b. Jenis metode kontrasepsi yang tidak disarankan bagi penderita HIV AIDS
• Spermisida : tidak diindikasikan untuk perempuan HIV-positif,
maupun untuk perempuan HIV-negatif yang berisiko tinggi HIV, karena dapat meningkatkan risiko penularan HIV.
• Pil, cincin, suntik kombinasi, atau mini-pil, JIKA pada ARV yang
mengandung ritonavir. Perempuan mengambil ARV lain NRTI , NNRTI BISA menggunakan metode ini, jika perempuan memakai
ARV tidak mengandung ritonavir memilih pil, mereka harus mengambil sediaan yang mengandung minimal 30 mikrogram
etinilestradiol. •
IUD, jika wanita mungkin memiliki cervicitis purulen, gonore atau klamidia, atau pengobatan kanker serviks, atau sedang sakit dengan
penyakit terkait AIDS. Seorang wanita dengan AIDS tidak harus menggunakan IUD kecuali dalam penggunaan ARV yang baik. Jika
IUD dimasukkan sebelumnya, maka dapat terus digunakan. •
Semua metode lain dapat digunakan. Umumnya, ARV, antimikroba dan kontrasepsi dapat dilakukan dan tidak bertentangan.
• Beberapa obat antiretroviral PI dan NNRTI dapat menurunkan
efektivitas metode hormonal.
c. Strategi Mencegah kehamilan pada HIV
1 Kondom saja •
cara ini untuk membantu mencegah penularan HIV dan IMS lain selama hubungan vagina atau dubur.
• Efektif untuk mencegah kehamilan bila digunakansecara konsisten
dan benar. 2 Kondom dan metode KB lain
• perlindungan lebih efektif daripada kondom saja
• seks Non-penetratif bukan hubungan seksual. Ada seks penundaan
debut seksual atau berpantang •
Jika kedua pasangan tahu bahwa mereka memiliki HIV, dan saling setia, pasangan ini dapat menggunakan Metode selain kondom
d. Perbandingan efektivitas metode
27
Untuk beberapa metode, efektivitas tergantung pada pengguna. a
Bantuan Mitra •
kondom laki-laki dan vasektomi yang digunakan oleh laki-laki. •
parter sex harus bekerja sama untuk kondom wanita. •
Apakah pasangan menyetujui, membantu, atau bertanggung jawab?
b Metode kb Permanen, jangka panjang, atau jangka pendek
• Sterilisasi dan vasektomi bersifat permanen.
• IUD dan implan bisa tinggal di tempat selama bertahun-tahun jika
diinginkan. c
Perlindungan dari IMS, termasuk HIV •
Hanya kondom pria dan wanita yang membantu melindungi terhadap kehamilan dan IMS HIV-jika digunakan secara
konsisten dan benar. •
Spermisida atau diafragma dengan spermisida: Sebaiknya tidak digunakan oleh perempuan dengan HIV atau yang berisiko tinggi
HIV. •
IUD tidak dapat digunakan jika seorang wanita memiliki HIV, kecuali kondisi klinis ARVnya baik, tidak memiliki servisitis
purulen, gonorrhea atau klamidia, dan tidak berisiko tinggi terhadap infeksi ini. Jika IUD disisipkan sebelumnya, ia bisa terus
digunakan. •
MAL : ASI dapat menularkan HIV kepada bayi, namun risiko ini sangat rendah jika Ibu HIV-positif menggunakanl ARV. ASI
eksklusif juga mengurangi risiko penularan HIV dan meningkatkan kelangsungan hidup bayi.
e. Perkembangan Penelitian