Strategi Pengembangan Usaha Tani Kopi Arabica (Coffea Spp) Di Kabupaten Gayo

(1)

Daftar Pustaka

Aulia,Ilham.2012. Faktor – faktor yang mempengaruhi permintaan komodti kopi di sumatra Utara.Fakultas Pertanian.Universiitas Sumatra Utara.Sumatra Utara

Bathin,win rudhi. 2012 Mengapa kopi gayo special. Dikutip dari

Deptan. 2011. http :// ditjenbun.deptan.go.id.

Idrus, Muhammad. 2009. Metode penelitian ilmu social.Penerbit Erlangga . Jakarta

Edwar, MT. 2009. Manajemen Strategis. Fakultas Tekhnik Industri. Universitas Mercu Buana Kotler, Philip. 2000. manajemen Pemasaran. Erlangga. Jakarta

Maulendra, Adjie M. 2011.Komoditas Perkebunan di Tahun 2012.Arsip Komoditas Perkebunan.Jakarta

Mubyarto, 1984, Pengantar Ekonomi Pertanian,LP3ES,Jakarta

Najiyati S, dkk. 1992 Kopi:Budidaya dan Penanganan Lepas Panen.Penebar Swadaya,Jakarta Rangkuti, F. 2009. Analisa SWOT Teknik Membedah kasuss bisnis. PT. Gramedia Pustaka

Umum.Jakarta.

Renata,Imelda.2004.Prospek pengembangan kopi di kabupaten toba samosir.Fakultas pertanian.universitas Sumatra utara.

Riyanto,B. 1997. Dasar – Dasar Pembelanjaan Perusahaan . BPFE. Yogyakarta.

Sinaga,Dadjim.2008.Studi Kelayakna Bisnis dalam Ekonomi Global. Mitra Wicara Media.Jakarta

Siswoputranto,P.S.1993. Kopi International dan Indonesia. Kanisius .Yogyakarta Soekartawi,1996. Pembangunna Pertanian.PT. Rajagrafindo Persada,Jakarta Suparman.2012.Produksi Kopi Arabika Gayo.Artikel Tim Ketiara Coffee.Aceh

Spillane,J.J.1990.Komoditi Kopi dan Peranannya Dalam Perekonomian Indonesia, Kanisius.Yogyakarta


(2)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Penelitian dilakukan di Kabupaten Gayo Lues, Kecamatan Pantan Cuaca. Desa Cane Baru. Penentuan daerah dilakukan secara Purposive atau disengaja. Lokasi penelitian ini dilakukan didesa Cane Baru di Kecamatan Pantan Cuaca dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Pantan Cuaca merupakan daerah produksi kopi Arabika terbesar di Kabupaten Gayo Lues.

Adapun kecamatan di Kabupaten Gayo Lues yang merupakan penghasil atau yang mengusahakan Komoditi Kopi

Tabel 4 Luas Usaha dan Produksi Komoditi Kopi Perkebunan Rakyat di Kabupaten Gayo Lues Tahun 2011

No Kecamatan

Tanaman Belum Menghasilkan

( Ha )

Tanaman Menghasilkan

( Ha )

T.R

( Ha )

Produksi

( ton )

1 Kuta Panjang 65 5 2 3

2 Blang Jerango 475 185 25 111

3 Blangkejeren 230 121 67 72.6

4 Putri Betung - 120 - 72

5 Dabun Gelang 545 297 125 178.2

6 Blang Pegayon 290 20 22 12

7 Pining 375 143 190 85.8

8 Rikit Gaib 2 15 - 9

9 Pantan Cuaca 235 785 205 471

10 Terangun 5 - - -

11 Tripe Jaya - 35 4 21

Jumlah 2010 2222 1726 640 1035.6

2009 1952 1678 610 1005.6


(3)

Dari tabel 4 tersebut diketahui Kecamatan pantan cuaca merupakan kecamatan yang memiliki produksi kopi yang lebih tinggi dengan luasan lahan menghasilkan sebesar 785 Ha dan Produksi sebesar 471 Ton/ Tahunnya. Oleh karena itu Pantan Cuaca dipilih oleh penulis sebagai daerah penelitian karena Pantan Cuaca memproduksi kopi lebih besar dikarenakan luas areal tanam yang juga cukup besar disbanding daerahh lain.

Dan Desa Cane Baru dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa Desa Cane Baru merupakan Daerah yang menghasilkan. Produksi Kopi terbesar di Kecamatan Pantan Cuaca.

Tabel 5 Produksi Kopi Arabika di Kecamatan Pantan Cuaca Tahun 2011

No. Desa

Jumlah Petani

Luas ( Ha )

Hasil Produksi ( Ton )

Produktivitas ( Ton/ Ha )

1 Cane Baru 328 354 172 0,48

2 Atu Kapur 267 325 102 0,31

3 Kenyaran 192 255 93 0,36

4 Suri Musara 213 295 105 0,35

Sumber : Kantor Kecamatan Pantan Cuaca 2011

3.2 Metode Penarikan Sampel

Metode penarikan sampel digunakan dengan Simple Random Sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah petani kopi yang bersifat Homogen.Berdasarkan data dari Kecamatan Pantan Cuaca sebesar 1000 petani kopi di Lecaatan Pantan Cuaca. Pengambilan sampel secara random atau acak dengan memberikan peluang yang sama bagi setiap unsure atau anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.


(4)

Dimana dalam menentukan sampel dihitung dengancara Metode Slovin dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

N : Ukuran Populasi n : Ukuran Sampel

e : Galat penduga ( 10 % )

Persen Kelonggaran sebesar 10% serta jumlah populasi petani kopi Arabica didesa Cane Baru berdasarkan rumus Slovin diperoleh besar sampel Petani Kopi Arabika sebanyak 76 Petani.

n = �

1+( ��2 )

n = 328

1+( 328 � 0,12)

n = 76 Sampel

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari melakukan wawancara dan pengisian kuisioner oleh responden, serta pengamatan langsung dilapangan.

Data sekunder yang dikumpulkan yaitu data Luas Lahan serta produksi usaha tani kopi di beberapa tahun. Data tersebut didapat dari Badan Pusat Statistik Naggroe Aceh Darussalam. Serta dari dinas pertanian Gayo Lues.

� 1 + (��2)


(5)

3.4 Metode Analisis Data

a. Untuk menyelesaikan masalah 1 digunakan analisis deskriptif yaitu menganalisa perkembangan luas lahan dan produksi perkembangan usaha tani kopi gayo 3 tahun terakhir berdasarkan data yang diambil didaerah penelitian yaitu kabupaten Gayo Lues.

b. Untuk menyelesaikan masalah 2 digunakan analisis deskriptif yaitu menganalisis faktor – faktor internal apa saja yang mempengaruhi permintaan kopi gayo berdasarkan data yang diambil di daerah penelitian.

c. Untuk menyelesaikan masalah 3 digunakan analisis deskriptif yaitu menganalisis faktor – faktor eksternal apa saja yang mempengaruhi permintaan kopi gayo berdasarkan data yang diambil di daerah penelitian.

d. Untuk menyelesaikan masalah 4 digunakan metode analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal kelemahan dan kekuatan dan lingkungan eksternal peluang dan ancaman yang dihadapi didunia bisnis.

Setelah tahapaan – tahapan terdahulu dibuat dan dianalisa, maka tahap selanjutnya disusunlah daftar prioritas yang harus di-implementasikan. Quantitative Strategic Planning Matrix ( QSPM ) merupakan teknik yang secara objektif dapat menetapkan startegi alternative yang diprioritaskan. Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif ( QSPM ) adalah teknik analisis untuk menentukan daya tarik relative dari alternative tindakan yang layak. Matriks ini memungkinkan penyusun strategi untuk mengevaluasi alternative strategi secara objektif, berdasarkan faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal yang telah diidentifikasikan sebelumnya.


(6)

Enam langkah Mengembangkan QSPM

Langkah 1.

Membuat daftar peluang / ancaman dan Kekuatan/ kelemahan nternal kunci perusahaan pada kolom kiri. Informasi ini harus diambil secara langsung dari matriks EFE dan IFE. Minimum sepuluh faktor keberhasilan kunci eksternal dan sepuluh ffaktor keberhasilan kunci internal.

Langkah 2.

Berikan bobot untuk masing – masing faktor internal dan eksternal. Bobot ini identik dengan yang ada pada Matriks EFE dan IFE

Langkah 3

Evaluasi matriks tahap 2 ( Pencocokan ) dan identifikasi alternatve – alternative strategiyang harus dipertimbangkan organisasi untuk impleentasi. Catat strategi – strategi ini pada baris atas dari QSPM. Kelompokkan strategi kedalam set yang independen jika memungkinkan.

Langkah 4 ;

Tentukan nilai daya tarik ( AS ) addalah angka yang mengindikasikan daya tarik relative dari masing – masing strategi dalam set alternative tertentu. Angka ini sebagai jawaban dari pertanyaan : “ Apakah Faktor ini memengaruhi pilihan strategi yang dibuat?” Jika jawabannya ya, maka strategi tersebut harus dibandingkan secara relative terhadap faktor kunci tersebut. Jangkauan untuk nilai daya tarik adalah 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = cukup menarik, 4 = Sangat Menarik


(7)

Jika jawabannya tidak, mengindentifikasikan bahwa faktor kunci tersebut tidak memiliki dapak terhadap pilihan spesifik yang dibuat, dengan demikian tidak perlu memberikan bobot terhadap strategi dalam set tersebbut. Gunakan tanda minus untuk mengindikasikan bahwa faktor utama tersebut tidak ememengaruhi pilihan strategi yang dibuat.

Langkah 5 :

Hitung total nilai daya tarik ( TAS ) merupakan pengalian bobot ( langkah 2 ) dengan nilai daya tarik ( langkah 4 ) dalam masing – masing baris.

Langkah 6

Hitung penjumlahan total nilai daya tarik

Alternatif Strategi

Faktor Kunci Bobot

Strategi 1 Strategi 2

AS TAS AS TAS

Peluang - -

Ancaman -

-

Kekuatan -

-

Kelemahan -

-


(8)

Hindari untuk memberikan nilai daya tarik yang sama untuk masing – masing strategi. Tanda minus dimasukkan sepanjang baris bila digunakan. Pemberian nilai 4,3,2 dan dua kali tidak pernah ada pada baris yang sama ( Edwar. 2009 )

3.4 Definisi dan Batasan Operasional

3.4.1 Definisi Operational

1. Kopi Gayo adalah Kopi yang ditanam di dataran tinggi Gayo.

2. Produksi adalah hasil yang diperoleh petani kopi gayo dan kemudian di jual.

3. Lingkungan Internal adalah Lingkungan organisasi yang berada didalam organisasi tersebut dan secara normal memiliki implikasi lanngsung dan khusus pada perusahaan.

4. Lingkungan eksternal adalah suatu proses yang dilakukan oleh perencana strategi untuk memantau sector lingkungan dalam menentukan peluang dan ancaman

5. SWOT adalah Singkatan dari Lingkungan Internal dan Lingkungan Eksternal peluang dan ancaman yang dihadapi di dunia bisnis.

3.4.2. Batasan Operasional

1. Daerah penelitian adalah Kecamatan Pantan Cuaca Kabupaten Gayo Lues Nanggroe Aceh Darussalam.

2. Sampel penelitian adalah petani yang mengusahakan komoditi Kopi Gayo 3. Waktu penelitian dilaksanakan pada tahun 2013


(9)

BAB IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK

PETANI SAMPEL

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian

Desa Cane Baru adalah kampung pemekaran dari Kampung Induk Cane Toa, Kecamatan Rikit gaib. Pemekaran ini terjadi seiring dinamika perkembangan wilayah kabupaten dimana pada tahun 2002 Kabupaten Gayo Lues lahir sebagai bentuk pemekaran dari Kabupaten Induk yaitu Aceh Tenggara.

Desa ini mempuyai luas wilayah ± 1900 Ha, yang terdiri dari: pemukiman seluas 10 ha, luas lahan pertanian dan perkebunan mencapai ± 1875 H dan dengan luas Lahan Hutan Produktif ± 15 Ha. Desa Cane Baru kecamatan Pantan Cuaca Kabupaten Gayo Lues ini memiliki 3 buah Dusun yang terdiri dari Dusun Gedabuhan, Dusun Atang Puter dan Dusun Senebuk.

Desa Cane Baru dijadikan Sebagai daerah sector pertanian dikarenakan memiliki suatu keunikan tersendiri, baik itu aspek budaya dan adat istiadatnya maupun aspek alamnya yan begitu mempesona keindahannya. Keunikan aspek alamnya disini adalah memiliki kesuburan tanah, dan adanya aliran sungai yang membelah disepanjang wilayah kampung cane baru dan lain sebagainya.


