LITERASI INFORMASI PUSTAKAWAN.

(1)

Euis Sri Nurhayati, 2014 Literasi Informasi Pustakawan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LITERASI INFORMASI PUSTAKAWAN

(Studi Deskriptif terhadap Pustakawan pada Perpustakaan UPI)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Perpustakaan dan Informasi

Oleh:

Euis Sri Nurhayati 1000117

PROGRAM STUDI PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2014


(2)

Euis Sri Nurhayati, 2014 Literasi Informasi Pustakawan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

EUIS SRI NURHAYATI (1000117)

LITERASI INFORMASI PUSTAKAWAN

(Studi Deskriptif terhadap Pustakawan pada UPI Cental Library) Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

Riche Chyntia Johan, M.Pd NIP 19761115 200112 2 001

Pembimbing II

Dr. Doddy Rusmono, M.LIS NIP 19561222198103 1 005

Mengetahui, Ketua Jurusan

Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Dr. Toto Ruhimat, M.Pd NIP 19591121 198503 1 001

Ketua Program Studi Perpustakaan dan Informasi

Dr. Laksmi Dewi, M.Pd NIP 19770613 200112 2 001


(3)

Euis Sri Nurhayati, 2014 Literasi Informasi Pustakawan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LITERASI INFORMASI PUSTAKAWAN

(Studi Deskriptif terhadap Pustakawan pada Perpustakaan UPI)

Oleh Euis Sri Nurhayati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Perpustakaan dan Informasi pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Euis Sri Nurhayati 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(4)

Euis Sri Nurhayati, 2014 Literasi Informasi Pustakawan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Euis Sri Nurhayati (1000117). Literasi Informasi Pustakawan (Studi Deskriptif terhadap Pustakawan Perpustakaan UPI). Skripsi Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Program Studi Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia (2014).

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana keterampilan literasi informasi pustakawan dalam menunjang kompetensi profesionalnya sebagai pustakawan, khususnya dalam melakukan kegiatan literasi informasi yang terintegrasi kedalam pelayanan perpustakaan. Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan UPI yang berlokasi di Jalan Setiabudhi 229, Bandung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan model studi kasus. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik non-random sampling yakni purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini disebut informan, berjumlah lima orang pustakawan ahli Perpustakaan UPI yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Simpulan yang diperoleh adalah keterampilan literasi informasi sangat menunjang kompetensi profesional pustakawan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan literasi informasi yang dimiliki oleh pustakawan ahli Perpustakaan UPI berdasarkan Swiss Information Literacy Standard tergolong dalam kategori

advanced. Selain itu, Pustakawan ahli Perpustakaan UPI sudah melakukan kegiatan literasi informasi yang terintegrasi ke dalam pelayanan perpustakaan seperti layanan rujukan cepat, layanan penelusuran informasi dan user education. Penguasaan keterampilan literasi informasi merupakan hal yang penting pada era globalisasi, karenanya pelatihan literasi informasi merupakan kegiatan yang harus diikuti oleh setiap pustakawan. Keterampilan literasi informasi juga merupakan bekal pembelajaran seumur hidup. Sehingga, keterampilan literasi informasi merupakan hal yang harus dimiliki oleh setiap masyarakat belajar, terlebih calon guru. Maka, disarankan kepada para pemangku kebijakan UPI untuk dapat mengintegrasikan literasi informasi kedalam kurikulum pembelajarannya.


(5)

Euis Sri Nurhayati, 2014 Literasi Informasi Pustakawan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Euis Sri Nurhayati (1000117). Information Literacy Librarian

(Descriptive Study of the Librarian at the UPI Central Library). Script of Curriculum and Educational Technology Department, Library and Information Studies Program, Faculty of Education, Indonesia University of Education (2014).

This study is a qualitative study that aims to determine how the information literacy skills of librarians in supporting their professional competence as a librarian, especially in information literacy activities which are integrated into the library service. This research was conducted in UPI Central Library located at Jl. Setiabudhi 229, Bandung. This study used a descriptive method with a model of case study. The samples in this study were done by using the non-random sampling, to wit purposive sampling. The sample in this study is called the informant, of five librarians UPI Central Library who meet predetermined criteria. The conclusions obtained are very supportive of the information literacy skills of the professional competence of librarians. The results showed that the information literacy skills are possessed by librarians of UPI Central Library. Information Literacy Standard by Switzerland belongs to the advanced category. In addition, librarian of UPI Central Library has been conducting information literacy integrated into the library service as a quick reference service, information retrieval services and user education. Mastery of information literacy skills haas been proven to be important in the era of globalization, hence the information literacy training is an activity that should be followed by every librarian. Information literacy skills are also a provision of lifelong learning. Information literacy skills are to be owned by each community to learn, especially those prospective to be teachers. Thus, it is suggested to UPI policy makers to integrate information literacy into the curriculum learning.


(6)

Euis Sri Nurhayati, 2014 Literasi Informasi Pustakawan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

ABSTRAK ... xi

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Perumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 9

1. Manfaat Teoritis ... 9

2. Manfaat Praktis ... 10

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 13

A. Konsep dan Definisi Literasi ... 13

B. Konsep dan Definisi Informasi ... 14

C. Konsep dan Definisi Literasi Informasi ... 16

D. Model Literasi Informasi ... 21

1. Model Literasi Informasi The Big6 ... 21

2. Model Literasi Informasi Empowering Eight ... 22

3. Model Literasi Informasi SCONUL ... 23

E. Kompetensi Literasi Informasi ... 24


(7)

Euis Sri Nurhayati, 2014 Literasi Informasi Pustakawan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Definisi Pustakawan ... 28

2. Jenjang Pustakawan ... 29

3. Tugas Pokok Pustakawan ... 31

4. Peranan Pustakawan ... 33

5. Kompetensi Profesional Pustakawan ... 35

G. Penelitian Terdahulu terkait Literasi Informasi ... 38

H. Kesimpulan Hasil Bacaan : Keterampilan Literasi Informasi Pustakawan dalam Menunjang Kompetensi Profesionalnya ... 39

BAB III METODE PENELITIAN ... 45

A. Metode dan Desain Penelitian ... 45

B. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian ... 46

1. Lokasi Penelitian ... 46

2. Subjek Populasi/Sampel Penelitian ... 47

C. Definisi Operasional ... 48

D. Sumber dan Jenis Data Penelitian ... 50

E. Instrumen Penelitian ... 51

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 52

G. Teknik Pengumpulan Data ... 57

H. Teknik Analisis Data ... 59

I. Tahapan-Tahapan penelitian ... 62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 69

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 69

1. Tinjauan Objek dan Subjek Penelitian ... 69

2. Gambaran Karakteristik Informan ... 72

3. Deskripsi Hasil Penelitian ... 73

a. Keterampilan Literasi Informasi ... 74


(8)

Euis Sri Nurhayati, 2014 Literasi Informasi Pustakawan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Mengevaluasi Informasi ... 83

3) Menggunakan Informasi ... 89

b. Kegiatan Literasi Informasi oleh Pustakawan yang Terintegrasi kedalam Proses Pelayanan Perpustakaan ... 94

1) Mempersiapkan Kegiatan Literasi Informasi ... 95

2) Melaksanakan Kegiatan Literasi Informasi ... 96

3) Mengevaluasi Kegiatan Literasi Informasi ... 99

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 101

1. Keterampilan Literasi Informasi ... 107

a. Menentukan kebutuhan Informasi ... 109

b. Mengevaluasi Informasi ... 111

c. Menggunakan Informasi ... 112

2. Kegiatan Literasi Informasi oleh Pustakawan yang Terintegrasi kedalam Proses Pelayanan Perpustakaan ... 115

a. Mempersiapkan Kegiatan Literasi Informasi ... 116

b. Melaksanakan Kegiatan Literasi Informasi ... 117

c. Mengevaluasi Kegiatan Literasi Informasi ... 119

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 122

A. Simpulan ... 122

B. Saran ... 123

DAFTAR PUSTAKA ... xviii

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... xxii


(9)

Euis Sri Nurhayati, 2014 Literasi Informasi Pustakawan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan penjenjangan pustakawan berdasarkan SK MENPAN ... 30

Tabel 3.1 Kisi-kisi pertanyaan penelitian ... 53

Tabel 3.2 Daftar pertanyaan ... 54

Tabel 3.3 Format pedoman wawancara ... 55

Tabel 3.4 Format pedoman observasi ... 56

Tabel 3.5 Format pedoman studi dokumentasi ... 57

Tabel 3.6 Tahapan-tahapan penelitian kualitatif secara umum ... 62

Tabel 3.7 Kriteria dan teknik pemeriksaan keabsahan data ... 66

Tabel 4.1 Daftar Pustakawan Perpustakaan UPI... 71


(10)

Euis Sri Nurhayati, 2014 Literasi Informasi Pustakawan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Konsep Informasi ... 14

Gambar 2.2 Pedoman Kegiatan Literasi Informasi ... 37

Gambar 3.1 Komponen Analisis Data Model Miles dan Huberman ... 59


(11)

Euis Sri Nurhayati, 2014 Literasi Informasi Pustakawan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Memasuki abad ke-21, bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) berkembang dengan pesat. Perkembangan ini berpengaruh besar terhadap berbagai sarana kehidupan, termasuk didalamnya adalah perpustakaan.

