berperan dalam penyelesaian konflik-konflik regional, termasuk konflik Laut Cina Selatan.
C. SOLUSI DAN UPAYA YANG DAPAT DILAKUKAN DALAM
PENYELESAIAN SENGKETA SPRATLY ISLANDS
Oleh karena itu untuk mendapatkan keuntungan bersama, tidak saling merugikan serta menghormati tata cara pergaulan bangsa-bangsa di
dunia sesuai dengan asas-asas Perserikatan Bangsa-Bangsa, ada empat solusi yang bisa ditempuh, yaitu :
1. Keenam negara yang melakukan klaim terhadap Kepulauan Spratly yaitu China,
Taiwan, Vietnam, Malaysia, Brunei dan Filipina perlu duduk bersama dalam meja
perundingan untuk membicarakan penyelesaian konflik batas-batas wilayah perairan
dalam pemanfaatan sumber daya alam seperti gas dan perikanan yang ada di kawasan
Kepulauan Spratly dan sekitarnya.
2. Mengadakan kerjasama seperti melakukan eksplorasi sumber daya gas serta kerjasama dalam bidang perikanan yang saling menguntungkan
dalam memanfaatkan kekayaan yang tersimpan di Kepulauan Spratly,
sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
3. Kerjasama dalam bidang keamanan dalam rangka menjaga keamanan kawasan
regional Asia-Pasifik yang melibatkan seluruh
negara di kawasan ini sehingga pemanfaatan sumber daya alam tersebut dapat berjalan sesuai yang diinginkan.
4. Khusus untuk Vietnam, Malaysia, Brunei serta Filipina yang merupakan anggota
Asean, agar menempuh kebijakan sesuai dengan kesepakatan Asean, dimana segala
bentuk sengketa wilayah antar negara Asean diselesaikan lewat perundingan diplomatik
yang bermartabat saling meghormati dan tidak menyelesaikan konflik dengan perang.
5. Bila kesepakatan tersebut diatas belum tercapai, satu-satunya jalan menyerahkan
konflik tersebut kepada Mahkamah Internasional, sehingga apapun keputusan Mahkamah
Internasional harus diterima oleh keenam negara yang bersengketa.
Apabila keenam negara yaitu China, Taiwan, Vietnam, Malaysia, Brunei dan Filipina berkeinginan untuk segera menyelesaikan
konflik saling klaim kepemilikan atas wilayah Kepulauan Spratly, serta pemanfaatan kekayaannya, maka keempat solusi tersebut harus di
kedepankan, sehingga tidak menimbulkan ketegangan berkepanjangan antar keenam negara tersebut yang bisa mengganggu stabilitas keamanan
kawasan Asia Pasifik.
BAB V
A. KESIMPULAN