/2014. Populasi tersebut dipilih atas dasar pertimbangan sebagai berikut:
a. Sharf (1992: 123) mengemukakan bahwa “peserta didik sekolah menengah
berada pada tahapan eksplorasi karir dalam perkembangan karirnya.”
Salah satu tugas pada tahap eksplorasi karir adalah mengenal keterampilan membuat keputusan karir dan memperoleh informasi yang relevan untuk membuat keputusan karir.
b. Peserta didik SMA kelas XI berada pada situasi pemilihan karir dan harus membuat keputusan mengenai pilihan karirnya.
Adapun jumlah anggota peserta didik kelas XI SMA Negeri 1 Soreang Tahun Ajaran 2013/2014 adalah sebagai berikut.
(33)
Khilda Nur Azizah, 2014
Effektivitas teknik problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.2
Populasi Penelitian
No Kelas Jumlah
1 XI-IPA 1 43
2 XI-IPA 2 42
3 XI-IPA 3 46
4 XI-IPA 4 44
5 XI-IPA 5 43
6 XI-IPS 1 42
7 XI-IPS 2 42
8 XI-IPS 3 42
9 XI-IPS 4 39
10 XI-IPS 5 44
Jumlah Total 427
3. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012: 118). Dalam penelitian ini sampelnya adalah perencanaan kami sebagian peserta didik kelas XI SMA Negeri 1 Soreang Tahun Ajaran 2013/2014.
Pengambilan sampel untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling purposive. Sugiyono
(2012: 124), menjelaskan bahwa “penggunaan teknik sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.”
Dengan menggunakan teknik sampel bertujuan ini, peneliti bisa menentukan sampel berdasarkan tujuan tertentu, tetapi ada syarat-syarat yang harus dipenuhi (Arikunto, 2006:139).
(34)
47
Khilda Nur Azizah, 2014
Effektivitas teknik problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik tertentu, yang merupakan ciri-ciri pokok populasi.
b. Subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subjek yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi.
c. Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat.
Pengambilan sampel pada penelitian menggunakan teknik purposive
sampling ini dilakukan hanya atas dasar pertimbangan penelitiannya saja yang
menganggap unsur-unsur yang dikehendaki telah ada dalam anggota sampel yang diambil. Pertimbangan tersebut adalah tingkat kemampuan pembuatan keputusan karir populasi penelitian yang berada pada tingkatan rendah yang diungkap melalui instrumen kemampuan pembuatan keputusan karir. Jadi dalam penelitian eksperimen kuasi ini pengambilan sampel menggunakan seluruh subjek dalam kelompok belajar (intact group) untuk diberi perlakuan (treatment), bukan menggunakan subjek yang diambil secara acak.
Pengambilan sampel secara purposive bertujuan agar sampel yang diambil
dari populasinya “representative” (mewakili), sehingga dapat diperoleh informasi
yang cukup untuk mengestimasi populasinya. Adapun banyaknya sampel dalam penelitian ini adalah 12 orang peserta didik dengan rincian sebagai berikut.
Tabel 3.3 Sampel Penelitian
No Kelompok Jumlah Peserta Didik
1 Eksperimen 6
2 Kontrol 6
(35)
Khilda Nur Azizah, 2014
Effektivitas teknik problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Definisi Operasional Variabel pada penelitian ini terdapat dua variabel utama, yakni kemampuan pembuatan keputusan karir dan konseling kognitif perilaku dengan teknik problem solving. Adapun uraian definisi operasional variabel adalah sebagai berikut.
1. Kemampuan Pembuatan Keputusan Karir
Pembuatan keputusan karir adalah penetuan pilihan karir. Pilihan karir disini adalah pilihan-pilihan kegiatan yang dapat mendukung atau relevan dengan karir masa depan peserta didik. Dengan demikian, membuat keputusan karir berarti proses penentuan pilihan kegiatan-kegiatan yang mendukung atau relevan dengan karir masa depan peserta didik.