“Perkembangan ini tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan melalui proses atau estafet dari generasi ke generasi baik secara evolusi maupun revolusi” (Hermawan dan Zen, 2006:3). Pesatnya perkembangan ini menimbulkan perubahan perilaku dan aktivitas manusia, diantaranya seperti yang dikatakan oleh Wriston (1997) berikut ini.

the information revolution has changed people’s perception of wealth. We originally said that land was wealth. Then we thought it was industrial production. Now, we realize it’s intellectual capital. The market showing us that intellectual capital is far more important than money. This is a major change in the way the world works. The same thing that happened to the industrial revolution is now happening to people in industry as we move the

information age (dalam Hermawan dan Zen, 2006:3).

Terjadinya revolusi informasi mampu mengubah cara pandang manusia mengenai kekayaan. Awalnya manusia berpandangan bahwa memiliki lahan merupakan kekayaan. Beberapa masa kemudian manusia berpandangan bahwa memiliki produksi dalam bidang industri merupakan sebuah kekayaan maka kini kita menyaksikan bahwa intellectual capital merupakan kekayaan yang jauh lebih penting daripada uang sebagaimana yang diperlihatkan oleh pasar. Hal ini mengubah bagaimana cara dunia bekerja. Seperti halnya revolusi industri, kini masyarakat industri sedang bergerak pada era informasi. Pada era ini, informasi merupakan hal yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan masyarakat di dunia. Informasi merupakan sebuah entitas yang berpotensi untuk menjadi kekuatan sekaligus sumber inspirasi bagi banyak masyarakat belajar untuk beradaptasi. Kebergantungan masyarakat terhadap informasi sudah sampai pada titik dimana mereka sudah sangat tergantung kepada informasi.


(12)

Euis Sri Nurhayati, 2014 Literasi Informasi Pustakawan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setiap hari masyarakat ditantang untuk berhadapan dengan informasi yang jumlahnya berlimpah dan melaju dengan begitu cepat, juga dalam berbagai format yang tak terhitung jumlahnya. Berjejalnya informasi yang memenuhi ruang hidup masyarakat sekarang ini menandakan bahwa era informasi (information age)

yakni sebutan lain dari gelombang ketiga (the third wave) yang dikemukakan oleh Toffler (1980) seorang penulis sekaligus futurologasal Amerika Serikat telah tiba di hadapan. Dalam teorinya, Toffler membagi perkembangan peradaban manusia menjadi tiga gelombang, meliputi: gelombang pertama yakni masyarakat agraris (pertanian), gelombang kedua yakni masyarakat industri dan gelombang ketiga yakni masyarakat informasi (Ocha, 2011).

Era informasi ini dicirikan dengan terjadinya peningkatan produksi dan konsumsi informasi secara masif. Salah satu konsekuensi logis dari pesatnya perkembangan informasi tersebut adalah terjadinya fenomena ledakan informasi

(information outburst) yang dikenal juga dengan istilah lain yang senada yaitu

information floods dan information explosion. Ledakan informasi merupakan fenomena pesatnya peningkatan jumlah data atau informasi yang dipublikasikan. Dalam hal ini, publikasi yang dimaksud tidak terbatas pada informasi yang tercetak dalam bentuk fisik saja, tetapi juga informasi yang tidak tercetak atau non-cetak pada perpustakaan maya (virtual library).

The New York Time Company pada tahun 2003 melaporkan bahwa pada tahun

2002 sekitar 5 exabyte informasi telah disimpan dalam bentuk media cetak, film, optik dan magnetik. Pertambahan sebanyak dua kali lipat terjadi dalam tiga tahun terakhir setelahnya. Bahkan, himpunan informasi dalam jumlah tersebut akan terus bertambah dari tahun ke tahun. Sebagai perbandingan, satu exabyte setara dengan satu trilyun gigabyte, satu gigabyte setara dengan seribu megabyte dan satu megabyte setara dengan 700 – 1000 halaman teks pada kertas ukuran A4 (Yusup, 2009:13). Besarnya jumlah berbagai informasi akan menuju kepada berlimpahnya informasi yang ada pada saat ini dan akan menyebabkan terjadinya kelimpahan informasi. Efek kelimpahan informasi akan berupa terus bertumbuhnya jumlah data yang terhimpun sehingga akan menyebabkan


(13)

Euis Sri Nurhayati, 2014 Literasi Informasi Pustakawan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terjadinya masalah pengelolaan informasi. Masalah yang kemudian akan timbul dapat menyulitkan dan bahkan dapat menyebabkan informasi yang berlebihan

(information overload).

Ledakan informasi merupakan sebuah keniscayaan yang dibawa oleh era informasi. Untuk menyikapinya, diperlukan sebuah strategi literasi yang berkenaan dengan information literacy skills atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan keterampilan literasi informasi. Keterampilan literasi informasi ini dimaknai sebagai suatu kemampuan untuk mengenali adanya kebutuhan informasi dan kemampuan untuk menempatkan, mengevaluasi dan menggunakan informasi dengan efektif (Fisher, 2008:63).

Dalam era informasi, perpustakaan memiliki peran yang vital terutama dalam menopang kebutuhan manusia terhadap informasi dan penggunaannya secara tepat. Yusup (2009) mengemukakan bahwa:

perpustakaan merupakan lembaga penyedia informasi yang tidak hanya menunjukkan kepada pengguna informasi dan sumber-sumber informasi yang sesuai, namun berusaha membantu mereka dalam mengatasi atau mengelola identitas mereka sebagai anggota masyarakat penghasil informasi, pengguna dan perantara dan perdagangan informasi. Peran perpustakaan dalam hal ini adalah meningkatkan serta memudahkan peningkatan ke arah melek informasi bagi masyarakat luas.

Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban bagi setiap perpustakaan untuk melakukan kegiatan literasi informasi kepada seluruh pemustakanya. Menurut Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia – Perpustakaan (SKKNI – PRP) yang dikeluarkan melalui Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2012 yang kemudian diterbitkan oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI), makna yang terkandung dalam kegiatan literasi informasi tersebut adalah sebagai berikut:

kegiatan meningkatkan kemampuan pemustaka untuk mengenali kebutuhan informasi termasuk pemahaman tentang bagaimana perpustakaan yang terorganisir, mengenal sumber daya yang tersedia (format informasi dan sarana penelusuran terotomasi) dan pengetahuan terhadap teknik-teknik penelusuran yang biasa digunakan. Kegiatan literasi informasi mencakup pula kegiatan untuk meningkatkan kemampuan pemustaka yang dibutuhkan dalam mengevaluasi secara kritis cakupan (isi) informasi dan menggunakannya


(14)

Euis Sri Nurhayati, 2014 Literasi Informasi Pustakawan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

secara efektif, sesuai etika informasi serta memahami infrastuktur informasi yang mendasari pengiriman informasi mencakup hubungan dan pengaruh sosial, politik dan budaya (PNRI, 2012:11).

Kegiatan literasi informasi ini, dikenal juga dengan berbagai sebutan lain seperti: bimbingan pemustaka dan pendidikan pengguna (user education).

Kegiatan ini mencakup orientasi perpustakaan dan instruksi bibliografi. Tujuan dari kegiatan ini sudah jelas, yaitu agar pemustaka mampu mengenali kebutuhan informasi mereka sehingga dapat menemukan informasi yang mereka butuhkan dengan mudah dan cepat. Selain itu, agar pemustaka dapat menggunakannya secara efektif dan efisien yang berorientasi pada literasi informasi.

Sudarsono (2007:7) memaparkan bahwa di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan negara-negara yang terdapat di Eropa, bimbingan tersebut sudah menjadi bagian dari standard operational procedure (SOP) setiap perpustakaan dalam melayani pemustakanya. Bimbingan tersebut mengenalkan sistem yang dipakai oleh perpustakaan dan bagaimana cara menggunakannya. Dalam pelaksanaannya, selain menggunakan sistem perpustakaan setempat, dikenalkan juga sistem perpustakaan lain yang terhubung dalam suatu sistem kerjasama antar perpustakaan.

Ada berbagai macam jenis perpustakaan yang dapat diklasifikasikan menurut beberapa kriteria, diantaranya adalah menurut pemustakanya. Pemustaka menurut UU No. 43 Tahun 2007 adalah pengguna perpustakaan, yaitu “perseorangan, kelompok orang, masyarakat, atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan”. Salah satu jenis perpustakaan berdasarkan pada sasaran layanannya tersebut adalah perpustakaan perguruan tinggi. Dalam buku pedoman perpustakaan perguruan tinggi disebutkan bahwa perpustakaan perguruan tinggi merupakan “unsur penunjang perguruan tinggi yang bersama-sama dengan unsur penunjang lainnya berperan dalam melaksanakan tercapainya visi misi perguruan tingginya” (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi – Dirjen Dikti, 2005:3).

Bagi perpustakaan perguruan tinggi, bimbingan pemustaka yang berorientasi pada literasi informasi menjadi hal wajib yang harus diikuti oleh setiap mahasiswa baru. Walaupun mereka sudah terbiasa menggunakan perpustakaan ketika masih


(15)

Euis Sri Nurhayati, 2014 Literasi Informasi Pustakawan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menuntut ilmu pada jenjang sekolah ternyata masih banyak mahasiswa baru yang belum memahami sistem perpustakaan perguruan tinggi yang berbeda dengan sistem pepustakaan sekolah (Sudarsono, 2007:1).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 Pasal 14 Ayat 3

menyebutkan bahwa “setiap perpustakaan mengembangkan layanan perpustakaan

sesuai dengan kemajuan TIK”. Hal ini menegaskan bahwa penerapan TIK menjadi hal yang wajib dilakukan di perpustakaan, khususnya perpustakaan perguruan tinggi.