(10)

Wilayah Desa Cane Baru Kecamatan Pantan Cuaca Kabupaten Gayo Lues ini memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

• Sebelah Utara berbatasan dengan Hutan Gedabuhan

• Sebelah Timur berbatasan dengan Kampung UPT Aihselah

• Sebelah Selatan berbatasan dengan Hutan Berhul

• Sebelah Barat berbatasan dengan Kampung ATU Kapur.

4.2 Keadaan Penduduk

Desa Cane Baru Kecamatan Pantan Cuaca kabupaten Gayo Lues memiliki jumlah penduduk sebanyak 503 jiwa pada tahun 2010-2013 . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 7. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Cane Baru Tahun 2010-2013 No Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 Laki-laki 262 52,08

2 Perempuan 241 47,92

Total 503 100

Sumber : Kantor Kepala Cane Baru 2010-2013

Diketahui jumlah penduduk yang dominan di Desa Cane Baru Kecamatan Pantan Cuaca Kabupaten Gayo Lues adalah berjenis kelamin Laki - laki yakni sebanyak 262 jiwa atau sekitar 52,08 % dan dari keseluruhan jumlah penduduk.

Selanjutnya keadaan penduduk menurut agama yang dianut penduduk Desa Cane Baru Kecamatan Pantan Cuaca Kabupaten gayo Lues 100% Muslim.


(11)

4.3 Sarana dan Prasarana 4.3.1 Jalan dan Transportasi

Kondisi jalan di Desa cane Baru Kecamatan Pantan Cuaca Kabupaten Gayo Lues tergolong relative baik dimana Ruas jalan Provinsi, kabupaten, Kecamatan maupun Desa merupakan jalan beraspal. Walaupun begitu Jalan lintas antar kecamatan masih berupa daerah rawan Longsor sehingga dapat memutuskan hubungan transportasi.

4.3.2 Pasar

Pasar memiliki fungsi sebagai tempat memfasilitasi pemasaran barang – barang yang berada di Desa cane baru Kecamatan Pantan Cuaca Kabupaten Gayo Lues sebanyak 1 buah. Pasar dapat mendukung petani untuk memperoleh sarana dan prasarana pertanian serta mempermudah pemasaran hasil pertaniannya ke berbagai pasar yang masih bisa dijangkau. Di samping itu pasar juga memberikan kesempatan lebih bagi para pedagang sarana produksi dan pedagang pengumpul.

4.4 Pertanian

4.4.1 Kegiatan Pertanian

Sektor pertanian adalah mata pencaharian utama masyarakat yang ada di desa Cane Baru. Oleh karena itu sektor pertanian merupakan sector penting dan menjadi sector yang menjadi roda penggerak perekonomian di Desa Cane Baru. Tanaman pertanian yang ditanam di desa Cane Baru adalah Tanaman Palawija, Kopi dan Jagung. Serta ada sebaian kecil mengusahakan Holtikultura dan sector pertanian ini sudah lama dikenal di Gayo Lues.


(12)

4.5.2 Pemasaran Kopi

Kegiatan pemasaran kopi pada umumnya tidak berdasarkan waktu tertentu. Ketika panen, petani langsung menjual kopi kepada pedagang pengumpul yang ada di Desa Cane Baru kemudian Pedagang pengumpul menjual Kopi tersebut ke pedagang pengumpul besar kemudian kopi tersebut dibawa ke Pihak - pihak eksportir yang berada di Takengon.

Gambar 4. Saluran pemasaran Kopi di Desa cane Baru

4.6 Karakteristik Petani Sampel

Petani sampel pada penelitian ini adalah petani yang membudidayakan kopi Arabika. Berikut ini jumlah petani berdasarkan umur yaitu sebagai berikut.

Tabel 9 . Jumlah petani berdasarkan umur No Umur Jumlah

Petani

%

1 18 - 25 17 22,36

2 25 - 40 20 26,31

3 41 - 50 28 36,84

4 >50 11 14,49

Total 76 100

Berdasarkan pada Tabel 9 dapat dilihat bahwa petani yang membudidayakan kopi Arabika paling besar yaitu pada umur 41 – 50 Tahun yaitu sebesar 36,84 %. Berikut ini jumlah petani jika dilihat dari Luas Lahan Yang diusahakan

Petani Pedagang pengumpul

di Desa

Eksportir Pedagang


(13)

Tabel 10 . Luas Lahan Yang diUsahakan Petani Kopi Arabika No Luas Lahan Jumlah

Petani

%

1 0,5 – 1 Ha 12 15,79

2 1 – 3 Ha 37 48,68

3 3 – 5 Ha 18 23,69

4 > 5 Ha 9 11,84

Total 76 100

Berdasarkan pada Tabel 10 dapat dilihat bahwa Luas Lahan petani paling besar yaitu pada tingkat 1 – 3 Ha sebesar 48,68 % .


(14)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Perkembangan volume Produksi Dan Produktivitas Kopi Arabika di Kabupaten Gayo Lues

Perkembangan volume produksi kopi Arabika pada lima tahun terakhir mengalami peningkatan dari tahun ketahun yaitu dapat diperlihatkan pada tabel 7 :

Tabel 7 Tabel Luas Lahan dan Produksi Kopi di Kabupaten Gayo Lues tahun 2007 – 2011

Tahun Produksi

( Ton ) Tahun Luas Lahan Tahun

Produktivitas ( Ton/Ha )

2007 868.00 2007 3,374.00 2007 0.257261411

2008 670.00 2008 3,628.00 2008 0.184674752

2009 713.00 2009 3,938.00 2009 0.181056374

2010 712.00 2010 3,945.00 2010 0.180481622

2011 1,086.00 2011 4,288.00 2011 0.253264925

Sumber : Badan Pusat Statistik Aceh dalam Angka

Dari data diatas dapat diketahui gambar produksi perkembangan Kopi di Kabupaten Gayo Lues dari tahun 2007 – 2011 adalah:

Gambar 5. Grafik Perkembangan Produksi kopi Arabika di Kabupaten Gayo Lues

y = 37,8x - 75140 R² = 0,154

0,00 500,00 1.000,00 1.500,00

2005 2010 2015

P r o d u k s i Tahun

Produksi

Produksi Linear (Produksi)


(15)

Pada Gambar 5 perkembangan volume produksi kopi Arabika cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun yaitu dengan perkembangan sebesar 37,8 Ton/Tahun dan Rata – rata perkembangannya sebesar 7,24 % selama 5 tahun terakhir.

Dari tabel dapat dilihat pada tahun 2007 terdapat produksi sebesar 868 Ton/ha dengan luasan wilayah sebesar 3.374 Ha. Pada tahun 2008 terdapat produksi sebesar 670 Ton/ha dengan luasan wilayah sebesar 3.628 Ha. Pada tahun 2009 terdapat produksi sebesar 713 Ton/ha dengan luasan wilayah sebesar 3.938 Ha. Pada tahun 2010 terdapat produksi sebesar 712 Ton/ha dengan luasan wilayah sebesar 3.945 Ha. Pada tahun 2011 terdapat produksi sebesar 1.086 Ton/ha dengan luasan wilayah sebesar 4.288 Ha.

` Dan dari Tabel diatas dapat diketahui Grafik perkembangan produktivitas Kopi di Kabupaten Gayo Lues dari tahun 2007 – 2011 adalah:

Gambar 6. Grafik Perkembangan Produktivitas kopi Arabika di Kabupaten Gayo Lues

Gambar grafik perkembangan produktivitas kopi Arabika pada tahun 2007 – 2011 dapat dilihat dari tabel dan gambar tersebut.Pada tahun 2007 produktivitas Kopi sebesar 0,25 ton/ha. Pada tahun 2008 produktivitas Kopi sebesar 0,185 ton/ha Pada tahun 2009 produktivitas Kopi

y = -0,001x + 2,659 R² = 0,002

0 0,1 0,2 0,3

2006 2008 2010 2012

A

x

is

T

it

le

Axis Title

Produktivitas

Produktivitas

Linear (Produktivitas)


(16)

produktivitas Kopi sebesar 0,26 ton/ha. Serta dapat diketahui perkembangan produktivitas rata – rata selama 5 tahun sebesar 2,45 ton/ha/Tahun.

Dari hasil wawancara kepada Bapak Rantuji di Dinas Pertanian di Kabupaten Gayo Lues diketahui bahwa terjadinya penurunanan Produksi di tahun 2007 ke tahun 2008 dikarenakan adanya terjadi Bencana Alam Longsor dan Kebakaran Hutan sehingga sebahagian wilayah yang melakukan usaha tani kopi terbakar. Dan terjadinya peningkatan produksi di tahun 2010 – 2011 dikarenakan adanya perluasan lahan karena sebagian rakyat yang sebelumnya mengusahakan komoditi sri wangi mengganti usahanya ke tanaman Kopi.

5.2 Hasil Perkembangan volume Produksi Dan Produktivitas Kopi Arabika di Kecamatan Pantan Cuaca.

Perkembangan volume produksi kopi Arabika pada lima tahun terakhir di Kecamatan Pantan Cuaca mengalami peningkatan hal tersebut dapat dilihat pada:

Tabel 8 Tabel Luas Lahan dan Produksi Kopi di Kecamatan Pantan Cuaca tahun 2007 – 2011

Tahun Produksi Tahun Luas Lahan Tahun Produktivitas

2007 451.00 2007 1,378.00 2007 0.327285922

2008 437.00 2008 1,358.00 2008 0.32179676

2009 449.00 2009 1,391.00 2009 0.32278936

2010 465.00 2010 1,427.00 2010 0.325858444

2011 472.00 2011 1,449.00 2011 0.325741891

Sumber Badan Pusat Statistik Gayo Lues Dalam Angka

Dari data diatas dapat diketahui gambar produksi perkembangan Kopi di Kecamatan Pantan Cuaca dari tahun 2007 – 2011 adalah:


(17)

Gambar 7. Grafik Perkembangan Produksi kopi Arabika di Kecamatan Pantan Cuaca

Pada Gambar 7 perkembangan volume produksi kopi Arabika cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun yaitu dengan perkembangan sebesar 37,8 Ton/Tahun dan Rata – rata perkembangannya sebesar 1,18 % selama 5 tahun terakhir.

Dari tabel dapat dilihat pada tahun 2007 terdapat produksi sebesar 451 Ton/ha dengan luasan wilayah sebesar 1.378 Ha. Pada tahun 2008 terdapat produksi sebesar 437 Ton/ha dengan luasan wilayah sebesar 1.358Ha. Pada tahun 2009 terdapat produksi sebesar 449 Ton/ha dengan luasan wilayah sebesar 1391 Ha. Pada tahun 2010 terdapat produksi sebesar 465 Ton/ha dengan luasan wilayah sebesar 1427 Ha. Pada tahun 2011 terdapat produksi sebesar 472 Ton/ha dengan luasan wilayah sebesar 1449 Ha.

` Dan dari Tabel diatas dapat diketahui Grafik perkembangan produktivitas Kopi di Kecamatan Pantan Cuaca dari tahun 2007 – 2011 adalah sebagai berikut :

y = 7x - 13608 R² = 0,640

430,00 440,00 450,00 460,00 470,00 480,00

2006 2008 2010 2012

P

r

o

d

u

k

s

i

Tahun

Produksi

Series1 Linear (Series1)


(18)

Gambar 8. Grafik Perkembangan Produktivitas kopi Arabika di Kecamatan Pantan Cuaca

Gambar grafik perkembangan produktivitas kopi Arabika pada tahun 2007 – 2011 dapat dilihat dari tabel dan gambar tersebut.Pada tahun 2007 produktivitas Kopi sebesar 0,33 ton/ha. Pada tahun 2008 produktivitas Kopi sebesar 0,32 ton/ha Pada tahun 2009 produktivitas Kopi sebesar 0,33 ton/ha. Pada tahun 2010 produktivitas Kopi sebesar 0,325 ton/ha Pada tahun 2011 produktivitas Kopi sebesar 0,325 ton/ha.

5.3 ANALISIS FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL PROSPEK

PENGEMBANGAN KOPI ARABICA 5.3.1 Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor- faktor yang terdiri dari Faktor Strength ( Kekuatan ) dan Faktor Weakness ( Kelemahan ) untuk menentukan strategi dalam prospek pengembangan Kopi Arabika di Kabupaten Gayo Lues Kecamatan Pantan Cuaca studi kasus di Desa Cane Baru. Setelah melakukan wawancara dan serta mengambil kesimpulan berdasarkan hasil kuisioner serta masukan dari Kepala Desa Cane Baru, Ketua kelompok Tani dibidang komoditi Kopi di

y = 1E-04x + 0,129 R² = 0,004

0,32 0,322 0,324 0,326 0,328

2005 2010 2015

P r o d u k t iv it a s Tahun

Produktivitas

Series1 Linear (Series1)


(19)

diperoleh faktor – faktor strategis Internal yang menjadi Kelemahan dan Kekuatan dalam pengembangan agribisnis kopi di Desa Cane Baru yaitu sebagai berikut :

A.Kekuatan

Faktor kekuatan adalah salah satu faktor – faktor yang terdapat dalam faktor Internal yang berupa kelebihan yang dimiliki oleh usaha tani tersebut. Faktor kekuatan dianggap sebagai faktor yang mempengaruhi perkembangan usahatani kopi di Desa cane baru.