Sharf (1992:157-158) mengungkapkan bahwa kemampuan-kemampuan individu dalam pembuatan keputusan karir didasari oleh pengetahuan, sikap terhadap karir serta keterampilan. (a) pengetahuan yang mendasari kemampuan dalam pembuatan keputusan karir adalah pengetahuan tentang langkah-langkah membuat keputusan karir, kesesuaian suatu karir dengan kemampuan bakat, minat, serta pengetahuan tentang pentingnya pembuatan keputusan secara mandiri, (b) sikap individu terhadap karirnya dapat dianalisa dari dua aktivitas, yang selanjutnya disebut subdimensi sikap terhadap karir, yaitu perencanaan karir dan eksplorasi karir. Indikator sikap tersebut meliputi mempelajari informasi karir, membicarakan karir dengan orang dewasa, mengikuti kursus sesuai dengan karir yang diharapkan, berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan karir yang diharapkan, mengikuti pendidikan atau pelatihan yang mengarah kepada karir
masa depan, (c) keterampilan pembuatan keputusan karir mengacu pada … the ability to use knowledge and thought to make career plan. Mengacu pada
(36)
49
Khilda Nur Azizah, 2014
Effektivitas teknik problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
konsep tersebut keterampilan pembuatan keputusan karir terdiri atas penggunaan pengetahuan dan penggunaan pemikiran dalam membuat keputusan karir.
Sejalan dengan pendapat di atas, Supriatna (2009:55) mengungkapkan bahwa kemampuan pembuatan keputusan didasari oleh tiga hal, yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta didik. (a) pengetahuan ditandai dengan indikator yang meliputi: pemahaman diri, tujuan hidup, lingkungan, nilai-nilai, dan dunia kerja, (b) kesiapan ditunjukkan dengan indikator keyakinan dan keinginan, dan (c) keterampilan membuat keputusan karir merupakan alam tindakan nyata atau in action. Seseorang dikatakan memiliki keterampilan dalam membuat keputusan jika menunjukkan sikap mandiri, luwes, kreatif, dan bertanggung jawab.
Secara operasional, kemampuan pembuatan keputusan karir dalam penelitian ini adalah potensi siswa dalam memahami diri, memahami nilai-nilai yang berkembang dalam kehidupan sehari-hari, memanfaatkan informasi yang ada dan diterima sebagai dasar untuk membuat keputusan karirnya nanti setelah lulus dari SMA. Kemampuan itu dibuktikan dari hasil respon peserta didik kelas XI SMA Negeri 1 Soreang terhadap pernyataan tertulis tentang proses penentuan alternatif pilihan yang meliputi aspek pengetahuan dan sikap sebagai berikut.
a. Aspek pengetahuan ditujukkan dengan indikator : pemahaman diri artinya memahami kelemahan dan kelebihan diri, pemahaman nilai artinya mengidentifikasi berbagai nilai kehidupan yang berkembang dalam kehidupan sehari-hari, pemahaman lingkungan artinya memahami pentingnya kelanjutan pendidikan atau pekerjaan dalam lingkungan keluarga dan masyarakat sekitar rumah.
(37)
Khilda Nur Azizah, 2014
Effektivitas teknik problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Aspek sikap ditujukkan dengan indikator: keyakinan diri artinya memiliki rasa optimis dalam melanjutkan pendidikan atau pekerjaan, keinginan mencari informasi kelanjutan pendidikan atau pekerjaan artinya dorongan untuk memperoleh informasi yang relevan mengenai kelanjutan pendidikan atau pekerjaan, dan keterlibatan dalam pencarian informasi kelanjutan pendidikan atau pekerjaan artinya berusaha dalam mencari informasi tentang kelanjutan pendidikan atau pekerjaan.
Karir yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu kelanjutan pendidikan atau pekerjaan peserta didik setelah lulus dari SMA. Selanjutnya aspek-aspek tersebut dituangkan ke dalam pernyataan instrumen yang berbentuk skala. Jumlah skor total yang diperoleh peserta didik menghasilkan data berupa profil kemampuan pembuatan keputusan karir peserta didik.
2. Konseling Kognitif Perilaku dengan Teknik Problem Solving
Secara operasional, Konseling Kognitif Perilaku dengan Teknik Problem Solving dalam penelitian ini adalah layanan konseling yang direncanakan secara sistematis, terarah, dan terpadu yang disusun sesuai dengan kebutuhan peserta didik kelas XI SMA Negeri 1 Soreang berdasarkan hasil analisis instrumen kemampuan pembuatan keputusan karir yang diberikan pada tahap pre-test.
Cognitive-Behavior Therapy (CBT) merupakan pendekatan konseling
yang didasarkan atas konseptualisasi atau pemahaman pada setiap konseli, yaitu pada keyakinan khusus konseli dan pola perilaku konseli. Proses konseling dengan cara memahami konseli didasarkan pada restrukturisasi kognitif yang menyimpang, keyakinan konseli untuk membawa perubahan
(38)
51
Khilda Nur Azizah, 2014
Effektivitas teknik problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
emosi dan strategi perilaku ke arah yang lebih baik. Oleh sebab itu CBT merupakan salah satu pendekatan yang lebih integratif dalam konseling (Alford & Beck, 1997).