Penerapan TIK di perpustakaan dapat difungsikan antara lain sebagai berikut: (1) Penerapan TIK sebagai sistem informasi manajemen perpustakaan. Bidang pekerjaan yang dapat diintegrasikan dengan sistem informasi manajemen perpustakaan ini diantaranya adalah akuisisi, inventarisasi, katalogisasi, klasifikasi, sirkulasi, keanggotaan perpustakaan dan statistik jumlah pengunjung perpustakaan. (2) Penerapan TIK sebagai sarana untuk menyimpan, mendapatkan dan menyebarluaskan informasi atau ilmu pengetahuan dalam format digital. (Darmawan, 2009:3)

Kondisi tersebut mengakibatkan perpustakaan memiliki informasi yang lebih beragam dan sistem pengelolaan yang semakin canggih, sehingga untuk memanfaatkan perpustakaan menjadi tidak sesederhana sebelumnya. Pemustaka dituntut untuk lebih memahami beragam informasi dan cara tepat dalam menggunakan sistem informasi suatu perpustakaan. Oleh karena itu, bimbingan pemustaka ini mutlak dilakukan (Sudarsono, 2007:1).

Perpustakaan UPI merupakan perpustakaan perguruan tinggi yang dimiliki oleh Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), yaitu salah satu universitas negeri di Indonesia yang telah mendeklarasikan diri untuk menjadi world class university

dalam “disiplin ilmu pendidikan dan pendidikan disiplin ilmu” melalui visi “a leading and outstanding university” dan norma dasar kehidupan “edukatif, ilmiah dan relijius” (Pedoman Akademik UPI, 2010). Perpustakaan UPI merupakan entitas layanan pendukung kegiatan akademik dan menjadi bagian tak terpisahkan dalam mencapai tujuan tersebut. Visi Perpustakaan UPI adalah menjadikan perpustakaan sebagai pusat keunggulan (Center of Excellence) dalam penghimpunan, penyebaran, pelestarian koleksi pustaka dan informasi yang secara


(16)

Euis Sri Nurhayati, 2014 Literasi Informasi Pustakawan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

signifikan mendukung kebutuhan sivitas akademika oleh sumber daya manusia yang berkualitas, berdedikasi dan memiliki kemampuan kompetitif sebagai penyedia informasi di era globalisasi. Perpustakaan UPI telah menerapkan TIK dalam berbagai kegiatannya. Banyak kegiatan dan layanan perpustakaan di Perpustakaan UPI yang telah terotomasi sehingga pemustaka dituntut untuk dapat mengoperasikannya secara mandiri. Keunggulan lainnya dari Perpustakaan UPI adalah penerapan layanan prima perpustakaan (services excellence) dengan motto

“answer at its best to any quests” menjadi tujuan bertajuk benchmarking bagi perpustakaan sejenis maupun perpustakaan lainnya dan merupkan laboratorium bagi program studi perpustakaan dan informasi maupun peneliti pada umumnya (Pedoman Mutu Perpustakaan UPI, 2013).

Perpustakaan UPI memiliki program kegiatan literasi informasi yang diperuntukkan bagi pemustakanya, khususnya mahasiswa baru yang merupakan pemustaka potensial dalam menggunakan perpustakaan. Namun, pada kenyataannya program ini tidak berjalan dengan optimal. Tidak semua mahasiswa mendapatkan kegiatan tersebut. Padahal, pemustaka Perpustakaan UPI adalah seluruh masyarakat kampus yang notabene mahasiswa atau sivitas akademika yang memiliki tingkat kebutuhan informasi tinggi dengan kecenderungan penggunaannya positif sesuai dengan tugas dan fungsi akademik perguruan tinggi (Muhartoyo dan Tambunan, 1992:5-6).

Pemustaka aktual Perpustakaan UPI adalah mahasiswa UPI yang merupakan calon pendidik (Guru) dan tenaga kependidikan. Mereka merupakan komponen esensial dalam sistem pendidikan. Mereka memiliki tugas, tanggung jawab dan peran strategis dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut, UPI berkomitmen untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas sebagaimana tercermin dalam tujuan pendidikan UPI. Tujuan pendidikan UPI terjawantahkan dalam paparan sebagai berikut:

Tujuan umum pendidikan UPI bermuara pada upaya pengembangan manusia yang yang beriman, bertaqwa, bermoral, berakhlak mulia, berilmu,


(17)

Euis Sri Nurhayati, 2014 Literasi Informasi Pustakawan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

profesional, relijius dan memiliki integritas serta cinta terhadap bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan salah satu tujuan khususnya adalah membina dan mengembangkan mahasiswa untuk menjadi ilmuwan, tenaga pendidik, tenaga kependidikan dan tenaga profesional lain yang beriman, bertakwa, profesional, berkompetensi tinggi dan berwawasan kebangsaan (Pedoman Akademik UPI, 2010).

Oleh karena itu, keterampilan literasi informasi sangat penting untuk dapat dimiliki oleh setiap mahasiswa UPI untuk menunjang kompetensi profesionalnya di masa depan. Terlebih mereka harus melakukan transformasi informasi kepada para peserta didiknya kelak, sehingga keterampilan literasi informasi seyogianya dapat dikuasai secara mutlak.

Kondisi ini menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi pustakawan Perpustakaan UPI. Pustakawan dituntut untuk dapat bekerja secara profesional. Pustakawan harus selangkah lebih maju dari pemustakanya, terutama dalam mengikuti perkembangan informasi karena pustakawan memiliki berbagai sarana yang selalu memberikan informasi mutakhir (Hermansyah, 2006:6).

UU No. 43 Tahun 2007 menyebutkan bahwa:

Pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan.

Terkait dengan kompetensi tersebut, dalam SKKNI – PRP (2012) disebutkan bahwa kompetensi Pustakawan terbagi ke dalam tiga kelompok kompetensi, yaitu kompetensi dasar atau umum, kompetensi inti dan kompetensi khusus. Setiap kelompok kompetensi terdiri atas unit-unit kompetensi yang dituangkan ke dalam beberapa kriteria unjuk kerja. Kemampuan untuk mengadakan kegiatan literasi informasi menjadi kriteria unjuk kerja dari kompetensi inti seorang pustakawan (PNRI, 2012). Hal ini mengindikasikan bahwa pustakawan harus memiliki keterampilan literasi informasi yang baik sebelum melayankan informasi tersebut kepada berbagai kalangan pemanfaat informasi dan sebelum mengadakan kegiatan literasi informasi itu sendiri.


(18)

Euis Sri Nurhayati, 2014 Literasi Informasi Pustakawan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Literasi informasi menjadi suatu keterampilan pustakawan yang penting di era global saat ini, sehingga literasi informasi bagi pustakawan tidak hanya ditandai oleh melek huruf maupun sekedar bisa membaca saja. Aplikasinya ternyata lebih dari itu, sehingga sudah seharusnya penguasaan literasi informasi dan perangkat elektronik menjadi bagian yang tak terpisahkan bagi seorang pustakawan (Fatmawati, 2011).

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan pada tahun 1987 sebagaimana yang ditulis Sudarsono (2007) mengenai keterampilan informasi

(information skills) bagi masyarakat informasi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa selain keterampilan menemukan informasi di perpustakaan, seseorang yang dapat mencari informasi yang dibutuhkannya dengan tepat (information literate)

juga memerlukan keterampilan dalam memanfaatkan komputer.

Sebagai seseorang yang memiliki tugas dan tanggung jawab untuk mengelola perpustakaan, tanpa mengesampingkan hal lainnya, pustakawan merupakan ujung tombak (frontliner) bagi keberhasilan merealisasikan peran dan fungsi perpustakaan di masyarakat luas, khususnya dalam rangka meningkatkan literasi informasi masyarakat. Pustakawan harus menjadi manajer ilmu pengetahuan, karena rutinitas tugasnya mengelola berbagai sumber informasi dan melayankannya kepada masyarakat luas melalui berbagai macam layanan yang disediakan oleh perpustakaan, sehingga pustakawan membutuhkan keterampilan literasi informasi untuk dapat menjalankan tugasnya.

Tidak optimalnya program kegiatan literasi informasi bagi pemustaka yang diadakan oleh institusi Perpustakaan UPI dan belum adanya kegiatan tersebut yang dilakukan serempak di awal ketika penerimaan mahasiswa baru serta adanya tanggung jawab dan tugas yang harus dijalankan secara profesional oleh pustakawan, menuntut pustakawan Perpustakaan UPI untuk dapat mengintegrasikan kegiatan literasi informasi ke dalam menjalankan tugas kesehariannya yaitu dalam melakukan pelayanan perpustakaan.


(19)

Euis Sri Nurhayati, 2014 Literasi Informasi Pustakawan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan mengangkat judul “Literasi Informasi Pustakawan (Studi Deskriptif terhadap Pustakawan pada Perpustakaan UPI).”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, secara umum permasalahan yang ingin dijawab melalui penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimanakah keterampilan literasi informasi pustakawan Perpustakaan UPIdalam menunjang kompetensi profesionalnya?”.

Untuk mempermudah pembahasan, maka peneliti memfokuskan penelitian melalui pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah keterampilan literasi informasi yang dimiliki oleh pustakawan Perpustakaan UPI?

2. Bagaimanakah pustakawan Perpustakaan UPI melakukan kegiatan literasi informasi yang terintegrasi kedalam proses pelayanan perpustakaan?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana keterampilan literasi informasi pustakawan Perpustakaan UPIdalam menunjang kompetensi profesionalnya.

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi mengenai:

1. Keterampilan literasi informasi pustakawan Perpustakaan UPI.

2. Kegiatan literasi informasi yang dilakukan oleh pustakawan Perpustakaan UPIyang terintegrasi pada proses pelayanan perpustakaan.

