Menentukan Elevasi Mercu Bendung Menentukan Tipe Mercu Bendung

51 2.5.3. KRITERIA PERENCANAAN BENDUNG 2.5.3.1. Perhitungan Hidrolis Bendung

a. Menentukan Elevasi Mercu Bendung

Tinggi bendung adalah perbedaan tinggi elevasi mercu bendung dengan elevasi dasar sungai permukaan lantai depan bendung. Sesuai dengan maksud pembangunan bendung yaitu meninggikan air pada sumbernya sehingga dapat membawa air irigasi ke seluruh daerah irigasi secara gravitasi dan harus dapat memenuhi tinggi air minimum yang diperlukan untuk seluruh areal persawahan yang diairi. Dengan demikian, elevasi mercu bendung ditentukan dengan elevasi tertinggi diantara yang diperlukan oleh sawah tertinggi setelah ditambah seluruh kehilangan energi pada bangunan pengambilan utama, pintu pengambilan dan kantong lumpur. Tinggi bendung P = elevasi–elevasi dasar sungai Rumus lebar efektif bendung dalam Erman dkk, 2002 adalah sebagai berikut : B e = B – 2 n . K p + K a H 1 …...2.52 dimana : B = jarak antar pangkal bendung dan atau tiang m n = jumlah pilar K p = koefisien kontraksi pilar K a = koefisien kontraksi pangkal bendung B s = leber pintu penguras m H 1 = tinggi energi m Tabel 2.9. Harga-harga Koefisien Kontraksi Keterangan Kp Untuk pilar berujung segi empat dengan sudut-sudut yang dibulatkan pada jari-jari yang hampir = 0,1 dari tebal pilar. Untuk pilar berujung bulat. Untuk pilar berujung runcing 0,002 0,010 52 Keterangan Ka Untuk pangkal tembok segi empat dengan tembok hulu 90 o ke arah aliran. Untuk pangkal tembok bulat dengan tembok hulu 90 o ke arah aliran dengan 0,5 r 0,5 H I Untuk pangkal tembok bulat dimana r 0,5 H I dan tembok hulu tidak lebih dari 45 o ke arah aliran 0,20 0,10