Pendekatan untuk mengaplikasikan konseling kognitif perilaku ini adalah dengan menggunakan metode konseling kelompok dengan Teknik
Problem Solving, karena teknik problem solving suatu pendekatan perilaku
kogntif yang memungkinkan individu mengembangkan pola perilaku untuk menangani berbagai masalah. Tujuannya adalah menemukan alternatif paling efektif untuk menangani situasi permasalaham dan memberikan latihan yang sistematik tentang keterampilan-keterampilan kognitif dan perilaku yang dapat membantu konseli untuk secara mandiri menangani situasi permasalahan dalam dunia yang sesungguhnya.
D. Pengembangan Instrumen 1. Jenis Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat bantu digunakan dalam penelitian kuantitatif dalam mengumpulkan data (Arikunto, 2010: 133). Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket atau kuesioner. Sugiyono (2012: 194) Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa skala Likert yang diaplikasikan dalam instrumen kemampuan pembuatan keputusan karir dengan alternatif jawaban diberi bobot atau disamakan dengan nilai kuantitatif 5, 4, 3, 2, 1 untuk lima pilihan pernyataan positif dan 1, 2, 3, 4, 5 untuk pernyataan negatif (Riduwan, 2009: 87).
Pada instrumen yang dikembangkan dalam penelitian ini, skala likert yang digunakan dimodifikasi oleh peneliti menjadi tiga pilihan pernyataan dengan
(39)
Khilda Nur Azizah, 2014
Effektivitas teknik problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bobot nilai kuantitatif 3, 2, 1 untuk tiga pilihan pernyataan positif dan 1, 2, 3 untuk pernyataan negatif.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup yang sudah disediakan jawabannya, sehingga responden tinggal memilih dengan membubuhkan tanda cheklist (√) pada kolom yang sesuai dengan karakteristik dirinya.
2. Pengembangan Kisi-kisi Instrumen
Kisi-kisi instrumen yang dikembangkan untuk mengungkap kemampuan pembuatan keputusan karir peserta didik. Kisi-kisi instrumen dikembangkan dari definisi operasional yang terdiri dari aspek dan indikator kemampuan pembuatan keputusan karir yang selanjutnya dijadikan pernyataan. Kisi-kisi instrumen kemampuan pembuatan keputusan karir peserta didik sebelum dan setelah
judgment dan uji coba disajikan dalam Tabel 3.4 dan Tabel 3.5 berikut. Tabel 3.4
Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Pembuatan Keputusan Karir Peserta Didik SMA
(Sebelum Uji Coba)
Aspek Indikator Nomor Item
∑
( + ) ( - )
1. Pengetahuan a. Kesadaran Diri
Memahami potensi yang dimiliki, serta kelebihan dan
kekurangan yang ada pada diri
(1,6) (2,3,4, 5) 6 Memahami pentingnya tujuan hidup (7,9,1 0,11)
(8) 5
b. Pertimbang an
Mempertimbangkan pembuatan
(40)
53
Khilda Nur Azizah, 2014
Effektivitas teknik problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Aspek Indikator Nomor Item
∑
( + ) ( - )
Lingkungan keputusan karir yang disesuaikan dengan jenis lingkungan, budaya dan tuntutan dimana peserta didik berada ,16, 17) c. Pengidentif ikasian Nilai Memahami prinsip-prinsip yang berkembang dalam kehidupan sehari-hari (18,19 ,20,21, 22,23) 6 d. Pengetahua n Dunia Kerja dan atau Sekolah Lanjutan Mengetahui berbagai informasi tentang dunia kerja
(25) (24) 3
Mengetahui berbagai informasi tentang Sekolah Lanjutan
(26, 27)
(28) 3
e. Pembuatan Keputusan Karir secara Mandiri
Kesadaran diri untuk membuat keputusan karir secara mandiri
(29,30 ,32,33,
34)
(31) 6
f. Langkah-langkah Pembuatan Keputusan Karir Memahami langkah-langkah dalam pembuatan keputusan karir (36,37 ,38, 39)
(35) 5
2. Sikap a. Keyakinan
Diri Kepercayaan diri dalam membuat keputusan karir secara tepat (40, 42)
(41) 3
b. Keinginan Diri Dorongan untuk mencari informasi yang dibutuhkan mengenai pilihan kelanjutan studi atau
(43,44 ,45,
46)
(41)
Khilda Nur Azizah, 2014
Effektivitas teknik problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Aspek Indikator Nomor Item
∑
( + ) ( - )
pekerjaan yang telah ditetapkan
c. Keterlibata n Diri
Kesadaran untuk melibatkan diri pada aktivitas yang menunjang pilihan kelanjutan studi atau pekerjaan (47,48 ,49,50, 51,52, 53) 7
Jumlah Item 41 12 53
Tabel di atas menunjukkan kisi-kisi instrumen kemampuan pembuatan keputusan karir yang dibuat sebelum uji coba dilakukan. Setelah uji coba, maka hasil kisi-kisi instrumen setelah uji coba adalah sebagai berikut.