D. Manfaat Penelitian

Peneliti berharap hasil dan simpulan dari penelitian ini akan memberikan manfaat kepada semua pihak yang memiliki perhatian terhadap perkembangan ilmu perpustakaan dan informasi serta praktik layanan perpustakaan di Indonesia,


(20)

Euis Sri Nurhayati, 2014 Literasi Informasi Pustakawan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

khususnya dalam hal kegiatan literasi informasi. Berdasarkan permasalahan tersebut, beberapa manfaat bisa diperoleh oleh penulis sendiri maupun subjek penelitian. Beberapa manfaat yang dimaksud penulis adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Dari segi teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan maupun wawasan ilmiah kepada penulis dan juga pembaca mengenai keterampilan literasi informasi pustakawan, kegiatan literasi informasi di perpustakaan serta dapat memberikan inspirasi bagi para akademisi dalam melakukan kajian dan pengembangan teori Ilmu Perpustakaan dan Informasi, khususnya dalam pengembangan literasi informasi di Indonesia.

2. Manfaat Praktis

Dari segi praktis, penelitian ini memberikan gambaran nilai manfaat kepada peneliti, subjek penelitian dan pihak-pihak lain. Di antara manfaat tersebut adalah sebagai berikut:

a. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu pemerluas wawasan dan pengetahuan yang penting dalam disiplin keilmuan yang selama ini telah didapat peneliti selama menimba ilmu di bangku kuliah. Juga sebagai bahan kajian untuk jenjang pendidikan selanjutnya.

b. Bagi Program Studi Perpustakaan dan Informasi

Program studi Perpustakaan dan Informasi memiliki kajian keilmuan yang begitu banyak dan sangat bermanfaat bagi perbaikan maupun kemajuan bidang kepustakawanan di negeri ini. Penelitian ini dapat dijadikan salah satu pertimbangan dan bahan acuan untuk diadakannya kajian ataupun studi lebih mendalam mengenai literasi informasi sehingga dapat mengoptimalkan kompetensi lulusan Program Studi Pepustakaan dan Informasi.

c. Bagi Lembaga Perpustakaan

Sebagai sumber informasi, perpustakaan memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan literasi informasi masyarakat. Oleh karena itu,


(21)

Euis Sri Nurhayati, 2014 Literasi Informasi Pustakawan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk mengoptimalkan peran perpustakaan di masyarakat, perpustakaan harus mempunyai program-program yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, salah satunya adalah melakukan program pembekalan literasi informasi bagi masyarakat untuk menjawab tantangan zaman sekaligus sebagai bekal pembelajaran seumur hidup.

d. Bagi Perpustakaan UPI

Bagi Perpustakaan UPI, penelitian ini dapat memberikan sejumlah informasi mengenai keterampilan literasi informasi yang dimiliki oleh pustakawan dan bagaimana mereka melakukan kegiatan literasi informasi yang terintegrasi dalam melakukan pelayanan perpustakaan.

Selain itu, Perpustakaan UPI memperoleh informasi guna mengevaluasi ataupun mengembangkan program literasi informasi di lingkungan Perpustakaan UPI.

e. Bagi Mahasiswa Program Studi Perpustakaan dan Informasi

Sebagai calon manajer informasi, idealnya mahasiswa Program Studi Perpustakaan dan Informasi harus mampu mengelola informasi dan memiliki literasi informasi yang baik. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi baru mengenai pentingnya literasi informasi bagi pengelola informasi. Hasil penelitian ini dapat memberikan suatu kajian baru yang dapat menambah pengetahuan sekaligus pengalaman tentang perpustakaan, informasi dan kepustakawanan.

f. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan kajian yang menarik untuk ditelaah secara lebih mendalam, untuk diperbaharui dan dikembangkan oleh peneliti selanjutnya yang memiliki ketertarikan pada bidang yang sama dan dapat menambah referensi dalam menyelesaikan penelitian yang dilakukan.


(22)

Euis Sri Nurhayati, 2014 Literasi Informasi Pustakawan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mengacu pada Pedoman Penulisan Karya Ilmiah yang dikeluarkan oleh Universitas Pendidikan Indonesia (2013), struktur penulisan pada skripsi ini terdiri dari lima Bab, yaitu Bab I, Bab II, Bab III, Bab IV dan Bab V.

Berikut ini adalah penjabaran isi organisasi skripsi dari masing-masing bab sebagaimana disebutkan di atas:

Bab I Pendahuluan berisi: Latar belakang penelitian dimaksudkan untuk menjelaskan alasan mengapa masalah tersebut diteliti, pentingnya masalah tersebut diteliti dan pendekatan untuk mengatasi permasalah tersebut baik dari sisi teoritis maupun praktis. Identifikasi dan perumusan masalah berisi rumusan dan analisis masalah. Tujuan penelitian menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai dilakukan. Manfaat atau signifikansi penelitian memaparkan manfaat penelitian yang dilihat dari berbagai aspek. Struktur organisasi skripsi berisi tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian dalam skripsi.

Bab II Kajian Pustaka berisi konsep/teori/dalil/hukum/model utama dan turunannya mengenai bidang yang dikaji, penelitian terdahulu yang relevan dengan bidang yang diteliti dan posisi teoritik peneliti yang berkenaan dengan masalah yang diteliti.

Bab III Metode Penelitian berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian, termasuk komponen-komponen yang meliputi: Metode Penelitian, Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian, Definisi Operasional, Instrumen Penelitian, Proses Pengembangan Instrumen, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data dan Tahapan-Tahapan Penelitian.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan terdiri dari dua hal utama, yakni: 1) pengolahan dan analisis data untuk menghasilkan temuan yang berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian dan; 2) pembahasasan atau analisis temuan.

Terakhir, Bab V yang terdiri dari Simpulan dan Saran menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap terhadap hasil temuan penelitian.


(23)

Euis Sri Nurhayati, 2014 Literasi Informasi Pustakawan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan “cara ilmiah untuk mendapatkan data yang sesuai dengan tujuan penelitian” (Sugiyono, 2011: 3). Oleh karena itu, pertanyaan penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian dan data yang dibutuhkan dalam penelitian menjadi bahan pertimbangan utama bagi peneliti dalam menentukan metode penelitian.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Zuriah (2006:47) memaparkan bahwa penelitian deskriptif

merupakan “penelitian yang diarahkan untuk menjawab gejala-gejala, fakta-fakta atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat mengenai sifat-sifat populasi tertentu”. Metode deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk menjelaskan bagaimana keterampilan literasi informasi pustakawan di Perpustakaan UPIdalam menunjang kompetensi profesionalnya.

Penelitian ini didesain dengan menggunakan model case study atau studi kasus. Studi kasus dipilih karena dapat digunakan untuk meneliti setiap aspek dari suatu topik secara mendalam (Nasution, 2003:28). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan – Depdikbud (1983) dalam Zuriah (2006:48) mendefinisikan studi

kasus sebagai “penelitian yang bertujuan untuk mempelajari secara intensif mengenai unit sosial tertentu, yang meliputi individu, kelompok, lembaga dan

masyarakat”. Pada penelitian ini, studi kasus digunakan untuk mengetahui

bagaimana pustakawan Perpustakaan UPI melakukan kegiatan literasi informasi yang terintegrasi dalam proses pelayanan perpustakaan.

Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif dipilih karena peneliti bermaksud untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena tertentu secara mendalam dan

terperinci. Moleong (2014:6) memaparkan bahwa “penelitian kualitatif adalah

penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena ... secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa...”. Selain itu,


(24)

Euis Sri Nurhayati, 2014 Literasi Informasi Pustakawan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendekatan kualitatif digunakan karena penelitian ini menggunakan desain penelitian sementara. Moleong (2014:13) mengemukakan bahwa “penelitian kualitatif menyusun desain yang secara terus menerus disesuaikan dengan

kenyataan di lapangan.”

Penelitian ini tidak bermaksud untuk menggeneralisir keterampilan literasi informasi pustakawan secara pada umumnya melainkan spesifik kepada keterampilan literasi informasi pustakawan Perpustakaan UPI dalam menunjang kompetensi profesionalnya.

B. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan UPI yakni Perpustakaan Pendidikian Tinggi Universitas Pendidikan Indonesia kampus Bumi Siliwangi, yang berlokasi di Jalan Dr. Setiabudhi No. 229, Bandung (40154).

Peneliti memilih melakukan penelitian di Perpustakaan UPI karena perpustakaan ini memiliki keunggulan diantaranya sudah dilengkapi dengan fasilitas yang memadai dan koleksi yang dikelola oleh sumber daya manusia yang berkualitifikasi. Selain itu juga, terdapat permasalahan di perpustakaan ini yakni belum optimalnya kegiatan literasi informasi yang diperuntukkan bagi seluruh pemustaka, khususnya mahasiswa baru yang merupakan pemustaka potensial Perpustakaan UPI sehingga peneliti berasumsi bahwa pustakawan harus melakukan kegiatan literasi informasi yang terintegrasi dalam pelayanan perpustakaan.

Hal di atas tersebutlah yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian di Perpustakaan UPI, peneliti berharap dengan adanya penelitian ini alternatif penyelesaian masalah yang berkaitan dengan kasus tersebut dapat ditemukan.


(25)

Euis Sri Nurhayati, 2014 Literasi Informasi Pustakawan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Subjek Populasi/Sampel Penelitian a. Populasi penelitian

Menurut Sugiyono (2011:119) populasi adalah “wilayah generalisasi yang

terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya”.

