27 dimana :
Q
d
= debit banjir rencana m
3
det C
d
= koefisien debit 0,6 – 0,66
g = percepatan gravitasi 9,8 m
3
det B
1
= lebar peluap bagian bawah m
B
2
= lebar muka air di atas peluap m
h
w
= tinggi air di atas peluap m
w = tinggi jagaan m
h
w
Gambar 2.5. Sketsa tinggi limpasan di atas peluap
2.4.1.4. Tinggi Jagaan
Tinggi jagaan diperhitungkan berdasarkan debit banjir rencana. Tinggi jagaan diperhitungkan untuk menghindari meluapnya aliran air ke samping.
Tinggi jagaan dapat ditentukan berdasarkan debit banjir rencana sesuai dengan Tabel 2.4.
Tabel 2.4. Tinggi Jagaan
Debit Rencana m
3
det Tinggi Jagaan m
Q ≤ 200
200 ≤ Q ≤ 500
Q ≥ 500
0,60 0,80
1,00
dalam Tim Proyek Pengendalian Banjir Lahar Gunung Merapi Yogyakarta, 1988
2.4.1.5. Tebal Mercu
Peluap Main Dam
Tebal mercu peluap harus diperhitungkan terhadap segi stabilitas dan kemungkinan kerusakan akibat hidraulik aliran debris. Mercu berbentuk ambang
lebar. Sebagai pedoman penentuan lebar mercu peluap digunakan Tabel 2.5 di bawah ini :
28
Tabel 2.5. Tebal Mercu Peluap Main Dam
Tebal Mercu b = 1,5 – 2,5 m
b = 3,0 – 4,0 m
Material Pasir dan kerikil atau
kerikil dan batu Batu-batu besar
Hidrologis Kandungan sedimen
sedikit sampai sedimen yang banyak
Debris flow kecil sampai debris flow yang besar
dalam Sosrodarsono, 1985
b
Gambar 2.6. Sketsa tebal mercu peluap main dam
dimana : b = tebal mercu peluap
2.4.1.6. Kedalaman Pondasi Main Dam
Untuk menghitung kedalaman pondasi main dam rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
h
p
= 13 sd 14 h
w
+ h
m
………2.20 dimana :
h
w
= tinggi air di atas peluap m h
m
= tinggi efektif main dam m h
p
= kedalaman pondasi main dam m
29 Sketsa kedalaman pondasi main dam dapat dilihat pada gambar sebagai
berikut :
h
w
h
m
h
p
Gambar 2.7. Sketsa kedalaman pondasi main dam
2.4.1.7. Kemiringan Tubuh
Main Dam
Kemiringan tubuh
main dam, baik kemiringan pada bagian hulu maupun bagian hilir tubuh main dam sangat berpengaruh terhadap kestabilan bangunan.
Biasanya pada pekerjaan sabo dam, kemiringan bagian hilir lebih kecil dari pada bagian hulunya. Hal ini berfungsi untuk menghindari batu-batuan yang melimpas
dari peluap main dam yang dapat menyebabkan abrasi pada bagian hilir main dam.
a. Kemiringan hilir
Kemiringan tubuh main dam bagian hilir didasarkan kecepatan kritis air dan material yang melewati peluap yang diteruskan jatuh bebas secara gravitasi ke
lantai terjun. b. Kemiringan
hulu Kemiringan
hulu main dam dimana H 15 m dihitung dengan rumus
sebagai berikut : 1 +
α m
2
+ [2n + β + 4α + γ + 2αβ ] m – 1 + 3 α + αβ 4n
+
β
+
γ
3 n
β
+
β
2
+ n
2
= 0 ………2.21
dimana : α = h
w
h
d
β
= bh
p
h
d
= h
p
+ h
m
30
γ
=
γ
c
+
γ
w
n = kemiringan di hilir tubuh main dam m = kemiringan di hulu tubuh main dam
γ
c
= berat jenis batu kali kg.cm
2
γ
w
= berat jenis air kgcm
2
h
p
= kedalaman pondasi m h
w
= tinggi air di atas peluap m h
m
= tinggi efektif
main dam m h
d
= tinggi total
main dam m b =
lebar pelim pah m Sketsa kemiringan hulu, kemiringan hilir dan bagian-bagian sabo dam
dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :
ke m
ir in
ga n
hu lu
k em
ir in
g an
h ili
r lubang drainase drip hole
lantai terjun main dam
sub dam
Gambar 2.8. Sketsa bagian-bagian sabo dam
2.4.1.8. Perencanaan Konstruksi Sayap Main Dam