Tabel 3.5
Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Pembuatan Keputusan Karir Peserta Didik SMA
(Setelah Uji Coba)
Aspek Indikator Nomor Item
∑
( + ) ( - )
1. Pengetahuan a. Kesadaran Diri
Memahami potensi yang dimiliki, serta kelebihan dan
kekurangan yang ada pada diri
(4) (1,2,3) 4
Memahami pentingnya tujuan hidup
(5,7,8, 9)
(6) 5
b. Pertimbang an Lingkungan Mempertimbangkan pembuatan keputusan karir yang disesuaikan dengan (10,12 ,13)
(42)
55
Khilda Nur Azizah, 2014
Effektivitas teknik problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Aspek Indikator Nomor Item
∑
( + ) ( - )
jenis lingkungan, budaya dan tuntutan dimana peserta didik berada c. Pengidentifi kasian Nilai Memahami prinsip-prinsip yang berkembang dalam kehidupan sehari-hari (14,15 ,16,17, 18,19) 6 d. Pengetahua n Dunia Kerja dan atau Sekolah Lanjutan Mengetahui berbagai informasi tentang dunia kerja
(21) (20) 2
Mengetahui berbagai informasi tentang Sekolah Lanjutan
(22, 23)
(24) 3
e. Pembuatan Keputusan Karir secara Mandiri
Kesadaran diri untuk membuat keputusan karir secara mandiri
(25,26 ,28,29,
30)
(27) 6
f. Langkah-langkah Pembuatan Keputusan Karir Memahami langkah-langkah dalam pembuatan keputusan karir (32,33 ,34, 35)
(31) 5
2. Sikap a.Keyakinan
Diri Kepercayaan diri dalam membuat keputusan karir secara tepat (36, 38)
(37) 3
b.Keinginan Diri Dorongan untuk mencari informasi yang dibutuhkan mengenai pilihan kelanjutan studi atau pekerjaan yang telah ditetapkan
(39,40 ,41,
42)
4
(43)
Khilda Nur Azizah, 2014
Effektivitas teknik problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Aspek Indikator Nomor Item
∑
( + ) ( - )
n Diri melibatkan diri pada aktivitas yang menunjang pilihan kelanjutan studi atau pekerjaan
,45,46, 47,48,
49)
Jumlah Item 44 5 49
3. Uji Kelayakan Instrumen
Instrumen kemampuan pembuatan keputusan karir disusun melalui beberapa tahap uji kelayakan, yaitu penimbangan instrumen oleh pakar dan praktisi, uji keterbacaan, uji validitas, dan uji reliabilitas instrumen.
a. Penimbangan Instrumen oleh Pakar dan Praktisi
Instrumen yang telah dibuat, terlebih dahulu diuji kelayakannya oleh para pakar. Uji kelayakan instrumen bertujuan mengetahui tingkat kelayakan instrumen dari segi bahasa, konstruk, dan isi. Penimbangan Instrumen dilakukan oleh tiga dosen ahli atau dosen dari Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan.
Penimbangan dilakukan untuk mendapatkan angket yang sesuai dengan penelitian dan untuk mengetahui memadai atau tidaknya pernyataan dalam instrumen dengan menilai dari sisi bahasa, konstruk dan isi. Penilaian oleh penimbang instrumen dilakukan dengan memberikan penilaian pada setiap item dengan kualifikasi Memadai (M) dan Tidak Memadai (TM). Item yang diberi nilai M menyatakan item dapat digunakan, dan item yang diberi nilai TM menyatakan dua kemungkinan yaitu item tidak dapat digunakan atau diperlukannya perbaikan pada item.
(44)
57
Khilda Nur Azizah, 2014
Effektivitas teknik problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Uji kelayakan instrumen penelitian ini dilakukan oleh tiga penimbang ahli dari jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, yaitu Prof. Dr. Syamsu Yusuf, LN., M.Pd dan Ary Rahmat Riyadi, M.Pd selaku dosen ahli Psikologi Pendidikan dan Bimbingan; dan Dr. Nurhudaya, M.Pd selaku dosen ahli instrumen. Hasil rekomendasi dari tiga dosen ahli menjadi rujukan dalam penyempurnaan instrumen yang telah dibuat.