Populasi dari penelitian ini adalah sejumlah pustakawan Perpustakaan UPI. Berdasarkan data yang diperoleh dari dokumen yang diberikan oleh narasumber di bagian kesekretariatan Perpustakaan UPI jumlah pustakawan Perpustakaan UPI Per Maret 2014 adalah sebanyak 22 Orang.

b. Sampel penelitian

Sampel penelitian adalah “bagian dari populasi penelitian yang diambil sebagai contoh (master) dengan menggunakan teknik-teknik tertentu” (Zuriah, 2006:119). Teknik penentuan sampel yang digunakan peneliti adalah dengan menggunakan teknik non random sampling, artinya tidak semua individu dalam populasi memiliki kesempatan untuk menjadi sampel penelitian.

Dalam penelitian ini, jenis sampel yang diperoleh dari teknik non random sampling tersebut adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah

“pemilihan sekelompok subjek yang didasarkan pada kriteria tertentu yang

diterapkan berdasarkan tujuan penelitian” (Zuriah, 2006:124). Pemilihan sampel

ini digunakan karena memiliki beberapa keuntungan yaitu mudah, murah, cepat dan relevan dengan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini yakni tidak untuk melakukan generalisasi tetapi untuk memahami kasus tertentu, Lincoln dan Guba (1985) dalam (Alwasilah, 2009:73).

Dalam rangka mempermudah penentuan sampel, peneliti menentukan beberapa kriteria untuk melakukan penarikan sampel. Berikut ini adalah kriteria yang peneliti tentukan untuk penarikan sampel, yaitu:

1) Merupakan pustakawan tingkat ahli Perpustakaan UPI;

2) Pernah atau sedang ditempatkan di bagian pelayanan yang berinteraksi secara langsung dengan pemustaka;


(26)

Euis Sri Nurhayati, 2014 Literasi Informasi Pustakawan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peneliti memilih kriteria-kriteria tersebut dengan pertimbangan bahwa pustakawan ahli memiliki tanggung jawab untuk dapat memenuhi kompetensi profesionalnya sebagai pustakawan karena sangat erat kaitannya dengan berbagai hal, seperti capaian angka kredit dan jabatan fungsional. Berdasarkan kriteria tersebut, dari seluruh pustakawan Perpustakaan UPI yang berjumlah 22 orang, peneliti menentukan sampel penelitian sebanyak 5 orang. Peneliti menganggap jumlah tersebut sudah cukup mewakili populasi. Dengan ketentuan bahwa 5 orang yang dijaring untuk dijadikan sampel tersebut merupakan pustakawan ahli dari berbagai titik layanan berbeda.

C. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dan perbedaan persepsi terhadap istilah-istilah yang terdapat dalam penelitian, maka terlebih dahulu perlu peneliti paparkan dengan jelas pengertian dan maksud yang terkandung dalam istilah-istilah tersebut. Beberapa istilah-istilah yang perlu dijabarkan dalam penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Literasi Informasi

Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan literasi informasi adalah pemahaman dan seperangkat kemampuan yang dibutuhkan oleh pustakawan untuk mengenali kapan dan mengapa informasi dibutuhkan, kemampuan menemukannya, mengaksesnya, mengevaluasinya dan memanfaatkannya secara efektif, efisien serta sesuai dengan etika. Secara operasional, literasi informasi ini terbagi ke dalam dua bagian yakni, sebagai keterampilan dan sebagai kompetensi profesional. Sebagai keterampilan, dalam kamus besar bahasa indonesia untuk pelajar (Qodratilah, 2011), keterampilan berasal dari kata terampil artinya cakap dalam menyelesaikan tugas; mampu dan cekatan; keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas. Sementara itu, sebagai kompetensi profesional, yakni kemampuan seseorang yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dapat terobservasi dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan standar kinerja yang ditetapkan. Yang dimaksud dengan kompetensi profesional dalam penelitian


(27)

Euis Sri Nurhayati, 2014 Literasi Informasi Pustakawan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ini adalah kompetensi yang harus dimiliki oleh profesi pustakawan dengan mengacu kepada salah satu kompetensi inti yang terdapat dalam SKKNI – PRP (PNRI: 2012) yakni melakukan kegiatan literasi informasi.

2. Pustakawan

Pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan pustakawan adalah pengelola perpustakaan Perpustakaan UPIdengan jenjang pustakawan tingkat ahli.

3. Kegiatan Literasi Informasi

Yang dimaksud kegiatan literasi informasi dalam penelitian ini adalah kegiatan yang dilakukan oleh pustakawan dalam rangka memberdayakan pemustakanya agar dapat melakukan penelusuran informasi secara mandiri. Sesuai dengan definisi kegiatan literasi informasi yang terdapat dalam SKKNI – PRP (PNRI:2012), kegiatan literasi informasi adalah kegiatan yang bermaksud untuk meningkatkan kemampuan pemustaka dalam mengenali kebutuhan informasi termasuk pemahaman tentang bagaimana perpustakaan yang terorganisir, mengenal sumber daya yang tersedia (format informasi dan sarana penelusuran terotomasi) dan pengetahuan terhadap teknik-teknik penelusuran yang biasa digunakan. Juga, kegiatan untuk meningkatkan kemampuan pemustaka yang dibutuhkan dalam mengevaluasi secara kritis cakupan (isi) informasi dan menggunakannya secara efektif, sesuai etika informasi serta memahami infrastuktur informasi yang mendasari pengiriman informasi mencakup hubungan dan pengaruh sosial, politik dan budaya.


(28)

Euis Sri Nurhayati, 2014 Literasi Informasi Pustakawan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Sumber dan Jenis Data Penelitian 1. Sumber data penelitian

Menurut Lofland dan Lofland (1984) dalam Moleong (2014:157) “sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya

adalah data tambahan seperti dokumen dan lainnya.” Dalam penelitian ini yang

menjadi sumber data penelitian adalah: narasumber atau informan (kata-kata), aktivitas (tindakan) dan dokumen (data tambahan).

a. Informan

Informan merupakan sumber data primer dalam penelitian ini. Mereka dipilih sebagai sumber data primer dalam penelitian ini karena dianggap memiliki informasi yang lengkap untuk dapat menjawab rumusan masalah penelitian mengenai keterampilan literasi informasi pustakawan dalam menunjang kompetensi profesionalnya. Selain itu, sampel dari penelitian ini juga disebut dengan informan.

b. Aktivitas

Aktivitas yang dijadikan sebagai sumber data adalah aktivitas-aktivitas sosial yang dapat memberikan informasi untuk menjawab rumusan masalah penelitian mengenai keterampilan literasi informasi pustakawan dalam menunjang kompetensi profesionalnya.

c. Dokumen

Dokumen merupakan sumber data sekunder, yakni sebagai sumber data pelengkap dan memperkaya informasi yang diperoleh dari narasumber dan pengamatan aktivitas serta dapat dijadikan data tambahan dalam menjawab rumusan masalah penelitian mengenai keterampilan literasi informasi pustakawan dalam menunjang kompetensi profesionalnya.

2. Jenis data penelitian

Jenis data yang diharapkan dari penelitian ini adalah data yang berbentuk narasi, skematik, uraian dan penjelasan yang diberikan oleh informan baik secara lisan mau pun tulisan. Selain itu juga, data hasil pengamatan di lapangan. Jenis data tersebut adalah sebagai berikut:


(29)

Euis Sri Nurhayati, 2014 Literasi Informasi Pustakawan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a. Rekaman

Merupakan data yang dihasilkan dari kegiatan wawancara yang dilakukan peneliti dengan informan. Data tersebut dicatat dalam bentuk rekaman baik yang berbentuk audio maupun audio-visual (video).

b. Catatan lapangan

Merupakan data tertulis yang dihasilkan dari kegiatan wawancara, observasi lapangan dan penemuan atau data penting lainnya yang perlu dicatat selama penelitian berlangsung. Catatan lapangan ini dibuat sesuai dengan format yang telah peneliti tentukan.

c. Foto

Merupakan bukti dokumentasi dalam bentuk gambar. Melingkupi gambar-gambar selama kegiatan penelitian berlangsung.

d. Berkas/Dokumen/Arsip

Merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang dibutuhkan sebagai informasi tambahan dalam kegiatan penelitian.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan “alat bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan data” (Zuriah, 2006:168) untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Sementara itu, salah satu ciri khas penelitian kualitatif adalah tidak dapat terlepaskan dari pengamatan berperanserta yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian karena instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri (Moleong, 2014:9). Sehingga, instrumen penelitian dalam penelitian ini lebih tepat diartikan sebagai alat penelitian, bukan hanya sekedar alat bantu penelitian.

Sebagai instrumen penelitian, peneliti memiliki peran yang cukup rumit “...

sekaligus merupakan perencana, pelaksana pengumpul data, analisis, penafsir data

...” (Moleong, 2014:168). Untuk itu peneliti memerlukan alat bantu dalam melakukan penelitian guna kelancaran jalannya penelitian yang dilakukan. Berdasarkan hal tersebut, peneliti membuat instrumen penelitian sederhana yaitu


(30)

Euis Sri Nurhayati, 2014 Literasi Informasi Pustakawan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan membuat pedoman wawancara, pedoman observasi dan pedoman studi dokumentasi yang akan dilakukan oleh peneliti.

Dikarenakan belum adanya instrumen terstandar dalam mengukur keterampilan literasi informasi bagi pustakawan, peneliti membuat desain instrumen penelitian dengan mengacu pada buku yang berjudul “A Practical

Guide To Information Literacy Assessment”. Untuk konten atau isi dari instrumen penelitian dalam rangka mengetahui bagaimana keterampilan literasi informasi dari pustakawan Perpustakaan UPI peneliti mengacu pada IFLA International Guidelines On Information Literacy. Selain itu, peneliti menggunakan Grid yang terdapat dalam Swiss Information Literacy Standards untuk mengetahui tingkatan keterampilan literasi informasi yang dimiliki oleh pustakawan Perpustakaan UPI.

