c. Penundaan program promosi bagi karyawan yang bersangkutan pda jabatan yang lebih tinggi.
3. Sanksi disiplin ringan a. Teguran lisan kepada karywan yang bersangkutan
b. Teguran tertulis c. Pernyataan tidak puas secara tertulis
2.2.3 Bentuk-bentuk Disiplin Kerja Terdapat empat perspektif daftar yang menyangkut disiplin kerja, yaitu:
1. Disiplin retributive retributive discipline, yaitu berusaha menghukum orang yang berbuat salah
2. Disiplin korektif corrective discipline, yaitu berusaha membantu karyawan mengkoreksi perilakunya yang tidak tepat
3. Perspektif hak-hak individu individual rights perspective, yaitu berusaha melindungi hak-hak dasar individu selama tindakan-tindakan disipliner
4. Perspektif utilitarian utilitarian perspective, yaitu berfokus kepada penggunaan disiplin hanya pada saat konsekuensi-konsekuensi tindakan disiplin melebihi
dampak-dampak negatifnya Rivai, 2004:444.
2.2.4 Faktor-faktor Disiplin Kerja
Perusahaan sulit mencapai tujuannya, jika karyawan tidak mematuhi peraturan-peraturan yang ada. Disiplin suatu perusahaan dikatakan baik, jika
karyawan mantaati peraturan-peraturan yang ada. Hukuman juga diperlukan dalam
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan disiplin, karena hukuman ini adalah untuk mendidik para karyawan supaya berprilaku mantaati semua peraturan perusahaan.
Peraturan itu sangat diperlukan untuk memberikan bimbingan dan penyuluhan bagi karyawan. Karena dengan tat tertib karywan yang baik, maka semangat
meningkat, moral kerja, efisiensi dan efektivitas kerja karyawan dan masyarakat. Untuk mengetahui lebih jelas tentang disiplin kerja, lebih lanjut menurut
Hasibuan perlu dipahami faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat disiplin karyawan pada suatu perusahaan, adalah:
1. Tujuan dan kemampuan Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi tingkat disiplin karyawan.
Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti bahwa tujuan
pekerjaan yang dibebankan kepada seseorang karyawan harus sesuai dengan kemampuan karyawan bersangkutan. Tetapi jika pekerjaan itu diluar
kemampuannya atau itu jauh dibawah kemampuannya, maka kesungguhan dan disiplin karyawan akan rendah. Di sini letak pentingnya asas the right
man in the right place and the right man in the right job. 2. Balas jasa
Balas jasa gaji dan kesejahteraan ikut mempengaruhi disiplin karyawan, karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan
terhadap perusahaanpekerjaannya. Perusahaan harus memberikan balas jasa yang sesuai. Kedisiplinan karyawan tidak mungkin baik apabila balas jasa
Universitas Sumatera Utara
yang mereka kurang memuaskan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya beserta keluarganya.
3. Teladan pimpinan Dalam menentukan disiplin kerja karyawan maka pimpinan dijadikan teladan
dan panutan oleh para bawahannya. Pimpinan harus member contoh yang baik, berdisiplin baik, jujur, adil serta sesuai kata dengan perbuatan. Pimpinan
harus menyadari bahwa perilakunya akan dicontoh dan diteladani oleh para bawahannya.
4. Keadilan Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan karywan, karena ego dan
sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta diperlakukan sama dengan manusia lainnya. Pimpinan atau manajer yang cakap dalam
kepemimpinannya selalu bersikap adil terhadap semua bawahannya, karena dia menyadari bahwa dengan keadilan yang baik akan menciptakan
kedisiplinan yang baik pula. 5. Waskat
Waskat pengawasan melekat adalah tindakan nyata dan paling efektif dalam mewujudkan kedisiplinan karyawan perusahaan, karena dengan waskat ini,
berarti atasan harus aktif dan langsung mengawasi perliaku, moral, sikap, gairah kerja, dan prestasi kerja bawahannya.
6. Sanksi hukuman
Universitas Sumatera Utara
Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinaan karyawan. Berat ringannya sanksi hukuman yang akan diterapkan ikut mempengaruhi
baik buruknya kedisiplinan karyawan. Sanksi hukuman harus ditetapkan berdasarkan pertimbangan logis, masuk akal dan diinformasikan secara jelas
kepada semua karyawan. Sanksi hukuman hendaknya cukup wajar untuk setiap tingkatan indisipliner, bersifat mendidik dan menjadi alat motivasi
untuk memelihara kedisiplinan dalam perusahaan. 7. Ketegasan
Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi kedisiplinan karyawan perusahaan. Pimpinan harus berani tegas bertindak
untuk menghukum setiap karyawan yang indisipliner sesuai dengan sanksi hukuman yang telah ditetapkan. Dengan demikian, pimpinan akan dapat
memelihara kedisiplinan karyawan perusahaan. 8. Hubungan kemanusiaan
Hubungan kemanusian yang harmonis diantara sesame karyawan ikut menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu perusahaan. Pimpinan atau
manajer harus berusaha menciptakan suasana hubungan kemanusiaan yang serasi serta mengikat, vertikal maupun horizontal di antara semua
karyawannya. Tercipta human relationship yang serasi akan mewujudkan lingkungan dan suasana kerja yang nyaman.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Penelitian Terdahulu