Berdasarkan hasil uji kelayakan instrumen, dari total keseluruhan butir pernyataan yang berjumlah 62, setelah divalidasi oleh para ahli maka ada beberapa butir yang harus diubah sisi bahasanya dan ada 9 butir pernyataan yang harus dibuang karena mengulang yang telah ada dan tidak menjelaskan aspek dalam kemampuan pembuatan keputusan karir.
b. Uji Keterbacaan Instrumen
Sebelum instrumen kemampuan keputusan karir diuji coba, instrumen tersebut terlebih dahulu diuji keterbacaannya kepada sampel yang setara yaitu kepada lima orang peserta didik kelas XI SMK Persis 02 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014, untuk mengukur sejauh mana keterbacaan instrumen tersebut. Setelah melakukan uji keterbacaan, untuk pernyataan-pernyataan yang tidak dipahami kemudian diperbaiki sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat dipahami oleh peserta didik.
c. Uji Validitas dan Reliabilitas
Reksoatmodjo (2007: 187) mengemukakan bahwa “suatu pengukuran
yang sempurna dan dapat dipercaya adalah pengukuran yang sangat teliti dan bebas dari kekeliruan, namun hasil pengukuran yang teliti sangat tergantung pada ketelitian instrumen atau alat ukur yang digunakan”.
(45)
Khilda Nur Azizah, 2014
Effektivitas teknik problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan pendapat di atas, maka sebelum instrumen digunakan terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya.
1) Uji Validitas Item
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2010:211). Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2012: 173).
Pengujian validitas data menggunakan bantuan Software SPSS 17.0
for Windows. Berdasarkan pengolahan data, hasil uji validitas
menunjukkan dari 53 butir pernyataan angket kemampuan pembuatan keputusan karir peserta didik SMA 49 butir pernyataan valid dan 4 butir pernyataan tidak valid.
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas
Kesimpulan Nomor Item Jumlah
Valid 2,3,4,6,7,8,9,10,11,13,14,16,17,18,19,20,21,2 2,23,24,25,26,27,28,29,30,31,32,33,34,35,36, 37,38,39,40,41,42,43,44,45,46,47,48,49
49
Tidak Valid 1,5,12,15 4
Jumlah 53
(46)
59
Khilda Nur Azizah, 2014
Effektivitas teknik problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sugiyono (2012: 173), menjelaskan bahwa “instrumen yang
reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk
mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.”
Uji reliabilitas instrumen ini menggunakan rumus dari Cronbach’s Alpha. Perhitungan Cronbach’s Alpha dilakukan dengan menggunakan
bantuan Software SPPS 17.0 for Windows.
Tabel 3.7
Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha
N of Items .748 50
Berdasarkan tabel 3.7 di atas, diperoleh gambaran nilai koefisien reliabilitas dengan menggunakan rumus Alpha adalah sebesar 0,748 yang menunjukkan bahwa instrumen kemampuan pembuatan keputusan karir dalam penelitian ini reliabel dengan tingkat keterandalan tinggi. Tingkat keterandalan tinggi artinya instrumen yang digunakan baik dan dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data kemampuan pembuatan keputusan karir peserta didik kelas XI SMA.
Sebagai kriteria untuk mengetahui tingkat reliabilitas, digunakan klasifikasi sebagai berikut :
Tabel 3.8
Kriteria Keterandalan (Reliabilitas) Instrumen
Kriteria Kategori
(47)
Khilda Nur Azizah, 2014
Effektivitas teknik problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
0.71-0.90 Derajat keterandalan tinggi 0.41-0.71 Derajat keterandalan sedang 0.21-0.41 Derajat keterandalan rendah
< 20 Derajat keterandalan sangat rendah
Rakhmat dan Solehuddin (2006:74)
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang dipilih untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket atau kuesioner. Arikunto (2010: 194), menjelaskan
“angket adalah sejumlah pernyataan atau pernyataan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya.”
Tujuan penyebaran angket adalah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pernyataan (Riduwan: 26). Tujuan penyebaran angket dalam penelitian ini adalah untuk mengungkap profil kemampuan pembuatan keputusan karir peserta didik kelas XI SMA.
Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket tertutup. Riduwan (2002:27) menjelaskan “angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa (angket berstruktur) sehingga responden diminta untuk memilih salah satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan memberikan tanda silang (X) atau checklist (√).”