Terkait dengan bagaimana pustakawan dalam melakukan kegiatan literasi informasi yang terintegrasi dengan kegiatan pelayanan perpustakaan, instrumen penelitian yang dibuat oleh peneliti mengacu standar kompetensi pustakawan yang dituangkan ke dalam kriteria unjuk kerja, khususnya dalam melakukan kegiatan literasi informasi yang terdapat dalam SKKNI – PRP yang dikeluarkan oleh PNRI pada tahun 2012. Instrumen yang akan dihasilkan berupa pedoman wawancara, pedoman observasi dan pedoman studi dokumentasi.

F. Proses Pengembangan Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri, sehingga pengembangan instrumen dilakukan setiap saat. Sementara itu, alat bantu penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari pedoman wawancara, pedoman observasi dan pedoman studi dokumentasi. Berikut ini adalah tahapan-tahapan dalam melakukan pengembangan berbagai instrumen tersebut:

1. Pedoman Wawancara

Dalam mengembangkan instrumen ini, peneliti melakukan tahapan-tahapan dari mulai menentukan fokus penelitian hingga melakukan pencetakan instrumen sebelum dilakukannya penelitian. Rincian tahapan pengembangan instrumen tersebut adalah sebagai berikut:


(31)

Euis Sri Nurhayati, 2014 Literasi Informasi Pustakawan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a. Menentukan fokus penelitian

Instrumen ini digunakan untuk menggali data dengan fokus penelitian tentang bagaimana keterampilan literasi informasi pustakawan dalam menunjang kompetensi profesionalnya.

b. Mengidentifikasi indikator dari subjek penelitian

Berikut ini adalah indikator-indikator dari subjek penelitian: 1) Keterampilan literasi informasi pustakawan

2) Kompetensi profesional pustakawan, khususnya dalam melakukan kegiatan literasi informasi.

c. Melakukan kajian pustaka

Setelah mengidentifikasi indikator dari subjek penelitian, peneliti melakukan kajian pustaka. Dari hasil kajian pustaka tersebut, peneliti memutuskan untuk mengadaptasi kompetensi literasi informasi dengan mengacu pada standar literasi informasi yang dikeluarkan oleh IFLA dan penentuan grid keterampilan literasi informasi yang dimiliki oleh pustakawan yang mengacu pada Swiss Information Literacy Standards. Ada pun untuk melihat bagaimana kompetensi profesional pustakawan, peneliti beracuan kepada SKKNI – PRP 2012 yang dikeluarkan oleh PNRI.

d. Membuat kisi-kisi pertanyaan

Selanjutnya peneliti membuat kisi-kisi pertanyaan, sebagaimana yang terdapat dalam tabel (format mengacu pada Zainal: 2011) berikut:

Tabel 3.1

Kisi-kisi pertanyaan penelitian

Fokus Penelitian Indikator Sub-Indikator

Keterampilan literasi informasi pustakawan dalam menunjang

kompetensi profesionalnya

Keterampilan literasi informasi

- Mendefinisikan dan

mengartikulasikan informasi yang dibutuhkan

- Mengakses lokasi informasi - Melakukan assessment terhadap

informasi


(32)

Euis Sri Nurhayati, 2014 Literasi Informasi Pustakawan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu informasi

- Memanfaatkan informasi untuk membuat pengetahuan atau produk baru

- Mengkomunikasikan dan menggunakan informasi sesuai dengan etika penggunaan informasi Kompetensi

profesional pustakawan

Melakukan kegiatan literasi informasi yang terintegrasi ke dalam proses pelayanan perpustakaan

e. Menyusun daftar pertanyaan

Berikut ini adalah tabel draft daftar pertanyaan dalam penelitian ini. Tabel 3.2

Daftar pertanyaan

Indikator Sub-Indikator Pertanyaan

Keterampilan literasi informasi

Mendefinisikan dan mengartikulasikan informasi yang dibutuhkan

Penyusunan pertanyaan menggunakan kata tanya 5WH1

(journalist’s

questions )

Mengakses lokasi informasi Melakukan assessment terhadap informasi

Melakukan pengorganisasian informasi Memanfaatkan informasi untuk

membuat produk atau pengetahuan baru Mengkomunikasikan dan menggunakan informasi sesuai dengan etika

penggunaan informasi Kompetensi

profesional pustakawan


(33)

Euis Sri Nurhayati, 2014 Literasi Informasi Pustakawan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu f. Menggabungkan daftar pertanyaan ke dalam pedoman wawancara;

Berikut ini adalah format pedoman wawancara yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian ini.

Tabel 3.3

Format Pedoman Wawancara

PEDOMAN WAWANCARA A. Identitas Informan

Inisial :

Usia :

Jenis Kelamin :

Pendidikan Terakhir : Latar Belakang Pendidikan :

B. Pelaksanaan

Hari :

Tanggal :

Waktu :

Tempat :

C. Pokok-pokok Pertanyaan :

1. 2. 3.

g. Melakukan cross-check terhadap instrumen penelitian;

Peneliti meminta orang yang dianggap ahli untuk melakukan cross-check

terhadap instrumen penelitian yang telah dibuat. Cross-check dilakukan oleh orang ahli dengan melihat rancangan instrumen yang akan digunakan dan dibandingkan dengan pedoman penilaian yang mengacu pada Swiss Information Literacy Standards.

h. Melakukan revisi instrumen sesuai dengan masukan yang diberikan ahli yang melakukan cross-check terhadap instrumen penelitian;

i. Melakukan pencetakan instrumen sebelum dilakukannya penelitian.

Pada akhirnya, setelah seluruh proses pengembangan dilakukan, peneliti mencetak instrumen untuk dijadikan bekal dalam melakukan kegiatan penelitian di lapangan.


(34)

Euis Sri Nurhayati, 2014 Literasi Informasi Pustakawan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Pedoman Observasi

Pada dasarnya dalam pengembangan instrumen penelitian berupa pedoman observasi ini dilakukan dengan tahapan-tahapan yang tidak jauh berbeda dengan tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pengembangan pedoman wawancara. Perbedaan terdapat pada format pedoman yang dihasilkan. Berikut ini adalah format pedoman observasi yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 3.4

Format pedoman observasi

PEDOMAN OBSERVASI

A. PELAKSANAAN KEGIATAN

Hari/Tanggal : Waktu : Tempat :

B. PETUNJUK PENGISIAN

1. Berilah tanda checklist (√) pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

2. Tulislah keterangan yang diperlukan pada kolom yang telah disediakan.

No. Aspek yang diamati Ya Tidak Keterangan

1. 2. 3.

.

3. Pedoman Studi Dokumentasi

Pengembangan instrumen penelitian berupa pedoman studi dokumentasi ini dilakukan dengan tahapan yang tidak jauh berbeda dengan tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pengembangan instrumen lainnya. Pedoman ini dibuat untuk mempermudah peneliti dalam melakukan pendataan dokumen-dokumen apa saja yang dibutuhkan untuk menunjang data-data penelitian. Berikut ini adalah format pedoman studi dokumentasi dalam penelitian ini.


(35)

Euis Sri Nurhayati, 2014 Literasi Informasi Pustakawan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.5

Format pedoman studi dokumentasi

PEDOMAN STUDI DOKUMENTASI

PETUNJUK PENGISIAN

1.Berilah tanda checklist (√) pada kolom ketersediaan yang telah disediakan! 2.Tulislah sumber, hari, tanggal dan waktu saat mendapatkan dokumen serta

hal-hal lain yang dianggap penting pada kolom keterangan!

No Dokumen Ada Tidak Keterangan

1. 2. 3. ...

.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan didasarkan pada rumusan masalah, jenis data yang dibutuhkan, diantaranya adalah dengan melakukan penelusuran sumber-sumber kepustakaan yang terkait dengan literasi informasi dan kompetensi profesional pustakawan, melakukan wawancara observasi dan studi dokumentasi.

1. Wawancara

Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menggali informasi dari informan yang diteliti dengan cara berkomunikasi lisan. Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan sebagai teknik pengumpulan data selama melakukan penelitian untuk mengetahui berbagai hal dari informan secara mendalam dan terperinci. Wawancara digunakan untuk mengumpulkan informasi yang tidak mungkin diperoleh lewat observasi (Alwasilah, 2009:154).

Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak pewawancara dan jawaban diberikan oleh pihak yang diwawancarai (Fathoni, 2006:105).


(36)

Euis Sri Nurhayati, 2014 Literasi Informasi Pustakawan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jenis wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Wawancara terstruktur dilakukan dengan mengajukan pertanyaan yang telah dirumuskan sebelumnya, berdasarkan pedoman atau daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan lebih dahulu (Fathoni, 2006:109), wawancara ini digunakan untuk melihat sejauhmana keterampilan literasi informasi pustakawan di Perpustakaan UPI. Sementara wawancara tidak terstruktur dilakukan dengan tujuan menambah atau memperkaya data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian.

Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan kepada informan, yaitu sumber data primer yang memberi data dirinya sendiri sebagai subjek sasaran penelitian. Selain itu, wawancara juga dilakukan kepada pihak-pihak terkait yang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian.

2. Observasi

Menurut Margono (1997) dalam Zuriah (2006:173) observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek atau subjek penelitian. Teknik ini memungkinkan peneliti untuk dapat menarik inferensi atau kesimpulan mengenai makna dan sudut pandang informan, kejadian, peristiwa atau proses yang diamati (Alwasilah, 2009:155).