b. Menentukan Tipe Mercu Bendung

Dipilih tipe OGEE karena pada mercu tipe OGEE tidak akan terjadi tekanan sub-atmosfir pada permukaan mercu saat bendung mengalirkan air pada debit rencana. Dan untuk debit yang lebih rendah, air akan memberikan tekanan ke bawah pada mercu. Perhitungan mercu bendung OGEE : Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : Q = C d .23. g . 3 2 .B e .H 1 1.5 ………2.53 dimana : Q = debit rencana m 3 det B e = lebar efektif bendung m H 1 = tinggi energi di atas mercu m g = percepatan gravitasi = 9,8 mdet 2 C d = koefisien debit C d = C .C 1 .C 2 ………2.54 koefisien C d adalah hasil dari : - C o yang merupakan konstanta =1,30 - C 1 yang merupakan fungsi ph d dan H 1 - C 2 yang merupakan fungsi pH 1 dan kemiringan muka hulu bendung V = A Q ………2.55 A = B e p + H 1 ………2.56 H d = H 1 – K ………2.57 53 K = g V 2 ………2.58 jadi elevasi diatas mercu = Elevasi +H d ………2.59 untuk dimensi mercu OGEE R 1 = 0,2 H d ………2.60 R 2 = 0,5 H d ………2.61 Koordinat permukaan mercu X n = K . H d n-1 . y ………2.62 c. Perhitungan Kolam Olak Untuk mencari kedalaman kritis dalam Erman dkk, 2002 digunakan rumus sebagai berikut : h c = 3 2 g q ………2.63 dimana : q = debit per lebar satuan m 3 det.m = Q B e h c = kedalaman kritis m g = percepatan gravitasi 9,8 mdet d. Perhitungan Jari-jari Kolam Olakan Untuk mencari jari-jari minimum digunakan rumus sebagai berikut : R min = n . H c ……….2.64 Elevasi energi = elevasi dasar hulu + P + H 1 .………2.65 Elevasi muka air hulu = elevasi mercu + h d ……….2.66 Elevasi mercu = elevasi dasar + P ……….2.67 Elevasi dasar hilir = elevasi mercu – R .min ……….2.68 2.5.3.2. Bangunan Pengambilan a. Mencari Tinggi Bukaan Bangunan Pengambilan Primer Untuk mencari tinggi bukaan pada bangunan pengambilan saluran primer dalam Erman dkk, 2002 digunakan rumus sebagai berikut : z g b a Q n . . 2 . . µ = …..2.69 54 dimana : Q n = debit rencana m 3 det µ = koefisien debit a = tinggi bukaan m b = lebar bukaan m g = gaya gravitasi = 9,8 mdtk 2 z = kehilangan energi m b. Perhitungan Kantong Lumpur Untuk mencari volume kantong lumpur digunakan rumus sebagai berikut : V = 0,0005 . Q n . T ……2.70 dimana : V = volume kantong lumpur mdet Q n = debit rencana m 3 det T = jarak waktu pembilasan det c. Luas Permukaan Rata-rata Kantong Lumpur Untuk mencari luas permukaan rata-rata kantong lumpur digunakan rumus sebagai berikut : A n = Q n V n .……2.71 A n = b + m . h n . h n .........2.72 keliling basah P = b + 2 . h n 2 1 m + …….2.73 jari-jari hidrolis R n = n n Q A ...…..2.74 Penentuan I n kantong sedimen hampir penuh I n = 2 3 2 2 Ks R Vn ..……2.75 dimana : I n = kemiringan kantong lumpur V n = kecepatan aliran mdet K s = koefisien kekasaran manning 55 d. Penentuan I s Pembilasan Kantong Lumpur Kosong Sedimen di atas kantong lumpur berupa pasir kasar, kecepatan aliran untuk pembilasan diambil v s sebesar 1,50 mdet. Q pembilas Q s = 1,20 . Q n ………2.76 A s = Q s V s ………2.77 Lebar dasar b, A s = b. h s .……...2.78 keliling basah P = b + 2 . h s ………2.79 R s = A s P ………2.80 I s = 2 3 2 2 s s s K R V ………2.81 Cek bilangan Froude F r F r = s s h g V . 1 ………2.82 V s = kecepatan pembilasan = 1,5 mdet g = percepatan gravitasi = 9,8 mdet 2 Panjang kantong lumpur L V = 0,5 . b . l + 0,5 I s – I n .L.b ………2.83 I s = kemiringan saluran I n = kemiringan kantong lumpur 2.5.3.3. Bangunan Pembilas Kantong Lumpur Bangunan pembilas kantong lumpur tidak boleh menjadi gangguan selama pembilasan, oleh karena itu tidak boleh tenggelam. Luas basah harus ditambah dengan menambah kedalaman air. B . h s = b nf . h f ………2.84 dimana : B = lebar dasar kantong m h s = kedalaman air pembilas m b nf = lebar bersih bukaan pembilas m h f = kedalaman air pada bukaan pembilas m A f = n + m h 56 Kemiringan saluran yang diperlukan dapat dihitung dengan rumus Strickler : I f = 2 3 2 2 . f s f R K V ………2.85 V f = K s . R f 3 2 . I f 2 1 ………2.86 P f = b + 2h 2 1 m + R f = f f P A ………2.87 dimana : V f = kecepatan aliran pada kantong lumpur mdet K s = koefisien strickler P f = keliling basah saluran kantong lumpur m A f = luas basah saluran kantong lumpur m 2

2.5.3.4. Bangunan Pengambilan Utama Intake

Untuk mencari tinggi bukaan pada bangunan pengambilan utama intake digunakan rumus sebagai berikut : Q = µ . b .a . z g. . 2 ………2.88 dimana : Q = debit rencana = m 3 det µ = koefisien debit 0,8 b = lebar bukaan m a = tinggi bukaan m g = gravitasi = 9,8 mdet 2 z = kehilangan energi m