Dalam mengumpulkan data, angket yang disebarkan kepada responden berbentuk pernyataan-pernyataan mengenai kemampuan pembuatan keputusan karir yang terdiri dari keadaran diri, pengidentifikasian nilai, pertimbangan
(48)
61
Khilda Nur Azizah, 2014
Effektivitas teknik problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lingkungan, pembuatan keputusan karir secara mandiri, pemahaman langkah-langkah pembuatan keputusan karir, keyakinan diri, keinginan diri, dan keterlibatan diri. Angket yang berisi 53 pernyataan (sebelum uji coba) disebarkan untuk mencari tingkat validitas dan reliabilitas. Setelah didapatkan hasil validitas dan reliabilitas, angket yang berisi 49 pernyataan (setelah uji coba) disebarkan dalam tahap penelitian pretest dan posttest.
F. Analisis Data 1. Verifikasi Data
Verifikasi data adalah suatu langkah pemeriksaan terhadap data yang diperoleh dalam rangka pengumpulan data, sehingga verifikasi data bertujuan untuk menyeleksi atau memilih data yang memadai untuk diolah. Dari hasil verifikasi diperoleh data yang diisikan responden menunjukkan kelengkapan dan cara pengisian yang sesuai dengan petunjuk, atau jumlah data sesuai dengan subjek dan keseluruhan data memenuhi persyaratan untuk dapat diolah.
2. Penyekoran Data
Langkah selanjutnya adalah penyekoran data hasil penelitian. Setiap pernyataan disertai dengan alternatif respon yang disusun menggunakan rating
scale. Tiga alternatif respon instrumen kemampuan pembuatan keputusan karir
yaitu, Sesuai (S), Cukup Sesuai (CS), dan Tidak Sesuai (TS).
Tabel 3.9
(49)
Khilda Nur Azizah, 2014
Effektivitas teknik problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Model Summated Ratings (Likert)
Pernyataan
Skor Tiga Opsi Alternatif Respons
S CS TS
Positif (+) 3 2 1
Negatif (-) 1 2 3
3. Pengolahan Data
Data hasil penelitian yang telah diperoleh dari angket yang disebarkan, kemudian diolah dan dianalisis untuk mengetahui gambaran umum kemampuan pembuatan keputusan karir peserta didik, apakah kemampuan pembuatan keputusan karirnya berada pada kategori tinggi, sedang, atau rendah.
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan Microsoft Office
Excel 2013 for Windows. Untuk mengetahui tingkat pencapaian dan menentukan
kedudukan subjek dalam tingkatan kemampuan pembuatan keputusan karir, dilakukan teknik pengolahan data dengan menggunakan rumus skor aktual sebagai berikut.
Rentang = Xmax-Xmin
= 142-80 = 62
Panjang Kelas =
(50)
63
Khilda Nur Azizah, 2014
Effektivitas teknik problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
= 20,66 = 21
(Sudjana, 2005: 47)
Data yang diperoleh akan diolah dan menjadi landasan dalam pembuatan program intervesi konseling kognitif perilaku dengan teknik problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir. Gambaran umum karakteristik sumber data penelitian yaitu pembuatan keputusan karir yang akan dijadikan landasan dalam pembuatan program bimbingan terlebih dahulu dilakukan pengelompokan data menjadi tiga kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah.
Tabel 3.10
Kriteria Skor Aktual Kemampuan Pembuatan Keputusan Karir No Rentang Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
1 122-142 Tinggi 55 12,88
2 101-121 Sedang 326 76,35
3 80-100 Rendah 46 10,77
Untuk lebih jelas, interpretasi dari ketiga kategori tersebut dijabarkan dalam tabel 3.11 sebagai berikut.
Tabel 3.11
Deskripsi Setiap Kriteria Skor Kemampuan Pembuatan Keputusan Karir
No Kriteria Deskripsi
1. Tinggi Artinya peserta didik memahami kelebihan dan kekurangan diri; dapat mengidentifikasi potensi diri yang
(51)
Khilda Nur Azizah, 2014
Effektivitas teknik problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Kriteria Deskripsi
(122-142) meliputi bakat, minat dan cita-cita tanpa bantuan orang lain; dalam bertindak selalu mempertimbangkan nilai-nilai yang berkembang di masyarakat dari segi baik-buruk,
benar-salah dan penting-tidak penting;
mempertimbangkan pilihan kelanjutan karir setelah lulus sesuai dengan keadaan lingkungan di sekitarnya secara mandiri; tidak mudah terpengaruh oleh orang lain dalam menentukan sebuah pilihan; optimis dapat melanjutkan karir apakah itu melanjutkan ke Perguruan Tinggi atau bekerja sesuai dengan keahlian lain di luar kegiatan sekolah atas dasar keinginan pribadi; aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan keahlian lain sebagai penunjang informasi dalam memilih kelanjutan karir; berdiskusi dengan teman sebaya untuk memperkaya informasi mengenai pilihan kelanjutan karir; aktif mencari informasi mengenai dunia perguruan tinggi dan atau dunia kerja dengan cara memanfaatkan media online;
memahami langkah-langkah dalam pembuatan keputusan karir, dan dapat membuat keputusan secara mandiri tanpa terpengaruh orang lain. Dengan kata lain, peserta didik pada kategori ini memiliki kemampuan pembuatan keputusan karir yang tinggi.
2. Sedang (101-121)
Artinya peserta didik dapat menyebutkan cita-cita yang ia inginkan tetapi belum mampu mengidentifikasi kelemahan dan kelebihan yang ada dalam diri; mudah terpengaruh orang lain dalam bertindak dan bersikap di kehidupan sehari-hari; memilih kelanjutan karir setelah lulus SMA yang banyak dipilih oleh teman; mengikuti kegiatan keahlian di luar sekolah karena perintah orangtua; berdiskusi mengenai informasi kelanjutan karir karena adanya ajakan teman; tidak bisa menyebutkan langkah-langkah pembuatan keputusan secara berurutan; dan
(52)
65
Khilda Nur Azizah, 2014
Effektivitas teknik problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Kriteria Deskripsi
membuat sebuah keputusan dengan terburu-buru. Dengan kata lain, peserta didik pada kategori ini memiliki kemampuan pembuatan keputusan karir dalam kategori sedang.
3. Rendah (80-100)
Artinya, peserta didik tidak bisa menyebutkan kelebihan dan kelemahan diri; kebingungan saat menyebutkan cita-cita, bakat dan minat yang dimiliki; memilih karir dengan melanjutkan ke Perguruan Tinggi atau bekerja tanpa mempertimbangkan keadaan keluarga dan masyarakat di sekitarnya; bertindak tanpa memikirkan sisi baik-buruk, benar-salah, dan penting-tidak penting; menyerahkan pilihan kelanjutan karir setelah lulus SMA kepada oangtua; merasa tidak yakin akan kemampuan untuk melanjutkan karir; tidak tertarik mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, hanya mengandalkan informasi dari pihak sekolah mengenai dunia karir setelah lulus SMA; tidak dapat menyebutkan langkah-langkah pembuatan keputusan karir; dan merasa bimbang saat membuat keputusan secara mandiri sehingga harus dibantu oranglain. Dengan kata lain, peserta didik pada kategori ini memiliki kemampuan pembuatan keputusan karir dalam kategori rendah.
4. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data yang diperoleh dari data tes awal (pretest), data tes akhir (posttest), dan data indeks gain dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Data dianalisis untuk menjawab pertanyaan penelitian, baik tentang profil kemampuan pembuatan keputusan karir peserta didik, rumusan program layanan konseling kognitif perilaku dengan teknik problem solving yang layak untuk meningkatkan
(1)
127
Khilda Nur Azizah, 2014
Effektivitas teknik problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Penelitian tentang layanan konseling kognitif perilaku dengan teknik problem
solving ini menggunakan layanan konseling kelompok. Untuk peneliti
selanjutnya bisa meneliti dengan layanan konseling individual.
c. Populasi dan sampel penelitian ini dilakukan di kelas XI, direkomendasikan peneliti selanjutnya melakukan penelitian pada jenjang SD, SMP, MTs, MA, SMK, atau peserta didik SMA kelas X. Sehingga dapat dihasilkan profil kemampuan pembuatan keputusan karir yang lebih luas dan menyeluruh.
(2)
Khilda Nur Azizah, 2014
Effektivitas teknik problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Alford, B. A. & Beck, A. T. (1997). The Integrative Power of Cognitive
Theraphy. New York: Guilford Press.
Anonim. (2011). Dewasa Masa Kini. [online]. Tersedia: http://dewasamasakini-1993.blogspot.com/2011/11/. (20 Desember 2012)
Anieq., et.al. (2004). Teori-teori tentang Pemilihan dan Perkembangan Jabatan. [online]. Tersedia: http/www.scribd.com. [20 September 2013]
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara.
.(2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi revisi
2010. Jakarta: Rineka Cipta.
Beck, A. T. (1964). Thinking and Depression: II. Theory and Therapy. Archives
of General Psychiatry, 10, 561–571.
Beck, J.S. (2011). Cognitive Behavior Theraphy: Basic and Beyond (Second
Edition). New York: The Guilford Press.
Budiamin, A. (2002). Manajemen Layanan Bimbingan Karir pada SMU Negeri di
Kabupaten Bandung. Dalam Jurnal Psikologi Pendidikan dan Bimbingan,
Psikopedagogia Vol. 2 November 2002, 259-266.