Jenis observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah observasi nonpartisipan, dimana peneliti sebagai observer tidak ikut terlibat dalam kegiatan subjek yang diteliti dan hanya bertindak sebagai pengamat. Selain itu, peneliti melakukan observasi sistematis, yakni observasi yang diselenggarakan dengan menentukan secara sistematis, faktor-faktor apa yang akan diobservasi (Zuriah, 2006:176).

Melalui observasi ini peneliti dapat melihat, menyaksikan dan mengamati secara langsung bagaimana aktivitas keseharian pustakawan, bagaimana latar belakang mereka, bagaimana kegiatan mereka dalam menggunakan sekaligus melayankan informasi dan bagaimana cara mereka berinteraksi dengan pemustaka.

3. Studi Dokumentasi

Dalam penelitian ini studi dokumentasi dilakukan terhadap berbagai dokumen atau catatan peristiwa yang sudah berlalu.


(37)

Euis Sri Nurhayati, 2014 Literasi Informasi Pustakawan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“Dokumen ini dapat berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental

lainnya” (Sugiyono, 2013:329). Teknik pengumpulan data melalui dokumen ini digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh dari wawancara dan observasi. Studi dokumentasi ini dilakukan dengan tujuan agar data dan informasi yang diperoleh peneliti menjadi lebih dapat dipercaya atau memiliki kredibilitas.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif menurut Bogman dan Biklen (1982) dalam Moleong (2014:248) adalah:

upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasi data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari serta memutuskan apa yang diceriterakan kepada orang lain.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan statistik deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2011:199). Analisis data dalam

penelitian kualitatif bersifat induktif, artinya “analisis yang didasarkan pada data

yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu” (Sugiyono, 2013:335). Dalam melakukan analisis data, peneliti mengadopsi model analisis data kualitatif yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (1984) sebagaimana

flow model berikut:

Gambar 3.1


(38)

Euis Sri Nurhayati, 2014 Literasi Informasi Pustakawan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam melakukan analisis data yang dilakukan oleh peneliti pada penelitian ini.

1. Reduksi data

“Melakukan reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicarikan tema dan polanya serta membuang hal-hal yang tidak perlu” (Sugiyono, 2013:338). Dalam melakukan kegiatan reduksi data, peneliti terlebih dahulu melakukan identifikasi terhadap data yang diperoleh untuk kemudian dilihat keterikatannya dengan fokus masalah yang diteliti. Setelah itu data diberikan kode agar dapat dengan mudah diketahui sumber datanya dan teknik pengumpulannya. Berikut ini adalah kode-kode yang digunakan dalam penelitian ini:

a. Kode (I) digunakan untuk data yang berkaitan dengan Keterampilan Literasi Informasi

b. Kode (II) digunakan untuk data yang berkaitan dengan Kegiatan Literasi Informasi

c. Kode (A) digunakan untuk data yang berkaitan dengan Menentukan kebutuhan informasi.

d. Kode (B) digunakan untuk data yang berkaitan dengan Mengevaluasi Informasi.

e. Kode (C) digunakan untuk data yang berkaitan dengan Menggunakan Informasi.

f. Kode (D) digunakan untuk informasi tambahan atau informasi lainnya. g. Kode (1) digunakan untuk data yang diperoleh dari informan pertama. h. Kode (2) digunakan untuk data yang diperoleh dari informan kedua. i. Kode (3) digunakan untuk data yang diperoleh dari informan ketiga. j. Kode (4) digunakan untuk data yang diperoleh dari informan keempat. k. Kode (5) digunakan untuk data yang diperoleh dari informan kelima.

l. Kode (a) digunakan untuk data yang berkaitan dengan Mendefinisikan dan mengartikulasikan informasi yang dibutuhkan

m.Kode (b) digunakan untuk data yang berkaitan dengan Mengakses lokasi informasi


(39)

Euis Sri Nurhayati, 2014 Literasi Informasi Pustakawan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

n. Kode (c) digunakan untuk data yang berkaitan dengan Melakukan

assessment terhadap informasi

o. Kode (d) digunakan untuk data yang berkaitan dengan Melakukan pengorganisasian informasi

p. Kode (e) digunakan untuk data yang berkaitan dengan Memanfaatkan informasi untuk membuat pengetahuan atau produk baru

q. Kode (f) digunakan untuk data yang berkaitan dengan Mengkomunikasi dan meggunakan informasi sesuai dengan etika penggunaan dan penyebaran informasi

r. Kode (g) digunakan untuk data yang berkaitan dengan Mempersiapkan Kegiatan Literasi Informasi

s. Kode (h) digunakan untuk data yang berkaitan dengan Melaksanakan Kegiatan Literasi Informasi

t. Kode (j) digunakan untuk data yang berkaitan dengan Mengevaluasi Kegiatan Literasi Informasi

u. Kode (i) digunakan untuk data yang diperoleh dengan teknik wawancara. v. Kode (ii) digunakan untuk data yang diperoleh dengan teknik observasi. w.Kode (iii) digunakan untuk data yang diperoleh dengan teknik studi

dokumentasi.

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan reduksi data terhadap setiap data atau informasi tersebut setelah selesai dikumpulkan.

2. Display data

Display data atau penyajian data dalam penelitian ini dilakukan dalam bentuk narasi atau uraian singkat, bagan dan hubungan antar kategori. Display data dilakukan segera setelah reduksi data selesai dilakukan.

3. Analisis dan Sintesis data

Peneliti melakukan analisis data pada setiap kategorinya, setelah selesai menganalisis data, peneliti segera melakukan sintesis terhadap data tersebut.

Melakukan sintesis berarti “mencari kaitan antara satu kategori dengan


(40)

Euis Sri Nurhayati, 2014 Literasi Informasi Pustakawan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

data dan menemukan keterkaitannya, peneliti memberikan label kembali kepada data yang berkaitan tersebut.

4. Interpretasi data

Setelah data dianalisis dan dilakukan sintesis, peneliti melakukan interpretasi data. Interpretasi data dituangkan ke dalam bentuk uraian atau narasi deskriptif.

I. Tahapan-Tahapan Pelaksanaan Penelitian

Sebagaimana penelitian pada umumnya, penelitian ini dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan tertentu. Untuk mencapai tujuan penelitian, peneliti menggunakan tahapan penelitian kualitatif secara umum yang terdiri dari kegiatan pra-lapangan, pekerjaan lapangan dan analisis data.

Tabel 3.6

Tahapan-tahapan penelitian kualitatif secara umum (Moleong, 2014:127-148)

Tahap Pra-lapangan

Menyusun rancangan penelitian Memilih lapangan penelitian Mengurus perizinan

Menjajaki dan menilai lapangan Memilih dan memanfaatkan informan Menyiapkan perlengkapan penelitian Memperhatikan etika penelitian

Tahap pekerjaan lapangan

Memahami latar penelitian dan dan persiapan diri Memasuki lapangan

Berperan serta sambil mengumpulkan data Tahap analisis data Melakukan analisis data

Selain menggunakan desain penelitian kualitatif secara umum di atas, dalam penelitian ini peneliti melakukan kolaborasi tahapan kegiatan penelitian tersebut dengan action penelitian kualitatif yang dikemukakan oleh Alwasilah (2008:144) yaitu: (1) membangun keakraban; (2) penentuan sampel; (3) pengumpulan data; (4) analisis data. Sehingga tahapan kegiatan penelitian secara keseluruhan yang dilakukan oleh adalah sebagai berikut:


(41)

Euis Sri Nurhayati, 2014 Literasi Informasi Pustakawan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Mengakrabi lokasi penelitian dan informan

Setelah merancang penelitian ke dalam bentuk proposal penelitian dan memilih lokasi untuk dilakukannya penelitian, tahap awal yang dilakukan peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah mengurusi perizinan terhadap lokasi penelitian, melakukan penjajakan, menilai lapangan dan bersilaturahmi kepada informan. Dalam literatur kualitatif istilah baku untuk hal tersebut adalah gaining entry atau establishing rapport. Fungsi kegiatan ini adalah untuk melakukan negosiasi dengan subjek yang diteliti dan untuk membangun hubungan sehingga tercipta kesesuaian, kesepakatan, kesetujuan, kepercayaan dan kedekatan antara peneliti dengan yang diteliti (Alwasilah, 2009:144).

Setelah mendapatkan izin untuk melakukan penelitian, peneliti langsung melakukan pengakraban terhadap lokasi dan informan dengan melakukan kegiatan observasi. Selain untuk mengakrabi lokasi dan informan, observasi ini dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti dalam rangka menentukan sampel penelitian.

Selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah membangun rapport yang baik (good rapport). Hal ini dilakukan agar mengurangi jarak psikologis antara peneliti dan informan, mencairkan ketegangan dan menjaga kepercayaan informan terhadap peneliti (Alwasilah, 2009:145) sehingga mereka dapat memberikan informasi dengan nyaman hingga proses penelitian selesai dilakukan.

2. Menentukan sampel penelitian

Dalam menentukan sampel penelitian atau informan, peneliti berpedoman kepada kriteria-kriteria pemilihan sampel yang telah ditentukan. Sementara untuk penentuan jumlah sampel peneliti beracuan kepada data dan informasi yang diperoleh dari kegiatan observasi pada tahap penjajakan lokasi penelitian.

“Pemilihan sampel tidak terbatas pada manusia sebagai informan saja tetapi

juga pada latar atau setting, kejadian dan proses” (Alwasilah, 2009:145). Oleh

karena itu, yang menjadi sampel dalam penelitian ini terdiri atas:

a. Manusia

Manusia yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah pustakawan tingkat ahli Perpustakaan UPI.