Faktor – faktor itu terdiri dari :

1. Terdapat Sumber Daya Alam yang sesuai

Keadaan sumber daya alam yang menjadi faktor kekuatan antara lain iklim (memiliki suhu berkisar 170C-290C), kesuburan tanah, topografi, ketinggian bervariasi antara 330-2.075 m di atas permukaan laut. Faktor-faktor itulah yang diharapkan dapat membantu memperlancar pengembangan agribisnis kopi secara alamiah. Dengan kondisi sumberdaya alam yang subur dan ditunjang dengan iklim dan ketinggian yang cocok untuk budidaya kopi dan tanaman dataran tinggi lainnya.

2. Ketersediaan Lahan yang cukup besar

Luas wilayah Desa Cane Baru yang digunakan untuk tanamaman perkebunan mencapai 1875 Ha dan tersebar diseluruh Desa. Lahan yang paling luas diperuntukkan untuk perkebunan kopi, yakni seluas 1.229 Ha. Menurut Kepala Camat, Desa Cane Baru masih terdapat banyak lahan yang belum produktif yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan pertanian, perkebunan rakyat, dan peternakan.


(20)

3. Sumber Daya Manusia yang terampil dalam mengusahakan Produksi Kopi

Jumlah penduduk Desa Cane Baru sampai dengan tahun 2010 – 2014 mencapai 503 jiwa yang tersebar di sepuluh kecamatan. Dari jumlah tersebut hampir 89 persen atau 448 penduduk bekerja sebagai petani dari total angkatan kerja di Desa Cane Baru. Penduduk lainnya bekerja sebagai petani lain dan peternak sekitar 11 persen.

4. Terciptanya Keamanan Berusaha Tani

Masyarakat Cane Baru merasa nyaman untuk menjalankan usaha budidaya kopi. Hampir tidak pernah terjadi kehilangan akan hasil panen. Petani memiliki lahan kopi sendiri, dan mengusahakan kopi sendiri untuk kebutuhan keluarga, sehingga tidak pernah berpikir untuk mencuri hasil kopi dari lahan kopi masyarakat lainnya.

5. Sarana dan Prasarana yang mendukung Usaha Tani

Secara umum, jalur transportasi dalam Desa Cane Baru ataupun Kecamatan Pantan Cuaca dapat digunakan dengan baik. Hal ini dapat mempermudah kegiatan mobilitas penduduk dan hasil produksi kopi. Demikian juga jalur transportasi antar Kecamatan dan antar kabupaten lainnnya telah memadai dan dapat digunakan dengan baik.

B. Kelemahan

Salah satu bagian dari faktor – faktor internal selain Kekuatan adalah Kelemahan. Faktor – faktor kelemahan yang ada di Desa Cane Baru yang merupakan kendala dalam mengusakan usaha tani komoditi kopi arabica adalah sebagai berikut ;

1. Sebagian petani masih menggunakan tekhnologi sederhana

Penggunaan tekhnologi tepat guna dalam pengembangan agribisnis kopi mempunyai peranan yang cukup penting. Akan tetapi hal ini masih menjadi kendala, karena masih rendahnya


(21)

minat petani untuk menggunakan teknologi dibidang pertanian dalam kegiatan budidaya kopi. Sebagian besar petani masih mempertahankan cara-cara tradisional dalam melakukan usahataninya. Sehingga hasil yang diperoleh belum maksimal dan kualitas yang dihasilkan relatif masih rendah.

Petani menganggap bahwa dalam penggunaan teknologi tersebut membutuhkan dana yang lebih besar dari pada cara-cara bertani yang dilakukan selama ini. Pengolahan kopi juga membutuhkan inovasi teknologi yang dapat mempermudah proses pengolahan pasca panen..

2. Tidak adanya lembaga keuangan didaerah penelitian

Keterbatasan modal dalam berusahatani merupakan masalah klasik hamper di semua daerah pertanian, khususnya usahatani kopi. Kondisi inilah yang menyebabkan para petani tidak mempunyai kemampuan untuk meningkatkan skala produksinya. Dengan modal yang terbatas sangat sulit bagi petani untuk mengelola usahataninya, apalagi untuk menambah lahan pertaniannya.

3. Tidak adanya lembaga penelitian didaerah penelitian

Pemerintah daerah melalui dinasnya yaitu Dinas Pertanian yang berhubungan langsung dalam pembinaan melakukan penyuluhan kepada kelompok tani, namun hal ini tidak dilaksanakan secara berkelanjutan. Lembaga pelatihan belum ada di Desa Cane Baru, padahal petani sangat membutuhkannya. Petani juga sangat membutuhkan dukungan pemerintah khususnya dalam pembinaan dan pendampingan pemerintah langsung kepada petani agar dapat mengembangkan produktivitas kopi.

4. Kurangnya penyuluhan

Pemerintah daerah yang berhubungan langsung dalam melakukan penyuluhan kepada kelompok tani tersedia di desa tersebut, namun hal ini tidak berlangsung sampai sekarang.


(22)

Penyuluhan belum ada di Desa Cane Baru, padahal petani sangat membutuhkannya. Petani juga sangat membutuhkan dukungan pemerintah khususnya dalam pembinaan dan pendampingan pemerintah langsung kepada petani agar dapat mengembangkan produktivitas kopi.

5. Saluran pemasaran yang merugikan petani

Saluran pemasaran kopi yang terjadi dimulai dari petani kopi menjual kopi kepada pengumpul di Desa atau menjual langsung kepada pengumpul di desa. Pengumpul di Desa menjual kopi ke pedagang pengumpul di Pasar kemudian di angkut ke Takengon untuk dijual kepada Eksportir. Saluran pemasaran ini membuat harga di petani tidak layak, karena harga sering kali dikuasai oleh pedagang pengumpul di Pasar.

6. Kurang berjalannya peraturan dan program pemerintah

Didesa cane baru terdapat berbagai peraturan – peraturan dan program – program pemerintah. Seperti program Pembuatan sertifikat di Desa Cane Baru atau program pengaktifan lembaga keuangan serta pemerintah membentuk peraturan – peraturan dalam melakukan ekspor pasar akan tetapi hal tersebut kurang berjalan didaerah tersebut karena lemahnya pengawasan di Desa Cane Baru.

7. Sedikitnya industry pengolahan kopi didaerah penelitian

Industri pengolahan kopi di Desa Cane Baru sulit berkembang, hal ini disebabkan rendahnya tingkat pengetahuan dan modal yang dimiliki oleh masyarakat. Beberapa tahun yang lalu ada sebuah industri yang mengolah kopi namun Industri tersebut tutup karena kekurangan modal dan promosi


(23)

8. Sistem kemitraan dengan pasar eksport hanya terjadi di pengumpul

Pada umumnya budidaya kopi dilakukan sendiri oleh petani dengan lahan yang telah diwariskan oleh orangtua turun temurun, diolah sendiri dan hanya mengandalkan kesuburan tanah. Kemitraan usaha hanya dilakukan oleh pengumpul di Pasar dengan pihak Eksportir Takengon. Akibatnya petani hanya bisa menerima harga yang telah ditentukan oleh pengumpul.

9. Kurangnya persediaan saprodi

Di Desa Cane Baru persediaan sarana saprodi sangat kurang. Di Desa tersebut tidak ada kios – kios yang menjual saprodi seperti pupuk, pestisida dan lain sebagainya. Oleh karea itu petani di Desa Cane Baru harus membeli saprodi tersebut ke Kecamatan lain. Hal ini memberatkan para petani karena harga saprodi yang mahal dan lokasi kios yang jauh dari Desa Cane Baru sehingga sebagian petani lebih memilih tidak menggunakan pestisida.

10. Kurangnya benih bersertifikat

Lembaga penelitian bibit bermutu belum ada di Kecamatan Pantan Cuaca, padahal petani sangat membutuhkan lembaga ini untuk dapat mengembangkan produksi kopi. Petani menggunakan bibit dari hasil produksi kopi mereka. Menurut petani syarat bibit kopi baik adalah induk harus berumur paling sedikit 7 tahun, induk harus sehat, bebas penyakit. Induk harus dari varietas hybrid (berbuah banyak, cepat berbuah. Bantuan penyediaan bibit bermutu ini sangat dibutuhkan oleh petani.

11. Kurangnya sistem manajemen yang baik

Sistem manajeman penting bagi petani di Desa Cane Baru sehingga petani dapat melakukan usaha tani dengan baik dan dapat memperkirakan segala hal sebelum melakukan usaha tani.


(24)

5.3.2 Faktor Eksternal

Faktor Eksternal adalah faktor- faktor yang terdiri dari Faktor – faktor peluang dan faktor – faktor ancamanuntuk menentukan strategi dalam prospek pengembangan Kopi Arabika di Kabupaten Gayo Lues Kecamatan Pantan Cuaca studi kasus di Desa Cane Baru. Setelah melakukan wawancara dan serta mengambil kesimpulan berdasarkan hasil kuisioner serta masukan dari Kepala Desa Cane Baru, Ketua kelompok Tani dibidang komoditi Kopi di Desa Cane Baru Bapak Ibrahim G, serta Kepada pedagang pengumpul di Desa Cane Baru maka diperolehlah faktor – faktor strategis Internal yang menjadi Kelemahan dan Kekuatan dalam pengembangan agribisnis kopi di Desa Cane Baru yaitu sebagai berikut :

A. Peluang

Faktor peluang adalah bagian dari faktor – faktor eksternal. Faktor peluang adalah faktor – faktor yang dianggap sebagai suatu potensi yang dapat simanfaatkan dalam pengembangan usaha tani kopi arabika didesa Cane Baru. Beberapa macam potensi – potensi tersebut yang harus dimanfaatkan dalam pencapaian tujuan tersebut terdiri dari :

1. Permintaan Kopi gayo yang semakin meningkat

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari pihak Eksportir, citarasa, kualitas dan produksi kopi gayo dengan kopi arabika lainnya jelas berbeda. Beberapa negara sangat menyukai kopi gayo karena kualitasnya yang tinggi dengan kadar kafein yang tinggi yang disukai oleh negara lain. Kebutuhan konsumen akan kopi memberi peluang bagi petani untuk mengembangkan usahanya.


(25)

Di gayo mulai adanya organisasi pecinta kopi gayo. Asosiasi ini dimulai dari satu kelompok tani dan setelah 4 tahun banyak kelompok tani yang bergabung menjadi 12 kelompok dengan jumlah anggota 350 anggota. Organisasi ini didirikan dengan tujuan untuk menguatkan petani kopi untuk dapat berdiri sendiri dalam mengolah dan memasarkan kopinya sendiri (untuk bisa bersaing dengan pihak ketiga) yang selalu menentukan harga kopi sehingga petani tidak pernah mendapatkan harga yang layak. Akan tetapi organisasi ini juga terkesan diam ditempat karena kurangnya fasilitas dan dukungan dari pemerintah.

3. Otonomi daerah yang memberikan kebijaksanaan dalam penentuan harga

Pemberlakuan UU No.22 tahun 1999 mulai tahun 2000, menimbulkan dampak yang sangat besar bagi pemerintah daerah, karena dengan diberlakukannya undang-undang tersebut maka pemerintah daerah mempunyai wewenang penuh dalam mengadakan pembangunan di daerahnya masing-masing.

4. Adanya perdagangan bebas yang membuat usaha tani kopi gayo dikenal

Perdagangan bebas merupakan peluang dalam memasarkan kopi, hal ini juga menuntut petani untuk memperbaiki kualitas kopi yang dihasilkan. Disamping itu, Gayo Lues telah mempunyai jaringan ekspor, khususnya dengan negara negara eropa Khususnya jerman. Hal ini memberi peluang besar jika petani terus memperbaiki kualitas kopinya.

5. Perkembangan Tekhnologi Informasi dan Komunikasi Berkembangnya teknologi komunikasi dan informasi memungkinkan aksesibilitas terhadap informasi pasar bagi masyarakat. Untuk mengatasi permasalahan budidaya, pengolahan serta pemasaran kopi, teknologi dan informasi sangat dibutuhkan, seperti internet. Adanya internet memberi manfaat yang cukup besar bagi petani karena informasi mengenai harga kopi, racun pemberantas hama


(26)

penyakit dan informasi pemasaran kopi dapat diakses dengan mudah. Telekomunikasi juga mempermudah petani untuk berkomunikasi dengan petani lainnya serta dengan pihak investor.

6. Adanya pasar yang tersedia untuk usaha tani kopi gayo

Permintaan atas kopi di Indonesia terus meningkat hal ini memberikan dampak positif kepada para pengusaha tani kopi. Terlebih kopi gayo dimana para eksportir di kabupaten gayo lues yang berpusat ditakengon selalu melakukan pengeksporan. Berdasarkan keterangan dari salah satu pengekspor diTakengon mengatakan permintaan dari negara Jerman dan Taiwan terus meningkat Hal ini bisa menjadi salah satu alasan mengapa seharusnya usaha ini lebih didukung oleh pemerintah. Disamping itu jumlah kopi ekspor juga berfluktuatif, hal ini juga memberi peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan produktivitas kopi Indonesia.

B. Ancaman

Faktor – faktor ancaman merupakan bagian dari faktor – faktor eksternal dimana faktor ini dianggap sebagai ancaman yang dikemudian hari akan menjadi hambatan dalam pengembangan usaha tani kopi arabika di Desa Cane baru. Adapun faktor faktor ancaman yang terdapat di Desa cane Baru adalah :

1. Adanya ketidakpastian iklim

Faktor alam memegang peranan penting dalam kegiatan usahatani dibidang pertanian. Oleh karena itu, ketidakpastian iklim global yang disebabkan oleh pemanasan bumi dan terjadinya penebangan hutan, bencana alam dan kekeringan menjadi ancaman dalam kegiatan agribisnis kopi. Perubahan iklim di Gayo Lues ditandai dengan ketidakpastian antara musim kemarau dan musim hujan. Perubahan iklim ini dapat mempengaruhi kopi yang sedang


(27)

berbunga, bunga kopi berguguran akibat hujan deras dan angin kencang. Hal ini dapat mempengaruhi tingkat produksi kopi.

2. Persaingan penerimaan kopi sejenis dari wilayah lain

Semakin banyaknya kopi yang dihasilkan oleh kabupaten lain menyebabkan konsumen mempunyai banyak pilihan dan terjadinya kelebihan penawaran di pasar yang menyebabkan harga kopi tersebut rendah.

3. Persaingan penerimaan kopi tidak sejenis dari wilayah lain

Adanya penghasilan kopi robusta yang dihasilkan oleh kabupaten lain menyebabkan konsumen mempunyai banyak pilihan dan terjadinya kelebihan penawaran yang menyebabkan harga kopi tersebut rendah.

4. Terdapat perubahan harga kopi

Petani sangat merasa terancam dengan harga kopi yang tidak menentu. Pada saat panen raya harga kopi turun, tetapi saat musim paceklik harga kopi menurun, sehingga pendapatan petani menjadi menurun. Kopi di Kabupaten Gayo Lues juga tidak memiliki sertifikat sehingga menjadi salah satu alasan mengappa harga kopi dapat berubah – ubah.

5. Pertumbuhan ekonomi yang tidak pasti

Pertumbuhan ekonomi menunjukkan tingkat perbaikan yang mendasar dalam perekonomian Indonesia, juga berlaku di Kabupaten Gayo Lues sebagaimana dengan daerah lainnya. Namun pertumbuhan ekonomi yang tidak pasti, tingginya tingkat inflasi dan rendahnya nilai tukar rupiah merupakan ancaman yang dapat menghambat pelaksanaan Pengembangan Agribisnis Kopi . Hal tersebut juga menyebabkan rendahnya daya beli masyarakat sehingga rendahnya produksi petani.


(28)

6. Penegakan hukum dan perundangan yang tidak diketahui petani

Situasi keamanan dan politik yang tidak menentu bisa menjadi ancaman bagi pengembangan agribisnis kopi. Pemerintah harus memberikan penyuluhan kepada para petani kopi agar mengetahui segala hukum yang ada dan peraturan – peraturan ..

5.4 Metode IFAS & EFAS

Metode ini memiliki tujuan untuk menilai atau mengevaluasi faktor – faktor yang berpengaruh dalam keberhasilan strategi yang akan dilaksanakan dalam pengembangan usaha tani kopi arabika di Desa Cane Baru Kecamatan Pantan Cuaca Kabupaten Gayo Lues. Metode ini dilakukan dengan cara melakukan perhitungan pembobotan dan scoring. Setelah dilakukan pembobotan terhadap faktor – faktor eksternal dan Internal melalui Kuisioner kepada Petani Kopi di Desa Cane Baru kecamatan Pantan Cuaca Kabupaten Gayo Lues hasil akhir dari analisis IFE dan EFE adalah sebagai berikut :

5.4.1 Analisis matriks IFAS

Analisis ini bertujuan untuk menilai dan mengevaluasi faktor – faktor strategis yang berpengaruh terhadap keberhasilan strategis yang akan dilaksanakan dalam Pengembangan Agribisnis Kopi di Desa Cane Baru Kecamatan Pantan Cuaca Kabupaten Gayo Lues. Setelah dilakukan pembobotan terhadap faktor – faktor strategis baik internal maupun eksternal melalui pendapat / wawancara dengan Kepala Desa Cane Baru, Ketua kelompok Tani dibidang komoditi Kopi di Desa Cane Baru Bapak Ibrahim G, serta Kepada pedagang pengumpul di Desa Cane Baru maka hasil akhir dari Matriks IFAS dapat diketahui nilai diperoleh nilai indeks akumulatif untuk elemen kekuatan sebesar 1,18, sedangkan untuk elemen kelemahan diperoleh 0,975.

Dari hasil ini diketahui bahwa dari hasil wawancara responden lebih memberikan tanggapan yang tinggi terhadap faktor kekuatan dan faktor kelemahan lebih sedikit. Dan total


(29)

skor dari faktor – faktor Internal adalah 2,155. Dari hasil analisis tersebut diketahui bahwa dalam Pengembangan Agribisnis Kopi di Desa Cane Baru Kecamatan Pantan Cuaca Kabupaten Gayo Lues memiliki kekuatan yang mampu mengatasi kelemahan yang ada.

Tabel 11 Hasil akhir dari analisis IFAS

No Faktor Strategis Internal Bobot Rating Skor

A Kekuatan

1 Terdapat SDA yang sesuai 0.06 3,5 0,21

2 Ketersediaan Lahan yang cukup besar 0,07 3,57 0,25 3 SDM yang terampil dalam mengusahakan

Produksi Kopi

0.06 3,605 0,22

4 Keamanan Berusaha Tani 0,07 3,605 0,25

5 Sarana dan Prasarana yang mendukung Usaha Tani

0,07 3,64 0,25

Total 1,18

B Kelemahan

1 Sebagian petani masih menggunakan tekhnologi sederhana

0.06 1,57 0,09

2 Tidak adanya lembaga keuangan didaerah penelitian

0.07 1,23 0,08

3 Tidak adanya lembaga penelitian didaerah penelitian

0,07 1,25 0,09

4 Kurangnya penyuluhan 0.06 1,5 0,09

5 Saluran pemasaran yang merugikan petani 0.06 1,67 0,1 6 Kurang berjalannya peraturan dan

program pemerintah

0.06 1,57 0,09

7 Sedikitnya industry pengolahan kopi didaerah penelitian

0.06 1,52 0,09

8 Sistem kemitraan dengan pasar eksport hanya terjadi di pengumpul

0.06 1,71 0,1

9 Kurangnya persediaan saprodi 0.06 1,57 0,09 10 Kurangnya benih bersertifikat 0.06 1,25 0,075 11 Kurangnya sistem manajemen yang baik 0.06 1,53 0,09

Total 0,985

Berdasarkan Matriks IFAS diatas dapat diketahui secara terinci tentang faktor – faktor yang mempengaruhi pengembangan agribisnis Kopi, baik yang termasuk elemen kekuatan dan kelemahan yaitu sebagai berikut :


(30)

A. Elemen Kekuatan

Ketersediaan lahan, Sarana dan Prasarana serta Keamanan memiliki bobot sebesar 0,07, nilai ini merupakan nilai tertinggi dalam faktor kekuatan dan menunjukan bahwa faktor ini memiliki dampak yang sangat penting dalam Pengembangan Kopi di Desa Cane Baru jika disbanding dengan faktor Kekuatan Lainnya.

Sedangkan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam mememiliki bobot 0,06 yang mengartikan bahwa faktor – faktor ini merupakan faktor kekuatan yang penting dan juga mendukung dalam hal pengembangan usaha Kopi Gayo di Desa Cane Baru.

B. Elemen Kelemahan

Dari pembobotan tersebut diketahui Lembaga Keuangan serta Lembaga Penelitian memiliki nilai 0,07 dimana hal ini menunjukkan bahwa kedua faktor ini memiliki dampak yang sangat penting untuk Pengembangan Agribisnis Kopi di Desa Cane Baru jika dibandingkan dengan faktor – faktor kelemahan lainnya.

Penggunaan tekhnologi sederhana, penyuluhan, saluran pemasaran, kurang berjalannya program – program pemerintah, sedikitnya industry pengolahan Kopi, sistem kemitraan dengan pasar eksport, kurangnya persediaan saprodi, kurangnya benih bersertifikat serta manajemen yang baik memiliki nilai bobot yang sama dimana menunjukkan bahwa faktor – faktor ini memiliki nilai yang penting serta kelemahan tersebut agak sulit diatasi dalam Pengembangan Agribisnis Kopi di Desa Cane Baru.


(31)

Analisis ini bertujuan untuk menilai dan mengevaluasi faktor – faktor strategis yang berpengaruh terhadap keberhasilan strategis yang akan dilaksanakan dalam Pengembangan Agribisnis Kopi di Desa Cane Baru Kecamatan Pantan Cuaca Kabupaten Gayo Lues. Setelah dilakukan pembobotan terhadap faktor – faktor strategis eksternal melalui pendapat / wawancara dengan Kepala Desa Cane Baru, Ketua kelompok Tani dibidang komoditi Kopi di Desa Cane Baru Bapak Ibrahim G, serta Kepada pedagang pengumpul di Desa Cane Baru maka hasil akhir dari Matriks EFAS dapat diketahui nilai diperoleh nilai indeks akumulatif untuk elemen Peluang sebesar 2,19, sedangkan untuk elemen Ancaman diperoleh 0,73.

Dari hasil ini diketahui bahwa dari hasil wawancara responden lebih memberikan tanggapan yang tinggi terhadap faktor peluang dan faktor ancaman lebih sedikit. Dan total skor dari faktor – faktor Eksternal adalah 2,92. Dari hasil analisis tersebut diketahui bahwa dalam Pengembangan Agribisnis Kopi di Desa Cane Baru Kecamatan Pantan Cuaca Kabupaten Gayo Lues dapat memanfaatkan peluang sebaik mungkin.


(32)

Tabel 12 Hasil akhir dari analisis EFAS

No Faktor Strategis Eksternal Bobot Rating Skor

PELUANG

1 Permintaan Kopi gayo yang semakin meningkat

0,105 3,49 0,37

2 Mulai tumbuhnya organisasi petani kopi gayo

0,105 3,5 0,37

3 Otonomi daerah yang memberikan kebijaksanaan dalam penentuan harga

0,08 3,06 0,25

4 Adanya perdagangan bebas yang membuat usaha tani kopi gayo dikenal

0,106 3,8 0,4

5 Perkembangan Tekhnologi Informasi dan Komunikasi

0,09 3,71 0,4

6 Adanya pasar yang tersedia untuk usaha tani kopi gayo

0,103 3,6 0,4

Total 2,19

ANCAMAN

1 Adanya ketidakpastian iklim 0,047 1,8 0,08

2 Persaingan penerimaan kopi sejenis dari wilayah lain

0,09 2,15 0,2

3 Persaingan penerimaan kopi tidak sejenis dari wilayah lain

0,05 1,6 0,08

4 Terdapat perubahan harga kopi 0,105 1,72 0,2

5 Pertumbuhan ekonomi yang tidak pasti

0,052 1,5 0,08

6 Penegakan hukum dan perundangan yang tidak diketahui petani

0,057 1,6 0,09

Total 0,73

Berdasarkan Matriks EFAS diatas dapat diketahui secara terinci tentang faktor – faktor yang mempengaruhi pengembangan agribisnis Kopi, baik yang termasuk elemen peluang dan Ancaman yaitu sebagai berikut :


(33)

A. Elemen Peluang

Perdagangan bebas memiliki bobot paling tinggi yaitu sebesar 0,106 hal ini menunjukkan bahwa peluang ini memiliki dampak yang sangat penting terhadap pengembangan Agribisnis Kopi di Desa Cane Baru jika dibandingkan dengan peluang lainnya. Dan nilai ratingnya menunjukkan bahwa kemampuan dalam merespon peluang tersebut adalah baik.