Bush, J. W. (2003). Cognitive Behavioral Therapy: The Basics. [Online]. Tersedia:http://cognitivetherapy.com/basics.html [10 Agustus 2013].
(3)
Khilda Nur Azizah, 2014
Effektivitas teknik problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Caldwell, C.D. & Cunningham, T.J. (2010). Internet Addiction and Students:
Implications for School Counselors. [online]. Tersedia:
http;//counselingoutfitters.com/vistas10/article_61.pdf. (15 Agustus 2013)
D’Zurilla, T.J. & Nezu, A.M. (2010). “Problem Solving Theraphy”, dalam
Handbook of Cognitive-Behavioral Therapies. New York: The Guilford
Press.
D’Zurilla, T.J. & Nezu, A.M., &Olivares, A.M. (2004). “Social Problem Solving:
Theory and Asessment”, dalam Social Problem Solving: Theory,
Research, and Training. Washington: American Psychological
Association.
DEPDIKNAS. (2008). Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan
Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Dillard, J. M. (1985). Lifelong Career Planning. Charles E. Merril Publishing Company.
Dobson, K.S. & Dozois, D.J.A. (2010). “Historical and Philosophical Bases of the Cognitive-Behavioral Therapies”, dalam Handbook of Cognitive-Behavioral Therapies. New York: The Guilford Press.
Fathonah. N. (2010). Layanan Bimbingan Karir Untuk Meningkatkan
Kemampuan Pembuatan Keputusan Karir (Penelitian Eksperimen Semu Terhadap Siswa Kelas Xi Sekolah Menengah Atas Pasundan 8 Bandung Tahun Ajaran 2010/2011). Skripsi Sarjana pada PPB FIP UPI.
(4)
Khilda Nur Azizah, 2014
Effektivitas teknik problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Furqon. (2002). Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Gati, I. (2001). High School Students Career. Related Decision Making
Difficulties. Dalam Jurnal of Counseling and Development Vol. 79,
331-341.
Hayadin. (2007). Pengambilan Keputusan untuk Profesi pada Peserta Didik
Jenjang Pendidikan Menegah. [online]. Tersedia:
http://petamasadepanku.blogspot.com/2008/02/artikel-pengambilan-keputusan-pelajar.html. (10 November 2012)
Hurlock, E. (1980). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Manrihu, M. T. (1992). Pengantar Bimbingan dan Konseling Karir. Jakarta: Bumi Aksara
Matson, J. L & Thomas H. O. (1988). Enhancing Children’s Social Skill:
Assessment and Training. New York: Pergamon Press.
McLeod, J. (2006). Pengantar Konseling: Teori dan Studi Kasus. Alih Bahasa oleh A.K. Anwar. Jakarta: Kencana.
Nezu, A.M. (2004). “Problem Solving and Behavior Therapy Revisited”.
Behavior Therapy. 35, 1-33.
Nurihsan, J & Sudianto, A. (2005). Manajemen Bimbingan dan Konseling di SD. Jakarta: Garsindo
(5)
Khilda Nur Azizah, 2014
Effektivitas teknik problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Oemarjoedi, A. K. (2003). Pendekatan Cognitive Behavior dalam Psikoterapi. Jakarta: Kreativ Media.
Rachmaniar, A. (2012). Program Bimbingan Karir untuk Meningkatkan
Kemampuan Pembuatan Keputusan Karir (Penelitian Pra Eksperimen terhadap Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 19 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012). Skripsi Sarjana pada PPB FIP UPI.
Reksoatmodjo, T. N. (2007). Statistika untuk Psikologi dan Pendidikan. Bandung: Refika Aditama.
Riduwan. (2002). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta
. (2009). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta
Rusmana, N. (2009). Bimbingan dan Konseling Kelompok di Sekolah (Metode,
Teknik, dan Aplikasi). Bandung: Rizqi Press
Santrock. (2007). Adolesence. Alih Bahasa Shinto B. Adelar dan Sherly Saragih.
Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga.
Sharf, R. (1992). Applying Career Development Theory to Counseling. California: Brooks/Cole Publishing Company.
Solehudin, M dan Cece, R. (2006). Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar. Bandung: Andiraa.
(6)
Khilda Nur Azizah, 2014
Effektivitas teknik problem solving untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta..
.(2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukardi, D. K. (1987). Bimbingan Karir di Sekolah-sekolah. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Supriatna, M. (2009). Layanan Bimbingan Karir di Sekolah Menengah. Bandung: Departemen Pendidikan Nasional.