2.5.3.5. Perhitungan Pintu Penguras

Untuk mencari debit penguras pada bangunan pintu penguras digunakan rumus sebagai berikut : Q = µ .b.p. z g. . 2 ………2.89 57 dimana : Q = debit penguras m 3 det µ = koefisien debit b = lebar pintu m p = tinggi bendung m g = gravitasi = 9,8 mdet 2 z = 13.P h p = tinggi penguras = 23.P m Besar kecepatan penguras v p = z g. . 2 ………2.90 Besar kecepatan kritis v c = 1,50.C.d ………2.91 Agar berfungsi baik v p v c ………2.92 2.5.3.6. Perhitungan Konstruksi Pintu Perhitungan beban yang digunakan adalah sebagai berikut : Lebar pintu m σ kayu = tegangan ijin kayu kgm 2 γ air = berat jenis air = 1 tonm 3 Tekanan hidrostatis pada pintu P = 12. γ .H 2 ……2.93 Momen yang timbul M = 18. q.l 2 ..…..2.94 W = 16.h.t 2 ..…..2.95 ƒ Menentukan tebal pintu Ukuran kayu dapat kita tentukan dengan memakai rumus tegangan ijin sebagai berikut : σ = M W ..…..2.96 ƒ Ukuran Stang Pengangkat Pintu Ukuran stang pengangkat pintu dapat kita tentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut : F stang = ¼. π .d 2 ..…..2.97 Momen Inersia = 164. π . d 2 ..…..2.98 58 a. Akibat gaya tarik pintu bergerak ke atas Perhitungan akibat gaya tarik pintu bergerak ke atas adalah sebagai berikut : Berat pintu + stang G 1 = berat sendiri stang + berat penyambung + berat daun pintu. ....…..2.99 Tekanan air = ½P 1 + P 2 .b.h.air ..…..2.100 Gaya gesek = f gsk .tekanan air .….. 2.101 Total gaya = berat sendiri pintu + gaya gesek ..…..2.102 Kontrol terhadap tegangan adalah dengan rumus sebagai berikut : s F G 1400 Kgcm ………2.103 dimana : G = total gaya ton F s = luas stang pengangkat m 2 b. Akibat gaya tekan pintu bergerak turun Perhitungan akibat gaya tekan pintu bergerak turun adalah sebagai berikut : Gaya angkat pintu = F.P air ..…..2.104 Gaya yang bekerja pada stang G 2 = gaya angkat pintu + gaya gesek pintu ..…..2.105 P ekstra = 14.gaya bekerja pada stang – berat pintu dan stang ....2.106 Total gaya Pk = G 2 -G 1 + pekerja ..…..2.107 Rumus Eulier adalah sebagai berikut : P k = 2 2 . . k L I E π ..…..2.108 L k = ½.L. 2 ..…..2.109 dimana : E = modulus elastis = 2,1.10 6 I = momen inersia m 4 59 L k = panjang tekuk m Alat pengangkat pintu Untuk menentukan alat pengangkat pintu, terlebih dahulu menentukan besarnya gaya angkat pintu dengan rumus sebagai berikut : Gaya angkat pintu K = 4 2 3 1 . . . 2 . . . Z Z L S Z Z G . δ 1 ..…..2.110 dimana : Z 1,2,3,4 = jumlah gigi roda G = jumlah beban S = selisih putaran L = panjang pintu m δ = efisiensi gerak = ϕ α α + tg tg

2.5.3.7. Perhitungan Hidraulik Gradien

Untuk mengecek keamanan terhadap rembesan, digunakan angka rembesan Teori Lane. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : L V + 13.L H c.z ..…..2.111 dimana : L V = panjang rembesan vertikal m L H = panjang rembesan horizontal m C = creep zone = 5 pasir kasar Z = beda tinggi tekan air di hulu dan hilir bendung m ƒ Kontrol terhadap gerusan Untuk cek pengaruh gerusan di hilir pintu bendung digunakan rumus Lacey dalam Suripin, 2002 adalah sebagai berikut : R = 0,47 Qf ..….. 2.112 dimana : R = kedalaman gerusan terhadap elevasi muka banjir m Q = debit air m 3 dtk 60 F = faktor lumpur Lacey

2.5.3.8. Stabilitas Bendung a. Gaya-gaya akibat berat sendiri konstruksi

Gaya-gaya akibat berat sendiri konstruksi dengan asumsi bentuk bendung di bawah ini adalah sebagai berikut : G G 2 G 4 G 6 G 7 G 8 G 3 G 5 Gambar 2.16. Gaya akibat berat sendiri Rumus yang digunakan dalam Sosrodarsono dkk, 1985 adalah sebagai berikut : G = V. γ ..…..2.113 dimana : G = berat konstruksi ton V = volume konstruksi m 3 γ = berat jenis pasangan = 2,35 tonm 3

b. Gaya akibat tekanan Lumpur

Dokumen yang terkait

PERENCANAAN SABO DAM KALI PUTIH (KM 16,7) KABUPATEN MAGELANG JAWA TENGAH - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 7

PERENCANAAN ULANG SABO DAM PA-C3 KALI PABELAN MAGELANG, JAWA TENGAH - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 1

PERENCANAAN SABO DAM DAN BENDUNG DI KALI PUTIH KABUPATEN MAGELANG PROPINSI JAWA TENGAH - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 1

PERENCANAAN SABO DAM DAN BENDUNG DI KALI PUTIH KABUPATEN MAGELANG PROPINSI JAWA TENGAH - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 15

PERENCANAAN SABO DAM DAN BENDUNG DI KALI PUTIH KABUPATEN MAGELANG PROPINSI JAWA TENGAH - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 1 6

PERENCANAAN SABO DAM DAN BENDUNG DI KALI PUTIH KABUPATEN MAGELANG PROPINSI JAWA TENGAH - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

1 3 9

PERENCANAAN SABO DAM DAN BENDUNG DI KALI PUTIH KABUPATEN MAGELANG PROPINSI JAWA TENGAH - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 50

PERENCANAAN SABO DAM DAN BENDUNG DI KALI PUTIH KABUPATEN MAGELANG PROPINSI JAWA TENGAH - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 91

PERENCANAAN SABO DAM DAN BENDUNG DI KALI PUTIH KABUPATEN MAGELANG PROPINSI JAWA TENGAH - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 2

PERENCANAAN SABO DAM DAN BENDUNG DI KALI PUTIH KABUPATEN MAGELANG PROPINSI JAWA TENGAH - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 1 1