Faktor peluang seperti permintaan kopi gayo serta mulai tumbuhnya organisasi kopi di Desa Cane Baru memiliki bobot 0,105 sehingga dapat diketahui faktor ini juga merupakan peluang yang baik yang ada di Desa Cane Baru Kecamatan Pantan Cuaca Kabupaten Gayo Lues.

Sedangkan faktor – faktor peluang lainnya seperti Adanya pasar yang tersedia, Perkembangan Tekhnologi dan Informasi, serta Otonomi Daerah merupakan faktor – faktor peluang yang agak penting dalam Pengembangan Kopi di Desa Cane Baru.

B. Elemen Ancaman

Dari pembobotan tersebut diketahui Adanya perubahan harga Kopi memiliki nilai 0,105 dimana hal ini menunjukkan bahwa faktor ini memiliki dampak yang sangat penting untuk Pengembangan Agribisnis Kopi di Desa Cane Baru dan merupakan ancaman yang sangat kuat dalam hal pengembangan usaha tani Kopi di Desa Cane Baru.

Persaingan penerimaan Kopi sejenis dari daerah lain memiliki nilai bobot sebesar 0,09 yang menunjukkan bahwa faktor ini memiliki dampak yang sangat penting dalam Pengembangan Agribisnis Kopi serta agak kuat pengaruhnya dalam Pengembangan usaha ini.

Persaingan kopi tidak sejenis dari daerah lain memiliki nilai bobot sebesar 0,05 yang menunjukkan bahwa faktor ini memiliki dampak yang sangat penting dalam Pengembangan Agribisnis Kopi.


(34)

Penegakan Hukum memiliki bobot 0,52 yang menunjukkan bahwa faktor ini memiliki dampak yang sangat penting dalam Pengembangan Agribisnis Kopi serta agak kuat pengaruhnya dalam Pengembangan usaha ini.

Pertumbuhan ekonomi memiliki bobot sebesar 0,57 yang menunjukkan bahwa faktor ini memiliki dampak yang sangat penting dalam Pengembangan Agribisnis Kopi serta agak kuat pengaruhnya dalam Pengembangan usaha ini. Ketidakpastian iklim memiliki bobot 0,047 menunjukkan bahwa faktor ini memiliki dampak yang sangat penting dalam Pengembangan Agribisnis Kopi serta agak kuat pengaruhnya dalam Pengembangan usaha ini.

5.5 Tahap Matriks Internal Eksternal

Dari hasil perhitungan Matriks IFAS ( Tabel 11 ) dan Matriks EFAS ( Tabel 12 ) maka diketahui total skor pembobotan masing – masing sebesar 2,155 dan 2,92. Nilai ini menempatkan usahatani Kopi Arabika di Desa Cane Baru Kecamatan Pantan Cuaca Kabupaten Gayo Lues pada sel V ( Kelompok Hold and Mauntain ) pada Matriks Internal Eksternal pada Gambar 1. Hal ini menunjukkan usaha tani di Desa Cane Baru Kecamatan Pantan Cuaca Kabupaten Gayo Lues berada dalam Kondisi Internal dan Eksternal sedang, artinya kekuatan dan kelemahan yang dihadapi usaha tani berada dalam kondisi rata – rata. Strategi yang cocok untuk diterapkan pada sel V adalah Jika usaha tersebut berada di posisi sel 5 maka tujuan relative lebih defensive yaitu menghindari kehilangan penjualan dan kehilangan profit. Usaha yang berada disel ini dapat memperluas pasar, fasilitas produksi dan tekhnologi melalui pengembangan internal maupun eksternal melalui akuisisi atau join venture dalam usaha yang sama.


(35)

Skor IFE

Kuat Rata - Rata Lemah

I II III

IV V VI

VII VII IX

Gambar 9. Grafik Matriks Analisis Internal Eksternal

5.5 Analisis SWOT

Setelah dilakukan analisis identifikasi faktor Eksternal dan analisis indentifikasi faktor Internal maka selannjutnya memanfaatkan semua informasi tersebut dalam model perumusan strategi yaitu Analisis SWOT. Tujuannya adalah untuk menentukan alternative strategi dalam Pengembangan usaha tani kopi arabika. Dari hasil Matriks SWOT dapat diperoleh beberapa alternnatif strategi dalam Pengembangan Usahatani Kopi Arabika di Desa cane baru Kecamatan Pantan Cuaca Kabupaten Gayo Lues.

4 3 2 1

2 3


(36)

Tabel 13. Matriks SWOT Pengembangan Usaha Tani Kopi Di Desa Cane baru Kecamatan Pantan Cuaca Kabupaten Gayo Lues

Faktor –

Faktor Internal

Faktor – Faktor Eksternal

Kekuatan ( Strength )

1. Terdapat Sumber Daya Alam yang sesuai

2. Ketersediaan Lahan yang cukup besar

3.Sumber Daya Manusia yang terampil dalam mengusahakan Produksi Kopi

4.Terciptanya Keamanan Berusaha Tani

5. Sarana dan prasarana Yang Baik

Kelemahan ( Weakness )

1.Sebagian petani masih menggunakan tekhnologi sederhana

2. Kurangnya lembaga keuangan didaerah penelitian

3. Kurangnya lembaga penelitian didaerah penelitian

4. Kurangnya penyuluhan

5.Saluran pemasaran yang merugikan petani

6. Kurang berjalannya peraturan dan program pemerintah

7. Sedikitnya industry pengolahan kopi didaerah penelitian

8. Sistem kemitraan dengan pasar eksport hanya terjadi di pengumpul 9. Kurangnya persediaan saprodi 10.Kurangnyabenih bersertifikat 11.Kurangnya sistem manajemen yang baik

Peluang ( Opportunities )

1. Permintaan Kopi gayo yang semakin meningkat

2. Mulai tumbuhnya organisasi petani kopi gayo

3. Otonomi daerah yang memberikan kebijaksanaan dalam penentuan harga 4. Adanya perdagangan bebas yang membuat usaha tani kopi gayo dikenal 5. Perkembangan Tekhnologi Informasi dan Komunikasi

6. Adanya pasar yang tersedia untuk usaha tani kopi gayo

Strategi SO

1. Meningkatkan kualitas Sumber daya Manusia yang terampil melalui pelatihan dan meluaskan usahatani kopi.

Strategi WO

1. Membentuk Lembaga Penelitian serta lembaga keuangan.

2. Memperluas jaringan pemasaran dengan cara memanfaatkan organisasi – organisasi petani.serta penggunaan tekhnologi dan Informasi

Ancaman ( Threats )

1. Adanya ketidakpastian iklim

2. Persaingan penerimaan kopi sejenis dari wilayah lain

3. Persaingan penerimaan kopi tidak sejenis dari wilayah lain

4. Terdapat perubahan harga kopi 5. Pertumbuhan ekonomi yang tidak pasti 6. Penegakan hukum dan perundangan yang tidak diketahui petani

Strategi ST

1. Mengembangkan Mutu Kopi dan Produksi Kopi serta membentuk peraturan terhadap mitra usaha.

.

Strategi WT

1. Memperbaiki sistem rantai pemasaran melalui lembaga yang terkait.

2. Menciptakan kerjasama dengan pihak lain melalui perbaikan sistem manajemen usah atani.


(37)

1. Strategi Strenghts – Oppurtunities ( S – O )

Strategi ini disusun dengan menggunakan kekutan yang dimiliki serta dengan memanfaatkan peluang – peluang yang ada. Strategi ini mengusulkan Meningkatkan kualitas Sumber daya Manusia yang terampil melalui pelatihan dan meluaskan usahatani kopi.

Strategi Meningkatkan kualitas Sumber daya Manusia yang terampil melalui pelatihan dan meluaskan usahatani kopi.. Hal ini didukung dengan adanya Ketersediaan lahan yang cukup dan sumber daya manusia yang terampil serta pasar usaha tani komoditi kopi dan perdagangan bebas dapat dimanfaatkan oleh para organisasi – organisasi petani kopi yang mulai tumbuh untuk mengoptimalkan usaha tani kopi.

2. Strategi Weakness – Oppurtunities ( W – O )

Strategi ini disusun untuk mengurangi kelemahan – kelemahan yang ada di daerah penelitian dengan memanfaatkan peluang – peluang yang ada. Strategi ini terdiri dari 3 strategi yaitu :

1. Membentuk Lembaga Penelitian serta Lembaga keuangan.

Kabupaten Gayo Lues tidak memiliki Badan Penelitian Kopi. Hal ini yang menyulitkan petani – petani kopi didaerah penelitian. Seperti yang diketahui Lembaga penelitian sangat penting selain sebagai penyuluh lembaga penelitian juga dapat membantu petani dalam hal penyediaan bibit – bibit kopi yang berkualitas.

Karena tidak adanya lembaga penelitian didaerah penelitian maka memberikan dampak negative bagi petani seperti petani menanam kopi dengan bibit yang tidak bermutu, kurang menerima penggunaan tekhnologi dalam melakukan usaha tani kopi yang menyebabkan produksi kopi kurang optimal.


(38)

Selain lembaga Penelitian, lembaga keuangan juga dirasa penting didaerah penelitian.Tidak adanya lembaga keuangan menyulitkan petani untuk mengembangkan usaha taninya didaerah penelitian. Oleh karena itu strategi ini menekankan pada Pembentukan Lembaga Penelitian dan Lembaga Keuangan karena lembaga – lembaga ini mendukung dalam peningkatan hasil pertanian dan pengembangan usaha.

2. Memperluas jaringan pemasaran dengan cara memanfaatkan organisasi – organisasi petani serta penggunaan Kemajuan tekhnologi informasi dan komunikasi.

Seperti yang diketahui jaringan pasar kopi gayo masih terbuka sangat besar Ditambah dengan adanya pasar bebas maka diyakini Kopi Gayo dapat lebih dikembangkan sehingga jaringan pemasaran kopi gayo tidak hanya didalam negri tetapi juga diluar Negri. Dengan memanfaatkan perkembangan Tekhnologi Informasi dan Komunikasi serta Organisasi – organisasi petani yang mulai tumbuh hal ini akan mendorong peningkatan pemasaran Kopi gayo sehingga secara langsung meningkatkan usaha produksi kopi.

3. Strategi Strenghts – Threats ( S – T )

Strategi ini merupakan strategi yang diajukan dengan menggunakan faktor – faktor kekuatan untuk menghindari ancaman dalam pengembangan usaha tani Kopi di Kabupaten Gayo Lues. Strategi ST yang diusulakn dalam hal ini adalah Mengembangkan mutu kopi dan produksi kopi serta membentuk peraturan terhadap mitra usaha.

Strategi mengembangakan Mutu Kopi dan Produksi Kopi serta peraturan terhadap mitra usaha dirasa dapat dilakukan karena Kabupaten gayo Lues memiliki Sumber daya Alam serta Ketersediaan Lahan yang cukup sehingga dengan memanfaatkan secara optimal faktor – faktor


(39)

kekuatan tersebut usaha tani kopi dalam memproduksi kopi dapat ditingkatkan serta mutu dapat dikembangkan dengan memanfaatkan Sumber Daya Manusia yang terampil.

Pengembangan usaha tani juga dapat dilakukan dengan melakukan pemasaran kepada mitra – mitra usaha oleh sebab itu perlu adanya peraturan – peraturan yang diketahui oleh petani maupun pihak kemitraan agar dapat terjalin kerja sama yang baik diantara keduanya. Dengan melakukan strategi tersebut diharapkan usaha tani Kopi di desa cane baru dapat ditingkatkan sehingga Prospek usaha pengembangan Usaha Tani Kopi dapat berjalan dengan baik.

4. Strategi Weakness- Threats ( W – T )

Strategi ini dilakukan atas dasar meminimalkan faktor – faktor kelemahan untuk menghindari faktor – faktor ancaman yang ada. Dalam hal ini stratehgi yang diusulkan adalah : 1. Memperbaiki sistem rantai pemasaran melalui lembaga yang terkait.

Seperti yang kita ketahui rantai pemasaran yang panjang akan meningkatkan biaya sehingga diperlukan perbaikan dalam rantai pemasaran juga salah satu faktor yang penting karena panjangnya jalur distribusi di daerah penelitian menyebabkan rendahnya harga jual petani kopi. Akses petani untuk menjual langsung kepada pembeli sangat minim disamping itu petani juga tidak ingin turut andil dalam melakukan proses pemasaran kopi sehingga harga kopi selalu ditetapkan oleh pedagang pengumpul.

2. Menciptakan kerjasama dengan pihak lain melalui perbaikan sistem manajemen usaha tani. Strategi dalam menciptakan kerja sama yang baik dengan pihak lain melalui perbaikan sistem manajemen usaha tani dapat dilaksanakan dengan memperbaiki sistem manajemen yang ada dalam usaha tani tersebut sehingga dapat meningkatkan kerja sama dengan pihak – pihak lain baik pedagang pengumpul maupun sector lain. Seperti yang diketahui kerja sama yang baik dengan investor dapat memberikan keuntungan bagi petani, baik dari segi permodalan maupun


(40)

tekhnologi. Untuk itu petani harus dapat menjalin komunikasi dengan pihak investor dan diperlukannya program – program pemerintah dalam hal pendukung sebagai penghubung antara pihak investor dengan petani kopi.

5.6 Analisis QSPM

Setelah melakukan penganalisisan melalui anlisis SWOT, maka strategi – strategi yang didapat dari analisis SWOT tersebut adalah :

1. Meningkatkan kualitas Sumber daya Manusia yang terampil melalui pelatihan dan meluaskan usahatani kopi.

2.Membentuk Lembaga Penelitian serta lembaga keuangan.

3.Memperluas jaringan pemasaran dengan cara memanfaatkan organisasi – organisasi petani serta penggunaan tekhnologi dan Informasi

4.Mengembangkan Mutu Kopi dan Produksi Kopi serta membentuk peraturan terhadap mitra usaha.

5. Memperbaiki sistem rantai pemasaran melalui lembaga yang terkait.

6. Menciptakan kerjasama dengan pihak lain melalui perbaikan sistem manajemen usahatani.

Setelah melalui tahap analisis Matriks SWOT maka selanjutnya masuk ketahap pengambilan keputusan dengan menggunakan matriks QSP. Analisis ini digunakan dengan tujuan agar dapat menentukan strategi yang akan digunakan baik bagi petani maupun pemerintah dalam hal pengembangan usaha tani kopi gayo di Desa Cane Baru Kecamatan Pantan Cuaca Kabupaten Gayo Lues. Matriks QSP ini dapat dilakukan melalui penilaian terhadap strategi – strategi yang diusulkan oleh responden.


(41)

Hasil dari Matriks QSP diketahui bahwa strategi – strategi yang menjadi prioritas utama dengan nilai Total Attractiveness Score (TAS) sebesar 6,58 adalah strategi “Mengembangkan Mutu Kopi dan Produksi Kopi serta membentuk peraturan terhadap mitra usaha” dan Strategi dengan Nilai Total Attractiveness Score (TAS) terendah sebesar 4,93 dengan strategi “Menciptakan kerjasama dengan pihak lain melalui perbaikan sistem manajemen usahatani”.


(42)

Tabel 14. Alternatif dan Prioritas Strategi Pengembangan Agribisnis di Desa Cane Baru Kecamatan Pantan Cuaca Kabupaten Gayo Lues

Faktor – Faktor Strategis Bobot

Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5 Strategi 6

AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS

Kekuatan

A 0.06 2,6 0,15 2,3 0,14 3,8 0,23 3,2 0,19 2,4 0,15 2,2 0,13

B 0,07 2,4 0,17 2,4 0,17 3 0,21 4 0,28 2,5 0,17 3,1 0,22

C 0.06 3,6 0,21 3,3 0,2 3,2 0,19 4 0,24 3,2 0,19 2,2 0,13

D 0,07 2,7 0,19 2 0,14 2,3 0,16 3,2 0,22 2,4 0,19 2,1 0,15

E 0,07 3,1 0,22 2,3 0,16 3,6 0,25 3,1 0,22 3,7 0,26 2,2 0,15

Kelemahan

A 0.06 2,3 0,14 3 0,18 2,2 0,14 3,3 0,2 3,8 0,23 2,2 0,14

B 0.07 2,4 0,17 3,8 0,27 3,7 0,26 2,3 0,18 3,6 0,25 2,4 0,18

C 0,07 3,8 0,3 3,8 0,27 3,1 0,22 3,3 0,24 3,2 0,22 3,1 0,22

D 0.06 3,2 0,2 3,5 0,21 2,2 0,14 3 0,18 3,2 0,2 3 0,18

E 0.06 2,6 0,16 3,1 0,19 3,1 0,19 2,9 0,18 3,6 0,22 3,7 0,22 F 0.06 2,8 0,17 3,1 0,19 3,2 0,2 2,2 0,13 2,2 0,14 2,1 0,12 G 0.06 3,1 0,19 2,4 0,19 2,3 0,14 3,6 0,2 2,5 0,15 2,1 0,13

H 0.06 2,4 0,15 3 0,18 3,5 0,21 2,9 0,18 2,3 0,14 3,9 0,24

I 0.06 2,2 0,14 2,3 0,14 2 0,12 3,1 0,19 2,2 0,14 2 0,12

J 0.06 2,4 0,15 2,5 0,15 1,9 0,12 2,9 0,18 2,2 0,14 2 0,12

K 0.06 2,4 0,15 2,5 0,15 1,9 0,12 2,1 0,13 2,2 0,14 4 0,24

Peluang

A 0,105 2,3 0,24 3,8 0,4 3,1 0,33 3 0,31 3,1 0,33 2,1 0,22

B 0,105 2,3 0,24 2,3 0,24 3,8 0,4 1,4 0,15 3 0,31 3 0,31

C 0,08 2,4 0,2 2,4 0,2 2,2 0,18 2,2 0,18 2,6 0,2 2,1 0,17

D 0,106 2,9 0,3 3,6 0,38 2,1 0,22 2,1 0,22 2,3 0,24 2,1 0,22

E 0,09 3,8 0,35 2,4 0,21 2,1 0,19 2,3 0,2 2,9 0,26 2,1 0,19

F 0,103 2,9 0,3 2,8 0,28 3,1 0,32 3 0,31 2,2 0,22 2,9 0,3

Ancaman

A 0,047 1,9 0,09 2,8 0,14 2 0,09 2,3 0,1 2,1 0,1 2 0,09

B 0,09 2 0,18 2 0,18 1,9 0,18 2,9 0,3 2,2 0,2 2,1 0,2

C 0,05 1,8 0,09 1,8 0,09 1,9 0,1 2,2 0,11 2,1 0,1 2,1 0,1

D 0,105 3,4 0,36 2 0,72 2,1 0,22 2,9 0,3 2,1 0,22 2,1 0,22

E 0,052 1,3 0,07 1,9 0,14 1,8 0,94 1,9 0,1 2,1 0,1 2,2 0,1

F 0,057 1.4 0,08 1,8 0,15 1,9 0,1 2,8 0,16 2,2 0,13 2,1 0,12

TOTAL 2,00 72,4 5,36 72,9 6,06 73 6,17 78,1 6,58 72,1 5,49 54,9 4,93


(43)

Prioritas strategi disusun berdasarkan urutan nilai TAS tertinggi sampai terendah. Adapun prioritas strategi yang dihasilkan matriks QSP sebagai berikut :

1. Mengembangkan Mutu Kopi dan Produksi Kopi serta membentuk peraturan terhadap mitra usaha (6,58 )

2. Memperluas jaringan pemasaran dengan cara memanfaatkan organisasi – organisasi petani serta penggunaan tekhnologi dan Informasi (6,17 )

3. Membentuk Lembaga Penelitian serta lembaga keuangan (6,06 )

4. Meningkatkan kualitas Sumber daya Manusia yang terampil melalui pelatihan dan meluaskan usahatani kopi ( 5,49 )

5. Memperbaiki sistem rantai pemasaran melalui lembaga yang terkait (5,36 )

6. Menciptakan kerjasama dengan pihak lain melalui perbaikan sistem manajemen usahatani (4,93 )


(44)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

Berdasarkan data – data yang diperoleh serta hasil analisis yang dilakukan terhadap Usahatani Kopi gayo di Desa Cane Baru Kecamatan Pantan Cuaca Kabupaten Gayo Lues yang meliputi analisis internal dan eksternal (IFE dan EFE Matriks), analisis SWOT dan Analis QSPM, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Diketahui Produksi Kopi Gayo di Kabupaten Gayo Lues dari tahun ke tahun berfluktuatif. Terjadi penurunan produksi dari tahun 2007 – 2008 dan terjadi peningkatan produksi dari tahun 2010 – 2011 hal ini dikarenakan peningkatan Luas Lahan Usahatani Kopi di Kabupaten Gayo Lues.Dan diketahui luas lahan di Kabupaten Gayo Lues juga meningkat dari tahun 2007 hingga ketahun 2011.

2. Faktor – faktor eksternal yang mempengaruhi Hasil analisis eksternal yang menjadi peluang yaitu Permintaan Kopi yang semakin meningkat, Mulai tumbuhnya organisasi petani kopi, Otonomi daerah. Adanya perdagangan bebas, Perkembangan tekhnologi dan informasi serta adanya pasar yang tersedia. Faktor peluang tersebut memiliki bobot skor sebesar 2,19. Ketidakpastian iklim, persaingan penerimaan kopi sejenis maupun tidak sejenis, perubahan harga kopi, pertumbuhan ekonomi, penegakan hukum dan perundangan maka faktor ancaman bagi Pengembangan Agribisnis Kopi dengan bobot skor 0,73 serta nilai total bobot skor 2,92, berarti secara eksternal Masyarakat/petani telah merespon dengan baik terhadap peluang dan ancaman yang dimiliki, yang berarti bahwa faktor peluang eksternal dalam upaya Pengembangan Agribisnis Kopi di Desa Cane Baru dapat mengatasi ancaman yang dihadapinya dan dapat mengambil peluang sebaik mungkin.


(45)

3. Hasil analisis terhadap faktor internal dalam Pengembangan Agribisnis Kopi di Desa Cane Baru Kecamatan Pantan Cuaca Kabupaten Gayo Lues menunjukkan faktor kekuatan ( Terdapatnya Sumber Daya Alam, Ketersediaan lahan yang Cukup, Sumber Daya Manusia yang terampil, Terciptanya keamana berusahatani, serta Baiknya Prasarana dan Sarana ) mampu mengatasi faktor kelemahan ( Penggunaan Tekhnologi yang Sederhana, Tidak adanya Lembaga keuangan, Kurangnya Lembaga penelitian, kurangnya penyuluhan, Salurann pemasaran yang merugikan petani, kurang berjalannya peraturan dan program pemerintah,sedikitnya industry pengolahan kopi, sistem kemitraan dengan pasar eksport, kurangnya saprodi, benih bersertifikat serta manajemen yang buruk ) yang dimiliki kawasan tersebut. Hal itu ditunjukkan oleh nilai bobot skor faktor kekuatan yang lebih besar dari bobot skor kelemahan yakni sebesar 1,18 untuk faktor kekuatan dan 0,975 untuk faktor kelemahan. Secara umum menunjukkan bahwa Pengembangan Agribisnis Kopi dibawah rata-rata dalam kekuatan internalnya secara keseluruhan, hal ini ditunjukkan dengan total nilai bobot skor 2,155. Ini berarti berarti Masyarakat/petani secara internal (kekuatan dan kelemahan) belum baik (kuat), dalam upaya pengembangan kopi di Desa Cane Baru.

4. Hasil penggabungan matriks IFAS dan EFAS dalam matriks SWOT dalam Pengembangan Agribisnis Kopi Di Desa Cane Baru Kecamatan Pantan Cuaca Kabupaten Gayo Lues, menghasilkan beberapa alternatif strategi yaitu sebagai berikut : 1) Meningkatkan kualitas Sumber daya Manusia yang terampil melalui pelatihan dan meluaskan usahatani kopi. 2) Membentuk Lembaga Penelitian serta lembaga keuangan 3) Memperluas jaringan pemasaran dengan cara memanfaatkan organisasi – organisasi petani serta penggunaan tekhnologi dan Informasi 4) Mengembangkan Mutu Kopi dan Produksi Kopi serta membentuk peraturan terhadap mitra usaha 5) Memperbaiki sistem rantai pemasaran melalui lembaga yang terkait


(46)

6) Menciptakan kerjasama dengan pihak lain melalui perbaikan sistem manajemen usahatani. Hasil dari Matriks QSP diketahui bahwa strategi – strategi yang menjadi prioritas utama dengan nilai Total Attractiveness Score (TAS) sebesar 6,58 adalah strategi “Mengembangkan Mutu Kopi dan Produksi Kopi serta membentuk peraturan terhadap mitra usaha”

6.2 Saran

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan faktor-faktor internal dan eksternal yang mendukung Pengembangan Agribisnis Kopi di Desa Cane Baru Kecamatan Pantan Cuaca Kabupaten Gayo Lues maka dengan ini diajukan beberapa saran sebagai berikut :

1. Kepada Petani

Sebaiknya petani mulai mengembangkan organisasi – organisasi petani kopi yang telah ada di Desa Cane Baru serta Mulai menciptakan usaha permodalan sendiri seperti Koperasi Petani Kopi.Serta mulai mengusahakan bibit berkualitas dan sistem budidaya yang lebih modern sehingga dapat menghasilkan produksi kopi yang lebih tinggi selanjutnya.

2. Kepada Pemerintah

Pemerintah daerah melalui lembaga – lembaga terkait seharusnya membentuk Lembaga keuangan, Penyuluhan serta Lembaga Penelitian , Penyediaan Sarana Produksi khususnya bibit kopi yang bermutu, sehingga petani tidak membuat bibit sendiri. Pemerintah juga hendaknya membuat sertifikasi pada usaha tani kopi didaerah tersebut dan membantu dalam penciptaan industry kecil serta mendukung dan menjadi fasilitator bagi pengembangan organisasi – organisasi kopi yang telah ada, karena hal itu dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Pembangunan agribisnis merupakan satu kesatuan sub sistem yang tidak terpisahkan


(47)

satu sama lainnya. Pemerintah hendaknya ikut membantu dalam perbaikan rantai pemasaran serta menguatkan lembaga agribisnis serta pengembangan Informasi dan Komunikasi.

3. Kepada peneliti selanjutnya

Perlu dilakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan Pengembangan Agribisnis Kopi di Kabupaten Gayo Lues khususnya mengenai pemasaran kopi, serta pengolahan Kopi


(48)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

Tumbuhan kopi (Coffea Sp.) termasuk familia Rubiaceae yang dikenal mempunyai sekitar 500 jenis dengan tidak kurang dari 600 species. Genus Coffea merupakan salah satu genus penting dengan beberapa species jenis tanaman kopi namun secara garis besarnya kopi yang mempunyai nilai ekonomi dan dikembangkan secara komersial dibagi tiga, yaitu: Coffea Arabica (dengan hibridanya), Coffea Liberica dan Coffea Canephora (diantaranya varietas robusta) ( Siswoputranto,1993 ).

Dari ketiga jenis kopi yang paling komersial ditanam di Indonesia, Kopi Robusta adalah kopi yang paling pertama di usahakan di Indonesia kemudian menyusul kopi golongan liberica dan golongan Arabica dengan segala blaster ( hybride-hybridenya ). Di Indonesia yang terpenting hanya Kopi Robusta ( Coffea Robusta ) dan Kopi Arabika ( Coffea Arabica ) serta sedikit Kopi Liberika (Coffea Liberica ). Tanaman Kopi Robusta tumbuh baik didataran rendah sampai pada ketinggian 1.000m di atas permukaan laut, di daerah – daerah dengan suhu 20oC. Tanaman Kopi Arabica menghendaki daerah – daerah yang lebih tinggi sampai ketinggian sekitar 1.700m diatas permukaan laut, daerah – daerah yang umummnya dengan suhu sekitar 10 – 16 oC. Tanaman kopi Liberika dapat tumbuh didataran – dataran rendah (Spillane.1993 ).

Dari segi produksi yang paling menonjol dalam kualitas dan kuantitas adalah jenis Arabika,Andilnya dalam pasokan dunia tak kurang dari 70%. Jenis robusta yang mutunya dibawah arabika mengambil bagian 24% pada produksi dunia. Sedangkan liberica dan excels


(49)

masing – masing 3%. Arabika dianggap baik daripada robusta karena rasanya lebih enak dan jumlah kafeinnya lebih rendah. Maka arabika lebih mahal daripada robusta ( Spillane,1990 ).

Kopi Arabika ialah kopi yang paling baik tanda – tandanya ialah biji picak dan daun yang hijau – tua dan berombak ombak. Agar baik tumbuhnya maka hendaknya tinggi kadar bahan organik dalam tanah yang ditanami dengan kopi Arabika itu. Untuk keperluan itu ditanam berbagai leguminosa sebagai pupuk hijau didekat kopi tersebut serta pohon – pohon pelindung. Karena jenis ini ternyata tidak tahan disembarang tempat ( Spillane,1990 ).

Kopi memiliki rasa pahit - pahit sedap menyegarkan karena kandungan zat kafeina itu, kurang lebih sebagai berikut Kafeina 1% - 2,5% minyak atsiri 10% - 16% Asam Chlorogen 6% - 10% Zat Gula 4% - 12% selulosa 22% - 27% ( Spillane,1990 ).

Kopi Arabika Gayo ditanam pada lebih tinggi, ketinggian lebih dingin, biasanya 1100-1300 meter di atas permukaan laut kopi gunung ini berproduksi 1500-3000 kg perhektarnya dengan suhu 12-28 derajat celcius dan curah hujan 1500 sampai 3000mm jenis tanah di dataran tinggi gayo ini adalah tanah hitam berbentuk dari bahan vulkanik muda yang sangat subur mengandung nutrisi mikro yang penting bagi tanaman, kopi arabika gayo mengandung kafeein 0,8 sampai 1,4% bentuk biji kopi arabika gayo adalah Flat dengan garis tengah yang jelas karakter asam dan coklat dan trase 8 sampai max 10% atau nilai cacatnya 11 % . Elevasi yang lebih tinggi menyebabkan biji kopi tumbuh lebih lambat, yang menyumbang rasa mendalam dan aroma. Kopi ini tumbuh pada ketinggian yang lebih tinggi lebih sulit dan lebih baik dalam kualitas, tetapi mereka juga rentan terhadap embun beku (emun), hama dan penyakit, sehingga kacang (biji kopi) lebih sulit untuk melindungi dan panen. Biji matang pada waktu yang berbeda, sehingga mereka harus terpilih pada interval (Anonimous,2013).


(50)

Dataran Tinggi Gayo merupakan penghasil kopi Arabika terluas di Indonesia. Lahan yang ditanam di kopi dikawasan ini mencakup 46.493 ha, dengan jumlah petani kopi lebih dari 20.000 KK, dan setiap tahun jumlahnya terus meningkat. Ini menjadikan dataran tinggi Gayo sebagai produsen kopi Arabika terbesar tidak hanya di Indonesia, tapi juga Asia. Karena kebun kopi di Gayo dikelola oleh petani individual dengan rata-rata kepemilikan lahan maksimum 2 hektar. Karakter kopi Gayo menjadi sangat beragam, sudahlah jenis tanah dan ketinggian tumbuh yang berbeda bahkan terbilang ekstrim. (Tanah Vulkanis di Lukup Sabun, Bandar lampahan, Simpang Balik dan wilayah Bener Meriah lainnya dan bukan vulkanis di Jagong Jeget, Batu Lintang dan sekitarnya. Ketinggian sekitar 700-an Mdpl di Singah Mulo, sampai 1500-an Meter di Lukup Sabun). Varietas kopi yang ditanam pun berbeda-beda, mulai dari Bourbon sampai Catimor dengan aneka ragam variasinya.

Spesies Biji Kopi arbika gayo yang dikenal dibelahan dunia Jenisnya adalah

1. Typica - Ini adalah dasar dari mana varietals kopi banyak telah dikembangkan. Seperti Arabika varietas lain Coffe yang telah dikembangkan dari itu, tanaman kopi Typica memiliki bentuk kerucut dengan batang vertikal utama dan vertikal sekunder yang tumbuh pada miring sedikit. Typica adalah tanaman tinggi mencapai 3,5-4 m di ketinggian. Cabang-cabang lateral membentuk sudut 50-70 ° dengan batang vertikal. Typica kopi memiliki produksi yang sangat rendah, tetapi memiliki kualitas cangkir yang sangat baik.

2. Bourbon - Bourbon tanaman kopi menghasilkan kopi 20-30% lebih dari Typica, tetapi memiliki panen yang lebih kecil dari kurang varietals kopi paling. Bourbon memiliki kurang dari bentuk kerucut dari tanaman kopi Typica, tetapi memiliki cabang lebih sekunder. Sudut antara cabang-cabang sekunder dan batang utama lebih kecil, dan titik cabang pada batang utama sangat erat spasi. Daunnya lebar dan bergelombang di pinggiran. Buah ini relatif kecil dan padat.


(51)

Biji kopi yang jatuh tempo cepat dan berada pada risiko jatuh selama angin kencang atau hujan. Hasil terbaik untuk kopi Bourbon yang diwujudkan antara 3,500-6,500 kaki. Piala kualitas sangat baik dan mirip dengan Typica.

3. Caturra - Caturra adalah mutasi dari Bourbon kopi ditemukan di Brasil. Ini adalah mutasi dengan produksi tinggi dan kualitas yang baik, tetapi membutuhkan perawatan yang luas dan pembuahan. Ini adalah pendek dengan inti tebal dan memiliki cabang sekunder banyak. Ini memiliki daun besar dengan perbatasan bergelombang mirip dengan kopi Bourbon. Ini menyesuaikan dengan baik untuk hampir lingkungan apapun, tapi apakah terbaik antara 1,500-5,500 kaki dengan curah hujan tahunan antara 2,500-3,500 mm. Pada ketinggian yang lebih tinggi meningkatkan kualitas, tetapi penurunan produksi.

4. Catuai - Catuai adalah tanaman kopi unggul yang dihasilkan dari persilangan antara Mundo Novo dan Caturra. Tanaman ini relatif singkat, dan cabang-cabang lateral membentuk sudut dekat dengan cabang primer. Buah tidak jatuh dari dahan mudah, yang menguntungkan dengan daerah dengan angin kencang atau hujan. Catuai juga perlu pemupukan yang cukup dan perawatan.

5. Pache comum - Pache comum adalah mutasi kopi Typica pertama kali diamati di pertanian El Brito, Santa Cruz Naranjo, Santa Rosa, Guatemala. Banyak yang menganggap cangkir menjadi lancar atau flat. Ini varietas kopi beradaptasi dengan baik antara 3,500-5,500 kaki.

6. Pache colis - Pache colis ditemukan di Mataquescuintla, Guatemala di sebuah peternakan yang terdiri dari Caturra dan Pache comum. Buah kopi yang sangat besar dan daunnya yang bertekstur kasar. Pache colis memberikan ketahanan beberapa Phoma. Memiliki sekunder dan tersier bercabang, dan biasanya tumbuh 0,8-1,25 m. Ini menyesuaikan dengan baik untuk ketinggian 3,000-6,000 meter dengan suhu antara 20-21 ° C ( Anonimous,2012).


(52)

2.2 Landasan teori

Peranan Agribisnis dalam suatu negara agraris seperti Indonesia adalah besar sekali. Hal ini disebabkan karena cakupan aspek agribisnis adalah meliputi kaitan dari mulai proses produksi, pengolahan sampai pada pemasaran termasuk didalamnya kegiatan pertanian yang sering kita lihat sekarang adalah peranan pengembangan komoditi pertanian yang terputus – putus.

Prospek pengembangan merupakan suatu peluang dalam memperbaiki ataupun meningkatkan sesuatu, sehingga nilai kegunaannya akan meningkat pula. Aceh dikenal dengan kopi Arabika dan robusta yang hamper keseluruhan produksinya di ekspor ke luar negri. Hasil produksi itu diketahui berasal dari dataran tinggi gayo. Kopi gayo special karena kopi tanpa campuran ini memliki 5 Sertifikat International yang menjamin mutu kopi gayo tersebut (Bathin, 2012).

2.2.1 Konsep Managemen Strategi

Manajemen strategi amat penting bagi suksesnya suatu perusahaan baik kecil maupun besar karena jika dilaksanakan, proses manajemen strategi secara signifikan dapat memperkuat pertumbuhan dan kemakmuran. Menurut David (2002), manajemen strategi didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan untuk merumuskan ,meng implementasikan, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi mampu mencapai obyektifnya.

Manajemen strategi adalah sejumlah keputusan dan tindakan yang mmengaruh pada penyusunan suatu strategi atau sejumlah strategi yang efektif untuk membantu menncapai sasaran perusahaan. Manajemen strategi akan membantu perusahaan dalam melihat ancaman dan


(53)

peluang dimasa yang akan datang sehingga memungkinkan organisasi untuk dapat mengantisipasi kondisi yang selalu berubah.

2.2.2 Analisis SWOT

Analisis Swot adalah identifikasi berbagai factor secara sistematis untuk merumuskan berbagai masalah. Analisis ini didasarkan pada logika yang memaksimalkan kekuatan ( Strength) dan peluang ( Opportunity ). Namun secara bersamaan dapat meminimkan kelemahan (weakness) dan Ancaman ( Threats ) ( Rangkuti 2009 ). Teknik analisis SWOT yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Analisis Internal

Setiap perusahaan perlu menilai kekuatan dan kelemahannya dibandingkan para pesaingnya. Penilaian tersebut dapat didasarkan pada faktor-faktor seperti teknologi, sumber daya finansial, kemampuan kemanufakturan, kekuatan pemasaran, dan basis pelaggan yang dimiliki. Strenght (kekuatan) adalah keahlian dan kelebihan yang dimiliki oleh perusahaan pesaing.