(1)

125

Euis Sri Nurhayati, 2014 Literasi Informasi Pustakawan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Peneliti Selanjutnya

Penelitian adalah salah satu aspek dari tri darma perguruan tinggi yang harus dilakukan oleh seorang mahasiswa. Penelitian seyogianya bukan hanya dilakukan sebagai syarat mendapatkan gelar sarjana atau gelar strata tertentu saja, tetapi penelitian yang dilakukan haruslah memberikan sumbangsih kepada bangsa dan negara, sebagai wujud tanggung jawab terhadap masyarakat. Realitanya, masyarakat memiliki harapan yang besar terhadap mahasiswa selaku kaum intelektual untuk dapat menyelesaikan berbagai permasalahan yang dialaminya.

Selaku mahasiswa, dalam hal ini mahasiswa Perpustakaan dan Informasi, sudah selayaknya untuk dapat berperan aktif dan ikut andil dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang dialami masyarakat, khususnya dalam masalah pendidikan. Mahasiswa Perpustakaan dan Informasi memiliki peran yang besar di bidang pendidikan, khususnya sebagai tenaga kependidikan non guru yang merupakan jalur profesional. Meskipun hasil penelitian yang dilakukan mungkin tidak dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat, setidaknya dapat menjadi sumbangsih dalam kajian kelimuan. Literasi informasi merupakan salah satu kajian keilmuan yang harus terus dikembangkan dan disosialisasikan kepada masyarakat mengingat pentingnya keterampilan tersebut untuk dimiliki oleh masyarakat sebagai bekal pembelajaran seumur hidup di era digital ini.

Belum banyaknya publikasi penelitian yang dilakukan terhadap bidang kajian ini membuat masyarakat tidak memahami urgensi dari keterampilan ini. Selain itu, masih banyak aspek yang terdapat dalam bidang ini yang perlu dikaji lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian lanjutan yang berkaitan dengan literasi informasi yang merupakan salah program pemberdayaan masyarakat dan sebagai bekal menuju


(2)

Euis Sri Nurhayati, 2014 Literasi Informasi Pustakawan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Alire, Camila A. dan G. Edward Evans. (2010). Academic Librarianship. New York: Neal-Schuman Publishers, Inc.

Alvite, Luisa dan Leticia Barrionuevo. (2011). Libraries for Users: Services academic libraries. Oxford: Chandos Publishing

Alwasilah, Chaedar. (2009). Pokoknya Kualitatif. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya

Arifin, Zainal. (2011). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Balakrishnan, Shyama dan P.K. Paliwal. (2000). Encyclopaedia of Library and Information Technology for 21st Century. New Delhi: Anmol Publications PVT. LTD.

Bent, Moira dan Ruth Stubbings. (2011). The SCONUL Seven Pillars of

Information Literacy. [Online] pada:

http://www.sconul.ac.uk/groups/information_literacy/seven_pillars.pdf [Diakses 28 Januari 2014]

Budd, John M. (2012). The Changing Academic Library: operations, culture, enviroments. Chicago: Association of College and Research Libraries

Bundy, Alan. (2004). Australian and New Zealand Information Literacy Framework: principles, standards and practice. Adelaide: Australian and New Zealand Institute for Information Literacy

Catts, Ralph dan Jesus Lau. (2008). Toward Information Literacy Indicators. Paris : UNESCO

Darmawan, Deni. (2009). ICT dalam Pengembangan Digital Library. Makalah - disampaikan dalam seminar sehari di Cianjur, 2009.


(3)

Euis Sri Nurhayati, 2014 Literasi Informasi Pustakawan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Davis, Charles Hargis dan Debora Shaw. (2011). Introduction to Information Science and Technology. New Jersey: ASIS&T monograph series

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. (2005). Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman edisi ketiga. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia.

Eisenberg, Mike dan Bob Berkowitz. (2014). Big6 Skills Overview. [Online] tersedia pada: http://big6.com/ [27 Februari 2014]

Fathoni, Abdurrahmat. (2006). Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta: Rineka Cipta.

Fatmawati, Endang. (2011). Perpustakaan sebagai Literasi Informasi bagi

Masyarakat. [Online] tersedia pada:

http://arpusda.jatengprov.go.id/index.php?option=com_content&view=article &id=717:literasi&catid=47:perpustakaan-asrip-perpustakaan&Itemid=119 [Diakses 20 November 2013]

Fisher, Karen E., Sanda Erdelez dan Lynne (E.F.) McKechnie. (2008). Theories of Information Behavior. New Delhi: Ess Ess Publications.

Hamid, Farid dan Heri Budianto. (2011). Ilmu Komunikasi: sekarang dan tantangan masa depan. Jakarta: Kencana

Hermawan, Rachman dan Zulfikar Zen. (2006). Etika Kepustakawanan: suatu pendekatan terhadap kode etik Pustakawan Indonesia. Jakarta: Sagung Seto.

Ihsanudin, Muhamad. (2014). Kondisi Perpustakaan Sekolah Masa Kini dan Prospeknya di Masa Depan. Makalah – Disampaikan dalam Studium General Program Studi Peprustakaan dan Informasi, KURTEKPEND, FIP-UPI.

Bandung, 17 Maret 2014.

Iriantara, Yosal. (2009). Literasi Media: apa, mengapa bagaimana. Bandung: Simbiosa Rekatama Media


(4)

Euis Sri Nurhayati, 2014 Literasi Informasi Pustakawan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jarvis, Peter. (2008). Globalisation, Lifelong Learning and The Learning Society: Sociological perspectives. New York: Routledge

Lau, Jesus. (2004). International Guidelines On Information Literacy. [Online] tersedia pada: http://bivir.uacj.mx/dhi/DoctosNacioInter/Docs/Guidelines.pdf [Diakses 19 Februari 2014]

Martin, Justine L. (2013). Learning from Recent British Information Literacy

Models: A Report to ACRL’s Information Literacy Competency Standards for

Higher Education Task Force. [Online] tersedia pada:

http://mavdisk.mnsu.edu/martij2/acrl.pdf [Diakses 26 Februari 2014]

Moleong, Lexy J. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Muhartoyo dan Kamariah Tambunan. (1993). Laporan Penelitian Hasil Survey Kebutuhan Informasi di Kalimantan Timur dalam BACA, Vol. 17, No 5-6,

1992. [Online] pada :

http://pdii.lipi.go.id/baca/index.php/baca/article/view/23/22 [Diakses 28

Januari 2014]

Naibaho, Kalarensi. (2007). Menciptakan Generasi Literat Melalui Perpustakaan.

[Online] pada:

http://eprints.rclis.org/12549/1/Menciptakan_Generasi_Literat_Melalui_Perp

ustakaan.pdf [Diakses 19 Februari 2014]

Nasution. (2003). Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara.

Ocha, Rosita Mulya Ningsi. (2011). Gelombang peradaban manusia dan

Perkembangan Teknologi Komunikasi (Alfin Toffler) dalam Kompasiana (2

November 2011). [Online] tersedia pada:

http://edukasi.kompasiana.com/2011/11/02/gelombang-peradaban-manusia-dan-perkembangan-tekhnologi-komunikasi-alvin-toffler-409024.html [Diakses 4 Maret 2014]

Pendit, Putu Laxman, dkk. (2008). Perpustakaam Digital – dari A sampai Z.


(5)

Euis Sri Nurhayati, 2014 Literasi Informasi Pustakawan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. (2012). Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2012 tentang penetapan rancangan standar kompetensi kerja nasional Indonesia sektor jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan, dan perorangan lainnya bidang perpustakaan menjadi standar kompetensi kerja nasional Indonesia.

Jakarta : PNRI.

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. (s.n.). Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Prasetiawan, Imam Budi. (2011). Keberaksaraan Informasi (Information Literacy) bagi SDM Pengelola Perpustakaan di Era Keterbukaan Informasi. [Online]

pada:http://eprints.rclis.org/17553/1/Keberaksaraan_Informasi__Information_

Literacy__bagi_SDM_Pengelola_Perpustakaan_mei_2011.pdf [Diakses 19

Februari 2014]

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka

Qodratilah, Meity Taqdir. (2011). Kamus Bahasa Indonesia untuk Pelajar.

Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Rindyasari. (2008). Literasi Informasi Guru (Studi kasus SMA Perguruan Islam Al-Izhar Pondok Labu) – Skripsi Program Studi Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Univesitas Indonesia

Salter, Jeffrey L. Dan Charles A. Salter. (1991). Literacy and The Library.

Colorado: Libraries Unlimited, Inc.

Sangkala. (2007). Knowledge Management. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Stalder, Philipp, et al. (2011). Swiss Information Literacy Standard. Swiss: Swiss Universities


(6)

Euis Sri Nurhayati, 2014 Literasi Informasi Pustakawan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sudarsono, Blasius, dkk. (2007). Literasi Informasi (Information Literacy):

pengantar untuk perpustakaan sekolah. Jakarta : Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan: pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta

Suherman. (2011). Pustakawan Inspiratif. Bandung: MQS Publishing

Tim Penyusun. (2013). Pedoman Mutu Perpustakaan: Sistem Manajemen ISO 9001:2008. Bandung : Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia. (2010). Pedoman Akademik Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Wiyanti, Eko M.I. (2007). Pengenalan Empowering 8: sebuah model literasi

informasi. Tersedia pada:

http://dspace.library.uph.edu:8080/bitstream/123456789/146/2/Eko%20Wiya

nti.Pengenalan%20Empowering%208.pdf [Diakses 26 Februari 2014]

Yusup, Pawit M. (2009). Ilmu Informasi, Komunikasi, dan Kepustakaan. Jakarta: Bumi Aksara

Zuriah, Nurul. (2006). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara