Perilaku Konsumen Konsep Pemmasaran

konsumen akhir berdasarkan organisasi penjualan barang dan jasa sebagai inti dari distribusi. Berdasarkan definisi-definisi retailing di atas dapat disimpulkan pengertian retailing adalah semua kegiatan bisnis yang melibatkan penjualan barang dan jasa kepada konsumen akhir untuk dipergunakan sebagai keperluan pribadi atau rumah tangga, bukan bisnis.

2.1.5 Fungsi dan Karakteristik Retailing

Fungsi usaha ritel dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan Berman dan Evans, 2001 antara lain: a. Melakukan kegiatan usahanya di lokasi yang nyaman dan mudah di akses pelanggan, seperti di rumah-rumah penduduk. b. Memberikan beragam produk sehingga memungkinkan pelanggan bisa memilih produk yang diinginkan. c. Membagi produk yang besar sehingga dapat dijual dalam kemasan atau ukuran yang kecil. d. Mengubah produk menjadi bentuk yang lebih menarik. Adakalanya untuk meningkatkan penjualan, peritel menggunakan promosi beli satu gratis satu. Dalam hal ini, produk dikemas secara menarik sehingga pelanggan tertarik. e. Menyimpan produk agar tetap tersedia pada harga yang relatif tetap. f. Membantu terjadinya perubahan perpindahan kepemilikan barang, dari produsen ke konsumen. g. Mengakibatkan perpindahan barang melalui sistem distribusi. h. Memberikan informasi tidak hanya ke pelanggan tetapi juga ke pemasok. i. Memberikan jaminan produk, layanan purna jual dan turut menangani keluhan pelanggan. Sedangkan karakteristik retailing Berman dan Evans, 2001, yaitu : a. Small average sale Tingkat penjualan retailing pada toko tersebut relatif kecil, dikarenakan tergetnya merupakan konsumen akhir yang membeli dalam jumlah kecil. b. Impulse Purchase Pembelian yang terjadi dalam retailing sebagian besar merupakan pembelian yang tidak direncanakan. Hal ini yang harus dicermati pengecer, yaitu bagaimana mencari strategi yang tepat untuk memaksimalkan pembelian untuk mengoptimalkan pendapatan. c. Popularity Of Stores Keberhasilan dari retailing sangat tergantung akan popularitas dan image dari toko atau perusahaan. Semakin terkenal toko atau perusahaan maka semakin tinggi pula tingkat kunjungan yang pada akhirnya berdampak pada pendapatan.

2.1.6 Jenis – Jenis Ritel

Badan usaha penjualan eceran sangat beraneka ragam dan bentuk bentuk barupun terus bermunculan. Beberapa pengelompokkan telah ditemukan. Menurut Sujana 2005, tipe bisnis ritel dapat di klasifikasikan berdasarkan :

Dokumen yang terkait

ANALISIS PERBANDINGAN PERSEPSI KONSUMEN RITEL TRADISIONAL DENGAN RITEL MODERN DI KECAMATAN MUNCAR KABUPATEN BANYUWANGI

0 7 93

Dampak pasar ritel modern terhadap pasar dan pedagang ritel tradisional di Kota Tangerang Selatan dan upaya penanggulangannya

3 21 98

DESKRIPSI PERALIHAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK KE PERMAINAN MODERN DI KELURAHAN RAJABASA KECAMATAN RAJABASA KOTA BANDAR LAMPUNG

3 23 57

ANALISIS PENGARUH KEBERADAAN PASAR MODERN (MINIMARKET DAN SUPERMARKET) TERHADAP KEUNTUNGAN USAHA WARUNG TRADISIONAL (Studi Kasus di Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung)

6 45 52

Dampak Kehadiran Pasar Ritel Modern terhadap Omzet Pedagang di Pasar Tradisional Kota Bandar Lampung

0 11 80

ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN RITEL MODERN TERHADAP KEUNTUNGAN USAHA RITEL TRADISIONAL DI DAERAH Analisis Dampak Keberadaan Ritel Modern Terhadap Keuntungan Usaha Ritel Tradisional Di Daerah Gemolong Kecamatan Gemolong.

0 3 13

ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN RITEL MODERN TERHADAP KEUNTUNGAN USAHA RITEL TRADISIONAL DI DAERAH Analisis Dampak Keberadaan Ritel Modern Terhadap Keuntungan Usaha Ritel Tradisional Di Daerah Gemolong Kecamatan Gemolong.

0 2 14

PENDAHULUAN Analisis Dampak Keberadaan Ritel Modern Terhadap Keuntungan Usaha Ritel Tradisional Di Daerah Gemolong Kecamatan Gemolong.

0 2 6

Analisis Persepsi Konsumen Tentang Kualitas Layanan Jasa Ritel Internet (Studi Kasus Pada Mahasiswa).

0 0 23

DAMPAK SOSIAL EKONOMI KEBERADAAN RITEL MODERN BERJARINGAN TERHADAP PEDAGANG RITEL TRADISIONAL DI DESA SRUWEN KECAMATAN TENGARAN

0 0 125