Analisis Kekuatan (Strenght)

Merupakan keadaan perusahaan dalam menghadapi pesaing mempunyai keterbatasan dan kekurangan serta kemampuan menguasai pasar, sumber daya serta keahlian. Jika orang berbicara tentang kelemahan yang terdapat dalam tubuh suatu satuan bisnis, yang dimaksud ialah keterbatasan atau kekurangan dalam hal sumber, keterampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi penampilan kinerja organisasi yang memuaskan. Dalam praktek, berbagai Analisis Kelemahan (Weaknesses)


(54)

keterbatasan dan kekurangan kemampuan tersebut bisa terlihat pada sarana dan prasarana yang dimiliki atau tidak dimiliki, kemampuan manajerial yang rendah, keterampilan pemasaran yang tidak sesuai dengan tuntutan pasar, produk yang tidak atau kurang diminta oleh para pengguna atau calon pengguna dan tingkat perolehan keuntungan yang kurang memadai.

2. Analisis Eksternal

Setiap perusahaan memiliki sumber daya yang membedakan dirinya dari perusahaan lain. Peluang dan terobosan atau keunggulan bersaing tertentu dan beberapa peluang membutuhkan sejumlah besar modal untuk dapat dimanfaatkan. Dipihak lain, perusahaan-perusahaan baru bemunculan. Peluang pemasaran adalah suatu daerah kebutuhan pembeli di mana perusahaan dapat beroperasi secara menguntungkan.

Analisis Peluang (Opportunity)

Ancaman adalah tantangan yang diperlihatkan atau diragukan oleh suatu kecenderungan atau suatu perkembangan yang tidak menguntung-kan dalam lingkungan yang akan menyebabkan kemerosotan kedudukan perusahaan. Pengertian ancaman merupakan kebalikan pengertian peluang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ancaman adalah faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan suatu satuan bisnis.

Analisis Ancaman (Threats)

Jika tidak diatasi, ancaman akan menjadi ganjalan bagi satuan bisnis yang bersangkutan baik untuk masa sekarang maupun di masa depan. Dengan melakukan kedua analisis tersebut maka perusahaan dikenal dengan melakukan analisis SWOT (Kotler, 2000)

Menurut Freddy Rangkuti ( 2009 ) analisis SWOT merupakan analisis identifikasi beberapa faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Proses pengambilan


(55)

usaha. Dengan demikian perencanaan strategis harus menganalisis faktor – faktor strategis perusahaan ( Kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman ) dalam kondisi saat ini.

Proses penyususnan perencanaan strategis melaui tiga ( 3 ) tahap analisis yaitu : 1. Tahap Pengumpulan Data

2. Tahap Analisis

3. Tahap Pengalihan Keputusan

Sebelum melakukan analisis maka diperlukan tahap pengumpulan data yang terdiri dari 3 model yaitu :

A. Matriks Faktor Startegi Internal

Sebelum membuat matriks Faktor Srategi Internal kita perlu mengetahui terlebih dahulu cara – cara penentuan dalam membuat tabel IFAS.

1. Susunlah dalam kolom 1 Faktor – Faktor Internal ( Kekuatan dan Kelemahan )

2. Beri rating masing – masing faktor dalam kolom 2 sesuai besar keciilnya pengaruh yang ada pada faktor strategi internal, mulai dari nilai 4 ( Sangat Baik ), 3 ( Baik ), 2 ( Cukup Baik ), 1 ( Tidak Baik ) terhadap kekuatan dan Nilai “ Rating “ terhadap kelemahan bernilai negatfnya. 3. Beri bobot masing – masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 ( Paling Penting ) sampai 0,0 ( Tidak Penting ) berdasarkan pengaruh faktor – faktoor tersebut terhaap posisi strategis perusahaan. ( Semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00) 4. Kalikan rating pada kolom 2 dengan bobot pada kolom 3 untuk memperoleh scoring dalam kolom 4.

5. Jumlahkan total untuk memperoleh total skor pembobotan bagi usaha yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor – faktor strategi internalnya.


(56)

Hasil identifikasi yang merupakan Kelemhan dan kekuatan, Pembobotan dan total dipindahkan ke tabel Matriks Faktor Strategi Internal untuk dijumlahkan dan kemudian diperbandingkan antara total skor kekuatan dan kelemahan.

Tabel 2 Matriks Faktor Strategi Internal

No, STRENGTH SKOR BOBOT TOTAL

1

2 dst

Total Kekuatan

No Weakness Skor Bobot Total

1 2

TotalKelemahan

Selisish Total Kekuatan – Total Kelemahan = S – W = X

B. Matriks Faktor Startegi Eksternal

Sebelum membuat matriks Faktor Startegi Eksternal kita perlu mengetahui terlebih dahulu cara – cara penentuan dalam membuat tabel EFAS.

1. Susunlah dalam kolom 1 Faktor – Faktor Eksternal ( Peluang dan Ancaman )

2. Beri rating masing – masing faktor dalam kolom 2 sesuai besar keciilnya pengaruh yang ada pada faktor strategi Eksternal, mulai dari nilai 4 ( Sangat Baik ), 3 ( Baik ), 2 ( Cukup Baik ), 1 ( Tidak Baik ) terhadap kekuatan dan Nilai “ Rating “ terhadap kelemahan bernilai negatfnya. 3. Beri bobot masing – masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 ( Paling Penting ) sampai 0,0 ( Tidak Penting ) berdasarkan pengaruh faktor – faktoor tersebut terhaap posisi strategis perusahaan. ( Semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00) 4. Kalikan rating pada kolom 2 dengan bobot pada kolom 3 untuk memperoleh scoring dalam kolom 4.


(57)

5. Jumlahkan total untuk memperoleh total skor pembobotan bagi usaha yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor – faktor strategi Eksternalnya.

Hasil identifikasi yang merupakan Peluang dan Ancaman, Pembobotan dan total dipindahkan ke tabel Matriks Faktor Strategi Eksternal untuk dijumlahkan dan kemudian diperbandingkan antara total skor Peluang dan Ancaman.

Tabel 3 Matriks Faktor Strategi Eksternal untuk

No. Oppurtunity Skor Bobot Total

1

2 dst

Total Peluang

No Threath Skor Bobot Total

1

2 dst

Total tantangan

Selisih Total Peluang – Total Tantangan = O – T = y

C. Matriks Internal Eksternal

Hasil analisis pada tebel IFAS dan EFAS dipetakan pada The Matching Stage. Tujuan tahap ini adalah menghasilkan beberapa alternatif strategi yang layak dengan memadukan faktor internal-eksternal.

Matriks I-E merupakan pemetaan skor total IFE dan EFE yang telah dihasilkan dalam tahap input. Sumbu horisontal pada matriks I-E memperlihatkan total skor pembobotan IFE, sedangkan sumbu vertical menunjukkan total skor IFE .Skors antara 1,00 sampai 1,99 pada sumbu horizontal menunjukkan posisi internal usahaternak yang lemah, posisi 2,00 sampai dengan 2,99 menunjukkan skors rata – rata dan skor 3,00 sampai dengan 4,00 menunjukkan kuatnya posisi internal usahaternak. Pada sumbu vertikal skor 1,00 sampai 1,99 menunjukkan


(58)

dengan 2,99 menunjukkan skors rata – rata dan skor 3,00 sampai dengan 4,00 menunjukkan respon yang tinggi terhadap terhadap lingkungan eksternalnya.

Skor IFE

Kuat Rata - Rata Lemah

I GROWTH

Konsentrasi melalui integrasi

vertical

II GROWTH

Konsentrasi melalui integrasi

Horizontal III RETRENCHMENT Turnaround IV STABILITY Hati – Hati

V GROWTH

Konsentrasi melalui integrasi

Horizontal

SSTABILITY

Tak ada perubahan profit strategi

VI RETRENCHMENT Captive Company atau

divestment VII GROWTH Difersifikasi Konsentrik VII GROWTH Difersifikasi Konglomerat IX RETRENCHMENT Bangkrut atau Likuidasi

Gambar 1. Matriks Internal Eksternal

Diagram tersebut dapat mengidentifikasikan 9 sel strategi usaha, tetapi pada prinsipnya kesembilan sel itu dapat dikelompokkan menjadi 3 strategi utama :

A. Growth Strategy yang merupakan pertumbuhan perusahaan itu sendiri ( sel 1,2 dan 3 ) atau Upaya diversifikasi ( Sel 7 dan 8 )

B. Stability Strategi adalah strategi yang diterapkan tanpa mengubah arah strategi yang

4 3 2 1

2 3


(1)

6. Ayah Khaidir Ridha SH dan Ibunda tersayang Pelex Simbolon SE serta Kepada Keluarga Bibi tercinta Nani Arthanti, Bi Yuni, Pakcik Aji, Pakcik Taufik,Pakcik Hendrik, Pakcik Hakim dan Keluarga serta Kepada Alif Fadillah,Akbar H,A, Fachri A, Erwinsyah, Kiki F.S, Annisa, Siti Sara, Ayunda Pratiwi, Friska E.D Panjaitan, Cindi Melani Goenawan.

7. Keluarga dan Masyarakat di Gayo Lues Nanggroe Aceh Darussalam

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih Jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan Saran yang bersifat membangun dari pembaca untuk perbaikan skripsi ini dikemudian hari. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, April 2013


(2)

DAFTAR ISI

ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR GAMBAR

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ………. 1

1.2 Identifikasi Masalah ………. 6

1.3 Tujuan Penelitian ………. 6

1.4 Kegunaan Penelitian ………. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka ………. 8

2.2 Landasan Teori ………. 12

2.2.1 Konsep Managemen Strategi ………. 12

2.2.2 Analisis SWOT ………. 13

2.2.3 Analisis QSPM ………. 22

2.3 Kerangka Pemikiran ………. 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ………. 24

3.2 Metode Penarikan Sampel ………. 25

3.3 Metode Pengumpulan Data ………. 26

3.4 Metode Analisis Data ………. 27


(3)

BAB IV DESKRIPS DAERAH

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian ……… 31

4.2 Keadaan Penduduk ……… 32

4.3 Sarana dan Prasarana ……… 33

4.4 Pertanian ……… 33

4.5 Karakteristik Petani Sampel ……… 34

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Perkembangan Volume Produksi dan Produktivitas di Kabupaten Gayo Lues ……….. 36

5.2 Hasil Perkembangan Volume Produksi dan Produktivitas di Kecamatan Pantan Cuaca ……… 39

5.3 Analisis Faktor Internal dan Eksternal ……… 41

5.4 Analisis SWOT ……… 59

5.5 Analisis QSPM ……… 65

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ……… 69

6.2 Saran ……… 71

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(4)

DAFTAR TABEL

No Keterangan Halaman

1 Luas Areal Tanam Rata – rata produksi per Ha Kopi Robusta dan Kopi Arabika

5

2 Matriks Faktor Strategi Ekstternal 16

3 Matriks Faktor Strategi Internal 17

4 Luas Usaha dan Produksi Komoditi Kopi Perkebunan Rakyat di Kabupaten Gayo Luas Tahun 2011

24

5 Produksi Kopi Arabika di Kecamatan Pantan Cuaca 25

6 Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin 32

7 Jumlah Petani Berdasarkan Umur 34

8 Luas Lahan yang diusahakan Petani Kopi Arabika 35

9 Luas Lahan dan Produksi Kopi di Kabupaten Gayo Lues 36 10 Luas lahan dan produksi Kopi di Kecamatan Pantan Cuaca 39

11 Hasil Akhir analisis IFAS 53

12 Hasil Akhir analisis EFAS 56

13 Matriks SWOT Pengembangan Usaha Tani Kopi 60

14 Alternatif dan Prioritas Strategi Pengembangan Agribisnis di Desa Cane Baru Kecamatan Pantan Cuaca Kabupaten Gayo Lues

67


(5)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

1 Penentuan Bobot Matriks IFAS 73

2 Penentuan Bobot Matriks EFAS 76

3 Penentuan Rating Matriks IFAS 79

4 Penentuan Rating Matriks EFAS 81

5 Strategi 1 85

6 Strategi 2 91

7 Strategi 3 97

8 Strategi 4 103

9 Strategi 5 109


(6)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

1 Matriks Internal Eksternal 18

2 Matriks SWOT Kearns 22

3 Kerangka Pemikiran 23

4 Skema Alternative Strategi 29

5 Grafik Perkembangan Produksi Kopi di Kabupaten Gayo Lues 26 6 Grafik Perkembangan Produktivitas Kopi di Kabupaten Gayo Lues 27 7 Grafik Perkembangan Produksi Kopi di Kecamatan Pantan Cuaca 39 8 Grafik Perkembangan Produktivitas Kopi di Kecamatan Pantan

Cuaca

40

9 Grafik Matriks Analisis Internal dan Eksternal 59